kerja bangku
TRANSCRIPT
KERJA BANGKU
2.1.1 Catok (ragum)
Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan
dikikir, dipahat, digergaji, di tap, di snei, dan lain lain. Ragum ini dibuat dengan
cara di cor dan dituang untuk ragum ukuran besar. Cara penggunaannya dengan
cara memutar tangkai (handle) ragum maka mulut ragum akan menjepit atau
membuka/melepas benda kerja yang sedang dikerjakan.
Gambar 2.1. Catok Mekanik
Gambar 2.2. Mulut Catok
Catok-catok dilengkapi dengan baja yang dikeraskan yang disekrupkan pada
mulut-mulutnya, permukaannya ada yang dibuat halus atau berbintik-bintik
tergantung dari kebutuhannya. Mulut yang berbintik-bintik dapat mencengkam
benda kerja dengan kuat tetapi bekasnya akan ketihatan pada benda kerja. Catok-
catok mekanik digerakkan oleh batang ulir yang menembus mur dan semua
penyetelan dilakukan dengan jalan memutar batang ulir, lihat Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Catok penjepitan cepat
Gambar 2.4. catok mekanik dalam keadaan dipotong
2.1.2 Catok tangan
Alat ini berguna sekali untuk memegang benda kerja kecil yang akan dibor
pada mesin bor, dikeling atau pengerjaan lainnya yang serupa. Ukuran catok
tangan diambil dari panjangnya dan batasannya dari 100 mm sampai 150 mm.
Gambar 2.5. Macam-macam catok tangan
2.1.3 Jepitan Pembuat Perkakas
Gambar dari jepitan ini diperlihatkan pada gambar 2.6, jepitan ini banyak
kegunaannya, misalnya, untuk memegang bagian-bagian yang akan diberi tanda
atau dibentuk pada mesin atau dikerjakan pada mesin bor.
2.1.4 Gergaji-gergaji besi
Terbuat dari rangka yang ukurannya tetap atau bisa diatur, bisa dipakai
untuk mata gergaji yang panjangnya sekitar 200 mm atau 300 mm dan mata
gergaji ditegangkan dengan mur kupu-kupu. Pada kedua tipe rangka ini daun
gergaji bisa diputar 90° sehingga pemotongan panjang bisa dilakukan.
Gambar 2.6. Jepitan pembuat perkakas dan gergaji besi
Daun gergaji besi ukuran giginya biasanya berkisar antara 14, 18, 24 dan 32
tiap 25 mm yang terdapat pada satu atau kedua sisinya dan terbuat dan baja
tungsten rendah atau baja potong cepat. Pengerjaan panas diperlukan untuk
menghasilkan daun gergaji yang fleksibel atau seluruhnya keras, bagian yang
fleksibel hanya dikeraskan pada sisi potongnya saja sedangkan daun gergaji yang
seluruhnya keras berarti keseluruhannya dikeraskan. Daun gergaji fleksibel
biasanya tahan patah sehingga cocok untuk pekerjaan-pekerjaan berat.
Semua daun gergaji yang digunakan gigi-giginya menghadap menjauh dan
tangan dan harus dipegang dengan kuat. Mula-mula dipasang longgar dulu, lalu
dikencangkan dengan tiga kali putaran mur kupu-kupu. Ukuran gigi harus
disesuaikan dengan benda kerja yang akan dipotong, sebagai berikut:
a. 14 gigi, Cocok untuk memotong benda pejal yang penampangnya besar dan
untuk benda-benda baja lunak, rnisalnya, aluminium, tembaga, kuningan dan
juga baja lunak.
b. 18 gigi, Cocok untuk digunakan secara umum dan untuk bahan dengan
penampang kecil seperti aluminium, tembaga, kuningan dan baja tuang.
c. 24 gigi, Cocok untuk pelat dengan ketebalan sekitar 6 mm dan untuk pipa yang
dindingnya tebal, profil sudut yang besar, dan lain-lain. Daun gergaji dan baja
potong cepat (HSS) dengan 24 gigi cocok untuk paduan baja tahan karat dan
baja perak dan untuk baja perkakas yang di annealing (pemanasan, diikuti
dengan pendinginan secara perlahan-lahan).
d. 32 gigi, Umumnya untuk profil sudut yang kecil dan profil-profil lain, pipa-pipa
kecil yang dindingnya tipis dan pelat tipis. Gergaji besi ini sering digunakan
untuk profil-profil yang kecil.
Cara penggunaan gergaji besi
Pedoman pemilihan ukuran gigi yang benar yaitu paling sedikit ada tiga
buah gigi yang kontak dengan benda kerja. Hal ini mempermudah gerakan
gergaji, menghindari kerusakan benda kerja, dan patahnya daun gergaji.
Pemotongan baru dimulai jika permukaan benda kerja rata dan sedikit
dimiringkan. Gerakan yang panjang dan kokoh sangat diperlukan dan
pemotongan harus diusahakan sedekat mungkin dengan garis untuk
mengurangi pekerjaan pengikiran. Tegangan yang berlebih pada daun gergaji,
pemotongan yang terlalu cepat dan tekanan yang berlebihan akan
menyebabkan daun gergaji patah, malah buku jari akan luka bila membentur
sudut catok. Sewaktu mengggergaji posisi badan harus selalu diperhatikan.
Telapak kaki sebaiknya ditempatkan seperti terlihat dalam Gambar 2.7, dan
badan sedikit dicondongkan ke depan.
Gambar 2.7. a. Posisi penggergajian, b. Pemilihan ukuran gigi gergaji
Hal yang harus diperhatikan saat menggergaji yaitu kaki kanan harus
selalu lurus dan kaki kiri sedikit memebekuk pada lutut, sehingga
keseimbangan badan bisa diatur dan berat badan membantu tekanan pada
gergaji sesuai dengan yang dibutuhkan. Pergerakan kokoh dan penuh
sepanjang gergaji akan menghasilkan pekerjaan yang lebih baik daripada
pergerakan cepat yang pendek.
Macam-macam Gergaji
1. Gergaji pelat
Pada gergaji ini mata gergajinya ditempatkan sepanjang sisi pelat yang
kuat, dan digunakan untuk memotong logam pelat untuk segala ukuran.
Gambar 2.8. Penggunaan gergaji pelat
2. Gergaji besi yunior
Gergaji besi yunior adalah gergaji besi ukuran kecil yang daun
gergajinya diikat dengan rangka pegas baja. Gergaji ini berguna sekali untuk
pekerjaan-pekerjaan kecil dan pipa-pipa yang dindingnya tipis.
3. Kikir tarik
Kikir tarik biasanya dijepit pada rangka gergaji besi dengan sengkang
khusus, kikir tank “Abrafile” berbentuk bulat, kecil dan sejajar, sangat
berguna untuk membuat bentuk-bentuk kurva. Walaupun perkakas ini
merupakan kikir, tetapi bisa berfunsi sebagai gergaji, sebab bisa memotong
logam untuk bentuk tertentu.
Gambar 2.9. Beberapa bentuk dari susunan perkakas Abrafile
4. Gergaji kecil
Menggunakan potongan-potongan pendek dan daun gergaji besinya
berguna untuk rnenernbus lubang yang sisi-sisinya lurus dan untuk
pekerjaan lainnya.
2.1.5 Palu
Palu ada berbagai macam, antara lain :
1. Palu mekanik
Palu berpuncak bulat adalah palu yang sangat umum digunakan. Kepala
palu biasanya dibuat dari baja tuang yang dibentuk seperti kubah, maksudnya
untuk menghindari terjadinya bekas yang tidak baik pada benda kerja dan
untuk menjamin bahwa tenaga pukulan palu benar-benar tersalurkan melalui
pusat dan muka palu serta tidak melalui pinggirannya yang akan
mengakibatkan terjadinya keretakan. Palu sebaiknya dipegang dekat ke ujung
tangkai dan diayunkan dengan titik tumpu siku.
Berat palu umumnya antara 112 gr dan 900 gr. Tangkai pegangannya
terbuat dan kayu biasa untuk palu-palu kecil, tetapi untuk palu yang lebih berat
atau palu besar biasanya terbuat dari kayu hickory, yaitu sejenis kayu yang
sangat kuat, dan juga ada yang terbuat dari logam.
Gambar 2.10. Palu mekanik
Jika tangkai pegangan palu rusak harus segera diperbaiki sebab akan
rnenyebabkan kecelakaan dan sewaktu penggantian harus dibuat sekokoh
rnungkin. Bentuk kepala yang tidak baik atau pada permukaannya ada
serpihan-serpihan harus diperbaiki sebab berbahaya, yaitu palu akan terpental
ketika dipukulkan atau serpihan-serpihan logamnya akan beterbangan.
2. Palu-palu lunak
Jenis palu ini antara lain palu tembaga, timbel dan kulit yang biasanya
digunakan untuk perakitan sehingga perrnukaan berda kerja tidak akan terluka
atau rusak. Menggunakannya harus hati-hati dan pemukulan harus pelan-pelan
supaya bentuk palu tidak cepat berubah atau rusak.
Gambar 2.11. Palu - palu lunak
3. Pahat-pahat dingin
Pahat-pahat dingin biasanya terbuat dari baja karbon tinggi yang ditempa
yang berbentuk segi enam atau segi delapan, ukurannya bermacam-macam,
dan ada empat bentuk mata pahat, yaitu pahat rata, pahat potong siliang, titik
intan dan pahat setengah lingkaran. Semua ini diperlihatkan dalam Gambar
2.12 dan dikenal dengan pahat-pahat dingin sebab digunakan untuk
memotong logam logam dingin. Setelah penempaan dan penggerindaan mata
pahat, hanya bagian mata pahatnya saja yang dikeraskan dan ditempa,
sedangkan badannya dibiarkan tetap lebih lunak untük menghindari terjadinya
keretakan sewaktu digunakan. Mata pahat biasannya mempunyai sudut 60°.
Gambar 2.12. Pahat-pahat dingin
Baja-baja krom nikel dapat digunakan juga untuk pahat-pahat yang
sangat kuat sehingga kecil kemungkinannya untuk pecah. Pahat-pahat bisa
ditempa dan dikeraskan tanpa memerlukan alat khusus dan bisa diasah dengan
sebuah kikir halus. Pada Gambar 2.13 diperlihatansebuah pahat dengan kepala
berbentuk kubah terbuat dan baja krom nikel 3 persen. Kepala yang sudah
diperkuat hanya akan sedikit mengembang bila terjadi pemukulan terus-
terusan sehingga pahat akan lebih tahan lama.
Gambar 2.13. Pahat dengan kepala cembung
Gambar 2.14. Pemotongan logam lembaran pada catok menggunakan pahat
4. Pahat rata
Pahat rata biasanya dibuat dengan ukuran panjang 100 mm ke atas dan
lebarnya 6 sampai 25 mm, pahat rata ini berguna untuk macam macam
pekerjaan sheet, pelat, dan logam-logam tuangan. Pelat dan sheet bisa
dipotong miring seperti Gambar 2.14. Pahat dipegang miring supaya bisa
menggunting/memotong dan sudutnya harus dijaga supaya pahat tidak
meleset dari pemotongan. Pahat rata bisa gunakan untuk pemotongan dingin
di atas paron dan untuk menghilangkan serpihan-serpihan bekas pengeboran.
2.1.6 Kikir
A. Klasifikasi dan Pemotongan
Kikir terbuat dari baja karbon tinggi yang ditempa dan disesuaikan
dengan ukuran panjang, bentuk, jenis dan gigi pemotongnya. Adapun fungsi
utama dari kikir adalah untuk mengikir dan meratakan permukaan benda kerja,
Ukuran panjang sebuah kikir adalah panjang badan ditambah dengan
tangkainya.
Kikir-kikir di bengkel umum dikenal sebagai kikir mekanik, terbuat dari
baja karbon tinggi dengan bentuk yang bermacam-rnacam, disesuaikan
dengan jenis pekerjaan. Pengerjaan panas akhir untuk kikir yaitu dipanaskan
antara 760°C dan 780° C didalam sebuah bak lalu didinginkan secara mendadak
ke dalam air garam. Tidak ada pengerjaan pelunakan, dan tangkainnya yang
tidak ikut dicelupkan akan tetap lunak sehingga kecil kemungkinannya untuk
retak.
Kikir diklasifikasikan pada: (1) panjangnya. (2) penampang dan bentuk,
dan (3) bidang pemotong. Panjang kikir diukur sepanjang bidang potongnya,
dalam gambar 2.15 diperlihatkan penampang dan bentuk kikir.
Gambar 2.15. Bentuk penampang kikir
Gambar 2.16. Bentuk pemotong kikir dan kikir khusus
Pemotong (bentuk gigi) pada kikir terdiri dari banyak tipe yang berbeda-
beda dan dikelompokkan menjadi 2 kelompok utama yaitu pemotong tunggal
dan pemotong ganda. Pada kikir pemotong tunggal (kadang-kadang disebut
”float”), sebaris gigi dibuat menyilang bidang kikir dengan sudut tertentu dan
kikir ini biasa digunakan untuk pekerjaan ringan atau menghaluskan. Pada kikir-
kikir pemotong ganda, dua baris gigi dibuat bersilangan satu sama lain dengan
sudut bervariasi antara 30o dan 87o. Sejumlah kikir-kikir pemotong ganda
khusus tersedia untuk berbagai jenis logam dan beberapa tingkat kekasaran
seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.16 diatas.
Tingkat pemotongan ada hubungannya dengan ukuran kikir, jadi hasil
pengikiran kikir 300 mm akan lebih kasar daripada kikir 200 mm, dan per1u
diperhatikan bahwa kikir khusus untuk kuningan tidak boleh digunakan
pertama untuk baja, sebab nantinya tidak akan bisa mengikir kuningan dengan
baik. Banyak orang yang menggunakan kikir untuk kuningan terlebih dahulu
dan baru digunakan untuk baja.
B. Jenis-jenis Kikir
kikir-kikir tangan rata ; Kikir-kikir ini penampangnya berbentuk segiempat,
lebarnya sejajar, ketebalannya ditiruskan. Kedua bidang mempunyai
pemotong ganda dan hanya satu sisinya yang mempunyai potong tunggal.
Sisi yang tanpa pemotong dikenal sebagai ‘safe edge’ (sisi aman), dan kikir
ini sering dikenal sebagai ‘kikir sisi aman tangan’ (hand safe edge files). Sisi
aman sangat berguna sewaktu pengikiran sudut.
Kikir rata-rata ; Penampang kikir ini adalah segi-empat, kedua bidangya
adalah pemotong ganda dan kedua sisi pinggirnya pemotong tunggal, kitac
harus bisa membedaan kikir-kikir ini dengan kikir-kikir tangan rata.
Kikir-kikir setengah ; Satu bidangnya rata, tebal dan lebarnya tirus sekitar
sepertiga kali panjangnya. Bidang yang rata mempunyai pemotong ganda
dan bidang cembung mempunyai pemotong tunggal.
Kikir-kikir bulat ; Ketirusannya sekitar sepertiga dari panjangnya. Kikir bulat
bisa digunakan pekerjaan tusuk, memperbesar lubang dan untuk
membulatkan sudut. Bagian dari kikir-kikir bulat yang lebih kecil sering
dikenal sebagai “ekor tikus”.
kikir bujur-sangkar ; Ketirusannya sama dengan kikir bulat, digunakan untuk
mengerjakan sudut-sudut dan alur-alur di mana kikir-kikir rata tidak bisa
digunakan . Hati-hati jangan menggunakan kikir yang terlalu besar untuk
lubang-lubang alur sebab dapat menyebabkan macet atau patah.
Kikir-kikir warding ; adalah kikir-kikir kecil yang serupa dengan kikir rata,.
Mempunyai pemotong ganda pada satu atau kedua bidangnya dan pada
sisi-sisi pinggir adalah pemotong tunggal. Digunakan oleh tukang-tukang
kunci untuk pemotongan kunci atau untuk pengikiran pekerjaan-pekenjaan
lain yang berupa lubang-lubang alur kecil.
Kikir-kikir tiang ; Bentuknya serupa dengan kikir tangan tetapi
penampangnya lebih kecil.
kikir segi-tiga ; Penampangnya berbentuk segi-tiga, ketirusannya sekitar
sepertiga dari panjangnya dan biasanya digunakan untuk pengikiran sudut-
sudut. Kikir ini serupa dengan kikir gergaji, tetapi kikir ini biasa dibuat hanya
dengan pemotong tunggal.
Gambar 2.17. Kikir pemotong
Kikir dengan gigi yang di frais ; kikir ini dijual dengan merk millinicut dan
dreadnought yang sangat berguna untuk pengikiran logam lunak seperti
alluminium yang bisa dengan cepat meyumbat kikir lain. Terbuat dari baja
paduan dan tersedia ukuran-ukuran pemotong untuk kayu dan karet,
timbel, logam lunak lainnya, kuiningan , batu tulis, marmer, besi tuang, baja
tahan karat dan baja karbon tinggi.
Kikir jarum, bentuknya ramping yang panjangnya berukuran dari 12 sampai
18 mm. Dibuat dengan penampang yang umum bersama-sama dengan
pisau, crossinng, baret, pipin, round edge joint dan slitting. Kikir-kikir ini
digunakan untuk pekerjaan yang sangat kecil misalnya pembuatan hiasan,
penempaan perak, dan model keteknikan.
Kikir alur ; kikir ini adalah kikir bengkok kecil yang dibentuk dengan
pegangan di bagian tengah, Jenis penampangnya bermacam-macam,
disesuaikan dengan bentuk yang sulit yang tidak bisa dikerjakan oleh kikir
biasa.
C. Pemeliharaan kikir
Karena sangat keras, daun kikir menjadi rapuh dan giginya mudah rusak
kalau penyimpanannya tidak hati-hati atau pemakaiannya kasar. sewaktu
penggunaanya jangan sembarang lempar saja ke atas meja tetapi sebaiknya
disimpan seara berdampingan, jangan dibiarkan bergesekan dengan mulut
catok, baja yang dikeraskan atau digunakan untuk baja perkakas yang
dikeraskan.
Jangan menggunakan kikir tanpa pegangan sebab bisa melukai tangan,
ukuran pegangan harus sesuai dengan ukuran kikir dan kokoh. Sewaktu
pemasangan bisa dengan jalan memanaskan dulu tangkainya sampai merah
lalu dimasukkan pada pegangan kayu sehingga membentuk lubang yang pas.
Hal yang harus diperhatikan pada saat mengikir :
a. Tinggi ragum terhadap orang yang bekerja.
b. Pencekaman benda kerja.
c. Pemegangan kikir.
d. Posisi kaki dan badan.
e. Gerakan kikir.
f. Kebersihan kikir.
D. Pengikiran
1. Pengikiran menyilang
Kikir merupakan perkakas dasar yang memerlukan latihan yang benar-
benar dan hati-hati. Sewaktu pengikiran posisi sangat penting (seperti akan
menggergaji) dan harus dipelajari dari permulaan, tempatkanlah benda
kerja ke dalam rnulut catok untuk menghindari terjadinya getaran,
ditempatkan kira-kira setinggi siku.
Gambar 2.18. cara memegang kikir
Cara mernegang kikir diperlihatkan dalam Gambar 2.18, pemula harus
berlatih mengikir dengan gerakan panjang dan kokoh, jaga supaya
permukaan kikir selalu menempel pada benda kerja. Hal ini memerlukan
keterampilan pergelangan tangan untuk mengimbangi pergerakan kikir. Bila
kikir diserongkan sedikit melintasi benda kerja, maka kontak perrnukaannya
akan lebih lebar dan juga bila digerakkan sedikit menyamping sepanjang
permukaan, akan membantu menghasilkan pinggiran yang rata. Pengikiran
hendaknya dimulai dengan kikir kasar untuk menghilangkan kotoran logam
dengan cepat, baru kemudian dilakukan pengikiran dengan kikir halus.
2. Pengikiran tarik
Pengikiran tarik adalah proses penyelesaian yang dilaksanakan setelah
pengikiran silang dan berguna untuk menghasükan suatu permukaan yang
halus. Sebuah kikir halus dipegang menyilang pada benda kerja secara tepat
dengan kedua tangan, ditarik ke muka dan kebelakang sepanjang
permukaan sampai garis-garis kasarnya hilang. Jadi cara ini hanya untuk
menghilangkan cacat-cacat kecil atau menghaluskan saja.
Gambar 2.19. Pengikiran tarik
3. Penempelan
Kadang-kadang partikel-partikel logam menempel pada kikir dan
rnenyumbat gigi-giginya. Hal ini terjadi untuk semua logam dalam beberapa
hal, terutama terjadi pada logam-logam yang lunak. Sebuah kapur kecil yang
digosokkan sekitar kikir akan membantu menghindari terjadinya
penempelan ini, dan bila masih terjadi penyumbatan, kikir harus cepat-
cepat dibersihkan. Kikir sewaktu-waktu bisa dibersihkan dengan disikat
sepanjang deretan gigi-gigi dengan sikat baja khusus (file card), tetapi akan
lebih baik apabila menggunakan strip tembaga atau kuningan yang runcing
digoreskan di antara gigi-gigi kikir.
Gambar 2.20. Sikat kikir
4. Pengikiran Lengkungan
Untuk mernbulatkan sudut-sudut luar, pertama kita memotong logam
dengan gergaji sebanyak mungkin, lalu permukaan-permukannya dikikir
sampai menyentuh garis lengkungan, demikian juga sudut-sudut runcingnya
dikikir sampai rnendekati bentuk lengkungan yang sebenarnya. Dan terakhir
diselesaikan seperti diperlihatkan pada Gambar 2.21.
Kikir-kikir bulat dan setengah bulat bisa membentuk lengkungan
dalam yang kecil, tetapi jika menggunakan kikir rata, gerakan-gerakan ke
sampingnya akan membuat cacat, dengan kikir setengah bulat akan
menghasilkan lengkungan yang baik. Beberapa jenis lengkungan bisa
diperhalus dengan pengikiran tarik (draw-filing) dengan sebuah kikir tangan
yang kecil.
Gambar 2.21. Sudut-sudut yang dilengkungkan
2.1.7 Kain Ampelas
Amarie adalah bahan pengasah alam dan pada pembuatan kain ampelas
tingkat kekasarannya di tentukan dengan nornor, yaitu: No. 4 (sangat kasar), 3,
21/2, 2, 11/2, 1, F, FF, 0 dan 2, yang paling halus dikenal dengan “flour”. Untuk
pengerjaan permukaan-permukaan yang telah dikikir tarik secara halus, bisa
diampelas dengan tingkat F yang bisa menghilangkan bekas-bekas kikiran.
Goresan-goresan hasil ampelas ini bisa dihilangkan lagi dengan ampelas yang
lebih halus, demikian selanjutnya. Penggunaan ampelas halus untuk benda yang
masih kasar akan rnenghasilkan perrnukaan yang bekas goresan-goresannya
masih kelihatan.
2.1.8 Pengikisan
Pengikisan dengan tangan untuk perrnukaan-permukaan telah banyak
digantikan dengan pengasahan presisi, tetapi pengikisan rnasih umum digunakan
untuk penyesuaian akhir bagian-bagian mesin, misalnya luncuran-luncuran mesin
bubut. Pengikisan menggunakan perkakas yang bentuknya bermacam-macam dan
terbuat dari baja-baja paduan yang dikeraskan dengan pisaunya yang
diruncingkan, beberapa di antaranya diperlihatkan dalam Gambar 2.22.
Gambar 2.22. Alat pengikikis dan penggunaannya
Sewaktu pengikisan permukaan-permukaan rata, benda kerja dicek dengan
menempelkannya pada pelat rata, yang sudah ditaburi dengan ‘engineer’s blue.
Sewaktu benda kerja digeserkan di atas pelat rata, bagian-bagian yang tinggi akan
menarik zat warna tersebut dan bagian ini akan dikikis lagi. Pekerjaan ini diulangi
lagi sampai permukaan benda keja tersebut bisa menjadi biru secara merata.
Pengikisan bagian dalam yang silindiris dibuat dengan pengikis segi-tiga dan
setengah bulat, misalnya untuk mengepaskan bantalan-bantalan belah dengan
porosnya.
2.1.9 Mesin Gerinda
Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda
benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa
logam yang keras seperti besi dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan
untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan
untuk membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan
hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan
permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain-lain.
Gambar 2.23. Macam-macam mesin gerinda
Mesin Gerinda didesain untuk dapat menghasilkan kecepatan sekitar 11.000
– 15.000 rpm. Dengan kecepatan tersebut batu gerinda yang merupakan
komposisi aluminium oksida dengan kekasaran serta kekerasan yang sesuai, dapat
menggerus permukaan logam sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan.
Dengan kecepatan tersebut juga, mesin gerinda juga dapat digunakan untuk
memotong benda logam dengan menggunakan batu gerinda yang dikhususkan
untuk memotong.
Pada umumnya mesin gerinda tangan digunakan untuk menggerinda atau
memotong logam, tetapi dengan menggunakan batu atau mata yang sesuai kita
juga dapat menggunakan mesin gerinda pada benda kerja lain seperti kayu,
beton, keramik, genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain. Tetapi sebelum
menggunakan mesin gerinda tangan untuk benda kerja yang bukan logam, perlu
juga dipastikan agar kita menggunakannya secara benar karena penggunaan
mesin gerinda tangan untuk benda kerja bukan logam umumnya memiliki resiko
yang lebih besar.
Bagian-bagian Mesin Gerinda
1. Power Transmission.
Power Transmission gerinda dilindungi oleh pelindung tetap sebagai peredam
getaran. Power Transmission gerinda berupa spindle.
2. Point Of Operation.
Point Of Operation gerinda ini merupakan bagian mesin yang dirancang untuk
mengasah atau mengikis benda kerja.
3. Pelindung yang Dapat Diatur.
Pelindung ini adalah safety glass, di mana dirancang untuk melindung bagian
atas badan pekerja seperti bagian wajah dari percikan api.
4. Heavy wheel guard.
Heavy wheel guard bertujuan untuk melindung gerinda pada saat berputar dan
merupakan pelindung tetap.
5. Meja Benda.
Meja benda bertujuan untuk mengontrol benda pada saat penggerindaan dan
mempengaruhi hasil dari penggerindaan.
Bagian-Bagian dari Roda Gerinda
Setiap roda gerinda mempunyai dua komponen :
a. Abrasive berfungsi sebagai pemotong/pengasah.
b. Bond berfungsi sebagai perekat yang mengikat butiran-butiran abrasive selama
pemotongan.
Diantara abrasive dan bond terdapat bagian-bagian kosong atau pori-pori
dalam ukuran dan jumlah yang beraneka ragam, mempengaruhi roda-roda
gerinda dalam pengasahannya.
Langkah kerja penggunaan mesin gerinda
Bekerja dengan mesin gerinda prinsipnya sama dengan proses pemotongan
benda kerja. Pisau atau alat potong gerinda adalah ribuan keping berbentuk pasir
gerinda yang melekat menjadi keping roda gerinda. Proses penggerindaan
dilakukan oleh keping roda gerinda yang berputar menggesek permukaan benda
kerja. Kecepatan kerja dalam kerja gerinda bukan faktor utama, hasil akhir dalam
bentuk dan ketepatan ukuran lebih diutamakan. Urutan kerja gerinda umumnya
adalah sebagai berikut :
a. Pemahaman gambar kerja
b. Pencekaman benda kerja
c. Pemeriksaaan air pendingin
d. Pemeriksaan ketajaman roda gerinda
e. Pengaturan putaran
f. Penyetelan panjang langkah dan dalamnya pemakanan
g. Pemeriksaan penggerindaan (jalan kosong)
h. Penggerindaan benda kerja
i. Pemeriksaan hasil gerinda