kesanggupan kardiovaskuler

11
Kesanggupan Kardiovaskuler dan Penghitungan Axis Bagian I: Kesanggupan Kardiovaskular A. Tujuan 1. Mengetahui kesanggupan kardiovaskuler berkaitan dengan penurunan suhu dan kerja berat. B. Alat dan bahan 1. Sfigmomanometer dan stetoskop 2. Ember kecil berisi air es dan thermometer kimia 3. Pengukur waktu (arloji atau stopwatch) 4. Bangku setinggi 19 inci 5. Metronom C. Cara kerja I. Tes peninggian tekanan dengan pendinginan (Cold-pressor test) 1. Suruhlah orang percobaan berbaring telentang dengan tenang selama 20 menit 2. Selama menunggu, pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas orang percobaan 3. Setelah OP berbaring 20 menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap 5 menit sampai terdapat hasil yang sama 3 kali berturut-turut (tekanan basal) 4. Tanpa membuka manset, suruhlah OP memasukkan tangan kirinya ke dalam air es (4°C) sampai pergelangan tangan 5. Pada detik ke-30 dan detik ke-60 pendinginan, tetapkanlah tekanan sistolik dan diastoliknya. 6. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah OP selama pendinginan. Bila pada pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg dan tekanan diastoliknya lebih dari 15 mmHg dari tekanan basal, maka OP termasuk golongan hiperreaktor. Bila kenaikan tekanan darah OP

Upload: jelita-sihombing

Post on 28-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kesanggupan Kardiovaskuler dan Perhitungan Axis

TRANSCRIPT

Page 1: Kesanggupan Kardiovaskuler

Kesanggupan Kardiovaskuler dan Penghitungan Axis

Bagian I: Kesanggupan Kardiovaskular

A. Tujuan 1. Mengetahui kesanggupan kardiovaskuler berkaitan dengan penurunan suhu dan kerja

berat.

B. Alat dan bahan 1. Sfigmomanometer dan stetoskop2. Ember kecil berisi air es dan thermometer kimia3. Pengukur waktu (arloji atau stopwatch)4. Bangku setinggi 19 inci5. Metronom

C. Cara kerja I. Tes peninggian tekanan dengan pendinginan (Cold-pressor test)

1. Suruhlah orang percobaan berbaring telentang dengan tenang selama 20 menit2. Selama menunggu, pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas

orang percobaan3. Setelah OP berbaring 20 menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap 5 menit sampai

terdapat hasil yang sama 3 kali berturut-turut (tekanan basal)4. Tanpa membuka manset, suruhlah OP memasukkan tangan kirinya ke dalam air es

(4°C) sampai pergelangan tangan5. Pada detik ke-30 dan detik ke-60 pendinginan, tetapkanlah tekanan sistolik dan

diastoliknya.6. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah OP selama pendinginan. Bila pada

pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg dan tekanan diastoliknya lebih dari 15 mmHg dari tekanan basal, maka OP termasuk golongan hiperreaktor. Bila kenaikan tekanan darah OP masih di bawah angka-angka tersebut di atas, maka OP termasuk golongan hiporeaktor.

7. Suruhlah OP segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan darah basal.

8. Bila terdapat kesukaran pada waktu mengukur tekanan sistolik dan diastolic pada detik ke-30 dan detik ke-60 pendinginan, maka percobaan dapat dilakukan dua kali. Pada percobaan pertama hanya dilakukan penetapantekanan sistolik pada detik

ke -30 dan ke-60 pendinginan Suruhlah OP segera mengeluarkan tangan kirinya dari es da tetapkanlah tekanan

sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan darah basal. Setelah tekanan darah kembali ke tekanan basal, lakukanlah percobaan yang

kedua untuk menetapkan tekanan diastolic pada detik ke-30 dan ke-60 pendinginan.

Page 2: Kesanggupan Kardiovaskuler

II.Percobaan naik turun bangku (Harvard-step test)1. Suruhlah orang percobaan berdiri menghadap bangku setinggi 19 inci sambil

mendengar detakan sebuah metronome dengan frekuensi 120 kali per menit.2. Suruhlah OP menempatkan salah satu kakinya di bangku, tepat pada suatu detakan

metronome.3. Pada detakan berikutnya (dianggap sebagai detakan kedua) kaki lainnya dinaikkan

ke bangku sehingga OP berdiri tegak di atas bangku4. Pada detakan ketiga, kaki yang pertama kali naik diturunkan5. Pada detakan keempat, kaki yang masih di atas bangku diturunkan pula, sehingga

orang percobaan berdiri tegak lagi di depan bangku6. Siklus tersebut diulang terus-menerus sampai OP tidak kuat lagi, tetapi tidak lebih

dari 5 menit. Catatlah berapa lama percobaan tersebut dilakukan dengan menggunakan sebuah stopwatch

7. Segera setelah itu, OP disuruh duduk. Hitunglah dan catatlah frekuensi denyut nadinya selama 30 detik sebanyak 3 kali, masing-masing dari 0”-30”, dari 1’-1’30”, dan dari 2’-2’30”

8. Hitunglah indeks kesanggupan OP serta berikan penilaian menurut 2 cara berikut ini:Cara lambat:

Indeks kesanggupan badan = Lamanaik turun dalamdetik x100

2x jumlah ketigaharga denyut nadi tiap30detikPenilaiannya: Kurang dari 55 = kesanggupan kurang 55-64 = kesanggupan sedang 65-79 = kesanggupan cukup 80-89 = kesanggupan baik Lebih dari 90 = kesanggupan amat baikCara cepat:

Indeks kesanggupan badan = Lamanaik turun dalamdetik x100

5.5x harga denyut nadi selama 30detik pertamaDengan daftar:

Lamanya

percobaan

Pemulihan denyut nadi dari 0'' hingga 30''

40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-

0''-29'' 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

0''30''-0''59'' 20 15 15 15 15 10 10 10 10 10 10

1'0''-1'29'' 30 30 25 25 20 20 20 20 15 15 15

1'30''-1'59'' 45 40 40 35 30 30 25 25 25 20 20

2'0''-2'29'' 60 50 45 45 40 35 35 30 30 30 25

2'30''-2'59'' 70 65 60 55 50 45 40 40 35 35 35

3'0''-3'29'' 85 75 70 60 55 55 50 45 45 40 40

3'30''-3'59'' 100 85 80 70 65 60 55 55 50 45 45

1

Page 3: Kesanggupan Kardiovaskuler

4'0''-4'29'' 110 100 90 80 75 70 65 60 55 55 50

4'30''-4'59'' 125 110 100 90 85 75 70 65 60 60 55

5'0'' 130 115 105 95 90 80 75 70 65 65 60

Petunjuk-petunjuk: Carilah baris yang berhubungan dengan lamanya percobaan Carilah lajur yang berhubungan dengan jumlah denyut nadi selama 30” pertama Indeks kesanggupan badan terdapat di persilangan baris dan lajurPenilaiannya: Kurang dari 50 = kurang 50-80 = sedang Lebih dari 80 = baik

D. Hasil percobaan I. Tes peninggian tekanan darah dengan pendinginan (Cold-pressor test)

Tekanan basal: - Menit ke-5: 110/70 mmHg- Menit ke10: 110/70 mmHg- Menit ke-15: 110/70 mmHg

Tekanan selama pendinginan: - Detik ke-30: 130/100 mmHg- Detik ke-60: 130/100 mmHg

Tekanan setelah pendinginan: Menit ke-2: 120/80 mmHg Menit ke-4: 110/70 mmHg

Tekanan sistol naik 20 mmHg dan diastole naik lebih dari 15 mmHg: hiperreaktor

II. Percobaan naik turun bangku (Harvard-step test) Frekuensi nadi awal: 50 denyut per 30 detik Lama naik turun: 5 menit = 300 detik Frekuensi nadi setelah Harvard-step test:

- 0”-30”: 72 denyut- 1’-1’30”: 70 denyut- 2’-2’30”: 58 denyut

Kesanggupan badan dapat diketahui tingkatannya dengan menghitung indeks kesanggupan badan sebagai berikut.Cara lambat:

Indeks kesanggupan badan = Lamanaik turun dalamdetik x100

2x jumlah ketigaharga denyut nadi tiap30detik

= 300x 100

2x 200

2

Page 4: Kesanggupan Kardiovaskuler

= 30000

400

= 75Jadi, menurut cara lambat, OP termasuk berkesanggupan cukup.

Cara cepat:

Indeks kesanggupan badan = Lamanaik turun dalamdetik x100

5.5x harga denyut nadi selama 30detik pertama

= 300x 1005.5 x72

= 75.75Jadi, menurut cara cepat, OP termasuk berkesanggupan cukup.

Dengan daftar:

Lamanya

percobaan

Pemulihan denyut nadi dari 0'' hingga 30''

40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-

0''-29'' 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

0''30''-0''59'' 20 15 15 15 15 10 10 10 10 10 10

1'0''-1'29'' 30 30 25 25 20 20 20 20 15 15 15

1'30''-1'59'' 45 40 40 35 30 30 25 25 25 20 20

2'0''-2'29'' 60 50 45 45 40 35 35 30 30 30 25

2'30''-2'59'' 70 65 60 55 50 45 40 40 35 35 35

3'0''-3'29'' 85 75 70 60 55 55 50 45 45 40 40

3'30''-3'59'' 100 85 80 70 65 60 55 55 50 45 45

4'0''-4'29'' 110 100 90 80 75 70 65 60 55 55 50

4'30''-4'59'' 125 110 100 90 85 75 70 65 60 60 55

5'0'' 130 115 105 95 90 80 75 70 65 65 60

E. Pembahasan I. Tes peninggian tekanan darah dengan pendinginan (Cold-pressor test)

Dari hasil percobaan di atas, diketahui bahwa setelah memasukkan lengan kiri ke air es, tekanan darah meningkat. Hal tersebut disebabkan terjadinya vasokonstriksi pada pembuluh darah, terutama pembuluh darah perifer. Pada temperatur yang rendah, tubuh akan berusaha menjaga panas tubuh supaya tidak keluar dengan cara vasokonstriksi. Hal ini mengakibatkan kenaikan sistol dan diastole pada OP.

Selain itu, ketika memasukkan tangan ke suhu yang rendah tadi (4°C), maka terjadi respon stress akibat tubuh tidak mampu mempertahankan homeostasis.

3

Page 5: Kesanggupan Kardiovaskuler

Akibatnya, terjadi picu hormone adrenalin oleh respon stress tadi yang akhirnya memicu kenaikan tekanan darah karena hormone tersebut meningkatkan frekuensi jantung.

Pada percobaan kami, OP termasuk hiperreaktor, artinya pada OP tersebut terjadi peningkatan kerja saraf simpatis yang cepat. Hal ini dilihat dari peningkatan sistolnya yang mencapai 20 mmHg dan peningkatan diastolnya mencapai 30 mmHg. Hiporeaktor adalah penurunan kerja saraf simpatis.

II.Percobaan naik turun bangku (Harvard-step test)Dari percobaan Harvard Step Test, kita dapat menentukan sampai mana batas

kesanggupan badan seseorang dalam melakukan aktivitas otot. Semakin lama ia mampu bertahan naik-turun bangku dan semakin cepat frekuensi denyut nadinya pulih ke frekuensi normal, maka semakin baik pula kesanggupannya.

Peningkatan frekuensi denyut nadi dapat terjadi karena adanya peningkatan curah jantung. Aktivitas yang meningkat menyebabkan kebutuhan jaringan akan oksigen meningkat untuk melakukan proses metabolisme. Saat tubuh bekerja berat atau berolahraga, maka akan terjadi peningkatan metabolisme dalam tubuh. Oleh karena itu, curah jantung juga akan meningkat agar kebutuhan tersebut terpenuhi. Hal ini disebabkan tekanan sistolik dan diastolik dalam keadaan istirahat dan dalam keadaan setelah beraktivitas berbeda, karena saat olahraga terjadi peningkatan aliran balik vena.

Peningkatan curah jantung menyebabkan darah akan lebih banyak dipompa melalui aorta sehingga berpengaruh dalam peningkatan tekanan darah dimana peningkatan ini mengakibatkan gelombang tekanan yang berjalan di sepanjang arteri semakin cepat dan selanjutnya akan mengakibatkan denyut nadi meningkat.

Peningkatan curah jantung juga dipengaruhi oleh saraf otonom yang akan merangsang saraf simpatis sehingga denyut nadi meningkat. Stimulasi simpatis dan epinefrin meningkatkan kontraktilitas jantung, yang mengacu kepada kekuatan kontraksi pada setiap volume diastolik akhir, dengan kata lain, jantung memeras lebih banyak darah yang dikandungnya. Stimulasi simpatis menyebabkan konstriksi vena, yang memeras lebih banyak darah dari vena ke jantung, sehingga terjadi peningkatan volume diastolik akhir dan akhirnya peningkatan stroke volume lebih lanjut. Peningkatan stroke volume dan peningkatan kekuatan kontraksi menyebabkan denyut nadi meningkat. Dan akhirnya, menyebabkan naiknya tekanan darah.

Menurut hasil percobaan Harvard-step test ini OP kami memiliki indeks kesanggupan badan yang cukup. Dihitung dengan cara lambat dan daftar, indeks kesanggupan tubuhnya adalah 75, sedangkan dengan cara cepat, indeks kesanggupan badannya adalah 75,75. Hasilnya tidak beda jauh, dan keduanya sama-sama masih menandakan indeks kesanggupan badan cukup.

Pada Harvard Step Test menggunakan parameter lama waktu kerja dan frekuensi denyut nadi. Jumlah frekuensi denyut nadi diketahui dengan penghitungan selama 30 detik di a. radialis sebanyak tiga kali. Dari Harvard-step test ini, kita dapat mengetahui apakah OP memiliki indeks kesanggupan badan yang baik atau tidak.

F. Kesimpulan 1. Tes peninggian tekanan darah dengan pendinginan (Cold-pressor test)

4

Page 6: Kesanggupan Kardiovaskuler

Pendinginan atau penurunan suhu dapat meningkatkan tekanan darah, karena adanya vasokonstriksi sebagai upaya tubuh menyimpan panas tubuh lebih lama, dan selain itu ada faktor lain, yakni respon stress karena ketidakmampuan tubuh menjaga homeostasis yang memicu hormone adrenalin untuk meningkatkan frekuensi jantung.

2. Percobaan naik turun bangku (Harvard-test step)Melalui Harvard-step test dapat diketahui indeks kesanggupan badan berkaitan

dengan lama kerja dan frekuensi denyut nadi. Peningkatan kerja akan meningkatkan curah jantung yang akhirnya akan berakibat pada naiknya aliran balik vena. Hal ini menyebabkan kenaikan tekanan darah.

G. Daftar pustaka 1. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: EGC; 2007.

2. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Ed.6. Jakarta: EGC; 2011.

3. Dorland, W. A Newman. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC; 2006.

5

Page 7: Kesanggupan Kardiovaskuler

Bagian II: Penghitungan Axis Jantung

Penghitungan jantung axis jantung akan didasarkan pada EKG berikut ini.Penghitungan diambil dari sadapan II dan III.

II: III:R: + 6 mm R: + 5 mmS: 0 mm + S: 0 mm + + 6 mm + 5 mm

Pembahasan

Pada EKG tampak gelombang-gelombang seperti di atas. 1. Gelombang P menandakan depolarisasi atrium.2. Kompleks ORS menandakan depolarisasi ventrikel.3. Gelombang T menandakan repolarisasi ventrikel.4. Interval PR menandakan waktu hantaran impuls atrioventrikel.5. Interval QT menandakan lamanya proses sistol ventrikel.6. Interval RR menandakan lama waktu satu siklus jantung.7. Segmen PR menandakan AV delay.8. Segmen ST menandakan lama sistol.

KesimpulanPemeriksaan EKG dilakukan untuk mengetahui arah penjalaran potensial aksi pada

waktu tertentu. Dikatakan normal apabila arah sumbu listrik jantung berkisar antara +90° hingga -30°. Menurut hasil hitungan dan gambar di atas, EKG tergolong normal karena masih masuk kisaran tersebut.

6

Page 8: Kesanggupan Kardiovaskuler

Daftar pustaka

1. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: EGC; 2007.

2. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Ed.6. Jakarta: EGC; 2011.

7