ketika jarum kompas tidak lagi menunjuk arah utara dan selatan

4
Ketika Jarum Kompas Tidak Lagi Menunjuk Arah Utara dan Selatan Sebuah rutinitas yang hampir selalu terjadi, ketika kita memasuki lingkungan pendidikan baru, entah usia Sekolah Menengah Atas, atau ketika masuk bangku perkuliahan, akan menemui masa dimana kita melakukan orientasi dengan kondisi kampus, lingkungan, dan berbagai sistim yang ada. Hal lain yang pasti tidak tertinggal adalah, kita akan menemui “perkenalan” dengan kegiatan ekstrakulikuler atau UKM di tingkat perguruan tinggi. Biasanya, para senior di tiap ekstrakulikuler atau UKM ini akan tunjuk aksi dan prestasi demi menjaring masa sebanyak mungkin, meramaikan tempat berekspresi yang menjadi pilihan masing – masing. Salah satu yang pasti ada, di setiap lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta, selain Pramuka tentunya adalah Pecinta Alam. Dengan dandanan anggota yang biasanya sangat khas untuk dilihat dan dihapalkan, menawarkan sebuah “tantangan” bagi para anggota, menawarkan sebuah “keindahan” yang dimiliki oleh alam, mulai dari gunung yang sejuk, sungai dengan arus, goa yang memanggil untuk disusuri ujungnya, dan yang selalu menjadi daya tarik pastinya adalah kepedulian kepada lingkungan, tidak sekedar menikmati, atau merusak bahkan, tapi ikut serta melestarikan. Jiwa muda, berada di tempat yang baru, dengan lingkungan baru, dan dihadapkan pada sebuah wadah yang sangat menantang, akan ada perasaan dan kepuasan, bahkan kebanggaan yang sangat

Upload: donikristiyono

Post on 01-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

artikel jarum dan kompas sebagai panutan

TRANSCRIPT

Page 1: Ketika Jarum Kompas Tidak Lagi Menunjuk Arah Utara Dan Selatan

Ketika Jarum Kompas Tidak Lagi Menunjuk Arah Utara dan Selatan

Sebuah rutinitas yang hampir selalu terjadi, ketika kita memasuki lingkungan pendidikan

baru, entah usia Sekolah Menengah Atas, atau ketika masuk bangku perkuliahan, akan menemui

masa dimana kita melakukan orientasi dengan kondisi kampus, lingkungan, dan berbagai sistim

yang ada. Hal lain yang pasti tidak tertinggal adalah, kita akan menemui “perkenalan” dengan

kegiatan ekstrakulikuler atau UKM di tingkat perguruan tinggi. Biasanya, para senior di tiap

ekstrakulikuler atau UKM ini akan tunjuk aksi dan prestasi demi menjaring masa sebanyak

mungkin, meramaikan tempat berekspresi yang menjadi pilihan masing – masing.

Salah satu yang pasti ada, di setiap lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta,

selain Pramuka tentunya adalah Pecinta Alam. Dengan dandanan anggota yang biasanya sangat

khas untuk dilihat dan dihapalkan, menawarkan sebuah “tantangan” bagi para anggota,

menawarkan sebuah “keindahan” yang dimiliki oleh alam, mulai dari gunung yang sejuk, sungai

dengan arus, goa yang memanggil untuk disusuri ujungnya, dan yang selalu menjadi daya tarik

pastinya adalah kepedulian kepada lingkungan, tidak sekedar menikmati, atau merusak bahkan,

tapi ikut serta melestarikan.

Jiwa muda, berada di tempat yang baru, dengan lingkungan baru, dan dihadapkan pada

sebuah wadah yang sangat menantang, akan ada perasaan dan kepuasan, bahkan kebanggaan

yang sangat jika kita bisa bergabung. Walaupun, dengan berbagai ritual yang tergolong unik,

nyentrik, dan beranekaragam tingkat tantangan. Seleksi alam, yang kuat, yang mampu, yang

bertahan. Nampaknya ini yang menggambarkan siapa yang bisa menjadi bagian dari wadah ini.

Pelajaran mendasar, yang pasti akan diberikan sebagai bekal utama seorang pecinta alam

adalah ilmu medan peta dan kompas. Dimana kompas, menjadi alat yang sangat vital fungsinya.

Menentukan arah, mencpai sebuah tempat yang kita tuju. Secara bentuk dan mekanisme kerja,

sangat sederhana memang. Tergambar, komponen utama hanyalah jarum magnet, yang selalu

menunjukan arau utara dan selatan. Berkali – kali kita putar ke berbagai arah, akan kembali

menunjukan arah utara dan selatan. Saat ini sudah ada peralatan yang jauh lebih canggi macam

GPS, namun kompas akan menjadi sebuah alat dan ilmu pokok yang wajib dikuasai.

Page 2: Ketika Jarum Kompas Tidak Lagi Menunjuk Arah Utara Dan Selatan

Entah kita sadar atau tidak, sesungguhnya dalam diri kita, mempunyai kompas. Kompas

yang mekanismenya tidak jauh berbeda dengan kompas sesungguhnya. Hanya saja, arah kutub

Utara dan Selatan yang ditunjuk kompas alamiah yang kita miliki, berganti menjadi “kebenaran”

dan “kesalahan”. Ketika kita merokok contohnya, kompas alami kita akan menunjukan arah

dimana kita harusnya sadar tindakan itu merusak kesehatan, pemborosan, dan merugikan orang

lain pula. Hal lain, ketika kita berkata dusta, sekecil apapun, kompas alami kita ini, akan

menunjukan arah bahwa sanya kita sedang melakukan kesalahan. Pertanyaan berikutnya,

maukah kita mengikuti kompas alami kita ini? Ataukah, kita mengabaikan?

Kompas alami ini, jika kita ikuti memang tidak akan menjamin kita melalui jalan yang

nyaman saat ini, tapi kita akan mendapat jaminan , kalo kita akan selalu berada di bawah arah

dan bimbingan-Nya. Hanya saja, tidak segampang mengikuti kompas penunjuk arah utara dan

selatan memang. Berbagai godaan, berbagai alasan, dan berbagai hal akan memaksa kita

membelot arah, mengabaikan arah yang tengah ditunjuk kompas alami kita. Dan kompensasi dari

kita melawan arah kompas alami kita, akan muncul gejolak jiwa yang menghantui terus menerus,

perasaan semacam dikejar dosa.

Namun, semakin kita sering mengabaikan, semakin kita membiarkan arah kompas alami

kita bergerak tanpa kita ikuti, akan ada besi yang muncul. Yang berasal dari tumpukan rasa

bersalah yang kita abaikan dan semakin berkarat. Yang natinya, akan menarik jarum kompas

alami kita, tidak lagi mengarah pada “utara dan selatan” yang sesungguhnya. Mungkin kondisi

inilah yang sedang terjadi kebanyakan pada masa sekarang. Berbagai orang dengan ilmu yang

sangat mumpunipun, tidak mampu sekedar membaca kompas alami yang ia miliki, yang tidak

perlu dipelajari sebenarnya.

Semoga, akan ada kumpulan “pecinta hati”, yang mengajarkan kita semua, untuk sekedar

bisa dan mampu, membaca kompas alami yang sudah diberikan oleh –Nya, sebagai petunjuk

jalan selama di dunia, menuju penghakiman nantinya.

Doni Kristiyono

Wakil Ketua Dewan Kerja Cabang Banyumas

085726318810