kista ovarium
DESCRIPTION
hahahahaTRANSCRIPT
BAB
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ovarium mempunyai fungsi yang sangat krusial pada reproduksi dan
menstruasi. Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan,
perkembangan dan kematangan sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah
kista ovarium, sindrom ovarium polikistik, dan kanker ovarium.1 Kista ovarium
merupakan salah satu bentuk penyakit reproduksi yang banyak menyerang wanita. Kista
atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya pertumbuhan sel-
sel otot polos pada ovarium yang jinak. Walaupun demikian tidak menutup
kemungkinan untuk menjadi tumor ganas atau kanker. 2
Perjalanan penyakit yang secara diam-diam menyebabkan banyak wanita tidak
menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista ovarium dan hanya mengetahui pada
saat kista sudah dapat teraba dari luar atau membesar. Kista ovarium biasanya
berukuran kecil (<5 cm), berkapsul dengan isi cairan. Beberapa kista ovarium ini tidak
menimbulkan gejala, dan dapat mengalami resolusi spontan, tetapi ada yang
menyebabkan nyeri dan perasaan tidak menyenangkan. Ada beberapa yang menjadi
ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanita wanita yang mulai
menopause. 1
Keganasan ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan
penyebab kematian oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas
insidensi keganasan ovarium, rerata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3
per 100.000 populasi).3 Di Amerika insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5
kasus per 100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991. 4
Penanganan terhadap kista ovarium didasarkan pada jenis kista tersebut. Jadi
tidak semua kista ovarium dioperasi, apalagi ternyata kista tersebut dapat resolusi
spontan. Tindakan operatif selain sangat invasif, dapat berdampak terhadap fertilitas
seseorang. Sehingga untuk menentukan apakah kista tersebut harus diangkat atau tidak,
diagnosisnya harus benar-benar jelas. 1
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Definisi kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket,
pouch) yang tumbuh abnormal dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi
udara, cairan, nanah, atau bahan-bahan lain. Sedangkan Kista Ovarium adalah
suatu kantung yang berisi cairan atau materi semisolid yang tumbuh pada atau
sekitar ovarium.5
3.2 Epidemiologi
Keganasan ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan
penyebab kematian oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang
luas insidensi keganasan ovarium, rata-rata tertinggi terdapat di Negara
Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi).Di Amerika insidensi keganasan
ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi pada tahun 1988
sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista fungsional dan jinak. Di
Amerika, karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira 22.000 wanita, kematian
sebanyak 16.000 orang.
3.3 Etiologi
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan
pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau indung telur itu sendiri.
Kista indung telur timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus
menstruasi.Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak
sampai saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen
sebagai respon terhadap hipersekresi folikel stimulation hormon (FSH)
dan luteinizing hormon (LH) normalnya ditemui saat menopause berdiameter 1 -
10 cm (folikel normal berukuran maximum 2,5 cm); berasal dari folikel ovarium
yang gagal mengalami involusi atau gagal meresorpsi cairan. Dapat multipel dan
bilateral. Biasanya asimtomatik.Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam
korpus luteum indung telur yang fungsional dan membesar bukan karena tumor,
disebabkan oleh penimbunan darah yang berlebihan saat fase pendarahan dari
siklus menstruasi.Kista theka-lutein biasanya bersifat bilateral dan berisi cairan
bening, berwarna seperti jerami; biasanya berhubungan dengan tipe lain dari
tumor indung telur, serta terapi hormon.Faktor resiko terjadinya kista
ovariumRiwayat kista ovarium sebelumnyaSiklus menstruasi yang tidak
teraturMeningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atasMenstruasi dini (usia 11
tahun atau lebih muda)Tingkat kesuburanHipotiroid atau hormon yang tidak
seimbangTerapi tamosifen pada kanker mamma
3.4 Klasifikasi
Klasifikasi tumor ovarii sampai sekarang belum ada yang benar-benar
memuaskan, baik pembagian secara klinis maupun secara patologis anatomis.
Tumor kistik merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama yang bersifat
non-neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari corpus luteum. Tetapi di
samping itu ditemukan pula jenis yang betul merupakan neoplasma. Oleh karena
itu tumor kistik dari ovarium yang jinak dibagi dalam golongan non-neoplastik
(fungsionil) dan golongan neoplastik.
1. Kista ovarium non-neoplastik (fungsionil)
a. Kista Follikel
Kista folikuler merupakan jenis tumor ovarium jinak yang paling
banyak dijumpai. Ukuran bervariasi antara 3-8 cm. Kista ini disebabkan
oleh karenan kegagalan ovulasi oleh karena gangguan pelepasan
gonadotropin hipofise. Bila dilihat secara histologi, kista folikuler
dilapisi oleh lapisan dalam berupa sel-sel granulosa dan dilapisan luar
berupa sel-sel teka interna. Cairan yang terdapat di dalam folikel yang
tidak seluruhnya terbentuk tidak dapat diresorbsi sehingga menyebabkan
pembeesaran dari kista folikuler. Biasanya jenis kista ini tidak
menimbulkan gejala, meskipun ketidakteraturan haid, perdarahan di luar
haid bahkan torsi bisa terjadi. Bila ukuran kista telah membesar maka
dapat menyebabkan nyeri panggul, dyspereunia. Ukuran kista<6cm
dilakukan observasi selama 3 siklus haida tanpa pengobatan untuk
melihat regresi dari kista tersebut. Bila setelah observasi tidak didapati
adanya regresi kista atau ukuran kista semakin membesar maka
dilakukan tindakan operatif.7,8
Kista folikel
b. Kista Lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar
kehamilan. Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal dari
corpus luteum haematoma. Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu
terjadi pada masa vaskularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak
jumlahnya, terjadilah corpus luteum haematoma, yang berdinding tipis
dan berwarna kekuning-kuningan. Secara perlahan-lahan terjadi resorpsi
dari unsur-unsur darah, sehingga akhirnya tinggallah cairan yang jernih,
atau sedikit bercampur darah. Pada saat yang sama dibentuklah jaringan
fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein sehingga pada kista corpus
lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam jaringan-jaringan perut.9
Gejala-gejala Kista Lutein
Pada beberapa kasus sering menyerupai kehamilan ektopik. Haid
kadang-kadang terlambat, diikuti dengan perdarahan sedikit yang terus
menerus, disertai rasa sakit pada bagian perut bawah. Pada pemeriksaan
klinis ditemukan benjolan yang sakit. Ada yang menganggap kista ini
sebagai korpus luteum persistens, dimana oleh sesuatu sebab tidak terjadi
regresi. Suatu jenis yang jarang dari kista lutein ialah yang ditemukan
pada mola hydatidosa atau chorio epithelioma. Dalam beberapa kasus
dari jenis ini, dindingnya dibentuk oleh sel granulose yang mengalami
luteinisasi, tetapi pada umumnya kista dibntuk oleh sel theca lutein dan
jaringan ikat.9
c. Stein Levental ovary
Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat polykistik,
permukaan rata, berwarna keabu-abuan dan berdinding tebal. Pada
pemeriksaan mikroskopis akan tampak tunica yang tebal dan fibrotik.
Dibawahnya tampak follikel dalam bermacam-macam stadium, tetapi
tidak ditemukan corpus luteum. Secara klinis memberikan gejala yang
disebut Stein-Leventhal Syndrom, yaitu yang terdiri dari hirsutisme,
sterilitas, obesitas dan oligomenorrhoe. Kecenderungan virilisasi
mungkin disebabkan hyperplasi dari tunica interna yang menghasilkan
zat androgenic. Kelainan ini merupakan penyakit herediter yang
autosomal dominan.9
d. Germinal inclusion cyst
Terjadi oleh karena invaginasi dari epitel germinal dari ovarium.
Biasanya terjadi pada wanita tua. Tidak pernah memberi gejala-gejala
yang berarti.
e. Kista endometrial
2. Kista ovarium yang neoplastik atau proliferatif
a. Kistoma ovarii simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya
bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista
tipis dan cairan di dalam kista jernih, serus, dan berwarna kuning. Pada
dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Berhubung dengan adanya
tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejala-gejala
mendadak. Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum
yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan
dalam kista. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi
ovarium, akan tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa
secara histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.9
b. Kistadenoma Ovarii Musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia
mungkin berasal dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya
satu elemen mengalahkan elemen-elemen lain. Ada penulis yang
berpendapat bahwa tumor berasal dari lapisan germinativum, sedang
penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang sama dengan
tumor Brenner.
Gambaran Klinik Kistadenoma Ovarii Musinosum
Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu,
permukaan berbagala (lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran
yang amat besar, lebih-lebih pada penderita yang datang dari pedesaan.
Pada tumor yang besar tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang
normal. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga ditemui yang
bilateral. Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-
kadang dapat terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi.
Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan
degeneratif, yang memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan
omentum, usus-usus dan peritoneum parietale.9
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang
terakhir ini khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif
di dalam kista. Pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental
seperti gelatin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung
dari percampurannya dengan darah.
Penanganan Kistadenoma Ovarii Musinosum
Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi
tumor sudah cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium
yang normal, biasanya dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba
(salpingo-ooforektomi). Pada waktu mengangkat kista sedapat-dapatnya
diusahakan mengangkatnya in toto tanpa mengadakan pungsi dahulu,
untuk mencegah timbulnya pseudomiksoma peritonei karena tercecernya
isi kista. Jika berhubung dengan besarnya kista perlu dilakukan pungsi
untuk mengecilkan tumor, lubang pungsi harus ditutup dengan rapi
sebelum mengeluarkan tumor dari rongga perut. Setelah kista diangkat,
harus dilakukan pemeriksaan histologik di tempat-tempat yang
mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan. Waktu operasi,
ovarium yang lain perlu diperiksa pula.9
c. Kistadenoma Ovarii Serosum
Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal
dari epitel permukaan ovarium (germinal epithelium).
Gambaran Klinik Kistadenoma Ovarii Serosum
Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat
besar dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor
biasanya licin, akan tetapi dapat pula berrbagala karena kista serosum
pun dapat berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu.
Warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista ini adalah potensi
pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50%, dan keluar
pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning, dan kadang-
kadang coklat karena campuran darah. Tidak jarang kistanya sendiri
kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid
papilloma).9
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin
membedakan gambaran makroskopik kistadenoma serosum papiliferum
yang ganas dari yang jinak, bahkan pemeriksaan mikroskopik pun tidak
selalu memberi kepastian. Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat
dinding kista yang dilapisi oleh epitel kubik atau epitel torak yang
rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap
warnanya. Karena tumor ini barasal dari epitel permukaan ovarium
(germinal ephithelium), maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka
ragam tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel bulu getar, seperti
epitel tuba.9
Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium
dalam stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya
menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarii serosum
papilliferum, tetapi tidak bahwa tumor itu ganas.
Perubahan Ganas Kistadenoma Ovarii Serosum
Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan
stratifikasi epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma
serosum secara mikroskopik digolongkan kedalam kelompok tumor
ganas. Akan tetapi, garis pemisah antara kistadenoma ovarii papiliferum
yang jelas ganas kadang-kadang sukar ditentukan. Oleh karena itu,
tidaklah mengherankan bahwa potensi keganasan yang dilaporkan sangat
berbeda-beda. Walaupun demikian, dapat dikatakan bahwa 30% - 35%
dari kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila pada
suatu kasus terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan asites,
maka prognosis penyakit itu kurang baik, meskipun diagnosis
histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak (histopatologically
benign). Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harus dianggap
sebagai neoplasma ovarium yang ganas (clinically malignant).9
Terapi Kistadenoma Ovarii Serosum
Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma
musinosum. Hanya, berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan
keganasan, perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang
dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang
dibekukan (frozen section) pada saat operasi, untuk menentukan tindakan
selanjutnya pada waktu operasi.9
d. Kista Endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada
dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan
epitel endometrium. Kista ini, yang ditemukan oleh Sartesson dalam
tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii.
Gambar Kista Endometrioid
e. Kista Dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak
dimana struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna,
seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk glandula sebasea berwarna
putih kuning menyerupai lemak nampak lebih menonjol daripada
elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Tentang histogenesis kista
dermoid, teori yang paling banyak dianut ialah bahwa tumor berasal dari
sel telur melalui proses partenogenesis.9
Gambaran Klinik kista dermoid
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista
kelihatan putih, keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian
kistik kenyal, di bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista
berongga satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya nampak satu kista besar
dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada umumnya terdapat
satu daerah pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat.
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan
entodermal. Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi
(ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan
mukosa traktus gastrointestinalis, epitel saluran pernapasan, dan jaringan
tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah
produk dari kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak,
bercampur dengan rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja,
tetapi dapat pula merupakan gelondongan seperti konde.
Kista dermoid
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri
mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya
sobekan dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga
peritoneum. Perubahan keganasan agak jarang, kira-kira dalam 1,5% dari
semua kista dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause. Yang
tersering adalah karsinoma epidermoid yang tumbuh dari salah satu
elemen ektodermal. Ada kemungkina pula bahwa satu elemen tumbuh
lebih cepat dan menyebabkan terjadinya tumor yang khas.9
Termasuk di sini:
1. Struma ovarium
Tumor ini terutama terdiri atas jaringan tiroid, dan kadang-
kadang dapat menyebabkan hipertiroidi. Antara 1960 dan 1964 di RS.
Dr. Soetomo Surabaya pernah ditemukan 5 kasus struma ovarium,
semuanay tak berfungsi dan tidak ganas. Hariadi selam 5 tahun (1963-
1968) menemukan 3 kasus struma ovarium (= 0,5%), Djaswadi selam 10
tahun (1965-1974) hanya mencatat satu kasus (= 0,5%); sedangkan
Gunawan selama 3 tahun (1974-1977) melaporkan satu kasus (= 0,2%).
2. Kistadenoma ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosum
Kista-kista dapat dianggap sebagai adenoma yang bertasal dari
satu elemen dari epitelium germinativum.
3. Koriokarsinoma
Tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagosis harus
dibuktikan adanya hormon koriogonadotropin.9
3.5 Manifestasi Klinik
Kebanyakan wanita dengan tumor ovarium tidak menimbulkan gejala dalam
waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.
Sebagian gejala dan tanda adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin,
atau komplikasi tumor tersebut. Pada stadium awal dapat berupa gangguan haid.
Jika tumor sudah menekan rektum atau kandung kemih mungkin terjadi
konstipasi atau sering berkemih. Dapat juga terjadi peregangan atau penekanan
daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan atau nyeri pada saat
bersenggama. 10
Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya
asites (penimbunan cairan dalam rongga perut), penyebaran ke omentum (lemak
perut), dan organ-organ di dalam rongga perut lainnya seperti usus-usus dan
hati. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan, gangguan buang
air besar dan buang air kecil. Penumpukan cairan bisa juga terjadi pada rongga
dada akibat penyebaran penyakit ke rongga dada yang mengakibatkan penderita
sangat merasa sesak napas. 10
3.6 Diagnosa
Pemeriksaan Penunjang
Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh
kepastian sebelum dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan
analisis yang tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu dalam
pembuatan differensial diagnosis. 10,12
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis
adalah :
1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah
tumor berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-
sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor,
apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing,
apakah tumor kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan antara
cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.
Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya
gigi dalam tumor.
4. Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu
diperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum
peritonei.
5. Pemeriksaan USG masih menjadi pilihan utama untuk mendeteksi
adanya kista. Selain itu, MRI dan CT Scan bisa dipertimbangkan
tetapi tidak sering dilakukan karena pertimbangan biaya.
3.7 Komplikasi
Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas
terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya
kanker masih belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40
tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan
terjadinya kanker ovarium.
Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral
terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang
wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian
mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera melakukan
pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker ovarium. 11
3.8 Penanganan
Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor
nonneoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan
gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm
diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista
korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara
spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu selama
2-3 bulan, jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan
tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor
besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk pengobatan
operatif.10
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu
dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba
(salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang lebih tepat ialah
histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda
yang masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor yang
rendah, dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengan
melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.10,12
3.9 Prognosis
William Helm, C. 2005. Dkk mengatakan : Prognosis dari kista jinak sangat
baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium
kontralateral.12
Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan
stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering
ditemukan sudah dalam stadium akhir. Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata
41.6%, bervariasi antara 86.9% untuk stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV.12
Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangakan
karsinoma sel skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis
yang buruk.
Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awal
memiliki prognosis yang sangat baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut berkaitan
dengan prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal sel tumor nondisgerminoma.
Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan yang rendah
mempunyai sifat yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan angka kematian yang
tinggi. Secara keseluruhan angka bertahan hidup selama 5 tahun adalah 86.2%.12
DAFTAR PUSTAKA
1. Marret H. 2001. Doppler ultrasonography in the diagnosis of ovarian cyst:
indication, pertinence and diagnosis criteria. Dalam: Journal of Obstetry
Gynaecology Biology Reproduction Paris. Hal 20-33.
2. Anurogo, Ditto. 2009. Kista ovarium. http://www. Netsains.com. Diakses 9
Maret 2011.
3. Laurvick CL, Semmens JB. 2002. Ovarian cancer in Western Australia, 1982-
1998:a population-based review of the rends and outcomes. Proceedings
Simposium on Health Data Linkage. Diunduh dari:
http://www.publichealth.gov.au
4. Howe HL. Epidemiology of Ovarian Cancer in Illinois 1988-1991. Available at
http://www.idph.state.il.us
5. Kumala, Poppy. Kamus Saku Kedokteran Dorland, EGC, Jakarta, 1998
6. Boriboonhirunsarn D, Sermboon A. 2004. Accuracy of frozen section in the
diagnosis of malignant ovarian tumor. Dalam: Journal of Obstetry Gynaecology.
7. Hadibroto BR. 2005. Laparoskopi pada Kista Ovarium. Dalam: Majalah
Kedokteran Nusantara Vol 38 No3. Jakarta. Hal 260-263.
8. Purcell K, Wheeler JE. 2003. Benign disorders of the ovaries & oviducts.
Dalam: Current Obstetric & Gynaecologic diagnosis & treatment Ed 9. Editor:
Decherney AH, Nathan L. New York: Lange Medical Books. Hal 708-15.
9. Winknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. 2008. Tumor Jinak pada Alat-
Alat Genital. Dalam: Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Hal 338-344..
10. Smeltzer dan Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.
Jakarta : EGC.
11. Sjamjuhidayat dan Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta :
EGC.
12. William Helm, C. 2005. Ovarian Cysts. Dalam: American College of
Obstetricians and Gynecologists. Diakses: http://emedicine.com