keunggulan sist manaj energi

12
188 KAJIAN KEUNGGULAN STANDAR SISTEM MANAJEMEN ENERGI oleh Ellia Kristiningrum 1 dan Suminto 2 Abstrak Energi merupakan salah satu sumber daya yang digunakan oleh perusahaan atau organisasi dalam memproduksi barang. Sumber energi di Indonesia adalah coal, crude oil and product, natural gas and product, hydropower, geothermal dan biomassa. Energi dari berbagai sumber ini dikonsumsi oleh industri, rumah tangga, komersial, transportasi, dan lainnya. Data statistik konsumsi energi menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun penggunaan energi di Indonesia mengalami kenaikan. Penerapan sistem manajemen setidaknya akan menghasilkan keuntungan finansial dan lingkungan. Sistem yang telah di set dapat membantu mewujudkan kelangsungan hidup jangka pendek suatu perusahaan pada saat harga energi sangat mahal ataupun saat tidak tersedia pasokan energi. Selain itu, manajemen energi dapat membantu perusahaan untuk mewujudkan kesuksesan jangka panjang atau bisa digunakan sebagai investasi. Standar ISO 50001 bertujuan untuk mengaktifkan organisasi dalam membangun sistem dan proses yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja energi, termasuk efisiensi penggunaan dan konsumsi energi,. Karena peran dan pentingnya ISO 50001:2011 tersebut, diharapkan Badan Standardisasi Nasional (BSN) perlu segera mengadopsi standar tersebut menjadi standar nasional. Kata kunci: energi, efisiensi, sistem manajemen, ISO 50001, standar nasional Abstract Energy is one of the resources used by a company or an organization in producing the goods. Indonesia's energy sources are coal, crude oil and products, natural gas and products, hydropower, geothermal and biomass. Energy from various sources is consumed by industrial, household, commercial, transportation, and others. Statistical data shows that energy consumption in Indonesia from year to year has increased. The implementation management system will at least result in financial and environmental benefits. The system has been set to help achieving short-term survival of a company when the price of energy is very expensive or when the energy supply is not available. Besides that, energy management is also able to assist companies to realize the long- term success or it could be used as an investment. The aim of ISO 50001 standard is to enable organizations to set-up the systems and necessary processes to improve energy performance, including energy efficiency, usage and consumption. Since the role of ISO 50001:2011, it is expected that the National Standardization Agency (BSN) should immediately to adopt ISO 50001 as a national standard. Keywords: energy, efficiency, management system, ISO 50001 1 Peneliti Muda di Puslitbang, Badan Standardisasi Nasional 2 Peneliti Madya di Puslitbang, Badan Standardisasi Nasional

Upload: desytrikurnia3214

Post on 26-Oct-2015

70 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Keunggulan Sist Manaj Energi

188

KAJIAN KEUNGGULAN STANDAR SISTEM MANAJEMEN ENERGI

oleh

Ellia Kristiningrum1 dan Suminto2

Abstrak

Energi merupakan salah satu sumber daya yang digunakan oleh perusahaan atau organisasi dalam memproduksi barang. Sumber energi di Indonesia adalah coal, crude oil and product, natural gas and product, hydropower, geothermal dan biomassa. Energi dari berbagai sumber ini dikonsumsi oleh industri, rumah tangga, komersial, transportasi, dan lainnya. Data statistik konsumsi energi menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun penggunaan energi di Indonesia mengalami kenaikan. Penerapan sistem manajemen setidaknya akan menghasilkan keuntungan finansial dan lingkungan. Sistem yang telah di set dapat membantu mewujudkan kelangsungan hidup jangka pendek suatu perusahaan pada saat harga energi sangat mahal ataupun saat tidak tersedia pasokan energi. Selain itu, manajemen energi dapat membantu perusahaan untuk mewujudkan kesuksesan jangka panjang atau bisa digunakan sebagai investasi. Standar ISO 50001 bertujuan untuk mengaktifkan organisasi dalam membangun sistem dan proses yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja energi, termasuk efisiensi penggunaan dan konsumsi energi,. Karena peran dan pentingnya ISO 50001:2011 tersebut, diharapkan Badan Standardisasi Nasional (BSN) perlu segera mengadopsi standar tersebut menjadi standar nasional. Kata kunci: energi, efisiensi, sistem manajemen, ISO 50001, standar nasional

Abstract

Energy is one of the resources used by a company or an organization in producing the goods. Indonesia's energy sources are coal, crude oil and products, natural gas and products, hydropower, geothermal and biomass. Energy from various sources is consumed by industrial, household, commercial, transportation, and others. Statistical data shows that energy consumption in Indonesia from year to year has increased. The implementation management system will at least result in financial and environmental benefits. The system has been set to help achieving short-term survival of a company when the price of energy is very expensive or when the energy supply is not available. Besides that, energy management is also able to assist companies to realize the long-term success or it could be used as an investment. The aim of ISO 50001 standard is to enable organizations to set-up the systems and necessary processes to improve energy performance, including energy efficiency, usage and consumption. Since the role of ISO 50001:2011, it is expected that the National Standardization Agency (BSN) should immediately to adopt ISO 50001 as a national standard. Keywords: energy, efficiency, management system, ISO 50001

1 Peneliti Muda di Puslitbang, Badan Standardisasi Nasional 2 Peneliti Madya di Puslitbang, Badan Standardisasi Nasional

Page 2: Keunggulan Sist Manaj Energi

189

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Protokol Kyoto sebagai sebuah amandemen terhadap Konvensi Rangka Kerja PBB

tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) adalah sebuah persetujuan internasional

mengenai pemanasan global. Negara-negara yang meratifikasi protokol ini

berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbon dioksida dan lima gas

rumah kaca (uap air, karbondioksida, metana, nitrogen oksida, gas lainnya). Jika

sukses diberlakukan, Protokol Kyoto diprediksi akan mengurangi rata-rata cuaca global

antara 0,02 C dan 0,28°C pada tahun 2050. (sumber: Nature, Oktober 2003). Konvensi

dimaksud adalah Kyoto Protocol to the United Nations Framework Convention on

Climate Change. Protokol ini dinegosiasikan di Kyoto pada Desember 1997, dibuka

untuk penandatanganan pada 16 Maret 1998 dan ditutup pada 15 Maret 1999.

Persetujuan ini mulai berlaku pada 16 Februari 2005 setelah ratifikasi resmi yang

dilakukan Rusia pada 18 November 2004. Tujuan dari Protokol Kyoto terhadap

pasokan energi membuat pentingnya kebijakan di bidang efisiensi energi semakin

meningkat.

Terkait dengan penggunaan energi, seringkali pemilik rumah dan pebisnis

tidak bisa mengontrol pasokan energi. Namun mereka pasti bisa memutuskan

bagaimana menggunakan energi yang mereka miliki. Energi yang paling efisien

digunakan adalah apabila energy yang digunakan tidak berlebihan (boros) atau

seminimum mungkin. Efisiensi kadang-kadang diabaikan dalam diskusi tentang

sumber daya energi alternatif. Bagi ekonom, efisiensi energi mempunyai arti yang

sangat luas, hal ini mencakup semua hal yang menghasilkan penurunan jumlah energi

yang digunakan untuk menghasilkan satu aktivitas ekonomi (contoh: energi yang

digunakan per unit GDP atau nilai tambah). Efisiensi energi dikaitkan dengan efisiensi

ekonomi, termasuk teknologi, dan perubahan perilaku.

Kegiatan menuju efisiensi yang lebih besar seringkali disebut dengan

manajemen energi. Manajemen energi saat ini menjadi fokus prioritas dari beberapa

organisasi, karena potensi yang besar untuk menghemat energi dan mengurangi emisi

gas rumah kaca. Lebih dari sekedar isu lingkungan, manajemen energi adalah

merupakan masalah yang sama dengan ekonomi dan sosial. Pada intinya, manajemen

energi mendukung tiga pilar keberlanjutan (sustainability), yaitu ekonomi, lingkungan

dan masyarakat/sosial.

1.2 Tujuan

Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji keunggulan standar ISO 50001 tentang sistem

manajemen energi yang dapat digunakan oleh organisasi/perusahaan sebagai acuan

dalam mengatur penggunaan dan kebutuhan energi.

1.3 Metode Kajian

Kajian ini menggunakan metode kajian deskriptif yang merupakan metode kajian yang

berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya

(Best,1982:119). Objek dalam kajian ini adalah ISO 50001 (sistem manajemen energi)

Page 3: Keunggulan Sist Manaj Energi

190

merupakan standar internasional yang baru saja dipublikasikan oleh organisasi

standardisasi internasional (International Organization for Standardization-ISO).

II KONSUMSI ENERGI INDONESIA

Energi merupakan salah satu sumber daya yang digunakan oleh perusahaan atau

organisasi dalam memproduksi barang. Data Kementrian ESDM dalam 2010 dalam

Handbook of Energy and Economic Statistic of Indonesia, menunjukkan bahwa sumber

energi Indonesia adalah coal, crude oil and product, natural and gas product,

hydropower, geothermal dan biomassa. Energi dari berbagai sumber ini dikonsumsi

oleh industri, rumah tangga, komersial, transportasi, dan lainnya.

Tabel 1 Konsumsi Energi (Termasuk Biomassa) Nasional Tahun 2000 – 2009

Tabel 2 Konsumsi Energi (Tanpa Biomassa) Nasional Tahun 2000 – 2009

(sumber: 2010 Handbook of Energy and Economic Statistic of Indonesia, Kementrian ESDM)

Berdasarkan data pada Tabel tersebut di atas terlihat bahwa ada

kecendungan kenaikan untuk konsumsi energi total nasional di Indonesia. Banyak

sekali faktor yang menyebabkan kenaikan tersebut, antara lain faktor sosial, budaya,

lingkungan dan sebagainya. Dari data tersebut juga memperlihatkan bahwa konsumsi

energi terjadi kenaikan yang siknifikan terutama di sektor industri, rumah tangga,dan

transportasi. Dan sebagai perbandingan ternyata konsumsi energi global juga terjadi

pada sektor industri (51%); sektor transportasi (27%); sektor rumah tangga (15%) dan

sektor komersial (7%) (sumber: World Energy Demand and Economic Outlook 2010)

Berdasarkan pada data tersebut, maka perlu kiranya semua pihak ikut

memikirkan apa yang dapat dilakukan untuk mendukung program efisiensi energi.

Pemikiran ini dapat diwujudkan dalam berbagai macam bentuk kegiatan, mulai dari

sektor rumah tangga, transportasi, industri, komersial, dan lain-lain.

Page 4: Keunggulan Sist Manaj Energi

191

Tabel 3 Pembagian Konsumsi Energi Nasional Per Sektor Tahun 2000 – 2009

(sumber: 2010 Handbook of Energy and Economic Statistic of Indonesia, Kementrian ESDM)

III STANDAR SISTEM MANAJEMEN ENERGI (ISO 50001:2011)

Bagi semua pihak, khususnya perusahaan, menerapkan sistem manajemen energi

menjadi sangat penting. Dengan menerapkan sistem manajemen ini setidaknya akan

menghasilkan keuntungan, antara lain financial dan lingkungan. Sistem manajemen

energy yang telah di set dapat membantu mewujudkan kelangsungan jangka pendek

suatu organisasi/perusahaan pada saat herga energi sangat mahal ataupun saat tidak

tersedia pasokan energi. Disamping itu, manajemen energi juga dapat membantu

organisasi/perusahaan untuk mewujudkan kesuksesan jangka panjang atau bisa

digunakan sebagai investasi. Dalam kondisi tersebut organisasi/perusahaan dapat

memberikan penawaran harga yang relatif murah. Manfaat lain dari penerapan sistem

menejemen energi ini adalah bahwa perusahaan atau organisisasi ikut berperan serta

dalam membantu mengurangi pemanasan global (global warming), dan hujan asam.

Apabila organisasi/perusahaan mengkonsumsi sedikit energi berarti

organisasi/perusahaan tersebut mengurangi polusi termal, yang intinya dapat

membantu meningkatkan kualitas lingkungan.

Dalam penerapan sistem manajemen energi tersedianya sumber daya yang

mampu mendukung untuk mencapai penerapan sistem manajemen energi tersebut

adalah penting. Hal lain yang diperlukan adalah memasukkan informasi dasar tentang

manajemen energi ke dalam struktur manajemen organisasi terpadu secara

keseluruhan. Meskipun masing-masing negara mempunyai otoritas dan aturan masing-

masing dalam mengelola energi, namun perangkat dan pedoman dapat diperoleh dari

standar yang diakui secara internasional.

Standar adalah dokumen yang ditetapkan oleh organisasi yang berwenang

dan sangat dibutuhkan. Standar dirumuskan secara terbuka dan melalui proses

konsensus dari pemangku kepentingan (stakeholders). Standar dirumuskan agar

mudah diadopsi oleh beberapa organisasi dengan harapan dapat diterapkan secara

lancar oleh organisasi tersebut. Standar-standar ini dirumuskan untuk digunakan

Page 5: Keunggulan Sist Manaj Energi

192

sebagai pedoman atau acuan oleh organisasi/perusahaan untuk mengurangi

persaingan dalam perdagangan yang tidak adil dan pedoman yang tidak konsisten.

Standar manajemen termasuk manajemen energi menjadi sangat penting bagi

suatu organisasi/perusahaan untuk menmperbaiki dan meningkatkan kinerjanya

sebagai alat dan pedoman dalam pengaturan manajemen di suatu organisasi.

Keberadaan standar sistem manajemen mutu (ISO 9001), sistem manajemen

lingkungan (ISO 14001) dan standar manajemen lainnya telah berhasil meningkatkan

kinerja dan peningkatan efisiensi yang berkelanjutan dalam organisasi di seluruh

dunia.

1.1 Perumusan Standar Sistem Manajemen Energi ISO 50001:2011

Perumusan standar ini dimulai pada bulan Februari 2008, dimana ISO TMB (Technical

Management Board) menetapkan komite proyek untuk Energy management (ISO/PC

242). ISO/PC 242 inilah yang mengusulkan proyek ISO 50001 – Energy management.

ISO 50001 akan menyediakan kerangka secara internasional yang dapat digunakan

oleh industry untuk mengatur segala aspek energy, termasuk pengadaaan dan

penggunaannya. Setelah melalui pembahasan selama dua tahun, standar manajemen

energi tersebut akhirnya dapat dipublikasikan pada awal tahun 2011 dengan nama ISO

50001:2011 – Energy management systems — Requirements with guidance for use.

Beberapa faktor yang mendukung cepatnya perumusan standar ini, antara

lain adanya keinginan untuk membendung ketergantungan pada penggunaan bahan

bakar fosil dan semangat serta kompetensi tenaga ahli dan pemangku kepentingan

dalam mengembangkan dokumen standar ini. Pada saat komite terbentuk, jadwal yang

padat menunjukkan bahwa draft final (rancangan akhir) dari standar ISO 50001

tersebut harus selesai pada tahun 2011. Hal in isepertinya tidak akan dapat terwujud,

khususnya terkait dengan waktu yang dibutuhkan unutk proses balloting. Namun,

kenyataannya, karena adanya kebutuhan yang mendesak akan tersedianya standar

internasional yang dapat digunakan sebagai alat dan pedoman bagi organisasi untuk

menghadapi isu kritis mengenai energi, ternyata proses perumusan standar ISO 50001

tersebut sangat lancar.

1.2 Tujuan, Cakupan dan Peran ISO 50001:2011

Tujuan standar ISO 50001 adalah untuk mengaktifkan organisasi/perusahaan dalam

membangun sistem dan proses yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja energi,

termasuk efisiensi energi, penggunaan dan konsumsi. Penerapan standar internasional

ini mengarah pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan dampak lingkungan

lainnya yang terkait dan biaya energi melalui manajemen energi yang sistematis.

Standar internasional ini dapat diterapkan untuk semua jenis dan ukuran organisasi,

terlepas dari kondisi geografis, budaya atau sosial. Keberhasilan dalam penerapan

standar ini tergantung pada komitmen dari semua tingkatan dan fungsi organisasi,

terutama manajemen puncak. Standar internasional ini spesifik untuk persyaratan-

persyaratan sistem manajemen energi (EnMs), di mana organisasi dapat

mengembangkan dan menerapkan kebijakan energi, dan menetapkan tujuan, sasaran,

dan rencana aksi yang memperhatikan persyaratan hukum dan informasi terkait

Page 6: Keunggulan Sist Manaj Energi

193

dengan penggunaan energi yang signifikan. Sebuah EnMs memungkinkan suatu

organisasi untuk mencapai komitmen kebijakan tersebut, mengambil tindakan yang

diperlukan untuk meningkatkan kinerja energi dan menunjukkan kesesuaian terhadap

persyaratan standar ini.

Standar internasional ini berlaku untuk kegiatan di bawah kendali organisasi,

dan penerapannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik organisasi, termasuk

keberagaman sistem, tingkat dokumentasi, dan sumber daya. Prinsip standar ini

didasarkan pada kerangka perbaikan berkelanjutan Rencanakan - Lakukan – Periksa –

Tindakan (PDCA) dan menggabungkan manajemen energi ke dalam praktek

organisasi sehari-hari, seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Model Sistem Manajemen Energi dalam ISO 50001:2011 - Energy

management systems — Requirements with guidance for use

Dalam kaitannya dengan manajemen energi, rencana (plan) yang dilakukan

adalah mengkaji ulang energi dan menetapkan data dasar, indikator kinerja energi

(EnPIs), tujuan, sasaran, rencana tindakan yang diperlukan untuk memberikan hasil

yang akan meningkatkan kinerja energy sesuai dengan kebijakan organisasi di bidang

energy.

Sedangkan untuk tahap Do (lakukan), hal yang harus dilakukan adalah

melaksanakan rencana aksi yang telah ditetapkan sebelumnya terkait dengan

pengelolaan energy. Setelah itu, tahap pemeriksaan (periksa) dilakukan dengan

memantau atau mengukur proses dan karakteristik kunci operasi yang menentukan

kinerja energy terhadap kebijakan dan tujuan, serta melaporkan hasil. Tahap yang

terakhir adalah tindakan (action), hal yang dilakukan adalah tindakan untuk terus

meningkatkan kinerja energy dan EnMS.

Penerapan standar ini diharapkan memberikan kontribusi untuk penggunaan

sumber energi yang tersedia lebih efisien, menigkatkan daya saing dan untuk

mengurangi emisi gas rumah kaca dan lainnya yang terkait dampak lingkungan.

Standar internasional ini berlaku dan tidak membatasi dari jenis energi yang

digunakan. Namun, standar ini tidak menetapkan persyaratan yang mutlak untuk

kinerja energi di luar komitmen dalam kebijakan energi dari suatu organisasi. Apabila

dua organisasi melakukan kegiatan yang serupa, tetapi memiliki kinerja energi yang

berbeda, kedua-duanya dapat menerapkan manajemen sesuai dengan persyaratan

Page 7: Keunggulan Sist Manaj Energi

194

dalam standar ini. Standar ini juga didasarkan pada unsur-unsur umum dari standar

sistem manajemen ISO, untuk memastikan tingkat kompatibilitas dengan ISO 9001

dan ISO 14001.

Standar ISO 50001:2011 ini menetapkan persyaratan untuk penetapan,

penerapan, pemeliharaan dan perbaikan sistem pengelolaan energi, yang tujuannya

adalah untuk memungkinkan suatu organisasi mengikuti pendekatan yang sistematis

dalam mencapai perbaikan berkelanjutan dari kinerja energi, termasuk efisiensi energi,

penggunaan energi dan konsumsi.

Standar ini menetapkan persyaratan yang berlaku untuk penggunaan energi

dan konsumsi, termasuk pengukuran, dokumentasi dan pelaporan, desain dan praktek

pengadaan untuk peralatan, sistem, proses dan personil yang berkontribusi terhadap

kinerja energi. Standar internasional ini berlaku untuk semua variabel yang

mempengaruhi kinerja energi yang dapat dipantau dan dipengaruhi oleh organisasi.

Standar ini tidak menetapkan kriteria kinerja tertentu terkait dengan energi.

Standar ini dirancang untuk digunakan secara terpisah, tetapi bisa juga

diintegrasikan dengan standar sistem manajemen lainnya seperti lingkungan,

kesehatan dan keselamatan, dan berlaku untuk setiap organisasi yang ingin

memastikan kesesuaian dengan kebijakan energi. ISO 50001 akan memberikan

strategi teknis dan manajemen kepada organisasi/perusahaan untuk meningkatkan

efisiensi energi, mengurangi biaya, dan meningkatkan kinerja lingkungan. Standar ini

akan memberikan kerangka kerja yang mudah dipahami untuk meningkatkan efisiensi

energy ke dalam praktek kinerja organisasinya. Hal lain yang dapat diberikan adalah

membantu organisasi dalam mempergunakan energy yang dimiliki serta memberikan

panduan tentang pembandingan, pengukuran, mendokumentasikan, dan pelaporan

perbaikan yang mereka diproyeksikan untuk engurangi emisi gas rumah kaca. Dalam

mengatur penggunaan sumber energi, standar ini dapat berperan untuk menciptakan

transparasi dan fasilitas komunikasi pada pengelolaan sumber daya energi serta

mempromosikan praktek dan meningkatkan kebiasaan baik mengenai manajemen

energi.

Dalam rantai pasokan, penerapan sistem manajemen energi juga dapat

memberikan kerangka kerja yang jelas untuk penyediaan, penggunaan dan

meningkatkan efisiensi energi. Dalam acara launching standar baru ini, di Geneva

International Conference Centre (CICG), Switzerland, disampaikan bahwa ada dua

hasil yang telah diperoleh dari penerapan percontohan untuk standar ini. Di sampaikan

pula bahwa diperoleh dua pengalaman yang diambil dari skala industry yang berbeda.

Yang pertama adalah pengalaman dari industri besar, perusahaan ini dapat

mengurangi penggunaan energi sebanyak 17,9% selama dua tahun. Pada saat yang

sama, prinsip ISO 50001 juga berhasil diterapkan oleh usaha kecil, yang

mempekerjakan 36 orang. Dalam dua tahun, ternyata perusahaan ini dapat

menghemat energi sebesar 14,9%.

Page 8: Keunggulan Sist Manaj Energi

195

IV STANDAR NASIONAL INDONESIA DAN PANITIA TEKNIS PERUMUSAN

STANDAR

4.1 Ketersediaan Standar Nasional Indonesia

Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah satu-satunya standar yang berlaku secara

nasional di Indonesia. Standar ini dirumuskan oleh Pantitia Teknis dan ditetapkan oleh

Badan Standardisasi Nasional (BSN). Tidak berbeda dengan cara perumusan standar

internasional, perumusan SNI juga mengacu pada WTO Code of good practice, yaitu:

a. Openess (keterbukaan): Terbuka bagi agar semua stakeholder yang

berkepentingan dapat berpartisipasi dalam pengembangan SNI;

b. Transparency (transparansi): Transparan agar semua stakeholder yang

berkepentingan dapat mengikuti perkembangan SNI mulai dari tahap

pemrograman dan perumusan sampai ke tahap penetapannya. Dan dapat

dengan mudah memperoleh semua informsi yang berkaitan dengan

pengembangan SNI;

c. Consensus and impartiality (konsensus dan tidak memihak): Tidak memihak

dan konsensus agar semua stakeholder dapat menyalurkan kepentingannya

dan diperlakukan secara adil;

d. Effectiveness and relevance: Efektif dan relevan agar dapat memfasilitasi

perdagangan karena memperhatikan kebutuhan pasar dan tidak bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

e. Coherence: Koheren dengan pengembangan standar internasional agar

perkembangan pasar negara kita tidak terisolasi dari perkembangan pasar

global dan memperlancar perdagangan internasional; dan

f. Development dimension (berdimensi pembangunan): Berdimensi

pembangunan agar memperhatikan kepentingan publik dan kepentingan

nasional dalam meningkatkan daya saing perekonomian nasional.

Berdasarkan data BSN per tanggal 28 Juni 2011, jumlah SNI yang yang telah

ditetapkan adalah 7.020 SNI yang terdiri dari SNI produk 4.036 SNI, SNI manajemen

sebanyak 27 SNI dan SNI uji sebanyak 1.633 SNI, serta SNI lain-lain sebanyak 1.324.

Gambar 2 Data SNI per 28 Juni 2011 (data Pusido BSN)

Dari data pada Gambar 2 tersebut terlihat bahwa untuk standar sistem manajemen,

Indonesia telah mempunyai 27 standar sebagai berikut:

Page 9: Keunggulan Sist Manaj Energi

196

Tabel 4 Daftar Standar Nasional Indonesia – SNI Manajemen

Standar Judul Tahun

penetapan

SNI 6729:2010 Sistem pangan organik 2010

SNI 7512:2008 Teknologi informasi - Teknik keamanan - Pengelolaan

insiden keamanan informasi

2008

SNI ISO /IEC

17050-2:2010

Penilaian kesesuaian - Deklarasi kesesuaian oleh pemasok -

Bagian 2: Dokumen pendukung

2010

SNI ISO

10002:2009

Manajemen mutu - Kepuasan pelanggan - Pedoman

penanganan keluhan pada organisasi

2009

SNI ISO

10005:2009

Sistem manajemen mutu - Pedoman untuk rencana mutu 2009

SNI ISO

10006:2009

Sistem manajemen mutu - Panduan untuk manajemen mutu

dalam proyek

2009

SNI ISO

10012:2009

Sistem manajemen pengukuran - Persyaratan untuk proses

pengukuran dan peralatan ukur

2009

SNI ISO

10014:2009

Manajemen mutu - Panduan untuk realisasi manfaat finansial

dan ekonomi

2009

SNI ISO

14015:2009

Manajemen lingkungan - Asesmen lingkungan pada Tapak

dan Organisasi (EASO)

2009

SNI ISO

14021:2009

Label lingkungan dan deklarasi - Klaim lingkungan

swadeklarasi (pelabelan lingkungan Tipe II)

2009

SNI ISO

14031:2009

Manajemen lingkungan - Evaluasi kinerja lingkungan -

Panduan

2009

SNI ISO

22000:2009

Sistem manajemen keamanan pangan - Persyaratan untuk

organisasi dalam rantai pangan (Food safety management

system - Requirements for any organization in the food chain

(ISO 22000:2005, IDT)

2009

SNI ISO

28000:2009

Spesifikasi sistem manajemen keamanan pada rantai

pasokan (Specification for security management systems for

the supply chain (ISO 2800:2007, IDT)

2009

SNI ISO

28001:2009

Sistem manajemen keamanan pada rantai pasokan - Praktek

terbaik untuk implementasi keamanan rantai pasokan,

asesmen dan perencanaan - Persyaratan dan panduan

2009

SNI ISO

9000:2008

Sistem manajemen mutu - dasar-dasar dan kosakata 2008

SNI ISO

9001:2008

Sistem manajemen mutu - Persyaratan 2008

SNI ISO

9004:2009

Pengelolaan organisasi untuk sukses berkelanjutan -

Pendekatan manajemen mutu

2009

SNI ISO/IEC

16085:2008

Teknologi informasi - Proses daur hidup perangkat lunak -

Pengelolaan resiko

2008

SNI ISO/IEC

17007:2010

Penilaian kesesuaian - Pedoman penyusunan dokumen

normatif yang sesuai untuk digunakan dalam penilaian

kesesuian

2010

SNI ISO/IEC

17021:2008

Penilaian kesesuaian - Persyaratan lembaga audit dan

sertifikasi sistem manajemen

2008

Page 10: Keunggulan Sist Manaj Energi

197

Standar Judul Tahun

penetapan

SNI ISO/IEC

17024:2009

Penilaian kesesuaian - Persyaratan umum lembaga

sertifikasi personel, IDT

2009

SNI ISO/IEC

17043:2010

Penilaian kesesuaian - Persyaratan umum uji profisiensi 2010

SNI ISO/IEC

17050-1:2010

Penilaian kesesuaian - Deklarasi kesesuaian oleh pemasok -

Bagian 1: Persyaratan umu

2010

SNI ISO/IEC

20000-1:2009

Teknologi informasi - Manajemen layanan - Bagian 1 :

Spesifikasi

2009

SNI ISO/IEC

20000-2:2009

Teknologi nformasi - Manajemen layanan - Bagian 2 : Aturan

praktik

2009

SNI ISO/IEC

Guide 60:2010

Penilaian Kesesuaian - Petunjuk praktik yang baik 2010

SNI ISO/TS

16949:2009

Sistem manajemen mutu - Persyaratan khusus untuk

penerapan ISO 9001:2008 bagi organisasi produksi otomotif

dan bagian jasa yang relevan

2009

sumber: Pusido BSN, 2011

4.2 Ketersediaan Panitia Teknis

Perumusan standar dilakukan oleh Panitia Teknis sesuai dengan PNPS (Program

Nasional Perumusan Standar) yang telah disetujui oleh Manajemen Teknis

Pengembangan Standar (MTPS). Pengusulan PNPS mengacu pada ketentuan dalam

pedoman pengembangan standar serta memperhatikan ketentuan PSN beserta

revisinya dan pedoman atau ketentuan lain yang relevan sesuai dengan kebutuhan.

Panitia Teknis Perumusan SNI (PT) adalah organisasi yang dibentuk dan

ditetapkan oleh BSN, yang beranggotakan para ahli yang menangani lingkup tertentu

dan mewakili pihak yang berkepentingan, bertugas melakukan perumusan Rancangan

SNI (RSNI) dan pemeliharaan SNI.

Sampai bulan Juni 2011, BSN telah menetapkan sebanyak 91 Panitia Teknis

(PT) dan 32 Sub Panitia Teknis (SPT) yang bertugas untuk merumuskan standar

sesuai dengan bidangnya masing-masing. Saat ini, Panitia Teknis (PT) perumusan SNI

yang terkait dengan energi 15 Panitia Teknis yang dikelola oleh Kementrian ESDM,

Sedangkan untuk menangani perumusan standar di bidang manajemen energi, belum

ada Panitia Teknisnya. (BSN, Memento Panitia Teknis Perumusan SNI 2010).

Oleh karena itu mengingat pentingnya standar ISO 50001, maka BSN perlu

segera membentuk panitia teknis atau menugaskan PT yang relevan untuk dapat

mengadopsi standar ISO 50001 tersebut menjadi SNI.

V KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Pengenalan standar ISO 50001 ini diharapkan dapat disosialisasikan secara luas

kepada semua jenis pengguna energi. Prinsip dasar Model Plan-Do-Check-Act telah

terbukti berhasil untuk mengelola masalah mutu dan lingkungan. Setiap standar sistem

Page 11: Keunggulan Sist Manaj Energi

198

manajemen adalah pengembangan atau perbaikan dari standar yang sebelumnya

berdasarkan pelajaran dari pengalaman.

Standar ISO 50001 dapat diterapkan oleh semua jenis dan ukuran organisasi,

terlepas dari kondisi geografis, budaya atau sosial. Penerapan ISO 50001 dapat

diintegrasikan dengan standar manajemen lainnya. Jadi yang suksesnya penerapan

sistem manajemen energi tidak hanya menyebabkan terwujudnya manajemen yang

efektif, akan tetapi penggunaan energi akan lebih bijaksana.

Mengingat pentingnya standar ISO 50001, maka diharapkan BSN melalui

Panitia Teknis yang terkait dapat mengadopsi standar tersebut ke dalam standar

nasional yaitu SNI. Adopsi standar tersebut dapat dilakukan oleh salah satu panitia

teknis yang dikelola oleh Kementerian ESDM atau membentuk panitia teknis baru.

1.2 Saran

Mengingat pentingnya standar ISO 50001 ini, maka disarankan:

1. BSN segera membentuk panitia teknis (PT) untuk bidang sistem manajemen

energi atau menugaskan PT atau sub panitia teknis (SPT) yang relevan.

2. BSN segera melakukan Adopsi ISO 50001:2011 – Energy management

systems — Requirements with guidance for use menjadi SNI

3. BSN melakukan sosialisasi standar ISO 50001 kepada organisasi/pengusaha

bekerjasama dengan instansi teknis terkait lainnya.

VI DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Standardisasi Nasional. 2011. Daftar Panitia Teknis, Jakarta.

www.bsn.go.id diakses tanggal 25 Juni 2011

2. Badan Standardisasi Nasional. 2011. Daftar Standar Nasional Indonesia.

Jakarta. www.bsn.go.id diakses tanggal 25 Juni 2011

3. Badan Standardisasi Nasional. 2007. Pedoman Standardisasi Nasional 01-

2007. Jakarta

4. Lukman Agus, MT. 2010. http://majalahenergi.com/terbaru/pengantar-

manajemen-energi-perusahaan, diakses tanggal 24 Juni 2011

5. http://rangminang.wordpress.com/2007/10/01/manajemen-energi-1/

6. International Organization of Standardization. 2011. ISO 50001:2011, Energy

Management Standard Impacts The Bottom Line. Geneva

7. Wikipedia. 2011. Efficient energy use.

http://en.wikipedia.org/wiki/Efficient_energy_use, diakses tanggal 24 Juni

2011

Page 12: Keunggulan Sist Manaj Energi

Prosiding PPI Standardisasi 2011 – Yogyakarta, 14 Juli 2011

199