kewenangan pemerintah daerah di bidang ...repository.uinjambi.ac.id/2107/1/syafii htn. cap...

85
1 KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DI BIDANG KETENAGAKERJAAN BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2003 (Studi pada Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur) Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Hukum Tata Negara Pada Fakultas Syariah Oleh: SYAFI’I SPI 141875 Pembimbing Skripsi 1. Dr. Ruslam Abdul Gani, SH., MH 2. Yudi Armansyah, S.Th.I.,M.Hum PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DI BIDANG KETENAGAKERJAAN

    BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG

    TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2003

    (Studi pada Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur)

    Skripsi

    Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

    Dalam Hukum Tata Negara

    Pada Fakultas Syariah

    Oleh:

    SYAFI’I

    SPI 141875

    Pembimbing Skripsi

    1. Dr. Ruslam Abdul Gani, SH., MH 2. Yudi Armansyah, S.Th.I.,M.Hum

    PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

    FAKULTAS SYARIAH

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

    JAMBI

    2019

  • 2

  • 3

  • 4

  • 5

    MOTTO

    Artinya:.Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang

    memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan

    kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang,

    menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah

    (QS. Al-Anbiyaa’: 21 ayat 73)1

    ABSTRAK

    1 QS. Al-Anbiyaa’: (21) 73

  • 6

    Nama SYAFI’I, Nim SPI.141875. Skripsi ini berjudul kewenangan pemerintah

    daerah di bidang ketenagakerjaan berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun

    2003 (Studi pada Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

    Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data

    melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang

    dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut: (1) Terdapat empat

    kewenangan pemerintah daerah dalam pelayanan bidang ketenaga kerjaan di

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur, diantaranya penyelenggaraan pelatihan

    keterampilan, penempatan tenaga kerja, syarat-syarat kerja dan norma kerja dan

    pelayanan kartu AK I atau kartu pencari kerja. (3) Terdapat dua strategi yang

    dilakukan pemerintah daerah dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan di

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur, diantaranya; melibatkan masyarakat, dan

    bertanggungjawab. (2) Kendala-kendala yang menghambat kewenangan

    pemerintah daerah dalam pelayanan bidang ketenaga kerjaan di Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur, diantaranya Kemampuan SDM yang Terbatas, dan

    Minimnya Keterlibatan Masyarakat.

    Kata Kunci: Kewenangan Pemerintah, Ketenagakerjaan

    PERSEMBAHAN

  • 7

    Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih, Lagi Maha Penyayang…

    “dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada yang

    berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.” Qs. Yusuf : 87

    “dan Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan

    kesanggupannya.”

    Qs. Al-Baqarah : 286

    Yang Utama Dari Segalanya…

    Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT.

    Taburan cinta dan kasih sayang Mu telah memberikan ku kekuatan

    Membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkan dengan cinta

    Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan, Akhirnya tugas akhir ini dapat

    terselesaikan. Tak lupa sholowat dan salam kita ucapkan kepada Rasulullah

    Muhammad SAW.

    Ayahanda Katmo, Ibunda Siti Mulyaton dan Kakakku Selamet Priyadi

    Tersayang…

    Tampak garis kelopak mata yang dah mulai bekerut

    Tersadar bahwa dia selalu memperhatikan ku dari kecil hinga kini

    Tampak rambutnya yang hitam dah mulai memutih

    Dan aku sadar dia selalu memikirkan keadaan ku lagi waktu aku kecil hinga kini

  • 8

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang

    telah melimpahkan karunia, taufiq dan hidayah-Nya. Semoga shalawat serta salam

    selalu terlimpahkan kepada Rasulullah SAW, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi dengan judul “Kewenangan Pemerintah Daerah di Bidang

    Ketenagakerjaan Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur

    Nomor 13 Tahun 2003 (Studi pada Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur)”.

    Meskipun skripsi ini penulis susun dengan segenap kemampuan yang ada,

    namun penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

    Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan peneliti.

    Dan berkat adanya bantuan dari para pihak, terutama bantuan dan bimbingan yang

    diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan

    baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih

    kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali

    kepada yang Terhormat:

    1. Bapak Prof. Dr. Suaidi Asary’, MA., Ph. D, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi

    2. Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah UIN Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Bapak Hermanto Harun, Lc, M.HI., Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang

    Akademik.

  • 9

    4. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag., M.HI, selaku Wakil Dekan Bidang

    Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan.

    5. Ibu Dr. Yuliatin, S. Ag., M.HI, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

    dan Kerjasama di Lingkungan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    6. Bapak Ruslam Abdul Gani, SH., MH selaku Pembimbing I dan Bapak Yudi

    Armansyah, S.Th.I.,M.Hum selaku Pembimbing II.

    7. Bapak Abdul Razak, M.SI selaku Ketua Jurusan Hukum Tata Negara Fakultas

    Syariah UIN STS Jambi.

    8. Ibu Ulya Fuhaidah, S. Hum., M. SI selaku Sekretaris Jurusan Hukum Tata

    Negara Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

    9. Bapak dan Ibu dosen, Asisten dosen dan Seluruh Karyawan/Karyawati

    Fakultas Syari’ah UIN STS Jambi.

    10. Kepala Desa Datuk Nan Duo yang telah memberikan data dalam penyelesaian

    skripsi ini.

    11. Semua pihak yang terlibat dalam Penyusunan skripsi ini, baik secara langsung

    maupun tidak langsung.

    Disamping itu penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

    kesempurnaan layaknya sebuah karya tulis ilmiah, oleh karena itu diharapkan pada

    semua pihak untuk dapat memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun

    dan positif guna kesempurnaan skripsi ini. Kepada Allah SWT penulis memohon

    ampunan atas semua kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini dan kepada sesama

    manusia penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga skripsi ini

    bermanfaat bagi kita semua dan semoga apa yang kita lakukan hari ini menjadi

  • 10

  • 11

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

    LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN .......................................................... iv

    MOTTO ...................................................................................................... v

    ABSTRAK .................................................................................................. vi

    PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

    DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

    DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xiii

    DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................... 4 C. Batasan Masalah .................................................................. 5 D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ........................ 5 E. Kerangka Teori .................................................................... 6 F. Tinjauan Pustaka ................................................................. 16

    BAB II METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitan .............................................. 22 B. Jenis Penelitian .................................................................... 22 C. Pendekatan Penelitian ......................................................... 23 D. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 23 E. Unit Analisis ........................................................................ 24 F. Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 25 G. Teknik Analisis Data ........................................................... 29 H. Sistematika Penulisan .......................................................... 31

    BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Sejarah Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung

    Timur .................................................................................. 32

    B. Visi dan Misi Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur ....................................................................... 33

    C. Struktur Organisasi .............................................................. 34

    BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

    A. Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan Bidang Ketenaga Kerjaan Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur .... 42

    B. Strategi yang Dilakukan Pemerintah Daerah dalam Pelayanan Bidang Ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung

  • 12

    Jabung Timur ........................................................................ 54 C. Kendala-Kendala Yang Menghambat Kewenangan

    Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan Bidang Ketenaga

    Kerjaan Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ................... 57

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan………………………………………….……... 62 B. Saran-Saran..............…...……………………............……... 63

    DAFTAR PUSTAKA ……………………………………..

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    CURRICULUM VITAE

  • 13

    DAFTAR SINGKATAN

    APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

    DPRD : Pewan Perwakilan Rakyat Daerah

    PEMDA : Pemerintah Daerah

    STS : Sulthan Thaha Saifuddin

    SWT : Subhanahu Wata’ala

    SAW : Shallallahu Alaihi Wasallam

    UIN : Universitas Islam Negeri

    UUD : Undang-Undang Dasar

  • 14

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Wilayah Negara Republik Indonesia sedemikian luasnya dan didiami

    berbagai suku bangsa yang beraneka ragam, maka corak pemerintahan sentralis

    bukanlah tipe ideal sistem pemerintahan yang cocok untuk mengatur wilayah dan

    penduduk yang demikian banyak dan beragam.2 untuk itu diaturlah corak

    pemerintahan di Indonesia berdasarkan sistem pembagian kekuasaan antara

    Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah berdasarkan corak desentralisasi

    sebagaimana tercermin dalam pasal 19 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

    tentang Pemerintahan Daerah diskusi tentang efektivitas pelayanan publik dalam

    otonomi daerah menjadi semakin menarik untuk dibicarakan.

    Undang-Undang tersebut merupakan implimentasi Pasal 18 ayat (1) UUD

    1945 yang mengatakan bahwa Negara Republik Indonesia merupakan negara

    kesatuan yang dibagi atas daerah-daerah provinsi dan provinsi terdiri dari daerah

    Kabupaten dan Kota yang mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dalam

    Undang-Undang. Selanjutnya, Pasal 2 ayat (2) menyebutkan bahwa pemerintah

    Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten dan Kota mengatur dan mengurus sendiri

    urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas perbantuan. Dalam

    2 Begas Prana Jaya, Pengantar Ilmu Hukum, (Yogyakarta: PT Anak Hebat Indonesia,

    2017), hlm. 23

    1

  • 15

    menjalankan otonomi dan tugas perbantuan kecuali urusan pemerintah pusat,

    pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan lain sesuai

    dengan ketentuan berlaku.3

    Dalam berbagai aspek Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengatur

    hubungan keuangan pusat dan daerah, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya

    alam dan sumber daya lainnya secara adil dan selaras.4 Di samping itu, dalam

    menjalankan perannya, daerah diberikan kewenangan yang seluas-luasnya disertai

    dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam

    kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.5 Kinerja birokrasi

    pelayanan publik di Indonesia yang sering disoroti masyarakat menjadi faktor

    penentu yang penting dari penurunan minat investasi. Dalam kehidupan politik,

    perbaikan kinerja birokrasi pelayanan publik berimplikasi luas terutama dalam

    tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

    Kurang baiknya kinerja birokrasi menjadi salah satu faktor penting yang

    mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

    Perbaikan kinerja pelayanan publik diharapkan mampu memperbaiki kembali citra

    pemerintah di mata masyarakat, karena dengan kualitas pelayanan yang membaik,

    kepuasan dan kepercayaan masyarakat bisa dibangun kembali sehingga pemerintah

    bisa meningkatkan legitimasi yang lebih kuat di mata publik. Perubahan

    lingkungan strategis dalam kepemerintahan mempengaruhi cara pendekatan dalam

    3 Aminullah, “Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Rumah

    Tangga (PRT)”, Jurnal Universitas Sumatera Utara Medan, 2015, hlm. 6 4 Muhammad Azhar, Hukum Ketenagakerjaan,(Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 12

    5 Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia, (Jakarta Timur: Sinar Garafika,

    2015), hlm. 182.

  • 16

    melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan. kecenderungan sikap

    aparatur yang lebih ingin dilayani dari pada melayani.

    Pelayanan Dinas Ketenagakerjaan Daerah seperti memberikan

    perlindungan hukum bagi tenaga kerja, hak-hak dasar tenaga kerja perempuan dan

    program pelatihan pemberdayaan tenaga kerja merupakan salah satu bentuk

    pelayanan publik, sehingga dapat diketahui keberpihakan Dinas Ketenagakerjaan

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur terhadap tenaga kerja yang ada. Di samping itu

    pelayanan Pemerintah Daerah (PEMDA) di bidang ketenagakerjaan merupakan

    salah satu retribusi Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pemerintah memberikan

    perhatian yang penuh pada upah. Berdasarkan ketentuan Pasal 5 Peraturan Daerah

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003 yaitu penyelenggaraan

    dilakukan pemerintah daerah agar setiap pekerja/buruh berhak memperoleh

    penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Untuk

    mewujudkan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan sebagaimana yang

    disebutkan sebelumnya, maka Pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang

    melindungi hak pekerja/buruh.

    Berdasarkan hasil observasi penulis ditemukan bahwa kewenangan

    pemerintah daerah dalam pelayanan bidang ketenaga kerjaan di Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur dirasa belum sepenuhnya maksimal dikarenakan masih

    terdapat beberapa pegawai yang melakukan pekerjaannya dengan lambat, ini

    disebabkan kemampuan SDM yang Terbatas.6 Sebagaimana yang disampaikan

    6 Observasi penulis di Dinas Ketenagakerjaan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, 10

    Januari 2019

  • 17

    Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung

    Timur, sebagai berikut:

    Kami akui terdapat beberapa pegawai yang bekerja belum sepenuhya

    maksimal dikarenakan sudah hampir masa jabatannya habis. Selain itu,

    kurang tanggapnya dalam melayani masyarakat untuk mencari pekerjaan

    baik dalam lingkungan kabupaten ataupun provinsi.7

    Dalam hasil wawancara tersebut dapat dicermati bahwa dalam

    penyelenggaraan pelatihan keterampilan yang biasanya dilaksanakan tidak tepat

    waktu dan Minimnya Keterlibatan Masyarakat, di mana sebagian masyarakat

    menganggap kegiatan pelayanan ini tidak memberikan dampak apa-apa sehingga

    kurangnya antusiasme dan perusahaan tidak mengurus Rekomendasi perpanjangan

    izin penggunaan tenaga asing sehingga merugikan pemda Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur

    Adapun bentuk kewenangan pemerintah daerah dalam pelayanan bidang

    ketenagakerjaan Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sesuai Pasal 5 Peraturan

    Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003 Penyelenggaraan

    Tenaga Kerja, Pemberian Izin, Pengawasan Tenaga Kerja, Penempatan Tenaga

    Kerja dan Pelayanan Kartu AK I atau Kartu Pencari Kerja. Selain itu kebijakan

    pemerintah berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur

    Nomor 13 Tahun 2003 adalah : penyelenggaraan penempatan pekerja, agar

    memiliki peningkatan produktifitas tenaga kerja dan balai latihan kerja memiliki

    tugas dalam memberikan pelatihan bagi pekerja, serta melakukan pengawasan

    hubungan industrial, perlindungan dan jaminan sosial pekerja serta kesejahteraan

    7 Wawancara bersama Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019

  • 18

    purna kerja dan menjamin keselamatan kerja, kesehatan kerja, higiene perusahaan,

    lingkungan kerja dan ergonomi.

    Bidang ketenagakerjaan yang merupakan kewenangan pemerintah daerah

    yang bersifat wajib harus dikelola dengan baik di daerah untuk melakukan

    pembangunan ekonomi secara nasional melalui daerah. Pengelolaan bidang

    ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur seperti memberikan

    perlindungan hukum bagi tenaga kerja dan peningkatan kualitas produktivitas

    tenaga kerja merupakan roda pembangunan ekonomi daerah. Pelayanan

    Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur di bidang ketenagakerjaan

    merupakan salah satu retribusi Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang berarti

    sumber pendapatan daerah. Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang berjudul

    “Kewenangan Pemerintah Daerah di Bidang Ketenagakerjaan Berdasarkan

    Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003

    (Studi pada Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur)”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan

    permasalahannya sebagai berikut:

    1. Bagaimana kewenangan pemerintah daerah di bidang ketenagakerjaan

    berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13

    Tahun 2003?

    2. Bagaimana strategi yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam pelayanan

    bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur?

  • 19

    3. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pada Dinas

    Ketenagakerjaan di bidang ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur?

    C. Batasan Masalah

    Untuk memudahkan pembahasan serta tidak menyalahi sistimmatika

    penulisan karya ilmiyah sehingga membawa hsehingga hasil yang di harapan,

    maka penulis perlu membatasi permasalahan yang akan di bahas, sehingga tidak

    eluar dari topik pembahasan. Dalam penelitian ini penulis hanya membahas

    tentang tinjauan yuridis terhadap kewenangan pemerintah daerah di bidang

    ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur

    Nomor 13 Tahun 2003 studi Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung

    Timur.

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan adanya suatu

    kejelasan yang dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi ini. Tujuan yang ingin

    dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

    a. Untuk mengetahui kewenangan pemerintah daerah di bidang ketenagakerjaan

    berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13

    Tahun 2003.

    b. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam

    pelayanan bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

    c. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pada Dinas

    Ketenagakerjaan di bidang ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

  • 20

    2. Kegunaan Penelitian

    Penelitian mengenai kewenangan pemerintah daerah di bidang

    ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur

    Nomor 13 Tahun 2003, ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut:

    a. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata Satu

    (S1) di Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Siafuddin

    Jambi.

    b. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam hal ini pemerintah Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat menjadikan

    suatu pengalaman dan wawasan bagi penulis sendiri terhadap kewenangan

    pemerintah daerah di bidang ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Daerah

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003.

    c. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk Fakultas Syari’ah khususnya

    jurusan Hukum Tata Negara, dan dosen-dosen Fakultas Syari’ah lainnya dan

    sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi dan

    praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan

    bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.

    E. Kerangka Teori

    1. Kewenangan

    Pengertian kewenangan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)

    adalah kekuasaan membuat keputusan memerintah dan melimpahkan tanggung

    jawab kepada orang lain, berbicara kewenangan memang menarik, karena secara

    alamiah manusia sebagai mahluk sosial memiliki keinginan untuk diakui

  • 21

    ekstensinya sekecil apapun dalam suatu komunitasnya,dan salah satu faktor yang

    mendukung keberadaan ekstensi tersebut adalah memiliki kewenangan. Menurut

    Litan Poltak Sinambela kewenangan adalah hak seorang individu untuk melakukan

    sesuatu tindakan dengan batas-batas tertentu dan diakui oleh individu lain dalam

    suatu kelompok tertentu.8 Sementara berbicara tentang sumber-sumber

    kewenangan,maka terdapat 3 (tiga) sumber kewenangan yaitu :

    a. Sumber atribusi yaitu pemberian kewenangan pada badan atau lembaga /

    pejabat negara tertentu baik oleh pembentuk Undang-Undang Dasar maupun

    pembentuk Undang-Undang.Sebagai contoh : Atribusi kekuasaan presiden dan

    DPR untuk membentuk Undang-Undang.9

    b. Sumber delegasi yaitu penyerahan atau pelimpahan kewenanangan dari badan /

    lembaga pejabat tata usaha Negara lain dengan konsekuensi tanggung jawab

    beralaih padapenerima delegasi.Sebagai contoh: Pelaksanaan persetujuan

    DPRD tentang persetujuan calon wakil kepala daerah.

    c. Sumber mandat yaitu pelempahan kewenangan dan tanggung jawab masih

    dipegang oleh sipemberi mandat.Sebagai contoh : Tanggung jawab memberi

    keputusan-keputusan oleh menteri dimandatkan kepada bawahannya.

    Itu artinya kewenangan adalah kekuasaan hukum untuk mematuhi aturan

    hukumdalam lingkup menjalankan kewajiban publik. Wewenang dalam konsep

    hukum menjelaskan bahwa ada 3 komponen kewenangan yaitu : pengaruh, dasar

    hukum dan konformitas hukum, yang dimana komponen pengaruh ialah

    8 Litan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik,Teori, Kebijakan dan

    Implementasi, (Jakarta: PT Bumi Kasara, 2017), hlm. 24 9 Muhammad Akbal, “ Harmonisasi Kewenangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah

    Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah”, Jurnal Supremasi, Volume XI Nomor 2, Oktober 2016,

    hlm. 101

  • 22

    penggunaan wewenang dimaksudkan untuk mengendalikan perilaku subjek

    hukum, komponen hukum ialah wewenang itu harus selalu dapat ditunjuk dasar

    hukumnya, sedangkan komponen komfirmitas mengandung makna adanya standar

    wewenang yaitu standar umum dan standar khusus.10

    Adapun perbedaan antara kewenangan atributif dan kewenangan distributif

    adalah terletak pada pertanggung jawabannya, kewenangan atributif memiliki

    tanggung jawab yang melekat kepada aparat atau pejabat yang langsung ditunjuk

    oleh undang-undang.11

    Sedangkan kewenangan distributif terbagi dua yaitu mandat

    dan delegasi, untuk mandat pertanggung jawabannya melekat pada pemberi

    wewenang dan untuk delegasi pertanngung jawabannya berpindah kepada si

    penerima wewenang.

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

    Daerah maka pemerintah daerah yang didipimpin oleh Kepala Daerah juga

    memiliki kewenangan tersendiri yang bersifat atributif dalam segala bidang seperti

    pemerintah pusat kecuali : Politik Luar Negeri, pertahanan, keamanan, yustisi,

    moneter dan Fiskal Nasional.12

    Dengan adanya Undang-Undang Nomor 32 tahun

    2004 tentang Pemerintahan Daerah maka setiap daerah berwenang untuk

    mengeluarkan peraturan sendiri khusus untuk daerahnya sendiri yang kemudian

    kita kenal dengan sebutan Peraturan Daerah (PERDA).

    10

    Ilyas, Abdurrahman, dan Sufyan, “Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Penyelesaian

    Sengketa Tanah”, Jurnal Ilmu Hukum Ilyas, Abdurrahman, Sufyan No. 65, Th. XVII April, 2015,

    hlm. 6 11

    Litan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik,Teori, Kebijakan dan

    Implementasi, (Jakarta: PT Bumi Kasara, 2017), hlm. 24 12

    Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

  • 23

    Setiap Peraturan Daerah tentunya akan dibahas di DPRD bersama dengan

    Kepala Daerah baik Gubernur maupun Bupati/Walikota sesuai tingkat wilayah

    pemerintahan masing-masing. Oleh karena DPRD bersama Kepala Daerah

    berwenang membuat produk hukum dalam hal ini Peraturan Daerah maka DPRD

    dan Kepala Daerah dapat dimintai pertanggungjawaban atas produk hukum yang

    mereka buat karena kewenangan yang mereka miliki bersifat atributif.

    2. Kewenagnan Pemerintah Daerah

    Secara umum kewenangan merupakan kekuasaan untuk melakukan semua

    tindakan atau perbuatan hukum publik. Dengan kata lain, Prajudi Atmosudirdjo

    (1988:76) mengemukakan bahwa: Pada dasarnya wewenang pemerintahan itu

    dapat dijabarkan kedalam dua pengertian, yakni sebagai hak untuk menjalankan

    suatu urusan pemerintahan (dalam arti sempit) dan sebagai hak untuk dapat secara

    nyata mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh instansi pemerintah

    lainnya (dalam arti luas).

    Wewenang pemerintah adalah kekuasaan yang ada pada pemerintah untuk

    menjalankan fungsi dan tugasnya berdasarkan peraturan perundang- undangan.

    Dengan kata lain, wewenang merupakan kekuasaan yang mempunyai landasan

    untuk mengambil tindakan atau perbuatan hukum agar tidak timbul akibat hukum,

    yakni terwujudnya kesewenang-wenangan (onwetmating). Keseluruhan

    pelaksanaan dari wewenang pemerintahan dilakukan atau dilaksanakan oleh

    pemerintah, tanpa adanya wewenang pemerintahan maka tentunya pemerintah

    tidak akan dapat melakukan suatu tindakan atau perbuatan pemerintahan.

    Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang No. 32 Tahun

  • 24

    2004 tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan

    pemerintah daerah adalah penyelenggaran urusan pemerintahan oleh pemerintah

    daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

    otonomi seluas-luasnya dan sistim serta prinsip Negara Kesatuan Republik

    Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945. 13

    Pemerintahan daerah diselenggarakan oleh pemerintah daerah.Pengertian

    Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau walikota, dan perangkat daerah

    sebagai unsur penyelenggaraan pemerintah daerah (lihat Pasal 1 ayat (3) Undang-

    Undang No.32 Tahun 2004).Gubernur sebagai Kepala Daerah Provinsi berfungsi

    pula selaku wakil pemerintah di daerah.Gubernur menjembatani dan

    memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah termasuk

    dalam pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintah,

    pada strata pemerintahan provinsi.

    Menurut rumusan Pasal 13 Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan daerah disebutkan bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan

    pemerintah daerah provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi. Pasal 14

    Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan

    bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk

    kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota. Pelaksanaan

    tugas pemerintah di daerah antara pemerintah daerah dan DPRD mempunyai

    hubungan yaitu Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan

    13

    Putra Astomo, Hukum Tata Negara Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Thafa Media,

    2014), hlm. 62

  • 25

    hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan. Kedudukan

    yang setara bermakna bahwa diantara lembaga pemerintahan daerah itu memiliki

    kedudukan yang sama dan sejajar, artinya tidak saling membawahi. Hal ini

    tercermin dalam membuat kebijakan daerah berupa Peraturan daerah.

    3. Pemerintah Daerah

    Dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Indonesia didasarkan

    pada ketentuan Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan Negara

    Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah

    provinsi itu dibagi atas kebupaten dan kota, yang tiap-tiap propinsi, kabupaten dan

    kota ini mempunyai pemerintahan daerrah yang diatur dengan Undang-Undang.14

    Dengan adanya kemajuan hukum dan ketatanegaraan di jaman globalisasi ini maka

    Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah sebagai pengganti dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun

    1999. Sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 239 Undang- Undang Nomor 32

    Tahun 2004 yaitu pada saat berlakunya Undang-Undang ini, maka Undang-

    Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan tidak

    berlaku.

    Pemerintah pusat tidak mungkin mengatur sendiri semua urusan dalam

    penyelenggaraan pemerintahan, sehingga diadakaan pembagian urusan kepada

    pemerintah tingkat bawahnya. Adapun ciri-ciri Pemerintah Daerah menurut Aries

    Djaenur adalah:15

    14

    Undang-Undang Dasar 1945 15

    Aries Djaenur, Konsep-konsep Dasar Pemerintahan Daerah, (Bandung: Pustaka Pelajar,

    2012), hlm. 4

  • 26

    1. Adanya lingkungan atau daerah dengan batas yang lebih kecil dari pada

    negaranya.

    2. Adanya jumlah penduduk yang mencukupi

    3. Adanya kepentingan-kepentingan yang diurus oleh Negara akan tetapi

    menyangkut tentang lingkungan itu sehingga penduduknya bergerak bersama-

    sama berusaha atas dasar swadaya.

    4. Adanya suatu organisasi memadai untuk menyelenggarakan kepentingan-

    kepentingan tersebut.

    5. Adanya kemampuan untuk menyediakan biaya yang diperlukan.

    Syarat-syarat pembentukan daerah adalah bahwa daerah dibentuk

    berdasarkan pertimbangan:

    a. Kemampuan ekonomi

    b. Potensi daerah

    c. Sosial Budaya

    d. Sosial Politik

    e. Jumlah Penduduk

    f. Luas Daerah dan pertimbangan lain yang memungkinkan

    g. Terselenggaranya Otonomi Daerah. 16

    Pemerintah Daerah menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal

    1 ayat (1) menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan

    pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas

    pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam system dan prinsip

    Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-

    16

    Aries Djaenur, Konsep-konsep Dasar Pemerintahan Daerah, hlm. 23

  • 27

    Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berdasarkan Pasal 1 ayat

    (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang dimaksud Pemerintah Pusat

    selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang

    memegang kekuasaan Pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana

    dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

    Dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pembentukan

    daerah dapat berupa penggabungan beberapa daerah atau bagian daerah yang

    bersandingan atau pemekaran dari satu daerah menjadi dua daerah atau lebih yang

    mana, dipertegas dalam Pasal 5 bahwa pembentukn daerah harus memenuhi syarat-

    syarat administrasi, teknis, dan fisik kewilayahan.

    4. Ketenagakerjaan

    Tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksanaan dari pembangunan

    masyarakat pancasila. Tujuan terpenting dari pembangunan masyarakat tersebut

    adalah kesejahteraan rakyat termasuk tenaga kerja. Tenaga kerja adalah seluruh

    jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada

    permintaan kerja.17

    Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang

    dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun

    sampai dengan 64 tahun. Pengertian Tenaga Kerja Undang-Undang dan jenis

    perlindungan dalam pasal 1 angka 2 Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung

    Timur Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan disebutkan bahwa tenaga

    kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun

    17

    Muhammad Azhar, Hukum Ketenagakerjaan, hlm. 12

  • 28

    di luar hubungan kerja, guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi

    kebutuhan sendiri maupun masyarakat.18

    Tenaga kerja sebagai pelaksana pembangunan harus di jamin haknya,

    diatur kewajibannya dan dikembangkan daya gunanya. Sesuai dalam peraturan

    Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-04/MEN/1994 pengertian tenaga kerja adalah

    setiap orang yang bekerja pada perusahaan yang belum wajib mengikuti program

    jaminan social tenaga kerja karena adanya pentahapan kepesertaan. Bentuk

    perlindungan tenaga kerja di Indonesia yang wajib di laksanakan oleh setiap

    pengusaha atau perusahaan yang mempekerjakan orang untuk bekerja pada

    perusahaan tersebut harus sangat diperhatikan, yaitu mengenai pemeliharaan dan

    peningkatan kesejahteraan di maksud diselenggarakan dalam bentuk jaminan

    social tenaga kerja yang bersifat umum untuk dilaksanakan atau bersifat dasar,

    dengan bersaskan usaha bersama, kekeluargaan dan kegotong royongan sebagai

    mana yang tercantum dalam jiwa dan semangat Pancasila dan Undang-Undang

    Dasar 1945.

    Jaminan pemeliharaan kesehatan merupakan jaminan sebagai upaya

    penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan

    pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.

    Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tenaga

    kerja sehingga dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan merupakan upaya

    kesehatan dibidang penyembuhan.19

    Oleh karena itu upaya penyembuhan

    memerlukan dana yang tidak sedikit dan memberatkan jika dibebankan kepada

    18

    Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan 19

    Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia, (Jakarta Timur: Sinar Garafika,

    2015), hlm. 182

  • 29

    perorangan, maka sudah selayaknya diupayakan penanggulangan kemampuan

    masyarakat melalui program jaminan social tenaga kerja. Para pekerja dalam

    pembangunan nasional semakin meningkat, dengan resiko dan tanggung jawab

    serta tantangan yang dihadapinya. Oleh karena itu kepada mereka dirasakan perlu

    untuk diberikan perlindungan, pemeliharaan, dan peningkatan kesejahteraannya

    sehingga menimbulkan rasa aman dalam bekerja. ebutuhan sendiri maupun

    masyarakat.

    Dalam penelitian Ervina mengenai “Kualitas tenaga kerja di Indonesia”

    mengemukakan tenaga kerja merupakan faktor pendukung perekonomian suatu

    Negara, untuk memajukan perekonomian suatu Negara diperlukan tenaga kerja

    yang berkualitas. Dalam suatu Negara, tenaga kerja ada yang dipekerjakan di

    dalam dan di luar Negara itu sendiri. Seperti halnya Indonesia, tenaga kerja

    Indonesia banyak bekerja di luar negeri. Tenaga kerja Indonesia yang bekerja di

    luar negeri, dapat menghasilkan devisa Negara yang turut mendukung

    perekonomian Indonesia. Sehingga mereka dikenal dengan istilah pahlawan devisa

    Negara. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

    menghasilkan barang dan atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun

    masyarakat. Tenaga kerja dapat juga diartikan sebagai penduduk yang berada

    dalam batas usia kerja. Tenaga kerja disebut juga golongan produktif, yakni dari

    usia 15-65 tahun.Tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu angkatan

    kerja dan bukan angkatan kerja.20

    Pembagian tenaga kerja jika digambarkan dalam

    bentuk bagan akan tampak seperti berikut. Tenaga kerja berdasarkan keahliannya.

    20

    Agus, “Peran PEMDA Dalam Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat Dibidang

    Ketenagakerjaan” Skripsi: Ilmu Pemerintahan, 2011, hlm. 32

  • 30

    a. Tenaga Kerja Terdidik / Tenaga Ahli / Tenaga Mahir

    Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang mendapatkan suatu keahlian

    atau kemahiran pada suatu bidang karena sekolah atau pendidikan formal dan non

    formal.

    b. Tenaga Kerja Terlatih

    Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam

    bidang tertentu yang didapat melalui pengalaman kerja. Keahlian terlatih ini tidak

    memerlukan pendidikan karena yang dibutuhkan adalah latihan dan melakukannya

    berulang-ulang sampai bisa dan menguasai pekerjaan tersebut.

    c. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih

    Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang

    hanya mengandalkan tenaga saja.

    F. Tinjauan Pustaka

    Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang

    peneliti lakukan, yaitu;

    Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Fragaria Vesca Jananta, mahasiswi

    Universitas Jember Fakultas Hukum, ditulis pada tahun 2013, dengan judul

    “Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Dalam Pembentukan Peraturan

    Daerah Berkaitan Dengan Bidang Kesejahteraan Masyarakat Berdasarkan Undang-

    Undang Nomor 32 Tahun 2004”,21

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

    kewenangan pemerintah daerah kabupaten dalam pembentukan peraturan daerah

    21

    Fragaria Vesca Jananta, Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Dalam

    Pembentukan Peraturan Daerah Berkaitan Dengan Bidang Kesejahteraan Masyarakat Berdasarkan

    Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Skripsi: Universitas Jember Fakultas Hukum, 2013, hlm.

    iv

  • 31

    berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Hasil menunjukkan bahwa

    kewenangan pemerintah daerah kabupaten dalam membentuk peraturan daerah

    kabupaten meliputi kewenangan pemerintah daerah kabupaten dalam tahapan-

    tahapan pembentukan peraturan daerah kabupaten meliputi tahapan perencanaan,

    penyusunan, pembahasan, penetapan, dan pengundangan yang diatur dalam

    Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

    Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Mukhtarrija, mahasiswa

    Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Negeri Surakarta, ditulis

    pada tahun 2010, dengan judul “Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Pelayanan

    Bidang Ketenagakerjaan di Kota Surakarta Berdasarkan Undang-Undang Nomor

    23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah”22

    Penelitian ini bertujuan secara

    analisis mengenai kewenangan pemerintah daerah dalam pelayanan bidang

    ketenagakerjaan (2) kendala-kendala yang menghambat pelayanan bidang

    ketenagakerjaan. Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi Kota Surakarta. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data

    berupa penelitian normatif dan penelitian lapangan dengan melakukan wawancara

    langsung terhadap narasumber pada instansi tersebut Hasil Penelitian menunjukkan

    bahwa Pemerintah Kota Surakarta dalam melaksanakan kewenangan pelayanan

    bidang ketenagakerjaan telah memiliki Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3

    Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan dan Peraturan Wali Kota

    Surakarta Nomor 17 Tahun 2015 tentang Informasi Ketenagakerjaan sebagai

    22

    Fajaruddin, “Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Pelayanan Bidang

    Ketenagakerjaan di Kota Surakarta Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

    Pemerintah Daerah”, Skripsi: Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Negeri

    Surakarta, 2010, hlm. 6

  • 32

    pedoman teknis pelaksanaan pelayanan bidang ketenagakerjaan di Kota Surakarta.

    Langkah yang ditempuh dalam menjalankan Pelayanan bidang ketenagakerjaan

    oleh Pemerintah Kota Surakarta melalui perbaikan kualitas daya saing, kompetensi

    tenaga kerja dan perbaikan fasilitas balai latihan kerja

    Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Andi Alti, mahasiswi Fakultas

    Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, ditulis pada tahun 2017, dengan judul

    “Tinjauan Yuridis Terhadap Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Pelayanan

    Bidang Ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Berdasarkan

    Undang-Undang No.32 Tahun 2004”.23

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

    Kewenangan Pemerintah daerah Dalam Pelayanan Bidang Ketenagakerjaan Di

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur Berdasarkan Undang-undang No.32 Tahun

    2004”. (Dibimbing oleh Bapak Muh. Yunu wahid dan Bapak Naswar) Setiap

    manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa

    pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Good Governance

    (tata pemerintahan yang baik) telah lama menjadi mimpi banyak orang Indonesia.

    Kendati pemahaman mengenai good governance berbeda-beda, sebagian besar dari

    mereka membayangkan bahwa dengan good governance mereka akan dapat

    memiliki kualitas pemerintahan yang lebih baik. Banyak diantara mereka

    membayangkan bahwa dengan memiliki praktik governance yang lebih baik maka

    kualitas pelayanan publik menjadi semakin baik, angka korupsi menjadi semakin

    rendah dan pemerintah menjadi semakin peduli dengan kepentingan warga.

    Sehingga kewenangan Pemerintah Daerah dalam pelayanan bidang ketenaga

    23

    Andi Alti, “Tinjauan Yuridis Terhadap Kewenangan Pemerintah Daerah dalam

    Pelayanan Bidang Ketenagakerjaan di Kabupaten Bone Berdasarkan Undang-Undang No.32 Tahun

    2004”, Skripsi: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, 20107, hlm. iv

  • 33

    kerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur berdasarkan Undang-Undang Nomor

    32 Tahun 2004 yaitu pelayanan berupa penyelenggaraan pelatihan, penempatan

    tenaga keja, syarat-syarat kerja, norma kerja dan Pelayanan Kartu AK I. Namun

    kendala yang dihadapi Pemerintah Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur

    dalam pelayanan Ketenagakerjaan terbagi 2(dua) yaitu Kendala Internal, yaitu

    segala bentuk penghambat dan tidak tepat sasaran yang disebabkan oleh Pemda

    atau pusat. Kemudian Kendala External yaitu segala bentuk permasalahan yang

    disebabkan oleh faktor para pencari kerja maupun kondisi diluar Pemerintah

    Daerah.

    Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Iwan Noviar, mahasiswi Fakultas

    Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, ditulis pada tahun 2017, dengan judul

    “Peranan Pemerintah Daerah Dalam Memberikan Perlindungan Terhadap Hak-Hak

    Pekerja/Buruh Terutama Berupa Pemenuhan Atas Upah Yang Layak (Studi di

    Kabupaten Sanggau)”.24

    Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bagaimana

    efektifitas peran Pemerintah Daerah Kabupaten Sanggau dalam upaya memberikan

    perlindungan terhadap hak-hak pekerja terutama atas pemenuhan upah yang layak.

    Kedua adalah bagaimana upaya yang seharusnya dilakukan pemerintah Daerah

    Kabupaten Sanggau dalam meningkatkan efektifitas pengawasan ketenagakerjaan

    dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial dalam optimalisasi pemenuhan

    hak pekerja terutama atas upah yang layak. Metode penelitian yang digunakan

    adalah metode yuridis normatif dan yuridis sosiologis. Penelitian ini berhasil

    menjawab permasalahan yang dikemukakan tadi dimana peran Pemerintah Daerah

    24

    Iwan Noviar, “Peranan Pemerintah Daerah Dalam Memberikan Perlindungan Terhadap

    Hak-Hak Pekerja/Buruh Terutama Berupa Pemenuhan Atas Upah Yang Layak (Studi di Kabupaten

    Sanggau)”, Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, 2017, hlm. 4

  • 34

    Kabupaten Sanggau masih sangat minim atau tidak optimal dalam pengawasan dan

    penyelesaian perselisihan hubungan industrial atas pemenuhan upah yang layak.

    Tidak optimalnya pemerintah daerah kabupaten sanggau dalam hal ini karena

    beberapa aspek, yaitu aspek personel, aspek pendanaan, dan aspek kelembagaan.

    Untuk itulah dalam saran atau rekomendasi penelitian ini terhadap permasalahan

    yang ada adalah membenahi ketiga aspek tersebut.

    Dari beberapa contoh hasil penelitian di atas, maka dapat digambarkan

    beberapa persamaan dan perbedaannya. Persamaan skripsi ini dengan hasil-hasil

    penelitian sebelumnya adalah pada salah satu variabel yang digunakan dalam

    membahas pokok permasalahan, yaitu variabel Pelaksanaan kewenangan

    Pemerintah Daerah dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan berdasarkan Undang-

    Undang Nomor 32 Tahun 2004. Sedangkan, perbedaan antara skripsi ini dengan

    hasil-hasil penelitian sebelumnya adalah pada perkembangan yang semakin

    meningkat pada masyarakat dalam mencari pekerjaan, sehingga diperlukan upaya

    dalam mengatasi permasalahan tersebut ditambah lagi harga petani kelapa yang

    terus menurun menyebabkan petani menjerit dan ingin mencari pekerjaan yang

    lebih layak, untuk itu diperlukan kewenangan pemerintah daerah di bidang

    ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur

    Nomor 13 Tahun 2003.

  • BAB II

    METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini tentang kewenangan pemerintah daerah di bidang

    ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur

    Nomor 13 Tahun 2003. Kegiatan penelitian ini dimulai sejak disahkannya

    penelitian, yaitu bulan Mei 2018. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan

    sebagai berikut:

    1. Dinas Ketenaga kerjaan telah memberikan kewenangannya dalam bidang

    ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung

    Timur Nomor 13 Tahun 2003 dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan.

    2. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai

    keterangan yang diperlukan untuk menyusun proposal skripsi ini.

    B. Pendekatan Penelitian

    Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis

    normatif, maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan perundang-

    undangan (statute approach) dan pendekatan kasus (case approach).25

    Pendekatan

    perundang-undangan (statute approach) adalah pendekatan yang dilakukan dengan

    menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu

    hukum yang sedang ditangani. Atau dengan kata lain yaitu suatu penelitian yang

    dilakukan terhadap keadaan sebenarnya atau keadaan nyata yang terjadi di

    masyarakat dengan maksud untuk mengetahui dan menemukan fakta- fakta dan

    25

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandungm

    2009, hal. 36.

    35

  • 36

    data yang dibutuhkan, setelah data yang dibutuhkan terkumpul kemudian menuju

    kepada identifikasi masalah yang pada akhirnya menuju pada penyelesaian

    masalah Penelitian ini termasuk kedalam penelitian Empiris, karena hendak

    kewenangan pemerintah daerah di bidang ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan

    Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003.

    C. Jenis dan Sumber Data

    Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun

    jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Data Primer yang penulis ambil dari informasi di lapangan melalui observasi

    dan wawancara di lokasi penelitian, data primer yang dimaksud dalam

    penelitian ini adalah wawancara di lapangan dan Peraturan Daerah Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003.

    2. Data sekunder yang penulis ambil berupa dokumentasi, literatur, pustaka

    lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

    Sumber data penelitian ini terdiri dari, manusia, situasi/ peristiwa, dan

    dokumentasi. Sumber data manusia berbentuk perkataan orang yang bisa

    memberikan data melalui wawancara. Sumber data yang berbentuk suasana/

    peristiwa berupa suasana yang bergerak ataupun lisan, meliputi ruangan, suasana,

    dan proses. Sumber data tersebut merupakan objek yang akan diobservasi. Adapun

    sumber data dalam penelitian ini adalah peristiwa atau kejadian, dimana dalam

    penelitian ini peristiwa dijadikan sumber data adalah penelitian ini tentang

    kewenangan pemerintah daerah di bidang ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan

    Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003. Pelaksana

  • 37

    pemberi kewenangan, di mana dalam hal ini kewenangan pemerintah daerah

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang dapat memberikan informasi dapat

    dilakukan melalui wawancara dan lainnya dan dokumentasi, di mana sumber data

    yang diambil dari dokumen ini berupa data dalam bentuk laporan, catatan

    peristiwa, keterangan, jumlah permasalahan, dan lain sebagainya.

    D. Unit Analisis

    Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian

    tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel.

    Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun

    organisasi swasta atau sekelompok orang.26

    Unit analisis juga menjelaskan kapan

    waktu (tahun berapa, atau bulan apa) penelitian dilakukan, jika judul penelitian

    tidak secara jelas menggambarkan mengenai batasan waktu tersebut. Dalam

    penelitian ini, unit analisisnya adalah kewenangan pemerintah daerah di bidang

    ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur

    Nomor 13 Tahun 2003. Penetapan unit analisis tersebut, karena penelitian yang

    dilakukan tidak menggunakan popupasi dan sampel, namun hanya menggunakan

    dokumen-dokumen dari kewenangan pemerintah daerah di Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur.

    Dalam penelitian ini informan ditentukan dengan menggunakan teknik

    purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan pertimbangan

    informasi. Penentuan unit sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai

    pada taraf kelebihan artinya bahwa dengan menggunakan informan selanjutnya

    26

    Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS

    Jambi, (2012), hlm. 62.

  • 38

    boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru.27

    Informan adalah

    orang yang memberi atau orang yang menjadi sumber data dalam penelitian

    (narasumber). Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh

    peneliti dan diperkirakan orang yang menjadi informan ini menguasai dan

    memahami data, informasi, ataupun fakta dari objek penelitian. Informan dalam

    penelitian ini dipilih berdasarkan kewenangan dan keilmuan yang terkait dengan

    penelitian ini, mereka diantaranya:

    Berdasarkan pendapat diatas ditetapkan kriteria atau ciri-ciri dalam

    pengambilan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut:

    1. Kepala Dinas Ketenagakerjaan (satu orang)

    2. Kabid Dinas Ketenagakerjaan (satu orang)

    3. Pakar hukum (Perundang-Undangan) (satu orang)

    4. Pakar pemerintahan (Otonomi Daerah) (satu orang)

    5. Masyarakat yang melakukan pelayanan di Dinas Ketenagakerjaan (dua orang)

    6. Masyarakat peserta pelatihan di Dinas Ketenagakerjaan (dua orang)

    E. Instrument Analisis Data

    1. Observasi

    Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang

    yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Martinis

    Yamin menyatakan bahwa “dalam observasi partisipatif peneliti mengamati apa

    yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpatisipasi

    27

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,hlm.85.

  • 39

    aktif dalam aktiivitas mereka.”28

    Penelitian partisipatif ini kemudian dikhususkan

    lagi menjadi partisipasi pasif (passive participation) artinya peneliti datang ke

    tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan

    tersebut. Obyek observasi dinamakan situasi sosial yang terdiri atas:

    a. Place, tempat dimana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung.

    b. Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu.

    c. Activity, kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang sedang

    berlangsung.

    Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, penulis memilih

    observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana

    peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang

    diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung

    terhadap objek penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati kegiatan-

    kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam memberikan kewenangan

    pemerintah daerah di bidang ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Daerah

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003. Observasi yang

    dilakukan penulis dalam skripsi ini terhadap subyek menggunakan pedoman

    observasi yang disusun sebagai berikut:

    1) Mencatat kesan umum subyek: penampilan, pakaian, tingkah laku, cara

    berfikir.

    2) Interaksi sosial dan tempat lingkungan.

    28

    Martinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif,

    (Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipayung, 2009), hlm. 79.

  • 40

    3) Mengamati latar belakang, lingkungan dan pelaksanaan kewenangan

    Pemerintah Daerah dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan di Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur.

    4) Mengamati kendala yang menghambat pelaksanaan kewenangan Pemerintah

    Daerah dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung

    Timur.

    5) Mengamati upaya dalam pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah dalam

    pelayanan bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

    2. Wawancara

    Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

    melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

    tertentu. Wawancara ini penulis gunakan untuk mendapatkan permasalahan yang

    diteliti, berupa perkataan dari informan di lapangan, dan juga untuk mengetahui

    hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur (semistructure interview) dimana

    pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.

    Alat-alat yang digunakan penulis dalam wawancara adalah buku catatan,

    laptop, dan camera karena penulis menggunakan wawancara catatan lapangan. Hal

    ini bermanfaat untuk mencatat dan mendokumentasikan semua percakapan dengan

    sumber data, dimana kesemuanya telah digunakan setelah mendapat izin dari

    sumber data. Karena wawancara yang digunakan adalah semi terstruktur. Dalam

    skripsi ini, penulis menggunakan metode wawancara yang dilakukan kepada

  • 41

    subyek dengan menggunakan dokumntasi catatan lapangan. Adapun pedoman

    wawancara yang telah disusun sebagai berikut:

    a. Latar belakang, lingkungan dan pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah

    dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

    b. Kendala yang menghambat pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah

    dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

    c. Upaya dalam pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah dalam pelayanan

    bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

    d. Kondisi sarana dan sumberdaya.

    e. Hasil pencapaian dan harapan.

    3. Dokumentasi

    Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari

    arsip dan dokumen baik yang berada di Pemerintah Daerah dalam pelayanan

    bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, yang ada

    hubungannya dengan penelitian tersebut. Dokumentasi adalah mengumpulkan data

    dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari catatan, dokumentasi,

    administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi

    diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti.

    Adapun di dalam skripsi ini penulis mengumpulkan data mengenai sejarah, visi-

    misi, profil, serta bukti-bukti pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah di

    bidang ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung

    Timur Nomor 13 Tahun 2003.

  • 42

    F. Teknik Analisis Data

    Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya,

    menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan

    membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Aktivitas analisis

    data yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil kesimpulan lalu

    diverifikasi.

    1. Reduksi Data

    Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

    pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

    tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan

    membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis

    memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak

    relevan. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

    memfokuskan pada hal-hal yang penting. Adapun data yang direduksi akan

    memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk

    melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam

    penelitian ini, data diperoleh melalui catatan lapangan dan wawancara, kemudian

    data tersebut dirangkum, dan diseleksi sehingga akan memberikan gambaran yang

    jelas kepada penulis.

    2. Penyajian Data

    Penyajian data merupakan penyusunan sekumpulan informasi dari reduksi

    data yang kemudian disajikan dalam laporan yang sistematis dan mudah dipahami.

  • 43

    Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajiannya juga

    dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan. Penyajian data juga dapat

    dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan antara kategori dan

    sejenisnya.Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan

    bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang

    paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di dalamskripsi ini

    peneliti menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan

    mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-masing. Data yang telah

    didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka.

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan teks yang bersifat naratif.

    3. Kesimpulan/Verifikasi

    Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah

    penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

    bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat yang

    mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam

    penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

    Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya

    kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.

    Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa,

    ketiga metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan

    penulis lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan

    lapangan, dan juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik

  • 44

    kesimpulan kewenangan pemerintah daerah di bidang ketenagakerjaan berdasarkan

    Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003.

    G. Sistematika Penulisan

    Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam penulisan

    skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:

    Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakiatnya

    menjadi pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran

    tentang tema yang dibahas. BAB I mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan

    Masalah, Batsan Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori,

    Kerangka Pemikiran, Tinjauan Pustaka.

    BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan

    Penelitian, Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Unit Analsis dan

    Alat Analisis Data, Sistematika Penulisan dan Jadwal Penelitian.

    BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian. Sejarah

    Berdirinya, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Sarana dan Prasarana

    BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang

    pembahasan dan hasil penelitian.

    BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang

    terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan

    Daftar Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae.

  • 45

    BAB III

    GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

    A. Seajrah Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan salah satu Kabupaten di

    pesisir timur Propinsi Jambi selatan yang berjarak sekitar 174 km dari Kota

    Makassar.Mempunyai garis pantai sepanjang 138 km dari arah selatan kearah

    utara. Secara astronomis terletak dalam posisi 4 13‟ -120040‟ Bujur Timur

    dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah utara berbatasan dengan

    Kabupaten Wajo dan Soppeng

    1. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi

    2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat

    3. Sebelah barat berbatasan dengan Riau 29

    Luas wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur seluruhnya berjumlah

    kurang lebih4.559,00 Km2. Bone terdiri atas 27 (dua puluh tujuh) kecamatan yang

    diperinci menjadi 333 (tiga ratus tiga puluh tiga) desa dan 39 (tiga puluh sembilan)

    kelurahan dengan jumlah dusun sebanyak 888 (delapan ratus delapan puluh

    delapan) dan lingkungan sebanyak 121 (seratus dua puluh satu). Adapun berikut

    merupakan Peta wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur:

    29

    Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas

    Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019

    45

  • 46

    B. Visi dan Misi Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur

    Adapun visi dan misi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur adalah sebagi berikut: Visi “Terwujudnya Tenaga Kerja

    Yang Bermutu Dan Berkualitas Dalam Satu Keatuan Budaya“.30

    C. Struktur Organisasi

    Semua susunan struktur Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur dibuat berdasarkan Peraturan Daerah dengan Nomor 3

    Tahun 2008 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Dinas Tenaga erja Dan

    Transmigrasi Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Adapun struktur Dinas Tenaga

    Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Sulawesi

    Selatan, yakni sebagai berikut:

    1. Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

    2. Sekretarsi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

    3. Kelompok Jabatan Fungsional

    4. Sub Bagian Umum dan Perencanaan

    5. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan

    6. Sub Bagian Kepegawaian

    7. Sub Bagian Pemberdayaan Tenaga Kerja

    8. Seksi Penyelenggaraan dan Ketenaga kerjaan

    9. Seksi Data dan Informasi 31

    30

    Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas

    Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019 31

    Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas

    Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019

  • 47

    D. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur

    Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor

    13 Tahun 2003 tentang susunan dan tata kerja dinas Tenaga Kerja Dan

    Transmigrasi Kabupaten Tanjung Jabung Timur, maka tugas pokok dan fungsi

    untuk semua struktur dalam lingkup dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Untuk menjalankan tugas pokok tersebut

    struktur yang ada dalam organisasi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur mempunyai fungsi sebagai berikut: 32

    Kepala Dinas mempunyai tugas:

    1. Menetapkan program kerja Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

    berdasarakan rencana kegiatan masing masing sub bidang dan rencana

    kegaiatan bagian sekretariat;

    2. Membuat rumusan kebijakan tekhnis bidang ketenagakerjaan berdasarkan

    kewenangan yang ada;

    3. Memberikan pelayanan perijinan di bidang;

    4. Memberikan pelayanan umum kepada masyarakat sesuai bidang tugasnya;

    5. Mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas bawahan

    sesuai dengan bidangnya masing masing;

    6. Memberikan petunjuk dan bimbingan tekhnis serta pengawasan kepada

    bawahan;

    7. Memeriksa hasil kerja bawahan;

    32

    Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas

    Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019

  • 48

    8. Mengevaluasi dan mempertanggung jawabkan hasil kerja bawahan;

    9. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kinerja kepada Bupati;

    10. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan oleh atasan.

    Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi dalam melaksankan

    tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui sekretariat

    Daerah. 33

    Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi mempunyai tugas:

    a. Melaksanakan urusan surat menyurat, rumah tangga, dan memberikan

    penerangan, pelaksanaan kegiatan di lingkungan Dinas Tenaga Kerja Dan

    Transmigrasi;

    b. Melaksanakan urusan keuangan dan perlengkapan di lingkungan dinas;

    c. Melaksanakan urusan mutasi, kenaikan pangkat dan gaji berkala lingkungan

    dinas;

    d. Pengadaan Kartu AK I

    e. Menyusun program kerja sekretariat sebagai bahan program kerja Dinas

    Tenaga Kerja Dan Transmigrasi berdasarkan rencana kegiatan masing masing

    sub bagian;

    f. Menyusun laporan pertanggung jawaban kinerja sekretariat sebagai bahan

    pertanggung jawaban Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi berdaasarkan

    laporan hasil kegiatan masing masing sub bagian;

    g. Mengatur mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas bawahan

    sesuai dengan bidangnya masing masing;

    33

    Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas

    Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019

  • 49

    h. Memberikan petunjuk dan bimbingan tekhnis serta pengawasan kepada

    bawahan;

    i. Memeriksa hasil kerja bawahan;

    j. Melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian;

    k. Melaksanakan pengelolaan urusan umum dan perlengkapan;

    l. Melaksanakan urusan keuangan;

    m. Mengevaluasi dan mempertanggungjawabkan hasil kerja bawahan

    n. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan. 34

    Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada dibawah dan

    bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi. Bagian

    sekretaris terdiri dari sub bagian umum, sub bagian kepegawaian, dan sub bagian

    keuangan dan perlengkapan adapun tugas sub sub bagian tersebut sebagai berikut:

    Sub bagian umum memiliki tugas:

    1) Menginventarisir surat masuk dan keluar

    2) Memfasilitasi tamu-tamu kantor sesuia dengan kepentingannya

    3) Mengkoordinir petugas kebersihan kantor

    4) Mengkoordinir bagian legalisasi

    5) Mengkoordinir acara protokoler dinas

    6) Melaksanakan pengetikan surat menyurat dan penggandaan naskah dinas

    7) Melaksanakan urusan hubungan masyarakat, perjalanan dinas dan protocol

    34

    Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas

    Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019

  • 50

    8) Membuat rencana program kegiatan yang akan dilaksanakan untuk diajukan

    dalam penyusunan program dinas tahun yang akan datang selambat lambatnya

    pada bulan Juli tahun berjalan.

    Sub bagian kepegawaian Memiliki tugas:

    a) Menyusun rencana dan program kerja tahunan seksi kepegawaian

    b) Menyiapkan rencana formasi penerimaan dan pengangkatan dan pemerataan

    pengawas di lingkungan kerja dinas

    c) Menyiapkan usulan mutasi antara lain kenaikan pangkat, pemindahan,

    pemberhentian dan pensiunan tenaga administrasi dan fungsional

    d) Menyusun daftar urut kepangkatan pegawai

    e) Mengelolah kenaikan gaji berkala tenaga administrasi dan tenaga fugnsional

    f) Melaksanakan urusan tata usaha pengawas

    g) Penyiapan koordinasi pelaksanaan ujian dinas

    h) Pengurusan pemberian tanda pengahargaan kepada pegwai

    i) Pengurusan tabungan asuransi pegawai dan kartu kesehatan

    j) Pelaksanaan bimbingan penyaluran dana subsidi guru serta peningkatan

    kesejahteraan pegawai

    k) Menyusun laporan sub bagian 35

    l) Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan oleh atasan

    Sub bagian keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas:

    (1) Menyusun rencana dan program sub bagian keuangan

    35

    Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas

    Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019

  • 51

    (2) Melakukan pengelolaan keuangan dinas yang meliputi penerimaan,

    penyimpanan, pengeluaran, pertanggungjawaban dan pembukuan

    (3) Meneliti, menguji kebenaran setiap dokumen bukti penerimaan, penyimpanan

    dan pengeluaran uang

    (4) Melakukan pencatatan dan pengarsipan dokumen bukti pengeluaran uang

    (5) Melakukan pembayaran gaji pegawai, biaya perjalaan dinas, rekening telepon

    dan air serta borongan dan pembelian

    (6) Melakukan tuntunan ganti rugi

    (7) Mempersiapkan laporan periodik tentang pengeluaran keuangan

    (8) Memonitor pelaksanaan anggaran

    (9) Mencatat, mengolah dan menganalisis data hasil monitor pelaksanaan

    anggaran

    (10) Mempersiapkan penyusunan anggaran belanja dinas

    (11) Menyusun pertanggung jawaban penerimaan dan pengeluaran dinas

    (12) Menerima, menyimpan, dan menguangkan surat berharga

    (13) Mengumpulkan data perkembangan pelakanaan anggaran dinas

    (14) Menyusun identifikasi masalah yang menyangkut anggaran Dinas

    (15) Mempersiapkan bahan penyusunan, saran penyesuaian pelaksanaan

    anggaran dinas

    (16) Melakukan pengawasan dan pengendalian pengelolaan keuangan yang

    bersumber dari APBD 36

    (17) Melakukan pengurusan gedung dan perabot

    36

    Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas

    Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019

  • 52

    (18) Melakukan infentarisasi dan mempersiapkan penghapusan barang dan

    perlengkapan

    (19) Melakukan rencana pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, perawatan

    inventaris

    (20) Melakuakan stock volume barang barang kebutuhan ATK dan barang barang

    lainnya masing masing bidang

    (21) Melakukan pendistribusian barang perlengkapan yang meliputi perabot,

    peralatan tekhnis, alat kantor dan pembukuan

    (22) Mengumpulkan dan mengolah data inventaris kantor

    (23) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan. 37

    E. Peraturan Pemerintah Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003

    Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 13 Tahun 2003

    mengamanatkan beberapa butir perubahan yang memiliki dimensi standarisasi

    yang sangat ketat dan lebih mempertimbangkan kuantitas dan kepentingan

    pemerintah pusat ketimbang prioritas untuk mengefektivkan penyelenggaraan

    pemerintahan di daerah melalui solusi persoalan-persoalan di daerah. Standarisasi

    ini sendiri muncul karena beberapa alasan:

    1. Ketidaksesuaian nomenklatur lembaga daerah dengan lembaga pusat yang

    selama ini sering mengakibatkan kesulitan proses penganggaran dan berujung

    pada inefisiensi penyelenggaraan pemerintahan di daerah; Struktur organisasi

    pemerintah daerah di Indonesia yang cenderung sangat gemuk sehingga

    37

    Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas

    Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019

  • 53

    berpotensi menyedot sebagian besar alokasi APBD untuk belanja tidak

    langsung (belanja aparatur) dan bukan untuk pos belanja langsung

    untukmembiayai program dan kegiatan-kegiatan lainnya yang lebih produktif

    bagi kepentingan masyarakat.

    2. Struktur organisasi pemerintah daerah di Indonesia yang cenderung sangat

    gemuk sehingga berpotensi menyedot sebagian besar alokasi APBD untuk

    belanja tidak langsung (belanja aparatur) dan bukan untuk pos belanja langsung

    untuk membiayai program dan kegiatan-kegiatan lainnya yang lebih produktif

    bagi kepentingan masyarakat. Kelemahan desain penataan kelembagaan di

    daerah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 adalah karena

    Peraturan Pemerintah ini lebih melihat persoalan kelembagaan semata-mata

    sebagai persoalan struktur kelembagaan. Standarisasi yang ketat yang dibuat

    oleh Peraturan Pemerintah ini tidak mempertimbangkan dimensi lain dari

    kelembagaan daerah seperti aparatur, sistem tata laksana, dan nilai dasar

    organisasi. Hal ini terlihat dari esensi kebijakan yang lebih menekankan pada

    tiga hal: 38

    3. Penyeragaman nomenklatur kelembagaan daerah;

    4. Penentuan jumlah kelembagaan daerah yang berbasis pada hasil perhitungan

    atas variable jumlah penduduk, luas wilayah, dan jumlah APBD;

    5. Perumpunan kelembagaan daerah, meskipun juga menentukan beberapa

    perubahan lain seperti perubahan eselonisasi pejabat daerah.

    38

    Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas

    Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019

  • 54

    Pembentukan kelembagaan atau organisasi perangkat daerah akan sangat

    berpengaruh pada pencapaian kinerja birokrasi publik, karena struktur akan

    mengikuti strategi (structure follow strategy) yang diterapkan organisasi, bukan

    sebaliknya strategi yang mengikuti struktur (strategy follow structure) yang

    akhirnya mengakibatkan proliferasi atau perkem-bangbiakan kelembagaan.

    Dalam praktiknya, Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 juga telah

    menciptakan berbagai kerumitan mengiringi konsekuensi besar yang

    menyertainya. Berbagai standarisasi yang dirumuskan dalam regulasi ini pada

    akhirnya cenderung terlihat sebagai manifestasi kepentingan pusat untuk

    melakukan resentralisasi pemerintahan ketimbang penataan kelembagaan untuk

    efektivitas pemerintahan daerah. Masalah efisiensi dan pelayanan publik

    tampaknya menjadi urutan berikutnya. Hal ini juga tampak pada semangat

    Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 yang justru lebih banyak berpihak

    kepada birokrasi dari pada pelayanan publik. Hal ini terlihat dari besarnya

    organisasi perangkat daerah melebihi dari yang diatur dalam Peraturan Pemerintah

    Nomor 8 Tahun 2003.

    Perubahan ini, kemudian menjadi hal menarik untuk diteliti, khususnya

    kaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan pasca penerapan Peraturan

    Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah pada

    Lingkup Sekretariat Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 39

    39

    Profil Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Kantor Dinas

    Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentang sejarah Dinas Ketenagakerjaan

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 7 Januari 2019

  • 55

    BAB IV

    PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

    A. Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan Bidang Ketenaga Kerjaan Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

    Berdasarkan observasi dan wawancara di lapangan dapat diketahui bahwa

    kewenangan pemerintah daerah dalam pelayanan bidang ketenaga kerjaan di

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur telah dirasakan sebagian besar masyarakat.

    Pencari kerja yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tanjung Jabung

    Timur berjumlah 4.925 jiwa atau hanya 18,41 persen dari total pengangguran di

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pencari kerja yang terdaftar terbanyak di

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu 1.140 jiwa. Secara umum pula dalam

    sektor perekonomian daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur didominasi oleh

    sektor perikanan, dengan sub sektor perikanan laut, kemudian sub sektor

    perkebunan, peternakan dan perkebunan. Dilihat dari lapangan usaha, sebagian

    besar penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur bekerja di sektor pertanian yang

    berjumlah 356.814 jiwa (70,72%) dari jumlah penduduk yang bekerja. Sektor lain

    yang juga banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan dan

    Akomodasi (11,54 %) dan yang paling sedikit menyerap tenaga kerja adalah

    Industri Pengolahan (3,41%).40

    Tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksanaan dari pembangunan

    masyarakat sebuah daerah, dimana pembangunan masyarakat tersebut adalah

    kesejahteraan rakyat termasuk tenaga kerja. Tenaga kerja sebagai pelaksana

    40

    Dokumen Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019

  • 56

    pembangunan harus di jamin haknya, diatur kewajibannya dan dikembangkan daya

    gunanya. Sesuai dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-

    04/MEN/1994 dan peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

    Indonesia Nomor 145/Men/10/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal dibidang

    ketenaga kerjaan. Oleh karena itu pelayanan pemerintah daerah dibidang ketenaga

    kerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur mulai dari Penyelenggaraan Pelatihan

    Keterampilan, Penempatan Tenaga Kerja, Syarat-syarat kerja, Norma kerja,

    Pelayanan Kartu AK I dan pemanfaatan fasilitas gedung haruslah diperhatikan

    sehingga pemerintah daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur khususnya

    dibidang pelayanan ketenagakerjaan dapat mewujudkan masyarakat yang sejahtra

    sesuai dengan Perda Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

    Penulis menemukan bahwa terdapat 4 (empat) jenis pelayanan yang

    diberlakukan bagi masyarakatnya pada Dinas Ketenagakerjaan di bidang

    ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, diantaranya:

    1. Penyelenggaraan Tenaga Kerja

    Dari hasil penelitian penulis, penyelenggaraan pelatihan keterampilan yang

    dilakukan Pemda, meliputi : Sertifikat Latihan Lulusan Keterampilan (LLK),

    dimana kegiatan ini adalah bentuk kerja sama pemerintah daerah dengan pihak

    perusahaan. Persyaratan jenis pelayanan ini adalah surat permohonan dari

    perusahaan yang terkait, karena pelatihan dilakukan selama seminggu dengan

    penaggung jawab kegiatan adalah Kepala Bidang Pemberdayaan Tenaga Kerja dan

    Kepala UPTD-LLK. Pemerintah Daerah menganggap bentuk pelayanan ini

    ditujukan kepada masyarakat secara umum sehingga bentuk pelayanan ini

  • 57

    dilaksanakan tanpa biaya (gratis), masyarakat dihimbau untuk mengikuti segala

    bentuk pelatihan untuk meningkatkan skill mereka serta keterampilan yang

    berguna terhadap peningkatan SDM Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan

    pendapatan perusahaan. Sebagaimana yang disampaikan Bapak Nurdin Selaku

    Kepala Bidang Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebagai

    berikut:

    Sejauh ini telah berjalan program pelatihan pada salah satu perusahaan,

    guna meningkatkan kemampuan masyarakat. Dan kami mengajak

    masyarakat untuk berperan aktif mencari informasi agar dapat mengikuti

    program ini dengan baik. Masyarakat seharusnya lebih aktif lagi, ketika

    kami Pemerintah Daerah melakukan suatu kegiatan pelayanan berupa

    pelatihan karena ini sangat bermanfaat bagi mereka dimana mampu

    meningkatkan kapasitas mereka dan juga mereka diberikan sertifikat yang

    dapat mereka gunakan di perusahaan, apalagi kegiatan pelayanan ini tidak

    dipungut biaya (gratis). Dengan diadakan pelayan gratis ini, lebih

    memotivasi lagi meraka untuk terus berkembang dengan baik.

    Meningkatkan seluruh kemampuan dan pontensi masyarakat itu sendiri.41

    Dalam hasil wawancara tersebut dapat dicermati bahwa pelayanan

    pelatihan yang ada di masyarakat ini dalam memicu motivasi masyarakat

    mengembangkan potensi yang ada dalam masyarakat itu sendiri. Apalagi

    pelayanan ini tidak dikenakan biaya sedikit pun, jadi lebih meringangkan beban

    masyarakat itu sendiri. Tenaga Kerja di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

    memang terbilang banyak, tak heran jika masyarakat yang tergolong usia kerja

    ambil bagian dalam kegiatan ini, karena menganggap perlu untuk mengikuti

    kegiatan pelayanan tersebut. Sebagaimana yang disampaikan Bapak Nurdin Selaku

    Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur,

    sebagai berikut:

    41

    Wawancara bersama Bapak Nurdin Selaku Kepala Bidang Bidang Ketenagakerjaan

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada 12 Januari 2019

  • 58

    Kami melakukan penyelenggaraan penempatan kerja yang sesuai dengan

    bidangnya, perluasan wawasan oleh tenaga kerja yang mampu bersaing di

    dalam menghadapi perubahan zaman, peningkatan produktifitas tenaga

    kerja yang berkompeten dan pelatihan ketenagakerjaan yang di laksanakan

    di balai latihan kerja. Semua itu kami laksanakan dalam rangka

    penyelenggaraan tenaga kerja yang baik di kabupaten Tanjung Jabung

    Timur.42

    Dalam hasil wawancara tersebut dapat dicermati bahwa penyelenggaraan

    tenaga kerja di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dilakukan dengan penempatan

    tenaga kerja yang sesuai dengan bidangnya, perluasan wawasan tenaga kerja,

    peningkatan produktifitas tenaga kerja serta pelatihan tenaga kerja di balai latihan

    kerja. Selain i