khulukul khuzaefi jurusan pendidikan guru madrasah...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI PUISI MELALUI METODE WATCH AND ACTION (WA)
PADA SISWA KELAS III MADRASAH IBTIDAIYAH
MUHAMMADIYAH RINGINANOM KECAMATAN WONOSEGORO
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
KHULUKUL KHUZAEFI
NIM 115 12 013
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Tidak ada kesuksesan tanpa usaha dan tidak ada keberkahan tanpa doa kedua
orang tua
. . . و الله الله ح ب ال الله ل ح ح ل و
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan ( Qs. Al-Imron:134)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Kedua orang tuaku yang sangat aku cintai dan aku takdhimi (Bapak Masykuri dan
Ibu Ngatimah), karena dengan bimbingan, arahan, dan do’a-do’a beliaulah aku
bisa menjadi lebih baik dan berprestasi.
Kakakku yang aku sayangi dan aku banggakan (Masfufatul Wakhidah dan
Rahmat Purwono) berkat semangat dan dukungan baik moril maupun materiil
kepada penulis, semoga cita-cita kalian tercapai dan menjadi keluarga yang
sakinah, mawadah, warohmah
Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya
kepadaku, memfasilitasiku, dan telah memberikan pelayanan dengan sebaik-
baiknya sehingga menjadikanku seperti sekarang ini. Penulis hanya bisa berucap
jazakumullahu khairan jaza’ jaza’an katsiron.
Tak lupa kepada seluruh teman-temanku seluruh PGMI angkatan 2012, terutama
Muhammad Nur Ikhwan, Susanto, Choirul Amri, Aditya, Sigit Zuniyanto,
Muhammad Munif, Hening Retno Asturini yang selalu meluangkan waktu untuk
berbagi canda tawa dan semangat saat letih dalam menyusun skripsi, terimakasih
atas semuanya dari awal sampai akhir.
Rekan – rekan IMPI yang selalu memberikan motivasi dan pengalaman baru ,
sukses selalu untuk seluruh mahasiswa PGMI seluruh Indonesia
Juga aku persembahkan kepada pembaca yang budiman.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah pada Nabi
Muhammad SAW yang senantiasa dinanti-nantikan syafa’atnya di yaumul
qiyamah nanti.
Penyusunan skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Materi Puisi Melalui Metode Watch And Action (WA) Pada Siswa Kelas III
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Ringinanom Kecamatan Wonosegoro,
Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2015/2016” ini, adalah untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar akademik sarjana pendidikan dalam bidang
Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan
dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Ibu Peni Susapti, M.Si., selaku Ketua jurusan PGMI
3. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiranya guna memberikan bimbingan dan
arahan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga akhir penyusunan
skripsi ini.
vii
4. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bimbinganya kepada penulis.
5. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moral dan material.
6. Bapak Ahmad Jaelani, S.PdI., selaku Kepala Madrasah MI Muhammadiyah
Ringinanom yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
7. Kepada Ibu Dra. Sumirah selaku wali kelas III MI Muhammadiyah
Ringinanom yang turut membantu dalam penelitian.
8. Kepada seluruh siswa kelas III MI Muhammadiyah Ringinanom yang telah
mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian.
9. Rekan satu perjuangan Konsentrasi Bahasa Indonesia yang berjuang bersama
– sama dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi
ini.
10. Kepada Ibu Umi Khairuroh, S.Pd.I.,Wira Febriawan, S.Pd.I., dan Ibu Sulis
Setyowati, S.Pd.I. yang bersedia memberikan waktunya untuk penulis dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi.
Selanjutnya penyusun hanya dapat berdo’a “jazakumullahu khairan jaza’
jazaan katsiran”. Penyusun sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun membuka tangan yang selebar-lebarnya
terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi
ini. Akhirnya, penyusun hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya.
Salatiga, 18 April 2016
Penulis
viii
ABSTRAK
Khuzaefi, Khulukul. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi
Puisi Melalui Metode Watch and Action Pada Siswa Kelas III MI
Muhammadiyah Ringinanom Kecamatan Wonosegoro Kabupaten
Boyolali Tahun Ajaran 2015/2016 Program Studi PGMI Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Imam Mas
Arum, M.Pd.
Kata kunci: Hasil Belajar Bahasa Indonesia, Puisi, Watch and Action,
Pembelajaran Bahasa Indonesia umumnya mengasah kemampuan siswa
untuk mau melakukan 4 aspek keterampilan berbahasa yaitu membaca,
menyimak, menulis, berbicara. Keterampilan berbahaa merupakan hal yang
penting bagi seorang pelajar khususnya, karena dengan menguasai keterampilan
berbahasa seseorang akan lebih mudah dalam menangkap pelajaran dan
memahami suatu maksud, oleh sebab itu guru sebagai pengajar haruslah lebih
kreatif dan inovatif dalam pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan. Namun
faktanya masih ada guru yang mengajar monoton. Hal itu membuat siswa bosan
dan banyak yang berbicara sendiri akibatnya hasil belajar Bahasa Indonesia
rendah. Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah penerapan
metode watch and action dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia
materi puisi pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Ringinanom Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun ajaran 2015/2016.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I dan
siklus II. Tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan
meliputi tes pre-test, post test, lembar pengamatan dan dokumentasi.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil
belajar siswa untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia materi puisi kelas III tahun
ajaran 2015/2016. Melalui watch and action adanya peningkatan hasil belajar
yang dapat dilihat kondisi awal dari hasil pembahasan yaitu Nilai rata-rata hasil
belajar siswa pada pra-siklus sebesar 70 atau 61,3% siswa yang tuntas belajar,
pada siklus I meningkat menjadi 71,9 atau 69,23% dan meningkat lagi pada siklus
II menjadi 77,3 atau 92,3% siswa tuntas. Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat
disimpulkan bahwa melalui metode watch and action dapat meningkatkan hasil
belajar Bahasa Indonesia materi puisi pada siswa kelas III MI Muhammadiyah
Ringinanom Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun ajaran
2015/2016.
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR BERLOGO
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas III semester I ............................. 37
Tabel 2.4 Penerapan WA dalam Pembelajaran di kelas ................. 45
Tabel 3.1 Nama Guru dan Staf Karyawan MI Muhammadiyah
Ringinanom ................................................................... 53
Tabel 3.2 Nama – nama Siswa kelas III MI Muhammadiyah
Ringinanom Tahun Ajaran 2015/2016 ........................... 54
Tabel 3.3 Aspek – aspek yang diamati terhadap aktivitas guru ....... 60
Tabel 3.4 Aspek – aspek penilaian afektif siswa ............................. 62
Tabel 3.5 Aspek penilaian psikomotorik siswa ............................... 63
Tabel 3.6 Aspek penilaian psikomotorik siswa siklus II ................ 69
Tabel 4.1 Nilai Pre – Test Hasil Belajar Siswa .............................. 71
Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I .................................. 73
Tabel 4.3 Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa
Siklus I .......................................................................... 74
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan terhadap Guru Siklus I ........................ 76
Tabel 4.5 Nilai Hasil belajar Siklus II ............................................. 80
x
Tabel 4.6 Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa
Siklus II .......................................................................... 81
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan terhadap Guru Siklus II ....................... 83
Tabel 4.8 Rekapitulasi Ketuntasan Pre – test .................................. 87
Tabel 4.9 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus I ...................................... 88
Tabel 4.10 Rekapitulasi Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa
Siklus I ............................................................................ 89
Tabel 4.11 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus II ..................................... 90
Tabel 4.12 Rekapitulasi Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa
Siklus II ........................................................................... 90
Tabel 4.13 Gabungan Nilai Hasil Belajar Antar Siklus ....................... 91
Tabel 4.16 Gabungan Nilai Aktivitas Belajar Siswa ........................... 93
Tabel 4.18 Performa Guru Saat Pembelajaran antar Siklus ................. 94
Tabel 4.20 Rekapitulasi Angket ......................................................... 95
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tahap – tahap Penelitian Tindakan Kelas....................... 11
Gambar 2.1 Pola Hubungan Proses Belajar dengan Hasil Belajar ...... 21
Gambar 2.3 Metode Watch and Action.............................................. 44
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.14 Peningkatan Hasil Belajar Pra – siklus, Siklus I dan
Siklus II ........................................................................ 92
Diagram 4.15 Gabungan Rata – rata Hasil Belajar ............................... 93
Diagram 4.17 Gabungan Nilai Aktivitas Belajar Siswa ........................ 94
Diagram 4.19 Performa Guru saat Pembelajaran .................................. 95
Diagram 4.21 Metode Watch and Action Menarik Bagi Siswa ............. 96
Diagram 4.22 Metode Watch and Action Membantu Pemahaman
Siswa ............................................................................ 96
Diagram 4.23 Metode Watch and Action Menegangkan bagi Siswa ..... 97
Diagram 4.24 Metode Watch and Action Siswa Mengalami
Kesulitan ....................................................................... 95
xi
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan ....................................... 6
E. Manfaat Penelitian.................................................................................... 6
F. Definisi Operasional ................................................................................. 7
G. Metode Penelitian ..................................................................................... 9
H. Instrumen Penelitian ............................................................................... 12
I. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 13
J. Analisis Data Penelitian.......................................................................... 13
K. Sistematika Penulisan ............................................................................. 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar Bahasa Indonesia............................................................... 16
1. Definisi Hasil Belajar ....................................................................... 16
2. Hasil Belajar ..................................................................................... 28
B. Bahasa Indonesia Materi Puisi ................................................................ 34
1. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ...................................................... 34
2. Puisi ................................................................................................. 39
C. WA (watch and action) .......................................................................... 40
1. Pengertian Metode WA (Watch and Action) ..................................... 40
2. Tahap Pembelajaran ......................................................................... 42
3. Penerapan di kelas ............................................................................ 45
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode WA (watch and action) .............. 50
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Muhammadiyah Ringinanom ............................... 51
1. Profil MI Muhammadiyah Ringinanom ............................................ 51
xii
2. Sarana dan Prasarana ........................................................................ 52
3. Visi dan Misi Madrasah .................................................................... 52
4. Tenaga pendidik dan staf karyawan .................................................. 53
B. Subjek Penelitian .................................................................................... 53
C. Waktu Penelitian .................................................................................... 54
D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 54
1. Deskripsi Awal atau Pra Siklus ......................................................... 55
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ......................................................... 56
a. Perencanaan ................................................................................ 56
b. Pelaksanaan tindakan .................................................................. 57
c. Observasi .................................................................................... 60
d. Refleksi ...................................................................................... 63
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ........................................................ 64
a. Perencanaan .................................................................................. 64
b. Pelaksanaan tindakan .................................................................... 65
c. Observasi ...................................................................................... 68
d. Refleksi ........................................................................................ 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus .................................................... 71
1. Pra –Siklus ...................................................................................... 71
2. Siklus I ............................................................................................ 72
a. Data Hasil Pengamatan ................................................................. 72
b. Refleksi ........................................................................................ 79
3. Siklus II ........................................................................................... 80
a. Data Hasil Pengamatan ................................................................. 72
b. Refleksi ........................................................................................ 86
B. Pembahasan ........................................................................................... 86
1. Hasil Sebelum PTK .......................................................................... 87
2. Hasil Penelitian Siklus I .................................................................... 88
3. Hasil Penelitian Siklus II .................................................................. 89
xiii
4. Performa Guru saat Pembelajaran .................................................... 94
5. Angket Siswa tentang Penggunaan Metode Pembelajaran Watch and
Action ............................................................................................. 95
6. Rekapitulasi Ketuntasan Gabungan .................................................. 98
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 100
B. Saran .................................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, dan bangsa (Silaban, 2003 : 3). Bahasa merupakan salah satu alat
yang digunakan untuk berinteraksi dalam kehidupan manusia di dunia. Indonesia
merupakan salah satu Negara yang memiliki bahasa khas atau nasionalis sendiri
dalam menyatukan dan menyampaikan sebuah pendapat atau makna tertentu
dimana tujuannya agar warga negaranya dapat memahami maksud satu sama lain.
Bahasa Indonesia adalah hasil kesepakatan dan ketetapan yang diperuntukkan
bagi segenap Warga Indonesia. Setiap Warga Negara Indonesia wajib dan harus
mempelajari Bahasa Indonesia sebagai bentuk cinta tanah air dan sebagai penguat
rasa nasionalistik mempertahankan warisan pendiri bangsa.
Pemberian pelajaran Bahasa Indonesia sudah berjalan dan memiliki tempat
tersendiri berdasarkan kurikulum yang berlaku. Sehingga materi yang akan
disampaikan bervariasi meliputi keterampilan menulis, membaca, berbicara dan
memahami. Semua aspek yang menjadi fokus kriteria minimal dalam
penyampaian materi pembelajaran di setiap tingkatan jenjang pendidikan yaitu
SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA.
Kegiatan belajar Bahasa Indonesia secara formal dimulai sejak anak duduk
di usia SD/MI. Pemberian mata pelajaran Bahasa Indonesia sudah dilakukan sejak
anak duduk di kelas rendah atau kelas awal. Materi dasar Bahasa Indonesia yang
diberikan yaitu membaca dan menulis, hal ini bertujuan supaya anak tahu dan
paham sebagai bekal untuk belajar yang lainnya baik itu mata pelajaran Bahasa
Indonesia ataupun mata pelajaran yang lain. Setelah anak mampu menguasai
2
materi dasar membaca dan menulis dengan baik, maka anak dianggap sudah
memiliki bekal yang cukup. Materi yang disampaikan pun memiliki komposisi
yang sedikit menuntut guru untuk memberikan keterampilan kepada siswa, salah
satunya adalah keterampilan berbicara yaitu puisi.
Puisi adalah sebuah karya sastra yang memiliki keutamaan keindahan
rangkaian kata dan memiliki arti di baliknya. Puisi dalam penyampaiannya
merupakan salah satu bentuk keterampilan berbicara di depan umum inilah yang
banyak digunakan dalam kegiatan bermasyarakat, puisi juga dapat digunakan
sebagai sarana kritik yang lebih baik pada keadaan tertentu, dengan begitu anak
akan belajar percaya diri dan terampil berbicara di depan umum jika mendapatkan
pelajaran dengan strategi belajar yang sesuai dan inovatif.
Knapp & Schell (dalam Depdiknas, 2005) mengidentifikasi beberapa
masalah dalam pembelajaran, antara lain bahwa peserta didik kesulitan dalam
menerapkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah-masalah kompleks dan
dalam setting yang berbeda, seperti masalah pada bidang lain atau masalah di luar
sekolah. Begitu juga dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dalam keterampilan
berpuisi, siswa kurang mampu menghubungkan konsep-konsep dasar dengan
kehidupan di lingkungannya. Pembelajaran yang diterapkan selama ini di sekolah
adalah pembelajaran konvensional yang bersifat teoritik dan mekanistik.
Proses pendidikan Bahasa Indonesia tidak terlepas dari kegiatan belajar
mengajar di kelas. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru akan
menemukan berbagai permasalahan, baik permasalahan siswa, permasalahan
metodologis, permasalahan akademis maupun permasalahan nonakademis
lainnya. Semua permasalahan tersebut tentu berimplikasi langsung atau tidak
langsung terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Semua permasalahan tersebut
harus dianggap sebagai tantangan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.
Dilihat dari perilaku belajar siswa, juga akan ditemukan berbagai
permasalahan. Misalnya ada siswa yang lambat dalam memahami isi
pembelajaran, ada siswa yang tidak bisa bekerja secara kelompok, ada siswa yang
tidak mampu membuat suatu kesimpulan terhadap permasalahan, hasil belajar
3
yang masih rendah, belum bisa memenuhi nilai KKM, dan berbagai permasalahan
lainnya. Di dalam kelas seorang guru juga dituntut untuk mampu menyajikan
materi pelajaran dengan maksimal. Oleh karena itu diperlukan kreativitas dan
gagasan yang baru untuk mengembangkan cara penyajian materi pelajaran di
kelas terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kreativitas dan gagasan
baru yang dimaksud di sini adalah kemampuan seorang guru dalam memilih
pendekatan, metode, strategi ataupun media pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
menghadapi permasalahan yang ada. Begitu beragamnya permasalahan siswa
dalam belajar sehingga para ahli pembelajaran mengembangkan berbagai strategi
pembelajaran. Adanya berbagai permasalahan belajar dan tersedianya beragam
strategi pembelajaran, menuntut adanya kemampuan seorang guru untuk
memadukan antara strategi pembelajaran yang digunakan dengan karakteristik
metode belajar siswa (Wena, 2011 : 170).
Peneliti melakukan observasi di lingkungan kecamatan Wonosegoro dan
memilih MI Muhammadiyah Ringinanom sebagai objek observasi, karena sekolah
tersebut merupakan salah satu sekolah yang memiliki kondisi fisik, siswa dan
guru yang baik. Setelah melakukan observasi dan wawancara dengan guru kelas
dari kelas I sampai ke kelas VI maka terdapat berbagai masalah dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia. Kondisi tersebut dapat memberikan gambaran
dengan hasil pra survey guru kelas III MI Muhammadiyah Ringinanom
Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2015-2016 yang berkolaborasi dengan peneliti
dalam penelitian ini, disadari bahwa pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia
selama ini belum dapat menarik minat belajar siswa, didukung dengan data hasil
belajar Bahasa Indonesia yang masih rendah terutama dalam materi Puisi, karena
masih ada beberapa siswa memperoleh nilai di bawah KKM. Dari hasil
wawancara dengan siswa kelas III, diperoleh data bahwa siswa masih
menganggap Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang masih sulit, karena
materinya mereka anggap terlalu banyak sehingga siswa berpendapat bahwa
Bahasa Indonesia merupakan pelajaran hafalan dan sulit dipraktekkan. Selain itu,
guru belum mengorientasikan penerapan metode pembelajaran inovatif, belum
mengoptimalkan media pembelajaran dan penggunaan metode ceramah yang
4
berlebihan menyebabkan siswa menjadi pasif dan kurang bersemangat dalam
menerima pelajaran Bahasa Indonesia. Berbagai faktor tersebut menjadi penyebab
rendahnya kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga berdampak pada
hasil belajar siswa yang belum memuaskan.
Pernyataan tersebut didukung data dari pencapaian hasil evaluasi mata
pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III MI Muhammadiyah Ringinanom
semester 1 tahun pelajaran 2015-2016. Dalam pembelajaran pada materi Puisi,
nilai siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan
sekolah yaitu 70. Data hasil belajar siswa pada materi Puisi ditunjukkan dengan
nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 90 dengan rerata kelas 70. Dari 13 siswa, yang
mencapai target ketuntasan belajar hanya 61,53% atau sebanyak 8 siswa,
sedangkan yang belum mencapai target ketuntasan belajar mencapai 38,5% atau
sebanyak 5 siswa. Dengan melihat data hasil belajar mata pelajaran Bahasa
Indonesia ini, maka perlu sekali untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran, agar siswa mampu meningkatkan hasil belajar mereka pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan permasalahan ini guru harus menciptakan sebuah suasana
belajar yang menyenangkan serta mampu membuat siswa aktif dan kreatif dengan
mengoptimalkan potensi-potensi yang ada pada peserta didik. Guru harus
menerapkan metode yang menggunakan media agar dapat menambah pemahaman
siswa terhadap materi. Selain itu dengan penggunaan media ini, pembelajaran
akan terasa menarik bagi siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
siswa. Hal ini dapat memacu semangat belajar siswa agar hasil belajar dapat
sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan untuk sarana dan prasaran yang
menunjang pembelajaran di MI Muhammadiyah Ringinanom masih dalam
kategori yang biasa namun masih banyak kekurangan terutama dalam hal
multimedia.
Dari keadaan tersebut, untuk memecahkan permasalahan yang muncul,
peneliti menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan
kreativitas guru, yaitu menggunakan metode pembelajaran Watch and Action
5
(WA). Metode pembelajaran Watch and Action menekankan keaktifan siswa
dalam pembelajaran. Dengan menggunakan Watch siswa akan lebih tertarik
secara langsung melihat contoh nyata atau riil, sedangkan dengan Action siswa
dapat berperan aktif dalam pembelajaran sedangkan guru hanya bertugas sebagai
fasilitator dan pembimbing yang akan menunjang kegiatan siswa, diharapkan
dapat memotivasi siswa dalam belajar berpuisi, sehingga hasil belajarnya pun
akan meningkat. WA merupakan satu metode pembelajaran dengan pendekatan
kontruktivis yang pada mulanya terdiri atas tiga tahap, yaitu: 1. Pengenalan
konsep (concept intrduction); 2. Eksplorasi (exploration); dan 3. Melihat contoh
(looking metode).
Pada proses selanjutnya, tiga tahap lanjutan yang mengalami perkembangan.
Menurut Made, empat siklus tersebut saat ini dikembangkan menjadi lima tahap,
yang terdiri dari : 1. Pembangkitan Minat (Engagement); 2. Eksplorasi
(Exploration); 3. Penjelasan (Explanation); 4. Elaborasi (Elaboration); dan 5.
Evaluasi (Evaluation) (Wena, 2011 : 170).
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka upaya meningkatkan
kualitas pembelajaran dapat dikaji melalui penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan metode pembelajaran WA (Watch and Action) yang menekankan
pada keterampilan guru dan aktivitas belajar siswa dalam kerjasama kelompok,
tanggung jawab pada setiap individu agar dapat menarik perhatian siswa serta
menumbuhkan motivasi belajar, dengan judul ” Peningkatkan Hasil Belajar
Bahasa Indonesia Materi Puisi Melalui Metode Watch and Action (WA) pada
Siswa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Ringinanom
Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2015/2016”.
B. Rumusan Masalah
Apakah melalui metode WA (watch and action) dapat meningkatkan hasil
belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Puisi kelas III MI
Muhammadiyah Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun ajaran
2015/2016?
6
C. Rumusan Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah melalui metode WA (watch and action) dapat
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Puisi
kelas III MI Muhammadiyah Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali
tahun ajaran 2015/2016.
D. Hipotesis
Metode WA (watch and action) dapat meningkatkan hasil belajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia materi Puisi kelas III MI Muhammadiyah
Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2015/2016.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan pendidikan pada umumnya, dan dapat memberikan
informasi baru bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul
dalam proses belajar mengajar khusunya dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia, terutama dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa mata
pelajaran Bahasa Indonesia materi Puisi.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Guru
Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh
guru dan menambah wawasan serta keterampilan pembelajaran yang
dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
b. Manfaat bagi Siswa
1) Siswa memperoleh pelajaran Bahasa Indonesia yang lebih menarik,
menyenangkan, dan memungkinkan dirinya untuk memahami materi
Bahasa Indonesia sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri,
kelompok, yang terstruktur dan yang tidak terstruktur.
7
3) Meningkatkan keberanian siswa mengungkapkan pendapat, ide,
pertanyaan, dan saran.
4) Meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam menyampaikan hasil
karyanya.
c. Manfaat bagi Sekolah
1) Menciptakan rasa saling membantu dan kerjasama dengan lembaga
lain sehingga suasana intensif tersebut menjadi lebih harmonis.
2) Dapat mengangkat nama baik sekolah tersebut karena dapat
mengembangkan metode pembelajaran yang tepat dan meningkatkan
hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan.
3) Membantu sekolah tersebut berkembang dikarenakan adanya guru-
guru yang profesional dan mempunyai kompetensi yang memadai.
d. Manfaat bagi Pendidikan
1) Dapat menemukan kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran
sehingga dapat memperbaiki kekurangan tersebut dan pada akhirnya
hasil belajar siswa akan meningkat.
2) Dunia pendidikan akan semakin maju karena guru semakin
profesional dan kreatif dalam meningkatkan pembelajaran.
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Belajar merupakan proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya
salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. ( Menurut Agus Suprijono,
2011:7 ). Jadi hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa baik
dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik yang merupakan timbal
balik dari proses belajar mengajar yang telah dilakukan.
8
2. Puisi
Pembelajaran bahasa Indonesia untuk sekolah dasar umumnya masih
menggunakan sastra imajinatif. Penulis memfokuskan materi pada puisi.
Menurut Zulela (2012) puisi untuk anak masih menggunakan bahasa
sederhana yang maknanya menggambarkan kejadian, peristiwa, pengalaman
sehari-hari dalam kehidupan nyata.
Puisi menurut Tim Spektrum (2015) adalah karangan yang bentuknya
terikat. Puisi ditulis dengan mengutamakan keindahan bahasa dan makna.
Puisi menurut Waluyo (1992) adalah bentuk karya sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun
dengan mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur batin. Sedangkan Puisi
menurut Pradopo (2008) adalah rekaman dan interpretasi pengalaman
manusia yang penting dalam bentuk wujud yang berkesan.
Maka dapat disimpulkan puisi adalah suatu karya sastra yang
menggambarkan kejadian, peristiwa, pengalaman seseorang secara
imajinatif dengan mengutamakan keindahan yang disusun dalam bentuk
yang berkesan.
3. Metode WA (Watch and Action )
Metode pembelajaran merupakan cara-cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun tercapai secara optimal.
(Majid, 2013 : 193)
Menurut J.R. David dalam Teaching Strategis for Collage Class Room
(1976) menyebutkan bahwa method is a way in achieving something (cara
untuk mencapai sesuatu). Artinya, metode digunakan untuk merealisasikan
strategi yang telah ditetapkan. (Majid, 2013 : 193)
Watch (menyimak) adalah istilah yang berkaitan dengan penggunaan
bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis. Metode
ini memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Upaya siswa dalam
mendapatkan data dilakukan dengan menyadap penggunaan bahasa
seseorang atau beberapa orang yang menjadi informan. (Mahsun, 2005 : 92)
9
Action (cakap) adalah metode yang memiliki teknik dasar stimulus
(pancingan), karena diharapkan siswa dapat terpancing untuk melakukan
sesuatu dari informan. (Mahsun, 2005 : 95)
Metode Watch and Action adalah suatu implementasi strategi
pembelajaran dengan menggunakan teknik sadap untuk mendapatkan data
atau gambaran awal kemudian ditindak lanjuti dengan memberikan stimulus
(pancingan) kepada siswa agar terpancing untuk melakukan sesuatu
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action
Research (CAR) dan di Indonesia dikenal dengan sebutan PTK. Namanya
sendiri sebetulnya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya.
Menurut Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi (dalam Mulyasa, 2011 : 10-
11) ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga
pengertian pula yang dapat diterangkan, yaitu sebagai berikut :
a. Penelitian, adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untu memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat
dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan, adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan denga
tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus
kegiatan.
c. Kelas, adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seseorang guru. Kelas bukan wujud ruangan
tetapi sekelompok siswa yang sedang belajar.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan
(action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu
praktik pembelajaran di kelasnya (Arikunto, 2006 : 28). Penerapan PTK
dalam penelitian ini didasarkan pada temuan problem dalam bentuk
10
problem pembelajaran yaitu tingkat pemahaman siswa terhadap mata
pelajaran Bahasa Indonesia rendah dan adanya keinginan guru untuk
memperbaiki tingkat pemahaman siswa dengan kegiatan penelitian.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas III MI Muhammadiyah
Ringinanom Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali yang berjumlah
13 siswa, laki-laki 4 siswa dan perempuan 9 siswa dan guru yang
mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III. Peneliti
menggunakan pola observasi yaitu peneliti yang mengamati dan guru
sebagai pelaku. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester 1
tahun ajaran 2015/2016.
3. Langkah-langkah Penelitian
Arikunto (2006 : 20), mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting, yaitu
meliputi : planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan),
dan reflection (refleksi). Adapun skema dan penjelasan untuk masing-
masing tahapan, sebagai berikut:
11
Gambar 1.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas
a. Perencanaan Tindakan (Planning)
Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh
rangkaian kegiatan dilakukan. Ada empat kegiatan dalam tahap
perencanaan yaitu : 1) menentukan target kompetensi, 2) mendesain
pembelajaran yaitu membuat skenario pembelajaran dengan penerapan
pemanfaatan lingkungan alam sekitar sekolah dan pendekatan
keterampilan proses (silabus, RPP, alat pembelajaran), 3) mendesain alat
tes, dan 4) membuat jadwal pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan
pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada
RPP dan perencanaan tindakan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga
kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.
c. Pengamatan (Observation)
Observasi hasil tindakan dilakukan selama pelaksanaan tindakan dengan
catatan guru mengikuti teknik pengajaran yang dirancang peneliti.
SIKLUS I Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan SIKLUS II
Pengamatan
Perencanaan
12
Instrumen observasi menggunakan pedoman observasi yang berisikan
indikator yang didesain berdasarkan fokus penelitian. Dalam hal ini
berisi indikator yang mewakili data. Tujuan pedoman tersebut untuk
mendiskripsikan hal-hal yang terjadi dalam proses penelitian tindakan. Di
samping itu peneliti juga menggunakan alat bantu rekam yaitu kamera
dan video untuk menambah validitas data. Pemantauan terfokus pada
kegiatan siswa dan kegiatan guru yaitu mencatat apa yang dilihat,
didengar, dan diamati selama proses pembelajaran berlangsung dalam
bentuk catatan lapangan.
d. Refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan seberapa jauh
tingkat perubahan perilaku siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan
khususnya dalam tingkat pemahaman siswa. Dengan refleksi akan
diperoleh masukan yang dapat untuk memperbaiki tindakan berikutnya.
Adapun bahan yang direfleksikan adalah hasil dari langkah perencanaan,
pelaksanaan tindakan dan pengamatan (observasi). Kemudian hasil catatan
tersebut didiskusikan bersama-sama antara peneliti dan guru (pola
kolaboratif). Hasil yang dicapai dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebelumnya.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan
adalah :
1. Lembar observasi, alat yang digunakan untuk mengamati secara langsung
kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
2. Soal tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai
yang menggambarkan pencapaian target kompetensi dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi puisi.
3. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat membantu
peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang akan peneliti
kumpulkan dalam teknik dokumentasi adalah RPP, nilai siswa sebelum
13
penerapan metode WA (watch and action), dan foto atau gambar selama
proses belajar mengajar berlangsung sebagai tanda bukti konkret dalam
pelaksanaan penelitian.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah :
1. Observasi, peneliti melakukan pengamatan selama proses penelitian
tindakan kelas dilakukan.
2. Tes tertulis, tes ini dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dan untuk mendapatkan data
kuantitatif dari siswa dalam materi puisi.
3. Dokumentasi, dilakukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam
proses pembelajaran berupa foto dan gambar hidup (Hartiny, 2010 : 93).
Instrumen yang dapat peneliti kumpulkan dalam teknik dokumentasi adalah
RPP, nilai siswa sebelum penerapan metode WA (watch and action), dan
foto atau gambar selama proses belajar mengajar berlangsung sebagai tanda
bukti konkret dalam pelaksanaan penelitian.
J. Analisis Data Penelitian
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan membandingkan
antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan oleh sekolah
yakni sebesar 70. Oleh karena itu setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya atau
mencapai KKM jika nilai perolehan siswa ≥ 70. Sebaliknya siswa dikatakan
belum tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa
< 70.
Selanjutnya, untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus
digunakan tolok ukur kriteria ketuntasan klasikal. Adapun KKM yang dipilih
sebesar 85% (Trianto, 2009: 241).
14
Adapun rumus presentase ketuntasan klasikal sebagai berikut (Djamarah,
2000 : 226) :
P = 𝐹
�獮 x 100 %
Keterangan:
P = Persentase
𝐹= Jumlah siswa yang tuntas belajar
𝑁= Jumlah semua siswa
K. Sistematika Penulisan
1. Bagian awal terdiri dari : Sampul, Lembar berlogo, Judul, Persetujuan
pembimbing, Pengesahan kelulusan, Pernyataan keaslian tulisan, Motto,
Halaman persembahan, Kata pengantar, Abstrak, Daftar isi, Daftar tabel,
Daftar gambar, dan Daftar lampiran.
2. Bagian inti terdiri dari :
BAB I, Pendahuluan. Pada bab ini berisi Latar belakang, Rumusan masalah,
Rumusan tujuan penelitian, Hipotesis, Manfaat penelitian, Definisi
operasional, Metodologi penelitian, Instrumen penelitian, Teknik
pengumpulan data, Analisis data penelitian, dan Sistematika penulisan.
BAB II, Landasan Teori. Pada bab ini berisi kajian yang membahas tentang
teori-teori atau landasan dari permasalahan yang ada di dalam penelitian
yaitu (1) Hasil belajar, (2) Puisi, dan (3) Metode WA (watch and action).
BAB III, Pelaksanaan Penelitian. Pada bab ini berisi tentang gambaran
umum MI Muhammadiyah Ringinanom, keadaan lokasi, keadaan gedung,
keadaan guru, keadaan peserta didik, visi dan misi, subjek penelitian, dan
objek penelitian. Pada bab ini juga berisi tentang deskripsi pelaksanaan
siklus I (Rencana, Pelaksanaan, Pengumpulan data/pengamatan, Refleksi),
(Deskripsi pelaksanaan siklus II (Rencana, Pelaksanaan, Pengumpulan
data/pengamatan, Refleksi).
Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini dianalisis hasil
penelitian yang telah dilakukan. Bab ini terdiri atas (1) Deskripsi hasil
belajar per siklus dan (2) Pembahasan.
15
Bab V, Penutup. Pada bab ini terdiri atas Kesimpulan dan Saran.
3. Bagian akhir terdiri dari : Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran, dan Riwayat
hidup penulis.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar Bahasa Indonesia
1. Definisi Hasil Belajar
a. Definisi belajar
1) Definisi belajar menurut bahasa
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, belajar berarti berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini memiliki pengertian
bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian
atau ilmu. Di sini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu
merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya
mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dicapai
sebelumnya (Baharuddin & Esa N.W, 2008 : 13).
2) Definisi belajar menurut para ahli
Definisi belajar menurut para ahli antara lain sebagai berikut :
a) Menurut Baharuddin dan Esa, belajar adalah proses manusia
untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan,
dan sikap (Baharuddin & Esa N.W, 2008 : 11).
b) Menurut Kastolani, belajar adalah tahapan perubahan perilaku
individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalamannya
berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya dan latihan yang
diperkuatnya (Kastolani, 2014 : 56).
c) Menurut Trianto, belajar adalah perubahan pada individu yang
terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan
atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang
sejak lahir (Trianto, 2009 : 16).
d) Sedangkan menurut W.S Winkel, belajar adalah suatu aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
17
dengan lingkungannya, yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan
nilai sikap (Winkel, 1996 : 53).
b. Belajar
Belajar adalah hal terpenting dalam setiap usaha pendidikan,
sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan.
Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan
makna yang terkandung dalam belajar. Seseorang belajar pada
dasarnya didorong keinginan untuk mengembangkan potensinya dalam
mencapai tujuan. Dalam perspektif agama islam, belajar merupakan
kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu
pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka.
Hal ini dinyatakan dalam surat Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:
ير فع الله الذ ين امنو منكم والذ ين أوتوا العلم د رجا ت
...
“ ...Niscaya Allah akan meninggikan orang – orang yang beriman
diantaramu dan orang – orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat”.
Berikut definisi belajar menurut beberapa pakar pendidikan;
(Suprijono,Agus 2011: 2)
1) Gagne mengatakan belajar adalah perubahan disposisi atau
kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktifitas. Perubahan
18
disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses
pertumbuhan seseorang secara alamiah.
2) Travers
Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.
3) Morgan
Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai
hasil dari pengalaman.
4) Harold Spears
Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu,
mendengar dan mengikuti arah tertentu.
Dari uraian diatas belajar secara umum dapat dipahami sebagai
tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif, afektif dan psikomotor.
Adapun prinsip-prinsip belajar menurut teori Gestalt antara
lain: (Djamarah, 2011: 20-21)
1) Belajar berdasarkan keseluruhan
Orang berusaha menghubungkan suatu pelajaran dengan pelajaran
yang lain. Bahan pelajaran tidak dianggap terpisah, tetapi
merupakan satu kesatuan.
2) Belajar adalah suatu proses perkembangan
19
Anak-anak bisa dapat mempelajari dan merencanakan bila ia telah
matang untuk menerima bahan pelajaran itu. Manusia sebagai
organisme yang berkembang, kesediaannya mempelajari sesuatu
tidak hanya ditentukan oleh kematangan jiwa, tapi juga
perkembangan sebab lingkungan dan pengalaman.
3) Anak didik sebagai organisme keseluruhan
Anak didik belajar tidak hanya intelektualnya saja, tetapi juga
emosional dan jasmaniahnya.
4) Terjadi transfer
Bila dalam suatu kemampuan telah dikuasai, maka dapat
dipindahkan untuk menguasai kemampuan yang lain. Kemampuan
tersebut dipakai untuk mempelajari hal-hal yang lain. Misalnya
belajar matematika bila telah menguasai dapat dipergunakan
dalam masalah jual-beli bahan tertentu.
5) Belajar adalah reorganisasi pengalaman
Belajar timbul bila seseorang menemui situasi baru dalam
kehidupannya. Dalam menghadapi hal itu ia akan menggunakan
semua pengalaman yang telah dimilikinya. Anak akan
mengadakan reorganisasi pengalamannya. Misalnya seorang anak
kulitnya mengelupas akibat terbakar saat bermain api. Anak
belajar dari pengalamannya bahwa api itu panas dan bisa
membakar kulit manusia. Karena pengalaman itu anak didik tidak
akan mengulangi untuk bermain-main dengan api.
20
6) Belajar harus dengan insight
Insight adalah suatu saat dalam proses belajar dimana seseorang
melihat (insight) hubungan tertentu dalam unsur yang
mengandung suatu problem. Misalnya peristiwa banjir yang
dihubungkan dengan faktor-faktor lain.
7) Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan
dan tujuan.
8) Belajar berlangsung terus-menerus.
Belajar tidak hanya disekolah, tetapi juga diluar sekolah. Anak
didik dapat memperoleh pengetahuan/pengalaman sehari-hari
dirumah atau dimasyarakat.
c. Hubungan proses dengan hasil belajar
Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang berupa
ketrampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau
pengalaman yang diperoleh. (Sam’s, 2010: 33)
Mulyasa (2009: 212) menambahkan hasil belajar adalah
prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi
indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang
bersangkutan.
Proses belajar dan hasil belajar merupakan satu kesatuan yang
saling terkait. Belajar dapat dipandang dari dua subjek, yaitu guru dan
siswa. Dari segi siswa belajar dialami sebagai suatu proses, sedangkan
21
dari segi guru proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar
tentang sesuatu hal. Berikut pola hubungan proses belajar dengan hasil
belajar:
Gambar 2.1
Pola Hubungan Proses Belajar Dengan Hasil Belajar
(Dimyati, 2002: 19)
Bagan diatas menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran
dirumuskan oleh guru berdasarkan pertimbangan – pertimbangan
tertentu. Tujuan pembelajaran tersebut juga merupakan sasaran belajar
bagi siswa menurut pandangan dan rumusan guru, siswa memiliki latar
pengalaman dan kemampuan awal dalam proses pembelajaran.
Kegiatan belajar mengajar merupakan tindak pembelajaran guru dikelas
dengan menggunakan bahan mengajar dari berbagai bidang studi
disekolah. Proses belajar merupakan hal yang dialami oleh siswa,
sebagai wujud respon terhadap pembelajaran yang telah direncanakan
oleh guru yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif,
Guru
Siswa
Tujuan
Pembelajaran
Kegiatan belajar
mengajar
Bahan Belajar
Proses belajar
peningkatan
kemampuan
kognitif, afektif,
Psikomotorik
Perilaku
Hasil
Belajar
22
afektif, psikomotorik. Perilaku siswa merupakan hasil proses belajar,
dan hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar.
Suprijono (2011:6) menambahkan bahwa hasil belajar adalah
pola perbuatan, nilai, sikap, apresiasi dan ketrampilan, merujuk
pemikiran Gagne hasil belajar berupa:
1) Informasi Herbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
2) Ketrampilan Intelektual merupakan kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang.
3) Strategi Kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Ketrampilan Motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi , sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima dan menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap merupakan
kemampuan menjadikan nilai –nilai sebagai standar perilaku.
Menurut Bloom hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotorik. (Suprijono,Agus 2011: 6)
1) Kognitif mencakup pengetahuan, pemahaman, menerapkan,
analisys (menguraikan), synthesis (merencanakan) dan menilai.
23
2) Ranah Afektif meliputi sikap menerima, memberikan respon,nilai,
organisasi, karakterisasi.
3) Ranah psikomotor meliputi fisik.
Sebagaimana menurut Reigeluth hasil belajar merupakan semua
akibat yang dapat terjadi dan dapat dijadikan sebagai indikator tentang
nilai dari penggunaan suatu metode. Snalbeker mengatakan bahwa
perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah
melakukan perbuatan belajar adalah hasil belajar. (Rusmono, 2012: 8)
Dari uraian definisi mengenai hasil belajar diatas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara
keseluruhan yang merupakan timbal balik dari proses belajar yang telah
dilakukan, perubahan tersebut tidak hanya terjadi pada salah satu aspek
potensi kemanusiaan.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
serangkaian kegiatan untuk memperoleh perubahan tingkah laku
melalui pengalaman individu dalam berinteraksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
d. Hakikat belajar
Hakikat belajar ini sangat penting diketahui untuk dijadikan
pegangan dalam memahami secara mendalam masalah belajar. Dari
sejumlah definisi belajar yang telah diuraikan, ada kata yang sangat
penting untuk diketahui, yakni kata “perubahan”.
Ketika kata “perubahan” dibicarakan dan dipermasalahkan, maka
pembicaraan sudah menyangkut permasalahan mendasar dari masalah
24
belajar. Apa pun formassi kata dan kalimat yang dirangkai oleh para
ahli untuk memberikan pengertian belajar, maka intinya tidak lain
adalah masalah “perubahan” yang terjadi dalam diri individu yang
belajar.
Seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan diakhir
aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya dangan
pemilikan pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar.
Perubahan yang terjadi akibat belajar adalah perubahan yang
bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah laku.
Perubahan tingkah laku akibat mabuk karena meminum minuman
keras, akibat gila, akibat tabrakan, dan sebagainya, bukanlah kategori
belajar yang dimaksud. Oleh kar`ena itu, dapat disimpulkan bahwa
hakikat belajar adalah perubahan dan tidak setiap perubahan adalah
sebagai hasil belajar (Djamarah, 2011 : 14-15).
e. Ciri-ciri belajar
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada
beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri
belajar. Adapun ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :
1) Perubahan yang terjadi secara sadar, individu yang belajar akan
menyadari terjadinya perubahan itu atau individu merasakan telah
terjadi suatu perubahan dalam dirinya.
2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional, individu mengalami
perubahan yang berlangsung terus menerus dan tidak statis.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, individu
mengalami perubahan-perubahan yang selalu bertambah dan tertuju
untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.
4) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, perubahan tingkah
laku terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.
5) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku (Djamarah, 2011 :
15-17).
25
6) Perubahan perilaku relative permanent, perubahan tingkah laku
yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau
tidak berubah-ubah (Baharuddin & Esa N.W, 2008 : 15).
Dari uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa ciri-ciri
belajar yang dimaksud dalam penelitian ini antara lain : 1) siswa
mengalami perubahan secara sadar, siswa menyadari bahwa
pengetahuannya tentang materi Puisi bertambah; 2) siswa mengalami
perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, siswa aktif selama
proses pembelajaran berlangsung seperti aktif bertanya,
mengungkapkan pendapat, maju ke depan kelas untuk mengerjakan
tugas dari guru, dan sebagainya; 3) siswa mengalami perubahan
tingkah laku yang terarah, yaitu sesuai dengan kompetensi atau tujuan
pendidikan yang telah ditentukan; 4) siswa mengalami perubahan baik
dari segi afektif, kognitif, dan psikomotorik; 5) siswa mengalami
perubahan yang bersifat fungsional dan permanen, siswa mengalami
proses pembelajaran tentang materi Puisi yang dapat mengena pada
diri siswa, sehingga kecakapan yang dimilikinya tidak akan hilang
setelah belajar.
f. Prinsip-prinsip belajar
Prinsip-prinsip belajar dapat dijadikan sebagai dasar dalam upaya
pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya
belajarnya, maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan
mengajarnya. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan
motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman,
pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan
individual (Dimyati & Mudjiono, 2002 : 42).
Menurut Soekamto (dalam Baharuddin & Esa N.W, 2008 : 16), di
dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru
perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar sebagai berikut :
26
1) Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan
orang lain. Untuk itulah, siswalah yang harus bertindak aktiff.
2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan
langsung pada setiap langkah yang dilakukan selam proses belajar.
4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan
siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.
5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi
tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
Jadi, jelas bahwa dengan mengetahui prinsip-prinsip belajar,
seorang guru akan dapat melaksankan fungsi atau perannya semakin
baik. Hal ini dikarenakan bahwa prinsip-prinsip belajar memberikan
pedoman berharga bagi guru untuk dapat ditindaklanjuti dengan benar,
sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat diarahkan secara efektif dan
efisien (Kastolani, 2014 : 72).
g. Proses belajar di sekolah
Proses belajar di sekolah merupakan serangkaian aktivitas yang
dilakukan secara sengaja oleh seseorang atau individu pada saat belajar
di sekolah. Selama di sekolah, proses belajar terjadi tidak hanya pada
aspek kognitif, namun juga meliputi afektif, maupun psikomotoriknya
(Baharuddin & Esa N.W, 2008 : 16).
Menurut Syah (dalam Sriyanti, dkk, 2009 : 22), pengembangan
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik dalam proses belajar di
sekolahan memerlukan dua strategi. Strategi pertama, guru perlu
mengupayakan agar siswa dapat memahami isi materi pelajaran.
Strategi kedua, guru harus mengupayakan agar siswa dapat meyakini
arti pentingnya isi materi pelajaran dan mengaplikasikannya serta
menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran
tersebut.
27
Menurut Gagne (dalam Baharuddin & Esa N.W, 2008 : 17), proses
belajar yang terjadi di sekolah itu melalui tahap-tahap : motivasi,
konsentrasi, mengolah, menggali 1. menggali 2. hasil, dan umpan balik.
Pada tahap motivasi, muncul motivasi dan keinginan dalam diri
siswa untuk mempelajari sesuatu yang akan dipelajari. Oleh karena itu,
pada saat memulai pelajaran guru harus dapat membangkitkan motivasi
yang ada dalam diri siswa (Sriyanti, dkk, 2009 : 22).
Tahap konsentrasi, yaitu siswa memperhatikan unsur-unsur yang
relevan sehingga terbentuk pola perseptual tertentu. Kemudian tahap
mengolah informasi, yaitu siswa menahan informasi dalam STM (Short
Term Memory/ingatan jangka pendek) dan mengolah informasi untuk
diambil maknanya (dibuat berarti) (Kastolani, 2014 : 61).
Tahap menyimpan, yaitu siswa menyimpan simbol-simbol hasil
olahan yang telah diberi makna ke dalam Long Term Memory (LTM)
atau gudang ingatan jangka panjang. Pada tahap ini perubahan-
perubahan pun sudah terjadi, baik perubahan pengetahuan, sikap,
maupun keterampilan (Baharuddin & Esa N.W, 2008 : 17-18).
Tahap menggali 1, yaitu siswa menggali informasi yang telah
disimpan dalam ingatan jangka panjang ke dalam ingatan jangka
pendek untuk dikaitkan pada informasi baru yang diterimanya. Pada
tahap menggali 1 ini berarti terjadi pada proses belajar berikutnya.
Kemudian tahap menggali 2, yaitu siswa mulai menggali informasi
yang telah disimpan sebagai persiapan untuk masuk tahap hasil. Tahap
menggali 2 merupakan tahap persiapan untuk kepentingan kerja,
menyelesaikan tugas, dan menjawab soal-soal (Sriyanti, dkk, 2009 :
23).
Tahap hasil , yaitu siswa menggunakan informasi yang telah tergali
sebelumnya untuk menunjukkan hasil yang merupakan hasil belajar.
Tahap yang terakhir adalah tahap umpan balik, yaitu siswa memperoleh
penguatan (konfirmasi) saat perasaan puas atas hasil yang ditunjukkan
(Baharuddin & Esa N.W, 2008 : 18).
28
2. Hasil Belajar
a. Pengertian hasil belajar
Menurut Depdikbud (1996: 48) bahwa setiap siswa dikatakan
tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban siswa ≥
65 %, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal)
jika dalam kelas tersebut ≥ 85 % siswa yang telah tuntas belajarnya.
Berdasarkan ketentuan KTSP penentuan keberhasilan belajar di
tentukan oleh masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah
kriteria ketuntasan minimal (KKM), dengan berpedoman pada tiga
pertimbangan yaitu: kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda,
fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda, dan daya dukung setiap
sekolah juga berbeda. Dengan demikian, setiap sekolah dan setiap mata
pelajaran memiliki KKM yang dapat berbeda dengan sekolah lain
(Trianto, 2009 : 241-242).
Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan guru dalam
melakukan penilaian hasil belajar, yaitu:
1) Penilaian Acuan Norma (Norm-Referenced Assesment), adalah
penilaian yang membandingkan hasil belajar siswa terhadap hasil
belajar siswa lain di kelompoknya.
2) Penilaian Acuan Patokan (Criterion-Referenced Assesment), adalah
penilaian yang membandingkan hasil belajar siswa dengan suatu
patokan yang telah ditetapkan sebelumnya, suatu hasil yang harus
dicapai oleh siswa yang dituntut oleh guru (Ign Masidjo, 1995 :
160).
Penilaian hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penilaian Acuan Patokan (PAP) dimana siswa harus mencapai standar
ketuntasan minimal. Standar ketuntasan minimal tersebut telah
ditetapkan oleh guru dengan memperhatikan hasil siswa yang dianggap
berhasil. Siswa dikatakan tuntas apabila hasil belajar siswa telah
29
mencapai skor tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya dan siswa
tersebut dapat dikatakan telah mencapai kompetensi yang telah
ditetapkan. Adapun KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI
Muhammadiyah Ringinanom yaitu 70.
b. Perwujudan Hasil Belajar
Syah (dalam Sriyanti, dkk, 2009 : 20-21) menyatakan bahwa wujud
Hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud perubahan. Adapun
wujud perubahan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Kebiasaan; 2)
Keterampilan; 3) Pengamatan; 4) Berpikir asosiatif dan daya ingat; 5)
Berpikir rasional dan kritis; 6) Sikap; 7) Inhibisi; 8) Apresiasi; dan 9)
Tingkah laku efektif.
Dalam penelitian ini, peneliti berharap akan adanya perwujudaan
dari prestas belajar siswa yaitu : 1) keberhasilan siswa belajar akan
menjadikannya berperilaku dan mempunyai kebiasaan yang positif; 2)
siswa terampil dalam pembelajaran keterampilan berbicara yang pada
penelitian ini dengan menggunakan metode berpuisi langsung, subjek
memiliki kecakapan dalam hal keterampilan dan ketepatan ketika
mengerjakan tugas dari guru; 3) siswa dapat menanggapi atau
merespon dari apa yang telah mereka amati terhadap penjelasan guru
ataupun teman serta media pembelajaran seperti gambar berpuisi oleh
seseorang; 4) guru dapat mengajak siswa untuk dapat menghubungkan
materi yang dipelajarinya berdasarkan pengalaman yang telah mereka
alami dalam kehidupan sehari-hari; 5) siswa mampu menggunakan
logika untuk menentukan sebab-akibat, menganisis, menyimpulkan,
bahkan meramalkan sesuatu khususnya yang berkenaan dengan materi
Puisi; 6) siswa mengalami perubahan sikap yang relatif menetap sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai; 7) inhibisi, yang berarti siswa
memiliki kesanggupan dalam melakukan sesuatu secara baik; 8)
adanya apresiasi dalam diri siswa, seperti kemampuan untuk menilai
dan menghargai terhadap sesuatu khususnya selama proses
30
pembelajaran berlangsung; dan 9) siswa memiliki tingkah laku yang
efektif, yaitu tingkah laku yang bermanfaat.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks.
Oleh karena itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses
belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Suryabrata (dalam Sriyanti, dkk, 2009 : 23), keberhasilan
belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum,
keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.
Masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar
diri siswa. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti
faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal
tersebut terdiri dari dua yaitu :
a) Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar siswa yang berupa
kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Kondisi fisik
berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.
b) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar siswa yang berupa
manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilah
menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah,
dan lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan).
Misalnya, kehadiran orang dalam belajar, kedekatan hubungan
antara anak dengan orang lain, keharmonisan atau
pertengkaran dalam keluarga, hubungan antar personil sekolah
dan sebagainya (Sriyanti, dkk, 2009 : 24)
31
2) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri
siswa yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor
fisiologis dan faktor psikologis. Adapun penjelasannya sebagai
berikut :
a) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri
siswa. Faktor fisiologis terdiri dari :
(1) Keadaan tonus jasmani pada umumnya
Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam diri
siswa sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus
jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan
kebugaran fisik siswa. Apabila badan siswa dalam
keadaan bugar dan sehat maka akan mendukung hasil
belajar. Sebaliknya, jika badan siswa dalam keadaan
kurang bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil
belajar.
(2) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu
Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah keadaan
fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan
fungsi panca indra yang ada dalam diri siswa. Panca indra
merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam
diri siswa.
(3) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri
siswa. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat
kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,
kematangan, dan lain sebagainya (Sriyanti, dkk, 2009 : 24-
25).
Dari uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa faktor
eksternal dan internal dapat mempengaruhi keberhasilan belajar.
32
Pengaruhnya bisa bersifat positif yaitu dapat mendukung dalam
pencapaian hasil belajar sehingga didapat hasil yang maksimal dan
memuaskan, namun bisa juga bersifat negatif, yaitu menghambat
sehingga pencapaian hasil belajarnya kurang maksimal.
d. Ragam evaluasi hasil belajar
Evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan
berkesinambungan. Oleh karena itu, ragamnya pun banyak, mulai dari
yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Adapun ragam
evaluasi hasil belajar sebagai berikut :
1) Pre-test dan post-test
Kegiatan pre-test dilakukan oleh guru sebelum akan
memulai penyajian materi baru. Post-test adalah kegiatan evalausi
yang dilakukan oleh guru pada setiap akhir penyajian materi.
2) Evaluasi prasyarat
Tujuannya untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas
materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.
3) Evalausi diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah
satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian
tertentu yang belum dikuasai siswa.
4) Evaluasi formatif
Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan” yang
dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul.
5) Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif dapat dianggap sebagai “ulangan umum”
yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau hasil belajar
siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran.
6) Ujian Akhir Nasional (UAN)
Ujian Akhir Nasional (UAN) pada prinsipnya sama dengan
evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status
33
siswa (Syah, 2010 : 197). Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan ragam evaluasi yang berupa post-test, dengan tujuan
untuk mengetahui taraf penguasaan siswa terhadap materi yang
telah diajarkan. Sedangkan yang melatarbelakangi pelaksanaan
penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa dari pelaksanaan tes
formatif atau ulangan harian sebelum menggunakan metode WA
(Watch and Action).
e. Pentingnya penilaian hasil belajar
Menurut Suharsimi (dalam Widoyoko, 2009 : 36) guru maupun
pendidik lainnya perlu mengadakan penilaian terhadap hasil belajar
siswa karena dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan
penilaian hasil belajar mempunyai makna penting baik bagi siswa, guru
maupun sekolah. Adapun makna bagi ketiga pihak tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Makna bagi siswa
Dengan diadakannya penilaian hasil belajar, maka siswa
dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran
yang disajikan oleh guru.
2) Makna bagi guru
Makna diadakannya penilaian hasil belajar bagi guru antara
lain, yaitu :
a) Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh, guru akan dapat
mengetahui siswa-siswa mana yang sudah berhak melanjutkan
pelajarannya karena sudah berhasil mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) kompetensi yang diharapkan,
maupun mengetahui siswa-siswa yang belum berhasil
mencapai KKM kompetensi yang diharapkan.
b) Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh, guru akan dapat
mengetahui apakah pengalaman belajar (materi pelajaran) yang
disajikan sudah tepat bagi siswa sehingga untuk kegiatan
34
pembelajaran di waktu yang akan datang tidak perlu diadakan
perubahan.
c) Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh, guru akan dapat
mengetahui apakah strategi pembelajaran yang digunakan
sudah tepat atau belum (Widoyoko, 2009 : 37-38).
3) Makna bagi sekolah
Makna diadakannya penilaian hasil belajar bagi sekolah
antara lain, yaitu :
a) Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui
bagaimana hasil belajar siswa-siswanya, maka akan dapat
diketahui pula apakah kondisi belajar maupun kultur akademik
yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau
belum. Hasil belajar siswa merupakan cermin kualitas suatu
sekolah.
b) Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun
dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah untuk
mengetahui apakah yang dilakukan oleh sekolah sudah
memenuhi standar pendidikan sebagaimana dituntut Standar
Nasional Pendidikan (SNP) atau belum.
c) Informasi hasil penilaian yang diperoleh dapat dijadikan
sebagai pertimbangan bagi sekolah untuk menyusun berbagai
program program pendidikan di sekolah untuk masa-masa
yang akan datang (Widoyoko, 2009 : 39).
B. Bahasa Indonesia Materi Puisi
1. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
a. Pengertian Keterampilan Berbahasa Indonesia
Bahasa adalah kecakapan seseorang untuk memakai bahasa dalam
menulis,membaca, menyimak atau berbicara. Keterampilan berbahaa
merupakan hal yang penting bagi seorang pelajar khususnya, karena
35
dengan menguasai keterampilan berbahasa seseorang akan lebih mudah
dalam menangkap pelajaran dan memahami suatu maksud.
Tarigan (1990: 351) membagi keterampilan berbahasa meliputi
empat aspek, yaitu : keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, keterampilan menulis. Setiap keterampilan
sangat erat hubungannya dengan keterampilan lainnya yang beraneka
ragam.
b. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun, meliputi
unsur-unsur manusiawi, materil, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
yang saling memengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran serta
mempersiapkan peserta didik menghadapi kehidupan masyarakat
sehari-hari dengan mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan
kondisi belajar bagi peserta didik (Aqib, 2001:41).
Bahasa itu sendiri memiliki arti sistem lambang bunyi yang arbiter
yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk
bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Chaer,
1994:32).
Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar dilaksanakan
secara terpadu dengan bentuk keterkaitan antar bidang studi. Fungsi
pembelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai sarana pembinaan
kesatuan dan persatuan bangsa, peningkatan pengetahuan dan
keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
c. Karakteristik Bahasa Indonesia
Karakteristik Bahasa Indonesia adalah arbiter, produktif, dinamis,
beragam, manusiawi (Chaer, 2007 : 45-56).
1) Bahasa bersifat arbiter artinya hubungan antara lambing dengan
yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak
36
dapat dijelaskan mengapa lambing tersebut mengonsepsi makna
tertentu. Secara kongkret, alasan “kuda” melambangkan hewan
sejenis berkaki empat yang bisa dikendarai.
2) Bahasa bersifat produktif artinya dengan besaran unsur kata yang
terbatas, namun dapat dibuat menjadi unsur kata yang tidak
terbatas.
3) Bahasa bersifat beragam artinya meskipun bahasa memiliki pola
dan kaidah tertentu yang sama, namun bahasa itu digunakan olah
penutur heterogen yang mempunyai latar belakan sosial yang
berbeda, maka bahasa menjadi beragam baik dalam tataran
fonologi, morfologis, sintaksis maupun pada tataran leksikon.
4) Bahasa bersifat manusiawi artinya sebagai alat komunikasi verbal
yang hanya dimiliki oleh manusia.
d. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Adapun tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar,
dimaksudkan untuk :
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-
Nya.
2) Mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan
etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
3) Memberikan motivasi siswa guna membangun pengetahuan.
4) Siswa memperoleh keterampilan yang dapat dikembangkan dalam
hidup.
5) Siswa mampu mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
6) Siswa mampu mengembangkan kreativitasnya.
7) Siswa mampu mengembangkan ilmu, teknologi, informasi,
komunikasi, dan seni.
8) Menumbuhkan rasa kesadaran mencintai Bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan.
37
e. Ruang lingkup bahan kajian Bahasa Indonesia untuk SD/MI
Ruang lingkup pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen
kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-
aspek sebagai berikut : mendengarkan, berbicara, membaca, menulis
(Tarigan, 1990: 351).
f. Standar kompetensi dan kompetensi dasar
Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas III semester 1 adalah sebagai berikut :
Tabel. 2.2
Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas III semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Mendengarkan
Memahami penjelasan
tentang petunjuk dan cerita
anak yang di lisankan
1.1 Melakukan sesuatu
berdasarkan penjelasan yang
disampaikan secara lisan
1.2 Mengomentari tokoh-tokoh
cerita anak yang disampaikan
secara lisan
2. Berbicara
Mengungkapkan pikiran,
perasaan, pengalaman, dan
petunjuk dengan bercerita
2.1 Menceritakan pengalaman
yang mengesankandengan
menggunakan kalimat yang
runtut dan mudah dipahami
38
dan memberikan
tanggapan/saran
2.2 Menjelaskan urutan membuat
atau melakukan sesuatu
dengan kalimat yang runtut
dan mudah dipahami
2.3 Memberikan tanggapandan
saran sederhana terhadap
sesuatu masalah dengan
menggunakan kalimat yang
runtut dan pilihan kata yang
tepat
3. Membaca
Memahami teks dengan
membaca nyaring,
membaca intensif, dan
membaca dongeng
3.1 Membaca nyaring teks (20-25
kalimat) dengan lafal dan
intonasi yang tepat
3.2 Menjelaskan isi teks (100-150
kata) melalui membaca
intensif
3.3 Menceritakan isi dongeng
yang dibaca
39
4. Menulis
Mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi
dalam bentuk paragraph dan
puisi
4.1 Menyusun paragraph
berdasarkan bahan yang
tersedia dengan
memperhatikan penggunaan
ejaan
4.2 Melengkapi puisi anak
berdasarkan gambar
2. Puisi
Sastra adalah satu karya manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya (Y. Sumarjo : 1996). Dikatakan demikian karena manusia
hidup di dunia memerlukan banyak kebutuhan. Hal ini sejalan dengan
yang dikemukakan Jujun (1995) bahwa, manusia dalam hidupnya
mempunyai kebutuhan yang banyak sekali. Untuk memenuhi
kebutuhan manusia berfikir dan mencipta. Sastra merupakan bagian
dari kesenian yang dapat memberikan kesenangan , hiburan,
kebahagiaan pada manusia. (Zulela, 2012 : 18)
Karya sastra umum di bagi menjadi 2 yaitu sastra imajinatif dan
sastra nonimajinatif. Sastra imajinatif adalah karya sastra yang
mengungkap pengalaman manusia secara menarik berdasarkan
data/fakta, maka penulisannya bebas memilih bahan apa saja. Sastra
imajinatif meliputi prosa, puisi, drama. Sedangkan sastra nonimajinatif
adalah karya sastra yang mengungkapkan pengalaman manusia dengan
menggunakan bahasa yang mengesankan, data yang benar, dikemas
sedemikian rupa menarik, namun cerita yang dituturkan tidak akan lari
dari data sebenarnya. Sastra nonimajinatif meliputi penulisan esai,
40
kritik sastra, biografi dan otobiografi, catatan harian, memoar, sejarah.
(Zulela, 2012 : 26-30)
Pembelajaran bahasa Indonesia untuk sekolah dasar umumnya
masih menggunakan sastra imajinatif. Penulis memfokuskan materi
pada puisi. Menurut Zulela (2012) puisi untuk anak masih
menggunakan bahasa sederhana yang maknanya menggambarkan
kejadian, peristiwa, pengalaman sehari-hari dalam kehidupan nyata.
Puisi menurut Tim Spektrum (2015) adalah karangan yang
bentuknya terikat. Puisi ditulis dengan mengutamakan keindahan
bahasa dan makna. Puisi menurut Waluyo (1992) adalah bentuk karya
sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan struktur fisik dan
struktur batin. Sedangkan Puisi menurut Pradopo (2008) adalah
rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting dalam
bentuk wujud yang berkesan.
Maka dapat disimpulkan puisi adalah suatu karya sastra yang
menggambarkan kejadian, peristiwa, pengalaman seseorang secara
imajinatif dengan mengutamakan keindahan yang disusun dalam
bentuk yang berkesan.
C. WA (Watch and Action)
1. Pengertian Metode WA (Watch and Action)
Metode pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang dapat digunakan untuk mendesain pola–pola mengajar secara tatap
muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan
materi/perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku–buku
pelajaran dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar). Setiap metode
mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu
siswa untuk mencapai berbagai tujuan (Trianto, 2010 : 52).
Metode WA (watch and action) merupakan salah satu metode
pembelajaran yang mengawinkan metode simak (watch) dan metode cakap
41
(action). Pendekatan teori kontruktivistik pada dasarnya menekankan
pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat
keterlibatan proses belajar mengajar. Sehingga proses belajar mengajar
lebih berpusat pada siswa (student centered) dari pada teacher centerred.
Dengan kata lain pembelajaran menggunakan Metode Pembelajaran Watch
and Action berpusat pada siswa dan guru berperan sebagai fasilitator.
WA (watch and action) adalah suatu kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses pembelajaran yang
berpusat pada pebelajar (student centered). WA merupakan rangkaian
tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga
pebelajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai
dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif .
Menurut J.R. David dalam Teaching Strategis for Collage Class
Room (1976) menyebutkan bahwa method is a way in achieving something
(cara untuk mencapai sesuatu). Artinya, metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. (Majid, 2013 : 193)
Watch (menyimak) adalah istilah yang berkaitan dengan
penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara
tertulis. Metode ini memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap.
Upaya siswa dalam mendapatkan data dilakukan dengan menyadap
penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang yang menjadi
informan. (Mahsun, 2005 : 92)
Action (cakap) adalah metode yang memiliki teknik dasar stimulus
(pancingan), karena diharapkan siswa dapat terpancing untuk melakukan
sesuatu dari informan. (Mahsun, 2005 : 95)
Metode Watch and Action adalah suatu implementasi strategi
pembelajaran dengan menggunakan teknik sadap untuk mendapatkan data
atau gambaran awal kemudian ditindak lanjuti dengan memberikan
stimulus (pancingan) kepada siswa agar terpancing untuk melakukan
sesuatu.
42
Metode WA belajar ini mempunyai tujuan yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengkontruksi pengetahuan dan
pengalaman mereka sendiri dengan terlibat secara aktif mempelajari
materi secara bermakna dengan bekerja dan berpikir baik secara individu
maupun kelompok, sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-
kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
siswa kelas III madrasah. Serta guna meningkatkan kreativitas yang ada
dalam diri siswa, sehingga siswa lebih percaya diri dan mau untuk
mengembangkan dirinya.
2. Tahap Pembelajaran
Tahapan pembelajaran dalam penerapan WA dalam belajar (watch
and action) adalah sebagai berikut :
a. Pembangkitan minat (engagement)
Tahap pembangkitan minat merupakan tahap awal. Pada tahap ini,
guru berusaha membangkitkan dan mengembangkan minat dan
keingintahuan (curiosity) siswa tentang topik yang akan diajarkan. Hal
ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan tentang proses
faktual dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, siswa akan
memberikan respon atau jawaban. Kemudian jawaban siswa tersebut
dapat dijadikan pijakan oleh guru untuk mengetahui pengetahuan awal
siswa tentang pokok bahasan.
b. Eksplorasi (exploration)
Eksplorasi merupakan tahap kedua. Pada tahap ini dibentuk
kelompok-kelompok kecil antara 2-4 siswa, kemudian diberi
kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok kecil tanpa
pembelajaran langsung dari guru. Dalam kelompok ini siswa didorong
untuk untuk menguji hipotesis dan atau membuat hipotesis baru,
mencoba alternatif pemecahannya dengan teman sekelompok,
melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide atau pendapat yang
43
berkembang dalam diskusi. Pada tahap ini guru disini bertindak
sebagai fasilitator.
c. Penjelasan (explanation)
Penjelasan merupakan tahap ketiga. Pada tahap ini, guru dituntut
mendorong siswa untuk menjelaskan suatu konsep dengan kalimat
atau pemikiran sendiri, meminta bukti dari klarifikasi atas penjelasan
siswa, dan saling mendengar secara kritis penjelasan antar siswa atau
guru.
d. Elaborasi (elaboration)
Elaborasi merupakan tahap keempat. Pada tahap ini siswa
menerapkan konsep dan keterampilan yang telah dipelajari dalam
situasi baru atau konteks yang berbeda. Dengan demikian, siswa akan
dapat belajar secara bermakna, karena telah dapat menerapkan atau
mengaplikasikan konsep yang baru dipelajarinya dalam situasi baru.
Jika tahap ini dapat dirancang dengan baik oleh guru maka motivasi
belajar siswa tentu dapat mendorong peningkatan hasil belajar siswa.
e. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi merupakan tahap akhir. Pada tahap ini, guru dapat
mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa dalam menerapkan
konsep baru. Siswa dapat melakukan evaluasi diri dengan mengajukan
pertanyaan terbuka dan mencari jawaban yang menggunakan
observasi, bukti, dan penjelasan yang diperoleh sebelumnya. Hasil
evaluasi ini dapat dijadikan guru sebagai bahan evaluasi tentang
proses penerapan strategi siklus belajar yang sedang diterapkan,
apakah sudah berjalan dengan sangat baik, cukup baik, atau masih
kurang. Demikian pula melalui evaluasi diri, siswa akan dapat
mengetahui kekurangan atau kemajuan dalam proses pembelajaran
yang sudah dilakukan. (Wena, 2011 : 170-172)
44
Kelima tahap tersebut dapat digunakan dalam bentuk siklus seperti di bawah ini :
Gambar. 2.3
Gambar metode Watch and Action
Berdasarkan tahapan dalam strategi pembelajaran bersiklus seperti
yang telah dipaparkan diatas, diharapkan siswa tidak hanya mendengar
keterangan guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali, menganalisis,
mengevaluasi pemahamannya terhadap konsep yang dipelajari. Perbedaan
mendasar antara strategi pembelajaran siklus belajar dengan pembelajaran
konvesional adalah guru lebih banyak bertanya daripada memberi tahu.
Misalnya, pada waktu akan melakukan eksperimen terhadap suatu
permasalahan, guru tidak memberi petunjuk langkah-langkah yang harus
dilakukan siswa, tetapi guru mengajukan pertanyaan penuntun tentang apa
yang akan dilakukan siswa, apa alasan siswa merencanakan atau
memutuskan perlakuan yang demikian. Dengan demikian, kemampuan
analisis, evaluatif, dan argumentatif siswa dapat berkembang dan
meningkat secara signifikan.
5. Tahap
Evaluasi
1. Tahap
pembangkitan
minat
2. Tahap
Eksplorasi
4. Tahap
Elaborasi
3. Tahap
Penjelasan
45
3. Penerapan di kelas
Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses
pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 2.4
Penerapan WA dalam belajar di kelas
No. Tahap Siklus
Belajar
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Tahap
Pengembangan
Minat
(Engagement)
Membangkitkan
minat dan
keingintahuan
(curiosity) siswa.
Mengembangkan
minat atau rasa
ingin tahu
terhadap topik
bahasan.
Mengajukan
pertanyaan tentang
proses faktual dalam
kehidupan sehari-
hari (yang
berhubungan topik
bahasan).
Memberikan
respons terhadap
pertanyaan guru.
Mengkaitkan topik
yang dibahas dengan
pengalaman siswa.
Mendorong siswa
Berusaha
mengingat
pengalaman
sehari-hari dan
46
untuk mengingat
pengalaman sehari-
harinya dan
menunjukkan
keterkaitannya
dengan topik
pembelajaran yang
sedang dibahas.
menghubungkan
dengan topik
pembelajaran
yang akan
dibahas.
2. Tahap Eksplorasi
(Exploration)
Membentuk
kelompok , memberi
kesempatan untuk
bekerja sama dalam
kelompok kecil
secara mandiri.
Membentuk
kelompok dan
berusaha bekerja
dalam kelompok.
Guru berperan
sebagai fasilitator.
Membuat
prediksi baru.
Mendorong siswa
untuk menjelaskan
konsep dengan
kalimat mereka
sendiri.
Mencoba
alternatif
pemecahan
dengan teman
sekelompok,
mencatat
pengamatan, serta
47
mengembangkan
ide-ide baru.
Meminta bukti dan
klarifikasi
penjelasan siswa,
mendengar secara
kritis penjelasan
antar siswa.
Menunjukkan
bukti dan
memberi
klarifikasi
terhadap ide-ide
baru.
Memberi definisi
dan penjelasan
dengan memakai
penjelasan siswa
terdahulu sebagai
dasar diskusi.
Mencermati dan
berusaha
memahami
penjelasan guru.
3. Tahap Penjelasan
(Explanation)
Mendorong siswa
untuk menjelaskan
konsep dengan
kalimat mereka
sendiri.
Mencoba
memberi
penjelasan
terhadap konsep
yang ditemukan.
Meminta bukti dan
klarifikasi
penjelasan siswa.
Menggunakan
pengamatan dan
catatan dalam
memberi
48
penjelasan.
Mendengar secara
kritis penjelasan
antar siswa atau
guru.
Melakukan
pembuktian
terhadap konsep
yang diajukan.
Memandu diskusi. Mendiskusikan.
4. Tahap Elaborasi
(Elaboration)
Mengingatkan siswa
pada penjelasan
alternatif dan
mempertimbangkan
data atau bukti saat
mereka
mengekplorasi
situasi baru.
Menerapkan
konsep dan
keterampilan
dalam situasi
baru dan
menggunakan
label dan definisi
formal.
5. Tahap Evaluasi
(Evaluation)
Mendorong dan
memfasilitasi siswa
mengaplikasi konsep
atau keterampilan
dalam setting yang
baru atau yang lain.
Bertanya,
mengusulkan
pemecahan,
membuat
keputusan,
melakukan
percobaan, dan
pengamatan.
5. Tahap Evaluasi Mengamati Mengevaluasi
49
(Evaluation) pengetahuan atau
pemahaman siswa
dalam hal penerapan
konsep baru.
belajarnya sendiri
dengan
mengajukan
pertanyaan
terbuka dan
mencari jawaban
yang
menggunakan
observasi, bukti,
dan penjelasan
yang diperoleh
sebelumnya.
Mendorong siswa
melakukan evaluasi
diri.
Mengambil
kesimpulan lanjut
atas situasi
belajar yang
dilakukannya.
Mendorong siswa
memahami
kekurangan atau
kelebihannya dalam
kegiatan
pembelajaran.
Melihat dan
menganalisis
kekurangan atau
kelebihannya
dalam kegiatan
pembelajaran.
50
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode WA (watch and action)
Dilihat dari dimensi guru, implementasi metode pembelajaran ini
dapat memperluas wawasan dan meningkatkan kreativitas guru dalam
merancang kegiatan pembelajaran. Sedangkan dilihat dari dimensi siswa,
penerapan metode pembelajaran ini memberikan kelebihan sebagai
berikut:
a. Meningkatkan motivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif
dalam proses pembelajaran.
b. Lebih berpeluang untuk menyampaikan pendapat dan gagasan.
c. Dapat menumbuhkan kegiatan belajar.
d. Pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Sedangkan kekurangan penerapan metode pembelajaran ini adalah
sebagai berikut:
a. Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi
dan langkah–langkah pembelajaran.
b. Menuntut kesungguhan dan kreatifitas guru dalam merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran.
c. Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi
51
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Muhammadiyah Ringinanom
1. Profil MI Muhammadiyah Ringinanom
Adapun profil MI Muhammadiyah Ringinanom adalah sebagai berikut :
a. Identitas
Nama Madrasah : MI Muhammadiyah Ringinanom
No. Identitas Sekolah : 111233090193
NPSN : 60711614
NPWP : 31.611.454.4-527.000
Nomor Telepon : 081329308048
b. Alamt lembaga
Jalan : Karanggede – Guwo
Provinsi : Jawa Tengah
Kabupaten : Boyolali
Kecamatan : Wonosegoro
Desa : Ringinanom Rt 01 Rw 07
Kode Pos : 57382
Daerah : Pedesaan
c. Informasi dokumen dan perijinan
Tahun Berdiri : 1956
No. SK Pendirian : 069/B.IV/Mdr/1.24/72
Tgl. SK pendirian : 01/01/1956
No. SK Ijin Pendirian : Ik/3.c/935/PEM/W/78
Status Akreditasi : B
Tahun Akreditasi : 2011
No. SK Akreditasi : Dd.043125
d. Informasi KKM
Status dalam KKM : Anggota
52
Komite Madrasah : Sudah terbentuk
e. Informasi penyelenggara madrasah
Penyelenggara Madrasah : Yayasan
Yayasan : MUHAMMADIYAH
f. Data kepala madrasah
Nama : Ahmad Jaelani, S.PdI.
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Strata 1
2. Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang ada di MI Muhammadiyah
Ringinanom adalah sebagai berikut :
a. Tanah dan bangunan
Luas Tanah : 1500 m²
Luas Bangunan : 280 m²
b. Sarana pendukung kegiatan belajar/mengajar
Ruang kelas : 6
Ruang Kepala Madrasah : 1
Ruang Guru : 1
Ruang UKS : 1
Ruang Toilet Guru : 1
Ruang Toilet Siswa : 1
Sumber Penerangan : PLN
3. Visi dan Misi Madrasah
MI Muhammadiyah Ringinanom sebagai lembaga pendidikan dasar
berciri khas islami perlu mempertimbangkan harapan siswa, orang tua
siswa, lembaga pengguna lulusan madrasah, dan masyarakat dalam
merumuskan visinya. Adapun visinya adalah “Terdepan yang siap
mencetak kader bangsa yang islami dan patriotisme”.
53
MI Muhammadiyah Ringinanom juga memiliki misi dalam
penyelenggaraan pendidikan adalah “Unggul dalam hasil giat bekerja dan
beramal”.
MI Muhammadiyah Ringinanom jjuga memiliki tujuan yaitu “Mendidik
anak-anak bangsa sebagai generasi Agama yang tangguh, beriman,
bertaqwa, dan nasionalisme”.
4. Tenaga pendidik dan staf karyawan di MI Muhammadiyah Ringinanom
berjumlah 9 guru dan 1 admin sekolah. Adapun nama dari ke seembilan
guru dan tenaga administrasi tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Nama Guru dan Staf Karyawan MI Muhammadiyah Ringinanom
No. Nama Jenis Kelamin
1. Muh.Yasin, S.Ag. L
2. Ari Supartini, S.PdI. P
3. Ahmad Jaelani, S.PdI. L
4. Tuminah, S.PdI. P
5. Kholidah, S.PdI. P
6. Khamidah Aryani, S.Pd.Si P
7. Ngatno, S.PdI. L
8. Isti Mustaqiyah, S.PdI. P
9. Dra. Sumirah P
10. Khulukul Khuzaefi L
B. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas III MI Muhammadiyah
Ringinanom yang berjumlah 13 siswa, terdiri dari 9 perempuan dan 4 laki-laki
yang pada tahun ajaran 2015/2016 tercatat sebagai siswa kelas III MI
Muhammadiyah Ringinanom Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali.
54
Adapun nama-nama siswa yang menjadi subjek penelitian adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.2
Nama-nama Siswa Kelas III MI Muhammadiyah Ringinanom Tahun
Ajaran 2015/2016
No. Nama Jenis Kelamin
1 Alhawa Nurul Fitriyah P
2 Ridwan Zamroni L
3 Elsa Nurhidayati P
4 Regina Cipta Karyani P
5 Afifta Ya’zud Sumbodo L
6 Siti Fatimah P
7 Lutfia Hanim Az Zahra P
8 Susi Rahayu P
9 Rizki Anang Saputro L
10 Selvi Adeaningtyas P
11 Fitriyana Ayu Istiani P
12 Wahid Syah Abdillah L
13 Fatkhiya Zulva Azmala P
C. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun ajaran 2015/2016 pada
bulan Oktober 2015. Adapun rinciannya sebagai berikut :
1. Observasi, dilaksanakan 2 kali yaitu pada hari Selasa, 5 Oktober dan hari
Kamis, 7 Oktober 2015.
2. Kegiatan Siklus I, dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Oktober 2015.
3. Kegiatan Siklus II, dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Oktober 2015.
D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan gambaran tentang kondisi kelas
III tempat penelitian dilaksanakan disertai penjelasan adanya perbedaan antara
55
metode ataupun metode pembelajaran yang biasa dilakukan dengan metode
pembelajaran yang kan di uji cobakan dalam penelitian ini.
MI Muhammadiyah Ringinanom ini merupakan tempat yang dipilih untuk
mengadakan penelitian tindakan kelas. Dengan subjek yang dikenai tindakan
adalah siswa kelas III yang berjumlah 13 siswa dengan fokus penelitian pada
pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia semester 1 dengan
menggunakan kurikulum KTSP pada materi Puisi.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan peneliti terdiri dari 2
siklus ini merancang metode pembelajaran yang berbeda dengan metode
pembelajaran yang biasa diterapkan dalam pembelajaran yang selama ini
berlangsung. Hal ini mengingat salah satu tujuan penelitian tindakan kelas
adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar siswa di kelas serta
kualitas proses pembelajaran. Peneliti menyadari bahwa proses pembelajaran
yang selama ini berlangsung kurang memberi dampak yang positif pada siswa
serta masih kurang mengena pada diri siswa yang pada akhirnya hasil belajar
siswa masih banyak yang rendah.
Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti mencoba
menerapkan metode pembelajaran yaitu WA (watch and action) pada setiap
siklus dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia materi puisi.
1. Deskripsi Data Awal atau Pra Siklus
Berdasarkan hassil observasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum
melakukan penelitian diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran di MI
Muhammadiyah Ringinanom. Sistem pembelajaran yang berlangsung
masih terpusat pada guru, guru lebih berperan aktif dalam pembelajaran.
Metode pembelajaran yang masih sering digunakan adalah ceramah.
Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang aktif. Selain
iu siswa juga kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran yang
ditunjukkan dengan masih sedikitnya siswa mengajukan pertanyaan,
sering bercanda dan asyik bermain dengan temannya, kurang
56
memperhatikan penjelasan guru ketika kegiatan pembelajaran
berlangsung.
Data yang diperoleh dari observasi, bahwa hasil tes formatif siswa
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Puisi masih banyak yang
belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Adapun KKM mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas III MI Muhammadiyah Ringinanom
adalah 70.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Dalam pelaksanaan siklus I ini terdiri dari empat tahapan yang
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Kegiatan
siklus I ini dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Oktober 2015 pukul 12.00-
13.10 dengan Standar kompetensi “Mengungkapkan pikiran, dan
informasi dalam bentuk paragraf dan puisi”. Adapun tahapan atau
langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu
membuat RPP dengan Standar kompetensi “Mengungkapkan pikiran,
dan informasi dalam bentuk paragraf dan puisi” dan kompetensi dasar
“menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan
memperlihatkan penggunaan ejaan”. Peneliti menggunakan metode
pembelajaran yaitu WA (watch and action). Adapun tahap perencanaan
meliputi :
1) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metode WA belajar (watch and action) pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas III.
2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Kamis, 21
Oktober 2015.
3) Menetapkan materi (kompetensi dasar) yang akan diajarkan pada
siklus I.
4) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
57
5) Menyusun tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada siklus I.
6) Membuat instrumen penelitian, yaitu :
a) Lembar observasi untuk kegiatan siswa, yaitu untuk
mengumpulkan data mengenai penilaian aspek afektif dan
psikomotik siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
b) Lembar observasi untuk kegiatan guru, yaitu untuk
mengumpulkan data mengenai pengelolaan kelas oleh guru.
c) Tes tertulis sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar dan
indikator kompetensi yang telah ditentukan.
7) Membuat lembar kerja siswa.
8) Menyiapkan alat atau media pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada hari Kamis,
21 Oktober 2015. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini mengacu
pada RPP yang telah disiapkan.
1) Kegiatan awal atau pendahuluan (± 10 menit)
a) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a
bersama, dipimpin oleh salah satu siswa dengan penuh khidmat.
b) Guru bertanya : “Apa kabar anak-anak?”
c) Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran
dan memeriksa kerapian pakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
Tahap 1. Pembangkitan Minat/Engagement
d) Guru memberikan apresiasi dengan menanyakan hal-hal yang
terkait dengan materi yang akan berlangsung. ” Apakah kalian
tahu contoh karya sastra?” Setelah mendengar berbagai
jawaban dari siswa, kemudian guru mengajak siswa untuk
mendengarkan salah contoh karya sastra yaitu puisi yang
58
dibacakan oleh guru, kemudian siswa diperintahkan untuk
mengamati apa isi yang terkandung dalam puisi yang telah
dibacakan. Kemudian guru menjelaskan tentang materi puisi.
e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan inti (± 50 menit)
Tahap 2. Eksplorasi/Exploration
a) Guru menunjukkan berbagai macam contoh puisi. Kemudian
guru meminta siswa memperhatikan dan guru bertanya kepada
siswa “ apakah kalian tahu Chairil Anwar?. Kemudian guru
mendengarkan jawaban dari siswa setelah itu guru menjelaskan
siapa yang dimaksudkan. Guru membentuk kelompok yang
terdiri 3 – 4 siswa setiap kelompoknya.
b) Guru membagikan LKS 1 dan LKS 2
c) Siswa secara berkelompok mengamati contoh puisi yang
diberikan guru berdasarkan bantuan LKS dan kemudian
mendiskusikan hasil pengamatannya. (Watch)
d) Guru meminta bukti berupa penjelasan siswa terhadap hasil
pekerjaannya di LKS 1.
e) Guru memberi penguatan dan penjelasan terhadap materi bagian
puisi dengan memakai penjelasan siswa terdahulu.
f) Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru.
Tahap 3. Penjelasan/Explanation
g) Perwakilan kelompok diminta untuk memberikan penjelasan
yaitu dengan menyampaikan hasil diskusi terhadap
pekerjaannya di LKS 2.
h) Siswa dalam memberikan penjelasan boleh menggunakan
catatan.
i) Guru serta siswa mendengar secara kritis dari penjelasan siswa.
59
j) Ketika kelompok yang satu menyampaikan penjelasan,
kelompok yang lain menyimaknya (diskusi klasikal).
Tahap 4. Elaborasi/Elaboration
k) Guru menunjukkan media pembelajaran berupa metode atau
bahan yang bisa dicontohkan menjadi puisi, seperti guruku,
sekolahku, sepedaku dan lain-lain yang ada disekitar.
l) Guru mendorong dan memfasilitasi siswa mengaplikasikan
konsep yang telah didapat sebelumnya dalam situasi baru.
m) Siswa secara individu dengan bimbingan guru, memperagakan
media yang telah disediakan oleh guru. (Action)
n) Guru memberi pujian dan tepuk tangan atas kerja siswa.
Tahap 5. Evaluasi/Evaluation
o) Siswa mengevaluasi belajarnya sendiri dengan mengajukan
pertanyaan dan atau menjawab pertanyaan dari guru berdasarkan
apa yang telah dipelajari (guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan hal yang belum jelas).
p) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang
telah berlangsung.
3) Kegiatan akhir atau penutup (± 10 menit)
a) Guru mendorong siswa untuk memahami kekurangan atau
kelebihannya terhadap pengetahuan yang dimiliki khususnya
pengetahuan mengenai materi pembelajaran yang telah
berlangsung yaitu dengan mengerjakan soal latihan (tes tertulis)
secara individu.
b) Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari pada
pertemuan yang selanjutnya.
c) Guru menutup dengan doa dan salam.
60
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengadakan penilaian aktivitas siswa
(penilaian afektif dan psikomotorik) maupun peneliti selama proses
pembelajaran berlangsung. Observasi terhadap siswa dilakukan oleh
peneliti, sedangkan penilaian aktivitas peneliti dilakukan oleh guru
kolaborator. Guru kolaborator menggunakan lembar observasi yang
telah disiapkan untuk melakukan pengamatan terhadap aktivitas peneliti
dalam mengelola pembelajaran yang sedang berlangsung di dalam
kelas.
Aspek pengamatan dalam penelitian ini mencakup aspek
pengamatan pada guru (yang bertindak sebagai guru adalah peneliti)
dan pengamatan pada siswa. Adapun aspek-aspek yang diamati
terhadap aktivitas guru adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Aspek-aspek yang diamati terhadap aktivitas guru
No Aspek yang diamati
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberi motivasi awal
3. Memberikan apresepsi (kaitan materi yang sebelumnya dengan
materi yang akan disampaikan)
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan diberikan
Sikap guru dalam Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa
61
8. Antusiasme dalam penampilan
9. Mobilitasi posisi mengajar
Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)
10. Bahan belajar disajikan sesuai langkah-langkah yang
diencanakan di RPP
11. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi)
12. Kejelasan dalam memberikan cotoh
13. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan
belajar
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
14. Penyanjian bahan pelajara sesuai dengan tujuan atau indikator
yang telah ditetapkan
15. Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan merespons
pertanyaan siswa
16. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan
Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
17. Menggunakan media secara efektif dan efisien
18. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Evaluasi Pembelajaran
19. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan
20. Penilaian yang diberikan seseuai dengan RPP
62
Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
21. Meninjau kembali materi yang telah diberikan
22. Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan
23. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
Tindak Lanjut (Follow Up)
24. Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun
kelompok
25. Menginformasikan materi atau bahan belajar yang akan
dipelajari berikutnya
Peneliti mengadakan penilaian terhadap aktivitas siswa yang
meliputi penilaian afektif dan psikomotorik melalui observasi. Adapun
aspek penilaian afektif siswa yang diamati adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4
Aspek-aspek penilaian afektif siswa
No. Aspek yang diamati
1. Kesiapan mengikuti pelajaran
2. Minat terhadap topik pembahasan yang akan berlangsung
3. Aktif dalam pembelajaran
4. Memperhatikan penjelasan guru
5. Melaksanakan tugas dari guru
6. Kerjasama dalam kelompok
7. Berani
8. Menghargai teman
63
Sedangkan aspek penilaian psikomotorik siswa adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5
Aspek penilaian psikomotorik siswa
Aspek yang diamati
Keterampilan dalam memperagakan/menggunakan media yang
telah disediakan oleh guru
d. Refleksi
Berdasarkan hasil tertulis pada siklus I diketahui bahwa jumlah
siswa yang mengalami ketuntasan belajar meningkat. Setelah diberi
tindakan terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dibanding
sebelum adanyatindakan melalui penerapan metode WA (watch and
action).
Pada tahap refleksi ini peneliti mengevaluasi kegiatan yang ada di
siklus I. Peneliti menemukan beberapa keberhasilan yang dicapai,
diantaranya :
1) Adanya perkembangan minat siswa terhadap pokok bahasan yang
dipelajari.
2) Sebagian siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran yang
berlangsung.
3) Sebagian siswa sudah dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan guru.
Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan yang dicapai, namun
masih banyak kekurangan yang ditemukan selama kegiatan siklus I.
Adapun kekurangan yang ditemukan, diantaranya :
1) Sebagian siswa masih kurang dalam kesiapan mengikuti pelajaran,
ditandai dengan posisi duduk yang salah dan berpakaian tidak rapi.
2) Selama proses pembelajaran berlangsung masih ada beberapa siswa
yang tidak aktif.
64
3) Masih ada beberapa siswa yang mengabaikan perintah atau pun
penjelasan dari guru, siswa cenderung ramai sendiri dan pandangan
tidak berpusat ke guru.
4) Dalam melaksanakan tugas dari guru, khususnya selama
pelaksanaan diskusi siswa belum dapat bekerja sama dengan baik.
Masih terdapat siswa yang hanya bergantung pada temannya.
5) Masih ada beberapa siswa yang kurang berani untuk memberikan
pendapat serta maju ke depan kelas.
6) Ada beberapa siswa yang kurang menghargai temannya ketika
presentasi.
7) Melaksanakan pembelajaran kurang sesuai dengan alokasi waktu
yang telah direncanakan.
Refleksi pada siklus I dilakukan untuk menentukan apakah siklus I
sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum. Jika belum maka
akan dicari kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I yang
selanjutnya akan diperbaiki pada siklus II.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan terhadap siklus I, maka
dapat disimpulkan bahwa pelaksannaan pada siklus I belum berhasil.
Dengan demikian perlu adanya pelaksanaan serta perbaikan pada siklus
II.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Dalam tahap ini peneliti menetapkan seluruh rencana tindakan
yang akan dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan siklus I. Kegiatan
siklus II ini dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Oktober 2015 pukul 07.30-
08.40 dengan kompetensi dasar “Mengungkapkan pikiran, dan informasi
dalam bentuk paragraph dan puisi”. Adapun tahapan atau langkah-langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian pada siklus II terlebih
dahulu membuat RPP dengan Standar kompetensi “Mengungkapkan
65
pikiran, dan informasi dalam bentuk paragraf dan puisi” dengan
kompetensi dasar “melengkapi puisi anak berdasarkan gambar”.
Adapun tahap perencanaan meliputi :
1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada hari Kamis, 28
Oktober 2015.
2) Menetapkan materi (kompetensi dasar) yang akan diajarkan pada
siklus II.
3) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
4) Menyusun tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada siklus II.
5) Membuat instrumen penelitian, yaitu :
a) Lembar observasi untuk kegiatan siswa, yaitu untuk
mengumpulkan data mengenai penilaian aspek afektif dan
psikomotik siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
b) Lembar observasi untuk kegiatan guru, yaitu untuk
mengumpulkan data mengenai pengelolaan kelas oleh guru.
c) Tes tertilis sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar dan
indikator kompetensi yang telah ditentukan.
d) Membuat lembar kerja siswa.
e) Menyiapkan alat atau media pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini mengacu pada RPP
yang telah disiapkan.
1) Kegiatan awal atau pendahuluan (± 10 menit)
a) Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama
dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh
khidmat.
b) Guru bertanya : “Apa kabar anak-anak?”
66
c) Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapian pakaian, posisi dan tempat
duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
Tahap 1. Pembangkitan Minat/Engagement
d) Guru menunjukkan beberapa gambar yang bisa dijadikan puisi.
Guru bertanya kepada siswa tentang pengalaman siswa
sebelumnya. Kemudian guru juga bertanya, “ gambar-gambar
apa sajakah ini? Apakah yang bisa anak-anak lakukan jika
berada seperti di gambar tersebut ?”
e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan inti (± 50 menit)
Tahap 2. Eksplorasi/Exploration
a) Guru membentuk kelompok yang terdiri 3–4 siswa setiap
kelompoknya.
b) Siswa secara berkelompok mencoba mencari jawaban dari ke-5
gambar yang telah ditunjukkan oleh guru di awal pelajaran dan
mengerjakan LKS yang diberikan guru.
c) Siswa mengerjakannya dengan berdiskusi dan diperbolehkan
membuka catatan di buku paket.
d) Guru mengecek pengetahuan yang dimiliki siswa apakah sudah
benar, masih salah, atau mungkin sebagian salah, sebagai benar
yaitu dengan cara guru meminta perwakilan kelompok memberi
penjelasan sederhana mengenai jawaban terhadap gambar orang-
orang yang sedang bersastra. Guru memberi penguatan dan
penjelasan secara singkat terhadap materi puisi dengan memakai
penjelasan siswa terdahulu.
e) Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru.
67
Tahap 3. Penjelasan/Explanation
f) Perwakilan dari kelompok mencoba memberikan penjelasan
yaitu dengan menyampaikan hasil diskusi terhadap
pekerjaannya di LKS. Siswa sebisa mungkin didorong untuk
menjelaskan dengan kalimat mereka sendiri.
g) Siswa dalam memberikan penjelasan diperbolehkan membuka
catatan.
h) Guru serta siswa mendengar secara kritis dari penjelasan
temannya.
i) Siswa dengan bimbingan guru berusaha menanggapi apa yang
telah disampaikan oleh temannya. Apakah konsep yang
disampaikan sudah benar atau masih ada yang kurang benar.
Tahap 4. Elaborasi/Elaboration
j) Guru mengajak siswa untuk menerapkan konsep atau
pengetahuan yang dimiliki dalam situasi baru yaitu dengan
melengkapi puisi rumpang. (Watch)
k) Guru membagikan kertas atau kartu beserta jawaban yang masih
acak kepada kelompok secara acak. Setiap kelompok
mendapatkan satu kertas atau kartu yang tertuliskan puisi
rumpang. (Action)
l) Siswa diminta secara berkelompok untuk melengkapinya teks
yang dipegangnya di karton yang telah disediakan guru sesuai
dengan jawaban yang benar.
m) Guru mendorong dan memfasilitasi siswa mengaplikasikan
konsep yang telah didapat sebelumnya dalam situasi baru.
n) Guru memberi pujian dan tepuk tangan atas kerja siswa.
Tahap 5. Evaluasi/Evaluation
o) Guru mengajak siswa untuk mengevaluasi atau mengecek
apakah yang ditempelkan sudah sesuai atau belum.
68
p) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang
telah berlangsung.
3) Kegiatan akhir (± 10 menit)
a) Guru mendorong siswa untuk memahami kekurangan atau
kelebihannya terhadap pengetahuan yang dimiliki khususnya
pengetahuan mengenai materi pembelajaran yang telah
berlangsung yaitu dengan mengerjakan soal latihan (tes tertulis)
secara individu
b) Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari pada
pertemuan yang selanjutnya.
c) Guru menutup dengan doa dan salam
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengadakan penilaian aktivitas siswa
(penilaian afektif dan psikomotorik) maupun peneliti selama proses
pembelajaran berlangsung. Observasi terhadap siswa dilakukan oleh
peneliti, sedangkan penilaian aktivitas peneliti dilakukan oleh guru
kolaborator. Guru kolaborator menggunakan lembar observasi yang
telah disiapkan untuk melakukan pengamatan terhadap aktivitas peneliti
dalam mengelola pembelajaran yang sedang berlangsung di dalam
kelas.
Aspek pengamatan pada siklus II ini sama dengan aspek
pengamatan pada siklus I yaitu mencakup aspek pengamatan pada guru
(yang bertindak sebagai guru adalah peneliti) dan pengamatan pada
siswa.
Pada siklus II, peneliti mengadakan penilaian terhadap aktivitas
siswa yang meliputi penilaian afektif dan psikomotorik melalui
observasi. Adapun aspek penilaian afektif siswa yang diamati sama
dengan aspek penilaian afektf siklus I. Sedangkan aspek penilaian
69
psikomotorik siswa pada siklus II berbeda dengan siklus I karena
disesuaikan dengan kegiatan media pembelajaran yang digunakan.
Adapun aspek penilaian psimotorik siswa adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6
Aspek penilaian psikomotorik siswa siklus II
Aspek yang diamati
Kecepatan dan ketepatan dalam menjodohkan
d. Refleksi
Berdasarkan hasil tertulis pada siklus II diketahui bahwa jumlah
siswa yang mengalami ketuntasan belajar semakin meningkat. Setelah
diberi tindakan terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa
dibanding pelaksanaan siklus I.
Pada tahap refleksi ini peneliti mengevaluasi kegiatan yang ada di
siklus II. Peneliti menemukan beberapa keberhasilan yang dicapai,
diantaranya :
1) Sebagian besar siswa telah siap mengikuti pelajaran, ditandai
dengan posisi duduk yang sudah benar dan berpakaian rapi.
2) Adanya perkembangan minat siswa terhadap pokok bahasan yang
dipelajari yang semakin meningkat
3) Sebagian besar siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran
yang berlangsung.
4) Sebagian besar siswa sudah dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan guru.
5) Sebagian besar siswa telah berperan aktif dalam proses
pembelajaran berlangsung.
6) Sebagian besar siswa telah memperhatikan perintah atau pun
penjelasan dari guru, siswa sudah tidak ramai sendiri dan
pandangan berpusat ke guru.
70
7) Dalam melaksanakan tugas dari guru, khususnya selama
pelaksanaan diskusi siswa sudah dapat bekerja sama dengan baik.
Sebagian besar siswa telah ikut berperan aktif.
8) Sebagian besar siswa telah berani untuk memberikan pendapat
serta maju ke depan kelas.
Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan yang dicapai, namun
masih ada kekurangan yang ditemukan selama kegiatan siklus II.
Adapun kekurangan yang ditemukan yaitu masih ada beberapa siswa
yang kurang menghargai temannya ketika presentasi, mereka lebih
asyik bermain sendiri.
Refleksi pada siklus II dilakukan untuk menentukan apakah siklus
II sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum. Jika belum maka
akan dicari kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus II yang
selanjutnya akan diperbaiki pada siklus III.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan terhadap siklus II, maka
dapat disimpulkan bahwa pelaksannaan pada siklus II sudah berhasil,
sehingga tidak diperlukan pelaksanaan siklus III.
71
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskrpsi Hasil Penelitian Tiap Siklus
1. Pra Siklus
Peneliti melakukan pre-test mata pelajaran Bahasa Indonesia
materi Puisi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum
dilakukan tindakan menggunakan metode watch and action kemudian
melakukan post-test setiap berakhirnya siklus. Adapun hasil pre-test dapat
dilihat dalam tabel berikut:
Tabel: 4.1
Nilai Pre-Test Hasil Belajar Siswa
No Nama KKM Nilai Keterangan
1. Alhawa Nurul Fitriyah 70 65 Tidak Tuntas
2. Ridwan Zamroni 70 70 Tuntas
3. Elsa Nurhidayati 70 65 Tidak Tuntas
4. Regina Cipta Karyani 70 75 Tuntas
5. Afifta Ya’zud Sumbodo 70 70 Tuntas
6. Siti Fatimah 70 65 Tidak Tuntas
7. Lutfia Hanim Az Zahra 70 70 Tuntas
8. Susi Rahayu 70 70 Tuntas
9. Rizki Anang Saputro 70 70 Tuntas
72
Data diatas dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KKM 70
sebanyak 8 siswa atau 61,53% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 13
siswa dan yang belum tuntas sebanyak 5 siswa atau 38,5% dari jumlah
siswa yang ada di kelas III MI Muhammadiyah Ringinanom. Nilai rata-
rata kelasnya adalah 70.
2. Siklus 1
Pada siklus I pengumpulan data hasil belajar siswa menggunakan
post-test dan lembar observasi. Dari instrument tersebut diperoleh data
tentang nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
a. Data Hasil Pengamatan
1) Hasil Belajar Siswa
Dari post-test yang dilakukan pada akhir pembalajaran siklus I
menggunakan metode Watch and Action mata pelajaran Bahasa
Indonesia materi Puisi diperoleh nilai hasil belajar siswa sebagai
berikut:
10. Selvi Adeaningtyas 70 65 Tidak Tuntas
11. Fitriana Ayu Istiani 70 65 Tidak Tuntas
12. Wahid Syah Abdillah 70 70 Tuntas
13. Fatkhiya Zulva Azmala 70 90 Tuntas
Jumlah 910
Rata-rata Kelas 70
73
Tabel: 4.2
Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus 1
Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil
post-test dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KKM 70
sebanyak 9 siswa atau 69,23% dari keseluruhan siswa yang berjumlah
13 siswa. Sedangkan yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau
No Nama L/
P
KKM Nilai Keterangan
1. Alhawa Nurul Fitriyah P 70 65 Tidak Tuntas
2. Ridwan Zamroni L 70 70 Tuntas
3. Elsa Nurhidayati P 70 70 Tuntas
4. Regina Cipta Karyani P 70 75 Tuntas
5. AfiftaYa’Zud Sumbodo L 70 75 Tuntas
6. Siti Fatimah P 70 65 Tidak Tuntas
7. Lutfia Hanim Az Zahra P 70 75 Tuntas
8. Susi Rahayu P 70 70 Tuntas
9. Rizki Anang Saputro L 70 70 Tuntas
10. Selvi Adeaningtyas P 70 65 Tidak Tuntas
11. Fitriyana Ayu Istiani P 70 65 Tidak Tuntas
12. Wahid Syah Abdillah L 70 80 Tuntas
13. Fatkhiya Zulva Azmala P 70 90 Tuntas
Jumlah 935
Nilai Rata-rata kelas 71,9
74
30,76% dari jumlah siswa yang ada di kelas III MI Muhammadiyah
Ringinanom. Nilai rata-rata kelasnya adalah 71,9. Dalam menentukan
besarnya prosentase peneliti menggunakan rumus;
P = 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100%. Sedangkan untuk
menentukan nilai rata-rata kelas dengan rumus; Rata-rata= jumlah Nilai
Jumlah Siswa
2) Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa
Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel: 4.3
Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
No Nama Skor Total
Skor
Nilai Pr
edi
kat
A B C D E
1 Alhawa Nurul F 2 2 2 2 1 9 60 C
2 Ridwan Zamroni 2 2 3 2 2 11 73 B
3 Elsa Nurhidayati 3 2 1 2 2 10 67 B
4 Regina Cipta K 2
2 3 2 2 11 73 C
5 Afifta Ya’zud S 2 3 1 3 2 11 73 B
6 Siti Fatimah 1 1 2 2 2 8 53 C
7 Lutfia Hanim A 2 1 3 2 2 10 67 B
75
8 Susi Rahayu 1 2 3 3 2 11 73 B
9 Rizki Anang S 2 2 2 2 2 10 67 B
10 Selvi Adeaningtyas 2 2 2 2 1 9 60 C
11 Fitriana Ayu I 2 2 1 2 2 9 60 C
12 Wahid Syah A 3 2 3 1 2 11 73 B
13 Fatkhiya Zulva A 2 3 3 2 3 13 87 A
Keterangan :
A = Ekspresi
B = Kreatifitas
C = Intonasi
D = Sikap
E = Vokal
Nilai 81 – 100 ( A Skor 3 = Sangat Baik )
Nilai 61 – 80 ( B Skor 2 = Baik )
Nilai 41 – 60 ( C Skor 1= Cukup )
Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat diketahui
bahwa dari nilai hasil pengamatan aktivitas belajar siswa Siklus I
dapat disimpulkan siswa yang mendapat predikat A sebanyak 1
siswa, mendapat predikat B sebanyak 8 siswa dan predikat C
sebanyak 4 siswa dari keseluruhan siswa yang berjumlah 13 siswa
yang ada di kelas III MI Muhammadiyah Ringinanom. Adapun
untuk menentukan nilai peneliti menggunakan rumus :
76
Nilai = 𝑁 (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑒 )
15(𝑆𝑘𝑜𝑟𝑒 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 )x 100
3) Performa Guru Dalam Pembelajaran
Berikut disajikan pengamatan aktivitas guru selama
melaksanakan pembelajaran menggunakan metode watch and action
pada kelas III MI Muhammadiyah Ringinanom mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi puisi :
Tabel: 4.4
Hasil Pengamatan terhadap Guru Siklus I
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan Siswa √
2 Melakukan Kegiatan Apersepsi √
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
3 Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
√
4 Mengkaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan
√
77
5 Menyampaikan materi dengan jelas √
6 Mengkaitkan materi dengan realita
kehidupan
√
B Pendekatan /straategi pembelajaran
7 Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan kompetensi( tujuan ) yang akan
dicapai
√
8 Melaksanakan pembelajaran secara
runtut
√
9 Menguasai kelas √
10 Melaksanakan pembelajaran yang
bersifat kontekstual
√
11 Melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan
yang bersifat positif
√
12 Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang
direncanakan
√
C Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran
13 Menggunakan media secara efektif dan
efisien
√
14 Menghasilkan pesan yang menarik √
15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan √
78
dan penggunaan media
D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan
siswa
16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran
√
17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap
respon siswa
√
18 Menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme siswa dalam pembelajaran
√
E Penilaian proses dan hasil Belajar
19 Memantau kemajuan belajar selama
proses pembelajaran
√
20 Melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi
√
F Penggunaan Bahasa
21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis
secara jelas, baik dan benar.
√
22 Menyampaikan pesan dengan gaya yang
sesuai
√
III PENUTUP
23 Melakukan refleksi / memberikan
kesimpulan materi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
√
79
24 Mengadakan tes formatif. √
Jumlah 12 57 4 -
Total 73
Kategori Baik
Keterangan :
A. Skor 4 Nilai 80 - 100 ( Sangat Baik )
B. Skor 3 Nilai 70 – 79 ( Baik )
C. Skor 2 Nilai 60 – 69 ( Sedang )
D. Skor 1 Nilai 0 - 59 ( kurang )
b. Refleksi
Dari hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus I,
peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut :
1) Pengelolaan waktu yang kurang optimal saat diskusi kelompok
berlangsung.
2) Beberapa siswa belum paham tentang perbedaan watch and action.
3) Siswa masih mengalami kebingungan untuk menentukan apakah
caranya menirukan guru salah atau benar.
Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan
melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar
pada siklus I. Aspek yang lebih diperhatikan untuk perbaikan pada
siklus II diantaranya:
1) Dalam pembagian kelompok pada siklus II dilakukan pada awal
pembelajaran yang bertujuan untuk mengefesienkan waktu.
80
2) Guru menyiapkan lembar petunjuk teknis peraturan watch and
action, hal ini bertujuan untuk meminimalisir kesalahpahaman
aturan dalam proses belajar.
3) Penekanan materi yang dirasakan sulit oleh sebagian besar siswa
dengan latihan soal saat kerja tim/ tugas kelompok sebelum watch
and action.
3. Siklus 2
a. Data Hasil Pengamatan
1) Hasil Belajar Siswa
Hasil yang didapatkan pada siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel: 4.5
Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama L/P KKM Nilai Keterangan
1. Alhawa Nurul Fitriyah P 70 70 Tuntas
2. Ridwan Zamroni L 70 75 Tuntas
3. Elsa Nurhidayati P 70 75 Tuntas
4. Regina Cipta Karyani P 70 85 Tuntas
5. Afifta Ya’zud Sumbodo L 70 85 Tuntas
6. Siti Fatimah P 70 65 Tidak Tuntas
7. Lutfia Hanim Az Zahra P 70 80 Tuntas
8. Susi Rahayu P 70 75 Tuntas
9. Rizki Anang Saputro L 70 80 Tuntas
10. Selvi Adeaningtyas P 70 70 Tuntas
81
Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel: 4.6
Perolehan Nilai Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa
Siklus II
No Nama Skor Total
Skor
Nilai Pr
edi
kat
A B C D E
1 Alhawa Nurul F 2 2 2 2 2 10 67 B
2 Ridwan Zamroni 2 2 3 2 2 11 73 B
3 Elsa Nurhidayati 3 2 2 2 2 11 73 B
4 Regina Cipta K 2 2 3 3 3 13 87 A
5 Afifta Ya’zud S 2 3 3 3 2 13 87 A
6 Siti Fatimah 2 2 2 2 2 10 67 B
7 Lutfia Hanim A 2 2 3 2 2 11 73 B
8 Susi Rahayu 2 2 3 3 2 12 80 B
9 Rizki Anang S 3 2 3 3 2 13 87 A
11. Fitriyana Ayu Istiani P 70 70 Tuntas
12. Wahid Syah Abdillah L 70 85 Tuntas
13. Fatkhiya Zulva Azmala P 70 90 Tuntas
Jumlah 1005
Rata-rata Kelas 77,3
82
10 Selvi Adeaningtyas 2 3 2 2 2 11 73 B
11 Fitriyana Ayu I 3 2 2 2 2 11 73 B
12 Wahid Syah A 2 3 3 2 3 13 87 A
13 Fatkhiya Zulva A 2 3 3 3 3 14 93 A
Keterangan :
A = Ekspresi
B = Keterampilan Menyimak
C = Keterampilan Bercakap
D = Intonasi
E = Vokal
Nilai 81 – 100 ( A Skor 3= Sangat Baik )
Nilai 61 – 80 ( B Skor 2= Baik )
Nilai 41 – 60 ( C Skor 1= Cukup )
2) Performa Guru Dalam Pembelajaran
Berikut disajikan pengamatan aktivitas guru selama
melaksanakan pembelajaran menggunakan metode watch and action
pada kelas III MI Muhammadiyah Ringinanom pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi puisi :
83
Tabel: 4.7
Hasil Pengamatan terhadap Guru Sikus II
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan Siswa √
2 Melakukan Kegiatan Apersepsi √
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
3 Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
√
4 Mengkaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan
√
5 Menyampaikan materi dengan jelas √
6 Mengkaitkan materi dengan realita
kehidupan
√
B Pendekatan /straategi pembelajaran
7 Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan kompetensi( tujuan ) yang akan
dicapai
√
8 Melaksanakan pembelajaran secara
runtut
√
9 Menguasai kelas √
84
10 Melaksanakan pembelajaran yang
bersifat kontekstual
√
11 Melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan
yang bersifat positif
√
12 Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang
direncanakan
√
C Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran
13 Menggunakan media secara efektif dan
efisien
√
14 Menghasilkan pesan yang menarik √
15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
√
D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan
siswa
16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran
√
17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap
respon siswa
√
18 Menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme siswa dalam pembelajaran
√
E Penilaian proses dan hasil Belajar
85
19 Memantau kemajuan belajar selama
proses pembelajaran
√
20 Melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi
√
F Penggunaan Bahasa
21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis
secara jelas, baik dan benar.
√
22 Menyampaikan pesan dengan gaya yang
sesuai
√
III PENUTUP
23 Melakukan refleksi / memberikan
kesimpulan materi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
√
24 Mengadakan tes formatif.
√
Jumlah 24 51 2 -
Total 77
Kategori Baik
Perbaikan yang telah dilakukan pada siklus II, sebagaimana
ditampilkan pada tabel 4.7, menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas
III MI Muhammadiyah Ringinanom telah mencapai ketuntasan 92,3%.
Pembelajaran menggunakan metode watch and action seluruh siswa kelas
86
III MI Muhammadiyah Ringinanom, sebanyak 13 siswa, telah tuntas
dengan rata-rata kelas sebesar 77,3. Besarnya persentase peneliti
menggunakan rumus; P = 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100%. Sedangkan
untuk menentukan nilai rata-rata kelas dengan rumus; Rata-rata = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎
b. Refleksi
Hasil yang diperoleh pada siklus II meningkat dibandingkan
dengan siklus I. Pada siklus I masih ada 4 siswa yang belum tuntas,
namun pada siklus II siswa yang belum tuntas menjadi 1 siswa ,
sehingga ketuntasan hasil belajar mencapai 92,3% dengan kriteria
ketuntasan minimal 70 atau 85% dari jumlah siswa.
Pada siklus II, peneliti berhasil meningkatkan hasil belajar Bahasa
Indonesia materi puisi melalui metode pembelajaran watch and action
pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Ringinanom kecamatan
Wonosegoro kabupaten Boyolali.
B. Pembahasan
Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan peneliti
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat dari sebelum
dilaksanakannya tindakan. Hasil belajar siswa tersebut meliputi hasil
perolehan nilai pada post-test dan hasil pengamatan peneliti untuk menilai
aktivitas belajar siswa. Hal ini diperoleh setelah pelaksanaan tindakan
87
menggunakan watch and action dengan pendekatan pembelajaran berpusat
pada siswa.
Hasil penelitian yang dilakukan sebelum PTK, siklus I, dan siklus II
adalah sebagai berikut:
1. Hasil sebelum PTK
Sebelum pelaksanaan PTK, hasil pre-test siswa menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa kurang memuaskan, sebanyak 5 siswa belum mencapai batas
KKM. Batas KKM MI Muhammadiyah Ringinanom untuk mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas III adalah 70. Siswa yang telah mencapai KKM
sebanyak 61,53 %. Adapun data rekapitulasi niai ketuntasan siswa dapat
dilihat dalam tabel berikut:
Tabel: 4.8
Rekapitulasi Ketuntasan Pre-Test
TUNTAS
TIDAK
TUNTAS
8 5
Berdasarkan hasil observasi, ditemukan bahwa guru jarang
menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga
pembelajaran monoton dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab.
Hal ini menjadi salah satu faktor kurangnya keaktifan siswa. Maka dari itu
perlu didesain metode pembelajaran yang bisa meningkatkan keaktifan
siswa sehingga hasil belajar siswa meningkat. Dalam hal ini peneliti
88
mencoba melakukan tindakan dalam siklus I menggunakan metode
pembelajaran watch and action.
2. Hasil penelitian Siklus I
Rata-rata perolehan nilai belajar siswa adalah 71,9. Ketuntasan
siswa mencapai 69,23 % atau 9 siswa tuntas, tapi masih ada 4 siswa yang
nilainya masih dibawah KKM. Sedangkan pada aktivitas belajar siswa
selama proses pembelajaran berlangsung, siswa yang mendapat predikat A
sebanyak 1, mendapat predikat B sebanyak 8 siswa dan predikat C
sebanyak 4 siswa dari keseluruhan siswa yang berjumlah 13 siswa yang
ada di kelas III MI Muhammadiyah Ringinanom. Adapun rekapitulasi
nilai dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel: 4.9
Rekapitulasi Ketuntasan Siklus I
No Nilai Jumlah
Siswa
1 40 0
2 50 0
3 60 4
4 70 7
89
5 80 1
6 90 1
7 100 0
Total 13
Tabel: 4.10
Rekapitulasi Pengamatan Aktifitas Belajar Siswa Siklus I
No Predikat Jumlah
Siswa
1 A 1
2 B 8
3 C 4
Total 13
3. Hasil Penelitian Siklus II
Pada siklus II, rata-rata nilai hasil belajar siswa 77,3. Ketuntasan
mencapai 92,3%. Sedangkan pada aktivitas belajar siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, siswa yang mendapat predikat A mengalami
peningkatan sebanyak 5, mendapat predikat B sebanyak 8 siswa dan tidak
ada siswa yang mendapat predikat C dari keseluruhan siswa yang
berjumlah 13 siswa yang ada di kelas III MI Muhammadiyah Ringinanom.
Adapun rekapitulasi nilai dapat dilihat dalam tabel berikut:
90
Tabel: 4.11
Rekapitulasi Ketuntasan Siklus II
No Skor Nilai Jumlah
Siswa
1 40 0
2 50 0
3 60 1
4 70 6
5 80 5
6 90 1
7 100 0
Total 13
Tabel: 4.12
Rekapitulasi Pengamatan Aktifitas Belajar Siswa Siklus II
No Predikat Jumlah
Siswa
1 A 5
2 B 8
3 C 0
Total 13
91
Peningkatan nilai hasil belajar siswa dan peningkatan nilai sikap
saat aktifitas belajar siswa berlangsung pada siklus I dan siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel: 4.13
Gabungan Nilai Hasil Belajar Siswa Antar Siklus
B
No Nama Pre-test Siklus I Siklus II
1. Alhawa Nurul Fitriyah 65 65 70
2. Ridwan Zamroni 70 70 75
3. Elsa Nurhidayati 65 70 75
4. Regina Cipta Karyani 75 75 75
5. Afifta Ya’zud Sumbodo 70 75 85
6. Siti Fatimah 65 65 65
7. Lutfia Hanim Az Zahra 70 75 80
8. Susi Rahayu 70 70 75
9. Rizki Anang Saputro 70 70 80
10. Selvi Adeaningtyas 65 65 70
11. Fitriyana Ayu Istiani 65 65 70
12. Wahid Syah Abdillah 70 80 85
13. Fatkhiya Zulva Azmala 90 90 90
Nilai Rata –Rata 70 71,9 77,3
92
Berdasarkan pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa perolehan
rata-rata nilai pada siklus I meningkat menjadi 71,9, jika dibandingkan
dengan nilai pra-siklus yang hanya 70. Pada siklus II meningkat lagi
menjadi 77,3. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa
pelaksanaan PTK dengan menggunakan metode watch and action berhasil
meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil pre-test, post-test
siklus I dan post-test siklus 2 dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut:
Diagram: 4.14
Peningkatan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Adapun peningkatan rata-rata hasil belajar pada pra siklus, siklus I
dan siklus II dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Pre-test
Siklus I
Siklus II
93
Diagram: 4.15
Gabungan Rata-rata Hasil Belajar
Peningkatan nilai sikap dalam aktifitas belajar siswa dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel: 4.16
Gabungan Nilai Aktifitas Belajar Siswa
No Predikat Siklus I Siklus II
1 A 1 5
2 B 8 8
3 C 4 0
Total 13 13
Jika disajikan dalam bentuk diagram akan terlihat sebagaimana
diagram berikut:
66
68
70
72
74
76
78
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
94
Diagram: 4.17
Gabungan Nilai Aktifitas Belajar Siswa
4. Performa Guru Saat Pembelajaran
Berikut disajikan rekapitulasi data pengamatan aktivitas guru
selama melaksanakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II
menggunakan metode watch and action kelas III MI Muhammadiyah
Ringinanom Wonosegoro mata pelajaran Bahasa Indonesia materi puisi;
Tabel: 4.18
Performa Guru Saat Pembelajaran Antar Siklus
No Predikat Siklus I Siklus II
1 A 12 24
2 B 57 51
3 C 4 2
4 D 0 0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
A B C
Siklus I
Siklus II
95
Total 73 77
Jika disajikan dalam bentuk diagram akan terlihat sebagaimana
diagram berikut:
Diagram: 4.19
Performa Guru Saat Pembelajaran
Dari hasil pengamatan yang terlihat pada diagram diatas
membuktikan bahwa performa guru dalam melaksanakan pembelajaran
menggunakan metode watch and action siklus II semakin baik
dibandingkan dengan siklus I.
5. Angket Siswa tentang Penggunaan Metode Pembelajaran Watch and
Action
Tabel: 4.20
Rekapitulasi Angket
Jumlah Siswa Persentase
Menarik/Menyenangkan 12 92%
Membantu Pemahaman 11 85%
Siklus I
Siklus II
96
Menegangkan 3 23%
Kesulitan 2 15%
Jika disajikan dalam bentuk diagram akan terlihat sebagaimana
diagram berikut:
Diagram: 4.21
Metode Watch and Action Menarik Bagi Siswa
Diagram: 4.22
Metode Watch and Action Membantu Pemahaman Siswa
Menarik
Tidak Menarik
Membantu pemahaman
tidak membantu pemahaman
97
Diagram: 4.23
Metode Watch and Action Menegangkan Bagi Siswa
Diagram: 4.24
Metode Watch and Action Siswa Mengalami Kesulitan
Dari hasil analisis angket siswa pada tabel diatas menggambarkan
bahwa dari 13 siswa, sebanyak 92% menyatakan bahwa metode
pembelajaran watch and action menarik, 85% siswa menyatakan bahwa
metode pembelajaran watch and action membantu pemahaman, 20% siswa
menyatakan bahwa metode pembelajaran watch and action menegangkan,
dan 15% mengalami kesulitan dalam mengikuti dan mempraktekkan pada
setiap kesempatan.
Menegangkan
Tidak Menegangkan
Kesulitan
mudah
98
Ada satu siswa yang tidak mengumpulkan angket dan dihitung
abstain. Sehingga jika mengabaikan jumlah siswa yang abstain, dari data
tersebut pada ketertarikan terhadap metode pembelajaran watch and action
mencapai 100%.
6. Rekapitulasi Ketuntasan Gabungan
Tabel: 4.26
Rekapitulasi Ketuntasan Gabungan
Pra Siklus Siklus I Siklus II
61,53%
69,23% 92,3%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa ketuntasan siswa
kelas III meningkat. Mulai dari pra siklus sebelum dilakukan tindakan,
siswa yang mencapai ketuntasan hanya 61,53% dari keseluruhan jumlah
siswa. Sedangkan pada siklus I setelah menerapkan metode pembelajaran
watch and action ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi
69,23% dan pada siklus II mencapai 92,3%. Namun peneliti masih
menemukan satu siswa yang nilai kemampuannnya tidak meningkat mulai
dari pra-siklus sampai siklus II, ternyata setelah diulas anak tersebut
memiliki kebutuhan khusus yaitu slow learner atau lambat belajar
sehingga anak memerlukan waktu yang khusus dan lebih lama untuk
mengajarkan puisi dengan menggunakan metode watch and action ini
dibandingkan dengan siswa lainnya.
99
Penanganan guru terhadap anak yang lambat belajar atau slow
learner adalah dengan memberikan bimbingan tambahan diluar jam
belajar normal, bisa setelah jam sekolah berakhir. Dengan demikian anak
tidak merasa malu dan menghindari diejek oleh teman lainnya, selain itu
juga siswa akan lebih berani untuk mengkonsultasikan masalahnya dan
guru dapat menganalisis masalah anak dengan detail, hal ini akan
membentuk kesinambungan antara anak dan guru dalam meningkatkan
pembelajaran dan pemahaman anak yang memiliki masalah belajar.
100
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MI Muhammadiyah
Ringinanom Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran
2015/2016, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode watch and action
dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi puisi pada siswa
kelas III. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar
Bahasa Indonesia pada tiap siklus. Mulai dari pra siklus sebelum dilakukan
tindakan, siswa yang mencapai ketuntasan hanya 61,53% dari keseluruhan
jumlah siswa. Sedangkan pada siklus I setelah menerapkan metode
pembelajaran watch and action, siswa yang tuntas dalam KKM 70 sebanyak 9
siswa atau 69,23% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 13 siswa dengan
nilai rata-rata kelasnya adalah 71,9. Pada siklus II pembelajaran menggunakan
metode watch and action, sebanyak 12 siswa atau 92,3% telah tuntas dengan
rata-rata kelas sebesar 77,3.
B. SARAN
1. Kepala Sekolah
Hendaknya kepala sekolah memberikan dukungan kepada guru dengan
menyediakan fasilitas yang dibutuhkan guru untuk mengajar, baik media
pembelajaran maupun pelatihan-pelatihan untuk mengembangkan
ketrampilan mengajar guru.
101
2. Guru/ Wali kelas
Sebaiknya guru lebih kreatif dan inovatif dengan menggunakan metode,
strategi maupun media dalam melaksanakan pembelajaran, terutama dalam
hal penyampaian materi agar siswa tidak merasa jenuh dengan
pembelajaran yang berlangsung.
3. Siswa
Diharapkan siswa lebih menghargai guru dan teman, serta tidak malu dan
ragu saat berpendapat, bertanya serta berekspresi menunjukkan
kemampuannya di depan guru dan teman - temannya.
4. Orang Tua
Adanya kerjasama antara orangtua dan pihak sekolah dalam memantau
aktivitas anak di rumah mengingat pesatnya perkembangan teknologi yang
sangat berpengaruh pada karakter siswa.
102
DAFTAR PUSTAKA
Alya, Qonita. 2009. Kamus Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar. Bandung :
Indah Jaya Aditama.
Aqib, Zainal. 2002. Profesionalisme Guru dalam pembelajaran. Surabaya:
Cendikia.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Baharuddin & Esa, N.W. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogyakarta : Ar-
Ruzz Media.
Budianta, Melani. 2008. Membaca Sastra: Pengantar Memahami Sastra untuk
Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Indonesia tera.
Chaer, Abdul. 1994. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka
Cipta.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.
Depdikbud. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Dimyati, Mujiyono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Djamarah, Saiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya :
Usaha Nasional.
Djamarah. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Hartiny, Rosma. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta :
Teras.
Iswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta : Grasindo.
Kastolani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif Teori dan Aplikasi. Salatiga :
STAIN Salatiga Press.
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
103
Mulyasa,E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan:Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Poerwadarminto, WJS. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.
Sams, Rosma Hartiny. 2010. Model penelitian tindakan kelas (PTK). Yogyakarta:
Teras.
Silaban, Permin. 2006. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : PT. Kloang Putra
Timur.
Spektrum. 2015. Buku Ajar Bahasa Indonesia. Karanganyar : Pustaka Persada.
Sriyanti, dkk. 2009. Teori-teori Belajar. Salatiga : STAIN Salatiga Press.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning : Teori Dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Syah, Muhibin. 1999. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Logos Wacana.
Tarigan. Henry, Guntur. 1990. Linguistik konstrasif, Bandung : FKSS-IKIP
Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
Zulela. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
2
3
4
5
6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
7
( RPP )
Siklus 1
Sekolah : MI Muhammadiyah Ringinanom
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : III (Tiga) /I (Satu)
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi :
4. Menulis mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk paragraf
dan puisi.
B. Kompetensi Dasar
4.1 Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan
penggunaan ejaan.
C. Indikator
Siswa dapat mengidentifikasi ciri – ciri paragraf
Siswa dapat membuat paragraf dengan baik
Siswa dapat mengidentifikasi ciri – ciri puisi
Siswa dapat membuat puisi sederhana dengan baik
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ),
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence ) dan Tanggung
jawab ( responsibility ).
D. Materi Ajar
1. Puisi
Ciri – ciri puisi :
a. Diketahui nama pengarangnya b. Perkembangannya secara lisan dan tertulis
c. Menggunakan gaya bahasa yang berubah – ubah
d. Memiliki rima akhir yang teratur e. Memiliki kesatuan kalimat
Contoh puisi :
Doa Untukmu
8
Aku tak tau apa yang harus aku lakukan tanpa dia
Dialah yang selalu mengerti aku
Dia yang tidak pernah letih menasihatiku
Dia yang selalu menemaniku
Dialah ibuku... Orang yang selalu menjagaku
Tanpa dia hidupku hampa di dunia ini
Tanpanya aku bukanlah siapa – siapa
Aku hanyalah manusia yang lemah
Yang membutuhkan kekkuatanmu
Kekuatan cinta dan kasih dari ibuku
Ya Allah...
Berikan kesehatan kepada ibuku
Panjangkanlah umurnya
Aku ingin membahagiakiannya
Sebelum aku atau ibuku yang tlah tiada di dunia ini
E. Metode Pembelajaran
Watch and Action, Tanya Jawab, dan Latihan
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
- Apresepsi/ Motivasi
- Tanya sajab seputar materi yang akan diajarkan untuk
membangkitkan semangat belajar siswa.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat menyebutkan ciri – ciri paragraf.
Siswa dapat membuat paragraph sederhana berkaitan aktivitas sehari –
hari.
Siswa dapat merangkai kalimat utama dan kalimat penjelas dengan baik.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Menyebutkan ciri – ciri paragraf menggunakan metode tanya jawab, diskusi, memberi contoh aktivitas anak sehari-hari secara disiplin.
Menyebutkan ciri – ciri puisi menggunakan metode watch and action,
diskusi, memberi contoh aktivitas anak sehari-hari secara disiplin.
Memberi kesempatan siswa untuk melihat dan membaca macam –macam puisi yang disiapkan guru.
Melakukan percobaan, diskusi dan latihan dengan fasilitas soal-soal
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
9
Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran aktif.
Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok secara bertanggungjawab.
memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Menyimpulkan materi
Mengevaluasi kegiatan pembelajaran
Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
G. Alat/Bahan dan Sumber Belajar
Alat/Bahan :
Penggaris
Bolpoin/pensil
Gambar macam – macam puisi
Sumber Belajar :
Buku Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas III,
Buku lain yang relevan (LKS)
Kegiatan keseharian yang relevan
H. Penilaian
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian Contoh Instrumen
o Mengidentifikasi
ciri – ciri paragraf
o Mengidentifikasi
ciri – ciri puisi
Tugas Individu
dan Kelompok
Laporan buku
pekerjaan
rumah
1. Sebutkan ciri – ciri
puisi!
2. Buatlah puisi bertema
bebas, minimal 3
paragraf !
Kunci Jawaban :
10
1. Ciri – ciri puisi :
a. Diketahui nama
pengarangnya
b. Perkembangannya
secara lisan dan tertulis
c. Menggunakan gaya
bahasa yang berubah –
ubah
d. Memiliki rima akhir
yang teratur
e. Memiliki kesatuan
kalimat
2. (Kebijakan guru)
Format Kriteria Penilaian
PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
Pengetahuan
Sikap
* Pengetahuan
* kadang-kadang pengetahuan
* tidak Pengetahuan
* Sikap
* kadang-kadang sikap
* tidak Sikap
4
2
1
4
2
1
11
12
Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
13
No Nama Skor Total
Skor
Nilai Pr
edi
kat
A B C D E
1 Alhawa Nurul F 2 2 2 2 1 9 60 C
2 Ridwan Zamroni 2 2 3 2 2 11 73 B
3 Elsa Nurhidayati 3 2 1 2 2 10 67 B
4 Regina Cipta K 2 2 3 2 2 11 73 B
5 Afifta Ya’zud S 2 3 1 3 2 11 73 B
6 Siti Fatimah 1 1 2 2 2 8 53 C
7 Lutfia Hanim A 2 1 3 2 2 10 67 B
8 Susi Rahayu 1 2 3 3 2 11 73 B
9 Rizki Anang S 2 2 2 2 2 10 67 B
10 Selvi Adeaningtyas 2 2 2 2 1 9 60 C
11 Fitriana Ayu I 2 2 1 2 2 9 60 C
12 Wahid Syah A 3 2 3 1 2 11 73 B
13 Fatkhiya Zulva A 2 3 3 2 3 13 87 A
14
15
Hasil Pengamatan terhadap Guru Siklus I
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan Siswa √
2 Melakukan Kegiatan Apersepsi √
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
3 Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
√
4 Mengkaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan
√
5 Menyampaikan materi dengan jelas √
6 Mengkaitkan materi dengan realita
kehidupan
√
B Pendekatan /straategi pembelajaran
7 Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan kompetensi( tujuan ) yang akan
dicapai
√
8 Melaksanakan pembelajaran secara
runtut
√
9 Menguasai kelas √
16
10 Melaksanakan pembelajaran yang
bersifat kontekstual
√
11 Melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan
yang bersifat positif
√
12 Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang
direncanakan
√
C Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran
13 Menggunakan media secara efektif dan
efisien
√
14 Menghasilkan pesan yang menarik √
15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
dan penggunaan media
√
D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan
siswa
16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran
√
17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap
respon siswa
√
18 Menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme siswa dalam pembelajaran
√
E Penilaian proses dan hasil Belajar
17
19 Memantau kemajuan belajar selama
proses pembelajaran
√
20 Melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi
√
F Penggunaan Bahasa
21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis
secara jelas, baik dan benar.
√
22 Menyampaikan pesan dengan gaya yang
sesuai
√
III PENUTUP
23 Melakukan refleksi / memberikan
kesimpulan materi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
√
24 Mengadakan tes formatif. √
Jumlah 12 57 4 -
Total 73
Kategori Baik
18
19
20
21
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Siklus 2
Sekolah : MI Muhammadiyah Ringinanom
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : III (Tiga) /I (Satu)
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi :
4. Menulis mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk
paragraph dan puisi.
B. Kompetensi Dasar
4.2 Melengkapi Puisi Anak berdasarkan Gambar
C. Indikator
Siswa dapat mengidentifikasi ciri – ciri paragraf
Siswa dapat membuat paragraf dengan baik
Siswa dapat mengidentifikasi ciri – ciri puisi
Siswa dapat membuat puisi sederhana dengan baik
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ),
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence ) dan Tanggung
jawab ( responsibility ).
i. Materi Ajar
1. Puisi
Ciri – ciri puisi :
b. Diketahui nama pengarangnya
c. Perkembangannya secara lisan dan tertulis
d. Menggunakan gaya bahasa yang berubah – ubah
e. Memiliki rima akhir yang teratur f. Memiliki kesatuan kalimat
22
Contoh puisi :
Macet Lagi
Inilah kotaku
Setiap hari jalanan macet
Kendaraan berebutan
____________________
____________________
_____________________
Aku ingin seperti di desa
______________________
______________________
i. Metode Pembelajaran
Watch and Action, Tanya Jawab, dan Latihan
ii. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
1. Apresepsi/ Motivasi
2. Tanya sajab seputar materi yang akan diajarkan untuk membangkitkan
semangat belajar siswa.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat menyebutkan ciri – ciri puisi
Siswa dapat merangkai kalimat pada puisi rumpang
23
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Menyebutkan ciri – ciri puisi menggunakan metode watch and action,
diskusi, memberi contoh aktivitas anak sehari-hari secara disiplin.
Memberi kesempatan siswa untuk melihat dan membaca contoh puisi rumpang yang disiapkan guru.
Melakukan percobaan, diskusi dan latihan dengan fasilitas soal-soal
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran aktif.
Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok secara bertanggungjawab.
memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Menyimpulkan materi
Mengevaluasi kegiatan pembelajaran
Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
G. Alat/Bahan dan Sumber Belajar
Alat/Bahan :
Penggaris
Bolpoin/pensil
Puisi Rumpang bergambar
Sumber Belajar :
Buku Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas III,
Buku lain yang relevan (Smart Pendamping BSE)
Kegiatan keseharian yang relevan
H. Penilaian
24
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian Contoh Instrumen
o Mengidentifikasi ciri – ciri puisi
o Menyelesaikan
soal puisi rumpang
Tugas Individu
dan Kelompok
Laporan buku
pekerjaan
rumah
1. Sebutkan ciri – ciri
puisi!
2. Lengkapilah teks puisi
rumpang ! (terlampir)
Kunci Jawaban :
1. Ciri – ciri puisi :
a. Diketahui nama
pengarangnya
b. Perkembangannya
secara lisan dan tertulis
c. Menggunakan gaya
bahasa yang berubah –
ubah
d. Memiliki rima akhir
yang teratur
e. Memiliki kesatuan
kalimat
3. (Kebijakan guru)
Format Kriteria Penilaian
PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
25
26
27
Perolehan Nilai Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa
Siklus II
No Nama Skor Total
Skor
Nilai Pr
edi
kat
A B C D E
1 Alhawa Nurul F 2 2 2 2 2 10 67 B
2 Ridwan Zamroni 2 2 3 2 2 11 73 B
3 Elsa Nurhidayati 3 2 2 2 2 11 73 B
4 Regina Cipta K 2 2 3 3 3 13 87 A
5 Afifta Ya’zud S 2 3 3 3 2 13 87 A
6 Siti Fatimah 2 2 2 2 2 10 67 B
7 Lutfia Hanim A 2 2 3 2 2 11 73 B
8 Susi Rahayu 2 2 3 3 2 12 80 B
9 Rizki Anang S 3 2 3 3 2 13 87 A
10 Selvi Adeaningtyas 2 3 2 2 2 11 73 B
11 Fitriyana Ayu I 3 2 2 2 2 11 73 B
12 Wahid Syah A 2 3 3 2 3 13 87 A
13 Fatkhiya Zulva A 2 3 3 3 3 14 93 A
28
29
Hasil Pengamatan terhadap Guru Sikus II
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan Siswa √
2 Melakukan Kegiatan Apersepsi √
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
3 Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
√
4 Mengkaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan
√
5 Menyampaikan materi dengan jelas √
6 Mengkaitkan materi dengan realita
kehidupan
√
B Pendekatan /straategi pembelajaran
7 Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan kompetensi( tujuan ) yang akan
dicapai
√
8 Melaksanakan pembelajaran secara
runtut
√
9 Menguasai kelas √
30
10 Melaksanakan pembelajaran yang
bersifat kontekstual
√
11 Melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan
yang bersifat positif
√
12 Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang
direncanakan
√
C Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran
13 Menggunakan media secara efektif dan
efisien
√
14 Menghasilkan pesan yang menarik √
15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
√
D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan
siswa
16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran
√
17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap
respon siswa
√
18 Menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme siswa dalam pembelajaran
√
E Penilaian proses dan hasil Belajar
31
19 Memantau kemajuan belajar selama
proses pembelajaran
√
20 Melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi
√
F Penggunaan Bahasa
21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis
secara jelas, baik dan benar.
√
22 Menyampaikan pesan dengan gaya yang
sesuai
√
III PENUTUP
23 Melakukan refleksi / memberikan
kesimpulan materi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
√
24 Mengadakan tes formatif.
√
Jumlah 24 51 2 -
Total 77
Kategori Baik
32
33
34
35
36
LAMPIRAN FOTO PENELITIAN
Siklus I
Gambar 1
Guru memberikan penjelasan materi puisi.
Gambar 2
Guru memberikan gambaran metode watch and action kepada siswa.
37
Gambar 3
Siswa melakukan tahap watch (menyimak).
38
LAMPIRAN FOTO PENELITIAN
Siklus II
Gambar 1
Guru memberikan contoh action kepada siswa.
Gambar 2
39
Gambar 3
Siswa melakukan action di depan kelas.
40
41
42
43
44
DAFTAR LAMPIRAN SKK
Nama : Khulukul Khuzaefi
NIM : 115 12 013
Prodi : PGMI
Dosen PA : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Jabatan Keterangan
1 OPAK STAIN Salatiga
2012
5-7 September
2012
Peserta 3 2 OPAK TARBIYAH
STAIN Salatiga 2012
8-9 September
2012
Peserta 2 3 Orientasi Dasar
Keislaman (ODK) dengan
tema “ Membangun
Karakter Keislaman
Bertaraf Internasional di
Era Globalisasi Bahasa”
10 September
2012
Peserta
2
4 Seminar Nasional
Entrepeneurship dengan
tema “ Explore Your
Entrepreneurship Talent”
11 September
2012
Peserta 8
5 Achievment Motivation
Training
12 September
2012
Peserta 2 6 Seminar Nasional dengan
tema “ Urgensi Media
dalam Pergaulan Politik”
29 September
2012
Peserta 8
7 Seminar Nasional dengan
tema “Kepemimpinan dan
Masa Depan Bangsa”
23 Februari
2013
Peserta 8
8 Piagam penghargaan
Juara I Volly PORS
4-5 Mei 2013 Peserta 2 9 Seminar Nasional dengan
tema “ Norma Hukum
Serta Kebijakan
Pemerintah dalam
Mengendalikan Harga
BBM Bersubsidi”
27 Mei 2013 Peserta
8
10 Seminar Nasional dengan
tema “ Menumbuhkan
Jiwa Entrepeneur
Generasi Muda”
27 Mei 2013 Peserta 8
11 Seminar Nasional dengan
tema “ How to Develop
the Best Generation”
1 Juni 2013 Peserta 8
45
12 Seminar Politik Nasional
dengan tema “ Peran
Nyata Mahasiswa dalam
Menyikapi Perpolitikan
Indonesia
1 Juni 2013 Peserta 8
13 Pelatihan “ Training
SIBA-SIBI UAS
Semester Genap 2013 “
22 Juni 2013 Peserta 2
14 Seminar Nasional dan
Dialog Publik dengan
tema “ Penyesuaian
Harga BBM Bersubsidi “
27 Juni 2013 Peserta 8
15 Seminar Nasional dengan
tema “Mengawal
Pengendalian BBM
Bersubsidi, Kebijakan
BLSM yang Tepat
Sasaran serta
Pengendalian Inflasi
dalam Negeri sebagai
Dampak Kenaikan harga
BBM Bersubsidi”
8 Juli 2013 Peserta
8
16 Workshop Entrepreneur
dengan tema “ Mahasiswa
Berkarya, Kreatif,
Mandiri, Solusi
perekonomian Negeri”
29-30 Agustus
2013
Peserta 2
17 SK Ketua Prodi PGMI
Nomor : Sti.24/JT-
1/PP.00.9/001/2013
tentang Susunan
Pengurus HMPS PGMI
Periode 2013-2014
17 September
2013
Peserta
3
18 Pelatihan Strategi
Penangan Anak
Berkebutuhan Khusus
dengan terapi ABA
(Applied Behaviour
Analysis)
28 Maret 2014 Peserta 2
46
19 Sarasehan “Pengajaran
dengan Kesadaran Bahwa
Setiap Siswa adalah
Istimewa”
7 Mei 2014 Peserta 2
20 Lomba APE Tingkat
Nasional di STAIN
Pekalongan
15-17 Mei
2014
Peserta 2
21 Pengakraban Mahasiswa
Baru PGMI STAIN
Salatiga dengan tema “
Harmoni Keluarga PGMI
yang Humanis dan
Berkarakter”
27 Agustus
2014
Panitia
3
22 Seminar Nasional dengan
tema “Entrepreneurship”
16 Nopember
2014
Peserta 8 23 Semarak Seni dan Budaya
PGSD dengan tema
“Kreasi Seni dan Budaya
Nusantara untuk
Pendidikan Anak
Indonesia
26 Februari
2015
Peserta 2
47
48
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Khulukul Khuzaefi
NIM : 115 12 013
Tempat/tanggal Lahir : Boyolali, 28 Oktober 1992
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Dukuh Tempel RT 03 RW 02 Kelurahan Ketoyan
Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali
PENDIDIKAN
Lulus SD N Seworan Tahun 2005
Lulus SMP N 1 Wonosegoro Boyolali Tahun 2008
Lulus SMK N 2 Salatiga Tahun 2011
Masuk STAIN Salatiga Jurusan Tarbiyah Program Studi Fakultas
Tarbiyah Ilmu Keguruan Tahun 2012
Demikan daftar riwayat hidup singkat ini dibuat dengan sesungguhnya,
agar dapat dipergunakan seperlunya.
Salatiga, 20 Mei 2016
Yang bersangkutan
Khulukul Khuzaefi