modul teknik kie

47
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) antara lain ditandai dengan adanya penurunan Laju Pertumbuhan Penduduk, Penurunan tingkat Fertilitas, peningkatan kesadaran masyarakat tentang makna keluarga kecil, hal ini mencerminkan betapa besarnya peran Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dalam melaksanakan kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) KKB di wilayah binaan di tingkat desa/kelurahan. KIE biasa disebut juga dengan penyuluhan. PKB sebagai ujung tombak program sangat strategis perannya dalam melakukan pembinaan langsung kepada individu, keluarga dan masyarakat di tingkat desa/ kelurahan. Oleh karena itu para PLKB perlu dibekali pengetahuan tentang program KKB Nasional dengan jelas dalam melakukan pembinaan kepada individu, keluarga dan masyarakat di tingkat desa/kelurahan sehingga dapat melaksanakan tugas dalam memberikan KIE/Penyuluhan KKB dengan mudah dan percaya diri. Modul Teknik KIE/Penyuluhan KKB bagi PKB ini dimaksudkan untuk menyiapkan pesan tentang KIE/Penyuluhan KKB, agar kegiatan pelayanan KIE/Penyuluhan KKB dapat dilaksanakan secara profesional di tingkah desa/kelurahan. B. Deskripsi Singkat Modul ini membahas konsep dasar KIE/Penyuluhan KKB, jenis dan bentuk KIE/ Penyuluhan KKB, media KIE/Penyuluhan KKB, serta langkah-langkah KIE/Penyuluhan KKB. Pada akhir pembelajaran peserta diharapkan mampu mempraktikan KIE/ Penyuluhan KKB sesuai dengan kondisi masyarakat yang berbeda di Indonesia. C. Manfaat Modul Modul ini diharapkan bermanfaat bagi para peserta diklat untuk membekali pengetahuan dan keterampilan tentang KIE/Penyuluhan sehingga dapat meningkatkan profesionalisme sebagai Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana. D. Standar Kompetensi 1. Kompetensi Dasar Setelah selesai pembelajaran peserta diklat diharapkan mampu mempraktikan KIE/Penyuluhan dalam program KKB. 2. Indikator Keberhasilan Setelah selesai membaca modul ini, peserta diklat dapat:

Upload: humanisme

Post on 12-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


42 download

DESCRIPTION

buku panduan melakukan komunikasi, informasi dan edukasi mengenai keluarga berencana dan kependudukan yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, penyuluh KB dan segenap pemerhati masalah keluarga berencana dan kependudukan. buku ini diterbitkan oleh BKKBN indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Teknik KIE

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) antara lain

ditandai dengan adanya penurunan Laju Pertumbuhan Penduduk, Penurunan tingkat

Fertilitas, peningkatan kesadaran masyarakat tentang makna keluarga kecil, hal ini

mencerminkan betapa besarnya peran Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana

(PLKB) dalam melaksanakan kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) KKB

di wilayah binaan di tingkat desa/kelurahan. KIE biasa disebut juga dengan

penyuluhan.

PKB sebagai ujung tombak program sangat strategis perannya dalam melakukan

pembinaan langsung kepada individu, keluarga dan masyarakat di tingkat desa/

kelurahan. Oleh karena itu para PLKB perlu dibekali pengetahuan tentang program

KKB Nasional dengan jelas dalam melakukan pembinaan kepada individu, keluarga

dan masyarakat di tingkat desa/kelurahan sehingga dapat melaksanakan tugas dalam

memberikan KIE/Penyuluhan KKB dengan mudah dan percaya diri.

Modul Teknik KIE/Penyuluhan KKB bagi PKB ini dimaksudkan untuk menyiapkan

pesan tentang KIE/Penyuluhan KKB, agar kegiatan pelayanan KIE/Penyuluhan KKB

dapat dilaksanakan secara profesional di tingkah desa/kelurahan.

B. Deskripsi Singkat

Modul ini membahas konsep dasar KIE/Penyuluhan KKB, jenis dan bentuk KIE/

Penyuluhan KKB, media KIE/Penyuluhan KKB, serta langkah-langkah KIE/Penyuluhan

KKB. Pada akhir pembelajaran peserta diharapkan mampu mempraktikan KIE/

Penyuluhan KKB sesuai dengan kondisi masyarakat yang berbeda di Indonesia.

C. Manfaat Modul

Modul ini diharapkan bermanfaat bagi para peserta diklat untuk membekali

pengetahuan dan keterampilan tentang KIE/Penyuluhan sehingga dapat meningkatkan

profesionalisme sebagai Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana.

D. Standar Kompetensi

1. Kompetensi Dasar

Setelah selesai pembelajaran peserta diklat diharapkan mampu mempraktikan

KIE/Penyuluhan dalam program KKB.

2. Indikator Keberhasilan

Setelah selesai membaca modul ini, peserta diklat dapat:

Page 2: Modul Teknik KIE

2

a. Menjelaskan konsep dasar KIE/Penyuluhan

b. Menjelaskan jenis dan prinsip KIE/Penyuluhan

c. Menjelaskan media KIE/Penyuluhan

d. Mempraktikkan langkah-langkah KIE/Penyuluhan

E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

1. Konsep Dasar KIE/Penyuluhan

a. Pengertian KIE/Penyuluhan

b. Tujuan KIE/Penyuluhan

c. Sasaran KIE/Penyuluhan

d. Komponen KIE/Penyuluhan

2. Jenis dan Prinsip KIE/Penyuluhan

a. Jenis-jenis KIE/Penyuluhan

b. Bentuk KIE/Penyuluhan

c. Prinsip KIE/Penyuluhan

d. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam KIE/Penyuluhan

e. Pokok-pokok Pengelolaan KIE/Penyuluhan

3. Media KIE/Penyuluhan

a. Media KIE/Penyuluhan

b. Materi KIE/Penyuluhan

4. Langkah-langkah KIE/Penyuluhan

a. Langkah-langkah KIE/Penyuluhan

b. Praktik KIE/Penyuluhan

c. Hambatan dan kiat memperbaiki diri dalam KIE/Penyuluhan

F. Petunjuk Belajar

Untuk mencapai hasil pembelajaran, peserta diklat perlu mengikuti beberapa petunjuk

antara lain sebagai berikut:

1. Bacalah modul ini tahap demi tahap. Mulailah dengan kegiatan belajar 1 (satu) dan

seterusnya. Sebelum Anda benar-benar paham tentang materi pada tahap awal,

jangan membaca materi pada halaman berikutnya. Lakukan pengulangan pada

halaman tersebut sampai Anda benar-benar memahaminya.

2. Jika Anda mengalami kesulitan dalam memahami materi pada halaman atau sub

bahasan tertentu, diskusikan dengan teman Anda atau fasilitator yang sekiranya

dapat membantu untuk memahami materi modul ini.

3. Setelah selesai memahami materi pada setiap kegiatan belajar sebaiknya Anda

mengerjakan latihan dengan menjawab soal-soal yang sudah disediakan.

4. Jika Anda masih belum bisa menjawab, lakukan pengulangan untuk hingga Anda

benar-benar bisa mengerjakan latihan.

Page 3: Modul Teknik KIE

3

BAB II

KONSEP DASAR KIE/PENYULUHAN

A. Pengertian KIE/Penyuluhan

KIE merupakan gabungan dari tiga konsep yaitu Komunikasi, Informasi dan Edukasi.

Pengertian ketiga konsep tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain. BKKBN

mendefinisikan Komunikasi sebagai suatu proses penyampaian isi pesan dari

seseorang kepada pihak lain untuk mendapatkan tanggapan, Informasi sebagai data

dan fakta untuk diketahui dan dimanfaatkan oleh siapa saja, sementara Edukasi

didefinisikan sebagai sesuatu kegiatan yang mendorong terjadinya perubahan

(pengetahuan, sikap, perilaku dan keterampilan) seseorang, kelompok dan masyarakat.

KIE juga biasa disebut dengan penyuluhan adalah suatu kegiatan dimana terjadi

proses komunikasi dan edukasi dengan penyebaran informasi.

Dalam kaitannya dengan program KKB Nasional, Komunikasi, Informasi dan Edukasi

(KIE)/Penyuluhan adalah kegiatan penyampaian informasi untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap, dan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam program

Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN, 2011).

KIE/Penyuluhan dapat dilaksanakan dengan baik dengan memperhatikan media/

saluran yang digunakan, dimana media/saluran merupakan suatu alat bantu/wadah

yang digunakan untuk menyampaikan informasi/ pesan kepada khalayak. Selain itu

dalam penyampaian KIE/Penyuluhan juga harus memahami materi KIE/Penyuluhan

yang akan disampaikan. Materi KIE/Penyuluhan adalah keseluruhan bahan pendukung

yang dihasilkan/ diproduksi untuk dipergunakan sebagai alat bantu penyampaian

pesan KIE/Penyuluhan Program KKB Nasional kepada sasaran/khalayak, baik berupa

bahan cetakan, elektronik, fotografi maupun alat peraga yang siap dikomunikasikan.

Adapun Isi pesan KIE/Penyuluhan itu sendiri merupakan informasi program KKB

Nasional yang perlu diketahui oleh keluarga dan masyarakat.

B. Tujuan KIE/Penyuluhan

Tujuan KIE/Penyuluhan adalah mengubah sikap mental, kepercayaan nilai-nilai dan

perilaku individu serta kelompok masyarakat (BKKBN, 2011). Ditambahkan dalam

Soleh (2011), dalam kaitannya dengan program KB, tujuan dilaksanakannya Program

KIE/Penyuluhan adalah:

1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan

peserta baru.

2. Membina kelestarian peserta KB

Indikator Keberhasilan:

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat menjelaskan

konsep KIE/Penyuluhan dalam menjalankan pelaksanaan program KKB.

Page 4: Modul Teknik KIE

4

3. Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin

berlangsungnya proses penerimaan.

4. Mendorong terjadinya proses perubahan perilaku ke arah yang positif, peningkatan

pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara wajar sehingga

masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku yang sehat dan

bertanggung jawab.

Sementara BKKBN (2010) merangkum bahwa tujuan KIE/Penyuluhan program KKB

untuk mempercepat pencapaian suatu perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku

individu, keluarga dan masyarakat tentang kependudukan dan KB yang dapat

dilakukan melalui berbagai saluran komunikasi.

C. Sasaran KIE/Penyuluhan

Menurut BKKBN (2010a), berdasarkan tujuan yang disebutkan di atas dapat diketahui

sasaran KIE adalah sebagai berikut:

1. Individu

Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam

lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku

spesifik dirinya.

2. Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan

beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap

dalam keadaan saling ketergantungan.

3. Masyarakat

Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu

sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok

orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

D. Komponen KIE/Penyuluhan

Dalam mempelajari KIE/Penyuluhan, maka kita harus mengetahui pula komponen dari

KIE/Penyuluhan, yaitu:

1. Pemberi KIE/Penyuluhan (Penyuluh KB, Toma, Toga, atau Kader)

2. Penerima KIE/Penyuluhan (Individu, Keluarga, Masyarakat)

3. Isi KIE/Penyuluhan

4. Cara/ Metode menyampaikan KIE/Penyuluhan

5. Media penyampaian KIE/Penyuluhan

6. Hasil KIE/Penyuluhan

E. Rangkuman

KIE/Penyuluhan adalah suatu kegiatan dimana terjadi proses komunikasi dan edukasi

dengan penyebaran informasi. KIE bertujuan untuk mempercepat mencapai suatu

Page 5: Modul Teknik KIE

5

perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku yang dapat diukur diantara kelompok

audiensi atau sasaran (individu, keluarga dan masyarakat) yang jelas melalui berbagai

saluran komunikasi.

KIE/Penyuluhan KKB dapat dilaksanakan kepada perseorangan (individu), kelompok

dan masyarakat. Ada 6 komponen KIE/Penyuluhan yaitu pemberi KIE (Penyuluh KB,

Toma, Toga, atau Kader), penerima KIE/Penyuluhan (Keluarga, Masyarakat), isi KIE/

Penyuluhan, cara/metode menyampaikan KIE/Penyuluhan, media penyampaian

KIE/Penyuluhan dan hasil KIE/Penyuluhan.

F. Latihan

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!

1. Apakah yang dimaksud dengan KIE/Penyuluhan?

2. Apa tujuan KIE/Penyuluhan?

3. Apa isi pesan KIE/Penyuluhan KKB?

4. Siapa saja yang menjadi sasaran KIE/Penyuluhan?

5. Jelaskan komponen KIE/Penyuluhan?

Page 6: Modul Teknik KIE

6

BAB III

JENIS DAN BENTUK KIE/PENYULUHAN KKB

A. Jenis KIE/Penyuluhan

1. KIE Individu

KIE individu merupakan suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas

KIE dengan individu sasaran program KB. Biasanya dilakukan oleh PLKB dalam

kegiatan kunjungan rumah atau jika sasaran individu mendatangi PLKB untuk

mendapatkan KIE/Penyuluhan sesuai keinginannya.

2. KIE Kelompok

KIE kelompok merupakan suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas

KIE dengan kelompok (2-15 orang). PKB harus mempunyai jadwal kegiatan rutin

pertemuan-pertemuan ditingkat kelurahan dan kelompok kegiatan (poktan) yang ada.

Contohnya kegiatan pertemuan rutin bulanan ditingkat kelurahan, kegiatan poktan

BKB, BKR, BKL dan UPPKS.

3. KIE Massa

KIE massa merupakan suatu proses KIE tentang program KKB yang dapat dilakukan

secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat dalam jumlah yang

besar. PLKB bisa berkoordinasi dengan SKPDKB untuk minta bantuan mobil

penerangan (Mupen) untuk menayangkan film program KKB dan mobil pelayanan

(Muyan) untuk melakukan pelayanan KB di saat kegiatan-kegiatan momentum.

B. Bentuk KIE/Penyuluhan

1. KIE Tatap Muka

KIE/Penyuluhan tatap muka biasanya dilakukan oleh PLKB pada saat kunjungan

rumah atau jika sasaran individu mendatangi PLKB di kelurahan. Sasaran KIE

individu dalam kegiatan kunjungan rumah adalah bisa calon akseptor KB atau ibu

hamil atau peserta KB pasca pelayanan atau pasca rujukan komplikasi atau juga

keluarga yang mempunyai balita atau keluarga yang mempunyai remaja atau

keluarga yang mempunyai lansia atau keluarga yang mempunyai permasalahan

yang berhubungan dengan program KB.

2. KIE Penyuluhan

Biasanya dilakukan dipendopo kelurahan atau dipertemuan tingkat RW, pertemuan

RT atau pertemuan rutin lainnya (di poktan posyandu, BKB, BKR, BKL dan

Indikator Keberhasilan:

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat menjelaskan jenis

danprinsip dan KIE/Penyuluhan KKB dalam pelaksanaan program KKB.

Page 7: Modul Teknik KIE

7

UPPKS). Sasaran KIE kelompok adalah masyarakat setempat yang disesuaikan

dengan tema KIE nya dan berjumlah antara 2 sampai 15 orang. Jika KIE kelompok

akan menyampaikan informasi tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

(MKJP) maka sasarannya adalah pasangan calon akseptor, ibu pasca melahirkan

dan akseptor non MKJP. PKB harus juga mengundang peserta KB MKJP untuk ikut

menyampaikan testimoninya sehingga KIE yang dilakukan akan lebih efektif dan

berhasil.

3. KIE Media Massa

KIE/Penyuluhan dengan menggunakan media massa ditujukan pada sasaran yang

berjumlah banyak. Biasanya dilakukan pada kegiatan momentum seperti kegiatan

TNI Manunggal KB Kesehatan (TMKK), dengan menayangkan film program KKB.

Selain menggunakan sarana mobil penerangan juga digunakan mobil pelayanan

KB.

C. Prinsip-prinsip KIE/Penyuluhan

Pada dasarnya kegiatan advokasi dan KIE adalah untuk melakukan perubahan, maka

akan selalu ada resistensi, oposisi, dan konflik. Tidak ada faktor tunggal yang

menjamin keberhasilan KIE. Beberapa prinsip di bawah ini dapat dijadikan pedoman

dalam melakukan KIE yang sukses:

1. Realistis

Advokasi dan KIE yang berhasil bersandar pada isu dan agenda yang spesifik, jelas,

dan terukur. Biasanya berdasarkan identifikasi permasalahan atau hasil dari analisis

pendataan keluarga.

2. Sistematis

Advokasi dan KIE adalah seni tetapi bukan lukisan abstrak sehingga diperlukan

perencanaan yang akurat. KIE/Penyuluhan memerlukan perencanaan yang matang

mulai dari persiapan sampai tahapan pelaksanaan dan evaluasi.

3. Taktis

Advokasi dan KIE tidak mungkin dilakukan secara sendiri sehingga harus

membangun kemitraan. PKB hendaknya selalu membangun hubungan baik dengan

mitra kerja, antara lain Kepala Desa/Lurah, Kepala Puskesmas, dokter, bidan, tokoh

agama, tokoh masyarakat, PKK, LSM lainnya, kader dan masyarakat.

4. Strategis

KIE/Penyuluhan tidak selalu menjadi kegiatan yang berdiri sendiri namun bisa

dilakukan secara integratif dengan kegiatan lainnya di lini lapangan (bersifat luwes

sesuai karakteristik wilayahnya).

5. Berani

KIE/Penyuluhan yang bertujuan mengubah sikap mental, kepercayaan nilai-nilai

perilaku individu serta kelompok masyarakat haruslah bersifat berani memberikan

informasi yang jujur apa adanya. Contohnya efek samping alat dan obat kontrasepsi.

Page 8: Modul Teknik KIE

8

D. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam KIE/Penyuluhan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan KIE/Penyuluhan adalah:

1. Memperlakukan sasaran dengan sopan, baik ramah

2. Memahami, menghargai dan menerima keadaan sasaran (status pendidikan, sosial

ekonomi dan emosi) sebagaimana adanya

3. Memberikan penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami

4. Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari kehidupan

sehari-hari

5. Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaan dan resiko yang dimiliki sasaran.

E. Pokok-Pokok Pengelolaan KIE/Penyuluhan

Pokok-pokok pengelolaan KIE/Penyuluhan KKB Nasional meliputi hal-hal berikut :

1. Analisis

Kegiatan analisis meliputi analisis khalayak, analisis kebutuhan program, analisis isi

pesan dan analisis potensi pendukung.

2. Penetapan strategi

Penetapan strategi meliputi penetapan tahapan, penetapan tujuan/sasaran/ target,

pemilihan media KIE/Penyuluhan, perumusan isi pesan dan pengaturan

pendayagunaan sumber dukungan (tenaga, dana, sarana) termasuk penyiapan

sumber daya manusia.

3. Penyusunan isi pesan

Penyusunan isi pesan merupakan penjabaran dari program yang ingin disampaikan

dalam bentuk tulisan, suara atau gambar yang dapat dimengerti sasaran.

4. Pemilihan media

Pemilihan media harus sesuai dengan isi pesan dari program yang akan

disampaikan kepada sasaran. Contoh media untuk KIE/Penyuluhan KB bisa berupa

leaflet tentang alokon, lembar balik tentang alokon serta alat dan obat kontrasepsi.

5. Pelaksanaan

Isi pesan dan media yang akan digunakan harus disesuaikan dengan kondisi

sasaran dan tujuan dari KIE yang ingin dicapai. Demikian juga penentuan waktu dan

tempatnya haruslah sesuai dengan karakteristik wilayah.

6. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dilakukan mengacu kepada rencana KIE/Penyuluhan yang telah disusun,

sedangkan evaluasi dilakukan secara berkala untuk melihat proses, hasil ataupun

dampak dari KIE KKB yang dilakukan. Contoh: setelah 3 bulan apakah sasaran

calon abseptor pada saat KIE/Penyuluhan sudah mendapatkan pelayanan KB.

Page 9: Modul Teknik KIE

9

F. Rangkuman

Pelaksanaan KIE/Penyuluhan KKB merupakan salah satu cara penyampaian pesan

oleh PKB kepada sasaran dalam pelaksanaan program KKB di lini lapangan.

KIE/Penyuluhan (Individu, Kelompok, Massa) merupakan jenis-jenis komunikasi yang

harus dipahami dan dipraktikkan PKB untuk melaksanakan program KKB di lini

lapangan.

Bentuk-bentuk KIE/Penyuluhan meliputi KIE tatap muka, KIE penyuluhan kelompok

dan KIE penyuluhan dengan menggunakan media massa.

Prinsip-prinsip KIE/Penyuluhan meliputi realistis, sistematis, taktis, strategis dan berani

dimaksudkan untuk mempermudah pencapaian tujuan KIE/Penyuluhan.

KIE/Penyuluhan akan berhasil jika memperhatikan hal-hal yang penting saat

menyampaian KIE/Penyuluhan dengan memahami kondisi atau latar belakang

sasaran. PKB harus menghormati sasaran, menggunakan bahasa yang mudah,

menggunakan media yang menarik dan sesuai dengan isu yang ada.

Pokok-pokok pengelolaan KIE/Penyuluhan KKB Nasional meliputi Analisis; Penetapan

strategi; Penyusunan isi pesan; pemilihan media; Pelaksanaan; Monitoring dan

Evaluasi.

G. Latihan

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!

1. Sebutkan jenis-jenis KIE/Penyuluhan!

2. Sebutkan bentuk-bentuk KIE/Penyuluhan!

3. Sebutkan prinsip-prinsip KIE/Penyuluhan!

4. Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan KIE/Penyuluhan!

5. Sebutkan pokok-pokok pengelolaan Advokasi, KIE/Penyuluhan KKB!

Page 10: Modul Teknik KIE

10

BAB IV

MEDIA KIE/PENYULUHAN

A. Media KIE/Penyuluhan

Media berarti wadah atau sarana. Media merupakan salah satu unsur dalam komunikasi

yang memainkan peranan penting dalam proses pelaksanaan KIE/Penyuluhan karena

efektifitas KIE/Penyuluhan itu tergantung pada ketepatan media yang digunakan. Media

KIE/Penyuluhani berperan sebagai perantara dalam penyampaian pesan dari pemberi

KIE/Penyuluhan kepada penerima KIE/Penyuluhan.

1. Jenis-jenis media komunikasi

Berdasarkan sifatnya terdapat tiga jenis media komunikasi, yaitu: media komunikasi

audial, media komunikasi visual, dan media komunikasi audio-visual, serta KIE Kit.

Ketiga jenis media komunikasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Media Komunikasi Audial

Yaitu alat komunikasi yang dapat ditangkap, didengar dan dipahami oleh alat

pendengaran. Misalnya telepon, intercom, radio serta tape recorder.

b. Media Komunikasi Visual

Yaitu alat komunikasi yang dapat ditangkap, dilihat dan dipahami oleh alat

penglihatan. Misalnya surat, KIE Kit, surat kabar, faksimili, majalah, buku, buletin

dan sejenisnya.

c. Media Komunikasi Audio-visual

Yaitu alat komunikasi yang dapat ditangkap, dilihat, didengar dan dipahami

melalui alat pendengaran dan penglihatan. Misalnya televisi, film layar lebar, VCD,

internet dan sejenisnya.

Berdasarkan penggunaanya, media atau saluran komunikasi dapat dibagi dua, yaitu

media personal dan non-personal. Saluran komunikasi personal adalah meliputi dua

orang atau lebih yang berkomunikasi langsung secara tatap muka, pembicara

dengan audiensnya, menggunakan telepon, atau e-mail, dan bisa lebih efektif karena

adanya peluang untuk mengindividualisasikan penyampaian pesan dan umpan

baliknya. Sementara dalam saluran komunikasi non personal atau media massa

mempunyai karakteristik yang berbeda. Cangara (2003) memaparkan lima

karakteristik media massa sebagai berikut:

Indikator Keberhasilan:

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat mempraktikkan cara

menggunakan media sesuai materi KIE/penyuluhan

Page 11: Modul Teknik KIE

11

a. Pertama, bersifat melembaga, pihak yang mengelola media melibatkan banyak

individu mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi.

b. Kedua, bersifat satu arah.

c. Ketiga, jangkauan yang luas, artinya media massa memiliki kemampuan untuk

menghadapi jangkauan yang lebih luas dan kecepatan dari segi waktu. Juga,

bergerak secara luas dan simultan di mana dalam waktu bersamaan informasi

yang disebarkan dapat diterima oleh banyak individu.

d. Keempat, pesan yang disampaikan dapat diserap oleh siapa saja tanpa

membedakan faktor demografi seperti jenis kelamin, usia, suku bangsa, dan

bahkan tingkat pendidikan.

e. Kelima, dalam penyampaian pesan media massa memakai peralatan teknis dan

mekanis.

Tetapi dalam konteks pembelajaran KIE, yang akan dipelajari dalam bab ini adalah

media non personal atau media massa, karena KIE adalah kegiatan komunikasi

yang mempunyai sasaran banyak orang sehingga media massa banyak digunakan.

Dalam Amri (2010) berdasarkan bentuknya media terbagi menjadi 3 jenis yaitu:

a. Media Cetak

Media cetak merupakan sekumpulan bahan-bahan informasi yang di cetak di atas

kertas, dengan maksud untuk mencapai tujuan seperti memotivasi tingkat

perhatian dan perilaku seseorang, menyampaikan informasi dan pengetahuan

serta memberikan instruksi.

Kelebihan:

1) Repeatable, dapat di baca berkali-kali dengan menyimpannya atau

menglipingnya.

2) Analisa lebih tajam, dapat membuat orang benar-benar mengerti Kekurangan :

3) Lambat, dari segi waktu media cetak adalah yang terlambat karena media

cetak tidak dapat menyebarkan langsung berita yang terjadi kepada

masyarakat dan harus menunggu turun cetak. Media cetak sering kali hanya

memuat berita yang telah disebarluaskan oleh media lainnya.

4) Tidak adanya audio, media cetak hanya berupa tulisan yang tentu saja tidak

dapat didengar.

5) Visual yang terbatas, media cetak hanya dapat memberikan visual berupa

gambar yang mewakili keseluruhan isi berita.

6) Produksi, biaya produksi yang cukup mahal karena media cetak harus

mencetak dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati masyarakat.

b. Media Elektronik

Media elektronik adalah media yang menggunakan elektronik untuk mengakses

kontennya.

Kelebihan :

1) Cepat, dari segi waktu, media elektronik tergolong cepat dalam menyebarkan

berita ke masyarakat luas.

2) Ada audio visual, media elektronik mempunyai audio visual yang memudahkan

para audiensnya untuk memahami berita.(khusus televisi)

3) Terjangkau luas, media elektronik menjangkau masyarakat secara luas.

Page 12: Modul Teknik KIE

12

Kekurangan :

Tidak ada pengulangan, media elektronik tidak dapat mengulang apa yang sudah

ditayangkan.

c. Media Online

Media online adalah media massa yang dapat ditemukan di internet memiliki

kelebihan dan kekurangan (Jonru, 2006).

Kelebihan:

1) Sangat cepat, dari segi waktu media online sangat cepat dalam

menyampaikan beritanya.

2) Audio Visual, media online juga mempunyai audio visual dengan melakukan

streaming.

3) Praktis dan Fleksibel, media online dapat diakses dari mana saja dan kapan

saja yang kita mau.

Kekurangan :

Tidak selalu tepat, karena mengutamakan kecepatan berita yang dimuat di media

online biasanya tidak seakurat media lainnya.

B. Jenis-jenis media dalam KIE

Sebagai sebuah bentuk komunikasi, KIE tidak bisa terlepas dari penggunaan media

karena media berperan membantu proses KIE berjalan efektif dan efisien. Karena KIE

memiliki sasaran khalayak yang banyak, maka media komunikasi massa merupakan

media yang paling banyak digunakan karena mampu menjangkau khalayak yang

banyak dan tersebar di wilayah yang luas.

KIE merupakan aktivitas promosi atau pemasaran, oleh karena itu harus dipahami

bahwa media dalam dunia promosi atau pemasaran terbagi menjadi tiga (BKKBN,

2010b) yaitu:

a. Media lini atas (above the line media).

Media lini atas adalah media untuk aktifitas marketing/promosi yang biasanya

dilakukan oleh manajemen pusat sebagai upaya membentuk brand image yang

diinginkan atau strategi promosi yang dilakukan secara terbuka melalui media massa

(Triadi dan Bharata, 2010).

b. Media lini bawah (below the line media).

Sedangkan media lini bawah adalah aktifitas marketing atau promosi yang dilakukan

di tingkat retail/konsumen dengan salah satu tujuannya adalah merangkul konsumen

supaya sadar dengan suatu produk atau strategi promosi yang dilakukan dengan

melakukan penjualan langsung ke konsumen (Triadi dan Bharata, 2010)

c. Media lini atas-lini bawah (through the line media).

Media lini atas-lini bawah merupakan kombinasi dari dua jenis media tersebut yaitu

strategi promosi yang dilakukan secara terbuka melalui media massa dilakukan di

tingkat retail/konsumen (Triadi dan Bharata, 2010).

Page 13: Modul Teknik KIE

13

KIE dilakukan menggunakan ketiga jenis media tersebut. Contoh-contoh dari jenis-jenis

media tersebut dapat dilihat dalam table berikut:

Tabel 1. Jenis Media Massa

No Nama Media Jenis Media

1 Media lini atas (above the line media) 1. Televisi 2. Radio 3. Surat Kabar 4. Majalah/Tabloid 5. Internet

2 Media lini bawah (below the line media) 1. Pamflet 2. Leaflet 3. Booklet 4. Lembar Balik 5. Fact Sheet 6. Jurnal 7. Folder 8. Kartu Ucapan 9. Kaset CD 10. Kaset Audio Video

3 Media lini atas-lini bawah (through the line media)

1. Poster 2. Neon sign 3. Billboard 4. Umbul-umbul 5. Spanduk 6. Mobil Unit Penerangan 7. Transit Media 8. Mobil Media

Sumber: BKKBN, 2010

Setiap jenis media memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Hal yang harus

diperhatikan adalah tidak selamanya semua media bisa digunakan pada semua wilayah

atau daerah meskipun media memiliki keunggulan dalam menembus batas wilayah,

ruang dan waktu. Agar penggunaan media yang tepat sasaran, tepat guna dan tepat

wilayah, yang kita diperlukan adalah kejelian, kecerdasan, kreativitas, inovasi dan

modifikasi. Oleh karena itu, pemahaman tentang jenis media dan karakteristiknya

sangat penting untuk mengidentifikasi media mana yang tepat untuk sebuah program.

Contoh-contoh media dan karakteristiknya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Jenis Media dan Karakteristiknya

No Jenis Media Karakteristik

1. Pamflet Transmisi informasi. Terbaik jika hasil/akibat (outcome) yang diinginkan kognisi daripada emosi

2. Lembar Informasi Informasi yang singkat dan sesuai. Digunakan sebagai rangkaian dengan folder penyimpanan informasi, tidak tepat untuk perubahan perilaku yang kompleks.

3. Laporan Berkala Kontinuitas, lebih pribadi, menuntut banyak tenaga untuk mengerjakan dan komitmen dan penilaian kebutuhan yang detail sebelum dimiliki

Page 14: Modul Teknik KIE

14

No Jenis Media Karakteristik

4. Poster Fungsi penyusunan agenda. Pesan visual. Membutuhkan masukan kreatif. Kemungkinan graffiti jadi bahan pertimbangan

5. T-Shirt Bisa menonjolkan emosi personal. Digunakan untuk menyatakan sikap dan komitmen terhadap program/ ide.

6. Stiker Pesan singkat untuk mengidetifikasi/memotivasi pengguna, menyatakan komitmen serta murah dan persuasive

7. Video Instruksional, motivasional, berguna untuk ditonton dnegan orang dewasa sebagai cadangan untuk program lain

8. Televisi Menumbuhkan kesadaran, peran penciptaan, kebangkitan, permodelan, dan gambar. Dapat menjadi lebih berguna dalam pelatihan informasi dan keterampilan saat kesadaran dan minat terhadap kesehatan meningkat. Menimbulkan dampak yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak. Sedangkan kelemahan yang dimiliki adalah sangat mahal, banyak gangguan, khalayak tidak selektif

9. Radio Informatif, interaktif (percakapan dua arah). Berbiaya rendah namun efektif dan berguna dalam menciptakan kesadaran dan menyediakan informasi

10. Surat Kabar Lembar informasinya panjang dan pendek. Material/ bahan tergantung pada kertas dan hari-hari dalam seminggu, keunggulannya fleksibel, diterima luas, merupakan referensi yang bisa dibawa-bawa, memuat hal-hal yang aktual. Sedangkan kelemahannya adalah hanya dibaca dalam waktu singkat

11. Majalah Berguna dalam peran pendukung dan untuk menginformasikan dan menyediakan bukti sosial. Khalayak pembaca cukup luas dan khusus. Kualitas reproduksi sangat bagus, dapat digunakan sebagai media humas dan sales promotion. Sedangkan kelemahannya adalah waktu edar sangat lambat, biaya mahal, pemesanan tempat iklan di majalah harus jauh hari.

Sumber: Egger dalam Donovan et. al., 2003 dalam BKKBN (2010) dan berbagai sumber

Sebagaimana telah disebutkan di atas, media massa adalah media yang paling banyak

digunakan dalam KIE/Penyuluhan karena kemampuannya menjangkau khalayak yang

sangat besar (banyak) dan tersebar di wilayah yang sangat luas. Dalam jenis-jenis

media yang disebutkan di atas, media massa yang memiliki karakter demikian adalah

jenis media above the line atau media lini atas. Selain itu, media-media tersebut banyak

digunakan karena memilliki daya tarik yang tinggi atau banyak digunakan masyarakat.

Contoh-contoh penggunaan media lini atas tersebut antara lain:

a. Televisi

Televisi banyak digunakan, baik televisi nasional dan televisi lokal. Contoh

penggunaannya adalah mempromosikan Genre (Generasi Berencana) sebagai

Page 15: Modul Teknik KIE

15

bagian dari program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja, yaitu antara

lain:

1) GenRe (Generasi Berencana) Talkshow yaitu acara talkshow tentang

permasalahan remaja yang dikemas dalam drama di televisi.

2) Pesan sisipan melalui Sandiwara/Humor dan program-program popular.

3) KB File dalam berita, management issue yang dikemas menjadi Video Teks yang

disisipkan dalam program berita.

4) Iklan bermuatan pesan-pesan Genre.

b. Radio

Radio banyak digunakan karena mempunyai pendengar yang setia. Contoh

penggunaanya dapat dilihat pada upaya mempromosikan Genre (Generasi

Berencana) sebagai bagian dari program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi

Remaja, yaitu:

1) Pembentukan opini melalui Media Massa baik melalui pejabat dan/atau penentu

kebijakan melalui program talkshow yang sudah ada (sisipan

pertanyaan/inspirasi).

2) Memberikan inspirasi pembentukan PIK Remaja atau PIK Mahasiswa sebagai

bagian dari Genre melalui ide-ide yang disampaikan oleh penyiar, sehingga

terkesan menjadi bagian dalam siaran.

3) Seluruh informasi tentang Genre di radio selalu diakhiri dengan Mars KB untuk

mengingatkan masyarakat akan pentingnya Genre.

c. Surat Kabar

Surat kabar banyak digunakan karena merupakan sumber informasi terpercaya dan

banyak pembacanya. Contoh penggunaanya antara lain:

1) Pembentukan opini melalui media massa melalui penulisan, baik oleh wartawan,

pejabat maupun penulis ahli.

2) Mengangkat profil keluarga yang berhasil menjalankan konsep KB dalam majalah-

majalah atau.

3) Memberikan inspirasi tentang pentingnya memelihara kesehatan reproduksi ibu

agar bisa mengoptimalkan potensinya.

4) Memberikan inspirasi kesehatan reproduksi dan penundaan usia perkawinan demi

persiapan pembentukan keluarga yang lebih baik, dengan membuka rubrik

remaja.

d. Internet

Internet banyak digunakan dalam KIE karena saat ini karena merupakan media yang

banyak digunakan oleh masyarakat. Berbeda dengan media lain, tidak ada intervensi

dalam mengakses informasi apapun di internet. Pengguna bebas mengakses

informasi apapun dan dalam waktu yang bersamaan. Contoh penggunaanya antara

lain membuat website khusus untuk kalangan remaja yang menyediakan banyak

informasi dengan isi pesan yang member inspirasi tentang kesehatan reproduksi dan

penundaan usia perkawinan.

Page 16: Modul Teknik KIE

16

Media yang selama ini paling sering digunakan oleh PKB, antara lain:

1) Lembar balik

2) Q chard

3) Leaflet

4) Poster

5) Buku

6) Celemek Alat Reproduksi (Wanita dan Pria)

7) Alokon Kit

8) Beberan simulasi

9) Kantong Wasiat

C. Materi KIE/Penyuluhan

BKKBN mempunyai Visi “Penduduk Tumbuh Seimbang 2015” dan untuk mencapai Visi

tersebut, maka BKKBN melaksanakan Misi “Mewujudkan Pembangunan yang

Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera” .

PKB sebagai ujung tombak program KKB haruslah memahami materi yang diperlukan

dalam KIE/Penyuluhan KKB dalam pelaksanaan program KKB.

1. Program Kependudukan

Masalah kependudukan di Indonesia dewasa ini, sudah merupakan masalah yang

perlu mendapat perhatian dan penggarapan yang serius dari kita, yaitu pemerintah

bersama dengan masyarakat kita semua dan menjadi bahan analisis yang menarik

karena berbagai aspek pembangunan berkaitan dengan masalah kependudukan.

a. Masalah pokok kependudukan di Indonesia dipengaruhi antara lain:

1) Masalah jumlah penduduk yang besar

2) Masalah pertumbuhan penduduk yang cepat

3) Masalah penyebaran penduduk yang timpang/tidak merata

4) Masalah komposisi umur penduduk

5) Masalah mobilitas penduduk

6) Masalah tingkat kelahiran yang tinggi

7) Karakteristik sosial ekonomi penduduk

b. Implikasi terhadap pembangunan

1) Peningkatan kesejahteraan lambat

2) Pemanfaatan sumber alam berlebihan

3) Pinjaman luar negeri meningkat

4) Penanggulangan kemiskinan sulit

5) Masalah ketenaga kerjaan meningkat

6) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) rendah, rangking 108 dari 179 negara

Page 17: Modul Teknik KIE

17

c. Kebijakan dan perencanaan bidang kependudukan

Kebijakan dan perencanaan dalam bidang kependudukan yang segmentatif

adalah mutlak sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis (pembangunan

berwawasan kependudukan), yang meliputi antara lain:

1) Pengendalian kuantitas penduduk

2) Peningkatan kualitas penduduk

3) Mobilitas diarahkan sesuai visi BKKBN dan sasaran MDG’s

4) TFR diharapkan konstan pada angka 1,6 - 2,1

5) Komitmen program KKB harus tetap tinggi di berbagai tingkatan wilayah

Terdapat tiga komponen dasar kependudukan, yaitu fertilitas, mortalitas dan

migrasi.

a. Fertilitas

1) Konsep dan Definisi Fertilitas

a) Fertilitas dan Fekunditas

Fertilitas, adalah kemampuan seorang wanita untuk melahirkan hidup

seorang anak, sedangkan potensi seorang wanita untuk melahirkan

disebut Fekunditas.

Berbeda dengan Fertilitas, dalam fekunditas yang dilihat adalah potensi

untuk melahirkan tanpa melihat apakah wanita tersebut benar-benar

melahirkan seorang anak atau tidak.

b) Jumlah Kelahiran

Yang dimaksud jumlah kelahiran adalah banyaknya kelahiran hidup yang

terjadi pada waktu tertentu di wilayah tertentu.

c) Anak Lahir Hidup (ALH – Children Ever Born)

Kelahiran yang dimasukkan dalam perhitungan adalah anak yang lahir

hidup. Untuk bayi yang lahir hidup sesaat kemudian meninggal/mati maka

seharusnya dimasukkan dalam penghitungan dan registrasi sebagai

kelahiran.

Konsep kelahiran Hidup menurut World Health Organization (WHO)

Didefinisikan sebagai kelahiran bayi, tanpa memperhitungkan lamanya di

dalam kandungan, di mana si bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan

pada saat dilahirkan, misalnya ada nafas (bernafas), ada denyut jantung,

atau denyut tali pusat, atau gerakan-gerakan otot.

d) Anak Masih Hidup (AMH – Children Still Living)

Yaitu jumlah anak yang masih hidup yang dimiliki seorang wanita sampai

saat wawancara dilakukan.

Page 18: Modul Teknik KIE

18

e) Abortus

Adalah kematian janin dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang

dari 28 minggu

Abortus dapat terjadi disebabkan karena :

- Disengaja (induced)

- Tidak disengaja (spontaneous)

f) Masa Reproduksi (childbearing Age)

g) Yaitu masa dimana perempuan mampu melahirkan dimulai dari saat

menarche hingga memasuki masa menopause yang disebut juga usia

subur (15 – 49 tahun).

h) Sumber Data Fertilitas

Sumber data fertilitas dapat diperoleh melalui:

(1) Registrasi penduduk

(2) Sensus penduduk

(3) Survei penduduk Antar Sensus ( Supas )

(4) Survei-survei lain yang mempunyai cakupan nasional, missal Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

2) Ukuran-ukuran Fertilitas

Ukuran-ukuran fertilitas dapat dikelompokkan ke dalam istilah:

a) Yearly performance current fertility yang meliputi (CBR;GFR;ASFR;TFR)

(1) CBR: Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)

Yaitu angka yang menunjukkan jumlah kelahiran pada suatu periode

per 1000 penduduk pada periode yang sama.

(2) GFR: General Fertility Rate (Angka Kelahiram Umum)

Yaitu banyaknya kelahiran pada suatu periode per 1000 penduduk

perempuan usia 15-49 tahun atau 15-44 tahun pada pertengahan

periode yang sama.

(3) ASFR: Age Specific Fertility (Angka Fertilitas Umur tertentu)

Yaitu banyaknya kelahiran pada perempuan kelompok umur tertentu

pada suatu periode per 1000 penduduk perempuan pada kelompok

umur yang sama pada pertengahanperiode yang sama.

(4) TFR: Total Fertility Rate ( Angka Fertilitas Total)

Adalah angka yang menunjukkan rata-rata jumlah anak yang dimilki

oleh wanita usia subur, sepanjang siklus kehidupan reproduksinya.

b) Reproductive History (comulative fertility) yang meliputi (CEB,CWR)

(1) CEB: Children ever born (jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup

(ALH)

Anak Lahir hidup ini mencerminkan banyaknya kelahiran sekelompok

atau beberapa kelompok perempuan selama masa reproduksinya

(disebut juga paritas).

Page 19: Modul Teknik KIE

19

(2) CWR: Child Woman Ratio

Merupakan ratio antara jumlah anak berusia dibawah lima tahun (0-4

tahun) dengan jumlah penduduk perempuan usia reproduksi.

c) Ukuran-ukuran Reproduksi

Berkaitan dengan ukuran reproduksi dikenal istilah Angka Reproduksi.

Angka Reproduksi adalah: ukuran yang berkenaan dengan kemampuan

suatu penduduk untuk menggantikan dirinya. Oleh karenanya yang dihitung

adalah bayi perempuan saja.

Yang termasuk ukuran Reproduksi meliputi (GRR dan NRR)

(1) GRR : Gross Reproduction Rate (Angka Reproduksi Kotor)

Yaitu banyaknya perempuan yang dilahirkan oleh suatu kohor

perempuan.

(2) NRR : Nett Reproduction Rate (Angka Reproduksi Bersih)

Yaitu angka memperhitungkan kemungkinan si bayi perempuan

meninggal sebelum masa reproduksinya.

Asumsi: bayi perempuan mengikuti pola fertilitas dan pola mortalitas

ibunya.

Contoh : missal ada NRR = 1,00623 per ibu

Artinya bahwa rata-rata banyaknya anak perempuan yang dimiliki oleh

suatu kohor perempuan yang akan tetap hidup hingga masa

reproduksinya adalah satu dan dua orang.

3) Metode-metode Pengukuran Fertilitas

a) Metode Langsung

Metode langsung dapat diperoleh dengan menghitung jumlah bayi yang lahir

dalam suatu periode pengamatan kemudian dibagi dengan jumlah

perempuan yang terpapar kepada peristiwa melahirkan (woman years

lived). Informasi ini diperoleh dari sejarah kelahiran lengkap (full birth

histories) selama periode tertentu dengan menggunakan data kalender.

Estimasi TFR dengan menggunakan metode langsung di Indonesia

pertamakali dilakukan dengan menggunakan hasil Survei Prevalensi

Kontrasepsi Indonesia ( SPI ) 1987, kemudian Survei Demografi Kesehatan

Indonesia (SDKI) 1991,1994 dan 1997 serta hasil Supas 1995 juga

dilakukan estimasi TFR dengan menggunakan metode langsung.

b) Metode Tidak Langsung

Metode tidak langsung diperoleh dengan menggunakan informasi tentang

jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup (Children ever born) serta jumlah

anak masih hidup (surving children).

Estimasi TFR untuk Indonesia dan propinsi-propinsi telah dilakukan dengan

menggunakan metode tidak langsung, yaitu yang dihitung:

Page 20: Modul Teknik KIE

20

Anak kandung (own-Children/OC)

(1) Rele

(2) Palmore

(3) Anak lahir hidup yang terlahir (Last Live Birth/ LLB )

Data yang telah digunakan adalah hasil Sensus Penduduk 1971,1980 dan

1990 serta survei Penduduk Antar Sensus (Supas) 1976, 1985 dan 1995.

Khusus untuk metode LLB data yang digunakan adalah hasil Supas 1985

dan 1995. Estimasi dengan metode yang berbeda menghasilkan angka

yang berbeda karena masing-masing metode menggunakan asumsi serta

penyesuaian yang berbeda.

4) Faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas

a) Secara langsung :

(1) Jumlah WUS

(2) Jumlah PUS

(3) Rata-rata usia kawin pertama

(4) Lama status kawin

(5) Keguguran

(6) Abstinensi

(7) Kontrasepsi

b) Secara tidak langsung : sosial, ekonomi, demografi, budaya, dan

lingkungan

b. Mortalitas

1) Definisi Mortalitas

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu komponen demografi selain

fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur

penduduk.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kematian sebagai suatu

peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen,

yang bisa terjadi setiap saat setelah terjadi kelahiran hidup.

Definisi kematian tersebut harus diketahui, untuk mendapatkan data kematian

yang benar. Kematian hanya bisa terjadi kalau sudah terjadi kelahiran hidup

atau keadaan mati selalu didahului dengan keadaan hidup.

Lahir hidup (live birth)

Yaitu peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara

lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan

tersebut terjadi; hasil konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda hidup

lainnya, seperti denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan-gerakan otot,

tanpa memandang apakah tali pusat sudah dipotong atau belum.

Page 21: Modul Teknik KIE

21

Lahir mati (fetal death)

Yaitu peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari hasil konsepsi

sebelum hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya.

2) Sumber data kematian

Beberapa sumber data kematian yaitu:

a) Sensus penduduk

b) Survei

c) Sumber-sumber lain seperti: Rumah Sakit, Dinas Pemakaman, Kantor

Polisi, dll

3) Indikator Mortalitas

Bermacam-macam Indikator Mortalitas atau Angka kematian yang umum

dipakai adalah:

a) Angka Kematian Kasar (AKK) atau Crude Death rate (CDR)

Angka Kematian Kasar (Crude death Rate) adalah angka yang

menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun

tertentu untuk setiap 1000 penduduk.

Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk,

penduduk tua mempunyai resiko kematian yang lebih tinggi

dibandingkan dengan penduduk yang masih muda

b) Angka Kematian Bayi (AKB) / Infant Mortality Rate (IMR)

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir

sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Angka Kematian Bayi

(AKB)/ Infant Mortality Rate adalah banyaknya kematian bayi berusia

dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

c) Angka Kematian Balita (AKBa 0-5 th)

Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang

baru lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun 11

bulan 29 hari). Pada umumnya ditulis dengan notasi 0- 4 tahun.

Angka kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0 – 4 tahun

selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada

pertengahan tahun ini (termasuk kematian bayi).

d) Angka Kematian Anak (AKA 1 - 5 th)

Yang dimaksud dengan anak (1-4 tahun )disini adalah penduduk yang

berusia satu sampai menjelang 5 tahun atau tepatnya 1 sampai dengan 4

tahun 11 bulan 29 hari.

e) Angka Kematian Anak

Adalah jumlah kematian anak berusia 1–4 tahun selama satu tahun per

1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu.

Page 22: Modul Teknik KIE

22

f) Angka Kematian Ibu (AKI) / MMR

Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau

dkematian dalan kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa

memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian

yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya tetapi bukan

karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll.

g) Angka Kematian Ibu (AKI) / (Maternal Mortality Rate)

Adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian ibu melahirkan per

100.000 kelahiran hidup per tahun.

h) Angka Harapan Hidup (UHH) atau Life Expectancy

Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial

ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan

hidup penduduk suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan

melalui puskemas, meningkatnya daya beli masyarakat akan

meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi

kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunya pendidikan yang lebih baik

sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai,

yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

dan memperpanjang usia harapan hidupnya.

i) Angka Harapan Hidup Pada suatu umur x adalah

Rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang

telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi

mortalitas yang berlaku dilingkungan masyarakatnya.

Angka harapan hidup saat lahir adalah; rata-rata tahun hidup yang akan

dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu.

c. Migrasi

Migrasi merupakan salah satu dari tiga komponen dasar dalam Demografi.

Komponen ini bersama dengan komponen lainnya, kelahiran dan kematian

mempengaruhi dinamika kependudukan di suatu wilayah seperti pertumbuhan,

juml;ah, komposisi, dan distribusi keruangan. Tinjauan migrasi secara regional

sangat penting dilakukan tertama terkait dengan kepadatan penduduk yang

tidak merata, adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi penduduk untuk

melakukan migrasi, kelancaran sarana transportasi antar wilayah dan

pembangunan.

1) Definisi Migrasi

Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari

suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal)

atau batas politik/negara (migrasi internasional).

2) Jenis-jenis Migrasi

Ditinjau dari dimensi ruang atau/daerah, secara garis besar migrasi

dibedakan atas :

Page 23: Modul Teknik KIE

23

a) Perpindahan antar Negara, yaitu perpindahan penduduk dari suatu

Negara ke Negara lain atau yang disebut sebagai Migrasi International.

b) Perpindahan yang terjadi dalam suatu Negara. Misalnya antar propinsi,

antar kota dan kabupaten, migrasi pedesaan ke perkotaan atau suatu

administratif lainnya yang lebih rendah daripada tingkat kabupaten,

seperti kecamatan, kelurahan dan seterusnya. Jenis Migrasi Internal.

Dalam kenyataan sehari-hari dikenal jenis perpindahan yang bersifat tidak

menetap karena berkaitan pekerjaan yaitu:

a) Migrasi Sirkuler atau musiman

Yakni migrasi yang terjadi jika seseorang berpindah tempat tetapi tidak

bermaksud menetap di tempat tujuan, apalagi biasanya orang tersebut

masih mempunyai keluarga atau ikatan dengan tempat asal.

b) Migrasi Ulang-Alik (commuter)

Yakni orang yang setiap hari meninggalkan tempat tinggalnya pergi ke

kota lain untuk bekerja berdagang dan sebagainya tetapi pulang pada

sore harinya.

c) Urbanisasi (Urbanization)

Yaitu bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah

perkotaan uang disebabkan oleh pertambahan penduduk alami,

perpindahan penduduk ke perkotaan, dan atau akibat dari perluasan

daerah perkotaan.

d) Transmigrasi (Transmigration)

Adalah salah satu bagian dari migrasi yang direncanakan pemerintah

maupun oleh sekelompok penduduk yang berangkat bermigrasi

bersama-sama. Transmigrasi adalah pemindahan dan/kepindahan

penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah yang lain yang

ditempatkan di dalam wilayah RI guna kepentingan pembangunan

Negara atau karena alasan-alasan yang dipandang perlu oleh

pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang

transmigrasi di Indonesia, diatur dengan Undang-Undang No.3 Tahun

1972.

3) Ukuran-ukuran Migrasi

Ada beberapa pengertian tentang ukuran-ukuran yang digunakan dalam

perhitungan migrasi antar Kabupaten dan Kota. Ukuran-ukuran tersebut

adalah:

a) Angka Migrasi Masuk (MI): yaitu angka menunjukkan banyaknya migrant

yang masuk per 1000 penduduk dia suatu kabupaten atau kota tujuan

dalam satu tahun.

Page 24: Modul Teknik KIE

24

b) Angka Migrasi ke Luar (MO): menunjukkan banyaknya migrant yang

keluar per 1000 penduduk di suatu Kabupaten dan kota tujuan dalam satu

tahun.

c) Angka Migrasi Netto (MN): yaitu selisih banyaknya migrant yang masuk

dan keluar ked an dari suatu kab atau kota per 1000 penduduk dalam

satu tahun.

4) Faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi

Pada dasarnya ada dua pengelompokkan faktor-faktor yang menyebabkan

seseorang melakukan migrasi, yaitu faktor pendorong (push factor) dan

faktor penarik (pull factor).

a) Faktor pendorong (push factor)

Faktor pendorong disebabkan anatara lain:

(1) Makin berkurang sumber-sumber kehidupan

(2) Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal

(3) Adanya tekanan pokitik atau agama / suku,

(4) Sehingga mengganggu hak azasi penduduk di daerah asal

(5) Alasan pendidikan

(6) Adanya bencana alam

b) Faktor penarik (full factor)

Faktor penarik disebabkan antara lain:

(1) Adanya harapan akan memperoleh kesempatan memperbaiki taraf

hidup

(2) Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang baik.

(3) Kondisi lingkungan yang nyaman dan keadaan hidup yang

menyenangkan

(4) Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat hiburan yang banyak,

pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah.

2. Program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

a. Keluarga Berencana

Untuk mewujudkan visi BKKBN yaitu “penduduk tumbuh seimbang 2015”, dan

misi BKKBN yaitu “mewujudkan pembangunan yang berwawasan

kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera”, bahwa

keluarga berencana bukan saja kehendak eksekutif dan rakyat melalui legislatif

tetapi merupakan kehendak kita semua melalui Undang-Undang yang harus

dilakukan dengan penuh tanggung jawab.

Program Keluarga Berencana Nasional dan Kesehatan Reproduksi bertujuan

untuk membantu keluarga dalam merencanakan keluarga, mengatur

kehamilan, mencegah kehamilan tak diinginkan, meningkatkan akses dan

kualitas informasi, konseling dan pendidikan KB dan KR, meningkatkan peran

Page 25: Modul Teknik KIE

25

serta pria dalam KB, meningkatkan kemitraan dan menggerakkan seluruh

elemen masyarakat dalam program KB dan KR.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut dilakukan

melalui kegiatan pokok:

1) Pelayanan Kontrasepsi dan Alokon

Pelayanan kontrasepsi yang ada meliputi:

a) Pelayanan Kontrasepsi Sederhana

Adalah pelayanan yang memberikan pelayanan: cara sederhana, pil

KB, suntik KB, IUD dan upaya penanggulangan efek samping,

komplikasi sesuai dengan kewenangannya serta upaya rujukannya.

b) Pelayanan Kontrasepsi Lengkap

Adalah pelayanan yang memberikan pelayanan: cara sederhana, pil

KB, suntik KB, IUD pemasangan dan pencabutan Implan, Kontap Pria

bagi fasilitas yang memenuhi persyaratan

c) Pelayanan Kontrasepsi Sempurna

Adalah pelayanan yang memberikan pelayanan: kontrasepsi

sederhana,pil KB, suntik KB, IUD,pemasangan dan pencabutan Implan,

Kontap Pria dan Wanita bagi fasilitas yang memenuhi persyaratan dan

penanggulangan infertilitas sesuai dengan kemampuan. Alat dan obat

Kontrasepsi (Alokon).

2) Macam-Macam Alat Kontrasepsi

Dalam pelayanan kontrasepsi, PKB diharapkan menguasai informasi tentang

alat dan obat kontrasepsi, sehingga calon akseptor dapat menentukan

pilihan ber-KB dengan mantap. Adapun Alat dan Obat Kontrasepsi meliputi:

a) Kondom

Yaitu sarung karet tipis penutup penis yang menampung cairan sperma

pada saat pria berejakulasi.

Cara kerja

Mencegah pertemuan spermatozoa/sel mani dengan ovum/sel telur

pada waktu bersenggama penghalang kontak langsung dengan cairan

terinfeksi.

Keuntungan

Mencegah, mudah didapat, tidak perlu resep dokter

Mudah dipakai sendiri

Dapat mencegah penularan penyakit kelamin

Efektivitas 88 – 98%

Kerugian

Selalu harus memakai kondom baru

Selalu harus ada persediaan

Pada penggunaan yang tidak benar kemungkinan dapat sobek

Page 26: Modul Teknik KIE

26

Mengganggu kenyamanan bersanggama

Tingkat kegagalan cukup tinggi, bila terlambat memakainya

Kadang-kadang ada yang tidak tahan (alergi) terhadap karetnya

Cara Penggunaan

Dengan cara menyarungkannya pada alat kelamin laki-laki yang sudah

tegang (keras), dari ujung zakar (penis) sampai ke pangkalnya pada

saat akan bersenggama. Sesudah selesai bersenggama, agar segera

dikeluarkan dari liang senggama, sebelum zakar (penis) menjadi

lemas.

Efek/ akibat samping : Alergi terhadap karet.

Tempat mendapatkan:

Rumah sakit

Klinik KB, Puskesmas

Tim Keluarga Berencana Keliling (TKBK)

Pos Alat Keluarga Berencana Desa (PAKBD)

Pembantu Petugas Keluarga Berencana Desa (PPKBD)

Apotik

Dokter, Bidan Swasta

Kunjungan ulang: Jika persediaan habis, pemakai dapat kembali ke

klinik

Hal yang perlu diingat :

Pakai kondom baru setiap bersenggama

Pastikan anda punya persediaan kondom yang cukup

Jika kondom robek, pertimbangkan kontrasepsi darurat sesegera

mungkin

Simpan kondom di tempat terlindung dari sinar matahari langsung

Buang kondom bekas di tempat sampah tertutup

Jauhi dari jangkauan anak-anak

b) KB Suntik

Adalah obat KB yang disuntikkan 1 bulan sekali atau 3 bulan sekali. Untuk

wanita yang menyusui sebaiknya tidak menggunakan yang 1 bulan

karena akan mempengaruhi produksi Air Susu Ibu (ASI)

Cara Kerja KB Suntik

Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur

Mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga sperma sulit masuk ke

dalam rongga rahim

Menepiskan selaput lendir agar tidak siap hamil

Keuntungan menggunakan KB Suntik

Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%

Tidak membatasi umur

Obat KB suntik yang 3 bulan sekali (Progesteron saja) tidak

mempengaruhi ASI dan cocok untuk ibu menyusui.

Page 27: Modul Teknik KIE

27

Kekurangan/ Efek samping KB Suntik

Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual, pendarahan berupa

bercak di antara masa haid, sakit kepala dan nyeri payudara

Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS

Jangan menggunakan KB Suntik 1 bulan, jika:

Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif

Ibu hamil atau di duga hamil

Pendarahan vaginal tanpa sebab

Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing manis

Sedang menyusui kurang dari 6 minggu

Penderita kanker payudara

Tempat mendapatkan KB Suntik

Rumah sakit, Klinik KB dan Puskesmas

Dokter dan Bidan Swasta

Hal yang perlu diingat:

Suntikan pertama hari 1-5 dari permulaan masa haid. Setelah di suntik

tidak boleh ditekan atau digosok, karena obat tidak akan bekerja.

Suntikan ulang harus sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

c) PIL KB

Obat kontrasepsi yang diminum setiap hari selama 21 atau 28 hari

Macam Pil KB

Pil KB yang hanya mengandung hormon golongan progesteron

Pil kombinasi yang mengandung hormon golongan estrogen dan

progesteron

Cara kerja PIL KB

Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur

Mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga sperma tidak dapat

masuk

Menipiskan selaput lendir agar tidak siap hamil

Keuntungan menggunakan Pil KB

Penggunaan mudah dan murah, mengurangi rasa sakit ketika haid

Dapat mencegah kehamilan di luar rahim, kanker rahim dan kanker

payudara

Kesuburan dapat segera kembali

Tidak mempengaruhi ASI bagi yang menggunakan pil KB tunggal

Efektifitasnya 98,5% sampai lebih dari 99%

Kerugian dan efek samping Pil KB

Pemakaian harus disiplin setiap hari

Dapat meningkatkan infeksi jamur di sekitar kemaluan

Page 28: Modul Teknik KIE

28

Perdarahan/spotting (bercak) antara masa haid (terutama pada

pengguna pil yang hanya mengadung progesteron)

Jangan menggunakan Pil KB kombinasi, jika

Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif

Ibu hamil atau di duga hamil

Perdarahan vaginal tanpa sebab

Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi, kanker payudara,

migrain dan tumor ganas

Ibu menyusui jika kurang dari 6 bulan

Tempat mendapatkan Pil KB

Rumah sakit, klinik KB dan Puskesmas

TKBK, PAKBD, Apotik, Dokter dan Bidan Swasta

Yang harus diingat:

Minum Pil KB diawali hari 1-5 masa haid

Pil KB kombinasi dilarang diberikan pada ibu usia diatas 35 tahun

dan perokok berat.

d) Susuk KB

Merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk batang terbuat dari silastik

yang berisi hormon golongan progesteron yang dimasukkan di bawah

kulit lengan kiri atas bagian dalam. Terdapat 2 jenis susuk KB yaitu terdiri

dari 1 batang dan 2 batang, masing-masing dapat mencegah kehamilan

selama 3 tahun.

Cara kerja Susuk KB (Implant)

Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur

Mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga sperma sulit untuk masuk

Menipiskan selaput lendir agar tidak siap hamil

Keuntungan menggunakan Susuk KB (Implant)

Tidak menekan produksi ASI

Praktis dan Efektif

Masa pakai jangka panjang (3 tahun)

Kesuburan cepat kembali setelah pencabutan

Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen

Efektifitasnya 99-99,8%

Kerugian/ efek samping Susuk KB (Implant)

Harus dipasang dan dicabut oleh petugas kesehatan yang terlatih

Dapat mengubah pola haid

Jangan menggunakan Susuk KB (Implant) jika

Hamil atau diduga hamil, penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi

dan kencing manis

Perdarahan vaginal tanpa sebab

Page 29: Modul Teknik KIE

29

Tempat pelayanan Susuk KB (Implant) yaitu Rumah sakit, Klinik KB

dan Puskesmas, Apotik, Dokter dan Bidan Swasta.

e) IUD/ AKDR

IUD/AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rongga

rahim, terbuat dari plastik fleksibel, beberapa jenis IUD dililit tembaga atau

tembaga bercampur perak, bahkan ada yang disisipi hormon golongan

progesteron, IUD bertembaga dapat dipakai selama 10 tahun.

Cara kerja IUD

Mencegah pembuahan sel telur oleh sperma, dan mencegah

tertanamnya hasil pembuahan pada selaput lendir rahim.

Keuntungan menggunakan IUD

Praktis, efektif dan ekonomis

Kesuburan dapat segera kembali jika IUD dibuka/ditanggalkan

Tidak menggunakan pemberian ASI

Kerugian/ efek samping IUD

Dapat ke luar sendiri jika ukuran IUD tidak cocok dengan rahim

pemakai

Perdarahan lebih banyak dan lebih lama pada saat menstruasi

kadang-kadang dapat disertai kram dan nyeri selama menstruasi

yang biasanya akan hilang setelah 3 bulan

Dapat mengalami bercak perdarahan setelah 1 atau 2 hari setelah

pemasangan

Jangan menggunakan IUD, jika

Hamil atau diduga hamil

Gangguan perdarahan dan peradangan alat kelamin

Kecurigaan kanker kelamin dan tumor jinak serta radang pinggul

Tempat pelayanan IUD

Rumah sakit, Klinik KB dan Puskesmas

Dokter dan Bidan Swasta

f) Vasektomi (MOP)

Vasektomi merupakan pengikatan dan pemotongan saluran benih agar

sperma tidak keluar dari bguah zakar, cara ini dipakai untuk kontrasepsi

mantap pria.

Cara kerja vasektomi (MOP)

Saluran benih tertutup, sehingga tidak dapat menyalurkan spermatozoa

Keuntungan menggunakan vasektomi (MOP)

Permanen dan efektif

Page 30: Modul Teknik KIE

30

Tidak ada efek samping jangka panjang dan tidak mengganggu

hubungan seksual

Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%

Kerugian Vasektomi

Harus ada tindakan pembedahan minor. Tidak dapat dilakukan pada

orang yang masih ingin memiliki anak, meskipun masih bisa

disambung kembali (rekanalisasi) jika ingin punya anak lagi.

Jangan menggunakan vasektomi (MOP), jika

Peradangan kulit atau jamur di daerah kemaluan, menderita kencing

manis

Tempat Pelayanan Vasektomi (MOP) :Rumah sakit, Puskesmas, Klinik

KB

Yang harus diingat

Untuk laki-laki usia subur sudah punya anak cukup (2 anak) dan isteri

berisiko tinggi

Boleh bersenggama setelah 2-3 hari pasca operasi dengan

menggunakan kondom, penggunaan kondom dilanjutkan sampai 20

kali ejakulasi atau 3 bulan pasca operasi

Syarat

Sukarela, bahagia, sehat jasmani dan rohani, mengikuti konseling

(bimbingan tatap muka) dan menandatangani formulir persetujuan

tindakan medis (informed consent)

g) Tubektomi (MOW)

Tubektomi merupakan metode kontrasepsi dengan melakukan pengikatan

dan pemotongan saluran telur agar sel telur tidak dapat dibuahi sperma.

Cara kerja tubektomi (MOW)

Perjalanan sel telur terhambat karna saluran telur tertutup

Keuntungan menggunakan tubektomi (MOW)

Permanen dan efektif

Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%

Tidak ada efek samping jangka panjang dan tidak mengganggu

hubungan seksual

Kerugian tubektomi (MOW):

Ada kemungkinan mengalami resiko pembedahan

Tidak dilakukan tubektomi/ ditunda bila:

Menderita tekanan darah tinggi, stroke, kencing manis, penyakit

jantung, paru-paru.

Page 31: Modul Teknik KIE

31

Tempat pelayanan tubektomi (MOW)

Rumah sakit. Jika ada keluhan, pemakai harus kembali ke rumah sakit.

Yang harus diingat

Untuk wanita usia subur berumur di atas 30 tahun, sudah punya anak

cukup (2 anak), anak terkecil harus berusia minimal 5 tahun.

Syarat

Sukarela, bahagia, sehat jasmani dan rohani, mengikuti konseling

(bimbingan tatapmuka) dan menandatangani formulir persetujuan

tindakan medik (informed consent).

b. Kesehatan Reproduksi

Dalam Program KKB Nasional juga dikembangkan program Kesehatan

Reproduksi yang mencakup Program Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak

(KHIBA) dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi (PMKR).

Upaya yang diperlukan untuk peningkatan status kesehatan dan Kelangsungan

Hidup Ibu, Bayi dan Anak (KHIBA) melalui kegiatan promosi dan KIP/ Konseling

KB–KR (demand side)

1) Pengertian

KHIBA adalah hak azasi bagi ibu, bayi dan anak balita untuk mencapai

hidup berkualitas yang harus dikembangkan oleh pribadi dan keluarga,

dihormati oleh orang lain dan dijamin oleh negara

2) Ruang Lingkup

Pembinaan KHIBA dilaksanakan melalui upaya peningkatan dukungan

politis dari Tokoh agama terhadap akses dan kualitas pelayanan, persiapan

kehamilan dst serta pelayanan kontrasepsi dengan memperhatikan nilai-nilai

sosial budaya.

Pembinaan peningkatan KHIBA dilaksanakan melalui upaya peningkatan

PSP catin, pasutri, keluarga dan masyarakat tentang persiapan dst dan

penggunaan kontrasepsi, serta ASI eksklusif, gizi, imunisasi, pemberian

vitamin A dan pencegahan berbagai penyakit pada bayi dan anak

3) Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi (PMKR)

Merupakan upaya untuk membantu pasangan suami istri untuk memiliki

pengetahuan, kesadaran sikap dan perilaku tentang masalah kesehatan

reproduksi melalui kegiatan promosi, KIE dan KIP/ Konseling, pencegahan

ISR/ PMS/ HIV/ AIDS, kanker alat reproduksi, perilaku seksual yang sehat

serta infertilitas.

c. Kesehatan Reproduksi Remaja

Program Kesehatan Reproduksi Remaja bertujuan untuk meningkatkan derajat

kesehatan reproduksi remaja dan mempersiapkan kehidupan berkeluarga dalam

Page 32: Modul Teknik KIE

32

mendukung upaya peningkatan kualitas generasi mendatang, dan kualitas

pelayanan kesehatan reproduksi remaja melalui pengembangan pusat informasi

dan konseling (PIK) di tingkat kecamatan dan pendidikan KRR melalui kelompok

sebaya di jalur sekolah dan luar sekolah.

1) Program KRR

a) Pengertian

Program Kesehatan reproduksi (KRR) adalah:

Program untuk membantu remaja agar memiliki status kesehatan

reproduksi yang baik, melalui pemberian informasi,pelayanan konseling,

pendidikan ketrampilan hidup.

Kesehatan reproduksi remaja (KRR) adalah:

Suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses

reproduksi yang dimiliki oleh remaja, tidak semata-mata berarti bebas

penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental

serta sosial kultural.

b) Tujuan Umum

Meningkatnya kualitas hidup remaja melalui upaya peningkatan

pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan

reproduksi dan pemenuhan hak-hak reproduksi bagi mereka secara

terpadu dengan memperhatikan keadilan dan kesehatan gender.

c) Tujuan Khusus

Meningkatkan Pengetahuan Sikap Perilaku Remaja tentang TRIAD

KRR (seksualitas, HIV / AIDS, Napza)

Meningkatkan Pengetahuan Sikap Perilaku remaja tentang PUP dan

Norma Keluarga Kecil

Meningkatkan Pengetahuan Sikap Perilaku tentang program KRR

agar dapat menjadi Pendidik Sebaya (PS) dan Konselor Sebaya

(KS).

d) Arah Kebijakan

Arah kebijakan Program KRR adalah menuju TEGAR REMAJA, yaitu

remaja yang berperilaku sehat, menghindari resiko Triad KRR,

menunda usia perkawinan, bercita-cita menjadi keluarga kecil

berkualitas, menjadi contoh idola, teladan dan model remaja sebayanya

2) Triad Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)

Yang dimaksud dalam Triad KRR adalah materi-materi dalam KRR yang

meliputi:

a) Seksualitas

Semua yang berhubungan dengan manusia sebagai mahluk seksual

yang meliputi emosi, kepribadian, sikap dan lain-lain.

Page 33: Modul Teknik KIE

33

Seksualitas mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan:

Pubertas yang meliputi: cirri-ciri pubertas, mimpi basah, menstruasi

dan kehamilan

Pengenalan organ dan sistem yang meliputi (anatomi, fungsi dan

proses) alat reproduksi

b) HIV dan AIDS

Dalam HIV dan AIDS dipelajari tentang:

Informasi umum tentang HIV dan AIDS

Tahapan perubahan fase

Penularan HIV dan AIDS

Cara menghindari HIV dan AIDS

Cara mengetahui orang terinfeksi HIV dan AIDS

Stigma dan diskriminasi penderita

c) NAPZA

Dalam Napza dipelajari antara lain:

Pengertian Napza

Jenis-jenis Napza

Penyalahgunaan Napza

Penanggulangan Penyalahgunaan Napza

Cara mengatasi ketergantungan Napza (Medis, Psikologis, ekonomi

& lingkungan

3) PIK-R/ M

Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa adalah suatu wadah

yang dikelola dari oleh dan untuk remaja dalam memberikan informasi, dan

layanan konseling tentang kesehatan reproduksi remaja.

3. Program Ketahanan Kesejahteraan Keluarga

Program peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga bertujuan untuk

membentuk keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan fisik, materiil dan

psikis mental spiritual, hidup mandiri serta mengembangkan diri dan keluarganya

untuk hidup harmonis sesama anggota keluarga dan lingkungannya, dalam

meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin. Program ketahanan dan kesejahteraan

keluarga yaitu:

a. Bina Keluarga Balita (BKB)

1) Pengertian

Wadah kegiatan keluarga yang mempunyai balita-anak (0-10) tahun,

bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua (ayah

dan ibu) dan anggota keluarga lain, untuk mengasuh dan membina tumbuh

kembang anak melalui kegiatan rangsangan fisik, mental, intelektual,

emosional, spiritual, sosial dan moral untuk mewujudkan Sumber Daya

Manusia (SDM) yang berkualitas dalam rangka meningkatkan kesertaan,

Page 34: Modul Teknik KIE

34

pembinaan dan kemandirian ber-KB bagi Pasangan Usia Subur (PUS)

anggota kelompok kegiatan.

2) Tujuan

Meningkatkan pengetahuan keluarga yang mempunyai balita tentang

tumbuh kembang anak secara optimal.

3) Sasaran

Ibu hamil dan keluarga dengan balita/anak umur 0-6 tahun, 6-10 tahun

(dikelompokkan menurut umur anak).

4) Prinsip-prinsip

a) Menitik beratkan pada pembinaan orang tua dan anggota keluarga

lainnya yang mempunyai balita

b) Membina tumbuh kembang melalui stimulasi

c) Menggunakan media interaksi: APE, nyanyian/lagu, dongeng, gerak/tari

(sesuai kelompok usia)

d) Menggunakan Kartu Kembang Anak (KKA) sebagai alat pantau

perkembangan anak

e) Tidak membedakan perlakuan terhadap anak laki-laki dan perempuan

5) Bentuk Layanan

a) Penyuluhan kepada orangtua meliputi semua materi “pengasuhan

tumbuh kembang anak” sesuai kelompok usia

b) Pertemuan dengan keluarga minimal sebulan sekali

c) Melakukan rujukan bila anak mengalami gangguan tumbuh kembang

d) Seluruh materi (sesuai kelompok usia) diselesaikan dalam waktu 1

(satu) tahun

6) Klasifikasi Kelompok

a) BKB Dasar

b) BKB Berkembang

c) BKB Paripurna

b. Bina Keluarga Remaja (BKR)

1) Pengertian

Bina Keluarga Anak dan remaja (BKR) adalah kegiatan yang dilakukan oleh

sekelompok keluarga/ orang tua untuk meningkatkan pengetahuan,

pemahaman dan sikap serta perilaku orang tua, sehingga dapat melakukan

komunikasi dan hubungan harmonis antara keluarga dan remaja.

2) Tujuan

Meningkatkan pengetahuan, wawasan orangtua anak dan remaja tentang

pentingnya hubungan yang setara dan harmonis, menumbuhkan rasa cinta

dan kasih sayang antara orangtua dan anak remajanya, melaksanakan

deteksi dini terhadap setiap gejala kesenjangan hubungan orangtua dan

anak remaja, sehingga dapat meningkatkan hubungan yang serasi dan

harmonis yang didukung sikap dan perilaku yang rasional dan bertanggung

jawab terhadap pembinaan proses tumbuh kembang anak dan remajanya.

3) Sasaran

Adalah keluarga yang mempunyai anak remaja

Page 35: Modul Teknik KIE

35

4) Ruang Lingkup Kegiatan

Pendataan keluarga yang punya remaja, penyuluhan, pertemuan berkala,

kunjungan rumah, rujukan ke konselor, pencatatan dan pelaporan.

5) Klasifikasi Kelompok

a) BKR Dasar

BKR dasar adalah kelompok BKR yang telah mempunyai pengurus

yang terdiri dari ketua dan tiga anggota, mempunyai 4 orang kader/

fasilitator, dan telah melaksanakan kegiatan kelompok berupa

pertemuan penyuluhan.

b) BKR Berkembang

BKB berkembang adalah kelompok BKR yang telah mempunyai

pengurus yang terdiri dari ketua dan tiga anggota, mempunyai 6 orang

kader, 2 – 4 diantaranya telah dilatih tentang BKR, telah melaksanakan

kegiatan kelompok berupa penyuluhan, konseling, dan telah

mempunyai tenaga konselor.

c) BKR Paripurna

BKR paripurna adalah kelompok BKR yang telah mempunyai pengurus

yang terdiri dari ketua dan tiga anggota atau sesuai dengan kebutuhan,

mempunyai 8 orang kader, yang semuanya telah dilatih tentang BKR,

telah melaksanakan kegiatan kelompok berupa penyuluhan, konseling,

rujukan, serta telah mempunyai tenaga konselor dan pakar, yang dapat

membimbing kelompok tersebut dalam melakukan berbagai kegiatan di

lapangan, termasuk program-program pengentasan kemiskinan.

c. Bina Keluarga Lansia (BKL)

1) Pengertian

Adalah wadah kegiatan keluarga yang mempunyai lansia, untuk

mewujudkan lanjut usia yang sehat, mandiri, produktif dan bertaqwa,

sehingga dapat diberdayakan dalam pembangunan dengan memperhatikan

kearifan, pengetahuan, keahlian dan pengalamannya sesuai usia dan

kondisi fisiknya.

2) Tujuan

Meningkatkan kesejateraan Lansia melalui kepedulian dan peran keluarga

dalam mewujudkan lansia yang sehat, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, mandiri, produktif dan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat.

3) Sasaran

Keluarga yang seluruh anggotanya lanjut usia atau keluarga yang

mempunyai anggota lanjut usia.

4) Ruang Lingkup Kegiatan

Penyuluhan, kunjungan rumah, rujukan , pencatatan dan pelaporan oleh

kader.

5) Stratifikasi Kelompok

a) BKL Dasar

Adalah kelompok BKL yang telah mempunyai pengurus yang terdiri dari

dari ketua dan 3 anggota atau sesuai dengan kebutuhan, mempunyai 4

Page 36: Modul Teknik KIE

36

orang kader/fasilitator dan telah melaksanakan kegiatan kelompok

berupa pertemuan penyuluhan.

b) BKL Berkembang

Adalah kelompok BKL yang telah mempunyai pengurus yang terdiri dari

ketua dan 3 anggota, mempunyai 6 orang kader, 2-4 diantaranya telah

dilatih tentantg BKL, telah melaksanakan kegiatan kelompok berupa

penyuluhan, konseling dan telah mempunyai tenaga “konselor”.

c) BKL Paripurna

Adalah kelompok BKL yang telah mempunyai pengurus yang terdiri dari

ketua dan 3 anggota atau sesuai kebutuhan, mempunyai 8 orang kader

yang semuanya telah dilatih tentang BKL, telah melaksanakan kegiatan

kelompok berupa penyuluhan, konseling, rujukan, serta telah

mempunyai tenaga “konselor” yang dapat membimbing kelompok

tersebut dalam melakukan berbagai kegiatan di lapangan, termasuk

program pengentasan kemiskinan seperti kegiatan ekonomi produktif.

6) Materi pokok penyuluhan BKL

Materi pokok penyuluhan BKL terdiri dari:

a) Materi Dasar

Program KB Nasional

Konsep Dasar BKL

b) Materi Inti

Pemantapan 8 fungsi keluarga

Peran keluarga

Pembinaan kehidupan beragama

Pembinaan psikis/ mental

Pembinaan sosial, ekonomi dan budaya

Pola hidup sehat

c) Materi Penunjang

Pengelolaan Program BKL untuk kader

Materi lain yang diperlukan

d. Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)

1) Pengertian Kelompok UPPKS adalah kelompok usaha ekonomi produktif

yang beranggotakan sekumpulan anggota keluarga yang saling berinteraksi

dan terdiri dari berbagai tahapan KS, baik PUS yang sudah ber-KB maupun

yang belum ber-KB dalam rangka meningkatkan tahapan kesejahteraan dan

memantapkan kesertaan ber-KB

2) Tujuan

Meningkatkan kesejahteraan peserta KB terutama keluarga Pra S dan KS I

anggota kelompok UPPKS melalui proses pembelajaran usaha dalam rangka

meningkatkan kesertaan, pembinaan dan kemandirian ber-KB

Page 37: Modul Teknik KIE

37

e. Pembentukan Karakter Sejak Dini (PKSD)

Pembentukan karakter sejak dini adalah suatu upaya untukmeningkatkan

kualitas perilaku,sikap dan moral seseorang sejak usia dini bahkan sejak dalam

kandungan sehingga dapat mencapai tujuan hidup yang bermakna.

f. Delapan Fungsi Keluarga

Untuk mewujudkan keluarga Indonesia yang berkualitas perlu masing-masing

keluarga memahami dan melaksanakan fungsi-fungsi yang terangkum dalam 8

fungsi keluarga. Dalam setiap fungsi terdapat nilai-nilai moral yang harus

diterapkan keluarga melalui sikap dan perilaku orang tua yang akan menjadi

teladan bagi anaknya.

Adapun 8 fungsi keluarga tersebut adalah:

1) Fungsi Agama

Fungsi ini untuk membangun insan yang agamis yang bertaqwa terhadap

Tuhan Yang Maha Esa. Fungsi ini dimungkinkan untuk dijalankan oleh

setiap keluarga karena pada kenyataannya disamping agama sudah

menjadi pegangan bangsa Indonesia, juga adalah sebagai landasan idiil

negara kita yaitu sila pertama Pancasila. Keluarga dibangun untuk mampu

menjadi wahana yang pertama dan utama membawa seluruh anggotanya

melaksanakan ke-Tuhanan Yang Maha Esa dengan penuh iman dan taqwa

terhadap TYME.

Contoh: iman, taqwa, kejujuran, tenggang rasa, rajin, kesolehan, ketaatan,

suka membantu, disiplin, sopan santun, kesabaran, kasih sayang, tanggung

jawab terhadap anak, gotong royong, sopan santun, kerukunan, kepedulian,

kebersamaan, toleransi, kebangsaan.

2) Fungsi Sosial Budaya

Fungsi ini merupakan fungsi pelestarian budaya bangsa melalui keluarga,

dimana keluarga dibangun menjadi wahana untuk melestarikan budaya

nasional yang luhur dan bermartabat yang mencerminkan tingkah laku suatu

bangsa.

Contoh: gotong royong, sopan santun, kerukunan, kepedulian, kebersamaan,

toleransi, kebangsaan.

3) Fungsi Cinta Kasih

Fungsi ini adalah suatu perwujudan bahwa pada hakekatnya manusia

haruslah mencintai dan mengasihi sesama anggota keluarga dan kemudian

untuk mengasihi masyarakat dimana mereka berada. Keluarga menjadi

wahana yang pertama dan utama untuk menumbuhkan cinta kasih antar

sesama anggotanya, antar orang tua dengan pasangannya, antara anak

dengan orangtuanya, dan antara sesama anak-anak sendiri.

Contoh: empati, akrab, adil, pemaaf, setia, pengorbanan, suka menolong,

bertanggung jawab.

Page 38: Modul Teknik KIE

38

4) Fungsi Perlindungan

Keluarga menjadi perlindungan yang utama dan kokoh dalam memberikan

kebenaran dan keteladanan kepada anak-anak dan keturunannya. Fungsi

ini harus diciptakan rasa aman dan nyaman dalam lingkungan keluarga.

Contoh: aman, pemaaf, tanggap, tabah.

5) Fungsi Reproduksi

Fungsi ini adalah suatu fungsi yang hakiki karena manusia harus dapat

melanjutkan keturunannya dan yang diharapkan adalah keturunan yang

berkualitas. Keluarga menjadi pengatur reproduksi keturunan secara sehat

dan berencana sehingga anak-anak bangsa Indonesia menjadi berkualitas,

menjadi anak yang memiliki daya saing global.

Contoh: tanggung jawab, sehat, keteguhan.

6) Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan

Keluarga menjadi wahana sebagai sekolah dan guru yang pertama dan

utama dalam mengantarkan anak menjadi panutan masyarakat dan dirinya

sendiri. Fungsi ini mempersiapkan generasi yang lebih baik dengan

memperkenalkan Bina Keluarga Balita.

Contoh: percaya diri, luwes, bangga, rajin, kreatif, tanggung jawab,

kerjasama.

7) Fungsi Ekonomi

Upaya yang dilakukan dalam memberikan suatu kegiatan yang bersifat

ekonomis yang sangat produktif untuk meningkatkan perekonomian,

kesejahteraan dan kemandirian keluarga, menjadi keluarga yang sejahtera

lahir batin.

Contoh: hemat, teliti, disiplin, peduli, ulet.

8) Fungsi Pemeliharaan Lingkungan

Keluarga siap dan sanggup untuk menjadi pemelihara dan menjamin

terkondisinya kelestarian lingkungan hidup dalam mendukung

pembangunan nasional berwawasan kependudukan yang berkelanjutan.

Contoh: bersih, disiplin, teratur.

g. Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP)

Institusi Masyarakat adalah organisasi kelompok, maupun perorangan yang

mempunyai pengaruh dalam masyarakat dan pranata serta mempunyai tujuan

yang ingin dicapai. IMP merupakan suatu wadah pengorganisasian dan

pembinaan keluarga serta wadah pengelolaan dan pelaksanaan gerakan KB

nasional ditingkat desa kebawah. Wadah tersebut secara nasional disebut

Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) (Desa/kelurahan), Sub

PPKBD ( RW).

PPKBD (Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa) adalah seorang atau

beberapa orang kader yang secara sukarela berperan aktif melaksanakan/

Page 39: Modul Teknik KIE

39

mengelola program KB Nasional ditingkat desa/kelurahan. Memiliki tugas,

tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat berwenang

sebagai pembantu pembina penyelenggaraan program KB di desa/kelurahan

untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pelayanan KB dan KS, membina

kelompok kegiatan, mencatat dan melaporkan kegiatan yang dilakukan secara

rutin.

Sub PPKBD (Sub Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa) adalah

seorang atau beberapa orang kader yang secara sukarela berperan aktif

melaksanakan/mengelola program KB Nasional ditingkat dusun/Rukun Warga

(RW).

h. PKB RT

Paguyuban KB/ Kelompok Akseptor KB adalah wadah kegiatan peserta KB di

bawah dusun atau pada tingkat RT, yang merupakan satu bentuk Institusi

masyarakat yang secara sukarela mengelola kegiatan gerakan KB di

wilayahnya, dengan anggota kelompok minimal 50 orang merupakan media

pertemuan dan interaksi antara peserta KB, anggota PKK, PUS yang belum ber

KB, remaja, tokoh masyarakat dalam rangka mewujudkan keluarga kecil

berkualitas.

4. Program pembangunan keluarga yang mengarah pada NKKBS

Program ini diarahkan untuk meningkatkan kemandirian sekaligus meningkatkan

cakupan dan kualitas pelayanan kependudukan dan KB/ KR serta pemberdayaan

keluarga, terutama yang diselenggarakan masyarakat, dan juga dimaksudkan untuk

meningkatkan mutu kinerja para pengelola dan pelaksana di lapangan dalam rangka

melembagakan keluarga kecil berkualitas. Program ini juga bertujuan untuk

peningkatan kapasitas kinerja, termasuk dalam pengembangan kebijakan

pembangunan Keluarga Berencana Nasional yang kuat dan terintegrasi dengan

kebijakan pembangunan Kependudukan.

Adapun pokok-pokok kegiatan program pembangunan Keluarga meliputi: Sistem

pencatatan dan pelaporan program KB Nasional yang disebut sistem informasi

manajemen program KB Nasional.

Sistem Informasi Manajemen Program KB Nasional:

a. Sistem Informasi Manajemen (SIM)

SIM adalah suatu sistem yang terorganisasi untuk memberikan data/ informasi

terpilih yang diperlukan para manajer untuk melaksanakan tugasnya, pada saat

yang diperlukan dan dalam bentuk dan substansi yang tepat serta dapat

menggugah suatu pengambilan keputusan secara aktif dan efisien dengan biaya

seminimal mungkin.

Page 40: Modul Teknik KIE

40

b. SIM Program KB Nasional

SIM Program KB Nasional adalah suatu sistem yang terorganisasi untuk

memberikan data/ informasi terpilih yang diperlukan para pimpinan program

untuk melaksanakan tugasnya, pada saat diperlukan dan dalam bentuk dan isi

yang tepat serta dapat menggugah suatu pengambilan keputusan secara

berdaya guna dan berhasil guna. Adapun SIM Program KB Nasional meliputi :

1) Pendataan Keluarga

Adalah kegiatan pengumpulan data primer tentang data demografi, keluarga

berencana, keluarga sejahtera dan data individu anggota keluarga yang

dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah (Pemda dan BKKBN) secara

serentak pada waktu yang telah ditentukan (setahun sekali) dari rumah ke

rumah, dengan wawancara dan observasi.

2) Mekanisme Pelaksanaan SIM Program

Agar tujuan SIM Program KB Nasional dapat dicapai dengan proses

pemilihan informasi, dimulai dari:

a) Perencanaan

b) Pengumpulan

c) Pengolahan

d) Analisa

e) Penyajian dan Penyebarluasan

f) Dokumentasi (Penyimpanan)

g) Monitoring

5. Gender dalam program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

a. Pengertian Gender

Gender yaitu perbedaan fungsi, tugas dan peran antara laki-laki dan perempuan

yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat berubah sesuai dengan

perkembangan jaman.

b. KKG dalam KB-KR

Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) dalam Keluarga Berencana Nasional

dan Kesehatan Reproduksi yaitu: kesetaraan dan keadilan dapat diwujudkan

dalam bentuk peran dan tanggung jawab bersama antara suami dan isteri untuk

meningkatkan kualitas kesehatan reproduksinya, termasuk KB, kesehatan

maternal/ ibu, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi, dan pengasuhan

anak.

c. Program KB Berwawasan Gender

Merupakan suatu sikap yang responsive gender terhadap pelaksanaan program

keluarga berencana. Dalam hal ini baik meliputi program-program yang bersifat

pelayanan (pemakaian kontrasepsi yang) maupun program-program yang

bersifat ketahanan dan pemberdayaan keluarga (BKB, BKR, BKL dan UPPKS)

serta program-program penunjang lainnya.

Page 41: Modul Teknik KIE

41

D. Rangkuman

Dalam pelaksanaan KIE/Penyuluhan diperlukan media untuk mempermudah pemberi

KIE/Penyuluhan dalam proses penyampaian pesan. Media terbagi menjadi dua, yaitu

media personal dan media non personal atau media massa. Media massa adalah media

yang paling banyak digunakan dalam KIE/Penyuluhan karena kemampuannya

menjangkau sasaran yang sangat besar (banyak) dan tersebar di wilayah yang sangat

luas. Media ini terbagi menjadi tiga, yaitu media lini atas (above the lini media), media

lini bawah (below the line media), media lini atas-lini bawah (through the line media).

Pemahaman tentang jenis media dan karakteristiknya sangat penting untuk

mengidentifikasi media mana yang tepat untuk program tertentu. Pemilihan media

KIE/Penyuluhan yang tepat dapat mempermudah dalam pencapai hasil KIE/Penyuluhan

yang diharapkan.

Materi KIE/Penyuluh KKB yang dilaksanakan oleh PKB mencakup program

kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, program ketahanan

kesejahteraan keluarga, program pembangunan keluarga yang mengarah pada

NKKBS, delapan (8) fungsi keluarga, pembentukan karakter sejak dini, institusi

masyarakat pedesaan, dan gender dalam program keluarga berencana dan kesehatan

reproduksi.

E. Latihan

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!

1. Jelaskan materi KIE/Penyuluhan KKB yang Anda ketahui!

2. Jelaskan Media KIE/Penyuluhan KKB yang Anda ketahui!

Page 42: Modul Teknik KIE

42

BAB V

LANGKAH-LANGKAH KIE/PENYULUHAN

A. Langkah-Langkah KIE/Penyuluhan

PKB dalam melaksanakan KIE/Penyuluhan haruslah mengetahui langkah-langkah

teknisnya agar tujuan dari KIE/Penyuluhan tercapai secara efektif dan efisien. Adapun

langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Persiapan

a. Identifikasi dan analisis permasalahan

Permasalahan di wilayah binaan didapatkan dari data basis (hasil pendataan

keluarga), kondisi wilayah geografi, topografi, sosial budaya serta hasil

pelaksanaan program KB. Contohnya: Desa Sidomulyo merupakan daerah

pegunungan. Peserta KB aktif pada Desa Sidomulyo adalah 47% dan alat

kontrasepsi yang paling diminati adalah pil. Penduduknya sebagian bekerja

sebagai petani. Puskesmas letaknya jauh di Kecamatan. Jadi dapat disimpulkan

bahwa permasalahannya adalah kesertaan ber-KB masih rendah dan

kontrasepsi yang diminati adalah pil.

b. Mengetahui sasaran yang akan diberi KIE/Penyuluhan

PKB harus mengetahui kondisi sasaran yang akan dihadapi dalam pelayanan

KIE/Penyuluhan KKB. Beberapa hal yang perlu diketahui antara lain adalah jenis

pekerjaan, latar belakang pendidikan, rata-rata jumlah anak yang dipunyai pada

tiap keluarga. Kita sudah mempelajari sasaran KIE/Penyuluhan pada bab

sebelumnya, dimana sasaran KIE/Penyuluhan bisa individu, keluarga atau

masyarakat. Adapun penentuan sasaran KIE/Penyuluhan adalah sebagai berikut:

1) Disesuaikan dengan permasalahan yang ada di wilayah binaan (Kondisi data

base KB dan KS yang ada)

2) Sesuai dengan materi KIE/Penyuluhan yang akan disampaikan

3) Sesuai dengan tujuan KIE/Penyuluhan yang ingin dicapai

4) Disesuaikan dengan kondisi wilayah binaan menyangkut: geografi, topografi

dan sosial budaya

c. Menetapkan tujuan KIE/Penyuluhan yang akan dicapai

Sangatlah diperhatikan apa yang sebenarnya ingin dicapai dalam pelayanan

KIE/Penyuluhan. Hal ini harus disepakati dengan Pemerintah/ pihak Kelurahan,

Indikator Keberhasilan:

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat mempraktikkan

langkah-langkah Advokasi, KIE/Penyuluhan.

Page 43: Modul Teknik KIE

43

Toma dan Toga sehingga PKB dapat mengetahui secara jelas tujuan pelayanan

KIE/Penyuluhan sesuai dengan kondisi wilayah binaan.

d. Menentukan bahan/ materi KIE/Penyuluhan

Bahan/ materi yang disiapkan disesuaikan dengan permasalahan/isu yang telah

ditentukan

e. Menentukan metode KIE/Penyuluhan

PKB harus memperhatikan kehidupan sosial budaya dan agama di wilayah

binaannya. Bisa dengan menyampaikan KIE/Penyuluhan dengan metode

ceramah tanya jawab, dengan memperagakan atau dengan cara diskusi.

f. Menentukan media KIE

Penentuan media KIE yang digunakan hendaknya yang sesuai dengan latar

belakang masyarakat. Bisa dengan cara memberikan KIE sebelum dan ditengah-

tengah pemutaran film. Media KIE dapat juga digunakan KIE Kit.

g. Menentukan tempat KIE/Penyuluhan

Pertimbangan pemilihan tempat adalah salah satu kunci sukses kegiatan

KIE/Penyuluhan KKB. Bisa di Balai Kelurahan, bisa juga di Balai RW, bisa

dilakukan dari rumah ke rumah (kunjungan rumah) sesuai dengan kondisi alam

dan letak rumah penduduk.

h. Menentukan Waktu KIE/Penyuluhan

Menentukan waktu pelayanan KIE/Penyuluhan KKB juga harus memperhatikan

pekerjaan masyarakat.

i. Menyiapkan diri (percaya diri, penampilan, penguasaan materi, kualitas suara,

penggunaan bahasa dan memperhatikan adat budaya setempat)

2. Pelaksanaan

a. Mengucapkan salam pembuka

b. Memperkenalkan diri

c. Menyampaikan isi pesan dengan baik

d. Mengunakan media KIE/Penyuluhan yang sesuai

e. Menggunakan metoda yang sudah ditentukan termasuk tanya jawab

f. Menyampaikan kesimpulan

g. Melakukan pencatatan dan pelaporan

3. Monitoring dan Evaluasi

a. Mengetahui keadaan (pengetahuan, sikap dan perilaku) sebelum mendapatkan

KIE/Penyuluhan

b. Memperhatikan respon sasaran pada saat diberikan KIE/Penyuluhan

c. Mengetahui perubahan (pengetahuan, sikap dan perilaku) sesudah diberi

KIE/Penyuluhan. (Bisa melalui kunjungan rumah atau hasil kesertaan ber KB

atau pelaksanaan KIE berikutnya). Evaluasi bisa dilakukan mingguan, bulanan

atau triwulanan.

Page 44: Modul Teknik KIE

44

B. Praktik KIE/Penyuluhan

Pada kesempatan mata diklat ini, marilah kita membagi kelas menjadi 4 (empat)

kelompok untuk melakukan simulasi melaksanakan KIE/Penyuluhan. Masing-masing

kelompok terdiri dari 7-8 orang yang berperan sebagai:

1. Penyuluh KB

2. Kepala Desa

3. Dokter atau Bidan

4. Ketua PKK

5. Kader

6. Sasaran

7. Sasaran

8. Sasaran

Tugas:

1. Diskusikan dan tuliskan proses langkah-langkah KIE/Penyuluhan

2. Diskusikan dan tentukan siapa berperan apa

3. Diskusikan dan buat skenario tema KIE/Penyuluh yang dipilih

4. Media KIE disediakan

5. Waktu berdiskusi 30 menit

6. Masing-masing kelompok melakukan simulasi selama 15 menit

7. Kelompok yang tidak melakukan simulasi menjadi pengamat kelompok yang

melakukan simulasi, dan mendapatkan kesempatan 5 menit menyampaikan hasil

pengamatan.

C. Hambatan dan Kiat memperbaiki diri dalam KIE/Penyuluhan

1. Hambatan KIE/Penyuluhan

Dalam pelaksanaan KIE/Penyuluhan KKB, tidak jarang PKB mengalami kesulitan

atau hambatan, maka perlu diketahui beberapa hambatan dalam KIE, yaitu:

a. Percaya diri dan penguasaan materi kurang.

b. Waktu terbatas.

c. Budaya yang berbeda antara sasaran dan PKB (pemberi KIE /Penyuluhan).

d. Gaduh.

e. Waktu yang kurang tepat (rawan ngantuk)

f. Penerima pesan acuh tak acuh.

g. Pertanyaan yang sulit.

h. Penerima pesan yang nakal atau melecehkan

2. Kiat memperbaiki diri dalam KIE/Penyuluhan

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan KB, maka PKB diharapkan mampu untuk

selalu memperbaiki diri dalam KIE/Penyuluhan. Berikut adalah poin-poin kiat

memperbaiki diri dalam KIE/Penyuluhan:

a. Belajar dan berlatih terus menerus

b. Bekerja sesuai perencanaan

Page 45: Modul Teknik KIE

45

c. Mengoptimalkan media KIE/Penyuluhan

d. Mencatat semua yang akan dikerjakan (bisa dijadikan Angka Kredit)

e. Mengevaluasi program dan diri sendiri

f. Meningkatkan kreativitas dan inovasi

g. Meningkatkan Koordinasi dan kerjasama dengan Instansi lain, Kepala Desa,

PKK, LOSM, TOMA dan TOGA

h. Membuang penyakit MALAS

D. Rangkuman

Kegiatan KIE/Penyuluhan yang dilakukan PKB tidak bisa terlepas dari langkah

persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Selain ketiga langkah tersebut,

kegiatan KIE/Penyuluhan akan lebih efektif jika selalu memperhatikan tujuan, sasaran,

metode dan media yang digunakan.

Dalam pelaksanaan KIE/Penyuluhan KKB tak jarang PKB mengalami hambatan.

Hambatan yang ada tidak boleh diabaikan, namun harus dipelajari dan dicari cara atau

kiat untuk mengatasinya. Dengan demikian diharapkan tujuan KIE/Penyuluhan dapat

tercapai.

E. Latihan

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!

1. Jelaskan langkah-langkah KIE/Penyuluhan KKB!

2. Jelaskan mengapa KIE/Penyuluhan penting untuk program KKB!

3. Jelaskan hambatan yang Anda alami pada saat melaksanakan KIE/Penyuluhan di

wilayah binaan Anda!

4. Bagaimana Anda mengatasi hambatan tersebut?

Page 46: Modul Teknik KIE

46

BAB V

P E N U T U P

A. Kesimpulan

KIE/Penyuluhan adalah suatu kegiatan dimana terjadi proses komunikasi dan edukasi

dengan penyebaran informasi. KIE/Penyuluhan bertujuan untuk mempercepat

mencapai suatu perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku yang dapat diukur

diantara kelompok audiensi atau sasaran (individu, keluarga dan masyarakat) yang

jelas melalui berbagai saluran komunikasi.

Dalam pelaksanaan KIE/Penyuluhan, haruslah diperhatikan materi sesuai dengan isu

yang ada diwilayah kerja PKB. Materi KIE meliputi: Program Kependudukan; Program

KB dan Kesehatan Reproduksi; Program Keluarga Sejahtera/ Ketahanan Keluarga,

Program Keluarga yang mengarah pada NKKBS; Gender dalam Keluarga Berencana

dan Kesehatan Reproduksi.

PKB harus memperhatikan Langkah-Langkah Advokasi, KIE/Penyuluhan KKB, yaitu:

Persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.

KIE/Penyuluhan tidak bisa terlepas dari penggunaan media. Media terbagi menjadi

dua, yaitu media personal dan media non personal atau media massa. Media massa

adalah media yang paling banyak digunakan dalam KIE/Penyuluhan karena

kemampuannya menjangkau khalayak yang sangat besar (banyak) dan tersebar di

wilayah yang sangat luas. Pemahaman tentang jenis media dan karakteristiknya

sangat penting untuk mengidentifikasi media mana yang tepat untuk program tertentu.

Pelaksanaan KIE/Penyuluhan akan lebih efektif jika selalu memperhatikan tujuan,

sasaran, metode dan media yang digunakan.

Dalam pelaksanaan KIE/Penyuluhan KKB tak jarang PKB mengalami hambatan.

Hambatan yang ada tidak boleh diabaikan, namun harus dipelajari dan dicari cara atau

kiat untuk mengatasinya. Dengan demikian diharapkan tujuan KIE/Penyuluhan dapat

tercapai.

B. Evaluasi

Setelah menerapkan pengetahuan ini dalam kegiatan pembelajaran, pasti akan

menemui banyak kendala dan permasalahan-permasalahan baru dilapangan. Untuk itu

para penyuluh lapangan Keluarga Berencana harus selalu mengembangkan diri untuk

selalu belajar, mengadakan inovasi sehingga pelaksanaan KIE/Penyuluhan akan

menjadi menarik dan akhirnya didapatkan hasil yang optimal.

Page 47: Modul Teknik KIE

47

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN, 2010. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Keluarga Berencana dan

Keluarga Sejahtera di Kabupaten dan Kota. Jakarta

BKKBN, 2009. Pedoman KIE Program KB Nasional. Jakarta

BKKBN, UU RI No.52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan

Pembangunan Keluarga. Jakarta

BKKBN, 2006. Advokasi dan KIE Program KB Nasional. Jakarta

BKKBN, Prototype Produksi Media Advokasi dan KIE Program Pembangunan

Kependudukan dan KB. Jakarta

BKKBN, 2004. Kebijakan Nasional Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi Dalam Pelayanan

Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta

BKKBN Provinsi Jawa Tengah, 2003. Buku Pedoman Materi Penanggulangan Masalah

Kesehatan Reproduksi (Informasi Dasar Penanggulangan Masalah Kesehatan

Reproduksi) Materi Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi, dan anak Balita (Menyiapkan

Anak Balita yang Sehat dan Berkualitas)

BKKBN, UU RI No.10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan dan

Pembangunan Keluarga Sejahtera. Jakarta

BKKBN, 1986, Sistem Informasi Manajemen Program KB Nasional.

Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi BKKBN, 2009, Panduan

Pengelolaan Pusat Informasi & Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK –

KRR). Jakarta.

Endang Parwieningrum, BKKBN, 2009. Modul Gender Dalam KB/ KR BKKBN. Jakarta.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2010. Dasar-Dasar

Demografi, Salemba Empat, Jakarta.