kista ovarium

60
LAPORAN STUDI KASUS STASE OBSTETRI RUMAH SAKIT ISLAM UNISMA UPAYA PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA TERHADAP Ny.T DALAM MENANGANI PERMASALAHAN Kista ovarium Disusun untuk Memenuhi Tugas Clerkship Oleh: Ivan Choirul Wiza (210.121.0030) Pembimbing: dr. Faishol taufiqi KEPANITERAAN KLINIK MADYA

Upload: choirul-wiza

Post on 05-Dec-2015

51 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kista ovarium

TRANSCRIPT

Page 1: kista ovarium

LAPORAN STUDI KASUS STASE OBSTETRI

RUMAH SAKIT ISLAM UNISMA

UPAYA PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA TERHADAP Ny.T

DALAM MENANGANI PERMASALAHAN

Kista ovarium

Disusun untuk Memenuhi Tugas Clerkship

Oleh:

Ivan Choirul Wiza (210.121.0030)

Pembimbing:

dr. Faishol taufiqi

KEPANITERAAN KLINIK MADYA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2015

Page 2: kista ovarium

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta

inayah-Nya kepada penyusun sehingga Laporan Studi Kasus Stase obgin yang berjudul

“Upaya Pendekatan Kedokteran Keluarga terhadap Ny.T dalam Menangani Permasalahan

kista ovarium” ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana yang diharapkan.

Tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai ujian kasus guna memenuhi tugas

Clerkship serta melatih keterampilan klinis dan komunikasi dalam menangani kasus

kedokteran keluarga secara holistik dan komprehensif.

Penyusun menyadari bahwa laporan makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu,

saran dan kritik dari para dosen dan pembaca sangat diharapkan demi perbaikan laporan ini.

Atas saran dan kritik dosen dan pembaca, penyusun ucapkan terima kasih.

Semoga Laporan Studi Kasus ini bermanfaat bagi dosen, penyusun, pembaca serta

rekan-rekan lain yang membutuhkan demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di bidang

kedokteran.

Penyusun

Page 3: kista ovarium

2

DAFTAR ISI

1. Judul

2. Kata Pengantar .................................................................................................1

3. Daftar Isi ..........................................................................................................2

4. BAB I : Pendahuluan

Latar Belakang...........................................................................................3

Tujuan........................................................................................................3

Manfaat......................................................................................................4

5. BAB II : Laporan Kasus

Identitas Penderita......................................................................................4

Anamnesa...................................................................................................4

Anamnesa Sistem.......................................................................................5

Pemeriksaan Fisik......................................................................................5

Pemeriksaan Penunjang.............................................................................7

Resume.......................................................................................................9

Diagnosis Holistik......................................................................................9

Penatalaksanaan Holistik...........................................................................9

Follow Up dan Flow Sheet.......................................................................13

6. BAB III : Pembahasan Aspek Kedokteran Keluarga

Identifikasi Keluarga................................................................................15

Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan....................20

Daftar Masalah.........................................................................................20

7. BAB IV : Tinjauan Pustaka

Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Wanita...................................38

Kista Ovarium..........................................................................................34

8. BAB V : Pembahasan

Dasar Penegakan Diagnosa......................................................................33

Dasar Rencana Penatalaksanaan..............................................................34

9. BAB VI : Penutup

Kesimpulan Holistik................................................................................40

10. Daftar Pustaka.................................................................................................38

Page 4: kista ovarium

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Secara normal sering terjadi kista (kantong yang berisi cairan) dengan ukuran yang kecil

pada kedua indung telur. Pada umumnya kista ini tidak mengganggu dan akan hilang dengan

sendirinya. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium (indung telur) disebut kista

ovarium atau tumor ovarium.11

Kista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian mana saja

dari tubuh. Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe kista ovarium yang

paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya terbentuk selama siklus menstruasi

normal. Setiap bulan, ovarium seorang wanita tumbuh kista kecil yang menahan sel

telur.Ketika sebuah sel telur matur, kantung membuka untuk mengeluarkan sel telur,

sehingga dapat berjalan melewati tuba falopii untuk melakukan fertilisasi. Kemudian kantung

pecah.7, 9,

Kista bisa bervariasi ukurannya serta terdapat berbagai macam jenis kista ovarium.

Kebanyakan kista jinak (bukan kanker), sementara sebagian kecil lainnya bisa berupa kista

yang ganas (kanker).

Kista ovarium akan memicu timbulnya ganggaun lain, tidak menutup kemungkinan kanker

ovarium. Kista ovarium merupakan 6 kasus tumor terbanyak dan merupakan penyebab

kematian oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi kista

ovarium, rata-rata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi)

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengangkat kasus ini sebagai

pembelajaran dalam upaya pendekatan kedokteran keluarga terhadap penanganan

permasalahan penyakit kista ovarium

1.2 TUJUAN

Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk melatih keterampilan klinis dan komunikasi

dalam menangani kasus kehamilan, khususnya kista ovarium yang terjadi pada Ny.T, dengan

upaya pendekatan kedokteran keluarga yang bersifat holistik dan komprehensif.

1.3 MANFAAT

Manfaat laporan ini adalah sebagai media pembelajaran dan evaluasi dalam penanganan

serta pencegahan kasus kista ovarium serta pencegahan terhadap terjadinya komplikasi yaitu

mengancam keselamatan pasien.

Page 5: kista ovarium

4

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 IDENTITAS PENDERITA

Identitas pribadi :

Nama penderita : Ny. T

Umur penderita : 38 tahun

Alamat : Jln terusan Mergan

Jenis kelamin ; perempuan

Pekerjaan : swasta

Pendidikan penderita : sarjana

Agama : islam

Suku : jawa

Status perkawaninan : menikah

Nama : Tn. A

Umur : 50 tahun

Pekerjaan : Swasta

Pendidikan : Sarjana

Agama : Islam

Suku : Jawa

2.2 ANAMNESA

1. Keluhan utama : Pendarahan dari semalam

Harapan : pendarahan segera menghilang

Kekhawatiran : tetap timbul pendarahan

Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengatakan sekitar ±2 bulan yang lalu

mengalami menstruasi yang tidak teratur. Kemudian Pasien memeriksakan keluhan

menstruasi tersebut ke dokter spesialis kandungan sekitar 2 minggu yang lalu dan setelah

dilakukan pemeriksaan USG didapatkan pembesaran kista dan disarankan untuk dioperasi.

Kemudian kemarin terjadi pendarahan dari jam 11 malam sampai pagi sehingga pasien

datang berobat ke Rumah sakit.

2. Riwayat menstruasi : pasien menstruasi pertama kali usia 14 tahun. Siklus menstruasi

normal 28 hari. Teratur setiap bulan. Sekitar 2 bulan ini menstruasi tidak teratur

3. Riwayat seksual dan kontrasepsi: sekitar 3 tahun yang lalu menggunakan steril

4. Riwayat Penyakit Dahulu: hipertensi (-), diabetes mellitus (-)

Page 6: kista ovarium

5

5. Riwayat Penyakit Keluarga : saudara perempuan menderita kista ovarium dan telah

operasi pengangkatan rahim.

6. Riwayat imunisasi: -

7. Riwayat pengobatan: pada saat periksa datang pertama diberi resep premolut

8. Riwayat Gizi : pasien makan secara rutin 3x sehari dengan lauk pauk yang bervariasi

setiap harinya yaitu telor, tahu atau tempe, ayam dan kadang daging.

9. Riwayat Kebiasaan dan gaya hidup :

Riwayat merokok (-)

Riwayat minum alkohol, berkarbonasi, dan kopi (-)

Riwayat olahraga: jarang berolahraga

Riwayat pengisian waktu luang: menonton televisi dan kadang-kadang jalan-jalan

10. Keadaan lingkungan: keadaan rumah dan lingkungan rumah Ny.T terkesan bagus dan

bersih, berjarak dekat dengan rumah tetangga

2.3 ANAMNESA SISTEM

1. Kulit : kulit gatal (-), bintik merah di kulit (-)

2. Kepala : sakit kepala (-), rombut rontok (-), luka (-), benjolan (-)

3. Mata : merah (-/-)

4. Hidung : tersumbat (-/-), mimisan (-/-), cairan (-/-)

5. Telinga : cairan (-/-), nyeri(-/-)

6. Mulut : sariawan (-), mulut kering (-)

7. Tenggorokan : nyeri menelan (-), suara serak (-)

8. Pernafasan : sesak nafas (-), batuk (-), mengi (-)

9. Kardiovaskuler : nyeri dada (-), berdebar-debar (-)

10. Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), diare (-), nyeri perut bawah dan pinggul

(+),BAB lancar

11. Genitourinaria : nyeri kencing (-)

12. Neurologik : lumpuh (-),kaki kesemutan(-),kejang (-)

13. Psikiatrik : emosi stabil (+), mudah marah (-)

14. Muskolokeletal : kaku sendi (-), nyeri sendi pinggul (-), nyeri otot (-)

15. Ekstremitas atas : bengkak (-/-), sakit (-/-), telapak pucat (-/-), kebiruan (-/-), luka (-/-)

Ekstremitas bawah : bengkak(-/-), sakit(-/-), telapak pucat (-/-), kebiruan (-/-), luka (-/-)

2.4 PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum :, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan baik.

2. Tanda vital : BP = 120/80 mmHg

Page 7: kista ovarium

6

To = 36,0 oC

HR = 89x/mnt

RR = 19x/mnt

3. Kepala dan wajah : bentuk kepala mesocephal, luka (-), keriput (-), warna kulit kuning,

papul (-), nodul (-), makula (-)

4. Mata : warna kelopak putih, radang (-/-), eksoftalmus (-), strabismus (-)

5. Hidung : nafas cuping hidung (-/-), rhinorrhea (-/-), epistaksis (-), deformitas hidung(-)

6. Mulut : mukosa bibir pucat (-), sianosis bibir (-)

7. Telinga : otorrhea (-/-), kedua cuping teling normal

8. Leher : lesi kulit (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB (-)

9. Thorax : bentuk normal, simetris

Cor :

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis kuat angkat

Perkusi : batas kiri atas : SIC II LPSS

Batas kanan atas : SIC II LPSD

Batas kiri bawah : SIC V 1 cm lateral LMCS

Batas kanan bawah : SIC IV LPSD

Batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal, regular

Pulmo :

Inspeksi : pengembangan dada kanan sama dengan dada kiri

Palpasi : fremitus taktil kiri sama dengan kanan

Perkusi : sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi : + + - - - -

suara dasar vesikuler + wheezing - - ronkhi basah & kering - -

+ + - - - -

10. Abdomen

Inspeksi : bentuk simetris, tidak terlihat cembung

Palpasi : supel, hepar dan lien tdk teraba, turgor baik, nyeri tekan suprapubic (-), nyeri

tekan mc burney (-)

Perkusi : timpani seluruh lapangan perut

Auskultasi : peristaltik (+) normal

Page 8: kista ovarium

7

11. System Collumna Vertebralis:

Inspeksi : skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-)

13. Ekstremitas : palmar eritem (-)

Akral dingin Oedem

L : deformitas (-), luka (-)

F : nyeri tekan (-), krepitasi (-)

M: normal

12. Sistem genitalia : menstruasi (+), DBN

13. Pemeriksaan neurologis:

kesadaran : composmentis

fungsi sensorik

fungsi motorik

Kekuatan tonus Ref.Fisiologi Ref.Patologis

14. Pemeriksaan Gynekologi :

Inspeksi : perut bawah tampak normal

Palpasi : teraba massa sebesar (± 8cm).

15. Pemeriksaan Obstetri

TFU : tidak teraba

2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG :

Pada adneksa kanan nampak adanya massa kistik ukuran 14x5,34

- DL :

Hb : 14,7 g/dl

Hematokrit : 43,5 %

Leukosit : 8.22 ribu/ul

- -

- -

- -

- -

N N

N N

5 5

5 5

N N

N N

N N

N N

- -

- -

Page 9: kista ovarium

8

Trombosit : 249 ribu/ul

Eritrosit : 5,01 juta/ul

Pdw : 13,0

Rdw-cw : 14,6 %

MPV : mpv 7,74

Pct : 0,2 %

MCV : 86,8 FL

MCH : 29,3 %

MCHC : 33,7 %

Basofil : 0,8 %

Eosinofil : 3,1 %

Limfosit : 36,3 %

Monosit : 4,7 %

Netrofil : 55,1 %

Large imm cell :0,6 %

Atyp. Limfosit : 0,1 %

Jumlah total sel

Lymfosit :2,98 ribu/ul

Total basofil : 0,07 ribu/ul

Total monosit : 0,39 ribu/ul

Total eosinofil : 0,25 ribu/ul

Total neutrofil : 4,53 ribu/ul

Total large imm cell : 0,05 ribu/ul

Total atyp limfosit : 0,75 ribu/ul

UL :

Warna : Kuning agak keruh

PH : 6,1

Albumin : negatif

Reduksi : negatif

Bilirubin : negatif

Urobilinogen : negatif

Keton : negatif

Erytrosit : 73-80

Page 10: kista ovarium

9

Leukosit : 5-7

Cristal : negatif

Bakteri : +

Homeostatis

Waktu perdarahan : 1 menit

Waktu pembekuan : 2 menit 30 detik

Darah byosintesi A5 spesimen darah

Darah sesaat : 96 mg/dl

2.6. RESUME

a) Anamnesis :

Pasien mengatakan sekitar ±2 bulan yang lalu mengalami menstruasi yang tidak teratur.

Kemudian Pasien memeriksakan keluhan menstruasi tersebut ke dokter spesialis

kandungan sekitar 2 minggu yang lalu dan setelah dilakukan pemeriksaan USG

didapatkan pembesaran kista dan disarankan untuk dioperasi. Kemudian kemarin terjadi

pendarahan dari jam 11 malam sampai pagi sehingga pasien datang berobat ke Rumah

sakit.

b) Pemeriksaan Fisik :

VT : teraba massa sebesar (± 8cm).

c) Pemeriksaan Penunjang :

USG :

Pada adneksa kanan tampak masa kistik ukuran 14x5,34

2.7 DIAGNOSA HOLISTIK

1. Diagnosis dari segi biologis :

Kista ovarium

2. Diagnosis dari segi psikologis :

Ny.T dan suami merasa sedih atas sakit yang sering dialami Ny.T. Namun setelah

dialkukan operasi pengangkatan kista, diharapkan kondisi Ny.T jauh lebih baik dari

keadaan sbelumnya.

3. Diagnosis dari segi sosial dan ekonomi :

Kondisi ekonomi termasuk dalam keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke

atas. Biaya hidup tanggung secara bersama. Penghasilan Ny.T dan suami cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan dalam aspek sosial Ny.T dan keluarga

tidak didapatkan masalah. Ny.T tinggal bersama suami dan kedua anaknya di

lingkungan yang bersih dan memiliki interaksi baik antar tetangga.

Page 11: kista ovarium

10

2.8 PENATALAKSANAAN HOLISTIK

Penatalaksanaan kista ovarium

Histrektomi merupakan pengangkatan rahim atau uterus adalah suatu prosedur operatif

dimana seluruh organ dari uterus diangkat.

a. Infus RL .

Cara Kerja: keunggulan terpenting dari larutan Ringer Laktat adalah komposisi

elektrolit dan konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang dikandung cairan

ekstraseluler. Natrium merupakan kation utama dari plasma darah dan menentukan

tekanan osmotik. Klorida merupakan anion utama di plasma darah. Kalium

merupakan kation terpenting di intraseluler dan berfungsi untuk konduksi saraf dan

otot. Elektrolit-elektrolit ini dibutuhkan untuk menggantikan kehilangan cairan pada

dehidrasi dan syok hipovolemik termasuk syok perdarahan.

Indikasi : mengembalikan keseimbangan elektrolit pada keadaan dehidrasi dan syok

hipovolemik. Ringer laktat menjadi kurang disukai karena menyebabkan

hiperkloremia dan asidosis metabolik, karena akan menyebabkan penumpukan asam

laktat yang tinggi akibat metabolisme anaerob.

Kontraindikasi : hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati, asidosis laktat.

Adverse Reaction : edema jaringan pada penggunaan volume yang besar, biasanya

paru-paru.

Peringatan dan Perhatian : ”Not for use in the treatment of lactic acidosis”. Hati-

hati pemberian pada penderita edema perifer pulmoner, heart failure/impaired renal

function & pre-eklamsia.

b. Ceftriaxon

Indikasi: pengobatan infeksi saluran pernafasan bawah, kulit dan struktur kulit,

tulang dan sendi, saluran kemih; pengobatan penyakit radang panggul, infeksi intra-

abdomen, gonore, meningitis dan septicemia karena rentan mikroorganisme;

profilaksis sebelum operasi.

Kontraindikasi: hipersensitifitas terhadap golongan sefalosporin

Efek samping

Gastrointestinal: mual, muntah, diare, kolitis, termasuk pseudomembranosa

kolitis.

Saluran kemih: ginjal disfungsi, piuria, disuria, reversibel nefritis interstisial,

hematuria, beracun nefropati, kencing gips.

Page 12: kista ovarium

11

Darah: eosinophilia, neutropenia, lymphocytosis, leukositosis,

trombositopenia, penurunan fungsi platelet, anemia, aplastic anemia, perdarahan.

Hepar: hepatic disfungsi, penyakit kuning, abnormal hasil tes fungsi hati.

Lain-lain: Hipersensitivitas, termasuk sindrom Stevens-Johnson, eritema

multiforme, toksik epidermal necrolysis; Candida berlebih; serum penyakit-seperti

reaksi (misalnya, ruam kulit, polyarthritis; arthralgia, demam); radang urat darah,

thrombophlebitis dan nyeri di tempat injeksi.

Mekanisme kerja:

Menghambat sintesis mukopeptide di dinding sel bakteri.

C. Asam mefenamat

Indikasi:Dapat menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan sampai sedang

sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena

trauma, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi, nyeri pada persalinan.

Efek samping: Dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara lain iritasi lambung, kolik

usus, mual, muntah dan diare, rasa mengantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan

kabur,vertigo,dispepsia.

Kontraindikas Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan

hipersensiti fterhadap asam mefenamat. Pemakaian secara hati-hati pada penderita

penyakit ginjal atau hati dan peradangan saluran cerna.

Menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja isoenzim COX-1 &

COX-2. Kerja Asam mefenamat adalah seperti obat golongan AINS lain yaitu

menghambat sintesa Prostaglandin dengan menghambat kerja enzim

cyclooxygenase/PGHS (COX-1 & COX-2). Efek anti inflamasi, analgetik &

antipiretik merupakan dipercaya dari kerja menghambat COX-2. Efek anti inflamasi

mungkin juga dihasilkan dari kerja menghambat biosintesis dari mukopolisakarida.

Efek antipiretik diduga akibat hambatan sintesa prostaglandin di CNS.

2.9 FOLLOW UP

Nama : Ny.T

Diagnosis : kista ovarium

26 july 2015

S : pendarahan dari malam sebanyak 5 softex

O : T = 120/80 mmHg,N = 80 x/menit,S = 36,5⁰C, RR = 18 x/menit

Page 13: kista ovarium

12

A = kista ovarium

P = 1. Observasi tanda vital

2. observasi pendarahan

26-july-2015

S : pendarahan dari semalam

O : T = 120/80 mmHg, Nyeri (+)

A = kista ovarium

P = 1. Injeksi RL

2. cefriaxone 2x1

26-july-2015

S : pasca laparotomi

O : T = 120/80 mmHg

A = post histerektomi supra vaginal dan salpingektomi

P = 1. Ceftriaxone 1 gr IV

2.Asam mefenamat 3 x 500

3. observasi tensi, nadi, RR

27-july-2015

S : nyeri luka operasi berkurang. Mual (-)

O : T = 110/80 mmHg, N=80, suhu=370c, terpasang infu RD 5, terpasang cateter

A = post histrektomi supra vaginal dan salpingektomi

P = 1.observasi keadaan umum, tanda tanda vital, skala nyeri

2.ajari ibu untuk mobilisasi bertahap

3. anjurkan untuk menghabiskan nutrisi yang dianjurkan oleh RS

4. berikan terapi sesuai jadwal

27-july-2015

S : nyeri luka operasi (+)

O : T = 110/70 mmhg nadi 89, suhu 36,5 0c,

A = post histerektomi supra vaginal dan salpingektomi

P = 1. Asam mefenamat 3x 500

2. Sulfous Ferous 1x1

28-july-2015

S : nyeri luka operasi (+) .buat duduk masih nyeri

Page 14: kista ovarium

13

O : T = 120/80 mmhg nadi 80, suhu 36,70c, mobilisasi setengah duduk

A = hysterectomy hari ke 1

P = 1. Bantu dengan motivasi ibu untuk mobilisasi

2. Observasi tanda tanda vital

3. berikan obat sesuai dengan terapi

28-juli-2015

S : nyeri luka operasi (+)

O : T= 110/70

A : post histerektomi supra vaginal dan salpingektomi

P : 1. Asam mefenamat 3x500

2. Sulfus ferous 1x1

3. Besok rawat luka

29-juli-2015

S : nyeri luka operasi masi ada

O : T=110/80 , N=80, Suhu 36,50c, mobilisasi (+) rawat luka (+)

A : Hysterectomy hari ke 2

P : 1. KIE cara minum obat

BAB III

PEMBAHASAN ASPEK KEDOKTERAN KELUARGA

Page 15: kista ovarium

14

3.1 IDENTIFIKASI KELUARGA

3.1.1 Profil Keluarga

A. Karakteristik Demografi Keluarga

Tanggal kunjungan MRS pertama : 26-juli-2015

Nama kepala keluarga : Tn.A

Alamat : Jl.Terusan mergan

Bentuk Keluarga : nuclear family

Struktur Komposisi Keluarga :

Tabel: Daftar anggota keluarga

No Nama Kedudukan L/

P

Umur Pendidika

n

Pekerjaan Pasie

n

klinik

Ket.

1 Tn.A Kepala

keluarga

L 50 th S1 Karyawan

wiraswasta

Tidak

2 Ny.T Ibu P 44 h S1 Karyawan

swasta

Ya Kista

ovarium

3 An.B Anak ke-1 p 24 th Sarjana swasta Tidak

4 An.H Anak ke-2 P 18 th Sma Pelajar Tidak

Sumber: data primer, 01-agustus-2015

Kesimpulan : Keluarga Tn.A adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal

dalam satu rumah. Terdapat satu orang yang sakit yaitu Ny.T usia 44 tahun yang mengalami

Kista Ovarium. Dalam hal ini, pembiayaan kesehatan Ny.T menggunakan BPJS.

B. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

Lingkungan tempat tinggal

Tabel: Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah : menumpang/kontrak/hibah/milik sendiri

Daerah perumahan : kumuh/padat bersih/berjauhan/mewah

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas tanah : 10x12 m2, luas bangunan: 8 x 10 m2 Keadaan rumah

Ny.T tergolong Jumlah penghuni dalam satu rumah : 4 orang

Page 16: kista ovarium

15

baik dan sehat.

Memiliki halaman

yang cukup luas

dan pencahayaan

serta ventilasi yang

memadai.

Jarak antar rumah : 3m (depan), 0,5m (samping), 0,5m (belakang)

Rumah 1 lantai

Lantai rumah: bertekel

Dinding rumah: tembok bata, tinggi, dicat

Jamban keluarga : ada 2

Kamar mandi : ada 2

Dapur : ada 1, di bagian belakang

Tempat bermain : teras depan rumah

Penerangan listrik : lampu @ 25 watt x 10buah lampu = 250 watt

Pencahayaan : cukup (terdapat minimal 2 jendela di setiap kamar, ruang tamu

ada 6 jendela)

Ketersediaan air bersih : PDAM

Kondisi umum rumah : kondisi rumah terkesan cukup bersih dengan halaman

yang cukup luas.

Tempat pembuangan sampah : di depan rumah dan setiap pagi dibuang ke

tempat pembuangan akhir (TPA) oleh petugas kebersihan

Denah rumah keluarga Ny.T :

Page 17: kista ovarium

16

3.1.2 Identifikasi Fungsi-Fungsi dalam Keluarga

A. Fungsi Holistik

1. Fungsi biologis

Ny.T mengalami kista ovarium

2. Fungsi Psikologis

Ny.T dan suami merasa sedih atas sakit yang serig dialami Ny.T. Namun setelah

dilakukan operasi pengangkatan kista, diharapkan kondisi Ny.T jauh lebih baik dari

keadaan sbelumnya.

3. Fungsi Sosial dan Ekonomi

Kondisi ekonomi termasuk dalam keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke

atas. Biaya hidup di tanggung bersama. Penghasilan Ny.T dan suami cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan dalam aspek sosial Ny.T dan keluarga

tidak didapatkan masalah. Ny.T tinggal bersama suami dan kedua anaknya di

lingkungan yang bersih dan memiliki interaksi baik antar tetangga.

B. Fungsi Fisiologis dengan APGAR Score

Adaptation : kemampuan anggota keluarga beradaptasi dengan anggota keluarga

yang lain, serta penerimaan, dukungan, dan saran dari anggota keluarga yang lain.

Partnership : menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara

anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut

Growth : menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan

anggota keluarga tersebut

Affection : menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi anggota keluarga

Resolve : menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan

waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.

Penilaian :

o Hampir selalu : 2 poin

o Kadang – kadang : 1 poin

o Hampir tak pernah : 0 poin

Penyimpulan :

o Nilai rata-rata < 5 : kurang

o Nilai rata-rata 6-7 : cukup/sedang

o Nilai rata-rata 8-10 : baik

o

Page 18: kista ovarium

17

Tabel: APGAR score Tn. A (50tahun)

APGAR Tn.I terhadap keluarga 2 1 0

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga bila menghadapi masalah √

P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya √

G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama √

Tabel: APGAR score Ny.T (44 tahun)

APGAR Ny. S terhadap keluarga 2 1 0

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga bila menghadapi masalah √

P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya √

G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama √

Tabel: APGAR score An.B (24 tahun)

APGAR An.B terhadap keluarga 2 1 0

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga bila menghadapi masalah √

P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya √

G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama √

Page 19: kista ovarium

18

Tabel: APGAR score An.H (18 tahun)

APGAR Ny. S terhadap keluarga 2 1 0

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga bila menghadapi masalah √

P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya √

G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama √

Total APGAR score keluarga Ny.T = 40

Total APGAR score keluarga Ny.T = (40) : 2 = 10

Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Ny.T baik

C. Fungsi Patologis dengan Alat SCREEM Score

Fungsi patologis keluarga Ny.T dinilai menggunakan alat S.C.R.E.E.M sebagai berikut:

Tabel: SCREEM keluarga Ny.T

Sumber Patologis

Social Fungsi sosial Ny.S dan keluarga tidak terdapat masalah. Ny.S tinggal

bersama suami di lingkungan perumahan yang padat dan bersih. Ny.S dan

keluarga sering berinteraksi denga baik dengan keluarga

-

Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa, bahasa Jawa, serta bahasa Indonesia

secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan orang lain dikehidupan

sehari-hari. Anggota keluarga juga telah mengikuti perubahan zaman dan

tergolong modern.

-

Religious Fungsi agama keluarga Ny.S tergolong bagus. -

Economic Penghasilan keluarga yang relatif cukup. -

Educational Ny.S dan suaminya juga mengaku kurang pengetahuan, pemahaman dan

pengalaman mengenai permasalahan yang saat ini dihadapi.+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga Ny.T pergi ke RSI dan

sering memeriksakan diri jika sakit.. Dalam membiayai pelayanan

kesehatan menggunakan BPJS.

-

Page 20: kista ovarium

19

Kesimpulan : Terdapat satu fungsi dalam keluarga Ny.T yang masih dalam keadaan kurang

baik yaitu fungsi edukasional.

D. Genogram dalam Keluarga

E. Informasi Pola Interaksi Keluarga

Keterangan:

: hubungan baik : laki-laki : pasien

: hubungan kurang baik : perempuan

Kesimpulan : Hubungan antara Ny.T dengan keluarganya berjalan baik.

Ny. T Tn.A

An.BAn.H

Page 21: kista ovarium

20

3.2 IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

3.2.1 Diagram Faktor Perilaku dan Non Perilaku

5.3 DAFTAR MASALAH

5.3.1 Diagram Permasalahan Keluarga

Pengetahuan: Ny. T & suami mengaku kurang pengetahuan, pemahaman & pengalaman mengenai permasalahan yang saat ini dihadapi

Sikap: Sikap keluarga terhadap kondisi Ny.T cukup baik. Keluarga sangat memperhatikan keluhan yg dirasakan Ny.T.Keluarga pasien maupun keluarga suami bergiliran menjaga pasien saat dirawat di RS.

Tindakan: Keluarga Ny.T termasuk cepat tanggap & siaga sat terjadi pendarahan yang mulai memberat. Keluarga pasien segera membawa Ny.T ke RSI untuk mendapatkan penanganan segera.

Lingkungan: Lingkungan tergolong bersih dan sehat. Ny.S tinggal bersama suami dan sering berinteraksi dengan baik dengan tetangganya.

Pelayanan kesehatan: Ny.T dan keluarga pergi ke RSI & sering memeriksakan diri jika sakit.

Usia dan keturunan: Ny.T memiliki keturunan untuk menderita penyakit-penyakit keganasan.

Ny.T dan Keluarga

Faktor Perilaku Faktor NonPerilaku

Ny. T (44 tahun) dengan diagnosis kista ovarium

Pasien dan suami kurang memiliki pengetahuan mengenai penyakit yang diderita Ny.T

Page 22: kista ovarium

21

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

4.1 Anatomi Ovarium

Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri, yang dengan

mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan kanan. Ovarium

adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan

tebal kira-kira 1,5 cm.9

Pinggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya

pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Pinggir bawahnya

bebas. Permukaan belakangnya pinggir keatas dan belakang , sedangkan permukaan

depannya ke bawah dan depan.Ujung yang dekat dengan tuba terletak lebih tinggi daripada

ujung yang dekat pada uterus, dan tidak jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari

infundibulum.9

Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan ligamentum

ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi satu dengan yang ada di

ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum berasal dari gubernakulum.9

Fisiologi Ovarium

Gambar 1. Anatomi Ovarium

Page 23: kista ovarium

22

Ovarium adalah sepasang organ berbentuk kelenjer dan tempat menghasilkan

ovum. Kelenjer itu berbentuk biji buah kenari, terletak di kanan dan kiri uterus, di bawah tuba

uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uteri.5

Ovarium terdiri atas korteks di sebelah luar dan diliputi oleh epitelium

germinativum yang berbentuk kubik dan di dalam terdiri dari stroma serta folikel primordiial

dan medula sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh darah,

serabut sara dan sedikit otot polos.1

Fungsi ovarium adalah:

Memproduksi ovum

Hormon gonodotrofik dari kelenjar hipofisis bagian anterior mengendalikan (melalui aliran

darah) produksi hormon ovarium. Hormon perangsang folikel (FSH) penting untuk awal

pertumbuhan folikel de graaf, hipofisis mengendalikan pertumbuhan ini melalui Lutenizing

Hormon (LH) dan sekresi luteotrofin dari korpus lutenum.5

Memproduksi hormon estrogen

Hormon estrogen dikeluarkan oleh ovarium dari mulai anak-anak sampai sesudah menopause

(hormon folikuler) karena terus dihasilkan oleh sejumlah besar folikel ovarium dan seperti

hormon beredar dalam aliran darah. Estrogen penting untuk pengembangan organ kelamin

wanita dan menyebabkan perubahan anak gadis pada masa pubertas dan penting untuk tetap

adanya sifat fisik dan mental yang menandakan wanita normal.5

Memproduksi hormon progesterone

Hormon progesteron disekresi oleh luteum dan melanjutkan pekerjaan yang dimulai oleh

estrogen terhadap endometrium yaitu menyebabkan endometrium menjadi tebal, lembut dan

siap untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi.1

4.2 KISTA OVARIUM

Definisi kista Ovarium

Ovarium mempunyai fungsi yang sangat krusial pada reproduksi dan menstruasi.

Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan dan

kematangan sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah kista ovarium, sindrom

ovarium polikistik, dan kanker ovarium.3 Kista ovarium merupakan tumor jinak berupa

kantong abnormal berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam indung telur

(ovarium). Indung telur adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam jaringan

ovarium. Kista ini disebabkan oleh karena kegagalan folikel untuk pecah atau regresi.3Secara

umum kista ovarium fisiologis ukurannya kurang dari 6 cm, permukaan rata,dan konsistensi

Page 24: kista ovarium

23

kistik. Keluhan yang dapat terjadi selain adanya massa di daerah pelvik dapat juga terjadi

haid yang tidak teratur

Patomekanisme Kista ovarium

Bilamana lonjakan LH terjadi dan sel telur dilepaskan, rantai peristiwa lain

dimulai. Folikel kemudian beraksi terhadap LH dengan menghasilkan hormon estrogen

dan progesteron dalam jumlah besar sebagai persiapan untuk pembuahan. Perubahan

dalam folikel ini disebut sebagai korpus luteum. Tetapi kadang-kadang setelah sel telur

dilepaskan, lubang keluarnya tertutup dan jaringan-jaringan mengumpul di dalamnya,

menyebabkan korpus luteum membesar dan menjadi kista. Meski kista ini biasanya

hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu, tetapi kista ini dapat tumbuh hingga

4-9 inci (10 cm) diameternya dan berpotensi untuk berdarah dengan sendirinya atau

mendesak ovarium yang menyebabkan nyeri panggul atau perut. Jika kista ini berisi

darah, kista ini dapat pecah dan menyebabkan perdarahan intestinal dan nyeri tajam yang

tiba-tiba.

Gambar. Patogenesis Kista Ovarium

Skema diatas menunjukkan pathogenesis kista ovarium dan kemungkinan jalur

yang terlibat. Lonjakan FSH menstimulasi munculnya folikel baru, dari salah satu

folikel dominan yang dipilih saat  deviasi. Melalui umpan balik positif estradiol

menstimulasi pulsatilitas GnRH dan LH, yang akan mendukung pertumbuhan dan

perkembangan folikel yang dominan. Saat mencapai ukuran preovulasi, aktivitas

Page 25: kista ovarium

24

steroigenik folikel mencapai puncak dan memproduksi lonjakan estradiol preovulasi.

Lonjakan ini gagal terjadi pada GnRH dan LH atau lonjakan GnRH tertunda. Folikel

dominan tidak mengalami ovulasi berhubungan dengan pulsatilitas LH yang terus-

menerus, berlanjut sampai tumbuh menjadi kista.

Gangguan axis hipotalamus-pituitari-gonad dapat disebabkan oleh:

(1)   faktor yang mempengaruhi mekanisme umpan balik estradiol dan

release GnRH/LH pada hipotalamus-pituitari

(2)   dan/atau oleh penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan folikel

dengan perubahan pada ekspresi reseptor dan steroidogenesis

(3)   yang mengarah ke perubahan lonjakan dan umpan balik estradiol.

Fungsi hipotalamus-pituitari dan pertumbuhan/perkembangan folikel mungkin juga

dipengaruhi oleh NEB (Negative Energy Balance) melalui adaptasi

metabolik/hormonal. Pada situasi NEB, ekspresi faktor genetik yang berhubungan

dengan kista folikuler dapat mempengaruhi pertumbuhan folikel dan fungsi

hipotalamus-pituitari. 7

Gambar. Pembentukan Kista

Skema diatas menunjukkan kadar insulin dan/atau IGF-1 yang rendah dapat

menyebabkan pembentukan kista. Kadar insulin/IGF-1 yang rendah menstimulasi

proliferasi sel folikel dan produksi estradiol-17. Penurunan umpan balik estradiol-17

bersama dengan kadar insulin/IGF-1 yang rendah menyebabkan penurunan pelepasan

gonadotropin. Pertumbuhan folikel dominan menjadi lambat dan perubahan

Page 26: kista ovarium

25

pertumbuhan folikel serta produksi estradiol-17 mengganggu axis hipotalamus-

pituitari. Hasil akhirnya berupa penyimpangan lonjakan LH daN berkembangnya

kistik folikel.

Faktor resiko

Faktor risiko pembentukan kista ovarium meliputi :

Pengobatan infertilitas: Pasien dirawat karena infertilitas dengan induksi ovulasi

dengan gonadotropin atau agen lainnya, seperti clomiphene citrate atau letrozole,

dapat mengembangkan kista sebagai bagian dari sindrom hiperstimulasi ovarium.

 Tamoxifen : Tamoxifen dapat menyebabkan kista ovarium fungsional jinak yang

biasanya menyelesaikan penghentian pengobatan ini.

 Kehamilan: Pada wanita hamil, kista ovarium dapat terbentuk pada trimester kedua,

ketika kadar hCG puncak.

 Hypothyroidism : Karena kesamaan antara subunit alpha thyroid-stimulating

hormone (TSH) dan hCG, hipotiroidisme dapat merangsang ovarium dan kista

pertumbuhan.

Gonadotropin ibu: Efek transplasental gonadotropin ibu dapat menyebabkan

perkembangan janin dan neonatal kista ovarium.

 Rokok: Risiko kista ovarium fungsional meningkat dengan merokok, resiko dari

merokok mungkin meningkat lebih lanjut dengan indeks massa tubuh menurun

(BMI).

 Ligasi tuba: Kista fungsional telah dikaitkan dengan sterilisasi tubal ligation.1,2

Jenis jenis kista

Klasifikasi Kista

Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik. Tumor

neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan

solid

A. Tumor Non Neoplastik

a. Tumor akibat radang

i. Abses ovarial

ii. Abses tubo – ovarial

Page 27: kista ovarium

26

iii. Kista tubo – ovarial

b. Tumor lain

i. Kista folikel

ii. Kista korpus lutein

iii. Kista teka-lutein

iv. Kista inklusi germinal

v. Kista endometrium

B. Tumor Neoplastik Jinak

a. Kistik

i. Kistoma ovarii simpleks

ii. Kistadenoma ovarii musinosum

iii. Kistadenoma ovarii serosum

iv. Kista endometroid

v. Kista dermoid

b. Solid

i. Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangioma

ii. Tumor Brenner

iii. Tumor sisi aderenal (makulinovo-blastoma).9

Kista Ovarium Non-Neoplastik

a. Tumor Akibat Radang

Tumor ini biasanya disebabkan oleh proses infeksi yang terjadi pada adneksa.

Tumor ini cukup jarang. Proses pembentukan tumor ini didahului oleh masuknya bakteri

kedalam uterus yang berlanjut ke bagian salfing dan menuju ke adneksa. Kemudian

terjadilah infeksi dan terjadi proses imunologis sehingga terbentuk abses.9

b. Kista Folikel

Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh

terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh di

bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan

membesar menjadi kista.bisa di dapati satu kista atau beberapa dan besarnya biasanya

berdiameter 1-1 ½cm. Dalam menangani tumor ovarium timbul persoalan apakah tumor

yang dihadapi itu neoplasma atau kista folikel. Umumnya jika diameter tumor tidak

lebih dari 5 cm, dapat di tunggu dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan hilang

sendiri.2,9

Page 28: kista ovarium

27

Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak sampai saat

menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen sebagai respon

terhadap hipersekresi FSH (folikel stimulating hormon) dan LH (luteinizing hormone)

normalnya ditemui saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran limit

2,5 cm); berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau gagal

meresorpsi cairan. Dapat multipel dan bilateral. Biasanya asimtomatik.9

Gambar 2 : Kista Folikel

c. Kista Korpus Lutein

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus

albikans. Kadang-kadang korpus luteum akan mempertahankan diri (korpus luteum

persisten); perdarahan yang terjadi di dalamnya akan menyebabkan kista, berisi cairan

berwarna merah coklat karena darah tua. Pada pembelahan ovarium kista korpus

luteum memberi gambaran yang khas. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna

kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka. Penanganan kista luteum

ini menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal ini dilakukan operasi atas dugaan

kehamilan ektopik terganggu,kista korpus luteum diangkat tanpa mengorbankan

ovarium.2,9

Gambar 3 : Kista Korpus Luteal

Page 29: kista ovarium

28

d. Kista Teka Lutein

Kista biasanya bilateral dan sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat

luteinisasi sel-sel teka.Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormone

koriogonadrotropin yang berlebihan.2,9

Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur yang

fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang

berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.

Kista teka-lutein biasanya berisi cairan bening, berwarna seperti jerami; biasanya

berhubungan dengan tipe lain dari growth indung telur, serta terapi hormon.

Gambar 4 : Kista Teka Lutein

e. Kista Inklusi Germinal

Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian terkecil dari epitel

germinativum pada permukaan ovarium. Biasanya terjadi pada wanita usia lanjut dan

besarnya jarang melebihi 1 cm. Kista terletak di bawah permukaan ovarium, dindingnya

terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya cairan jernih dan

serous.2,9

Page 30: kista ovarium

29

Gambar 5 : Kista Inklusi Germinal

f. Kista Endometrium

Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium. Akibat proliferasi dari sel

yang mirip dinding endometrium, umumnya berisi darah yang merupakan hasil

peluruhan dinding saat menstruasi 9

Neoplasti Jinak

1. Kistik:

a. Kistoma Ovari Simpleks

Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya bertangkai,

seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di

dalam kista jernih, serous dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak

lapisan epitel kubik. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi

ovarium, akan tetapi jarinngan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara

histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.2,9

b. Kistadenoma Ovarii Serosum

Kista ini ditemukan dalam frekwensi yang hampir sama dengan kistadenoma

musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang sama. Kista ini sering ditemukan

bilateral (10-20%) daripada kistadenoma musinosum. Tumor serosa dapat membesar

sehingga memenuhi ruang abnomen, tetapi lebih kecil dibanding dengan ukuran

kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, tetapi dapat

juga lobulated karena kista serosum pun dapat berbentuk multikolur, meskipun

lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabuan.

Ciri khas dari kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga

kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning

dan kadang-kadang coklat karena bercampur darah. Tidak jarang, kistanya sendiri

kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papiloma)

Page 31: kista ovarium

30

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sulit membedakan gambaran

makroskopis kistadenoma serosum papileferum yang ganas dari yang jinak, bahkan

pemeriksaan rnikroskopis pun tidak selalu mernberikan kepastian.

Pada pemeriksaan mikroskopis terdapat dinding kista yang dilapisi epitel

kubik atau torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar dan

gelap warnanya. Karena tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal

epithelum), maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka ragam, tetapi sebagian

besar terdiri atas epitel bulu getar seperti epitel tuba. Pada jaringan papiler dapat

ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya yang dinamakan psamoma.

Adanya psamoma menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarium serosum

papiliferum, tetapi bukan ganas.

Tidak ada gejala klasik yang menyertai tumor serosa proliferatif. Kebanyakan

ditemukan pada pemeriksaan rutin dari pelvis. Kadang-kadang pasien mengeluh rasa

ketidaknyamanan daerah pelvis dan pada pemeriksaan ditemukan massa abdomen

atau pun ascites. Kelainan ekstra abdomen jarang ditemukan pada keganasan ovarium

kecuali pada stadium terminal. 2,7,9

Apabila ditemukan pertumbuhan papiler, proliterasi dan stratifikasi epitel,

serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara makroskopik

digolongkan ke dalam kelompok tumor ganas. 30-35% dari kistadenoma serosum

mengalami perubahan keganasan. Bila terdapat implantasi pada peritoneum disertai

dengan ascites, prognosis penyakit adalah kurang baik. Meskipun diagnosis 

histopatologis pertumbuhan tumor tersebut mungkin jinak (histopathologically

benign), tetapi secara klinis harus dianggap sebagai neoplasma ovarium ganas

(clinicaly malignant).

Terapi pada umumnya adalah pengangkatan tumor. Tetapi oleh karena

berhubung dengan besarnya kemungkinan keganasan perlu dilakukan pemeriksaan

yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa

sediaan yang dibekukan (frozen section) pada saat operasi, untuk menentukan

tindakan selanjutnya pada waktu operasi.2,9

Page 32: kista ovarium

31

Gambar 6 : Kista Ovarium Serosum

c. Kistadenoma Ovarii Musinosum

Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Tumor ini mungkin muncul

sebagai tumor unilateral kista teratoma atau sebagai metaplasia mucinosum dari

mesothelium. Tumor mucinous yang berasal dari teratoid ditemukan pada

penderia yang muda. Paling sering pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan

jarang sekali pada masa prapubertas. Tumor evarium ini terbanyak ditemukan

bersama-sama dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua  tumor ini merupakan

kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang kistadenoma ovarii musinosum

nerupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium.

Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan berbagala

(lobulated) dan umumnya multitokular dan odematosa; lokular yang mengandung

niukosa ini kelihatan biru dari peregangan kapsulnya. Kira-kira 10% dapat

mencapai ukuran yang amat besar dan pada tumor ini tidak dapat ditemukan

jaringan yang normal lagi. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga

dijumpai yang bilateral (8-10%).

Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama apabila

terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada permukaan

terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan berwarna

kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.

Pemeriksaan mikroskopik : tampak dinding kista dilapisi oleh epital torak

tinggi dan sel-sel goblet yang terisi lendir. Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu

Page 33: kista ovarium

32

lapisan bersifat odernatus dan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur

kelenjar, kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista

menjadi multilokuler. Jika terjadi suatu sobekan pada dinding kista (spontan

ataupun pada saat operasi), maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan

peritoneum rongga perut, dan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei.

Akibat pseudorniksoma peritonei timbul penyakit menahun dengan musin terus

bertambah dan menyebabkan banyak perlengketan. Akhirnya penderita meninggal

karena ileus. Pada kista kadang-kadang ditemukan daerah padat dan pertumbuhan

papiler.2,9

d. Kista Endometroid

Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu haid

dan terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak dalam rahim tetapi

melekat pada dinding luar ovarium. Akibat peristiwa ini setiap kali haid, lapisan

tersebut menghasilkan darah haid yang akan terus menerus tertimbun dan

menjadi kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung telur. Timbul gejala utama yaitu

rasa sakit terutama sewaktu haid/ sexual intercourse.2,9

Gambar 7 :Kista Endometroid

e. Kista Dermoid

Tumor ini merupakan 10% dan seluruh neoplasma ovarium yang kistik,  dan

paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. 25% dari  semua kista

dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun dapat

ditemukan pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran sangat besar, sehingga

beratnya mencapai beberapa kilogram.

Kista ini tumbuh akibat proses yang kurang sempurna saat pembentukan

lapisan embrional. Lapisan ektoderm yang saat dewasa akan menjadi sel sel folikel

rambut, tulang, serta gigi secara tidak sempurna tumbuh di sekitar ovarium. Kista ini

Page 34: kista ovarium

33

tidak mempunyai ciri yang khas. Dinding kista kelihatan putih keabuan dan agak tipis.

Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat. Dapat ditemukan kulit,

rambut kelenjer sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat

(mesodemal) dan mukosa traktus gasttrointotinelis, epitel saluran kista terdapat

produk kelenjer sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan

rambut

Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan gejala nyeri mendadak

di perut bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya sobekan dinding kista dengan

akibat pengeluaran isi kista dalam rongga   peritoneum. Perubahan keganasan dari

kista sangat jarang, hanya 1,5% dari semua kista dermoid dan biasanya pada wanita

lewat menopause.2,9

Gambar 10 : Kista Dermoid

2. Solid

Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak berarti

bahwa termasuk suatu neoplasma yang ganas, meskipun semuanya berpotensi

maligna. Potensi menjadi ganas sangat berbeda pada berbagai jenis, umpamanya

sangat rendah pada fibroma ovarium dan sangat tinggi pada teratoma embrional yang

padat.7,9

Fibroma ovarii

Potensi menjadi ganas sangat rendah pada fibroma ovarium, kurang dari 1%.

Fibroma ovarii berasal dari elemen fibroblastik stroma ovarium atau sel mesenkim

yang multipoten. Tumor ini merupakan 5% dari semua neoplasma ovarium dan paling

sering ditemukan pada penderita menopause.

Tumor ini mencapai diameter 2 sampai 30 cm; dan beratnya 20 kg, dengan

90% uniteral. Permukaan tidak rata, konsistensi keras, warnanya merah jambu

Page 35: kista ovarium

34

keabuan. Apabila konsistensi sangat padat disebut fibroma durum, dan apabila lunak

disebut fibroma molle. Neoplasma ini terdiri atas jaringan ikat dengan sel-sel di

tengah jaringan kolagen. Apabila terdiri atas kelenjar-kelenjar kistik, maka disebut

kistadenofroma ovarii. Fibroma ovarii yang besar biasanya mempunyai tangkai dan

dapat terjadi torsi. Pada tumor ini  sering  ditemukan sindroma Meigs (tumor ovarii,

ascites, hidrotoraks). 2,7,9

a. Tumor Brenner

Merurupakan suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan,

biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Frekuensinya 0,5% dari semua

tumor ovarium. Besar tumor ini beraneka ragam, dari sangat kecil ke yang beratnya

beberapa kilogram. Lazimnya tumor ini unilateral. Pada pembelahan berwarna kuning

muda seperti fibroma, dengan kista-kista kecil. Kadang-kadang pada tumor ini

temukan sindroma Meigs. Gambar mikroskopis tumor ini sangat khas, terdiri dari 2

elemen, yakni sarang-sarang yang terdiri atas epitel epitel, yang dikelilingi jaringan

ikat yang luas dan padat.

Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan jika masih

kecil, biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan histopatologik

ovarium. Meskipun biasanya jinak, dalam beberapa kasus tumor ini menunjukkan

keganasan pada histopatologi dan klinisnya.2,7,9

b. Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)

Tumor ini sangat jarang terjadi. Biasanya unilateral dan besarnya bervariasi antara 0,5-16

cm. Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala maskulinasi, terdiri atas hirsutisme,

pembesaran klitoris, atrofi memmae, dan perubahan suara.

Gejala dan tanda

Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri

yang tidak berbahaya.11

Gejala-gejala berikut yang muncul bila anda mempunyai kista ovarium:

Perut terasa penuh, berat, kembung.

Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil).

Haid tak teratur.

Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar kepanggul bawah

dan paha.

Nyeri senggama.

Page 36: kista ovarium

35

Mual, ingin muntah, atau pergeseran payudara mirip seperti pada saat hamil.

KOMPLIKASI

1. Torsi

Torsi terjadi hanya jika pedikel sangat panjang dan tumor tidak terfiksasi pada struktur

yang lain. Tumor yang besar jarang terjadi pemutaran karena tidak memiliki ruang

untuk melakukan pergerakan secara bebas. Komplikasi ini biasanya khusus terjadi pada

kista dermoid dan fibroma, tetapi beberapa ukuran tumor yang moderate yang tidak

mengalami fiksasi dapat juga terjadi torsi. Ketika terjadi torsi, lilitan timbul pertama

kali pada vena , suplai darah pada arteri tetap berlanjut, dan tumor akan berisi darah

yang kemudian akan menjadi kemerahan dan kadang terjadi perdarahan

intraperitoneal.10

2. Ruptur

Ruptur spontan dari ovarium dapat timbul. Hal ini disebabkan suplai darah yang tidak

adekuat pada dinding tumor. Kalau ruptur tumor terjadi pada tumor yang kecil maka

nyeri yang ditimbulkan minimal atau tidak ada, tetapi pada tumor yang besar , maka

dapat ditemukan nyeri yang berat disertai dengan muntah dan lebih lanjut dapat terjadi

syok. Pada pemeriksaan abdominal dapat dirasakan nyeri tekan rigiditas, pada

pemeriksaan pelvis akan ditemukan adanya nyeri tekan, tetapi kista yang mengalami

kolaps tidak dapat dirasakan adanya nyeri tekan.10

3. Perdarahan

Perdarahan dapat menyebabkan pembesaran tumor (distensi) sehingga menyebabkan

nyeri perut, kadang perdarahan masif timbul pada tumor ovarium, terutama pada kasus

keganasan, ini menyebabkan nyeri yang serupa dengan torsi.10

4. Penekanan

Penekanan pada bagian dalam pelvic akan menyebabkan retensio urin, tumor biasanya

akan selalu naik dari rongga pelvic ke rongga abdomen.10

Pemeriksaan penunjang

1. USG

Merupakan alat terpenting dalam menggambarkan kista ovarium.Dengan

pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal dariuterus,

atau ovarium, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan pula antara cairan

dalam rongga perut yang bebas dan tidak. Dapat membantu mengidentifikasi

karakteristik kista ovarium.

Page 37: kista ovarium

36

2. Foto Roentgen

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya hidrotoraks. Pemeriksaan

pielogram inravena dan pemasukan bubur barium pada kolon dapat untuk menentukan

apakah tumor bearasal dari ovarium atau tidak, misalnya tumor bukan dari ovarium yang

terletak di daerah pelvis seperti tumor kolon sigmoid.

3.Pengukuran serum CA-125

Tes darah dilakukan dengan mendeteksi zat yang dinamakan CA-125, CA-125

diasosiasikan dengan kanker ovarium. Dengan ini diketahui apakah massa ini jinak atau

ganas.

4. Laparoskopi

Perut diisi dengan gas dan sedikit insisi yang dibuat untuk memasukan

laparoskop.Melalui laparoskopi dapat diidentifikasi dan mengambil sedikit contoh kista

untuk pemeriksaan PA

Tata laksana

Pengobatan yang dilakukan bergantung pada umur, jenis dan ukuran kista dan gejala-

gejala yang diderita. Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin disarankan:

1. Pendekatan wait and see

Jika wanita usia reproduksi yang masih ingin hamil, berovulasi teratur, tanpa

gejala, dan hasil USG menunjukkan kista berisi cairan, dokter tidak memberikan

pengobatan apapun dan menyarankan untuk pemeriksaan USG ulangan secara

periodik (selang 2-3 siklus haid) untuk melihat apakah ukuran kista membesar.

Pendekatan ini juga menjadi pilihan bagi wanita pascamenopause jika kista berisi

cairan dan diameternya kurang dari 5 cm.

2. Pil kontrasepsi

Jika terdapat kista fungsional, pil kontrasepsi yang digunakan untuk

mengecilkan ukuran kista. Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi peluang

pertumbuhan kista.

3. Pembedahan

Jika kista besar (diameter > 5 cm), padat, tumbuh atau tetap selama 2-3 siklus

haid, atau kista yang berbentuk iregular, menyebabkan nyeri atau gejala-gejala berat,

maka kista dapat dihilangkan dengan pembedahan. Jika kista tersebut bukan kanker,

dapat dilakukan tindakan kistektomi kistektomi untuk menghilangkan kista dengan

Page 38: kista ovarium

37

ovarium masih pada tempatnya. Jika kista tersebut merupakan kanker, dokter akan

menyarankan tindakan histerektomi untuk pengangkatan rahim dan uterus .

Prognosis

Prognosis untuk kista jinak baik. Walaupun penanganan dan pengobatan kanker

ovarium telah dilakukan dengan prosedur yang benar namun hasil pengobatannya sampai

sekarang ini belum sangat menggembirakan termasuk pengobatan yang dilakukan di pusat

kanker terkemuka di dunia sekalipun. Angka kelangsungan hidup 5 tahun (“5 Years survival

rate”) penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%, sedangkan sebagian

besar penderita 60-70% ditemukan dalam keadaan stadium lanjut sehingga penyakit ini

disebut juga dengan “silent killer”.11

Page 39: kista ovarium

38

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Diagnosis Kista Ovarium

Diagnosis

Diagnosis tentang adanya kista di ovarium umumnya ditemukan setelah melakukan

pemeriksaan fisik (pemeriksaan ginekologis) serta pemeriksaan ultrasonografi. Temuan

mengenai adanya kista ovarium baik kista fisiologis maupun patologis kadangkala

merupakan temuan yang tidak disengaja ketika melakukan pemeriksaan ginekologis atau

pemeriksaan ultrasonografi. Adanya kista di ovarium baik yang bersifat fisiologis maupun

patologis pada umumnya tidak disadari oleh seorang wanita, kecuali kista tersebut

membesar, menekan organ lain atau melintir (torsi), sehingga menimbulkan berbagai

keluhan.

a. Pemeriksaan Fisik                                                  

Pemeriksaan luar: dengan melihat, meraba, mengetuk juga mendengar apakah ada

benjolan, nyeri dan ketidaknormalan disekitar organ reproduksi wanita.

Pemeriksaan dalam:  pasien diposisikan dalam posisi litotomi. Jari dimasukkan  ke dalam

vagina. Bila terdapat tumor, dapat teraba benjolan atau masa dari dalam.

Bila ukuran kista cukup besar (15 cm), benjolan dapat teraba dari luar maupun dari

dalam. Untuk itu, harus dipastikan apakah benjolan tersebut merupakan kista atau bukan

Pemeriksaan Penunjang

B.Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis kista

ovarium adalah pemeriksaan ultrasonografi (USG).

Pemeriksaan ultrasonografi dapat melihat pencitraan adanya kista pada ovarium. Dengan

pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor apakah tumor berasal dari uterus,

ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapatkah dibedakan

pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak. Citra kista hasil USG

dapat berupa:

Kista sederhana (simple cyst): hanya berisi cairan tanpa masa yang solid, umumnya

merupakan kista yang jinak seperti kista fisiologis (kista folikel dan kista luteal).

Kista kompleks (compount cyst): kista berisi campuran cairan dan masa solid, perlu

observasi lebih lanjut akan kemungkinan menghilang atau tidak.

Page 40: kista ovarium

39

Kista solid (solid cyst): kista berisi masa solid tanpa cairan, perlu dievaluasi apakah

merupakan tumor ganas atau tumor jinak.

5.2 Diagnosis Banding

Diagnosis pasti tidak dapat dilihat dari gejala-gejala saja. Karena banyak penyakit

dengan gejala yang sama pada kista ovarium, adalah :

Mioma uteri dan kanker ovarium.

Mioma uteri adalah Tumor jinak yang tumbuh di uterus, terdiri terutama otot polos dengan

jaringan penunjang, berbatas tegas tapi tidak berkapsul . Pemeriksaan USG pembesaran

uterus. Gambaran sonografi mioma kebiasaanya adalah simetrikal, berbatas tegas,

hypoechoic dan degenerasi kistik menunjukkan anechoic

Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) Kanker ovarium sebagian

besar berbentuk kista berisi cairan maupun padat. Pada pemeriksaan transvaginal ultrasound

di dapatkan dinding tebal dan ireguler.

5.3 DASAR RENCANA PENATALAKSANAAN

Pendekatan wait and see

Jika wanita usia reproduksi yang masih ingin hamil, berovulasi teratur, tanpa gejala,

dan hasil USG menunjukkan kista berisi cairan, dokter tidak memberikan pengobatan apapun

dan menyarankan untuk pemeriksaan USG ulangan secara periodik (selang 2-3 siklus haid)

untuk melihat apakah ukuran kista membesar. Pendekatan ini juga menjadi pilihan bagi

wanita pascamenopause jika kista berisi cairan dan diameternya kurang dari 5 cm.

Pil kontrasepsi

Jika terdapat kista fungsional, pil kontrasepsi yang digunakan untuk mengecilkan

ukuran kista. Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi peluang pertumbuhan kista.

Pembedahan

Jika kista besar (diameter > 5 cm), padat, tumbuh atau tetap selama 2-3 siklus haid,

atau kista yang berbentuk iregular, menyebabkan nyeri atau gejala-gejala berat, maka kista

dapat dihilangkan dengan pembedahan. Jika kista tersebut bukan kanker, dapat dilakukan

tindakan kistektomi untuk menghilangkan kista dengan ovarium masih pada tempatnya. Jika

kista tersebut merupakan kanker, dokter akan menyarankan tindakan histerektomi untuk

pengangkatan ovarium.

Page 41: kista ovarium

40

BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN HOLISTIK

Diagnosis dari segi biologis :

Ny.T dengan diagnosa kista ovarium

Diagnosis dari segi psikologis :

Ny.T dan suami merasa sedih atas sakit yang sering dialami Ny.T. Namun setelah

dilakukan operasi pengangkatan kista, diharapkan kondisi Ny.T jauh lebih baik dari

keadaan sbelumnya.

Diagnosis dari segi sosial dan ekonomi :

Kondisi ekonomi termasuk dalam keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke

atas. Biaya hidup di tanggung secara bersama. Penghasilan Ny.T dan suami cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan dalam aspek sosial Ny.T dan keluarga tidak

didapatkan masalah. Ny.T tinggal bersama suami dan kedua anaknya di lingkungan yang

bersih dan memiliki interaksi baik antar tetangga.

Page 42: kista ovarium

41

Daftar pustaka

1. Bobak, Lowdermilk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi keempat.

Jakarta:EGC.

2. Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta: Media

Aesculapius.

3. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Tumor Ovarium

Neoplastik Jinak. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran Jakarta.

4. Moeloek FA, Nuranna L, Wibowo N, Purbadi S.2006. Standar Pelayanan Medik

Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia;

5. Pearce, Evelyn C. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis Edisi Barui. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

6. Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri

Patologi.Edisi 2. Jakarta: EGC

7. Schorge et al. William’s Gynecology [Digital E-Book]. 2004. Gynecologic Oncology

Section. Ovarian Tumors and Cancer. McGraw-Hills.

8. Sjamsuhidayat. 1998. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, l 1027; Jakarta, 1998

9. Wiknjosastro H. 1999. Buku Ilmu Kandungan Edisi 2., editor: Saifuddin A.B,dkk.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

10. Wiknjosastro H. 2005. Tumor Jinak Pada Alat Genital Dalam Buku Ilmu Kandungan

Edisi 2., editor: Saifuddin A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

11. Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2007. Ilmu Kandungan. Edisi 2.Cetakan 5. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.