makalah perawatan bbl
DESCRIPTION
vjvdjvjkdvjusduhfdbvdbcvnxzbnvzxcnmdjkvbsbdsfdufjdsvjdjvdjkvjdbvdsbjkbvjksdjfTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perawat bayi baru lahir dalam hal ini memandikan dan merawat tali pusar
adalah perawatan dasar yang harus dimiliki setiap ibu. Dengan melakukan
perawatan bayi baru lahir dapat membantu keberhasilan ibu dan anak mencapai
masa perkembangannya. Memandikan bayi yang benar adalah suatu cara
membersihkan tubuh bayi dengan air dengan cara menyiram atau merendam
bayi dalam air berdasarkan urut-urutan yang sesuai (Choirunisa, 2009, p.59).
Bayi baru lahir tidak boleh langsung dimandikan, bayi baru lahir
dimandikan setelah 6 jam setelah lahir (Depkes RI). Tujuan dari memandikan
bayi adalah untuk membersihkan tubuh bayi (Huliana, 2003). Keuntungan
memandikan bayi adalah membangun hubungan yang sangat erat antara ibu
dan anak. Mandi mempunyai manfaat yang sangat bagus untuk kebersihan dan
kesehatan bayi, mandi akan memberikan rasa nyaman bagi tubuh bayi
(Choirunisa,2009,p.92). Salah satu kebutuhan bayi adalah mandi. Oleh karena
itu memandikan bayipun ada cara yang benar.Untuk itu diperlukan
perlengkapan yang sesuai agar acara memandikan bayi lancar, dan tidak
tertunda yang mungkin saja menyebabkan bayi kedinginan.
Selain itu, merawat tali pusat menjadi pengetahuan dasar penting bagi ibu
post partum dimana penyumbang angka neonatorum tetanus (NT) yang
disebabkan oleh adanya bakteri Clostridium tetani masuk kedalam tubuh
melalui tali pusat. Diketahui bahwa neonatorum tetani merupakan penyakit
dengan angka kematian yang tinggi, NT sering ditemukan pada negara-negara
berkembang. Salah satu cara menekan angka kejadian neonatorum tetanus
(NT) salah satunya memperhatikan teknik benar saat perawatan tali pusar.
Perawatan tali pusar yang tidak baik akan menyebabkan perlepasan tali pusar
yang lama yang dapat meningkatkan kejadian infeksi atau neonatorum tetanus (
1
Saifuddin, 2005 dalam Gita, 2010). Berdasarkan pemaparan diatas maka
makalah kelompok dua secara khusus membahas materi tentang “Cara
Memandikan Bayi dan Merawat Tali Pusar Pada Bayi”.
B. TUJUAN MAKALAH
1. Dapat menjelaskan tentang pengertian memandikan bayi dan
perawatan tali pusat
2. akalah ini menyajikan data tentang cara merawat tali pusar yang benar
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. MEMANDIKAN BAYI
1. Neonatal dan Bayi
Usia 0 – 28 hari disebut masa neonatal, di mana terjadi
adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah
serta mulainya berfungsi organ – organ tubuh lainnya.
Usia bayi dibagi ke dalam 2 periode, yaitu
Masa bayi dini (1- 12 bulan), di mana pertumbuhan yang
sangat pesat dan proses pematangan berlangsung secara
kontinu terutama meningkatnya fungsi sistem saraf.
Masa bayi akhir (1- 2 tahun), di mana kecepatan
pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik dan fungsi eksresi.
2. Memandikan Bayi Yang Benar
a. Definisi
Memandikan bayi yang benar adalah suatu cara
membersihkan tubuh bayi dengan air dengan cara seka (untuk
neonatal yang belum puput tali pusarnya) atau merendam bayi
dalam air (untuk neonatal yang telah puput tali pusarnya serta
untuk usia bayi) berdasarkan urut-urutan yang sesuai (Choirunisa,
2009, p.59).
Dalam minggu- minggu pertama bayi cukup mandi satu
kali sehari di pagi hari. Jika perlu sore hari cukup dibersihkan dari
kulit yang basah atau keringat. Jika dimandikan lebih sering
kulitnya dapat menjadi kering. Setelah mandi bayi ditaruh di
tempat yang hangat, taruh bayi di tempat yang rata dan
3
menghangatkan untuk orangtua dan bayi, alasi permukaan yang
keras dengan selimut atau handuk. Menurut Surya (2004) jika bayi
diletakkan pada permukaan di atas lantai, gunakan pengikat atau
pegang dengan tangan sepanjang waktu agar bayi tidak jatuh.
b. Waktu memandikan bayi
Waktu yang paling tepat untuk memandikan bayi adalah
sebelum bayi tidur karena dapat membuatnya rileks hingga
memudahkan bayi tidur. Usahakan tidak langsung memandikan
bayi setelah menyusui, sedang lapar, atau mengantuk untuk
menghindarkan bayi muntah, kedinginan, atau kaget.
c. Tujuan memandikan bayi
Menurut Huliana (2003) tujuan dari memandikan bayi
adalah untuk membersihkan tubuh bayi.
d. Menyiapkan keperluan mandi
Salah satu kebutuhan bayi antara lain memandikan bayi.
Oleh karena itu memandikan bayipun ada cara yang benar. Untuk
itu diperlukan perlengkapan yang sesuai agar acara memandikan
bayi lancar, dan tidak tertunda yang mungkin saja menyebabkan
bayi kedinginan (Choirunisa, 2009).
Berikut ini daftar lengkap keperluan untuk memandikan bayi:
Handuk mandi
Baby oil
Meja mandi khusus
Washlap 2
Kapas lembab ditempatnya
Kapas kering ditempatnya
Cotton buds
Tempat pakaian kotor
4
Popok atau handuk bersih untuk alas mandi
Perlengkapan pakaian bayi
2 baskom berisi air
Bak mandi bayi
e. Tahapan memandikan bayi
Menutup pintu dan jendela ruangan
Bayi diangkat ke meja mandi, diletakkan pada posisi yang
aman (jangan resiko jatuh), dan gunakan selimut mandi
Memandikan bayi di tempat yang tepat, aman, serta
memudahkan ibu untuk bergerak leluasa
Atur suhu ruangan sedikit hangat
Jika tali pusat belum sembuh benar, bayi tidak boleh mandi
berendam. Memandikan bayi dengan menggunakan
washlap
Lapisi tempat mandi bayi dengan alas tahan atau perlak
Siapkan keperluan mandi dan pakaian bayi sebelum
pakaian bayi dilepas, seperti sabun, shampo bayi, washlap
pembasuh, gumpalan kapas untuk membersihkan mata,
handuk, popok, dan pakaian bersih dan air hangat
Lepaskan baju bayi secara bertahap
Mulailah membasuh tubuh bayi dari bagian terbersih
hingga terkotor
Sabuni bayi dengan tangan menggunakan washlap bersih
untuk membasuh bayi
Membersihkan kepala bayi, gunakan sabun dan sampo bayi,
lalu basuh dengan bersih. Peganglah kepala bayi seperti
memegang bola dan tinggikan sedikit sebelum
membersihkan bagian lain keringkan kepala bayi
dikeringkan terlebih dahulu dengan handuk.
5
Membersihkan wajah, basahi kapas dengan air hangat untuk
membersihkan mata, gunakan kapas berbeda sekali usapan.
Jangan menggunakan sabun saat membersihkan wajah lap
perlahan dari arah hidung kearah luar, pada bagian telinga
yang hanya boleh dibasuh adalah bagian luar kemudian
keringkansemua bagian wajah
Leher dan dada, tidak dibutuhkan sabun kecuali jika sangat
kotor, bersihkan bagian lipatan dengan menggunakan
waslap
Membersihkan lengan, rentangkan lengan supaya lipatan
bisa dibersihkan, tekan telapak tangan bayi agar kepalanya
terbuka. Bagian ini membutuhkan sedikit sabun pastikan
tangan yang disabuni dibasuh dan dikeringkan dengan
bersih karena bayi masih suka memasukkan tangan ke
mulut
Bagian punggung. Baliklah tubuh bayi dengan kepala yang
di miringkan, lalu basuh punggungnya
Tungkai, bayi sering menolak merentangkan kakinya,
namun penting untuk membersihkan bagian belakang lutut.
4. Manfaat Memandikan Bayi
Manfaat dari memandikan bayi diantaranya adalah :
a. Untuk kebersihan dan kesehatan bayi
b. Membangun hubungan atau bonding attachment antara ibu dan
bayi karena saat memandikan adalah saat – saat yang
menyenangkan bagi keduanya.
c. Memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi bayi sehingga
bayi yang gelisah dapat tenang dan bayi menjadi rileks sehingga
dapat tidur nyenyak
6
5. Hal yang Harus Diperhatikan Saat Memandikan Bayi
a. Memandikan bayi dengan air hangat (37,80C – 38,30C)
b. Menggunakan bak mandi khusus
c. Selalu memandikan bayi dengan memegangnya secara hati –
hati, namun tetap lembut
d. Jangan memandikan bayi terlalu lama (maksimal 8 menit)
karena dapat menyebabkan hipothermia.
B. PERAWATAN TALI PUSAT
1. Pengertian
Tali pusat (umbilical cord) merupakan tali yang menghubungkan janin
dengan plasenta. Tali inilah yang menyalurkan oksigen dan makanan dari
plasenta ke janin yang berada di dalamnya. Begitu janin dilahirkan, ia tidak
lagi membutuhkan oksigen dari ibunya, karena dapat bernapas sendiri melalui
hidung. Oleh karena itu, saluran ini harus segera dipotong dan dijepit atau
diikat (Vivian, 2010). Menurut Aziz (2009) perawatan tali pusat merupakan
salah satu tindakan keperawatan yang bertujuan merawat tali pusat pada bayi
baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi.
2. Tujuan Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit
tetanus pada bayi baru lahir. Penyakit ini disebabkan karena masuknya spora
kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat yang tidak
7
steril, pemakaian obatobatan, bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali
pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi (Wiknjosastro, 2006).
Tujuan perawatan tali pusat sebagai berikut :
a. Mencegah terjadinya infeksi
b. Mempercepat proses pengeringan tali pusat
c. Mempercepat terlepasnya tali pusat
(Depkes RI, 2005)
Menurut WHO (2003) waktu pelepasan tali pusat normal terjadi pada
kisaran hari ke lima sampai hari ke sepuluh setelah persalinan, dan hal ini
dipengaruhi oleh perawatan tali pusat.
3. Cara Perawatan Tali Pusat
a. Perawatan Tali Pusat Metode Lama
Antiseptik adalah zat kimia yang dapat membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme. Perawatan tali pusat metode lama (dengan
menggunakan pembungkusan dan antiseptik), menurut Depkes RI (2005)
adalah sebagai berikut :
1) Persiapan alat
Alkohol 70% berthadin 10% dalam tempatnya
Kasa dan kapas lidi steril dalam tempatnya
Kerentang dalam tempatnya
Perlengkapan pemakaian bayi (gurita, popok, baju)
Pengikat tali pusat steril
Aquadest steril
Gunting verban
2) Pelaksanaan
Kasa pembungkus tali pusat ditetesi aquadest steril dan dibuka
Bersihkan tali pusat dengan kapas alkohol, mulai dari ujung
sampai pangkal tali pusat dan daerah sekitarnya dengan diameter
2 cm
8
Olesi tali pusat dengan bethadine atau obat sejenisnya dengan
cara yang sama seperti di atas
Tali pusat dengan bethadine dibungkus dengan kasa steril dan
difisaksi dengan menggunakan gurita
Pakaian bayi dipakai kembali, alat-alat dirapikan, tidurkan
kembali bayi dengan posisi sesuai dengan kebutuhan
Metode lama ini sudah tidak dianjurkan, karena menurut beberapa
penelitian di berbagai negara yang sudah maju tentang metode
perawatan tali pusat menunjukan tidak ada bukti yang
menguntungkan dari metode perawatan lama dan terbukti
membutuhkan waktu lebih lama untuk lepasnya tali pusat (Enkin,
2000). Oleh sebab itu Protap pemerintah tahun 2010
menganjurkan cara perawatan tali pusat dengan tidak
membungkus puting tali pusat atau mengoleskan cairan atau
bahan apapun ke puting tali pusat. (Kemenkes, 2010).
b. Perawatan Tali Pusat Metode Baru
1) Perawatan Tali Pusat Basah
Perawatan tali pusat ini menggunakan Alkohol dan larutan
chlorhexidine sepintas lalu dianggap mencegah infeksi namun
ditemukan belum bekerja dengan baik, bahkan menimbulkan kerugian
yaitu menimbulkan iritasi karena sipat dari zat alkohol dan larutan
chlorhexidene yang iritatif. Sehingga disimpulkan bahwa alkohol
tidak lebih baik dari air bersih, hal ini sudah dibuktikan dengan
penelitian yang dilakukan di beberapa negara (Enkin, 2000).
Di Indonesia sendiri metode perawatan tali pusat basah ini
boleh dilakukan dengan hanya mengoleskan alkohol atau betadin
(terutama jika pemotongan tali pusat tidak terjamin DTT atau steril)
masih diperkenankan tetapi tidak boleh dikompreskan karena
menyebabkan basah atau lembab (Kemenkes, 2010)
Cara perawatan tali pusat basah :
9
Siapkan alat-alat
Cuci tangan anda sampai bersih sebelum dan setelah melakukan
perawatan tali pusat.
Bersihkan tali pusat dengan kassa basah/ lembab
Tutup tali pusat dengan kasa steril kering
Segera larikan bayi ke dokter jika mencium bau tidak sedap dari
tali pusat bayi yang belum lepas.
2) Perawatan Tali Pusat Kering
Metode perawatan tali pusat dengan menggunakan kassa kering
merupakan cara paling cost effective (murah) untuk perawatan tali
pusat karena terbukti bahwa tidak ada peningkatan kejadian infeksi
pada luka tali pusat, lebih praktis dan ekonomis karena hanya
menggunakan kasa kering steril (Sodikin, 2009).
Cara perawatan tali pusat kering adalah :
Siapkan alat-alat
Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat.
Tali pusat dibersihkan dengan kain kasa.
Setelah bersih, tali pusat dibungkus dengan kain kasa steril
kering.
Setelah tali pusat terlepas/puput, pusat tetap diberi kasa steril.
Cara perawatan tali pusat kering adalah membungkus tali pusat
dengan kasa dan mengkondisikan tali pusat tetap kering.
Menurut Depertemen Kesehatan RI jangan membubuhkan apapun
pada tali pusat dan tali pusat dirawat dengan terbuka dan kering. Bila
tali pusat kotor bersihkan dengan sabun mandi dan keringkan dengan
kain bersih, jika terdapat kemerahan maka periksakan ke dokter.
10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Memandikan bayi adalah suatu cara membersihkan tubuh bayi
dengan air dengan cara menyimpan, merendam diri dalam air berdasarkan
urutan-urutan yang sesuai. Dalam minggu-minggu pertama bayi cukup
mandi satu kali sehari dipagi hari. Jika perlu sore hari cukup dibersihkan
dari kulit yang basah atau keringat. Usahakan tidak langsung memandikan
bayi setelah menyusui, sedang lapar atau mengantuk untuk menghindari
bayi muntah, kedinginan, atau kaget. Tujuan dari memandikan bayi untuk
membersihkan tubuh bayi. Merawat tali pusat dengan baik dapat
menurunkan dan mencegah terjadinya neonatorum tetanus. Adapun cara
merawat tali pusar bayi dengan berbagai metode yakni, modern dan lama.
Salah satu metode modern dan ampuh adalah metode kering dimana
pupusnya tali pusar lebih cepat bila dibandingkan dengan metode lainnya.
B. Saran
Bagi Ibu yang memiliki bayi baru lahir diharapkan dapat
menerapkan metode perawatan tali pusan pada bayi dan memandikan bayi
dengan benar seperti yang telah dipaparkan di atas.
Bagi tenaga medis diharapkan dapat memberikan pendidikan
kesehatan tentang perawatan bayi baru lahir sedini mungkin dan
melibatkan keluarga dalam perawatan bayi baru lahir.
11
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Kemenkes RI. (2010). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Ro’ifah, Ainur. 2014. Faktor Risiko Karakteristik Sosial Pada Kejadian Tetanus Neonatorum Di Kabupaten Jember Tahun 2012- 2013. Bagian Epidemiologi Dan Biostatistika Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat:Universitas Jember.
Sodikin. (2009). Buku Saku Perawatan Tali Pusat.Jakarta: EGC.
Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika
Wiknjosastro, H, dkk, editor. 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina.\
World Health Organization. 2003. Managing New Born Problems : A Guide For Doctors, Nurses And Midwives. Geneva : WHO
12