kerangka penulisan ki & teknik notasi

26
PANDUAN PEMBUATAN KARYA ILMIAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Identifikasi Masalah 1.3 Pembatasan Masalah 1.4 Perumusan Masalah 1.5 Kegunaan Penelitian BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1 Kajian Teori 2.2 Kerangka Berfikir 2.3 Pengajuan Hipotesis (Penelitian yang menggunakan Hipotesis) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tujuan Penelitian (Secara Operasional) 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.3 Populasi Dan Sampel 3.4 Metode Penelitian 3.5 Instrumen 3.5.1Definisi Konsep 3.5.2Definisi Operasional 3.5.3Kisi-kisi 3.5.4Kalibrasi 3.5.5Instrumen (3,5,4 dan 3,5,5 jika melakukan uji coba) 3.5.6Teknis Analisis data 3.5.7Hipotesis Statistik (Penelitian mengajukan Hipotesis maka harus pembuktian menggunakan Statistik) BAB IV DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data 4.2 Pengujian Persyaratan 1

Upload: henny-afriza-nasution

Post on 02-Jul-2015

78 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KERANGKA PENULISAN KI & TEKNIK NOTASI

PANDUAN PEMBUATAN KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah1.2 Identifikasi Masalah1.3 Pembatasan Masalah1.4 Perumusan Masalah1.5 Kegunaan Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Kajian Teori2.2 Kerangka Berfikir2.3 Pengajuan Hipotesis (Penelitian yang menggunakan Hipotesis)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian (Secara Operasional)3.2 Tempat dan Waktu Penelitian3.3 Populasi Dan Sampel3.4 Metode Penelitian3.5 Instrumen

3.5.1 Definisi Konsep3.5.2 Definisi Operasional3.5.3 Kisi-kisi3.5.4 Kalibrasi3.5.5 Instrumen (3,5,4 dan 3,5,5 jika melakukan uji coba)3.5.6 Teknis Analisis data3.5.7 Hipotesis Statistik (Penelitian mengajukan Hipotesis

maka harus pembuktian menggunakan Statistik)

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data4.2 Pengujian Persyaratan4.3 Pengujian Hipotesis (4,2 dan 4,3 Jika penelitian dengan

Hipotesis)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan5.2 Saran5.3 Implikasi (jika dianggap perlu menggunakan implikasi)

1

Page 2: KERANGKA PENULISAN KI & TEKNIK NOTASI

Judul Karya Ilmiah harus memenuhi persyaratan :

1. Harus berdasarkan masalah yang sudah dipilih, dan memenuhi

sebuah variabel atau dua variabel yang dapat diteliti. Artinya

harus dapat dilaksanakan dilapangan.

2. Judul harus memberikan gambaran umum atau gambaran

keseluruhan masalah yang akan diungkapkan.

3. Judul penelitian atau karya ilmiah harus sesuai dengan minat.

4. Tersedia faktor pendukung dan harus bermanfaat.

5. Judul penelitian dirumuskan dapat menggambarkan :

a. Sifat dan jenis penelitian

b. Obyek yang diteliti

c. Subjek peneliti

d. Lokasi/daerah penelitian

e. Tahun(waktu) penelitian

6. Jenis-jenis problema :

a. mengetahui dan mendeskripsikan

b. problema komparasi

c. problema korelasi : (1) korelasi sejajar, (2) korelasi sebab

akibat

1. Latar Belakang

Latar belakang merupakan gambaran secara umum suatu

masalah yang pada dasarnya tidak dapat berdiri sendiri, artinya

secara operasional sangat keterkaitan dengan faktor-faktor lain.

Dengan kata lain, kalau judul menggambarkan suatu variabel,

maka variabel tersebut saling memberikan konstruksi yang

positif, dan juga objektif menunjukkan adanya masalah atau

permasalahan yang akan diteliti. Dan latar belakang juga harus

dapat menjelaskan rangkaian permasalahan dari gambaran

global (umum) ke masalah yang lebih khusus.

2

Page 3: KERANGKA PENULISAN KI & TEKNIK NOTASI

2. Identifikasi Masalah

Adalah mengumpulkan masalah-masalah yang ada pada latar

belakang masalah. Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab

melalui penelitian selalu ada tersedia dan cukup banyak, peneliti

dapat mengidentifikasi, memilih, dan merumuskan latar

belakang.

3. Pembatasan Masalah

Setelah masalah diidentifikasi, belum merupakan jaminan bahwa

masalah tersebut layak dan sesuai diteliti. Biasanya, dalam

usaha mengidentifikasi atau menemukan masalah penelitian

dikemukakan lebih dari satu maslah. Dari masalah-masalah

tersebut perlu dipilih salah satu, yakni mana yang paling layak

dan sesuai untuk diteliti. Jika yang dikemukakan sekiranya hanya

satu masalah, masalah tersebut juga harus dipertimbangkan

untuk memilih atau menentukan apakah sesuatu masalah layak

dan sesuai untuk diteliti, pada dasarnya dilakukan dari dua arah,

yaitu : (1) dari arah masalahnya dan (2) dari arah calon peneliti.

4. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang merupakan pertanyaan tentang objek

empiris yang mempunyai lingkup/batas permasalahan yang jelas

yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasi faktor-faktor

yang terkait di dalamnya.

Setelah masalah diidentifikasi dan dibatas permasalahannya

dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan masalah ini penting,

3

Page 4: KERANGKA PENULISAN KI & TEKNIK NOTASI

karena hasinya akan menjadi penuntun bagi langkah-langkah

selanjutnya, namun dapat dirasakan hal-hal berikut ini : (a)

masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, (b)

rumusan itu hendaknya padat dan jelas, dan (c) rumusan itu

hendaknya memberi petunjuk tentang kemungkinan

mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang terkandung dalam rumusan itu.

5. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian (karya ilmiah) ini dapat berguna bagi kemajuan

dan kualitas bidang akademik dilingkungan mahasiswa, dosen

maupun organisasi (lembaga).

6. Kajian Teori

Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah

mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi yang dapat

dijadikan landasan teoritis bagi peneliti yang akan dilakukan itu.

Secara garis besar, sumber bacaan itu dapat dibedakan menjadi

dua kelompok, yaitu : (a) sumber acuan umum dan (b) sumber

acuan khusus. Teori-teori dan konsep-konsep pada umumnya

dapat dikemukakan dalam sumber acuan umum, yaitu

kepustakaan yang berwujud buku-buku teks, ensiklopedia,

monograph, dan sejenisnya. Generalisasi-generalisasi dapat

ditarik dari laporan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan

bagi masalah yang sedang digarap. Dasil-hasil penelitian

terdahulu itu pada umunya dapat ditemukan dalam sumber

4

Page 5: KERANGKA PENULISAN KI & TEKNIK NOTASI

acuan khusus, yaitu kepustakan yang berwujud jurnal, buletin

penelitian, tesis, disertasi dan lain-lain sumber bacaan yang

memuat laporan hasil penelitian. Dalam pada itu perlu diingat

bahwa dalam mencari sumber bacaan itu orang perlu pilih-pilih

(selektif), artinya tidak semua yang dikemukakan lalu ditelaah.

Dua kriteria yang biasa digunakan untuk memilih sumber bacaan

itu ialah : (a) prinsip kemutakhiran (recency) dan (b) prinsip

relevansi(relevance).

7. Kerangka Berfikir

Penyusunan adalah kerangka berfikir untuk menjawab sementara

penelitian. Di dalam kesimpulan-kesimpulan teoritis itu peneliti

harus mengidentifikasikan hal-hal atau faktor-faktor inilah yang

akan menjadi menjawab variable-variable yang akan digarap

dalam penelitian.

Pengurusan kerangka berfikir yang merupakan argumentasi yang

menjelaskan hubungan teoritis antara faktor-faktor yang

merupakan permasalahan dengan mempergunakan pengetahuan

ilmiah dengan tujuan untuk menyimpulkan perumusan masalah

atau suatu hipotesis yang berfungsi sebagai jawaban sementara

terhadap permasalahan yang diajukan.

8. Perumusan Hipotesis

Jika dalam penilitian ini atau karya ilmiah menggunakan

Hipotesis, maka perlu adanya perumusan hipotesis yang

nantinya akan dibuktikan secara statistik. Hipotesis penelitian

adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang

sebenarnya tetapi masih harus diuji secara empiris.

9. Tempat dan Waktu Penelitian

5

Page 6: KERANGKA PENULISAN KI & TEKNIK NOTASI

Tempat penelitian adalah tempat dimana diadakan pengambilan

data penelitian yang digunakan untuk pengujian atau

membuktikan kebenaran dari perumusah masalah atau

pengujian Hipotesis. Untuk lebih memperlihatkan keabsahan

data penelitian maka sebaiknya struktur organisasi atau

perusahaan yang menjadi tempat penelitian dijabarkan dalam

penulisan karya ilmiah.

Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan selama penulisan

pengambilan data penelitian (data lapangan).

10. Populasi dan Waktu penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan. Polulasi berhubungan dengan data

bukan dengan manusia.

Sampel adalah sebagian kecil dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut, dan sampel yang diambil dari

populasi harus representatif (mewakili).

11. Metoda Penelitian

Pengertian Metoda Penelitian :

1. Penelitian adalah usaha yang sistematik dan terorganisasi

untuk menyelidiki masalah spesifik yang memerlukan

pemecahan.

2. Cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan

tujuan tertentu.

3. Cara ilmiah dilandasi oleh metode rasional dan metode

empiris serta metode kesisteman.

6

Page 7: KERANGKA PENULISAN KI & TEKNIK NOTASI

4. Penelitian meliputi proses pemeriksaan, penyelidikan,

pengujian dan eksperimen yang harus dilakukan secara

sistematik, tekun, kritis obyektif dan logis.

5. Penelitian dapat didefinisikan sebagai pemeriksaan atau

penyelidikan ilmiah sistematik, terorganisasi didasarkan data

dan kritis mengenai masalah spesifik yang dilakukan secara

objektif untuk mendapatkan pemecahan masalah atau

jawaban dari masalah tersebut.

6. Metode yang akan digunakan Metode Deskriptif (fact finding)

dibagi beberapa tipe : (a) tipe survai; (b) tipe deskripsi

berkelanjutan; (c) tipe case-study;(d) tipe analisis kegiatan

dan pekerjaan; (e)tipe kepustakaan dan dokumentasi.

12. Instrumen

Agar data penelitian mempunyai kualitas yang cukup tinggi.

Maka alat pengambilan datanya harus memenuhi syarat-syarat

sebagai alat pengukur yang baik. Syarat-syarat itu ialah; (1)

reliabilitas atau keterandalandan (2) validitas atau kesahihan.

Disamping kedua syarat tersebut suatu alat pengukur akan

memberikan data yang lebih baik kualitasnya kalau memenuhi

syarat keterbakuan. Reliabilitas sesuatu alat pengukur

menunnjukkan keajegan hasil pengukuran sekiranya alat

pengukur yang sama itu digunakan oleh orang yang sama dalam

waktu yang berlainan atau digunakan oleh orang yang berlainan

dalam waktu yang bersamaan atau dalam waktu yang berlainan.

Reliabilitas ini secara implisit juga mengandung obyektivitas,

karena hasil pengukuran tidak terpengaruh oleh siapa

pengukurnya. Validitas atau kesahihan menunjukkan kepada

sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang dimaksudkan

untuk diukur.

7

Page 8: KERANGKA PENULISAN KI & TEKNIK NOTASI

12.1 Definisi Konsep

1. Definisi Konsep merupakan benang merah kerangka berpikir

yang merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan

teoritis.

2. Merupakan analisis dari beberapa teori, kemudian analisis

menghasilkan sistesis teori sehingga mendapatkan definisi

konsep yang dapat menjelaskan indikator-indikator dan

subindikator yang dapat mengukur variabel penelitian.

3. Dari indikator atau subindikator dapat dibuat butir

pertanyaan.

12.2 Definisi Operasional

Adalah skor yang diperoleh dari jawaban responden atas

instrumen tersebut berdasarkan skala pengukuran yang

dianggap layak untuk mengukur variabel yang diteliti. Dan

8

VARIABEL

TEORI

ANALISIS

SINTESISTEORI

DEFINISIKONSEP

KONSTRUK

Page 9: KERANGKA PENULISAN KI & TEKNIK NOTASI

skor hasil hasil perhitungan diharapkan dapat menjawab

perumusan masalah yang diajukan atau daapat

menyimpulkan hipotesis yang berfungsi sebagai jawaban

sementara terhadap permasalahan yang diajukan.

13. Diskripsi data dan Pembahasan

Data yang sudah terkumpul lalu diolah. Pertama-tama data itu

diseleksi atas dasar reabilitas dan validitasnya. Penyusunan tabel

yang pertama itu dibuat tabel induk (masster table). Jika tabel

induk itu dapat dibuat, maka langkah-langkah selanjutnya akan

lebih mudah dikerjakan, karena perhitungan-perhitungan dan

analisis dapat dilakukan berdasarkan tabel induk itu.

Untuk yang analisis non-statistik sesuai untuk data deskriptif

atau data textular. Data deskriptif sering hanya dianalisis

menurut isinya dan karena itu analisis macam ini juga disebut

analisis ini (contenc analysis).

Sedangkan untuk analisis statistik, model analisis yang

digunakan harus sesuai dengan rancangan penelitiannya. Dan

hal ini, seperti telah disebutkan ditentukan oleh hipotesis yang

akan diuji dan tujuan penelitian. Jenis-jenis data yang dianalisis

juga ikut menentukan model analisis mana yang tepat untuk

digunakan.

Pembahasan, adalah merupakan kegiatan Mendeskripsikan data

berdasarkan tabulasi data penelitian, menginterpretasikan data

dan menganalisis berdasarkan interpretasi data tsb. Dan untuk

lebih dalam tentang pembahasan hasil penelitian, maka yang

dianalysis hanya yang memperoleh prosentase yang bernilai

lebih tinggi ( Prosentase terbesar ) saja. Perhitungan-

perhitungan yang salah akan memberikan kesimpulan yang

salah. Kesalahan perhitungan ini dapat menjadi sumber tidak

terbuktinya perumusan masalah atau hipotesis. Karena itu

9

Page 10: KERANGKA PENULISAN KI & TEKNIK NOTASI

peneliti setiap kali harus memastikan bahwa perhitungan-

perhitungan yang dilakukan adalah benar.

14. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan merupakan jawaban terhadap perumusan masalah

atau terhadap tujuan penelitian (operasional), dan kesimpulan

harus tepat sasaran, menggunakan kalimat yang jelas singkat

dan padat.

Saran-saran, adalah merupakan beberapa permasalahan yang

terkait dengan variabel penelitian tetapi tidak dapat dijelaskan

dengan perhitungan hasil penelitian. Atau merupakan negatif

dari beberapa kesimpulan tetapi dapat sebagai pelengkap dari

hasil penelitian. Hendaknya saran dirumuskan dengan lebih

operasional, menggunakan kalimat yang jelas dan dapat

menambah daya tarik orang lain untuk melakukan penelitian

lanjutan.

10

Page 11: KERANGKA PENULISAN KI & TEKNIK NOTASI

TEKNIK NOTASI

Terdapat bermacam-macam sistem dalam penulisan notasi untuk menyusun

karangan ilmiah. Sistem yang dikenal di kalangan masyarakat ilmiah antara

lain adalah Sistem University of Chicago Press, Sistem Harvard, Sistem

American Psychological Assosiation (APA), Sistem American Antropoloist,

Sistem Vancouver, dan Sistem Gabungan (misalnya Sistem Harvard dengan

Sistem Huruf).1 Keseluruhan sistem tersebut pada hakikatnya dapat

dikelompokkan menjadi tiga golongan yakni, pertama, sistem yang

mempergunakan catatan kaki (umpamanya Sistem University of Chicago

Press), kedua, sistem yang tidak menggunakan catatan kaki (umpamanya

Sistem yang menggabungkan kedua sistem yang pertama.

Sistem yang menggunakan catatan kaki menaruh sumber rujukan yang

berupa nama pengarang, judul, penerbit, tahun penerbitan, dan halaman

yang dirujuk, di bagian bawah dari halaman tulisan. Dari sinilah

dikembangkan terminologi footnote atau ‘catatan kaki’ disebabkan letak

rujukan yang diletakkan pada bagian bawah atau ‘kaki dari tulisan. Walaupun

demikian, terdapat juga sistem yang menggunakan catatan kaki, namun

meletakkan daftar rujukannya tidak dihalaman yang sama, melainkan di

belakang setelah seluruh karangan selesai. Hal ini sering dilakukan untuk

memudahkan pengetikan. Sebenarnya, meletakkan daftar rujukan di

belakang ini bertentangan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sistem

catatan kaki, yakni pembaca dengan cepat menemukan sumber rujukan yang

digunakan dalam karangan. Seorang pembaca, yang meresensi sebuah buku

1 Masri Singarimbun, “Penulisan Hasil Penelitian” Metoda Penelitian Survei, ed. Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi.

11

Page 12: KERANGKA PENULISAN KI & TEKNIK NOTASI

untuk menemukan sumber rujukan, menulis bahwa “catatan kaki yang ditaruh

di belakang (menjadi catatan belakang), malah mempersulit pembaca untuk

merekam kutipan-kutipan para analisis”,2 Selanjutnya, ia menyarankan bahwa

dalam penerbitan selanjutnya hal ini “dibenahi”. 3

Contoh di atas dikemukakan untuk menunjukkan bahwa setiap sistem notasi

ilmiah mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi, dalam

memilih sistem notasi ilmiah, kita harus mempertimbangkan kelebihan dan

kekurangan tersebut vis-à-vis tujuan penulisan karangan kita. Kelebihan

sistem catatan kaki, disamping dengan mudah menemukan sumber rujukan

pada halaman yang sama, juga memungkinkan kita untuk menambahkan

keterangan tambahan untuk tubuh tulisan yang ditaruh dalam catatan kaki.

Keterangan tambahan ini, baik yang berupa penjelasan maupun analisis,

akan ‘memperluas’ dan ‘memperdalam’ materi karangan. Hal ini tidak ditaruh

dalam tubuh tulisan sebab akan mengganggu kelancaran penulisan.

Disebabkan hal inilah maka sistem catatan kaki sangat ideal untuk penulisan

karangan ilmiah yang membutuhkan kedalaman dan keluasan materi tulisan

seperti skripsi, tesis, disertasi, atau laporan penelitian lainnya. Sebaliknya,

terdapat pula tulisan yang relatif tidak sedalam dan seluas karangan tersebut

seperti artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal atau majalah. Untuk

tulisan semacam ini maka teknik notasi yang ideal adalah sistem tanpa

catatan kaki.

Sistem tanpa catatan kaki, sesuai dengan namanya, meletakkan daftar

rujukan dalam tubuh tulisan. Artinya dalam pernyataan yang tercantum dalam

tubuh tulisan sudah terangkum di dalamnya sumber rujukan. Hal ini sangat

memudahkan penulisan, termasuk mereka yang membaca tulisan tersebut,

terutama bila dikaitkan dengan diskripsi keilmuan (the state of the art) atau

analisis perbandingan dengan karya ilmiah lainnya.

Tanda catatan kaki diletakkan di ujung kalimat yang kita kutip dengan

menggunakan angka arab yang di ketik naik setengah spasi. Catatan kaki

pada bab diberi nomor urut mulai dari angka 1 sampai habis dan diganti

dengan nomor 1 kembali pada bab yang baru.4 Satu kalimat itu terdiri dari

beberapa catataan kaki sekiranya kalimat itu terdiri dari beberapa kutipan.

Dalam keadaan seperti ini maka tanda catatan kaki diletakkan di ujung 12

Page 13: KERANGKA PENULISAN KI & TEKNIK NOTASI

kalimat yang dikutip sebelum tanda baca penutup, sedangkan satu kalimat

yang seluruhnya terdiri dari satu kutipan tanda catatan kaki diletakkan

sesudah tanda baca penutup kalimat. Umpamanya :

Larrabe mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan yang dapat

diandalkan 1 sedangkan Richter melihat ilmu sebagai sebuah metode2

dan Connant mengidentifikaasikan ilmu sebagai serangkaian konsep

sebagai hasil dari pengamatan dan percobaan3.

Sekiranya kalimat di atas disusun menjadi tiga buah kalimat yang masing-

massing mengandung sebuah kutipan maka tanda catatan kaki ditulis

sesudah tanda baca penutup :

Larrabe mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan ilmiah.1

Sedangkan Richter melihat ilmu sebagai sebuah metode.2 Pendapat lain

dikemukakan oleh Connant yang mengidentifikasikan ilmu sebagai

serangkaian konsep sebagai hasil dari pengamatan dan percobaan.3

kalimat yang kita kutip harus dituliskan sumbernya secara terurat dalam

catatan kaki sebagai berikut :1 Harold A. Larrabee, Reliable Knowledge (Boston : Houhton Mifflin,

1964), p. 4.2 Maurice N. Richter, Jr, Science as a’Cultural Process (Cambridge :

Schenkman, 1972), p. 4.3 James B. Connant, Siciense and Common Sense (New Haven : Yale

University Press, 1961), p. 25

Catatan kaki ditulis dalam satu spassi dan dimulai langsung dari pinggir, atau

dapat dimulai setelah beberapa letukan tik dari pinggir, asalkan dilakukan

secara konsisten.

Nama pengarang yang jumlahnya sampai tiga orang dituliskan lengkap

sedangkan jumlah pengarang yang lebih dari tiga orang hanya dituliskan

nama pengarang pertama ditambah kata et al. (et alitt dan lain-lain).

2 Tri Utami, “Lima Agenda Strategis untuk Kebijakan,” Suara Pembaharuan, 7:3-7, 20 Oktober 1991.

3 Ibidd, hal, 7-8.4 Sebagai pengganti nomor dapat juga dipergunakan tenda tertentu. Tanda ini dapat diulang

untuk tiap halaman berikutnya. Catatan kaki biasanya diletakkan 5 ketuk dari marjin kiri, akan tetapi bisa juga langsung diketik dati tepi margin tersebut.

13

Page 14: KERANGKA PENULISAN KI & TEKNIK NOTASI

4 William S. Sahakian dan Mabel L. Sahakian, Realms of Philosophy

(cambirdge: Schenkman, 1965)5 Ralp M. Blake, Curt J. Ducasse dan Edward H. Madden, Theories of

Scientific Method (Scattle: The University of Wasington Press, 1966).6 Sukarno et al, Dasar-dasar Pendidikan Science (Jakarta: Bharata,

1973).

Kutipan yang diambil dari halaman tertentu disebutkan halamannya dengan

singkatan p (pagina) atau h (halaman). Sekiranya kutipan itu disarikan dari

beberapa halaman umpamanya dari halaman 1 sampai dengan 5 maka

dikutip pp. 1-5 atau hh. 1-5. Kadang-kadang halaman juga disingkat dengan

hlm. (halaman). Jika nama pengarangnya tidak ada maka langsung saja

dituliskan nama bukunya atau dituliskan Anon. (Anonymous) di depan nama

buku tersebut. Sebuah buku yang terjemahkan harus ditulis baik pengarang

maupun pernterjemah buku tersebut sedangkan sebuah klumpulan karangan

cukup disebutkan nama editornya seperti contoh berikut :7 Rencana Strategi Pendidikan dan Kebudayaan (Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 1976).8 E, F. Scumacher, Keluar dari Kemelut, Terjemahan Mochatar

Pabottinggi (Jakarta: LP3ES, 1981).9 James R. Newman (ed.), What Is Science? ((New York: Simon and

Schuster, 1995).

Sebuah makalah yang dipublikasikan dalam majalah, koran, kumpulan

karangan atau disampaikan dalam forum ilmiah dituliskan dalam tanda kutip

yang disertai dengan informasi mengenai makalah tersebut:10 Karnia, “Sebuah Tanggapan: Hipotesa daan Setengaah Ilmuan,”

Kompas, 12 Desember 1981, P. 4.11 Like Wiliardjo, “Tanggung Jawab Sosial Ilmuan,” Pustaka, Th, III No. 3,

April 1979, pp. 11-14.12 M. Sastrapratedja, “Perkembangan Ilmu dan Teknologi dalam

Kaitannya dengan Agama dan Kebudayaan,” makalah disampoaikan

dalam Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) III, LIPI, Jakarta,

15-19 September 1981.

14

Page 15: KERANGKA PENULISAN KI & TEKNIK NOTASI

13 B, Suprapto, “Aturan Permainan dalam Ilmu-Ilmu Alam,” Ilmu dalam

Perspektif, ed. Jujun S. Suriasumantri (Jakarta: Gramedia, 1978) pp. 129-

133.

Pengulangan kutipan dengan sumber yang sama dilakukan

dengan memakai notaasi op. Cit. (Opera citato: dalam karya yang telah

dikutip), loc. Cit. (loco citato:dalam tempat yang telah dikutip daan ibid.

(ibidem:dalam tempat yang sama). Untuk pengulangan maka pengarang tidak

ditulis lengkap melainkan cukup nama familinya saja. Sekiranya pengulangan

dilakukan dengan tidak diselang oleh pengarang lain maka dipergunakan

notasi ibid. Seperti dalam contoh berikut:14 ibid., p. 131

Artinya kita mengulangi kutipan dari karangan B. Suprapto seperti tercantum

dalam catatan kaki nomor 13 meskipun dengan nomor halaman yang

berbeda. Sekiranya kita mengulang kutipan M. Sastrapraatedja dalam

catataan kaki nomor 12 terhalang oleh karangan B. Suprapto maka kita tidak

memerlukan loc, ctt, seperti contoh di bawah ini :15 Sastrapratedja, loc, ctt.

Ulangan dengan halaman yang berbeda dan telah diselang ileh pengarang

lain ditulis dengan mempergunakan op, ctt,.16 Wilardjo, op, cit, p. 12

Sekiranya dalam kutipan kita menggunakan seseorang pengarang yang

menulis beberapa karangan maka untuk tidak membingungkan sebagai

pengganti loc, cit. Atau op. cit. Dituliskan judul karangannya. Bila judul

karangan itu panjang maka dapat dilakukan penyingkatan selama itu mampu

menunjukkan identifikasi judul karangan yang lengkap seperti :17 Larrabee, Reliable Knowledge, p. 6,

Kadang-kadang kita ingin mengutip dalam karangan yang lain. Untuk itu

maka kedua sumber itu kita tuliskan sebagai berikut:18 Robert K. Merton, “The Ambivalence of Scientist,” pp. 77-97, dikutip

langsung (atau tidak langsung) oleh Maurice N. Richter, Jr, Science as a

Cultural Process (Cammridge: Schenkman, 1972), p.114.

15

Page 16: KERANGKA PENULISAN KI & TEKNIK NOTASI

Sebuah publikasi kadang mengalamu cetak ulang beberapa kali. Jika

kita ingin menuliskan cetakan beberapa yang dijadikan sumber rujukan kita,

maka hal ini dapat dituliskan sebagai berikut:

19 Andi Hakim Nasution dan Barizi, Metode Statika (Cetakan

VI;Jakarta;Gramedia, 1985), p. 10.

Kutipan dari jurnal pada hakekatnya sama dengan kutipan dari majalah

(lihat contoh nomor 11). Perkataan Volume dan Nomor dapat dihilangkan dan

dituliskan sebagaimana tampak di bawah ini.

20 James F. Stratman, “The Emergence of Legal Composition asa field

of inquiry,” Review of Educational Research, LX (2,1990), pp. 153-235.

Artinya, jurnal tersebut terbitan volume 60 (dituliskan dalam angka Romawi)

nomor 2 tahun 1990.

Interviu dengan perorangan dapat juga dipakai sebagai sumber

rujukan dengan menyebutkan nama yang diinterviu, jabatan (kalau ada), serta

tempat dan tanggal interviu.

21 Interviu dengan Emo Kastama, Kepala Pusat Penelitian Lingkungan

dan Kependudukan IKIP Jakarta, Jakarta 2 Mei 1990.

Karya ilmiah yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan pada

lembaga tertentu seperti perguruan tinggi atau lembaga penelitian dapat juga

digunakan sebagai sumber referensi. Karya ilmiah tersebut umpamanya

adalah skripsi, tesis, disertasi atau laporan penelitian.

22 Harun Sitompul, Pengaruh Pemberian Tugas dan Pengetahuan

Konstruksi Bangunan Gedung terhadap Hasil Belajar dalam

Matapelajaran Menggambar (Tesis yang tidak diterbitkaan, Fakultas

Pascasarjana IKIP Jakarta, 1991),p. 50.

Bukunya yang terdiri dari beberapa julid yang mempunyai judul umum namun

tiap jilid mempunyai subjudul sendiri.

23 Russell G. Davis (ed.), Planning Education for Development, Vol. II:

Issues and Problems in the Planning of Education in Developing

Countries (Cambridge, Harvard Univeersity, 1980), pp. 76.

Dokumen resmi seperti UUD atau GBHN ditulis dengan menyebutkan negara

dan lembaga yang terkait dengan produk tersebut.

24 RI, Undang-undang dasar 1945, Bab VII, Pasal 19, Ayat 216

Page 17: KERANGKA PENULISAN KI & TEKNIK NOTASI

25 MPR RI, Garis-Garis Besar Haluan Negara 1978, Bab III, Sub bab B,

Nomor 3.

26 DPR RI, Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Bab V, Bagian Kedua Pasal 13, ayat 1.

Semua kutipan tersebut di atas, baik uang dikutip secara langsung

maupun tidak langsung, sumbernya kemudian kita sertakan dalam daftar

pustaka. Hal ini kita kecualikan untuk kutipan yang kita dapatkan dari sumber

kedua sebagaimana tampak dalam catatan kaki nomor 18, terdapat dalam

perbedaan notasi bagi penulisan sumber dalam catatan kaki dan daftar

pustaka. Perbedaan notasi ini disebabkan perbedaan fungsi dari sumber

referensi dalam catatan kaki dan daftar pustaka. Dalam catatan kaki maka

nama pengarang dituliskan lengkap dengan tidak mengalami perubahan apa-

apa. Sedangkan dalam daftar pustaka nama pengarang harus disusun

berdasarkan bajad huruf awal nama familinya. Tujuan utama dari catatan kaki

adalah mengidentifikasikan lokasi yang spesifik dari karya ilmiah yang dikutip.

Dipihak lain tuan dari daftar pustaka adalah mengidentifikasikan karya ilmiah

itu sendiri. Untuk itu maka dalam daftar pustaka tanda kurung yang

membatasi penerbit dan domisili penerbit tersebut dihilangkan serta demikian

juga lokasi halaman. Dengan demikian maka catatan kaki (CK) nomor 1, 4 , 5,

6, 9, 11, dan 13 bila dimasukkan ke dalam daftar pustaka (DP) berubah

sebagai berikut:

(1) CK : HAROLD . Larrabee, Reliable Knowledge (Bosston:

Houghton Mifflin, (1964).p.4

DP : Larrabee, Harold A. Reliable Knowledge. Boston: Hougton

Mifflin, 1964.

(2) CK : William S. Sahakian dan Mabel L. Sahaakian, Realmss of

Philossophy (Cambridge: Shenkman, 1965), hal, 123.

DP : Sahakian, William S., dan Sahakian, Mabel L. Sahakian, Realms

of Philosophy. Cambridge: Schenkman, 1965. 5

(3) CK : Ralph M. Blake, Curt J. Ducasse dan Edward H. Madden,

Theories of Scientific Method (Seattle:The University of

Washington Press, 1966). P. 12.

17

Page 18: KERANGKA PENULISAN KI & TEKNIK NOTASI

DP : Blake, Ralph M., Ducasse Curt J., dan Madden Edward H.

Theories of Scientific Method (Seattle: The Universitasity

of Washington Press, 1966).

(4) CK : B. Suprapto, “Aturan Permainan dalam Ilmu-Ilmu Alam”,

Ilmu dalam Perspektif, ed, Jujun S. Suriasumantri (Jakarta:

Gramedia, 1978). Pp. 129-133.

DP : Suprapto, B. “Aturan Permainan dalam Ilmu-ilmu Alam,” Ilmu

dalam Perspektif, ed. Jujun S. Suriassumantri 129-

133. Jakarta: Gramedia, 1978.

(5) CK : Robert H. Merton, “The Ambivalance of Scientist, “ pp.

77-97, dikutip langsung (atau tidak langsung) oleh Maurica

N. Richter, Jr, Science as a Cultural Process Schenkman,

1972), p. 144.

DP : Richter, Jr, Maurice N. Asicence as a Cultural Process.

Cambirge: Schenkman, 1972. (Nama pengarang dan

judul artikel yang dikutip tidak dikutip tidak

dimasukkan ke dalam daftar pustaka, cukup sumber

referensi yang mengutipnya saja).

Dan di bawah ini contoh penulisan daftar pustaka sekaligus tujuan dari

penulisan sederhana petunjuk karya ilmiah.

3

35 Untuk pengarang lebih dari seorang maka boleh juga hanya nama pengarang pertama yang dibalik sedangkan nama pengarang yang lainnya tetap. Jadi, dalam DP dapat dituliskan sebagai berikut:DP : Sahakian, William S. dan Mabel L. Shakian. Realms of Philosophy. Cambridge : Schenkman, 1965.

18

Page 19: KERANGKA PENULISAN KI & TEKNIK NOTASI

19