kimia farmasi dan medisinal
TRANSCRIPT
KIMIA FARMASI DAN MEDISINAL(2 SKS)
Elok Kamilah Hayati
Materi:
Pendahuluan
Interaksi obat-tubuh
Biotransformasi obat
Struktur dan aktivitas farmakologi
Ikatan obat reseptor
Biofarmasi dan sedian obat
Teori orbital molekul dalam rancangan obat
Antimikroba,antivirus
Antiseptic,analgesic
Hormone,vitamin
Narkoba dan psikotropika
Obat bahan alam dan sintetik
Buku Ajar
Wolff ME,1994, Asas-Asas Kimia
Medicinal,Yogyakarta,Gajah Mada Press.
Williams DA, Foye WO, Lemke TL,1996,Principles Of
Medicinal Chemistry,Boston,A.Waverly Company.
Katsung,Bacic And Cliical Pharmachology.
Nilai:
UTS 30 %
UAS 30 %
Tugas makalah 20 %
Pr / quis 20 %
PENDAHULUAN
Pada awalnya kimia medicinal berada diantara cabang ilmu kimia
(yang dapat memberikan sumbangan tentang struktur) dan biologi (aktifitas
obat terhadap tubuh) Nama terdahulu adalah kimia farmasi dan ahli abad
menggambarkan farmasi berhubungan dan mempelajari serta memurnikan
obat dari bahan alam,ilmunya disebut farmologi.
Farmologi merupakan kajian bahan yang berinteraksi dengan system
kehidupan melalui proses kimia,khususnya melalui molekul regulator dan
pengaktifan / penghambatan proses tubuh yang normal.
Sejarah Obat
Awal : secara empiric dari tumbuhan dan didasarkan pengalaman.
Pertama bahan yang ditemukan di Cina “chiang shang” yang kemudian dari
tanaman tersebut dikenal berakhasiat sebagai obat malaria dichron
febifunga. Paracelsus (1541-1493 SM) berpendapat untuk membuat sedian
obat perlu pengetahuan kandungan zat aktifnya. Hippocrates (459-370 SM)
“Bapak kedokteran” dalam pengobatanya telah menggunakan 200 jenis
tumbuhan. Claudio Galin (200-370 SM) menghubungkan penyembuhan
penyakit dengan teori kerja obat yang merupakan bidang farmakologi. Ibnu
sina (980-1037) menulis buku tentang metode pengumpulan,penyimpanan
tumbuhan obat serta pembuatan persediaan obat seperti pil,sirup dan lain-
lain. Johan J wepfer (1620-1695) verivikasi efek samping farmakologi dan
toksikologi obat pada hewan percobaan, karena hewan percobaan
merupakan uji praklinis sebelum uji coba pada manusia. Oswald
schiedeberg (1838-1921) bersama pakar dari disiplin lain menghasilkan
konsep fundamental dalam kerja obat meliputi reseptor obat , hubungan
struktur dengan aktivitas dan toksisitas selektif.
Sumber Obat
Sampai akhir abad 19 obat merupakan produk organic dan anorganik
dari tumbuhan,hewan atau materi yang aktif dalam penyembuhan penyakit
yang dapat menimbulkan efek toksik bila dosis terlalu tinggi. Misalnya:
getah papaver somniferum (obat ketergantungan) diantaranya: senyawa
morfin,kodein,narkotin,papaverin yang efeknya berbeda meski dari bahan
yang sama. Doses tumbuhan tergantung tempat asal,(karena adanya
perbedaan komposisi tanah),waktu panen,kondisi dan lama penyimpanan,
(karena semakin lama bahan tersebut maka dikwatirkan obat tersebu akan
berkurang komposisi zat aktifnya atau bereaksi sehingga menjadi zat baru).
Untuk menghindari variasi dosis, serturner (1783-1841) mempolopori
isolasi zat aktif dan memurnikan dan secara terpisah dilakukan sintesis
secara kimia,berkembang obat sintesis. (mencampurkan senyawa kimia yang
satu dengan yang lainya,sehingga menghasilkan senyawa yang hampir sama
manfaat dan struktur kimianya)
Pengembangan Obat Baru
Diawali dengan sintesis/isolasi dari berbagai sumber:
Tumbuhan (glukosida jantung untuk lemah jantung).
Jaringan hewan (heparin untuk mencegah pembekuan
darah).
Kultur mikroba (penisilin G sebagai antibiotic).
Dari hubungan struktur obat dan aktivitasnya maka pencarian
zat baru lebih terarah dan muncul ilmu baru yaitu kimia
medicinal dan farmakologi molekuler.
Konsep dan teknik baru maka terjadi akumulasi informasi
tentang kerja obat dan substrat biologis disebut reseptor.
Reseptor adalah komponen sel/organisme yang berinteraksi
dengan obat dan yang mengawali mata rantai peristiwa
biokimia menuju efek obat yang diamati.
Sifat dasar obat
Obat merupakan bahan yang menyebabkan perubahan dalam fungsi
biologis melalui proses kimia. Molekul obat berinteraksi dengan molekul
khusus dalam system biologis yang berperan sebagai regulator yaitu molekul
reseptor. Obat ada yang disentesis dari dalam tubuh (seperti hormon),dan
tidak disentesis dalam tubuh (xenobiotik) cendrung bersifat toksit/racun.
Agar berinteraksi secara kimiawi dengan reseptor,molekul obat harus
memiliki ukuran,muatan listrik,bentuk serta struktur yang tepat.
Sifat dasar fisik obat
Obat dapat berbentuk padat (aspirin), cair (nikotin,etanol), atau gas
(nitrous oxide). Factor ini sering menentukan rute pemberian yang
terbaik. Banyak obat bersifat asam dan basa lemah, hal ini mempunyai
implikasi penting tentang bagaimana berbagai kelompok bahan ini
ditangani tubuh.
Ukuran obat
Sebagian obat mempunyai BM 100-100, sebagai syarat obat
bekerja secara spesifik. Supaya bekerja spesifik pada 1 reseptor harus
mempunyai bentuk,muatan listrik dan hal lain yang unik untuk
mencegah obat berinteraksi dengan reseptor lain. Umumnya obat BM
< 100 (bergerak dan tepat sasaran), BM >100 (sulit menyebar dalam
tubuh), obat dengan BM >> (protein) diberikan langsung kedalam
kompartemen tanpa efek yang diinginkan.
Reaktivitas obat dan ikatan obat reseptor
Obat berinteraksi dengan reseptor melalui kekuatan ikatan
kimia.
Ada 3 kekuatan kimia/ikatan kimia:
Ikatan kovalen : ikatan yang sangat kuat, tidak reversible.
Contoh ikatan kovalen yang terbentuk antara bentuk aktif
phenoxiybenzamine dan reseptor α.
Ikatan elektrostatik : ikatan yang lebih umum dari pada
ikatan kimia dalam interaksi dengan obat, ikatan ini
mempunyai sifat ikatan yang berbeda-beda.
Ikatan hidrofobik : ikatan yang sangat lemah dan penting
dalam interaksi obat yang sangat larut dengan lemak dari sel
membrane.
Obat dengan ikatan lemah pada reseptor lebih selektif dari
pada ikatan yang kuat. Sebab jika terjadi interaksi, ikatan
lemah perlu kesesuaian obat yang akurat pada reseptornya.
Obat yang sangat selektif dan bekerja sangat singkat maka
molekul obat harus mempunyai ikatan yang lemah.
Bentuk obat
Bentuk obat harus sesuai dengan reseptor (key-lock). Obat yang
umumnya berbentuk kiral (sebagai pasangan enansiomer),
enantioner kir R (-) lebih efektif dari S (+). Contoh enantioner
methacholine S (+) obat parasimpatomimetis obat 250 lebih
keras dari enansiomer R (-).