kesehatan matra penyelaman dan hiperbarik

14
KESEHATAN MATRA PENYELAMAN DAN HIPERBARIK A. PENGENALAN PENYELAMAN Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan air,dengaan atau tanpa meenggunakan peralatan,untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Lingkungan penyelaman memiliki berbagai potensial bahaya baik fisik maupun biologi. Secara anatomi tubuh manusia terdiri dari 3 unsur yaitu padat, cair dan berongga. Jaringan tubuh yang padat seperti tulang, otot, jantung, hati relatif tidak meneruskan tekanan, sedangkan yang berupa cairan dapat meneruskan tekanan, dan yang berongga seperti telinga, sinus, lambung, usus, paru juga saluran nafas sangat dipengaruhi perubahan tekanan. (Ricard larn dan Whisler Rex,1993) Kondisi di lingkungan penyelaman akan mempengaruhi perubahan fisiologi pada tubuh manusia sesuai dengan hukum fisika yang berlaku, yang berisiko menimbulkan penyakit yang berakhir pada kecacatan hingga kematian apabila penyelaman dilakukan tidak sesuai dengan prosedur yang benar. Untuk ketepatan dalam mendiagnosis penyakit akibat penyelaman, perawat perlu mengetahui prosedur penyelaman yang benar disamping pengetahuan tentang riwayat penyelaman, bahaya dalam penyelaman dan gejala/ tanda klinisnya, karena cepat dan tepatnya diagnosis menentukan nasib dari penderita tersebut. Sebagaimana hukum fisika, aktifitas penyelaman akan menyebabkan (Edmons Carl, Lowry Christopher, Pennefather B, Walker Robyn, M.B., B.S, Dip ) : · Tekanan lingkungan akan meningkat · Kerapatan gas media nafas meningkat · Tekanan parsial media gas meningkat · Kelarutan gas akan meningkat.

Upload: victoria-sampson

Post on 18-Jan-2016

108 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

,,;/lkljkkk

TRANSCRIPT

Page 1: Kesehatan Matra Penyelaman Dan Hiperbarik

KESEHATAN MATRA PENYELAMAN DAN HIPERBARIK

A.    PENGENALAN PENYELAMAN

Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan air,dengaan atau

tanpa meenggunakan peralatan,untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Lingkungan penyelaman memiliki berbagai potensial bahaya baik fisik maupun

biologi. Secara anatomi  tubuh manusia terdiri dari 3 unsur yaitu padat, cair dan berongga.

Jaringan tubuh yang padat seperti tulang, otot, jantung, hati relatif tidak meneruskan

tekanan,  sedangkan yang berupa cairan dapat meneruskan tekanan, dan yang

berongga  seperti telinga, sinus, lambung, usus, paru juga saluran nafas sangat dipengaruhi

perubahan tekanan. (Ricard larn dan Whisler Rex,1993)

Kondisi di lingkungan penyelaman akan mempengaruhi perubahan fisiologi pada

tubuh manusia sesuai dengan hukum fisika yang berlaku, yang berisiko menimbulkan

penyakit yang berakhir pada kecacatan hingga kematian apabila penyelaman dilakukan

tidak sesuai dengan prosedur yang benar.

Untuk ketepatan dalam mendiagnosis penyakit akibat penyelaman, perawat perlu

mengetahui prosedur penyelaman yang benar disamping pengetahuan tentang riwayat

penyelaman, bahaya dalam penyelaman dan gejala/ tanda klinisnya, karena cepat dan

tepatnya diagnosis menentukan nasib dari penderita tersebut.

Sebagaimana hukum fisika, aktifitas penyelaman akan menyebabkan (Edmons Carl,

Lowry Christopher, Pennefather B, Walker Robyn, M.B., B.S, Dip ) :

·         Tekanan lingkungan akan meningkat

·         Kerapatan gas media nafas meningkat

·         Tekanan parsial media gas meningkat

·         Kelarutan gas akan meningkat.

Berlakunya hukum fisika penyelaman mempengaruhi perubahan fisiologis tubuh

peselam, sehingga perawat perlu mengetahui fungsi dan proses vital yang terjadi pada

tubuh peselam dalam lingkungan bawah air untuk menghindari akibat yang tidak

dikehendaki dari pengaruh lingkungan tersebut. Meningkatnya tekanan bawah air 1 atmosfer

mengakibatkan terjadinya perubahan fisiologis tubuh peselam.

Peran Perawat dalam Kesehatan Penyelaman

·         Penyuluhan kesehatan penyelam

·         Pengawasan dan atau pemeriksaan kesehatan penyelam sebelum yang bersangkutan

menyelam

·         Pelayanan gawat darurat penyelam beserta rujukan medic.

·         Pengawasan atau pemeriksaan berkala terhadap instruktur (dive master).

Page 2: Kesehatan Matra Penyelaman Dan Hiperbarik

B. PENGERTIAN HIPERBARIK

Hiperbarik adalah sebuah terapi oksigen yang dilakukan dalam sebuah chamber

atau ruangan bertekanan udara tinggi yaitu lebih dari 1 atmosfer. Pasien berada di dalam

chamber selama beberapa jam untuk menghirup oksigen murni. Pasien diberikan 3x30

menit untuk menghirup oksigen.

Awalnya terapi hiperbarik ini hanya dilakukan oleh penyelam dan digunakan oleh

angkatan laut. Saat ini terapi hiperbarik sudah dilakukan untuk menyembuhkan berbagai

macam penyakit lain, seperti luka bakar, kanker, diabetes, tetanus, stroke, dan lain-lain.

Terapi hiperbarik juga digunakan untuk kebugaran, kecantikan dan keperkasaan.

1. Kesehatan hiperbarik adalah ilmu yang mempelajari tentang masalah-masalah kesehatan

yang timbul akibat pemberian tekanan lebih dari 1 atmosfer terhadap tubuh dan

aplikasinya.

2. Terapi oksigen hiperbarik adalah pemberian oksigen tekanan tinggi untuk pengobatan

yang dilaksanakan dalam RUBT.

3. Tekanan 1 atmosfer adalah tekanan udara yang dialami oleh semua benda, termasuk

manusia di atas permukaan laut bersifat tetap dari semua jurusan dan berada dalam

keseimbangan.

    Perubahan fisiologis organ pada peselam antara lain:

·         Paru-paru akan terjadi hipoventilasi dan penurunan respons terhadap peningkatan CO2

·         Jantung akan terjadi bradikardi dan aritmia, turunnya cardiac output, tekanan arteri

menurun, sistemik vaskular resistance, menurunnya kapasitas kerja jantung.

·         Otak : terjadi penurunan intelektual, psikomotor dan psiko sensorial secara

bertahap. Perubahan elektro fisiologik dan perubahan neuro transmission.

·         Mata : akibat dari pancaran sinar akan terjadi indeks refraksi 1,3 kali dari pada di udara

sehingga benda terlihat 25% lebih besar dan lebih dekat  (Hiperopia ± 40

dioptri).

·         Telinga : nilai ambang pendengaran naik 40 sd 75 db. Konduksi tulang merupakan

hantaran utama  pada pendengaran.

Potensial Bahaya Biologi

Lingkungan bawah laut memiliki potensial hazard biologi antara lain binatang laut yang

berbahaya karena sengatan atau gigitannya. Untuk mengantisipasi keparahan penyakit

akibat sengatan atau gigitan maka dokter perlu mengetahui penatalaksanaan penyakitnya.

Page 3: Kesehatan Matra Penyelaman Dan Hiperbarik

C.  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERBERAT RISIKO PENYELAMAN

1.  Faktor Peselam (SDM)

·         Kondisi Fisik

·         Kondisi Mental

2.  Faktor Peralatan

·         Tanpa peralatan selam (penyelaman tahan nafas): Googling dan snorkling

·         Peralatan selam minimal: Masker, snorkel, sirip apung, rompi apung sabuk pemberat

·         Peralatan selam lengkap: Masker, snorkel, sirip apung, rompi apung sabuk pemberat,

pakaian selam, pengukur kedalaman, jam selam, pisau selam, tas kemas

3.  Faktor Lingkungan

·         Tekanan tinggi

·         Binatang laut berbahaya

·         Suhu rendah

D.     PENYAKIT AKIBAT KERJA KARENA PENYELAMAN

Lingkungan penyelaman memiliki banyak faktor risiko yang berpengaruh pada

kondisi fisik peselam sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan kecacatan

sampai dengan kematian.

Penyakit dan kecelakaan akibat kerja penyelaman :

1.    Penyakit Dekompresi

Penyakit penyelaman akibat naik ke permukaan dengan cepat sesuai dengan hukum

Henry. Hukum Henry menyatakan bahwa banyaknya gas yang larut dalam cairan adalah

sebanding dengan tekanan gas tersebut di atas air. Semakin dalam kita menyelam,

kelarutan gas dalam cairan tubuh semakin tinggi, sehingga bila peselam naik ke permukaan

terlalu cepat, gas yang larut dalam cairan tubuh akan mengembang dengan cepat

membentuk gelembung gas nitrogen yang akan menyebabkan penyumbatan (pembuluh

darah, otot, otak, tulang, dll).

Faktor risiko :

·         Usia di atas 40 tahun

·         Jenis kelamin

·         Menggigil selama/ sesudah menyelam

·         Obesitas

·         Dehidrasi

·         Latihan berat selama / sesudah menyelam

Page 4: Kesehatan Matra Penyelaman Dan Hiperbarik

·         Kebugaran : tidak fit, lelah, kurang tidur

·         Pekerja setelah mengkonsumsi alkohol mempercepat

·         terjadinya gelembung nitrogen.

·         Udara yang dihirup banyak yang mengandung CO2

·         Riwayat penyakit Dekompresi

·         Peselam naik pesawat kurang dari 24 jam setelah menyelam

·         Trauma/injury

·         Menyelam tidak mengikuti prosedur

·         Penyelaman berulang

Tanda dan gejala umum :

Penyakit dekompressi dibagi menjadi 2 (dua) tipe menurut gejala klinisnya, yaitu:

a)  Tipe 1 (Pain Only Bends)

Gejala Utama: Nyeri di daerah persendian dan otot-otot sekitarnya.

Gejala lainnya: Kelelahan berlebihan setelah menyelam, mengantuk / pusing ringan, gatal-

gatal pada kulit (skin bends)

b)  Tipe 2

Penyakit dekompresi serius yang menyerang sistem saraf pusat

Gejala neurologis : Penglihatan kabur sampai menurun, Hemiplegia/hemiparese, Apasia

motorik/ sensorik, penurunan sampai kehilangan kesadaran, terjadi gangguan

keseimbangan, gangguan bicara, tremor, vertigo dan tinitus.

Pengobatan :

Pertolongan pertama dilakukan dengan 3 (tiga) tindakan:

·         Oksigenisasi

Jika pasien dalam kondisi tidak sadar berikan oksigen

·         Rekompresi

Jika pasien masih sadar lakukan penyelaman kembali ke kedalaman semula didampingi

oleh penolongnya atau dirujuk pada fasilitas pelayanan kesehatan terdekat yang memiliki

chamber (golden period < 6 jam). Jika melebihi 6 jam kemungkinan timbul kecacatan lebih

besar.

2.    Penyakit Barotrauma

            Barotrauma adalah kerusakan jaringan dan sequelenya akibat ketidak seimbangan

antara tekanan udara rongga fisiologis dalam tubuh dengan tekanan udara di lingkungan

sekitarnya. Hukum fisika yang berlaku adalah Hukum Boyle:”Bila temperatur dipertahankan

konstan, volume gas berbanding terbalik dengan tekanan.”

Page 5: Kesehatan Matra Penyelaman Dan Hiperbarik

Faktor risiko

      Pemakaian alat yang tidak sesuai.

      Menyelam yang tidak sesuai dengan prosedur penyelaman

Baik pada saat menyelam (barotrauma turun) maupun pada saat naik ke permukaan air

dengan cepat (blow up/ barotrauma naik)

      Penyakit yang bisa menimbulkan obstruksi pada saluran napas (sinusitis, influenza,

asma, dll)

      Panik

Tanda dan gejala umum :

a.Barotrauma telinga

Nyeri yang bervariasi intensitasnya pada telinga yang terkena barotrauma,

perdarahan dari telinga, kadang-kadang dijumpai perdarahan di sekitar hidung dan mulut,

gangguan pendengaran, tinnitus.

Terapi :

       Dilarang menyelam

       Dekongestan

       Anti Biotik

      Barotrauma sinus

      Barotrauma gigi

 Nyeri pada gigi yang ditambal dengan tidak sempurna sehingga masih ada rongga pada

tambalan tersebut.

b. Barotrauma wajah

Nyeri pada wajah, pembengkakan pada jaringan facial khususnya di bawah mata,

haemorhagi conjungtiva dan prostusi mata.

Terapi:

Kompres es pada bagian yang udema atau yang mengalami perdarahan

3.    Penyakit Osteonekrosis Disbarik

Penyakit dekompresi tipe lambat yang mengenai tulang panjang (ekstremitas).

  Faktor risiko :

      Usia dan jenis kelamin

      Temperatur

      Obesitas

      Dehidrasi

      Kebugaran : tidak fit, lelah, kurang tidur

Page 6: Kesehatan Matra Penyelaman Dan Hiperbarik

      Pekerja setelah mengkonsumsi alkohol mempercepat terjadinya gelembung nitrogen.

      Pekerja peselam naik pesawat kurang dari 24 jam setelah menyelam.

      Trauma/injury

      Menyelam tidak mengikuti prosedur    

Tanda dan gejala umum :

Nekrosis pada tulang, ada dua tempat lesi utama yaitu;

a)    Lesi dekat permukaan sendi

Gejala: nyeri dan kekakuan sendi hingga limitasi gerakan sendi

b)    Lesi di daerah kaput

Gejala: terjadi perubahan jaringan tulang baru dan terjadi fraktur patologis

Penatalaksanaan :

a   Konservatif: tirah baring, mengurangi beban semaksimal mungkin

b    Operatif            

4.    Penyakit Akibat Keracunan Oksigen

Tekanan partial oksigen yang normal di udara adalah 0,2 ATA atau sekitar 160

mmHg. Sifat oksigen adalah merupakan gasyang tidak berbau, berasa dan membantu

proses pembakaran. Keracunan oksigen disebabkan karena kenaikan tekanan partial

oksigen dalam darah.

Faktor Risiko:

a. Tergantung pada lama menghisap oksigen dan banyaknya oksigen yang dihisap

b. Obat-obatan yang dikonsumsi

c. Demam

Tanda dan gejala umum :

a. Iritasi ringan pada trachea

b. Batuk

c.  Hiperemi membran mukosa hidung

d.  Demam

Penatalaksanaan :

Pada terapi HBO: Buka masker oksigen

Pada penyelam close circuit: naik kepermukaan perlahan

Kemampuan pengikatan hemoglobin (hb) terhadap CO 200 kali lebih besar daripada

oksigen sehingga mengakibatkan eliminasi CO yang sangat lambat dan mengakibatkan hb

tidak dapat mengangkut oksigen.

Page 7: Kesehatan Matra Penyelaman Dan Hiperbarik

5.     Penyakit Akibat Keracunan Karbonmonoksida (CO)

Kemampuan pengikatan hemoglobin (hb) terhadap CO 200 kali lebih besar daripada

oksigen sehingga mengakibatkan eliminasi CO yang sangat lambat dan mengakibatkan hb

tidak dapat mengangkut oksigen.

Tanda dan gejala umum :

Sakit kepala, sesak nafas, mual, delirium sampai dengan kehilangan kesadaran dan mati.

Penatalaksanaan :        

a. Hiperbarik oksigen, anti konvulsi (bila kejang)

b. kortikosteroid

Pencegahan

Penggunaan alat kompresor yang aman.

6.    Penyakit Akibat Keracunan Karbondioksida ( CO2 )

 

CO2 merupakan sisa metabolism normal yang diproduksi oleh tubuh, jumlahnya

hampir sama dengan oksigen yang dikonsumsi. Kelarutan CO2 20 kali lebih besar dibanding

O2 dalam darah.

Tanda dan gejala umum :

Sakit kepala, sesak nafas, mual, delirium sampai dengan kehilangan kesadaran dan mati.

Penatalaksanaan :

a. Hiperbarik oksigen, anti konvulsi (bila kejang)

b. Kortikosteroid

7.    Penyakit Akibat Keracunan Nitrogen

  

Narkosis disebabkan oleh kenaikan tekanan parsial dari gas yang inaktif dalam

metabolisme yakni nitrogen. Narkosis terjadi beberapa menit setelah mencapai kedalaman

tertentu. Dikatakan lebih cepat terjadi dengan kompressi yang cepat.  Berlaku hukum Henry.

Gejala umum :           

Gangguan ringan pelaksanaan tugas, euforia, mengantuk, halusinasi, konsentrasi menurun

hingga hilang ingatan

Page 8: Kesehatan Matra Penyelaman Dan Hiperbarik

8.    Penyakit Akibat Gigitan Binatang Laut

      

  Binatang laut yang berbahaya karena gigitannya: hiu, bara kuda, eel, groper.

Tanda dan gejala umum :

a. Secara lokal perdarahan hebat

b. Secara umum pre shock sampai shock 

9.    Penyakit Akibat Sengatan Binatang Laut

Binatang yang berbahaya karena racunnya: ikan pari, ular laut, kalajengking, ikan

sembilang, ubur-ubur, kerang lonjong, bulu babi.

Faktor Risiko :Pakaian  selam tidak standar.

  Tanda dan gejala umum : Nyeri sampai paralisis, preshock sampai shock

10.  Hipotherma

 Kehilangan panas tubuh lebih besar dari panas yang dihasilkan.

Faktor Risiko :Peralatan selam tidak standar.

Tanda dan gejala umum :

Gejala Lokal:         

   Diawali ujung-ujung jari tangan dan kaki dingin.

   Kemantapan kekuatan lengan menggenggam menurun

   Timbul rasa sakit dan baal mulai dari tangan dan kaki   

Gejala Sistemik:

  Vaso konstriksi pembuluh darah

   Tekanan darah meningkat

   Curah jantung meningkat

   Berlanjut metabolic rate menurun, kardiak output menurun akhirnya kesadaran menurun.

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: Kesehatan Matra Penyelaman Dan Hiperbarik

Susan dan Supondha Erick .2012. Tatalaksana Penyakit Akibat Kerja Karena Pajanan

Hiperbarik dan Penyakit Lain Akibat Penyelaman.Diunduh dari

http://hyperbaricmedicineconsultant.blogspot.com/2012/09/tatalaksana-penyakit-akibat-

kerja.html, diakses pada tanggal 03 Juni 2014)

Arnold dan dkk .2002. A member of the holder headline group. Great Britain : Diving Subaquatic

Medicine.

Larn Richard dan Whistler Rex .1993. Commercial Diving Manual. USA : Best Publishing

Company.

Yapor Y dan Wesley .2002. On-Site of Scuba Diving and Boating Emergencies. USA :

Diversification series.

Fiskes.2013.Hiperbarik.(online),(http://hyperbaricmedicineconsultant.blogspot.com/2013/08/

hiperbarik-oksigen-terapi.html,diakses pada tanggal 03 Juni 2014)

TUGAS

KESEHATAN MATRA PENYELAMAN DAN HIPERBARIK

Page 10: Kesehatan Matra Penyelaman Dan Hiperbarik

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan Kesehatan

Disusun oleh :

Endang Sunarni

NIM. P07120112057

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN

2014