chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

40
“MANAJEMEN PERBATASAN” Chapter 1 dan 2 : Pemahaman Manajemen Perbatasan dan Permasalahan Pengelolaan Wilayah Perbatasan Serta Solusi Oleh: DR. CHARLES HS TANGKAU, MAP

Upload: 93220872

Post on 25-Jul-2015

452 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

“MANAJEMEN PERBATASAN”

Chapter 1 dan 2 :Pemahaman Manajemen Perbatasan dan Permasalahan

Pengelolaan Wilayah Perbatasan Serta Solusi

Oleh: DR. CHARLES HS TANGKAU, MAP

Page 2: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Pendahuluan

• Arus perpindahan manusia, barang, dan informasi yang meningkat telah menjadi implikasi nyata dari fenomena globalisasi sekarang ini.

• Hal ini menjadikan kawasan perbatasan sebagai sebuah aspek yang sangat strategis bagi sebuah negara, baik itu dari sisi sosial, ekonomi, politik, dan Hankam.

• Tentunya, hal ini menuntut adanya sebuah sistem manajemen pengelolaan kawasan perbatasan yang baik dan akuntabel.

Page 3: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Manajemen Perbatasan

• Manajemen perbatasan adalah salah satu bentuk arsitektur pengelolaan perbatasan dilihat dari aspek pertahanan dan keamanan, sosial ekonomi dan politik yang ada pada sebuah negara dalam mengelola wilayah perbatasan.

• Manajemen Perbatasan dapat dipahami baik dari makna sistem maupun fungsi.

• Dari sisi makna sistem, manajemen perbatasan tidak lain merupakan suatu sistem pengelolaan perbatasan yang sengaja dirancang untuk dapat memastikan bahwa kebijakan mengenai perbatasan oleh pemerintah dapat diutilisasi (digunakan) secara efektif dan efisien sesuai tujuan yang akan dicapai (Mathis & Jackson, 2008).

Page 4: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Pengelolaan Sumber Daya

• Keberhasilan suatu organisasi Pemerintah dipengaruhi oleh tindakan sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi tersebut (Arthur, 1994:110).

• Untuk mendapatkan suatu sumber daya sesuai dengan kebutuhan diperlukan suatu strategi dalam mengelola sumber daya. (Tangkau, 2013)

• Pengelolaan sumber daya yang baik akan memberikan kemajuan bagi organisasi publik terutama dalam menghadapi situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang (Wright and Snell, 1998:26).

Page 5: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

• Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan salah satu instrumen penting bagi organisasi dalam mencapai berbagai tujuannya.

• Bagi sektor publik, tanggung jawab besar birokrasi dalam memberi pelayanan yang bermutu kepada masyarakat harus didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur yang profesional dan kompeten.

• Dalam konteks reformasi birokrasi, MSDM merupakan salah satu pilar perbaikan di samping aspek kelembagaan dan sistem. Utilisasi SDM aparatur secara efektif dan efisien menjadi fungsi utama MSDM bagi birokrasi mulai dari perencanaan hingga tahap terminasi SDM.

Page 6: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Sistem Manajemen Perbatasan

• Sistem manajemen perbatasan yang efektif dan akuntabel seharusnya selaras dengan wacana yang dibawa oleh arus reformasi sektor keamanan, yakni: “Adanya sebuah pembagian peran yang jelas antar aktor keamanan sebuah negara”.

• Pembagian yang tegas dan jelas tersebut nantinya menjadi sebuah “aturan main’ yang harus disepakati oleh para stakeholders dalam pengelolaan perbatasan negara sehingga pembangunan sektor keamanan dan sosial-ekonomi dapat berjalan secara selaras di perbatasan negara.

Page 7: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Sistem Manajemen Perbatasan

• Manajemen Perbatasan tidaklah cukup dapat dipahami hanya dari sisi sistem dan fungsi. Manajemen perbatasan akan memiliki arti yang lebih komprehensif bagi organisasi publik jika dilihat pula dari sisi kebijakan (policy).

Page 8: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Pengelolaan Perbatasan

• Penguatan modal sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di kawasan perbatasan (termasuk peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana) harus disertai peningkatan SDM.

• Sementara itu, harus dibangun sistem serta pola pengelolaan perbatasan darat maupun maritim serta pengawasan pemanfaatan sumber daya alam, sehingga dapat terwujud pembangunan kawasan perbatasan yang berkelanjutan

Page 9: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Permasalahan (1): Keterbelakangan Ekonomi

• Perbatasan Indonesia hingga saat ini masih memprihatinkan dari berbagai segi.

• Daerahdaerah perbatasan banyak yang mengalami keterbelakangan ekonomi karena kurangnya program dan proyek pemerintah maupun swasta.

• Panjangnya garis perbatasan baik di daratan maupun lautan sangat sulit untuk diawasi dengan reguler oleh aparat keamanan.

• Akibatnya pelanggaran wilayah perbatasan, penyelundupan, dan aktivitas ilegal lintas batas lainnya seringkali terjadi.

Page 10: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Permasalahan (2) : Fasilitas Administrasi dan Pelayanan Publik

• Di beberapa daerah yang jauh dari kantor-kantor pemerintahan Indonesia, masyarakat di perbatasan justru mendapat banyak fasilitas administrasi dan pelayanan publik dari negara tetangga, sehingga membuat nasionalisme mereka terbelah.

• Akses komunikasi dan informasi juga seringkali lebih mudah didapat dari negara-negara tetangga yang telah memajukan kawasan perbatasannya.

Page 11: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Permasalahan (3): Tindak kejahatan di perbatasan (border crime)

• Meningkatnya tindak kejahatan di perbatasan (border crime) seperti penyelundupan kayu, barang, dan obat-obatan terlarang, perdagangan manusia, terorisme, serta penetrasi Ideologi asing telah mengganggu kedaulatan serta stabilitas keamanan di perbatasan negara.

• Selanjutnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini yang akan diperjelas tentang pemetaan masalah lainnya, serta konsekwensi dan rekomendasinya.

Page 12: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Tabel: Pemetaan Masalah dan Rekomendasi

Sumber: LESSPERSSI (2013)

Page 13: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Pendekatan Yang Digunakan Dalam Mengelola Perbatasan

• Selama ini, kawasan perbatasan Indonesia hanya dianggap sebagai garis pertahanan terluar negara, oleh karena itu pendekatan yang digunakan dalam mengelola perbatasan hanya pada pendekatan keamanan (security approach/safety belt approach).

• Padahal, di beberapa negara tetangga, misalnya Malaysia, telah menggunakan pendekatan kesejahteraan (prosperity) dan keamanan secara berdampingan pada pengembangan wilayah perbatasannya.

Page 14: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Luas Kawasan Perbatasan Indonesia

• Luasnya kawasan perbatasan Indonesia seharusnya mencerminkan adanya sebuah kebijakan pengelolaan perbatasan yang efektif dan akuntabel baik itu dan aspek sosial-ekonomi dan keamanan.

• Namun, kondisi di lapangan menunjukkan bahwa sistem manajemen perbatasan Indonesia selama ini berada dalam tahap yang mengkhawatirkan.

Page 15: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Luas Kawasan Perbatasan Indonesia

• Indonesia adalah negara kepulauan dengan Jumlah pulaunya yang mencapai 17.499 pulau dan luas wilayah perairan mencapal 5,8 juta km2, serta panjang garis pantai yang mencapai 81.900 km2.

• Dua pertiga dan wilayah Indonesia adalah laut, implikasinya, hanya ada tiga perbatasan darat dan sisanya adalah perbatasan laut.

Page 16: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Luas Perbatasan Laut Indonesia• Perbatasan laut Indonesia berbatasan dengan 10 negara

diantaranya: 1. Malaysia, 2. Singapura, 3. Filipina, 4. India, 5. Thailand, 6. Vietnam, 7. Repubilk Palau, 8. Australia, 9. Timor Leste, dan 10.Papua Nugini.

Page 17: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Panjang Garis Perbatasan Darat Indonesia

• Sedangkan untuk wilayah darat, Indonesia berbatasan langsung dengan tiga negara, yakni:

1. Malaysia, 2. Papua Nugini, dan 3. Timor Leste • Dengan panjang garis perbatasan darat

secara keseluruhan adalah 2914,1 km.

Page 18: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Luas Wilayah Perbatasan Laut Dan Darat

• Luasnya wilayah perbatasan laut dan darat Indonesia tentunya membutuhkan dukungan sistem manajemen perbatasan yang terorganisir dan profesional, baik itu ditingkat pusat maupun daerah.

• Akan tetapi minimnya infrastruktur di kawasan perbatasan telah menunjukkan bahwa pemerintah belum memiliki sebuah sistem manajemen perbatasan yang baik.

Page 19: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Sifat Tanggung Jawab Pengelolaan Wilayah Perbatasan

• Selama ini, tanggung jawab pengelolaan wilayah perbatasan hanya bersifat koordinatif antar lembaga pemerintah kementerian/departemen dan non kementerian/departemen, sehingga diperlukan sebuah lembaga pemerintah yang langsung bertanggung jawab melakukan manajemen perbatasan dari tingkat pusat hingga daerah.

Page 20: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Pengaturan Secara Hukum Tentang Pengembangan Wilayah Perbatasan

• Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, pengaturan tentang pengembangan wilayah perbatasan di kabupaten/kota secara hukum berada dibawah tanggung jawab pemerintah daerah tersebut.

Page 21: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Kewenangan Pemerintah Pusat Mengenai Perbatasan

• Kewenangan pemerintah pusat hanya ada pada pintu-pintu perbatasan (border gate) yang meliputi aspek kepabeanan, keimigrasian, karantina, keamanan dan pertahanan (Custom, Immigration and Quarantina/CIQ).

• Meskipun demikian, pemerintah daerah masih menghadapi beberapa hambatan dalam mengembangkan aspek sosial-ekonomi kawasan perbatasan.

Page 22: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Hambatan Penanganan kawasan Perbatasan Oleh Pemerintah Daerah

• Beberapa hambatan tersebut diantaranya: 1. Masih adanya paradigma pembangunan wilayah

yang terpusat, sehingga kawasan perbatasan hanya dianggap sebaqai halaman belakang,

2. Sosialisasi dan implementasi peraturan perundang-undangan mengenai pengembangan wilayah perbatasan yang belum sempurna,

3. Keterbatasan anggaran, dan tarik-menarik kepentingan pusat-daerah.

Page 23: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Siapakah pemegang Otoritas Pengelolaan Keamanan di Perbatasan?

• Otoritas pengelolaan keamanan di perbatasan negara Indonesia telah lama diserahkan kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI).

• Hal ini salah satunya didasarkan pada Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 mengenai Tentara Nasional Indonesia (TNI); bahwa wewenang untuk menjaga keamanan di area perbatasan adalah salah satu fungsi pokok dan TNI.

Page 24: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Pendekatan Kesejahteraan (prosperity approach) ?

• Masih lemahnya inovasi dan peran pemerintah pusat dan daerah untuk mengelola kawasan perbatasan dengan pendekatan kesejahteraan (prosperity approach) berimplikasi pada otoritas penuh TNI sebagai pengelola perbatasan negara dengan penekanan pada keamanan bukan pada kesejahteraan sosial ekonomi.

Page 25: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Otoritas TNI Di Perbatasan

• Otoritas penuh bagi TNI di perbatasan tersebut tentunya sarat dengan penyimpangan, seringkali beberapa media masse mengungkap kasus oknum TN! yang terhbat dalam penyelundupan barang dan kayu ilegal di kawasan perbatasan.

• Kondisi ini sangat bertentangan dengan fungsi TNI yang sesungguhnya di perbatasan.

• Sebagai perbandingan di beberapa negara yang demokratis seperti di-Inggris, Amerika Serikat, dan negara-negara transisi seperti di kawasan Eropa Timur, urusan pengelolaan keamanan perbatasan diserahkan kepada pihak penegak hukum, yang dalam hal ini adalah kepolisian.

Page 26: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Perbatasan > Area Penegakkan Hukum (law enforcement)

• Seharusnya pemahaman bahwa wilayah perbatasan adalah area penegakkan hukum (law enforcement) yang bukan menjadi fungsi militer.

• Tentunya hal ini dapat menjadi wacana baru bagi posisi TNI sebagai penjaga perbatasan (border guard) di Indonesia di masa depan.

Page 27: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Mereformasi Sistem Manajemen Perbatasan Di Indonesia

• Kawasan perbatasan adalah: sebuah wilayah yang sangat strategis bagi stabilitas keamanan sosial dan ekonomi seluruh warga negara bukan hanya bagi masyarakat di perbatasan,

• maka dari Itu diperlukan sebuah komitmen nasional untuk mereformasi sistem manajemen perbatasan di Indonesia agar menjadi Iebih efektif dan akuntabel.

Page 28: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Reformasi Sistem Manajemen Perbatasan Negara

• Dalam Manajemen perbatasan sudah seharusnya pemerintah dan DPR melaksanakan sebuah reformasi sistem manajemen perbatasan negara sebagai salah satu agenda reformasi sektor keamanan selain reformasi TNI, Polisi, dan Intelejen secara institusional.

Page 29: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Reformasi: Desain Besar Pengelolaan Kawasan Perbatasan Indonesia

• Perlu disusunnya suatu Desain Besar Pengelolaan Kawasan Perbatasan Indonesia yang dapat menjadi panduan kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang memiliki kawasan perbatasan.

• Dengan adanya suatu kebijakan pengelolaan yang komprehensif, maka diharapkan pembangunan kawasan perbatasan dapat dilakukan secara lebih terencana, terprogram, terarah, dan terukur.

• Kebijakan tentang desain besar ini diharapkan dapat dimasukkan dalam revisi peraturan perundang-undangan maupun peraturan daerah terkait pengelolaan kawasan perbatasan.

Page 30: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Reformasi Sektor Keamanan

• Reformasi sektor keamanan yang tengah dijalankan Indonesia selama ini cenderung mengabaikan reformasi manajemen perbatasan negara.

• Kawasan perbatasan selama ini dianggap hanya sebagai garis perbatasan negara dan perspektif pertahanan sehingga paradigma keamanan mendominasi pengelolaannya.

• Padahal, aspek keamanan itu sendiri tidak semata-mata membicarakan aspek keamanan secara sempit yang melibatkan ancaman konvensional seperti invasi militer negara lain namun secara lebih kompleks, yakni keamanan manusia (human security) secara nasional yang meliputi aspek sosial, ekonomi, bahkan politik.

Page 31: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Kawasan Perbatasan Harus Segera Dikelola Dengan Baik dan Efektif

• Jika kawasan perbatasan tidak segera dikelola dengan baik dan efektif, tentu kedaulatan negara akan segera menjadi pertaruhannya.

• Selama ini pemerintah dan masyarakat luas baru tersentak oleh seriusnya masalah perbatasan ketika ada ramai-ramai tentang hilangnya beberapa wilayah Indonesia karena kalah di pengadilan internasional, atau karena adanya klaim sepihak terhadap wilayah kita dari negara tetangga.

Page 32: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Masyarakat Perbatasan Perlu Perhatian !

• Karena buruknya kesejahteraan dan infrastruktur di daerah perbatasan, banyak penduduk di kawasan ini lebih memiliki kedekatan emosional dan interaksi sosial ekonomi dengan masyarakat negara tetangga. Tidak jarang mereka ini mengalami krisis identitas kebangsaan berhubung rendahnya perhatian negara kita terhadap nasib mereka dan perkembangan daerahnya.

Page 33: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Solusi Pemerintah• Hampir semua kawasan perbatasan Indonesia adalah daerah

tertinggal yang kondisinya sangat memprihatinkan sebagai wajah luar negara.

• Selama ini kawasan perbatasan dikelola dengan mengedepankan pendekatan keamanan (safety belt approach) sehingga pembangunan sosial ekonomi menjadi terabaikan.

• Akhirnya Pemerintah Pusat menyadari seriusnya permasalahan ini, dan sejak 28 Januari 2010 telah membentuk Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) sebagai institusi koordinasi dan implementasi program-program pemerintah untuk membangun kawasan perbatasan.

Page 34: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Solusi Pemerintah

• Dalam beberapa tahun belakangan ini Pemerintah Pusat telah mengambil sejumlah kebijakan untuk menjawab persoalan yang rumit di kawasan perbatasan.

• Selain membentuk Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) pada tanggal 28 Januari 2010, pemerintah juga mulai mengucurkan banyak sumber daya dan proyek pembangunan di daerah perbatasan.

• Karena sudah lamanya pengabaian terhadap kawasan ini, maka berbagai kebijakan pemerintah saat ini terasa masih jauh dari memadai.

Page 35: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Solusi Pemerintah

• Mengingat arti strategis dan kompleksitas permasalahan kawasan perbatasan, maka pengelolaan kawasan ini memerlukan kerja kolektif dan koordinasi yang intensif.

• Untuk itu, peranan lembaga-lembaga pemerintah lainnya di luar BNPP, perguruan tinggi, swasta, dan masyarakat sipil perlu terus ditingkatkan.

• Pengelolaan kawasan perbatasan ini juga perlu melibatkan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya di daerah dan karena urgensinya maka desain besar pengelolaan kawasan perbatasan ini semestinya dapat dirumuskan secepatnya agar supaya pembangunan kawasan perbatasan dapat lebih dioptimalkan

Page 36: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Solusi dan Rekomendasi• Untuk menunjang terbentuknya kebijakan tersebut, maka

perlu dilakukan kajiankajian terkait daerah-daerah perbatasan di Provinsi-Provinsi perbatasan seperti: Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara dan Papua dll.

• Beberapa rekomendasi yang muncul dari beberapa penelitian adalah perlunya: “penguatan berbagai bidang kelembagaan, pembuatan kebijakan komprehensif untuk percepatan pembangunan kawasan perbatasan, peningkatan kualitas pelayanan publik, hingga perluasan pembangunan infrastruktur ekonomi dan industri-industri pertanian yang dapat mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan”.

Page 37: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Kajian Akademis

• Untuk itu Reformasi Manajemen perbatasan diperlukan yakni dengan membuat suatu desain besar yang komprehensif untuk mengefektifkan pengelolaan kawasan perbatasan.

• Diperlukan terciptanya sinergi antar lembaga, revitalisasi kelembagaan,maupun peningkatan sumber daya manusia dan perangkat kerja melalui berbagai kegiatan diskusi, seminar, lokakarya, penelitian, dan advokasi ke semua pemangku kepentingan guna tercapainya tujuan kawasan perbatasan yang sejahtera, maju, aman, dan menjamin kedaulatan negara.

Page 38: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Analisis Praktis

• Untuk mencapai tujuan pengelolaan kawasan perbatasan yang efektif, maka perlu adanya: koordinasi lintas kementerian, sektor dan instansi pemerintah dalam menjalankan program di kawasan perbatasan sehingga memiliki gaung dan dampak yang terasa bagi masyarakat di kawasan tersebut.

• Menggunakan pendekatan kesejahteraan (prosperity) dan keamanan secara berdampingan pada pengembangan wilayah perbatasan.

Page 39: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

Kesimpulan: Suatu Analisis• Berbagai upaya dihimpun dari berbagai penelitian yang dijadikan

sebagai bahan pertimbangan yg perlu dilakukan pemerintah , yaitu:

1. Penguatan bidang sosial, ekonomi dan budaya.2. Peningkatan akses ke pelayanan pemerintah dan pelayanan

publik serta keamanan pada umumnya di daerah perbatasan.3. Interkoneksi dan operabilitas lintas institusi pemerintah supaya

program pemerintah yang ada cepat terasa dampak dan manfaatnya.

4. Penguatan kapasitas sumber daya manusia di perbatasan.5. Penyusunan pola pengelolaan batas dan perbatasan darat.6. Penyusunan pola pengelolaan batas maritim.7. Pengawasan lingkungan dan optimalisasi sumber daya alam

guna menjamin pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan

Page 40: Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan

SEKIAN DAN TERIMA KASIHTUGAS: • Carilah (Browsing):1. Undang-undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara, (Kelompok A)2. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2010, (Kelompok B)3. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 31 Tahun 2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja BNPP. (Kelompok C)Cara kerja tugas kelompok yakni:• Dibagi 3 kelompok Besar (A,B,C), selanjutnya jumlah Praja dibagi merata dengan

jumlah Pasal untuk membaginya menjadi kelompok kecil, minimal anggota 5 orang Praja utk jumlah anggota kelompok kecil tsb, cth: Kelompok A1, A2, dst).

• Yang akan dibuat adalah: a) Mendeskripsikan Isi peraturan, (berapa Bab/pasal), b) Menganalisa isi dan kekurangan dari Peraturan/Perundangan tersebut

dikaitkan dengan teori dan permasalahan yg disampaikan pada Chapter 1 dan 2, untuk dipresentasikan dalam diskusi kelas, masing-masing kelompok dibuat dalam power Poin,