kie lansia a5
DESCRIPTION
bnjjhjTRANSCRIPT
LAPORAN KELOMPOK
KEGIATAN FIELD LABKIE : PEMBINAAN POSYANDU LANSIA GUNA
PELAYANAN KESEHATAN LANSIADI PUSKESMAS JATINOM
Disusun oleh :
KELOMPOK B6Muhammad Hilmy L(G0012136)
Rosi Dwi Mulyono(G0012194)
Purnomo Andimas E (G0012166)
Ariyadi Budi Setyoaji(G0012028)
Faris Budiyanto(G0012074)
Risna Annisa M (G0012188)
Itsna Ulin Nuha (G0012098)
Denalia Aurika(G0012054)
Raden Roro Anindya P(G0012170)
Khilyat Ulin Nur Z.(G0012108)
Emillya Sari(G0012070)
Shinta Retno W. (G0012210
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2015LEMBAR PENGESAHANTelah disahkan laporan Field Lab dengan topik KIE : PEMBINAAN POSYANDU LANSIA GUNA PELAYANAN KESEHATAN LANSIA dengan keterangan di bawah ini:Kelompok
: B6Jumlah anggota
: 12Tempat
: Puskesmas JatinomWaktu
: 20 dan 27 Mei 2015 Surakarta, 3 Juni 2015Menyetujui,
Menyetujui, Kepala Puskesmas Jatinom
Instruktur Field LabHj. Evy Kusumawati,dr.Mkes
Nikmah Nur Fajrini Kusuma, drNIP. 196804161997032003
NIP. 19760322010012010DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I :PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................1
B. Tujuan Pembelajaran...................................................................2BAB II KEGIATAN YANG DILAKUKAN................................................3BAB III PEMBAHASAN .............................................................................5BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................16B. Saran..................................................................................................16DAFTAR PUSTAKA....................................................................................17LAMPIRAN
1. Form Geriatric Depression Scale......................................................18
2. Foto pelaksanaan field lab MTBS di Puskesmas Pedan..... ............19BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk usia lanjut merupakan bagian masyarakat yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut data pusat statistik, jumlah lansia di Indonesia pada tahun 1980 adalah sebanyak 7,7 juta jiwa atau hanya 5,2 % dari jumlah penduduk. Sedangkan data pada tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah lansia sejumlah 23,9 juta jiwa atau meningkat secara signifikan sebesar 9,77%. Hal ini berkorelasi positif dengan peningkatan kesejahteraan yang dialami oleh masyarakat Indonesia khususnya di bidang kesehatan yang ditunjukkan dengan semakin tingginya angka harapan hidup masyarakat Indonesia.
Isu sentral masalah kependudukan yaitu masih rendahanya kualitas sumber daya manusia usia lanjut yang dipengaruhi langsung oleh beberapa faktor diantara lain konsumsi makanan dan gizi, tingkat kesehatan, tingkat pendidikan serta pengakuan masyarakat bahwa mereka masih mempunyai kemampuan kerja dan pendapatan dari pensiunan yang masih rendah. Konsumsi makanan dan gizi kurang masih dialami oleh beberapa lansia di Indonesia yang tersebar di beberapa desa dan daerah pinggiran kota. Kondisi demikian yang mengakibatkan masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat lansia.
Permasalahan penduduk lansia perlu ditangani dengan strategi antara lain melalui pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi bersama-sama dengan peningkatan prasarana dan pelayanan kesehatan yang dipusatkan pada posyandu. Strategi peningkatan kesehatan lansia ini ditempuh melalui penurunan angka kesakitan dan jumlah jenis keluhan lansia. Penurunan Angka Kesakitan Lansia (AKL) tidak hanya merupakan tanggungjawab sektor kesehatan tapip merupakan tangggungjawab semua sektor terkait.
Agar program penurunan AKL dapat dicapai secara efektif dan efisien perlu didukung adanya dara. Posyandu lansia merupakan sarana pelayanan kesehatan dasar untuk meningkatkan kesehatan para lansia.
Berbagai kemitraan anatara Pemda Kabupaten sebagai pelaksana pembangunan daerah dengan pihak swasta maupun universitas ikut berpartisipasi secara aktif dan bekerja sama dalam gerakan sadar pangan dan gizi yang dikhususkan bagi lansia.
Untuk itu keterlibatan mahasiswa untuuk terjun langsung ke masyarakat dengan memberikan penyuluhan kepada para lansia merupakan salah satu bentuk nyata dari mahasiswa dalam usaha mencapai cita-cita pembangunan agar lansia tetap sehat, aktif, dan produktif.
B. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran pada topik Pembinaan Posyandiu Lansia ini adalah diharapkan mahasiswa:1. Mampu memahami peran dan fungsi posyandu lansia.
2. Mampu menjelaskan cara pengisian dan penggunaan KMS lansia.3. Mampu menjelaskan kelainan-kelainan yang sering terjadi pada lansia beserta pencegahan dan pengobatannya.4. Memahami tatalaksana Diet Lansia dan Pola Hidup sehat Lansia5. Melakukan penyuluhan kesehatan komunitas tentang manfaat Posyandu Lansia dalam menningkatkan kesehatan Lansia.6. Melakukan pengumpulan dan analisis data tentang program posyandu, prevalensi penyakit yang diderita lansia, serta upaya kuratif dan rehabilitatif.7. Melakukan penilaian status depresi lansia dengan menggunakan Geriatric Deppresion Scale dan MMSE (Mini Mental State Examination)8. Mampu melakukan pengamatan dan penilaian posyandu lansia setempat dengan standar program posyandu lansia. BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
1. Kegiatan Pra-Lapangan
a. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar kegiatan Field Lab sebelum melakukan kegiatan lapangan. Kuliah ini sedikit memberikan gambaran mengenai pelaksanaan Posyandu Landia dan dasar teori mengenai pembinaan posyandu lansia. Mahasiswa juga mengikuti kegiatan pre-test tertulis yang dilaksanakan di FK UNS. Soal yang dikerjakan bersumber dari buku manual Field Lab yang telah diberikan sebelumnya. Pre-test tersebut dilaksanakan untuk menguji seberapa jauh materi yang telah dipahami oleh mahasiswa. Mahasiswa juga membuat Buku Rencana Kerja (BRK) yang berisi tentang tujuan dan prosedur kegiatan.b. Pada Rabu, 13 Mei 2015 mahasiswa melakukan survey lapangan di Puskesmas Jatinom. Kegiatan survey dilakukan oleh perwakilan kelompok. Tujuan kelompok kami melakukan survey adalah untuk mengetahui lokasi puskesmas yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan Field Lab, sekaligus beramah tamah dan memohon bantuan serta ijin dari Kapuskes Jatinom beserta staff. Selain itu, perwakilan kelompok kami juga menyerahkan surat ijin dan berkasberkas dari fakultas dan Buku Rencana Kerja (BRK). Pada saat melakukan survey, perwakilan kelompok kami bertemu dengan dr. Nimah Nur Fajarini selaku instruktur untuk melakukan koordinasi untuk kegiatan selanjutnya.2. Kegiatan Lapangan I (20 Mei 2015)
Pada pertemuan hari Rabu, 20 Mei 2015, kami tiba di Puskesmas Jatinom pukul 08.00 WIB. Setibanya di Puskesmas Jatinom kami disambut oleh dr. Efy, dr. Nimah, selaku penanggung jawab program Posyandu Lansia, dan Ibu bidan. Setelah itu kami mendapakan penjelasan tentang materi Posyandu beserta cara mengisi dan cara menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia yang baik dan benar. Kami juga dibekali pengetahuan tentang kelainan-kelainan serta penyakit yang paling sering muncul pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Jatinom. Kemudian kami merencanakan kegiatan lapangan II dengan membagi kelompok menjadi dua kelompok besar yaitu kelompok penyuluhan dan kelompok senam lansia.3. Kegiatan Lapangan II (27 Mei 2015)Pada kegiatan lapangan kali ini, kegiatan lapangan di lakukan di Posyandu Lansia. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah kegiatan posyandu lansia yang menggunakan sistem 5 meja namun pada partiknya menggunakan 3 meja. Meja pertama yaitu pendaftaran dan pengukuran berat badan, tinggi badan, serta tekanan darah yang di. Meja kedua yaitu anamnesis sesuai dengan form Geriatric Depression Scale (GDS) dan Mini Mental State Examination (MMSE) serta penyuluhan. Meja ketiga merupakan meja pelayanan medis yang dijaga oleh tenaga professional dari Puskesmas Jatinom. Tentunya kegiatan ini kami lakukan dengan pantauan dan bimbingan langsung oleh instruktur dan petugas kesehatan lain dari Puskesmas Jatinom. Setelah dilakukan pemeriksaan vital sign, pengisian KMS, penyuluhan dan pelayanan kesehatan, mahasiswa melakukan penyuluhan kepada peserta Posyandu Lansia mengenai manfaat mengikuti posyandu Lansia kemudian penyakit-penyakit yang sering dialami oleh lansia seperti diabetes mellitus, asam urat, hipertensi, dan arthritis gout. Setelah melakukan penyuluhan, mahasiswa mengajak peserta Posyandu Lansia untuk mengikuti senam lansia yang diinstrukturi oleh mahasiswa sendiri. Selanjutnya, mahasiswa melakukan pemeriksaan gula darah gratis kepada peserta posyandu Lansia. Sebelum acara ditutup, mahasiswa meminta data peserta Posyandu Lansia sebagai bahan dalam laporan yang akan disampaikan di pertemuan ketiga. Kegiatan lapangan II ini berakhir pada pukul 11.30 siang. Setelah kegiatan selesai, mahasiswa dipersilahkan untuk pulang.
4. Kegiatan Lapangan III (3 Mei 2015)
Kegiatan lapangan ketiga adalah kegiatan yang di agendakan untuk mengumpulkan laporan yang telah kami buat dan mempresentasikan kegiatan yang telah kami lakukan.BAB IIIPEMBAHASANKegiatan posyandu lansia pada tanggal 27 Mei 2015 dilaksanakan di Desa Kedaren. Beberapa hal yang dilakukan di posyandu antara lain senam lansia, penyuluhan, pemeriksaan, dan pengukuran Geriatric Depression Scale (GDS).
A. Posyandu Lansia di Desa KedarenPada posyandu lansia yang dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2015 kemarin, ada beberapa hal yang dilakukan di Posyandu Lansia Kedaren, yaitu: pendataan, penyuluhan, dan senam lanisa. Selain itu dilakukan juga pengobatan gratis untuk para lansia di Desa Kedaren dari pihak Puskesmas Jatinom
1. PendataanPendataan yang dilakukan oleh mahasiswa berupa pencatatan nama dan umur, berat badan, tekanan darah, gula darah, dan hasil wawancara dengan menggunakan pertanyaan Geriatric Depression Scale. Namun terjadi kekurangan pada pendataan yaitu pada pengukuran gula darah dikarenakan keterbatasan jumlah alat untuk pengukur gula darah, sehingga para lansia harus lama mengantri dan sebagian memilih untuk pulang. Pengukuran tinggi badan tidak dilakukan, dikarenakan tidak tersedianya alat untuk mengukur tinggi badan di posyandu lansia Desa Kedaren. Berikut merupakan keseluruhan pencatatan yang dilakukan pada Psyandu Lansia di Desa Kedaren:NamaUsiaTensiGula DarahGDSInterpretasi GDSMMSE
bp. Waluyo68140/901205mungkin depresibaik
bp. Darmo75170/1002normalbaik
bu ratno60150/100771normalbaik
bu warni54160/801normalbaik
bu rukini50120/601321normalbaik
bu suwarti52120/90876mungkin depresibaik
bu siti mulatsih160/110885mungkin depresibaik
mbah marto80150/70
bu sugik160/100912normalggn intelek ringan
bu wira120/901normalbaik
bu praja75120/801603normalbaik
bu sukiran65120/703normalbaik
bu juminah67230/100883normalbaik
bu prapto70100/704normalggn intelek ringan
bu sunarti170/90111
bu ratna72140/100
siti utari57140/801093normalggn intelek ringan
pak pardi160/901181normalggn intelek ringan
pak wakijan80130/70971normalbaik
bu tuminem140/80
mbah wiro86160/903normalggn intelek sedang
bu suminem140/9014013depresibaik
bu semi140/801normalggn intelek ringan
bu warno130/703normalggn intelek sedang
bu ratmi130/7082
bu sulastri160/1006mungkin depresibaik
bu wagiyem130/700normalbaik
bu darmo120/80
bu gito140/801387mungkin depresibaik
bapak harso77160/800normalbaik
bu daryanti160/901201normalbaik
Kegiatan penghitungan GDS bermanfaat untuk puskesmas karena dapat mengetahui tingkat depresi pada lansia dan dapat merencanakan kegiatan untuk mengurangi tingkat depresi lansia di posyandu tersebut.
Berdasarkan tabel kita dapat mengetahui bahwa terdapat 16,13% dari lansia yang hadir pada posyandu Susuhan, Kedaren mempunyai skala depresi ringan dan 61,29% lansia memiliki skala depresi yang normal atau tidak depresi. Dari hasil wawancara, didapatkan satu lansia dengan kategori berat. Untuk lansia depresi ringan maupun berat, diperlukan adanya anamnesis lanjutan, konseling, dan tatalaksana lebih lanjut. Anamnesis lanjutan diperlukan untuk mengetahui faktor apa sajakah yang memicu terjadinya depresi pada lansia tersebut. Selain itu, konseling dan tatalaksana lebih lanjut, seperti olahraga, mengobati penyakit-penyakit yang menjadi faktor risiko dan obat antidepresan jika diperlukan, juga dibutuhkan sehingga lansia dapat kembali sehat dan produktif.
Terdapat enam orang lansia dengan tanpa hasil pemeriksaan GDS. Hal ini dapat disebabkan oleh terlewatnya lansia saat dilakukan pemeriksaan GDS. Selain itu, keterbatasan jumlah dan kemampuan anggota kelompok juga dapat menjadi salah satu faktor,karena saat di posyandu selain pemeriksaan GDS, ada anggota kelompok yang bertugas untuk mengukur berat badan dan tekanan darah. Keterbatasan waktu juga menjadi kendala karena untuk pemeriksaan GDS ternyata membutuhkan waktu cukup lama sedangkan selanjutnya akan dilaksanakan penyuluhan.
Saran untuk kegiatan selanjutnya adalah diperlukan pemeriksa dengan pengalaman dan kemampuan baik untuk melakukan pemeriksaan GDS sehingga dapat mempersingkat waktu pemeriksaan. Selain itu, jumlahnya pun harus cukup dan perbandingan antara pemeriksa dengan lansia yang datang saat hari posyandu tersebut sesuai. a. MMSE
Pemeriksaan MMSE dilakukan untuk mengetahui fungsi kognitif pada Lansia. Prosedur pemeriksaan MMSE dilakukan dengan menanyakan 10 pertanyaan seperti yang terdapat pada tabel diatas.No. Nama
Usia (Tahun)
Interpretasi MMSE
1
Bapak Waluyo
68
Baik
2
Bapak Darmo
75
Baik
3
Ibu Ratno
60
Baik
4
Ibu Warni
54
Baik
5
Ibu Rukini
50
Baik
6
Ibu Suwarti
52
Baik
7
Ibu Siti Mulatsih
-
Baik
8
Mbah Marto
80
-
9
Ibu Sugik
-
Gangguan intelek ringan
10
Ibu Wira
-
Baik
11
Ibu Praja
75
Baik
12
Ibu Sukiran
65
Baik
13
Ibu Juminah
67
Baik
14 Ibu Prapto
70
Gangguan intelek ringan
15
Ibu Sunarti
-
-
16
Ibu Ratna
72
-
17
Ibu Siti Utari
57
Gangguan intelek ringan
18
Bapak Pardi
-
Gangguan intelek ringan
19
Bapak Wakijan
80
Baik
20
Ibu Tuminem
-
-
21
Mbah Wiro
86
Gangguan intelek sedang
22
Ibu Suminem
-
Baik
23
Ibu Semi
-
Gangguan intelek ringan
24
Ibu Warno
-
Gangguan intelek sedang
25
Ibu Ratmi
-
-
26
Ibu Sulastri
-
Baik
27
Ibu Wagiyem
-
Baik
28
Ibu Darmo
-
-
29
Ibu Gito
-
Baik
30
Bapak Harso
77
Baik
31
Ibu Daryanti
-
Baik
Kriteria penilaian MMSE yaitu:
0-2 kesalahan = Baik
3-4 kesalahan = Gangguan intelek ringan
5-7 kesalahan = Gangguan intelek sedang
8-10 kesalahan = Gangguan intelek berat
Bila penderita tak pernah sekolah, nilai kesalahan diperbolehkan +1 dari nilai di atas.
Bila penderita sekolah lebih dari SMA, kesalahan yang diperbolehkan -1 dari nilai di atas.
Pemeriksaan MMSE dilakukan terhadap 25 Lansia dari 31 Lansia yang datang ke Posyandu Lansia Puskesmas Jatinom. Diantara 25 penduduk Lansia yang diskrining dengan pemeriksaan MMSE didapatkan: 18 Lansia dengan fungsi kognitif baik, 5 Lansia dengan gangguan intelek ringan dan 2 Lansia dengan gangguan intelek sedang. Jika dituliskan dengan prosentase maka 72% Lansia masih memiliki fungsi kognitif baik, 20% Lansia dengan gangguan intelek ringan dan 8% Lansia dengan gangguan intelek sedang. Pemeriksaan MMSE tidak sempat dilakukan ke enam Lansia lainnya dikarenakan ketidaktersediaan waktu dan tempat tunggu sehingga lansia yang sudah diperiksa dengan yang belum diperiksa menunggu di satu tempat. Hal ini menyulitkan pemeriksa untuk menskrining semua Lansia. Hasil pemeriksaan MMSE dipengaruhi oleh tingkat pendidikan pasien, etnis pasien, dan kemampuan pemeriksa berkomunikasi dengan pasien.
2. Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan lansia dilakukan di Posyandu Lansia di Desa Susuhan. Mahasiswa datang di Posyandu dan melakukan persiapan. Posyandu Lansia yang akan dilakukan mahasiswa meliputi penyuluhan, pemeriksaan GDS dan MMSE, pemeriksaan berat badan dan tinggi badan, pemeriksaan gula darah, serta senam lansia.
Materi penyuluhan yang akan diberikan pada lansia meliputi tentang pentingnya posyandu lansia serta penyakit-penyakit yang sering terjadi pada lanjut usia seperti diabetes, hipertensi, asam urat, dan osteoarthritis.
Penyuluhan pentingnya posyandu pada lanjut usia dilakukan karena bertujuan untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia. Seperti yang kita tahu, akses pelayanan kesehatan dan kondisi fisik lansia berkorelasi satu sama lain. Kondisi fisik lansia yang semakin melemah ditambah dengan akes pelayanan kesehatan semacam Puskesmas, klinik kesehatan, ataupun rumah sakit yang jauh menyulitkan para lansia untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Untuk itulah di bentuk adanya posyandu lansia di desa setempat sehingga memudahkan lansia mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Tujuam lain diadakannya lansia adalah mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut. Seperti yang diketahui, di masa lansia, lansia mengalami enurunan kondisi fisik sehingga menyebabkan penurunan dalam peran sosial di masyarakat. Melalui posyandu lansia ini, menjadikan peran lansia di masyarakat tetap utuh sehingga masyarakat dapat menghargai lansia dari aspek sosial maupun psikososial sehingga dapat menjadikan masa tua lansia tidak bergantung pada orang lain, mandiri, serta sehat.
Penyuluhan lansia dilakukan dari pukul 10.30 11.00. Disini, mahasiswa memberikan penyuluhan tentang pentingnya posyandu bagi lansia bukan hanya untuk aspek kesehatan saja, tapi supaya lansia lebih mandiri tanpa bergantung pada orang lain. Selain itu, mahasiswa mengajak agar para lansia termotivasi memeriksakan dirinya ke Puskesmas apabila ditemukan gejala-gejala yang mengarah ke keparahan saat skrining di Posyandu lansia. Manfaat dari posyandu lansia adalah pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari tuanya.Setelah dilakukan penyuluhan tentang pentingnya posyandu lansia untuk hari tua kemudian dilajutkan oleh penyuluhan khusus tentang diabetes mellitus (DM), hipertensi, asam urat, dan osteoarhritis (OA). Materi yang disampaikan mahasiswa meliputi pengertian penyakit, gejala, serta makanan-minuman yang sebaiknya di kurangi untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut. Selain gizi yang disarankan untuk lansia, mahasiswa juga menambahkan tentang pentingnya olahraga serta istirahat cukup untuk memelihara kesehatan lansia.
Peserta penyuluhan mendengarkan dengan seksama materi yang disampaikan mahasiswa. Antusiasme peserta penyuluhan terlihat ketika dibuka sesi pertanyaan. Beberapa peserta penyuluhan mengajukan pertanyaan tentang gejala-gejala yang terjadi pada dirinya, seperti pertanyaan yang diajukan Bapak X (tidak menyebutkan nama), sering mengeluh pegel serta lemas di tungkai kaki. Selain itu ada juga Ibu Y mengajukan pertanyaan keluhan tangan seperti kram di pagi hari bangun tidur, kram terjadi di telapak tangan. Mahasiswa menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh bapak-ibu di Posyandu Desa Susuhan. Penyuluhan kesehatan Posyandu Lansia di desa Susuhan, Jatinom, Klaten berlangsung lancar dan baik, peserta penyuluhan antusias mendengarkan penyuluhan yang dilakukan mahasiswa. 3. Senam Lansia Pada saat pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia kali ini juga dilaksanakan kegiatan senam lansia. Senam lansia tersebut diikuti oleh 30 bapak/ibu lansia dengan instruktur senam dari anggota kelompok kami. Para bapak/ibu lansia mengikuti gerakan senam lansia dengan penuh semangat dan antusiasme tinggi. Senam lansia tersebut berlangsung + 10 menit.
Adapun tujuan dari senam lansia ini adalah untuk menjaga tubuh agar tetap dalam keadaan sehat serta aktif baik secara jasmani maupun rohani. Tujuan lain dari senam lansia adalah sebagai berikut :
1. Memperbaiki proses metabolisme serta pasokan oksigen dalam tubuh
2. Membangun daya tahan serta kekuatan tubuh
3. Menghilangkan lemak
4. Meningkatkan kondisi sendi dan otot
Manfaat Senam
Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan untuk mereka yang memasuki usia pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke atas). Orang melakukan senam secara teratur akan mendapatkan kesegaran jasmani yang baik yang terdiri dari unsur kekuatan otot, kelentukan persendian, kelincahan gerak, keluwesan, cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness. Apabila orang melakukan senam, peredarah darah akan lancar dan meningkatkan jumlah volume darah. Selain itu 20% darah terdapat di otak, sehingga akan terjadi proses indorfin hingga terbentuk hormon norepinefrin yang dapat menimbulkan rasa gembira, rasa sakit hilang, adiksi (kecanduan gerak) dan menghilangkan depresi. Dengan mengikuti senam lansia efek minimalnya adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar. Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur. Tingkat kebugaran dievaluasi dengan mengawasikecepatan denyut jantung waktu istirahat yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih bugar, kecepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus menurun.
Manfaat senam lainnya yaitu terjadi keseimbangan antara osteoblast dan osteoclast. Apabila senam terhenti maka pembentukan osteoblast berkurang sehingga pembentukan tulang berkurang dan dapat berakibat pada pengeroposan tulang. Senam yang diiringi dengan latihan stretching dapat memberi efek otot yang tetap kenyal karena ditengah-tengah serabut otot ada impuls saraf yang dinamakan muscle spindle, bila otot diulur (recking) maka muscle spindle akan bertahan atau mengatur sehingga terjadi tarik-menarik, akibatnya otot menjadi kenyal. Orang yang melakukan stretching akan menambah cairan sinoval sehingga persendian akan licin dan mencegah cedera (Suroto, 2004). Olahraga yang bersifat aerobik seperti senam merupakan usaha-usaha yang akan memberikan perbaikan pada fisik atau psikologis. Faktor fisiologi dan metabolik yang dikalkulasi termasuk penambahan sel-sel darah merah dan enzim fosforilase (proses masuknya gugus fosfat kedalam senyawa organik), bertambahnya aliran darah sewaktu latihan, bertambahnya sel-sel otot yang mengandung mioglobin dan mitokondria serta meningkatnya enzim-enzim untuk proses oksigenasi jaringan (Kusmana, 2006). Sedangkan menurut Depkes (2003) olahraga dapat memberi beberapa manfaat, yaitu: meningkatkan peredaran darah, menambah kekuatan otot, dan merangsang pernafasan dalam. Selain itu dengan olahraga dapat membantu pencernaan, menolong ginjal, membantu kelancaran pembuangan bahan sisa, meningkatkan fungsi jaringan, menjernihkan dan melenturkan kulit, merangsang kesegaran mental, membantu mempertahankan berat badan, memberikan tidur nyenyak, memberikan kesegaran jasmani.
Senam lansia terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
A. Persiapan Sebelum Senam
1. Pastikan keadaan tubuh sehat dengan berjalan secepat-cepatnya 5 menit dan istirahat 10 menit
2. Periksa denyut nadi (jika lebih dari 100 jangan lanjutkan aktivitas fisik)
3. Intensitas senam diukut dengan denyut nadi, lamanya senam + 20-30 menit, dan frekuensi senam + 3-4 kali dalam seminggu
B. Tahapan Senam
1. Tahap Pemanasan :
Pengaturan napas 2 x 8 (bermanfaat untuk memperbaiki sistem kerja jantung)
2. Tahap Inti :
Jalan di tempat (angkat kaki secara aktif) 2 x 8
Lebarkan kaki sejajar (diam di tempat)
Bertepuk tangan (lengan sejajar bahu) 2 x 8
Tepuk jari tangan (rentangkan tangan sejajar bahu) 2 x 8
Silangkan antar jari tangan (rentangkan tangan sejajar bahu) 2 x 8
Silangkan jempol tangan kanan (rentangkan tangan sejajar bahu) 1 x 8
Silangkan jempol tangan kiri (rentangkan tangan sejajar bahu) 1 x 8
Tepuk antar jari kelingking tangan (rentangkan tangan sejajar bahu) 2 x 8
Tepuk antar jari telunjuk tangan (rentangkan tangan sejajar bahu) 2 x 8
Ketok pergelangan tangan kanan (lengan tangan sejajar bahu) 1 x 8
Ketok pergelangan tangan kiri (lengan tangan sejajar bahu) 1 x 8
Ketok nadi tangan kanan (lengan tangan sejajar bahu) 1 x 8
Ketok nadi tangan kiri (lengan tangan sejajar bahu) 1 x 8
Tekan antar telapak tangan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tekan putar telapak tangan (atas ke bawah sejajar dada) 1 x 8
Buka dan remas jari tangan 2 x 8
Tepuk punggung tangan kanan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk punggung tangan kiri (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk punggung lengan kanan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk punggung bahu kanan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk punggung lengan kiri (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk punggung bahu kiri (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
Tepuk pinggang (bungkuk badan 45 derajat) 2 x 8
Tepuk paha samping (gerakan menggenjot lutut naik turun) 2 x 8
Tepuk betis kaki (bungkuk badan sejajar 90 derajat) 2 x 8
Peregangan otot lengan, bahu, punggung, lutut, betis 2 x 8
Tepuk perut bagian bawah (samping kanan-kiri) 2 x 8
Sikap tegak tangan simpul ke perut (tutup kaki, diam di tempat)
Jinjit kaki (kaki lurus, diam di tempat)
3. Tahap Pendinginan :
Tarik dan tahan napas (kedua tangan naik ke atas kepala) 1 x 8
Hembuskan napas (kedua tangan turun ke depan dada) 1 x 8
Tarik dan tahan napas (kedua tangan naik ke atas kepala) 1 x 8
Hembuskan napas (kedua tangan turun ke samping) 1 x 8
Tarik dan tahan napas (tangan kanan naik ke atas kepala) 1 x 8
Hembuskan napas (tangan kanan turun ke samping) 1 x 8
Tarik dan tahan napas (tangan kiri naik ke atas kepala) 1 x 8
Hembuskan napas (tangan kiri turun ke samping) 1 x 8
Tarik, tahan, dan hembuskan napas (angkat kedua tangan dan turunkan perlahan) 2 x 4
Adapun kendala pada saat pelaksanaan senam lansia adalah tempat senam yang kurang memadai, sehingga para bapak/ibu lansia kurang leluasa untuk bergerak. Selain itu musik yang dimainkan untuk senam lansia kurang sesuai dengan gerakan. Senam lansia akan efektif jika dilakukan dengan lama + 20-30 menit dan frekuensi senam + 3-4 kali dalam seminggu.
BAB IVPENUTUPA.Simpulan
Secara keseluruhan, kegiatan- kegiatan di Posyandu Lansia berlangsung lancar, para lansia antusias mengikuti pemeriksaan tensi, gula darah, GDS, MMSE dan penyuluhan penyakit penyakit yang sering dialami lansia. Ada beberapa hambatan tetapi masih bisa diatasi sehingga kegiatan dapat berjalan dengan baik. Target cakupan peserta sudah tercapai yaitu 80 100 % menunjukkan target cakupan yang baik.
Posyandu lansia merupakan wadah terpadu untuk para lansia dimasa tuanya karena pada usia lanjut seperti ini, kondisi para lansia umumnya mempunyai fisik yang relatif lemah dan kesepian, perlu berkumpul dan saling mengawasi sehingga tidak merasa kesepian dan terabaikan.Dengan adanya Posyandu Lansia dapat meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia dan terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.
Posyandu Lansia juga bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan dan mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari tuanya dan menurunkan tingkat stres pada lansia.
Manfaat yang dirasakan dengan adanya posyandu lansia ini bukan hanya dirasakan oleh lansia tetapi juga oleh keluarga dan lingkungan dimana lansia tersebut tinggal. Posyandu lansia dapat membantu lansia untuk menyesuaikan diri dalam perubahan fase kehidupannya sehingga menjadi pribadi yang mandiri sesuai dengan keberadaannya.
B.Saran
Sebaiknya dilakukan himbauan lebih kepada para lansia agar mau mengikuti atau hadir di posyandu lansia. Karena kegiatan posyandu lansia tersebut sangat bermanfaat bagi lansia untuk menjaga kesehatan dihari tua.
Mengingat jumlah dan presentase lansia yang terus bertambah sejalan dengan meningkatnya taraf kesehatan, maka peningkatan pelayanan medis bagi para lansia juga sangat dibutuhkan.
Meningkatkan komunikasi dan motivasi kepada lansia untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang berlangsung di lingkungan sosialnya karena hal ini sangat baik terhadap keadaan jiwa lansia.
Perlu dilakukan kegiatan tambahan seperti senam lansia atau kegiatan yang lain untuk meningkatkan komunikasi antar lansia. Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk meningkatkan manfaat dan efektifitas program dan diperlukan evaluasi program secara rutin. Mengoptimalkan peran kader-kader posyandu lansia agar kegiatan berjalan lebih baik.DAFTAR PUSTAKA
Tim Field Lab FK UNS Surakarta. 2013. Modul Field Lab KIE: Pembinaan Posyandu lansia Guna Pelayanan Kesehatan Lansia. Surakarta: FK UNSTaylor WD (2014). Depression in the elderly. The New England Journal of Medicine, 371: 1228-1236.
Sharp LK, Milsky MS (2002). Screening for depression across the lifespan: a review of measures for use in primary care settings. American Family Physician, 66(6):1001-1007.
Greenberg SA (2012). The geriatric depression scale. New York: Hatford Institute for Geriatric Nursing.LAMPIRANGeriatric Depression Scale (GDS)No.Pertanyaanyatidak
1.Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda?
2.Apakah anda mengurangi banyak aktivitas da hobi anda?
3.Apakah anda merasa kehidupan anda terasa hampa?
4.Apakah anda sering merasa bosan?
5.Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat?
6.Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda?
7.Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda?
8.Apakah anda sering merasa tidak berdaya?
9.Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi ke luar dan mengerjakan sesuatu yang baru?
10.Apakah anda merasa punya banyak masalah dengan daya ingat anda dibandingkan dengan kebanyakan orang?
11.Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini menyenangkan?
12.Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat ini?
13.Apakah anda merasa penuh semangat?
14.Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan?
15.Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari anda?
TOTAL
Dari total jumlah nilai yang diperoleh dapat digolongkan tingkat depresi sebagai berikut :1. Nilai 0-5: Normal2. Nilai 6-10: Pre Depresi3. Nilai >10: Depresi EMBED Excel.Sheet.12
25
Sheet1
NO.NAMASKORINTERPRETASI
1bp. Waluyo5depresi ringan
2bp. Darmo2normal
3bu Ratno1normal
4bu Warni1normal
5bu Rukini1normal
6bu Suwarti6depresi ringan
7bu Siti Mulatsih5depresi ringan
8mbah Marto
9bu Sugik2normal
10bu Wira1normal
11bu Praja3normal
12bu Sukiran3normal
13bu Juminah3normal
14bu Prapto4normal
15bu Sunarti
16bu Ratna
17bu Siti Utari3normal
18pak Pardi1normal
19pak Wakijan1normal
20bu Tuminem
21mbah Wiro3normal
22bu Suminem13depresi berat
23bu Semi1normal
24bu Warno3normal
25bu Ratmi
26bu Sulastri6depresi ringan
27bu Wagiyem0normal
28bu Darmo
29bu Gito7depresi ringan
30bapak Harso0normal
31bu Daryanti1normal