kerjasama antara kementerian kesehatan...

206
KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA dengan KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011

Upload: hamien

Post on 12-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KERJASAMA ANTARAKEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

denganKEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2011

Page 2: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan
Page 3: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHANFASILITATOR

PEMBERDAYAAN MASYARAKATDI BIDANG KESEHATAN

KURIKILUMPelatihan Fasilitator Dalam

Pemberdayaan

Masyarakat Di Bidang Kesehatan

Page 4: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

Pelatihan Fasilitator PeMBerDaYaan MasYaraKatDi BiDanG Kesehatan

i

362.1Indk

Kerjasama antaraKementerian Kesehatan republiK indonesia

denganKementerian dalam negeri republiK indonesia

Page 5: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

Pelatihan Fasilitator PeMBerDaYaan MasYaraKat

Di BiDanG Kesehatan

ii

ndang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya masyarakat. Oleh karena itu Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan Visi Pembangunan Kesehatan Tahun 2010 – 2014 adalah “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”. Dengan Misi : 1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani, 2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan, 3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan, dan 4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Pembangunan Kesehatan juga tidak terlepas dari komitmen Indonesia sebagai warga masyarakat dunia untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs). Lima (5) dari delapan (8) agenda MDGs berkaitan langsung dengan kesehatan, dan tiga (3) lainnya berkaitan secara tidak langsung. Lima (5) agenda yang berkaitan langsung dengan kesehatan adalah Agenda ke-1 Memberantas kemiskinan dan kelaparan, Agenda ke-4 Menurunkan angka kematian anak, Agenda ke-5 Meningkatkan kesehatan ibu, Agenda ke-6 Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan penyakit lainnya, serta Agenda ke-7 Melestarikan lingkungan hidup.

Dalam upaya mencapai visi, misi dan MDGs salah satu kunci utama adalah pemberdayaan masyarakat, swasta, dan masyarakat madani melalui kerjasama nasional dan global; memantapkan peran masyarakat termasuk swasta sebagai subjek atau penyelenggara

SambutanSEKRETARIS JENDERAL

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

U

Page 6: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

Pelatihan Fasilitator PeMBerDaYaan MasYaraKatDi BiDanG Kesehatan

iii

dan pelaku pembangunan kesehatan; meningkatkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat dan mensinergikan sistem kesehatan modern dan asli Indonesia; menerapkan promosi kesehatan yang efektif memanfaatkan agent of change setempat; memobilisasi sektor untuk sektor kesehatan. Sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah untuk memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan adalah dengan merevitalisasi pengembangan Desa Siaga guna akselerasi pencapaian target Desa dan Kelurahan Siaga Aktif pada tahun 2015.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten dan Kota serta Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/ Menkes/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten dan Kota menetapkan bahwa pada tahun 2015 sebanyak 80% Desa dan Kelurahan telah menjadi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif juga merupakan salah satu urusan wajib yang harus diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota sebagai realisasi dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota kepada Desa dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pelimpahan Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota kepada Kelurahan.

Dengan demikian diperlukan fasilitator pemberdayaan masyarakat yang memadai baik dalam kuantitas maupun kualitas melalui pelatihan. Oleh karena itu saya menyambut baik terbitnya Buku Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan ini yang dapat digunakan sebagai acuan semua pihak untuk menyelenggarakan pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan. Meningkatnya keberadaan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan akan memberikan kontribusi bermakna terhadap akselerasi pencapaian Desa dan Kelurahan Siaga Aktif pada tahun 2015.

Page 7: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

Pelatihan Fasilitator PeMBerDaYaan MasYaraKat

Di BiDanG Kesehatan

iv

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan bimbingan dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Jakarta, Oktober 2011Sekretaris JenderalKementerian Kesehatan RI

dr. Ratna Rosita, MPHM

Page 8: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

Pelatihan Fasilitator PeMBerDaYaan MasYaraKatDi BiDanG Kesehatan

v

esuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 13 dan 14 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bahwa penanganan bidang kesehatan menjadi salah satu urusan wajib kewenangan Pemerintah provinsi dan Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, dalam rangka penguatan pemerintah desa dan kelurahan, Kementerian Dalam Negeri telah menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota kepada Desa dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2007 tentang pelimpahan Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota Kepada Kelurahan.

Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif merupakan salah satu target kinerja yang ingin dicapai oleh Kementerian Kesehatan yang pelaksanaannya dikoordinasikan dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, maka pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif merupakan salah satu urusan wajib yang harus diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dan yang juga harus berperan aktif dan mendukung serta bersinergi dengan proses pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan di wilayahnya, agar target cakupan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dapat dicapai. Untuk itu Kementerian Dalam Negeri telah menerbitkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 140.05/292 Tahun 2011 tanggal 27 April 2011 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Operasional dan Sekretariat Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Pusat.

SambutanDIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DAN DESAKEMENTERIAN DALAM NEGERI

S

Page 9: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

Pelatihan Fasilitator PeMBerDaYaan MasYaraKat

Di BiDanG Kesehatan

vi

Kita menyadari bahwa proses pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian khususnya di bidang kesehatan memerlukan suatu proses yang harus dilakukan masyarakat sendiri dengan mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat sampai Pemerintah Daerah maupun organisasi masyarakat atau lembaga kemasyarakatan serta unsur masyarakat luas termasuk dunia usaha/swasta.

Dalam rangka penumbuhkembangan, penggerakan prakarsa dan partisipasi serta swadaya gotong royong masyarakat dalam pembangunan di desa dan kelurahan perlu dibentuk Kader Pemberdayaan Masyarakat dimana Kader Pemberdayaan masyarakat merupakan mitra Pemerintah Desa dan Kelurahan yang diperlukan keberadaan dan peranannya dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif di Desa dan Kelurahan. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat.

Selain itu, untuk mendukung dan mengembangkan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, berbagai pihak dapat menggunakan dasar hukum Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2007 tentang Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan yang menyatakan perlunya dilakukan peningkatan kapasitas Pemberdayaan Masyarakat melalui berbagai upaya yang meliputi pelatihan fasilitator, pelatihan petugas kesehatan, dan pelatihan-pelatihan lain bagi pemberdayaan masyarakat guna menciptakan fasilitator pemberdayaan masyarakat yang memadai baik dalam kuantitas maupun kualitas.

Dengan diterbitkannya Buku Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Pemberdayan Masyarakat di Bidang Kesehatan ini dapat digunakan sebagai acuan semua pihak untuk menyelenggarakan Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan yang akan menyelenggarakan pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan di daerah. Sehingga keberadaan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan semakin

Page 10: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

Pelatihan Fasilitator PeMBerDaYaan MasYaraKatDi BiDanG Kesehatan

vii

meningkat dan tentunya akan memberikan kontribusi bermakna terhadap akselerasi pencapaian Desa dan Kelurahan Siaga Aktif pada tahun 2015 dan secara tidak langsung turut mendukung pencapaian target MDG’s.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan bimbingan dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Jakarta, Oktober 2011Direktur JenderalPemberdayaan Masyarakat dan DesaKementerian Dalam Negeri

Drs. Ayip Muflich, SH, MSi

Page 11: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

Pelatihan Fasilitator PeMBerDaYaan MasYaraKat

Di BiDanG Kesehatan

viii

uji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas ijin-Nya, Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat

di Bidang Kesehatan ini, selesai disusun. Buku ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang akan menyelenggarakan pelatihan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan terutama dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

Desa dan Keluarga Siaga Aktif yang merupakan salah satu indikator dalam Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten dan Kota yang di targetkan pada tahun 2015 mencapai 80% Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Desa dan Kelurahan Siaga Aktif merupakan revitalisasi dari Desa dan Kelurahan Siaga yang pada tahun 2009 baru mencapai 42.295 (56,1%) dari 75.410 desa dan kelurahan di Indonesia. Oleh karena itu keberadaan fasilitator pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan perlu ditingkatkan sehingga dapat memfasilitasi percepatan pencapaian Desa dan Kelurahan Siaga Aktif di Indonesia.

Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan ini, terdiri dari 2 (dua) bagian:l Bagian 1 : Kurikulum Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan

Masyarakat di Bidang Kesehatanl Bagian 2 : Modul Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat

di Bidang Kesehatan yang terdiri dari : 1. Modul Kebijakan dan Strategi Promosi Kesehatan 2. Modul Konsep Dasar Desa dan Pemberdayaan

Masyarakat di Bidang Kesehatan 3. Modul Peran dan Fungsi Fasilitator Pemberdayaan

Masyarakat di Bidang Kesehatan 4. Modul Fasilitasi Pengembangan Desa dan Kelurahan

Siaga Aktif

Kata PengantarP

Page 12: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

Pelatihan Fasilitator PeMBerDaYaan MasYaraKatDi BiDanG Kesehatan

ix

5. Modul Fasilitasi Pembinaan PHBS di Masyarakat 6. Modul Komunikasi dan Advokasi 7. Modul Kemitraan 8. Modul Praktik Kerja Lapangan 9. Modul Membangun Komitmen Belajar 10. Modul Menyusun Rencana Tindak Lanjut

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah memfasilitasi penyusunan kurikulum dan modul ini.

Namun demikian tetap kami harapkan masukan, saran perbaikan untuk penyempurnaan Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan ini.

Jakarta, Oktober 2011Kepala Pusat Promosi KesehatanKementerian Kesehatan RI

dr. Lily S. Sulistyowati, MM

Page 13: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

Pelatihan Fasilitator PeMBerDaYaan MasYaraKat

Di BiDanG Kesehatan

x

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI ................................................. ii

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI .. v

KATA PENGANTAR ................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................... x

BAGIAN 1

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN

I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B.FilosofiPelatihan .......................................................................... 3

II PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI FASILITATOR ......................... 4 A. Peran ............................................................................................. 4 B. Fungsi ............................................................................................ 4 C. Kompetensi ................................................................................... 4

III TUJUAN PELATIHAN ........................................................................... 5 A. Tujuan Umum ................................................................................. 5 B. Tujuan Khusus ............................................................................... 5

IV PESERTA, PELATIH, PENYELENGGARA ........................................... 6 A. Peserta .......................................................................................... 6 B. Pelatih ........................................................................................... 6 C. Penyelenggara .............................................................................. 7

V STRUKTUR PROGRAM ................................................................... 8

Daftar Isi

Page 14: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

Pelatihan Fasilitator PeMBerDaYaan MasYaraKatDi BiDanG Kesehatan

xi

VI PROSES, DIAGRAM ALIR, METODE DAN GARIS BESAR PROSES PEMBELAJARAN ............................................................ 9 A. Proses Pembelajaran ................................................................... 9 B. Diagram Alir Proses Pembelajaran ............................................ 10 C. Metode Pembelajaran ................................................................ 13 D. Garis Besar Proses Pembelajaran ............................................. 14

VII EVALUASI DAN SERTIFIKASI ...................................................... 24 A. Evaluasi ........................................................................................ 24 B.Sertifikasi .................................................................................... 25

BAGIAN 2

MODUL PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN

Modul 1 Kebijakan dan Strategi Promosi Kesehatan ............................ 27Modul 2 Konsep Dasar Desa dan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan ........................................... 41Modul 3 Peran dan Fungsi Fasilitator Pemberdayan Masyarakat di Bidang Kesehatan ........................................... 67Modul 4 Fasilitasi Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif ..... 79Modul 5 Fasilitasi Pembinaan PHBS di Masyarakat ............................ 105Modul 6 Komunikasi dan Advokasi ...................................................... 127Modul 7 Kemitraan ................................................................................ 159Modul 8 Praktik Kerja Lapang .............................................................. 173Modul 9 Membangun Komitmen Belajar .............................................. 179Modul 10 Menyusun Rencana Tindak Lanjut ....................................... 183

Page 15: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

MODUL PELATIHANFASILITATOR

PEMBERDAYAAN MASYARAKATDI BIDANG KESEHATAN

MODUL

Pelatihan Fasilitator Dalam Pem

berdayaanM

asyarakat Di Bidang Kesehatan

Page 16: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN 1

A. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa “Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis, selanjutnya Pemerintah bertanggung jawab memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan”.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan Visi Pembangunan Kesehatan Tahun 2010 – 2014 adalah “MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN” dengan salah satu misinya adalah “Meningkatkan derajat kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat termasuk swasta dan masyarakat madani.

Pusat Promosi Kesehatan sebagai unit kerja di Kelembagaan Kementerian Kesehatan RI, mempunyai tugas melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan. Dalam melaksanakan tugas Pusat Promosi Kesehatan menyelenggarakan fungsi antara lain : menyusun kebijakan teknis, rencana dan program di bidang pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan; melaksanakan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan; pembinaan pemberdayaan dan peran serta masyarakat di bidang kesehatan; mengembangkan metode dan teknologi promosi kesehatan. Indikator output antara lain; Rumah Tangga Ber-PHBS, Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

I. PENDAHULUAN

Page 17: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN2

Sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 13 dan 14 serta Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bahwa penanganan bidang kesehatan menjadi salah satu urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kemudian, dalam rangka penguatan pemerintahan desa, Kementerian Dalam Negeri telah menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota kepada Desa dan Peraturan Menteri Dalam Negeri 36 Tahun 2007 tentang Pelimpahan Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota kepada Desa/Kelurahan. Maka diharapkan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan dapat berjalan dengan baik di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota terutama di Puskesmas, sebagai ujung tombak pelaksana pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan. Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, Rumah Tangga Ber-PHBS, pengembangan dan pembinaannya juga merupakan salah satu urusan wajib yang harus diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota.

Oleh karena itu diperlukan Fasilitator-Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di bidang Kesehatan yang memadai dalam kuantitas maupun kualitasnya agar dapat dicapai target 80 % Desa dan Kelurahan Siaga Aktif pada tahun 2015.

Untuk maksud tersebut perlu disusun Buku Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan sehingga dapat digunakan sebagai acuan berbagai pihak yang akan menyelenggarakan pelatihan bagi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di bidang Kesehatan. Dengan demikian pelatihan tersebut diharapkan menghasilkan Fasilitator yang handal mampu memfasilitasi pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan pada umumnya dan fasilitasi pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif pada khususnya.

Page 18: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN 3

Kurikulum ini didesain dengan pendekatan “learner centered” yakni pendekatan yang menempatkan pembelajar sebagai pusat perhatian, sedangkan pelatih/fasilitator lebih berperan sebagai catalyst, process helper, dan resource linker. Mengingat adanya keanekaragaman kebijakan dan budaya setempat, maka tujuan pembelajarannyapun diarahkan pada tumbuhnya proses penemuan sendiri (self discovery), sehingga kompetensi yang telah diperoleh dapat diterapkan dalam pelaksanaan tugas.

B. Filosofi Pelatihan Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan ini diselenggarakan dengan memperhatikan :1. Prinsip andragogi, yaitu bahwa selama pelatihan peserta berhak untuk : a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya mengenai pemberdayaan

masyarakat dan promosi kesehatan b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, sejauh berada didalam

konteks pelatihan. c. Diberikan apresiasi atas pendapat yang baik dan positif yang

diutarakan oleh peserta.

2. Berorientasi kepada peserta, dimana peserta berhak untuk : a. Mendapatkan paket bahan belajar. b. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi dengan

berbagai metode, melakukan umpan balik, dan menguasai materi yang disampaikan.

c. Belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki individu, baik secara visual, auditorial maupun kinestetik (gerak).

d.Melakukanrefleksidanmemberikanumpanbaliksecaraterbuka. e. Melakukan evaluasi (terhadap pelatih dan penyelenggara) dan

dievaluasi tingkat pemahaman peserta dalam pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.

Page 19: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN4

3. Berbasis kompetensi, yang memungkinkan peserta untuk : a. Mengembangkan keterampilan langkah demi langkah dalam

memperoleh kompetensi yang diharapkan dalam pelatihan. b.Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan berhasil mendapatkan

kompetensi yang diharapkan pada akhir pelatihan.

4. Learning by doing yang memungkinkan peserta untuk : a. Berkesempatan melakukan eksperimentasi dari materi pelatihan

dengan menggunakan metode pembelajaran antara lain ceramah tanya jawab, penugasan, diskusi kelompok, latihan-latihan, baik secara individu maupun kelompok.

b. Melakukan pengulangan atau pun perbaikan yang dirasa perlu.

II. PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI FASILITATOR

A. Peran Sebagai fasilitator pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan khususnya dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

B. Fungsi Dalam melakukan perannya Fasilitator berfungsi : 1. Melakukan fasilitasi pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

khususnya dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. 2. Melakukan fasilitasi pembinaan PHBS di masyarakat 3. Memfasilitasi pelatihan pemberdayaan masyarakat di bidang

kesehatan bagi Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM)/Kader Kesehatan khususnya dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

Page 20: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN 5

C. Kompetensi Setelah pelatihan, Fasilitator diharapkan memiliki kompetensi sebagai berikut :

1. Mampu menjelaskan Peran dan Fungsi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di bidang Kesehatan

2. Mampu melakukan Fasilitasi Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

3. Mampu melakukan Fasilitasi Pembinaan PHBS di Masyarakat 4. Mampu melakukan Komunikasi dan Advokasi 5. Mampu melakukan Kemitraan 6. Mampu melaksanakan Praktik Kerja Lapang

III. TUJUAN PELATIHAN

A. Tujuan Umum Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan khususnya dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

B. Tujuan Khusus Setelah selesai mengikuti pelatihan, diharapkan peserta mampu :1. Menjelaskan Kebijakan dan Strategi Promosi Kesehatan 2. Menjelaskan Konsep Dasar Desa dan Pemberdayaan Masyarakat di

Bidang Kesehatan3. Menjelaskan Peran dan Fungsi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat

di Bidang Kesehatan4. Melakukan Fasilitasi Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif5. Melakukan Fasilitasi Pembinaan PHBS di Masyarakat6. Melakukan Komunikasi dan Advokasi7. Melakukan Kemitraan8. Melakukan Praktik Kerja Lapang9. Menyusun Rencana Tindak Lanjut

Page 21: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN6

IV. PESERTA, PELATIH, PENYELENGGARA

A. Peserta Peserta pelatihan fasilitator pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan ini adalah :

1. Kriteria : •Petugas Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

diutamakan Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

•AnggotaOrganisasiProfesiKesehatan •Pelatih/FasilitatorPemberdayaanMasyarakat •PetugasLintasSektorterkait •AktivisOrganisasimasyarakat/LembagaSwadayaMasyarakat •Penanggung Jawab Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

(PKBL)

2. Jumlahpesertadalam1kelasberjumlahmaksimal35orang.

B. Pelatih Pelatih berasal dari : 1. Pelatih dari Komite Standar Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa/Kelurahan 2. Pejabat fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat (PKM) Ahli yang

telah mengikuti pelatihan pelatih (Training of the Trainers/TOT) atau pelatihan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

3. Widyaiswara Pusat Pendidikan dan Pelatihan 4. Kelompok Profesi Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat

Indonesia (PPPKMI) yang telah berpengalaman dalam TOT atau pelatihan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

Page 22: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN 7

C. Penyelenggara Penyelenggara pelatihan fasilitator pemberdayaan masyarakat di

bidang kesehatan adalah : 1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur, Badan PPSDM

Kesehatan 2. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Badan PPSDM

Kesehatan 3. Balai Besar/Balai Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kementerian

Dalam Negeri 4. Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK), Badan PPSDM Kesehatan 5. Balai Pelatihan Kesehatan Nasional, Badan PPSDM Kesehatan 6. Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi 7.Pusat Promosi Kesehatan, Sekretariat Jenderal Kementerian

Kesehatan RI 8. Instansi atau Dinas Provinsi dan Kabupaten/Kota yang membidangi

pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan

Page 23: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN8

V. STRUKTUR PROGRAM

NO MATeri T P Pl jumlAh

jPl

A MATeri DASAr

1 Kebijakan dan Strategi Promosi Kesehatan 2 0 0 2

2 Konsep Dasar Desa dan Pemberdayaan

Masyarakat di Bidang Kesehatan 3 0 0 3

B MATeri iNTi

1 Peran dan Fungsi Fasilitator Pemberdayaan

Masyarakat di Bidang Kesehatan 1 2 0 3

2 Fasilitasi Pengembangan Desa dan

Kelurahan Siaga Aktif 2 8 0 10

3 Fasilitasi Pembinaan PHBS di Masyarakat 2 6 0 8

4 Komunikasi dan Advokasi 2 4 0 6

5 Kemitraan 1 3 0 4

6 Praktik Kerja Lapangan 0 0 10 10

C mATERI PENuNjANG

1 Membangun Komitmen Belajar

(Building Learning Comitmment/BLC) 0 3 0 3

2 Rencana Tindak Lanjut (RTL) 0 2 0 2

TOTAL 13 28 10 51

Keterangan :Waktu : 1 jam pembelajaran (jpl) = 45 menitT = Teori, P = Penugasan, PL = Praktik Lapangan

Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka disusun materi yang akan diberikan secara rinci pada tabel struktur program sebagai berikut :

Page 24: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN 9

A. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut : 1. Dinamisasi dan penggalian harapan peserta serta membangun

komitmen belajar di antara peserta. 2. Penyiapan peserta sebagai individu atau kelompok yang mempunyai

pengaruh terhadap perubahan perilaku untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam melaksanakan tugas.

3. Penjajagan awal peserta dengan memberikan pre-tes. 4. Pembahasan materi kelas. 5. Praktik kelas dalam bentuk penugasan-penugasan. 6. Praktik lapangan. 7. Penjajagan akhir peserta dengan memberikan post-tes.

Dalam setiap pembahasan materi inti, peserta dilibatkan secara aktif baik dalam teori maupun penugasan, dimana :

1. Pelatih mempersiapkan peserta untuk siap mengikuti proses pembelajaran.

2. Pelatih menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada setiap materi.

3. Pelatih dapat mengawali proses pembelajaran dengan : a. Penggalian pengalaman peserta. b. Penjelasan singkat tentang seluruh materi. c. Penugasan dalam bentuk individual atau kelompok. 4. Setelah semua materi disampaikan, pelatih dan atau peserta dapat

memberikan umpan balik terhadap isi keseluruhan materi yang diberikan.

5. Sebelum pemberian materi berakhir, pelatih dan peserta dapat membuat rangkuman dan atau pembulatan.

VI. PROSES, DIAGRAM ALIR, METODE DAN GARIS BESAR PROSES PEMBELAJARAN

Page 25: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN10

B. Diagram Alir Proses Pembelajaran

PEmBuKAAN

PRE TEs

mEmBANGuN KomITmEN BElAjAR (BlC)

PRAKTIK KERjA lAPANGAN

RENCANA TINDAK lANjuT

evALUASi

PENuTuPAN

WAWASAN 1. Kebijakan dan Strategi

Promosi Kesehatan2. Konsep Dasar Desa dan

Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan

MeTODe• Curahpendapat• Ceramahtanyajawab

KETERAmPIlAN1. Peran dan Fungsi Fasilitator2. Fasilitasi Pengembangan Desa

dan Keluarga Siaga Aktif 3. Fasilitasi Pembinaan PHBS di

Masyarakat4. Komunikasi dan Advokasi5. Kemitraan

MeTODe• Curahpendapat• Ceramahtanyajawab• Simulasi• Bermainperan• Diskusikelompok• Latihan• Studikasus

Page 26: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN 11

Rincian rangkaian alur proses pelatihan sebagai berikut :

1. Pembukaan Proses pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut : a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan. b. Pengarahan dari pejabat yang berwenang tentang latar belakang

perlunya pelatihan. c. Perkenalan peserta secara singkat.

2. Pelaksanaan Pre Tes Pelaksanaan pre tes dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman awal peserta terhadap materi yang akan diberikan pada proses pembelajaran.

3. membangun komitmen belajar Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti

proses pelatihan. Kegiatannya antara lain : a. Penjelasan oleh pelatih tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan

yang akan dilakukan dalam materi membangun komitmen belajar. b. Perkenalan antara peserta dan para pelatih dan panitia penyelenggara

pelatihan, dan juga perkenalan antar sesama peserta. Kegiatan perkenalan dilakukan dengan permainan, dimana seluruh peserta terlibat secara aktif.

c. Mengemukakan kebutuhan/harapan, kekhawatiran dan komitmen masing-masing peserta selama pelatihan.

d. Kesepakatan antara para pelatih, penyelenggara pelatihan dan peserta dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi : pengorganisasian kelas, kenyamanan kelas, keamanan kelas, dan yang lainnya.

4. Pengisian pengetahuan/wawasan Setelah materi Membangun Komitmen Belajar, kegiatan dilanjutkan

dengan memberikan materi sebagai dasar pengetahuan/wawasan

Page 27: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN12

yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini, sebagai berikut adalah :

a. Kebijakan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. b. Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang

kesehatan. 5. Pemberian keterampilan Pemberian materi keterampilan dari proses pelatihan mengarah pada

kompetensi keterampilan yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang melibatkan semua peserta untuk berperan serta aktif dalam mencapai kompetensi tersebut, yaitu metode tanya jawab, studi kasus, diskusi kelompok, bermain peran, tugas baca, simulasi, dan latihan-latihan tentang fasilitasi pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif, fasilitasi pembinaan PHBS di berbagai tatanan, serta praktik melatih dengan menggunakan kurikulum dan modul pelatihan fasilitator pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.

6. Pelaksanaan Praktik Kerja lapangan Tujuan dari Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini adalah agar

peserta mampu menerapkan peran dan fungsinya sebagai fasilitator pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.

7. Rencana Tindak lanjut (RTl) Masing-masing peserta menyusun rencana tindak lanjut hasil

pelatihan berupa rencana melakukan fasilitasi pelatihan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan di wilayahnya masing-masing.

8. evaluasi Evaluasi dilakukan tiap hari dengan cara me-review kegiatan proses

pembelajaran yang sudah berlangsung, ini sebagai umpan balik untuk menyempurnakan proses pembelajaran selanjutnya. Di samping itu juga dilakukan proses umpan balik dari pelatih ke peserta berdasarkan

Page 28: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN 13

penilaian penampilan peserta, baik di kelas maupun di lapangan. Selain itu akan dilakukan post tes untuk mengetahui sejauh mana peserta dapat menyerap materi selama pelatihan.

9. Penutupan Acara penutupan dapat dijadikan sebagai upaya untuk mendapatkan

masukan dari peserta ke penyelenggara dan pelatih untuk perbaikan pelatihan yang akan datang.

C. metode Pembelajaran Metode pembelajaran ini berdasarkan pada prinsip : 1. Orientasi kepada peserta meliputi latar belakang, kebutuhan dan

harapan yang terkait dengan tugas yang dilaksanakan. 2. Peran serta aktif peserta sesuai dengan pendekatan pembelajaran. 3. Pembinaan iklim yang demokratis dan dinamis untuk terciptanya

komunikasi dari dan ke berbagai arah.

Oleh karena itu metode yang digunakan selama proses pembelajaran diantaranya adalah :

1. Ceramah singkat dan tanya jawab. Curah pendapat, untuk penjajagan pengetahuan dan pengalaman

peserta terkait dengan materi yang diberikan. 2. Penugasan berupa : diskusi kelompok, role play dan studi kasus,

lapangan.

Page 29: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN14

D. Garis Besar Proses Pembelajaran (GBPP)Nomor : MD.1 Materi : Kebijakan dan Strategi Promosi Kesehatan Waktu:2Jpl(T=2jpl;P=0;PL=0)

Tujuan Pembelajaran umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami Kebijakan dan Strategi Promosi Kesehatan

Tujuan Pembelajaran

Khusus

setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan

1. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Kesehatan

2. Kebijakan Promosi Kesehatan

3. Strategi Promosi Kesehatan

1. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Kesehatan

1.1 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Kesehatan

1.2. Peran Promosi Kesehatan

2. Kebijakan Promosi Kesehatan

3. Strategi Promosi Kesehatan

•DepartemenKesehatanRI, Pusat Promosi Kesehatan, Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan,Jakarta,2004

•DepartemenKesehatanRI, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, Jakarta,2005

•DepartemenKesehatanRI, Sistem Kesehatan Nasional,Jakarta,2009

•KementerianKesehatanRI, Renstra 2010-2014, Jakarta2010

•Hartono.B,MateriPeningkatan Kompetensi Petugas Pusat Promosi Kesehatan, Strategi Promosi Kesehatan dalam

•Ceramah•Tanyajawab

dan•Curah

pendapat

•Ceramah•Tanyajawab

dan•Curah

pendapat

•Ceramah•Tanyajawab

dan•Curah

pendapat

•Komputer•LCD

Pokok Bahasan/sub Pokok Bahasan Alat Bantu referensiMetode

Page 30: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN 15

Nomor : MD.2 Materi : Konsep Dasar Desa dan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang

KesehatanWaktu :3Jpl(T=3jpl;P=0;PL=0)

Tujuan Pembelajaran umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami Konsep Dasar Desa dan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan

Tujuan Pembelajaran

Khusus

setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan :1. Pengertian

Pemberdayaan Masyarakat

2. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan

3. Pengertian Konsep Dasar Desa

4. Pengertian Partisipasi Masyarakat

5. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan UKBM

1. Pemberdayaan Masyarakat 1.1. Pengertian Pemberdayaan

Masyarakat 1.2. Tahapan Kegiatan Pemberdayaan

Masyarakat 1.3. Prinsip Dasar Pemberdayaan

Masyarakat

2. Pemberdayaan Masyarakat di bidang kesehatan

2.1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan

2.2. Unsur-unsur Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan

3. Konsep Dasar Desa 3.1. Pengertian Desa dan Syarat

Pembentukan Desa 3.2. Penyelenggaraan Pemerintahan

Desa 3.3. Pokok-Pokok kebijakan

desentralisasi dan otonomi daerah 3.4. Hubungan antara pemerintah pusat

dan pemerintah daerah dengan pemerintahan desa

3.5. Kebijakan pemerintah tentang pemerintahan desa

4. Partisipasi Masyarakat

5. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan UKBM

•DepartemenKesehatan RI, Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta,2009

•KementerianKesehatan RI, Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan SiagaAktif,Jakarta,2010

•TotokMardikanto,Konsep-konsep Pemberdayaan Masyarakat, Surakarta,2010

•DepartemenDalamNegeri, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Depdagri,Jakarta2004.

•DepartemenDalamNegeri, Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 2005 tentang Desa, DirektoratJenderalPemberdayaan Masyarakat dan Desa, Depdagri Jakarta,2005.

•Ceramah•Tanyajawab

dan•Curah

pendapat

•Ceramah•Tanyajawab

dan•Curah

pendapat

•Ceramah•Tanyajawab

dan•Curah

pendapat

•Ceramah•Tanyajawab

dan•Curah

pendapat

•Komputer•LCD

Pokok Bahasan/sub Pokok Bahasan Alat Bantu referensiMetode

Page 31: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN16

Nomor : Mi.1 Materi : Peran dan Fungsi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang

Kesehatan Waktu :3Jpl(T=1jpl;P=2;P=0)

Tujuan Pembelajaran umum : Memahami Peran dan Fungsi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan

Tujuan Pembelajaran

Khusus

setelah mengikuti materi ini, peserta mampu :1. Menjelaskan

Peran Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di bidang Kesehatan

2. Menjelaskan Fungsi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di bidang Kesehatan

1. Peran Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di bidang Kesehatan

2. Fungsi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di bidang Kesehatan

•BPPSDMKDepartemen Kesehatan RI, Kurikulum & Modul Pelatihan Fasilitator Tingkat Puskesmas dalam Pengembangan Desa Siaga, Jakarta,2007

•KementerianKesehatan RI, Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, Jakarta,2010

•TotokMardikanto, Konsep-konsep Pemberdayaan Masyarakat, Surakarta, 2010

•TotokMardikanto, Model-model Pemberdayaan Masyarakat, Surakarta, 2010

•Ceramah•Tanyajawab

dan•Curah

pendapat

•Ceramah•Tanyajawab

dan•Curah

pendapat

•Komputer•LCD

Pokok Bahasan/sub Pokok Bahasan Alat Bantu referensiMetode

Page 32: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN 17

Nomor : Mi.2 Materi : Fasilitasi Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga AktifWaktu :10Jpl(T=2jpl;P=8;PL=0)

Tujuan Pembelajaran Umum : Mampu melakukan fasilitasi penyelenggaraan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

Tujuan Pembelajaran

Khusus

setelah mengikuti materi ini, peserta mampu :1. Menjelaskan

pendekatan dan persiapan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

2. Melakukan langkah-langkah fasilitasi siklus pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat desa dan kelurahan

1. Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

1.1. Pendekatan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

1.2. Persiapan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

2. Langkah-langkah fasilitasi siklus pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat desa dan kelurahan

2.1. Langkah-langkah siklus pemecahan masalah kesehatan

2.2. Pentahapan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

•DepartemenKesehatan RI, BPPSDMK, Kurikulum & Modul Pelatihan Fasilitator Tingkat Puskesmas dalam Pengembangan Desa Siaga, Jakarta,2007

•PusatPromosiKesehatan, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, Jakarta,2009

•KementerianKesehatan RI, Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, Jakarta,2010

•Ceramahtanya jawab,

•Curahpendapat,

•Diskusikelompok

•Presentasi•Simulasi•Bermain

peran•Penugasan

lapangan

•Ceramahtanya jawab,

•Curahpendapat,

•Diskusikelompok

•Presentasi•Simulasi•Bermain

peran•Penugasan

lapangan

•Komputer•LCD•Skenario•Lembar

diskusi kelompok

•Lembarpenugasan lapangan

Pokok Bahasan/sub Pokok Bahasan Alat Bantu referensiMetode

Page 33: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN18

Nomor : Mi.3 Materi : Fasilitasi Pembinaan PHBS di Masyarakat Waktu :8Jpl(T=2jpl;P=6;PL=0)

Tujuan Pembelajaran umum : Mampu melakukan fasilitasi Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Berbagai Tatanan

Tujuan Pembelajaran

Khusus

setelah mengikuti materi ini, peserta mampu :1. Menjelaskan

tentang PHBS

2. Melakukan Langkah-Langkah Fasilitasi Proses Pembinaan PHBS

1. PHBS 1.1. Pengertian PHBS 1.2. PHBS di berbagai Tatanan 1.3. Hakikat Perilaku

2. Langkah-langkah Fasilitasi proses pembinaan PHBS

2.1. Strategi Pembinaan PHBS 2.2. Pembinaan PHBS di

Rumah Tangga 2.3. Indikator keberhasilan

•PusatPromosiKesehatan, Panduan Pembinaan dan Penilaian PHBS di RT melalui Tim Penggerak PKK,Jakarta,2009

•PusatPromosiKesehatan, Panduan Peningkatan PHBS di RT, Jakarta,2009

•KementerianKesehatan RI, Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, Jakarta,2010

•Ceramahtanya jawab,

•Curahpendapat,

•Diskusikelompok

•Presentasi•Simulasi•Bermain

peran•Penugasan

lapangan

•Ceramahtanya jawab,

•Curahpendapat,

•Diskusikelompok

•Presentasi•Simulasi•Bermain

peran•Penugasan

lapangan

•Komputer•LCD•Skenario•Lembar

diskusi kelompok

Pokok Bahasan/sub Pokok Bahasan Alat Bantu referensiMetode

Page 34: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN 19

Nomor : Mi.4 Materi : Komunikasi dan AdvokasiWaktu :6Jpl(T=2jpl;P:4;PL:0)

Tujuan Pembelajaran umum : Mampu melakukan Komunikasi dan Advokasi

Tujuan Pembelajaran

Khusus

setelah mengikuti materi ini, peserta mampu :1. Melakukan

komunikasi

2. Melakukan advokasi

1. Komunikasi 1.1. Pengertian komunikasi 1.2. Bentuk-bentuk

Komunikasi 1.3. Membangun komunikasi

yang efektif

2. Advokasi 2.1. Pengertian advokasi 2.2. Langkah-langkah advokasi 2.3. Cara melakukan advokasi

•PusatPromosiKesehatan, Modul Teknologi Advokasi Kesehatan, Jakarta,2002

•Depkes.RI.,BPPSDMK, Kurikulum & Modul Pelatihan Fasilitator Tingkat Puskesmas dalam Pengembangan Desa Siaga, Jakarta,2007

•Prof.DR.Soekidjo Notoatmodjo, SKM, M.Com.H, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta,2007

•Ceramah•Tanyajawab•Curah

pendapat•Diskusi

kelompok•Presentasi•Simulasi•Bermain

peran

•Ceramah•Tanyajawab•Curah

pendapat•Diskusi

kelompok•Presentasi•Simulasi•Bermain

peran

•Komputer•LCD•Skenario•Lembar

diskusi kelompok

Pokok Bahasan/sub Pokok Bahasan Alat Bantu referensiMetode

Page 35: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN20

Nomor : Mi.5 Materi : KemitraanWaktu : 4 jpl (T = 1 jpl; P: 3; PL: 0)

Tujuan Pembelajaran Umum : Mampu menggalang kemitraan dalam mewujudkan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

Tujuan Pembelajaran

Khusus

setelah mengikuti materi ini, peserta mampu :1. Menjelaskan

Pengertian Kemitraan dan Peran mitra

2. Menyusun rencana bersama

3. Melaksanakan Kemitraan, memantau dan menilai hasil

1. Kemitraan 1.1 Pengertian Kemitraan 1.2 Peran Mitra

2. Perencanaan (kemitraan) bersama

3. Pelaksanaan Kemitraan, pemantauan dan penilaian hasil

•DepartemenKesehatan RI, Sekretariat Jenderal,Kemitraan Menuju Indonesia Sehat,Jakarta,2003

•SoekidjoNotoatmodjo, et.al., Promosi kesehatan,Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta,2005

•KementerianKesehatan RI, Second Decentralized Health Services Project, Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bagi Petugas Puskesmas, Jakarta,2010

•KementerianKesehatan RI, Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, Tahun 2010

•Ceramah•Tanyajawab•Curah

pendapat•Diskusi

kelompok•Presentasi

•Ceramah•Tanyajawab•Curah

pendapat•Diskusi

kelompok

•Ceramah•Tanyajawab•Curah

pendapat•Diskusi

kelompok•Bermain

peran

•Komputer•LCD•Skenario•Lembar

diskusi kelompok

Pokok Bahasan/sub Pokok Bahasan Alat Bantu referensiMetode

Page 36: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN 21

Nomor : Mi.6 Materi : Praktik Kerja Lapangan (PKL)Waktu : 10Jpl(T=0jpl;P=0;PL=10)

Tujuan Pembelajaran umum : Setelah melaksanakan PKL, peserta mampu menerapkan peran dan fungsinya sebagai fasilitator pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan khususnya dalam mewujudkan Desa dan Kelurahan Siaga aktif.

Tujuan Pembelajaran

Khusus

setelah mengikuti materi ini, peserta mampu :1. Mempersiapkan

PKL

2. Mengaplikasikan dan memantap-kan pengetahuan dan keterampilan fasilitasi pembi-naan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif serta PHBS

3. Menyusun lapo-ran PKL

1. Persiapan PKL

2. Mengaplikasikan dan memantapkan pengeta-huan dan keterampilan fasilitasi pembinaan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif serta PHBS

3. Laporan PKL

•Depkes.RI,BPPSDMK Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Tingkat Puskesmas dalam Pengembangan Desa Siaga, Jakarta,2007

•KementerianKesehatan RI, Second Decentralized Health Services Project, Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bagi Petugas Puskesmas, Jakarta,2010

•Ceramahtanyajawab

•kunjunganlapangan

•Ceramahtanyajawab

•Curahpendapat•kunjungan

lapangan

•PenulisanLaporan

•Penyajian

•Komputer•LCD•pedoman

PKL•Format

laporan PKL

Pokok Bahasan/sub Pokok Bahasan Alat Bantu referensiMetode

Page 37: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN22

Nomor : mP.1 Materi : Membangun Komitmen Belajar (BLC)Waktu :3Jpl(T=0jpl;P=3;PL=0)

Tujuan Pembelajaran umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta, pelatih dan penyelenggara/panitia saling mengenal serta menyepakati norma selama proses pelatihan berlangsung

Tujuan Pembelajaran

Khusus

setelah mengikuti materi ini, peserta mampu :1. Mengenal

seluruh peserta, pelatih dan panitia penyelenggara

2. Mengetahui tujuan pelatihan yang diikutinya

3. Menyampaikan harapannya

4. Menyepakati norma selama proses pelatihan

1. Pencairan/perkenalan

2. Tujuan pelatihan

3. Harapan Peserta

4. Norma selama proses pelatihan

•BPPSDMKDepkes RI, Kurikulum & Modul Pelatihan Fasilitator Tingkat Puskesmas dalam Pengembangan Desa Siaga, Jakarta,2007

•DepkesRI, Ditjen PP&PL Modul Pelatihan Bagi Pelatih PSN DBD dengan pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku (COMBI), 2007

•KementerianKesehatan RI, Second Decentralized Health Services Project, Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bagi Petugas Puskesmas, Jakarta,2010

•Ceramahtanya jawab

•Curahpendapat

•DiskusiKelompok

•Presentasi

•Ceramahtanya jawab

•Curahpendapat

•DiskusiKelompok

•Presentasi

•Ceramahtanya jawab

•Curahpendapat

•DiskusiKelompok

•Presentasi

•Ceramahtanya jawab

•Curahpendapat

•DiskusiKelompok

•Presentasi

•Komputer•LCD•Lembar

diskusi kelompok

•Kertasberwarna

Pokok Bahasan/sub Pokok Bahasan Alat Bantu referensiMetode

Page 38: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN 23

Nomor : mP.2 Materi : Rencana Tindak LanjutWaktu : 2Jpl(T=0jpl;P=2;PL=0)

Tujuan Pembelajaran umum : Mampu menyusun rencana tindak lanjut

Tujuan Pembelajaran

Khusus

setelah mengikuti materi ini, peserta mampu :1. Menjelaskan

pengertian dan ruang lingkup RTL

2. Menyusun RTL

3. Menyajikan RTL

1. Pengertian dan Ruang lingkup RTL

2. Langkah-langkah penyusunan RTL

3. Penyajian RTL

•KementerianKesehatan RI, Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif,Jakarta,2010

•ADB,ModulPelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bagi Petugas Puskesmas, Jakarta,2010

•Ceramahtanyajawab

•Curahpendapat

•Ceramahtanyajawab

•Curahpendapat•Diskusikelompok

•Ceramahtanyajawab

•Curahpendapat•Diskusi•Pleno

•Komputer•LCD•Lembar

RTL

Pokok Bahasan/sub Pokok Bahasan Alat Bantu referensiMetode

Page 39: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN24

VII. EVALUASI DAN SERTIFIKASI

A. evaluasi Evaluasi yang dilakukan dalam pelatihan ini meliputi : 1. Evaluasi terhadap peserta melalui : a. Penjajagan awal melalui pre test b. Pemahaman peserta terhadap materi yang telah diterima (post

test) c. Evaluasi kompetensi yaitu penilaian terhadap kemampuan yang

telah didapat peserta melalui penugasan-penugasan dan praktik lapang

2. Evaluasi terhadap pelatih/fasilitator Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh

penilaian yang menggambarkan tingkat kepuasan peserta terhadap kemampuan pelatih dalam menyampaikan pengetahuan dan atau keterampilan kepada peserta dengan baik, dapat dipahami dan diserap oleh peserta, meliputi :

a. Penguasaan materi b. Penggunaan metode c. Hubungan interpersonal dengan peserta d. Motivasi

3. Evaluasi terhadap penyelenggara pelatihan Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan pelatihan.

Obyek evaluasi adalah pelaksanaan administrasi dan akademis, yang meliputi :

a. Tujuan pelatihan b. Relevansi program pelatihan dengan tugas c. Manfaat setiap materi bagi pelaksanaan tugas peserta di tempat

kerja d. Manfaat pelatihan bagi peserta/instansi

Page 40: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG KESEHATAN 25

e. Hubungan peserta dengan pelaksana pelatihan f. Pelayanan sekretariat terhadap peserta g. Pelayanan akomodasi dan lainnya h. Pelayanan konsumsi i. Pelayanan komunikasi dan informasi

B. sertifikasi Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No 725 tahun 2003 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di Bidang Kesehatan, bagi pesertayangtelahmenyelesaikanprosespembelajaranselama51JPL@ 45 menit dengan kehadiran minimal 90% dari keseluruhan jumlah jam pembelajaran, akan diberikan sertifikat dengan angka kredit 1 (satu).SertifikatakanditandatanganiolehpejabatyangberwenangatasnamaMenteriKesehatandanolehpanitiapenyelenggara.SertifikasijugabisadiberikanolehLembagayangberwenangmenerbitkansertifikatuntukpelatihan pemberdayaan masyarakat.

Page 41: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

Modul 1

Kebijakan dan StrategiProm

osi Kesehatan

KEBIJAKAN DAN STRATEGIPROMOSI KESEHATAN

Page 42: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

27KebijaKan dan strategi promosi Kesehatan

DAFTAR ISI

I. DESKRIPSI SINGKAT

II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum B. Tujuan Pembelajaran Khusus

III. POKOK BAHASAN A. Pokok Bahasan 1 : Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian

Kesehatan B. Pokok Bahasan 2 : Kebijakan Promosi Kesehatan C. Pokok Bahasan 3 : Strategi Promosi Kesehatan

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

V. URAIAN MATERI A. Pokok Bahasan 1 : Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian

Kesehatan B. Pokok Bahasan 2 : Kebijakan Promosi Kesehatan C. Pokok Bahasan 3 : Strategi Promosi Kesehatan

REFERENSI

Modul 1KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

Page 43: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

28 KebijaKan dan strategi promosi Kesehatan

I. DESKRIPSI SINGKAT

Modul Kebijakan dan Strategi Promosi Kesehatan ini disusun untuk membekali para Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan agar memahami kebijakan dan strategi promosi kesehatan kaitannya dengan keberhasilan kesehatan. Pengertian promosi kesehatan di Indonesia adalah ”Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan”. Makna dari pengertian tersebut sarat dengan upaya pemberdayaan dalam bidang kesehatan agar masyarakat mampu ber perilaku hidup sehat dan tentunya upaya tersebut perlu dibina lingkungan yang kondusif dalam dukungan pengambil keputusan/penentu kebijakan dan pemangku kepentingan (stakeholders). Oleh karena itu dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193 tahun 2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan disebutkan bahwa Pemberdayaan Masyarakat, Bina Suasana, Advokasi yang didukung dengan Kemitraan merupakan Strategi Dasar Promosi Kesehatan.

Jadi dapat dikatakan bahwa promosi kesehatan merupakan tulang punggung pembangunan kesehatan khususnya untuk mencapai visi ”Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan”, seperti yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014. Masyarakat sehat yang mandiri adalah suatu kondisi dimana masyarakat Indonesia menyadari, mau dan mampu mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat, dengan menggunakan potensi yang dimilikinya.

Page 44: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

29KebijaKan dan strategi promosi Kesehatan

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami Kebijakan dan

Strategi Promosi Kesehatan

B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menjelaskan : 1. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Kesehatan 2. Kebijakan Promosi Kesehatan 3. Strategi Promosi Kesehatan

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN

A. Pokok Bahasan 1 : Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Kesehatan

1.1. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Kesehatan 1.2. Peran Promosi KesehatanB. Pokok Bahasan 2 : Kebijakan Promosi KesehatanC. Pokok Bahasan 3 : Strategi Promosi Kesehatan

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 2 jam pelajaran (T=2 jpl, P=0, PL=0) @45 menit untuk memudahkan proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut :

A. Langkah 1 (15 menit) : 1. Pelatih memperkenalkan diri 2. Pelatih menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus 3. Menggali pendapat peserta tentang promosi kesehatan 4. Berdasarkan pendapat peserta, pelatih menjelaskan pengertian

promosi kesehatan

Page 45: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

30 KebijaKan dan strategi promosi Kesehatan

B. Langkah 2 (60 menit) : 1. Pelatih menyampaikan pokok bahasan : •ArahkebijakandanstrategiKementerianKesehatan •Kebijakanpromosikesehatan •Strategipromosikesehatan 2. Pelatih memberi kesempatan kepada peserta untuk menanyakan

hal-hal yang kurang jelas dan pelatih menjawab pertanyaan peserta tersebut.

C. Langkah 3 (15 menit) : 1. Pelatih meminta peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang

jelas, memberikan jawaban atas pertanyaan peserta. 2. Meminta komentar, penilaian, saran bahkan kritik dari peserta pada

kertas yang telah disediakan. 3. Pelatih menutup sesi pembelajaran dengan menegaskan peran

penting promosi kesehatan dalam pembangunan kesehatan dan pentingnya strategi pemberdayaan masyarakat yang merupakan salah satu strategi promosi kesehatan.

V. URAIAN MATERI

POKOK BAHASAN 1 : ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN KESEHATAN

1.1. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Kesehatan Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025 menetapkan bahwa Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dapat terwujud. Selanjutnya, dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 yang tertuang

Page 46: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

31KebijaKan dan strategi promosi Kesehatan

dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : HK.03.01/160/1/2010 telah ditetapkan bahwa Visi Kementerian Kesehatan adalah ”Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan”. Masyarakat sehat yang mandiri adalah suatu kondisi dimana masyarakat Indonesia menyadari, mau dan mampu mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat, dengan menggunakan potensi yang dimilikinya.

Untuk mencapai visi tersebut ditetapkan Misi Kementerian Kesehatan adalah 1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasuk swasta dan masyarakat madani; 2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan; 3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; 4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Dalam mencapai Misi tersebut ada lima strategi yang telah ditetapkan, salah satunya adalah pemberdayaan masyarakat dan daerah. Peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan semakin penting. Tantangan dan permasalahan pembangunan kesehatan makin bertambah berat, kompleks dan bahkan terjadi secara tidak terduga, karena Indonesia merupakan negara yang daerahnya rawan bencana. Upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat tidak akan tercapai apabila tidak mengikut sertakan peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Masyarakat tidak lagi sebagai obyek melainkan sebagai subyek dalam pembanguan kesehatan, seperti yang telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Masalah kesehatan perlu diatasi oleh masyarakat sendiri dan pemerintah. Selain itu banyak permasalahan kesehatan yang wewenang dan tanggung jawabnya berada di luar sektor kesehatan.

Page 47: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

32 KebijaKan dan strategi promosi Kesehatan

Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat meliputi : a) Penggerakkan masyarakat; masyarakat mempunyai peluang yang sebesar-besarnya untuk terlibat aktif dalam proses pembangunan kesehatan, b) Pengorganisasian dalam pemberdayaan; diupayakan agar peran organisasi masyarakat lokal makin berfungsi dalam pembangunan kesehatan, c) Advokasi; masyarakat memperjuangkan kepentingannya di bidang kesehatan, d) Kemitraan; dalam pemberdayaan masyarakat penting untuk meningkatkan kemitraan dan partisipasi lintas sektor terkait, swasta, dunia usaha dan pemangku kepentingan, e) Sumber daya; diperlukan sumber daya yang memadai seperti Sumber Daya Manusia (SDM), informasi dan dana.

Mengapa pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan sangat penting ? 1) Ketentuan ini tercantum dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 2) Dari hasil kajian ternyata 70% sumber daya pembangunan nasional berasal kontribusi/partisipasi masyarakat; 3) Pemberdayaan masyarakat/partisipasi masyarakat berazaskan gotong royong, merupakan budaya masyarakat Indonesia yang perlu dilestarikan; 4) Perilaku masyarakat merupakan faktor penyebab utama, terjadinya permasalahan kesehatan, oleh sebab itu masyarakat sendirilah yang dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan pendampingan/bimbingan pemerintah; 5) Pemerintah mempunyai keterbatasan sumber daya dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang semakin kompleks di masyarakat, sedangkan masyarakat mempunyai potensi yang cukup besar untuk dapat dimobilisasi dalam upaya pencegahan di wilayahnya; 6) Potensi yang dimiliki masyarakat diantaranya meliputi community leadership, community organization, community financing, community material, community knowledge, community technology, community decision making process, dalam upaya peningkatan kesehatan, potensi tersebut perlu dioptimalkan. 7) Upaya pencegahan lebihefektifdanefisiendibandingupayapengobatan,danmasyarakatjuga mempunyai kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan apabila dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat terutama untuk ber-perilaku hidup bersih dan sehat.

Page 48: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

33KebijaKan dan strategi promosi Kesehatan

1.2. Peran Promosi Kesehatan Pengertian promosi kesehatan sebagai “the process of enabling

individuals and communities to increase control over the determinants of health and thereby improve their health“ (WHO) yang di Indonesia dirumuskan sebagai “upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan” (Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor 1193 Tahun 2004).

Dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 promosi kesehatan merupakan program generik dengan nama Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan. Tujuan umum Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan adalah meningkatnya perilaku sehat individu, keluarga, masyarakat dan berperan aktif dalam setiap gerakan kesehatan masyarakat melalui upaya promosi kesehatan yang terintegrasi secara lintas program, lintas sektor, swasta dan masyarakat. Sedangkan tujuan khususnya adalah : 1) Meningkatkan komitmen pembangunan berwawasan kesehatan dari para pengambil kebijakan dari berbagai pihak; 2) Meningkatkan kerjasama, antar masyarakat, antar kelompok, serta antar lembaga dalam rangka pembangunan berwawasan kesehatan; 3) Meningkatkan peran masyarakat termasuk swasta sebagai subyek atau penyelenggara upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan; 4) Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan yang efektif dengan mempertimbangkan kearifan lokal; 5) Meningkatkan keterpaduan pelaksanaan upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan dengan seluruh program, dan sektor terkait, di pusat, provinsi dan kabupaten/kota dengan mengacu kepada rencana strategis kementerian kesehatan.

Page 49: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

34 KebijaKan dan strategi promosi Kesehatan

Fokus kegiatan diarahkan kepada 1) Upaya peningkatan perilaku sehat masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku individu dan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat; 2) Upaya pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui pengembangan tatanan sehat dan; 3) Upaya pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan nasional. Ketiga fokus utama tersebut diindikasikan dengan : 1) Meningkatnya Rumah Tangga berPHBS (70%) pada tahun 2014; 2) Meningkatnya Desa dan Kelurahan Siaga Aktif (70%) pada tahun 2014; 3) Meningkatnya Jumlah Poskesdes beroperasi pada tahun 2014.

Pengertian tersebut mempunyai makna bahwa promosi kesehatan sebagai suatu proses pemberdayaan masyarakat yang memposisikan masyarakat sebagai pelaku pembangunan yang mampu/mandiri dalam menyelesaikan masalah dan meningkatkan kesehatannya.

Ruang lingkup utama kegiatan promosi kesehatan (Ottawa Charter) adalah : 1) Pengembangan kebijakan publik yang mendukung kesehatan (build healthy public policy), 2) Penguatan gerakan masyarakat untuk hidup sehat (strengthen community action), 3) Menciptakan lingkungan dan suasana yang mendukung (create supportive environment), 4) Mengembangkan kemampuan individu dan masyarakat untuk hidup sehat (develop personal skills), 5) Menata kembali arah pelayanan kesehatan, yang selama ini menitikberatkan upaya kuratif menuju upaya promotif preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif (re-orient health services). Pelaksanaan promosi kesehatan yang menitik beratkan kepada upaya pemberdayaan dan kemandirian masyarakat dengan maksud untuk memfasilitasi masyarakat dengan pengetahuan untuk memperoleh kemampuan untuk mencegah dan atau mengatasi masalah kesehatannya dengan menggali seluruh potensi berdasarkan yang mereka miliki dilingkungan, saat mereka berinteraksi baik di rumah tangga, sekolah, tempat kerja, tempat-tempat umum dan sarana kesehatan.

Page 50: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

35KebijaKan dan strategi promosi Kesehatan

Berdasarkan paparan tersebut diatas menggambarkan bahwa Promosi kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pemberdayaan masyarakat. Yaitu melalui proses pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, sesuai lingkungan sosial budaya setempat, agar masyarakat dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan. Promosi kesehatan juga berperan dalam proses peningkatan kualitas tenaga kesehatan agar lebih responsif dan mampu memberdayakan kliennya, sehingga akan tercapai pelayanan yang bermutu adil serta merata. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, upayapromosikesehatanharusberawaldarimasalahdanpotensispesifikmasing-masing daerah. Promosi kesehatan harus dilakukan secara paripurna (komprehensif) agar dapat melakukan peran penting yang strategis atau dapat dikatakan sebagai pilar utama dalam pembangunan kesehatan.

POKOK BAHASAN 2 :KEBIJAKAN PROMOSI KESEHATAN

Kebijakan umum untuk mencapai tujuan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan tersebut diatas adalah : 1) Menempatkan upaya promosi kesehatan menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan; 2) Melaksanakan peningkatan akses informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab; 3) Memantapkan peran serta masyarakat, kelompok-kelompok potensial, termasuk swasta dan dunia usaha dalam pembangunan kesehatan; 4) Melaksanakan upaya promosi kesehatan secara holistik dan terpadu; 5) Melaksanakan peningkatan kualitas penyelenggaraan promosi kesehatan.

Page 51: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

36 KebijaKan dan strategi promosi Kesehatan

POKOK BAHASAN 3 :STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

Strategi promosi kesehatan yang dilaksanakan harus paripurna, yakni terdiri dari (1) Pemberdayaan, yang didukung oleh (2) Bina suasana, dan (3) Advokasi, serta dilandasi oleh semangat (4) Kemitraan. Pemberdayaan adalah pemberian informasi dan pendampingan dalam mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan, guna membantu individu, keluarga atau kelompok-kelompok masyarakat menjalani tahap-tahap tahu, mau, dan mampu mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Bina suasana adalah pembentukan suasana lingkungan sosial yang kondusif dan mendorong dipraktikkannya PHBS serta penciptaan panutan-panutan dalam mengadopsi PHBS dan melestarikannya. Sedangkan advokasi adalah pendekatan dan motivasi terhadap pihak-pihak tertentu yang diperhitungkan dapat mendukung keberhasilan pembinaan PHBS baik dari segi materi maupun non materi.

PemberdayaanDalam upaya promosi kesehatan, pemberdayaan merupakan bagian yang

sangat penting, dan bahkan dapat dikatakan sebagai ujung tombak. Sejak dari Piagam Ottawa, yang mengubah istilah pendidikan kesehatan menjadi promosi kesehatan, pemberdayaan sudah dijadikan salah satu strategi dari promosi kesehatan. Selanjutnya dalam komitmen global yang dicapai di setiap Konferensi Internasional Promosi Kesehatan, pemberdayaan tidak pernah dilupakan. Dalam konferensi internasional yang diselenggarakan di Jakarta misalnya, yang melahirkan Deklarasi Jakarta, disebutkan bahwa salah satu prioritas bagi promosi kesehatan di abad ke-21 adalah “Meningkatkan kemampuan masyarakat dan memberdayakan individu-individu.” Sedangkan dalam konferensi internasional terakhir yang diselenggarakan di Nairobi, Kenya, pemberdayaan masyarakat dinyatakan sebagai salah satu tindakan (action) yang harus segera dilaksanakan.

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi kepada individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus-menerus dan berkesinambungan

Page 52: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

37KebijaKan dan strategi promosi Kesehatan

mengikuti perkembangan klien, serta proses membantu klien, agar klien tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek pengetahuan atau knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek sikap atau attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek tindakan atau practice). Oleh sebab itu, sesuai dengan sasaran (klien)nya dapat dibedakan adanya (a) Pemberdayaan individu, (b) Pemberdayaan keluarga, dan (c) Pemberdayaan kelompok/masyarakat.

Bina Suasana Bina Suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang

mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial di mana pun berada (keluarga di rumah, organisasi siswa/mahasiswa, serikat pekerja/karyawan, orang-orang yang menjadi panutan/idola, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk memperkuat proses pemberdayaan, khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan bina suasana.

AdvokasiAdvokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk

mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini berupa tokoh-tokoh masyarakat (formal dan informal) yang umumnya berperan sebagai narasumber (opinion leader), atau penentu kebijakan (norma) atau penyandang dana. Juga berupa kelompok-kelompok dalam masyarakat dan media massa yang dapat berperan dalam menciptakan suasana kondusif, opini publik, dan dorongan (pressure) bagi terciptanya PHBS masyarakat. Advokasi merupakan upaya untuk menyukseskan bina suasana, pemberdayaan, dan bahkan proses pembinaan PHBS secara keseluruhan.

Sebagaimana pemberdayaan dan bina suasana, advokasi juga akan lebih efektif bila dilaksanakan dengan prinsip kemitraan. Yaitu dengan

Page 53: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

38 KebijaKan dan strategi promosi Kesehatan

membentuk jejaring advokasi atau forum kerjasama. Dengan kerjasama, melalui pembagian tugas dan saling-dukung, maka sasaran advokasi akan dapat diarahkan untuk sampai kepada tujuan yang diharapkan. Sebagai konsekuensinya, metode dan media advokasi pun harus ditentukan secara cermat, sehingga kerjasama dapat berjalan baik.

KemitraanKemitraan harus digalang baik dalam rangka pemberdayaan maupun

bina suasana dan advokasi guna membangun kerjasama dan mendapatkan dukungan. Dengan demikian kemitraan perlu digalang antar individu, keluarga, pejabat atau instansi pemerintah yang terkait dengan urusan kesehatan (lintas sektor), pemuka atau tokoh masyarakat, media massa, dan lain-lain. Kemitraan yang digalang itu harus berlandaskan kepada tiga prinsip dasar, yaitu (a) Kesetaraan, (b) Keterbukaan, dan (c) Saling menguntungkan.

Berdasar strategi dasar tersebut dikembangkan strategi umum pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan tahun 2010-2014, sebagai berikut : 1) Memperkuat , kelembagaan dan penganggaran serta sarana promosi kesehatan di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota; 2) Mengupayakan terbitnya kebijakan publik berwawasan kesehatan; 3) Meningkatkan advokasi, sosialisasi dan komitmen politis disemua tingkatan; 4) Meningkatkan akses informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab; 5) Meningkatkan kemitraan dengan lintas sektor terkait, swasta, dunia usaha, dan LSM; 6) Menumbuhkan partisipasi dan peran individu, keluarga, dan masyarakat dalam upaya kesehatan; 7) Menyelaraskan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat pada setiap upaya pencegahan penyakit, peningkatan KIA dan Gizi, peningkatan akses ke pelayanan kesehatan; 8) Melakukan riset dan pengembangan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat; 9) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi untuk kemajuan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

Page 54: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

39KebijaKan dan strategi promosi Kesehatan

REFERENSI• DepartemenKesehatanRI,PusatPromosiKesehatan,KebijakanNasional

Promosi Kesehatan, Jakarta, 2004• Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman

Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, Jakarta, 2005 • DepartemenKesehatanRI,SistimKesehatanNasional,Jakarta,2009• KementerianKesehatanRI,Renstra2010-2014,Jakarta,2010• Pusat Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi

Kesehatan, Jakarta, 2010• Hartono. B, Materi Peningkatan Kompetensi Petugas Pusat Promosi

Kesehatan, Strategi Promosi Kesehatan dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat, Jakarta, 2011

Page 55: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KONSEP DASAR DESADAN PEMBERDAYAAN

MASYARAKATDI BIDANG KESEHATAN

Modul 2

Konsep Dasar Desa dan Pemberdayaan

Masyarakat Di Bidang Kesehatan

Page 56: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

41Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

DAFTAR ISI

I. DESKRIPSI SINGKAT

II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum B. Tujuan Pembelajaran Khusus

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN A. Pokok Bahasan 1 : Pemberdayaan Masyarakat B. Pokok Bahasan 2 : Pemberdayaan Masyarakat di Bidang

Kesehatan C. Pokok Bahasan 3 : Konsep Dasar Desa D. Pokok Bahasan 4 : Partisipasi Masyarakat E. Pokok Bahasan 5 : Pemberdayaan masyarakat melalui

pengembangan UKBM

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

V. URAIAN MATERI A. Pokok Bahasan 1 : Pemberdayaan Masyarakat B. Pokok Bahasan 2 : Pemberdayaan Masyarakat di Bidang

Kesehatan C. Pokok Bahasan 3 : Konsep Dasar Desa D. Pokok Bahasan 4 : Partisipasi Masyarakat E. Pokok Bahasan 5 : Pemberdayaan masyarakat melalui

pengembangan UKBM

REFERENSI

Modul 2KONSEP DASAR DESA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN

Page 57: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

42 Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

I. DESKRIPSI SINGKAT

Modul Konsep Dasar Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan ini disusun untuk membekali para fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan agar memahami pengertian, unsur-unsur dan UKBM dalam pemberdayaan masyarakat yang dibumikan dalam mewujudkan Desa dan Keluarga Siaga Aktif.

Desa dan Kelurahan Siaga Aktif merupakan salah satu urusan wajib Pemerintah Kabupaten/Kota yang kemudian pelaksanaannya diserahkan ke desa/kelurahan. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota menetapkan bahwa pada tahun 2015 sebanyak 80% desa/kelurahan telah menjadi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami Konsep Dasar

Desa dan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti materi ini peserta mampu : 1. Menjelaskan Pengertian Pemberdayan Masyarakat 2. Menjelaskan Pengertian Pemberdayaan Masyarakat di Bidang

Kesehatan 3. Menjelaskan Tentang Konsep Dasar Desa 4. Menjelaskan Pengertian Partisipasi Masyarakat 5. Menjelaskan Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengembangan

UKBM.

Page 58: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

43Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN

A. Pokok Bahasan 1 : Pemberdayaan Masyarakat 1.1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat 1.2. Tahapan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat 1.3. Prinsip Dasar Pemberdayaan Masyarakat.

B. Pokok Bahasan 2 : Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan 2.1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan 2.2. Unsur-unsur Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan.

C. Pokok Bahasan 3 : Konsep Dasar Desa 3.1. Pengertian Desa dan Syarat Pembentukan Desa 3.2. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa 3.3. Pokok-Pokok kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah 3.4. Hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah

dengan pemerintahan desa 3.5. Kebijakan pemerintah tentang pemerintahan desa.

D. Pokok Bahasan 4 : Partisipasi Masyarakat

E. Pokok Bahasan 5 : Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan UKBM

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 3 jam pelajaran (jpl) @ 45 menit (T=3 jpl) untuk memudahkan proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut :

Page 59: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

44 Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

A. Langkah 1 (15 menit) : 1. Pelatih memperkenalkan diri 2. Pelatih menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus 3. Menggali pendapat tentang pemberdayaan masyarakat di bidang

kesehatan diwilayah kerja peserta.

B. Langkah 2 (90 menit) : 1. Berdasarkan pendapat peserta pelatih menyampaikan pokok

bahasan •PemberdayaanMasyarakat •PengertiandanKomponenPemberdayaanMasyarakatdiBidang

Kesehatan •KonsepDasarDesa •PartisipasiMasyarakat •PemberdayaanMasyarakatmelaluipembangunanUKBM. 2. Pelatih memberi kesempatan kepada peserta untuk menanyakan

hal-hal yang kurang jelas dan pelatih menjawab pertanyaan peserta tersebut.

C. Langkah 3 (30 menit) : 1. Pelatih meminta peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang

jelas, memberikan jawaban atas pertanyaan peserta. 2. Meminta komentar, penilaian, saran bahkan kritik dari peserta

pada kertas yang telah disediakan. 3. Pelatih menutup sesi pembelajaran dengan memberikan apresiasi

pada peserta.

Page 60: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

45Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

V. URAIAN MATERI

POKOK BAHASAN 1 : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat Istilah “pemberdayaan masyarakat” sebagai terjemahan dari kata

“empowerment” mulai ramai digunakan dalam bahasa sehari-hari di Indonesia bersama-sama dengan istilah “pengentasan kemiskinan” (poverty alleviation) sejak digulirkannya Program Inpres Desa Tertinggal (IDT). Sejak itu, istilah pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan merupakan “saudara kembar” yang selalu menjadi topik dan kata kunci dari upaya pembangunan.

Sejalan dengan itu, pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya peningkatan kemampuan masyarakat (miskin, marjinal, terpinggirkan) untuk menyampaikan pendapat dan atau kebutuhannya, pilihan-pilihannya, berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengelola kelembagaan masyarakatnya secara bertanggung-gugat (accountable) demi perbaikan kehidupannya.

Dalam pengertian tersebut, pemberdayaan mengandung arti perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan setiap individu dan masyarakat baik dalam arti :

1. Perbaikan ekonomi, terutama kecukupan pangan 2. Perbaikan kesejahteraan sosial (pendidikan dan kesehatan) 3. Kemerdekaan dari segala bentuk penindasan 4. Terjaminnya hak asasi manusia yang bebas dari rasa takut dan

kekhawatiran, dan lain-lain.

Beberapa komponen penting yang harus diperhatikan dalam upaya pemberdayaan masyarakat yaitu (1) Enabling ; menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang

Page 61: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

46 Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

(enabling). Artinya tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena jika demikian maka dapat dikatakan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. (2) Empowering ; memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat. Perkuatan ini meliputi langkah lebih nyata dan menyangkut penyediaaan potensi berbagai masukan serta pembukaan akses kedalam berbagai peluang yang akan membuat masyarakat berdaya upaya berupa peningkatan taraf pendidikan dan derajat kesehatan, sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi dan informasi, serta peningkatan pranata, kerja keras, hemat, keterbukaan dan kebertanggungjawaban.

1.2. Tahapan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Adapun tahapan kegiatan pemberdayaan masyarakat yaitu penyadaran,

menunjukkan adanya masalah, membantu pemecahan masalah, memproduksi dan mempublikasi informasi, melakukan pengujian dan demonstrasi, menunjukkan pentingnya perubahan dan akhirnya melaksanakan pemberdayaan/penguatan kapasitas. Untuk dapat memaksimalkan pemberdayaan masyarakat, diperlukan pendekatan-pendekatan berupa :

1. Pendekatan Mikro : berpusat pada tugas, pemberdayaan dilakukan terhadap penerima manfaat secara langsung berupa bimbingan, konseling, stress management dan crisis intervention

2. Pendekatan Meso : dilakukan terhadap sekelompok penerima manfaat, pemberdayaan dengan menggunakan kelompok, berupa pelatihan dan pendidikan

3. Pendekatan Makro : berupa perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, perorganisasian masyarakat, manajemenkonflik,danlain-lain.

Selain pendekatan-pendekatan tersebut diatas, diperlukan juga strategi pemberdayaan masyarakat berupa pengembangan sumber daya manusia, pengembangan kelembagaan kelompok, pemupukan modal

Page 62: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

47Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

masyarakat (swasta), pengembangan usaha produktif dan penyedia tepat guna.

1.3. Prinsip Dasar Pemberdayaan Masyarakat Beberapa prinsip dasar pemberdayaan masyarakat yang perlu dipahami

yaitu : Dalam pemberdayaan masyarakat dikenal istilah pengorganisasian masyarakat (community organization) dan pengembangan masyarakat (community development). Keduanya berorientasi pada proses pemberdayaan masyarakat menuju tercapainya kemndirian melalui keterlibatan dan peran serta aktif dari keseluruhan anggota masyarakat.

Lima prinsip dasar pemberdayaan masyarakat tersebut yaitu : 1. Menumbuh kembangkan kemampuan, peran serta masyarakat dan

semangat gotong royong. 2. Melibatkan partisipasi masyarakat baik dalam perencanaan maupun

pelaksanaan. Berbasis masyarakat (community based), memberikan kesempatan mengemukakan pendapat, memilih dan menetapkan keputusan bagi dirinya (voice and choice), keterbukaan (openness), kemitraan (partnership), kemandirian (self reliance).

3. Menggalang kemitraan dengan berbagai pihak untuk memaksimalkan sumber daya, khususnya dalam dana, baik yang berasal dari pemerintah, swasta maupun sumber lainnya seperti penyandang dana dan sponsor pembangunan sosial.

4. Petugas harus lebih memfungsikan diri sebagai katalis yang menghubungkan antara kepentingan pemerintah yang bersifat makro dan antara kepentingan masyarakat yang bersifat mikro.

5. Untuk mempertahankan ekstensinya, pemberdayaan masyarakat memerlukan break even dalam setiap kegiatan yang dikelola. Tidak sebagai organisasi bisnis/profit.

Page 63: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

48 Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

POKOK BAHASAN 2 :PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN

2.1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat di Bidang KesehatanPemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya untuk memberikan

kesempatan dan kemampuan kepada kelompok masyarakat (miskin) untuk mampu dan berani bersuara (voice) atau menyuarakan pendapat, ide, atau gagasan-gagasannya, serta kemampuan dan keberanian untuk memilih (choice) sesuatu (konsep, metode, produk, tindakan, dan lain-lain) yang terbaik bagi pribadi, keluarga, dan masyarakatnya. Sejalan dengan itu pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya peningkatan kemampuan masyarakat (miskin, marjinal, terpinggirkan). Pemberdayaan adalah suatu cara agar rakyat, komunitas, dan organisasi diarahkan agar mampu menguasai atau berkuasa atas kehidupannya.

Pemberdayaan adalah sebuah proses agar setiap orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. Pemberdayaan masyarakat memiliki keterkaitan erat dengan sustainable development dimana pemberdayaan masyarakat merupakan suatu prasyarat utama yang akan membawa masyarakat menuju keberlanjutan secara ekonomi, sosial dan ekologi yang dinamis.

Page 64: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

49Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

Proses dan Keterkaitan Pemberdayaan Masyarakat dan Sustainable Development

Pemberdayaan Masyarakat• Self-organizing• Self-reliance

Masyarakat Pedesaan

Faktor Internal/ Activities

Mekanisme Produksi

Mekanisme Sosial

Mekanisme Ekologi

Mekanisme Pasar/

Ekonomi

Faktor Eksternal/ Activities

Mekanisme Ekologi

Page 65: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

50 Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

Proses pemberdayaan masyarakat terkait erat dengan faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut saling berkontribusi dan mempengaruhi secara sinergis dan dinamis. Proses pemberdayaan masyarakat didampingi oleh tim pelatih (bersifat multi disiplin) yang merupakan salah satu faktor eksternal dalam proses pemberdayaan masyarakat. Peran Pelatih pada awal proses sangat aktif tetapi akan berkurang secara bertahap selama proses berjalan sampai masyarakat sudah mampu melanjutkan kegiatannya secara mandiri.

Dalam bidang kesehatan pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai penyediaan layanan kesehatan dasar yang mudah cepat, dan murah dengan memanfaatkan pengobatan “modern” dan atau pengobatan tradisional yang teruji kemanjuran dan keamanannya. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan, juga menyangkut kemandirian masyarakat untuk mengorganisir lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM, PKK, Dasawisma, Posyandu, dan lain-lain) untuk menanggulangi faktor risiko penyakit dan menghimpun iuran kesehatan, termasuk meningkatkan kemampuan untuk memerangi kapitalistik medik yang lebih menekankan praktik-praktik kuratif dibanding preventif dan promotif. Karena itu pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, lebih menekankan pada upaya promotif, preventif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Pemberdayaan masyarakat merupakan sub sistim dalam Sistim Kesehatan Nasional, dan merupakan salah satu strategi dasar promosi kesehatan.

Pengertian Pemberdayaan Masyarakat dalam bidang kesehatan adalah adalah proses pemberian informasi kepada individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan klien, serta proses membantu klien, agar klien tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek pengetahuan atau knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek sikap atau attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek tindakan atau practice).

2.2. Unsur-unsur Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan

2.2.1. Penggerak Pemberdayaan : Pemerintah, masyarakat, dan swasta menjadi inisiator, motivator, dan fasilitator yang mempunyai kompetensi memadai dan dapat membangun komitmen dengan dukungan para pemimpin, baik formal maupun non formal.

Page 66: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

51Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

2.2.2. Sasaran pemberdayaan : Perorangan (tokoh masyarakat, tokoh agama, politisi, figur masyarakat, dan sebagainya), kelompok (organisasikemasyarakatan, organisasi profesi, kelompok masyarakat), dan masyarakat luas serta pemerintah yang berperan sebagai agen perubahan untuk penerapan perilaku hidup sehat.

2.2.3. Kegiatan hidup sehat : Kegiatan hidup sehat yang dilakukan sehari-hari oleh masyarakat, sehingga membentuk kebisaan dan pola hidup, tumbuh dan berkembang, serta melembaga dan membudaya dalam kehidupan bermasyarakat.

2.2.4. Sumber daya. Potensi yang dimiliki oleh masyarakat, swasta dan pemerintah yang meliputi : dana, sarana dan prasarana, budaya, metode, pedoman, dan media untuk terselenggaranya proses pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.

POKOK BAHASAN 3 :KONSEP DASAR DESA

3.1. Pengertian Desa dan Syarat Pembentukan Desa Di dalam ketentuan Pasal 18 ayat (1) UUD 1945 ditegaskan bahwa

“Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah provinsi, dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. Selanjutnya dalam ketentuan Pasal 18 ayat (2) UUD 1945 ditegaskan bahwa “Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. (Sekretariat Jenderal MPR-RI, 2002: 66). Di dalam UU. Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, diatur tentang satuan wilayah administrasi pemerintahan di daerah, yakni daerah provinsi dibagi atas daerah kabupaten dan daerah kota (ketentuan Pasal, selanjutnya daerah kabupaten dan daerah kota dibagi atas kecamatan (ketentuan Pasal 126), selanjutnya kecamatan dibagi atas kelurahan (ketentuan Pasal 127) dan Desa (ketentuan Pasal 200). (Departemen Dalam Negeri, 2004).

Berdasarkan konstruksi pembagian satuan wilayah administrasi pemerintahan tersebut, maka penyelenggaraan pemerintahan desa merupakan subsistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan secara

Page 67: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

52 Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

nasional, sehingga keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan secara nasional turut ditentukan oleh efektivitas penyelenggaraan pemerintahan desa. Oleh karena itu, mengingat strategisnya penyelenggaraan pemerintahan desa dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan secara nasional, maka di dalam UU. Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, diatur ketentuan mengenai penyelengaraan pemerintahan desa, yang ditindaklanjuti pengaturannya di dalam PP Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, serta kebijakan-kebijakan turunannya yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri.

Sesuai dengan PP No. 72 Tahun 2005, yang dimaksud dengan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pembentukan desa dapat berupa penggabungan beberapa desa, atau bagian desa yang bersandingan, atau pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau lebih, atau pembentukan desa di luar desa yang telah ada. Adapun terkait dengan Pemerintahan Desa yaitu penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Wilayah desa dapat dibentuk Dusun atau sebutan lain yang merupakan bagian wilayah kerja pemerintahan desa dan ditetapkan dengan peraturan desa. Sebutan bagian wilayah kerja pemerintahan desa, disesuaikan dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat yang ditetapkan dengan peraturan desa.

3.2. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Dalam pemberdayaan masyarakat, Pemerintah Desa atau yang disebut

dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa bekerja sama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), yang merupakan perwujudan

Page 68: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

53Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa, dan Lembaga Kemasyarakatan (lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa).

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup: a. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul

desa; b. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota

yang diserahkan pengaturannya kepada desa; c. Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan

Pemerintah Kabupaten/Kota; dan d. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-

undangan diserahkan kepada desa.

Pemerintah Desa terdiri atas Kepala Desa dan Perangkat Desa. Perangkat Desa yang dimaksud terdiri atas sekretariat desa, pelaksana teknis lapangan dan unsur kewilayahan. Adapun jumlah perangkat desa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat dengan susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa ditetapkan dengan peraturan desa.

3.3. Pokok-pokok Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah Menurut beberapa teori modern, bentuk-bentuk negara modern yang

terpenting dewasa ini adalah Negara Serikat atau Federasi dan Negara Kesatuan atau Unitarisme. Negara Kesatuan dapat dibedakan ke dalam bentuk: a. negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, dimana segala sesuatu dalam Negara itu langsung ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, dan daerah-daerah tinggal melaksanakannya; dan b. Negara Kesatuan dengan sistem desentralisasi, dimana kepada Daerah diberikan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus urusan rumah tangganya sendiri (otonomi daerah) yang dinamakan Daerah Otonom. (Kansil, 1976).

Dengan demikian, penyelenggaraan kewenangan pemerintahan di dalam sebuah Negara Kesatuan, senantiasa berada dalam dua pilihan kebijakan antara “sentralisasi” atau “desentralisasi”. Bila ditetapkan pilihan pada desentralisasi, maka kewenangan pemerintahan harus diserahkan kepada daerah otonom, sehingga setiap daerah otonom

Page 69: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

54 Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

memiliki kewenangan otonomi yang disebut otonomi daerah (Lipson, 1981).

Aspek-aspek pokok pentingnya desentralisasi adalah : a. Aspek politik dalam rangka mewujudkan demokratisasi dan partisipasi

masyarakat dalam penyelenggaraan negara. b. Aspek pemerintahan, agar dapat diselenggarakan secara lebih efektif

danefisien. c. Aspek pembangunan, agar dalam pengelolaannya dapat lebih sesuai

dengan prioritas masalah dan kebutuhan masyarakat lokal. d. Aspek kultural, agar dapat lebih meningkatkan apresiasi budaya lokal

sesuai latar belakang sejarah dan warisan budaya yang dapat menjadi perekat interaksi sosial antara berbagai suku bangsa.

Oleh karena itu, setiap Daerah Otonom, baik daerah provinsi maupun daerah kabupaten dan kota, harus mengabdikan penyelenggaraan otonomi daerah bagi kepentingan masyarakat setempat. Dengan mengikuti pendapat Rasyid (1996:37-38), maka Pemerintah dan Pemerintah Daerah memiliki tiga fungsi hakiki, yakni: ”pelayanan (services), pemberdayaan (empowerment), dan pembangunan (development). Meskipun, dalam proses penyelenggaraan pemerintahan, menurut Osborne dan Gaebler (1993: 49), pemerintah harus lebih mengutamakan upaya memberdayakan masyarakat ketimbang memberikan pelayanan kepada masyarakat (empowering rather than serving).

Pentingnya tugas pelayanan, pemberdayaan, dan pembangunan yang harus diemban oleh setiap daerah otonom, dapat dicermati di dalam konsiderans UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang menegaskan bahwa “otonomi daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Oleh karena itu, tingkat kinerja Pemerintah Daerah dalam melaksanakan kewenangan otonominya akan diukur dari:

a. Tingkat penerimaan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah.

Page 70: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

55Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

b. Meningkatnya keberdayaan masyarakat dalam seluruh aspek kehidupannya.

c. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat sebagai dampak langsung dari pelaksanaan pembangunan daerah.

Di dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dinyatakan bahwa ”desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, diimplementasikan dalam bentuk ”pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah dan daerah otonom”. Pembagian urusan pemerintahan tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa ”selalu terdapat berbagai urusan pemerintahan yang sepenuhnya/tetap menjadi kewenangan pemerintah”.

Terdapat 6 (enam) urusan pemerintahan yang tidak diserahkan kepada daerah otonom, yakni: politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, dan agama. Tidak diserahkannya urusanpemerintahan tersebut kepada daerah otonom, karena pelaksanaan urusan pemerintahan tersebut menyangkut terjaminnya kelangsungan kehidupan bangsa dan negara secara keseluruhan dalam rangka menegakkan wibawa negara dan pemerintahan dalam hubungan internasional (urusan politik luar negeri), menjaga persatuan dan kesatuan nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (urusan pertahanan, keamanan, dan yustisi), kepentingan stabilitas perekonomian nasional (urusan moneter dan fiskal nasional), sertapenegakkan kebebasan beragama bagi setiap warga negara sesuai amanat Pasal 28E UUD 1945 (urusan agama).

3.4. Hubungan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah Dengan Pemerintahan Desa

A. Di dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah diatur lima bentuk hubungan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Otonom, yakni:

1. Hubungan dalam bidang kewenangan, meliputi : a. penyerahan urusan pemerintahan dari pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

Page 71: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

56 Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (melalui asas desentralisasi dan dilaksanakan secara otonom); dan b. penugasan dari pemerintah kepada daerah, atau dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan asas tugas pembantuan.

2. Hubungan dalam bidang keuangan, meliputi: a. pemberian sumber-sumber keuangan untuk menyelengarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah; b. pengalokasian dana perimbangan kepada pemerintah daerah; dan c. pemberian pinjaman dan/atau hibah kepada pemerintahan daerah.

3. Hubungan dalam bidang pelayanan umum, meliputi: a. kewenangan, tanggungjawab dan penentuan standar pelayanan minimal; b. pengalokasian pendanaan pelayanan umum yang menjadi kewenangan daerah; dan c. fasilitasi pelaksanaan kerjasama antar pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pelayanan umum.

4. Hubungan dalam bidang pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya, meliputi: a. kewenangan, tanggungjawab dan pemanfaatan, pemeliharaan, pengendalian dampak, budidaya, dan pelestarian; b. bagi hasil atas pemanfaatan sumber daya sumber daya alam dan sumber daya lainnya; dan c. penyerasian lingkungan dan tata ruang serta rehabilitasi lahan.

5. Hubungan dalam bidang pembinaan dan pengawasan, meliputi : a. Pembinaan penyelengaraan pemerintahan daerah dilaksanakan

oleh pemerintah, yang meliputi: 1) koordinasi pemerintahan antar susunan pemerintahan; 2) pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan pemerintahan; 3) pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanan urusan pemerintahan; 4) pendidikan dan pelatihan; dan 5) perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan.

b. Pengawasan penyelengaraan pemerintahan daerah dilaksanakan oleh pemerintah, yang meliputi: 1) pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan; 2) pengawasan atas peraturan daerah dan peraturan kepala daerah; 3) pemberian penghargaan dan sanksi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah; 4) pendidikan dan pelatihan; dan 5) perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan.

Page 72: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

57Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

B. Sejalan dengan bentuk-bentuk hubungan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Otonom, maka sesuai dengan ketentuan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa, terdapat tiga bentuk hubungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Desa, yakni :

1. Hubungan dalam bidang kewenangan, meliputi : a. Hubungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Desa,

meliputi: penugasan dari pemerintah pusat kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan asas tugas pembantuan.

b. Hubungan antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintahan Desa, meliputi: penugasan dari pemerintah provinsi kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan asas tugas pembantuan.

c. Hubungan antara Pemerintah Kabupaten/Kota danPemerintahan Desa, meliputi: 1) penyerahan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota kepada desa untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan tersebut; dan 2) penugasan dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan asas tugas pembantuan.

2. Hubungan dalam bidang keuangan, meliputi: a. Hubungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Desa,

meliputi : pemberian bantuan keuangan oleh Pemerintah Pusat kepada desa untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan desa dan program-program pemberdayaan masyarakat desa.

b. Hubungan antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintahan Desa, meliputi : pemberian bantuan keuangan oleh Pemerintah Provinsi kepada desa untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan desa dan program-program pemberdayaan masyarakat desa.

c. Hubungan antara Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa, meliputi : 1) bagi hasil pajak daerah minimal 10% untuk desa; 2) bagi hasil retribusi daerah; 3) pemberian ”Alokasi Dana Desa”, yakni bagian dari dana perimbangan keuangan antara pusat dan daerah yang diterima kabupaten/kota minimal sebesar 10% untuk desa; dan 4) pemberian bantuan keuangan oleh Pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan desa dan program-program pemberdayaan masyarakat desa.

Page 73: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

58 Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

3. Hubungan dalam bidang pembinaan dan pengawasan, meliputi : a. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi berkewajiban untuk

melakukan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa.

b. Pemerintah Kabupaten/Kota berkewajiban untuk melakukan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan desa.

c. Aparatur Kecamatan berkewajiban untuk melakukan fasilitasi dan koordinasi atas penyelenggaraan pemerintahan desa.

3.5. Kebijakan Pemerintah Tentang Pemerintahan Desa

3.5.1. Lima Kebijakan Baru Mengenai Desa di dalam UU. Nomor 32 Tahun 2004.

Bila kita mencermati ketentuan di dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (khususnya ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai desa), yang ditindaklanjuti dengan PP Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka jika kita bandingkan dengan pengaturan mengenai desa pada peraturan perundang-undangan sebelumnya, sekurang-kurangnya terdapat 5 (lima) kebijakan baru mengenai desa, yakni :

1. Penambahan kewenangan desa, yakni : urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa;

2. Kepastian sumber-sumber keuangan desa, yakni: bagian dari dana perimbangan yang diterima oleh kabupaten/kota, minimal 10% diberikan kepada Desa (yang disebut Alokasi Dana Desa);

3. Memperkuat makna demokrasi desa berdasarkan nilai musyawarah untuk mufakat dalam penetapan kebijakan desa, yakni merubah nomenklatur ”Badan Perwakilan Desa” menjadi ”Badan Permusyawaratan Desa”.

4. Memperkuat kedudukan Kepala Desa sebagai Kepala Pemerintahan Desa, agar tercipta kesinambungan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yakni: a) melarang Kepala Desa menjadi pengurus partai politik; b) memastikan kedudukan keuangan kepala desa; dan c) Kepala Desa bertanggungjawab kepada Bupati/Walikota;

5. Meningkatkan kinerja penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa, yakni jabatan Sekretaris desa diisi dari pegawai negeri sipil.

Page 74: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

59Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

3.5.2. Pembentukan dan Perubahan Status Desa 1. Pembentukan Desa a. Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan

memperhatikan asal-usul desa dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

b. Pembentukan desa harus memenuhi syarat: jumlah penduduk; luas wilayah; bagian wilayah kerja; perangkat; dan sarana dan prasarana pemerintahan.

c. Pembentukan desa dapat berupa penggabungan beberapa desa, atau bagian desa yang bersandingan, atau pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau lebih, atau pembentukan desa di luar desa yang telah ada.

d. Pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau lebih dapat dilakukan setelah mencapai paling sedikit 5 (lima) tahun penyelenggaraan pemerintahan desa.

e. Desa yang kondisi masyarakat dan wilayahnya tidak lagi memenuhi persyaratan dapat dihapus atau digabung.

f. Dalam wilayah desa dapat dibentuk Dusun atau sebutan lain yang merupakan bagian wilayah kerja pemerintahan desa dan ditetapkan dengan peraturan desa.

g. Sebutan bagian wilayah kerja pemerintahan desa, disesuaikan dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat yang ditetapkan dengan peraturan desa.

2. Perubahan Status a. Desa dapat diubah atau disesuaikan statusnya menjadi

kelurahan berdasarkan prakarsa Pemerintah Desa bersama BPD dengan memperhatikan saran dan pendapat masyarakat setempat.

b. Perubahan status desa menjadi kelurahan memperhatikan persyaratan: luas wilayah; jumlah penduduk; prasarana dan sarana pemerintahan; potensi ekonomi; dan kondisi sosial budaya masyarakat.

c. Desa yang berubah menjadi Kelurahan, Lurah dan Perangkatnya diisi dari pegawai negeri sipil.

d. Desa yang berubah statusnya menjadi Kelurahan, kekayaannya menjadi kekayaan daerah dan dikelola

Page 75: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

60 Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

oleh kelurahan yang bersangkutan untuk kepentingan masyarakat setempat.

e. Pendanaan sebagai akibat perubahan status desa menjadi kelurahan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota.

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa, serta perubahan status desa menjadi kelurahan diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada Peraturan Menteri. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota wajib mengakui dan menghormati hak asal-usul, adat istiadat desa dan sosial budaya masyarakat setempat.

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri yang mengatur mengenai pembentukan dan perubahan status desa adalah: a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2006 tentang Penetapan Dan Penegasan Batas Desa; dan b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Desa, dan Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan.

POKOK BAHASAN 4 : PARTISIPASI MASYARAKAT

Pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan telah diakui oleh semua pihak. Hasil pengamatan, pengalaman lapangan sampai peningkatan cakupan program yang dikaji secara statistik, semuanya membuktikan bahwa peran serta masyarakat amat menentukan tehadap keberhasilan, kemandirian dan kesinambungan pembangunan kesehatan. Partisipasi masyarakat itu semakin menampakkan sosoknya, setelah munculnya Posyandu sebagai salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), yang merupakan wujud nyata peran serta mereka dalam pembangunan kesehatan. Kondisi ini ternyata mampu memacu munculnya berbagai bentuk UKBM lainnya seperti Polindes (Pondok Bersalin Desa), POD (Pos Obat Desa), Pos UKK (Pos Upaya Kesehatan Kerja), TOGA (Tanaman Obat Keluarga), Dana Sehat, dan lain-lain, yang jenis dan jumlahnya terus bertambah.

Page 76: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

61Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

Wujud partisipasi masyarakat dalam upaya pembangunan melalui upaya pemberdayaan antara lain melalui :1. Partisipasi dalam pengambilan keputusan2. Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan. Berupa pemerataan sumbangan

masyarakat dalam bentuk tenaga kerja, uang tunai, dan atau beragam bentuk korbanan lainnya yang sepadan dengan manfaat yang akan diterima oleh warga masyarakat yang bersangkutan.

3. Partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi pembangunan.4. Dalam hal ini partisipasi masyarakat untuk mengumpulkan informasi

yang berkaitan dengan perkembangan kegiatan serta perilaku aparat pembangunan sangat diperlukan.

5. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan.

Adapun bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dapat berupa :1. Menjadi anggota kelompok masyarakat.2. Melibatkan diri pada kegiatan diskusi kelompok.3. Melibatkan diri pada kegiatan organisasi untuk menggerakkan partisipasi

masyarakat yang lain.4. Menggerakkan sumberdaya masyarakat.5. Memanfaatkan hasil-hasil yang dicapai dari kegiatan masyarakatnya.

Kesehatan merupakan kebutuhan setiap orang, oleh karena itu kesehatan seharusnya tercermin dalam kegiatan setiap insan. Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan diarahkan melalui 3 kegiatan utama yakni :1. Kepemimpinan, yaitu melakukan intervensi kepemimpinan yang

berwawasan Kesuma (Kesehatan Untuk Semua) bagi semua pemimpin, baik formal maupun informal, dari tingkat atas sampai tingkat terbawah.

2. Pengorganisasian, yaitu melalui intervensi “community development” di bidang kesehatan pada setiap kelompok masyarakat, sehingga muncul bentuk UKBM di setiap kelompok masyarakat.

3. Pendanaan, yaitu mengembangkan sumber dana masyarakat untuk membiayai berbagai bentuk kegiatan di bidang kesehatan, dari tingkat promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Wujudnya dapat berupa Dana Sehat atau JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat), yang merupakan kunci “sustainibilitas” kegiatan kesehatan kelompok masyarakat yang bersangkutan.

Page 77: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

62 Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

Adanya kesempatan yang diberikan kepada

masyarakat untuk

Syarat tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat yaitu :

•Adanyakesempatandari penguasa untuk melibatkan masyarakat

•Kesempatanmemperoleh informasi

•Kesempatanmemanfaatkan dan memobilisasi SDS dan SDM

•Kesempatanuntukmemperoleh dan menggunakan teknologi yang tepat

•Kesempatanmengembangkan kepemimpinan

•Kemampuanuntuk menemukan dan memahami kesempatan untuk memperbaiki pengetahuan

•Kemampuanuntukmelaksanakan yang dipengaruhi pendidikan dan keterampilan

•Kemampuanuntukmemecahkan masalah

Adanya kemampuan masyarakat untuk

berpartisipasi

Adanya kemampuan

masyarakat untuk berpartisipasi

Page 78: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

63Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

POKOK BAHASAN 5 : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN UKBM

Pemberdayaan masyarakat tidak bisa dilepaskan dari fungsi pelayanan kesehatan daerah setempat sebagai fasilitator masyarakat untuk memainkan perannya dalam pembangunan di daerahnya. Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi mempunyai kewenangan yang besar dalam mengupayakan kesehatan masyarakat. Pengorganisasian masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan kesehatan masyarakat, pada hakikatnya adalah menghimpun potensi masyarakat atau sumber daya yang ada didalam masyarakat itu sendiri atau untuk mendorong secara efektif modal sosial masyarakat agar mempunyai kekuatan untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan secara mandiri.

Melalui proses pengorganisasian, masyarakat diharapkan mampu belajar untuk menyelesaikan ketidakberdayaan dan mengembangkan potensinya dalam mengontrol kesehatan lingkunannya dan memulai untuk menentukan sendiri upaya-upaya strategis di masa depan, memperkokoh kekuatan komunitas basis. Jadi pengorganisasian masyarakat mempunyai tujuan untuk membangun dan menjaga keberlanjutan kelompok-kelompok kesehatan/UKBM seperti Posyandu, Polindes, Posyandu Lansia, Pokmair, Dokter Kecil, dan lain-lainnya. Organisasi di area komunitas dapat menjamin tingkat partisipasi, pada saat bersamaan, mengembangkan dan memperjumpakan dengan organisasi atau kelompok lain untuk semakin memperkokoh kekuatan komunitas, serta membangun aliansi untuk menambah proses pembelajaran dan menambah kekuatan diri. Oleh karena itu peran Puskesmas tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan yang accessible, tapi juga memberikan pencerdasan melalui upaya pemberdayaan masyarakat.

Perwujudan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif. Komponen Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah (1) Pelayanan kesehatan dasar, (2) Pemberdayaan masyarakat melalui UKBM, dan mendorong upaya surveilans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan, (3) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Pemberdayaan masyarakat terus diupayakan melalui pengembangan UKBM. UKBM adalah upaya kesehatan yang direncanakan, dibentuk, dikelola dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam upaya mengatasi permasalahan

Page 79: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

64 Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

kesehatan di daerahnya. Kegiatan difokuskan pada upaya surveilans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan, dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan. UKBM-UKBM tersebut berupa :

a. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Saat ini termasuk yang telah dikembangkan pelayanannya sehingga mencakup tidak hanya bayi, balita, dan ibu hamil, melainkan juga penduduk usia lanjut, dan lain-lain.

b. Pondok Bersalin Desa (Polindes), yang merupakan sarana bagi bidan di desa melaksanakan pertolongan persalinan.

c. Sarana penanggulangan kedaruratan kesehatan seperti rumah tunggu (transit) bagi ibu yang hendak bersalin, angkutan atau kendaraan yang dapat digunakan untuk membawa pasien dari desa ke Puskesmas dan atau Rumah Sakit secara aman dan relatif cepat, kelompok donor darah, Tim Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana, dan lain-lain.

d. Sarana penanggulangan penyakit dan wabah, seperti Pos Malaria Desa (Posmaldes), Pos TB Desa, Kader Surveilans Desa, dan lain-lain.

e. Warung Obat Desa dan atau Taman Obat Keluarga (TOGA).f. Sarana penyehatan lingkungan seperti Kelompok Pemakai Air (Pokmair),

Koperasi Jamban, dan lain-lain.g. Dana sosial untuk membiayai pengeluaran masyarakat di bidang

kesehatan, seperti Dana Sehat, Tabungan Untuk Ibu Bersalin (Tabulin), dan lain-lain.

h. Upaya lain seperti Saka Bakti Husada, Usaha Kesehatan Sekolah, dan lain-lain.

Page 80: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

65Konsep dasar desa dan pemberdayaan masyaraKat dibidang Kesehatan

REFERENSI• DepartemenKesehatanRI,SistimKesehatanNasional,Jakarta,2009• KementerianKesehatanRI,PedomanUmumPengembanganDesadan

Kelurahan Siaga Aktif, Jakarta, 2010• TotokMardikanto,Konsep-konsepPemberdayaanMasyarakat,Surakarta,

2010• KementerianKesehatanRI,Second Decentralized Health Services Project,

Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bagi Petugas Puskesmas, Jakarta, 2010

• DepartemenDalamNegeri,Undang-undangNomor32Tahun2004tentangPemerintahan Daerah, Depdagri, Jakarta, 2004

• DepartemenDalamNegeri,DirektoratJenderalPemberdayaanMasyarakatdan Desa, Depdagri, Jakarta, 2004

Page 81: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

PERAN DAN FUNGSIFASILITATOR PEMBERDAYAAN

MASYARAKATDI BIDANG KESEHATAN

Modul 3

Peran dan Fungsi Fasilitator Pemberdayaan

Masyarakat Di Bidang Kesehatan

Page 82: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

67Peran dan fungsi fasilitator Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan

DAFTAR ISI

I. DESKRIPSI SINGKAT

II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum B. Tujuan Pembelajaran Khusus

III. POKOK BAHASAN C. Pokok Bahasan 1 : Peran Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di

Bidang Kesehatan D. Pokok Bahasan 2 : Fungsi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di

Bidang Kesehatan

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

V. URAIAN MATERI A. Pokok Bahasan 1 : Peran Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di

Bidang Kesehatan B. Pokok Bahasan 2 : Fungsi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di

Bidang Kesehatan

REFERENSI

LEMBAR KERJAPedoman Diskusi Kelompok Peran dan Fungsi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan

Modul 3PERAN DAN FUNGSI FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN

Page 83: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

68 Peran dan fungsi fasilitator Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan

I. DESKRIPSI SINGKAT

Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan secara terus menerus oleh pemerintah atau suatu lembaga pemberdayaan masyarakat agar masyarakat selalu tahu, mau dan mampu mengadopsi inovasi demi tercapainya peningkatan produktivitas guna memperbaiki mutu hidup atau kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Karena itu, kegiatan pemberdayaan masyarakat akan membutuhkan tenaga-tenaga fasilitator yang handal agar dapat melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang direncanakan.

Secara konvensional, peran fasilitator hanya dibatasi pada kewajibannya untuk menyampaikan inovasi dan atau mempengaruhi penerima manfaat pemberdayaan melalui metoda dan teknik-teknik tertentu sampai penerima manfaat itu dengan kesadaran dan kemampuannya sendiri mengadopsi inovasi yang disampaikan. Tetapi, dalam perkembangannya, peran fasilitator tidak hanya terbatas pada fungsi menyampaikan inovasi dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh penerima manfaatnya, tetapi juga harus mampu menjadi jembatan penghubung antara pemerintah atau lembaga pemberdayaan masyarakat yang diwakili dengan masyarakatnya, baik dalam hal menyampaikan inovasi atau kebijakan-kebijakan yang harus diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat, maupun untuk menyampaikan umpan balik atau tanggapan masyarakat kepada pemerintah/lembaga pemberdayaan yang bersangkutan.

Modul Peran dan fungsi fasilitator disusun untuk memberikan pemahaman kepada para Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan akan peran dan fungsinya agar fasilitator mampu fasilitasi pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan khususnya pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dan Pembinaan PHBS.

Page 84: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

69Peran dan fungsi fasilitator Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami peran dan

fungsinya sebagai fasilitator pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti materi ini peserta mampu : 1. Menjelaskan perannya sebagai fasilitator pemberdayaan

masyarakat di bidang kesehatan. 2. Menjelaskan fungsinya sebagai fasilitator pemberdayaan

masyarakat di bidang kesehatan.

III. POKOK BAHASAN

A. Pokok Bahasan 1 : Peran fasilitator pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

B. Pokok Bahasan 2 : Fungsi fasilitator pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 3 jam pelajaran (T=1jpl,P=2jpl) @ 45 menit untuk memudahkan proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut :

A. Langkah 1 (15 menit) : 1. Pelatih memperkenalkan diri 2. Pelatih menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus 3. Menggali pendapat peserta tentang apa yang telah dilakukan

Page 85: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

70 Peran dan fungsi fasilitator Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan

selama ini sebagai fasilitator pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

4.Pelatih mengklarifikasi pendapat peserta dikaitkan denganpengertian fasilitator pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dan kegiatan yang dilakukan

B. Langkah 2 (90 menit) : 1. Pelatih membagi peserta dalam kelompok berdasar asal

tempat kerja. Kemudian masing-masing kelompok diminta untuk mendiskusikan peran dan fungsinya selaku fasilitator pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. Hasil diskusi tentang peran dituliskan pada kertas metaplan warna kuning dan tentang fungsi ditulis pada kertas metaplan warna hijau. Setelah menuliskan peran dan fungsi, peserta diminta menempelkan pada tempat yang disediakan.

2. Wakil kelompok diminta menyajikan hasil diskusi kelompok masing-masing.

3. Pelatih memberi kesempatan kepada peserta untuk menanggapi setiap selesai penyajian dari masing-masing kelompok.

4. Berdasarkan pendapat peserta, pelatih menjelaskan peran dan fungsinya sebagai fasilitator pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.

5. Pelatih memberi kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas dan fasilitator menjawab pertanyaan peserta tersebut.

C. Langkah 3 (30 menit) : 1. Pelatih merangkum sesi pembelajaran ini dan menegaskan

bahwa fasilitator pemberdayaan masyarakat bisa disebut sebagai “agen perubahan” (change agent), Karena itu, fasilitator haruslah profesional, memiliki kualifikasi tertentu baik yang menyangkutkepribadian, pengetahuan, sikap, dan ketrampilan memfasilitasi pemberdayaan masyarakat. Sehingga dapat berperan dan

Page 86: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

71Peran dan fungsi fasilitator Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan

menjalankan fungsinya dengan baik. 2. Peserta diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang

masih kurang jelas, Pelatih memberikan jawaban atas pertanyaan peserta.

3. Pelatih menutup sesi pembelajaran dengan memberikan apresiasi pada peserta.

V. URAIAN MATERI

POKOK BAHASAN 1 : PERAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN

Kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian informasi kepada individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan klien, serta proses membantu klien, agar klien tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek pengetahuan atau knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek sikap atau attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek tindakan atau practice) oleh Fasilitator baik pemerintah atau dari suatu lembaga pemberdayaan.

Fasilitator pemberdayaan masyarakat bisa disebut sebagai “agen perubahan“ (change agent), yaitu seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga pemberdayaan masyarakat berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh (calon) penerima manfaat dalam mengadopsi inovasi. Karena itu, fasilitator haruslah profesional, memiliki kualifikasitertentubaikyangmenyangkutkepribadian,pengetahuan,sikap,dan ketrampilan memfasilitasi pemberdayaan masyarakat. Sehingga dapat berperan dan menjalankan fungsinya dengan baik.

Page 87: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

72 Peran dan fungsi fasilitator Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan

Berdasarkan status dan lembaga tempatnya bekerja, fasilitator dibedakan dalam :1. Pegawai Negeri Sipil (PNS), yaitu pegawai negeri yang ditetapkan dengan

status jabatan fungsional sebagai Penyuluh/Fasilitator.2. Fasilitator Swasta, yaitu fasilitator Pemberdayaan Masyarakat yang

bertugas sebagai karyawan perusahaan swasta. Termasuk kategori penyuluh swasta adalah penyuluh dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

3. Fasilitator, yaitu fasilitator Pemberdayaan Masyarakat yang berasal dari masyarakat yang secara sukarela (tanpa imbalan) melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat di lingkungannya. Termasuk kelompok ini adalah penyuluh/fasilitator yang diangkat atau memperoleh imbalan dari masyarakat di lingkungannya.

Fasilitator bekerja denganmengaplikasikan keahlian dan metode spesifikyang digabungkan dengan perhatian cermat dan kepekaan terhadap orang serta proses yang berlangsung. Cara kerja fasilitator akan mendorong masyarakat untuk mencapai kinerja terbaiknya. Fasilitator harus memiliki kemampuan meramu teknologi pengelolaan masyarakat, gaya pribadi yang khas, serta kreativitas dan energi agar dapat mengantarkan masyarakat untuk beroperasi dan berkreasi secara maksimal.Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di bidang Kesehatan mempunyai peran :1. Sebagai Katalisator (Catalyst) Fasilitator hendaknya dapat menjadi media yang subur bagi tumbuh

kembang individu yang sedang dibimbingnya untuk mencapai harapan (pengetahuan/kemampuan) untuk melaksanakan tupoksinya. Hal ini dapat dimungkinkan jika fasilitator yang bersangkutan menguasai isi materi yang difasilitasinya dengan menggunakan model-model fasilitasi yang sesuai, sehingga akan menimbulkan sikap positif bagi pihak yang difasilitasinya.

2. Sebagai Pemberi Bantuan dalam Proses (Process Helper)

Page 88: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

73Peran dan fungsi fasilitator Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan

Fasilitator hendaknya dapat membantu saat pihak yang difasilitasi mengalami kesulitan dalam proses penyelesaian tugas. Perbantuan diberikan terutama pada individu yang mengalami kesulitan dalam proses mengaplikasikan materi atau juklak/juknis yang telah diterimanya berkaitan dengan pelaksanaan tupoksinya.

3. Sebagai Penghubung dengan Sumber Daya (Resource Linker) Fasilitator yang baik hendaknya dapat membantu pihak yang dibimbing

untuk dihubungkan dengan sumber-sumber yang tepat manakali yang bersangkutan mengalami kesulitan/keterbatasan sumber daya saat melaksanakan tupoksinya. Bentuk dari peran ini diantaranya fasilitator harus mampu berkomunikasi secara efektif dalam advokasi. Advokasi yang dilakukan dalam rangka menghubungkan provider dengan pihak pemangku kepentingan (stakeholder) untuk memperoleh dukungan sumber daya yang dibutuhkan.

4. Sebagai Pemberi Solusi (Solution Giver) Fasilitator jika diperlukan harus memberikan solusi, manakala

pihak yang dibimbingnya menemukan kendala dalam pelaksanaan tupoksinya. Walaupun demikian solusi yang disodorkan hendaknya berupa alternatif-alternatif yang dihasilkan berdasarkan kesepakatan bersama.

5. Sebagai Pemantau dan Evaluator Fasilitator harus melakukan kegiatan pemantauan dan evaluator

dengan melakukan pembinaan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkesinambungan.

Page 89: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

74 Peran dan fungsi fasilitator Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan

POKOK BAHASAN 2 : FUNGSI FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN

Dalam menjalankan perannya, fasilitator pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan berfungsi sebagai berikut :1. Melakukan pembinaan Bila kegiatan masyarakat dalam bidang kesehatan sudah berjalan

maka secara berkala dapat dilaksanakan telaah wawas diri oleh tokoh masyarakat bersama kader. Kegiatan pembinaan dilakukan dengan mengkaji berfungsinya kepemimpinan, berfungsinya pengorganisasian dan berfungsinya pendanaan masyarakat dalam masyarakat dalam upaya kesehatan. Dengan telaah wawas diri ini, dapat ditemukan kelemahan dan kekuatan upaya masyarakat tersebut, sehingga dapat dilakukan peningkatan kegiatan-kegiatannya. Pembinaan merupakan langkah untuk memelihara kelancaran dan kelestarian kegiatan program kesehatan.

Tujuan pembinaan adalah : (1) Terpeliharanya kelancaran pelaksanaan kegiatan oleh masyarakat; (2) Meningkatnya hasil kegiatan oleh masyarakat; (3) Dikenalnya masalah oleh masyarakat sendiri.

Tempat, waktu dan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan pembinaan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan setempat.

2. Melakukan advokasi Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melaui

macam-macam bentuk komunikasi persuasif. Advokasi kesehatan juga dapat diartikan suatu rangkaian komunikasi

strategis yang dirancang secara sistimatis dan dilaksanakan daklam kurun waktu tertentu, baik oleh individu maupun kelompok agar pembuat keputusan membuat suatu kebijakan publik yang menguntungkan masyarakat.

Sebagai fasilitator tentunya harus dapat membantu provider dilapangan

Page 90: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

75Peran dan fungsi fasilitator Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan

untuk melakukan advokasi sehingga mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders).

3. Melakukan Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan (monitoring) adalah mengumpulkan informasi untuk

kebutuhan operasional manajemen, dan untuk selanjutnya hasil pekerjaan monitoring dipakai sebagai dasar dasar evaluasi. Oleh karena itu pekerjaan monitoring dan evaluasi saling berhubungan satu sama lain.

Evaluasi atau penilaian berarti suatu tindakan untuk menentukan nilai sesuatu. Dalam arti luas, evaluasi adalah suatu proses dalam merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.

Sebagai fasilitator tentunya mempunyai kewajiban untuk melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi, sehingga selama kurun waktu tertentu dapat diketahui hambatan-hambatan yang terjadi serta pencapaian yang telah dihasilkan.

4. Menggalang Komunikasi Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan, pendapat, perasaan

atau berita kepada orang lain. Komunikasi dapat pula diartikan sebagai proses pertukaran pendapat, pemikiran atau informasi melaui ucapan, tulisan maupun tanda-tanda. Dengan demikian maka komunikasi dapat mencakup segala bentuk interaksi dengan orang lain yang berupa percakapan biasa, melakukan kemitraan dengan pihak terkait (stakeholder) maupun advokasi.

Sebagai fasilitator harus dapat menggalang komunikasi dengan berbagai pihak dan lapisan masyarakat, baik lintas program maupun lintas sektor, baik secara formal maupun informal.

Page 91: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

76 Peran dan fungsi fasilitator Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan

5. Memberi Kesempatan Konsultasi Konsultasi merupakan media berbagi yang sangat berguna, dengan

memberikan kesempatan konsultasi fasilitator dapat memberikan masukan sesuai dengan peran dan fungsinya. Bila terjadi masalah yangsangatspesifikyangdialamiproviderdilapangan,fasilitatordapatmemberikan saran, pembinaan, dan sebagainya.

REFERENSI• KementerianKesehatanRI,PedomanUmumPengembanganDesadan

Kelurahan Siaga Aktif, 2011• Totok Mardikanto, Konsep-konsep Pemberdayaan Masyarakat,

Surakarta, Tahun 2010• TotokMardikanto,Model-ModelPemberdayaanMasyarakat,Surakarta,

Tahun 2010• BPPSDMK Departemen Kesehatan RI, Kurikulum &Modul Pelatihan

Fasilitator Tingkat Puskesmas dalam Pengembangan Desa Siaga, 2007

Page 92: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

77Peran dan fungsi fasilitator Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan

LEMBAR KERJA

Pedoman Diskusi Kelompok Peran dan Fungsi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat

di Bidang Kesehatan

1. Peserta dibagi dalam kelompok berdasar asal tempat kerja. 2. Masing-masing kelompok diminta untuk mendiskusikan peran dan

fungsinya selaku fasilitator pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.

3. Hasil diskusi tentang peran dituliskan pada kertas metaplan warna kuning dan tentang fungsi ditulis pada kertas metaplan warna hijau.

4. Setelah menuliskan peran dan fungsi, peserta diminta menempelkan kertas metaplan pada tempat yang disediakan.

5. Penyajian hasil diskusi kelompok oleh wakil kelompok. Pada saat penyajian ada moderator dari kelompok lain yang memandu jalannya penyajian. Peserta menanggapi setiap selesai penyajian dari masing-masing kelompok.

Page 93: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

FASILITASIPENGEMBANGAN DESA

DAN KELURAHANSIAGA AKTIF

Modul 4

Fasilitasi Pengembangan Desa

dan Kelurahan Siaga Aktif

Page 94: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

79Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

DAFTAR ISI

I. DESKRIPSI SINGKAT

II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum B. Tujuan Pembelajaran Khusus

III. POKOK BAHASAN A. Pokok Bahasan 1 : Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif B. Pokok Bahasan 2 : Langkah-langkah fasilitasi siklus pemecahan

masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat desa dan kelurahan

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN V. URAIAN MATERI A. Pokok Bahasan 1 : Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif B. Pokok Bahasan 2 : Langkah-langkah fasilitasi siklus pemecahan

masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat desa dan kelurahan

REFERENSI

LEMBAR KERJA1. Pedoman Diskusi Kelompok Persiapan dalam Pengembangan Desa dan

Kelurahan Siaga Aktif2. Lembar Kasus Identifikasi Masalah Kesehatan 3. Skenario Bermain Peran4. Musyawarah Desa/Kelurahan5. Menyusun Perencanaan (partisipatif)6. Melakukan Kegiatan Promosi Kesehatan melalui Dasa Wisma

Modul 4FASILITASI PENGEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF

Page 95: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

80 Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

I. DESKRIPSI SINGKAT

Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif merupakan revitalisasi dari Desa Siaga, telah dimulai sejak tahun 2006 yang merupakan bentuk dari pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. Oleh karena itu para Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan perlu mendapatkan pemahaman mengenai pendekatan pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif, dapat melakukan kegiatan persiapan maupun melakukan langkah-langkah siklus pemecahan masalah kesehatan dan mempunyai pengertian yang baik tentang pentahapan pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif, sebagai capaian penyelenggaraan pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif. Sehingga dapat menghantarkan para Fasilitator mampu memfasilitasi Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif di daerah masing-masing.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum Mampu melakukan fasilitasi penyelenggaraan pengembangan Desa

dan Kelurahan Siaga Aktif

B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti materi ini peserta mampu : 1. Menjelaskan pendekatan dan persiapan pengembangan Desa dan

Kelurahan Siaga Aktif 2. Melakukan kegiatan langkah-langkah siklus pemecahan masalah

kesehatan yang dihadapi masyarakat desa dan kelurahan

III. POKOK BAHASAN

A. Pokok Bahasan 1 : Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

Page 96: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

81Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

1. Sub Pokok Bahasan 1 : Pendekatan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

2. Sub Pokok Bahasan 2 : Persiapan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

B. Pokok Bahasan 2 : Langkah-langkah fasilitasi siklus pemecahan masalah

kesehatan yang dihadapi masyarakat desa dan kelurahan 1. Sub Pokok Bahasan 1 : Langkah-langkah siklus pemecahan

masalah kesehatan 2. Sub Pokok Bahasan 2 : Pentahapan pengembangan Desa dan

Kelurahan Siaga Aktif

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 10 Jpl (T=2 jpl; P=8; PL=0) @ 45 menit untuk memudahkan proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut :

A. Langkah 1 (20 menit) : 1. Pelatih memperkenalkan diri 2. Pelatih menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus 3. Menggali pendapat peserta tentang pendekatan yang digunakan

dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif 4. Berdasarkan pendapat peserta, pelatih menjelaskan pendekatan

dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

B. Langkah 2 (120 menit) : 1. Pelatih membagi peserta menjadi 4 kelompok dengan jalan

berhitung 1-4, kemudian nomor satu bergabung dengan nomor 1, nomor 2 bergabung dengan nomor 2, demikian selanjutnya sampai terbentuk menjadi 4 kelompok

Page 97: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

82 Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

2. Pelatih meminta peserta untuk melakukan diskusi kelompok dengan topik “Persiapan yang perlu dilakukan dalam pengembangan desa dan keluarga siaga aktif”

3. Masing-masing wakil kelompok diminta menyajikan hasil diskusi kelompok

4. Pelatih meminta peserta untuk menanggapi hasil diskusi 5. Pelatih melakukan klarifikasi tentang persiapan yang perlu

dilakukan dalam pengembangan desa dan keluarga siaga aktif serta memberikan penegasan singkat tentang pentingnya kegiatan persiapan dilakukan untuk keberhasilan pengembangan desa dan keluarga siaga aktif

C. Langkah 3 (120 menit) : 1. Pelatih membagi peserta menjadi 4 kelompok (masih kelompok

yang sama) 2. Masing-masing kelompok diskusi identifikasi masalah kesehatan

dari lembar kasus 3. Masing-masing wakil kelompok diminta menyajikan hasil diskusi

kelompok 4. Pelatih meminta peserta untuk menanggapi hasil diskusi 5. Pelatih menjelaskan berdasarkan penyajian empat kelompok

tersebut adalah mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, potensi, UKBM yang sudah ada dan bantuan yang diharapkan pada lokus tersebut

D. Langkah 4 (150 menit) : 1. Pelatih membagi peserta menjadi 3 kelompok. Masing-masing

kelompok melakukan simulasi dan bermain peran sesuai skenario yang dibagikan, secara bergantian. Kelompok 1 melakukan simulasi dan bermain peran “Musyawarah Desa/Kelurahan”, kelompok 2 melakukan simulasi dan bermain peran “Perencanaan Partisipatif” dan kelompok 3 melakukan simulasi dan bermain peran “Melakukan Kegiatan Promosi Kesehatan Melalui Dasawisma”

Page 98: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

83Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

2. Setiap selesai simulasi dan bermain peran, peserta diminta untuk memberikan evaluasi

3. Setelah seluruh kelompok selesai melakukan simulasi dan bermain peran pelatih memberikan komentar terhadap seluruh permainan peran tersebut adalah menggambarkan penyelenggaraan desa dan kelurahan siaga aktif

E. Langkah 5 (30 menit) : 1. Pelatih merangkum sesi pembelajaran ini dengan minta peserta

untuk menanyakan hal-hal yang masih kurang jelas, memberikan jawaban atas pertanyaan peserta

2. Meminta komentar, penilaian, saran bahkan kritik dari peserta pada kertas yang telah disediakan

3. Pelatih menutup sesi pembelajaran dengan memberikan apresiasi pada peserta

V. URAIAN MATERI

POKOK BAHASAN 1 : PENGEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF

1.1. Pendekatan Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Desa dan Keluarga Siaga Aktif merupakan revitalisasi Desa Siaga yang

telah dimulai sejak tahun 2006 dan pada tahun 2009 telah mencapai Desa dan Kelurahan Siaga sejumlah 42.295 (56,1% dari 75.410 desa dan kelurahan). Namun demikian, belum semua Desa dan Kelurahan Siaga mencapai kondisi Desa dan Keluarga Siaga Aktif. Upaya revitalisasi ini guna mengakselerasi pencapaian target Desa atau Kelurahan Siaga Aktif 80 % pada tahun 2015.

Page 99: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

84 Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

l Pengertian Desa Dan Kelurahan Siaga Aktif Desa dan Keluarga Siaga Aktif adalah bentuk pengembangan

dari Desa Siaga yang telah dimulai sejak tahun 2006. Desa atau Kelurahan Siaga Aktif adalah desa atau yang disebut dengan nama lain kelurahan yang :

1. Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), atau Pos Kesehatan yang ada di wilayah tersebut seperti, Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), atau pelayanan kesehatan dasar lainnya.

2. Penduduknya mengembangkan UKBM dan melaksanakan surveilans berbasis masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan, dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan PHBS.

l Komponen Desa Dan Kelurahan Siaga Aktif Desa dan Kelurahan Siaga Aktif memiliki komponen : 1. Pelayanan Kesehatan Dasar. Yang dimaksud pelayanan kesehatan

dasar adalah pelayanan primer, sesuai dengan kewenangan tenaga kesehatan yang bertugas. Pelayanan kesehatan dasar berupa: (1) Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, (2) Pelayanan kesehatan untuk ibu menyusui, (3) Pelayanan kesehatan untuk anak, serta (4) Penemuan dan penanganan penderita penyakit.

2. Pemberdayaan Masyarakat melalui pengembangan UKBM. Pemberdayaan masyarakat difokuskan kepada upaya surveilans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan, dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan.

3. PHBS. Masyarakat di Desa dan Kelurahan Siaga Aktif wajib melaksanakan PHBS. PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu

Page 100: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

85Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

menolong dirinya sendiri (mandiri) dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.

Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga aktif dilaksanakan melalui pemberdayaan masyarakat, yaitu upaya memfasilitasi proses belajar masyarakat desa dan kelurahan dalam memecahkan masalah-masalah kesehatannya. Oleh karena merupakan upaya pembangunan desa dan kelurahan, maka program ini memerlukan peran aktif dari berbagai pihak mulai dari pusat, provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, sampai ke desa dan kelurahan.

Pendekatan Pengembangan Desa Dan Kelurahan Siaga Aktif 1. Urusan Wajib Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota

Bidang kesehatan yang berskala kabupaten dan kota merupakan salah satu urusan wajib untuk daerah kabupaten dan kota. Berkaitan dengan hal tersebut. Menteri Kesehatan telah menetapkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di kabupaten dan kota sebagai tolak ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan daerah kabupaten dan kota. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (SPM Kesehatan) tersebut berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang meliputi jenis pelayanan beserta indikator kinerja dan targetnya untuk tahun 2010 - 2015. Salah satu target dalam SPM Kesehatan tersebut adalah cakupan Desa (dan Kelurahan) Siaga Aktif yang harus tercapai sebesar 80% pada tahun 2015. Dengan demikian, jajaran kesehatan di kabupaten dan kota mulai dari dinas kesehatan, Puskesmas sampai ke rumah sakit wajib memberikan fasilitasi dan rujukan, serta dukungan dana dan sarana bagi pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif pada hakikatnya merupakan bagian dari urusan pemerintahan yang menjadi kewajiban dan kewenangan kabupaten dan kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa dan kelurahan, dan menjadi tanggung

Page 101: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

86 Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

jawab Pemerintahan Desa dan Pemerintahan Kelurahan. Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif harus tercakup dalam rencana pembangunan desa, baik dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa). Mekanisme perencanaan dan penganggarannya dibahas melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes). Sedangkan kegiatan-kegiatan dalam rangka pengembangan Kelurahan Siaga Aktif diusulkan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kota.

2. Dukungan Kebijakan di Tingkat Desa dan Kelurahan Pada tingkat pelaksanaan di desa, pengembangan Desa Siaga

Aktif harus dilandasi minimal oleh Peraturan Kepala Desa yang tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

Pada tingkat pelaksanaan di kelurahan, pengembangan Kelurahan Siaga Aktif mengacu kepada kebijakan atau peraturan yang ditetapkan oleh Bupati atau Walikota.

3. Integrasi dengan Program Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif merupakan

program pemberdayaan masyarakat, sehingga dalam pelaksanaan kegiatannya terintegrasi dengan program-program pemberdayaan masyarakat lain, baik yang bersifat nasional, sektoral maupun daerah. Salah satu contohnya adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Integrasi pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif ke dalam PNPM Mandiri merupakan sesuatu yang sangat penting,karena tujuan dari PNPM Mandiri memang sejalan dengan tujuan dari pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Pada tingkat pelaksanaannya pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dapat bersinergi dengan program PNPM Mandiri yang ada untuk kegiatan-kegiatan di bidang kesehatan masyarakat.

Page 102: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

87Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

2.1. Persiapan Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Dalam rangka persiapan untuk pengembangan Desa dan Kelurahan

Siaga Aktif perlu dilakukan sejumlah kegiatan yang meliputi : pelatihan fasilitator, pelatihan petugas kesehatan, analisis situasi perkembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, penetapan Kader Pemberdayaan Masyarakat, serta pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan lembaga kemasyarakatan.

1. Pelatihan Fasilitator a. Dalam rangka pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

diperlukan adanya fasilitator di kabupaten dan kota. Fasilitator Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah Petugas Promosi Kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten atau Dinas Kesehatan Kota yang ditunjuk/ditugasi dan tenaga lain dari program pemberdayaan masyarakat (seperti PNPM Mandiri), LSM, dunia usaha, atau pihak-pihak lain.

b. Pelatihan Fasilitator diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi dengan materi pemberdayaan dan pengorganisasian masyarakat dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

2. Pelatihan Petugas Kesehatan a. Petugas kesehatan di kabupaten, kota dan kecamatan adalah

pembina teknis terhadap kegiatan UKBM-UKBM di desa dan kelurahan. Oleh sebab itu, kepada mereka harus diberikan pula bekal yang cukup tentang pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

b. Pelatihan bagi mereka dibedakan ke dalam 2 (dua) kategori berdasarkan kualitas pesertanya, yaitu (1) Pelatihan Manajemen, dan (2) Pelatihan Pelaksanaan.

c. Pelatihan Manajemen diikuti oleh para Kepala Puskesmas dan pejabat pengelola program-program kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Materi pelatihan ini lebih ditekankan kepada konsep dan aspek-aspek manajerial dari pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

Page 103: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

88 Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

d. Pelatihan Pelaksanaan diikuti oleh para petugas yang diserahi tanggung jawab membina Desa dan Kelurahan Siaga Aktif (satu orang untuk masing-masing Puskesmas) dan para petugas kesehatan membantu pelaksanaan UKBM di desa atau kelurahan (misalnya bidan di desa). Materi pelatihan ini selain mencakup proses pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, lebih ditekankan kepada teknis pelayanan di Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, dan promosi kesehatan

e. Pelatihan bagi petugas kesehatan diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dengan mengacu kepada petunjuk teknis yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan.

3. Analisis Situasi Perkembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif

a. Analisis situasi perkembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dilaksanakan oleh Fasilitator dengan dibantu pihak-pihak lain terkait.

b. Pelaksanaannya mengacu kepada petunjuk teknis yang dibuat oleh Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan, yang mengarah kepada evaluasi dan inventarisasi terhadap desa-desa dan kelurahan-kelurahan dalam kaitannya dengan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

c. Hasil evaluasi dan inventarisasi berupa daftar desa dan kelurahan yang dikelompokkan ke dalam kategori : (1) Desa dan Kelurahan yang belum digarap, (2) Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Pratama, (3) Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Madya, (4) Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Purnama, dan (5) Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Mandiri.

d. Daftar desa dan kelurahan hasil evaluasi dan inventarisasi dilaporkan kepada Bupati atau Walikota dengan tembusan kepada : (1) Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kabupaten/Kota, (2) Pokjanal Tingkat Provinsi, dan (3) Pokjanal Tingkat Pusat.

4. Penetapan Kader Pemberdayaan Masyarakat a. Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) adalah anggota

masyarakat desa atau kelurahan yang memiliki pengetahuan,

Page 104: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

89Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

kemauan dan kemampuan untuk menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif di desa dan kelurahan.

b. KPM merupakan tenaga penggerak di desa atau kelurahan yang akan diserahi tugas pendampingan di desa atau kelurahan dalam rangka pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

5. Pelatihan KPM dan Lembaga Kemasyarakatan a. Di kabupaten atau kota yang belum menyelenggarakan Pelatihan

Pemberdayaan Masyarakat atau masih ada Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat yang belum diselenggarakan, di dalam kurikulum pelatihannya diintegrasikan materi tentang Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Dengan demikian, sekaligus para peserta pelatihan, termasuk KPM dan lembaga kemasyarakatan, selanjutnya dapat berperan dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

b. Untuk kabupaten atau kota yang telah menyelenggarakan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat atau telah memiliki KPM, untuk para KPM dan lembaga kemasyarakatan perlu diselenggarakan pelatihan khusus tentang Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

c. Materi dan metode penyelenggaraan pelatihan Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif untuk KPM atau yang diintegrasikan ke dalam Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat, mengacu kepada petunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan.

d. Dalam pelatihan, tugas dari Fasilitator adalah membantu Panitia Pelatihan untuk menyusun jadwal pelatihan dan mencarikan narasumber yang sesuai.

POKOK BAHASAN 2 : LANGKAH-LANGKAH FASILITASI SIKLUS PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN YANG DIHADAPI MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN

2.1. Langkah-Langkah Siklus Pemecahan Masalah Kesehatan Kepala Desa/Lurah dan Perangkat Desa/Kelurahan bersama Badan

Page 105: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

90 Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

Permusyawaratan Desa (BPD) adalah penyelenggara pemerintah desa. Oleh karena itu, kegiatan memfasilitasi masyarakat menyelenggarakan pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif, yang merupakan tugas dari Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) dan Kader Kesehatan, harus mendapat dukungan dari Kepala Desa/Lurah dan BPD, Perangkat Desa/Kelurahan, serta lembaga kemasyarakatan yang ada. Kegiatannya berupa langkah-langkah dalam memfasilitasi siklus pemecahan masalah demi masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat desa/kelurahan, yang secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut :

Sirkulasi Pemecahan masalah kesehatan oleh masyarakat Upaya pemecahan suatu masalah dilestarikan dan

masalah berikutnya dipecahkan, dst

2. Indentifikasi Masalah Kesehatan & PHBS

5. Pelaksanaan Kegiatan

1. Pengenalan Kondisi Desa/Kelurahan

6. Pembinaan Kelestarian

3. Musyawarah Masyarakat Desa/Kelurahan

4. Perencanaan Partisipatif

Konsultan/Fasilitator/

KPM

Page 106: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

91Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

1. Pengenalan Kondisi Desa/Kelurahan Pengenalan kondisi Desa/Kelurahan oleh KPM/Kader kesehatan, lembaga

kemasyarakatan yang ada dan perangkat Desa/Kelurahan dilakukan dengan mengkaji data Profil Desa/Kelurahan dan hasil analisis situasi perkembangan desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang sudah dapat dan belum dapat dipenuhi oleh desa atau kelurahan yang bersangkutan.

2. IdentifikasiMasalahKesehatandanPHBS Dengan mengkaji Profil/Monografi Desa/Kelurahan dan hasil analisis

situasi, maka dapat diidentifikasi : a. Masalah-masalah kesehatan yang masih dihadapi masyarakat dan

urutan prioritas penanganannya. b. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya masalah-masalah kesehatan,

baik dari sisi teknis kesehatan maupun dari sisi perilaku masyarakat. c. Potensi yang dimiliki Desa/Kelurahan untuk mengatasi masalah-

masalah kesehatan tersebut. d. UKBM-UKBM apa saja yang sudah ada (jika ada) dan atau harus

diaktifkan kembali/dibentuk baru dalam rangka mengatasi masalah-masalah kesehatan tersebut.

e. Bantuan/dukungan yang diharapkan : apa bentuknya, berapa banyak, dari mana kemungkinan didapat (sumber), dan bilamana dibutuhkan.

3. Musyawarah Desa/Kelurahan Bila dirasakan perlu, Musyawarah Masyarakat Desa/Kelurahan dapat

dilakukan secara berjenjang dengan terlebih dulu menyelenggarakan Musyawarah Dusun atau Rukun Warga (RW). Musyawarah Desa/Kelurahan ini bertujuan :

a. Menyosialisasikan tentang adanya masalah-masalah kesehatan yang masih dihadapi masyarakat dan program pengembangan Desa dan Kelurahan menjadi Desa Siaga.

b. Mencapai kesepakatan tentang urutan prioritas masalah-masalah kesehatan yang hendak ditangani.

c. Mencapai kesepakatan tentang UKBM-UKBM yang hendak

Page 107: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

92 Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

dibentuk baru atau diaktifkan kembali. d. Memantapkan data/informasi tentang potensi Desa/Kelurahan

serta bantuan/dukungan yang diperlukan dan alternatif sumber-sumber bantuan/dukungan tersebut.

e. Menggalang semangat dan partisipasi warga Desa/Kelurahan untuk mendukung pengembangan Desa Siaga dan Kelurahan Siaga Aktif.

4. Perencanaan Partisipatif Setelah diperolehnya kesepakatan dari warga Desa/Kelurahan, KPM

dan lembaga kemasyarakatan yang ada mengadakan pertemuan-pertemuan secara intensif guna menyusun rencana pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif untuk dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan Desa/Kelurahan.

Rencana pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif mencakup : a. UKBM-UKBM yang akan dibentuk baru atau diaktifkan kembali, berikut

jadwal pembentukan/pengaktifannya kembali. b. Sarana-sarana yang akan dibangun baru atau direhabilitasi (misalnya

Poskesdes, Polindes, Sarana Air Bersih, Sarana Jamban Keluarga, dan lain-lain), berikut jadwal pembangunannya.

c. Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dan membutuhkan biaya operasional, berikut jadwal pelaksanaannya.

Hal-hal yang dapat dilaksanakan dengan swadaya masyarakat dan atau bantuan dari donatur (misalnya swasta), disatukan dalam dokumen tersendiri. Sedangkan hal-hal yang memerlukan dukungan Pemerintah dimasukkan ke dalam dokumen Musrenbang Desa/Kelurahan untuk diteruskan ke Musrenbang selanjutnya.

5. Pelaksanaan Kegiatan a. Sementara menunggu proses Musrenbang selesai dan ditetapkannya

alokasi dana Pemerintah, KPM/Kader kesehatan dan lembaga kemasyarakatan yang ada dapat memulai kegiatan dengan

Page 108: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

93Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

membentuk UKBM-UKBM yang diperlukan, menetapkan kader-kader pelaksananya, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan swadaya atau yang sudah diperoleh dananya dari donatur. Juga pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang tidak memerlukan biaya operasional seperti misalnya promosi kesehatan melalui Dasa Wisma, pertemuan Rukun Tetangga, pertemuan Rukun Warga/Dusun, atau forum-forum kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan.

b. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan secara swakelola oleh masyarakat dengan didampingi Perangkat Pemerintahan serta dibantu oleh para KPM/Kader Kesehatan dan Fasilitator. Pelaksanaan kegiatan meliputi pemilihan dan penetapan tim pengelola kegiatan (para kader pelaksana UKBM atau pihak lain), pengajuan dan pencairan dana, pengerahan tenaga kerja (khususnya untuk pembangunan sarana), pengadaan barang dan jasa, serta pelaksanaan kegiatan yang diusulkan.

c. Tim pelaksana kegiatan bertanggung jawab mengenai realisasi fisik, keuangan, dan administrasi kegiatan yang dilakukan, sesuai dengan rencana.

d. Apabila dibutuhkan barang/jasa berupa bahan, alat dan tenaga teknis kesehatan yang tidak dapat disediakan/dilakukan sendiri oleh masyarakat, maka Dinas Kesehatan melalui Puskesmas dapat membantu masyarakat untuk menyediakan barang/jasa tersebut.

e. Pencatatan dan pelaporan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk teknis dari Kementerian Dalam Negeri.

f. Pelatihan teknis, termasuk kursus-kursus penyegar, bagi para kader pelaksanan UKBM menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan kabupaten/Kota dengan dibantu oleh Dinas Kesehatan Provinsi untuk melaksanakannya, dengan mengacu kepada petunjuk teknis yang dibuat oleh Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan.

2.2. Pentahapan Pengembangan Desa Dan Kelurahan Siaga Aktif Pentahapan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dapat

digambarkan sebagai berikut :

Page 109: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

94 Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

KRITERIA

1. Forum Desa/Kelurahan

2. KPM/Kader Kesehatan

3. Kemudahan Akses Pelayanan Kesehatan

4. Posyandu dan UKBM lainnya aktif

5. Dukungan dana untuk kegiatan kesehatan di Desa dan Kelurahan :

• Pemerintah Desa dan Kelurahan

• Masyarakat • Dunia Usaha

6. Peran serta masyarakat dan Organisasi kemasyarakatan

Ada, tetapi belum berjalan

Sudah ada minimal 2 orang

Ya

Posyandu ya, UKBM lainnya tidak aktif

Sudah ada dana dari Pemerintah Desa dan Kelurahan serta belum ada sumber dana lainnya

Ada peran aktif masyarakat dan tidak ada peran aktif ormas

Berjalan, tetapi belum rutin setiap riwulan

Sudah ada 3-5 orang

Ya

Posyandu dan 2 UKBM lainnya aktif

Sudah ada dana dari Pemerintah Desa dan Kelurahan serta satu sumber dana lainnya

Ada peran aktif masyarakat dan peran aktif satu ormas

Berjalan setiap triwulan

Sudah ada 6-8 orang

Ya

Posyandu dan 3 UKBM lainnya aktif

Sudah ada dana dari Pemerintah Desa dan Kelurahan serta dua sumber dana lainnya

Ada peran aktif masyarakat dan peran aktif dua ormas

Berjalan setiap bulan

Sudah ada 9 orang atau lebih

Ya

Posyandu dan 4 UKBM lainnya aktif

Sudah ada dana dari Pemerintah Desa dan Kelurahan serta dua sumber dana lainnya

Ada peran aktif masyarakat dan peran aktif lebih dari dua ormas

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI

PENTAHAPAN DESA/KELURAHAN SIAGA AKTIF

7. Peraturan Kepala Desa atau peraturan Bupati/Walikota

8. Pembinaan PHBS di Rumah Tangga

Belum ada

Pembinaan PHBS kurang dari 20% Rumah Tangga yang ada

Ada, belum direalisasikan

Pembinaan PHBS minimal 20% Rumah Tangga yang ada

Ada, sudah direalisasikan

Pembinaan PHBS minimal 40% Rumah Tangga yang ada

Ada, sudah direalisasikan

Pembinaan PHBS minimal 70% Rumah Tangga yang ada

Page 110: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

95Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

Dengan ditetapkannya tingkatan atau kategorisasi tersebut diatas, maka Desa dan Kelurahan Siaga yang saat ini sudah dikembangkan harus dievaluasi untuk menetapkan apakah masih dalam kategori Desa dan Kelurahan Siaga atau sudah dapat dimasukkan kedalam salah satu dari tingkatan/kategori Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Evaluasi ini dilakukan dengan mengacu kepada petunjuk teknis yang disusun bersama oleh Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan.

• Pembinaan Kelestarian Desa Siaga Pembinaan kelestarian Desa dan Kelurahan Siaga Aktif pada dasarnya

merupakan tugas dari KPM/kader kesehatan, Kepala Desa/Lurah dan perangkat Desa/Kelurahan dengan dukungan dari berbagai pihak, utamanya Pemerintah Daerah dan Pemerintah. Dengan demikian kehadiran Fasilitator di Desa/Kelurahan sudah sangat minimal, karena perannya sudah dapat sepenuhnya digantikan oleh para KPM/kader kesehatan.

Perencanaan partisipatif dalam rangka pembinaan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif sudah berjalan baik dan rutin serta terintegrasi dalam proses perencanaan Pembangunan Desa/Kelurahan dan mekanisme Musrenbang. Kemitraan dan dukungan sumber daya dari pihak di luar Pemerintah juga sudah tergalang dengan baik dan melembaga.

Pada tahap ini, selain pertemuan-pertemuan berkala dan kursus-kursus penyegar bagi para kader, termasuk KPM/kader kesehatan, juga dikembangkan cara-cara lain untuk memelihara dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para kader tersebut. Antara lain melalui program Kelompencapir dan Perpustakaan Desa/Kelurahan.

Pembinaan kelestarian juga dilaksanakan terintegrasi dengan penyelenggaraan Perlombaan Desa dan Kelurahan yang diselenggarakan setiap tahun secara berjenjang sejak dari tingkat Desa dan Kelurahan yang diselenggarakan tiap tahun secara berjenjang sejak dari tingkat Desa/Kelurahan sampai ke tingkat Nasional.

Page 111: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

96 Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

REFERENSI• Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Umum Pengembangan Desa dan

Kelurahan Siaga Aktif, Tahun 2010• Kementerian Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pengembangan

Desa dan Kelurahan Siaga Aktif – Panduan bagi Petugas Puskesmas, Tahun 2010

• Totok Mardikanto, Konsep-konsep Pemberdayaan Masyarakat, Surakarta, Tahun 2010

• Totok Mardikanto, Model-Model Pemberdayaan Masyarakat, Surakarta, Tahun 2010

Page 112: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

97Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

LEMBAR KERJA

Pedoman Diskusi KelompokPersiapan dalam Pengembangan Desa

dan Kelurahan Siaga Aktif

1. Peserta dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok memilih Ketua, Sekretaris dan Penyaji.

2. Masing-masing kelompok mendiskusikan topik “persiapan yang perlu dilakukan dalam pengembangan Desa dan Keluarga Siaga Aktif”.

3. Masing-masing wakil kelompok diminta menyajikan hasil diskusi kelompok, peserta dari kelompok lain menanggapi. Demikian sampai selesai seluruh kelompok menyajikan hasil diskusinya.

4. Pelatih melakukan klarifikasi tentang persiapan yang perlu dilakukan dalam pengembangan desa dan keluarga siaga aktif serta memberikan penegasan singkat tentang pentingnya kegiatan persiapan dilakukan untuk keberhasilan pengembangan Desa dan Keluarga Siaga Aktif.

Page 113: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

98 Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

LEMBAR KERJA

Pedoman Diskusi Kelompok IdentifikasiMasalahKesehatan

di Desa Cisoka Kecamatan Sukaraja

1. Peserta dibagi menjadi 4 kelompok (kelompok yang sama), masing-masing kelompok memilih Ketua, Sekretaris dan Penyaji.

2. Masing-masing kelompok diskusi “Identifikasi masalah kesehatan di desa Cisoka kecamatan Sukaraja”, silahkan menambahkan angka dalam dalam kasus Desa Cisoka untuk menggambarkan besaran masalah. Diskusikan juga penyebab masalah dan prioritas masalah yang perlu ditangani.

3. Masing-masing wakil kelompok diminta menyajikan hasil diskusi kelompok, peserta dari kelompok lain menanggapi. Demikian sampai selesai seluruh kelompok menyajikan hasil diskusinya.

Page 114: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

99Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

LEMBAR KERJA

Skenario Bermain Peran

1. Peserta menjadi 3 kelompok. Masing-masing kelompok melakukan simulasi dan bermain peran sesuai skenario yang dibagikan.

• Kelompok 1 melakukan simulasi dan bermain peran “Musyawarah Desa/Kelurahan”,

• kelompok 2 melakukan simulasi dan bermain peran “Perencanaan Partisipatif” dan

• kelompok 3 melakukan simulasi dan bermain peran “Melakukan Kegiatan Promosi Kesehatan Melalui Dasawisma”.

2. Kelompok 1 melakukan simulasi “Musyawarah Desa” dibalai desa, pada malam hari. Musyawarah desa tersebut bertujuan :

- Menyosialisasikan tentang adanya masalah kesehatan (bisa menggunakan kasus didesa Cisoka)

- Kesepakatan tentang urutan prioritas masalah - Kesepakatan tentang UKBM yang hendak dibentuk baru atau

diaktifkan kembali - Memantapkan data potensi desa - Menggalang semangat dan partisipasi warga desa untuk mendukung

pengembangan Desa Siaga Aktif Anggota kelompok 1 bermain peran sebagai : Pak Bunari, Kepala

Desa yang membuka Musyawarah Desa dan Bu Nonon, Sekretaris desa yang mencatat seluruh proses musyawarah desa tersebut. Bapak Bunyamin, Tokoh Masyarakat, Ustadzah Rohmah, Tokoh Agama juga hadir. Bu Risa, Kader kesehatan, melaporkan adanya masalah kesehatan, sedangkan Pak Sigrak, Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM), menyampaikan kondisi UKBM didesanya dan ditambah informasi dari Bu Benah, Tim Penggerak PKK yang hadir

Page 115: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

100 Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

bahwa Posyandu yang sedikit pengunjungnya dan kekurangan dana untuk penyelenggaraannya. Musyawarah berlanjut untuk menyepakati prioritas masalah. Sebagai narasumber hadir Ibu Laila, Petugas Pustu dan Pak Muhaimin, Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Sukaraja, yang menjelaskan pengembangan Desa Siaga Aktif guna menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi sekaligus sebagai upaya kemandirian masyarakat desa dalam penyelesaian masalah di bidang kesehatan.

3. Kelompok 2 melakukan simulasi “Perencanaan Partisipatif” dibalai desa. Perencanaan partisipatif ini dilakukan guna menyusun rencana pengembangan desa siaga aktif untuk dimasukkan kedalam Rencana Pembangunan Desa.

Anggota kelompok 2 bermain peran sebagai : Pak Sigrak, KPM dan anggota Lembaga Kemasyarakatan Desa (Bapak Bunyamin, Tokoh Masyarakat, Bu Risa, Kader PKK, Pak Lihai, kader Pokmair dan Pak Toni Guru SD di desa Cisoka) yang berdiskusi mencakup aspek :

a. UKBM-UKBM yang akan dibentuk baru atau diaktifkan kembali, berikut jadwal pembentukan/pengaktifannya kembali.

b. Sarana-sarana yang akan dibangun baru atau direhabilitasi (misalnya Poskesdes, Polindes, Sarana Air Bersih, Sarana Jamban Keluarga, dan lain-lain), berikut jadwal pembangunannya.

c. Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dan membutuhkan biaya operasional, berikut jadwal pelaksanaannya.

Hal-hal yang dapat dilaksanakan dengan swadaya masyarakat dan atau bantuan dari donatur (misalnya swasta), disatukan dalam dokumen tersendiri. Sedangkan hal-hal yang memerlukan dukungan Pemerintah dimasukkan ke dalam dokumen Musrenbang Desa/Kelurahan untuk diteruskan ke Musrenbang selanjutnya.

Dalam bermain peran ini ada yang memimpin diskusi dan ada yang berperan sebagai notulis. Pada akhir pertemuan Pimpinan Rapat menyimpulkan hasil rapat perencanaan partisipatif tersebut.

Page 116: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

101Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

4. Kelompok 3 melakukan simulasi “Melakukan Kegiatan Promosi Kesehatan Melalui Dasawisma”.

Anggota kelompok 3 bermain peran sebagai : sebagai Bu Munir dan Bu Risa, KPM/Kader Kesehatan/Kader PKK melakukan kunjungan rumah (dasawisma), mengumpulkan ibu-ibu untuk penyuluhan kelompok tentang KIA dan ibu-ibu/masyarakat yang mempunyai anak balita. Dan juga ada yang berperan sebagai ibu-ibu/masyarakat yang mempunyai anak balita. Media penyuluhan yang digunakan adalah lembar balik, flash card, poster, buku KIA.

5. Setiap selesai simulasi dan bermain peran, peserta diminta untuk memberikan evaluasi.

6. Setelah seluruh kelompok selesai melakukan simulasi dan bermain peran pelatih memberikan komentar terhadap seluruh permainan peran tersebut yang menggambarkan penyelenggaraan desa dan kelurahan.

Page 117: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

102 Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

LEMBAR KASUS

Kasus Desa Cisoka di Kecamatan Sukaraja

Desa Cisoka terletak 20 Km ibukota kecamatan Sukaraja dan berlokasi di perbukitan. Hanya kendaraan tertentu saja yang bisa mencapai daerah tersebut karena jalannya yang menanjak, berbelok dan tidak bagus. Untuk mencapai desa tersebut hanya dapat dicapai dengan kendaraan yang dobel gardan, Puskesling tidak bisa masuk ke wilayah desa tersebut, petugas harus jalan kaki atau naik ojek.

Masalah kesehatan yang ada di Desa Cisoka yang terdiri dari 3 RW dan 9 RT berpenduduk 2890 jiwa tersebut, dapat diketahui dengan melihat laporan Puskesmas Pembantu yaitu dari 10 besar penyakit yang banyak disana diantaranya adalah ISPA, diare, TB, darah tinggi, penyakit pencernaan. Masalah kesehatan lainnya adalah pada tahun 2009 jumlah kasus Tetanus Neonatorum pada bayi menelan korban 2 orang, hal ini disebabkan masih banyak ibu-ibu yang masih bersalin ditolong oleh dukun. KLB diare juga sering terjadi. Jumlah anak balita yang tergolong kurang gizi pun meningkat. Anak sekolah dasar yang menderita diare, juga masih tergolong tinggi, hal ini karena anak sekolah makan jajanan yang tidak sehat di sekolahnya. Mulai tahun 2009 angka penderita TB juga mengalami peningkatan, yang memprihatinkan adalah penderita TB tersebut tidak suka minum obat dari puskesmas melainkan minum ramuan obat tradisional.

Fasilitas kesehatan yang ada disamping puskesmas pembantu adalah adanya dokter dan bidan praktik, rumah bersalin swasta, dan beberapa warung yang juga menjual obat.

Di wilayah Desa Cisoka ada beberapa lokasi peternakan ayam milik perorangan. Berdasarkan laporan dari masyarakat, banyak kematian unggas mendadak terjadi di Desa Cisoka, Cijambe dan Glodok, Kecamatan Sukaraja. Pada mulanya mereka merasa tidak ada masalah dalam kematian unggas yang mendadak tersebut. Pemeliharaan unggas masih bersifat tradisionial

Page 118: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

103Fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktiF

yaitu diliarkan di halaman rumah dan kandangnya diletakan di bawah rumah atau sangat berdekatan dengan rumah. Masyarakat di 3 desa tersebut menganggap kematian unggas mendadak sebagai hal biasa, karena setiap tahun pada musim dingin terjadi banyak unggas yang mati (tetelo). Bahkan sebagian disembelih pada waktu unggas itu sakit sehingga dagingnya dapat dimakan keluarga atau dijual. Mereka berpendapat yang haram itu makan ayam mati sedangkan makan ayam sakit dan sudah dipotong dan sesuai ajaran agama, tidak masalah. Baru mereka merasa khawatir karena ada anak usia 7 tahun dari desa Glodok yang meninggal akibat flu burung.

Karena Desa Cisoka terletak 15 Km dari pasar traditional yang letaknya di desa Glodok, penduduk membeli bahan makanan untuk keperluan sehari – hari (beras, sayur, daging sapi dan ayam) dari pedagang keliling yang menggunakan sepeda motor. Pedagang keliling tersebut mengunjungi Cisoka 2 hari sekali, karena jangkauan penjualannya meliputi beberapa desa.

Setiap bulan ada pertemuan bapak-bapak dimasing-masing RT dan ibu-ibu mengadakan arisan PKK sebulan sekali di balai desa. Kerja bakti diadakan sesekali dan tidak rutin. Sebagian besar penduduknya adalah karyawan pabrik yang mempunyai status ekonomi menengah kebawah. Di Desa Cisoka ada beberapa pabrik pembuatan teh, kopi dan cokelat. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Cisoka adalah sumbangan dana kematian dan kas RT yang berasal dari warga masyarakat. Sebulan sekali di beberapa RW ada kegiatan posyandu juga posyandu lansia, tetapi jumlah pengunjungnya sedikit. Jumlah warga yang merokok cukup banyak, sumber air yang digunakan untuk keperluan MCK berasal dari air tanah, hanya saja mereka tidak memasak air tersebut terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.

Page 119: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

FASILITASIPEMBINAAN PHBSDI MASYARAKAT

Modul 5

Fasilitasi Pembinaan PHBS Di M

asyarakat

Page 120: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

105Fasilitas pembinaan pHbs di masyarakat

DAFTAR ISI

I. DESKRIPSI SINGKAT

II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum B. Tujuan Pembelajaran Khusus

III. POKOK BAHASAN A. Pokok Bahasan 1 : PHBS B. Pokok Bahasan 2 : Langkah-langkah Fasilitasi Proses Pembinaan

PHBS IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

V. URAIAN MATERI A. Pokok Bahasan 1 : PHBS B. Pokok Bahasan 2 : Langkah-langkah Fasilitasi Proses Pembinaan

PHBS REFERENSI

LEMBAR KERJA

1. Pedoman Diskusi Kelompok dengan topik: 1 :“Kegiatan PHBS di Rumah Tangga”. Kelompok 2 :“Kegiatan PHBS di Sekolah”. Kelompok 3 :“Kegiatan PHBS di Tempat Kerja”. Kelompok 4 :“Kegiatan PHBS di Tempat-tempat Umum”. Kelompok 5 : “Kegiatan PHBS di Institusi Kesehatan”.

2. Pedoman Diskusi Kelompok “Identifikasi masalah PHBS penyebabmasalah dan kegiatan solusi permasalahan dari lembar kasus”.

3. Skenario bermain peran “Pembinaan terhadap kader/motivator dalam kaitan ASI ekslusif”, “Melakukan kegiatan promosi kesehatan dalam kaitanmembudayakangayahidupsehatdisuatukelurahan”.

Modul 5FASILITASI PEMBINAAN PHBS DI MASYARAKAT

Page 121: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

106 Fasilitas pembinaan pHbs di masyarakat

I. DESKRIPSI SINGKAT

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,yang menjadikan seseorang, keluarga, atau masyarakat mampumenolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperanaktifdalammewujudkankesehatanmasyarakat.PHBSmerupakanupayapemberdayaanmasyarakatdibidangkesehatanyangharusdilakukandiperbagai tatanan terutama di tatanan Rumah Tangga.

DalamRencanaStrategisKementerianKesehatan,yangdijadikantolokukur keberhasilan pembinaan PHBS adalah persentase rumah tangga yangsudahmempraktikkanPHBS.NamundisadaribahwaPHBSdirumahtangga memiliki hubungan saling pengaruh dengan PHBS di tatanan-tatananlain,yaituinstitusipendidikan,tempatkerja,tempatumum,dansarana kesehatan. Maka jika diinginkan keberhasilan dalam pembinaan PHBS di rumah tangga, pembinaan PHBS harus dilaksanakan di semua tatanan. Dengan demikian, pembinaan PHBS tidak hanya melibatkandua atau tiga sektor saja, melainkan banyak sektor. Kerjasama danketerpaduan antar berbagai sektor tersebut diperlukan dalam akselerasi pencapaiansasaranyangtelahditetapkan.

Komitmen dan aliansi strategis berbagai pihak, termasuk swasta dan dunia usaha dapat dikembangkan, sehingga kebijakan-kebijakan dan kegiatan-kegiatan dalam rangka pembinaan PHBS di semua tatanan terkoordinasi dengan baik. Kapasitas pengelola tatanan dapat ditingkatkan, sehingga pembinaan PHBS tidak lagi merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah, melainkan juga seluruh komponen masyarakat. Akses informasi tentang kesehatan bagi masyarakat disemua tatanan meningkat, dan dengan demikian gerakan dan peran serta masyarakat,khususnyadibidangkesehatan,menjadisemakinkuat.

Page 122: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

107Fasilitas pembinaan pHbs di masyarakat

Saatini,perilakumasyarakatmerupakanfaktorutamayangmenyebabkanmasalahkesehatan,olehsebabituupayauntukpemberdayaanmasyarakatagar mampu berperilaku hidup bersih dan sehat menjadi prioritas utama dalam program kesehatan. PHBS juga merupakan salah satu komponen pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Oleh karena itu para FasilitatorPemberdayaanMasyarakatdiBidangKesehatanharusmampumemfasilitasi Pembinaan PHBS di daerah masing-masing.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum Mampu melakukan fasilitasi Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti materi ini peserta mampu :

1. Menjelaskan tentang PHBS2. Melakukan Langkah-Langkah Fasilitasi Proses Pembinaan

PHBS

III. POKOK BAHASAN

A. Pokok Bahasan 1 : PHBS1.1. Pengertian PHBS1.2. PHBS di Berbagai Tatanan1.3. Hakikat Perilaku

B. Pokok Bahasan 2 : Langkah-langkah Fasilitasi Proses Pembinaan PHBS

2.1. Strategi Pembinaan PHBS2.2. Pembinaan PHBS di Rumah Tangga2.3. Indikator keberhasilan

Page 123: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

108 Fasilitas pembinaan pHbs di masyarakat

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Jumlahjamyangdigunakandalammodulinisebanyak8Jpl(T=2jpl;P=6; PL=0) @ 45 menit untuk memudahkan proses pembelajaran,dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut :

A. Langkah 1 (20 menit) : 1. Pelatih memperkenalkan diri 2.Pelatihmenyampaikantujuanumumdantujuankhusus 3. Menggali pendapat peserta tentang PHBS 4. Berdasarkan pendapat peserta pelatih menjelaskan tentang

pengertian dan tujuan PHBS

B. Langkah 2 (60 menit) : 1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok dengan jalan

berhitung 1-5, kemudian nomor satu bergabung dengan nomor 1, nomor 2 bergabung dengan nomor 2, demikian selanjutnyasampai terbentuk menjadi 5 kelompok

2. Pelatih meminta masing-masing kelompok melakukan diskusi dengan topik berlainan seperti berikut Kelompok 1 :“Kegiatan PHBS di Rumah Tangga”. Kelompok 2 :“Kegiatan PHBS di Sekolah”. Kelompok 3 :“Kegiatan PHBS di Tempat Kerja”. Kelompok 4 :“Kegiatan PHBS di Tempat-tempat Umum”. Kelompok 5 :“Kegiatan PHBS di Institusi Kesehatan”

3.Masing-masingwakilkelompokdimintamenyajikanhasildiskusikelompok

4. Pelatih meminta peserta untuk menanggapi hasil diskusi tersebut

5. Berdasarkan hasil diskusi kelompok pelatih menjelaskan hakikat perilaku dan pentingnya PHBS dilakukan di berbagai tatanan,terutama di rumah tangga

Page 124: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

109Fasilitas pembinaan pHbs di masyarakat

C. Langkah 3 (90 menit) :1. Pelatih membagi peserta menjadi 2 kelompok 2. Masing-masing kelompok diskusi identifikasi masalah PHBS

penyebabmasalahdankegiatansolusipermasalahanyangadadarilembarkasusyangdibagikan

3. Masing-masing wakil kelompok diminta menyajikan hasil diskusikelompok

4. Pelatih meminta peserta untuk menanggapi hasil diskusi5. Pelatihmenjelaskanberdasarkanpenyajianduakelompoktersebut

adalahmengidentifikasimasalah,penyebabmasalah,kegiatansolusiyangbisadilakukansebagaifasilitatorPemberdayaanMasyarakatdibidang kesehatan

D. Langkah 4 (150 menit) :1. Pelatihmembagipesertamenjadi2kelompok(kelompokyangsama

pada langkah 3). Masing-masing kelompok melakukan simulasi dan bermainperan sesuai skenario yangdibagikan, secarabergantian.Kelompok 1 melakukan simulasi dan bermain peran “Pembinaan terhadap kader/motivator dalam kaitan ASI ekslusif”. Kelompok 2 melakukan simulasi dan bermain peran “Melakukan kegiatan promosi kesehatandalamkaitanmembudayakangayahidupsehatdisuatukelurahan”.

2. Setiap selesai simulasi dan bermain peran, peserta diminta untuk memberikan evaluasi.

3. Setelah seluruh kelompok selesai melakukan simulasi dan bermain peran pelatih memberikan komentar terhadap seluruh permainan peran tersebut dikaitkan dengan pembinaan rumah tangga ber PHBS.

E. Langkah 5 (40 menit):1. Pelatih merangkum sesi pembelajaran ini dengan meminta peserta

untuk menanyakan hal-hal yang masih kurang jelas, memberikanjawaban atas pertanyaan peserta dan menegaskan kembalipentingnyapenerapanPHBSdimasyarakat.

Page 125: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

110 Fasilitas pembinaan pHbs di masyarakat

2. Meminta komentar, penilaian, saran bahkan kritik dari peserta pada kertasyangtelahdisediakan.

3. Pelatih menutup sesi pembelajaran dengan memberikan apresiasi pada peserta.

V. URAIAN MATERI

POKOK BAHASAN 1 : PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

1.1. Pengertian PHBS DalamUndang-UndangRINomor 36Tahun2009 tentangKesehatan

pada pasal 4 disebutkan bahwa ”Setiap orang berhak atas kesehatan”, selanjutnyapadapasal11menyatakanbahwa”Setiaporangberkewajibanberperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan, dan memajukankesehatanyangsetinggi-tingginya”.

Masyarakat di Desa atau Kelurahan Siaga Aktif wajib melaksanakanPHBS.PHBSadalahsekumpulanperilakuyangdipraktikkanatasdasarkesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang,keluarga,kelompokataumasyarakatmampumenolongdirinyasendiri(mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, PHBSmencakup beratus-ratus bahkan mungkin beribu-ribu perilaku yang harus dipraktikkandalamrangkamencapaiderajatkesehatanmasyarakatyangsetinggi-tingginya.Dibidangpencegahandanpenanggulanganpenyakitsertapenyehatan lingkungan harus dipraktikkan perilaku mencuci tangandengan sabun, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, memberantasjentiknyamuk,tidakmerokokdidalamruangan,danlain-lain. Di bidang kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana harus dipraktikkan perilaku meminta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, menimbang balita secara berkala, mengimunisasi lengkap

Page 126: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

111Fasilitas pembinaan pHbs di masyarakat

balita, menjadi akseptor keluarga berencana, dan lain-lain. Di bidang gizi dan farmasi harus dipraktikkan perilaku makan dengan gizi seimbang, minumtablettambahdarahselamahamil,memberibayiairsusuibu(ASI)eksklusif,mengkonsumsi garamberyodium,dan lain-lain.Sedangkandi bidang pemeliharaan kesehatan harus dipraktikkan perilaku ikut serta dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif mengurus dan ataumemanfaatkanupayakesehatanbersumbermasyarakat(UKBM),memanfaatkan Puskesmas dan sarana kesehatan lain, dan lain-lain.

NamundemikianperludisadaribahwaPHBSditatananrumahtanggasangat dipengaruhi oleh PHBS di tatanan-tatanan lain, yaitu tatananinstitusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum, dan tatanan sarana kesehatan. Oleh sebab itu, yang dimaksud denganmasyarakat dalam hal ini tidak terbatas pada masyarakat dalampengertianumum,tetapijugamasyarakatkhususdiberbagaitatanan.

TATANANSARANAKESEHATAN

BAGAN TATANAN PHBS

TATANANINSTITUSIPENDIDIKAN

TATANANTEMPATUMUMTATANANTEMPATKERJA

TATANANRUMAHTANGGA

Page 127: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

112 Fasilitas pembinaan pHbs di masyarakat

Sebagaimanamasyarakatdi tatanan rumah tangga,yaitumasyarakatumum, masyarakat di masing-masing tatanan pun memiliki strukturmasyarakat dan peran-peran dalam masyarakat. Jika di masyarakatumum terdapat struktur masyarakat formal dan struktur masyarakatinformal,ditatanan-tatananlainpunterdapatpulastrukturyangserupa.Di masing-masing tatanan juga terdapat berbagai peran, sehingga dapatdijumpai tigakelompokbesar sasaranpembinaanPHBS, yaitusasaran primer, sasaran sekunder, dan sasaran tersier. Sasaran primer berupasasaranlangsung,yaituindividuanggotamasyarakat,kelompok-kelompok dalam masyarakat, dan masyarakat secara keseluruhan,yang diharapkan untuk mempraktikkan PHBS. Sasaran sekunderadalahmerekayangmemilikipengaruhterhadapsasaranprimerdalampengambilan keputusannya untuk mempraktikkan PHBS. Termasukdi sini adalahparapemukamasyarakatatau tokohmasyarakat, yangumumnyamenjadipanutansasaranprimer.

Terdapatberbagaijenistokohmasyarakat,sepertimisalnyatokohataupemuka adat, tokoh atau pemuka agama, tokoh politik, tokoh pertanian, tokoh pendidikan, tokoh bisnis, tokoh pemuda, tokoh remaja, tokoh wanita, tokoh kesehatan, dan lain-lain. Pemuka atau tokoh adalah seseorang yangmemiliki kelebihan di antara orang-orang lain dalamsuatukelompokataudalammasyarakat.Iaakanmenjadipanutanbagikelompoknya atau bagi masyarakat karena ia merupakan figur yangmenonjol. Di samping itu, ia dapat mengubah sistim nilai dan norma masyarakat secara bertahap, dengan terlebih dulu mengubah sistimnilaidannormayangberlakudalamkelompoknya.Sedangkansasarantersieradalahmerekayangberadadalamposisipengambilankeputusanformal, sehingga dapat memberikan dukungan, baik berupa kebijakan/pengaturan dan atau sumber daya dalam proses pembinaan PHBSterhadap sasaran primer. Mereka sering juga disebut sebagai tokoh masyarakatformal,yakniorangyangmemilikiposisimenentukandalamstruktur formal di masyarakatnya (disebut juga penentu kebijakan).Dengan posisinya itu, mereka juga memiliki kemampuan untuk

Page 128: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

113Fasilitas pembinaan pHbs di masyarakat

mengubah sistim nilai dan norma masyarakat melalui pemberlakuankebijakan/pengaturan.

1.2. PHBS Di Berbagai Tatanan DiatasdisebutkanbahwaPHBSmencakupsemuaperilakuyangharus

dipraktikkan di bidang pencegahan dan penanggulangan penyakit,penyehatanlingkungan,kesehatanibudananak,keluargaberencana,gizi, farmasi, dan pemeliharaan kesehatan. Perilaku-perilaku tersebut harus dipraktikkan di mana pun seseorang berada – di institusi pendidikan, di tempat kerja, di tempat umum, di sarana kesehatan, dan dirumahtangga–sesuaidengansituasidankondisiyangdijumpai.

Di institusi pendidikan, sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan institusi pendidikan (kampus, sekolah,pesantren,seminari,padepokan,dan lain-lain)sehat,yangmencakupantara lain mencuci tangan menggunakan sabun, mengonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi napza, tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk, danlain-lain.

Di tempat kerja, sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yangdapat menciptakan tempat kerja (kantor, pabrik, dan lain-lain) sehat, yangmencakupmencucitangandengansabun,mengonsumsimakanandan minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi napza, tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk, dan lain-lain.

Di tempatumum,sasaranprimerharusmempraktikkanperilakuyangdapat menciptakan tempat umum (tempat ibadah, pasar, pertokoan, terminal,dermaga,danlain-lain)sehat,yangmencakupmencucitangandengan sabun, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di

Page 129: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

114 Fasilitas pembinaan pHbs di masyarakat

tempat sampah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi napza, tidak meludahdisembarangtempat,memberantasjentiknyamuk,danlain-lain.

Disaranakesehatan,sasaranprimerharusmempraktikkanperilakuyangdapat menciptakan sarana kesehatan (klinik, puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain) sehat, yangmencakupmencuci tangan dengan sabun,menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi napza, tidak meludah di sembarang tempat,memberantasjentiknyamuk,danlain-lain.

Di rumah tangga, sasaranprimerharusmempraktikkanperilakuyangdapat menciptakan rumah tangga sehat, yang mencakup persalinanditolongolehtenagakesehatan,bayidiberiASIeksklusif,beratbadanbalita ditimbang secara teratur, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengansabun,mengkonsumsibuahdansayursetiaphari,menggunakanjamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok di dalam rumah, tidakmengonsumsi napza,melakukan aktivitas fisiksetiap hari, tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk,danlain-lain.

1.3. Hakikat Perilaku Perilakuadalahsesuatuyangrumit.Perilakuindividuberkaitandengan

faktor-faktorpengetahuandansikapindividu.Perilakujugamenyangkutdimensikulturalyangberupasistimnilaidannorma.Sistimnilaiadalahacuantentanghal-halyangdianggapbaikdanhal-halyangdianggapburuk. Sedangkan norma adalah aturan tak tertulis yang disebutnormasosial,danaturantertulisyangdisebutnormahukum.Selainitu,perilakujugaberkaitandengandimensiekonomidanhal-hallainyangmerupakan pendukung perilaku. Perilaku seseorang, selain dipengaruhi olehpengetahuandansikapnya,memilikiacuankepadasistimnilaidannormayangdianutnya.Dengankata lain,nilaidannormamerupakanrambu-rambu bagi seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan

Page 130: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

115Fasilitas pembinaan pHbs di masyarakat

sesuatu. Sistim nilai dan norma dibuat oleh masyarakat di suatutatananuntukdianutolehindividu-individuanggotamasyarakattatanantersebut.

Namun demikian nilai dan norma, sebagai sistim sosial, adalahsesuatuyangdinamis.Artinya,nilaidannormasuatumasyarakatakanberubahmengikutiperubahan-perubahan lingkungandarimasyarakatyangbersangkutan.Jadi,antaranilaidannormadisatupihakdenganindividu-individumasyarakatdi pihak lain, terdapat hubungan timbal-balik, nilai dan norma mempengaruhi perilaku individu, perilaku individu yangberubahakandapatmengubahnilaidannorma.

Untuknilaidannormayangsesuaidengankaidah-kaidahkesehatan,perludiupayakanterpeliharanyanilaidannormatersebut.Sedangkanuntuksistimnilaidannormayang tidaksesuaidengankaidah-kaidahkesehatan, perlu dilakukan upaya guna mengubah sistim nilai dannorma tersebut melalui perubahan perilaku individu-individu anggota masyarakat. Individu-individu anggota masyarakat yang memilikipotensi besar untuk mengubah sistim nilai dan norma adalah mereka yangdisebutdenganpemukamasyarakatatautokohmasyarakat,baikyangformalmaupunyanginformal.

HAKIKAT PERILAKUSISTEMNILAI

(Acuan Baik/Buruk)

NORMAHUKUM(Aturan Tertulis)

PERILAKUSIKAPPENGETAHUAN

NORMASOSIAL(Aturan Tak Tertulis)

Page 131: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

116 Fasilitas pembinaan pHbs di masyarakat

Akantetapiperilakujugamenyangkutdimensiekonomi.Seseorangyangsudah mau berperilaku tertentu tidak pernah mempraktikkan perilaku itu karenatidakadanyakemampuansecaraekonomis.Misalnya,seseorangyangsudahmaumembuanghajat(airbesar)dijamban,tidakkunjungmelakukan hal itu karena ia tidak mampu membuat jamban pribadi dan di sekitarnyatidakterdapatjambanumum.Contohlain:seorangibuyangsudahmaumemeriksakankandungannyasecarateraturdiPuskesmas,tidak juga datang ke Puskesmas karena ia tidak memiliki uang untuk ongkos transport, walaupun untuk periksa di Puskesmas tidak dipungut biayaaliasgratis.

Oleh karena itu, agar perilaku dari sasaran primer di setiap tatanan dapat tercipta dan berkesinambungan diperlukan dukungan perilaku dari sasaran sekunder dan sasaran tersier di setiap tatanan yangbersangkutan. Sasaran sekunder harus berperilaku yang dapatmenciptakansuasanakondusifdanlingkungansosialyangmendorong(social pressure) bagi tercipta dan berkesinambungannya perilakusasaran primer. Sasaran sekunder juga diharapkan berperilaku sebagai panutan dalam rangka mempraktikkan PHBS. Sedangkan sasaran tersier harus berperilaku memberikan dukungan, baik material maupun nonmaterial,bagiterciptadanberkesinambungannyaperilakusasaranprimer. Dukungan tersebut antara lain dalam bentuk menetapkan dan memberlakukan kebijakan atau peraturan sebagai acuan dan rambu-rambubagipembinaanPHBSditatanan,danjugamenyediakansarana-sarana sebagai faktor pemudah (enabling factors) seperti misalnyatempat sampah, air bersih, jamban sehat, kantin sehat, perlengkapan kesehatan kerja, dan lain-lain.

Page 132: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

117Fasilitas pembinaan pHbs di masyarakat

POKOK BAHASAN 2 : LANGKAH-LANGKAH FASILITASI PROSES PEMBINAAN PHBS

2.1. Strategi Pembinaan PHBS Pembinaan PHBS dilaksanakan melalui penyelenggaraan promosi

kesehatan,yaituupayauntukmembantuindividu,keluarga,kelompok,danmasyarakat agar tahu,mau, danmampumempraktikkan PHBS,melalui proses pembelajaran dalam mencegah dan mengatasi masalah-masalahkesehatanyangdihadapi,sesuaisosialbudayasetempatsertadidukungolehkebijakanpublikyangberwawasankesehatan.

Menyadari rumitnya hakikat dari perilaku, maka perlu dilaksanakanstrategipromosikesehatanparipurnayangterdiridari(1)Pemberdayaan,yangdidukungoleh(2)Binasuasana,dan(3)Advokasi,sertadilandasioleh semangat (4) Kemitraan.

Ketiga strategi tersebut dilaksanakan dalam bentuk tindakan-tindakan sebagai berikut :

1. Mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (healthy public policy), yaitu mengupayakan agar para penentu kebijakandi berbagai sektor di setiap tingkatan administrasi menetapkan kebijakan dengan mempertimbangkan dampaknya terhadapmasyarakat.

2. Menciptakanlingkunganyangmendukung(supportive environment), yaitu menupayakan agar setiap sektor dalam melaksanakankegiatannyamengarahkepadaterwujudnyalingkungansehat(fisikdannonfisik).

3. Memperkuat gerakan masyarakat (community action), yaitumemberikan dukungan terhadap kegiatan masyarakat agar lebihberdaya dalam mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhikesehatan.

4. Mengembangkan kemampuan individu (personal skills), yaitumengupayakan agar setiap individu masyarakat tahu, mau, dan

Page 133: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

118 Fasilitas pembinaan pHbs di masyarakat

mampumembuatkeputusanyangefektifdalamupayamemelihara,meningkatkan,sertamewujudkankesehatannya,melaluipemberianinformasi,sertapendidikandanpelatihanyangmemadai.

5. Menatakembaliarahpelayanankesehatan(reorient health services), yaitu mengubah pola pikir serta sistim pelayanan kesehatanmasyarakatagarlebihmengutamakanaspekpromotifdanpreventif,tanpa mengesampingkan aspek kuratif dan rehabilitatif.

2.2. Pembinaan PHBS Di Rumah Tangga Di tatanan rumah tangga, pembinaan PHBS dilaksanakan secara

terintegrasi dengan kegiatan pengembangan dan pembinaan Desa dan Kelurahan Siaga. Tanggung jawab pembinaan terendah berada di tingkat kecamatan (Forum Kecamatan).

a. Pemberdayaan Pemberdayaan di tatanan rumah tangga dilakukan terhadap individu,

keluarga, dan kelompok masyarakat. Prosesnya diawali denganpemberdayaanterhadapkelompokmasyarakatmelaluipengorganisasianmasyarakat, untuk membentuk atau merevitalisasi Forum Desa/Kelurahan. Dengan pengorganisasian masyarakat, maka selanjutnyapemberdayaan individu dan keluarga dapat ditimbang-terimakankepadaperangkatdesa/kelurahan,pemukamasyarakat,dananggota-anggota masyarakat yang ditunjuk sebagai kader. Pemberdayaanindividu dilaksanakan dalam berbagai kesempatan, khususnya padasaatindividu-individumasyarakatberkunjungdanmemanfaatkanupaya-upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM) seperti Posyandu,Poskesdes, dan lain-lain, melalui pemberian informasi dan konsultasi. Sedangkan pemberdayaan keluarga dilaksanakan melalui kunjunganrumah dan konsultasi keluarga oleh para kader. Juga melalui bimbingan ataupendampingan ketika keluarga tersebutmembutuhkan (misalnyatatkala membangun jamban, membuat taman obat keluarga, dan lain-lain).

Page 134: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

119Fasilitas pembinaan pHbs di masyarakat

b. Bina Suasana Bina suasana di tatanan rumah tangga dilakukan oleh para pemuka

atautokoh-tokohmasyarakat,termasukpemukaagamadanpemukaadat,dalamrangkamenciptakanopinipublik,suasanayangkondusif,danpanutanditingkatdesadankelurahanbagidipraktikkannyaPHBSoleh rumah tangga. Bina suasana juga dilakukan oleh para pengurus organisasi kemasyarakatan di tingkat desa dan kelurahan sepertipengurus Rukun Warga/Rukun Tetangga, pengurus PKK, pengurus pengajian, pengurus arisan, pengurus koperasi, pengurus organisasi pemuda (seperti Karang Taruna), dan lain-lain. Para pengurus organisasi kemasyarakatantersebutikutmemotivasianggota-anggotanyaagarmempraktikkan PHBS. Di samping itu, bina suasana juga dapat dilakukan dengan pemanfaatan media seperti pemasangan spanduk dan atau billboard di jalan-jalan desa/kelurahan, penempelan poster di tempat-tempat strategis, pembuatan dan pemeliharaan taman obat/taman gizi percontohan di beberapa lokasi, serta pemanfaatan media tradisional.

c. Advokasi Advokasi dilakukan oleh fasilitator dari kecamatan/kabupaten/

kota terhadap para pemuka masyarakat dan pengurus organisasikemasyarakatantingkatdesadankelurahan,agarmerekaberperanserta dalam kegiatan bina suasana. Advokasi juga dilakukan terhadap parapenyandangdana,termasukpengusaha,agarmerekamembantuupayapembinaanPHBSdirumahtangga(desa/kelurahan).

Kegiatan-kegiatan pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi didesa dan kelurahan tersebut di atas harus didukung oleh kegiatan-kegiatan (1) Bina suasana PHBS di rumah tangga dalam lingkup yanglebihluas(kecamatan,kabupaten/kota,provinsi,dannasional)dengan memanfaatkan media massa berjangkauan luas seperti surat kabar,majalah,radio,televisi,daninternet;serta(2)Advokasisecaraberjenjang dari tingkat pusat ke tingkat provinsi, dari tingkat provinsi

Page 135: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

120 Fasilitas pembinaan pHbs di masyarakat

ke tingkat kabupaten/kota, dan dari tingkat kabupaten/kota ke tingkat kecamatan.

d. Kemitraan Kemitraanharusdigalangbaikdalamrangkapemberdayaanmaupun

bina suasana dan advokasi guna membangun kerjasama dan mendapatkan dukungan. Dengan demikian kemitraan perlu digalang antar individu, keluarga, pejabat atau instansi pemerintah yangterkait dengan urusan kesehatan (lintas sektor), pemuka atau tokoh masyarakat, mediamassa, dan lain-lain. Kemitraan yang digalangharusberlandaskanpadatigaprinsipdasar,yaitu(a)kesetaraan,(b)keterbukaan, dan (c) saling menguntungkan.

1.Kesetaraan; berarti tidak diciptakan hubungan yang bersifathirarkis. Semua harus diawali dengan kesediaan menerima bahwa masing-masingberadadalamkedudukanyangsama(berdirisamatinggi, duduk sama rendah). Keadaan ini dapat dicapai apabila semua pihak bersedia mengembangkan hubungan kekeluargaan. Yaitu hubungan yang dilandasi kebersamaan atau kepentinganbersama. Bila kemudian dibentuk struktur hirarkis (misalnyasebuah tim), adalah karena kesepakatan.

2.Keterbukaan;didalamsetiaplangkahdiperlukanadanyakejujurandari masing-masing pihak. Setiap usul/saran/komentar harus disertai dengan alasan yang jujur, sesuai fakta, tidak menutup-nutupisesuatu.Padaawalnyahalinimungkinakanmenimbulkandiskusiyangserulayaknya“pertengkaran”.Akantetapikesadaranakankekeluargaandankebersamaan,akanmendorongtimbulnyasolusiyangadildari“pertengkaran”tersebut.

3.Saling menguntungkan; solusi yang adil ini terutama dikaitkandenganadanyakeuntunganyangdidapatolehsemuapihakyangterlibat.PHBS dan kegiatan-kegiatan kesehatan dengan demikian harus dapat dirumuskan keuntungan-keuntungannya (baiklangsungmaupuntidaklangsung)bagisemuapihakyangterkait.Termasuk keuntungan ekonomis, bila mungkin.

Page 136: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

121Fasilitas pembinaan pHbs di masyarakat

2.3. Indikator Keberhasilan Untuk melihat keberhasilan pembinaan PHBS , praktik PHBS yang

diukuradalahyangdijumpaiditatananrumahtangga.Telahditetapkan10(sepuluh)indikatoruntukmenetapkanapakahsebuahrumahtanggatelahmempraktikkanPHBS,yaitu:(1)Persalinanditolongolehtenagakesehatan,(2)BayidiberiASIeksklusif,(3)Beratbadanbalitaditimbangsecara teratur, (4) Menggunakan air bersih, (5) Mencuci tangan dengan airbersihdansabun,(6)Menggunakanjambansehat,(7)Memberantasjentik nyamuk, (8) Mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari, (9)Melakukanaktivitasfisiksetiaphari,dan (10)Tidakmerokokdidalamrumah. Kesepuluh indikator tersebut merupakan sebagian dari semua perilaku yang harus dipraktikkan di rumah tangga, dan dipilih karenadianggap mewakili atau dapat mencerminkan keseluruhan perilaku.

REFERENSI• DepartemenKesehatanRI,PusatPromosiKesehatan,KebijakanNasional

PromosiKesehatan,Jakarta,2004• Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka

Cipta,Jakarta,Tahun2007• DepartemenKesehatanRI,PusatPromosiKesehatan,PanduanPembinaan

dan Penilaian PHBS di Rumah Tangga melalui Tim Penggerak PKK, Tahun 2009.

• Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, PanduanPeningkatanPHBSdiRumahTanggaTahun2009.

• Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Rumah TanggaBer-PHBS,Tahun2009

• Kementerian Kesehatan RI,Pedoman Umum Pengembangan Desa danKelurahanSiagaAktif,Tahun2010

Page 137: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

122 Fasilitas pembinaan pHbs di masyarakat

LEMBAR KERJA

Pedoman Diskusi Kelompok ”Kegiatan PHBS di Berbagai Tatanan”

1. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok.Masing-masing kelompok memilih Ketua,SekretarisdanPenyaji.

2. Kelompok 1 mendiskusikan topik : “Kegiatan PHBS di Rumah Tangga”. Kelompok 2 mendiskusikan topik : “Kegiatan PHBS di Sekolah”. Kelompok 3 mendiskusikan topik : “Kegiatan PHBS di Tempat Kerja”. Kelompok 4 mendiskusikan topik : “Kegiatan PHBS di Tempat-tempat

Umum”. Kelompok 5 mendiskusikan topik : “Kegiatan PHBS di Institusi

Kesehatan”. 3. Setelah diskusi, wakil masing-masing kelompok menyajikan hasil

diskusinya.4. Setiap selesai penyajian, peserta dari kelompok lain diminta untuk

menanggapi.5. Pelatihmenyampaikanrangkumanhasildiskusi5kelompoktersebut.

Page 138: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

123Fasilitas pembinaan pHbs di masyarakat

LEMBAR KERJA

Pedoman Diskusi Kelompok “Identifikasi masalah PHBS penyebab masalah dan kegiatan solusi permasalahan dari lembar kasus”

1. Peserta dibagi menjadi 2 kelompok. 2. Masing-masing kelompok diskusi identifikasi masalah PHBS

penyebabmasalahdankegiatansolusipermasalahanyangadadarilembarkasusDesaCisoka.

3. Masing-masing wakil kelompok diminta menyajikan hasil diskusikelompok.

4. Pelatih meminta peserta untuk menanggapi hasil diskusi5. Pelatihmenjelaskan berdasarkan penyajian dua kelompok tersebut

adalahmengidentifikasimasalah,penyebabmasalah,kegiatansolusiyangbisadilakukansebagaifasilitatorPemberdayaanmasyarakatdibidang kesehatan.

Page 139: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

124 Fasilitas pembinaan pHbs di masyarakat

LEMBAR KERJA

Pedoman Bermain Peran “Pembinaan terhadap kader/motivator dalam kaitan ASI eksklusif” dan “Melakukan kegiatan

promosi kesehatan dalam kaitan membudayakan gaya hidup sehat di suatu desa”

Bermain Peran “Pembinaan terhadap kader/motivator dalam kaitan ASI eksklusif”

1. Pelatih membagi peserta menjadi 2 kelompok2. Kelompok 1 melakukan simulasi pembinaan terhadap kader

kesehatan/PKK dalam kaitan ASI ekslusif di Poskesdes, dan anggota kelompok 1 bermain peran sebagai :

-BidanDesayangmemberikanpembinaankader/motivatordalamkaitanASIeksklusif,yangmencakup

- Kader kesehatan/PKK - Toma - Toga -Dukunbayi

Bermain Peran “Melakukan kegiatan promosi kesehatan dalam kaitan membudayakangayahidupsehatdisuatudesa”.

1. Kelompok2melakukansimulasimemberikanpenyuluhanpertemuanPKK bulanan di balai desa, dan anggota kelompok 2 bermain peran sebagai :

•KepalaDesayangmemberikansambutanpadaacarapertemuan •KetuaPKKDesayangmembukaacarapertemuanPKK •PetugasPuskesmasyangmemberikanpenyuluhan,meliputiaspek

: pengertian, tujuan, sasaran manfaat dan indikator PHBS •KetuaRW,menyampaikanpermasalahPHBSdiwilayahRWnya •KetuaRT,menanyakanbagaimanacaramembinakepadaanggota

RTnya

Page 140: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

125Fasilitas pembinaan pHbs di masyarakat

•Tokoh Agama, menyampaikan pertanyaan untuk dapat berperanaktif

•KaderPosyandu •Dukunbayi •Ibu-ibu,anggotaPKKDesa2. Setiap selesai simulasi dan bermain peran, peserta diminta untuk

memberikan evaluasi3. Setelah seluruh kelompok selesai melakukan simulasi dan bermain

peran pelatih memberikan komentar terhadap seluruh permainan peran tersebut dikaitkan dengan pembinaan rumah tangga ber PHBS

Page 141: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

Modul 6

Komunikasi dan Advokasi

KOMUNIKASI DANADVOKASI

Page 142: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

127KomuniKasi dan advoKasi

DAFTAR ISI

I. DESKRIPSI SINGKAT

II. TUJUAN PEMBELAJARAN a. Tujuan Pembelajaran Umum b. Tujuan Pembelajaran Khusus

III. POKOK BAHASAN A. Pokok Bahasan 1 : Komunikasi B. Pokok Bahasan 2 : Advokasi IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

V. URAIAN MATERI A. Pokok Bahasan 1 : Komunikasi B. Pokok Bahasan 2 : Advokasi

REFERENSI

LEMBAR KERJA 1. Skenario Bermain Peran Komunikasi Efektif 2. Skenario Bermain Peran Advokasi

Modul 6KOMUNIKASI DAN ADVOKASI

Page 143: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

128 KomuniKasi dan advoKasi

I. DESKRIPSI SINGKAT

Keberhasilan mewujudkan desa dan kelurahan siaga aktif membutuhkan dukungan pemangku kepentingan (stakeholders) oleh karena itu perlu berbagai upaya antara lain komunikasi yang efektif dan advokasi.

Komunikasi dapat pula diartikan sebagai proses pertukaran pendapat, pemikiran atau informasi melalui ucapan, tulisan maupun tanda-tanda yang dapat mencakup segala bentuk interaksi dengan orang lain yang berupa percakapan biasa juga diperlukan dalam melakukan advokasi.Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders).

Strategi membangun komunikasi yang efektif dan kemampuan melakukan advokasi perlu dikuasai oleh Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Kesehatan sehingga dapat melaksanakan peran dan fungsinya dalam fasilitasi.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum Mampu melakukan Komunikasi dan Advokasi

B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti materi ini peserta mampu : 1. Melakukan komunikasi 2. Melakukan advokasi

Page 144: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

129KomuniKasi dan advoKasi

III. POKOK BAHASAN

A. Pokok Bahasan 1 : Komunikasi 1.1. Pengertian komunikasi 1.2. Bentuk-bentuk Komunikasi 1.3. Membangun komunikasi yang efektif

B. Pokok Bahasan 2 : Advokasi 2.1. Pengertian advokasi 2.2. Langkah-langkah advokasi 2.3. Cara melakukan advokasi

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak Waktu : 6 Jpl (T=2 jpl; P=4; PL=0) @ 45 menit untuk memudahkan proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut :

A. Langkah 1 (15 menit) : 1. Pelatih memperkenalkan diri 2. Pelatih menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus 3. Menggali pendapat peserta tentang pengalamannya melakukan

komunikasi dan advokasi dalam pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif

B. Langkah 2 (120 menit) : 1. Pelatih membagi peserta menjadi 4 kelompok dengan jalan

berhitung 1-4, kemudian nomor satu bergabung dengan nomor 1, nomor 2 bergabung dengan nomor 2, demikian selanjutnya sampai terbentuk menjadi 4 kelompok.

2. Pelatih meminta masing-masing kelompok bermain peran komunikasi efektif

3. Setiap selesai permainan peran peserta diminta untuk menanggapi.

Page 145: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

130 KomuniKasi dan advoKasi

4. Setelah seluruh permainan peran selesai, berdasarkan hasil permainan peran tersebut fasilitator menjelaskan komunikasi efektif dan memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya hal-hal yang belum jelas.

C. Langkah 3 (120 menit) : 1. Pelatih membagi peserta menjadi 4 kelompok (masih kelompok

yang sama). 2. Masing-masing kelompok bermain peran advokasi sesuai skenario

yang dibagikan. 3. Setiap selesai permainan peran peserta diminta untuk

menanggapi. 4. Setelah seluruh permainan peran selesai, berdasarkan hasil

permainan peran tersebut pelatih menjelaskan pengertian, langkah-langkah advokasi, cara melakukan advokasi dan memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya hal-hal yang belum jelas.

D. Langkah 4 (15 menit) : 1. Pelatih merangkum sesi pembelajaran ini dengan meminta peserta

untuk menanyakan hal-hal yang masih kurang jelas, memberikan jawaban atas pertanyaan peserta.

2. Meminta komentar, penilaian, saran bahkan kritik dari peserta pada kertas yang telah disediakan.

3. Pelatih menutup sesi pembelajaran dengan memberikan apresiasi pada peserta.

Page 146: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

131KomuniKasi dan advoKasi

V. URAIAN MATERI

POKOK BAHASAN 1 : KOMUNIKASI

1.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan. Pendapat,

perasaan, atau berita kepada orang lain. Komunikasi dapat pula diartikan sebagai proses pertukaran pertukaran pendapat, pemikiran atau informasi melalui ucapan, tulisan maupun tanda-tanda.

Dengan demikian maka komunikasi dapat mencakup segala bentuk interaksi dengan orang lain yang berupa percakapan biasa, advokasi.

1.2. Bentuk-Bentuk Komunikasi1.2.1. Komunikasi Verbal

Komunikasi yang ada sangat beragam sekali, mempunyai aneka bentuk tergantung dari sisi apa kita melihat komunikasi tersebut. Yang dimaksud dengan verbal adalah lisan, dengan demikian komunikasi verbal adalah penyampaian tujuannya secara lisan. Proses penyampaian informasi secara lisan ini yang biasa kita kenal dengan berbicara. Dalam praktik sehari-hari penyampaian dan penerimaan pesan yang menggunakan kata-kata, sering juga menggunakan tulisan. Meskipun dalam bentuk tulisan tetapi bahasa yang dipakai adalah bahasa lisan. Contoh konkritnya adalah apabila kita mengirim pesan melalui telepon seluler (HP) atau yang kita kenal dengan SMS (Short Message Service). Bahasa yang kita gunakan adalah bahasa lisan. Kenyataannya bahwa SMS tersebut mempunyai hubungan personal yang tinggi dan dapat langsung memberikan umpan balik. Bahkan orang dapat bertransaksi apa saja melalui SMS tersebut, seolah-olah kita berbicara satu sama lain. Contoh lain misalnya media verbal; seperti buletin, pamflet, leaflet, dan sebagainya. Demikian juga dengan dokumen organisasi lainnya yang diterbitkan secara berkala

Page 147: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

132 KomuniKasi dan advoKasi

yang berisi masalah-masalah yang berhubungan dengan organisasi, kemajuan-kemajuan yang telah dicapai, PROTAP kerja, standar-standar, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan berbagai isu misalnya pengembangan SDM dan sebagainya.

1.2.2. Komunikasi Non Verbal Penyampaian pesan selain melalui lisan atau tulisan dapat juga dilakukan dengan melalui cara berpakaian, waktu, tempat, isyarat (gestures), gerak-gerik (movement), sesuatu barang, atau sesuatu yang dapat menunjukkan suasanan hati perasaan pada saat tertentu. Contoh komunikasi non verbal :a. Cara berpakaian Orang yang sedang berkabung karena kematian seseorang,

biasanya akan berpakaian hitam-hitam atau memasang tanda dengan kain hitam di lengan bajunya. Dengan demikian kita menjadi tahu bahwa orang tersebut dalam suasana berkabung. Atau seseorang yang biasanya berpakaian biasa-biasa saja tiba-tiba berpakaian lengkap dengan jas atau dasi, ini tentu juga suatu informasi bahwa yang bersangkutan mungkin sedang dalam suasana yang lain misalnya akan dilantik menjadi pejabat, akan menghadiri pesta atau pertemuan yang penting dan sebagainya.

b. Waktu Bunyi beduk atau lantunan suara adzan di mesjid atau mushola,

memberikan informasi bahwa waktu shalat telah tiba. Contoh lain adalah bunyi bel di sekolah yang menunjukkan bahwa waktu masuk kelas, istirahat atau pulang telah tiba.

c. Tempat Pemimpin suatu pertemuan atau rapat biasanya duduk di depan

atau di kepala meja, tidak pernah di belakang. Ini menginformasikan bahwa yang bersangkutan adalah pemimpin rapat atau pemimpin pertemuan yang biasanya orang penting atau memiliki jabatan tertentu. Ruang Kerja Kepala Puskesmas tentunya akan berbeda

Page 148: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

133KomuniKasi dan advoKasi

dengan ruang kerja juru imunisasi demikian juga ruang kerja dan peralatannya. Demikian juga di instansi lain misalnya di Kecamatan dan di Kelurahan atau di instansi lainnya.

d. Isyarat Audience di suatu seminar secara spontan bertepuk tangan

dengan riuh setelah mendengarkan paparan seorang presenter yang mempresentasikan materinya dengan baik dan menarik. Tepuk tangan tersebut merupakan isyarat bahwa audience puas terhadap paparan presentan tersebut. Sebaliknya para peserta latih mulai menguap, atau keluar masuk kelas, atau ada yang berbisik-bisik satu dengan lainnya ketika pelatih memberikan materi/kuliah, ini juga suatu isyarat bahwa materi, atau cara membawakan materi tersebut kurang berkenan di hati peserta latih. Contoh lain misalnya mengacungkan dua jari tanda Victory (kemenangan), menggeleng tanda tidak tahu, raut wajah yang asam tanda tidak senang, murung tanda bersedih, tangan mengepal tanda marah, tatapan mata bisa bermacam arti dan sebagainya.

1.3. Membangun Komunikasi Yang Efektif1.3.1. Strategi Membangun Komunikasi yang Efektif

Komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila pesan yang dikirim oleh komunikator (sender) dapat diterima dengan baik dalam arti kata menyenangkan, aktual, nyata oleh si penerima (komunikan). Kemudian penerima menyampaikan kembali bahwa pesan telah diterima dengan baik dan benar. Dalam hal ini terjadi komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik. Agar terjadi komunikasi yang efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :a. Mengetahui siapa mitra bicara Dalam berkomunikasi kita harus menyadari benar dengan siapa

kita berbicara, apakah dengan Pak Camat, dengan Pak Lurah, dengan Bidan desa, dengan tokoh masyarakat, atau dengan Kader. Kenapa kita harus mengetahui dengan siapa kita bicara ? Karena

Page 149: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

134 KomuniKasi dan advoKasi

dengan mengetahui audience, kita harus cerdas dalam memilih kata-kata yang digunakan dalam menyampaikan informasi buah pikiran kita. Kita harus memakai bahasa yang sesuai dan mudah dipahami oleh audience kita.

Selain itu pengetahuan mitra bicara kita juga harus diperhatikan informasi yang ingin kita sampaikan mungkin bukan merupakan hal yang baru bagi mitra kita, tetapi kalau penyampaiannya menggunakan istilah-istilah yang tidak dipahami oleh mitra kita, informasi atau gagasan yang kita sampaikan bisa saja tidak dipahami oleh mitra. Dengan memperhatikan mitra bicara kita akan dapat menyesuaikan diri dalam berkomunikasi dengannya.

b. Mengetahui apa tujuan komunikasi Cara kita menyampaikan informasi sangat tergantung kepada

tujuan kita berkomunikasi, misalnya; • Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan ingin

menyampaikan informasi mengenai Pelatihan bagi Bidan desa di wilayah Kecamatan A, jika tujuannya hanya menyampaikan informasi maka komunikasi dapat dilakukan dengan membuat Pengumuman atau surat edaran.

• Jalan pedesaan di Kecamatan A pada waktu musim hujan menjadi becek dan licin, sehingga menyulitkan mobil Puskesmas keliling masuk ke desa-desa terutama dalam pembinaan POSKESDES. Untuk itu maka jalan pedesaan perlu diperbaiki dan dibuat selokan air sehingga jalan tidak terendam dan licin pada musin hujan. Fasilitator akan mengusulkan kepada Pak Camat agar diinstruksikan kepada seluruh Kepala Desa/Lurah agar warga memperbaiki jalan dan lingkungan. Bila tujuannya seperti ini tentu pendekatannya bukan dengan surat tapi melalui advokasi.

• Bidan desa diinstruksikan oleh Pak Camat untuk apel setiap hari Senin pagi di Kecamatan, bila hal ini terjadi maka kemungkinan kegiatan Poskesdes akan terganggu karena setiap Senin ada

Page 150: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

135KomuniKasi dan advoKasi

kegiatan Posyandu, padahal jarak dari desa ke Kecamatan sebagian besar harus ditempuh lebih dari 2 jam pulang pergi. Untuk kasus seperti ini tentunya yang paling cocok adalah melalui negosiasi.

• Mengetahui dalam konteks apa komunikasi dilakukan. • Dalam berkomunikasi maka kita perlu mempertimbangkan keadaan

atau lingkungan saat kita berkomunikasi. Bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. Bisa saja kita menggunakan bahasa dan informasi yang jelas dan tepat tetapi karena konteksnya tidak tepat, reaksi yang kita peroleh tidak sesuai dengan yang diharapkan.

• Mempertimbangkan penggunaan kata hemat : - Kita harus hemat dalam mengelola anggaran Poskesdes. - Menurut hemat saya, Bidan desa sebaiknya tinggal di desa

dimana Poskesdes berada. - Penggunaan kata hemat pada kedua kalimat tersebut

konteksnya pasti berbeda satu sama lain.

c. Mengetahui kultur Dalam berkomunikasi harus diingat peribahasa “ Dimana bumi

dipijak, disitu langit dijunjung” artinya bahwa dalam berkomunikasi kita harus memperhatikan dan menyesuaikan diri dengan budaya atau habit atau kebiasaan orang atau masyarakat setempat. Misalnya berbicara sambil menunjuk sesuatu dengan telunjuk kepada orang yang lebih tua atau lebih tinggi kedudukannya di daerah Jawa Barat atau Jawa Tengah bisa dianggap kurang sopan atau kurang ajar walaupun mungkin di daerah lain itu biasa-biasa saja. Atau kalau di daerah Sumatera Utara orang bisa berbicara dengan intonasi dan suara yang keras, maka apakah orang non Sumatera Utara harus mengimbangi pula dengan nada yang keras? Dalam hal ini, misalnya orang Sunda kalau berbicara dengan orang Batak tidak perlu bertutur seperti orang Batak, begitu pula sebaliknya. Dengan demikian maka tidak terjadi salah tafsir yang mengakibatkan kegagalan komunikasi.

Page 151: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

136 KomuniKasi dan advoKasi

d. Mengetahui bahasa Dalam berkomunikasi seyogyanya kita memahami bahasa mitra

kita, hal ini tidak berarti kita harus memahami semua bahasa dari mitra bicara. Oleh karena ada kata-kata yang menurut etnis tertentu merupakan hal yang lumrah tapi menurut etnis lain merupakan hal yang tabu untuk dikatakan atau mempunyai arti yang berbeda. Misalnya ucapan ‘nangka tok’ menurut bahasa Sunda berarti ‘nangka saja’, tetapi untuk orang Jawa ini tentu lain artinya. Begitu juga ‘gedang’ menurut orang Sunda artinya ‘pepaya’ tapi menurut orang Jawa artinya ‘pisang’. Bahasa asing juga perlu kita pahami manakala kita berkomunikasi dengan orang asing yang tidak bisa berbahasa Indonesia, misalnya ada turis asing yang tersasar ke kampung kita, kita ingin menolongnya tapi tidak mengerti bahasa asing misalnya bahasa Inggris, padahal si turis tidak menguasai Bahasa Indonesia, maka jelas komunikasi akan terhambat sebab komunikasi verbal tidak jalan. Selain itu untuk memperjelas pesan yang hendak disampaikan dalam berkomunikasi, gunakanlah kalimat-kalimat sederhana yang mudah dipahami. Kalimat panjang dan kompleks seringkali mengaburkan arti dan makna pesan yang akan disampaikan. Misalnya Kepala Puskesmas, berbicara kepada para Bidan desa dalam suatu rapat “Bu Bidan sekalian dalam rangka mensukseskan Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, maka semua Bidan Desa harus menyadari akan arti pentingnya pembangunan kesehatan dengan memberdayakan semua potensi yang ada dalam masyarakat, untuk itu maka Ibu-ibu Bidan harus berusaha sekuat tenaga untuk membuat masyarakat berdaya dan mendukung Desa Siaga dan Kelurahan Siaga Aktif dalam membangun Poskesdes”. Kalimat tersebut terlalu panjang dan kompleks. Padahal informasi yang perlu disampaikan ialah agar Poskesdes di setiap desa dibangun dengan memberdayakan potensi yang ada di masyarakat.

Page 152: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

137KomuniKasi dan advoKasi

1.3.2. Komunikasi Verbal yang Efektif Komunikasi akan efektif bila pesan yang disampaikan pemberi pesan

diterima oleh penerima pesan sesuai dengan maksud penyampai pesan dan menimbulkan saling pengertian. Dalam komunikasi verbal atau berbicara yang didengar adalah suara yang diucapkan melalui kata-kata yang keluar dari mulut. Suara-suara itu harus mempunyai makna sehingga maksud dari berbicara itu dapat dimengerti. Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila :

- Pesan diterima dan dimengerti sebagaimana yang dimaksud oleh si pengirim.

- Pesan disetujui oleh penerima dan ditindak lanjuti dengan perbuatan yang dikehendaki oleh pengirim.

- Tidak ada hambatan untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.

a. Ciri-ciri komunikasi verbal yang efektif - Langsung (to the point, tidak ragu menyampaikan pesan) - Asertif (tidak takut mengatakan apa yang diinginkan dan

mengapa) - Ramah dan bersahabat (congenial) - Jelas (hal yang disampaikan mudah dimengerti) - Terbuka (tidak ada pesan dan makna yang tersembunyi) - Secara lisan (menggunakan kata-kata untuk menyampaikan

gagasan dengan jelas) - Dua arah (seimbang antara berbicara dan mendengarkan) - Responsif (memperhatikan keperluan dan pandangan orang

lain) - Nyambung (menginterpretasi pesan dan kebutuhan orang lain

dengan tepat) - Jujur (mengungkapkan gagasan, perasaan, dan kebutuhan yang

sesungguhnya)

Page 153: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

138 KomuniKasi dan advoKasi

b. Ciri-ciri komunikasi verbal yang tidak efektif - Tidak langsung (bertele-tele) - Pasif (malu-malu, tertutup) - Antagonistis (marah-marah, agresif, atau bernada kebencian) - Kriptis (pesan atau maksud yang sesungguhnya tidak pernah

diungkapkan secara terbuka) - Satu arah (lebih banyak berbicara daripada mendengarkan) - Tidak responsif (sedikit/tidak ada minat terhadap pandangan

atau kebutuhan orang lain) - Tidak nyambung (respon dan kebutuhan orang lain disalahartikan

dan disalah interpretasikan) - Tidak terus terang (perasaan, gagasan dan keputusan

diungkapkan secara tidak jujur)

c. Keterampilan berbicara Pada dasarnya keterampilan berbicara dapat dipelajari dan

ditingkatkan dengan berlatih, agar mampu berbicara secara efektif maka dalam tiap komunikasi baik informal maupun formal, beberapa teknik dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan efektivitas berbicara sebagai berikut :

- Percaya diri. - Ucapkan kata-kata dengan jelas dan perlahan-lahan. - Bicara dengan wajar, seperi biasanya jangan terkesan sebagai

penyair atau sedang deklamasi. - Atur irama dan tekanan suara dan jangan monoton. Gunakan

tekanan dan irama tertentu, untuk menampilkan poin-poin tertentu, tapi hindarkan kesan sebagai pemain drama.

- Tarik nafas dalam-dalam 2 atau 3 kali untuk mengurangi ketegangan. Mengatur nafas secara normal dan jangan terkesan seperti orang yang dikejar-kejar. Bila perlu menghentikan pembicaraan sejenak, selain untuk mengambil napas juga berfungsi menarik perhatian.

- Hindari sindrom : Ehm, Ah, Au, Barangkali, Mungkin, anu, Apa,

Page 154: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

139KomuniKasi dan advoKasi

dan lain-lain. Jika terpojok dan kehabisan bicara atau lupa cukup berhenti sejenak, cara ini menunjukkan bahwa seakan-akan kita sedang berpikir dan akan berdampak positif dibanding mengatakan mengatakan ’apa’, ’ya, eh ...’, ’apa ya, saya pikir...’, ’barangkali’, dan seterusnya.

- Membaca paragraf yang dianggap penting dari teks tulisan. Jangan merasa malu melakukan hal ini, karena pendengar akan berpikir bahwa kita hanya menekankan poin pembicaraan tertentu agar lebih lengkap.

- Siapkan air minum. Ini sangat membantu pembicara berhenti sejenak juga untuk membasahi kerongkongan.

1.3.3. Komunikasi Non-Verbal yang Efektif Komunikasi non verbal adalah proses pertukaran pesan/makna melalui

berbagai cara selain kata-kata. Yaitu melalui bahasa tubuh, ekspresi muka, tatapan, sentuhan tampilan vokal suara (volume, intonasi, irama, dan sebagainya), baju yang dipakai, penggunaan ruangan, dan lain-lain. Wajah mengekspresikan bagaimana perasaan kita, tubuh mengekspresikan intensitas emosi. Misal kalau sedih wajah terlihat murung atau dengan tangan mengepal kalau sedang marah.

Dalam komunikasi pertukaran makna verbal dan non verbal saling melengkapi, saling mempengaruhi dan tidak terpisahkan satu sama lain. Komunikasi interpersonal selalu menyangkut pesan verbal dan non verbal. Suatu kata yang sama diekspresikan dengan berbeda emosi yang berbeda akan bermakna berbeda. Misal : ” Sebaiknya Bu Bidan, memeriksa pasien terlebih dahulu sebelum merujuk ke Rumah Sakit”, bila disampaikan dengan kata-kata yang lembut akan diterima berbeda jika disampaikan dengan dengan kata-kata yang sama tapi dengan volume suara yang keras dan tegas. Kualitas komunikasi verbal seringkali ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain : intonasi suara, ekspresi raut wajah, gerakan tubuh (body language).

Page 155: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

140 KomuniKasi dan advoKasi

Sebuah hasil riset (Mechribian & Ferris) menunjukkan bahwa dalam komunikasi verbal, khususnya pada saat presentasi keberhasilan penyampaian informasi adalah sebagai berikut :- 55 % ditentukan oleh bahasa tubuh (body language)- 38 % ditentukan oleh isyarat dan kontak mata- 7 % ditentukan oleh kata-kata

Beberapa contoh yang dapat dikembangkan, agar komunikasi non verbal dapat lebih efektif :

a. Cara berpakaian Cara berpakaian mengkomunikasikan siapa dan apa status

seseorang, baik dalam pekerjaan sehari-hari maupun dalam waktu tertentu (pesta, rapat, kunjungan kerja, dan lain-lain). Misalnya seorang Kepala Puskesmas bila menghadiri rapat dinas dengan Pak Camat, akan lebih dihargai bila berpakaian dinas (PDH) dibandingkan jika berpakaian biasa-biasa saja. Atau seorang dokter akan lebih dikenal jika sedang mengadakan kunjungan ke desa menggunakan pakaian dokter (jas putih) dan memakai stetoskop dibanding kalau hanya memakai pakaian dinas biasa. Demikian juga seorang Bidan akan lebih cepat dikenali oleh masyarakat jika memakai seragam bidan. Tapi penggunaan pakaian juga harus tepat pada saat yang tepat, misalnya pada waktu pesta di luar jam kantor maka tentu kurang tepat kalau kita datang dengan menggunakan pakaian dinas kantor.

b. Waktu Di dalam berkomunikasi manfaatkan waktu secara tepat,

artinya manfaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya. Karena waktu adalah sesuatu yang sangat berarti. Misalnya, kalau Tim Fasilitator Puskesmas akan mengadakan rapat dinas dengan para Bidan Poskesdes, maka pilihlah waktu dimana rapat tersebut tidak mengganggu pelayanan kepada pasien.

Page 156: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

141KomuniKasi dan advoKasi

c. Tempat Tempat sangat menentukan efektivitas komunikasi, misalnya

kantor adalah tempat kerja, restoran adalah tempat makan, lapangan tenis adalah tempat olahraga. Namun demikian seringkali urusan kantor bisa diselesaikan di lapangan tenis atau bahkan di hotel atau restoran. Dalam dunia bisnis dikenal istilah entertain yaitu untuk melobi rekan bisnis, pertemuan diadakan di restoran atau di hotel sambil menjamu rekan bisnis. Dan hal ini ternyata banyak membawa hasil ketimbang pertemuan dilakukan secara formal di kantor. Demikian pula misalnya Tim Fasilitator Puskesmas apabila bertemu dengan Pak Camat atau Pak Lurah di lapangan tenis sambil bermain tenis, di sela-sela waktu istirahat dapat berkomunikasi secara informal mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kedinasan. Selanjutnya hasil pembicaraan tersebut ditindak lanjuti di kantor.

Selain hal-hal tersebut diatas, perlu juga dipahami fungsi-fungsi yang menunjukkan ke-non-verbal-an komunikasi, antara lain :

• Pengulangan (repetition) yaitu pengulangan pesan dari individu dilakukan dengan verbal.

• Penyangkalan (contradiction) yaitu penyangkalan pesan yang dilakukan terhadap seseorang. Misalnya mengangkat bahu menyatakan ”tidak tahu”, menggeleng kepala sama dengan ”tidak”, dan sebagainya. Namun penggunaannya juga harus memperhatikan budaya atau kebiasaan, misal, untuk orang India menggelengkan kepala bukan berarti tidak.

• Pengganti pesan (substitution) misal mendelik berarti marah.• Melengkapi pesan verbal misal mengatakan ”bagus” sambil

mengacungkan ibu jari, dan sebagainya.• Penekanan (accenting) menggaris bawahi pesan verbal misalnya

berbicara dengan sangat pelan atau menekan kaki.

Page 157: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

142 KomuniKasi dan advoKasi

POKOK BAHASAN 2 : ADVOKASI

2.1. Pengertian Advokasi Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui

macam-macam bentuk komunikasi persuasif (JHU, 1999).

Advocacy is a combination on individual and action to design to gain political commitment, policy support, social acceptance and system support for particular health goal programs (WHO, 1989).

Advokasi kesehatan dapat diartikan juga suatu rangkaian komunikasi strategis yang dirancang secara sistimatis dan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu baik oleh individu maupun kelompok agar pembuat keputusan membuat suatu kebijakan publik yang menguntungkan masyarakat.

Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Berbeda dengan bina suasana, advokasi diarahkan untuk menghasilkan dukungan yang berupa kebijakan (misalnya dalam bentuk peraturan perundang-undangan), dana, sarana, dan lain-lain. Stakeholders yang dimaksud bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh adat, dan lain-lain yang umumnya dapat berperan sebagai penentu “kebijakan” (tidak tertulis) di bidangnya. Yang juga tidak boleh dilupakan adalah tokoh-tokoh dunia usaha, yang diharapkan dapat berperan sebagai penyandang dana non-pemerintah.

Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu (1) Mengetahui atau menyadari adanya masalah, (2) Tertarik untuk ikut mengatasi masalah, (3) Peduli terhadap pemecahan masalah dengan

Page 158: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

143KomuniKasi dan advoKasi

mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah, (4) Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah, dan (5) Memutuskan tindak lanjut kesepakatan. Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat, dan tepat.

Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu : 1. Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi 2. Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah 3. Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah 4. Berdasarkan kepada fakta (evidence-based) 5. Dikemas secara menarik dan jelas 6. Sesuai dengan waktu yang tersedia

Advokasi akan lebih efektif bila dilaksanakan dengan prinsip kemitraan yaitu dengan membentuk jejaring advokasi atau forum kerjasama.

2.2. Langkah-Langkah Advokasi2.2.1. Mendefinisikanisustrategis Untuk melakukan advokasi, langkah pertama yang harus dilakukan

adalah menetapkan atau mendefinisikan isu-isu strategis di suatu wilayah. Penetapan isu ini sangat penting sebagai dasar untuk melakukan kebijakan.

Sebagai contoh, isu strategis di bidang Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut :

- Perilaku pekerja PT Y belum sesuai dengan perilaku sehat, yang lebih dikenal dengan Paraigma Sehat, mereka mengkonsumsi rokok, makanan berkadar lemak tinggi, malas minum air putih.

- Tambang emas rakyat menggunakan merkuri dan membuang limbahnya di wilayah sekitarnya. Padahal merkuri adalah logam beracun bagi kehidupan masyarakat sekitarnya.

Page 159: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

144 KomuniKasi dan advoKasi

No

No

1

2

1 Isu yang mempengaruhi banyak orang

2 Isu yang mempengaruhi terhadap program kesehatan

3 Isu dengan misi/mandat organisasi

4 Isu dengan tujuan pembangunan berwawasan

kesehatan

5 Isu dapat dipertanggung jawabkan dengan intervensi

advokasi

6 Isu dapat memobilisasi para mitra/pemangku

kepentingan

TOTAL NILAI

ISU

KRITERIA UNTUK MEMILIH ISU

Kerangka Isu Pilihan

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS

Meningkatnya perokok dikalangan remaja di Kab/Kota X

PEMANGKU KEPENTINGAN

PEMDA, DINKES, DINAS PENDIDIKAN NASIONAL, TP PKK, LSM, ORSOSMAS, TOGA/TOMA, MEDIA MASSA

PEMDA, DINKES, DINAS PENDIDIKAN NASIONAL, PRAMUKA, LSM, ORSOSMAS, TOGA/TOMA, MEDIA MASSA

KEGIATAN ADVOKASI

NILAI (P)

1 2 3

• Peningkatan kebijakan tentang PHBS

• Peningkatan ekspos media massa tentang PHBS

• Pengkajian peraturan perundang-undangan terkait dengan penerapan PHBS

• Peningkatan kebijakan tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok

• Peningkatan expose media masa tentang bahaya merokok

• Pengkajian peraturan perundang-undangan terkait dengan penerapan budaya tidak merokok

Setelah diterapkan isu-isu strategis, kemudian dilakukan inventarisasi pemangku kepentingan, dan kemudian ditetapkan kegiatan-kegiatan advokasi yang perlu dilakukan. Sebagai contoh, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Page 160: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

145KomuniKasi dan advoKasi

2.2.2. Menentukan tujuan advokasi Tujuan adalah suatu pernyataan tentang suatu keadaan yang akan

dicapai pada masa tertentu. Dalam menetapkan tujuan advokasi lebih diarahkan pada perubahan perilaku untuk meyakinkan para penentu kebijakan yang berkaitan dengan isu-isu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, dalam menetapkan harus didahulukan dengan pertanyaan, ”Siapa yang diharapkan mencapai seberapa banyak dalam kondisi apa, berapa lama, dan dimana ?”.

Jadi secara umum dapat dikatakan tujuan advokasi adalah : - Realistis, bukan angan-angan. - Jelas dan dapat diukur. - Isu yang akan disampaikan. - Siapa sasaran yang akan diadvokasi. - Seberapa banyak perubahan yang diharapkan.

Penetapan tujuan advokasi sebagai dasar untuk merancang pesan dan media advokasi dalam merancang evaluasi. Jika tujuan advokasi yang ditetapkan tidak jelas dan tidak operasional maka pelaksanaan advokasi menjadi tidak fokus. Berikut adalah salah satu contoh menetapkan tujuan mengenai pentingnya Kawasan Tanpa Rokok ditempat kerja.

Tujuan Umum : Meningkatnya Kawasan Tanpa Rokok ditempat kerja dari 50%

menjadi 70% sampai tahun 2014 di Kabupaten Bandung.

2.2.3. Mengembangkan pesan advokasi Pesan adalah terjemahan tujuan advokasi ke dalam ungkapan atau

kata yang sesuai untuk khalayak sasaran. Mengembangkan pesan advokasi diperlukan kemampuan

perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni. Pesan advokasi mengajukan fakta dan data akurat, juga diharuskan mampu untuk

Page 161: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

146 KomuniKasi dan advoKasi

membangkitkan emosi dan kemampuan seni untuk mempengaruhi para penentu kebijakan.

a. Efektivitas pesan (Seven C’s for Effective Communication) Suatu pesan advokasi dapat dikatakan efektif dan kreatif jika

memenuhi tujuh kriteria sebagai berikut : - Command Attention Kembangkan suatu isu atau ide yang merefleksikan desain suatu

pesan. Bila terlalu banyak ide akan membingungkan penentu kebijakan, sehingga mudah dilupakan.

- Clarify the Message Buatlah pesan advokasi yang mudah, sederhana dan jelas.

Pesan yang efektif harus memberikan harus memberikan informasi yang relevan dan baru bagi penentu kebijakan. Sebab bila diremehkan oleh mereka secara otomatis pesan tersebut sudah gagal.

- Create Trust Pesan advokasi dapat dipercaya dengan menyajikan data dan

fakta yang akurat. - Communicate the Benefit Tindakan yang dilakukan harus memberi keuntungan sehingga

penentu kebijakan merasa termotivasi untuk menerapkan kebijakan yang baru.

- Consistency Pesan advokasi harus konsisten. Artinya sampaikan suatu pesan

utama di media apa saja secara terus-menerus, baik melalui pertemuan, tatap muka, atau pun melalui media.

- Cather to the Heart and Head Pesan advokasi harus bisa menyentuh akal dan rasa. Komunikasi

yang efektif tidak hanya memberikan alasan teknis, tetapi harus menyentuh nilai-nilai emosi dan membangkitkan kebutuhan yang nyata.

Page 162: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

147KomuniKasi dan advoKasi

- Call to Action Pesan advokasi harus dapat mendorong penentu kebijakan

untuk bertindak atau berbuat sesuatu. Kebijakan kawasan tanpa rokok yang dikeluarkan oleh pimpinan perusahaan, merupakan suatu tindakan nyata untuk menerapkan Kawasan Tanpa Rokok bagi karyawan di tempat kerja.

• Pesan Advokasi - Merupakan pernyataan yang singkat, padat dan bersifat membujuk. - Berhubungan dengan tujuan Anda dan menyimpulkan apa yang ingin

Anda capai. - Bertujuan untuk menciptakan aksi yang Anda inginkan untuk dilakukan

oleh pendengar pesan Anda.

• Gaya Pesan Advokasi - Seruan : Emosional vs Rasional - Seruan : Positif vs Negatif - Seruan : Masa vs Individu - Kesimpulan Tertutup vs Kesimpulan Terbuka

• Pengemasan Pesan - Presentasi adalah kunci untuk menyampaikan pesan. - Sebuah presentasi yang berhasil adalah presentasi yang menarik,

didukung oleh fakta yang sahih dan tampilan yang menarik. - Pengemasan mencakup cetakan, materi audiovisual. - Dukungan kemasan dengan ilustrasi sederhana, grafik dan foto.b. Pengemasan materi bagi kelompok sasaran berbeda.

1. Masalah2. Ukuran isu3. Dampak

Pesan bagi pembuat keputusan

Pesan bagi mitra dan sekutu

Pesan bagi keluarga yang bertahan/menolak

Pesan bagi masyarakat

Page 163: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

148 KomuniKasi dan advoKasi

c. Penggalangan sumber daya termasuk dana. Kenali dan coba dapatkan sumber daya (uang, tenaga, keahlian,

jejaring dan perlengkapan lainnya) untuk melaksanakan kampanye advokasi.

d. Mengembangkan rencana kerja Pelaksanaan rencana kegiatan advokasi sesuai dengan identifikasi

kegiatan, tugas pokok, dan fungsi dari para pelaksana, jangka waktu, serta sumber daya, POA yang dibutuhkan.

2.3. Cara Melakukan Advokasi 2.3.1. Analisa Pemangku Kepentingan (Stakeholder)

Analisis pemangku kepentingan diperlukan karena sangat penting peranannya dalam pengembangan rencana advokasi selanjutnya. Dalam analisis tersebut, setiap pemangku kepentingan potensial dijajagi siapa dan seberapa besar peranannya dalam isu yang akan diadvokasi.

Contoh Analisis Pemangku Kepentingan : Pengambil Keputusan Hal yang perlu diidentifikasi adalah : - Siapa, jumlah, lokasi dan jenis kelamin - Pengetahuan tentang masalah atau isu advokasi - Saluran untuk mencapai pengambil keputusan - Seberapa jauh pengaruhnya terhadap isi advokasi - Apakah mendukung atau menentang masalah/isu advokasi dan

alasannya.

Sekutu/mitra/teman Hal yang perlu diidentifikasi adalah : • Siapa, jumlah, lokasi dan jenis kelamin • Pengetahuan tentang isu advokasi • Jejaring kerja dan besarnya kelompok

Page 164: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

149KomuniKasi dan advoKasi

• Kekuatan spesial seperti hubungan dengan media, kemampuan mobilisasi massa

• Pengalaman masa lalu di bidang advokasi • Keinginan untuk membagi pengalaman keahlian dan sumber daya • Harapan bergabung sebagai anggota sekutu

Kelompok bertahan/menolak lawan Hal yang perlu diidentifikasi adalah : • Siapa, jumlah, lokasi dan jenis kelamin • Pengetahuan tentang masalah atau isu advokasi • Alasan bertahan/menentang • Bagaimana menjangkau kelompok oposisi • Kepada siapa kelompok tersebut berkonsultasi dan melihat

kelemahan dan kekuatannya

2.3.2. Strategi Advokasi Adalah sebuah kombinasi dari pendekatan, teknik dan pesan-pesan

yang diinginkan oleh para perencana untuk mencapai maksud dan tujuan advokasi. Langkah-langkah kunci dalam merumuskan strategi advokasi:

- Mengidentifikasi dan menganalisa isu advokasi - Mengidentifikasi dan menganalisa pemangku kepentingan utama - Merumuskan tujuan yang terukur - Mengembangkan pesan-pesan utama advokasi - Mengembangkan strategi (pendekatan, teknik-teknik, pesan-pesan,

dan lain-lain) - Mengembangkan rencana aksi advokasi - Merencanakan pengawasan, pemantauan, dan penilaian

Page 165: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

150 KomuniKasi dan advoKasi

Rangkaian Perubahan Perilaku :Strategi Advokasi yang memungkinkan perubahan

Tidak menyadari

Menyadari, berkepentingan

Mendorong untuk merubah

Mencoba perilaku baru

Melanjutkan perilaku baru

Tumbuhkan kesadaran dan Tawarkan solusi

Identifikasi hambatan dan keuntungan yang dirasakan untuk merubah perilaku tersebut

Sediakan informasi yang logis, manfaatkan kelompok masyarakat, dorong

dan berikan penyuluhan

Ingatkan mereka akan keuntungan perilaku baru.Yakinkan bahwa mereka mampu untuk

meningkatkan dukungan sosial

Sediakan informasi, dorong secara kontinyu, gunakan jasa media dengan menekankan

keuntungannya. Kurangi hambatan melalui penyelesaian masalah, tingkatkan

kemampuan melalui uji coba, dukungan sosial

2.3.3. Pendekatan Pendekatan merupakan kunci advokasi - Melibatkan para pemimpin/pengambil keputusan - Menjalin kemitraan - Memobilisasi kelompok peduli

a. Lobi Politik Merupakan suatu teknik advokasi yang bertujuan untuk

menyampaikan kebijakan publik melalui pertemuan, telepon resmi, surat, intervensi media, dan lain-lain. Lobi politik seringkali diarahkan kepada sekelompok pemimpin politik.

Page 166: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

151KomuniKasi dan advoKasi

Hal-hal yang harus diingat : - Akan efektif bila terdapat kebutuhan bersama yang spesifik dari

sistim legislatif - Identifikasi anggota parlemen kunci yang anda ingin raih, jadikan

mereka sebagai individu atau komite yang berhubungan dengan pokok persoalan

- Bertindaklah secara terfokus, tetapkan hanya pada satu pokok persoalan untuk tiap-tiap komunikasi

- Cari tahu posisi anggota parlemen dan latar belakangnya - Buatlah hubungan pribadi, jika Anda memiliki teman atau kolega

yang akrab dengan anggota parlemen tersebut, beritahu dia mengenai hal ini

- Sampaikan kebenaran, memberikan informasi yang salah akan berakibat sebaliknya

- Melobi membutuhkan kesinambungan, kadang-kadang melebihi waktu yang telah ditentukan

b. Petisi • Merupakan pernyataan tertulis dan resmi untuk menyampaikan

isu masalah yang sedang hangat diperbincangkan • Mewakili suatu pandangan kolektif dan tidak hanya individu dan

kelompok tertentu • Merupakan pernyataan yang singkat dan jelas atas isu

permasalahan dan tindakan apa yang perlu dilakukan diikuti dengan nama dan alamat dari sejumlah besar inividu yang mendukung petisi tersebut

Page 167: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

152 KomuniKasi dan advoKasi

REFERENSI• Pusat Promosi Kesehatan, Modul Teknologi Advokasi Kesehatan,

Jakarta,Tahun 2002 • Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Kiat-kiat advokasi

Kesehatan, Jakarta, 2003• Soekidjo Notoatmodjo, et.al., Promosi kesehatan,Teori dan Aplikasi,

Rineka Cipta, Jakarta,2005• Departemen Kesehatan RI, BPPSDMK , Kurikulum & Modul Pelatihan

Fasilitator Tingkat Puskesmas dalam Pengembangan Desa Siaga, Jakarta, Tahun 2007

• Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, Tahun 2010

Page 168: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

153KomuniKasi dan advoKasi

LEMBAR KERJA

Skenario Bermain Peran Komunikasi Efektif

1. Peserta dibagi menjadi 4 kelompok, tiap kelompok menentukan ketua.

2. Masing-masing kelompok bermain peran komunikasi efektif dengan menggunakan lembar kasus :

- Kelompok 1 : melakukan rapat. Anggota kelompok 1 berperan sebagai Bapak Danu, seorang Petugas Promosi Kesehatan di Puskesmas Bungapadi yang akan menjelaskan kepada para undangan rapat mengenai perencanaan pelaksanaan pemantauan jentik di rumah seluruh warga di wilayah Kecamatan Bungapadi. Rapat ini dihadiri oleh, Ibu Bidan Dedeh (Bidan Koordinator Puskesmas Bungapadi), Bapak Ridho (Camat Bungapadi), Ibu Rahayu (Ketua Juru Pemantau Jentik/Jumantik Kecamatan Bungapadi), dan Ibu Sarmiati (Anggota aktif Jumantik).

Rapat ini bertujuan untuk menentukan waktu pemantauan jentik di seluruh rumah warga pada bulan Juni, pembagian kelompok Jumantik yang akan mengunjungi rumah warga, dan pembiayaan konsumsi para petugas Jumantik dan pendamping dari Puskesmas.

- Kelompok 2 : melakukan pertemuan. Anggota kelompok 2 berperan sebagai : Bapak Danu, Petugas Puskesmas Bungapadi yang mengadakan pertemuan dengan Bapak Amir, Kepala Desa Sekarwangi dan Ibu Rini Bidan Desa yang tidak tinggal di desa tersebut. Tujuan pertemuan membahas tempat Poskesdes sebaiknya dimana. Peran antara ketiga orang tersebut untuk mendukung penyelenggaraan Poskesdes agar bisa dimanfatkan secara optimal oleh masyarakat setempat.

- Kelompok 3 : melakukan pertemuan antar 6 kader PKK di ruang PKK Desa Sekarwangi, Anggota kelompok berperan sebagai Kader PKK, yaitu : Ibu Rahayu (koordinator Kader PKK), Ibu Rahmi, Ibu Kurnia,

Page 169: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

154 KomuniKasi dan advoKasi

Ibu Sarmi, Ibu Suni dan Ibu Euis. Pertemuan tersebut mempunyai tujuan sepakat berbagi tugas untuk melakukan kunjungan rumah di RT desa Sekarwangi. Serta materi apa saja yang perlu dipersiapkan untuk kunjungan rumah tersebut.

- Kelompok 4 : melakukan rapat antara Petugas UKS dengan Guru UKS/BP dan Guru Olahraga SD Sekarwangi. Anggota kelompok 4 berperan sebagai bapak Danu, seorang Petugas UKS di Puskesmas, Ibu Rini selaku Guru UKS/BP dan bapak Sardi sebagai Guru Olahraga. Tujuan pertemuan untuk menyepakati materi PHBS bisa diberikan kepada siswa SD tersebut, dan bagaimana mekanismenya.

3. Setiap selesai permainan peran peserta diminta untuk menanggapi.4. Setelah seluruh permainan peran selesai, berdasarkan hasil permainan

peran tersebut fasilitator menjelaskan komunikasi efektif dan memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya hal-hal yang belum jelas.

Page 170: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

155KomuniKasi dan advoKasi

LEMBAR KERJA

Skenario Bermain Peran Advokasi

1. Peserta dibagi menjadi 4 kelompok. tiap kelompok menentukan ketua.

2. Masing-masing kelompok bermain peran advokasi berdasarkan lembar kasus Desa Sekarwangi.

- Kelompok 1 : bermain peran melakukan advokasi kepada Bapak Amir, Kepala Desa Sekarwangi. Advokasi dilakukan oleh Ibu Rini Bidan Desa, Ibu Rahayu (koordinator Kader PKK) , Pak Munif, Fasilitator dalam Pemberdayaan Masyarakat di bidang kesehatan dari Kecamatan Bungapadi. Tujuan advokasi adalah meminta dukungan kebijakan Kepala desa untuk pengembangan Desa Siaga Aktif di Sekarwangi.

- Kelompok 2 : bermain peran melakukan advokasi kepada Bapak Gufron, Tokoh Agama Desa Sekarwangi. Advokasi dilakukan oleh Ibu Rini Bidan Desa, Pak Saroji, Sekretaris Desa Sekarwangi, Pak Alif, Guru Agama SD Bungapadi yang kebetulan tinggal di Sekarwangi. Tujuan advokasi adalah minta dukungan Tokoh Agama untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang PHBS.

- Kelompok 3 : bermain peran melakukan advokasi kepada Bapak Hartawan, Petani kaya Desa Sekarwangi. Advokasi dilakukan oleh Ibu Rini Bidan Desa, Ibu Rahayu (koordinator Kader PKK) , Pak Saroji, Sekretaris Desa dan Pak Arif Kepala SD Sekarwangi. Tujuan advokasi adalah minta dukungan pendanaan untuk pengembangan Desa Siaga Aktif di desa Sekarwangi.

- Kelompok 4 : bermain peran melakukan advokasi kepada Bapak Arif Kepala SD Sekarwangi. Advokasi dilakukan oleh Ibu Rini Bidan Desa dan Pak Danu Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas yang merangkap Petugas UKS dari Puskesmas Bungapadi. Tujuan

Page 171: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

156 KomuniKasi dan advoKasi

advokasi adalah minta dukungan penyelenggaraan Sekolah Sehat di desa Sekarwangi.

3. Setiap selesai permainan peran peserta diminta untuk menanggapi.4. Setelah seluruh permainan peran selesai, berdasarkan hasil permainan

peran tersebut fasilitator menjelaskan pengertian, langkah-langkah advokasi, cara melakukan advokasi dan memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya hal-hal yang belum jelas.

Page 172: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

157KomuniKasi dan advoKasi

LEMBAR KASUS

KASUS DESA SEKARWANGI

Desa Sekarwangi yang berpenduduk 2150, dari 430 KK dalam 15 RT, dalam 4 RW dan merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kecamatan Bungapadi, Kabupaten Pohonrindang. Waktu tempuh dari pusat kota kabupaten sekitar 6 jam dengan menggunakan kendaraan darat. Rata – rata penduduk bekerja sebagai petani, peternak kambing dan sapi. Hasil utama adalah beras dan susu sapi yang memasok kebutuhan ke desa dan kecamatan terdekat. Selain itu sebagian penduduk terutama yang miskin mendapat penghasilan dari jualan sapu lidi dan pengki yang bahannya didapatkan dari tanaman kelapa dikebunnya.

Dari data Puskesmas dapat diketahui beberapa permasalahan kesehatan yang ada di Desa Sekarwangi yaitu dari 10 besar penyakit yang banyak di sana diantaranya adalah Diare, ISPA, malaria, TB, campak, penyakit pencernaan, penyakit kulit, dan lain-lain. Data jumlah balita yang ditimbang setahun empat kali atau lebih sekitar 49% dan yang tidak pernah ditimbang sekitar 23%. Selanjutnya, 50% balita yang ditimbang tidak memiliki KMS, termasuk buku KIA yang dimiliki oleh Ibu Balita hanya sekitar 30% saja. Anak balita yang mendapat imunisasi lengkap hanya 33%, IMD hanya 16% dan ASI Eksklusif sekitar 15%. Gambaran akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar adalah sebagai berikut : di Polindes (15%), praktik bidan (10%), Puskesmas (10%), karena Puskesmas letaknya cukup jauh. Tidak ada Tenaga Kesehatan/Bidan di Desa Sekarwangi. Sebagian besar masyarakat desa masih percaya dengan dukun.

Meskipun Desa Sekarwangi berada di pegunungan tetapi susah untuk mendapatkan air bersih. Penduduk harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk mendapatkan air bersih. Terdapat beberapa peternakan sapi perah yang limbahnya mencemari air tanah di desa Sekarwangi.

Kegiatan sosial penduduk pengajian, silaturahmi hajatan dan masih tampak kegotongroyongan penduduk pada terutama pada saat ada

Page 173: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

158 KomuniKasi dan advoKasi

kematian, pendirian rumah dan masa tanam. Bapak Camat adalah seorang pemimpin yang sangat berkomitmen dalan melaksanakan tugasnya.

Dari gambaran masalah kesehatan, perlu pengembangan segera diwujudkan. Oleh karena itu perlu advokasi kepada Kepala Desa Jaim dan Imam, Tokoh Agama, Tukul, Petani dan Peternak berada agar memberikan dukungan untuk mewudkan desa siaga aktif di desa Sekarwangi.

Page 174: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KEMITRAAN

Modul 7

KEMITRAAN

Page 175: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

159Kemitraan

DAFTAR ISI

I. DESKRIPSI SINGKAT

II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum B. Tujuan Pembelajaran Khusus

III. POKOK BAHASAN A. Pokok Bahasan 1 : Kemitraan B. Pokok Bahasan 2 : Perencanaan (Kemitraan) bersama C. Pokok Bahasan 3 : Pelaksanaan Kemitraan, Pemantauan, dan

Penilaian Hasil

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

V. URAIAN MATERI A. Pokok Bahasan 1 : Kemitraan B. Pokok Bahasan 2 : Perencanaan (Kemitraan) bersama C. Pokok Bahasan 3 : Pelaksanaan Kemitraan, Pemantauan, dan

Penilaian Hasil

REFERENSI

LEMBAR KERJA1. Pedoman diskusi kelompok “Kemitraan”2. Skenario untuk bermain peran : • Menyelenggarakanpertemuankemitraanuntukmenyusunrencana

bersama; • Melaksanakankegiatankemitraanpemantauandilapangan; • Menyelenggarakanpertemuankemitraanmembahashasil

monitoringdanevaluasi

Modul 7 KEMITRAAN

Page 176: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

160 Kemitraan

I. DESKRIPSI SINGKAT

Kemitraan harus digalang dengan baik guna membangun kerjasamadalammewujudkandesadankelurahansiagaaktif,yangberlandaskanprinsip dasar, yaitu (a) Kesetaraan, (b) Keterbukaan, dan (c) Salingmenguntungkan.

Wadah kemitraandalammewujudkandesadan kelurahan siaga aktif,adalah Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif di berbagai tingkatadministrasi berdasarkan Surat Mendagri No. 140/1508/SJ, Tanggal27 April 2011. Hal : Pedoman Pelaksanaan Pembentukan KelompokKerjaOperasionaldanForumDesadanKelurahanSiagaAktif.Wadahinidapatdioptimalkanagarterlaksanakoordinasi,integrasi,sinkronisasidansinergismeantarmitrasehinggadapatmempercepat terwujudnyadesadankelurahansiagaaktifdiwilayahkerjamasing-masingfasilitatorpemberdayaanmasyarakatdibidangkesehatan.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum Mampu menggalang kemitraan dalam mewujudkan Desa dan

KelurahanSiagaAktif

B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelahmengikutimateriinipesertamampu: 1.MenjelaskanpengertianKemitraandanPeranMitra 2.Menyusunrencanabersama 3.Melaksanakankemitraan,memantaudanmenilaihasil

III. POKOK BAHASAN

A. Pokok Bahasan 1 : Kemitraan 1.1.PengertianKemitraan 1.2.PeranMitra

Page 177: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

161Kemitraan

B. Pokok Bahasan 2 : Perencanaan (Kemitraan) bersama C. Pokok Bahasan 3 : Pelaksanaan Kemitraan, Pemantauan, dan

Penilaian Hasil

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Jumlahjamyangdigunakandalammodulinisebanyak4Jpl(T=1jpl;P=3;PL=0)@45menituntukmemudahkanprosespembelajaran,dilakukanlangkah-langkahkegiatanpembelajaransebagaiberikut:

A. Langkah 1 (15 menit) : 1. Pelatih memperkenalkan diri 2.Pelatihmenyampaikantujuanumumdantujuankhusus 3.Menggali pendapat peserta tentang kemitraan yang pernah

dilakukan 4.Berdasarkanpendapatpeserta,pelatihmenjelaskansecarasingkat

pentingnya kemitraan dalam mewujudkan desa dan kelurahansiagaaktif

B. Langkah 2 (60 menit) : 1.Pelatihmembagipesertamenjadi3kelompokdanmasing-masing

kelompokdimintauntukdiskusi identifikasi jenisdanperanmitradalammewujudkandesadankelurahansiagaaktif.

2.Wakil kelompok menyajikan hasil diskusinya. Kelompok lainnyamenanggapi.

3.Setelah seluruh penyajian selesai pelatih menyimpulkan danklarifikasiberdasarkanhasildiskusikelompok.

C. Langkah 3 (90 menit) : 1.Masih kelompok yang sama, masing-masing kelompok diminta

untuk bermain peran: •Menyelenggarakan pertemuan kemitraan untuk menyusun

rencana bersama; •Melaksanakankegiatankemitraanpemantauandilapangan;

Page 178: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

162 Kemitraan

•Menyelenggarakan pertemuan kemitraan membahas hasilmonitoringdanevaluasi

2. Setiap selesai bermain peran, peserta lain memberikan tanggapan.

3.Setelah semua selesai bermain peran, pelatih merangkum hasilpermainanperandikaitkandenganpenjelasan tentangkemitraansecara keseluruhan.

D. Langkah 4 (15 menit) : 1.Pelatihmerangkumsesipembelajaraninidenganmemintapeserta

untukmenanyakanhal-halyangmasihkurang jelas,memberikanjawabanataspertanyaanpeserta.

2.Memintakomentar,penilaian,saranbahkankritikdaripesertapadakertasyangtelahdisediakan.

3.Pelatihmenutupsesipembelajarandenganmemberikanapresiasipada peserta.

V. URAIAN MATERI

POKOK BAHASAN 1 :KEMITRAAN

1.1. Pengertian Kemitraan Kemitraanadalahkerjasamayangsinergisantardua (atau lebih)pihak

untuk melaksanakan sesuatu kegiatan (in action with) berlandaskan prinsip dasar, yaitu (a) Kesetaraan, (b) Keterbukaan, dan (c) Salingmenguntungkan.

•Alasan terbangunnya Kemitraan Terbangunnyakemitraan,seringkalidilatarbelakangiolehalasan-alasan: a.Adanyakesamaantujuan b.Adanyakesamaanpeluangyangharusdilaksanakanbersama

Page 179: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

163Kemitraan

c.Adanya masalah/tantangan yang harus dihadapi/dipecahkanbersama

•Prinsip-prinsip Kemitraan a.Salingmembutuhkan b.Salingketergantungan c.Salingpercaya d.Salingmenguntungkan e.Salingmendukung f.Salingmembangun g.Salingmelindungi

•Syarat Kemitraan a. Kesetaraan (simetris) b.Salingmenyadarikebutuhanpihaklain c.Saling memiliki keunggulan untuk dapat membantu (memenuhi

kebutuhan) pihak lain d.Niatanyangsamauntukbekerjasamadanbukansalingmemanfaatkan

(eksploitatif) e. Kejujuran

•Pemangku kepentingan (Stakeholders) Kemitraan Kemitraanharusdigalangbaikdalamrangkapengembangandesadan

kelurahansiagaaktif.Jenismitraataupemangkukepentingan terkait(stakeholders)dikecamatandandidesa/kelurahanyaitu:

a) Pemerintah kecamatan b) Puskesmas c)KepalaDesa/Kelurahan d)LembagaKemasyarakatan e)KaderPemberdayaanmasyarakat(KPM) f)BidandiDesa g)Keluarga,Masyarakat

Page 180: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

164 Kemitraan

1.2. Peran Mitra Pemangkukepentinganterkaitataumitradalampengembangandesadan

kelurahansiagaaktifmempunyaiperansebagaiberikut: 1.PeranPemangkukepentingandiKecamatandanDesa/Kelurahan -Integrasi pelaksanaan pengembangan dan kebijakan Desa dan

KelurahanSiagaAktifdenganpemberdayaanmasyarakatterkait. -MembentukForumDesa/KelurahanSiagatingkatKecamatan. -Menyelenggarakan Sistim Informasi Desa Siaga terintegrasi dalam

SistimInformasiPembangunanDesa/Kelurahan.

2. Peran Puskesmas -Menggerakanmasyarakatdesa -Menyelengarakanpelayanankesehatandasar -MenggalangkomitmendankerjasamatimditingkatKecamatandan

Desa/Kelurahan -Monitoring

3.PeranKepalaDesa/Kelurahan -Menerbitkan peraturan desa dan kelurahan untuk pengembangan

Desa/KelurahanSiagaAktif -Mengintegrasikan Rencana Pengembangan Desa/Kelurahan Siaga

AktifkedalamRencanaKerjaPembangunan(RKP)Desa/Kelurahan -Mengupayakanbantuandanadansumberdayalain -Memanfaatkan Forum Desa/Kelurahan yang sudah ada, dengan

susunansebagaiberikut. (1)Ketua:KepalaDesa/Lurah (2)WakilKetua/Sekretaris:SekretarisDesa/Kelurahan (3)Anggota : Perangkat Pemerintahan Desa/Kelurahan, Unsur

Lembaga Kemasyarakatan seperti Tim Penggerak PKK, KPMDesa/Kelurahandantokohmasyarakat

-Melaksanakan pencatatan dan pelaporan Desa Siaga Aktif atauKelurahanSiagaAktif

Page 181: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

165Kemitraan

4.LembagaKemasyarakatan -MengintegrasikanDesaSiagaAktifatauKelurahanSiagaAktif -Menggerakkandanmengembangkanpartisipasi,gotongroyongdan

swadayamasyarakatdalamrangkaDesaSiagaAktifatauKelurahanSiagaAktif

5.PeranTimPKK -BerperanaktifmenyelenggarakandanmengelolaUKBM -PenyelenggarakanpenyuluhanPHBS

6.PeranTokohMasyarakat -Menggalisumberdaya,membina,menggerakkanuntukberperanakif

dalamkegiatanDesa/KelurahanSiagaAktif

7.OrganisasiKemasyarakatdanDuniaUsaha -Berperan aktifmenyelenggarakandukungan sarandandanauntuk

pengembangandanpenyelenggaraanDesa/KelurahanSiagaAktif

8.KaderPemberdayaanMasyarakat(KPM) -Menyusun rencana, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara,

menggerakan melaksanakan promosi peningkatan kegiatan Desa/KelurahanSiagaAktifbersamaForumDesa/KelurahanSiaga

POKOK BAHASAN 2 :PERENCANAAN (KEMITRAAN) BERSAMA

MenyusunrencanakemitraanbersamamerupakanbagiankegiatanpentingpadalangkahkemitraandalampengembangandanpenyelenggaraanDesa/KelurahanSiagaAktif.Langkahkemitraantersebutadalah:1)Penjajaganyang mencakup identifikasi jenis dan potensi/peran mitra; 2) Penyamaanpersepsi, tujuannya diperoleh pandangan yang sama dalam penanganan

Page 182: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

166 Kemitraan

pengembangan dan penyelenggaraan Desa/Kelurahan Siaga Aktif. Untukituparamitraperlubertemuagarsalingmemahamikedudukan,tugasdanfungsisertaperanmasing-masingsecaraterbukadankekeluargaan.WadahkemitraandalampengembangandanpenyelenggaraanDesa/KelurahanSiagaAktifadalahPokjanaldanForumDesadanKelurahanAktif;3)Pengaturanperan, tujuannya agar masing-masing mitra mengetahui perannya; 4)Komunikasiintensif,untukmenjalindanmengetahuiperkembangankemitraanmakaperludilakukankomunikasiantarmitrasecarateraturdanterjadwal;5)Melakukankegiatan,diharapkansesuaidenganrencanakerjatertulisyangdisepakatibersama.Pelaksanaankegiatanbiasanyadilaksanakanbersama-sama atau sendiri-sendiri; 6) Pemantauan dan penilaian, kegiatan ini jugaharus disepakati sejak awal dalampelaksanaan kegiatan kemitraan.Hasildari pemantauan dan penilaian dapat digunakan untukmenyempurnakankesepakatanyangtelahdibuat.

RencanakemitraanbersamadalampengembangandanpenyelenggaraanDesa/KelurahanSiagaAktifmencakupaspektujuan,jeniskegiatankemitraanyang akan dilakukan, peranmitra dalam kegiatan tersebut, jadwal waktudan juga disepakati indikator keberhasilan kegiatan kemitraan yang akandilaksanakan tersebut.

POKOK BAHASAN 3 :PELAKSANAAN KEMITRAAN, PEMANTAUAN DAN PENILAIAN HASIL

Kemitraandapatberjalanefektifdanefisien,antarmitraperlumelakukan

koordinasi, yang disepakati dalam mekanisme kerja kemitraan. WadahkoordinasidalampengembangandanpenyelenggaraanDesa/KelurahanSiagaAktif telahdibentuk dengannamaKelompokkerjaOperasional (Pokjanal)Desa/KelurahanSiagaAktifdimasing-masingtingkatanpemerintahandanForumDesaDesadanKelurahanSiagaAktifdiDaerah.

Pelaksanaankegiatankemitraanhendaknyasesuaidenganyangtertulisdalamdokumenperencanaan.Kegiatandapatdilaksanakanbersama-sama

Page 183: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

167Kemitraan

atau sendiri-sendiri. Masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaankegiatan dapat dibahas dan disepakati pemecahannya dalam pertemuankoordinasi/pertemuankemitraanyangtelahdijadwalkan.

• JenisKegiatankemitraandalampengembanganDesa/KelurahanSiagaAktif

Pada dasarnya kegiatan kemitraan dalam pengembangan Desa/KelurahanSiagaAktiftidakterlepasdarikegiatanpengembanganDesadanKelurahanSiagaAktifsaat:

a. Persiapan DalamrangkapersiapanuntukpengembanganDesadanKelurahan

SiagaAktifperludilakukansejumlahkegiatanyangmeliputi:pelatihanfasilitator,pelatihanpetugaskesehatan,analisissituasiperkembanganDesa/Kelurahan Siaga Aktif, penetapan kader pemberdayaanmasyarakat, serta pelatihan kader pemberdayaan masyarakat danlembagakemasyarakatan.

b. Penyelenggaraan Kegiatannya berupa langkah-langkah dalam memfasilitasi siklus

pemecahanmasalahdemimasalahkesehatanyangdiderita/dihadapimasyarakatdesaataukelurahan,yangmeliputi:PengenalanKondisiDesa atau Kelurahan, Identifikasi Masalah Kesehatan dan PHBS,MusyawarahDesa/Kelurahan,PerencanaanPartisipatif,PelaksanaanKegiatan.

c. Pemantauandanevaluasi Pemantauan terhadap pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga

Aktifdilakukandenganmelibatkanberbagaipihak,melaluiberbagaicara, yaitu: (1) Pemantauan dan pemeriksaan partisipatif olehmasyarakat, (2)PemantauandanpemeriksaanolehPemerintah, (3)Pemantauandanpengawasanoleh Fasilitator, (4) Pemantauandanpengawasan independen oleh berbagai pihak, serta (5) Kajian danauditkeuangan.

Page 184: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

168 Kemitraan

Sedangkan evaluasi dilakukan terhadap kemajuan pengembangandan pembinaan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif akan dilakukansecara:(1)Tahunan,(2)Padatengahperiode,yaitutahun2012,dan(3)Padaakhirperiode,yaitupadatahun2014.

Jadikegiatankemitraandapatdisepakatiberdasarkankegiatanpadatahapan persiapan, penyelenggaraan dan saat pemantauan danevaluasi.Namunpemantauandanevaluasikegiatankemitraandapatmemperhatikan indikator keberhasilan kemitraan secara kuantitatifdankualitatifyangmenggambarkantingkatpencapaiansuatusasaranatautujuankemitraanyangtelahditetapkan.

• IndikatorKeberhasilanKemitraan 1. Indikator masukan (input) : jumlah mitra yang menjadi anggota

kemitraan(PokjanalDesadanKelurahanSiagaAktif),adanyapedomankemitraan

2. Indikator proses (process) : kontribusi mitra, frekuensi pertemuan,jumlahkegiatandankeberlangsungan

3. Indikatorluaran(output):jumlahprodukpercepatanupaya,efektifitasdanefisiensi

REFERENSI•Departemen Kesehatan RI, Sekretariat Jenderal, Kemitraan MenujuIndonesiaSehat,Jakarta,2003

•Soekidjo Notoatmodjo, et.al., Promosi kesehatan,Teori dan Aplikasi,RinekaCipta,Jakarta,2005

•Kementerian Kesehatan RI, Second Decentralized Health Services Project, Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bagi PetugasPuskesmas,Jakarta,2010

•KementerianKesehatanRI,PedomanUmumPengembanganDesadanKelurahanSiagaAktif,Tahun2010

•SuratMendagriNo.140/1508/SJ,Tanggal27April 2011.Hal:PedomanPelaksanaan Pembentukan Kelompok Kerja Operasional dan Forum Desa danKelurahanSiagaAktif

Page 185: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

169Kemitraan

LEMBAR KERJA

Pedoman diskusi kelompok “Kemitraan”

1. Pesertadibagimenjadi3kelompok,masing-masingkelompokmemilihKetua,SekretarisdanPenyaji.

2. Masing-masing kelompok diminta untuk diskusi kemitraan dalammewujudkanDesadanKelurahanSiagaAktif.

3. Selesai diskusi kelompok secara bergantian wakil kelompokmenyajikanhasildiskusinya.Kelompoklainnyamenanggapi.

4. Setelahseluruhpenyajianselesaipelatihmenyimpulkandanklarifikasiberdasarkan hasil diskusi kelompok.

Page 186: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

170 Kemitraan

LEMBAR KERJA

Pedoman Bermain Peran

1. Masih kelompok yang sama,masing-masing kelompok diminta untukbermainperan:MenyelenggarakanpertemuankemitraandalamwadahPokjanaldanForumDesadanKelurahanSiagaAktif.

2. Kelompok 1 : bermain peran untuk menyusun rencana bersama.Anggotakelompok1berperansebagai : PakAmir,KepalaDesa,PakTohir,KPD,IbuMinahwakilKaderPKK,PakJumhana,PakAmirwakilLembagaMasyarakatDesa,IbuRukinem-Toma,Pengusahahome made bakpiadanPakAliPetugasPustusertaBuNinaBidanDesamelakukanpertemuan kemitraan untuk menyusun rencana kemitraan bersama.Dalam menyusun rencana kemitraan bersama aspek yang dibahasadalah: 1) Penjajagan yang mencakup identifikasi jenis dan potensi/peranmitra;2) ,Jeniskegiatankemitraanyangakandilakukan,peranmitradalamkegiatantersebut,jadwalwaktudan3)Menentukanindikatorkeberhasilan,carapemantauandanpenilaiankegiatankemitraanyangakan dilaksanakan tersebut.

Kelompok2 :bermainperansebagaiPakTohir,KPD, IbuMinahWakilKaderPKK,BuNinaBidanDesadanmelaksanakankegiatankemitraanpemantauandilapangandenganmengunjungidasawismamenggunakanformulirPHBS.Darihasilpemantauandilapangantersebutmasihbanyakrumahtanggayangbelumber-PHBS.

Kelompok3:menyelenggarakanpertemuankemitraanmembahashasilmonitoringdanevaluasi.Anggotakelompok3berperansebagai :PakAmir, KepalaDesa, Pak Tohir, KPD, IbuMinahWakil KaderPKK,PakJumhana, Pak Amir wakil Lembaga Masyarakat Desa, Ibu Rukinem-Toma,Pengusahahome madebakpiadanPakAliPetugasPustuserta

Page 187: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

171Kemitraan

BuNinaBidanDesamelakukanpertemuankemitraanmembahashasilmonitoring dan evaluasi, yang membahas aspek temuan masalah,penyebab masalah dan menentukan cara pemecahan masalah yangdapat dilakukan secara kemitraan.

3. Setiapselesaibermainperan,pesertalainmemberikantanggapan.4. Setelah semua selesai bermain peran, pelatih merangkum hasil

permainanperandikaitkandenganpenjelasantentangkemitraansecarakeseluruhan.

Page 188: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

PRAKTIK KERJALAPANGAN

Modul 8

Praktik Kerja Lapangan

Page 189: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

173Praktik kerja laPang (Pkl)

DAFTAR ISI

I. DESKRIPSI SINGKAT

II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum B. Tujuan Pembelajaran Khusus

III. POKOK BAHASAN A. Pokok Bahasan 1 : Persiapan Praktik Kerja Lapangan (PKL) B. Pokok Bahasan 2 : Mengaplikasikan dan memantapkan

pengetahuan dan keterampilan fasilitasi pembinaan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif serta PHBS.

C. Pokok Bahasan 3 : Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

REFERENSI

LEMBAR KERJA1. Pedoman Melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Modul 8PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

Page 190: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

174 Praktik kerja laPang (Pkl)

I. DESKRIPSI SINGKAT

Modul ini disusun untuk memberikan kesempatan kepada peserta memperdalam, mengaplikasikan dan memantapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di kelas seperti keterampilan fasilitasi pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, keterampilan fasilitasi PHBS, keterampilan praktik komunikasi dan advokasi serta menggalang kemitraan, yang sekaligus menerapkan peran dan fungsinya sebagai fasilitator dalam pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. Hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaporkan secara tertulis dan dipresentasikan.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah melakukan PKL peserta mampu menerapkan peran dan

fungsinya sebagai fasilitator dalam pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, khususnya dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah melakukan PKL, peserta mampu : 1. Mempersiapkan PKL 2. Mengaplikasikan dan memantapkan pengetahuan dan keterampilan

fasilitasi pembinaan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif serta PHBS. 3. Menyusun laporan PKL

III. POKOK BAHASAN

A. Pokok Bahasan 1 : Persiapan PKL B. Pokok Bahasan 2 : Mengaplikasikan dan memantapkan pengetahuan

dan keterampilan fasilitasi pembinaan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif serta PHBS.

C. Pokok Bahasan 3 : Laporan PKL

Page 191: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

175Praktik kerja laPang (Pkl)

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 10 jam pelajaran (T=0 jpl; P=0; PL=10) @ 45 menit untuk memudahkan proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut :

1. Langkah 1 (60 menit) : a. Pelatih memperkenalkan diri b. Pelatih menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus c. Pelatih menjelaskan persiapan yang harus dilakukan untuk PKL d. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, disesuaikan dengan jumlah

RW dari Desa/Kelurahan lokasi PKL (setiap kelompok mengunjungi 1 RW). Setiap kelompok menunjuk Ketua, Sekretaris dan Penyaji. Setiap kelompok menyusun agenda PKL, instrumen/panduan dialog.

Langkah 1 ini, sebaiknya dilakukan sehari sebelum PKL dan diharapkan peserta telah mendapatkan informasi profil desa bahkan profil kecamatan.

2. Langkah 2 (240 menit) : a. Masing-masing kelompok melakukan pengenalan kondisi di RW,

identifikasi masalah kesehatan dan PHBS, hal-hal yang menyebabkan terjadinya masalah, menganalisis situasi di RW, perkembangan Desa/Kelurahan Siaga aktif, UKBM, potensi RW/Desa/Kelurahan: Tokoh Masyarakat/Tokoh Agama, dan lain-lain, bantuan/dukungan yang diharapkan. Pengumpulan data ini dinamakan Survey Mawas Diri (SMD). Hasil musyawarah RW dibawa ke Musyawarah Desa/Kelurahan.

b. Melakukan musyawarah Desa/Kelurahan dengan tujuan : - Menyosialisasikan tentang adanya masalah kesehatan dan program

pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif - Kesepakatan tentang urutan prioritas masalah - Kesepakatan tentang UKBM yang hendak dibentuk baru atau

Page 192: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

176 Praktik kerja laPang (Pkl)

diaktifkan kembali - Memantapkan data potensi desa atau potensi kelurahan - Menggalang semangat dan partisipasi warga desa atau kelurahan

untuk mendukung pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga aktif - Menyusun rencana partisipatif

Langkah 2 ini banyak melakukan praktik keterampilan komunikasi, advokasi dan penggalangan kemitraan.

3. Langkah 3 (120 menit) : a. Masing-masing kelompok menyusun laporan PKL. b. Hasil PKL disajikan secara pleno dan pelatih memberikan feed back

hasil PKL tersebut.

4. Langkah 4 (30 menit) : a. Pelatih menyampaikan simpulan tentang sesi PKL ini dengan

menegaskan peran dan fungsi peserta sebagai fasilitator pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.

b. Pelatih menutup sesi pembelajaran dengan memberikan apresiasi kepada peserta.

REFERENSI 1. Depkes.RI, BPPSDMK Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Tingkat

Puskesmas dalam Pengembangan Desa Siaga, Jakarta, 20072. Kementerian Kesehatan RI, Second Decentralized Health Services Project,

Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bagi Petugas Puskesmas, Jakarta, 2010

Page 193: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

177Praktik kerja laPang (Pkl)

LEMBAR KERJA

Pedoman Melakukan PKL

1. Persiapan (sebaiknya dilakukan sehari sebelum PKL) • Pelatih menjelaskan persiapan yang harus dilakukan untuk PKL • Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, disesuaikan dengan

jumlah RW dari Desa/Kelurahan lokasi PKL (setiap kelompok mengunjungi 1 RW). Setiap kelompok menunjuk Ketua, Sekretaris dan Penyaji. Setiap kelompok menyusun agenda PKL, instrumen/panduan dialog.

2. Identifikasi masalah kesehatan Masing-masing kelompok melakukan pengenalan kondisi di RW,

identifikasi masalah kesehatan dan PHBS, hal-hal yang menyebabkan terjadinya masalah, menganalisis situasi di RW, perkembangan Desa/Kelurahan Siaga aktif, UKBM, potensi RW/Desa/Kelurahan: Tokoh Masyarakat/Tokoh Agama, dan lain-lain, bantuan/dukungan yang diharapkan. Pengumpulan data ini dinamakan Survei Mawas Diri (SMD). Hasil musyawarah RW dibawa ke Musyawarah Desa/Kelurahan.

3. Melakukan musyawarah desa/kelurahan dengan tujuan : • Menyosialisasikan tentang adanya masalah kesehatan dan program

pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif • Kesepakatan tentang urutan prioritas masalah • Kesepakatan tentang UKBM yang hendak dibentuk baru atau

diaktifkan kembali • Memantapkan data potensi desa atau potensi kelurahan • Menggalang semangat dan partisipasi warga desa atau kelurahan

untuk mendukung pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga aktif

Page 194: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

178 Praktik kerja laPang (Pkl)

4. Menyusun rencana partisipatif Rencana partisipatif ini mencakup UKBM yang akan dibentuk atau

diaktifkan kembali, sarana yang akan dibangun, kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dengan swadaya masyarakat atau bantuan. Hal-hal yang memerlukan dukungan pemerintah dimasukkan dalam dokumen Musrenbang Desa/Kelurahan untuk diteruskan ke Musrenbang Kecamatan dan Kabupaten/Kota

5. Menyusun laporan PKL • Setelah kunjungan lapangan masing-masing kelompok menyusun

laporan PKL. • Hasil PKL disajikan secara pleno dan pelatih memberikan feed back

hasil PKL tersebut.

Page 195: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

MEMBANGUNKOMITMEN

BELAJAR (BLC)

Modul 9

Mem

bangun Komitm

en Belajar (BLC)

Page 196: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

179MeMbangun koMitMen belajar (blC)

DAFTAR ISI

I. DESKRIPSI SINGKAT

II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum B. Tujuan Pembelajaran Khusus

III. POKOK BAHASAN A. Pokok Bahasan 1 : Pencairan/Perkenalan B. Pokok Bahasan 2 : Tujuan pelatihan C. Pokok Bahasan 3 : Harapan peserta D. Pokok Bahasan 4 : Norma selama proses pelatihan

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

REFERENSI

Modul 9MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR (BLC)

Page 197: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

180 MeMbangun koMitMen belajar (blC)

I. DESKRIPSI SINGKAT

Perkenalan adalah adaptasi awal antar peserta dan pelatih juga dengan panitia penyelenggara pelatihan, supaya cepat terlibat dalam proses pembelajaran. Perkenalan yang baik dan menarik biasanya akan memperlancar proses belajar selanjutnya. Mengenai peserta dari mana asal dan pengalaman dalam pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan akan mendapat gambaran variasi pengetahuan dan pemahaman tentang pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.

Dalam komunitas Pembentukan Tim dan BLC dibutuhkan lebih dari sekedar wacana, konsep atau kumpulan materi yang dilatihkan didalam kelas. Sebagai komitmen, pembelajaran disini sangat erat kaitannya dengan pembentukan tim. Namun kualitas dan keberhasilan pembentukan tim tergantung kepada setiap individu yang membangun komitmen pembelajaran. Setiap individu harus senantiasa melibatkan dirinya untuk secara terus menerus meningkatkan kemampuan belajarnya.

Komunitas harus menghargai setiap individu yang terlihat dari komitmen komunitas terhadap pembelajaran. Kinerja individu dalam komunitas ditingkatkan dengan memberdayakan dan mendorong kreativitas mereka. Sebuah komunitas memahami persyaratan untuk mencapai keberhasilan dengan menghargai perbedaan, mengakui setiap usaha dan mendorong terjadinya partisipasi.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta, pelatih dan penyelenggara/panitia

saling mengenal serta menyepakati norma selama proses pelatihan berlangsung

Page 198: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

181MeMbangun koMitMen belajar (blC)

B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti materi ini peserta dapat : 1. Mengenal seluruh peserta, pelatih dan panitia penyelenggara 2. Mengetahui tujuan pelatihan yang diikutinya 3. Menyampaikan harapannya 4. Menyepakati norma selama proses pelatihan

III. POKOK BAHASAN

A. Pokok Bahasan 1 : Pencairan/Perkenalan B. Pokok Bahasan 2 : Tujuan pelatihan C. Pokok Bahasan 3 : Harapan peserta

D. Pokok Bahasan 4 : Norma selama proses pelatihan

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 3 jam pelajaran (T=0 jpl; P=3; PL=0) @ 45 menit untuk memudahkan proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut :

A. Langkah 1 (30 menit) : 1. Pelatih memperkenalkan diri 2. Pelatih menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus 3. Pelatih menyampaikan agar proses belajar berjalan efektif maka antar

peserta, dengan pelatih dan narasumber juga dengan panitia harus saling mengenal. Perkenalan dilakukan dengan memainkan permainan yang telah disediakan.

B. Langkah 2 (30 menit) : 1. Masing-masing peserta diminta untuk menuliskan harapannya di

kertas metaplan kuning. 2. Kemudian ditempelkan pada tempat yang telah disediakan. 3. Salah satu peserta diminta untuk membacakan.

Page 199: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

182 MeMbangun koMitMen belajar (blC)

4. Pelatih menanggapi, dikaitkan dengan tujuan pelatihan yang telah disampaikan pada awal sesi tadi.

C. Langkah 3 (45 menit) : 1. Pelatih membagi peserta menjadi 4 kelompok. Masing-masing

kelompok diminta untuk mendiskusikan norma selama proses pelatihan berlangsung.

2. Hasil diskusi kelompok disajikan kemudian disepakati disusun menjadi norma pelatihan.

D. Langkah 4 (30 menit) : 1. Pelatih menyampaikan kesimpulan tentang sesi yang berhasil

menyepakati norma, dan menekankan bahwa keberhasilan proses belajar sangat tergantung pada peserta sendiri.

2. Pelatih menutup sesi pembelajaran dengan memberikan apresiasi pada peserta.

REFERENSI•DepartemenKesehatanRI,BadanPPSDMKesehatan,Kurikulum&Modul

Pelatihan Fasilitator Tingkat Puskesmas dalam Pengembangan Desa Siaga, Jakarta, 2007

•DepartemenKesehatanRI,Direktorat Jenderal PP&PL,Modul PelatihanBagi Pelatih PSN DBD dengan pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku (COMBI),2007

•KementerianKesehatanRI,Second Decentralized Health Services Project, Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bagi Petugas Puskesmas, Jakarta, 2010

Page 200: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

RENCANATINDAK LANJUT (RTL)

Modul 10

Rencana Tindak Lanjut (RTL)

Page 201: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

183Rencana tindak lanjut (Rtl)

DAFTAR ISI

I. DESKRIPSI SINGKAT

II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum B. Tujuan Pembelajaran Khusus

III. POKOK BAHASAN A. Pokok Bahasan 1 : Pengertian dan Ruang lingkup RTL B. Pokok Bahasan 2 : Langkah-langkah penyusunan RTL C. Pokok Bahasan 3 : Penyajian RTL

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

REFERENSI

LEMBAR KERJA1. Pedoman Penyusunan RTL

Modul 10RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

Page 202: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

184 Rencana tindak lanjut (Rtl)

I. DESKRIPSI SINGKAT

Modul RTL ini disusun untuk membekali para Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan agar mampu memahami rincian kegiatan dan dapat menyusun RTL yang akan dilaksanakan di tempat tugas masing-masing.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menyusun rencana tindak

lanjut

B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menjelaskan: 1. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup RTL 2. Menyusun RTL 3. Menyajikan RTL

III. POKOK BAHASAN

A. Pokok Bahasan 1 : Pengertian dan Ruang lingkup RTL B. Pokok Bahasan 2 : Langkah-langkah penyusunan RTL

C. Pokok Bahasan 3 : Penyajian RTL

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 2 jam pelajaran (T: 0 jpl; P: 2; PL: 0) @ 45 menit untuk memudahkan proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

Page 203: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

185Rencana tindak lanjut (Rtl)

A. Langkah 1 (15 menit): 1. Pelatih memperkenalkan diri 2. Pelatih menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus 3. Menggali pendapat peserta tentang pengertian dan ruang lingkup dan

langkah-langkah RTL 4. Berdasarkan pendapat peserta, pelatih menjelaskan pentingnya RTL 5. Pelatih memberi kesempatan kepada peserta untuk menanyakan

hal-hal yang kurang jelas dan pelatih menjawab pertanyaan peserta tersebut

B. Langkah 2 (60 menit) : 1. Peserta dibagi kelompok berdasarkan tempat kerja 2. Masing-masing kelompok menyusun RTL

C. Langkah 3 (15 menit) : 1. Pelatih memilih wakil kelompok untuk menyajikan RTLnya, diupayakan

seluruh kelompok mendapatkan kesempatan untuk menyajikan RTLnya secara bergantian

2. Pelatih memberi kesempatan kepada peserta lainnya untuk menanggapi penyajian RTL yang disajikan

3. Pelatih menyampaikan kesimpulan tentang RTL yang telah disusun peserta

4. Pelatih menutup sesi pembelajaran dengan memberikan apresiasi pada peserta

REFERENSI• Kementerian Kesehatan RI, Second Decentralized Health Services Project,

Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bagi Petugas Puskesmas, Jakarta, 2010

• Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, Jakarta, 2010

Page 204: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

186 Rencana tindak lanjut (Rtl)

LEMBAR KERJA

Pedoman Penyusunan RTL

1. Peserta dibagi kelompok menurut asal tempat tugas masing-masing2. Masing-masing kelompok menyusun RTL, yang mencakup aspek : a. Jenis kegiatan b. Tujuan c. Sasaran (orang dan lokasi) d. Waktu e. Sumber dana f. Penanggung Jawab

Page 205: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

187Rencana tindak lanjut (Rtl)

TIM PENYUSUN KURIKULUM DAN MODULPELATIHAN FASILITATOR

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN

PENGARAH

dr. Lily S. Sulistyowati, MM

PENANGGUNG JAWAB

drg. Rarit Gempari, MARS

TIM PENYUSUN

Ismoyowati, SKM, M.Kes

Dr. P. A. Kodrat Pramudho, SKM,M.Kes.

Dr. Bambang Hartono,MSc.

Dra. Ruflina Rauf, SKM,M.Si.

Dra. Zuraidah, SKM, MPH.

Dr. Ir. Bambang Setiaji, SKM, M.Kes.

Ir. Dina Agoes Soelistijani, M.Kes

KONTRIBUTOR

Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, M.Sc

Tati Nuryati, SKM, M.Kes, Haryati Rahman, SKM, M.Pd

Ucu Djuwitasari, S.Kp, MM, M.Kes, Dra. Enny Wahyu Lestari, M.Sc

Dra. Euis Maryani, M. Kes, Ir. D. Slamet, Ph, MM, Sartono, S.Si, MM

Willianto P Siagian, S.STP, Drg. Marlina Br Ginting, M.Kes, Sunarti, S. Sos

Ch. Hartawan, MIA, Ir. Sondang Hutagalung, M.Si

Dedeh Syaadah, SKM, MKM, Dwiati Sekaringsih, SKM, M.Kes, Drg. Yusra, M.Kes

Drg. Ery HZD, MRM, Marsuli, S.Sos, M.Kes, Irma Guspita Dewi, SKM

Iis Bilqis Robitoh, Amd, Mulyana Chandra, S.Si

Woro S. Aryani, SKM, Eunice Margarini, SKM

R. Danu Ramadityo, S.Psi, dr. Marti Rahayu D.K

Page 206: KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATAN …promkes.kemkes.go.id/download/jrj/files12401Kurmod_Pelatihan... · mendapat fasilitasi dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat ... pelatihan

KERJASAMA ANTARAKEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

denganKEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2011