kerja pelat cipta - copy

75
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknik kerja pelat merupakan pekerjaan dasar dalam pembentukan logam lembaran, dimana pekerjaan tersebut dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari- hari, untuk itu diharapkan kepada masyarakat maupun mahasiswa khususnya teknik mesin agar dapat mempelajari dan menguasai teknik kerja pelat, dan mempraktekan langsung kerja pelat yang nantinya akan terjun langsung ke dunia kerja. Teknik kerja pelat merupakan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan baik, untuk itu diharapkan dalam laporan ini semua pihak dapat mengenal lebih jauh apa saja yang dilakukan dalam pekerjaan teknik kerja pelat, serta dapat mengetahui alat-alat apa saja yang digunakan baik peralatan yang manual maupun mesin Masyarakat maupun mahasiswa dapat mengembangkan suatu usaha produksi yang didalamnya merupakan pekerjaan kerja pelat sehingga dapat membantu perekonomian dari usaha tersebut dan dapat menghasilkan suatu produk yang baru serta dapat dipergunakan dan mengurangi tingkat pengangguran. 1.2 Tujuan 1. Mahasiswa dapat menambah keterampilan sehingga teknik kerja pelat tersebut biasa dilakukan . 2. Mahasiswa dapat lebih mengenal alat-alat yang digunakan dalam teknik kerja pelat. 3. Mahasiswa dapat mengerti cara-cara proses pembentukan logam. 4. Mahasiswa dapat mempraktekan teknik kerja pelat dalam kehidupan sehari-hari. 5. Mahasiswa dapat mengembangkan potensi dalam dirinya 1

Upload: cipta-andri-jhona-sinuraya

Post on 10-Aug-2015

153 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ambil aja cuyyyy..gratisssss..

TRANSCRIPT

Page 1: Kerja Pelat Cipta - Copy

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknik kerja pelat merupakan pekerjaan dasar dalam pembentukan logam

lembaran, dimana pekerjaan tersebut dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-

hari, untuk itu diharapkan kepada masyarakat maupun mahasiswa khususnya

teknik mesin agar dapat mempelajari dan menguasai teknik kerja pelat, dan

mempraktekan langsung kerja pelat yang nantinya akan terjun langsung ke dunia

kerja.

Teknik kerja pelat merupakan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan

baik, untuk itu diharapkan dalam laporan ini semua pihak dapat mengenal lebih

jauh apa saja yang dilakukan dalam pekerjaan teknik kerja pelat, serta dapat

mengetahui alat-alat apa saja yang digunakan baik peralatan yang manual maupun

mesin

Masyarakat maupun mahasiswa dapat mengembangkan suatu usaha

produksi yang didalamnya merupakan pekerjaan kerja pelat sehingga dapat

membantu perekonomian dari usaha tersebut dan dapat menghasilkan suatu

produk yang baru serta dapat dipergunakan dan mengurangi tingkat

pengangguran.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa dapat menambah keterampilan sehingga teknik kerja

pelat tersebut biasa dilakukan .

2. Mahasiswa dapat lebih mengenal alat-alat yang digunakan dalam

teknik kerja pelat.

3. Mahasiswa dapat mengerti cara-cara proses pembentukan logam.

4. Mahasiswa dapat mempraktekan teknik kerja pelat dalam

kehidupan sehari-hari.

5. Mahasiswa dapat mengembangkan potensi dalam dirinya

1

Page 2: Kerja Pelat Cipta - Copy

2

1.3 Manfaat

1. Menambah pengetahuan dalam bidang teknik

2. Mahasiswa dapat meningkatkan disiplin dalam pratikum kerja

pelat.

3. Mahasiswa bisa memperkenalkan apa saja yang dilakukan dalam

teknik kerja pelat kepada pihak lain.

4. Meningkatkan semangat kerja yang baik sehingga menjadi panutan

dari pihak lain

1.4 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisikan penjelasan tentang latar belakang, manfaat,

tujuan dari teknik kerja pelat dan menjelaskan sistematika

penulisan.

Bab II Teori Dasar

Bab ini berisikan tentang tinjauan teori dasar teknik kerja pelat

Bab III Alat dan bahan

Bab ini menjelaskan tentang alat dan bahan yang digunakan selama

pratikum berlangsung

Bab IV Prosedur kerja

Bab ini menjelaskan tentang langkah-langkah kerja mulai dari

prosedur umum sampai langkag kerja mulai dari tahap awal

pratikum sampai akhir pratikum.

Bab V Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang perencanaan dan perhitungan benda

kerja dimana perencanaan tersebut sanagat diperlukan sebelum

melanjutkan langkah kerja serta analisis termasuk didalamnya.

Bab VI Kesimpulan dan saran

Bab ini menjelaskan kesimpulan yang dapat diambil dari pratikum

serta kritik dan saran yang ditujukan kepada penulis sehingga dapat

melanjutkan pratikum berikutnya jadi lebih baik.

Page 3: Kerja Pelat Cipta - Copy

3

BAB II

TEORI DASAR

2.1 Pengertian

Kerja pelat adalah pekerjaan membentuk dan menymbung logam lembaran

sehingga sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan dilakukan.

Gambar 2.1 Bentuk Pekerjaan Teknik Kerja Pelat

2.2 Tempat Kerja

Tempat kerja merupakan ruangan tempat memulai pekerjaan yang

mempunyai syarat-syarat terpenting seperti memiliki penerangan yang

baik,sirkulasi udara dan kebersihan.

2.2.1 Sarana Tempat Kerja

Sarana yang baik diantaranya, kebersihan lantai, ruang dinding, dan alat-

alat yang memadai. sehingga menambah gairah kerja, menjamin produktivitas

serta menjamin keselamatan.

3

Page 4: Kerja Pelat Cipta - Copy

4

Gambar 2.2 Sarana Tempat Kerja

2.2.2 Sarana Perkakas

Sarana perkakas pengaturan alat-alat yang presisi dan yang kasar sehingga

alat-alat tersebut akan kelihatan rapi dan mudah dalam pemeriksaan.

Gambar 2.3 Sarana Perkakas

2.3 Melukis

Melukis merupakan langkah awal untuk melanjutkan pekerjaan berikutnya

dan melukis dapat dilakukan apabila bahan benda kerja sudah mempunyai

minimal dua bidang dasar

Page 5: Kerja Pelat Cipta - Copy

5

Gambar 2.4 Cara Melukis

2.3.1 Teknik Melukis

Pada saat melukis garis lurus yang sejajar dan tegak lurus terhadap bidang

dasar penggaris baja dan penggores dapat digunakan.penggores yang digunakan

harus tajam dimana teknik penggoresannya dimiringkan 30 terhadap bidang

penggaris dan 60 kearah tarikan

Gambar 2.5 Teknik Penggoresan

Penggores memerlukan bantuan penyiku”bevel” ketegaklurusan dan

kesejajaran goresan akan lebih baik.Goresan hasil lukisan yang baik

perpotongannya dibuat tepat atau sedikit dilebihkan

Page 6: Kerja Pelat Cipta - Copy

6

Gambar 2.6 KetegakLurusan Goresan

Gambar 2.7 Goresan Yang Baik

Pada saat menggores, untuk menghubungkan dua buah titik harus

dilakukan dengan cara (seperti) terlihat pada gambar

Gambar 2.8 Posisi Menggores

Page 7: Kerja Pelat Cipta - Copy

7

2.3.2 Alat Yang Digunakan

1.Penitik

2.Penggores

3. Mistar baja

4. Penyiku

2.4 Logam-Logam Lembaran.

1. Pelat timah (tinplate).

Pelat timah dibuat dari baja lembaran tipis yang dilapisi dengan lapisan

pelindung dari bahan timah yang tahan karat. Pelat timah dibuat dengan jalan

pencelupan panas, yaitu dengan jalan mencelupkan lembaran-lembaran kedalam

bak yang berisi timah cair, lalu dirol untuk menghilangkan kelebihan timah dan

meratakan pelapisan. Metode ini sekarang sudah diperbaiki dipenggilingan timah,

tetapi pencelupan timah tetap digunakan untuk pelapisan barang-barang seperti

panic bergagang dari tembaga, sekarang ini pelat timah dibuat dengan jalan

pelapisan secara elektro (electro-deposition). Ini adalah suatu proses yang sangat

ekonomis yang merupakan logam panas.

2. Kaleng Yang Mengandung Timbel (terneplate).

Jenis ini dibuat dengan pencelupan panas baja lembaran dalam suatu

cairan paduan timah dan timbel yang harganya lebih murah.

3. Besi Lembaran.

Istilah besi lembaran sudah umum digunakan padahal nyatanya adalah

baja dengan kandungan karbon yang sangat rendah. Besi lembaran tersedia berupa

lembaran hitam atau dengan permukaan mengkilat. Lembaran yang digalvanisir

dibuat dengan pencelupan panas dalam seng cair. Galvanising umumnya

digunakan pada barang-barang yang dibuat dipabrik,seperti tangki-tangki

penyimpanan air atau ember-ember air.

2.5 Gunting

Menggunting adalah pemotongan benda kerja yang memiliki sudut baji

dan sisi potong lengkung sehingga selalu membentuk sudut 12 pada saat

Page 8: Kerja Pelat Cipta - Copy

8

guntindioperasikan. pada langkah pemotongan , gunting yang digunakan harus

sesuai dengan bentuk bidang yang akan digunting

Gambar 2.9 Jenis-Jenis Gunting

Gambar 2.10 Membentuk 12 0

2.5.1 Jenis-Jenis Gunting

1. Gunting lurus adalah gunting yang digunakan untuk menggunting

bidang lurus

Page 9: Kerja Pelat Cipta - Copy

9

Gambart 2.11 Gunting Lurus

2. Gunting lengkung adalah gunting yang digunakan untuk menggunting

bidang-bidang yang lengkung maupun melingkar.

Gambar 2.12 Gunting Lengkung

3. Gunting Tuas/Gunting Bangku adalah Gunting tuas merupakan alat

memotong pelat yang agak tebal(apbila tidak dapat digunting dengan

gunting gunting tangan.

Gambar 2.13 Gunting Tuas

Page 10: Kerja Pelat Cipta - Copy

10

4. Gunting mesin yaitu untuk menggunting bidang lurus tembus,

khususnya pelat lebar/panjang.

Gambar 2.14 Gunting Mesin

Apabila menggunting/memotong pelat pada bagian tengah benda kerja

digunakan pahat ceper/potong.

Gambar 2.15 Memotong Pelat Dengan Pahat Ceper

Proses pengeboran yang dapat dilkukan dengan mesin bir tangan unutk

benda kerja yang tidak mungkin dijepit

2.5.2 Teknik Menggunting

Teknik menggunting terlebih dahulu tandai pelat dengan penggores,

gunting yang digunakan untuk bidang lurus yaitu gunting lurus. gunting yang

digunakan untuk menggunting bidang-bidang yang lengkung maupun melingkar

gunting lengkung

Page 11: Kerja Pelat Cipta - Copy

11

pada saat memulai menggunting, gunting yang digunakan harus sesuai

dengan bentuk bidang yang akan digunting, apabila akan menggunting pelat

bagian tengah benda kerja digunakan pahat ceper.

2.6 Palu

Palu merupakan alat perkakas yang membantu pekerjaan untuk meratakan

permukaan benda kerja yang biasa terbuat dari bahan besi, kayu, atau karet

2.6.1 Jenis-jenis palu

1. Palu rata

Palu rata sesuai dengan namanya yaitu untuk meratakan

permukaan .

Gambar 2.16 Palu Rata

2. Palu Pena Kepala

Palu pena kepala bulat digunakan untuk meregang/menipiskan

atau melebarkan logam dengan jalan dipukul, atau membentuk kepala

paku keling.

Page 12: Kerja Pelat Cipta - Copy

12

Gambar 2.17 Palu Pena Kepala Bulat

3. Palu Pena Kepala Lurus

Palu tersebut mempunyai bentuk kepala searah dengan tangkai,

palu ini digunakan untuk merapatkan tepi atau lapisan lipatan.

Gambar 2.18 Palu Pena Kepala Lurus

4. Palu Regang

Palu tersebut digunakan khusus untuk meregangkan, misalnya

pada pengerjaan menekuk tepi dari benda-benda pekerjaan yang

berbentuk silinder, kerucut dsb.

Page 13: Kerja Pelat Cipta - Copy

13

Gambar 2.19 Palu Regang

5. Palu Lunak (Mallet)

Palu lunak tersebut berbahan seperti : kayu, karet, plastik, kulit

atau tembaga.Biasanya digunakan untuk pemukulan bagian yang tidak

boleh cacat.

Gambar 2.15 Palu lunak (mallet)

Gambar 2.20 Palu Lunak

6. Palu Kepala Bulat

Palu kepala bulat hampir sama dengan palu pena kepala bulat

yakni untuk meregangkan pelat hingga berbentuk cekung.

Page 14: Kerja Pelat Cipta - Copy

14

Gambar 2.21 Palu kepala bulat

2.7 Tekuk Dan Sambungan

2.7.1 Teknik Menekuk

Proses penekukan dapat dilakukan dengan alat penjepit ragu klem

khusus.Panekukan bagian samping kotak diproses dengan bantuan balok kayu

yang keras dan palu lunak .

Gambar 2.22 Proses Penekukan

Penekukan bagian samping kotak diproses dengan bantuan balok kayu

yang keras dan palu lunak

Page 15: Kerja Pelat Cipta - Copy

15

Gambar 2.23 Penekukan Bagian Samping

Pembentukan pinggiran yang akan diberi kawat, dimulai dengan

menggunakan paron pembengkok, kemudian lakukan pemukulan selanjutnya

sehingga lipatannya bertambah

Gambar 2.24 Pembentukan pinggiran

Kemudian lakukan pemukulan pemukulan selanjutnya sehingga lipatannya

bertambah.

Gambar 2.25 Pemukulan

Page 16: Kerja Pelat Cipta - Copy

16

Kawat penguat ditekuk dan sambungannya ditempatkanjarak dari sudut

kotak, lalu diatur letaknya

Gambar 2.26 Kawat Penguat

Pelat tersebut dipukul kembali dengan palu lunak hingga menutup kawat

penguat

Gambar 2.27 Peutupan Kawat

Proses merapikan liupatan penguat sisi dilakukan dengan menggunakan

palu peliipat (“planing”).

Page 17: Kerja Pelat Cipta - Copy

17

Gambar 2.28 Proses Merapikan

Penekukan atau pelengkungan lurus pelat yang panjang menggunakan

mesin penekuk yang dilengkapi batang profil panjang.

Gambar 2.29 Mesin Penekuk

Ada 3 bagian utama mesin ini adalah meja (dagu bawah), penjepit atas

(dagu atas), penekuk yang dapat disetel dan diayunkan

Gambar 2.30 Bagian Utama Mesin Penekuk

Page 18: Kerja Pelat Cipta - Copy

18

Pelat yang akan ditekuk dijepit pada meja dagu atas dan penyetelan dagu

penekuk disesuaikan dengan ketajaman hasil tekukan yang diinginkan

Gambar 2.31 Penyetelan Dagu atas

Sedangkan sudut tekukan diatur oleh besar kecilnya ayunan

Gambar 2.32 Sudut Tekukan

Mesin lipat digunakan untuk segala keperluan, melipat dan

menekuk.Mesin ini dilengkapi dengan sepatu-sepatu tekuk. Sepau tekuk dipasang

pada dagu atas, dan diikat dengan baut.

Page 19: Kerja Pelat Cipta - Copy

19

Gambar 2.33 Sepatu Tekuk Pada Mesin Penekuk

Sepatu tekuk dipasang pada dagu atas, dan diikat dengan baut.

Gambar 2.34 Kedudukan Sepatu Tekuk

Sepatu-sepatu tersebut dapat dipasang kombinasi satu sama lain, hingga

dapat menekuk dan melipat sesuai dengan ukuran-ukuran yang diperlukan.

Gambar 2.35 Sepatu tekuk diatur maju mundur

Sepatu tekuk dapat diatur maju mundur dengan cara memutar mur

mengatur yang terdapat dibagian belakang mesin.

Page 20: Kerja Pelat Cipta - Copy

20

Gambar 2.36 Sepatu Tekuk Dapat Maju-Mundur

Penjepitan pelat yang akan ditekuk diatur sesuai goresan, lalu handel

pengencang ditarik kedepan. Langkah penekukan dilakukan dengan mengayunkan

handel bawah.

Gambar 2.37 Cara penekukan pelat.

Kemudian langkah penekukan dilakukan denganmengayunkan handel

bawah

Page 21: Kerja Pelat Cipta - Copy

21

Gambar 2.38 Mengayunkan handel

2.7.2 Teknik menyambung

Sambungan –sambungan pada pekerjaan pelat dapat dikerjaan dengan

berbagai cara:

a. Dengan sekrup

b. Dengan lipatan

c. Dengan paku keling

d. Dengan pateri

Gambar 2.39 Sambungan-sambungan pada pekerjaan pelat

Sambungan semacam ini, tidak dipakai konstruksi untuk saluran-saluran

air seperti talang, corong-corong pipa pembuang, dll.

Page 22: Kerja Pelat Cipta - Copy

22

Gambar 2.40 Bentuk sambungan

Membuat lipatan untuk sambungan lipat, dapat dilaksanakan dengan

tangan (pakai palu, landasan ) atau dengan mesin lipat, sedangkan selanjutnya

diselesaikan di atas landasaan.

Gambar 2.41 Membuat lipatan untuk sambungan lipat

Bentuk dari sambungan lipat pada umumnya dipakai dua macam

Antara lain:

e. Lipatan tunggal

f. Lipatan ganda

Page 23: Kerja Pelat Cipta - Copy

23

Gambar 2.42 Bentuk lipatan

Pelat yang telah rapat, dikaitkan satu sama lain hingga rapat dan

lurus.Sambungan diselesaikan dengan alat pembentuk sambungan (kampuh).

Gambar2.43 Kampuh

Menyambung dengan paku keeling lebar batas goresan kampuh

sambungan dengan diperhitungkan dengan jarak 3x Ø paku keeling yang akan

digungakan.Goresan berikutnya jarak 1 ½ xØ paku keeling hingga menghasilkan

titik sumbu.dengan mistar dan penggores, tanda garis sumbu untuk lubang paku

keeling yang pertama, dengan jarak 3 x Ø psku keeling.

Page 24: Kerja Pelat Cipta - Copy

24

Gambar 2.44 Contoh garis sumbu

Untuk mendapatkan titik-titik pusat paku keeling, jangka tusuk digoreskan

sejauh jarak tusuk paku keeling.

Gambar 2.45 Untuk mendapatkan titik-titik pusat paku keling

Biala jarak paku keling yang terakhir dari tepi plat kurang tepat, misalnya

lebih tebal dari setengah jarak tusuk maka: Pakailah paku keling tambahan atau

pembesar jarakl tusuk tiap-tiap paku keling.

Page 25: Kerja Pelat Cipta - Copy

25

Gambar 2.46 Paku keling tambahan

Titik pusat ditandai dengan penitik, agar memudahkan pengeboran

Gambar 2.47 Penitik

Proses pemboran dapat dilakukan pada mesin bor meja atau dengan diberi

alas kayu.Diameter mata bor yang digunakan harus sesuai dan dilakukan pada

pelat pertama

Page 26: Kerja Pelat Cipta - Copy

26

Gambar 2.48 Bentuk bor meja dan diameter mata bor

Diameter mata bor yang digunakan harus sesuai dan lakukan pada pelat

pertam

Gambar 2.49 Diameter mata bor

Sambungan pateri digunakan terutama untuk mencegah kebocoran dan

sambungan sambungan tumpang pada benda yang tidak memerlukan kekuatan

tarik.Mematri menggunakan solder lunak maupun solder keras.

Page 27: Kerja Pelat Cipta - Copy

27

Gambar 2.50 Bentuk sambungan pateri

Alat pateri dipanaskan, hingga temperature kurang lebih 350 c.Ujung alat

pateri disentuhkan pada timah hingga meleleh dan menempel.Dengan

menempelkan ujung alat pateri pada bagian yang akan disambung, kemudian tarik

arah mundur atau maju.Selama proses penyolderan hendaknya ditekan dengan

kayu sehingga sambungan betul-betul rapat.

Gambar 2.51 Cara penyolderan

Menyambung yang panjang, sebelumnya dipateri terlebih dahulu pada

jarak tertentu.Ujung solder baiknya runcing dan panas agar timah lebih cepat

meleleh

Page 28: Kerja Pelat Cipta - Copy

28

Gambar 2.52 Ujung mata solder

Dalam pekerjaan kerja pelat kita dapat membuat beberapa alat-alat seperti:

1. Pembuatan cangkir.

2. Pembuatan mangkok

3. Pembuatan gelas

4. Pembuatan talang air dsb

2.8 Landasan

Landasan memiliki beberapa macam yang mana memiliki bentuk dan fungsi

yang berbeda

Pada pembuatan mangkok ada beberapa hal yang dikerjakan:

Pencekungan

1. Proses pencekungan diawali dengan pemukulan pada bagian sisi

sekeliling pelat logam yang akan dibentuk

2. Titik pemukulan pada langkah berikutnya dilakukan agak ketengah

dengan titik kontak yang selalu tepat daerah tepi.

3. Diperhatikan bahwa titik pemukulan digeser maju dari titik kontak

pemukulan mengikuti bentuk cetakan

4. Pencekungan berikutnya mulai dari tepi lagi (setelah )di annealing

Page 29: Kerja Pelat Cipta - Copy

29

Gambar 2.53 Pembuatan mangkok

Pada pembuatan piring ada beberapa hal yang dikerjakan:

Pembenaman (sinking)

1. Prosesnya, dua buah paku kecil dipakai sebagai pengarah supaya

pembeneman sejajar dengan pinggirannya.

2. Dengan memegang kuat bahan yang akan dibentuk, kemudian dipukul

pelan-pelan dengan palu”tray” dan “blocking” , tepat pada di bagian

dalam garis, secara berkeliling

3. Distorsi pinggirannya terjadi secara cepat dan hal ini bisa diperbaiki

dengan balok kayu.

4. benda kerja diselesaikan dengan perataan setelah “annealing”,

pengasaman (“pickling”) dan pembersihan.

Gambar 2.54 Proses pembenaman pada piring

Pada pembuatan Jambang lejher sempit ada beberapa hal yang dikerjakan:

A. Peninggian

Page 30: Kerja Pelat Cipta - Copy

30

1. Peninggian dengan palu kayu biasanya digunakan untuk pembuatan

bentuk-bentuk mangkok dangkal, diatas sebuah paron yang ujungnya

bulat dan palu yang berbentuk baji.

2. Setelah persiapan , pemukulan dimulai dari lingkaran dasar dan bagian

luar berupa lingkaran pengarah konsentris dengan jarak antara kira-

kira 12 mm

3. Kepingan tersebut diputar perlahan sesuai dengan ayunan pemukulan

dari kayu yang berbentuk baji

4. Selanjutnya mangkok bisa dibalikan pada pada paron

5. Pada proses peninggian, lingkaran dasar harus selalu kontak dengan

sudut paron peninggi, selama pemukulan kepingan dipegang pada

sudut 30 dan diputar dengan perlahan-lahan

6. Peninggian dari sisi tegak membutuhkan keterapilam khusus, sebab

pemukulan yang berlebihan sekitar dasr akan terjadi pemuaiaan bukan

penyusutan

Gambar 2.55 Proses peninggian

B. Peregangan

1. Peregangan bagian dalam dengan menggunakan palu collet (leher).

2. Peregangan bagian luar dilakukan pada tanduk paron

Pengerutan meliputi pengecilan diameter dari suatu bentuk silinder dan

bisa dibuat seperti terlihat padam gambar .

Page 31: Kerja Pelat Cipta - Copy

31

Gambar 2.56 Proses pengerutan

Proses pengerutan dilakukan pada paron yang dibentuk sesuai dengan

profil yang diinginkan.Pengerutan pada pinggiran harus digunakan paron

berbentuk bundar

Gambar 2.57 Bentuk paron yang dibentuk

Proses pemukulan harus dilakukan secara bertahap, sehingga

menimbulkan gelombang pada bagian pinggirannya .Pinggiran diselesaikan

dengan cara pemukulan tegak terhadap bidangnya, dan menggunakan palu kayu

yang bermuka rata.

Page 32: Kerja Pelat Cipta - Copy

32

Gambar 2.58 Pembentukan pinggiran

C. Perataan (Planishing”)

Perataan dilakukan pada sekeping benda kerja yang sudah dibentuk

dengan “sinking” (pembenaman), “hollowing” (pelekukan), atau “raising”

(peninggian).

Gambar 2.59 Proses perataan

Tujuan perataan adalah untuk memperbaiki bentuk yang tidak teratur,

mendekatkan butiran akibat regangan atau pelekukan dan memperkeras bagian

terrentu.pada perataan bagian bawah pada alas mangkok dilakukan pada paron

bundar.

Page 33: Kerja Pelat Cipta - Copy

33

Gambar 2.60 Proses perataan bagian bawah permukaan

Perataan permukaan bagian cekung dilkukan pada paron tanduk

konis.Perataan permukaan cembung bagian dalam dilakukan pada paron .Adapun

bentuk bentuk paron sesuai dengan keperluan.

Gambar 2.61 Bentuk-bentuk paron

Pada proses terakhir perbaikan harus dilakukan agar bentuk pinggiran

setelah ditandai dengan blok gores, kemudian digunting dan dihaluskan dengan

amplas

2.9 Kikir

Kikir merupakan alat perkakas yang berfungsi untuk meratakan

permukaan, dimana kikir tersebut terbuat dari baja karbon yang disepuh pada suhu

800 C yang dinormalkan dengan larutan yang khusus.

Page 34: Kerja Pelat Cipta - Copy

34

Gambar 2.62 Kikir

Adapun bentuk penampang kikir bermacam-macam

Untuk menghasilkan suatu pekerjaan yang tepat, cepat, dan permukaan

yang rata sesuai dengan yang diharapkan, pemilihan kikir harus dilakukan dengan

cermat. Berikut adalah jenis dan bentuk kikir yang biasanya digunakan didalam

bengkel kerja bangku.

1. Kikir picak

Kikir untuk pengerjaan yang bersifat umum, guratan ganda, ukuran

panjangnya 100 mm sampai 450 mm.

2. Picak tirus

Kikir ini badannya berbentuik persegi empat panjang dan ukuran

lebarnya menirus sekitar sepertiga dari ujungnya. Tidak mempunyai

tepi polos, kedua tepi digurat tunggal. Kikir ini digunakan untuk

pekerjaan yang bersifat umum.

3. Kikir kasar rata

Guratan ganda atau tunggal. Satu tepi tidak digurat, yang disebut tepi

polos, bermanfaat untuk mengikir pundak. Ukurannya 100 mm sampai

500 mm.

4. Bujur sangkar

Page 35: Kerja Pelat Cipta - Copy

35

Guratan ganda pada keempat muka. Dipergunakan untuk membuat

jalur, penyiku celah dan pundak bujur sangkar. Ukuran panjangnya

100 mm sampai 500 mm.

5. Segitiga

Guratan ganda pada ketiga muka. Dipergunakan untuk sudut-sudut

yang canggung dan sudut-sudut yang lebih kecil daripada 900. Ukuran

panjangnya 100 mm sampai 300 mm.

6. Bulat

7. Guratan tunggal atau ganda dipergunakan untuk permukaan yang

lengkung, dan meluaskan lobang. Ukuran panjangnya 100 mm sampai

500 mm. Kikir bulat kecil dikenal sebagai kikir buntut tikus.

8. Setengah bulat

Guratan ganda, satu permukaan berbentuk cembung. Untuk pekerjaan

yang bersifat umum dan untuk mengikir lengkungan bagian dalam.

Ukuran panjangnya 100 mm sampai 450 mm.

9. Kikir tipis

Guratan ganda, badannya persegi empat panjang, tetapi jauh lebih tipis

dari pada kikir–kikir lainnya. Dipergunakan untuk mengikir alur yang

sempit.

Gambar 2.63 Bentuk penampang kikir

2.9.1 Jenis kikir

Jenis kikir yang beralur tunggal. Digunakan untuk mengikir bahan-bahan

yang lunak, jenis ini sudah jarang karena beram sulit keluar.

Page 36: Kerja Pelat Cipta - Copy

36

Gambar 2.64 Kikir beralur tunggal

Kikir bergigi tunggal yang masih banyak dipakai adalah yang

mempunyai gigi pemutus beram. Digunakan untuk mengikir timah hitam,

thermoplastic, Alumunium, Anticorodal, Alumunium paduan dan sebagainya.

Gambar 2.65 Kikir bergigi tunggal

Kikir yang beralur ganda. Digunakan untuk mengikir baja, besi tuang dan

kuningan, jenis kikir ini dapat menghasilkan permukaan yang halus

Gambar 2.66 Kikir beralur ganda

Page 37: Kerja Pelat Cipta - Copy

37

Tabel 22 kerataan gigi kikir

Keterangan:

00 : kasar

2 : sedang

5 : setengah lembut

0 : setengah kasar

3 : setengah hakus

6 : lembut

1 : agak kasar

4 : halus

7 : lembut sekali

8

2.10 Gergaji

Menggergaji adalah suatu proses pemotongan benda kerja menggunakan

alat potong gergaji yang digerakan oleh tenaga manusia dan mesin. Gergaji terdiri

dari daun gergaji sebagai alat potong dan sengkangannya sebagai pemegang.

Banyak gigi

(cm) 12 15 20 25 31 38 46 56 68 84 100 116

-3,5 00 0 1 2 3 4 5 6 7 8

4-8 00 0 1 2 3 4 5 6 7 8

10-12 00 0 1 2 3 4 5 6 7 8

Page 38: Kerja Pelat Cipta - Copy

38

Gambar 2.67 Gergaji

2.10.1 Mata potong gergaji

Mata potong daun gergaji mempunyai bentuk dasar yang sama dengan

alat-alat potong yang lain yaitu sudut bebas, sudut baji, sudut tatal dan sudut

potong.

Gambar 2.68 Mata potong daun gergaji

Adapun bagian bagian gergaji, yaitu daun gergaji sebagai alat potong dan

sengkangnya sebagai pemegang daun gergaji. Sengkang gergaji

Bentuk dari sengkang gergaji bermacam-macam sesuai dengan kegunaan

dan fungsinya. Sengkang gergaji terbuat dari baja fleksibel yang ditangani dengan

pengolahan panas khusus. Diantara sengkang gergaji yang kita ketahui adalah

sengkang tetap dan sengkang yang dapat diatur. Sengkang gergaji tetap dapat

dipakai untuk memegang daun gergaji yang sama panjangnya. Sedangkan

Page 39: Kerja Pelat Cipta - Copy

39

sengkang gergaji yang dapat diatur dapat digunakan untuk memegang daun

gergaji yang panjangnya berlainan karena dapat diatur sesuai dengan panjang

daun gergaji yang digunakan.

Daun gergaji merupakan komponen gergaji yang sangat penting, karena

tanpa adanya daun gergaji, gergaji tersebut tidak akan bisa digunakan. Adapun

yang harus kita ketahui dalam pemilihan daun gergaji untuk proses penggergajian

adalah:

Bahan daun gergaji

Bahan daun gergaji terbuat dari bahan yang disesuaika dengan bahan

logam yang akan dipotong. Adapun bahan yang biasa digunakan dalam

pembuatan daun gergaji adalah baja karbon tinggi, baja tahan patah, baja tungsten,

dan baja molibdenum.

Ukuran daun gergaji

Panjang daun gergaji berkisar antara 259 mm sampai 300 mm. Kerapatan

mata potong/gigi daun gergaji diukur dalam satuan mm

Gambar 2.69 Bagian-bagin gergaji

Janis daun gergaji dengan jumlah gigi 14 per-inchi, digunakan untuk

memotong bahan pejal, seperti, St 37, tembaga, besi tuang atau kuningan.

Page 40: Kerja Pelat Cipta - Copy

40

Gambar 2.70 Jumlah gigi daun gergaji 14 per-inchi

Daun gergaji dengan jumlah 14-18 par-inchi, digunakan untuk

pemotongan pada bagian sudut.

Gambar 2.71 Jumlah daun gergaji 14-18 per-inchi

Daun gergaji yang mempunyai gigi 22-24 per-inchi, digunakan untuk

memotong bahan tebal atau untuk memotong baja karbon.

Gambar 2.72 Jumlah daun gergaji 22-24 per-inchi

Page 41: Kerja Pelat Cipta - Copy

41

Jenis daun gergaji dengan gigi 28-32 per-inchi, digunakan untuk

memotong bahan tipis seperti, kawat, pelat atau pipa tipis

Gambar 2.73 Jumlah daun gergaji 18-32 per-inchi

2.10.2 Jenis-jenis sengkang gergaji

Sengkang gergaji bentuknya bermacam-macam tergantung daun gergaji

yang digunakan.

a. Sengkang bertangkai bulat, digunakan untuk penggergajian dengan segala

arah.

Gambar 2.74 Sengkang gergaji bertangkai bulat

b. Sengkang bertangkai popor digunakan untuk penggergajian yang lurus dan

atau pengerjaan kasar.

Page 42: Kerja Pelat Cipta - Copy

42

Gambar 2.75 Sengkar gergaji bertangkai popor

c. Sengkang untuk gergaji kayu triplex berbentuk U melebar sehingga

memungkinkan memotong bidang yang lebar.

Gambar 2.76 Sengkang gergaji berbentuk U

Table 2.1 kesesuaian dan jarak gigi gergaji untuk memotong bahan

Bahan yang

dipotong

Jarak gigi

(mm)

Lebar gigi

(mm)

Tebal gigi

Baja lunak 1,8 13-16 0,63-0,80

Baja tua 1,4 13 0,63

Tembaga 1,2 13 0,63

Pelat logam 0,8 13 0,63

Page 43: Kerja Pelat Cipta - Copy

43

2.11 Pahat

Memahat adalah suatu proses penyayatan benda kerja menggunakan alat

potong “pahat”.

Gambar 2.77 Pahat

Pemahatan biasanya digunakan untuk mengurangi tebal, meratakan,

memotong, membuat alur-alur dan membaut bentuk-bentuk sederhana sebagai

proses pengasaran maupun penyelesaian pada pengerjaan kasar dengan biaya

murah.

Gambar 2.78 Cara penggunaan pahat

2.11.1 Bagian-Bagian Pahat

Terlihat pada gambar di bawah, batang berbentuk segi 4, 6, 8 atau

oval.Bentuknya tergantung nama dan kegunaannya , kepala bagian yang dipukul

dengan palu biasanya mengecil berujung radius.

Page 44: Kerja Pelat Cipta - Copy

44

Gambar 2.79 Bagian-bagian pahat

2.11.2 Jenis Pahat

a. Pahat ceper, pada umumnya digunakan untuk meratakan permukaan atau

mmbuat lubang pada pelat-pelat besi.

Gambar 2.80 Pahat ceper

b. Pahat tepi, digunakan untuk membuat salur-salur/strip-strip pada suatu

permukaan, setebal pahat ceper yang kemudian didatarkan.dengan pahat

ceper

Gambar 2.81 Pahat tepi

Page 45: Kerja Pelat Cipta - Copy

45

c. Pahat alur, digunakan untuk membuat alur-alur oli pada peralatan atau

bagian-bagian mesin

Gambar 2.82 Pahat alur

d. Pahat potong, digunakan untuk memotong pelat-pelat besi yang dapat

dikerjakan dimesin potong.

Gambar 2.83 Pahat potong

e. Pahat ceper radius, digunakan untuk pemahatan tegak pada proses

pemotongan, pelat diatas landasan/paron.

Gambar 2.84 Pahat ceper radius

Page 46: Kerja Pelat Cipta - Copy

46

f. Pahat radius, digunakan untuk pemahatan bentuk-bbentu radius atau

melingkar. Besarnya radius dibuat bermacam-macam sesuai kebutuhan.

Gambar 2.85 Pahat radius

2.12 Mesin Rol

Mesin rol (pembentuk silinder) mempunyai keuntungan dapat membentuk

bulatan dengan halus dan cepat bila dibanding dengan tangan.

Gambar 2.86 Mesin rol

Cara kerja mesin rol:

Rol dinaikan dengan jalan memutar baut pengatur

Pelat dimasukan antara rol atas dan rol bawah

Rol atas diturunkan sehingga benda pekerjaan terjepit diantara kedua

rol

Page 47: Kerja Pelat Cipta - Copy

47

Gambar 2. 87 Cara kerja mesin rol

2.13 Alat Penanda

Alat penanda berguna untuk memberi batas-batas dan tanda-tanda ukuran

dengan garis-garus dan titik-titik pada bidang benda kerja.

Gambar 2.88 Penandaan

2.13.1 Penitik

a. Penitik pusat dan penitik garis dibuat dari baja perkakas yang dibagian

badannya dibuat bergerigi, yang maksudnya agar tidak licin pada waktu dipegang.

Dibagian ujung dibuat lancip dan mata penitiknya diasah pada mesin gerinda

sehingga masing-masing membentuk sudut 90º untuk penitik pusat 60º untuk

penitik garis. Penitik pusat digunakan untuk menandai titik tengah dan penitik

garis digunakan untuk menandai garis-garis gambar

Page 48: Kerja Pelat Cipta - Copy

48

Gambar 2.89 Penitik pusat dan penitik garis

2.13.2 Penggores

Penggores dibuat dari baja perkakas. Penggores ini adalah suatu alat

untuk menarik garis-gsris gambar pada permukaan benda kerja yang akan

dikrjakan selanjutnya. Bagian badan penggores diberi gerigi, yang maksudnya

agar tidak licin pada waktu dipegeng. Kedua ujung penggores dikeraskan dan

dibuat lancip dengan sudut antara 15º-30º. Menasah atau menajamkan kedua

ujung pernggores dapat dilakukan pada mesin gerinda. Bentuk penggore yang

sering digunakan terlihat pada gambar dibawah.

Gambar 2.90 Macam-macam penggores

Menarik garis dengan pertolongan mistar baja. Selain digunakan untuk

mengukur dan menentukan batas-batas ukuran, mistar baja ini dipergunakan pula

Page 49: Kerja Pelat Cipta - Copy

49

sebagai pertolongan untuk menarik garis-garis lurus pada waktu menggambar

pada permukaan pekerjaan. Setiap menarik garis hanya dilakukan satu kali

Gambar 2.91 Membuat garis lurus

Membuat garis-garis lurus dengan kongkol penggores. Pembuat dengan

kongkol penggores jenis ini harus disetel terlebih dahulu. Penandaan dikerjakan di

atas meja rata

Gambar 2.92 Kongkol penggores yang distel

Untuk kongkol jenis ini tidak perlu distel terlebih dahulu karena sudah

distel tetap. Jadi tinggal menentukan ketinggian garis yang akan digores.

Penggoresan harus miring kearah pengarahnya. Penggoresan yang baik hanya

sekali gores.

Page 50: Kerja Pelat Cipta - Copy

50

Gambar 2.93 Kongkol penggores yang tidak distel

2.13.3 Jangka

Jangka digunakan untuk membuat garis-garis lengkung/melingkar. Pusat

lingkaran dititik dahulu dan jangka dimiringkan kearah gerak putaran .Jangka juga

dapat difungsikan untuk memindahkan ukuran. Salah satu ujung jangka ditetapkan

pada skala dan ujung yang lain pada jarak yang dikehendaki.

Gambar 2.94 Jangka

Menggambar lingkaran pada permukaan benda pekerjaan, setelah

menentukan titik pusat dan diberi tusukan kecil dengan penitik pusat, letakkan

ujung runcing kaki jangka pada titik pusat tadi dan dengan jarak jangka yang

Page 51: Kerja Pelat Cipta - Copy

51

ditentukan, kenakkan ujung runcing yang satu lagi pada permukaan benda kerja

dan putar jangka tersebut

Gambar 2.95 Menggambar lingkaran

2.14 Alat Ukur

a. Mistar Baja

Mistar baja yang mempunyai satuan ukuran metris dengan pembagian

ukuran antara 0,5 mm dan 1 mm

Gambar 2.96 Mistar baja

b. Jangka Sorong

Selain untuk mengukur ukuran luar dan ukuran alamnya, jangka sorong

ini dapat pila dipakai untuk mengukur ukuran kedalaman.

Page 52: Kerja Pelat Cipta - Copy

52

Gambar 2.97 Jangka sorong

c. Pisau Perata

Pisau perata adalah suatu alat yang berguna untuk melihat kerataan

pada permukaan benda kerja.

Gambar 2.98 Pisau perata

d. Siku Perata

Siku perata adalah suatu alat yang berguna untuk melihat kerataan pada

siki-siku benda kerja

Gambar 2.99 Siku pera

Page 53: Kerja Pelat Cipta - Copy

53

BAB III

ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

1. Mistar baja

Mistar baja berfungsi untuk pengukuran bidang yang

permukaannnya rata

Dalam pengerjaan penggoresan maupun pengukuran

Gambar 3.1 Mistar baja

2. Penggores

Penggores berfungsi untuk penandaan benda kerja berupa garis

lurus dengan bantuan mistar baja

Gambar 3.2 Penggores

53

Page 54: Kerja Pelat Cipta - Copy

54

3. Penitik

Penitik berfungsi untuk membuat tanda titik pada permukaan

benda kerja

Gambar 3.3 Penitik

4. Gegaji tangan

Gergaji berfungsi untuk memotng benda kerja yang mempunyai

bagian mata gergaji dan sengkang gergaji

Gambar 3.4 Gergaji tangan

Page 55: Kerja Pelat Cipta - Copy

55

5. Kikir kasar

Kikir kasar untuk mengikir permukaan bidang per mukaan, dimana

kikir kasar untuk permulaan kerja atau proses pengasaran

Gambar 3.5 Kikir kasar

6. Mesin drill

Mesin drill yatu mesin untuk pembuatan lubang pada benda kerja

Gambar 3.6 Mesin drill

Page 56: Kerja Pelat Cipta - Copy

56

7. Ragum

Ragum merupakan alat pembantu untuk menjepit benda kerja

Gambar 3.7 Ragum

8. Palu rata

Palu perata berfungsi untuk membantu meratakan permukaan benda

kerja

Gambar 3.8 Palu perat

9. Landasan

Landasan digunakan untuk menjepit pelat untuk penekukkan.

Page 57: Kerja Pelat Cipta - Copy

57

Gambar 3.9 Landasan

10. Mesin penekuk

Gambar 3.10 Mesin manual

11. Mesin pemotong

Gambar 3.11 Mesin pemotong

Page 58: Kerja Pelat Cipta - Copy

58

3.2 Bahan.

1. Pelat baja dengan tebal 0,8 mm, panjang dan lebar dengan ukuran 240

x 120 cm.

120 cm

240 cm

2. Kawat jaring dengan ukuran panjang dan lebar adalah 120 x 160 cm

120 cm

160 cm

Page 59: Kerja Pelat Cipta - Copy

59

3 Mur dan baut

-Mur dan Baut berdiameter 10 mm, sebanyak 8 buah

-Ring dipasang ganda ,sebanyak 16 buah

4 Cat dan thiner

THINER CAT

5. Amplas

Page 60: Kerja Pelat Cipta - Copy

60

BAB IV

PROSEDUR KERJA

4.1 Prosedur Umum.

Adapun dalam kerja pelat beberapa hal yang umum dilakukan pada

pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Alat dan bahan disediakan.

2. Perhitungkan jumlah pelat sesuai dengan keperluan, agar tidak ada pelat

yang terbuang.

3. Pelat dilakukan pembuatan lubang untuk baut pada saat pemasangan

4. Semua pelat ditentukan kesikuannya pada saat pelipatan

5. Pelat diukur terlebih dahulu untuk langkah penekukkan dan pemotongan.

6. Pelat dlukis atau digambar pada permukaannya sebelum melanjutkan

langkah kerja

7. Pelat yang telah dilukis ditekuk dengan mesin bending manual atau mesin

penekuk

8. Pelat di amplas atau dibersihkan atau perapian pada setiap pinggiran dan

pembersihan sebelum dilakukan pengecatan

9. Pelat dilakukan finishing dan pemasangan

4.2 Prosedur Benda Kerja Pelat

1.Prosedur Benda Kerja Pelat Pada Job I

Disediakan 1 lembar logam pelat. Dengan ukuran panjang = 2400 mm,

lebar = 1200 mm, tebal = 0,8 mm. Dengan bahan yang sudah dipotong. Pelat

dengan ukuran P= 45 x 75 cm sebanyak 8 lembar untuk raknya, dan ukuran 130 x

15 cm sebanyak 2 lembar untuk tiang rak, ukuran 60 x15 cm sebanyak 2 lembar

untuk scor tiang,dan ukuran 45 x 18 cm sebanyak 2 buah,dan pengecatan pada

setiap bidang dan dilakukan pemasangan .

2.Prosedur Benda Kerja Pelat Pada Job II

Disediakan pelat dengan ukuran panjang = 1.5 x 58 cm pelat di potong dan

di gunakan untuk penjepit pada pinggir kawat jaring.

Page 61: Kerja Pelat Cipta - Copy

61

Disediakan kawat jaring dengan ukuran 31 x 10 cm,ini di gunakan untuk

membuat penyekat buku dengan bentangan sepeerti gambar bentangtan di bawah

ini.

4 cm 1.5 cm

14,5 cm

5 cm

58 cm

6 cm

16,5 cm

5 cm

Gambar Bentangan pada job II benda kerja I

10.6 cm

8 cm

Gambar 4.3 Bentangan Job II untuk Alas

Page 62: Kerja Pelat Cipta - Copy

62

4.2.1 Langkah kerja.

A. Langkah Pengerjaan pada Job I (Rak Buku)

1. Alat dan bahan disediakan

2. Pelat dibentangkan,kemudian diukur dengan meteran sehingga pada

selembar pelat didapat dua buah kotak seperti pada gambar bentangan di

bawah ini

Sisa potongan

3. Bentangan diperhitungkan agar dapat menghasilkan benda kerja yang

banyak.

4. Pelat yang telah di lukis dan di ukur tadi di potong dengan mesin

seering,sehingga menghasilkan dua buah bagian seperti pada gambar di

bawah.

Page 63: Kerja Pelat Cipta - Copy

63

5. Lakukan proses penekukan benda kerja menurut alur garis putus-putus

dengan menggunakan mesin bending sehingga pelat akan membentuk seper

gambar seperti gambar di bawah ini

6. Setelah selesai penekuka dan menghasilkan 8 buah rak, maka lakukan proses

selanjutnya dengan membuat tiang dengan cara mengukur bahan sehingga di

dapat kan dua buah bentangan tiang dengan ukuran 130 x 14.

7. Kemudian lakukan proses pemotongan,untuk pekerjaan selanjitnya gunakan

mesin bending untuk proses penekukan tiang dengan tidak mengtabaikan

ukuran yang telah di tentukan .

Page 64: Kerja Pelat Cipta - Copy

64

8. Setelah pembuatan tiang selesai maka lanjutkan pekerjaan demgan membuat

penyangga tiang,serta kaki tiang.

9. Untuk pembuatanya gunakan pelat sisa ukur pelat dengan ukuran 6 x4 pada

pelat sisa sehingtga menghasilkan 4 buah potongan dengan 2 potongan

berukuran 6x3 seperti gambar di bawah

10. Potong pela sesuai dengan ukuran sehingga menghasilkan 4 buah bentangan

dan jika bentangan tersebut di tekuk maka akan menghasilkan seperti

gambar i bawah ini

Page 65: Kerja Pelat Cipta - Copy

65

11. Jika semua komponen telah terbuat maka lakukan pengerjaan perakitan

dengan menggunakan mesin drill dan kelingan.untuk awal perakitan

,rakitlah terlebih dahulu tiangnya.

12. Untuk pekerjaan akhir maka lakukan pemasangan rak pada tiang dengan

pengelingan,kemudian lakukan pengecatan dengan menggunakan soray

gun,sehingga menghsilkan akhir pekerjaan seperti gambar di bawah ini.

Page 66: Kerja Pelat Cipta - Copy

66

Gambar. 4.1 Rak Buku

B.Langkah Pengerjaan pada Job II (Penyekat buku Dan kotak Memo)

Penyekat Buku

1. Siapkan Semua peralatan dan bahan yang di perlukan.

2. Bentangan pada karton di di gunting menggunakan pisau cutter.

3. Bentangan yang telah di gunting di jadikan mal untuk melukis di

kawat jaring dan pelat, yang di antu dengan penggores.

Page 67: Kerja Pelat Cipta - Copy

67

4. Bentangan yang telah dilukis pada kawat jaring dan pelat, di

potong sesuai bentuk dan ukuran yang telah dilukis.

5. Untuk Job I, pelat sebagai sekat di tekuk menggunakan bending

manual hingga membentuk sudut 30°.

6. Sekat di pasang dan di jepit dengan kuat pada kawat jaring dengan

cara menjepitkannya pada ragum.

7. Setelah keseluruhan sekat di pasang, benda kerja di tekuk

menggunakan bending manual hingga 90°.

Gambar 4.2 Penyekat buku job I

Kotak Memo

1. Siapkan peralatan dan bahan yang di perlukan

2. Buatlah bentangan terlebih dahulu dari kertas karton.

3. Setelah itu bentangan tersebut di pindahkan pada pelat jarring dan

kemudian potong pelat hingga membentuk seperti gambar di

bawah ini

Page 68: Kerja Pelat Cipta - Copy

68

58 cm

4. Kemudian plat di tekuk dan di jepitkan pada kawat jaring di posisi

atas dan di bawah.

5. Setelah selesai maka lakukan pembuatan alas dengan

menggunakan pelat.

6. Potonglah pelat dengan menggunakan mesin sering untuk

pembuatan radius pada gunakan gerinda.

7. Setelah itu lakukan penekukan pada kawat jaring yang telah di jepit

tadi degan menggunakan mesin rooll.

8. Kemudian setelah kawat jaring terbentuk maka tempelkan pada

alas dengan menggunakan klas asitilen.untuk menitipi lubang

bekas pengelasan maka gunakan dempul dan di amplas dengan

rapi.

Page 69: Kerja Pelat Cipta - Copy

69

9. setelah dmpul kering dan lubang telah tertutupi maka lakukan

pengecatan dengan menggunakn speed .

10. utuk pekerjaa finising panaskan benda kerja hingga

kering,sehingga menghasilkan produk seperti gambar di bawah ini.

GAMBAR 4.3 Kotak Memo JobII

C. Langkah Pengerjaan Oada job III (Meja Computer)

1. Siapkan semua peralatan dan bahan yang di perlukan

2. Buatlah bentangan terlebih dahulu di atas kertas karton,

3. Setelah Bentangan Jadi pindahkan ukuran pada pelat, dan kemudian

potong lah dengan menggunakan mesin sering..

Page 70: Kerja Pelat Cipta - Copy

70

5. Kemudian pelt di tekuk sesuai dengan alur ukuran yang telah di

tentukan.dengan menggunakan mesin bending.sehingga

mengthasilkan bentuk seperti berikut.

6. setelah benda kerja berbentuk seperti di atas maka pasanglah engsel,

dan kemudian buat lah penyeko bawah agar posisi meja kokoh.

7. Pembuatan penyekor ini di lakukan dengan cara membuat terlebih

dahulu bentangannya.

8. Dan kemudian bentangan di pindahkan ke pelat lalu potong pelat, dan

di lanjutkan dengan prosese penekukan

Page 71: Kerja Pelat Cipta - Copy

71

9. Setelah komponen selesai, maka rangkailah komponen tersebut dengan

mengelingkan antara komonen satu dengan yang lainya menggunakan

paku keling.

10. Kemudian jika selelesai perakitan lakukan orosedur berikutnya

dengan mengecat meja tersebut dengan menggunakan spray gun.

11. Pasang lah engsel meja dan ikat dengan dua buah baut.

12. Kemudian jika selesai pasang kan meja ketembok. Dan dengan bentuk

hasil akhir seperti gambar di bawah ini.

GAMBAR 4.4 Meja Laptop

Page 72: Kerja Pelat Cipta - Copy

72

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Perhitungan Dan Perencanaan

1.Pembahasan Job I

A. Perencanaan Awal

Di dalam pembuatan rak buku ini ada beberapa hal yang

harus di perhatikan yakni perhitungan bentangan lekukan dan

sebagainya,dan juga kita harus tahu ukuran yang di minta untuk

pembuatan sebuah rak buku denga baik dan enak di pandang mata untuk

gambar bentangannya dapat di lihat pada lampiran.

B. Perhitungan Bentangan

Setelah di hitung maka di dapatkanlah ukuran 1 lembar

pelat akan menghasilkan enam kotak yamg memiliki ukuran:

Panjang = 75 cm

Lebar = 50 cm

Rak ukuran panjang 75 cm dan lebar 55 cm di butuhkan sebanyak

8 buah rak.

75 x 55 =4125 cm

4125x8 =33000 cm

Ukuran lembaran pelat 240 cm x123 cm=29520 cm maka 29520

cm:4125 cm ,di dapat kan 6buah rak maka sisa pelat:

29520 –(4125)cm

29520 -24750 =4778 cm

Sedangkan untuk ukuran lembaran pelat yang kedua yang akan di

buat 2 buah rak maka :29520 cm – 8250 cm =2,1270 cm

Sisa pelat :21270 cm

Untuk pembuatan sekor penyangga tiang rak sisa pelat lembaran ke

dua tadi 21270 cm

Maka 21270 cm – 875 cm =20795 cm

Page 73: Kerja Pelat Cipta - Copy

73

Sedangkan untuk pembutan sekor yang ke dua yaitu adalah 20395 cm -

875 cm =19520 cm

Susa pelat yaitu adlah 19520 cm.

Untuk pembuatan tiang penyangga rak di butuhkan pelat lembaran

yang lain ;

Panjang tiang 170 cm dan lebar 21 cm banyak tiang 2 buah:

170 cm x 21 cm = 3570 cm

3570 cm x 2 cm = 7140 cm

2. Pembahasan pada Job II

a. Benda kerja I

Untuk membuat job I, ada beberapa bentangan yang dibutuhkan, antara lain :

1. Bentangan untuk kawat jaring, dengan ukuran 31 cm x 14 cm = 434 cm²

2. Bentangan untuk sekat, dengan ukuran 58 cm x 1,5 cm = 87 cm²

Sedangkan kawat jaring yang di gunakan berukuran 200 cm x 100 cm = 20000

cm². Untuk pengerjaan job I ini di lakukan oleh 21 praktikan,sehingga kawat

jaring yang bersisa menjadi 20000 cm² - (21 x 434 cm² ) = 10885 cm².

Untuk pelat yang digunakan berukuran 123 cm x 240 cm = 29520 cm². Untuk

pengerjaan job I ini di lakukan oleh 21 praktikan, sehingga pelat yang bersisa

menjadi 29520 cm² - (21 x 87 cm² )= 27693 cm².

b. Benda kerja II

Untuk membuat job II, ada beberapa bentangan yang di butuhkan, antara lain :

1. Bentangan untuk kawat jaring, dengan ukuran 58 cm x 3 cm = 174 cm²

2. 2 buah Bentangan untuk sekat, dengan ukuran 2 (58 cm x 1,5 cm) = 164 cm²

3. Bentangan untuk alas Job II, dengan ukuran 10,6 cm x 8,6 cm = 91,16 cm²

Sedangkan, kawat jaring yang bersisa dari pengerjaan job I adalah 10885 cm²,

Untuk pengerjaan job II ini di lakukan oleh 21 praktikan, sehingga kawat jaring

yang bersisa menjadi 10885 cm² - ( 21 x 174 cm² ) = 7231 cm².

Page 74: Kerja Pelat Cipta - Copy

74

Untuk pelat yang bersisa dari pengerjaan job I adalah 27693 cm². Untuk

pengerjaan job II ini dilakukan oleh 21 praktikan, sehingga pelat yang bersisa

menjadi 27693 cm² - 21 ( 164 cm² + 91,16 cm² ) = 22334,64 cm².

2. Pembahasan Pada Job III

Untuk Pengerjaan Pada Job III yaitu adalah pelat yang berukuran 120 x 45

untuk pembuatan meja.

Sehingga pelat yang di nutuhkan adalah 135 untuk panjang sedangkan untuk

lebar yaitu 50 cm.

5.2 Analisis

Praktikum teknik kerja pelat, merupakan pekerjaan membuat bahan atau

benda jadi yang nantinya dapat dipergunakan, kita membutuhkan pengetahuan

yang luas sehingga bila langsung menganalisis suatau bentangan maka akan

dengan cepat kita menerangkannya, bentangan salah satunya dimana bentangan

tersebut harus diawali sehingga dapat mengukur dan melukis pada bentangan

tersebut, melukis bentangan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan .langkah

ini diambil agar pada saat memotong kita akan mendapatkan bagian terbesar

dahulu, kemudian yang sedang dan yang kecil, sehingga sisa pelat akan didapat

lebih sedikit .langkah kedua yaitu pemotongan, lakukan pemotongan pada bidang

yang terbesar lalu diikuti yang sedang. Selanjutnya penekukan, Penekukkan

dilakukan dengan pengurangan ukuran dua kali tebal pelat dari ukuran lebar

sebenarnya, agar setelah ditekuk ukurannya sesuai dengan yang diinginkan

Penggambaran bentangan sebaiknya digunakan penggores dan mistar baja,

agar lukisan pada bentangan dapat lebih jelas.dan pada saat pembuatan lubang

terlebih dahulu diberi tanda menggunakan penitik dengan dipukul oleh

palu.penekukan biasanya dilakukan dengan pengurangan ukuran dua kali tebal

pelat dari ukuran lebar sebenarnya

Pada pemasangan rak perhatikan setiap ujung-ujung pelat, apakah ada

yang tajam atau tidak, jika ada kikir dengan menggunakan kikir kasar. Dan setelah

itu lakukan finishing atau pembersihan pada setiap bidang.

Page 75: Kerja Pelat Cipta - Copy

75

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan.

Adapun didalam praktikum kerja pelat ada beberapa hal yang perlu

disimpulkan, yaitu :

1. Pada kerja pelat diperlukan pengetahuan yang luas untuk perhitungan

bentangan dan tekukkan.

2. Penekukkan dilakukan dengan pengurangan ukuran dua kali tebal pelat dari

ukuran lebar sebenarnya.

3. Untuk menggambar permukaan pelat digunakan penggores agar tanda tidak

hilang.

4. Dilakukan tanda sebelum melakukan pembuatan lubang dengan penitik

6.2 Saran.

1. mencari jumlah bahan yang diperlukan hendaknya diperhitungkan dengan

hati-hati agar tidak terjadi kerugian pelat.

2. Sewaktu menghitung tekukkan, harus diperhatikan secara teliti, agar tidak

terjadi kelewatan atau kekurangan ukuran.

3. Gunakan selalu safeti yang ada, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan.

4. Gunakan selalu waktu yang dijadwalkan agar pekerjaan selesai sesuai

dengan rencana.

74