kerajaan mughal

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah merupakan realitas masa lalu, keseluruhan fakta, dan peristiwa yang unik dan berlaku. Hanya sekali dan tidak terulang untuk yang kedua kalinya. Oleh karena itu, ada pandangan bahwa masa silam tidak perlu dihiraukan lagi, anggap saja masa silam itu ”kuburan”. Pandangan ini tentu saja sangat subyektif dan cenderung apriori sekaligus tidak memiliki argumentasi yang kuat. Tapi bagaimanapun sebuah perirtiwa pada masa silam bisa dijadikan pandangan untuk kehidupan yang akan datang agar lebih baik. Seperti takdir yang telah Allah tentukan di setiap kehidupan di muka bumi ini. Mengalami masa pertumbuhan, kejayaan dan setelah sampai titik puncaknya akan mengalami masa kemunduran dan bahkan kehancuran, bak sebuah roda yang berputar. Kemunculan tiga kerajaan Islam yaitu Kerajaan Turki Ustmani, Kerajaan Safawi di Persia dan Kerajaan Mughal di India telah banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan peradaban islam. Kerajaan Usmani meraih puncak kejayaan dibawah kepemimpinan Sultan Sulaiman Al- Qanuni (1520-1566 M) di kerajaan safawi, Syah Abbas I membawa kerajaan tersebut meraih kemajuan dalam 40 tahun periode kepemerintahannya dari tahun 1588-1628 M. Dan di Kerajaan Mughal meraih masa keemasan di bawah Sultan Akbar (1542-1605 M). Seperti takdir yang telah Allah tentukan di setiap kejayaan tentu akan berganti dengan kemunduran bahkan sebuah kehancuran. Demikian pula yang terjadi pada ketiga kerajaan tersebut. Setelah pemerintahan yang 1

Upload: katherine-spencer

Post on 28-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kerajaan Mughal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah merupakan realitas masa lalu, keseluruhan fakta, dan peristiwa yang

unik dan berlaku. Hanya sekali dan tidak terulang untuk yang kedua kalinya. Oleh

karena itu, ada pandangan bahwa masa silam tidak perlu dihiraukan lagi, anggap saja

masa silam itu ”kuburan”. Pandangan ini tentu saja sangat subyektif dan cenderung

apriori sekaligus tidak memiliki argumentasi yang kuat. Tapi bagaimanapun sebuah

perirtiwa pada masa silam bisa dijadikan pandangan untuk kehidupan yang akan

datang agar lebih baik.

Seperti takdir yang telah Allah tentukan di setiap kehidupan di muka bumi ini.

Mengalami masa pertumbuhan, kejayaan dan setelah sampai titik puncaknya akan

mengalami masa kemunduran dan bahkan kehancuran, bak sebuah roda yang

berputar.

Kemunculan tiga kerajaan Islam yaitu Kerajaan Turki Ustmani, Kerajaan

Safawi di Persia dan Kerajaan Mughal di India telah banyak memberikan kontribusi

bagi perkembangan peradaban islam. Kerajaan Usmani meraih puncak kejayaan

dibawah kepemimpinan Sultan Sulaiman Al-Qanuni (1520-1566 M) di kerajaan

safawi, Syah Abbas I membawa kerajaan tersebut meraih kemajuan dalam 40 tahun

periode kepemerintahannya dari tahun 1588-1628 M. Dan di Kerajaan Mughal

meraih masa keemasan di bawah Sultan Akbar (1542-1605 M).

Seperti takdir yang telah Allah tentukan di setiap kejayaan tentu akan berganti

dengan kemunduran bahkan sebuah kehancuran. Demikian pula yang terjadi pada

ketiga kerajaan tersebut. Setelah pemerintahan yang gilang gemilang dibawah

kepemimpinan tiga raja itu, masing-masing kerajaan mengalami fase kemunduran.

Akan tetapi penyebab kemunduran tersebut berlangsung dengan kecepatan yang

berbeda-beda. Demikian pula yang terjadi pada Kerajaan Mughal (India) yang telah

banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan peradaban Islam. Kemunduran-

kemunduran inilah yang akan penulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya

sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Islam secara keseluruhan.

Sejak Islam masuk ke India pada masa Khalifah al-Walid dari Dinasti Bani

Umayyah melalui ekspedisi yang dipimpin oleh panglima Muhammad Ibn Qasim.1

peradaban Islam mulai tumbuh dan menyebar di anak benua India. Kedudukan Islam

di wilayah ini dan berhasil menaklukkan seluruh kekuasaan Hindu dan serta

mengislamkan sebagian masyarakatnya.2 India pada tahun 1020 M. Setelah Gaznawi

hancur muncullah beberapa dinasti kecil yang menguasai negeri India ini, seperti

1 Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hal. 2612 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,1993), hal. 147

1

Page 2: Kerajaan Mughal

Dinasti Mamluk, Khalji, Tuglug, dan yang terakhir Dinasti Lodi yang didirikan

Bahlul Khan Lody.3

Hadirnya Kerajaan Mughal membentuk sebuah peradaban baru di daerah

tersebut dimana pada saat itu mengalami kemunduran dan keterbelakangan.

Kerajaan Mughal yang bercorak Islam mampu membangkitkan semangat ummat

Islam di India.

Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam

pertama di India. Jika pada dinasti-dinasti sebelumnya Islam belum menemukan

kejayaannya, maka kerajaan ini justru bersinar dan berjaya. Keberadaan kerajaan ini

dalam periodisasi sejarah Islam dikenal sebagai masa kejayaan kedua setelah

sebelumnya mengalami kecemerlangan pada dinasti Abbasiya.

B. RUMUSAN MASALAH

Dengan membaca dan memperhatikan latar belakang tersebut diatas, maka

kami dapat mengambil beberapa rumusan masalah yang akan kita bahas nantinya, ada

pun rumusan masalahnya sebagai berikut:

A. Asal Usul Kerajaan Mughal

B. Kemajuan Yang Dicapai Kerajaan Mughal

C. Kemunduran Dan Keruntuhan Kerajaan Mughal

3 Ensiklopedi Islam, Cetakan keempat, Jild 2, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, ( Jakarta : PT ICHTIAR BARU VAN HOEVE, 1997), hal. 211

2

Page 3: Kerajaan Mughal

BAB II

PEMBAHASAN

A. Asal usul Kerajaan Mughal

1. Sejarah Munculnya Kerajaan Mughal

Kerajaan Mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi4, sebab ia

menandai puncak perjuangan panjang untuk membentuk sebuah imperium India

muslim yang didasarkan pada sebuah sintesa antara warisan bangsa Persia dan bangsa

India.

Agama Islam masuk ke India diperkirakan abad ke-7 M. melalui

perdagangan. Dalam keterangan sejarah tahun 871 telah ada oran Arab yang menetap

disana (India). Hal ini menunjukkan suatu indikasi bahwa sebelum kerajaan Mughal

berdiri, masyarakat India sudah mengenal Islam. Realita ini dapat dilihat di kota

Delhi adanya sebuah bangunan masjid yang dibangun oleh Qutubuddin Aybak pada

tahun1193 M. Sedangkan kerajaan Mugal berdirinya pada tahun 1526. Jadi kerajaan

Mugal ini sebagai penerus Islam sebelumnya di India. Pada masa khullafaurrasyidin,

memang sudah ada niat penyebaran Islam ke India, hal ini diketahui pada masa

khalifah Umar bin Khatab dan Usman sudah pernah mengirim ekspedisi ke sana,

tetapi rencana ini gagal karena mendengar rawannyan daerah India. Kemudian pada

masa Ali bin Abi Thalib juga pernah mengirim suatu ekspedisi di bawah pimpinan

Al-Harits bin Murah Al-Abdi untuk menyerbu India dan berhasil menaklukkanya,

malangnya sang pemimpin terbunuh pada tahun 42 H disuatu daerah Al-Daidin yang

terletak antara Sind dan Khurasan.5

India menjadi wilayah Islam pada masa Umayyah yakni pada masa Khalifah

al-Walid. Penaklukan wilayah ini dilakukan oleh pasukan Umayyah yang dipimpin

oleh panglima Muhammad Ibn Qasim. Kemudian pasukan Ghaznawiyah di bawah

pimpinan Sultan Mahmud mengembangkan kedudukan Islam di wilayah ini dengan

berhasil menaklukkan seluruh kekuasaan Hindu dan mengadakan pengislaman

sebagian masyarakat India pada tahun 1020 M. setelah Ghaznawi hancur, muncullah

beberapa dinasti kecil yang menguasai negeri India sperti dinasti Khalji (1296-1316

M), dinasti Tuglag (1320-1412 M), dinasti Sayyid (1414-1451 M), dinasti Lodi

(1451-1526).6 Kerajaan Mughal didirikan oleh Zahiruddin Babur, seorang keturunan

Timur Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza adalah penguasa Farghana, sedang

ibunya keturunan Jengis Khan. Sepeninggal ayahnya, Babur yang berusia 11 tahun

mewarisi tahta kekuasaan wilayah Farghana. Ia bercita-cita menguasai Samarkand

4 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,1993), hal. 147

5 http://lppbi-fiba.blogspot.com di akses tanggal, 25 Maret 2012

6 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, (Jakarta : UI Press,1985), hlm. 82.

3

Page 4: Kerajaan Mughal

yang merupakan kota terpenting di Asia Tengah pada saat itu. Pertama kali ia

mengalami kekalahan untuk mewujudkan cita-citanya. Kemudian berkat bantuan

Ismail I, raja Safawi, sehingga pada tahun 1494 Babur berhasil menaklukkan kota

Samarkand dan pada tahun 1504 menaklukkan Kabul, ibukota Afganistan. Dari

Kabul,

Babur melanjutkan ekspansi ke India yang saat itu diperintah oleh Ibrahim

Lodi. Ketika itu pemerintahan dinasti Lodi sedang mengalami krisis dan mulai

melemah pertahanannya sehingga Babur dengan mudah berhasil mengalahkannya.

Dalam upaya menguasai wilayah India, Babur berhasil menaklukkan Punjab tahun

1525. Kemudian pada tahun 1526 dalam pertempuran di Panipat, Babur memperoleh

kemenangan sehingga pasukannya memasuki kota Delhi untuk menegakkan

pemerintahan di kota ini. Dengan ditegakkannya pemerintahan Babur di kota Delhi,

maka berdirilah kerajaan Mughal di India pada tahun 1526. Sudah tentu pihak musuh

terutama dari kalangan Hindu yang tidak menyetujui berdirinya kerajaan Mughal

segera menysun kekuatan gabungan. Namun Babur berhasil mengalahkan mereka

dalam suatu pertempuran. Sementara itu dinasti Lodi berusaha bangkit kembali

menentang pemerintahan Babur dengan pimpinan Muhammad Lodi. Pada

pertempuran di dekat Gogra, Babur dapat menumpas kekuatan Lodi pada tahun 1529.

Setahun kemudian Babur meninggal dunia.

Sepeninggalan Babur, tahta kerajaan Mughal diteruskan oleh Humayun yang

ternyata tetap saja menghadapi banyak tantangan. Ia berhasil mengalahkan

pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang bermaksud melepaskan diri

dari Delhi. Tahun 1450 Humayun mengalami kekalahan dalam peperangan yang

dilancarkan oleh Sher Khan dari Afganistan. Ia melarikan diri ke Persia. Di

pengasingan ini ia menyusun kekuatannya. Ketika itu Persia dipimpin oleh penguasa

Safawiyyah yang bernama Tahmasp. Setelah 15 tahun menyusun kekuatan dalam

pengasingan di Persia, Humayun berhasil menegakkan kembali kekuasaan Mughal di

delhi pada tahun 1555. Ia mengalahkan kekuasaan Khan Syah. Setahun kemudian ia

meninggal dunia.

2. Raja-raja Mughal

Selama masa pemerintahannya Kerajaan Mughal dipimpin oleh beberapa orang

raja. Raja-raja yang sempat memerintah adalah Zahiruddin Babur (1526-1530),

Humayun (1530-1556), Akbar (1556-1605), Jahangir (1605-1627), Shah Jahan

(1627-1658), Aurangzeb (1658-1707), Bahadur Syah (1707-1712), Jehandar (1712-

1713), Fahrukhsiyar (1713-1719), Muhammad Syah (1719-1748), Ahmad Syah

(1748-1754), Alamghir II (1754-1760), Syah Alam (1760¬-1806), Akbar II (1806-

1837 M), dan Bahadur Syah (1837-1858).7

7 Http//kerajaan-mughal-di-india-asal-usul.html, di akses tanggal, 25 Maret 20124

Page 5: Kerajaan Mughal

Zahiruddin Babur (1526-1530) adalah raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan

Mughal. Masa kepemimpinannnya digunakan untuk membangun fondasi

pemerintahan. Awal kepemimpinannya, Babur masih menghadapi ancaman pihak-

pihak musuh, utamanya dari kalangan Hindu yang tidak menyukai berdirinya

Kerajaan Mughal. Orang-orang Hindu ini segera menyusun kekuatan gabungan,

namun Babur berhasil mengalahkan mereka dalam suatu pertempuran. Sementara itu

dinasti Lodi berusaha bangkit kembali menentang pemerintahan Babur dengan

pimpinan Muhammad Lodi. Pada pertempuran di dekat Gogra, Babur dapat

menumpas kekuatan Lodi pada tahun 15298. Setahun kemudian yakni pada tahun

1530 Babur meninggal dunia.

Sepeninggal Babur, tahta Kerajaan Mughal diteruskan oleh anaknya yang

bemama Humayun. Humayun memerintah selama lebih dari seperempat abad (1530-

1556 M). Pemerintahan Humayun dapat dikatakan sebagai masa konsolidasi kekuatan

periode I. Sekalipun Babur berhasil mengamankan Mughal dari serangan musuh,

Humayun masih saja menghadapi banyak tantangan. Ia berhasil mengalahkan

pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang bermaksud melepaskan diri

dari Delhi. Pada tahun 1450 Humayun mengalami kekalahan dalam peperangan yang

dilancarkan oleh Sher Khan dari Afganistan. Ia melarikan diri ke Persia.

Di pengasingan ia kembali menyusun kekuatan. Pada saat itu Persia dipimpin

oleh penguasa Safawiyah yang bernama Tahmasp. Setelah lima belas tahun

menyusun kekuatannya dalam pengasingan di Persia, Humayun berhasil menegakkan

kembali kekuasaan Mughal di Delhi pada tahun 1555 M. Ia mengalahkan kekuatan

Khan Syah. Setahun kemudian, yakni pada tahun 1556 Humayun meninggal. Ia

digantikan oleh putranya Akbar.

Akbar (1556-1605) pengganti Humayun adalah raja Mughal paling

kontroversial. Masa pemerintahannya dikenal sebagai masa kebangkitan dan kejayaan

Mughal sebagai sebuah dinasti Islam yang besar di India.

Ketika menerima tahta kerajaan ini Akbar baru berusia 14 tahun, sehingga

seluruh urusan pemerintahan dipercayakan kepada Bairam Khan, seorang penganut

Syi'ah. Di awal masa pemerintahannya, Akbar menghadapi pemberontakan sisa-sisa

keturunan Sher Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab. Pemberontakan yang

paling mengancam kekuasaan Akbar adalah pemberontakan yang dipimpin oleh

Himu yang menguasai Gwalior dan Agra. Pasukan pemberontak berusaha memasuki

kota Delhi. Bairam Khan menyambut kedatangan pasukan tersebut sehingga

terjadilah peperangan dahsyat yang disebut Panipat II pada tahun 1556 M. Himu

8 http://www.bloger.com/post-edit.g?blogID=765

Page 6: Kerajaan Mughal

dapat dikalahkan dan ditangkap, kemudian dieksekusi. Dengan demikian, Agra dan

Gwalior dapat dikuasai penuh.

Setelah Akbar dewasa ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang sudah

mempunyai pengaruh sangat kuat dan terlampau memaksakan kepentingan aliran

Syi'ah. Bairam Khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan oleh Akbar di Jullandur

tahun 1561 M9. Setelah persoalan-persoalan dalam negeri dapat diatasi, Akbar mulai

menyusun program ekspansi. Ia berhasil menguasai Chundar, Ghond, Chitor,

Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan,

Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilayah yang sangat luas itu

diperintah dalam suatu pemerintahan militeristik.

Keberhasilan ekspansi militer Akbar menandai berdirinya Mughal sebagai

sebuah kerajaan besar.10 Dua gerbang India yakni kota Kabul sebagai gerbang ke arah

Turkistan, dan kota Kandahar sebagai gerbang ke arah Persia, dikuasai oleh

pemerintahan Mughal.11 Menurut Abu Su'ud, dengan keberhasilan ini Akbar

bermaksud ingin mendirikan Negara bangsa (nasional). Maka kebijakan yang

dijalankannya tidak begitu menonjolkan spirit Islam, tetapi bagaimana

mempersatukan berbagai etnis yang membangun dinastinya. Keberhasilan Akbar

mengawali masa kemajuan Mughal di India.

Kepemimpinan Akbar dilanjutkan oleh Jihangir (1605-1627) yang didukung

oleh kekuatan militer yang besar. Semua kekuatan musuh dan gerakan

pemberontakan berhasil dipadamkan, sehingga seluruh rakyat hidup dengan aman

dan damai. Pada masa kepemimpinannya, Jehangir berhasil menundukkan Bengala

(1612 M), Mewar (1614 M) Kangra. Usaha-usaha pengamanan wilayah serta

penaklukan yang ia lakukan mempertegas kenegarawanan yang diwarisi dari ayahnya

yaitu Akbar.

Syah Jihan (1628-1658) tampil meggantikan Jihangir. Bibit-bibit disintegrasi

mulai tumbih pada pemerintahannya.12 Hal ini sekaligus menjadi ujian terhadap

politik toleransi Mughal. Dalam masa pemerintahannya terjadi dua kali

pemberontakan. Tahun pertama masa pemerintahannya, Raja Jujhar Singh Bundela

berupaya memberontak dan mengacau keamanan, namun berhasil dipadamkan. Raja

Jujhar Singh Bundela kemudian diusir. Pemberontakan yang paling hebat datang dari

Afghan Pir Lodi atau Khan Jahan, seorang gubernur dari provinsi bagian Selatan.

Pemberontakan ini cukup menyulitkan. Namun pada tahun 1631 pemberontakan

inipun dipatahkan dan Khan Jahan dihukum mati.

9 http://www.hidayatullah.com/kolom/worldviews/9687-fakta-sejarah10 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,1993), hal. 26211 Ibid,12 http://www.hidayatullah.com/kolom/worldviews/9687-fakta-sejarah

6

Page 7: Kerajaan Mughal

Pada masa ini para pemukim Portugis di Hughli Bengala mulai berulah. Di

samping mengganggu keamanan dan toleransi hidup beragama, mereka menculik

anak-anak untuk dibaptis masuk agama Kristen. Tahun 1632 Shah Jahan berhasil

mengusir para pemukim Portugis dan mencabut hak-hak istimewa mereka. Shah

Jehan meninggal dunia pada 1657, setelah menderita sakit keras. Setelah kematiannya

terjadi perang saudara. Perang saudara tersebut pada akhirnya menghantar Aurangzeb

sebagai pemegang Dinasti Mughal berikutnya.

Aurangzeb (1658-1707) menghadapi tugas yang berat. Kedaulatan Mughal

sebagai entitas Muslim India nyaris hancur akibat perang saudara. Maka pada masa

pemerintahannya dikenal sebagai masa pengembalian kedaulatan umat Islam. Penulis

menilai periode ini merupakan masa konsolidasi II Kerajaan Mughal sebagai sebuah

kerajaan dan sebagai negeri Islam. Aurangzeb berusaha mengembalikan supremasi

agama Islam yang mulai kabur akibat kebijakan politik keagamaan Akbar.

Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah sehingga

tidak mampu mengatasi kemerosotan politik dalam negeri. Raja-raja sesudah

Aurangzeb mengawali kemunduran dan kehancuran Kerajaan Mughal.

Bahadur Syah menggantikan kedudukan Aurangzeb. Lima tahun kemudian

terjadi perebutan antara putra-putra Bahadur Syah. Jehandar dimenangkan dalam

persaingan tersebut dan sekaligus dinobatkan sebagai raja Mughal oleh Jenderal

Zulfiqar Khan meskipun Jehandar adalah yang paling lemah di antara putra Bahadur.

Penobatan ini ditentang oleh Muhammad Fahrukhsiyar, keponakannya sendiri. Dalam

pertempuran yang terjadi pada tahun 1713, Fahrukhsiyar keluar sebagai pemenang. Ia

menduduki tahta kerajaan sampai pada tahun 1719 M. Sang raja meninggal terbunuh

oleh komplotan Sayyid Husein Ali dan Sayyid Hasan Ali. Keduanya kemudian

meng¬angkat Muhammad Syah (1719-1748). Ia kemudian dipecat dan diusir oleh

suku Asyfar di bawah pimpinan Nadzir Syah. Tampilnya sejumlah penguasa lemah

bersamaan dengan terjadinya perebutan kekuasaan ini selain memperlemah kerajaan

juga membuat pemerintahan pusat tidak terurus secara baik.13 akibatnya pemerintahan

daerah berupaya untuk melepaskan loyalitas dan integritasnya terhadap pemerintahan

pusat.

Pada masa pemerintahan Syah Alam (1760¬-1806) Kerajaan Mughal diserang

oleh pasukan Afghanistan yang dipimpin oleh Ahmad Khan Durrani. Kekalahan

Mughal dari serangan ini, berakibat jatuhnya Mughal ke dalam kekuasa¬an Afghan.

Syah Alam tetap diizinkan berkuasa di Delhi dengan jabatan sebagai sultan. Akbar II

(1806-1837 M) pengganti Syah Alam, memberikan konsesi kepada EIC untuk

mengembang¬kan perdagangan di India sebagaimana yang diinginkan oleh pihak

13 http://www.bloger.com/post-edit.g?blogID=767

Page 8: Kerajaan Mughal

Inggris, dengan syarat bahwa pihak perusahaan Inggris harus menjamin penghidupan

raja dan keluarga istana. Kehadiran EIC menjadi awal masuknya pengaruh Inggris di

India. Bahadur Syah (1837-1858) pengganti Akbar II menentang isi perjanjian yang

telah disepakati oleh ayahnya. Hal ini menimbulkan konflik antara Bahadur Syah

dengan pihak Inggris. Bahadur Syah, raja terakhir Kerajaan Mughal diusir dari istana

pada tahun (1885 M). Dengan demikian berakhirlah kekuasaan kerajaan Islam

Mughal di India.

B. KEMAJUAN YANG DICAPAI KERAJAAN MUGHAL.

1. Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan.

a) Perluasan wilayah dan konsolidasi kekuatan. Usaha ini berlangsung hingga

masa pemerintahan Aurangzeb.

b) Pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala komandan),

sedang sub-distrik dipegang oleh Faujdar (komandan). Jabatan-jabatan sipil juga

diberi jenjang kepangkatan yang bereorak kemiliteran. Pejabat-pejabat itu memang

diharuskan mengikuti latihan kemiliteran

c) Akbar menerapkan politik toleransi universal (sulakhul). Dengan politik ini,

semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karena perbedaan

etnis dan agama.14 Politik ini dinilai sebagai model toleransi yang pernah

dipraktekkan oleh penguasa Islam.

d) Pada Masa Akbar terbentuk landasan institusional dan geografis bagi

kekuatan imperiumnya yang dijalankan oleh elit militer dan politik yang pada

umumnya terdiri dari pembesar-pembesar Afghan, Iran, Turki, dan Muslim Asli

India. Peran penguasa di samping sebagai seorang panglima tentara juga sebagai

pemimpin jihad.

e) Para pejabat dipindahkan dari sebuah jagir kepada jagir lainnya untuk

menghindarkan mereka mencapai interes yang besar dalam sebuah wilayah

tertentu. Jagir adalah sebidang tanah yang diperuntukkan bagi pejabat yang sedang

berkuasa. Dengan demikian tanah yang diperuntukkan tersebut jarang sekali

menjadi hak milik pejabat, kecuali hanya hak pakai.

f) Wilayah imperium juga dibagi menjadi sejumlah propinsi dan distrik yang

dikelola oleh seorang yang dipimpin oleh pejabat pemerintahan pusat untuk

mengamankan pengumpulan pajak dan untuk mencegah penyalahgunaan oleh

kaum petani.15

2. Bidang Ekonomi

14 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,hal 14915 http://www.bloger.com/post-edit.g?blogID=76

8

Page 9: Kerajaan Mughal

a. Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian.

b. Adanya sistem pemerintahan lokal yang digunakan untuk mengumpulkan hasil

pertanian dan melindungi petani. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh seorang

pejabat lokal, yang dinamakan muqaddam atau patel, yang mana kedudukan yang

dimilikinya dapat diwariskan, bertanggungjawab kepada atasannya untuk

menyetorkan penghasilan dan menghindarkan tindak kejahatan. Kaum petani

dilindungi hak pemilikan atas tanah dan hak mewariskannya, tetapi mereka juga

terikat terhadapnya..

c) Sistem pengumpulan pajak yang diberlakukan pada beberapa propinsi utama

pada imperium ini. Perpajakan dikelola sesuai dengan system zabt. Sejumlah

pembayaran tertentu dibebankan pada tiap unit tanah dan harus dibayar secara tunai.

Besarnya beban tersebut didasarkan pada nilai rata-rata hasil pertanian dalam sepuluh

tahun terakhir. Hasil pajak yang terkumpul dipercayakan kepada jagirdar, tetapi para

pejabat lokal yang mewakili pemerintahan pusat mempunyai peran penting dalam

pengumpulan pajak. Di tingkat subdistrik administrasi lokal dipercayakan kepada

seorang qanungo, yang menjaga jumlah pajak lokal dan yang melakukan pengawasan

terhadap agen-agen jagirdar, dan seorang chaudhuri, yang mengumpulkan dana (uang

pajak) dari zamindar.

d) Perdagangan dan pengolahan industri pertanian mulai berkembang. Pada asa

Akbar konsesi perdagangan diberikan kepada The British East India Company (EIC)

-Perusahaan Inggris-India Timur- untuk menjalankan usaha perdagangan di India

sejak tahun 1600. Mereka mengekspor katun dan busa sutera India, bahan baku

sutera, sendawa, nila dan rempah dan mengimpor perak dan jenis logam lainnya

dalam jumlah yang besar.16

3. Bidang Agama.

a. Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal mencapai

suatu fase yang menarik, di mana pada masa itu Akbar memproklamasikan sebuah

cara baru dalam beragama, yaitu konsep Din-i-Ilahi. Karena aliran ini Akbar

mendapat kritik dari berbagai lapisan umat Islam. Bahkan Akbar dituduh membuat

agama baru. Pada prakteknya, Din-i-Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama Islam.

Namun konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan umat-umat beragama di India.

Sayangnya, konsepsi tersebut mengesankan kegilaan Akbar terhadap kekuasaan

dengan symbol-symbol agama yang di kedepankan.17 Umar Asasuddin Sokah,

seorang peneliti dan Guru Besar di Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

16 ] Ensiklopedi Islam, Cetakan keempat, Jild 2, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, ( Jakarta : PT Ichtiar baru van hoeve, 1997), hal. 21117 http://www.bloger.com/post-edit.g?blogID=76

9

Page 10: Kerajaan Mughal

menyamakan konsepsi Din-i-Ilahi dengan Pancasila di Indonesia. Penelitiannya

menyimpulkan, "Din-i-llahi itu meru¬pakan Pancasilanya bangsa Indonesia.18

b. Perbedaan kasta di India membawa keuntungan terhadap pengembangan Islam,

seperti pada daerah Benggal, Islam langsung disambut dengan tangan terbuka oleh

penduduk terutama dari kasta rendah yang merasa disiasiakan dan dikutuk oleh

golongan Arya Hindu yang angkuh. Pengaruh Parsi sangat kuat, hal itu terlihat

dengan digunakanya bahasa Persia menjadi bahasa resmi Mughal dan bahasa dakwah,

oleh sebab itu percampuran budaya Persia dengan budaya India dan Islam melahirkan

budaya Islam India yang dikembangkan oleh Dinasti Mughal.

c. Berkembangnya aliran keagamaan Islam di India. Sebelum dinasti Mughal,

muslim India adalah penganut Sunni fanatik.19 Tetapi penguasa Mughal memberi

tempat bagi Syi'ah untuk mengembangkan pengaruhnya.

d. Pada masa ini juga dibentuk sejumlah badan keagamaan berdasarkan

persekutuan terhadap mazhab hukum, thariqat Sufi, persekutuan terhadap ajaran

Syaikh, ulama, dan wali individual. Mereka terdiri dari warga Sunni dan Syi'iah.

e. Pada masa Aurangzeb berhasil disusun sebuah risalah hukum Islam atau upaya

kodifikasi hukum Islam yang dinamakan fattawa alamgiri. Kodifikasi ini menurut

hemat penulis ditujukan untuk meluruskan dan menjaga syari'at Islam yang nyaris

kacau akibat politik Sulakhul dan Din-i- Ilahi.

4. Bidang Seni dan Budaya.

Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga

berkembang. Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana,

baik yang berbahasa persia maupun yang berbahasa India. Penyair India yang

terkenala adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang sastrawan sufi yang

menghasilkan karya besar patmafat, sebuah karya alegoris yang mengandung pesan

kebajikan jiwa manusia.20 Karya seni yang masih dapat dinikmati sekarang dan

merupakan karya seni terbesar yang dicapai kerajaan Mughal adalah karya-karya

arsitektur yang indah dan mengagumkan. Pada masa akbar dibangun istana Fapkur

Sikri di Sikri, vila dan masjid-masjid yang indah.21 Pada masa Syah Jehan dibangun

masjid yang berlapiskan mutiara dan Tajmahal di Agra, mejid raya Delhi dan istana

indah dilghare. Dalam bidang karya seni dan budya yang sudah dihsilkan kerajaan

Mughal antara lain :

18 http://www.hidayatullah.com/kolom/worldviews/9687-fakta-sejarah19 Ibid

20 Badri Yatim, Op.Cit, hal. 150.21 Ibid , hal.150-151.

10

Page 11: Kerajaan Mughal

a) Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti Padmavat yang mengandung

pesan kebajikan manusia gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair istana. Abu

Fadhl menulis Akhbar Nameh dan Aini Akbari yang berisi sejarah Mughal dan

pemimpinnya.

b) Kerajaan Mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj mahal di Agra

merupakan puncak karya arsitektur pada masanya, diikuti oleh Istana Fatpur Sikri

peninggalan Akbar dan Mesjid Raya Delhi di Lahore. Di kota Delhi Lama (Old

Delhi), lokasi bekas pusat Kerajaan Mughal, terdapat menara Qutub Minar (1199),

Masjid Jami Quwwatul Islam (1197), makam Iltutmish (1235), benteng Alai Darwaza

(1305), Masjid Khirki (1375), makam Nashirudin Humayun, raja Mughal ke-2 (1530-

1555). Di kota Hyderabad, terdapat empat menara benteng Char Minar (1591). Di

kota Jaunpur, berdiri tegak Masjid Jami Atala (1405).

c) taman-taman kreasi Moghul menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara

Asia Tengah, Persia, Timur Tengah, dan lokal.

Sebab-sebab Kemajuan :

Kerajaan Mughal tidak mencapai kejayaannya secara mudah. Bagaimanapun, umat

Islam di masa ini termasuk golongan minoritas di tengah mayoritas Hindu. Namun

Kerajaan Mughal tetap berhasil memperoleh kecemerlangan disebabkan factor-faktor

sebagai berikut :

a. Kerajaan Mughal memiliki pemerintahan dan raja yang kuat. Politik toleransi

dinilai dapat menetralisir perbedaan agama dan suku bangsa, baik antara Islam-

Hindu, Ataupun India-non India (Persia-Turki).

b. Hingga Pemerintahan Aurangzeb, rakyat cukup puas dan sejahtera dengan

pola kepemimpinan raja dan program kesejahteraannya.

c. Prajurit Mughal dikenal sebagai prajurit yang tangguh dan memiliki

patriotisme yang tinggi. Hal ini diwarisi dari Timur Lenk yang merupakan para

petualang yang suka perang dari Persia di Asia Tengah dan cukup dominan dalam

ketentaraan.

d. Sultan yang memerintah sangat mencintai ilmu dan pengetahuan. Para

"Bangsawan Mughal mengemban tanggung jawab membangun masjid, jembatan, dan

atas berkembangnya kegiataan ilmiah dan sastra".

Sisa-sisa kejayaan Dinasti Mughal dapat dilihat dari bangunan-bangunan

bersejarah yang masih bertahan hingga sekarang. Misalnya Taj Mahal di Agra,

makam megah yang dibangun pada masa Syah Jahan untuk mengenang

permaisurinya, Mumtaz Mahal, adalah saksi bisu kemajuan arsitektur Islam pada 11

Page 12: Kerajaan Mughal

masa dinasti ini. Bangunan indah yang termasuk “tujuh keajaiban dunia” ini memang

sudah usang, lusuh, dan tidak terawat. Namun, kemegahan dan keindahannya menjadi

bukti sejarah akan kokohnya peradaban Islam di India pada waktu itu. Kehidupan

seperti roda berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Demikian halnya Dinasti

Islam Mughal di India. Sebagaimana dinasti-dinasti Islam lainnya, dinasti ini pun

mengalami siklus: berdiri, berkembang, mencapai puncak, mengalami kemunduran,

lalu hancur. Itulah siklus peradaban seperti yang dikemukakan Ibnu Khaldun,

sejarawan Muslim terkemuka melalui teori Ashabiyah-nya.

Pemerintahan Kemaharajaan Mughal didirikan oleh Zahirudin Babur pada

1526 M. Babur merupakan cucu Timur Lenk dari pihak ayah dan cucu Jenghiz Khan

dari pihak ibu. Kerajaan ini dimulai ketika dia mengalahkan Ibrahim Lodi, Sultan

Delhi terakhir pada pertempuran pertama Panipat dengan bantuan Gubernur Lahore.

Ia menguasai Punjab dan meneruskan ke Delhi yang dijadikan ibukota kerajaan.

Penguasa setelah Babur adalah putranya sendiri, Nashirudin Humayun (1530-1556

M) di masa ini kondisi kerajaan tidak stabil, karna banyak perlawanan dari musuh-

musuhnya. Pada 1540 terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Sher Khan dari

Qanauj mengakibatkan Humayun melarikan diri ke Persia. Atas bantuan Raja Persia

(Safawiyah), Humayun kembali merebut Delhi tahun 1555 M.

Puncak kejayaan kerajaan Mughal terjadi pada masa pemerintahan Putra

Humayun, Akbar Khan (1556-1605 M). Sistem Pemerintahan Akbar adalah

militeristik. Akbar berhasil memperluas wilayah sampai Kashmir dan Gujarat.

Pejabatnya diwajibkan mengikuti latihan militer. Politik Akbar yang sangat terkenal

dan berhasil menyatukan rakyatnya adalah Sulhul Kull atau toleransi universal, yang

memandang sama semua derajat. Akbar menciptakan Din Ilahi, yang menjadikan

semua agama menjadi satu demi stabilitas antara Hindu dan Islam. Akbar mengawini

putri pemuka Hindu dan melarang memakan daging sapi. Penguasa keempat adalah

Jahangir (1605-1628 M), putra Akbar. Jahangir adalah penganut Ahlusunah wal

jamaah, sehingga apa yang ayahnya ciptakan menjadi hilang pengaruhnya. Dari itu

muncul berbagai pemberontakan, terutama oleh putranya sendiri, Kurram. Kurram

berhasil menangkap ayahnya, tapi berkat permaisuri kerajaan, permusuhan antara

ayah dan anak ini bisa dipadamkan.

Setelah Jahangir meninggal, Kurram naik tahta setelah mengalahkan

saudaranya, Asaf Khan. Kurram bergelar Shah Jahan (1627-1658 M) . Masa ini

banyak terjadi pemberontakan, terutama dari kalangan keluarga kerajaan. Aurangzeb,

panglima dan juga putra ketiga Shah Jahan berhasil memadamkan pemberontakan

dari keturunan Lodi. Keberhasilan Aurangzeb membuat saudara tertuanya, Dara,

merasa iri dan menuduh ingin merebut tahta kerajaan. Namun ketangguhan

12

Page 13: Kerajaan Mughal

Aurangzeb berhasil mengalahkan saudaranya sekaligus menangkap ayahnya, Shah

Jahan. Hal ini pernah dilakukan sendiri oleh Shah Jahan terhadap kakek Aurangzeb,

Jahangir. Aurangzeb, (1658-1707 M) menggantikan ayahnya, Shah Jahan. Kebijakan

Aurangzeb sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh para pendahulunya terutama

buyutnya, Akbar Khan. Ia melarang berjudi, minuman keras, upacara sati, serta

membolehkan pengrusakan kuil-kuil Hindu. Kebijakan ini menimbulkan banyak

pemberontakan terutama dari kalangan Hindu. Namun karena kekuatan pasukan

Aurangzeb, semua pemberontakan dapat dipadamkan.

Kebesaran namanya sejajar dengan kebesaran nama buyutnya, Akbar Khan.

Meski pemberontakan bisa dipadamkan oleh Aurangzeb, namun setelah kematian

Aurangzeb, banyak propinsi yang memisahkan diri. Kerajaan ini mulai mengalami

kemunduran, meskipun tetap berkuasa selama 150 tahun berikutnya. Penguasa

setelahnya antara lain: Bahadur Syah (1707-1712 M), Jhandar Syah 1713, Azim Syah

1713, Faruk Syiyar 1719, Muhammad Syah 1749, Ahmad Syah 1754, Alamgir 1759,

Syah Alam 1806, Akbar II dan raja terakhir Bahadur Syah II 1858.

Peradaban Kemaharajaan Mughal Di bidang politik, Sulhul Kull berhasil

menyatukan rakyat Islam, Hindu, dan penganut lainnya. Di bidang militer, pasukan

Mughal dikenal dengan pasukan yang kuat. Terdiri dari pasukan gajah, berkuda, dan

meriam. Wilayahnya dibagi menjadi distrik-distrik yang dikepalai oleh Sipah Salar.

Di bidang ekonomi, memajukan pertanian. Terdiri dari padi, kacang, tebu, kapas,

tembakau, dan rempah-rempah. Pemerintah membentuk sebuah lembaga yang

mengurusi hasil pertanian serta hubungan dengan para petani. Industri tenun juga

banyak diekspor ke Eropa, Asia Tenggara dll. Masa Jahangir, investor diizinkan

menanamkan investasinya, seperti mendirikan pabrik. Di bidang seni, Jahangir

merupakan salah satu pelukis terhebat. Kemaharajaan Mughal juga terkenal dengan

ukiran dan marmer yang timbul dengan kombinasi warna-warni. Diantara bangunan

yang terkenal: benteng merah, makam kerajaan, masjid Delhi, dan yang paling

popular adalah Taj Mahal di Aghra. Istana ini merupakan salah satu keajaiban dunia

yang dibangun oleh Syah Jahan untuk mengenang permaisurinya, Noor Mumtaz

Mahal yang cantik jelita.

Taj Mahal - salah satu peninggalan Dinasti Mughal di India

Di bidang sastra, banyak sastra dari bahasa Persia diubah ke bahasa India.

Bahasa Urdu yang berkembang di masa Akbar, menjadi bahasa yang banyak dipakai

oleh rakyat India dan Pakistan sampai sekarang. Di bidang ilmu pengetahuan, Syah

Jahan mendirikan perguruan tinggi di Delhi. Aurangzeb mendirikan pusat pendidikan

di Lucknow. Tiap masjid mempunyai lembaga tingkat dasar yang dipimpin oleh

seorang guru. Sejak berdiri banyak ilmuan yang belajar di India. Pelajaran dari

13

Page 14: Kerajaan Mughal

Kemaharajaan Mughal Salah satu Ketidakharmonisan hubungan kekeluargaan, antara

ayah dan anak, adik dan kakak menjadi salah satu faktor lemahnya kemaharajaan

Mughal dari dalam, hal ini telah terjadi pada beberapa Dinasti Islam sebelumnya.

Dalam penggalan sejarah Dinasti Mughal, tampil dua penguasa paling berpengaruh:

Akbar Khan dan Aurangzeb. Meskipun keduanya memerintah dalam dekade yang

berbeda, tetapi kebijakan Akbar Khan dan Aurangzeb, khususnya berkaitan dengan

pengembangan Islam di India, memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan.

Akbar mengembangkan pola Islam sinkretis. Sebaliknya, Aurangzeb

mengembangkan pola Islam puritan.

Dalam perspektif politik, langkah Akbar ini dianggap sah, bahkan cerdas.

Sebab, substansi politik adalah tercapainya tujuan, meskipun pada saat bersamaan

terdapat aspek-aspek tertentu yang terabaikan. Orang boleh melakukan apa saja

dalam konteks politik. Akbar telah memposisikan Islam tidak lebih dari sekedar

simbol formal tanpa makna. Karena itu, dia dengan mudah meleburkan dan

mencampuradukkan Islam dengan berbagai kepercayaan lain. Dalam situasi ini, Islam

kehilangan identitasnya. Ketinggian dan keluhuran ajaran Islam juga tereduksi

sedemikian rupa. Hal ini menyebabkan ketegangan dengan para penganut Ahlusunah

wal jamaah.

Lain dengan Akbar Khan, lain pula dengan Aurangzeb. Wajah Islam di India

pada masa Aurangzeb tampak lebih dominan. Dia berusaha mengangkat kembali citra

Islam yang tampak “redup” beberapa dasawarsa sebelumnya. Ia giat mengembalikan

kemurnian Islam. Usaha ini patut dihargai. Sebab, dari sini terlihat kecintaan seorang

Aurangzeb terhadap Islam. Namun, perlu diingat, Islam adalah agama yang

mensponsori perdamaian, tanpa paksaan, dan tidak mentolelir berbagai tindak

kekerasan terhadap pemeluk agama lain. Memurnikan ajaran Islam dengan merusak

tempat ibadah agama lain, bukanlah pesan Islam.

Kebijakan Aurangzeb untuk menghancurkan kuil-kuil Hindu, meletakkan arca

di jalan-jalan agar selalu diinjak tampaknya menjadi sebuah kekeliruan. Hal ini

menyebabkan terjadinya pemberontakan hebat dari kalangan Hindu. Pada 1739 M.

Mughal dikalahkan oleh pasukan dari Persia dipimpin oleh Nadir Shah. Pada 1756 M.

pasukan Ahmad Shah merampok Delhi lagi. Kerajaan Britania yang masuk ke India

pada 1600 M. dan mulai melakukan penaklukkan terhadap kerajaan Mughal pada

1757 M. serta membubarkannya tahun 1858 M. setelah mengalahkan pesaingnya,

Perancis.

C. KEMUNDURAN DAN KERUNTUHAN KERAJAAN MUGHAL

14

Page 15: Kerajaan Mughal

Kerajaan Mughal mencapai puncak kejayaannya pada masa kepemimpinan

Akbar (1556-1605). Generasi sesudah Akbar yaitu Jahangir (1605-1627), Shah Jahan

(1627-1658), Aurangzeb (1658-1707) masih dapat mempertahankan kemajuan

tersebut. Namun Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah

sehingga tidak mampu mengatasi kemerosotan politik dalam negeri.

Tanda-tanda kemunduran sudah terlihat dengan indikator sebagaimana berikut ;

a. Internal; Tampilnya sejumlah penguasa lemah, terjadinya perebutan kekuasaan,

dan lemahnya kontrol pemerintahan pusat.

b. Eksternal; Terjadinya pemberontakan di mana-mana, seperti pemberontakan

kaum Sikh di Utara, gerakan separatis Hindu di India tengah, kaum muslimin sendiri

di Timur, dan yang terberat adalah invasi Inggris melalui EIC.

Dominasi Inggris diduga sebagai faktor pendorong kehancuran Mughal. Pada

waktu itu EIC mengalami kerugian. Untuk menutupi kerugian dan sekaligus

memenuhi kebutuhan istana, EIC mengadakan pungutan yang tinggi terhadap rakyat

secara ketat dan cenderung kasar. Karena rakyat merasa ditekan, maka mereka, baik

yang beragama Hindu maupun Islam bangkit mengadakan pemberontakan.

Mereka meminta kepada Bahadur Syah untuk menjadi lambang perlawanan itu dalam rangka me¬ngembalikan kekuasaan kerajaan. Dengan demikian, terjadilah perlawanan rakyat India terhadap kekuatan Inggris pada bulan Mei 1857 M. Perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan mudah. Inggris kemudian menjatuhkan hukuman yang kejam terhadap para pemberontak. Mereka diusir dari kota Delhi, rumah-¬rumah ibadah banyak yang dihancurkan, dan Bahadur Syah, raja Mughal terakhir, diusir dari istana (1858 M). Dengan demikian berakhirlah sejarah kekuasaan dinasti Mughal di daratan India.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan dinasti Mughal mundur dan membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858 M yaitu:

1. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritim Mughal.

2. Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara.

3. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalam melak¬sanakan ide-ide puritan dan kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antaragama sangat sukar diatasi oleh sultan¬-sultan sesudahnya.

4. Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang lemah

dalam bidang kepemimpinan22

22 http://yacobsemesta.wordpress.com/2009/04/25/kerajaan-mughal/

15

Page 16: Kerajaan Mughal

BAB III

PENUTUP

1. Kerajaan Mughal berdiri pada periode pertengahan. Setelah masa pertengahan

usai, muncul tiga kerajaan besar yang dapat membangun kembali kemajuan umat

Islam. Di antara kerajaan besar tersebut adalah kerajaan Mughal. Ketiga kerajaan ini

sudah dapat dikategorikan sebagai negara adikuasa pada zaman itu. Karena kebesaran

kerajaan tersebut sudah mampu menguasai perekonomian, politik serta militer dan

mampu mengembangkan kebudayaan yang monumental.

2. Era kemaha-rajaan Mughal berlangsung dari tahun 1526 M (era dinasti Babur)

sampai sekitar tahun 1707 M (dinasti Awramzib). Demikian makmur dan kayanya

para maha raja ini, bisa dikatakan bahwa antara abad ke-16 sampai abad ke-17, India

16

Page 17: Kerajaan Mughal

mengontrol sekitar seperempat ekonomi global. Duta besar inggris pada tahun 1616

M, sir Tomas Sir Thomas Ru, dalam siratnya menggambarkan kekayaan raja Jahangir

(1569-1627 M) begitu melimpahnya sampai-sampai ia menyebutnya sebagai

“kekayaan dunia”.

3. Kemunduran Kerajaan Mughal ditandai dengan konflik di kalangan keluarga

kerajaan, yang intinya adalah saling berebut kekuasaan. Keturunan Babur hampir

semuanya memiliki watak yang keras dan ambisius, sebagaimana nenek moyang

mereka yaitu Timur Lenk yang juga memiliki sifat demikian. Ketika Jehangir

menggantikan Abbas I, mendapat tentangan dari saudaranya, Khusraw yang juga

ingin tampil sebagai penguasa Mughal. Lalu saat Syah Jihan menggantikan Jehangir,

giliran ibu tiri beliau yang menentang karena ingin anaknya yaitu Khurram,

menggantikan Jehangir. Begitu pun saat Syah Jihan mulai mendekati ajalnya, anak-

anak Syah Jihan di antaranya Aurangzeb, Dara siqah, Shujah, dan Murad Bakhs

saling berebut kekuasaan hingga menyebabkan perang saudara yang berkepanjangan.

DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,1993)

Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008)

Ensiklopedi Islam, Cetakan keempat, Jild 2, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, ( Jakarta : PT Ichtiar baru van hoeve, 1997)

Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, (Jakarta : UI

Press,1985)

Http://lppbi-fiba.blogspot.com di akses tanggal, 25 Maret 2012

Http//kerajaan-mughal-di-india-asal-usul.html, di akses tanggal, 25 Maret 2012

17

Page 18: Kerajaan Mughal

Http://www.bloger.com/post-edit.g?blogID=76

Http://yacobsemesta.wordpress.com/2009/04/25/kerajaan-mughal/

Http://www. .hidayatullah.com/kolom/worldviews/9687-fakta-sejarah

18