kewenangan lurah

59
KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM BIDANG PERTANAHAN DI ERA OTONOMI DAERAH A. Otonomi Daerah dan Desentralisasi 1. Otonomi Daerah Sesuai dengan amanat konstitusi Republik Indonesia, Pemerintah Daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan Pemerintahan menurut asas desentralisasi 1 , tugas pembantuan 2 , dan dekonsentrasi 3 sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Disamping itu melalui otonomi luas, daerah diharapkan mampu 1 Desentralisasi adalah penyerahan wewenang Pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan Pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal 1 ayat (7) Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 2 Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari Pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari Pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu. Pasal 1 ayat (9) Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 3 Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang Pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. Pasal 1 ayat (8) Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004

Upload: icuk-redjo-sugiarto

Post on 16-Aug-2015

255 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

6

TRANSCRIPT

KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAMBIDANGPERTANAHAN DI ERA OTONOMI DAERAHA. Otonomi Daerah dan Desentralisasi1. Otonomi DaerahSesuai dengan amanat konstitusi Republik Indonesia, Pemerintah Daerahberwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan Pemerintahan menurut asasdesentralisasi1, tugas pembantuan2, dan dekonsentrasi3sesuai dengan peraturanperundang-undangan. Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untukmempercepat terwuudn!a keseahteraan mas!arakat melalui peningkatan pela!anan,pemberda!aandanperansertamas!arakat. Disampingitumelalui otonomi luas,daerah diharapkan mampu meningkatkan da!a saing dengan memperhatikan prinsipdemokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaandankekhususansertapotensi dankeanekaragaman daerah dalam sistem "egara #esatuan Republik Indonesia. 1 Desentralisasi adalah pen!erahan wewenang Pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan Pemerintahan dalam sistem "egara #esatuan Republik Indonesia. Pasal 1 a!at $%& 'ndang ( 'ndang "omor 32 )ahun 2**+2 )ugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan,atau desa dari Pemerintah pro-insi kepada kabupaten,kota dan,atau desa serta dari Pemerintah kabupaten,kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu. Pasal 1 a!at $.& 'ndang ( 'ndang "omor 32 )ahun 2**+3 Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang Pemerintahan oleh Pemerintah kepada /ubernur sebagai wakil Pemerintah dan,atau kepada instansi -ertikal di wila!ah tertentu. Pasal 1 a!at $0& 'ndang ( 'ndang "omor 32 )ahun 2**+1ili Romli mengemukakan, bahwa dalamkonsep otonomi daerah padahakikatn!a mengandungarti bahwa, adan!a kebebasandaerahuntukmengambilkeputusan, baik politik maupun administrati2, menurut prakarsa sendiri. 3leh karenaitukemandirian daerah suatu hal !ang penting, tidakbolehada inter-ensi dariPemerintah Pusat. #etidakmandirian daerah berarti ketergantungan daerah padaPemerintah Pusat.+#atakunci dari otonomi daerahadalah4kewenangan5. Seberapabesarkah4kewenangan5!angdimiliki olehdaerahdidalammenginisiati2kankebiaksanaan,mengimplementasikann!a, dan memobilisasi dukungan sumber da!a untukkepentingan implementasi. Dengan kewenangann!a maka daerah akan menadikreati2 untuk menciptakan kelebihan dan insenti2 kegiatan ekonomi danpembangunan daerah. Dengan kewenangan dan kreati2itas maka akan dapatmeningkatkan pendapatan keuangan daerah.6 #onsekuensi dari otonomi ini adalah, memungkinkandaerahbebas untukberimpro-isasi, mengekspresikan dan mengapresiasikan kemampuan dan potensi!ang dimiliki, mempun!ai kebebasan berpikir dan bertindak, sehingga bisa berkar!asesuai dengan kebebasan daerah masing-masing.74 1ili Romli, Potret... op. cit. hlm. %.5S!aukani 8R, 92an /a22ar, dan : R!aas Ras!id, Otonomi Daerah Dalam Rangka NegaraKesatuan, ;tk. ketiga ,,www.kmc.com )anggal 1. September 2**..:enurut S.8. Sarundaang, hakikat otonomi daerah ini adalah> % 1. 3tonomi adalahhakmengurusrumahtanggasendiri bagi suatudaerahotonom. 2. 3tonomi merupakansuatukebebasanmenalankanhakmengurus danmengatur rumah tangga sendiri, akan tetapi daerah tidak dapatmenalankanhakdanwewenangotonomin!a itudiluar batas wila!ahdaerahn!a. 3. 3tonomi tidakbolehmencampuri hakmengatur danmengurus rumahtanggadaerahlainsesuai denganwewenangpangkal danurusan!angdiserahkan kepadan!a. dan, +. 3tonomi tidakmembawahi otonomi lain, hakmengatur danmengurusrumahtangga sendiri tidakmerupakansubordinasi hakmengatur danmengurus rumah tangga daerah lain. Di dalamotonomi hubungankewenanganantaraPusat danDaerah, tidakdapat dengan cara pembagian urusan pen!elenggaraan Pemerintahan atau caramenentukan urusan rumah tangga daerah. Penentuan ini akan mencerminkan suatubentukotonomi terbatasatauluas. Digolongkansebagai otonomi terbatasapabila>Pertama,urusan-urusan rumah tangga daerah ditentukan secara kategoris danpengembangann!adiatur dengancara-caratertentu.Kedua,apabilasuper-isi danpengawasan dilakukan sedemikian rupa, sehingga daerah otonom kehilangankemandirian untuk menentukan secara bebas mengatur dan mengurus rumah tanggadaerahn!a.Ketiga,sistemhubungan keuangan antara Pusat dan Daerah !angmenimbulkan hal-hal seperti keterbatasan kemampuan keuangan !ang akanmembatasi ruang gerak 3tonomi Daerah.0 7 S.8. Sarundaang, Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah, Pustaka Sinar 8arapan, ?akarta,2***, hlm. 3+.8 @agir :anan, Hubungan Antara Pusat dan Daerah Menurut D !"#$, ctk.pertama Sinar8arapan. ?akarta. hlm. 3%.SedangkanotonomiluasadalahsemuaurusanPemerintahanpadadasarn!amenadi urusan rumah tangga daerah, kecuali !ang di tentukan sebagai urusan Pusat.Dalam negara modern, apabila dikaitkan dengan paham negara keseahteraan,urusanPemerintahan tidak dapat dikenali umlahn!a..@egitu uga dengan prinsip otonomi!angdianut'ndang-'ndang"omor32 )ahun2**+tentangPemerintahanDaerahmen!ebutkan dalam penelasann!a angka $1& penelasan umum, bahwa> %Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas&luasn'a dalam artidaerah diberikan ke(enangan mengurus dan mengatur semua urusan Pemerintahandi luar 'ang men)adi urusan Pemerintah 'ang ditetapkan dalam undang&undang ini.Daerah memiliki ke(enangan membuat kebi)akan daerah untuk memberi pela'anan,peningkatanperanserta, prakarsa, danpemberda'aanmas'arakat 'angbertu)uanpada peningkatan kese)ahteraan rak'at.*3tonomi daerah ika dilihat dari sudut wila!ahn!a, maka pen!elenggaraann!adi tentukaan dalambatas-batas wila!ahn!a !ang di tentukan Pemerintah Pusat.Dilihat dari subtansi $materi& pen!elenggaraandaerah, men!angkut tatanan!angberkaitan dengan cara pembagian wewenang, tugas dan tanggung awab untukmengatur dan mengurus urusan Pemerintahan antara Pusat dan Daerah.Dalamtataran !uridis, de2inisi otonomi daerah dapat ditemukan dalamberbagai peraturan perundang-undangan. 3tonomi daerah menurut 'ndang-'ndang"omor 6)ahun1.%+)entangPemerintahanDaerahadalahhak, wewenangdankewaibandaerahuntukmengatur danmengurus rumahtanggan!asendiri sesuaidenganperaturanperundang-undangan!angberlaku. Sedangkanmenurut 'ndang-'ndang "omor 22 )ahun 1..., 3tonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom9 Ibiduntuk mengatur danmenguruskepentingan mas!arakatsetempatmenurutprakarsasendiri berdasarkan aspirasi mas!arakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Selanutn!a dalam'ndang-'ndang "omor 32 )ahun 2**+ tentangPemerintahan Daerah, dalam Pasal 1 9!at 6 mende2inisikan otonomi daerah sebagaihak, wewenang dan kewaiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiriurusan Pemerintahan dan kepentingan mas!arakat setempat sesuai dengan peraturanperundang-undangan. :enurut I. "!oman Sumar!adi otonomi daerah padahakikatn!a adalah>1*1. :engurus rumah tangga sendiri bagi suatu daerah otonom. 8ak tersebutbersumber dari wewenang pangkal dan urusan-urusan Pemerintah $pusat&!ang diserahkan kepada daerah. Istilah sendiri dalam hak mengatur danmengurus rumah tangga merupakan inti keotonomian suatu daerahApenetapankebiaksanaansendiri, pelaksanansendiri, serta pembia!aandan pertanggungawaban daerah sendiri, maka hak itu dikembalikankepada pihak !ang memberi, dan berubah kembali menadi urusanPemerintah $pusat&. 2. Dalam kebebasan menalankan hak mengurus dan mengatur rumah tanggasendiri, daerah tidak dapat menalankan hak dan wewenang otonomin!aitu diluar batas wila!ah daerahn!a.3. Daerah tidak boleh mencampuri hak mengatur dan mengurus rumahtanggadaerahlainsesuai denganwewenangpangkal danurusan!angdiserahkan kepadan!a. Dari beberapa konsep di atas, otonomi daerah elas menunuk padakemandiriandaerah, di manadaerahdiberikankewenanganuntukmengatur danmengurusrumahtanggan!asendiri tanpaataumengupa!akanseminimal mungkin10 I. "!oman Sumar!adi, +,ekti,itas -mplementasi Kebi)akan Otonomi Daerah, ;itra 'tama, ?akarta, 2**6, hlm. 3..adan!a campur tangan atau inter-ensi pihak lain atau Pemerintah Pusat danPemerintah dibawahn!a $Pemerintah Pro-insi&. Dalam'ndang ('ndang"omor 32)ahun2**+)entang PemerintahanDaerahdisebutkanbahwaprinsipotonomi daerahmenggunakanprinsipotonomiseluas-luasn!a dan prinsip otonomi !ang n!ata dan bertanggung awab, !angdimaksud denganotonomiseluas-luasn!adalamartidaerah diberikankewenanganmengurusdanmengatursemuaurusanPemerintahandiluar!angmenadi urusanPemerintah. Prinsip otonomi !ang n!ata adalah suatu prinsip bahwa urusanPemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewaiban !angsen!atan!atelahadadanberpotensi untuktumbuh, hidupdanberkembangsesuaidengan potensi dan kekhasan daerah. 3tonomi !ang bertanggung awab adalahotonomi !angdalampen!elenggaraann!aharusbenar-benarsealandengantuuandanmaksudpemberianotonomi, !akni memberda!aandaerahdanmeningkatkankeseahteraan.11:enurut 8ari Sabarno, melalui otonomi daerah !ang luas, n!ata, danbertanggung awab tersebut, negara $Pemerintah Pusat& memberikan peranan kepadadaerah untukmengaktualisasikandirin!a dalamprinsip Pemerintahan!ang baiksesuai dengan situasi dan kondisi daerah.12 111ili Romli, Potret... op. cit, hlm. 22.12 8ari Sabarno, Memandu Otonomi Daerah Men)aga Kesatuan Bangsa, ctk.pertama. Penerbit Sinar /ra2ika, ?akarta, 2**%, hlm. 1.#onsekuensi dari otonomi ini adalah, memungkinkandaerahbebas untukberimpro-isasi, mengekspresikan dan mengapresiasikan kemampuan dan potensi!ang dimiliki, mempun!ai kebebasan berpikir dan bertindak, sehingga bisa berkar!asesuai dengan kebebasan daerah masing-masing.133tonomi daerah merupakan wuud kehidupan demokrasi dalam kontekspen!elenggraan negara kesatuan $eenheidstaat&. 3tonomi daerah merupakan wadahkehidupandemokrasi. Rak!at melalui parawakil mereka$DPRD&, turut sertadalampen!elenggaraan Pemerintahan, berdasarkan otonomi daerah !ang dibangun dalamsistem Pemerintahan desentralisasi. Rak!at mengatur rumah tangga mereka sendiri dalamrangka pen!elenggaraan otonomi daerah. SuatunegarakesatuanbarumerupakanwuudPemerintahandemokrasitatkalaotonomi daerah dialankan secara e2ekti2 guna pemberda!aan kemaslahatan rak!at,mencakupi kewenangan.el,(etge/ing$Perda-Perda& !angmengakomodirkepentinganrak!at ban!akdanpen!elenggaraanPemerintahan$.el,bestuur& !angdiembansecarademokrasi. Porsi otonomi daerahtidakcukupdalamwuudotonomi !angluas danbertanggungawab, tetapi harus diwuudkan dalam 2ormat otonomi !ang seluas-luasn!a.9dan!apandangan!angtidakmen!etuui istilahotonomi daerah!angseluas-luasn!adikhawatirkan konsep otonomi seluas-luasn!a berkonotasi membangunimagebakalmunculn!a ide negara bagian dalam negara 2ederasi $,ederal state&. 8al tersebut menurut1aica :arBuki tidak beralasan, karena dengan mewuudkan otonomi daerah !ang seluas-13 ?iml! 9sshiddiCie, %Otonomi Daerah dan Peluang -n/estasi*, Disampaikan dalam /o-ernment ;on2erence, !ang diadakan di ?akarta, 2.-3* September 2***, hlm. 1. dikutip dari http>,,www.kmc.com, )anggal 7 9gustus 2**0.luasn!a rak!at cenderung menahan diri memba!angkan negara 2ederal. 3tonomi daerah!angseluas-luasn!atidaklaindari wuudnegarabagian2ederal dalam2ormat daerahotonom, kecuali antara lain beberapa kewenangan !ang perlu dirumuskan secara limitati2.#onsep otonomi daerah !ang seluas-luasn!a merupakan salah satu upa!a membendungide negara 2ederasi.1+. Desentralisasi#aian terkait dengan otonomi daerah, tidak lepas dari kaian tentang konsepdan teori desentralisasi. )erdapat hubungan !ang saling menentukan dan bergantungantaradesentralisasi danotonomi daerah. Desentralisasilah!angmelandasi suatudaerahdapat dikatakanotonom. 3tonomi daerahtidakakanada, ikatidakadadesentralisasi. Sebalikn!adesentralisasi tanpaotonomi daerahakanmenimbulkankesulitan dalam pelaksanaan Pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di daerah.)anpa desentralisasi, daerah tidak akan mempun!ai otonomi. 3tonomi daerah tidakakanadadalamkonteksorganisasi negara, bilateori desentralisasitidakdiadikandasar piakan. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa teori desentralisasi menadidasar piakan otonomi daerah.16:enurut R!aasRas!iddalamtatarankonsep, pengertiandesentralisasi danotonomi daerah mempun!ai tempatn!a masing-masing. Istilah otonomi daerah lebihcenderung padapolitical aspect$aspek politik-kekuasaan negara&, sedangkandesentralisasi lebih cenderung padaadministrati/e aspect$aspek administrasi14 :. 1aica :arBuki, Ber)alan.. op. cit., hlm 173.15 I. "!oman Sumar!adi, +,ekti,itas... op. cit., hlm. 23.negara&. "amun dilihat dari kontekssharing o, po(er$berbagai kekuasaan&, dalampraktekn!a, kedua istilah tersebut mempun!ai keterkaitan !ang erat, dan tidak dapatdipisahkan. 9rtin!a ika berbicara mengenai otonomi daerah, tentu akan men!angkutpertan!aan seberapa besar untuk men!elenggarakan urusan Pemerintahan !ang telahdiberikan sebagai wewenang rumah tangga daerah.17Dari penelasan di atas, sekali lagi bahwa konsep desentralisasi secara umum,dapat dikategorikan ke dalamduaperspekti2utama,!akniperspekti2desentralisasipolitik dan desentralisasi administrasi. Satu di antara perbedaan mendasar dari duaperspekti2 ini terletakpadarumusande2inisi desentralisasi itusendiri. Perspekti2desentralisasi politik mende2inisikan desentralisasi sebagai de-olusi kekuasaan$de/olution o, po(er& dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah. Sementaraperspekti2 desentralisasi sebagai delegasi wewenang administrasi $administrati/eauthorit'0 dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah.1%9dan!a perbedaan antara dua perspekti2 dalam mende2inisikan desentralisasi,telahmemiliki implikasi padaperbedaandalammerumuskantuuanutama!anghendakdicapai. Perspekti2 desentralisasi politikmenekankanbahwatuuanutamadari desentralisasi adalah mewuudkan demokratisasi di tingkat lokal sebagaipersamaanpolitik, akuntabilitaslokal, dankepekaanlokal. Di sisi lain, perspekti2desentralisasiadministrasilebih menekankanpadaaspeke2isiensipen!elenggaraan16R!aas Ras!id, Makna Pemerintahan 1 2in)auan Dari 3egi +tika Dan Kepemimpinan,

101. :engurangi bertumpukn!a pekeraan di pusat Pemerintahan. 2. Dalammenghadapi masalah!angamat mendesak!angmembutuhkantindakan!angcepat, daerahtidakperlumenungguinstruksi lagi dariPemerintah Pusat. 3. Dapat mengurangi birokrasi dalam arti !ang buruk karena setiapkeputusan dapat segera dilaksanakan. +. Dalam sistem desentralisasi dapat diadakan pembedaan $di2erensiasi& danpengkhususan $spesialisasi& !ang beguna bagi kepentingan tertentu.#hususn!a desentralisasi teritorial, dapat lebih mudah men!esuaikan dirikepada kebutuhan,eperluan dan keadaan khusus daerah.6. Dengan adan!a desentralisasi teritorial, daerah otonom dapat merupakansemacam laboratorium dalam hal-hal !ang berhubungan denganPemerintahan, !ang dapat berman2aat bagi seluruh negara. 8al-hal !angtern!ata baik, dapat diterapkan di seluruh wila!ah negara, sedangkan !angkurang baik, dapat dibatasi pada suatu daerah tertentu saa dan oleh karenaitu dapat ebih mudah ditiadakan.7. :engurangi kemungkinan kesewenang-wenangan dari Pemerintah Pusat.%. Dari segi psikologis, desentralisasi dapat lebih memberikan kepuasan bagidaerah-daerah karena si2atn!a !ang lebih langsung. ;heema dan Rondinelli menabarkan beberapa keuntungan dan kebaikandesentralisasi, !aitu>1. 18 ?ose2 Riwu #aho, Prospek Otonomi Daerah di -ndonesia, Raawali Pers, ?akarta, 1.00, hlm. 13.19 I. "!oman Sumar!adi, +,ekti,itas4,3p.;it., hlm. 2%.1. #ebiaksanaan desentralisasi akan mempermudah artikulasi danimplementasi kebiakan pembangunan atas dasar pemerataan denganmeningkatn!a kemampuan administrati2 unit-unit kera daerah.#ebiaksanaan desentralisasi uga dapat meningkatkan kemampuanpeabat dan pimpinan politik dalam rangka mengidenti2ikasikan masalah-masalah pembangunan setempat dengan penentuan prioritas pembangunan!ang tepat.2. Desentralisasi dapat mengurangi dan men!ederhanakan prosedur birokrasi!ang rumit dan berliku-liku. 3. Desentralisasi dapat pula meningkatkan persatuan nasional danmemperteguh legitimasi Pemerintahan, karena desentralisasi memberikankesempatankepadamas!arakat untukmengenal masalah!angdihadapidan men!alurkan permasalahan itu kepada lembaga-lembagaPemerintahan !ang rele-an.+. #oordinasi !ang lebih e2ekti2 dapat pula dicapai lewat penerapankebiakandesentralisasi. @ermacam-macamkegiatan!angdilaksanakanoleh aneka ragam organisasi Pemerintahan, dapat lebih diharmoniskna dandipadukan.6. Desentralisasi dapat pula dianggap sebagai suatu mekanisme untukmeningkatkane2isiensi PemerintahPusat, karenatugas-tugasrutinakanlebih e2ekti2 ika diselenggarakan oleh peabat-peabat daerah. 7. Partisipasi mas!arakat dalampembangunan dapat pula ditingkatkandengan menempuh kebiaksanaan desentralisasi. Perluasan partisipasimas!arakat dilakukan melalui mekanisme dan saluran tertentu, agaranggota mas!arakat dapat men!alurkan pandangan dan kebutuhan-kebutuhann!a melalui pengambilan keputusan diberbagai tingkatPemerintahan. Rasa tanggung awab peabat-peabat daerah akanmeningkat melalui mekanisme desentralisasi ini. %. Desentralisasi mengandung kemungkinan untuk menigkatkan danmemperluas 2asilitas dan pela!anan oleh Pemerintah dengan mengurangikontrol oleh kelompok elit lokal terhadap kegiatan pembangunan.:as!arakat!angberkepentinganterhadap2asilitasdanpela!anandapatmelakukan pemantauan dan e-aluasi terhadap program-programpembangunan. 0. Dengan desentralisasi, pemberian pela!anan oleh Pemerintah kepadamas!arakat!ang men!angkt kebutuhan dasar akan lebih e2isien,karenabia!a pela!anan tersebut dapat ditekanserendah mungkin. :as!arakatsecara langsung dapat memberi tanggapan terhadap program-programkeseahteraan !ang dilaksanakan Pemerintah. .. Desentralisasi dapat mempertinggi 2leksibilitas instansi pusat, sta2lapangan serta pemimpin lokal dalamrangka penanganan masalah-masalah setempat !ang bersi2at khusus. Program-program tertentu dapatdiuicobaterlebihdahulu, tanpaharusmempertimbangkankepentinganseluruhbagiannegara, menilai ino-asi administrati2 secaralokal sertameningkatkan prakarsa peabat dan pimpinan politik lokal. :enurut 9mrah :uslimin,2*desentralisasi dibagi menadi desentralisasipolitik, desentralisasi 2ungsional, dan desentralisasi kebuda!aan. Desentralisasipolitik adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat !ang kemudianmenimbulkanhakmengurus kepentinganrumahtanggasendiri bagi badan-badanpolitik didaerah, !ang dipilih oleh rak!at. Desentralisasi 2ungsional adalah pemberianhak dan kewenangan pada golongan-golongan mengurus suatu macam atau golongankepentingan dalam mas!arakat, baik terikat maupun tidak pada suatu daerah tertentu,seperti mengurus irigasi bagi golongan tani dalam suatu daerah tertentu $subak @ali&.Desentralisasi kebuda!aan$culturedecentralisatie0ialahmemberikanhakkepadagolongan ( golongan kecil dalam mas!arakat $minoritas& men!elenggarakankebuda!aann!a sendiri. Disebutkandalampenelasanumumangka 3'ndang-'ndang"omor 32)ahun 2**+ tentang Pemerintahan Daerah, bahwa> %Pen'elenggaraandesentralisasi mens'aratkanadan'apembagianurusanPemerintahan antara Pemerintah dengan daerah otonom. Pembagian urusanPemerintahan tersebut didasarkan pada pemikiran bah(a selalu terdapat berbagaiurusan Pemerintahan 'ang sepenuhn'a dan5atau tetap men)adi ke(enanganPemerintah. rusan Pemerintahan tersebut men'angkut ter)aminn'a kelangsunganhidup bangsa dan negara secara keseluruhan*.9pabila desentralisasi dipahami berdasarkan perspekti2 hubungan negara-:as!arakat, makaakandiketahui bahwakeberadaandari desentralisasi tidaklain209mrah :uslimin, Aspek&aspek Otonomi Daerah, @andung> 9lumni, 1.07. hlm. 6.adalah untuk mendekatkan Pemerintah kepada mas!arakat sedemikian rupa, sehinggahubungan keduan!a dapat tercipta interaksi !ang dinamis, baik pada prosespengambilankeputusanmaupundalamimplementasi kebiakan. makaakandapatterwuuddesentralisasiuntukdemokrasi$decentralitation,ordemocrac'&.21Secaraimplisit hal ini uga mengindikasikan bahwa tuuan utama !ang hendak dicapai dalamdesentralisasi meliputi, terwuudn!a demokratisasi tingkat lokal, terciptan!a e2isiensidan e2ekti2itas pen!elenggaraan Pemerintahan Daerah dan peningkatan keseahteraandi daerah.9dapun pengertian dari Pemerintahan Daerah ini menurut '' "o. 32 )ahun2**+ )entang Pemerintahan Daerah adalah sebagai berikut> %PemerintahanDaerahadalahpen'elenggaraanurusanPemerintaholehPemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan denganprinsip otonomi seluas&luasn'a dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik-ndonesia tahun !"#$*@aik secara konseptual maupun hukum, pasal-pasal baru terkait PemerintahanDaerah dalam ''D memuat berbagai paradigma baru dan arah politik PemerintahanDaerah !ang baru pula. 8al-hal tersebut tampak dari prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan berikut>221. Prinsipdaerahmengatur danmengurus sendiri urusanPemerintahanmenurut asas otonomi dan tugas pembantuan$Pasal 10 a!at E2F.#etentuan ini menegaskan bahwa Pemerintahan Daerah adalah suatuPemerintahan otonom dalam "egara #esatuan Republik Indonesia. DalamPemerintahan Daerah han!a ada Pemerintahan otonomi $termaksud tugas211ili Romli, Potret otonomi..., Op.6it., hlm. 7.22 "i matul 8uda. Otonomi Daerah... op. cit, hlm 2*-23.pembantuan&. Prinsipbarudalampasal 10$baru& lebihsesuai dengangagasan daerah membentuk Pemerintahan Daerah sebagai satuanPemerintahanmandiri di daerah!angdemokratis. )idakadalagi unsurPemerintahansenralisasidalamPemerintahanDaerah/ubernur,@upati,Dalikota semata-mata sebagai pen!elenggara otonomi di Daerah.2. Prinsip men)alankan otonomi seluas&luasn'a$Pasal 10 a!at E6F&.:eskipun secara historis ''D 1.+6 menghendaki otonomi seluas-luasn!a, tetapi karena tidak dicantumkan, maka !ang teradi adalahpen!empitanotonomi daerahmenuuPemerintahansentralistik. 'ntukmenegaskan kesepakatan !ang telah ada pada saat pen!usunan ''D 1.+6danmenghindari pengebirianotonomi menuusentralisasi, makasangattepat, Pasal 10$baru&menegaskanpelaksanaanotonomi seluas-luasn!a.Daerah berhak mengatur dan mengurus segala urusan atau 2ungsiPemerintahan!angolehundang-undangtidakditentukansebagai !angdiselenggarakan Pusat.3.Prinsip kekhususan dan keragaman daerah $Pasal 10 9 a!at E1F&. Prinsipini mengandung makna bahwa bentuk dan isi otonomi daerah tidak harusseragam$uni2ormitas&. @entukdanisi otonomi daerahditentukanolehberbagai keadaan khusus dan keragaman setiap daerah.+. Prinsipmengakui danmenghormati kesatuanmas'arakat adat besertahak&hak tradisionaln'a $Pasal 10 @ a!at E2F&. pendidikanA kesehatanA lingkunganhidupA pekeraanumumA penataanruangA perencanaanpembangunanA perumahanAkepemudaan dan olahragaA penanaman modalA koperasi dan usaha kecil menengahAkependudukandancatatansipilA ketenagakeraanA ketahana panganA peberda!aan31 9rie Sukanti hutagalung dan :arkus /unawan, Ke(enangan,3p.cit.,hlm. 1+.32 Ibid hlm. 16*perempuan dan perlindungan anakA keluarga berencana dan keluarga seahteraAperhubunganA komunikasi dan in2ormatikaA pertanahanA kesatuan bangsa dan politikdalam negeriA otonimi daerah, pemerintahan umum, administrasi, keuangan daerah,perangkat daerah, kepegawaian, dan persandianA pemberda!aan mas!arakat dan desaAsosialA kebuda!aanA statistikA kearsipanA perpustakaan.33'rusanpilihanmerupakanurusanpemerintahan!angsecaran!ataadadanberpotensi untuk meningkatkan keeahteraan mas!arakat sesuai dengan kondisi,kekhasan, dan potensi, unggulan daerah !ang bersangkutan. 'rusan pilihan itumeliputi > kelautandanperikananA pertanianA kehutananA energ!dansumberda!amineralA pariwisataA industriA perdaganganA ketransmigrasian.3+#ewenangan Propinsi sebagai daerah otonom di bidang pertanahan meliputi >iBin lokasiA pengadaan tanah untuk kepentingan umumA pen!elesaian sengketa tanhgarapanA pen!elesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untupembangunanA penetapansubekdanobekredistribusi tanah, sertaganti kerugiantanah kelebihan maksimumdan tanah absenteeA penetapan tanah ula!at lintaskabupaten,kotaA peman2aatan dan pen!elesaian masalah tanah kosongA iBin membukatanahA prencanaan penggunaan tanah wila!ah kabupaten,kota.&. Ke!enan"an Pemerintah Ka'$#aten(KotaPembagian kewenangan pemerintahan antara pemerintah, pemerintah pro-insidan pemerintah kabupaten,kota merupakan persoalan krusial dalam pen!elenggaraan33 ibid34 Ibid hlm 162otonomi daerah. Pembagian urusan tersebut !ang belum tuntas dalam beberapa tahunterakhir seakbergulirn!aeraotonomi daerahmemisahkanwila!ahabu-abu!angkerap memicu ketidakharmonisan hubungan antara pemerintah pro-insi, danpemerintah kabupaten,kota.36Permasalahan ini telah di coba diatasi dengan diterbitkann!a PeraturanPemerintah "omor 26 )ahun 2*** tentang #ewenangan Pemerintah dan#ewenangan Pemerintah dan #ewenangan Pro-insi sebagai Daerah 3tonom. "amun,tetap tidak beralan dengan e2ekti2 khususn!a mengenai kewenangan bidangpertanahan!angmerupakansalahsatubidang!angpalingpentingdanstrategis.'ntukmengatasi masalahini, pemerintahpadatanggal .?uli 2**%menerbitkanPeraturan Pemerintah nomor 30 )ahun 2**% tentang Pembagian 'rusanPemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Pro-insi, PemerintahanDaerah #abupatan,#ota.37Pen!elenggaraan desentralisasi mens!aratkan pembagian urusanpemerintahan antara pemerintah dengan pemerintahan daerah. 'rusan pemerintahanterdiri dari urusan pemerintahan !ang sepenuhn!a menadi kewenangan pemerintahdanurusanpemerintahan!ang!angdikelola secara bersama antartingkatandansusunan pemerintahan atau konkuren. 'rusan pemerintahan !ang sepenuhn!amenadi kewenangan pemerintah adalah !ang sepenuhn!a menadi kewenangan35 Ibid hlm 16%36 Ibid pemerintah adalahurusan dalambidangpolitikluarnegeri,pertanahan,keamanan,moneterdan2iscal nasional, !ustisi, danagama. 'rusanpemerintahan!angdapatdikelolasecarabersamaantartingkatandansusunanpemerintahanataukonkurenadalahurusan-urusanpemerintahanselainurusanpemerintahan!angsepenuhn!amenadi urusan pemerintah. Dengan demikian, dalam setiap bidang urusanpemerintahan !ang bersi2at konkuren senantiasa terdapat bagian urusan !ang menadikewenanganpemerintah, pemerintahandaerahpropinsi, danpemerintahandaerahkabupaten,kota.3%

#ewenangan bidang pertanahan oleh pemerintah kabupaten,kota !ang termuatdalamlampiranPeraturanPemerintahRepublikIndonesia"omor 30)ahun2**%tentang Pembagian 'rusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah DaerahPropinsi dan Pemerintahan Daerah #abupaten,#ota meliputi kewenangan dalam haliBin lokasi, pengadaan tanah untuk kepentingan umum, pen!elesaian sengketa tanahgarapan, pen!elesaian masalah ganti rugi dansantunan tanah untuk pembangunan,penetapan subek dan obek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihanmaksimum dan tanah absentee, penetapan tanah ula!at, peman2aatan danpen!elesaian masalah tanah kosong, iBin membuka tanah, perencanaan penggunaantanah wila!ah #abupatenn,#ota. #ewenangan dalam iBin lokasi meliputi >penerimaan permohonan dan pemerikasaan kelengkapan pers!aratanA kompilasibahan koordinasiA pelaksanaan rapa koordinasiA pelaksanaan peninauan lokasiApen!iapan berita acara koordinasi berdasarkan pertimbangan teknis pertanahan dari37 Ibid hlm. 160kantor pertanahan kabupaten,kota dan pertimbangan teknis lainn!a dari instansiterkaitA pembuatan peta lokasi sebagai sebagai lampiran surat keputusan iBin lokasi!angditerbitkanA penerbitansurat keputusaniBinlokasiA pertimbangandanusulanpencabuaniBindanpembatalansurat keputusaniBinlokasi denganpertimbangankepala kantor pertanahan kabupaten,kotaA monitoring dan pembinaan perolehantanah.30Dalam hal pengadaan tanah untuk kepentingan umum, pemerintahkabupaten,kota mempun!ai kewenangan untuk menetapkan lokasi, membentukpanitia pengadaan tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, melaksanakanpen!uluhan, melaksakan in-entarisasi, membentuk tim penilai tanah, menerima hasilpenaksirannilai tanahdari lembaga,timpenilai tanah, melaksanakanmus!awarah,menetapkanbentukdanbesarn!a ganti kerugian, melaksanakanpemberiangantikerugian, men!elesaikan sengketa bentuk dan besarn!a ganti kerugian danmelaksakan pelepasan hak dan pen!erahan tanah dihadapan kepala kantor pertanahankabupaten,kota. 'ntuk men!elesaikan masalah tanah garapan, pemerintahkabupaten,kota berwenang untuk menerima dan mengkai laporan pengaduansengketa tanah garapan, melakukan penelitian terhadapa obek dan subek sengketa,mencegah meluasn!a dam pak sengketa tanah garapan, melakukan koordinasi dengankantor pertanahan untuk menetapkan langkah-langkah penanganann!a, serta38 Dinah!u erwiningsih, Hak Menguasai Negara Atas 2anah, 3p.;it. hlm 23*mem2asilitasi mus!awarah antar pihak !ang bersengketa untuk mendapatkankesepakatan para pihak.3. Pemerintah kabupaten,kota dalam men!elesaikan masalah ganti kerugian dansantunantanah untukpembangunanberwenang untuk membentuk timpengawasanpengendalian, dan men!elesaikan masalah ganti kerugian dan santunan tanah untukpembangunan. #ewenangandalamdalampenetapansubekdanobekredistribusitanah, sertaganti kerugiantanahkelebihanmaksimumdantanahabsentee!aknipembentukan panitia pertimbangan landre2orm dan secretariat panitia, pelasksanaansidang !ang membahas hasil in-entarisasi untuk penetapan subek dan obekredistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimumdan tanahabsentee, pembuatanhasil sidangdalamberita acara, penetapantanahkelebihanmaksimumdantanahabsenteesebagai obeklandre2ormberdasarkanhasil sidangpanitia, penetapan para penerima redistribusi tanah kelebihan maksimum dan tanahabsentee berdasarkan hasil sidang panitia dan penerbitan surat keputusan subek danobek redistribusi tanah serta ganti kerugian.+* Dalam penetapan tanah ula!at, pemerintah kabupaten,kota berwenang untukmembentuk panitia peneliti, meneliti dan melakukan kompilasi hasil penelitian,melaksanakan dengar pendapat umumdalamrangka penetapan tanah ula!at,mengusulkan rancangan peraturan daerah tentang penetapan tanah ula!at,39 Ibid hlm. 23140 Ibid hlm 232mengusulkan pemetaan dan pencatatan tanah ula!at dalam da2tar tanah kepada kantorpertanahan kabupaten,kota, serta melakukan penanganan masalah tanah ula!atmelalui mus!awarah dan mu2akat. Pemerintah kabupaten,kota dalam halmeman2aatkandanme!elesaiakanmasalahtanahkosongmempun!ai wewenanguntuk mengin-entarisasi dan identi2ikasi tanah kosong untuk peman2aatan tanamanpangan semusim, menetapkan bidang-bidang tanah sebagai tanah kosong !ang dapatdigunakan untuk tanaman pangan semusim bersama dengan pihak lain berdasarkanperanian, menetapkan pihak-pihak !ang memerlukan tanah untuk tanaman pangansemusim dengan mengutamakan mas!arkat setempat, mem2asilitasi peraniankerasama antara pemegang hak tanah dengan pihak !ang akan meman2aatkan tanahdihadapan,diketahui olehkepaladesa,lurahdancamat setempat denganperanianuntuk dua kali musim tanam dan menangani masalah !ang timbul dalam peman2aatantanah kosong ika salah satu pihak tidak memenuhi kewaiban dalam peranian.+1'ntuk keperluan iBin membuka tanah, kewenangan pemerintah kabupaen,kotaantara lain penerimaan dan pemeriksaan permohonan, pemeriksaan lapangan denganmemperhatikankemampuantanah, status tanahdanRencana'mum)ataRuangDila!ah $R)RD& kabupaten,kota, penerbitan iBin membuka tanah denganmemperhatikanpertimbanganteknis dari kantor pertanahankabupaten,kota, sertapengawasan dan penegndalian penggunaan iBin membuka tanah $tugas pembatuan&.Dalamhal perencanaan penggunaan tanah wila!ah kabutan,kota, pemerintahan41 Ibid kabupaten,kota berwenang untuk membentuk tim koordinasi tingkat kabuapten,kotaAmelakukan kompilasi data dan on2ormasi !ang terdiri > $a& peta pola penatagunaantanah atau peta wila!ah tanah usaha atau peta persediaan tanah dari kantor pertanahansetempat, $b& rencanatataruangwila!ah, $c& renacanapemebangunan!angakanmenggunakantanahbaikrencanapemerintah, pemerintahkabupaten,kota, maupunin-estasi swastaA melakukan analisis kela!akan letak lokasi sesuai dengan ketentuandankriteria teknis dari instansi terkaitA men!iapkandra2 rencana letakkegiatanpenggunaan tanahA melaksnakan rapat koordinasi terhadap dra2 rencana letakkegiatanpenggunaantanahdenganinstansi terkaitA melakukankonsultasi publicuntuk memperoleh masukan terhadap dra2 rencana letak kegiatan penggunaan tanahAmen!usun dra2 2inal rencana letak kegiatan penggunaan tanahA menetapkan rencanaletak kegatan penggunaan tanah dalambentuk peta dan penelasann!a dengankeputusan bupati,walikotaA melaksanakan sosialisasi tentang rencana letak kegiatanpenggunaan tanah kepada instansi terkait, dan melakukan e-aluasi dan pen!esuaianrencana letak kegiatan pengguanaan tanah berdasarkan perubahan R)RDdanperkembangan realisasi pembangunan.+2). Peran Pemerintah Daerah dalam Pen"a*$an dan Perlind$n"an Ha* $la+atMas+ara*at H$*$m Adat di era Otonomi Daerah#ewenangan pemerintah daerah di bidang pertanahan diatur dalam PeraturanPemerintah"o. 30)ahun2**%tentang PembagianurusanPemerintahan antaraPemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Daerah,kota. DalamPeraturan42 Ibid hlm. 233pemerintah tersbut kewenangan !ang diberikan kepada pemerintah daerah baikpropinsi maupunkabupaten,kota dalamhal tanahula!at adalahpenetapantanahula!at, penetepan ini dilakukan melalui peraturan daerah. PeranPemerintahDaerahdalampengakuandanperlindunganhakula!atmasa!arakat hukum adat tidak lepas dari adan!a hak menguasai negara atas tanah,pemerintah sebagai pen!elenggara negara mempun!ai wewenang mengaturkeberadaan hak ula!at mas!arakat hukum adat sebagaimana amanah dari Pasal 10 @''D 1.+6 sebagai hak tradisionaln!a. Pemerintah daerah sebagai pen!elenggara negara !ang berada di daerahmemiliki wewenanguntukmembuat regulasi dari daerahn!a!angdikenal denganPeraturan Daerah, hal ini sebagai pen!elenggaraan asas otonomi dan tugaspembantuan. Pelaksanaan asas otonomi dan tugas pembantuan tersebut adalah demie2isiensi, e2ekti2itas dan kelancaran pen!elenggaraan pemerintahan di daerah dalamkerangka negara kesatuan. Peraturan daerah tersebut harus memenuhi batasan-batasan kewenangan !angtelah ditentukan dan keterikatan-keterikatan dalam hubungann!a dengan pemerintahpusat. @atas-batas kewenangan dan keterikatan dalam hubungann!a denganpemerintah pusat diwuudkan dalam bentuk pengawasan. Pengawasanpen!elenggaraan pemerintah di daerah dikenal ada tiga macam !aitu >+3a. Pengawasan pre-enti243 :isd!anti dan #artasapoetra, 8ungsi Pemerintah Daerah Dalam Pembuatan Peraturan Daerah, @umi 9ksara, ?akarta, 1..3, hlm. 2. b. Pengawasan represi2c. Pengawasan umumPengawasan pre-enti2 adalah peraturan daerah mengenai hal-hal tertentu, baruberlakusesudahadapengesahanpeabat !angberwenang, sedangkanpengawasanrepresi2adalahpembatalanataupenangguhantentangpelaksanaansuatuperaturanperundang-undangan atau peraturan daerah tingkat atasn!a.Pemerintahan daerah pro-insi merupakan wuud dari asas dekonsentrasi,gubernur di samping kepala daerah di propinsi ber2ungsi pula selaku wakilpemerintah pusat di daerahdalampengertian menembatani danmemperpendekrentang kendali pelaksanaan tugas dan 2ungsi pemerintah termasuk dalam pembinaandan pengawasan terhadap pen!elenggaraan urusan pemerintah pada stratapemerintahankabupatendankota. #ewenangangubernurtersebut bertuuanuntukpemberda!aanpemerintahanlokal, bukansebalikn!auntukmelakukansentralisasikekuasaan pemerintah lokal.:aka terbuka keseimbangan antarakepentingan!angbersi2at nasional kepentingan regional dan kepentingan !ang bersi2at lokal.@erdasarkan Pasal 7 Peraturan Pemerintah "o. 30 )ahun 2**% pemerintahandaerah pro-insi mengatur danmengurus urusanpemerintahan!angberdasarkankriteriapembagianurusanwaibdanurusanpilihan. Dalamhal penetapantanahula!at, pemerintah pro-insi mempun!ai kewenangan sebagai berikut >++1. Pembentukan panitia peneliti lintas kabupaten,kota44 Arie Sukanti Hutagalung dan Markus Gunawan, Kewenangan, Op.Cit, hl! 1552. Penelitian dan kompilasi hasil penelitian 3. Pelaksanaan dengar pendapat umum dalam rangka penetapan tanah ula!at.+. Pengusulan rancangan peraturan daerah propinsi tentang penetapan tanahula!at6. Penanganan masalah tanah ula!at melalui mus!awarah dan mu2akat.Pemerintah kabupaten,kota merupakan wuud dari asas desentralisasi, sesuaidengan amanat 'ndang-'ndang "o. 32 )ahun 2**+ tentang Pemerintahan Daerah,pemerintahan daerah men!elenggarakan urusan pemerintahan !ang menadikewenangann!a, kecuali urusan pemerintahan !ang menadi urusan pemerintah.Dalammen!elenggarakan urusan pemerintah !ang menadi kewenangan daerahtersebut, pemerintahan daerah !ang menalankan otonomi seluas-luasn!a untukmengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dantugas pembantuan.#ewenanganpemerintahdaerahkabupaten,kota dalamhal penetepanhakula!at adalah sebagai berikut >+61. Pembentukan panitia peneliti 2. Penelitian dan kompilasi hasil penelitian3. Pelaksanaan dengar pendapat umum dalam rangka penetapan tanah ula!at+. Pengusulan rancangan peraturan daerah tentang penetapan tanah ula!at45Arie Sukanti Hutagalung dan Markus Gunawan, Kewenangan, Op.Cit,hl! 1656. Pengusulanpemetaandanpencatatantanahula!at dalamda2tar tanahkepada kantor pertanahan kabupaten,kota.7. Penanganan masalah tanah ula!at melalui mus!awarah dan mu2akat.:enurut penulis, kewenangan!angdiberikankepadapemerintahandaerahbaikpropinsi maupunkabupaten,kotaadalahsama-samamembuat suatuperaurandaerah sebagai bentuk penetapan tanah ula!at, !ang perlu menadi perhatian adalahperaturan daerah ini merupakan salah satu cara pemerintah daerah untukmenghilangkan hak bawaan dari mas!arakat hukum adat !ang berada di daerah.Padahal dapat diketahui bersamatanahula!at itutidakdapat di da2tarkankarena pemilik tanah ula!at bukan subek hukum dalam penda2taran tanah dan ugadalam hal hierarki peraturan perundang-undangan, peraturan daerah tentangpenetapanhakula!at tidakmempun!ai dasar dari undang-undangtetapi dasarn!ahan!adari peraturanpemerintah!aituPP"o. 30)ahun2**%, hal ini bisasaadibatalkan oleh :ahkamah 9gung karena dasar hukumpembentukann!a secarahierarki masih belum memenuhi s!arat.9kan tetapi, dengan adan!a peraturan daerahini diharapkan mampu menghidupkan kembali keberagaman dan keari2an lokal !angada pada mas!arakat hukum adat di daerah, dengan adan!a peraturan daerah ini hakula!at mas!arakat hukum adat mendapatkan pengakuan secara !uridis daripemerintah daerah.Pendapat penulisselarasdenganpendapat 8usen 9lting, !angmen!atakanbahwa penetapan mas!arakat hukum adat melalui peraturan daerah tidak terlepas darimasalah legitimasi hirarkhi peraturan perundang-undangan, dan dalam hal ini dapatdilihat dari beberapa segi !aitu >+7a. ?ika dianggap bahwa daerah !ang lebih memahami kondisimas!arakatn!a, maka beralasan hak ula!at cukup diatur dalam PeraturanDaerah.b. ?ika dilihat dari segi hukum perundang-undangan, maka pengaturan hakula!at dalam bentuk peraturan daerah sangat melemahkan legitimasi ataseksistensi hakula!at itusendiri, karena$1& hukumadat termasukhakula!at merupakan hukumdasar dari sistemhukumagraria $Pasal 6''P9&, $2& hukumadat danhakula!at merupakanhakasasi manusia!ang bersi2at uni-ersal $Pasal 20I ''D 1.+6 o. Pasal 7 '' "o. 3. )ahun1...&A $3& hak uala!at perlu diatur dalam undang-undang $Pasal 10@ a!at$2& ''D1.+6&. Dengandemikian, sudahsepantasn!aikahakula!atmas!arakat hukumadat sebagai hak konstitusional perlu diatur lebihlanut dalam undang-undang. #eberadaan mas!arakat hukumadat di daerah angan diadikan sebagaipenghambat kebiakan-kabiakan di daerah, mas!arakat hukumadat sebenarn!amemberikankontribusi besardi daerahdanmendukungprogrampemerintah!angpentinganganrampas hak-hakmereka. Penulis pernahmelakukanpenelitiandipro-insi Sulawesi @arat tepatn!a pada mas!arakat suku:andar !ang berada di Desa9dolang #ecamatan Pamboang #abupaten :aene, mereka mendukung dan seringmembantu men!elesaikan kon2lik-kon2lik pertanahan dan perbatasan antar kabupatenwalaupunkeberadaanmerekasecarade,actomendapatkanpengakuanakantetapisecara de )ure mereka tidak diakui karena pemerintah setempat belum mengeluarkanperaturan daerah tentang penetapan tanah ula!at di Desa tersebut.Henomenadiatasmemperlihatkanbahwateradiketidakharmonisanhukumdalam mengatur persoalan pertanahan khususn!a hak ula!at atas tanah.46 8usen 9lting, Dinamika4, 3p.;it, hlm. %1 #etidakharmonisantersebut tern!ata dapat diselesaikanmelalui pendekatanilmuhukum dengan menerapkan asas-asas hukum !ang berlaku. Pertentangan antar hukum!ang deraatn!a lebih tinggi membatalkan hukum !ang deraatn!a lebih rendah $le9superiorderogateleguin,eriori&, hukumkhususmembatalkanhukumumum$le9spesialis derogate legi generalis&, dan hukum !ang kemudian membatalkan hukum!ang terdahulu $le9 posteriori derogate legi priori&.+% 9kan tetapi penerapan asas-asashukumtersebut tidakterlepasdari perananpemerintahdalammembuat peraturan!angbisa memberikanpengakuandanperlindungantanpa harus menghilangkanhukum-hukum !ang hidupdan berlaku di mas!arakat hukum adat. 3leh karena itu,dengan adan!a Peraturan Pemerintah "o. 30 )ahun 2**%, pemerintah daerahdiharapkan mampu merancang kebiakan !ang adil. Dengan demikian, hal !ang harusmenadi pusat perhatiandankebiakan pertanahan adalahkemampuann!a untukmemenuhi keadilan bagi seluruh mas!arakat di dalam upa!a perolehan danpeman2aatan tanah sebagai kebutuhan esensial.Dalam rangka pen!erahan kewenangan pertanahan pada pemerintahkabupaten,kota, perlu kiran!a dipahami makna politik pertanahan lokal danadministrasi !ang dikendalikan oleh pemerintah kabupaten,kota. Secara garis besar,politik pertanahan lokal berkaitan dengan kebiakan pemerintah lokal dalam rangkapenataan tata guna tanah bagi peri kehidupan sosial maupun ekonomi gunamemenuhi interksi antarindi-idudi daerah. Pengaturanini meliputi pembentukanBona ekonomi, alokasi tanah untuk kepentingan sosial, penetapan instrument47 Ibid, hlm. %3 kebiakanpertanahan, pengawasanterhadap harga pasar tanahdanpencadanganterhadaptanah. #ewenanganpemerintahkabupaten,kotaterhadaptatagunatanahtersebut dalamrangkaperencanaankedepanagarsecarasosial maupunekonomisdapat bertahan mengahadapi ancaman-ancaman ke depan. PP"o. 30 )ahun 2**% tersebut han!a mengatur hak ula!at dalamhalpenetapantanahula!at, bagaimana denganair, hutan, dankeka!aanalam!angterkandung di dalamn!aIIkarena hak ula!at bukan han!a tanahn!a saa akan tetapimen!angkut uga dengan air ,hutan, dan keka!aan alam!ang terkandung didalamn!a. Dalam pengelolaan sumber da!a air, Pemerintah dan atau pemerintah daerahmengakui keberadaan hak ula!at mas!arakat hukum adat sepanang dalamken!ataann!a masih ada, tidak bertentangan dengan kepentingan nasional, peraturanperundang-undangan dan telah dikukuhkan dalam peraturan daerah. ?adi hak ula!atatas air diakui ika ada peraturan daerah !ang mengaturn!a.Dalampengelolaan hutan, ''"o. +1 )ahun 1... tentang #ehutananmengatur tentang hutan adat, akan tetapi hutan ini tetap dalam lingkup hutan negara.?adi walaupun tanah ula!at sudah ditetapkan dalam peraturan daerah, hutan !ang dimiliki oleh mas!arakat hukumadat sebagai hak ula!atn!a tetap menadi hutannegara.?adi kewenangan dalam pengaturan pengelolaan hak ula!at atas hutan beradapada pemerintah pusat !aitu Departemen #ehutanan.Dalam '' "o. "o. + )ahun 2**. )entang :ineral dan @atu @ara, hak ula!atmas!arakat hukum adat tidak mendapatkan tempat !ang istimewa seperti pada ''Sumber Da!a 9ir. #arena :ineral dan @atu @ara merupakan hak mutlak dari negarauntukmemberikaniBinkepadasiapasaa!anginginmengelolamineral danbatubara. Pemerintah daerah !ang berwenang memberikan iBin han!a memberikan gantirugi pada tanah-tanah !ang terdapat mineral dan batu bara $Pasal 1+6& dan diberikanakses untuk melakukan usaha pertambangan di dalam Dila!ah Pertambangan Rak!at.$Pasal 1*7&.Politik pertanahan ini tentu sepenuhn!a harus dikendalikan oleh pemerintahkabupaten,kota agar problemalokasi sumber da!a alammaupun sumber da!aekonomi dapat diwuudkan untuk kemaslahatan rak!at setempat. Pengaturan ini harusdintegrasikan dengan sistem lainn!a pada pemerintah kabupaten,kota seperti sistemlokal, sistem perekonomian, sistem pendidikan, dan lainn!a. #ewenangan semacamini memang pada tempatn!a diserahkan pada pemerintah kabupaten,kota mengingatkebiakanpemerintahpusat tidakmampumenangkausetiapdetail permasalahantersebut.+0 :emberda!akan mas!arakat hukum adat bukan han!a merupakanmelepaskan mereka dari kemiskinan dan keterbelakangan tetapi penguatan indi-iduanggota mas!arakat serta pranata-pranata !ang dianut oleh anggota mas!arakatsetempat melalui pengakuan hukum dan kelembagaan sehingga keberadaann!a dapatdiakui dan dilindungi oleh negara. 9pa !ang teradi dan menimpa mas!arakat hukum48 9rie Sukanti 8utagalung dan :arkus /unawan, Ke(enangan4., Op.6it, 8lm. 17.adat saat ini, tidak lepas dari pen!elewengan dari tanggung awab sosial !ang !angtelah ditetapkan oleh hukum !ang brelaku, dimana peran mas!arakat hukum adat dankeberadaann!a !ang terabaikan padahal hukum !ang berlaku secara tegas mengakuidan melindungi eksistensi hak-hak mereka sebagai warga negara.+. @erdasarkan abaran tentang peraturan perundang-undangan tentang hakula!at di atas, dapat dipahami bahwa "egara Indonesia secara normati-e $bersamaandengan perkembangan politik agraria& sudah mengakui dan melindungi hak ula!at,baik sebagaimana tersurat dalam''D1.+6, '', PP, Peraturan :enteri, danPeraturanDaerah. 8al ini mengindikasikanbahwasecarateoritkIndonesiasudahmenalankan2ungsin!a sebagainegarahukum. Secaraterminologis,negara hukummerupakan suatu tertib mas!arakat dan negara !ang berdasarkan atas hukum, !angdidalamn!a terdapat keseimbangan antara kepentingan ind-idu sabagai warga negaradengan kepentingan indi-idu sebagai penguasa, serta semua komponen bangsatersebut tunduk pada hukum !ang berlaku.6*Dalammemberikan pengakuan dan perlindungan terhadapa hak ula!atmas!arakat hukumadat, perluadan!a HPI;seperti !angdi usulkanoleh