kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan

10
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan ( SAK) memuat Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) yang diadopsi dari Conceptual Framework IASC . KDPPLK secara spesifik membahas :  tujuan laporan keuangan  karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan  definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan  konsep modal dan pemeliharaan modal  TUJUAN LAPORAN KEUANGAN KDPPLK menyatakan tujuan laporan keuangan adalah "menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan" (paragraf 12) Oleh karena itu, menurut KDPPLK, tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan. KARAKTERISTIK KUALITATIF Agar laporan keuangan dapat menyediakan informasi yang berguna bagi pembuat keputusan. KDPPLK mengharuskan informasi yang didalamnya memiliki 4 karakteristik kualitatif, yaitu:  Dapat dipahami  relevan  keandalan  diperbandngkan a. Dapat dipahami  KDPPLK mengharuskan semua informasi yang diberikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh banyak pengguna. Namun demikian,bukan berarti informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dimasukkan dalam laporan keuangan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dipahami oleh pengguna tertentu. b. Relevan dan Dapat Diandalkan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan dan harus dapat diandalkan. keandalan laporan keuangan meliputi ciri-ciri, yaitu:

Upload: fitricia-luphly-andreas-messi

Post on 14-Oct-2015

203 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kerangka dasar

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan

    http:///reader/full/kerangka-dasar-penyusunan-dan-penyajian-laporan-keuangan

    Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

    Standar Akuntansi Keuangan ( SAK) memuat Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan

    Keuangan (KDPPLK) yang diadopsi dari Conceptual Framework IASC. KDPPLK secara spesifik

    membahas :

    tujuan laporan keuangan karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan konsep modal dan pemeliharaan modal

    TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

    KDPPLK menyatakan tujuan laporan keuangan adalah "menyediakan informasi mengenai posisi

    keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

    sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan" (paragraf 12)

    Oleh karena itu, menurut KDPPLK, tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan

    informasi yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan.

    KARAKTERISTIK KUALITATIF

    Agar laporan keuangan dapat menyediakan informasi yang berguna bagi pembuat keputusan.

    KDPPLK mengharuskan informasi yang didalamnya memiliki 4 karakteristik kualitatif, yaitu:

    Dapat dipahami relevan keandalan diperbandngkan

    a. Dapat dipahami

    KDPPLK mengharuskan semua informasi yang diberikan dalam laporan keuangan dapat dipahami

    oleh banyak pengguna. Namun demikian,bukan berarti informasi kompleks yang seharusnya

    dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dimasukkan dalam laporan keuangan hanya atas

    dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dipahami oleh pengguna tertentu.

    b. Relevan dan Dapat Diandalkan

    Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses

    pengambilan keputusan dan harus dapat diandalkan. keandalan laporan keuangan meliputi ciri-ciri,

    yaitu:

  • 5/24/2018 Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan

    http:///reader/full/kerangka-dasar-penyusunan-dan-penyajian-laporan-keuangan

    1. Penyajian yang jujur2. Netralitas3. Substansi mengungguli bentuk4. pertimbangan sehat5. kelengkapan

    c. Dapat dibandingkan

    Laporan keuangan harus dapat diperbandingkan dengan waktu dan tempat tertentu agar

    bermanfaat bagi pengguna. Misalnya, jika laporan keuangan sebuah perusahaan tidak dapat

    dibandingkan dengan waktu sebelumnya (karena dibuat dengan menggunakan standar pengukuran,

    sedangkan dampaknya tidak diungkapakan), maka bahkan jika laporan laba rugi komprehensif tahun

    pertama menunjukkan untung sebesar 15 juta, sedangkan tahun kedua 25 juta, para pengguna tidakbisa mengetahui apakah kinerja perusahaan mengalami peningkatan atau tidak.

    KDPPLK mengakui bahwa terdapat beberapa situasi konflik diantara karakteristk-karakteristk

    kualitatif. Misalnya, sebuah perusahaan membeli sebidang tanah pada tahun 20X1 seharga 80 juta

    dan nilai pasar tersebut pada tahun 20X7 sebesar 100 juta, maka timbul pertanyaan apakah tanah

    tersebut harus disajikan di laporan keuangan tahun 20X7 sebesar 80 juta atau 100 juta. Historical

    cost (biaya historis/perolehan) sebesar 80 juta dapat diandalkan, namun tidak relevan bagi para

    pengguna ( misal ,investor, atau kreditor ingin mengetahui nila pasar tanah tsb saat ini bukan

    biaya historisnya). Nilai pasar saat ini 100 juta dapat relevan bagi pembuatan keputusan, namun

    tidak dapat diandalakan (teknik estimasi yang berbeda akan menghasilkan nilai pasar yang

    berbeda). Dalam situasi ini, KDPPLK mengharuskan suatu perusahaan agar berupaya mencapai

    keseimbangan yang sesuai di antara karakteristik kualitatif guna mencapai tujuan laporan

    keuangan.

    UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN

    Aset Liabilitas Ekuitas Pendapatan Beban

    Aset

  • 5/24/2018 Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan

    http:///reader/full/kerangka-dasar-penyusunan-dan-penyajian-laporan-keuangan

    Aset didefinisikan sebagai sumber daya yang dikuasai sebuah entitas sebagai hasl dari peristiwa

    masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa depan diharapakan mengalir ke entitas. Oleh

    karena, sumber daya yang dikuasai, meskipun tidak dimliki, harus dianggap sebagai aset. Contoh,

    sebuah entitas harus menyertakan kendaraan bermotor yang diperoleh lewat perjanjian sewa beli

    atau mesin yang disewakan lewat perjanjan sewa dapat diperlakukan dengan ketetapan PSAK 30

    sebagai aset

    Liabilitas

    merupakan kewajiban saat ini sebagai hasil dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya

    mengakibatkan arus keluar suberdaya yang mengandung manfaat ekonomi. Suatu kewajban dapat

    berupa kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif

    Ekuitas

    merupakan hak residual aset dikurangi semua liabilitas.

    Pendapatan

    Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau disebuut

    ,seperti penjualan, pendapatan jasa, bunga, dividen, royalti,sewa. Sedangkan penghasilan

    mencerminkan pos lainnya, misalnya penjualan aset tetap.

    Beban

    Beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan

    yang biasa

    Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui,jika:

    Besar kemungkinan manfaat ekonomi mengalir masuk ke dalam perusahaan Nilai atau biaya dapat diukur secara andal

    KONSEP MODAL DAN PEMELIHARAAN MODAL

  • 5/24/2018 Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan

    http:///reader/full/kerangka-dasar-penyusunan-dan-penyajian-laporan-keuangan

    Konsep pemeliharaan modal amat pentng bagi pengukuran laba. Menurut Hick,seorang ekonom,

    laba adalah jumlah maksimum yang dapat dikonsumsi oleh sebuah entitas dalam suatu perode,

    namun kekayaan di akhir perode sama dengan awal periode.

    KDPPLK menyebut dua cara mengukur dan memelihara posisi awal,yaitu:

    Modal keuangan Moal fsik

    Untuk menilustraskannya , anggap 1 januari 20X1 PT ABC mempunyai uang tuan Rp100.000 dan

    segera digunakan untuk membeli persediaan sebesar Rp150.000 lalu menjualnya pada tahun tsb

    pula

    Pada tanggal 31 Desember 20X1,uang tunai yang dimiliki PT ABC sebesar Rp150.000. Namun padatanggal itu, persediaan yang sama bernila Rp120.000. Untuk mengukur jumlah laba untuk tahun

    20X1 , Menurut Hicks, posisi awal harus dipelihara.Jika "modal keuangan" hendak dipelihara

    ,maka harus menyisihkan uang tunai sebesar Rp100.000,sedangkan kelebihan Rp50.000

    merupakan jumlah laba. Jika "modal fisik" hendak dipelihara, maka PT ABC harus menyisihkan

    uang tunai sebesar Rp120.000 untuk membeli persediaan (agar memiliki kekayaan yang sama

    dengan memilikipersediaan yang sama), sedangkan laba sebesar Rp30.000

  • 5/24/2018 Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan

    http:///reader/full/kerangka-dasar-penyusunan-dan-penyajian-laporan-keuangan

    Selasa, 14 Januari 2014

    Kerangka Kerja Konseptual Pelaporan Keuangan

    CONCEPTUAL FRAMEWORK FOR FINANCIAL REPORTING

    Sumber: Warfield, Weygandt, Kieso. 2011. Intermediate Accounting, Volume 1, IFRS Edition.

    Kerangka Kerja Konseptual

    Kerangka Kerja Konseptual adalah sebuah konsep yang mendasari pelaporan keuangan. Kerangka

    tersebut merupakan sistem yang saling menghubungkan konsep yang mengalir dari sebuah tujuan

    pelaporan keuangan seperti mengidentifikasi batas-batas pelaporan keuangan, memilih transaksi,

    peristiwa, bagaimana itu seharusnya diakui dan diukur, dan bagaimana itu seharusnya disimpulkan

    dan dilaporkan.

    Mengapa memerlukan kerangka kerja konseptual ?

    1. Pembuatan standar seharusnya berlandasan dan berhubungan pada sebuah pendirian

    serangkaian konsep dan tujuan.

    2. Memungkinkan IASB untuk mengeluarkan pernyataan yang lebih berguna dan konsisten dari

    waktu ke waktu serta menghasilkan suatu standar yang saling berhubungan.

    3. Tanpa kerangka standar yang jelas ini maka setiap orang akan membangun konsep individu yang

    berbeda-beda.

    4. Kerangka kerja mampu meningkatkan kemampuan memahami dan kepercayaan pengguna

    laporan keuangan terhadap laporan keuangan

    5. Meningkatkan kemampuan membandingkan laporan keuangan perusahaan

    6. Profession mampu memecahkan secara cepat pratik permasalahan yang baru dan mendadak

    dengan mengacu pada kerangka kerja sebagai teori dasarnya.

    a. Kelengkapan: semua informasi yang diperlukan untuk Representatif yang tepat disediakan.

    Kelalaian dapat menyebabkan informasi palsu dan menyesatkan yang tidak bermanfaat bagi

    pengguna laporan

    b. Kenetralan: perusahaan tidak boleh memilih-milih informasi yang mengedepankan salah satu

    pihak berkepentingan. Informasi yang tidak bias harus menjadi pertimbangan utama. IASB sangat

    memperhatikan konsep ini agar laporan keuangan tetap kredibel dan individu tetap mempercayai

    dan menggunakan laporan keuangan.

    c. Bebas dari kesalahan: sebuah item informasi yang bebas dari kesalahan akan memiliki

    representative yang sangat akurat dari setiap item keuangannnya. Namun ini tidak berarti

    kebebasan total dari kesalahan karena dalam langkah pelaporan keuangan melibatkan perkiraan dari

    berbagai jenis keputusan penilaian manajemen.

    a. Komparabilitas: informasi yang diukur dan dilaporkan dalam cara yang sama untuk perusahaan

    yang berbeda dapat dibandingkan. Komparabilitas memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi

    persamaan dan perbedaan nyata dalam peristiwa-peristiwa ekonomi antara perusahaan. Tipe laindari komparabilitas adalah konsistensi, yaitu ketika perusahaan melakukan perlakuan akuntansi yang

  • 5/24/2018 Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan

    http:///reader/full/kerangka-dasar-penyusunan-dan-penyajian-laporan-keuangan

    sama untuk peristiwa serupa dari periode ke periode. Dengan cara ini perusahaan menunjukkan

    konsistensinya menggunakan standar akuntansi, namun tidak menutup kemungkinan perusahaan

    mengubah metode yang lama dengan yang baru asalkan metode yang baru lebih baik dari yang

    lama. Jika metode akuntansi yang digunakan berubah maka perusahaan wajib mengungkapkan sifat,

    efek dan pembenarannya dalam catatan atas laporan keuangan. Auditor akan melaporkan hal ini

    dalam laporan auditnya.

    b. Verifikasi (Pemastian): verifikasi terjadi ketika pengukuran independent, dengan menggunakan

    metode yang sama, dan memperoleh hasil yangsama. Verifikasi dapat dilakukan dengan dua cara

    yaitu verifikasi langsung (perhitungan jumlah fisik langsung yang sama untuk jumlah asset

    persediaannya) dan tidak langsung (memeriksa input dan menghitung kembali output menggunakan

    konvensi atau metodologi akuntansi yang sama cth FIFO).

    c. Ketepatan waktu: informasi harus tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum informasi itu

    kehilangan kegunaannya untuk mempengaruhi keputusan. Informasi relevan yang tersedia lebih

    cepat dapat meningkatkan kemampuannya mempengaruhi keputusan, kurang tepatnya waktu

    penyediaan informasi dapat menyebabkan informasi tidak berguna untuk pengambilan keputusand. Mudah dimengerti: berkaitan dengan kemampuan para pembuat keputusan untuk memproses

    informasi keuangan yang telah dimilikinya. Dapat dimengerti merupakan kualitas informasi yang

    memungkinkan pengguna untuk mendapatkan informasi yang cukup dengan melihat laporan

    keuangan suatu perusahaan. Hal ini dapat dilakukan bila informasi keuangan diklasifikasikan,

    dikarakteristikkan dan disajikan dengan jelas dan ringkas. Dalam memberikan informasi kita harus

    mengganggap bahwa pengguna memiliki kemampuan yang wajar dalam bisnis dan ekonomi,

    sehingga laporan keuangan harus relevan dan sangat tepat serta tidak terlalu kompleks dan sulit

    untuk dipahami oleh penggunanya.

    1. Asset: sebuah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai hasil dari peristiwa masa

    lampau dan memiliki manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan mengalir ke entitas.

    2. Liability: sebuah kewajiban entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

    penyelesaiannya diharapkan berasal dari arus keluar dari sumber daya entitas yang memiliki

    manfaat ekonomi.

    3. Equity: nilai sisa dari asset entitas setelah dikurangi semua kewajibannya.

    Selain ketiga elemen itu terdapat pula elemen bagian dari equity yaitu:

    4. Income: peningkatan keuntungan ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus kas

    masuk, tambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas selain yang

    berkaitan dengan kontribusi dari penyedia ekuitas.

    5. Expenses: penurunan keuntungan ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus keluaratau deplesi aset atau beban yang muncul karena adanya kewajiban yang mengakibatkan penurunan

    ekuitas selain yang berkaitan dengan distribusi ke penyedia ekuitas.

    Kelangsungan artinya perusahaan dianggap mampu bertahan cukup lama untuk memenuhi tujuan

    dan komitmennya. Implikasi asumsi ini seperti prinsip biaya akan kegunaan suatu aset yang terbatas

    sehingga memerlukan penyusutan dan amortisasi, revaluasi terhadap aset perusahaan agar

    mendekati nilai wajar (fair value), dll

    Kerangka kerja konseptual yang dibuat oleh IASB terdiri atas tiga tingkatan

  • 5/24/2018 Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan

    http:///reader/full/kerangka-dasar-penyusunan-dan-penyajian-laporan-keuangan

    1. First Level : Tujuan dasar

    Tujuan pelaporan keuangan menjadi dasar dari kerangka kerja konseptual. Level kedua dan ketiga

    membantu dan memastikan laporan keuangan mencapai keobjektifan. Tujuan umum pelaporan

    keuangan adalah menyediakan informasi keuangan entitas yang berguna untuk pengambilan

    keputusan oleh investor, pemberi pinjaman atau kreditur lainnya sesuai kapasitas mereka sebagai

    penyedia modal.

    2. Second Level : Konsep fundamental

    2.1 Karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi

    IASB mengidentifikasi karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi yang membedakan informasi

    yang lebih berguna dari informasi yang kurang berguna untuk tujuan pembuatan keputusan. IASB

    juga membahas kendala tertentu (biaya dan materialitas) sebagai bagian dari kerangka kerja

    konseptual.

    Kualitas fundamentalRelevansi :

    Hal terkait dengan nilai prediktif dan nilai konfirmasi. Informasi keuangan mempunyai nilai prediktif

    jika mampu memberikan prediksi berkaitan dengan posisi investor dalam membentuk ekspetasi

    mereka tentang masa depan perusahaan. Informasi yang relevan membantu pengguna

    mengkonfirmasi atau mengkoreksi harapan sebelumnya tentang kemampuan perusahaan.

    Kualitas fundamentalRepresentatif yang tepat :

    Mengartikan bahwa angka dan deskripsi sesuai dengan kondisi yang benar-benar terjadi.

    Representatif yang tepat ini merupakan suatu keharusan karena pengguna tidak memiliki waktu dan

    keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi. Untuk itu diperlukan ketiga hal yaitu:

    Meningkatkan kualitas :

    Pelengkap kualitas fundamental, karakteristik ini membedakan informasi yang lebih berguna dari

    informasi yang kurang berguna. Karateristik peningkatan kualitas adalah meliputi:

    2.2 Elemen dari laporan keuangan

    Semua aspek penting dari pengembangan setiap struktur teori adalah sebuah serangkaian elemen

    dasar. Akuntansi menggunakan banyak istilah denagn arti yang khas dan spesifik sehingga istilah ini

    dapat menjadi bahasa bisnis. Kerangka IASB mendefinisikan lima unsur yang saling terkait dan

    langsung berhubungan dengan pengukuran kinerja dan status keuangan suatu perusahaan bisnis.

  • 5/24/2018 Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan

    http:///reader/full/kerangka-dasar-penyusunan-dan-penyajian-laporan-keuangan

    Elemen yang langsung terkait dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan

    ekuitas.

    IASB mengklasifikasikan elemen-elemen ke dalam kedua kelompok berbeda yang pertama berkaitan

    dengan sumber daya dan klaim terhadap sumberdaya itu pada waktu tertentu. Yang kedua berkaitan

    dengan transaksi, peristiwa, keadaan yang mempengaruhi perusahaan selama periode waktu

    tertentu.

    3. Third Level : Pengakuan, pengukuran dan pengungkapan

    Konsep pada level tiga ini menjelaskan bagaimana perusahaan seharusnya mengakui, mengukur, dan

    melaporkan elemen-elemen dari laporan keuangan dan peristiwa terkait lainnya.

    Lima asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi keuangan:

    1. Economic entity

    Perusahaan harus memisahkan kegiatan-kegiatannya dari pemilik dan unit bisnis lainnya. Artinya

    kegiatan ekonomi dapat diidentifikasi dengan satu unit akuntabilitas tertentu. Individu, departemen,

    divisi dan seluruh industri dapat dianggap sebagai entitas terpisah namun jika induk perusahaan dan

    anak perusahaan menggabungkan kegiatan mereka untuk tujuan pelaporan akuntansi tidak

    melanggar asumsi entitas ini.

    2. Going concern

    3. Monetary unit

    Satuan mata uang menjadi dasar akuntansi dalam pengukuran dan analisis kegiatan ekonomi. Unit

    moneter adalah relevan sederhana, universal, dimengerti dan berguna. Penerapan asumsi ini

    mendasarkan bahwa data kuantitatif berguna untuk komunikasi informasi ekonomi dan

    pengambilan keputusan.

    4. Periodicity

    Perusahaan dapat membagi kegiatan ekonominya dalam periode waktu secara berkala dan tepat

    waktu untuk keperluan mendapat informasi dalam mengevaluasi, membandingkan perusahaan dan

    mengambil tindakan yang tepat.

    5. Accrual

    Transaksi dicatat dimana ketika peristiwa itu terjadi atau timbul. Hal ini beriktan dengan prinsip

    pengakuan pendapatan dan beban tanpa memperdulikan kapankas itu kita terima atau bayarkan,

    sehingga laporan keuangan berisi tidak hanya mencatat transaksi yang melibatkan pencatatan dan

    pembayaran kas saja tetapi juga pengakuan pendapatan dan beban.

  • 5/24/2018 Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan

    http:///reader/full/kerangka-dasar-penyusunan-dan-penyajian-laporan-keuangan

    Empat prinsip dasar akuntansi untuk mencatat dan melaporkan transaksi:

    1. Measurement

    Terdapat dua prinsip pengukuran yaitu:

    a. The cost principle

    IFRS mensyaratkan perusahaan untuk melaporkan semua aset dan kewajibannya atas dasar harga

    perolehan atau berdasarkan biaya historis. Hal ini umumnya dianggap sebagai Representatif yang

    tepat jumlah yang dibayarkan untuk item tertentu.

    b. The fair value principle

    Nilai wajar atau fair value adalah jumlah suatu aset dapat dipertukarkan, kewajiban diselesaikan,

    atau instrumen ekuitas yang diberikan dapat dipertukarkan antara pihak yang memahami dan

    berkeinginan untuk transaksi jangka panjang. Nilai wajar berbasis pada pengukuran pasar. Informasinilai wajar mungkin lebih berguna daripada biaya histories untuk beberapa jenis aset dan kewajiban

    dalam industri tertentu.

    IASB memberikan perusahaan pilihan untuk menggunakan nilai wajar sebagai dasar untuk

    pengukuran aset dan kewajiban keuangan. Dewan menganggap nilai wajar lebih relevan dari biaya

    historis karena menunjukkan nilai tunai setara saat ini dari instrumen keuangan perusahaan seperti

    piutang, investasi, obligasi dan kewajiban. Meskipun prinsip biaya historis terus menjadi dasar

    penting untuk penilaian, pencatatan, dan pelaporan namun nilai wajar akan terus meningkat.

    2. Revenue recognition

    Pendapatan yang akan diakui pada saat periode adalah besar kemungkinan bahwa keuntungan

    ekonomi masa depan akan diterima perusahaan dan pengukurannya berdasarkan pada jumlah

    pendapatan yang mungkin (normalnya terjadi pada tanggal penjualan). Selama produksi, perusahaan

    dapat mengakui pendapatan sebelum menuntaskan pekerjaan tertentu dalam kontrak jangka

    panjang. Perusahaan akan mengakui pendapatan secara berkala sesuai dengan pekerjaan yang telah

    diselesaikannya. Akhir produksi, perusahaan dapat mengakui pendapatan setelah siklus produksi

    selesai walaupun penjualan belum berlangsung. Setelah penerimaan kas, penerimaan kas atas

    penjualan jelas juga menjadi dasar pengakuan pendapatan.

    3. Expense recognition

    Arus keluar atau menghabiskan assets atau kewajiban yang timbul atau kombinasi keduanya selama

    periode sebagai akibat dari pengiriman dan produksi barang dan memberikan jasa. Pengakuan biaya

    berhubungan dengan perubahan bersih dalam aset dan pendapatan produktif. Pemadanan atau

    pencocokan antara usaha (biaya) dengan prestasi (pendapatan) menjadi prinsip pengakuan beban.

    Biaya dibagi menjadi dua kelompok yaitu biaya produksi (bahan, tenaga kerja, dan overhead) dicatat

    dalam periode pendapatan (matching) dan biaya periode (gaji dan biaya administrasi) dicatat saat

    beban terjadi

    4. Full disclosure

  • 5/24/2018 Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan

    http:///reader/full/kerangka-dasar-penyusunan-dan-penyajian-laporan-keuangan

    Pengungkapan penuh artinya perusahaan memberikan informasi yang cukup dan penting untuk

    mempengaruhi penilaian dan keputusan dari pengguna informasi. Pengungkapan ini disediakan

    melalui laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan dan informasi tambahan.

    Dalam memberikan informasi dengan karakteristik kualitatif, perusahaan harus mempertimbangkan

    dua faktor utama yang membatasi atau menghambat pelaporan keuangan. Hambatan itu adalah:

    1. Biaya

    Biaya menyediakan informasi harus dipertimbangkan terhadap manfaat yang dapat diperoleh dari

    menggunakannya. Badan pembuat peraturan dan lembaga pemerintah mengunakan analisis biaya

    manfaat sebelum membuat persyaratan informasi akhirnya. Biaya terdiri atas biaya pengumpulan,

    pengolahan, menyebarkan, audit, litigasi potensial, pengungkapan untuk pesaing dan analisis dan

    interpretasi. Manfaat umumnya sulit diukur daripada biaya menyediakannnya.

    2. Materialitas

    Sebuah item adalah material, jika pencantumannya keliru atau kelalaian akan mempengaruhi atau

    merubah penilaian yang masuk akal atau wajar dari seseorang. Perusahaan harus dapat

    mempertimbangkan kuantitatif dan faktor-faktor kualitatif dalam menentukan pos material. IASB

    menekan bahwa informasi representative yang baik seharusnya tidak salah menyajikan material

    karena ukuran itu relatif dan penting.