kinerja pertumbuhan ikan nila merah yang...
TRANSCRIPT
KINERJA PERTUMBUHAN IKAN NILA MERAH YANG
DIBERI PAKAN BERBASIS DISTILLERS DRIED GRAINS
WITH SOLUBLES DI WADUK CIRATA, JAWA BARAT
ARIE KURNIANTO
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
ii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
KINERJA PERTUMBUHAN IKAN NILA MERAH YANG DIBERI
PAKAN BERBASIS Distillers Dried Grain with Solubles DI WADUK
CIRATA, JAWA BARAT
adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Bogor, Februari 2012
Arie Kurnianto
C14070078
iii
ABSTRAK
ARIE KURNIANTO. Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila Merah yang Diberi Pakan
Berbasis Distillers Dried Grain with Solubles Di Waduk Cirata, Jawa Barat.
MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI dan DEDY YANIHARTO.
Protein merupakan sumber energi utama bagi ikan. Protein pada pakan ikan
air tawar masih berasal dari tepung ikan dan soy bean meal, kedua bahan masih
diimpor sehingga harga pakan menjadi mahal. Oleh karena itu, diperlukan sumber
protein alternatif agar harga pakan menjadi kompetitif. Tujuan dari penelitian ini
adalah menguji kinerja pertumbuhan ikan nila merah Oreochromis sp. yang diberi
pakan berbasis distillers dried grain with soluble (DDGS). Penelitian
dilaksanakan pada Maret hingga Juli 2011 di Waduk Cirata, Jawa Barat dan
Laboratorium Nutrisi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor. Pakan uji yang digunakan adalah pakan perlakuan DDGS 30%
(pakan A), pakan DDGS 40% (pakan B), pakan DDGS 50% (pakan C), pakan
DDGS 0% (pakan kontrol Grade A), dan pakan DDGS 0% (pakan kontrol Grade
B). Hasil analisis proksimat menunjukkan protein pakan perlakuan berkisar 27,87-
28,67%. Hasil yang terbaik dari pakan perlakuan pada pakan C dengan bobot rata-
rata pada akhir pemeliharaan 278 g, kelangsungan hidup 93,67 ± 2,51%, laju
pertumbuhan harian 1,80 ± 0,04%, jumlah konsumsi pakan 36157 ± 4305 g,
retensi protein 33,87 ± 2,69%, retensi lemak 84,06 ± 2,50%, konversi pakan 1,58
± 0,02, dan efisensi pakan 63,12 ± 0,86%. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa penggunaan DDGS 50% dalam pakan memberikan pertumbuhan yang baik
pada ikan.
Kata kunci : ikan nila, sumber protein, DDGS, pertumbuhan
iv
ABSTRACT
ARIE KURNIANTO. Growth Performance of Red Tilapia with Distillers Dried
Grain with Solubles Feed at Cirata Lake, West Java. Supervised by
MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI dan DEDY YANIHARTO.
Protein is prime source energy of fish. Protein source in fish provided
from fish flour and soy bean meal, both of them still import and make the price of
feed being expensive. Hence, it is necessary to find an alternative protein source
to decrease feed price. The purpose this research was to observe growth of red
tilapia with DDGS feed. This research was performed in March till July 2011 at
Cirata lake, West Java and Fish Nutrition Laboratory, Department of Aquaculture,
Fisheries and Marine Science Faculty, Bogor Agricultural University. The feed
treatment were 30% DDGS (feed A), 40% DDGS (feed B), 50% DDGS (feed C),
0% DDGS (Grade A control feed), and 0% DDGS (Grade B control feed). The
proximate analysis showed the testing protein feed were ranging 27,87-28,67%.
The best result from testing was 50% DDGS feed with 278 g mean weight of fish,
survival rate was 93,67 ± 2,51%, specific growth rate was 1,80 ± 0,04%, total
consumption feed 36157 ± 4305 g, protein retention was 33,87 ± 2,69%, fat
retention was 84,06 ± 2,50%, feed convertion ratio was 1,58 ± 0,02, and feed
efficiency was 63,12 ± 0,86%. Finnaly, it can be concluded that the used 50%
DDGS to feed can give good growth for fish.
Keyword: red tilapia, protein source, DDGS, growth
v
KINERJA PERTUMBUHAN IKAN NILA MERAH YANG
DIBERI PAKAN BERBASIS DISTILLERS DRIED GRAINS
WITH SOLUBLES DI WADUK CIRATA, JAWA BARAT
ARIE KURNIANTO
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada
Program Studi Teknologi & Manajemen Perikanan Budidaya
Departemen Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
vi
PENGESAHAN
Judul : Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila Merah Yang Diberi Pakan Berbasis
Distillers Dried Grain with Sollubles Di Waduk Cirata, Jawa Barat
Nama : Arie Kurnianto
NIM : C14070078
Departemen : Budidaya Perairan
Disetujui,
Diketahui,
Ketua Departemen Budidaya Perairan
Dr. Odang Carman
NIP. 19591222 198601 1 001
Tanggal Lulus :
Pembimbing I
Dr. Muhammad Agus Suprayudi
NIP. 19650418 199103 1 003
Dr. Muhammad Agus Suprayudi
NIP. 19650418 199103 1 003
Pembimbing II
Dedy Yaniharto, M.Sc
NIP. 19651124 199301 1 001
Dr. Muhammad Agus Suprayudi
NIP. 19650418 199103 1 003
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila Merah yang Diberi Pakan Berbasis
Distillers Dried Grains with Soluble di Waduk Cirata, Jawa Barat” ini sebagai
salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada:
1. Bapak Dr. M. Agus Suprayudi dan Bapak Dedy Yaniharto, M.Sc. sebagai
Pembimbing I dan Pembimbing II atas segala bimbingan dan arahan selama
penelitian hingga penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. M. Zairin Jr. sebagai Dosen Penguji dalam ujian akhir skripsi
ini dan arahannya dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Ibu Dr. Sri Nuryati sebagai dosen pembimbing akademik atas segala bimbingan
dan arahan selama studi
4. Kedua Orang Tua yang penulis sayangi dan banggakan, Kakak Ria Amelia atas
dukungan dan cintanya selama ini.
5. Bapak Iwing, Bapak Gatot, serta seluruh karyawan Lucky Farm Waduk Cirata
atas kebersamaannya selama penelitian.
6. Bapak Wasjan dan Ibu Retno atas bimbingannya selama di laboratorium
7. Bapak Maryanta, Ibu Yuli, Bapak Asep, dan Bapak Adhi saat mengurus
administrasi studi hingga lulus.
8. Teman-teman Laboratorium Nutrisi, Nurfadhillah, Gebbie Edriani, Asep El-
Qusairy, Dina Silmina, Azis Kurniansyah, Aditya Hutama, Upmal Deswira,
Feri Kurniawati, Zulhadiati Agustina, Retno Cahya, dan Ridha Nugroho.
9. Teman-teman COMB44T atas kebersamannya selama ini khususnya, Bachtiar,
Agus, Tyas, Ikbal, Reky, Aulia, Annisa, Yunika, Ikhsan, dan Rico.
Bogor, Februari 2012
Arie Kurnianto
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1989 dari pasangan Bapak
Soeharno dan (alm.) Ibu Tini. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara.
Setelah menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 35 Jakarta pada tahun 2007,
penulis melanjutkan pendidikan di IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan
Mahasiswa Baru (SPMB) pada Program Studi Teknologi dan Manajemen
Perikanan Budidaya, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan.
Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan
Himpunan Mahasiswa Akuakultur periode 2010-2011. Penulis juga pernah
menjadi asisten pada mata kuliah Nutrisi Ikan (2011), Teknologi Produksi Pakan
Alami, Bentos dan Algae (2011), dan Teknologi Pembuatan Pakan Ikan (2011).
Penulis pernah mengikuti Pekan Kreativitas Mahasiswa yang berjudul:
Pemeriksaan kondisi kesehatan ikan lele Clarias batrachus melalui pengamatan
gambaran darah. Dalam usaha menambah wawasan dan pengetahuan di bidang
akuakultur, penulis melakukan kegiatan magang di BBPBL Lampung (2007),
BBPBL Jepara (2007), dan BBL Lombok (2010). Untuk menyelesaikan studi,
penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila
Merah yang Diberi Pakan Berbasis Distillers Dried Grains with Soluble di
Waduk Cirata, Jawa Barat”
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………. 1
1.2 Tujuan…………………………………………………………….. 2
II. BAHAN DAN METODE ................................................................... 3
2.1 Pemeliharaan Ikan ......................................................................... 3
2.2 Pakan Uji ....................................................................................... 3
2.3 Analisis Kimia ............................................................................... 4
2.4 Parameter Uji ................................................................................. 5
2.4.1 Jumlah Konsumsi Pakan ...................................................... 5
2.4.2 Laju pertumbuhan Harian .................................................... 5
2.4.3 Retensi Protein ..................................................................... 5
2.4.4 Retensi Lemak…………………………………………….. 5
2.4.5 Kelangsungan Hidup………………………………………. 6
2.4.6 Efisiensi Pakan……………………………………….……. 6
2.4.7 Feed Convertion Ratio (FCR).…………………………….. 6
2.5 Analisis Data……………………………………………………. . 6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 7
3.1 Hasil .............................................................................................. 7
3.2 Pembahasan .................................................................................. 8
IV. KESIMPULAN ................................................................................... 12
4.1 Kesimpulan ................................................................................... 12
4.2 Saran…………………………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13
LAMPIRAN .................................................................................................. 15
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Komposisi pakan dan hasil analisis proksimat pakan ........................ 4
2. Jumlah konsumsi pakan (JKP), laju pertumbuhan harian (LPH),
konversi pakan (FCR), efisiensi pakan (EP), retensi lemak (RL),
retensi protein (RP), dan kelangsungan hidup (SR) selama masa
pemeliharaan ...................................................................................... 8
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Prosedur analisis proksimat .................................................................. 15
1.1 Prosedur analisis kadar air ............................................................. 15
1.2 Prosedur analisis kadar serat kasar ................................................. 15
1.3 Prosedur analisis kadar protein ...................................................... 16
1.4 Prosedur analisis kadar lemak ........................................................ 17
1.5 Prosedur analisis kadar abu ............................................................ 17
2. Analisis kelangsungan hidup ................................................................ 18
3. Analisis retensi lemak .......................................................................... 19
4. Analisis jumlah konsumsi pakan……………………………………. . 20
5. Analisis laju pertumbuhan harian…………………………………….. 20
6. Analisis retensi protein…………………………………….. ............... 21
7. Analisis konversi pakan………………………………………………. 22
8. Analisis efisiensi pakan……………………………………………….. 23
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protein merupakan unsur penting yang dibutuhkan ikan. Pertumbuhan ikan
salah satunya ditentukan oleh jumlah protein dalam pakan dan protein pakan yang
dicerna oleh ikan. Selama ini protein pakan masih bersumber dari tepung ikan dan
bungkil kedelai yang didatangkan dari luar negeri. Diketahui bahwa harga tepung
ikan adalah Rp 12.414 per kg (Atanpaim, 2010) dan bungkil kedelai Rp 3.359 per
kg (Anonim, 2011). Keadaan ini membuat harga pakan bertambah mahal.
Pakan merupakan bagian penting dalam kegiatan budidaya. Biaya yang
dikeluarkan dalam kegiatan budidaya untuk pakan sebesar 40-89% (Suprayudi,
2010). Masalah seperti ini harus segera diselesaikan agar petani mendapatkan
keuntungan yang maksimal, salah satunya dengan memanfaatkan pakan berbahan
baku dari dalam negeri maupun pakan berbasis limbah. Pendekatan lain adalah
menggunakan karbohidrat dan lemak sebagai sumber energi (Azaza et al., 2009).
Pemanfaatan bahan baku lokal diharapkan dapat meminimumkan biaya
yang dikeluarkan untuk pakan. Persyaratan yang harus dipenuhi bahan baku
pakan ikan adalah bahan tersebut harus memenuhi kebutuhan nutrien ikan, bahan
tersebut tidak berkompetisi dengan kebutuhan manusia, memiliki jumlah yang
banyak, berbasis limbah, dan tidak mengandung hazard material (Suprayudi,
2010). Melihat dari persyaratan tersebut, maka distillers dried grains with
solubles (DDGS) dapat digunakan sebagai pakan ikan. DDGS adalah hasil
samping dari proses pengolahan etanol. Pada proses pembuatan etanol terdapat
residu dari hasil penggilingan jagung dan difermentasikan oleh Saccharomyces
cerevisiae.
Ketersediaan DDGS diperkirakan terus meningkat dengan peningkatan
produksi etanol. Pada tahun 2006, produksi DDGS di Amerika mencapai 12 juta
ton. Distillers dried grain with soluble ini terjual terutama sebagai komponen
pakan karena mengandung nutrisi yang tinggi seperti protein, lemak, vitamin,
mineral, dan kanji (Kingsly & Ileleji, 2009). Walaupun berasal dari limbah hasil
pengolahan etanol, DDGS tetap memiliki kandungan nutrien yang cukup untuk
dijadikan bahan baku pakan. Sebanyak 2,54 kg jagung difermentasikan, maka
2
akan didapatkan 1,02 L etanol, 0,28 kg karbon dioksida, dan 0,82 kg DDGS (Lim
& Aksoy, 2008). Dapat dikatakan bahwa kandungan dalam DDGS 3 kali lipat dari
jagung. Adapun penggunaan DDGS dalam pakan pada penelitian yang dilakukan
Lim & Aksoy (2008), bahwa dengan mengantikan 30% SBM dengan 30% DDGS
dapat meningkatkan pertambahan bobot pada Channel catfish. Ikan nila merah
Oreochromis sp. dipilih dalam penelitian ini karena merupakan salah satu
komoditas unggulan dalam perikanan air tawar dan cocok dalam budidaya
intensif. Ikan nila memiliki karakteristik seperti pertumbuhan cepat, dapat
menerima pakan buatan, dan mampu dalam beradaptasi pada lingkungan (Azaza
et al., 2009)
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah menguji kinerja pertumbuhan dari ikan nila
merah Oreochromis sp. yang diberi pakan berbasis DDGS di Waduk Cirata, Jawa
Barat.
3
II. BAHAN DAN METODE
2.1 Pemeliharaan Ikan
Ikan uji yang digunakan adalah ikan nila merah dengan bobot rata-rata ikan
31,59 ± 1,07 g. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 120 hari di Waduk Cirata,
Jawa Barat. Media pemeliharaan yang digunakan adalah karamba jaring apung
dengan dimensi 2 m x 2 m x 1,5 m sebanyak 15 jaring. Padat tebar setiap jaring
adalah 25 ekor/m2. Pemberian pakan dilakukan secara at satiation dengan
frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari, yaitu pukul 07.00, 12.00,
dan 16.00 WIB. Pengamatan dilakukan setiap hari dengan mencatat jumlah pakan
yang dihabiskan, jumlah dan bobot ikan mati.
2.2 Pakan Uji
Pakan yang digunakan selama pemeliharaan ikan berbahan dasar DDGS.
Berikut adalah pakan perlakuan yang digunakan :
Pakan A : pakan dengan kadar DDGS 30%
Pakan B : pakan dengan kadar DDGS 40%
Pakan C : pakan dengan kadar DDGS 50%
Pakan D : pakan kontrol 1 (pakan komersial grade A)
Pakan E : pakan kontrol 2 (pakan komersial grade B)
Setelah pakan tersebut dibuat, pakan akan diuji kadar proksimat untuk
mengetahui kandungan yang terdapat di dalamnya. Adapun komposisi pakan dan
hasil analisis proksimat pakan dapat dilihat pada Tabel 1.
4
Tabel 1. Komposisi pakan dan hasil analisis proksimat pakan
Komposisi
Pakan Perlakuan
A (30%
DDGS)
B (40%
DDGS)
C (50%
DDGS)
DDGS 30 40 50
Tepung kedelai 18,5 15 13,5
Bekatul 21 16 10
Bahan-bahan lain :
(Tepung daging dan
tulang, Tepung
kopra, Tepung biji
kapuk, Tepung
perekat jagung,
Tepung kepala
udang, Tepung
singkong)
25,5 24 21,5
Minyak :
(Minyak ikan, dan
Minyak kelapa sawit)
1,5 1,5 1,5
Premiks 3,5 3,5 3,5
Parameter
(dalam berat kering)
Pakan perlakuan / % DDGS Grade A Grade B
30 40 50
Lemak (%) 8,79 10,06 9,28 5,98 9,48
Protein (%) 27,87 27,80 28,57 28,80 29,80
Kadar abu (%) 9,59 9,36 9,59 9,15 11,77
Serat kasar (%) 16,66 8,32 6,89 7,03 11,82
BETN 37,09 44,46 45,67 49,04 37,13
GE (kkal/100 g) 390,77 432,54 434,48 418,53 408,24
Rasio C/P 14,02 15,56 15,21 14,53 13,70
Keterangan :
*GE = Gross Energy (Watanabe, 1988)
1 gram protein = 5,6 kkal GE
1 gram karbohidrat/BETN = 4,1 kkal GE
1 gram lemak = 9,4 kkal GE
2.3 Analisis Kimia
Analisis proksimat dilakukan pada pakan dan ikan perlakuan. Analisis yang
dilakukan adalah analisis protein, serat kasar, kadar lemak, kadar abu, dan kadar
air. Analisis proksimat protein menggunakan metode Kjeldhal, analisa kadar
lemak dengan metode Soxhlet dan Folsch, analisa serat kasar dengan pelarutan
sampel pada larutan asam dan basa kuat serta pemanasan, kadar abu dengan
metode pembakaran pada suhu 600 ºC, dan kadar air menggunakan metode
pemanasan dalam oven dengan suhu 105 – 110 ºC (Takeuchi, 1988). Prosedur
analisis proksimat dapat dilihat pada Lampiran 1.
5
2.4 Parameter Uji
2.4.1 Jumlah Konsumsi Pakan (JKP)
Pengukuran JKP ditentukan dengan menimbang jumlah pakan yang
diberikan dikurangi jumlah pakan yang tidak dimakan.
2.4.2 Laju Pertumbuhan Harian (LPH)
Pengukuran LPH ikan uji dihitung berdasarkan persamaan yang
dikemukakan oleh Huissman (1987), yaitu:
α = 𝑊𝑡
𝑊𝑜
𝑡 - 1 x 100%
Keterangan:
α = Laju pertumbuhan harian
Wt = Rata-rata bobot individu akhir pemeliharaan (g)
Wo = Rata-rata bobot individu awal pemeliharaan (g)
T = Lama waktu pemeliharaan (hari)
2.4.3 Retensi protein
Nilai retensi protein dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
RP = [(F-I)/P] x 100%
Keterangan :
RP = Retensi protein (%)
F = Jumlah protein ditubuh ikan pada akhir pemeliharaan (g)
I = Jumlah protein ditubuh ikan pada awal pemeliharaan (g)
P = Jumlah protein yang dikonsumsi ikan (g)
2.4.4 Retensi lemak
Nilai retensi lemak dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
RL = [(F-I)/L] x 100%
Keterangan :
RL = Retensi Lemak (%)
F = Jumlah lemak pada tubuh ikan pada akhir pemeliharaan (g)
I = Jumlah lemak pada tubuh ikan pada awal pemeliharaan (g)
L = Jumlah lemak yang dikonsumsi ikan (g)
6
2.4.5 Kelangsungan hidup (survival rate, SR)
Kelangsungan hidup ikan dapat diketahui dengan persamaan sebagai
berikut:
SR = [Nt / No] x 100%
Keterangan :
SR = Survival Rate (%)
Nt = jumlah ikan akhir pemeliharaan (ekor)
No = Jumlah ikan awal pemeliharaan (ekor)
2.4.6 Efisiensi pakan
Nilai efisiensi pakan dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
EP = {[(Wt + D) – Wo] / F} x 100%
Keterangan :
EP = Efisiensi pakan (%)
F = Jumlah pakan yang diberikan selama pemeliharaan (g)
Wt = Rata-rata bobot individu akhir pemeliharaan (g)
Wo = Rata-rata bobot awal pemeliharaan (g)
D = Bobot ikan mati (g)
2.4.7 Konversi pakan (feed conversion ratio, FCR)
Konversi pakan dihitung dengan persamaan berikut:
FCR =F
Wt + D − Wo
Keterangan:
FCR = Feed Conversion Ratio
F = Jumlah pakan yang diberikan selama pemeliharaan (kg)
Wt = Biomassa akhir pemeliharaan (kg)
Wo = Biomassa awal pemeliharaan (kg)
D = Bobot ikan mati (kg)
2.5 Analisis Data
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan
dan tiga ulangan. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan analisis ragam
dengan tingkat kepercayaan 95% dan dilajutkan dengan uji Tukey untuk melihat
pengaruh setiap perlakuan dari masing-masing parameter yang diamati. Analisis
ragam dan uji Tukey menggunakan program komputer SPSS 17.0.
7
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Perubahan biomasa rata-rata ikan nila merah dengan kadar DDGS berbeda
dapat dilihat pada Gambar 1. Perubahan biomassa rata-rata pada pakan DDGS
30% pada awal pemeliharaan 32,87 g menjadi 265,67 g pada akhir pemeliharaan.
Pada pakan DDGS 40% pada awal pemeliharaan 30,53 g menjadi 242 g di akhir
pemeliharaan. Pakan DDGS 50% di awal pemeliharaan 32,57 g bertambah
menjadi 278 g di akhir pemeliharaan. Pada pakan Grade A di tebar awal seberat
30,70 g selama 120 hari menjadi 353,33 g, sedangkan pakan Grade B pada awal
tebar 31,30 g selama 120 hari bertambah menjadi 245,67 g. Hasil ini
membuktikan bahwa pemberian pakan dengan DDGS dapat meningkatkan bobot
biomasa pada ikan selama masa pemeliharaan 120 hari.
Gambar 1. Biomasa ikan rata-rata ikan nila merah Oreochromis sp. selama masa
pemeliharaan yang diberi pakan perlakuan A (30% DDGS), pakan B
(40% DDGS), pakan C (50% DDGS), pakan D (0% DDGS, kontrol
grade A), dan pakan E (0% DDGS, kontrol grade B).
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
350,00
400,00
0 30 60 90 120
A
B
C
D
E
8
Tabel 2. Jumlah Konsumsi Pakan (JKP), Laju Pertumbuhan Harian (LPH),
Konversi pakan (FCR), Efisiensi Pakan (EP), Retensi Lemak (RL), Retensi
Protein (RP), dan Kelangsungan hidup (SR) selama masa pemeliharaan
Parameter Pakan perlakuan
30% DDGS 40% DDGS 50% DDGS Grade A Grade B
LPH (%) 1,75 ± 0,13ab 1,74 ± 0,10b 1,80 ± 0,04ab 1,97 ± 0,08a 1,73 ± 0,04b
JKP (g) 31605± 2721ab 26650 ± 2655b 36157 ± 4305ab 40634 ± 4710a 34917 ± 4136ab
EP (%) 62,96 ± 3,89bc 64,92 ± 2,40ab 63,13 ± 0,86bc 69,45 ± 0,76a 58,31 ± 0,70c
RP (%) 30,47 ± 6,76a 30,16 ± 0,11a 33,18 ± 1,47a 31,63 ± 2,71a 27,53 ± 2,03b
RL (%) 79,76 ± 8,62b 82,70 ± 2,66b 87,73 ± 8,49b 140,08 ± 5,97a 69,04 ± 8,46b
SR (%) 87,33 ± 0,58ab 84,33 ± 4,51b 93,67 ± 2,52a 88,33 ± 4,93ab 95,3 ± 0,58a
FCR 1,59 ± 0,10ab 1,54 ± 0,06bc 1,58 ± 0,02ab 1,44 ± 0,02c 1,72 ± 0,02a
Keterangan : Nilai yang tertera merupakan nilai rata rata ± standar deviasi. Huruf superscript di belakang nilai standar
deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05).
Nilai LPH pada perlakuan B berbeda nyata dengan perlakuan D (p<0,05)
sebesar 1,97 ± 0,08. Nilai JKP tertinggi diperoleh oleh perlakuan D 40634 ± 4710
g, hasil ini tidak berbeda nyata dengan perlakuan A dan C. Nilai EP perlakuan D
dan B tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan 64,92 ± 2,40 %. Nilai RP pada
perlakuan A, B, dan C berbeda nyata dengan perlakuan E sebesar 27,53 ± 2,03 %.
Nilai RP perlakuan D berbeda nyata pada semua perlakuan dengan nilai 140,08 ±
5,97 %. Nilai SR tertinggi didapat pada perlakuan E 95,3 ± 0,58 % dan tidak
berbeda nyata dengan perlakuan C 93,67 ± 2,52 %. Nilai FCR terbaik diperoleh
oleh perlakuan D 1,44 ± 0,02, dimana dengan perlakuan B tidak berbeda nyata.
3.2 Pembahasan
Penggunaan bahan baku berbasis limbah telah dilakukan untuk mengatasi
permasalahan dalam bahan baku pakan yang masih bersumber pada tepung ikan
dan tepung bungkil kedelai, dimana kedua bahan tersebut masih banyak
didatangkan dari luar negri dan memiliki nilai yang tidak murah. Harga bahan
baku yang mahal akan mengakibatkan harga pakan juga semakin mahal. Solusi
dari permasalahan ini adalah dengan menggunakan bahan baku limbah. Bahan
baku limbah yang digunakan di sini adalah limbah hasil pengolahan etanol yaitu
DDGS. Pada tahun 2006 di Amerika, produksi etanol mencapai 5000 juta gallon
dan ini baru berasal dari 18,3% jagung dari total produksi jagung (Anonim, 2007).
Hasil sampingan dari pengolahan etanol ini dapat digunakan sebagai bahan baku
9
pakan ikan untuk menggantikan sumber protein yang berasal dari tepung ikan
maupun tepung bungkil kedelai.
Jumlah konsumsi pakan berdasarkan pada Tabel 2 memberikan hasil yang
berbeda nyata pada pakan DDGS 40% dan pakan grade A, jumlah pakan yang
dikonsumsi pada ikan perlakuan DDGS 40% sebanyak 26,65 ± 2,65 kg sedangkan
untuk ikan perlakuan grade A menghabiskan 40,63 ± 4,71 kg selama masa
pemeliharan. Kemampuan ikan untuk menangkap dan mencerna pakan
disebabkan karakteristik fisik dari pakan, seperti kecepatan tenggelam, ukuran,
warna dan tekstur pakan (Dias et al., 1997).
Energi diperoleh ikan berasal dari pakan yang dikonsumsi. Energi didapat
dengan perombakan nutrient dalam pakan, seperti protein, lemak dan karbohidrat.
Energy inilah yang digunakan untuk proses metabolism dan tumbuh, dan jika
energy yang didapat berlebih maka akan disimpan dalam tubuh ikan dan dapat
terlihat dari nilai retensi protein dan lemak.
Nilai retensi lemak tinggi yang didapat perlakuan D dengan 140,08 ± 5,97%
disebabkan tingginya kadar BETN mencapai 49,04% sehingga dirubah dan
disimpan dalam bentuk asam lemak. Pada proses pencernaan pakan, karbohidrat
di hidrolisis dalam mulut, lambung dan usus. Hasil akhir dari dari hidrolisis
adalah glukosa, fruktosa, galaktosa dan manosa yang kemuidan dibawa darah
menuju hati. Glukosa dioksidasi menjadi asam piruvat, kemudian asam piruvat
dekarboksilasi menjadi asilkoenzim. Apabila kadar karbohidrat dalam pakan
berlebih, maka Asilkoenzim akan masuk ke dalam jalur pembentukan asam lemak
sehingga terbentuk asam lemak (Poedjiaji, 1994). Menurut Bauermeister &
Sargent (1979), asam lemak pada ikan ditunjukkan dalam bentuk triasligliserol
atau phospholipids yang dibentuk dari gliserol 3-fosfat. Gliserol 3-fosfat dapat
dibentuk dari glukosa melalui glikolisis atau dari asam amino melalui
glukoneogenesis. Selain karbohidrat, asam amino juga dapat dirubah menjadi
asam lemak. Kecenderungan ikan untuk proses glukogenesis dari asam amino
adalah sangat mungkin karena ini adalah jalan utama untuk pembentukan gliserol
dalam biosintesis gliserolipid pada ikan (Sargent et al., 1972).
Pertumbuhan didefinisikan dengan pertambahan bobot dari awal
pemeliharaan sampai akhir pemeliharaan. Laju pertumbuhan harian
10
memperlihatkan adanya pertumbuhan pada ikan setiap harinya. Menurut
Watanabe (1988), pertumbuhan maksimum merupakan peningkatan bobot dan
ukuran yang dipengaruhi oleh komposisi nutrisi yang optimum. Dapat dilihat
bahwa nilai LPH yang mendekati pakan Grade A 1,97 ± 0,08 % adalah pakan
DDGS 50% 1,80 ± 0,04 %. Menurut Hertrampf dan Pascual (2000), bahwa secara
umum penambahan DDGS pada pakan dapat mencapai 10-35%. Tetapi, hasil
yang diperoleh bahwa dengan penambahan DDGS 50% dalam pakan masih
memberikan pertumbuhan yang sama dengan pakan grade A.
Ikan menggunakan protein sebagai sumber energi secara efisien (Lovell,
1989). Protein digunakan sebagai pertumbuhan dan unsur pembentuk jaringan
baru (NRC, 1993). Pertumbuhan tinggi pada pakan DDGS 50% dan grade A
memiliki serat kasar pakan yang rendah dibandingkan yang lain, nilai serat kasar
berturut-turut 6,89% dan 7,03%. Sebagian besar ikan dapat menoleransi serat
kasar dalam pakan hingga 8%, tetapi jika lebih dari nilai tersebut dapat menekan
pertumbuhan (NRC, 1993).
Konversi pakan adalah suatu ukuran yang menyatakan rasio jumlah pakan
yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg daging ikan. Konversi pakan (FCR)
dapat digunakan untuk mengetahui kualitas pakan yang diberikan terhadap
pertumbuhan ikan (Mahyuddin, 2008). Nilai FCR yang kecil menandakan pakan
dimanfaatkan dengan baik oleh ikan untuk pertumbuhan. Dapat dilihat bahwa
pakan DDGS 30% dan 50% memiliki hasil yang tidak berbeda nyata, tetapi pakan
DDGS 30% dan 50% berbeda nyata dengan pakan grade A yang memiliki nilai
masing-masing 1,59 ± 0,10; 1,58 ± 0,02; 1,44 ± 0,02. Nilai FCR berbanding
terbalik dengan nilai efisiensi pakan (EP), semakin kecil FCR maka nilai EP akan
semakin besar.
Kelangsungan hidup pakan perlakuan DDGS 40% berbeda nyata dengan
pakan DDGS 50%. Pakan tersebut memiliki nilai kelangsungan hidup masing-
masing 84,33 ± 4,51% dan 93,67 ± 2,52%. Kematian yang terjadi pada masa
pemeliharaan diduga akibat serangan bakteri. Gejala-gejala ikan terserang
penyakit adalah ikan berenang soliter, berenang di permukaan, berenang berputar-
putar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Aryanto (2011), gejala ikan yang
11
terserang Streptococcus sp. adalah ikan berenang abnormal (berputar-putar) tepat
dibawah permukaan air, matanya keluar, dan berenang soliter.
12
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Penambahan DDGS 50% masih memberikan hasil yang baik bagi
pertumbuhan ikan. Pakan DDGS 50% tidak memberikan hasil yang berbeda nyata
terhadap laju pertumbuhan harian, jumlah konsumsi pakan, retensi protein,
efisiensi pakan, dan kelangsungan hidup dengan pakan Grade A, tetapi FCR
berbeda dengan pakan grade A.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah penambahan
kadar DDGS dalam formulasi pakan masih dapat ditingkatkan untuk menjadi
sumber protein utama dalam pakan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Tak ada jagung DDGs pun jadi. Artikel Trobos. Available at
www.trobos.com [7 September 2011].
Anonim. 2011. Bahan baku pakan. http. Indonetwork.co.id [23 Juli 2011].
Aryanto EW. 2011. Patogenesis Streptococcus agalactiae pada Ikan Nila
Oreochromis niloticus. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor.
Atanpaim. 2010. Fishmeal monthly price. http://www.indexmundi.com. [29 Juli
2011].
Azaza MS, Mensi F., Kammoun A., Abdelouaheb B., Brini, Kraiem M. 2009.
Nutritional evaluation of waste date fruit as partial substitute for soybean
meal in practical diets of juvenile nile tilapia Oreochromis niloticus L.
Aquaculture Nutrition 15, 262-272.
Dias J, Gomes EF. & Kaushik SJ. 1997. Improvement of feed intake through
supplement with an attractant mix in European seabass fed plant-protein
rich diets. Aquatic Living Resources 10, 385-389.
Halver J.E. 1989. Fish Nutrition. Academic press, USA.
Hertrampf and Pasqual. 2000. Handbook on ingredients for aquaculture feeds.
Kluwer Achademic Publisher, Netherlands.
Huissman, EA. 1987. Principle of Fish Production. Department of Fish Culture
and Fisheries. Wageningen Agricultural University, The Netherlands.
Kingsly & Ileleji. 2009. Sorption isotherm of corn distillers dried grain with
soluble (DDGS) and its prediction using chemical production. Food
chemistry 116 (2009), 939-946.
Lim dan Aksoy. 2008. Distillers Dried Grain with Solubles as an alternative
protein in fish feed. International symposium on Tilapia 8, 67-82.
Lovell T. 1989. Nutrition and Feeding of Fish. Van Nostrand Reinhold, New
York.
Mahyuddin K. 2008. Panduan lengkap agribisnis lele. Penebar Swadaya, Jakarta.
National Research Council [NRC]. 1993. Nutrien Requirement of Fish. National
Academy Press, Washington DC.
Poedjiaji A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia, Jakarta.
14
Sergeant JR, Gatten RR, McIntosh R. 1972. Lipids 7, 240-245.
Suprayudi, M.A. 2010. Bahan baku lokal: Tantangan dan harapan akuakultur
masa depan. Abstrak. Simposium Nasional Bioteknologi Akuakultur III.
IPB Convention Center, Bogor, Oktober 2010. p. 31.
Takeuchi T. 1988. Laboratory Work Chemical Evaluation of Dietary Nutriens. In:
Fish Fish Nutrition and Mariculture. Watanabe, T. Department of Aquatic
Biosience. Tokyo University of Fisheries. JICA p. 179-226.
Watanabe T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. Department of Aquatic
Biosience. Tokyo University of Fisheries. JICA. p:79-82.
15
LAMPIRAN
Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat (Takeuchi, 1988)
Lampiran 1.1 Prosedur analisis kadar air
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = 𝑋1 + 𝐴 − 𝑋2
𝐴 × 100%
Lampiran 1.2 Prosedur analisis kadar serat kasar
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑆𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑠𝑎𝑟 = 𝑋2−𝑋1 −𝑋3
𝐴 × 100%
Cawan porselen dipanaskan pada suhu 105-110oC selama 1 jam,
didinginkan dalam desikator, dan timbang (X1)
Cawan dan bahan dipanaskan selama 4 jam pada suhu 105-
110oC, didinginkan dan ditimbang (X2)
Bahan ditimbang 2-3 gram (A), lalu dimasukkan ke dalam cawan
Bahan ditimbang 0,5 gram (A), lalu
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml
Ditambahkan 50 ml H2SO4 0,3 N lalu
dipanaskan di atas hotplate
Setelah 30 menit ditambahkan 25 ml NaOH 1,5
N, lalu dipanaskan kembali selama 30 menit
Kertas saring dipanaskan pada labu
Buchner yang telah terhubung dengan
vacumm pump
Kertas saring dipanaskan dalam oven,
didinginkan, dan ditimbang (X1)
Dilakukan penyaringan larutan bahan dengan pembilasan secara berurutan sebagai berikut:
50 ml air panas, 50 ml H2SO4 0,3 N, 50 ml air panas, dan 25 ml Aceton.
Kertas saring hasil penyaringan dimasukkan
ke dalam cawan porselen
Dipanaskan pada suhu 105-110oC selama 1
jam, didinginkan, dan ditimbang (X2)
Dipanaskan dalam tanur pada suhu 6000C hingga
berwarna putih, didinginkan, dan ditimbang (X3)
Cawan porselen dipanaskan
pada suhu 105-110oC
selama 1 jam, lalu
didinginkan
16
Lampiran 1.3 Prosedur analisis kadar protein
Tahap oksidasi
Tahap destruksi
Tahap Titrasi
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 = 0,0007∗ × 𝑉𝑏 − 𝑉𝑠 × 6,25∗∗ × 20
𝐴 × 100%
Keterangan:
Vb = ml 0,05 N titran NaOH untuk blanko
Vs = ml 0,05 N titran NaOH untuk sampel
A = bobot sampel (gram)
* = setiap 0,05 NaOH ekivalen dengan 0,0007 gram N
** = Faktor nitrogen
Hasil destruksi dititrasi dengan NaOH 0,05 N
Dititrasi hingga 1 tetes setelah larutan menjadi bening
ml titran dicatat (V)
BLANKO
SAMPEL
Dimasukkan ke dalam labu Kjedhal dan dipanaskan hingga berwarna hijau
bening, didinginkan, dan diencerkan hingga volume 100 ml
Bahan ditimbang 0,5 gr (A) H2SO4 pekat 10 ml Katalis ditimbang 3 gr
2-3 tetes indikator Phenolpthalein 10 ml H2SO4 0,05 N
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
5 ml larutan hasil oksidasi dimasukkan
ke dalam labu destilasi
Didestruksi selama 10 menit dari tetesan pertama
17
Lampiran 1.4 Prosedur analisis kadar lemak
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘 = ( 𝑋2−𝑋1)
𝐴 × 100%
Lampiran 1.5 Prosedur analisis kadar abu
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑏𝑢 = ( 𝑋2−𝑋1)
𝐴 × 100%
Labu dipanaskan pada suhu 104-110oC selama 1 jam,
didinginkan dalam desikator, dan timbang (X1)
Dimasukkan ke dalam tabung Sochlet dan beri 100-150 ml N-Hexan hingga
selongsong terendam. Sisa N-Hexan dimasukkan ke dalam labu
Bahan ditimbang 2-3 gram (A) lalu dimasukkan ke
dalam selongsong
Labu dipanaskan di atas hotplate hingga larutan perendam
selongsong dalam Sochlet berwarna bening
Labu dan lemak yang tersisa dipanaskan dalam oven selama 15
menit, didinginkan, lalu ditimbang (X2)
Cawan dipanaskan pada suhu 105-110oC selama 1 jam,
didinginkan dalam desikator, dan ditimbang (X1)
Bahan ditimbang 2-3 gram (A),
lalu dimasukkan ke dalam cawan
Cawan dan bahan dipanaskan di dalam tanur dengan
suhu 600oC, didinginkan dan ditimbang (X2)
18
Lampiran 2. Analisis kelangsungan hidup
Ulangan Perlakuan
A B C D E
Awal
100 100 100 100 100
Akhir
1 87 80 91 94 95
2 87 84 94 86 95
3 88 89 96 85 96
Rata-rata 87,33 84,33 93,67 88,33 95,33
Simpangan baku 0,58 4,51 2,52 4,93 0,58
TABEL ANOVA
Jumlah Kuadrat df Kuadrat Tengan F hitung F tabel
Antara kelompok 251.067 4 62.767 6.074 .010
Dalam kelompok 103.333 10 10.333
Total 354.400 14
UJI LANJUT (TUKEY)
Perlakuan N
Pasangan untuk α = 0.05
1 2
Pakan B (40%) 3 84.3333
Pakan A (30%) 3 87.3333 87.3333
Pakan D (Grade A) 3 88.3333 88.3333
Pakan C (50%) 3 93.6667
Pakan E (Grade B) 3 95.3333
19
Lampiran 3. Analisis retensi lemak
A B C D E
Biomassa Ikan Awal 1 3220 3240 3270 2950 3310
2 3380 3020 3040 3160 3080
3 3260 2900 3460 3100 3000
Rata-Rata
3286,67 3053,33 3256,67 3070 3130
Biomassa Ikan Akhir 1 25926 19680 26390 34968 26030
2 20271 22932 22936 29412 22610
3 23408 18423 28800 29410 21600
Rata-Rata
23201,67 20345 26042 31263,33 23413,33
Lemak Tubuh Awal 1 168,00 169,05 170,61 153,92 172,70
2 176,35 157,57 158,61 164,87 160,70
3 170,09 151,31 180,53 161,74 156,53
Rata-Rata
171,48 159,31 169,92 160,18 163,31
Lemak Tubuh Akhir 1 2365,72 2295,04 3428,73 3852,11 2681,73
2 2103,54 2578,36 2569,83 3367,33 2642,09
3 2692,22 2246,96 3303,50 3459,69 2021,34
Rata-Rata
2387,16 2373,45 3100,69 3559,71 2448,39
Lemak Yang Disimpan 1 2197,72 2126,00 3258,12 3698,20 2509,03
2 1927,19 2420,79 2411,22 3202,46 2481,39
3 2522,14 2095,66 3122,98 3297,95 1864,82
Rata-Rata
2215,68 2214,15 2930,78 3399,54 2285,08
Retensi Lemak 1 73,33 80,85 97,39 134,26 66,81
2 76,39 81,50 81,46 139,79 78,37
3 89,56 85,75 84,34 146,18 61,91
Rata-Rata
79,76 82,70 87,73 140,08 69,04
Simpangan Baku
8,62 2,66 8,49 5,97 8,45
TABEL ANOVA
Jumlah kuadrat df Kuadrat tengah F hitung F tabel
Antara kelompok 9280.405 4 2320.101 44.532 .000
Dalam kelompok 520.999 10 52.100
Total 9801.404 14
UJI LANJUT (TUKEY)
Perlakuan N
Pasangan untuk α = 0.05
1 2
Pakan E (Grade B) 3 69.0356
Pakan A (30%) 3 79.7640
Pakan B (40%) 3 82.7047
Pakan C (50%) 3 87.7339
Pakan D (Grade A) 3 140.0820
20
Lampiran 4. Analisis jumlah konsumsi pakan
Ulangan Perlakuan
A B C D E
1 34088 26136 36058 46065 39599
2 28696 29524 31903 38311 33390
3 32032 24290 40511 37528 31761
Rata-rata 31605 26650 36157 40635 34917
Simpangan baku 2721 2655 4305 4719 4136
TABEL ANOVA
Jumlah kuadrat df Kuadrat tengah F hitung F tabel
Antara kelompok 3.278E8 4 8.195E7 5.663 .012
Dalam kelompok 1.447E8 10 1.447E7
Total 4.725E8 14
UJI LANJUT (TUKEY)
Perlakuan N
Pasangan untuk α = 0.05
1 2
Pakan B (40%) 3 26650.0000
Pakan A (30%) 3 31605.3333 31605.3333
Pakan E (Grade B) 3 34916.6667 34916.6667
Pakan C (50%) 3 36157.3333 36157.3333
Pakan D (Grade A) 3 40634.6667
Lampiran 5. Analisis laju pertumbuhan harian
Ulangan Perlakuan
A B C D E
1 1,87 1,70 1,84 1,89 1,78
2 1,62 1,85 1,75 2,00 1,72
3 1,76 1,65 1,82 2,03 1,69
Rata-rata 1,75 1,74 1,80 1,97 1,73
Simpangan baku 0,13 0,10 0,04 0,08 0,04
TABEL ANOVA
Jumlah kuadrat df Kuadrat tengah F hitung F tabel
Antara kelompok .125 4 .031 4.305 .028
Dalam kelompok .072 10 .007
Total .197 14
21
UJI LANJUT (TUKEY)
perlakuan N
Pasangan untuk α = 0.05
1 2
Pakan E (Grade B) 3 1.7296
Pakan B (40%) 3 1.7355
Pakan A (30%) 3 1.7527 1.7527
Pakan C (50%) 3 1.8008 1.8008
Pakan D (Grade A) 3 1.9739
Lampiran 6. Analisis retensi protein
A B C D E
Biomassa Ikan Awal 1 3220 3240 3270 2950 3310
2 3380 3020 3040 3160 3080
3 3260 2900 3460 3100 3000
Rata-Rata 3287 3053 3257 3070 3130
Biomassa Ikan Akhir 1 25926 19680 26390 34968 26030
2 20271 22932 22936 29412 22610
3 23408 18423 28800 29410 21600
Rata-Rata 23202 20345 26042 31263 23413
Protein Tubuh Awal 1 417,79 420,39 424,28 382,76 429,47
2 438,55 391,84 394,44 410,01 399,63
3 422,98 376,27 448,93 402,22 389,25
Rata-Rata 426,44 396,17 422,55 398,33 406,12
Proten Tubuh Akhir 1 4040,44 2603,83 4018,04 4949,64 3281,88
2 2465,77 2876,85 3345,23 3701,33 3305,95
3 2916,58 2413,19 4131,71 3622,02 2866,68
Rata-Rata 3140,93 2631,29 3831,66 4091,00 3151,50
Protein Yang
Disimpan 1 3622,65 2183,44 3593,76 4566,87 2852,41
2 2027,22 2485,01 2950,79 3291,32 2906,32
3 2493,60 2036,92 3682,78 3219,80 2477,43
Rata-Rata 2714,49 2235,12 3409,11 3692,66 2745,39
Retensi Protein 1 38,14 30,05 34,88 34,42 25,10
2 25,35 30,28 32,37 29,83 30,33
3 27,93 30,16 32,29 29,63 27,18
Rata-Rata 30,47 30,16 33,18 31,30 27,53
Simpangan Baku 6,76 0,11 1,47 2,71 2,63
22
TABEL ANOVA
Jumlah kuadrat df Kuadrat tengah F hitung F tabel
Antara kelompok 149.865 4 37.466 2.682 .094
Dalam kelompok 139.677 10 13.968
Total 289.542 14
UJI LANJUT (TUKEY)
Perlakuan N
Pasangan untuk α = 0.05
1
Pakan B (40%) 3 30,1633
Pakan A (30%) 3 30,4733
Pakan C (50%) 3 33.1800
Pakan D (Grade A) 3 31,2963
Pakan E (Grade B) 3 27,5367
Lampiran 7. Analisis Feed Convertion Ratio
Ulangan Perlakuan
A B C D E
1 1,50 1,58 1,56 1,44 1,74
2 1,69 1,48 1,60 1,46 1,70
3 1,59 1,56 1,60 1,43 1,70
Rata-rata 1,59 1,54 1,58 1,44 1,72
Simpangan baku 0,10 0,06 0,02 0,02 0,02
TABEL ANOVA
Jumlah kuadrat Df Kuadrat tengah F hitung F tabel
Antara kelompok .118 4 .030 10.549 .001
Dalam kelompok .028 10 .003
Total .146 14
UJI LANJUT (TUKEY)
Perlakuan N
Pasangan untuk α = 0.05
1 2 3
Pakan D (Grade A) 3 1.4400
Pakan B (40%) 3 1.5418 1.5418
Pakan C (50%) 3 1.5842 1.5842
Pakan A (30%) 3 1.5923 1.5923
Pakan E (Grade B) 3 1.7152
23
Lampiran 8. Analisis efisiensi pakan
Ulangan Perlakuan
A B C D E
1 66,86 63,13 64,12 69,62 57,50
2 59,07 67,64 62,60 68,62 58,70
3 62,97 63,98 62,67 70,11 58,72
rata-rata 62,96 64,92 63,13 69,45 58,31
simpangan baku 3,89 2,40 0,86 0,76 0,70
TABEL ANOVA
Jumlah kuadrat df Kuadrat tengah F hitung F tabel
Antara kelompok 193.421 4 48.355 10.649 .001
Dalam kelompok 45.410 10 4.541
Total 238.832 14
UJI LANJUT (TUKEY)
Perlakuan N
Pasangan untuk = 0.05
1 2 3
Pakan E (Grade B) 3 58.3072
Pakan A (30%) 3 62.9640 62.9640
Pakan C (50%) 3 63.1297 63.1297
Pakan B (40%) 3 64.9160 64.9160
Pakan D (Grade A) 3 69.4498