kerjaplat.docx

28
Kerja plat 1. Pengertian Kerja pelat adalah suatu proses membuat benda kerja dari lempengan pelat yang dibentuk sedemikian juga agar dapat membentuk suatu benda yang dapat digunakan. Lempengan pelat yang kita gunakan dalam pembuatan benda kerja memiliki ketebalan 0,8 mm. Dalam melakukan praktik kerja kita harus mengetahui urutan langkah-langkah kerja sebagai berikut antara lain: 1. Pembuatan Gambar kerja 2. Melakukan pemotongan pelat 3. Menghitung besarnya Bending (penekukan) 4. Melakukan Penekukan 5. Assembling 6. Finished Work (Pengamplasan) 2. Peralatan yang digunakan Dalam kerja pelat kita memerlukan sejumlah peralatan pendukung untuk menyelesaikan benda kerja yang akan kita bentuk, peralatan tersebut diantaranya adalah: a. Penggores Penggores digunakan untuk menggambar bentangan pada permukaan pelat. Penggores yang baik untuk digunakan harus bersudut 250 sampai 300. Macam-macam penggores menurut bentuknya antara lain: - Penggores sederhana - Penggores dengan ujung yang dibengkokkan - Penggores dengan ujung yang dapat diganti-ganti b. Penitik Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan di bor. Bentuk penitik yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel dengan ujung tirus yang bersudut 250 sampai 300. c. Mistar baja Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm. d. Mistar siku

Upload: agung-nugraha

Post on 26-Dec-2015

50 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Kerja plat1. PengertianKerja pelat adalah suatu proses membuat benda kerja dari lempengan pelat yang dibentuk sedemikian juga agar dapat membentuk suatu benda yang dapat digunakan. Lempengan pelat yang kita gunakan dalam pembuatan benda kerja memiliki ketebalan 0,8 mm.Dalam melakukan praktik kerja kita harus mengetahui urutan langkah-langkah kerja sebagai berikut antara lain:1. Pembuatan Gambar kerja2. Melakukan pemotongan pelat3. Menghitung besarnya Bending (penekukan)4. Melakukan Penekukan5. Assembling6. Finished Work (Pengamplasan)2. Peralatan yang digunakanDalam kerja pelat kita memerlukan sejumlah peralatan pendukung untuk menyelesaikan benda kerja yang akan kita bentuk, peralatan tersebut diantaranya adalah:a. PenggoresPenggores digunakan untuk menggambar bentangan pada permukaan pelat. Penggores yang baik untuk digunakan harus bersudut 250 sampai 300. Macam-macam penggores menurut bentuknya antara lain:- Penggores sederhana- Penggores dengan ujung yang dibengkokkan- Penggores dengan ujung yang dapat diganti-gantib. PenitikPenitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan di bor. Bentuk penitik yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel dengan ujung tirus yang bersudut 250 sampai 300.c. Mistar bajaMistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm.d. Mistar sikuAlat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran panjangnya 30 cm terbuat dari bahan baja.e. Roll meterMerupakan alat ukur yang berbentuk lempengan pelat tipis yang dapat digulung. Karena roll meter ini tipis dan panjang maka dapat digunakan untuk mengukur bidang yang melingkar.Roll meter ini terdiri dari bermacam-macam ukuran yaitu 3 m, 5 m, 10 m.f. Gunting pelatBerfungsi sebagai alat pemotong pelat yang berukuran pendek atau yang sulit dijangkau oleh mesin potong serta untuk memotong pelat yang berbentuk radius atau lingkaran.g. KikirKikir ini digunakan untuk menghilangkan bagian yang tajam. Pada umumnya pekerjaan yang sederhana akan lebih ekonomis. Kikir terbuat dari baja karon tinggi yang ditempa sesuai dengan panjangnya. Macam-macam kikir antara lain:a. ratab. segi empatc. segi tiga d. Bulat e. setengah lingkaran f. bujur sangkar1.3 Mesin-mesin yang digunakanSelain peralatan pendukung, dalam melakukan kerja pelat juga memerlukan beberapa mesin yang digunakan antara lain:a. Mesin Potong HidrocutMesin ini digunakan untuk memotong pelat yang akan dikerjakan, mesin ini mampu memotong pelat dengan ketebalan 6 mm serta panjang maksimal 3 meter.b. Mesin Potong ManualMesin ini digunakan untuk memotong pelat dengan ketebalan maksimal 3 mm dan panjang maksimal 1,5 meter.c. Mesin Bending Manual dan PromecamMesin ini digunakan untuk melipat atau menekuk pelat kerja yang telah diselesaikan untuk pekerjaan awal. Mampu menekuk pelat dengan tebal maksimum 3 mm dan panjang maksimal 1,5 meter, sedangkan untuk mesin bending promecam untuk pembendingan pelat yang tidak dapat dibending dengan bending manual.d. Mesin BorMesin bor digunakan untuk melubangi benda yang akan dikerjakan, dalam hal ini untuk menyambung pelat satu dengan yang lain menggunakan paku keling serta untuk jalan keluar panas pada benda yang dibor.LANGKAH KERJA2.1 Menggambar BukaanLangkah awal kerja pelat adalah menggambar bukaan. Gambar bukaan benda kerja dapat digambar langsung pada pelat yang akan digunakan. Adapun peralatan yang digunakan untuk menggambar bukaan tersebut adalah:a. Penggores, digunakan untuk menggaris pelat atau menandai sehingga pada pelat terdapat goresan sket bukaan.b. Mistar siku, digunakan untuk melihat kesikuan dari garis, dan sudut pelat tersebut.c. Mistar baja, digunakan untuk mengukur, menarik garis, serta sebagai pedoman dalam penggoresan.d. Roll meter, digunakan untuk mengukur panjang pelat yang tidak memungkinkan diukur dengan mistar.2.2 Melakukan PemotonganSetelah selesai menggambar bukaan pada pelat, langkah selanjutnya adalah melakukan pemotongan menurut garis pada gambar tersebut. Pemotongan dapat dilakukan dengan mesin potong atau dengan menggunakan manual.Adapun cara pemotongan dengan gunting pelat adalah sebagai berikut:- Pegang benda kerja dengan tangan kiri, cukup jauh dari bibir gunting.- Bibir gunting dibuat tegak lurus terhadap benda kerja dan tepat pada garis lukisan.- Jari manis tangan kanan diletakkan diantara bibir yang terkatub seluruhnya.- Mengatupkan bibir dengan menekan tangkainya.- Untuk menggunting bentuk lingkaran atau radius dapat digunakan gunting dengan bibir lengkung kiri/kanan, atau gunting dengan universal.2.3 Melakukan Pembendingan (penekukan)Setelah pelat yang kita potong dan kita hitung besar pembandingnya, maka langkah berikutnya adalah penekukan pembendingan. Bending dapat kita lakukan baik secara manual dengan mesin bending dan dengan menggunakan palu (dipukul).2.4 Penyambungan dan PembentukanTeknik penyambungan pada kerja pelat dapat dilakukan dalam berbagai cara yaitu:a. Menyambung dengan sekrupb. Menyambung dengan lipatan c. Menyambung dengan paku keeling d. Menyambung dengan las titikPenyambungan yang kita lakukan ini sekaligus untuk melakukan pembentukan benda yang akan kita buat. Untuk penyambungan dapat dilakukan sesuai dengan keinginan dan keadaan benda kerja tersebut. Untuk penyambungan dari bagian yang tidak akan dibuka lagi dapat menggunakan sambungan dengan lipatan, paku keling, dan las titik dan untuk bagian yang dibuat untuk dibuka dan ditutup dapat menggunakan sambungan sekrup.2.5 PengecatanSetelah proses diatas selesai dan benda kerja juga telah terbentuk sesuai dengan perencanaan. Kemudian kita dapat melakukan pengecatan untuk melapisi permukaan benda kerja agar tidak berkarat. Akan tetapi sebelum dilakukan pengecatan sebaiknya dilakukan proses pengamplasan agar hasil pengecatan lebih maksimal.3.1 KesimpulanPada proses kerja plat selalu gunakan alat keselamatan hal ini menjaga diri anda dan agar kita tidak luka. Pada saat pengerjaan benda kerja harus benar-benar teliti baik pada saat pengukuran maupun pemotongan plat agar pada saat benda kerja dirakit akan mendapatkan kecocokan antara bagian yang satu dan lainnya dan mendapatkan hasil yang memuaskan.2. PROSEDUR MENGUKUR, MENANDAI DAN MELUKIS PELATKualitas atau ketelitian suatu hasil pekerjaan diantaranya ditentukan oleh bagaimana cara melakukan pengukuran, menandai serta melukis pada saat pembuatan benda kerja. Untuk mengurangi kesalahan dalam melakukan proses-proses tersebut, maka perlu difahami teknik-tekniknya. a. Mengukur Ada dua cara yang biasa dilakukan dalam mengukur pada pelat, yaitu dengan berpatokan pada ujung mistar atau berpatokan pada garis ukur mistar. Kedua cara ini dapat dilakukan sesuai kondisi pengerjaan berda kerja tersebut.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menarik garis atau melukis pada pelat adalah :a. Mata/ pandangan harus tegak lurus terhadap garis ukur agar tidak terjadi kesalahan akibat sudut pandang.b. Ujung penggores berada tepat pada garis ukuran.c. Kemiringan penggores harus sama sepanjang/ selama penarikan garis.

Jika suatu pekerjaan memerlukan tanda dengan penitik, misalnya titik pusat untuk kaki jangka tusuk atau titik pusat untuk pengeboran ataupun titik-titik untuk memperjelas garis, maka dapat dilakukan setelah dilakukan proses melukis. Untuk membuat titik pusat lingkaran atau untuk bor digunakan penitik pusat ( sudut 90 ) dan untuk garis digunakan penitik garis ( sudut 60 )3. PEMOTONGAN PELATPemotongan pelat dapat dilakukan dengan menggunakan gunting pelat, pahat, mesin potong atau dengan menggunakan gergaji untuk pemotongan pelat yang relatif tebal.a. Pemotongan dengan GuntingHasil pemotongan dengan menggunakan gunting sangat ditentukan oleh : pemahaman tentang jenis dan fungsi gunting dan penguasaan teknik-teknik menggunakan gunting. Dengan demikian, gunting yang sesuai dan teknik yang benar akan menghasil potongan yang lebih baik serta waktu yang lebih singkat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunting pelat adalah sebagai berikut :1. Sisi potong gunting harus selalu rapat. Jika renggang, rapatkan dengan alat yang sesuai.2. Garis potong dapat terlihat jelas.3. Mata / pandangan tegak lurus terhadap garis potongan.4. Benda kerja ( pelat ) diusahakan tidak terseger selama proses menggunting.

b. Pemotongan dengan PahatSecara umum pahat digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang kurang presisi/ kasar atau pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan dengan alat-alat kerja pelat yang lain, sehingga kadangkala memerlukan pengerjaan lanjutan, seperti pengikiran atau grinda Jenis pahat yang biasa digunakan adalah pahat rata ( flat cold chissel ), yakni digunakan untuk memotong pelat yang relatif tipis, mencoak dan membuat lubang pada pelat.c. Pemotongan dengan Mesing Potong ( Shearing Machine )Mesing potong atau gilotin (shearing machine/ guillotine ) merupakan salah satu mesin potong pelat yang utama dalam pengerjaan pelat. Mesin ini terutama digunakan untuk memotong lurus dan siku suatu pelat. Kemampuan potong gilotin cukup bervariasi, yakni sangat tergantung pada tipe, teknologi ataupun kapasitas dari mesin tersebut. Secara umum ada dua jenis gilotin yang biasa dipakai pada bengkel-bengkel pengerjaan pelat : 1. Gilotin Pedal/ InjakGilotin jenis ini mampu memotong sepanjang 1050 mm dengan ketebalan pelat 1,5 mm.Cara memotongnya dapat dilaksanakan dengan memberi tanda (garis) pada pelat atau dengan menggunakan mistar pembatasan yang ada di depan maupun dibelakang pisau potongnya.Cara menggunakan mistar pembatas depan adalah sebagai berikut : Gunakan mistar baja atau mistar gulung untuk menentukan ukuran potong. Ukur mulai sisi pemotong bawah sesuai dengan yang dikehendaki sampai mistar pembatas. Kencangkan bautnya Letakkan sisi pelat yang akan dipotong pada mistar pembatas Tekan pedal sampai pelat terpotong.Cara menggunakan mistar pembatas belakang adalah sebagai berikut : Ukur jarak antara sisi pemotong bawah dan mistar pembatas dibelakang lebar yang dikehendaki. Masukkan pelat dari sisi depan sampai mengenai mistar pembatas. Tekan/injak pedal pemotong sampai pelat terpotong2. Gilotin Elektris ( Power Guillotine )Mesin potong ini digunakan secara luas untuk pelat-pelat yang relafif tebal (antara 2 - 13 mm) yang tidak mampu dilakukan oleh tenaga manusia.Tenaga untuk memotong digerakkan oleh motor listrik yang kemudian dilanjutkan oleh kopling mekanik atau hidrolik, sehingga dalam pengoperasiannya tidak membutuhkan tenaga yang besar.Hal-hal yang perlu diperhatikan jika memotong dengan mesin potong adalah sebagai berikut :1. Mesin potong harus diset/ distel sesuai dengan tebal bahan yang akan dipotong, yaitu penyetelan kerapatan pisau dan penyetelan tekanan ( jika ada ).2. Pembatas ukuran distel secara tepat atau garis potong dapat terlihat jelas ( jika pemotongan secara manual/ tanpa pembatas ).3. Saat mesin beroperasi, yakinkan bahwa pelat yang dipotong terjepit dengan kuat agar saat pisau potong atas menekan tidak akan menggeser pelat.4. Jangan berada dibelakang mesin saat proses pemotongan berlangsung, karena hasil potongan pelat dapat menimbulkan kecelakaan.5. Jangan memotong pelat yang tebalnya diatas kemampuan mesin.2. Gergaji TanganGergaji tangan tidak begitu banyak digunakan dalam kerja pelat, kecuali hanya untuk memotong pelat yang pendek atau memotong bentuk-bentuk tertentu yang tidak bisa dipotong dengan mesin potong, disamping kecepatan potongnya yang lambat dan lebar potongan yang terbatas. Gergaji tangan terdiri dari : gagang (sengkang) gergaji dan daun gergaji dengan berbagai variasi ukuran gigi gergaji.Untuk memotong pelat, dipakai ukuran gigi gergaji dengan ukuran 24 atau 32, yakni tergantung pada kekerasan dan tebal bahan; semakin keras suatu bahan maka semakin rapat gigi gergaji yang dipakai8.1 Dasar-Dasar Proses PemotonganPelat-pelat hasil produksi pabrik umumnya masih dalam bentuklembaran yang ukuran dan bentuknya bervariasi. Pelat-pelat dalambentuk lembaran ini tidak dapat langsung dikerjakan, sebab terlebihdahulu harus dipotong menurut gambar bukan komponen yang akandibentuk pengerjaan. Pembentukan pelat dalam bentuk lembaran inikurang efektif apabila dikerjakan secara langsung. Dalam duniaindustri istilah pemotongan pelat sebelum dikerjakan disebutpemotongan awal (pre cutting). Pre cutting atau pemotongan awaldilakukan untuk pemotongan pelat menurut bagian gambar danukurannya. Proses pemotongan pelat-pelat ini dapat dilakukan dengan berbagaimacam teknik pemotongan sesuai kebutuhan masing-masing teknikpemotongan sesuai kebutuhan masing-masing.Peralatan potong yang digunakan untuk pemotongan pelatmempunyai jangkauan atau kemampuan pemotongan tersendiri.Biasanya untuk pemotongan pelat-pelat tipis, pemotongannya dapatdigunakan alat-alat potong manual seperti: gunting tangan, guntingluas, pahat dan sebagainya. Untuk ketebalan pelat di atas 1,2 mmsangat sulit dipotong secara manual dan pemotongan digunakanmesin-mesin potong.Teknik-teknik pemotongan pelat ini dapat dilakukan dengan berbagaimacan teknik pemotongan pelat dengan peralatan tangan, mesinmesinpotong manual, mesin gunting putar, mesin waktu dansebagainya.8.2 Pemotongan Dengan Peralatan Tangan8.2.1. Gunting TanganSesuai dengan namanya yakni gunting tangan digunakan untukpemotongan pelat-pelat dengan tangan secara manual.Kemampuan potong gunting tangan ini hanya mampu memotongpelat di bawah ketebalan 0,8 mm .Gaya pemotongan yang ditimbulkan dalam proses pemotongandengan gunting angan adalah gaya geser, akibat geseran antarakedua mata pisau inilah yang menyebabkan terguntingnya pelat.Gunting tangan ini dapat dibagi dalam 3 (tiga) jenis, sesuaidengan dan kengunaannya yakni: Gunting tangan lurusGunting tangan lurus ini digunakan untuk pemotonganpemotonganpelat dalam bentuk lurus Gunting Tangan LingkaranKegunaan gunting tangan lingkaran ini sangat baik digunakanuntuk pemotongan-pemotongan pelat berbentuk lingkaran. Gunting tangan kombinasiGunting tangan kombinasi ini dapat digunakan untukpemotongan lurus maupun llingkaran.Selain gunting tangan yang tersebut di atas, ada juga guntinglainnya yang sering digunakan dalam pekerjaan pemotonganpelat. Bentuk gunting tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini .8.2.2. Gunting tuasGunting tuas digunakan untuk pemotongan pelat yang mempunyaiketebalan 1mm - 3 mm, tetapi penggunaan gunting tuasini lebih sering digunakan untuk pemotongan pelat-pelat strip.Prinsip pemotongan gunting tuas ini dapat dilihat pada gambardibawahGaya pemotongan yang ditimbulkan untuk memotong pelat inidigerakkan oleh tuas yang berhubungan langsung dengan pisauatas. Posisi pelat yang dipotong terletak pada pisau bawah yangtetap.Jenis gunting tuas bermacam-macam sesuai dengan tipe danbentuknya masing-masing. Salah satu jenis gunting tuasmempunyai ketebalan pemakanan sebesar tebal pisau yangdigunakan. Pemotongan ini tedapat pada jenis gunting tuasmeja. Gunting tuas meja ini mempunyai sisa pemotongansebesar 5 mm sesuai tebal mata pisau yang digunakan. Jadiuntuk mendapatkan ukuran yang tepat sewaktu pemotonganharus dilebihkan sebesar tebal mata pisau.8.2.3. Pahat potongPahat potong tangan digunakan bagian dalam dari sisi pelat,sebab pemotongan bagian dalam pelat ini sulit dilakukan dengangunting. Prinsip kerjanya pemotongan pelat dengan pahat inidilakukan di atas landasan paron atau pada ragum-ragum meja.8.2.4. Gergaji TanganGergaji ialah sejenis alat yang digunakan untuk memotongsesuatu. Bilah gergaji biasanya bergerigi dan bentuk gigi gergajibergantung kepada bahan yang dipotong, contohnya kayu ataulogam. Ada banyak jenis gergaji. Diantaranya merupakanperalatan tangan yang bekerja dengan kekuatan otot. Beberapagergaji memiliki sumber tenaga lain seperti stim, air atau elektrikdan lebih kuat dari gergaji tangan.Gergaji biasanya menimbulkan bunyi bising. Menggunakangergaji untuk memotong bahan agak berbahaya karena tepinyayang tajam. Bagian benda yang dipotong gergaji dapat terbangtanpa disadari dan berbahaya buat pernapasan, mata dan kulit.Gergajit tangan adalah alat potong yang banyak digunakan padabengkel kerja bangku dan kerja mesin. Gergaji tangan adalahperalatan utama dalam bengkel, karena fungsi alat ini adalahuntuk menyiapkan bahan bakal yang akan dikerjakan atau dibuatbenda kerja.Prinsip kerja dari gegaji tangan adalah langkah pemotongankearah depan sedangkan langkah mundur mata gergaji tidakmelakukan pemotongan. Prinsip kerja tersebut sama denganprinsip kerja mengikir. Pekerjaan pemotongan dilakukan olehdua daun mata gergaji yang mempunyai gigi-gigi pemotong.Dengan menggunakan gergaji tangan dapat dilakukan pekerjaanseperti memendekkan benda kerja, membuat alur/celah dan melakukan pemotongan kasar/pekerjaan awal sebelum bendakerja dikerjakan oleh peralatan lain. Bagian-bagian Gergaji Tangan.Adapun bagian-bagian dari gergaji tangan adalah: Bingkai/rangkaBingkai gergaji kuat dan kokoh untuk memegang matagergaji ketika dipasang dalam berbagai bentuk untukmelakukan suatu pekerjaan. Terdapat dua jenis bingkai,yaitu bingkai tetap dan bingkai tidak tetap. Bingkai tetaphanya dapat memegang mata gergaji yang samapanjangnya dengan bingkai. Sementara bingkai tidaktetap dapat digunakan untuk memasang mata gergajiyang mempunyai ukuran yang berbeda-beda. tersebut. PemegangPemegang gergaji terdiri dari berbagai jenis, sepertipemegang yang berbentuk lurus atau benbentul pistol.Pemilihan pemegang gergaji tergantung pada keinginanpemakai pada saat melakukan pekerjaan tertentu. Peregang/pengikatPeregang adalah baut yang terdapat pada bingkai gergajiyang berfungsi untuk mengikat dan mengatur keteganganmata gergaji pada saat dipasang pada bingkai. Daun mata gergaji Daun mata gergajiPemilihan mata gergaji sangat penting untuk mengergajisesuatu jenis logam dengan baik. Beberapa faktor yangperlu diperhatikan pada saat memilih mata gergaji adalah: Bahan mata gergajiMata gergaji dibuat dari bahan seperti baja karbon tinggi,baja tahan panas, baja paduan tungsten dan baja paduanmolibdenum. Pemilihan jenis mata gergaji tergantungpada kekerasan logam yang akan dipotong. Mata gergajiyang terbuat dari baja tahan panas lebih ekonomi dantidak cepat haus jika dibandingkan dengan jenis yanglain. Kekerasan mata gergajiKebanyakkan mata gergaji dikeraskan keseluruhannya,tetapi untuk jenis mata gergaji lentur, hanya bagiangiginya saja yang dikeraskan. Mata gergaji ini jarangpatah dan dapat memotong bagian-bagian yang sukardipotong. Ukuran mata gergajiPanjang mata gergaji adalah antara 255 mm hingga 300mm untuk gergaji besi tangan. Bentuk mata gigiBentuk mata gergaji adalah berselang seling kekiri dankekanan. Tujuannya adalah supaya mata gergaji ini tidakterjepit pada saat memotong benda kerja dan juga untukmemberi ruang pada serbuk logam agar mudah keluar.Ukuran mata gergaji diukur dari: Panjang Tebal Lebar Jarak atau bilangan gigi dalam satu inciPanjang bilah mata gergaji tangan diukur dari jarak antarapusat lubang pada setiap ujungnya. Untuk bilah mata gergajitangan yang biasa digunakan panjangnya ialah 250 mm dan300 mm, lebarnya 13 mm dan 16 mm serta tebalnya adalah0.63 mm dan 0.80 mm Memilih daun gergajiPekerjaan pemotongan akan berhasil dengan baik apabilapemilhan alat potongnya yang benar, artinya sesuai denganjenis bahan yang akan dipotong, sesuai dengan kecepatanpemotongan dan sesuai dengan sifat pemotongan. Untuk ituperlu adanya pedoman dalam pemilihan daun mata gergaji.Di bawah ini diberikan pedoman sederhana, untuk membantupemilhan daun gergaji agar dapat dihasilkan pemotonganyang baik. Bahan yang kan dipotong harus terlebih dahulu diketahuikekerasanya dan jenis bahan apa. Bahan yang akan dipotong terlebih dahulu haruskejetahui bentuk profil dan besar ukurannya. Sifat pemotongan yang bagaimana yang harus dilakukan,apakah pemotongan dengan menggunakan cairanpendingin atau tidak. Cara menggergaji Langkah pemotonganLangkah pemotongan hanya dilakukan pada langkahmaju. Langkah mundur mata gergaji tidak melakukanpemotongan.

Cara memasang daun gergaji.Pemasangan daun mata gergaji tangan adalah matapotongnya menghadap ke depan dan hatrus sedikitrenggang agar dapat menghasilkan pemotongan halus.

Cara memegang gergaji tanganTangkai mata gergaji di pegang pada tangan kanan,tangan kiri memegang rangka bagian depan gergajitangan. Pemegangan tangkai seperti pemegangan padapemegangan tangkai kikir. Posisi kaki adalah samadengan posisi kaki saat mengikir. Cara memotong pendahuluanPada permulaan langkah memotong buatlah sudut kecilantara gigi pemotong dengan bahan, sehingga dapatdicegah kerusakan gigi-ggi pemotong. Bimbinglah gigigigipemotong dengan menggunakan ibu jari pada daerah dimana akan dilakukan pemotongan. Dengan bantuantersebut, maka kesalahan ukuran dapat dihindari. Memotong benda kerja yang panjangGergaji tangan sangat terbatas pemakaiannya, terutamauntuk membelah bahan yang panjang, tetapi ia masihdapat digunakan dengan melakukan perubahanpenjempitan bahan dan penjepitan daun mata gergajinya.Pengikatan daun mata gergajinya tegak lurus denganrangka. Memotong pipa tipisPemotongan pipa-pipa dapat dilakukan dengan menggunakangergaji tangan, hanya penjepitan pipa padaragum harus dilakukan secara baik agar pipa tidakmengalami kerusakan. Untuk pemotongan pipa yangtipis, maka diperlukan cara khusus dalam penjepitannya.Cara penjepitan pipa tipis pada ragum adalah denganmelapisi rahang-rahang ragum dengan kayu dan mengisilobang pipa dengan kayu atau bahan lain yang lunak.Dengan adanya pelapis kayu yang dibuat khusus, makapipa tidak akan mengalami perubahan bentuk saatpemotongan.Cara menggergaji pipa adalah dengan jalanmenggerakkan pipa secara berputar, artinya setelah satusisi terpotong, maka kita putar pipa untuk meneruskanpemotongan sisi berikutnya. Dengan cara ini akandihasilkan pemotongan yang lurus.Untuk menjaga agar mata gergaji tidak mudah patah, makaharus diikuti langkah-langkah berikut: Pilih mata gergaji yang jarak giginya sesuai untuk logamlogamtertentu. Pasangkan mata gergaji dengan arah gigi yang tepat. Logam yang hendak dipotong harus diikat pada ragumdengan kuat. Ketegangan mata gergaji harus sesuai dengan jenispemotongan. Gunakan mata gergaji yang lentur hanya pada bagian-bagiantertentu. Kecepatan pemotongan harus sesuai. Pada saat mengergaji, tekanan pada benda kerja harussesuai dengan jenis logam yang digunakan.8.3. Pemotongan Dengan Mesin Gergaji PitaMesin gergaji pita merupakan sebuah mesin yang mempunyaispesifikasi tersendiri, dikarenakan kemampuan mesin ini dapatmemotong profil-profil lengkung tak tentu. Mesin gergaji pita inidilengkapi dengan mata gergaji yang berbentuk pita melingkar. Matagergaji ini diregang diantara dua rol. Rol penggerak dihubungkandengan power supplai motor listrik .Motor listrik ini menghasilkanputaran dan sekaligus memutar mata gergaji yang berbentuk pita.Kedua rol ini mempunyai jarak yang berguna untuk tempatberlangsungnya proses pemotongan.

8.4. Pemotongan Dengan Mesin GullotineMesin gullotine terdiri diri 2 (dua) jenis yakni mesin gullotine manualdan mesin gullotine hidrolik . Mesin gullotine manual pemotonganpelat dilakukan dengan tuas penekan yang digerakkan oleh kaki sipekerja. Mesin gullotine hidrolik proses pemotongannya digerakkandengan sistem hidrolik, sehingga kemampuan potong mesin gullotinehidrolik ini lebih besar dari mesin gullotine manual.Mesin gullotin ini hanya mampu untuk pemotongan pelat-pelat lurus.Untuk mesin gullotine manual ketabalan pelat yang dapat dipotong dibawah 0,6 mm dan mesin gullotine hidrolik mampu memotong pelatantara 6-10 mm .Prinsip kerja mesin gullotine ini menggunakan gaya geser untukproses pemotongan. Pelat yang dipotong diletakkan pada landasanpisau tetap dan pisau atas ditekan sampai memotong pelat.Untuk mengurai besarnya gaya geser sewaktu tejadinya prosespemotongan posisi mata pisau atas dimiringkan, sehingga luaspenampang pelat yang yang dipotong mengecil .8.5. Pemotongan Dengan Mesin Potong HidrolikMesin gunting hidrolik menggunakan tenaga power supply tenagahidrolik. Tenaga hidrolik yang dihasilkan untuk memotong adalahpompa hidraulik yang digerakkan oleh motor listrik. Mesin guntinghidraulik ini dilengkapi dengan program pada panel box controlhidraulik. Dengan program hidraulik ini pelayanan untuk operasionalmesin potong menjadi lebih sederhana. Kemampuan mengguntingatau memotong palt dengan mesin hidraulik ini sampai mencapaiketebalan pelat 20 mm. Prinsip kerja mesin hidraulik ini sama denganmesin gulotine umumnya. Hanya penekan yang digunakan padamesin ini menggunakan actuator kerja ganda (double acting) dengansilinder sebanyak dua buah.Actuator ini diletakkan di kiri dan kanan mesin yang berhubunganlangsung dengan pisau atas. Stopper yang digunakan juga stopperyang digerakkan secara hidraulik. Jumlah stoppernya lebih banyakdari actuator potong. Jumlah actuator ini disusun diantara celahpemotongan. Untuk pemotongan yang mempunyai lebar yang keciljuga dapat ditekan oleh stopper.

Mesin potong Plane Hidraulik sesuai dengan fungsinya digunakanuntuk proses pemotongan berbentuk bidang (plane). Kemampuanpemotongan dari mesin ini disesuaikan dengan bentuk-bentuk danbesar kecilnya plane serta ketebalan8.6. Pemotongan Dengan Mesin Gunting Putar/LingkaranMesin gunting putar ini mempunyai prinsip pemotongan yang samadengan mesin gullotine, tetapi pada mesin gunting putar ini pisaupemotong pelat berbentuk bulat dan mempunyai sudut pemotongan.Pisau gunting putar ini keduanya saling berputar sewaktuberlangsungnya proses pemotongan. Salah satu keuntungan mesingunting putar ini dapat memotong pelat sepanjang pemotongan yangdikehendaki.Jenis mesin gunting putar ini terdiri dari dua jenis menurut penggerakpemutar pisau, yakni digerakkan secara manual dan digerakkandengan motor listrik.8.7. Pemotongan Dengan Mesin Potong ProfilUntuk menghasilkan bentuk-bentuk profil yang diinginkan padakomponen-komponen yang terbuat dari bahan pelat dibutuhkan mesinyang mampu untuk pemotongan bentuk yang tidak teratur. Salah satumesin potong profil yang sering digunakan adalah mesin Wibler.Proses pemotongan dengan mesin potong Wibler ini dilakukan denganmenggunakan profil atau mal yang diinginkan. Profil atau mal ini dibuatsesuai dengan bentuk profil benda kerja yang di rencanakan, sehinggamesin potong wadkin ini sangat efektif apabila di gunakan untukpemotongan-pemotongan pelat yang jumlahnya cukup banyak. Matapisau mesin wadkin ini bergerak turun naik untuk memotong pelat.Pelat diletakkan di atas mal profil dan digerakkan mengikuti garispemotongan yang didukung oleh pengarah sesuai bentuk profil bendakerja yang dipotong.Proses pemotongan pelat-pelat yang relatif tebal dengan bentuk profilyang rumit biasanya dingunakan sistem pemotongan las asitelin(oksigen tekanan tinggi) atau dengan sistem pemotongan las busurudara.4. PENEKUKAN PELATa. Bentuk-bentuk Tekukan dan BentangannyaPenekukan pelat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan palu dan landasan atau dengan menggunakan mesin tekuk atau mesin pres.Berbagai bentuk tekukan dapat dilakukan dengan palu dan landasan, demikian juga dengan menggukan mesin tekuk, namun secara umum bentuk-bentuk tekukan dalam kerja pelat adalah sebagai berikut : Tekukan searah atau berlawanan arah Tekukan satu atau dua sisi Tekukan lebih dari dua sisiAdapun dasar bentuk-bentuk tekukan pada pengerjaan pelat adalah sebagai berikut :

= Tekukan satu kali searah

= Tekukan dua kali searah

= Tekukan dua kali berlawanan arah

= Tekukan tiga kali berlawanan arah

= Tekukan tiga kali searah

Untuk aplikasi pada pekerjaan armatur/ kabinet ( cabinet making ), bentuk-bentuk tekukan seperti di atas dapat berlaku pada tekukan satu sisi, dua atau lebih; dan hal ini sangat tergantung pada disain pekerjaan.Prinsip gambar bentangan adalah mengembalikan suatu hasil tekukan kepada bentuk awalnya ( pelat/rata ) melalui teknik-teknik proyeksi garis dan bidang.Berdasarkan dasar bentuk-bentuk tekukan, maka dapat dikembangan gambar-gambar bentangan sebagai berikut :1. Bentangan untuk satu kali tekukan searah pada dua sisioCara Penggambaran :Perhatikan gambar dasar tekukan, kemudian dengan menarik garis proyeksi dari titik a dengan pusat o akan didapat titik a. Maka jarak a ke a adalah bentangan tekukan ( satu tekukan ).Dengan cara yang sama, maka selanjutnya akan dapat dibuat bentangan-bentangan yang lain, baik yang searah maupun yang berlawanan arah atau tekukan satu sisi, dua sisi maupun lebih.2. Bentangan untuk satu kali tekukan searah pada empat sisi3. Bentangan untuk dua tekukan searah pada dua sisi4. Bentangan untuk dua tekukan searah pada empat sisi5. Bentangan untuk dua tekukan berlawanan arah pada dua sisi6. Bentangan untuk dua tekukan berlawanan arah pada empat sisi7. Bentangan untuk tiga tekukan berlawanan arah pada dua sisi8. Bentangan untuk tiga tekukan berlawanan arah pada empat sisi9. Bentangan untuk tiga tekukan searah pada dua sisi1. Bentangan untuk tiga tekukan searah pada empat sisib. Metode Penekukan 1. Penekukan dengan Palu dan LandasanWalaupun proses pengerjaan pelat secara luas telah menggunakan mesin-mesin tekuk dan pres, namun untuk penerapan keterampilan dasar dan untuk pekerjaan tertentu masih diperlukan pengerjaan secara manual, yaitu dengan palu dan landasan.Palu yang biasa digunakan dalam pengerjaan pelat, khususnya penekukan adalah palu keras ( baja ) dan palu lunak ( mallet ). Palu baja yang banyak dipakai adalah palu konde, palu pen; sedang palu lunak yang biasa dipakai adalah palu plastik atau kayu.Adapun jenis landasan yang lazim digunakan untuk menekuk adalah landasan muka rata/ sudut, pinggir lurus atau landasan kombinasi. 2. Penekukan dengan Mesin TekukPenggunaan mesin lipat / tekuk pelat adalah untuk mempercepat suatu proses penekukan dan untuk mencapai tingkat ketelitian tertentu. Sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi; mesin tekuk telah berkembang sedemikian rupa, mulai dari yang dioperasikan secara manual sampai dengan yang dioperasikan secara otomatis atau dengan komputer (CNC).a. Mesin Tekuk Terbatas( Bench / Adjustable Folder )Cara mengoperasikannya : Siapkan pelat yang akan ditekuk Atur lebar tekukan sesuai dengan yang dikehendaki Masukkan pelat sampai mengenai kisi-kisi pembatas Angkat batang / tuas penekuk sampai batas sudut yang dikehendaki. Kembalikan batang penekuk pada kedudukan semulab. Mesin Tekuk Universal/ StandarCara mengoperasikannya : Tentukan dan lukis garis tekukan sesuai keperluan. Masukkan pelat yang akan ditekuk dan paskan pada garis tekukan. Jepit dengan klem/ tuas pengikat. Angkat batang penekuk sampai batas sudut yang dikehendaki. Kembalikan batang penekuk pada posisi semula.c. Mesin Tekuk Kotak ( Box and Pan Brake )Cara mengoperasikannya : Tentukan dan lukis garis tekukan sesuai keperluan/ gambar kerja. Pasang dan atur sepatu tekuk sesuai dengan panjang tekukan. Masukkan pelat yang akan ditekuk dan paskan pada garis tekukan. Jepit dengan klem/ tuas pengikat. Angkat batang penekuk sampai batas sudut yang dikehendaki. Kembalikan batang penekuk pada posisi semula.d. Mesin Tekuk Pres ( Press Brake )Cara mengoperasikannya : Tentukan dan lukis garis tekukan sesuai keperluan/ gambar kerja atau atur pembatas tekukan ( secara manual atau otomatik ) pada mesin tekuk. Pasang dan atur sepatu tekuk sesuai dengan panjang tekukan dan V-bar ( bending bar ) sesuai dengan tebal bahan yang ditekuk. Hidupkan mesin, dan jika mesin dilengkapi dengan pengatur tekanan, maka aturlah pengatur tekanan sesuai ketentuan ( berdasarkan tebal bahan dan lebar tekukan ). Masukkan pelat yang akan ditekuk dan paskan pada garis tekukan atau sampai menyentuh pembatas tekukan. Lakukan penekukan dengan menekan tombol/ handle penekukan. Keluarkan pelat dari mesin

4. PENYAMBUNGAN PELATPenyambungan pelat, khususnya penyambungan pada pelat tipis dapat dilakukan dengan banyak cara, antara lain adalah dengan sambungan keling, sambungan lipat, atau dengan sambungan las titik. Aplikasi penggunaan macam-macam sambungan pelat tersebut sangat tergantung pada keperluan atau tujuan pembuatan, kekuatan konstruksi sambungan, tingkat kerapatan (kedap), atau fungsi benda kerja yang dibuat.a. Sambungan Keling ( Rivet )Menyambung pelat dengan menggunakan paku keling ( sambungan keling ) masih banyak digunakan pada konstruksi pelat tipis, karena dapat dilakukan dengan mudah dan relatif kuat, walaupun tidak begitu kedap.Jenis paku keling cukup beragam, sehingga dilakukan dengan cara atau alat yang beragam pula, namun yang banyak dipakai pada konstruksi pelat tipis adalah sbb : Cara kerja pengeling pop : Tempatkan/ masukkan paku keling pop ke lubang sambungan keling dan pasangkan pengeling pop sampai rapat dengan permukaan paku kelin. Tekan tuas pengeling pop beberapa kali sambil pengeling ditekan sampai paku penariknya putus. Tarik tuas pengeling dan keluarkan paku penarik yang telah putus..b. Sambungan Lipat1. Sambungan Lipat Tunggal ( Grooved Seam )Sambungan lipat tunggal dapat dibuat dengan menggunakan alat-alat tangan atau mesin lipat atau kombinasi keduanya dan untuk merapatkan sambungan lipat tunggal yang lurus dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan perapat ( hand groover ) atau dengan bar groover.2. Sambungan Tegak, Bilah dan SudutUntuk membuat sambungan lipat tegak, bilah atau sudut yang lurus dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan alat-alat tangan ( palu dan landasan ) atau dengan mesin lipat atau kombinasi keduanya tanpa menggunakan perapat.Sebelum membuat sambungan lipat perlu difahami terlebih dahulu perhitungan sambungan (allowance ), agar ukuran yang dikehendaki dapat tercapai.

c. Sambungan Las Titik1. Mesin Las Titik Portabel2. Mesin Las Titik StandarMesin las titik standar ( pedestal spot welding ) mempunyai ukuran dan kapasitas lebih besar dari mesin las titik portabel, sehingga perlu diperhatikan beberapa hal bila menggunakan mesin las titik standar, yaitu : Diameter penampang elektroda = 4 x tebal pengelasan Permukaan elektroda harus bersih dan tidak ada lapisan yang memungkinkan tidak mengalirnya arus listrik. Lama pengelasan harus disesuaikan dengan tebal bahan yang disambung. Sirkulasi air pendingin harus berjalan selama proses pengelasan.Keterangan :1. Pelat dijepit antara dua elektroda ( atas dan bawah )2. Saat jepitan sempurna terjadi pengelasan yang lamanya diatur oleh timer3. Pelat telah tersambung4. Elektroda kembali pada posisi semula.TransparansiCatatan : Penggunaan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja disesuaikan dengan kondisi dan tuntutan pekerjaan ATAU rambu-rambu .Secara umum alur kerja pada pengerjaan pelat dan baja lembaran meliputi kegiatan-kegiatan seperti pada bagan berikut :Pembuatan pola berdasarkan gambar kerjaPemotongan bahanPembentukan Penyambungan/ perakitan Finishing

b. Proses-proses Pengerjaan dan Perakitan Pelat

1. PenandaanUmumnya pekerjaan pelat atau baja lembaran membutuhkan proses penandaan saat dilakukan pembuatan pola, yakni sebelum melakukan pekerjaan lanjutan, antara lain penandaan untuk :- garis potong- garis tekuk/ lipat- tanda/ titik untuk bor atau pon ( punch )- tanda-tanda lain untuk penggunaan asesoris

2. Pemotongan, digunakan alat-alat sbb :a. Gunting :b. Gergaji :c. Guletin ( Guillotine ) :d. Mesin Pon ( Puncher ) :e. Mesin Coak ( Notcher ) :f. Mesin Bor :

3. Pembentukan, dapat dilakukan dengan alat / mesin-mesin berikut :a. Peralatan Tangan :b. Mesin Tekuk/ Lipat :c. Mesin Rol :d. Mesin Pres :

4. Penyambungan dan Perakitana. Sambungan Lipat :b. Sambungan Keling :c. Sambungan Solder/ Patri :d. Sambungan Baut-Mur :e. Sambungan Las :

5. Finishinga. Menghalusan dan meratakan permukaan/ sisi-sisi tajam :b. Membersihan benda kerja c. Pelapisan ( pewajahan )

TEKNIK-TEKNIK PEMBUATAN DAN PERAKITAN

Berhubungan dengan :

a. Interpretasi Gambar KerjaGambar kerja memegang peranan penting dalam proses pembuatan dan perakitan suatu benda kerja. Tanpa gambar kerja yang jelas dan pemahaman yang baik dalam menginterpretasikannya, maka akurasi dan kualitas suatu pekerjaan tidak dapat diukur atau dinilai. Pada pengerjaan fabrikasi ringan, khususnya untuk pengerjaan pelat-pelat tipis banyak diaplikasikan gambar bentangan, baik untuk sistem saluran ( ducting system ) maupun untuk pengerjaan armatur/ kabinet ( cabinet making ).Secara umum, pada gambar kerja untuk pengerjaan pelat terdiri dari :- Gambar piktorial ( proyeksi aksonometri )- Gambar proyeksi ortogonal - Gambar bentangan

b. Spesifikasi PekerjaanSpesifikasi pekerjaan berisikan tentang segala hal yang berhubungan dengan pembuatan suatu benda kerja, antara lain meliputi : - uraian umum tentang benda kerja ( feature )- jenis dan tebal bahan yang digunakan- sifat konstruksi ( knock down atau fixed )- finishing ( warna cat, dll )

c. Langkah Kerja dan Teknik-teknik Pembuatan/ PertakitanLangkah kerja dan teknik-teknik pembuatan/ perakitan dapat berupa informasi lisan ( saat demonstrasi ) yang disampaikan oleh penanggung jawab teknik (foreman, perancang, sepervisor, dll.),.atau berupa uraian tertulis yang menerangkan bagaimana pekerjaan tersebut harus dilakukan.

Contoh penerapan hitungan lipatan :

855015

Dari gambar penampang lipatan di atas, dan jika tebal bahan 1,5 mm, maka panjang bahan pelat yang dibutuhkan adalah :L = 50 1 x tebal bahan + 85 2 x tebal bahan + 15 - 1 x tebal bahan = (50 1,5) + (85 3) + (15 1,5) atau = 150 - 6L = 144 mm 4. Sambungan lipat sudut (knock up seams) Jenis sambungan ini merupakan bentuk penghalusan dari lipat tegak, utamanya digunakan untuk penguatan sambungan alas silinder atau kotak.

Gambar 37 : Sambungan Lipat Sudut

Perhitumgan Tambahan (allowance) pada Sambungan Lipat :Ada dua rumus dasar untuk menghitung ukuran bahan pada sambungan lipat adalah :Rumus 1 untuk sambungan lipat alur dan sambungan lipat pengunciRumus 2 untuk sambungan lipat tegak an sambungan lipat sudutRumus 1 : Tebal bahanAllowance

0,6 mm atau kurang3 x lebar lipatan + 3 x tebal pelat

0,8 mm atau lebih3 x lebar lipatan + 5 x tebal pelat

Catatan :1. Setengah dari tambahan ( allowance ) di atas ditambahkan pada kedua sisinya2. Sambungan lipat alur jarang digunakan pada pelat tebal di atas 1 mm.3. Bila menggunakan mesin lipat lock form, lakukan percobaan terlebih dulu pada pelat lain.

Rumus 2 :Tambahan : 3 x lebar sambungan lipat, ditambahkan kepada kedua sisi dengan ketentuan berikut: satu lebar pada satu sisi lipatan, dua kali lebar untuk dua sisi lipatan yang berlawanan.Contoh: ( lebar sambungan 4 mm )Pada sisi yang kecil = 1 x lebar lipatan= 1 x 4 mmPada bagian yang lebih lebar = 2 x lebar lipatan = 2 x 4 mmUntuk mencegah kerusakan pada dinding pelat, maka pada sisi yang lebar harus ditambahkan 1 mm, sehingga :Untuk sambungan yang lebih lebar = 2 x lebar lipatan + 1 mm =(2 x 4) = 8 + 1 mm= 9 mm

Jarak minimal antara pelat

Gambar 38 : Perhitungan sambungan lipat

Menghitung Lengkung Jari-jari ( Bengkokan )Rumus :

BA=[(Rx2)+T] x 3.1416 x A

360

Dimana :

BA=Bend allowance

R=Jari-jari dalam (mm)

2=Diameter jari-jari

T=Ketebalan (mm)

3.1416=phi ( )

A=Sudut tekukan/ bengkokan

360=Derajat dalam lingkaran

Contoh Perhitungan :Diketahui :- Ketebalan bahan = 3,0 mm - Jari-jari dalam =10 mm.Panjang bahan yang dibutuhkan untuk membentuk kanal seperti gambar berikut ini adalah :

BA=[(10) x 2) + 3] x 3.1416 x 90

360

=23 x 3.1416 x 90

360

BA satu sisi lengkungan=18.064 mmTotal panjang lengkungan yang dibutuhkan = 18.064 x 4 lengkungan = 72.256 mmA ke B=25

B ke C=75

C ke D=145

D ke E=75

E ke F=25

Total=345

=72.256+ 345

=417.256mm atau 417,3mm

417.5mm