kesukarelaan warga perbatasan kecamatan entikong dalam

89
KESUKARE KE KABUPATEN KOM KA ELAAN WARGA PE ECAMATAN ENTIK N SANGGAU DALA OLEH : MISI PEMILIHAN U ABUPATEN SANGG TAHUN 2015 ERBATASAN KONG AM BERPOLITIK UMUM GAU

Upload: lykiet

Post on 23-Jan-2017

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

KESUKARELAAN WARGA PERBATASANKECAMATAN ENTIKONG

KABUPATEN SANGGAU DALAM BERPOLITIK

OLEH :

KOMISI PEMILIHAN UMUMKABUPATEN SANGGAU

TAHUN 2015

KESUKARELAAN WARGA PERBATASANKECAMATAN ENTIKONG

KABUPATEN SANGGAU DALAM BERPOLITIK

OLEH :

KOMISI PEMILIHAN UMUMKABUPATEN SANGGAU

TAHUN 2015

KESUKARELAAN WARGA PERBATASANKECAMATAN ENTIKONG

KABUPATEN SANGGAU DALAM BERPOLITIK

OLEH :

KOMISI PEMILIHAN UMUMKABUPATEN SANGGAU

TAHUN 2015

KESUKARELAAN WARGA PERBATASANKECAMATAN ENTIKONG

KABUPATEN SANGGAU DALAM BERPOLITIK

OLEH :

KOMISI PEMILIHAN UMUMKABUPATEN SANGGAU

TAHUN 2015

Page 2: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

i

KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penelitian ini terselesaikan

tepat pada waktunya. Riset dengan judul “ Kesukarelaan Warga Perbatasan

Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau Dalam Berpolitik “ dilaksanakan

untuk memastikan program dan kebijakan kepemiluan tidak dibangun atas

postulat spekulatif, tetapi dibangun berlandaskan pada argumen empirik dan

rasional dengan proses yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam proses pelaksanaan penelitian ini kami banyak mendapat

bantuan,bimbingan,saran,keterangan dan data-data, maka pada kesempatan ini

kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Suparman, S.Pd, M.Si selaku Camat Entikong beserta staf;

2. Para responden dari Desa Semanget dan Desa Entikong;

3. Seluruh Tim Riset dari KPU Kabupaten Sanggau;

4. Ketua dan anggota KPU Provinsi Kalimantan Barat beserta secretariat atas

arahan dan supervisinya;

5. Ibu Marina Rona, SH, MH, selaku konsultan riset

Serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah terlibat

baik langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan pelaksanaan penelitian ini.

Kami menyadari bahwa hasil penelitian ini masih banyak kekurangan, harapan

kami hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Sanggau, Juli 2015

Tim Riset

Page 3: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................... ii

DAFTAR TABEL ............................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................

B. Permasalahan ..........................................................................

C. Tujuan Penelitian ....................................................................

D. Manfaat Penelitian ..................................................................

E. Kerangka Pemikiran/Konsep ..................................................

F. Metodelogi Penelitian..............................................................

G. Sistimatika Penulisan...............................................................

H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian.................................................

1

4

5

5

6

35

40

41

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............... 42

BAB III PEMBAHASAN 62

A. Karakteristik Responden............................................................

B. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya

tingkat kesukarelaan warga perbatasan kecamatan Entikong

dalam berpolitik ........................................................................

C. Analisis faktor-faktor yang menghambat rendahnya

kesukarelaan warga perbatasan kecamatan entikong dalam

berpolitik ...............

62

65

73

BAB IV PENUTUPA. KesimpulanB. Saran-saran

818183

Page 4: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Usia Responden ............................................................................................62

3.2. Jenis kelamin Responden ........................................................................63

3.3. Karakteristik Pekerjaan responden .........................................................64

3.4. Karakteristik Pendidikan responden ........................................................65

3.5. Perasaan Terlibat Pemilu tahun 2014 .....................................................66

3.6. Pengetahuan akan perbedaan aturan Pemilu.............................................67

3.7. Pengetahuan akan pebedaan daftar pemilih .............................................67

3.8. Pengaruh perbedaan aturan dan data pemilih terhadap partisipasi ...........68

3.9. Calon Legislatif dikenal pemilih..............................................................69

3.10. Hubungan pemilih dengan caleg ..............................................................70

3.11. Pendidikan Caleg dengan Pemilih ...........................................................71

3.12. Pengaruh ekonomi keluarga terhadap kesukarelaan berpolitik.................72

3.13. Pengeruh bekerja ke luar negeri terhadap kesukarelaan politik................73

3.14. Pengaruh penerapan aturan yang tegas terhadap kesukarelaan politik .....74

3.15. Pemberian sanksi bagi yang tidak terlibat pemilu ......................................75

3.16. Pengaruh sosialisasi pemilu oleh parpol terhadap kesukarelaan

berpolitik …..........................................................................................76

3.17. Pengaruh sosialisasi pemilu oleh penyelenggara pemilu terhadap

kesakarelaan berpolitik ........................................................................77

3.18. Pengaruh sosialisasi pemilu oleh media massa terhadap kesukarelaan

Berpolitik................................................................................................78

3.19. Pengaruh sosialisasi pemilu oleh Pemerintah terhadap kesukarelaan

berpolitik...............................................................................................79

Page 5: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemilihan Umum ( pemilu ) merupakan program pemerintah dan

dilaksanakan setiap lima tahun sekali diseluruh wilayah negara Republik

Indonesia. Pemilu merupakan implementasi dari salah satu ciri negara

demokrasi dimana rakyat secara langsung dilibatkan,diikutsertakan dalam

menentukan arah dan kebijakan negara untuk lima tahun kedepan.

Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia sebagai

penyelenggara pemilu bersama Pemerintah dan DPR telah melakukan

revisi atas berbagai peraturan terkait tata cara dan teknis penyelenggaraan

Pemilihan Umum anggota DPR,DPD,DPRD Provinsi dan DPRD kab/kota

tahun 2014 melalui Undang-Undang No 8 tahun 2011. Perubahan tersebut

antara lain tentang tata cara menentukan pilihan. Pada pelaksanaan Pemilu

Legislatif tahun 2009 pemberian suara dilakukan dengan memberi tanda

sebagaimana diatur dalam UU No 10 tahun 2008 tentang Pemilu di pasal

153 ayat 1 “Pemberian suara untuk Pemilu anggota DPR, DPD, DPRD

provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dilakukan dengan memberikan tanda

satu kali pada surat suara “. Namun pada pelaksanaan Pemilu Legislatif

tahun 2014 pemberian suara tidak lagi dilakukan dengan cara “ memberi

tanda”, akan tetapi dengan cara “ mencoblos” seperti diatur dalam

Undang-undang No 8 tahun 2011 tentang Pemilu di pasal 154 “Pemberian

Page 6: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

2

suara untuk Pemilu anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD

kabupaten/kota dilakukan dengan cara mencoblos satu kali pada nomor

atau tanda gambar partai politik dan/atau nama calon pada surat suara ”.

Pasal 246 ayat 1 Undag-Undang No 8 tahun 2011 menyebutkan

bahwa “ pemilu diselenggarakan dengan partisipasi masyarakat “. Hal ini

dikarenakan dengan semakin tingginya keterlibatan masyarakat didalam

proses politik maka akan semakin berkembang proses demokratisasi.

Tingginya tingkat partisipasi menunjukkan antusiasme warga mengikuti

dan memahami masalah politik dan ingin terlibat dalam kegiatan tersebut.

Bentuk partisipasi dapat berupa pemberian suara dalam pemilihan umum.

Dapat juga dalam bentuk melakukan kontrol terhadap proses politik yang

sedang berlangsung misalnya membentuk relawan pemilu,membentuk

LSM dan melakukan protes terhadap kebijakan yang keliru.

Mengingat pentingnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan

pemilihan umum Komisi Pemilihan Umum melalui Surat Edaran Nomor :

609/KPU/IX/2013 tentang Penyampaian Petunjuk Pelaksanaan Program

Relawan Demokrasi Pemilu 2014 membentuk Relawan Demokrasi di

semua KPU/KIP kabupaten/Kota dengan tujuan meningkatkan kualitas

proses pemilu,meningkatkan partisipasi pemilih,meningkatkan

kepercayaan publik terhadap proses demokrasi dan membangkitkan

kesukarelaan masyarakat sipil dalam agenda pemilu dan demokrasi. Hal

ini sesuai dengan tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang No 15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan

Page 7: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

3

Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,

dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pasal 9 ayat (1) huruf (m) “

melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang

berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU kepada masyarakat “

Kesukarelaan politik masyarakat merupakan kegiatan politik yang

dilakukan secara sukarela oleh warga masyarakat dimana mereka terlibat

baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam proses politik tersebut

misalnya pemilihan penguasa atau dalam proses pembentukan kebijakan

publik. Sukarela dapat diartikan bahwa warga masyarakat secara sadar dan

dengan hati nuraninya tanpa adanya tekanan,paksaan dan intimidasi dari

pihak manapun untuk melakukan sesuatu dan dengan segala kesadarannya

turut memberikan kontribusi bagi suatu proses yang sedang berlangsung.

Realitas yang terjadi di masyarakat khususnya warga masyarakat

perbatasan di Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau adalah tingkat

kesukarelaan politik masyarakat semakin menurun. Sebagai gambaran

pada pelaksanaan Pemilu Legislatif tahun 2014 pengguna hak pilih

sebanyak 8.652 pemilih dari total 10.828 pemilih yang terdaftar dalam

DPT,DPK,DPTB dan DPKTB atau 79,90 %.Secara khusus di Kabupaten

Sanggau adalah yang terendah kedua setelah Kecamatan Toba dari 15

kecamatan.Turunnya tingkat kesukarelaan warga masyarakat dalam

berpolitik disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adanya kejenuhan

berpolitik,khusus di Kabupaten Sanggau dikarenakan rangkaian proses

pemilu yang panjang dan waktu yang berdekatan antara

Page 8: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

4

Pilbup,Pilgub,Pileg dan Pilpres, adanya perbedaan aturan antara

pelaksanaan Pilbup,Pilgub,Pileg dan Pilpres, opini negatif yang

berkembang bahwa politik itu korup,buruk dan hanya alat pemuas untuk

mencapai kepentingan pribadi atau golongan, minimnya informasi terkait

visi misi,latar belakang parpol dan pasangan calon,perbedaan data

pemilih,adanya tuntutan ekonomi keluarga,tingkat pendidikan pemilih,isu

primordialisme dan mobilitas pemilih ( banyak warga yang bekerja di luar

negeri ).

Kondisi diatas membutuhkan strategi kebijakan untuk

menumbuhkan serta memperkuat kesukarelaan antara lain pendidikan

politik oleh parpol,kedewasaan berpolitik serta perlunya peraturan

perundang-undangan yang jelas berkaitan dengan data pemilih yang

berkelanjutan.

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dalam penelitian

ini KPU Kabupaten Sanggau mengambil judul “ kesukarelaan warga

perbatasan Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau dalam berpolitik “

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dalam penelitian ini dapat

dikemukakan masalah sebagai berikut :

a. Faktor Apa Saja yang Mempengaruhi Rendahnya Tingkat

Kesukarelaan Warga Dalam Berpolitik?

Page 9: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

5

b. Bagaimana Cara Meningkatkan Kesukarelaan Warga Dalam

berpolitik?

C. Tujuan Penelitian

a. Untuk Mendeskripsikan persoalan yang berkaitan dengan

Kesukarelaan Warga Perbatasan di Kecamatan Entikong Kabupaten

Sanggau dalam Berpolitik dan Kendala serta Hambatan.

b. Untuk Memberikan Tawaran Solusi atau rekomendasi sehingga

Meningkatnya Kesukarelaan Warga dalam Berpolitik.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan :

a. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi Penyelenggara Pemilu.

b. Dapat menambah wawasan keilmuan Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten Sanggau, terutama yang berkaitan dengan ketentuan

hukum dan praktek mengenai Kesukarelaan Warga dalam berpolitik

khususnya dalam Pemilu Legislatif.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai untuk pengembangan

dalam mencari dan mendapatkan pemikiran baru serta sebagai wadah

evaluasi yang komprehensif terkait manajemen Pemilu selama ini

berjalan khususnya dari sudut pandang partisipasi.

Page 10: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

6

E. Kerangka Pemikiran/Konsep

1. Defenisi Pemilu dan Politik

Undang-Undang No 8 tahun 2012 pasal 1 ke (1) menyebutkan “

Pemilihan Umum,selanjutnya disebut Pemilu,adalah sarana kedaulatan

rakyat yang dilaksanakan secara ,langsung,umum,bebas,rahasia,jujur,

dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

1945”. Untuk saat ini ada dua jenis pemilu yang dilaksanakan secara

nasional yaitu pemilihan anggota legislatif (pileg) dimana rakyat secara

langsung memilih wakil-wakilnya untuk duduk dilembaga legislatif baik

DPR,DPD,DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota dan Pemilihan Presiden

dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat. Pemilu diselenggarakan

berpedoman pada asas Luber dan Jurdil, Undang-Undang No 8 tahun 2012

pasal (2) menyebutkan bahwa “Pemilu dilaksanakan secara efektif dan

efesien berdasarkan asas langsung,umum,bebas,rahasia,jujur, dan adil”,.

Guna menghadirkan Pemilu berkualitas dan penyelenggara yang

berintegritas dibutuhkan pedoman sebagai asas bagi setiap penyelenggara

Pemilu seperti diatur dalam Undang-Undang No 15 tahun 2011 tentang

penyelenggara Pemilu pasal 2 sebagai berikut “penyelenggara pemilu

berpedoman pada asas mandiri;jujur;adil;kepastian

hukum;tertib;kepentingan

umum;keterbukaan;proporsionalitas;profesionalitas;akuntabilitas;efisiens

i;dan efektivitas”.

Page 11: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

7

Politik berasal dari bahasa Yunani yaitu “polis“ yang berarti Negara

kota. Secara etimologi kata politik masih berhubungan erat dengan kata

politisi yang berarti hal-hal yang berhubungan dengan politik. Kata politisi

berarti orang-orang yang menekuni hal-hal yang berkaitan dengan politik.

Para tokoh memiliki sudut pandang yang beragam.

Menurut Inu Kencana Syafii “ Politik pada dasarnya mempunyai

ruang lingkup negara,karena teori politik menyelidiki negara sebagai

lembaga politik yang mempengaruhi masyarakat,jadi negara dalam

keadaan bergerak. Selain daripada itu politik juga menyelidiki ide-

ide,asas-asas,sejarah pembentukan negara,serta bentuk dan tujuan

negara,hakekat negara,sertabentuk dan tujuan negara,disamping

menyelidiki hal-hal seperti kelompok elit,kelompok kepentingan,kelompok

penekan,pendapat umum,peranan partai politik,dan keberadaan pemilihan

umum”¹.

Sedangkan menurut Miriam Budiarjo politik adalah “ bermacam-

macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara yang menyangkut

proses menentukan tujuan-tujuan sistem itu dan melaksanakan tujuan-

tujuan itu “ ². Pengambilan keputusan mengenai apakah yang

menjadi tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi antara beberapa

alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah

dipilih itu. Untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu tentu diperlukan

kebijakan-kebijakan umum yang menyangkut pengaturan dan atau alokasi

¹Dr. H. Inu Kencana Syafii, M.Si, Ilmu Politik, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hal 9²Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, dalam buku suntingan Toni Adrianus Pito, Kemal Fasyah, danEfriza; Mengenal Teori-teori Politik, Cetakan Pertama, Depok, 2005, Hal 8

Page 12: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

8

dari sumber-sumber resources yang ada. Untuk melaksanakan

kebijakan-kebijakan itu, perlu dimiliki kekuasaan dan kewenangan, yang

akan dipakai baik untuk membina kerja sama maupun untuk

menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses ini. Cara-cara

yang dipakainya dapat bersifat paksaan. Tanpa unsur paksaan kebijakan

ini hanya merupakan perumusan keinginan belaka. Politik selalu

menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat, bukan tujuan pribadi

seorang. Selain itu politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok

termasuk partai politik dan kegiatan individu.

2. Penyelenggara Pemilu

Undang-Undang No 15 tahun 2011 pasal 1 angka 6 menyebutkan “

Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat KPU, adalah lembaga

penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional,tetap,dan mandiri yang

bertugas melaksanakan Pemilu “. 2.1. Komisi Pemilihan Umum

Sebagai Lembaga yang bertugas melaksanakan Pemilu,maka dalam

penyelenggaran Pemilu anggota DPR,DPD,DPRD KPU memiliki tugas

dan wewenang sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 15 tahun

2011 tentang penyelenggara Pemilu pasal 8 ayat (1) sebagai berikut “ a.

merencanakan program dan anggaran serta menetapkan jadwal; b.

menyusun dan menetapkan tata kerja KPU, KPU Provinsi, KPU

Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, PPLN, dan KPPSLN; c. menyusun

dan menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan Pemilu setelah

Page 13: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

9

terlebih dahulu berkonsultasi dengan DPR dan Pemerintah; d.

mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua

tahapan Pemilu; e. menerima daftar pemilih dari KPU Provinsi; f.

memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang

disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan data

Pemilu dan/atau pemilihan gubernur, bupati, dan walikota terakhir dan

menetapkannya sebagai daftar pemilih; g. menetapkan peserta Pemilu; h.

menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara

tingkat nasional berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di

KPU Provinsi untuk Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan hasil

rekapitulasi penghitungan suara di setiap KPU Provinsi untuk Pemilu

Anggota Dewan Perwakilan Daerah dengan membuat berita acara

penghitungan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara; i. membuat

berita acara penghitungan suara dan sertifikat penghitungan suara serta

wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu dan Bawaslu; j.

menerbitkan keputusan KPU untuk mengesahkan hasil Pemilu dan

mengumumkannya; k. menetapkan dan mengumumkan perolehan jumlah

kursi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota

untuk setiap partai politik peserta Pemilu anggota Dewan Perwakilan

Rakyat, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; l. mengumumkan calon

anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah

terpilih dan membuat berita acaranya; m. menetapkan standar serta

Page 14: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

10

kebutuhan pengadaan dan pendistribusian perlengkapan; n.

menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Bawaslu atas temuan dan

laporan adanya dugaan pelanggaran Pemilu; o. mengenakan sanksi

administratif dan/atau menonaktifkan sementara anggota KPU Provinsi,

anggota PPLN, anggota KPPSLN, Sekretaris Jenderal KPU, dan pegawai

Sekretariat Jenderal KPU yang terbukti melakukan tindakan yang

mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu yang

sedang berlangsung berdasarkan rekomendasi Bawaslu dan/atau

ketentuan peraturan perundang-undangan; p. melaksanakan sosialisasi

penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan

wewenang KPU kepada masyarakat; q. menetapkan kantor akuntan publik

untuk mengaudit dana kampanye dan mengumumkan laporan sumbangan

dana kampanye; r. melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap

tahapan penyelenggaraan Pemilu; dan s. melaksanakan tugas dan

wewenang lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan”.

2.2. Komisi Pemilihan Umum Provinsi

Selain KPU yang berkedudukan di Ibu Kota Negara,dibentuk juga

KPU Provinsi dan KPU Kab/Kota sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang No 15 tahun 2011 pasal 4 ayat (2) “ KPU Provinsi berkedudukan

di ibu kota provinsi “ dan ayat (3) “ KPU Kabupaten/Kota berkedudukan

di ibu kota kabupaten/kota “ Lebih lanjut dalam pasal 5 ayat (1)

disebutkan “ KPU,KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota bersifat

hierarkis “ Hierarki artinya bahwa antara KPU,KPU Prov dan KPU

Page 15: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

11

Kab/Kota merupakan satu kesatuan dengan hubungan yang bersifat

koordinasi.

UU No. 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu Pasal 9 ayat

1 mengatur tugas dan wewenang KPU Provinsi dalam penyelenggaraan

Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,

dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah meliputi: “ a. menjabarkan

program dan melaksanakan anggaran serta menetapkan jadwal Pemilu di

provinsi; b. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilu di

provinsi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; c.

mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan tahapan

penyelenggaraan Pemilu oleh KPU Kabupaten/Kota; d. menerima daftar

pemilih dari KPU Kabupaten/Kota dan menyampaikannya kepada KPU;

e. memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang

disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan data

Pemilu dan/atau pemilihan gubernur, bupati, dan walikota terakhir dan

menetapkannya sebagai daftar pemilih; f. menetapkan dan mengumumkan

hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilu Anggota Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Provinsi berdasarkan hasil rekapitulasi di KPU

Kabupaten/Kota dengan membuat berita acara penghitungan suara dan

sertifikat hasil penghitungan suara; g. melakukan rekapitulasi hasil

penghitungan suara Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan

Anggota Dewan Perwakilan Daerah di provinsi yang bersangkutan dan

mengumumkannya berdasarkan berita acara hasil rekapitulasi

Page 16: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

12

penghitungan suara di KPU Kabupaten/Kota; h. membuat berita acara

penghitungan suara serta membuat sertifikat penghitungan suara dan

wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu, Bawaslu Provinsi,

dan KPU; i. menerbitkan keputusan KPU Provinsi untuk mengesahkan

hasil Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan

mengumumkannya; j. mengumumkan calon anggota Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Provinsi terpilih sesuai dengan alokasi jumlah kursi setiap

daerah pemilihan di provinsi yang bersangkutan dan membuat berita

acaranya; k. menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Bawaslu

Provinsi atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran Pemilu; l.

mengenakan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan sementara

anggota KPU Kabupaten/Kota, sekretaris KPU Provinsi, dan pegawai

sekretariat KPU Provinsi yang terbukti melakukan tindakan yang

mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu

berdasarkan rekomendasi Bawaslu Provinsi dan/atau ketentuan peraturan

perundang-undangan; m. menyelenggarakan sosialisasi penyelenggaraan

Pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU

Provinsi kepada masyarakat; n. melakukan evaluasi dan membuat

laporan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu; dan o. melaksanakan

tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh KPU dan/atau yang sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”.

Page 17: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

13

2.3. Komisi Pemilihan Umum kabupaten/Kota

UU No. 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu Pasal 10 ayat

(1) “Tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan

Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,

dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah meliputi:” a. menjabarkan

program dan melaksanakan anggaran serta menetapkan jadwal di

kabupaten/kota; b. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan di

kabupaten/kota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya; d.

mengoordinasikan dan mengendalikan tahapan penyelenggaraan oleh

PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya; e. menyampaikan daftar

pemilih kepada KPU Provinsi; f. memutakhirkan data pemilih

berdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh

Pemerintah dengan memperhatikan data Pemilu dan/atau pemilihan

gubernur, bupati, dan walikota terakhir dan menetapkannya sebagai

daftar pemilih; g. menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi

penghitungan suara Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten/Kota berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di

PPK dengan membuat berita acara rekapitulasi suara dan sertifikat

rekapitulasi suara; h. melakukan dan mengumumkan rekapitulasi hasil

penghitungan suara Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota

Dewan Perwakilan Daerah, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Provinsi di kabupaten/kota yang bersangkutan berdasarkan berita

Page 18: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

14

acara hasil rekapitulasi penghitungan suara di PPK; i. membuat berita

acara penghitungan suara dan sertifikat penghitungan suara serta wajib

menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu, Panwaslu Kabupaten/Kota,

dan KPU Provinsi; j. menerbitkan keputusan KPU Kabupaten/Kota

untuk mengesahkan hasil Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kabupaten/Kota dan mengumumkannya; k. mengumumkan calon

anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota terpilih

sesuai dengan alokasi jumlah kursi setiap daerah pemilihan di

kabupaten/kota yang bersangkutan dan membuat berita acaranya;

l. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan

oleh Panwaslu Kabupaten/Kota; m. mengenakan sanksi administratif

dan/atau menonaktifkan sementara anggota PPK, anggota PPS, sekretaris

KPU Kabupaten/Kota, dan pegawai sekretariat KPU Kabupaten/Kota

yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya

tahapan penyelenggaraan Pemilu berdasarkan rekomendasi Panwaslu

Kabupaten/Kota dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan; n.

menyelenggarakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang

berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota kepada

masyarakat; o. melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap

tahapan penyelenggaraan Pemilu; dan p. melaksanakan tugas dan

wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, dan/atau

peraturan perundang-undangan.”

Page 19: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

15

Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh undang-undang maka

KPU Kabupaten/Kota membentuk Badan Ad-Hoc yaitu Panitia Pemilihan

Kecamatan (PPK),Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan Kelompok

Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Adapun tugas,wewenang dan

kewajiban Badan Ad-Hoc sebagai berikut :

2.3.1. Panitian Pemilihan Kecamatan (PPK)

Tugas,wewenang dan kewajiban PPK menurut Undang-Undang No

15 tahun 2011 pasal 42 meliputi : a. membantu KPU, KPU Provinsi, dan

KPU Kabupaten/Kota dalam melakukan pemutakhiran data pemilih,

daftar pemilih sementara, dan daftar pemilih tetap; b. membantu KPU

Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan Pemilu; c. melaksanakan

semua tahapan penyelenggaraan Pemilu di tingkat kecamatan yang telah

ditetapkan oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota; d.

menerima dan menyampaikan daftar pemilih kepada KPU

Kabupaten/Kota; e. mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh

PPS di wilayah kerjanya; f. melakukan rekapitulasi hasil penghitungan

suara sebagaimana dimaksud pada huruf e dalam rapat yang harus

dihadiri oleh saksi peserta Pemilu; g. mengumumkan hasil rekapitulasi

sebagaimana dimaksud pada huruf f; h. menyerahkan hasil rekapitulasi

suara sebagaimana dimaksud pada huruf f kepada seluruh peserta

Pemilu; i. membuat berita acara penghitungan suara serta membuat

sertifikat penghitungan suara dan wajib menyerahkannya kepada saksi

peserta Pemilu, Panwaslu Kecamatan, dan KPU Kabupaten/Kota; j.

Page 20: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

16

menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan

oleh Panwaslu Kecamatan;k. melakukan evaluasi dan membuat laporan

setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu di wilayah kerjanya;

l. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang

berkaitan dengan tugas dan wewenang PPK kepada masyarakat m.

melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang diberikan oleh

KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan

perundang-undangan; dan n. melaksanakan tugas, wewenang, dan

kewajiban lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.3.2. Panitia Pemungutan Suara

Tugas, wewenang, dan kewajiban PPS menurut Undang-Undang No

15 tahun 2011 pasal 45 meliputi: a. membantu KPU, KPU Provinsi, KPU

Kabupaten/Kota, dan PPK dalam melakukan pemutakhiran data pemilih,

daftar pemilih sementara, daftar pemilih hasil perbaikan, dan daftar

pemilih tetap; b. membentuk KPPS; c. mengangkat petugas pemutakhiran

data pemilih; d. mengumumkan daftar pemilih; e. menerima masukan dari

masyarakat tentang daftar pemilih sementara; f. melakukan perbaikan dan

mengumumkan hasil perbaikan daftar pemilih sementara; g. menetapkan

hasil perbaikan daftar pemilih sementara sebagaimana dimaksud pada

huruf f untuk menjadi daftar pemilih tetap; h. mengumumkan daftar

pemilih tetap sebagaimana dimaksud pada huruf g dan melaporkan

kepada KPU Kabupaten/Kota melalui PPK; i. menyampaikan daftar

Page 21: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

17

pemilih kepada PPK; j. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan

Pemilu di tingkat desa/kelurahan yang telah ditetapkan oleh KPU, KPU

Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, dan PPK; k. mengumpulkan hasil

penghitungan suara dari seluruh TPS di wilayah kerjanya; l. melakukan

rekapitulasi hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada huruf

k dalam rapat yang harus dihadiri oleh saksi peserta Pemilu dan

pengawas Pemilu; m. mengumumkan rekapitulasi hasil penghitungan

suara dari seluruh TPS di wilayah kerjanya; n. menyerahkan rekapitulasi

hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada huruf m kepada

seluruh peserta Pemilu; o. membuat berita acara penghitungan suara

serta membuat sertifikat penghitungan suara dan wajib menyerahkannya

kepada saksi peserta Pemilu, Pengawas Pemilu Lapangan, dan PPK; p.

menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara setelah penghitungan

suara dan setelah kotak suara disegel; q. meneruskan kotak suara dari

setiap PPS kepada PPK pada hari yang sama setelah rekapitulasi hasil

penghitungan suara dari setiap TPS; r. menindaklanjuti dengan segera

temuan dan laporan yang disampaikan oleh Pengawas Pemilu Lapangan;

s. melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan

penyelenggaraan Pemilu di wilayah kerjanya; t. melaksanakan sosialisasi

penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan

wewenang PPS kepada masyarakat; u. membantu PPK dalam

menyelenggarakan Pemilu, kecuali dalam hal penghitungan suara v.

melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang diberikan oleh

Page 22: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

18

KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, dan PPK sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan; dan w. melaksanakan tugas,

wewenang, dan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

2.3.3. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara

Tugas, wewenang, dan kewajiban KPPS menurut Undang-Undang

No 15 tahun 2011 pasal 47 meliputi: a. mengumumkan dan menempelkan

daftar pemilih tetap di TPS; b. menyerahkan daftar pemilih tetap kepada

saksi peserta Pemilu yang hadir dan Pengawas Pemilu Lapangan; c.

melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara di TPS; d.

mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS; e.

menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan

oleh saksi, Pengawas Pemilu Lapangan, peserta Pemilu, dan masyarakat

pada hari pemungutan suara; f. menjaga dan mengamankan keutuhan

kotak suara setelah penghitungan suara dan setelah kotak suara disegel;

g. membuat berita acara pemungutan dan penghitungan suara serta

membuat sertifikat penghitungan suara dan wajib menyerahkannya

kepada saksi peserta Pemilu, Pengawas Pemilu Lapangan, dan PPK

melalui PPS; h. menyerahkan hasil penghitungan suara kepada PPS dan

Pengawas Pemilu Lapangan; i. menyerahkan kotak suara tersegel yang

berisi surat suara dan sertifikat hasil penghitungan suara kepada PPK

melalui PPS pada hari yang sama; j. melaksanakan tugas, wewenang,

Page 23: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

19

dan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU

Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuai dengan peraturan perundang-

undangan; dan k. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain

sesuai ketentuan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.3.4. Panitia Pemilihan Luar Negeri ( PPLN )

Tugas,wewenang dan kewajiban PPLN menurut Undang-Undang

No 15 tahun 2011 pasal 49 meliputi : Tugas, wewenang, dan kewajiban

PPLN meliputi: a. membantu KPU dalam melakukan pemutakhiran data

pemilih, daftar pemilih sementara, daftar pemilih hasil perbaikan, dan

daftar pemilih tetap; b. membentuk KPPSLN; c. mengumumkan daftar

pemilih sementara, melakukan perbaikan data pemilih atas dasar

masukan dari masyarakat Indonesia di luar negeri, mengumumkan daftar

pemilih hasil perbaikan, serta menetapkan daftar pemilih tetap; d.

menyampaikan daftar pemilih warga negara Republik Indonesia kepada

KPU; e. melaksanakan tahapan penyelenggaraan Pemilu yang telah

ditetapkan oleh KPU; f. melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara

dari seluruh TPSLN dalam wilayah kerjanya; g. mengumumkan hasil

penghitungan suara dari seluruh TPSLN di wilayah kerjanya; h.

menyerahkan berita acara dan sertifikat hasil penghitungan suara kepada

KPU; i. menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara; j. melakukan

evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu di

wilayah kerjanya; k. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu

Page 24: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

20

dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang PPLN kepada

masyarakat Indonesia di luar negeri; melaksanakan tugas, wewenang, dan

kewajiban lain yang diberikan oleh KPU sesuai dengan peraturan

perundang-undangan; dan m. melaksanakan tugas, wewenang, dan

kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.3.5 Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri

(KPPSLN)

Tugas,wewenang dan kewajiban KPPSLN menurut Undang-

Undang No 15 tahun 2011 pasal 50 meliputi : a. mengumumkan daftar

pemilih tetap di TPSLN; b. menyerahkan daftar pemilih tetap kepada

saksi peserta Pemilu yang hadir dan Pengawas Pemilu Luar Negeri; c.

melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara di TPSLN; d.

mengumumkan hasil penghitungan suara di TPSLN; e. menindaklanjuti

dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh saksi,

Pengawas Pemilu Luar Negeri, peserta Pemilu, dan masyarakat pada hari

pemungutan suara; f. mengamankan kotak suara setelah penghitungan

suara; g. membuat berita acara pemungutan dan penghitungan suara

serta membuat sertifikat penghitungan suara dan wajib menyerahkannya

kepada saksi peserta Pemilu yang hadir dan Pengawas Pemilu Luar

Negeri; h. menyerahkan hasil penghitungan suara dan sertifikat hasil

penghitungan suara kepada PPLN; i. melaksanakan tugas, wewenang,

dan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU; dan j. melaksanakan tugas,

Page 25: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

21

wewenang, dan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

3. Pemilu Legislatif 2014

Pemilu Legislatif adalah pemilu untuk memilih anggota

DPR,DPD,DPRD Provinsi dan DPRD Kab/kota dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pemilihan Umum Anggota

Legislatif telah selesai dilaksanakan pada tanggal 9 April 2014 yang lalu.

Peraturan teknis terkait penyelenggaraan Pemilu Legislatif tahun 2014

adalah :

1. PKPU No 7 tahun 2012 sebagaimana diubah terakhir dengan PKPU

No 22 Tahun 2014 tentang tahapan, Program dan Jadwal Pemilu

Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

2. PKPU No 8 Tahun 2012 sebagaimana diubah terakhir dengan PKPU

No14 Tahun 2012 tentang Pendaftaran, Verifikasi dan Penetapan

Parpol Peserta Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

3. PKPU No 1 Tahun 2013 sebagaimana diubah dengan PKPU No. 15

Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Kampanye Pemilu

Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

4. PKPU No 3 Tahun 2013 sebagaimana diubah terakhir dengan PKPU

No. 2 Tahun 2014 tentang Pembentukan dan Tata Kerja Badan Ad

Hoc Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

Page 26: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

22

5. PKPU No 5 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penetapan Dapil dan

Alokasi kursi setiap dapil dalam Pemilu Anggota DPR, DPD dan

DPRD tahun 2014.

6. PKPU No. 7 tahun 2013 sebagaimana diubah dengan PKPU No. 13

Tahun 2013 tentang Pencalonan Anggota DPR dan DPRD dalam

Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

7. PKPU No. 8 Tahun 2013 sebagaimana diubah terakhir dengan

PKPU No. 22 Tahun 2013 tentang Pencalonan Anggota DPD dalam

Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

8. PKPU No. 9 Tahun 2013 tentang Pemutahiran Data dan Daftar

Pemilih dalam Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

9. PKPU No. 16 Tahun 2013 sebagaimana telah diubah dengan PKPU

No. 3 tahun 2014 tentang Norma, Standar kebutuhan Pengadaan dan

pendistribusian perlengkapan Penyelenggaraan Pemilu Anggota

DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

10. PKPU No. 17 tahun 2013sebagaimana diubah dengan PKPU No. 1

tahun 2014 tentang Pedoman Pelaporan Dana Kampanye Peserta

Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

11. PKPU No. 23 Tahun 2013 tentang Partisipasi Masyarakat dalam

Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

12. PKPU No. 24 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah dengan PKPU

No. 12 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Audit Laporan

Page 27: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

23

Dana kampanye Peserta Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD

tahun 2014.

13. PKPU No. 25 tahun 2013 sebagaiman telah diubah dengan PKPU

No. 13 Tahun 2014 tentang Pelanggaran Administrasi Pemilu

Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

14. PKPU No. 26 tahun 2013 sebagaimana telah diubah dengan PKPU

No. 5 Tahun 2014 tentang Pemungutan dan Penhitungan Suara di

TPS dalam Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

15. PKPU No. 27 tahun 2013 sebagaimana telah diubah dengan PKPU

No. 6 Tahun 2014 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan

Perolehan suara Anggota DPR, DPD dan DPRD oleh PPS, PPK,

KPU kab/Kota, KPU Provinsi dan KPU dalam Pemilu Anggota

DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

16. PKPU No. 29 Tahun 2013 sebagaimana telah diubah dengan PKPU

No. 8 Tahun 2014 tentang Penetapan Hasil Pemilu, Perolehan Kursi

dan Penetapan Calon terpilih Anggota DPR, DPD dan DPRD dalam

Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

4. Proses dan Tahapan Pemilu Legislatif 2014

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum No 22

tahun 2014 tentang perubahan ketujuh atas Peraturan komisi Pemilihan

Umum No 07 tahun 2012 tentang tahapan,program dan jadual

Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan

Page 28: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

24

Rakyat,Dewan Perwakilan Daerah,dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

tahun 2014 sebagaimana telah beberapa kali diubah,terakhir dengan Peraturan

Komisi Pemilihan Umum No 21 tahun 2013 proses dan tahapan Pemilu

Legislatif dibagi menjadi dua tahapan yaitu tahapan persiapan dan tahapan

penyelenggaraan.

Tahapan Persiapan terdiri dari :

1. Penataan Organisasi mencakup kegiatan berupa: a. penyusunan tata kerja

KPU,KPU Provinsi dan KPU Kab/kota; b.Penyusunan

organisasi,tugas,fungsi,wewenang dan tata kerja Sekretariat Jenderal

KPU,Sekretariat KPU Provinsi dan Sekretariat KPU Kab/Kota dengan

Peraturan Presiden; c. Penyusunan organisasi dan tata kerja Sekretariat

Jenderal KPU,Sekretariat KPU Provinsi dan Sekretariat KPU Kab/Kota

dengan Peraturan KPU; d. Pengisian jabatan Sekretariat Jenderal

KPU,Sekretariat KPU Provinsi,dan Sekretariat KPU Kab/Kota.

2. Pendaftran Pemantau dan Pemantauan;

3. Pembentukan Badan Penyelenggara yaitu: a. pembentukan PPK dan

PPS/PPLN; b. pembentukan KPPS/KPPSLN; c. pembentukan

Pantarlih/Pantarlih LN;

4. Seleksi Anggota KPU Provinsi dan Kab/Kota;

5. Rapat Kerja,Rapat Koordinasi dan Bimbingan Teknis di setiap tingkatan;

6. Sosialisasi, Publikasi dan Pendidikan Pemilih. Tahapan ini meliputi : a.

penyusunan pedoman sosialisasi,publikasi dan pendidikan pemilih; b.

Page 29: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

25

penyusunan Modul sosialisasi dan pendidikan pemilih; c. pelaksanaan

sosialisasi,publikasi dan pendidikan pemilih.

7. Pengelolaan data dan informasi. Tahapan ini meliputi kegiatan a.

penyusunan pedoman pengelolaan data dan informasi; b. penyusunan dan

pengembangan aplikasi SI KPU ( Sistim Informasi KPU ); c.

pengembangan WAN (Wide Area Network ) Pemilu 2014 untuk

pengelolaan data dan informasi; d. revitalisasi LAN ( Local Area

Network ) KPU,KPU Provinsi dan KPU Kab/Kota; e. bimbingan teknis

SI KPU ( Sistim Informasi KPU );

8. Logistik mencakup kegiatan : a. penyusunan norma,standar,prosedur,

dan kebutuhan pengadaan dan pendistribusian perlengkapan

penyelenggaraan pemilu; b. bimbingan teknis; c. pengadaan dan

pengelolaan logistik tahun 2013 dan tahun 2014; d. distribusi logistik

perlengkapan pemungutan suara : 1. KPU Provinsi, 2. KPU Kab/Kota, 3.

PPK, 4. PPS, 5. KPPS; e. distribusi logistik perlengkapan pemungutan

suara luar negeri : 1. PPLN dan KPPSLN.

Tahapan Penyelenggaraan terdiri dari :

1. Perencanaan Program dan Anggaran meliputi : a. penyusunan

perencanaan, program dan anggaran pemilu; b. Penyusunan dokumen

penganggaran ( RKKL,DIPA,POK ); c. penyusunan pedoman

pengelolaan keuangan;

2. Penyusunan Peraturan KPU;

Page 30: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

26

3. Pendaftaran dan verifikasi peserta pemilu : a. pengumuman dan

pengambilan formulir pendaftaran; b. pendaftaran partai politik dan

penyerahan syarat pendaftaran; c. penerimaan kelengkapan dokumen

persyaratan; d. verifikasi administrasi di KPU; e. pemberitahuan hasil

verifikasi administrasi; f. perbaikan administrasi oleh partai politik; g.

verifikasi administrasi hasil perbaikan; h. pemberitahuan penelitian

administrasi hasil perbaikan kepada : 1. KPU Provinsi dan KPU

Kab/Kota, 2. pimpinan partai politik tingkat pusat; i. Verifikasi faktual

di tingkat KPU : 1. Verifikasi faktual kepengurusan tingkat pusat, 2.

Penyampaian hasil verifikasi, 3. Perbaikan, 4. Verifiikasi hasil

perbaikan, 5. Penyusunan Berita Acara; j. Verifikasi di tingkat KPU

Provinsi : 1. Verifikasi faktual kepengurusan di KPU Provinsi, 2.

Penyampaian hasil verifikasi, 3. Perbaikan, 4. Verifikasi hasil

perbaikan, 5. Penyusunan Berita Acara : a) Hasil Verifikasi Provinsi,

b) Rekapitulasi hasil Verifikasi Kab/Kota, 6. Penyampaian hasil

verifikasi kepada KPU; k. Verifikasi di tingkat KPU Kab/Kota: 1.

Verifikasi faktual kepengurusan dan keanggotaan, 2. Pemberitahuan

hasil verifikasi faktual kepengurusan dan keanggotaan, 3. Perbaikan, 4.

Verifikasi hasil perbaikan, 5. Penyusunan Berita Acara : , 6.

Penyampaian hasil verifikasi kepada KPU Provinsi; l. Rekapitulasi

hasil verifikasi faktual dan penetapan partai politik peserta pemilu; m.

Pengumuman partai politik peserta pemilu; n. Pengundian dan

Page 31: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

27

penetapan nomor urut partai politik; o. Penyelesaian sengketa tata

Usaha Negara;

4. Pemutakhiran Data Pemilih dan Penyusunan Daftar Pemilih : a.

Penyerahan data kependudukan dari pemerintah dan pemerintah daerah

kepada KPU,KPU Provinsi dan KPU kab/Kota serta data WNI di luar

negeri; b. Sinkronisasi data kependudukan dan data WNI di luar

negeri; c. Penyerahan DP4 kepada KPU,KPU Provinsi dan KPU

Kab/Kota; d. Konsolidasi DP4; e. Pencermatan DP4 dan DPT pemilu

terakhir; f. Penyerahan data pemilih dari KPU ke KPU Provinsi dan

KPU Kab/Kota; g. Pemutakhiran data pemilih ( pencocokan dan

penelitian ); h. Penyusunan bahan Daftar Pemilih Sementara ( DPS ); i.

Penetapan DPS; j. Pengumuman DPS; k. Penyerahan salinan DPS

kepada partai politik tingkat kecamatan; l. Masukan dan tanggapan dari

masyarakat; m. Perbaikan dan penyusuna DPS; n. Penetapan Daftar

Pemilih Sementara Hasil Perbaikan ( DPSHP ); o.

Pengumuman,masukan dan tanggapan masyarakat atas penetapan

DPSHP; p. Perbaikan DPSHP; q. Penyerahan DPSHP akhir kepada

KPU Kab/Kota; r. Penetapan Daftar Pemilih Tetap ( DPT ) oleh KPU

Kab/Kota; s. Pencermatan dan perbaikan DPT; t. Penetapan atau

penetapan kembali DPT; u. Penyerahan DPT kepada KPU,KPU

Provinsi,PPK dan PPS; v. Penyerahan salinan DPT kepada partai

politik peserta pemilu tingkat Kab/Kota dan kecamatan; w.

Pengumuman DPT; x. Rekapitulasi di KPU Provinsi; y. Penyerahan

Page 32: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

28

hasil rekapitulasi DPT di provinsi kepada KPU; z. Rekapitulasi di

KPU.

5. Penyusunan Daftar Pemilih di Luar Negeri : a. Pemutakhiran data

pemilih WNI di luar negeri; b. Penyusunan Daftar Pemilih Sementara

Luar Negeri ( DPSHPLN ); c. Pengumuman DPSHPLN; d. Masukan

dan tanggapan masyarakat; e. Perbaikan DPSLN; f. Penyusunan

DPTLN; g. Penetapan Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri ( DPTLN ); h.

Penyampaian DPTLN kepada KPU dengan tembusan Kepala

Perwakilan Republik Indonesia.

6. Penataan dan Penetapan Daerah Pemilihan : a. Penetapan jumlah kursi

DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota berdasarkan data penduduk

( DAK2 ); b. Penataan Daerah Pemilihan DPRD Provinsi dan DPRD

Kab/Kota; c. Rapat koordinasi dengan partai politik peserta pemilu dan

konsultan publik; d. Penyerahan hasil penataan daerah pemilihan

DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota kepada KPU; e. Penetapan

daerah pemilihan DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota.

7. Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD

kabupaten/kota

7.1. Pendaftaran Calon Anggota DPR,DPD,dan DPRD Provinsi dan

DPRD Kab/Kota : a. Pengumuman pendaftaran pencalonan; b.

Pendaftaran pencalonan.

7.2. Verifikasi Pencalonan Anggota DPD : a. Verifikasi terhadap

kelengkapan administrasi calon anggota DPD; b. Pemberitahuan

Page 33: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

29

hasil verifikasi kelengkapan administrasi; c. Perbaikan terhadap

kelengkapan administrasi; d. Verifikasi terhadap perbaikan

kelengkapan administrasi; e. Pemberitahuan hasil verifikasi

administrasi; f. Verifikasi faktual terhadap persyaratan dukungan; g.

Penyampaian hasil verifikasi faktual persyaratan dukungan kepada

bakal calon anggota DPD; h. Perbaikan terhadap persyaratan

dukungan; i. Verifikasi terhadap perbaikan persyaratan dukungan; j.

Penyusunan dan penyampaian Berita Acara ( BA ) Hasil Verifikasi

Faktual tingkat kabupaten/kota kepada KPU Provinsi; k.

Penelitian,penyusunan dan penyampaian BA Hasil Verifikasi

Administrasi dan Faktual kepada KPU ; l. Penelitian BA hasil

verifikasi bakal calon anggota DPD dari KPU Provinsi; m.

Penyusunan dan penetapan Daftar Calon Sementara ( DCS )

anggota DPD; n. Pengumuman DCS anggota DPD; o. Masukan dan

tanggapan masyarakat; p. Permintaan klarifikasi kepada calon

anggota DPD; q. Penyampaian hasil klarifikasi kepada KPU; r.

Penyusunan dan penetapan Daftar Calon Tetap ( DCT ) anggota

DPD; s. Pengumuman DCT anggota DPD.

7.3. Verifikasi Pencalonan Anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD

kabupaten/kota : a. Verifikasi kelengkapan administrasi daftar calon

dan bakal calon : 1) anggota DPR, 2. Anggota DPRD Provinsi, 3.

Anggota DPRD Kab/Kota; b. Penyampaian hasil verifikasi

kelengkapan administrasi daftar calon dan bakal calon kepada partai

Page 34: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

30

politik peserta pemilu; c. Perbaikan daftar calon dan syarat calon

serta pengajuan bakal calon pengganti anggota DPR, DPRD

Provinsi, dan DPRD Kab/Kota; d. Verifikasi terhadap perbaikan

daftar calon dan syarat calon anggota DPR, DPRD provinsi dan

DPRD kab/kota; e. Penyusunan dan penetapan DCS anggota DPR,

DPRD Provinsi dan DPRD kab/Kota; f. Pengumuman DCS anggota

DPR, DPRD provinsi dan DPRD kab/kota dan persentase

keterwakilan perempuan; g. Masukan dan tanggapan masyarakat

atas DCS anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kab/kota; h.

Permintaan klarifikasi kepada partai politik atas masukan dan

tanggapan masyarakat terhadap DCS anggota DPR, DPRD provinsi

dan DPRD kab/kota; i. Penyampaian klarifikasi dari partai politik

kepada KPU, KPU provinsi dan KPU kab/kota; j. Pemberitahuan

pengganti DCS; k. Pengajuan penggantian bakal calon anggota

DPR, DPRD provinsi, DPRD kab/kota; l. Verifikasi pengganti DCS

calon anggota DPR, DPRD provinsi, DPRD kab/kota kepada KPU,

KPU provinsi dan KPU kab/kota; m. Penyusunan dan Penetapan

Daftar Calon Tetap ( DCT ) anggota DPR, DPRD provinsi dan

DPRD kab/kota; n. Pengumuman DCT anggota DPR, DPRD

Provinsi dan DPRD kab/kota.

7.4. Penyelesaian Sengketa Penetapan DCT Anggota DPR, DPD dan

DPRD :

Page 35: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

31

8. Kampanye

a. Persiapan kampanye :Koordinasi dengan pemerintah daerah untuk

penetapan lokasi pemasangan alat peraga untuk pelaksanaan

kampanye; 2) Pendaftaran pelaksana kampanye ( pemilu anggota

DPR, DPRD provinsi dan DPRD kab/kota ) serta anggota DPD

kepada KPU, KPU provinsi dan KPU kab/kota; 3) Penyerahan

laporan awal dana kampanye dan rekening khusus dana kampanye

kepada KPU, KPU provinsi dan KPU kab/kota; 4) Koordinasi

dengan lembaga terkait ( KPI,KPID,Dewan Pers,Polri ); 5)

Penyusunan jadual kampanye Rapat Umum dengan peserta pemilu.

b. Pelaksanaan Kampanye :1) Pelaksanaan kempanye melalui

pertemuan terbatas,pertemuan tatap muka,penyebaran bahan

kampanye kepada umum,dan pemasangan alat peraga; 2)

Pelaksanaan kampanye melalui rapat umum dan iklan media massa

cetak dan elektronik; 3) Penyerahan laporan dana kampanye

meliputi penerimaan dan pengeluaran kepada akuntan publik

melalui KPU, KPU provinsi dan KPU kab/kota; 4) Audit dana

kampanye; 5) Penyerahan hasil audit dana kampanye kepada KPU,

KPU provinsi dan KPU kab/kota; 6) Penyampaian hasil audit dana

kampanye kepada KPU, KPU provinsi dan KPU kab/kota kepada

peserta pemilu; 7) Pengumuman hasil audit penerimaan dan

penggunaan dana kampanye.

Page 36: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

32

9. Masa Tenang

10. Pemungutan dan Penghitungan Suara

10.1. Persiapan menjelang Pemungutan Suara : a.

Simulasipenyampaian hasil penghitungan suara dengan

menggunakan sistim informasi/elektronik; b. Monitoring

persiapan pemungutan suara di daerah; c. Pengumuman dan

pemberitahuan tempat dan waktu pemungutan suara kepada

pemilih dan saksi oleh KPPS/KPPSLN; d. Penyiapan

TPS/TPSLN.

10.2. Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara : a.

Pemungutan dan penghitungan suara di TPS; b. Pengumuman

hasil penghitungan suara di TPS; c. Penyampaian hasil

penghitungan suara dan alat kelengkapan di TPS kepada PPS; d.

Pemungutan suara di TPSLN; e. Penghitungan suara di TPSLN;

f. Pengumuman hasil penghitungan suara di TPSLN; g.

Penyampaian hasil penghitungan suara dan alat kelengkapan di

TPSLN kepada PPLN.

11. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara : a. Rekapitulasi hasil

penghitungan suara di PPS/PPLN; b. Pengumuman rekapitulasi hasil

penghitungan suara di PPS/PPLN; c. Penyampaian berita

acara,rekapitulasi hasil penghitungan suara,dan alat kelengkapan : 1) di

PPS kepada PPK, 2) di PPLN kepada KEMENLU, 3) dari KEMENLU

kepada KPU; d. Rekapitulasi hasil penghitungan suara di PPK; e.

Page 37: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

33

Pengumuman salinan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara di

PPK; f. Penyampaian berita acara dan rekapitulasi hasil penghitungan

suara tingkat kecamatan kepada KPU kab/kota; g. Rekapitulasi dan

penetapan hasil penghitungan suara tingkat kab/kota; h. Pengumuman

rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat kab/kota; i. Penyampaian

hasil rekapitulasi penghitungan suara tingkat kab/kota kepada KPU

provinsi; j. Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara

tingkat provinsi; k. Pengumuman rekapitulasi hasil penghitungan suara

tingkat provinsi; l. Penyampaian rekapitulasi hasil penghitungan suara

pemilu anggota DPR, DPD, DPRD kepada KPU; m. Rekapitulasi hasil

penghitungan suara pemilu tingkat nasional; n. Penetapan rekapitulasi

hasil penghitungan perolehan suara partai politik dan perolehan suara

calon anggota DPR dan calon anggota DPD.

12. Penetapan Hasil Pemilu Secara Nasional;

13. Penetapan partai politik memenuhi ambang batas;

14. Penetapan Perolehan Kursi dan Calon Terpilih : a. Tingkat Nasional :

1) Penetapan perolehan kursi dan calon terpilih anggota DPR serta

DPD, 2) Pemberitahuan dan pengumuman calon terpilih anggota DPR

dan DPD; b. Tingkat provinsi : 1) Penetapan perolehan kursi dan calon

terpilih anggota DPRD provinsi, 2) Pemberitahuan dan pengumuman

calon terpilih anggota DPRD provinsi; c. Tingkat kabupaten/kota : 1)

Penetapan perolehan kursi dan calon terpilih anggota DPRD

Page 38: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

34

kabupaten/kota, 2) Pemberitahuan dan pengumuman calon terpilih

anggota DPRD kabupaten/kota;

15. Peresmian Keanggotaan : a. DPRD kab/kota; b. DPRD provinsi; c.

DPR dan DPD;

16. Pengucapan Sumpah/Janji Anggota : a. DPRD kab/kota; b. DPRD

provinsi; c. DPR dan DPD;

Dari sekian tahapan yang telah diuraikan di atas, partisipasi

masyarakat yang lebih menonjol adalah pada tahapan pemutakhiran

data, tahapan kampanye dan pemungutan suara . Pada tahapan

pemutakhiran data kesukarelaan masyarakat nampak dengan peran

serta mereka sebagai Pantarlih (Petugas Pendaftaran Pemilih) dan

anggota KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara).

Pantarlih biasanya melibatkan para pengurus RT/RW yang memang

lebih mengetahui jumlah dan keberadaan warga yang ada di

lingkungan RT/RW. Sedangkan KPPS biasanya terdiri atas pengurus

RT/RW dan juga tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama

ataupun tokoh perempuan dan lainnya.

Masyarakat aktif bertanya kepada Pantarlih apakah sudah terdaftar

sebagai pemilih atau tidak. Kemudian melihat papan pengumuman di

lingkungan setempat untuk memastikan apakah mereka telah terdaftar.

Pada tahapan kampanye masyarakat sangat antusias menghadiri

kegiatan tesebut sebagai sarana untuk mengetahui apa saja visi dan

misi yang diusung bakal calon setelah nantinya mereka terpilih.

Page 39: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

35

F. Metode Penelitian

Untuk memperoleh bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini,

maka penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode tertentu,

sebagai berikut :

1. Metode Pendekatan

Metode pendekatan dalam penelitian tesis ini menggunakan pendekatan

yuridis-empiris, karena ruang lingkup penelitian adalah melakukan studi

hukum dalam praktek. Pendekatan yuridis dilakukan dengan menggunakan

ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia, baik bahan hukum

primer maupun bahan hukum sekunder, dan juga menggunakan pendapat para

ahli di bidang hukum, terutama yang berkaitan dengan masalah penelitian.

2. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi dalam penelitian ini adalah deskriptif-empiris, artinya penelitian

ini diharapkan mampu memberikan gambaran secara rinci, sistematis, dan

menyeluruh mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan Kesukarelaan

Warga Perbatasan di Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau dalam

berpolitik, serta hambatan/kendala dalam pelaksanaan peran tersebut.

3. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang

sudah baku, berupa dokumen-dokumen berkaitan dengan Pelaksanaan Pemilu

Legislatif 2015 di Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau. Pengumpulan

Page 40: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

36

data sekunder dalam penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan yang

meliputi 1 :

1) Bahan Primer, yaitu bahan hukum yang mengikat, seperti :

(a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945;

(b) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik;

(c) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,Dewan Perwakilan Daerah,dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

(d) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara

Pemilu;

(e) Peraturan KPUtentang Pemilu Legislatif

1. PKPU No 7 tahun 2012 sebagaimana diubah

terakhir dengan PKPU No 22 Tahun 2014 tentang

tahapan, Program dan Jadwal Pemilu Anggota DPR,

DPD dan DPRD tahun 2014.

2. PKPU No 8 Tahun 2012 sebagaimana diubah

terakhir dengan PKPU No14 Tahun 2012 tentang

Pendaftaran, Verifikasi dan Penetapan Parpol

Peserta Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD

tahun 2014.

3. PKPU No 1 Tahun 2013 sebagaimana diubah

dengan PKPU No. 15 Tahun 2013 tentang Pedoman

1Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 2007, hal52

Page 41: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

37

Pelaksanaan Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD

dan DPRD tahun 2014.

4. PKPU No 3 Tahun 2013 sebagaimana diubah

terakhir dengan PKPU No. 2 Tahun 2014 tentang

Pembentukan dan Tata Kerja Badan Ad Hoc Pemilu

Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

5. PKPU No 5 Tahun 2013 tentang Tata Cara

Penetapan Dapil dan Alokasi kursi setiap dapil

dalam Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun

2014.

6. PKPU No. 7 tahun 2013 sebagaimana diubah

dengan PKPU No. 13 Tahun 2013 tentang

Pencalonan Anggota DPR dan DPRD dalam Pemilu

Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

7. PKPU No. 8 Tahun 2013 sebagaimana diubah

terakhir dengan PKPU No. 22 Tahun 2013 tentang

Pencalonan Anggota DPD dalam Pemilu Anggota

DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

8. PKPU No. 9 Tahun 2013 tentang Pemutahiran Data

dan Daftar Pemilih dalam Pemilu Anggota DPR,

DPD dan DPRD tahun 2014.

9. PKPU No. 16 Tahun 2013 sebagaimana telah

diubah dengan PKPU No. 3 tahun 2014 tentang

Page 42: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

38

Norma, Standar kebutuhan Pengadaan dan

pendistribusian perlengkapan Penyelenggaraan

Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

10. PKPU No. 17 tahun 2013sebagaimana diubah

dengan PKPU No. 1 tahun 2014 tentang Pedoman

Pelaporan Dana Kampanye Peserta Pemilu

Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

11. PKPU No. 23 Tahun 2013 tentang Partisipasi

Masyarakat dalam Pemilu Anggota DPR, DPD dan

DPRD tahun 2014.

12. PKPU No. 24 Tahun 2014 sebagaimana telah

diubah dengan PKPU No. 12 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Audit Laporan Dana

kampanye Peserta Pemilu Anggota DPR, DPD dan

DPRD tahun 2014.

13. PKPU No. 25 tahun 2013 sebagaiman telah diubah

dengan PKPU No. 13 Tahun 2014 tentang

Pelanggaran Administrasi Pemilu Anggota DPR,

DPD dan DPRD tahun 2014.

14. PKPU No. 26 tahun 2013 sebagaimana telah diubah

dengan PKPU No. 5 Tahun 2014 tentang

Pemungutan dan Penhitungan Suara di TPS dalam

Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

Page 43: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

39

15. PKPU No. 27 tahun 2013 sebagaimana telah diubah

dengan PKPU No. 6 Tahun 2014 tentang

Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan suara

Anggota DPR, DPD dan DPRD oleh PPS, PPK,

KPU kab/Kota, KPU Provinsi dan KPU dalam

Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

16. PKPU No. 29 Tahun 2013 sebagaimana telah

diubah dengan PKPU No. 8 Tahun 2014 tentang

Penetapan Hasil Pemilu, Perolehan Kursi dan

Penetapan Calon terpilih Anggota DPR, DPD dan

DPRD dalam Pemilu Anggota DPR, DPD dan

DPRD tahun 2014.

2) Bahan Sekunder adalah bahan-bahan yang erat kaitannya dengan

bahan primer, misalnya buku-buku literatur, hasil-hasil penelitian,

hasil karya ilmiah para sarjana.

3) Bahan Tersier, merupakan bahan yang memberikan informasi tentang

bahan primer dan sekunder, seperti kamus, ensiklopedia.

4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan agar diperoleh data yang

berhubungan erat dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini akan digunakan data sekunder. Data sekunder adalah

data yang bersumber atau diperoleh dari studi dokumenter atau studi

Page 44: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

40

kepustakaan, dengan melakukan pengkajian terhadap peraturan perundang-

undangan yang berlaku, literatur-literatur, dokumen-dokumen, karya ilmiah

lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

5. Metode Analisa Data

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh akan dianalisis secara

kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas secara

menyeluruh dengan menggunakan metode berpikir induktif dan deduktif.

Analisis kualitatif adalah suatu kegiatan untuk memanfaatkan data sekunder

untuk dipergunakan dalam memecahkan masalah penelitian. Metode berpikir

induktif adalah metode berpikir yang mendasarkan pada hal-hal yang bersifat

khusus untuk kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Metode

berpikir deduktif adalah metode berpikir yang mendasarkan pada hal-hal yang

bersifat umum untuk kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.

G. Sistematika Penulisan

Hasil penelitian ini akan disusun dan disajikan dalam suatu karya

ilmiah yang terdiri dari 4 (empat) bab, dan tiap bab akan dirinci menjadi

beberapa sub-bab. Bab pertama (pendahuluan) merupakan pengantar dan

pedoman bagi pembahasan berikutnya. Dalam bab ini diuraikan tentang latar

belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunan penelitian,

kerangka pemikiran, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Page 45: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

41

Bab dua (gambaran keadaan) menguraikan tentang gambaran umum

lokasi penelitian yang terdiri dari keadaan geografis, keadaan demografis,

sumberdaya manusia di lokasi penelitian.

Selanjutnya bab tiga (hasil penelitian dan pembahasan) menguraikan

mengenai analisis data dan pembahasan atas hasil pengolahan data, yang

meliputi gambaran umum Perbatasan Kecamatan Entikong Kabupaten

Sanggau, kondisi Peraturan berkaitan dengan Pemilu Legislatif pada saat ini,

tugas pokok dan fungsi Penyelenggara Pemilu, kendala dan hambatan serta

tawaran solusi bagi peningkatan kesukarelaan warga perbatasan di Kecamatan

Entikong Kabupaten Sanggau dalam berpolitik.

Bab empat (penutup), berisi simpulan dari penelitian yang dilakukan,

dan saran-saran dan rekomendasi kebijakan yang dianggap perlu sebagai

masukan bagi pihak-pihak terkait.

H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Tabel I

Jadwal Kegiatan dan Waktu Penelitian

NO KEGIATAN WAKTU1. Rakor Riset Parmas di KPU Provinsi Tgl 18 Mei 20152. Rapat Persiapan Riset Tgl 25 Mei 20153. Rapat Pemilihan Judul Riset dan Lokasi

RisetTgl 25 Mei 2015

4. Penyusunan Bahan FGD,Kuisioner danAngket

Tgl 1 Juni 2015

5. Pelaksanaan Kegiatan FGD di Kec.Entikong

Tgl 8 - 9 Juni 2015

6. Pengolahan Data Lapangan Tgl 11 Juni s/d 2 Juli 2015

Page 46: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

42

7. Perumusan Kesimpulan hasil Riset Tgl 3 – 6 Juli 20158. Koreksi akhir riset Tgl 7 Juli 20159. Penyampaian Laporan Hasil Riset Tgl 8 Juli 2015

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Kecamatan Entikong merupakan salah satu dari 15 kecamatan di

Kabupaten Sanggau dan terletak pada bagian terdepan dari Kabupaten

Sanggau yang berbatasan langsung dengan Negara Bagian Serawak Malaysia

Timur.

Secara definitif Kecamatan Entikong berdiri berdasarkan Peraturan

Pemerintah RI Nomor 39 Tahun 1996 dan diresmikan pada tanggal 6 Januari

1997 oleh Gubernur Kalimantan Barat, yang sebelumnya Entikong merupakan

bagian dari wilayah Kecamatan Sekayam dengan sebutan Perwakilan

Kecamatan Sekayam.

Adapun Pejabat Pemerintah yang pernah menjabat selaku Kepala

Perwakilan Kecamatan Sekayam di Entikong adalah sebagai berikut :

1. F. ANDENG SUSENO, BA dari tahun 1985 s/d 1989.

2. PETRUS DAVID. N, BA dari tahun 1989 s/d 1995.

3. DJAFAR A. RACHMAN, S. Sos dari tahun 1995 s/d 1997.

Page 47: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

43

Sedangkan Pejabat Definitif Kecamatan Entikong yang menjabat

Camat Entikong adalah sebagai berikut :

1. ALIANTO, S. Sos (6 Januari 1997 s/d 11 April 2000).

2. DJAFAR A. RACHMAN, S. Sos (12 April 2000 s/d 11 Juni 2002).

3. Drs. YOHANES ONTOT (12 Juni 2002 s/d 28 Oktober 2008).

4. IGNATIUS IRIANTO, S. Sos, M. Si (29 Oktober 2008 s/d 15 Pebruari

2012).

5. Drs. MARKUS. (16 Pebruari 2012 s/d 19 Januari 2015).

6. SUPARMAN, S. Pd., M. Si (20 Januari 2015 s/d Sekarang)

A. BIDANG PEMERINTAHAN.

1. Kedudukan, Tugas dan Wewenang Camat.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19

Tahun 2008 tentang Kecamatan, maka Kecamatan merupakan Perangkat

Daerah Kabupaten yang mempunyai wilayah kerja tertentu dengan dipimpin

oleh Camat dengan menjalankan tugas umum pemerintahan yang meliputi :

a. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

b. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

umum.

c. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan Peraturan Perundang-

undangan.

Page 48: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

44

d. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan

umum.

e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintah di Tingkat

Kecamatan.

f. Membina penyelenggaraan Pemerintahan Desa/Lurah.

g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya / yang belum dapat.

Selain Tugas diatas, Camat melaksanakan kewenangan pemerintah

yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi

daerah sesuai Peraturan Bupati Sanggau Nomor 30 Tahun 2010 tentang

Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerintahan dari Bupati kepada Camat.

2. Susunan Organisasi.

a. Camat.

b. Sekretariat Kecamatan, membawahi :

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2) Sub Bagian Keuangan dan Perencanaan.

c. Seksi Pemerintahan.

d. Seksi Ketentraman dan Ketertiban.

e. Seksi Ekonomi dan Pembangunan.

f. Seksi Kesejahteraan Rakyat.

g. Jabatan Fungsional.

3. Administrasi Pemerintahan.

Page 49: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

45

a. Luas Wilayah : 506,89 Km2.

b. Jumlah Desa : 5 Desa.

c. Jumlah Dusun : 34 Dusun.

d. Jumlah RT : 78 RT.

4. Nama-nama Desa dan Dusun Yang Ada Dalam Wilayah Kecamatan

Entikong Setelah Dilaksanakan Pemekaran Dusun.

No Nama Desa Nama Dusun Keterangan

1. Entikong 1. Entikong.2. Sontas.3. Serangkang.4. Merau.5. Peripin.6. Entikong Benuan7. Entikong Tapang8. Serangkang Raya

Pengembangan baru.Pengembangan baru.Pengembangan baru.

2. Semanget. 1. Semanget.2. Semeng.3. Panga.4. Semanget Nijau5. Sekunyit6. Panga Bintawa

Pengembangan baru.Pengembangan baru.Pengembangan baru.

3. Nekan. 1. Nekan.2. Punti Tapau.3. Punti Engkaras.4. Punti Kayan.5. Punti Meraga.6. Grama Jaya.

Pengembangan baru.Pengembangan baru.

4. Pala Pasang. 1. Entabang.2. Mangkau.3. Pala Pasang.4. Suruh Engkadok Pengembangan baru.

5. SuruhTembawang.

1. SuruhTembawang.

2. Pool.

Page 50: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

46

3. Gun Jemak.4. Badat Lama.5. Sekajang.6. Senutul.7. Badat Baru.8. Gun Tembawang.9. Kebak Raya10. Gita Jaya.

Pengembangan baru.Pengembangan baru.Pengembangan baru.Pengembangan baru.Pengambangan baru.Pengambangan baru.

5. Batas Wilayah Kecamatan.

Kecamatan Entikong termasuk wilayah yang berbatasan langsung

dengan Negara Malaysia Bagian Timur, terletak pada koordinat 1,130 Lintang

Utara hingga 0,370 Lintang Selatan dan 1040 sampai 111,190 Bujur Timur

dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Serawak Malaysia Timur.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sekayam.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sekayam dan Kabupaten

Landak.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkayang.

6. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan KK Di Kecamatan

Entikong.

No Nama Desa Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah KK

12345

EntikongSemangetNekanPala PasangSuruhTembawang

6.9132.3452.2901.0202.829

3.5081.1861.188

5301.443

3.4051.1591.102

4901.386

1.452574610254599

J u m l a h 15.397 7.855 7.542 3.489

Page 51: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

47

1. Jarak Tempuh Dari Desa Ke Ibukota Kecamatan, Ibukota

Kabupaten dan Ibukota Propinsi.

NoDesa

Jarak Tempuh ke Ibukota

Kecamatan Kabupaten Propinsi

12345

EntikongSemangetNekanPala PasangSuruh Tembawang

0 km6 km

13,5 km30 km42 km

145 km139 km

158,5 km175 km187 km

317 km311 km

330, 5 km347 km359 km

2. Sarana Transportasi Yang Digunakan Masyarakat Di

Kecamatan Entikong.

No Kecamatan Desa Sarana Transportasi

1 Entikong EntikongSemangetNekanPala PasangSuruhTembawang

Kendaraan Roda Dua danEmpatKendaraan Roda Dua danEmpatKendaraan Roda Dua danEmpatMotor AirMotor Air

3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian.

a. Petani : 5. 847 orang.

b. Buruh : 265 orang.

Page 52: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

48

c. Pedagang : 592 orang.

d. Jasa : 420 orang.

e. PNS : 237 orang.

f. TNI/Polri : 108 orang.

g. Lain-lain : 146 orang.

7. Jumlah Penduduk Menurut Agama Di Kecamatan Entikong.

No Desa Islam Katholik Protestan Hindu Budha Jmlh

12345

EntikongSemangetNekanPala PasangSuruhTembawang

2.851104

542741

3.1512.0841.799

5482.086

882157437445702

4----

7----

6.9132.3452.2901.0202.829

J u m l a h 3.077 9.668 2.623 4 7 15.397

8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Kecamatan

Entikong.

No DesaTidakTamat

SD

Tamat Perguruan Tinggi

SD SLTP SLTA Dip S I S II

12345

EntikongSemangetNekanPala PasangSuruhTembawang

1.070413407370539

1.418955818277416

1.39696

1655857

26847751721

1462-2

258--1

4----

J u m l a h 2.799 3.884 1.772 428 24 34 4

9. Dinas Instansi Yang Ada Di Kecamatan Entikong.

a. Kantor Camat Entikong.

Page 53: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

49

b. Kantor Polsek Entikong.

c. Kantor Koramil Entikong.

d. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Entikong.

e. Kantor Imigrasi Entikong.

f. Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Sanggau.

g. Kantor Cabang Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Entikong.

h. Puskesmas Entikong.

i. Kantor Stasiun Karantina Ikan Entikong.

j. Kantor Stasiun Karantina Pertanian Entikong.

k. Kantor Karantina Kesehatan Entikong.

l. Badan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Entikong (UP3LB).

m. Kantor Balai Pengawasan Obat dan Makanan Entikong.

n. Kantor Pos dan Giro Entikong.

o. Kantor Asuransi Jasa Raharja Putera Entikong.

p. Markas Gabungan TNI – Malaysia.

q. Balai Latihan Kerja Entikong.

r. Kantor Urusan Agama Entikong.

s. PDAM Entikong.

t. Pos Pelayanan Penempatan dan Perlidungan Tenaga Kerja Indonesia

(P4TKI) Entikong.

u. Pos Pengawas Perikanan Entikong.

v. Rumah Pintar Entikong.

w. Bank Mandiri Entikong.

Page 54: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

50

x. CU Semarong Entikong.

y. LPP RRI Perbatasan Entikong.

z. CU Mura Kopa Entikong.

aa. Bank Kalbar Kantor Pembantu Entikong.

bb. CU Lantang Tipo Entikong.

cc. Kantor Cabang Dinas Perkanak.

dd. Kantor BP3K Entikong.

ee. Selain Dinas Instansi tersebut diatas, Kecamatan Entikong terdapat

LSM “Anak Bangsa”, disamping menangani para TKI/TKW asal

Indonesia yang mendapat masalah di Malaysia juga menangani bidang

pendidikan luar sekolah.

10. Jumlah Desa/Dusun Dalam Wilayah Kecamatan Entikong Yang

Berbatasan Langsung Dengan Negara Tetangga Serawak Malaysia

Timur.

No Nama DesaNamaDusun

Berbatasan DenganJarak

TempuhKet

1

2

3

4

Entikong

Semanget

Pala Pasang

SuruhTembawang

- Entikong- Sontas- Serangkang- Panga

- Pala Pasang- Mangkau- Entabang- Gun Jemak

- Entubuh/Tebedu- Entubuh/Tebedu- Kp. Temung- Kp.Kujang Saingdan Pang Amu

- Kp. Sadir- KP. Tepui- Kp. Tepui- Kp. Sapit

1 km1 km8 km8 km

8 km8 km8 km1 km

PPLBPPLBJalanTradisionalJalanTradisional

JalanTradisionalJalanTradisionalJalanTradisionalJalan Tradisional

Page 55: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

51

B. BIDANG EKONOMI DAN PEMBANGUNAN.

1. Ekonomi.

Seperti disebutkan diatas bahwa luas wilayah Kecamatan Entikong +

506,89 km2 dimana sebagian wilayahnya berbatasan langsung dengan Negara

Malaysia, posisi ini merupakan unsur positif bagi pengembangan wilayah

terutama didalam pemasaran hasil bumi.

Secara umum kondisi tofografi wilayah Kecamatan Entikong adalah

berbukit (+ 60 %) dan hanya 40 % saja yang datar, dengan kondisi tersebut

sebagian masyarakat dalam mengusahakan lahan pertanian dengan cara

ladang berpindah, berikut luas dan hasil produksi pertanian Kecamatan

Entikong :

No Jenis Pertanian Luas Lahan Luas Tanam Produksi

12345

Padi SawahPadi LadangKacang TanahJagungTerung

268 Ha4.315 Ha

200 Ha150 Ha

50 Ha

268 Ha1.895 Ha

150 Ha50 Ha5 Ha

4,2 Ton/Ha1 Ton/Ha1 Ton/Ha

2,5 Ton/Ha1,5 Ton/Ha

Page 56: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

52

Selain mengusahakan lahan pertanian, masyarakat juga menggunakan

lahan sebagai lahan perkebunan, berikut luas dan hasil produksi perkebunan

di Kecamatan Entikong :

No Jenis Tanaman Luas Lahan Luas Tanam Produksi

123

LadaCokelatKaret

1.833 Ha1.508 Ha3.671 Ha

522 Ha676 Ha884 Ha

21 Ton/Tahun7,5 Ton/Tahun1,6 Ton/Tahun

2. Pembangunan.

Dalam kegiatan pembangunan di Kecamatan Entikong, fungsi Camat

hanya sebatas menyusun rencana pembangunan dan mengusulkan kepada

Instansi Tehnis sesuai dengan mekanisme yang telah ditentukan diantaranya

melalui Musrenbang Tingkat Desa Musrenbang Tingkat Kecamatan, Forum

SKPD dan Musrenbang Tingkat Kabupaten.Disamping itu pula, Camat

mengamankan Kebijakan Pemerintah.

Sedangkan proses pelaksanaan pembangunannya dikelola langsung

oleh Instansi Tehnis, baik Instansi Tehnis Daerah, Propinsi maupun Pemerintah

Pusat sesuai dengan kewenangannya masing-masing.

Saat ini telah dibangun berbagai fasilitas di Kecamatan Entikong baik

oleh Pemerintah Kabupaten Sanggau, Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah

Pusat yang berskala besar diantaranya :

a. Pembangunan Perumahan Taman Perbatasan Indah Entikong.

b. Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa).

c. Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) Entikong.

Page 57: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

53

d. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Entikong.

e. Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Entikong.

f. Jalan batas kabupaten Entikong – Suruh Tembawang.

g. Pembangunan Pasar Tradisional Entikong.

h. Balai Latihan Kerja (BLK) Entikong.

i. Pembangunan perkantoran stasiun karantina Ikan, Tumbuhan dan

Kesehatan.

j. Pembangunan sarana dan prasarana Bea dan Cukai Entikong (perbatasan).

k. Stasiun RRI Perbatasan Entikong.

l. SMPN 4 Satu Atap Serangkang.

m. Mess Terpadu di Suruh Tembawang.

n. Mess Terpadu Kecamatan Entikong.

o. Gedung Pertemuan Umum Kecamatan Entikong.

p. Jaringan seluler Telkomsel di Suruh Tembawang dan Badat.

q. Jembatan gantung di Suruh Tembawang dan Pala Pasang.

r. Kampus STKIP Melawi Cabang Entikong.

s. SPBU BBM di Kecamatan Entikong.

t. Rencana pembangunan dryport Entikong.

C. BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT.

Kegiatan pada bidang Kesejahteraan Rakyat di Kecamatan Entikong

tidak berbeda jauh dengan kecamatan lainnya di Kabupaten Sanggau dimana

mengacu kepada tugas dan fungsinya dibidang kesejahteraan rakyat.

Page 58: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

54

1. Jumlah Prasarana Pendidikan di Kecamatan Entikong.

No Desa TK SDIbtidai-

yahSLTP

Tsanawi-yah

SMK Aliyah

12345

EntikongSemangetNekanPala PasangSuruhTembawang

21---

42336

1----

21--1

-----

2----

-----

J u m l a h 3 18 1 4 - 2 -

2. Jumlah Tenaga Guru di Kecamatan Entikong.

No Desa TK SDIbtidai-

yahSLTP

Tsanawi-yah

SMK Aliyah

12345

EntikongSemangetNekanPala PasangSuruhTembawang

63---

2817167

27

9----

322

--3

-----

35----

-----

J u m l a h 9 95 9 28 - 35 -

Jumlah Murid SD = 2.556 orang dan Guru Honorer = 46 orang.

3. Jumlah Sarana Ibadah di Kecamatan Entikong.

No Desa Masjid Surau Gereja Kapel Vihara Pura Jlh

12345

EntikongSemangetNekanPala PasangSuruhTembawang

31---

5----

64656

21--2

-----

-----

166658

J u m l a h 4 5 27 5 - - 41

4. Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Entikong.

No Desa PuskesmasPuskesmasPembantu

Polindes Jumlah

Page 59: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

55

12345

EntikongSemangetNekanPala PasangSuruhTembawang

1----

-----

11111

21111

J u m l a h 1 - 5 6

1. Jumlah Tenaga Medis di Kecamatan Entikong.

No DesaNon

MedisDokter

Bidan Perawat JlhUmum Gigi Spesialis

12345

EntikongSemangetNekanPala PasangSuruhTembawang

5----

2----

1----

-----

411-1

10----

2011-1

J u m l a h 5 2 1 - 7 10 23

2. Jumlah KK Miskin di Kecamatan Entikong.

a. Desa Entikong : 29 KK.

b. Desa Semanget : 55 KK.

c. Desa Nekan : 155 KK.

d. Desa Pala Pasang : 46 KK.

e. Desa Suruh Tembawang : 43 KK.

Jumlah : 328 KK.

Page 60: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

56

D. POSISI STRATEGIS KECAMATAN ENTIKONG.

Kecamatan Entikong yang berada di kawasan Perbatasan Antar

Negara merupakan wilayah yang sangat strategis menyangkut banyak aspek

diantaranya :

1. Secara geografis terletak pada jalur kawasan perbatasan.

2. Berbatasan langsung dengan Negara Bagian Serawak (Malaysia Timur).

3. Terletak pada jalur Trans Borneo yang menghubungkan Serawak, Sabah

dan Brunai Darusalam.

4. Memiliki PPLB Entikong yang merupakan satu-satunya Pelabuhan Darat

yang resmi di Indonesia sebagai Pintu Gerbang keluar masuk ke/dari

Serawak, Sabah dan Brunai Darusalam.

Selain tersebut diatas sebagai catatan yang perlu diketahui bahwa

masih ada jalan tradisional yang menghubungkan beberapa dusun di wilayah

Kecamatan Entikong menuju kampung-kampung di wilayah Serawak

Malaysia Timur.

Page 61: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

57

E. MASALAH / HAMBATAN YANG DIHADAPI.

1. Masalah / Hambatan.

a. Belum memadainya jalan disepanjang perbatasan yang

menghubungkan ibukota kecamatan ke desa sepanjang 42 km.

b. Infrastruktur kurang memadai.

c. Kualitas Sumber Daya Manusia rendah karena 70 % tamatan SD.

d. Terbatasnya kewenangan/keterlibatan Pemerintah Kabupaten Sanggau

dalam pengelolaan PPLB Entikong.

e. Kesenjangan sosial ekonomi antara masyarakat perbatasan Indonesia

dengan Serawak Malaysia Timur yang masih sangat tajam.

f. Tidak adanya lahan yang siap pakai ketika pembangunan

dilaksanakan.

g. Anggaran kurang memadai dalam pengadaan/pembebasan tanah,

disatu sisi harga tanah semakin meningkat.

h. Lesunya perekonomian di kawasan perbatasan.

2. Langkah-langkah Pemecahan Yang Disarankan.

a. Perlu dibentuknya Badan Pengelola Border Development Centre

(BDC) sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Perbatasan Entikong.

b. Perlu didorong proses percepatan pembangunan jalan di sepanjang

perbatasan yang menghubungkan kota ke desa seperti dari Entikong ke

Suruh Tembawang.

Page 62: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

58

c. Menciptakan iklim ekonomi yang kondusif di daerah perbatasan.

d. Pengelolaan Sumber Daya Lokal secara profesional untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di kawasan terisolir

(tertinggal).

e. Pembangunan sarana dan prasarana penunjang dibidang transportasi

dan komunikasi untuk mendukung dunia usaha.

f. Agar segera dilaksanakannya pembangunan DryPort (Pelabuhan

Darat) di PPLB Entikong.

g. Pemerintah Pusat/Propinsi/Daerah perlu membebaskan lahan pada

areal BDC secepatnya sehingga dalam pelaksanaan pembangunan

tidak mengalami hambatan dan harga tanah dapat dikendalikan.

h. Pemerintah perlu menyiapkan anggaran yang memadai untuk

pembebasan lahan dan perumahan penduduk yang berada di areal

BDC Entikong, terutama pada area Free Trade Zone (Zone

Perdagangan Bebas).

Pembangunan masyarakat perbatasan perlu pendekatan kesejahteraan

dimana perlu didorong pertanian, perkebunan sehingga kedepan orientasi

masyarakat tidak ke Negara tetangga (Malaysia).

F. LAIN – LAIN.

1. Bidang Politik

Dalam pelaksanaan demokrasi era reformasi yang lalu situasi dan

kondisi politik di Kecamatan Entikong sangat kondusif, hal tersebut

Page 63: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

59

disebabkan karena masyarakat Kecamatan Entikong tidak mudah

terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang mengambil

kesempatan untuk mencari keuntungan pribadi.

Dalam pelaksanaan kegiatan agenda politik dalam rangka Pesta

Demokrasi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat

Tahun 2012 dengan Jumlah 10.024 Pemilih dimana kondisi aman dan

kondusif.

a. Jumlah Pemilih Pada Pemilu Legislatif Tahun 2009 di Kecamatan

Entikong

NO. DESA/KEL JUMLAHTPS

JUMLAH PEMILIH

L P L + P

1 ENTIKONG 12 2.360 2.291 4.6512 NEKAN 5 810 686 1.4963 PALA PASANG 4 321 306 6274 SEMANGET 4 728 687 1.4155 SURUH

TEMBAWANG8 917 799 1.716

JUMLAH 33 5.136 4.769 9.905

b. Jumlah Pemilih Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014 di Kecamatan

Entikong

NO. DESA/KEL JUMLAHTPS

JUMLAH PEMILIH

L P L + P

1 ENTIKONG 17 2.175 2.110 4.2852 NEKAN 7 822 696 1.5183 PALA PASANG 4 375 353 7284 SEMANGET 6 795 808 1.6035 SURUH

TEMBAWANG10 1.152 992 2.144

JUMLAH 44 5.319 4.959 10.278

Page 64: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

60

c. Jumlah Caleg dan Caleg Terpilih Yang Berasal dari Kecamatan

Entikong

PEMILU 2009 PEMILU 2014

JUMLAH CALEGCALEG

TERPILIHJUMLAH CALEG

CALEGTERPILIH

18 orang 0 9 orang 1 orang

2. Bidang Kamtibmas.

Secara umum di Kecamatan Entikong belum ditemui adanya kasus-

kasus yang menonjol, kalaupun ada hanya sebatas perselisihan biasa dan

dapat diselesaikan secara kekeluargaan.Hal ini karena adanya peran serta

masyarakat yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya

menciptakan suasana aman dan tertib.

3. PPLB Entikong.

Merupakan Pos Pemeriksaan Lintas Batas orang dan barang pertama

di Indonesia yang operasionalisasinya melalui tahapan, yaitu :

Ujicoba tahap I dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 1989 yang

ditandai dengan pengoperasian PPLB Entikong setiap hari dari pukul 05.00

wib sampai dengan pukul 17.00 wib dan kendaraan yang diijinkan adalah

kendaraan Dinas dan kendaraan pribadi.

a. Ujicoba tahap II dilaksanakan pada tanggal 2 Januari 1993 dan kendaraan

yang diijinkan adalah kendaraan angkutan umum berupa Taksi, Bus

Carter dan Pariwisata serta Bus Ekspres Antar Negara.

Page 65: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

61

b. Ujicoba tahap III dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 1995 yang

menetapkan bahwa Perdagangan Internasional dapat dilaksanakan melalui

PPLB Entikong. Adapun kendaraan yang diijinkan berupa Mobil

Barang/Truk, Mobil Box, Mobil Bak Terbuka dan Mobil Tangki.

PLB (Pas Lintas Batas).

Yang berwenang mengeluarkan Pas Lintas Batas adalah Imigrasi dan

didalam proses pembuatan Pas Lintas Batas, Camat Entikong hanya sebatas

mengetahui surat pengantar yang dikeluarkan oleh Kantor Desa yang

kemudian ditujukan kepada pihak Imigrasi.

Pas Barang.

Yang berwenang mengeluarkan Pas Barang adalah Bea dan Cukai dan

Camat Entikong hanya sebatas melegalisir persyaratan pembuatan Pas Barang

berupa fotokopy KTP dan ditujukan kepada pihak Bea Cukai.

Pada tanggal 25 Mei 2005 Presiden Republik Indonesia, Bapak

SUSILO BAMBANG YUDOYONO beserta rombongan datang ke Entikong

dan meninjau langsung keberadaan PPLB Entikong, dari hasil kunjungannya

tersebut diinstruksikan untuk ditarik mundur keberadaan PPLB Entikong +

500 meter dari garis batas Indonesia – Malaysia, sebagai Zone Perdagangan

Bebas (Free Trade Zone).

Hingga saat ini pelaksanaan pembangunan PPLB yang baru masih

dalam proses pengerjaannya.

Page 66: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

62

Adapun tujuan dari pengunduran posisi PPLB adalah untuk

memberikan kemudahan pengunjung dari Malaysia dan Brunai Darussalam

yang akan berbelanja di Pasar Tradisional Entikong sehingga perekonomian

di kawasan perbatasan bangkit kembali dari keterpurukan akibat ketatnya

aturan yang diberlakukan selama ini.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

1. Usia Responden

Semakin tua responden, maka akan memiliki pengalaman dalam

mengikuti Pemilu. Responden dengan usia tua berpartisipasi dalam

berbagai jenis Pemilu baik Pemilu Gubernur, Pemilu Bupati, Pemilu

Legislatif dan Pemilu Presiden. Untuk mengelompokkan usia responden

dalam 4 kelompok umur yaitu 30 sampai dengan 35 tahun, 36 sampai

dengan 41 tahun, 42 sampai dengan 46 tahun, 47 sampai dengan 50 tahun

dan 51 tahun keatas.

Untuk mengetahui karakteristik usia responden dapat dilihat pada

Tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1

Usia Responden

Interval Usia Jumlah Persentase30 – 35 tahun 1 6,66

Page 67: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

63

36 – 41 tahun 3 2042 – 46 tahun 6 4047 – 50 tahun 4 26,67

51 tahun ke atas 1 6,6615 100,00

Sumber: Data Olahan 2015

Berdasarkan Tabel 3.1, diketahui sebanyak 15 orang responden

6,66 persen berusia 30 – 35 tahun, 3 orang responden 20 persen berusia 36

– 41 tahun, 6 orang responden 40 persen berusia42 46 tahun dan 4 orang

responden 26,67 persen berusia 47 – 50 tahun serta 1 orang responden 6,66

diatas 51 tahun.

2. Jenis Kelamin

Berdasarkan data responden maka terdiri dari jenis kelamin

perempuan sebanyak 4 orang dan laki-laki sebanyak 11 orang. untuk

melihat penggolongan jenis kelamin responden dapat dilihat pada Tabel

3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah PersentasePerempuan 4 26,67Laki-laki 11 73,33

15 100,00Sumber: Data Olahan 2015

Berdasarkan Tabel 3.2, diketahui sebanyak 4 orang responden

perempuan dan 11 orang responden laki-laki. Dari karakteristik jenis

kelamin tersebut, dapat dilihat bahwa perempuan hanya berperan sebagai

Page 68: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

64

peserta pemilu dan memiliki semangat pada setiap pemilu khususnya pada

tahun 2014.

3. Karakteristik Pekerjaan Responden

Pekerjaan responden mempengaruhi pengetahuan dan pengalaman

serta kesukarelaannya dalam berpolitik. Responden dengan pekerjaan

sebagai penyelenggara Pemilu memiliki tingkat kesukarelaan yang tinggi

dalam berpolitik.

Untuk mengetahui karakteristik pekerjaan reponden dapat dilihat

pada Tabel 3.3 dibawah ini :

Tabel 3.3

Karakteristik Pekerjaan Responden

Jenis Pekerjaan Jumlah PersentasePNS/TNI-POLRI/BUMN 0 0Karyawan Perusahaan 0 0Swasta 7 46,67Petani 7 46,67URT 1 6,66

15 100,00Sumber: Data Olahan 2015

Berdasarkan Tabel 3.3, diketahui sebanyak 7 orang responden

dengan pekerjaan sebagai swasta dan petani dan 1 orang urusan rumah

tangga. Bahwa 7 orang responden dengan pekerjaan swasta dan petani

sehingga aturan dan data terkait dengan pemilu hanya dapat mereka

peroleh ketika menjadi penyelenggara pemilu.

4. Karakteristik Pendidikan Responden

Page 69: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

65

Pendidikan responden mempengaruhi pengetahuan dan wawasan

serta kesukarelaannya dalam berpolitik. Responden dengan pendidikan

tinggi memiliki keinginan tahu akan berpolitik.

Untuk mengetahui karakteristik pekerjaan reponden dapat dilihat

pada Tabel 3.4 dibawah ini :

Tabel 3.4

Karakteristik Pendidikan Responden

Jenis Pekerjaan Jumlah PersentaseSD/Sederajat 0 0SMP/Sederajat 2 13,33SMA/Sederajat 11 73,33D3/S1/Sederajat 2 13,33S2 0 0

15 100,00Sumber: Data Olahan 2015

Berdasarkan Tabel 3.2, diketahui sebanyak 2 orang responden

berpendidikan SMP/Sederajat, 11 orang responden berpendidikan SMA/

Sederajat dan 2 orang berpendidikan D3/S1/Sederajat. Dari karakteristik

tingkat pendidikan tersebut, dapat dilihat bahwa yang memiliki pendidikan

lebih tinggi berpartisipasi pemilu dan memiliki keinginan tahuan akan

berpolitik.

B. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Tingkat

Kesukarelaan Warga Perbatasan Kec. Entikong dalam Berpolitik

Page 70: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

66

1. Kejenuhan berpolitik, khusus untuk Kabupaten Sanggau sebelum Pemilu

Legislatif (Pileg) maka kita melaksanakan Pemilu Gubernur kemudian

Pemilu Bupati.

Untuk mengetahui tanggapan responden tentang perasaan mereka

khususnya dalam pelaksanaan Pemilu Tahun 2014 dapat dilihat pada

Tabel 3.5 berikut ini:

Tabel 3.5

Perasaan Terlibat Pemilu Tahun 2014

Keterangan Jumlah PersentaseBersemangat 3 20

Kurang Bersemangat 0 0Biasa Saja 2 13,33

Jenuh/Bosan 10 66,67Jumlah 15 100,00

Sumber: Data Olahan 2015

Berdasarkan Tabel 3.5, diketahui sebanyak 3 orang responden

menyatakan bersemangat, 2 orang responden biasa saja dan 10 orang

merasa jenuh/bosan. Dari karakteristik perasaan responden ketika terlibat

Pemilu baik Gubernur, Bupati dan Legislatif dalam tahun yang sama

menunjukkan bahwa 10 orang responden, 66,67 persen menyatakan

jenuh/bosan.

Berdasarkan hasil FGD yang disampaikan oleh Selvinus Saliman

menyatakan “Masyarakat bosan dengan Pemilu khususnya pada saat

Page 71: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

67

Pemilu Legislatif, banyak Caleg apalagi kampanye mereka suka

menjatuhkan yang lain”.

2. Perbedaan aturan dan data pemilih dalam Pemilu Gubernur, Pemilu Bupati dan

Pemilu Legislatif

Untuk mengetahui tanggapan responden berkaitan dengan

pengetahuan khususnya perbedaan aturan dan data pemilih dalam pelaksanaan

Pemilu Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini:

Tabel 3.6

Pengetahuan akan Perbedaan Aturan Pemilu

Keterangan Jumlah PersentaseSangat Mengetahui 5 33,33

Mengetahui 5 33,33Kurang Mengetahui 5 33,33Tidak Mengetahui 0 0

Jumlah 15 100,00Sumber: Data Olahan 2015

Berdasarkan Tabel 3.6, diketahui sebanyak 5 orang responden

menyatakan sangat mengetahui, 5 orang responden mengetahui dan 5 orang

responden menyatakan kurang mengetahui. Dari karakteristik pengetahuan

responden ketika terlibat Pemilu baik Gubernur, Bupati dan Legislatif dalam

tahun yang sama menunjukkan bahwa 5 orang responden, 66,67 persen

menyatakan sangat mengetahui dan 5 orang responden, 66,67 persen

menyatakan mengetahui.

Page 72: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

68

Sedangkan untuk mengetahui tanggapan responden berkaitan

dengan pengetahuan khususnya perbedaan aturan dan data pemilih dalam

pelaksanaan Pemilu Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini:

Tabel 3.7

Pengetahuan akan Perbedaan Data Pemilih

Keterangan Jumlah PersentaseSangat Mengetahui 7 46,67

Mengetahui 3 20Kurang Mengetahui 5 33,33Tidak Mengetahui 0 0

Jumlah 15 100,00Sumber: Data Olahan 2015

Berdasarkan Tabel 3.7, diketahui sebanyak 7 orang responden,

46,67 persen menyatakan sangat mengetahui, 3 orang responden, 20 persen

mengetahui dan 5 orang responden, 33,33 persen menyatakan kurang

mengetahui. Dari karakteristik pengetahuan responden akan perbedaan data

pemilih ketika terlibat Pemilu baik Gubernur, Bupati dan Legislatif dalam

tahun yang sama menunjukkan bahwa 7 orang responden, 46,67 persen

menyatakan sangat mengetahui akan perbedaan data pemilih.

Untuk mengetahui tanggapan responden berkaitan dengan

pengaruh perbedaan aturan dan data pemilih terhadap partisipasi masyarakat

dalam pemilu dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini:

Tabel 3.8

Pengaruh Perbedaan Aturan dan Data Pemilih terhadap Partispasi

Pemilu

Keterangan Jumlah Persentase

Page 73: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

69

Sangat Berpengaruh 6 40Berpengaruh 7 46,67

Kurang Berpengaruh 0 0Tidak Berpengaruh 2 13,33

Jumlah 15 100,00Sumber: Data Olahan 2015

Berdasarkan Tabel 3.8, diketahui sebanyak 6 orang responden, 40

persen menyatakan sangat berpengaruh, 7 orang responden, 46,67 persen

mengetahui dan 2 orang responden, 13,33 persen menyatakan kurang

berpengaruh. Dari karakteristik pengaruh perbedaan aturan dan data pemilih

terhadap partisipasi pemilu maka 7 orang responden, 46,67 persen menyatakan

berpengaruh terhadap partisipasi pemilu.

Berdasarkan hasil FGD yang disampaikan oleh Yusman H. Mistar

menyatakan “sistem pendaftaran khususnya terkait DPT sangat berpengaruh

terhadap kesukarelaan warga dalam memilih, sehingga ketika kita melihat

DPS harus dikoreksi dan bersikap kritis”.

3. Figur Peserta Calon Legislatif

Untuk mengetahui tanggapan responden berkaitan dengan

pengetahuan atau pengenalannya akan figur Caleg dalam Pemilu Legislatif

Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini:

Tabel 3.9

Calon Legislatif di Kenal Pemilih

Keterangan Jumlah PersentaseSangat Kenal 5 33,33

Kenal 7 46,67Kurang Kenal 1 6,67

Page 74: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

70

Tidak kenal 2 13,33Jumlah 15 100,00

Sumber: Data Olahan 2015

Berdasarkan Tabel 3.9, diketahui sebanyak 5 orang responden,

33,33 persen menyatakan sangat kenal, 7 orang responden, 46,67 persen

menyatakan kenal dan 1 orang responden, 6,67 persen menyatakan kurang

kenal dan 2 orang, 13,33. Dari karakteristik pengetahuan atau pengenalannya

akan figur Caleg dengan pemilih pada Pemilu Legislatif maka 7 orang

responden, 46,67 persen menyatakan kenal.

Untuk mengetahui tanggapan responden berkaitan dengan

hubungan antara pemilih dengan figur Caleg dalam pelaksanaan Pemilu

Legislatif Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut ini:

Tabel 3.10

Hubungan Pemilih dengan Caleg

Keterangan Jumlah PersentaseKeluarga/Family 2 13,33Teman/Sahabat 6 40

Satu Suku/Satu Agama 5 33,33Tidak Ada Hubungan 2 13,33

Jumlah 15 100,00Sumber: Data Olahan 2015

Berdasarkan Tabel 3.10, diketahui sebanyak 2 orang responden,

13,33 persen menyatakan memiliki hubungan sebagai keluarga/family, 6 orang

responden, 40 persen menyatakan sebagai teman/sahabat, 5 orang responden,

33,33 persen menyatakan sebagai satu suku/satu agama dan 2 orang, 13,33

persen menyatakan tidak memiliki hubungan. Dari karakteristik hubungan

Page 75: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

71

antara pemilih dengan figur Caleg dalam pelaksanaan Pemilu Legislatif Tahun

2014 maka 6 orang responden, 40 persen menyatakan memiliki hubungan

sebagai teman/sahabat.

Untuk mengetahui tanggapan responden berkaitan dengan

hubungan tingkat pendidikan Caleg dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014

dengan pilihannya dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut ini:

Tabel 3.11

Pendidikan Caleg dengan Pemilih

Keterangan Jumlah PersentaseSangat Memotivasi 5 33,33

Memotivasi 7 46,67Kurang memotivasi 2 13,33Tidak memotivasi 1 6,67

Jumlah 15 100,00Sumber: Data Olahan 2015

Berdasarkan Tabel 3.11, diketahui sebanyak 5 orang responden,

33,33 persen menyatakan tingkat pendidikan Caleg sangat memotivasi, 7 orang

responden, 46,67 persen menyatakan memotivasi, 2 orang responden, 13,33

persen menyatakan sebagai kurang memotivasi dan 1 orang, 6,67 persen

menyatakan tidak memotivasi.

Dari karakteristik hubungan antara pemilih dengan tingkat

pendidikan Caleg dalam pelaksanaan Pemilu Legislatif Tahun 2014 maka 7

orang responden, 46,67 persen menyatakan memotivasi. Artinya tingkat

Page 76: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

72

pendidikan Caleg menjadi salah satu motivasi bagi pemilih dalam menentukan

pilihannya.

4. Tuntutan ekonomi keluarga dan mobilitas warga yang bekerja ke luar negeri

Untuk mengetahui tanggapan responden berkaitan dengan faktor

ekonomi keluarga dan pengaruhnya terhadap kesukarelaan orang dalam

berpolitik dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut ini:

Tabel 3.12

Pengaruh Ekonomi Keluarga terhadap Kesukarelaan Berpolitik

Keterangan Jumlah PersentaseSangat Berpengaruh 5 33,33

Berpengaruh 7 46,67Kurang Berpengaruh 2 13,33Tidak Berpengaruh 1 6,67

Jumlah 15 100,00Sumber: Data Olahan 2015

Berdasarkan Tabel 3.12, diketahui sebanyak 5 orang responden,

33,33 persen menyatakan sangat berpengaruh ekonomi keluarga terhadap

kesukarelaan berpolitik, 7 orang responden, 46,67 persen menyatakan

berpengaruh, 2 orang responden, 13,33 persen menyatakan kurang berpengaruh

dan 1 orang, 6,67 persen menyatakan tidak berpengaruh.

Dari karakteristik faktor ekonomi keluarga dan pengaruhnya terhadap

kesukarelaan orang dalam berpolitik khususnya pada pelaksanaan Pemilu

Legislatif Tahun 2014 maka 7 orang responden, 46,67 persen menyatakan

Page 77: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

73

berpengaruh. Artinya faktor ekonomi keluarga berpengaruh terhadap

kesukarelaan warga dalam berpolitik.

Untuk mengetahui tanggapan responden berkaitan dengan mobilitas

warga yang bekerja di luar negeri dan pengaruhnya terhadap kesukarelaan

orang dalam berpolitik dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut ini:

Tabel 3.13

Pengaruh Bekerja Ke Luar Negeri terhadap Kesukarelaan Berpolitik

Keterangan Jumlah PersentaseSangat Berpengaruh 4 26,67

Berpengaruh 8 53,33Kurang Berpengaruh 2 13,33Tidak Berpengaruh 1 6,67

Jumlah 15 100,00Sumber: Data Olahan 2015

Berdasarkan Tabel 3.13, diketahui sebanyak 4 orang responden,

26,67 persen menyatakan sangat berpengaruh, 8 orang responden, 53,33

persen menyatakan berpengaruh, 2 orang responden, 13,33 persen

menyatakan kurang berpengaruh dan 1 orang, 6,67 persen menyatakan

tidak berpengaruh.

Dari karakteristik mobilitas warga yang bekerja di luar negeri dan

pengaruhnya terhadap kesukarelaan orang dalam berpolitik khususnya

Page 78: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

74

pada pelaksanaan Pemilu Legislatif Tahun 2014 maka 8 orang responden,

53,33 persen menyatakan berpengaruh. Artinya mobilitas warga yang

bekerja di luar negeri memiliki pengaruh terhadap kesukarelaan warga

dalam berpolitik.

C. Analisis Faktor-Faktor Yang Menghambat Rendahnya Tingkat

Kesukarelaan Warga Perbatasan Kec. Entikong dalam Berpolitik

1. Penerapan aturan yang tegas

Untuk mengetahui tanggapan responden berkaitan dengan penerapan

aturan yang tegas dapat menghambat rendahnya tingkat kesukarelaan

warga perbatasan Kecamatan Entikong dalam berpolitik dapat dilihat

pada Tabel 3.14 berikut ini:

Tabel 3.14

Pengaruh penerapan aturan yang tegas terhadap

Kesukarelaan Berpolitik

Keterangan Jumlah PersentaseSangat Berpengaruh 4 26,67

Berpengaruh 8 53,33Kurang Berpengaruh 2 13,33Tidak Berpengaruh 1 6,67

Jumlah 15 100,00Sumber: Data Olahan 2015

Berdasarkan Tabel 3.14, diketahui sebanyak 4 orang responden,

26,67 persen menyatakan sangat berpengaruh, 8 orang responden, 53,33

persen menyatakan berpengaruh, 2 orang responden, 13,33 persen

Page 79: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

75

menyatakan kurang berpengaruh dan 1 orang, 6,67 persen menyatakan

tidak berpengaruh.

Dari karakteristik penerapan aturan yang tegas dapat menghambat

rendahnya tingkat kesukarelaan warga perbatasan Kecamatan Entikong

dalam berpolitik khususnya pada pelaksanaan Pemilu Legislatif Tahun

2014 maka 8 orang responden, 53,33 persen menyatakan berpengaruh.

Artinya penerapan aturan yang tegas dapat menghambat rendahnya tingkat

kesukarelaan warga perbatasan Kecamatan Entikong dalam berpolitik

memiliki pengaruh terhadap kesukarelaan warga dalam berpolitik.

Untuk mengetahui tanggapan responden berkaitan dengan

pemberian sanksi bagi yang tidak terlibat dalam Pemilu dapat

menghambat rendahnya tingkat kesukarelaan warga perbatasan

Kecamatan Entikong dalam berpolitik dapat dilihat pada Tabel 3.15

berikut ini:

Tabel 3.15

Pemberian Sanksi bagi yang tidak terlibat Pemilu

Keterangan Jumlah PersentaseSangat Setuju 5 33,33

Setuju 7 46,67Kurang Setuju 1 6,67Tidak Setuju 2 13,33

Jumlah 15 100,00Sumber: Data Olahan 2015

Page 80: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

76

Berdasarkan Tabel 3.15, diketahui sebanyak 5 orang responden,

33,33 persen menyatakan sangat setuju, 7 orang responden, 46,67 persen

menyatakan setuju, 1 orang responden, 6,67 persen menyatakan kurang

setuju dan 2 orang, 13,33 persen menyatakan tidak setuju.

Dari karakteristik pemberian sanksi bagi yang tidak terlibat dalam

Pemilu dapat menghambat rendahnya tingkat kesukarelaan warga

perbatasan Kecamatan Entikong dalam berpolitik khususnya pada

pelaksanaan Pemilu Legislatif Tahun 2014 maka 7 orang responden, 46,67

persen menyatakan setuju. Artinya responden setuju terhadap pemberian

sanksi bagi yang tidak terlibat dalam Pemilu dapat menghambat rendahnya

tingkat kesukarelaan warga perbatasan Kecamatan Entikong dalam

berpolitik.

2. Sosialisasi Pemilu

Untuk mengetahui tanggapan responden berkaitan dengan

pengaruh sosialisasi Pemilu oleh Partai Politik terhadap kesukarelaan

warga perbatasan Kecamatan Entikong dalam berpolitik dapat dilihat

pada Tabel 3.16 berikut ini:

Tabel 3.16

Pengaruh Sosialisasi Pemilu oleh Parpol terhadap

Kesukarelaan Berpolitik

Keterangan Jumlah PersentaseSangat Memotivasi 5 33,33

Page 81: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

77

Memotivasi 8 53,33Kurang Memotivasi 2 13,33Tidak Memotivasi 0 0

Jumlah 15 100,00Sumber: Data Olahan 2015

Berdasarkan Tabel 3.16, diketahui sebanyak 5 orang responden,

33,33 persen menyatakan sangat memotivasi, 8 orang responden, 53,33

persen menyatakan memotivasi, 2 orang responden, 13,33 persen

menyatakan kurang memotivasi.

Dari karakteristik pengaruh sosialisasi Pemilu oleh Partai Politik

menghambat rendahnya tingkat kesukarelaan warga perbatasan Kecamatan

Entikong dalam berpolitik khususnya pada pelaksanaan Pemilu Legislatif

Tahun 2014 maka 8 orang responden, 53,33 persen menyatakan

memotivasi. Artinya sosialisasi Pemilu oleh Partai Politik memotivasi

warga perbatasan Kecamatan Entikong dalam berpolitik.

Untuk mengetahui tanggapan responden berkaitan dengan

pengaruh sosialisasi Pemilu oleh Penyelenggara Pemilu terhadap

kesukarelaan warga perbatasan Kecamatan Entikong dalam berpolitik

dapat dilihat pada Tabel 3.17 berikut ini:

Tabel 3.17

Pengaruh Sosialisasi Pemilu oleh Penyelenggara Pemilu terhadap

Kesukarelaan Berpolitik

Keterangan Jumlah PersentaseSangat Memotivasi 4 26,67

Memotivasi 8 53,33Kurang Memotivasi 2 13,33

Page 82: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

78

Tidak Memotivasi 1 6,67Jumlah 15 100,00

Sumber: Data Olahan 2015

Berdasarkan Tabel 3.17, diketahui sebanyak 4 orang responden,

26,67 persen menyatakan sangat memotivasi, 8 orang responden, 53,33

persen menyatakan memotivasi, 2 orang responden, 13,33 persen

menyatakan kurang memotivasi dan 1 orang responden, 6,67 persen

menyatakan tidak memotivasi.

Dari karakteristik pengaruh sosialisasi Pemilu oleh Penyelenggara

Pemilu menghambat rendahnya tingkat kesukarelaan warga perbatasan

Kecamatan Entikong dalam berpolitik khususnya pada pelaksanaan Pemilu

Legislatif Tahun 2014 maka 8 orang responden, 53,33 persen menyatakan

memotivasi. Artinya sosialisasi Pemilu oleh Penyelenggara Pemilu

memotivasi warga perbatasan Kecamatan Entikong dalam berpolitik.

Untuk mengetahui tanggapan responden berkaitan dengan pengaruh

sosialisasi Pemilu oleh Media Massa terhadap kesukarelaan warga

perbatasan Kecamatan Entikong dalam berpolitik dapat dilihat pada Tabel

3.18 berikut ini:

Tabel 3.18

Pengaruh Sosialisasi Pemilu oleh Media Massa terhadap

Kesukarelaan Berpolitik

Keterangan Jumlah PersentaseSangat Memotivasi 5 33,33

Memotivasi 8 53,33Kurang Memotivasi 2 13,33

Page 83: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

79

Tidak Memotivasi 0 0Jumlah 15 100,00

Sumber: Data Olahan 2015

Berdasarkan Tabel 3.18, diketahui sebanyak 5 orang responden,

33,33 persen menyatakan sangat memotivasi, 8 orang responden, 53,33

persen menyatakan memotivasi, 2 orang responden, 13,33 persen

menyatakan kurang memotivasi.

Dari karakteristik pengaruh sosialisasi Pemilu oleh Media Massa

terhadap kesukarelaan warga perbatasan Kecamatan Entikong dalam

berpolitik khususnya pada pelaksanaan Pemilu Legislatif Tahun 2014

maka 8 orang responden, 53,33 persen menyatakan memotivasi. Artinya

sosialisasi Pemilu oleh Media Massa memotivasi warga perbatasan

Kecamatan Entikong dalam berpolitik.

Untuk mengetahui tanggapan responden berkaitan dengan pengaruh

sosialisasi Pemilu oleh Pemerintah terhadap kesukarelaan warga

perbatasan Kecamatan Entikong dalam berpolitik dapat dilihat pada Tabel

3.19 berikut ini:

Tabel 3.19

Pengaruh Sosialisasi Pemilu oleh Pemerintah terhadap Kesukarelaan

Berpolitik

Keterangan Jumlah PersentaseSangat Memotivasi 5 33,33

Memotivasi 10 66,67Kurang Memotivasi 0 0Tidak Memotivasi 0 0

Jumlah 15 100,00Sumber: Data Olahan 2015

Page 84: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

80

Berdasarkan Tabel 3.19, diketahui sebanyak 5 orang responden,

33,33 persen menyatakan sangat memotivasi dan 10 orang responden,

66,67 persen menyatakan memotivasi.

Dari karakteristik pengaruh sosialisasi Pemilu oleh Pemerintah

terhadap kesukarelaan warga perbatasan Kecamatan Entikong dalam

berpolitik khususnya pada pelaksanaan Pemilu Legislatif Tahun 2014

maka 10 orang responden, 66,67 persen menyatakan memotivasi. Artinya

sosialisasi Pemilu oleh Pemerintah memotivasi warga perbatasan

Kecamatan Entikong dalam berpolitik.

Berdasarkan hasil FGD sebagaimana disampaikan Yusman M. Mistar

menyatakan bahwa “apabila sosialisasi dilakukan oleh Pemerintah secara

langsung, maka dana sosialisasi dapat dianggarkan dan sosialisasi yang

dilakukan oleh Pemerintah akan bersifat netral”.

Page 85: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

81

BAB IV

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Setelah menggambarkan seluruh hasil penelitian baik melalui

kuisioner, wawancara terpimpin maupun FGD maka dapat disimpulkan bahwa

:

1. Analisis faktor-Faktor yang mempengaruhi atau mendorong rendahnya

tingkat kesukarelaan warga perbatasan dalam berpolitik.

a. Ada indikasi terjadinya kejenuhan berpolitik, khusus untuk Kabupaten

Sanggau dalam 3 tahun berturut-turut melaksanakan 4 Pemilu, yaitu

Pemilu Gubernur pada tanggal 20 September 2012, kemudian Pemilu

Bupati Sanggau pada tanggal 19 September 2013, Pemilu legislatif

Page 86: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

82

pada tanggal 9 April 2014, serta Pemilu Presiden pada tanggal 9 Juli

2014;

b. Perbedaan aturan jumlah pemilih per TPS dalam Pemilu Gubernur,

Pemilu Bupati dan Pemilu Legislatif yang mana untuk Pemilu

Gubernur dan Bupati sebanyak 600 pemilih/TPS, Pemilu legislatif 500

pemilih/TPS, dan Pemilu Presiden 800 pemilih/TPS telah meyebabkan

adanya pemilih yang sebelumnya terdaftar namun di pemilu

berikutnya tidak terdaftar, serta ada pemilih yang TPS nya berpindah

lokasi menjadi enggan mendatangi TPS dengan berbagai alasan;

c. Figur Peserta Calon Legislatif:

Ada 96 Calon legislatif yang terdiri dari 32 perempuan dan 64 laki-

laki yang bertarung memperebutkan 9 kursi di daerah pemilihan

Sanggau 4, tiadanya foto calon legislatif, serta hubungan kekerabatan

antara pemilih dan calon legislatif membuat bingung pemilih dalam

menentukan figur wakil yang akan dipilihnya;

d. Tuntutan ekonomi keluarga dan mobilitas warga yang bekerja ke luar

negeri turut mempengaruhi tingkat kehadiran pemilih di TPS, karena

ada pemilih yang tidak hadir ke TPS karena harus bekerja sebagai

buruh di negara Malaysia (buruh harian).

2. Faktor-Faktor yang menghambat rendahnya kesukarelaan warga perbatasan

dalam berpolitik:

a. Penerapan aturan yang tegas

Page 87: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

83

Adanya sanksi sosial di tingkat masyarakat yang tegas bagi pemilih

yang apatis, baik dalam proses pemutakhiran data pemilih sampai pada

pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara, menyebabkan

relawan Harius (kepala dusun Semeng) yang menginisiasi adanya

sanksi lokal bagi pemilih apatis akan diperlambat dalam proses

pengurusan administratifnya, yang walaupun seringkali diprotes warga

karena dianggap bertentangan dengan aturan negara, namun sanksi

lokal tersebut terbukti efektif dalam meningkatkan partisipasi pemilih

yang mencapai 94 %.

b. Sosialisasi Pemilu

Telah muncul relawan lokal baik dari unsur pemuda, ibu rumah tangga,

perangkat desa serta pengurus Adat yang menginformasikan dan

mensosialisasikan hal-hal yang berkaitan dengan Pemilu di Dusun

Semeng Desa Semanget Kecamatan Entikong ternyata berdampak

positif bagi partisipasi warga untuk memberikan suaranya dalam

berbagai even Pemilu.

B. Saran-saran

Dari hasil kesimpulan diatas maka ada beberapa saran dan masukan

guna perbaikan kebijakan umumnya dan khususnya upaya meningkatkan

kesukarelaan warga perbatasan di Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau

dalam berpolitik sebagai berikut:

Page 88: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

84

1. Pendidikan Politik oleh Partai Politik karena merupakan kendaraan bagi

Calon legislatif sehingga Partai politik wajib melakukan sosialisasi pemilu

baik proses maupun tahapan pemilu, sehingga masyarakat diharapkan

sadar akan kewajiban dan tanggungjawabnya dalam pemilu.

2. Kedewasaan dalam Berpolitik pasca pemilu berkaitan dengan proses

mengawal berbagai kebijakan publik yang dihasilkan oleh mereka yang

telah dipilih saat pemilu, menyampaikan berbagai persoalan yang dihadapi

oleh masyarakat; mengetahui tata cara dan prosedur penyampaian aspirasi

masyarakat kepada wakil rakyat dan juga kepala daerahnya

3. Diperlukan aturan yang jelas dan tegas berkaitan dengan Data Pemilih

yang berkelanjutan dalam arti data pemilih pemilukada dapat digunakan

untuk pemilu legislatif maupun pemilu presiden, serta data pemilih yang

mutakhir, dalam arti proses pemutakhiran data tetap dilaksanakan

walaupun tidak ada agenda pemilu.

4. Perlu dicari metode dalam proses sosialisasi yang dapat melibatkan lebih

banyak pihak dari berbagai unsur lapisan masyarakat dan dilakukan

dengan metode yang memasukkan unsur hiburan sehingga proses

sosialisasi terasa lebih menyenangkan dan sekaligus dapat menghibur.

Page 89: Kesukarelaan Warga Perbatasan Kecamatan Entikong dalam

SUSUNAN TIM PENELITI

1. PENGARAH : SEKUNDUS RITIH, SE

2. PENANGGUNG JAWAB : HAMKA SURKATI, SE

3. KETUA : MARTINUS SUMARTO, SH

4. SEKRETARIS : ANDI HASANUDIN, SH

5. ANGGOTA :

a. SISILIA SISIL, SE

b. DRS. H. GUSTI DARMUDDIN

c. HADI NOVIAN

d. FRANKY GILBERT NAINGGOLAN, SH

e. M. YAYAN SRIKAYAN, A. MD