kista ovarium

44
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduktif wanita. Berlokasi di pelvis, di samping uterus, yang mana adalah cekungan, berbentuk seperti buah peer pada bayi yang sedang tumbuh. Masing- masing ovarium ukuran dan bentuknya seperti buah kenari. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon wanita. Hormon merupakan bahan kimia yang mengontrol jalannya fungsi dari sel dan organ tertentu.Setiap bulan, selama siklus menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari satu ovarium dalam proses yang disebut ovulasi. Perjalanan sel telur dari ovarium melalui tuba falopii menuju ke uterus. Ovarium juga merupakan sumber utama dari hormon wanita yaitu estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini mempengaruhi perkembangan dari payudara wanita, bentuk tubuh, dan rambut tubuh. Hormon-hormon ini juga mengatur siklus menstruasi dan kehamilan. William Helm, C. 2005. Dkk mengatakan : prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam stadium

Upload: syafasyifanni

Post on 15-Jun-2015

14.959 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: kista ovarium

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

 Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduktif wanita.

Berlokasi di pelvis, di samping uterus, yang mana adalah cekungan, berbentuk

seperti buah peer pada bayi yang sedang tumbuh. Masing-masing ovarium

ukuran dan bentuknya seperti buah kenari. Ovarium menghasilkan sel telur

dan hormon wanita. Hormon merupakan bahan kimia yang mengontrol

jalannya fungsi dari sel dan organ tertentu.Setiap bulan, selama siklus

menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari satu ovarium dalam proses yang

disebut ovulasi. Perjalanan sel telur dari ovarium melalui tuba falopii menuju

ke uterus. Ovarium juga merupakan sumber utama dari hormon wanita yaitu

estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini mempengaruhi perkembangan

dari payudara wanita, bentuk tubuh, dan rambut tubuh. Hormon-hormon ini

juga mengatur siklus menstruasi dan kehamilan.

 William Helm, C. 2005. Dkk mengatakan : prognosis dari kista jinak

sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di

ovarium kontralateral. Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas

berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan

keganasan ini sering ditemukan sudah dalam stadium akhir.

 Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara 86.9%

untuk stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV. Tumor sel granuloma

memiliki angka bertahan hidup 82% sedangakan karsinoma sel skuamosa

yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.

Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awal

memiliki prognosis yang sangat baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut

berkaitan dengan prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal sel tumor

nondisgerminoma. Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan

yang rendah mempunyai sifat yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan

dengan angka kematian yang tinggi. Secara keseluruhan angka bertahan hidup

selama 5 tahun adalah 86.2%.

Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan

tumor nonneoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak

1

Page 2: kista ovarium

2

memberikan gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi

5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau

kista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara

spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu

selama 2-3 bulan, jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam

pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa

kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan

untuk pengobatan operatif. Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik

yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada

bagian ovarium yang mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau

ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai

dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan

operasi yang lebih tepat ialah histerektomi dan salphyngoooforektomi

bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan

dan dengan tingkat keganasan tumor yang rendah, dapat

dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi

secara tidak menyeluruh yaitu pengangkatan salah satu organ seperti ovari,

tuba fallopi, dan uterus.

Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua

kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada

awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah

terjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lnjut,

penyakit ini disebut juga sebagai silent killer. Angka kejadian penyakit ini di

Indonesia belum diketahui dengan pasti. Faktor yang dapat menyebabkan

kanker diantaranya adalah makan makanan tinggi lemak dan kurang serat, zat-

zat tambahan sintetik pada makanan, kurang olah raga, merokok, polusi,

virus,sering stress, dan faktor genetik juga berpengaruh. Jadi, harus lebih

selektif memilih makanan yang sehat, lebih teratur berolahraga, jangan

merokok, dan hindari hidup diantara para perokok. Sampai sekarang belum

ada cara deteksi dini yang sederhana untuk memeriksa adanya keganasan

ovarium itu.sekarang yang bisa dipakai masih menggunakan USG, tetapi itu

agak sulit kalau diterapkan secara massal karena biayanya cukup mahal.

Page 3: kista ovarium

3

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kasus kista ovari?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan Umum

Mahasiswa Keperawatan diharapkan mampu untuk mengerti dan menjelaskan

kista ovarium dan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kasus kista ovari.

Tujuan Khusus

Pada akhir pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat

1. Mengerti dan mengetahui definisi dari kista ovari.

2. Mengerti dan memahami etiologi kista ovari.

3. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab, gejala klinis, serta

penatalaksanaan, serta masalah dari kista ovari.

4. Mahasiswa dapat mengetahui gejala klinis kista ovari.

5. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan dari kista ovari.

6. Menjelaskan Web of Caution dari kista ovari.

7. Mengetahui dan menerapkan asuhan keperawatan kepada pasien dengan

kista ovari.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Pembaca dapat memahami definisi, etiologi, patofisiologi, serta

penatalaksanaan pada pasien dengan kista ovari.

2. Pembaca khususnya mahasiswa ilmu keperawatan memahami asuhan

keperawatan yang tepat terhadap pasien dengan kista ovari.

3. Perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat terhadap pasien

dengan kasus kista ovari.

Page 4: kista ovarium

4

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Tumor ovarium adalah kista yang permukaannya rata dan halus

biasanya bertangkai,bilateral dan dapat menjadi besar ( Arif Mansjoer ).

Tumor ovarium adalah kista ada yang bersifat neoplastik dan nonneoplastik

( sarwono p ).Tumor ovarium adalah pertumbuhan jinak yang berkembang

dari sel-sel otot polos. Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan

yang terjadi pada indung telur yang dibungkus oleh semacam semacam selaput

yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.

2.2 Anatomi dan Fisiologi

Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakang

tuba falopii. Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian

messovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi

dinding pelvis lateral kira-kira setinggi spina illiaka anterior superior, dan

ligamentum ovarii propium, yang mengikat ovarium ke uterus. Pada palpasi,

ovarium dapat digerakkan.

Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pada pria.

Ukuran dan bentuk ovarium menyerupai sebuah almond berukuran besar. Saat

ovulasi, ukuran ovarium dapat berubah menjadi dua kali lipat untuk

sementara. Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat

dan sedikit kenyal. Sebelum menarche, permukaan ovarium licin. Setelah

maturasi seksual, luka parut akibat ovulasi dan ruptur folikel yang berulang

membuat permukaan nodular menjadi kasar.

Ovarium terdiri dari dua bagian:

1. Korteks Ovarii

Mengandung folikel primordial

Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel degraf

Terdapat korpus luteum dan albicantes

4

Page 5: kista ovarium

5

2. Medula Ovarii

Terdapat pembuluh darah dan limfe

Terdapat serat saraf

Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon.

Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial

(primitive). Di antara interval selama masa suburnya (umumnya setiap bulan), satu

atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi. Ovarium juga merupakan tempat

utama produksi hormone seks steroid (estrogen, progesterone, dan androgen) dalam

jumlah banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi

wanita normal.

2.3 Etiologi

Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan

tumor ovarium :

1 Faktor genetik

2 Wanita yang menderita kanker payudara

3 Riwayat kanker kolon

4 Gangguan hormonal

5 Diet tinggi lemak

6 Merokok

7 Minum alkohol

8 Pengunaan bedak talk perineal

Page 6: kista ovarium

6

9 Sosial ekonomi yang rendah

Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab.Penyebab inilah

nantinya yang akan menentukan tipe dari kista.Diantara beberapa kista

ovarium ,tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak

ditemukan.Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar

dari akibat perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium.Pada

beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti

rambut dan gigi.

2.4 Klasifikasi

Klasifikasi tumor ovarii sampai sekarang belum ada yang benar-benar

memuaskan, baik pembagian secara klinis maupun secara patologis anatomis.

Tumor kistik merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama yang

bersifat non-neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari corpus luteum.

Tetapi di samping itu ditemukan pula jenis yang betul merupakan neoplasma.

Oleh karena itu tumor kistik dari ovarium yang jinak dibagi dalam golongan

non-neoplastik (fungsionil) dan golongan neoplastik.

1. Kista ovarium non-neoplastik (fungsionil)

a. Kista Follikel

           Kista ini berasal dari follikel yang menjadi besar semasa proses atresia

folliculi. Setiap bulan sejumlah besar follikel menjadi mati, disertai kematian

ovum, disusul dengan degenerasi dari epitel follikel. Pada masa ini tampaknya

sebagai kista-kista kecil. Tidak jarang ruangan follikel diisi dengan cairan

yang banyak, sehingga terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan

pada pemeriksaan klinis. Biasanya besarnya tidak melebihi sebuah jeruk.

Sering terjadi pada pubertas, climacterium, dan sesudah salpingektomi.

Gejala-gejala

Kista jenis ini tidak memberikan gejala yang karakteristik, bahkan

kadang-kadang tidak menunjukkan gejala-gejala apapun. Kurve suhu basal

bersifat monofasis. Bila mencapai ukuran yang cukup besar, kista tersebut

Page 7: kista ovarium

7

dapat memberikan rasa penuh dan tidak enak pada daerah yang dikenai.

Seperti pada semua tumor ovarii dapat menyebabkan torsi. Kadang-kadang

walaupun jarang, dapat terjadi rupture spontan, dengan disertai tanda-tanda

perdarahan intra abdominal sehingga gambaran klinisnya dapat menyerupai

suatu kehamilan ektopik yang terganggu. Yang paling sering terjadi ialah

cairan kista tersebut mengalami resorpsi secara spontan setelah satu atau dua

siklus.

Diagnosa

          Diagnosa hanya dapat ditentukan dengan palpasi dari tumor tersebut.

Tetapi kita tidak akan dapat menentukan dengan sekali pemeriksaan, apakah

kista ini neoplastik atau non neoplastik, kecuali bila ukurannya sangat besar.

Terapi

          Biasanya tak memerlukan terapi karena mengalami resorpsi spontan.

Bila harus diadakan operasi oleh karena adanya salah satu gangguan klinis

atau oleh karena indikasi lain, sebaiknya tindakannya disesuaikan dengan

keadaan. Bila kista kecil dapat dilakukan punksi atau eksisi saja. Bila besar

sebaiknya di enucleasi dengan meninggalkan jaringan ovarium yang normal.

b. Kista Lutein

Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan.

Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum

haematoma. Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi pada masa

vaskularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak jumlahnya, terjadilah corpus

luteum haematoma, yang berdinding tipis dan berwarna kekuning-kuningan.

Secara perlahan-lahan terjadi resorpsi dari unsur-unsur darah, sehingga

Page 8: kista ovarium

8

akhirnya tinggallah cairan yang jernih, atau sedikit bercampur darah. Pada saat

yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein

sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam

jaringan-jaringan perut.

Gejala-gejala

Pada beberapa kasus sering mnyerupai kehamilan ektopik. Haid

kadang-kadang terlambat, diikuti dengan perdarahan sedikit yang terus

menerus, disertai rasa sakit pada bagian perut bawah. Pada pemeriksaan klinis

ditemukan benjolan yang sakit. Ada yang menganggap kista ini sebagai

korpus luteum persistens, dimana oleh sesuatu sebab tidak terjadi regresi.

Suatu jenis yang jarang dari kista lutein ialah yang ditemukan pada mola

hydatidosa atau chorio epithelioma. Dalam beberapa kasus dari jenis ini,

dindingnya dibentuk oleh sel granulose yang mengalami luteinisasi, tetapi

pada umumnya kista dibntuk oleh sel theca lutein dan jaringan ikat.

c. Stein Levental ovary         

Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat polykistik, permukaan

rata, berwarna keabu-abuan dan berdinding tebal. Pada pemeriksaan

mikroskopis akan tampak tunica yang tebal dan fibrotik. Dibawahnya tampak

follikel dalam bermacam-macam stadium, tetapi tidak ditemukan corpus

luteum. Secara klinis memberikan gejala yang disebut Stein-Leventhal

Syndrom, yaitu yang terdiri dari hirsutisme, sterilitas, obesitas dan

oligomenorrhoe. Kecenderungan virilisasi mungkin disebabkan hyperplasi

dari tunica interna yang menghasilkan zat androgenic. Kelainan ini merupakan

penyakit herediter yang autosomal dominant.

Page 9: kista ovarium

9

d. Germinal inclusion cyst

Terjadi oleh karena invaginasi dari epitel germinal dari ovarium.

Biasanya terjadi pada wanita tua. Tidak pernah memberi gejala-gejala yang

berarti.

e. Kista endometrial

Page 10: kista ovarium

10

2. Kista ovarium yang neoplastik atau proliferatif

a. Kistoma ovarii simpleks

Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai,

seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di

dalam kista jernih, serus, dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak

lapisan epitel kubik. Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi

(putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini

suatu jenis kistadenoma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya

berhubung dengan tekanan cairan dalam kista. Terapi terdiri atas

pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang

dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah

ada keganasan.

b. Kistadenoma Ovarii Musinosum

 Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia

mungkin berasal dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu

elemen mengalahkan elemen-elemen lain. Ada penulis yang berpendapat

bahwa tumor berasal dari lapisan germinativum, sedang penulis lain menduga

tumor ini mempunyai asal yang sama dengantumorBrenner.

Angka Kejadian

Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan

kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor merupakan kira-kira 60% dari

seluruh ovarium, sedang kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40% dari

seluruh kelompok neoplasma ovarium.

Di Indonesia Hariadi (1970) menemukan frekuensi sebesar 27%;

sedangkan Gunawan (1977) menemukan angka 29,9%; Sapardan (1970)

37,2%; dan Djaswadi 15,1%. Tumor paling sering terdapat pada wanita

berusia antara 20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa prapubertas.

Gambaran Klinik

          Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan

berbagala (lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar,

lebih-lebih pada penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor yang besar

Page 11: kista ovarium

11

tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya

unilateral, akan tetapi dapat juga ditemui yang bilateral.

Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat

terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat

menyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif, yang

memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan

peritoneum parietale.

Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang

terakhir ini khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di

dalam kista. Pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti

gelatin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari

percampurannya dengan darah.

Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh

epitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yang

membundar karena terisi lendir (goblet cells). Sel-sel epitel yang terdapat

dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar:

kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi

multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista, maka sel-sel epitel dapat

tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinya

menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudomiksoma peritonei

ialah timbulnya penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan

menyebabkan banyak perlekatan. Akhirnya, penderita meninggal karena ileus

dan atau inanisi. Pada kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah padat, dan

pertumbuhan papiler. Tempat-tempat tersebut perlu diteliti dengan seksama

oleh karena di situ dapat ditemukan tanda-tanda ganas. Keganasan ini terdapat

dalam kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum.

Penanganan

Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor

sudah cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal,

biasanya dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-

ooforektomi). Pada waktu mengangkat kista sedapat-dapatnya diusahakan

mengangkatnya in toto tanpa mengadakan pungsi dahulu, untuk mencegah

timbulnya pseudomiksoma peritonei karena tercecernya isi kista. Jika

berhubung dengan besarnya kista perlu dilakukan pungsi untuk mengecilkan

Page 12: kista ovarium

12

tumor, lubang pungsi harus ditutup dengan rapi sebelum mengeluarkan tumor

dari rongga perut. Setelah kista diangkat, harus dilakukan pemeriksaan

histologik di tempat-tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan

keganasan. Waktu operasi, ovarium yang lain perlu diperiksa pula.

c. Kistadenoma Ovarii Serosum

Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal dari

epitel permukaan ovarium (germinal epithelium).

Angka Kejadian

Kista ini ditemukan dalam frekuensi yang hampir sama dengan

kistadenoma musinosum dan dijumpai pada goloongan umur yang sama. Agak

lebih sering ditemukan kista bilateral (10-20 %); Hariadi (1970) dalam hal ini

menemukan frekuensi 19,7%, Sapardan (1970) 15%, Djaswadi (1970) 10,9%;

dan Gunawan (1977) 20,3%. Selanjutnya, disurabaya hariadi dan Gunawan

menemukan angka kejadian tumor ini masing-masing 39,8% dan 28,5%; di

Jakarta Sapardan mencatat angka 20,05 dan di Yogyakarta Djaswadi mencatat

angka 36,1%.

Gambaran Klinik

Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar

dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya

licin, akan tetapi dapat pula berrbagala karena kista serosum pun dapat

berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih

keabu-abuan. Ciri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam

rongga kista sebesar 50%, dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi

kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak

jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan

papiler (solid papilloma).

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin membedakan

gambaran makroskopik kistadenoma serosum papiliferum yang ganas dari

yang jinak, bahkan pemeriksaan mikroskopik pun tidak selalu memberi

kepastian. Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat dinding kista yang dilapisi

oleh epitel kubik atau epitel torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil

dan inti sel yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor ini barasal dari

epitel permukaan ovarium (germinal ephithelium), maka bentuk epitel pada

Page 13: kista ovarium

13

papil dapat beraneka ragam tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel

bulu getar, seperti epitel tuba.

Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam

stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya

menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarii serosum papilliferum,

tetapi tidak bahwa tumor itu ganas.

Perubahan Ganas

Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi

epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara

mikroskopik digolongkan kedalam kelompok tumor ganas. Akan tetapi, garis

pemisah antara kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas kadang-

kadang sukar ditentukan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa

potensi keganasan yang dilaporkan sangat berbeda-beda. Walaupun demikian,

dapat dikatakan bahwa 30% - 35% dari kistadenoma serosum mengalami

perubahan keganasan. Bila pada suatu kasus terdapat implantasi pada

peritoneum disertai dengan asites, maka prognosis penyakit itu kurang baik,

meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak

(histopatologically benign). Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harus

dianggap sebagai neoplasma ovarium yang ganas (clinically malignant).

Terapi

Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum.

Hanya, berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu

dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan

kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada

saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.

d. Kista Endometrioid

Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding

dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel

endometrium. Kista ini, yang ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969,

tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii.

Page 14: kista ovarium

14

e. Kista Dermoid

Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana

struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit,

rambut, gigi dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai

lemak nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan

mesoderm. Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak

dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis.

Angka Kejadian

Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang

kistik, dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir

25% dari semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa

reproduksi walaupun kista dermoid dapat ditemukan pula pada anak kecil.

Tumor ini dapat mencapai ukuran yang sangat besar, sehingga beratnya

mencapai beberapa kilogram.

Frekuensi kista dermoid di beberapa rumah sakit di Indonesia ialah

sebagai berikut : Sapardan mencatat angka 16,9%; Djaswadi 15,1%; Hariadi

dan Gunawan masing-masing 11,1% dan 13,5% di antara penderita dengan

tumor ovarium. Sebelum perang dunia II, Eerland dan Vos (1935) melaporkan

frekuensi kista dermoid sebesar 3,8% dari 451 tumor ovarium yang diperiksa

di Nederlands-Indisch Kanker Instituut di Bandung, diantaranya satu kasus

pada anak umur 13 tahun.

Gambaran Klinik

Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista

kelihatan putih, keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian

kistik kenyal, di bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista

berongga satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya nampak satu kista besar

dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada umumnya terdapat satu

daerah pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat.

Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan

entodermal. Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi

(ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa

traktus gastrointestinalis, epitel saluran pernapasan, dan jaringan tiroid

(entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari

kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan

Page 15: kista ovarium

15

rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan

gelondongan seperti konde.

Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri

mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan

dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum.

Perubahan keganasan agak jarang, kira-kira dalam 1,5% dari semua kista

dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause. Yang tersering adalah

karsinoma epidermoid yang tumbuh dari salah satu elemen ektodermal. Ada

kemungkina pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan menyebabkan

terjadinya tumor yang khas.

Termasuk di sini:

1. Struma ovarium

Tumor ini terutama terdiri atas jaringan tiroid, dan kadang-kadang

dapat menyebabkan hipertiroidi. Antara 1960 dan 1964 di RS. Dr. Soetomo

Surabaya pernah ditemukan 5 kasus struma ovarium, semuanay tak berfungsi

dan tidak ganas. Hariadi selam 5 tahun (1963-1968) menemukan 3 kasus

struma ovarium (= 0,5%), Djaswadi selam 10 tahun (1965-1974) hanya

mencatat satu kasus (= 0,5%); sedangkan Gunawan selama 3 tahun (1974-

1977) melaporkan satu kasus (= 0,2%).

2. Kistadenoma ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosum

Page 16: kista ovarium

16

Kista-kista dapat dianggap sebagai adenoma yang bertasal dari satu

elemen dari epitelium germinativum.

3. Koriokarsinoma

Tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagosis harus dibuktikan

adanya hormon koriogonadotropin.

2.5 Manifestasi Klinik

Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat

berbahaya dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita

Pertumbuhan primer diikuti oleh infiltrasi kejaringan sekitar yang

menyebabkan berbagai keluhan samar-samar:

1. Perasaan sebah

2. Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul

3. Makan sedikit terasa cepat kenyang

4. Sering kembung

5. Nyeri sanggama

6. Nafsu makan menurun

7. Rasa penuh pada perut bagian bawah

8. Gangguan miksi karena adanya tekanan pada kandung kemih dan juga

tekanan pada dubur

9. Gangguan menstruasi.Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola

haid kecuali tumor itu sendiri mengeluarakan hormon seperti pada tumor

sel granulosa yang dapat menyebabkan hipermenorrea.

10. Akibat Pertumbuhan adalah dengan adanya tumor didalam perut bisa

menyebabkan pembengkakan perut..Tekanan pada alat atau organ sekitar

disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut.Misalnya

sebuah kista yang tidak seberapa besar tetapi posisinya terletak didepan

uterus sehingga dapat menekan kandung kencing dan menyebabkan

gangguan miksi dan sedang kista besar yang terletak didalam rongga perut

kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berat pada perut.Selain gangguan

miksi obstipasi dan oedema pada tungkai dapat terjadi.

Page 17: kista ovarium

17

2.6 Diagnosa

Pemeriksaan Penunjang

Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh

kepastian sebelum dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat

dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu

dalam pembuatan differensial diagnosis.

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis

adalah :

1.Laparaskopi

Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah

sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk

menentukan sifat-sifat tumor itu.

2.Ultrasonografi

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor

berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau

solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas

dan yang tidak.

3.Foto Rontgen

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya,

pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.

4.Parasintesis

Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan

bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan i

Pemeriksaan USG masih menjadi pilihan utama untuk mendeteksi

adanya kista. Selain itu, MRI dan CT Scan bisa dipertimbangkan tetapi tidak

sering dilakukan karena pertimbangan biaya.

Page 18: kista ovarium

18

2.7 Komplikasi

Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas

terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya

kanker masih belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas

40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan

terjadinya kanker ovarium.

Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral

terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila

seorang wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan

kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera

melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker

ovarium.

2.8 Pengobatan

Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang

dengan sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang

pecah namun tidak akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini

termasuk jinak dan tidak memerlukan penanganan medis. Kista biasanya

ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan pemeriksaan USG.

Meskipun demikian, pengawasan tetap harus dilakukan terhadap

perkembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi. Bila memang

ternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan

mengecil sendiri.

Pemeriksaan USG sangat berperan dalam menentukan langkah

penatalaksanaan kista ovarium. Dengan USG dapat dilihat besarnya kista,

bentuk kista, isi dari kista dan lain sebagainya.

Jika memang kista ovarium tumbuh membesar dan menimbulkan

keluhan akibat dari peregangan organ sekitar kista maka perlu

dipertimbangkan untuk melakukan operasi pengangkatan kista. Jangan lupa

Page 19: kista ovarium

19

untuk segera membawa jaringan kista ke laboratorium patologi anatomi untuk

mengetahui kemungkinan kista tersebut berkembang menjadi kanker.

Page 20: kista ovarium

20

WOC KISTA OVARI

Kista ovari

Pecahnya dinding kista Pembesaran kista Peningkatan stimulasi hormoneSeperta pada tumor sel granulosa

hypermenoreTekanan kandung kemih

Gangguan menstruasi

Gg rasa nyaman nyeri

Peregangan atau penekanan daerah panggul

Tekanan pada rectum

Gg pola eliminasi urinGg Rasa Nyaman ansietas

Factor internal factor eksternal

1 Faktor genetic 1 diet tinggi lemak

2 Wanita yang menderita kankerpayudara 2 merokok

3 Riwayat kanker kolon 3 minum alkohol

4 Gangguan hormonal 4 penggunaan bedak talk perineal

5 sosial ekonomi yang rendah

20

Page 21: kista ovarium

21

BAB III

ANALISIS KASUS

3.1 Kasus

Nn D usia 22 tahun kiriman poli kebidanan tanggal 2 September jam

12.00 dengan keluhan sakit pada perut bagian bawah dan bengkak yang

dirasakan sejak 2 tahun yang lalu .Makin lama makin besar sampai sebesar

kepalan tangan. Pasien belum menikah Pada tahun 2004 pernah menjalani

operasi Apendiks di RS M Djamil.

Data Penunjang : Hasil USG

3.2 Asuhan Keperawatan

PENGKAJIAN

A. Identitas/Biodata

Nama Klien : Nn. D

Umur : 22 tahun

Suku : Minang

Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Tidak Bekerja

Alamat rumah : Jln Muara Panyalinan PS Nan 3 BSD 1 Blok 5 No 8 Lbk

Buaya

B. Keluhan Utama

Sakit pada perut bagian bawah dan bengkak

C. Riwayat kesehatan

Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien adalah rujukan dari puskesmas Lubuk Buaya lalu klien dirujuk

ke RS M Djamil dan masuk ke bangsal Ginekologi pada tanggal 2

september 2008 pukul 12.00 wib.Pada saat pengkajian klien sudah

selesai di operasi

Riwayat Kesehatan Dahulu

21

Page 22: kista ovarium

22

Sebelumnya klien tidak pernah menderita penyakit tumor. Pada tahun

2004 klien pernah operasi apendik di RS M Djamil padang.

Riwayat Obstetri

Riwayat Menstruasi:

Menarche : 14 th

Siklus haid : 1x 30 hari

Lama Haid : 4-5 hari

Banyaknya : 2-3 x ganti duk

Bau : Amis

Warna : Merah kecoklatan

Keluhan : Nyeri haid

D. ROS: Observasi dan Pemeriksaan Fisik

Tanda vital:

a. TD : 110/70 mmHg

b. Nadi : 84 x / i

c. Pernafasan : 22 x / m

d. Suhu : 370 C

e. Kesadaran : cmc

B1 : Breath

a. Keluhan

Batuk : -

b. Irama nafas : teratur

c. Jenis : -

d. Suara Nafas : vesikuler

e. Alat Bantu nafas: -

f. Lain-lain:-

MK: tidak ditemukan masalah keperawatan

B2: Kardiovaskuler

a. Keluhan nyeri dada : -

Page 23: kista ovarium

23

b. Irama jantung : regular S1 S2 tunggal

c. Suara jantung : Normal

d. CRT : <2detik

e. Akral : Hangat kering merah

Lain – lain: -

MK : tidak ditemukan masalah

B3 : Sistem Pesyarafan

GCS : 4 5 6

B4: Bladder

BAK : 200 cc perhari

MK: Resiko gangguan retensi urine berhubungan dengan penekanan

daerah sekitar panggul

B5 : Pencernaan

Abdomen : pembesaran daerah abdomen

Nyeri tekan: +

Luka operasi : + tahun 2004

Jenis operasi : appendik

BAB : 1 x dalam 3 hari

MK:

1. Gangguan rasa nyaman,nyeri

2. Resiko konstipasi

B6: system muskuluskeletal dan integumen

DIAGNOSA

1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai

tumor/ infeksi pada tumor.

2. Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya

3. Resiko gangguan BAB konstipasi / BAK berhubungan dengan penekanan

daerah sekitar tumor.

Page 24: kista ovarium

24

INTERVENSI

1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai

tumor/ infeksi pada tumor

(Tujuan: Setelah diberi tindakan kepw,nyeri berkurang sampai hilang sama

sekali)

a. Kaji tingkat dan intensitas nyeri.

(R/ mengidentifikasi lingkup masalah)

b. Atur posisi senyaman mungkin.

(R/ Menurunkan tingkat ketegangan pada daerah nyeri)

c. Kolabarasi untuk pemberian terapi analgesik.

(R/menghilangkan rasa nyeri)

d. Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi.

(Merelaksasi otot – otot tubuh).

2. Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya.

(Tujuan : Setelah 1 X 24 Jam diberi tindakan, gangguan rasa nyaman

(cemas) berkurang.

a. Kaji  dan pantau terus tingkat kecemasan klien.

(R/ mengidentifikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedoman

tindakan selanjutnya )

b. Berikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan

dengan penyakitnya.

(R/ Informasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klien

tahu tentang keadaan dirinya )

c.   Bina hubungan yang terapeutik dengan klien.

(R/ Hubungan yang terapeutuk dapat menurunkan tingkat kecemasan

klien.

3. Resiko gangguan BAB / BAK berhubungan dengan penekanan daerah

sekitar tumor.

Page 25: kista ovarium

25

(Tujuan : gangguan BAB / BAK tidak terjadi)

a. Kaji dan pantau frekuensi BAB maupun BAK setiap hari

(R/mengidentifikasi masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan

selanjutnya)

b. Berikan obat pencahar jika di perlukan

(R/ kolaborasikan pemberian laksatif dengandokter)

c. Pemasangan alat bantu kateter jika di perlukan

(R/pemasangan kateter dapat digunakan selama praoperasi)

Page 26: kista ovarium

26

BAB IV

PEMBAHASAN

Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan

pembesaran sederhna konstituen ovarium normal, folikel graft, atau corpus luteum,

atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epitelium ovarium.

Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur

yang dibungkus oleh semacam semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar

dari ovarium.

Berdasarkan hasil USG yang dilakukan pada nona D diperkirakan bahwa nona D

menderita kista dermoid.

Kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur

ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk

glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih menonjol

daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Tentang histogenesis kista

dermoid, teori yang paling banyak dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur

melalui proses partenogenesis.

Gambaran Klinik

Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan

putih, keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di

bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila

dibelah, biasanya nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam

dindingnya. Pada umumnya terdapat satu daerah pada dinding bagian dalam yang

menonjol dan padat.

Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan entodermal.

Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang

rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrointestinalis,

epitel saluran pernapasan, dan jaringan tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat

dalam rongga kista ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti

lemak, bercampur dengan rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi

dapat pula merupakan gelondongan seperti konde.

26

Page 27: kista ovarium

27

Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di

perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista dengan

akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan agak

jarang, kira-kira dalam 1,5% dari semua kista dermoid, dan biasanya pada wanita

lewat menopause. Yang tersering adalah karsinoma epidermoid yang tumbuh dari

salah satu elemen ektodermal. Ada kemungkina pula bahwa satu elemen tumbuh lebih

cepat dan menyebabkan terjadinya tumor yang khas.

Berhubungan dengan kasus di atas nona D mengalami nyeri perut bagian bawah yang

sesuai dengan manifestasi klinis pada kista dermoid. Kista dermoid juga banyak di

temukan pada usia reproduktif.

Angka Kejadian

Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan

paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir 25% dari semua kista

dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun kista dermoid

dapat ditemukan pula pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran yang sangat

besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.

Frekuensi kista dermoid di beberapa rumah sakit di Indonesia ialah sebagai berikut :

Sapardan mencatat angka 16,9%; Djaswadi 15,1%; Hariadi dan Gunawan masing-

masing 11,1% dan 13,5% di antara penderita dengan tumor ovarium. Sebelum perang

dunia II, Eerland dan Vos (1935) melaporkan frekuensi kista dermoid sebesar 3,8%

dari 451 tumor ovarium yang diperiksa di Nederlands-Indisch Kanker Instituut di

Bandung, diantaranya satu kasus pada anak umur 13 tahun.

Untuk tindakan keperawatan yang dilakukan pada nona D yaitu pada masalah

keperawatan gangguan rasa nyaman (nyeri) adalah mengkaji tingkat dan intensitas

nyeri untuk mengidentifikasi lingkup masalah pada nona D, mengatur posisi

senyaman mungkin untuk menurunkan tingkat ketegangan pada perut bagian bawah,

kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian analgesik agar rasa nyeri hilang,

mengajarkan untuk melakukan tekhnik relaksasi pada nona D untuk merelaksasi otot-

otot tubuh. Tindakan keperawatan pada masalah keperawatan gangguan rasa nyaman

(cemas) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan

penatalaksanaannya adalah mengkaji  dan memantau terus tingkat kecemasan klien

untuk mengidentifikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan

keperawatan selanjutnya, memberikan penjelasan tentang semua permasalahan yang

Page 28: kista ovarium

28

berkaitan dengan penyakitnya untuk menambah wawasan klien sehingga klien tahu

tentang keadaan dirinya, membina hubungan yang terapeutik dengan klien untuk

menurunkan tingkat kecemasan klien.

Untuk tindakan keperawatan pada nona D dengan masalah keperawatan Resiko

gangguan BAB / BAK berhubungan dengan penekanan daerah sekitar tumor adalah

mengkaji dan memantau frekuensi BAB maupun BAK nona D setiap hari untuk

mengidentifikasi masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan keperawatan

selanjutnya, kita dapat memberikan obat pencahar jika di perlukan, kolaborasikan

pemberian laksatif dengan dokter, memasang alat bantu kateter yang dapat digunakan

selama praoperasi.

Page 29: kista ovarium

29

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Kista ovarium merupakan pertumbuhan jaringan otot polos yang dapat menimbulkan

pembengkakan yang dapat berisis cairan maupun berbentuk padat. Penemuan terbaru

untuk penanganan kista ovarium dapat dilakukan laparoskopi.

Satu-satunya pengobatan untuk neoplasma dari ovarium adalah operasi, tergantung

pada jenis usia wanita dan perlu atau tidaknya wanita hamil lagi, sebaiknya isi kista

segera dibuka, sebelum perut ditutup kembali.

Pada wanita yang lebih tua (lebih dari 40 tahun) jalan yang baik adalah hysterectomy

totalis dan salping oophorectomy bilateral wallaupun tidak terdapat tanda-tanda

keganasan.

Saran

a. Diperlukan deteksi dini terhadap semua keganasan penyakit kandungan

terutama kista ovarium yang kebanyakan dapat menjadi ganas.

b. Penyakit ini disebut juga silent killer karena gejala penyakitnya yang lambat

terdeteksi oleh penderitadan kebanyakan diketahui saat kista sudah besar.

c. Menghindari faktor pemicu timbulnya kista ovarium dan peningkatan status

gizi sangatlah penting karena dari tubuh yang sehat akan memperkecil

kemungkinan untuk terjangkit penyakit.

d. Menghindari makanan yang mengandung zat kimia dan makanan siap saji.

Pada kasus Nn D kista yang diderita termasuk dalam kista folikel. Gejala yang

dirasakan oleh Nn D adalah rasa sakit di bagian bawah panggul yang diakibatkan

oleh penekanan daerah sekitar bawah panggul

29

Page 30: kista ovarium

30

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda juall. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8.

Jakarta : EGC.

Doenges, E, Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi.

Jakarta : EGC.

Lowdermilk, perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh edition.

Philadelphia : Mosby.

Sjamjuhidayat & Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta :

EGC.

Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.

Jakarta : EGC.

Anonym. Kista ovari. www. Bunda labiban.com diakses tanggal 24 September

2009.

Anurogo, ditto. 2009. Kista ovarium. www. Netsains.com. diakses tanggal 24

September 2009.

30