kip k

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan mendengar secara aktif merupakan hal mendasar yang herus diterapkan dalam proses konseling. Untuk mempraktikannya, perlu latihan dan waktu praktik yang rutin. Selain itu, konselor perlu banyak membaca uraian yang membahas tentang bagaimana mengembangkan tekhnik mendengarkan secara aktif dan efektif. Teruslah mengasah keterampilan tersebut dan keterampilan yang lain untuk menolong konseli yang datang kepada anda. Dengan demikian, keterampilan yang dimiliki akan semakin luas. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang harus diketahui yaitu: 1. Pengertian Mendengar Aktif ? 2. Refleksi Isi Pada Mendengar Aktif ? 3. Refleksi Perasaan Mendengar Aktif ? 4. Keterampilan bertanya Mendengar Aktif ? C. Tujuan Penulisan

Upload: wulansyawalia

Post on 26-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

komunikasi

TRANSCRIPT

Page 1: KIP K

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keterampilan mendengar secara aktif merupakan hal mendasar yang herus

diterapkan dalam proses konseling. Untuk mempraktikannya, perlu latihan dan

waktu praktik yang rutin. Selain itu, konselor perlu banyak membaca uraian

yang membahas tentang bagaimana mengembangkan tekhnik mendengarkan

secara aktif dan efektif. Teruslah mengasah keterampilan tersebut dan

keterampilan yang lain untuk menolong konseli yang datang kepada anda.

Dengan demikian, keterampilan yang dimiliki akan semakin luas.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang harus diketahui yaitu:

1. Pengertian Mendengar Aktif ?

2. Refleksi Isi Pada Mendengar Aktif ?

3. Refleksi Perasaan Mendengar Aktif ?

4. Keterampilan bertanya Mendengar Aktif ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penyelesaian pembuatan makalah ini adalah sebagai syarat dalam mata

kuliah agar mahasiswa mampu menjelaskan mengenai.

1. Pengertian Mendengar Aktif .

2. Refleksi Isi Pada Mendengar Aktif.

3. Refleksi Perasaan Mendengar Aktif.

4. Keterampilan bertanya Mendengar Aktif.

Page 2: KIP K

D. Manfaat Penulisan

Sebagai bahan pembelajaran dan pengetahuan bagi mahasiswa dalam

menerapkan pada praktik kebidanan.

Page 3: KIP K

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN MENDENGAR AKTIF

Mendengar aktif adalah ketika anda melakukan usaha secara sadar untuk

mendengarkan bukan hanya kata-kata yang diucapkan orang lain, tetapi yang

lebih penting ialah berusaha memahami pesanyang disampaikan secara

menyeluruh.

1. Keterampilan Mendengar

Dalam komunikasi interpersonal dan konseling (KIP/K) terdapat 4 bentuk

mendengarkan yang bisa kita gunakan sesuai dengan situasi yang dihadapi, yaitu:

a. Mendengar pasif (diam)

Dilakukan antara lain bila klien sedang menceritakan masalahnya: berbicara

tanpa henti, menggebu-gebu dengan ekspresi perasaan kesal atau sedeh. Selain

itu bila berhenti sejenak, konselor dapat mendengar pasif untuk memberikan

kesempatan menenangkan diri.

b. Memberi tanda perhatian verbal dan non verbal

Dilakukan antara lain sewaktu klien berbicara panjang tentang peristiwa yang

terjadi pada dirinya. Selain diam, konselor mendengarkan dengan memberikan

ungkapan kata verbal untuk menyemangati klien berbicara. Seperti: Hmm…,

yaa.., lalu,.. oh.., begitu.., terus.., atau sesekali menganguk.

c. Mengajukan pertanyaan untuk mendalami dan klarifikasi dilakukan bila

konselor ingin mendalami apa yang diucapkan/diceritakan klien.

Misalnya: “ bagaimana hubungan ibu dengan saudara-saudara suami ? “apakah

maksud ibu dengan perbuatan yang tidak layak itu ?”

d. Mendengar aktif

Yaitu dengan memberikan umpan balik/merefleksikan isi ucapan dan perasaan

klien. Melakukan refleks yang tepat dan menghargai perasaan klien merupakan

hal yang perlu dan penting dalam proses konseling. Sebelum klein siap dan mau

mengatakan situasinya, mendengarkan pilihan-pilihan, dan mengambil

keputusan yang tepat berdasarkan informasi, klien terlebih dahulu harus percaya

Page 4: KIP K

bahwa konselor mendengaran dan mengerti akan perasaannya, kepentingan

klien dan keprihatinannya.

1. Manfaat refleksi adalah:

a. Mendorong seseorang menyadari bahwa anda telah dan sedang

mendengarkannya dan memahami apa yang telah dikatakannya.

b. Memungkinkan seseorang lebih memahami perasaan emosional

dan isi pembicaraannya.

c. Mendorong seseorang melanjutkan pembicaraannya.

2. Refleksi isi atau paraphrasing

Adalah menyatakan kembali ucapan klien dengan kata-kata lainnya,

memberi masukan kepada klien tentang inti ucapan yang baru dikatakan

klien dengan cara meringkas dan memperjelas ucapan klien.

Contoh , Klien : “Tiap hari saya selalu disibukan dengan pekerjaan rumah,

mengurus anak, dalam keadaan hamil seperti ini saya ingin minta bantuan

suami untuk mengerjakan pekerjaan rumah, tetapi apakah suami saya mau.

Karena suami saya sering mengatakan bahwa pekerjaan rumah adalah

pekerjaan perempuan, padahal semestinya tidak begitu. Kan, Bu? Namanya

berumah tangga harus sama-sama, apalagi saya sedang hamil begini, ya kan

Bu?. Bidan : “Ibu minta bantuan suami mengerjakan pekerjaan rumah

angga yang terasa berat dalam keadaan hamil seperti sekarang ini, tapi tidak

yakin suami mau?”

3. Refleksi perasaan

Refleksi dalah mengungkapkan perasaan klien yang teramati oleh konselor

dari intonasi suara, raut wajah dan bahasa tubuh klien walaupun dari hal-hal

yang bersifat dari kata-kata verbal klien.

Contoh : Klien : “tiap hari saya selalu disibukan dengan pekerjaan

rumah, mengurus anak, dalam keadaan hamil seperti ini saya ingin minta

bantuan suami untuk mengerjakan pekerjaan rumah, tetapi apakh suami

saya mau. Karena suami saya sering mengatakan bahwa pekerjaan rumah

adalah pekerjaan perempuan, padahal semestinya tidak begitu kan, Bu?

Namanya berumahtanggakan harus sama-sama, apalagi saya sedang hamil

Page 5: KIP K

begini, ya kan Bu?Bidan : “ibu merasa kesal dengan sikap suami yang tidak

membantu ibu dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga dalam keadaan

hamil seperti sekarang ini!”

a. Refleks perasaan mencakup tiga tujuan:

1) Klien berpikir mengenai bagaimana perasaanya

2) Konselor mengetahui apakah klien mengalami kebingungan.

3) Jika mengalami kebingungan, klien dan konselor akan meluruskannya

melalui diskusi.

Persamaan dan perbedaan merangkum dengan refleks isi : merangkum

hampir sama dengan refleks isi, namun berbeda, perbedaanya adalah:

a) Merangkum dilakukan setelah beberapa waktu yang lebih lama dengan

mencakup beberapa informasi yang diucapkan klien.

b) Merangkum digunakan di awal dan diakhir dari percakapan

c) Untuk transisi (peralihan) antar topik

d) Memberi penjelasan panjang terhadap masalah klien yang rumit

Hal-hal yang perlu diperhatikan atau tips dalam mendengarkan aktif

meliputi:

a) Terima klien apa adanya. Hargai klien sebagai individu yang berbeda

dari individu yang lainnya.

b) Dengarkan apa yang dikatakan klien dan bagaimana ia mengatakan hal

itu. Perhatikan intonasi suara, pemilihan kata, ekspresi wajah, dan

gerakan-gerakan tubuh.

c) Tempatkan diri pada posisi klien selama mendengarkan

d) Kadang-kadang lakukan mendengar aktif (diam). Beriwaktu pada klien

untuk berpikir, beratnya dan berbicara. Sesuaikan dengan kecepatan

klien.

e) Dengarkan klien dengan seksama, jangan berpikir apa yang anda

katakana selanjutnya.

f) Lakukan pengulangan (refleks) apa yang anda dengar, sehingga anda dan

klien tau bahwa anda telah paham.

Page 6: KIP K

g) Duduk menghadap klien dengan nyaman, hindari gerakan yang

menggangu, tatap dan perhatikan klien ketika berbicara.

h) Tunjukan tanda perhatian verbal (hmmm, yaaa, lalu, terus, oh begitu) dan

verbal (sesekali mengangguk).

4. Keterampilan bertanya

a. tujuan mendengarkan dan bertanya adalah :

1) mendorong klien untuk berbicara.

2) menunjukkan minat dan perhatian kita terhadap klien.

3) menigkatkan kesadaran kita terhadap perasaan klien.

4) memperoleh informasi.

5) memberikan suatu arahan percakapan terhadap klien

b. Jenis pertanyaan

Semua jenis pertanyaan dapat dikelompokkan menjadi pertanyaan

tertutup dan terbuka.

1. Pertanyaan tertutup

a) Menghasilkan jawaban “ya” atau “tidak” yang berguna untuk

mengumpulkan informasi yang faktual (biasanya dilakukan pada

awal-awal percakapan).

b) Bila menginginkan jawaban yang pendek dan khusus.

c) Kegunaan untuk menanyakan riwayat kesehatan, data diri.

2. Pertanyaan terbuka

a) Jenis pertanyaan biasanya memakai kata Tanya “bagaimana” atau

“apa’’.

b) Kegunaan untuk mempelajari perasaan, kepercayaan, dan

pengetahuan klien.

c) Memberi kebebasan atau kesempatan kepada klien dalam

menjawab yang memungkinkan partisipasi aktif dalam percakapan.

d) Merupakan cara yang efektif untuk menggali informasi

menggunakan intonasi suara yang menunjukkan minta dan

perhatian.

Page 7: KIP K

e) Mendorong untuk mengembangkan jawaban, melanjutkan

pembicaraan, dan mengarahkan pada masalah terpenting, sehingga

dapat muncul informasi-informasi yang tidak diduga dari

jawabannya klien.

Contoh : “bagaimana perasaan ibu dengan kehamilan anak ketiga

ini?” “bagaimana perasaan dan pendapat suami dengan kehamilan

ibu yang ketiga ini?”

c. Bertanya efektif

Bertanya yang efektif kepada klien penting, karena :

1) Dapat menilai kebutuhan klien

Contoh pertanyaan:

“Apa yang dapat saya bantu?”

“Apa masalah ibu sehingga ibu datang ke klinik?”

2) Dapat menilai pemahaman dan pengalaman klien berkaitan dengan

kehamilan dan persalinan.

Contoh pertanyaan:

“Menurut ibu, apa yang menyebabkan terjadinya masalah tersebut?”

“Apa yang bu lakukan ketika melihat tanda-tanda perdarahan?”

Apakah ada perbedaan yang ibu rasakan antara kehamilan anak yang

pertama dan anak yang kedua?”

3) Dapat menghemat waktu bidan dan klien dengan tidak mengulang

informasi yang sudah klien ketahu

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam bertanya efektif :

1. Gunakan intonasi suara yang menunjukan perhatian, minat dan

keakaban.

2. Gunakan kata-kata yang dipahami klien.

3. Ajukan pertanyaan satu-persatu. Tunggu jawaban dengan penuh

minat, jangan memotong.

4. Gunakan kata-kata yang mendoron klien untuk tetap berbicara

seperti : “Dan”, “Bagaimana”?, “lalu?”, “Maksudnya?”

Page 8: KIP K

5. Bila menanyakan hal-hal yang sifatnya pribadi, jelaskan mengapa hal

tersebut ditanyakan.

6. Hinddari penggunaan kata Tanya “Mengapa”. Karena kemungkinan

klien dapat merasa “disalahkan”.

7. Anjurkan pertanyaan yang sama dengan berbagai cara bila klien

belum paham.

8. Hindari pertanyaan yang mengarahkan.

9. Gunakan “pertanyaan terbuka” karena lebih efektif dari pada

“pertanyaan tertutup”

Page 9: KIP K

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi sangat

penting untuk memahami dan mengetahui tentang mendengar aktif, karena

materi ini merupakan salah satu poin terpenting yang diterapkan dalam praktik

kebidanan.

Page 10: KIP K

DAFTAR PUSTAKA

Diah Wulandari, SST. 2012. Komunikasi dan Konseling dalam Praktek

Kebidanan. Nuha Medika: Yogjakarta.

Modul Komunikasi Efektif . Depkes.

http://uher1.files.wordpress.com/2010/09/mendengar_secara_aktif.pdf