ketentuan hukum islam dalam kegiatan jual beli saham

28
Ketentuan Hukum Islam dalam Kegiatan Jual Beli Saham di Pasar Modal Syariah Entin Suryatin 1 Abstrak Saham adalah sebuah instrument investasi yang diperjualbelikan di pasar modal. Dalam perkembangannya, saham sebagai salah satu instrumen investasi yang kompetitif dan memberikan kemudahan akses modal kepada para emiten yang ingin memperluas usahanya dan juga menawarkan keuntungan yang signifikan kepada stakeholder yang berkecambung didalamnya. Sebagai bentuk aktivitas muamalah, jual beli saham tidak lepas dari setiap ketentuan syariah. Dalam jual beli saham menurut syariah haruslah saham perusahaan yang bergerak pada bidang yang tidak diharamkan, pada transaksinya tidak mengandung ribawi, gharar, dan spekulasi. Berkenaan dengan transaksi jual beli saham ada beberapa para ahli yang mengemukakan pendapatnya terkait dengan hukum jual beli saham. Dari berbagai ahli tersebut memunculkan perdebatan tentang hukum kebolehannya dengan pendekatan yang beragam dalam menganalisisnya. Kata Kunci: saham, jual beli saham, transaksi jual beli saham, hukum jual beli saham 1 Nama lengkap: Entin Suryatin, mahasiswa jurusan Manajemen Keuangan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum, semester V di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, email: [email protected]. Pendidikan yang pernah ditempuh, yaitu pada saat Sekolah Dasar besekolah di SDN CIJOLANG 1, kemudian dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP N 3 LIMBANGAN, selanjutnya diteruskan kembali ke Sekolah Menengah Atas di SMA N 1 CICALENGKA. 1

Upload: thiendthiend-hau

Post on 20-Oct-2015

111 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ketentuan Hukum Islam Dalam Kegiatan Jual Beli Saham

Ketentuan Hukum Islam dalam Kegiatan Jual Beli Saham

di Pasar Modal Syariah

Entin Suryatin1

Abstrak

Saham adalah sebuah instrument investasi yang diperjualbelikan di pasar modal.

Dalam perkembangannya, saham sebagai salah satu instrumen investasi yang kompetitif dan

memberikan kemudahan akses modal kepada para emiten yang ingin memperluas usahanya

dan juga menawarkan keuntungan yang signifikan kepada stakeholder yang berkecambung

didalamnya. Sebagai bentuk aktivitas muamalah, jual beli saham tidak lepas dari setiap

ketentuan syariah. Dalam jual beli saham menurut syariah haruslah saham perusahaan yang

bergerak pada bidang yang tidak diharamkan, pada transaksinya tidak mengandung ribawi,

gharar, dan spekulasi. Berkenaan dengan transaksi jual beli saham ada beberapa para ahli

yang mengemukakan pendapatnya terkait dengan hukum jual beli saham. Dari berbagai ahli

tersebut memunculkan perdebatan tentang hukum kebolehannya dengan pendekatan yang

beragam dalam menganalisisnya.

Kata Kunci: saham, jual beli saham, transaksi jual beli saham, hukum jual beli saham

PENDAHULUAN1 Nama lengkap: Entin Suryatin, mahasiswa jurusan Manajemen Keuangan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum, semester V di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, email: [email protected] yang pernah ditempuh, yaitu pada saat Sekolah Dasar besekolah di SDN CIJOLANG 1, kemudian dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP N 3 LIMBANGAN, selanjutnya diteruskan kembali ke Sekolah Menengah Atas di SMA N 1 CICALENGKA.

1

Page 2: Ketentuan Hukum Islam Dalam Kegiatan Jual Beli Saham

Sejarah perkembangan industri keuangan syariah meliputi perbankan, asuransi,

dan pasar modal pada dasarnya merupakan suatu proses sejarah yang sangat panjang.

Lahirnya agama Islam sekitar abad ke-15 yang lalu meletakkan dasar penerapan prinsip

syariah dalam industri keuangan, karena dalam Islam dikenal dengan kaidah muamalah

yang merupakan kaidah hukum atas hubungan antara manusia, yang didalamnya

termasuk hubungan perdagangan dalam arti luas.

Dalam Islam salah satu kegiatan bermuamalah yaitu investasi. Dalam Islam

investasi sangat dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi

produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Dalam era globalisasi saat

ini banyak sarana investasi yang halal yang bisa dijadikan sebagai alternatif

berinvestasi, salah satunya adalah pasar modal syariah.

Dengan kehadiran pasar modal yang berdasarkan prinsip syariah memberikan

kesempatan bagi kalangan muslim yang ingin menginvestasikan dananya sesuai dengan

prinsip syariah yang memberikan ketenangan dan keyakinan atas transaksi yang halal.

Beragam produk yang ditawarkan oleh pasar modal syariah salah satunya adalah saham.

Secara umum, penerapan prinsip syariah dalam industri pasar modal khususnya

pada instrument saham dilakukan berdasarkan penilaian atas saham yang diterbitkan

oleh masing-masing perusahaan, karena instrument saham secara natural telah sesuai

dengan prinsip syariah mengingat sifat saham dimaksud bersifat penyertaan. Para ahli

fiqih berpendapat bahwa suatu saham dikategorikan memenuhi prinsip syariah apabila

kegiatan perusahaan yang menerbitkan saham tersebut tidak tercakup pada hal-hal yang

dilarang Islam. Namun, hal tersebut tidak menjamin adanya keabsahan bahwa transaksi

jual beli saham yang digunakan telah bersesuaian dengan prinsip syariah.

Melalui makalah ini, penulis berusaha untuk menjelaskan tentang saham,

mekanisme transaksi saham, pihak-pihak yang terlibat dalam jual beli saham. Secara 

khusus  penulis membahas lebih dalam tentang ketentuan hukum Islam dalam jual beli

saham di pasar modal syariah.

PEMBAHASAN

2

Page 3: Ketentuan Hukum Islam Dalam Kegiatan Jual Beli Saham

A. Definisi Saham

Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan yang

melakukan penawaran umum (go public) dalam nominal ataupun persentase tertentu.

Menurut Subagyo (1997), saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu

Perseroan Terbatas (PT). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Alma (1997), yang

mendefenisikan saham sebagai surat keterangan tanda turut serta dalam perseroan. Para

pemegang andil merupakan pemilik perusahan yang bisa menikmati keuntungan

perusahaan sebanding dengan modal yang disetorkannya. Selain dari deviden yang dapat

diperoleh para pemegang saham, nilai keuntungan yang merupakan selisih positif harga

beli dan harga jual saham juga merupakan benefit selanjutnya yang dapat dinikmati oleh

para pemegang saham. Selain manfaat yang bersifat finansial, para pemegang saham

(stock holder) juga memiliki benefit yang bersifat nonfinansial, yaitu hak suara dalam

aktivitas perusahaan.2

Pada umumnya saham yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan (emiten) yang

melakukan penawaran umum (Initial Public Offering) ada 2 (dua) macam, yaitu saham

biasa (common stock) dan saham istimewa (prefered stock). Perbedaan saham ini

berdasarkan pada hak yang melekat pada saham tersebut. Hak tersebut meliputi hak atas

menerima dividen, dan memperoleh bagian kekayaan jika perusahaan dilikuidasi setelah

dikurangi semua kewajiban-kewajiban perusahaan.3

Pemerintah melalui Bursa Efek Indonesia telah memastikan instrumen pasar

modal syariah halal dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Bahkan, pada Mei lalu,

keluar fatwa DSN-MUI nomor 80 tahun 2011 tentang penerapan syariah di pasar modal

dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Pengesahan fatwa tersebut membuat dasar

hukum pasar modal syariah menjadi kuat. Investor yang ingin berinvestasi di pasar modal

pun memiliki alternatif untuk terbebas dari praktek spekulasi dan riba.

Peluncuran ISSI ini akan melengkapi indeks syariah yang telah ada sebelumnya,

yakni Jakarta Islamic Index (JII).Saham syariah yang menjadi konstituen JII terdiri dari

30 saham yang merupakan saham-saham syariah paling likuid dan memiliki kapitalisasi

pasar yang besar Setiap enam bulan sekali, saham ISSI di-review sehingga konstituen

2 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah, Jakarta : Kencana, 2008, hlm. 60-61.3 Ibid., hlm.77.

3

Page 4: Ketentuan Hukum Islam Dalam Kegiatan Jual Beli Saham

ISSI dapat berubah tergantung dari hasil review tersebut yang disesuaikan dengan periode

penerbitan DES oleh Bapepam & LK. Setelah dilakukan penyeleksian saham syariah oleh

Bapepam & LK yang dituangkan ke dalam DES, BEI melakukan proses seleksi lanjutan

yang didasarkan kepada kinerja perdagangannya.

Adapun proses seleksi JII berdasarkan kinerja perdagangan saham syariah yang

dilakukan oleh BEI adalah sebagai berikut:4

1. Saham-saham yang dipilih adalah saham-saham syariah yang termasuk ke dalam DES

yang diterbitkan oleh Bapepam & LK

2. Dari saham-saham syariah tersebut kemudian dipilih 60 saham berdasarkan urutan

kapitalisasi terbesar selama 1 tahun terakhir

3. Dari 60 saham yang mempunyai kapitalisasi terbesar tersebut, kemudian dipilih 30

saham berdasarkan tingkat likuiditas yaitu urutan nilai transaksi terbesar di pasar

reguler selama 1 tahun terakhir

Adapun daftar saham JII yang telah diterbitkan Bursa Efek Indonesia

berdasarkan Daftar Efek Syariah periode Desember - Juni 2012 yang telah diterbitkan

Bapepam & LK adalah sebagai berikut:5

No

.Kode Nama Emiten

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk

2 ADRO Adaro Energy Tbk

3 AKRA AKR Corporindo

4 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk

5 ASII Astra International Tbk

4 http://www.idx.co.id5 Sutedi Adrian, Pasar Modal Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2011, hlm.119.

4

Page 5: Ketentuan Hukum Islam Dalam Kegiatan Jual Beli Saham

6 ASRI Alam Sutera Realty Tbk

7 BKSL Sentul City Tbk

8 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk

9 CPINCharoen Pokphand Indonesia

Tbk

10 ENRG Energi Mega Persada Tbk

11 EXCL XL Axiata Tbk

12 HRUM Harum Energy Tbk

13 ICBPIndofood CBP Sukses Makmur

Tbk

14 INCOInternationalNickel

IndonesiaTbk

15 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

16 INDY Indika Energy Tbk

17 INTPIndocement Tunggal Prakasa

Tbk

18 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk

19 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk

20 KLBF Kalbe Farma Tbk

21 LPKR Lippo Karawaci Tbk

22 LSIP PP London Sumatera Tbk

5

Page 6: Ketentuan Hukum Islam Dalam Kegiatan Jual Beli Saham

23 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk

24 MNCN Media Nusantara Citra Tbk

25 PGASPerusahaan Gas Negara

(Persero)Tbk

26 PTBATambang Batubara Bukit Asam

Tbk

27 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk

28 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk

29 UNTR United Tractors Tbk

30 UNVR Unilever Indonesia Tbk

B. Mekanisme Jual Beli Saham di Pasar Modal Syariah

Indeks saham berbasis syariah lebih potensial berkembang daripada indeks

saham konvensional. Setidaknya ada dua syarat untuk menyatakan bahwa suatu saham

bisa dikategorikan sesuai dengan prinsip syariah. Kedua syarat itu adalah sebagai berikut.6

a. Perusahaan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Yang dimaksud perusahaan yang

tidak bertentangan dengan syariat Islam yaitu perusahaan dengan bidang usaha dan

manajemen yang tidak bertentangan dengan syariat, serta memiliki produk yang halal.

Perusahaan yang memproduksi minuman keras atau perusahaan keuangan konvensional

tentu saja tidak memenuhi kategori ini.

b. Semua saham yang diterbitkan memiliki hak yang sama. Saham adalah bukti

kepemilikan atas sebuah perusahaan, maka peran setiap pemilik saham ditentukan dari

jumlah lembar saham yang dimilikinya. Akan tetapi, pada kenyataannya pada

perusahaan yang menerbitkan dua macam saham, yaitu saham biasa dan saham preferen

yang tidak punya hak suara, tetai punya hak untuk mendapatkan dividen yang sudah

6 Ibid., hlm.207.

6

Page 7: Ketentuan Hukum Islam Dalam Kegiatan Jual Beli Saham

pasti. Tentunya hal ini bertentangan dengan aturan syariat tentang bagi hasil. Saham

yang sesuai syariat adalah saham yang setiap pemiliknya memiliki hak yang

proporsional dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya.

Proses pelaksanaan jual beli saham syariah yang diperdagangkan di BEI,

mengikuti sistem pelaksanaan perdagangan efek di Bursa yang dilakukan dengan

menggunakan fasilitas JATS. Perdagangan efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh

Anggota Bursa (AB) yang juga menjadi anggota kliring KPEI.7

Mekanisme transaksi yang terjadi di bursa efek:8

1. Menjadi nasabah di perusahaan efek

Pada bagian ini, seseorang yang akan menjadi investor terlebih dahulu menjadi

nasabah atau membuka rekening di salah satu broker atau Perusahaan Efek. Setelah

resmi terdaftar menjadi nasabah, maka investor dapat melakukan kegiatan transaksi.

2. Order dari nasabah

Kegiatan jual beli saham diawali dengan instruksi yang disampaikan investor

kepada broker. Pada tahap ini, perintah atau order dapat dilakukan secara langsung

dimana investor datang ke kantor broker atau order disampaikan melalui sarana

komunikasi seperti telpon atau sarana komunikasi lainnya.

3. Diteruskan ke floor trader

Setiap order yang masuk ke broker selanjutnya akan diteruskan ke petugas

broker tersebut yang berada di lantai bursa atau yang sering disebut floor trader.

4. Masukkan order je JATS (Jakarta Automated Trading System)

Floor trader akan memasukkan (entry) semua order yang diterimanya kedalam

sistem komputer JATS. Dalam tahap ini, terdapat komunikasi antara pihak broker

dengan investor agar dapat terpenuhi tujuan order yang disampaikan investor baik untuk

beli maupun jual.

5. Transaksi terjadi (matched)

7 Ibid., hlm.208.8 http://www.idx.co.id

7

Page 8: Ketentuan Hukum Islam Dalam Kegiatan Jual Beli Saham

Pada tahap ini order yang dimasukkan ke sistem JATS bertemu dengan harga

yang sesuai dan tercatat di sistem JATS sebagai transaksi yang telah terjadi (done),

dalam arti sebuah order beli atau jual telah bertemu dengan harga yang cocok.

6. Penyelesaian transaksi (settlement)

Di BEI, proses penyelesaian transaksi berlangsung selama 3 hari bursa.

Artinya jika melakukan transaksi hari ini (T), maka hak-hak kita akan dipenuhi selama

3 hari bursa berikutnya, atau dikenal dengan istilah T + 3.

Proses pelaksanaan perdagangan di bursa

Sebenarnya mekanisme transaksi saham dipasar modal syariah dan konvensional

tidak berbeda jauh. Didalam mekanisme transaksi produk pasar modal syariah, Irfan

Syauqi Beik, mengemukakan wacana bahwa transaksi pembelian dan penjualan saham

tidak boleh dilakukan secara lansung. Dalam pasar modal konvensional, investor dapat

membeli dan menjual saham secara langsung dengan menggunakan jasa broker atau

pialang. Keadaan ini memungkinkan bagi para spekulan untuk mempermainkan harga.

Akibatnya perubahan harga saham ditentukan oleh kekuatan pasar bukan karena nilai

intrinsik saham itu sendiri. Menurut Irfan Syauqi Beik, hal ini dilarang dalam Islam.9

Untuk itu, untuk proses dalam perdagangan saham, emiten memberikan otoritas

kepada agen dilantai bursa, selanjutnya agen tersebut bertugas untuk mempertemukan

emiten dengan calon investor, tetapi bukan untuk menjual dan membeli saham secara

9 Sutedi Adrian, Pasar Modal SyariahI, Jakarta: Sinar Grafika, 2011, hlm.210.

8

Page 9: Ketentuan Hukum Islam Dalam Kegiatan Jual Beli Saham

langsung. Kemudian saham tersebut dijual/dibeli karena memang sahamnya tersedia dan

berdasarkan prinsip first come-first served.

Perkembangan harga saham dalam pasar modal konvensional sudah lepas dari

nilai instrinsiknya yang dipicu oleh transaksi spekulatif, juga muncul dari keinginan para

pelaku pada umumnya agar harga saham terus meningkat.10

C. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Perdagangan Saham di Pasar Modal Syariah

Dalam kerangka kegiatan Pasar Modal Syariah ada beberapa lembaga penting

yang secara langsung terlibat dalam kegiatan pengawasan dan perdagangan, yaitu :

Bapepam, Dewan Syariah Nasional (DSN), bursa efek, perusahaan efek, emiten, profesi

dan lembaga penunjang pasar modal serta pihak terkait lainnya. Khusus untuk kegiatan

pengawasan akan dilakukan secara bersama oleh Bapepam dan DSN.11

a. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)

“Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) menetapkan pengembangan pasar

modal syariah sebagai salah satu prioritas kerja lima tahun ke depan. Rencana tersebut

dituangkan dalam Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005-2009. Dengan program ini,

pengembangan pasar modal syariah memiliki arah yang jelas dan makin membaik.

b. Dewan Syariah Nasional (DSN)

Dewan Syariah Nasional dalam hal ini akan berfungsi sebagai pusat referensi

(reference center) atas semua aspek-aspek syariah yang ada dalam kegiatan pasar modal

syariah. DSN akan bertugas memberikan fatwa-fatwa sehubungan dengan kegiatan

emisi, perdagangan, pengelolaan portofolio efek-efek syariah, dan kegiatan lain

berhubungan dengan efek syariah. DSN mempunyai kewenangan penuh untuk

memberikan keputusan tentang berhak tidaknya sebuah efek menyandang label syariah.

Kewenangan penuh juga dimiliki DSN dalam hal pengawasan kegiatan emisi,

perdagangan, pengelolaan portofolio efek-efek syariah dan kegiatan lain yang

berhubungan dengan efek-efek syariah.

c. Bursa Efek

10 Ibid., hlm. 210.11 Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Investasi pada Pasar Modal Syariah, Jakarta : Kencana, 2008, hlm. 222.

9

Page 10: Ketentuan Hukum Islam Dalam Kegiatan Jual Beli Saham

Bursa Efek adalah tempat diselenggarakannya kegiatan perdagangan efek pasar

modal yang didirikan oleh badan usaha.Bursa Efek adalah pihak (lembaga/perusahaan)

yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk

mempertemukan penawaran jual beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan

memperdagangkan efek di antara mereka (Pasal 1 butir 4 UUPM).

d. Perusahaan Efek

Perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai

penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, dan/atau manajer investasi. Perusahaan

efek dapat menjalankan usaha tersebut di pasar modal, setelah mendapat izin Bapepam.

e. Emiten

Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang

Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal

Pasal 3 menyatakan bahwa Emiten yang menerbitkan Efek Syariah harus memenuhi

kriteria sebagai berikut :

1. Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara

pengelolaan perusahaan Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan

efek syariah tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

2. Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 1 antara lain : a. Perjudian dan

permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. b.

Produsen, distributor, dan/atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang

merusak moral dan bersifat mudarat. c. dan lain sebagainya.

f. Jakarta Islamic Index (JII)

Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks saham yang

ada di Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis saham-

saham yang memenuhi kriteria syariah. Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk

digunakan sebagai tolok ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada

saham dengan basis syariah.

10

Page 11: Ketentuan Hukum Islam Dalam Kegiatan Jual Beli Saham

g. Perantara Emisi

Perantara Emisi yang meliputi 3 pihak berikut :

a. Penjamin emisi (underwriter), yaitu perusahaan perantara yang menjamin

penjualan emisi. Dalam artu jika saham atau obligasi belum laku, penjamin

emisi wajib membeli agar kebutuhan dana yang diperlukan emiten

terpenuhi sesuai rencana.

b. Akuntan publik, yaitu pihak yang berfungsi memeriksa kondisi keuangan

yang telah dikeluarkan emiten wajar atau tidak.

c. Perusahaan penilai (appraised), yaitu perusahaan yang befungsi untuk

memberikan penilaian terhadap emiten apakah nilai aktiva emiten wajar

atau tidak.

h. Perantara perdagangan efek

Yaitu makelar (pialang/broker) dan komisioner yang hanya lewat kedua

lembaga itulah efek dalam bursa boleh ditransaksikan. Makelar adalah perusahaan

pialang (broker) yang melakukan pembelian dan penjualan efek untuk kepentingan

orang lain dengan memperoleh imbalan. Sementara itu, komisioner adalah pihak yang

melakukan pembelian dan penjualan efek untuk kepentingan sendiri atau untuk orang

lain dengan memperolah imbalan

D. Ketentuan Hukum Islam dalam Jual Beli Saham

Adapun untuk mengetahui hukum jual beli saham di pasar modal menurut Islam

akan diuraikan sebagai berikut:

a. Transaksi Perdagangan Saham di Pasar Perdana

Pada transaksi ini yang menjadi para pihak adalah emiten dan investor. Harga

saham yang ditetapkan oleh emiten dan penjamin emisi berdasarkan kepada seberapa

besar kekuatan pasar menyerap saham yang ditawarkan. Semakin besar kekuatan

pasar menyerap saham yang ditawarkan semakin banyak permintaan saham di pasar

perdana, maka harga saham akan semakin tinggi. Bagaimanapun harga saham yang

11

Page 12: Ketentuan Hukum Islam Dalam Kegiatan Jual Beli Saham

ditawarkan melebihi dari harga nominal yang tertera dalam lembaran saham. Selisih

antara harga nominal dengan harga jual inilah yangkemudian disebut dengan agio.

Fakta dilapangan menunjukkan bahwa semakin tinggi agio maka semakin

tinggi pula resiko yang ditanggung investor yang membelinya di pasar perdana.

Namun disisi lain, dengan agio yang tinggi investor sebagai pemilik akan menikmati

laba di kemudian hari .

Agio yang diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli di pasar perdana

bukanlah termasuk riba, karena keuntungan yang diperoleh merupakan harga yang

telah disepakati. Kekuatan harga tersebut ditentukan oleh kekuatan pasar. Oleh karena

itu jika saham ditawarkan di pasar perdana maka saham dianggap sebagai barang

(sil’ah). Harganya tidak tergantung dengan apa yang tertera dalam lembaran, tetapi

sesuai dengan kesepakatan, sebab lembaran tersebut dianggap sebagai barang.

Dengan begitu, maka transaksi saham di pasar perdana boleh menurut Islam,

sebab penentuan harganya dilakukan berdasarkan prinsip suka sama

suka (antaradhin). Sedangkan agio saham itu sendiri dimanfaatkan untuk anggota

perusahaan.12 Hal ini pun sesuai dengan tujuan Islam yaitu kemaslahatan,

sebagaimana pemahaman asy-Syatibi yang mendefinisikan maslahah secara luas,

yaitu:

Apa yang menopang tegaknya hidup dan sempurnanya kehidupan manusia,

dan memenuhi apa yang menjadi tuntutan kualitas-kualitas emosional dan intelektual

dalam pengertian yang luas.

Berdasarkan uraian di atas, berarti agio saham merupakan keuntungan

perusahaan yang dipergunakan untuk kepentingan investor, dalam hal ini dapat

dikategorikan dalam maslahah ‘ammah., dimana agio ini bertujuan untuk

meningkatkan kekayaan serta proporsional melalui cara-cara yang dihalalkan, bukan

mendominasi kehidupan perekonomian dengan cara curang atau menipu.13

b. Transaksi Saham di Pasar Skunder

12 An Nabhani, Taqyuddin., Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif Islam,  Surabaya: Risalah Gusti, 1996, hlm. 227

13 Ibid., hlm. 228.

12

Page 13: Ketentuan Hukum Islam Dalam Kegiatan Jual Beli Saham

Perdagangan saham di pasar skunder dilaksanakan di Bursa Efek dengan

mempertemukan penawaran jual dan permintaan beli. Aktivitas transaksi ini

dilakukan oleh investor melalui pedagang perantara yang bertugas sebagai

penghubung antara investor jual dengan investor beli. Harga tidak lagi ditentukan

oleh penjamin emisi, tetapi berdasarkan teori penawaran dan permintaan . disamping

itu juga oleh prospek perusahaan yang menerbitkan saham (emiten). Oleh karena itu

wajar jika harga saham bisa lebih tinggi atau lebih rendah daripada harga di pasar

perdana.14

Sangat jelas bahwa pasar modal (bursa efek) syarat dengan unsur spekulatif,

namun transaksi saham tidak sama dengan gambling (judi). Spekulasi yang terjadi di

bursa efek di dasarkan pada data dan fakta atau semua keterangan tentang

perudahaan, dan juga bergantung pada base fundamental dan teknikal. Investor di

sini juga dapat menentukan harga jual yang diinginkan, sedangkan gambling tidak

ada keterangan dan informasi yang jelas, dan nilainya akan hilang apa bila merugi.

Transaksi saham tidak demikian halnya. Sepanjang perusahaan tersebut masih punya

nilai, jika bangkrut maka perusahaan tersebut masih memperoleh penjualan aktiva.

Di samping unsur spekulasi, sebenarnya masih ada unsur-unsur lainnya yang

membuat transaksi saham di pasar modal menjadi pro-kontra hukumnya. Untuk itu

penulis akan memaparkan beberapa pendapat dari intelektual Islam.15

1. Dr. H. Ali Akbar

Beliau mengemukakan bahwa sesungguhnya saham itu ada unsur judi,

spekulasi, dan kehendak orang untuk cepat kaya. Dalam perdagangan saham ini

akhirnya hanya menguntungkan satu pihak saja yaitu pihak perusahaan.

2. KH. Ali Yafie

14 Junaedi, Pasar Modal Dalam Pandangan Hukum Islam, Jakarta : Kalam Mulia, hlm. 72

15 Muhammad Abdul Ghafar al Syarif , al Syarif, Buhuts Fiqhiyyah Mu’ashirah , Beirut: Dar Ibnu Hazm, 1999, hlm. 78-79

13

Page 14: Ketentuan Hukum Islam Dalam Kegiatan Jual Beli Saham

Beliau berpendapat bahwa bursa saham itu haram mengandung spekulasi

tinggi dan mirip dengan judi.

3. H. Munawir Sadzali

Beliau mengemukakan bahwa dalam bursa saham tidak terdapat unsur judi.

Unsur spekulasi yang ada dalam saham sama dengan spekulasi yang ada dalam

perdagangan lainnya.

4. Abdurrahman Isa

Beliau mengemukakan bahwa jual beli saham itu hukumnya mubah

sekalipun saham-saham perusahaan perbankan, sebab umat Islam sekarang ini

dalam kondisi darurat.

5. Drs. Masjfuk Zuhdi

Beliau mengemukakan bahwa jual beli saham di bursa dibolehkan oleh

Islam baik transaksinya dilakukan di bursa valuta asing maupun di tempat lain,

karena transaksinya telah memenuhi syarat dan rukun jual beli menurut Islam,

antara lain yang terpenting adalah sebagai berikut:

a. Ada Ijab-Qabul

b. Kedua belah pihak mempunyai wewenang penuh melakukan tindakan-

tindakan hukum (dewasa dan sehat pikirannya).

c. Valuta asing dan saham memenuhi syarat untuk menjadi obyek transaksi jual

beli, yaitu:

- suci barangnya, bukan najis

- dapat dimanfaatkan

- dijual oleh pemiliknya/kuasa atas izin pemilik

- barangnya dapat diserahterimakan secara nyata

14

Page 15: Ketentuan Hukum Islam Dalam Kegiatan Jual Beli Saham

- dapat diketahui barangnya secara nyata.

- Barangnya sudah berada di tangan pemiliknya, jika barangnya

diperoleh dengan imbalan.

6. Muhammad Syaltut 

Dalam bukunya al Fatawa menyatakan bahwa jual beli saham dalam Islam

dibolehkan sebagai aqad mudharabah yang ikut menanggung untung dan rugi

(profit and loss sharing).

7. Yusuf Qardawy 

Menjelaskan bahwa menerbitkan saham, memiliki, dan memperjual belikan

serta melakukan kegiatan bisnis saham adalah halal dan tidak dilarang oleh Islam.

8. KH. Peunoh Dali (Ketua Majlis Tarjih Muhammadiyah Pusat)

Berpendapat bahwa Bursa efek memiliki unsur positif dan negatif.

Negatifnya disana ada unsur spekulasi yang bisa disamakan dengan praktik ijon,

dan termasuk gharar. Positifnya, bursa saham merupakan upaya mobilisasi dana

masyarakat guna mendukung usaha-usaha besar yang pada dasarnya juga untuk

kepentingan masyarakat luas. Oleh karena itu beliau menghukumi makruh.

Sedangkan keputusan Mu’tamar NU 1989 menyatakan bahwa bursa efek

termasuk dalam kategori gharar, tetapi tidak secara tegas dinyatakan haram.

9. Ibnu Qudamah dalam al Mughni Juz 5/173 terbitan Beirut mengatakan :

“Jika salah seorang dari dua orang berserikat membeli porsi mitra

serikatnya, hukumnya boleh karena ia membeli milik pihak lain.”

10. Wahbah Zuhaili dalam al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu Juz 3/1841, beliau

berpendapat:

“Bermuamalah dengan (melakukan kegiatan transaksi atas) saham

hukumnya boleh, karena pemilik saham adalah mitra dalam perseroan sesuai

dengan saham yang dimilikinya.”

15

Page 16: Ketentuan Hukum Islam Dalam Kegiatan Jual Beli Saham

Sedangkan keputusan Muktamar ke-7 Majma’ Fiqh Islami tahun 1992 di

Jeddah berpendapat:

“Boleh menjual atau menjaminkan saham dengan tetap memperhatikan

peraturan yang berlaku pada perseroan”.

11. Al-Syafi’i, Ahmad dan lainnya.

An-Nawawi menyebutkan: mereka berbeda pendapat tentang jual-beli

harta orang yang mencampurkannya dengan hal yang haram, menerima hadiah

dan pemberiannya. Dalam hal ini, Hasan, Al-Makhul dan al-Syafi’I

membolehkannya. Al-Syafi’i berkata: saya tidak menyukai hal itu. Harta

semacam ini mengandung syubhat, sabda Nabi SAW:

“Yang halal itu sudah jelas dan yang haram itu juga sudah jelas. akan

tetapi di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang belum jelas (syubhat),

yang tidak dimengerrti oleh banyak orang, apakah dia itu halal atau haram?

Barangsiapa yang menjauhinya karena hendak membersihkan agama dan

kehormatannya, maka dia akan selamat; dan barangsiapa yang melakukan

sesuatu darinya, maka hampir-hampir ia terjatuh ke dalam yang haram,

sebagaimana orang yang menggembala kambing di sekitar daerah larangan, dia

hampir-hampir akan jatuh kepadanya. Ingatlah, bahwa setiap raja mempunyai

daerah larangan. Ingatlah, bahwa daerah larangan Allah ialah semua yang

diharamkan” (HR: Bukhari Muslim)

Para ahli fikih kontemporer sepakat, bahwa haram hukumnyamemperdagangkan

saham di pasar modal dari perusahaan yang bergerak di bidang usaha yang haram.

Misalnya, perusahaan yang bergerak di bidang produksi minuman keras, bisnis babi dan

apa saja yang terkait dengan babi, jasa keuangan konvensional seperti bank dan

asuransi, dan industri hiburan, seperti kasino, perjudian, prostitusi, dan sebagainya.

Dalil yang mengharamkan jual beli saham perusahaan seperti ini adalah semua dalil

yang mengharamkan segala aktivitas tersebut.16

Namun mereka berbeda pendapat jika saham yang diperdagangkan di pasar

modal itu adalah dari perusahaan yang bergerak di bidang usaha halal, misalnya di

bidang transportasi, telekomunikasi, produksi tekstil, dan sebagainya. Syahatah dan

16 Syahatah dan Fayyadh, Bursa Efek : Tuntunan Islam dalam Transaksi di Pasar Modal, hlm.18

16

Page 17: Ketentuan Hukum Islam Dalam Kegiatan Jual Beli Saham

Fayyadh berkata,”Menanam saham dalam perusahaan seperti ini adalah boleh secara

syar’i…Dalil yang menunjukkan kebolehannya adalah semua dalil yang menunjukkan

bolehnya aktivitas tersebut.” 17 Tapi ada fukaha yang tetap mengharamkan jual beli

saham walau dari perusahaan yang bidang usahanya halal. Mereka ini misalnya

Taqiyuddin an-Nabhani (2004), Yusuf as-Sabatin dan Ali As-Salus. Ketiganya sama-

sama menyoroti bentuk badan usaha (PT) yang sesungguhnya tidak Islami. Jadi

sebelum melihat bidang usaha perusahaannya, seharusnya yang dilihat lebih dulu adalah

bentuk badan usahanya, apakah ia memenuhi syarat sebagai perusahaan Islami (syirkah

Islamiyah) atau tidak.

Taqiyuddin an-Nabhani dalam An-Nizham al-Iqtishadi (2004) menegaskan

bahwa perseroan terbatas (PT, syirkah musahamah) adalah bentuk syirkah yang batil

(tidak sah), karena bertentangan dengan hukum-hukum syirkah dalam Islam.

Kebatilannya antara lain dikarenakan dalam PT tidak terdapat ijab dan kabul

sebagaimana dalam akad syirkah. Yang ada hanyalah transaksi sepihak dari para

investor yang menyertakan modalnya dengan cara membeli saham dari perusahaan atau

dari pihak lain di pasar modal, tanpa ada perundingan atau negosiasi apa pun baik

dengan pihak perusahaan maupun pesero (investor) lainnya. Tidak adanya ijab kabul

dalam PT ini sangatlah fatal, sama fatalnya dengan pasangan laki-laki dan perempuan

yang hanya mencatatkan pernikahan di Kantor Catatan Sipil, tanpa adanya ijab dan

kabul secara syar’i.18

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas terkait ketentuan hukum islam mengenai jual beli

saham dipasar modal syariah menurut beberapa sumber dan pandangan para ahli bahwa

hukum jual beli saham dipasar modal syariah dapat dikatakan:

17 Ibid., hlm. 1718 An-Nabhani, Taqiyuddin, an-Nizham al-Iqtishadi fi Al-Islam, Beirut : Darul Ummah, 2004, hlm. 465.

17

Page 18: Ketentuan Hukum Islam Dalam Kegiatan Jual Beli Saham

1. jual beli saham itu haram

Menurut sebagian para ahli mengatakan bahwa jual beli saham itu haram

karena adanya: unsur spekulasi, judi, tidak ada kejelasan untung dan ruginya bagi

pemegang saham, dalam perseroan para komisaris dan anggota direksi (manajer) selaku

pengelola perusahaan selalu menerima perolehan laba, selain itu karena dianggap

menjual utang dengan utang. Berdasarkan hadits: “Diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw

melarang menjual utang dengan utang”. Kemudian ada sebagian yang menyebutkan jual

beli saham itu haram dilihat dari bentuk perusahaannya, bahwa bentuk usaha yang

berbadan PT sebenarnya bukan perusahaan yang islami karena dalam PT tidak terdapat

ijab dan kabul sebagaimana dalam akad syirkah. Yang ada hanyalah transaksi sepihak

dari para investor yang menyertakan modalnya dengan cara membeli saham dari

perusahaan atau dari pihak lain di pasar modal, tanpa ada perundingan atau negosiasi

apa pun baik dengan pihak perusahaan maupun pesero (investor) lainnya.

2. Jual beli saham itu boleh

Sebagian ahli mengatakan bahwa jual beli saham itu boleh, apabila transaksinya

telah memenuhi syarat dan rukun jual beli menurut Islam. Kemudian dibolehkan karena

sebagai akad mudharabah yang ikut menanggung untung dan rugi (profit and loss

sharing) antara dua belah pihak.

B. Saran

Berdasarkan pemaparan diatas mengenai hukum jual beli saham, penulis condong

kepada pendapat yang membolehkan jual beli saham. Hanya saja yang perlu ditegaskan

adalah bagaimana pelaksanaan dan praktek lapangan sehingga tidak menyimpang dari

kaidah-kaidah syar’i. Karena saham merupakan salah satu cara untuk memberikan

investasi kepada pihak lain, sedangkan bila anda yang menjadikannya sebagai lahan

perjudian, maka itu hanya kecenderungan seseorang untuk melakukan hal-hal yang haram

walaupun bukan sarana untuk itu.

18

Page 19: Ketentuan Hukum Islam Dalam Kegiatan Jual Beli Saham

DAFTAR PUSTAKA

An-Nabhani. Taqyuddin. Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif Islam.

Surabaya: Risalah Gusti, 1996.

An-Nabhani, Taqiyuddin, an-Nizham al-Iqtishadi fi Al-Islam, Beirut : Darul Ummah,

2004

Junaedi. Pasar Modal Dalam Pandangan Hukum Islam. Jakarta : Kalam Mulia, 2006.

19

Page 20: Ketentuan Hukum Islam Dalam Kegiatan Jual Beli Saham

Muhammad Abdul Ghafar al Syarif . Buhuts Fiqhiyyah Mu’ashirah. Beirut: Dar Ibnu

Hazm, 1999.

Nurul Huda dan Mohamad Heykal. Investasi pada Pasar Modal Syariah. Jakarta :

Kencana, 2008.

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution. Investasi pada Pasar Modal Syariah.

Jakarta : Kencana, 2008

Sutedi Adrian. Pasar Modal Syariah. Jakarta: Sinar Grafika, 2011.

Syahatah dan Fayyadh. Bursa Efek : Tuntunan Islam dalam Transaksi di Pasar

Modal. 2007.

http://www.idx.co.id

20