kerajaan-kerajaan islam di sumatra

49
TUGAS SEJARAH KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA OLEH : KELOMPOK 4 ; -LEONARDO MANURUNG -NUGRAHA M. -MUFID M. -ANGGUN MELATI PUTRI -NOFIA AFIFAH PUTRI -NUR HALIMAH PUTRI -SYIFA NISRINA

Upload: alya-titania-annisaa

Post on 18-May-2015

30.614 views

Category:

Education


31 download

DESCRIPTION

tugas sejarah, KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

TRANSCRIPT

Page 1: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

TUGAS SEJARAH

KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

OLEH : KELOMPOK 4 ; -LEONARDO MANURUNG

-NUGRAHA M. -MUFID M.

-ANGGUN MELATI PUTRI -NOFIA AFIFAH PUTRI

-NUR HALIMAH PUTRI -SYIFA NISRINA

Page 2: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

KERAJAAN PERLAK

A. LETAK GEOGRAFIS Kerajaan Perlak terletak di wilayah perlak, Aceh Timur, NAD.

Wilayah berada di pesisir timur dan sebelah utara Pulau Sumatera.

B. LATAR BELAKANG BERDIRINYA (Tahun 840 M) Sebelum Kerajaan Perlak berdiri, diwilayah Perlak telah berdiri

suatu pemerintahan Budha (keturunan Maharaja Pho Hela). Pada tahun 800 M para pedagang islam datang yang tujuannya adalah untuk berdagang dan mengabarkan islam. Selanjutnya nahkoda khalifah menikahkan anak buah kepercayaannya Ali bin Muhammad kepada adik pemimpin pemerintahan Perlak yang menghasilkan seorang anak Abdul Aziz Syah yang kelak menjadi raja kerajaan Perlak tahun 840 M. Diperkuat dengan berita Marcopolo 1293 M

Page 3: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

C. SILSILAH RAJA KERAJAAN 1. Dinasti Saiyid Maulana- Alaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz (840-864 M) = sebagai

pendiri Kerajaan Perlak dan Dinasti Saiyid Maulana sekaligus raja pertama Kerajaan Perlak.

- Alaidin Saiyid Maulana Abdul Rahim Syah (864-888 M) - Alaidin Saiyid Maulana Abbas Syah (888-913 M) = masuknya

aliran Sunni dan terjadi perang saudara antara kaum Syiah dan Sunni menyebabkan kekosongan pemerintahan. Tahun 915 M, kelompok Sunni yang memenangkan perang.

- Alaidin Saiyid Maulana Ali Mughayat Syah (915-918 M) = terjadi perang saudara kembali antara Syiah dan Sunni dimenangkan oleh kelompok Sunni. Dinasti ini diganti dengan Dinasti Makdum Johan.

Page 4: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• 2. Dinasti Makdum Johan (Keturunan dari Meurah Perlak Asli/Syahir Wuwi)

• - Makdum Alaidin Malik Abdul Kadir Syah Johan Berdaulat (918-922 M/306-310 H)

• - Makdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah Johan Berdaulat (922-946 M/310-334 H)

• - Makdum Alaidin Abdul Malik Syah Johan Berdaulat (946-973 M/334-361 H) = terjadi pemberontakan oleh golongan Syiah dan diakhiri dengan perdamaian sehingga Perlak dibagi 2 yaitu:

• a) Perlak Pesisir (Syiah) dipimpin oleh Alaidin Saiyid Maulana Mahmud Syah (976-988 M)

• b) Perlak Pedalaman (Sunni) dipimpin oleh Makdum Alaidin Malik Ibrahim Syah Johan Berdaulat (976-1012 M).

Page 5: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• Tahun 988 M, Kerajaan Perlak mendapat serangan dari Kerajaan Sriwijaya. Terjadi perang dan menyatulah Kerajaan Perlak menjadi satu Kerajaan yang utuh. Makdum Alaidin Malik Ibrahim Syah Johan Berdaulat menjadi raja Perlak ke- 8. Kemudian diperintah berturut-turut oleh:

• Makdum Alaidin Malik Mahmud Syah Johan Berdaulat (1012-1059 M)

• Makdum Alaidin Malik Mansur Syah Johan Berdaulat (1059-1078 M)

• Makdum Alaidin Malik Abdullah Syah Johan Berdaulat (1078-1108 M)

• Makdum Alaidin Malik Ahmada Syah Johan Berdaulat (1108-1134 M/501-527 H)

• Makdum Alaidin Malik Mahmud Syah II Johan Berdaulat (1134-1158 M)

Page 6: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• Makdum Alaidin Malik Usman Syah Johan Berdaulat (1158-1170 M)

• Makdum Alaidin Malik Muhammad Syah Johan Berdaulat (1170-1196 M/565-592 H)

• Makdum Alaidin Abdul Jalil Syah Johan Berdaulat (1196-1225 M)

• Makdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat (1225-1263 M/622-662 H)

• Makdum Alaidin Malik Abdul Aziz Syah Johan Berdaulat (1263-1292 M) = raja terakhir Kerajaan Perlak

Page 7: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

D. RAJA PADA MASA KEJAYAAN DAN SEBAB Alaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah adalah raja pada masa

kejayaan kerajaan Perlak karena pada masa pemerintahannya kesejahteraan masyarakat meningkat serta perdagangan yang maju dan didukung dengan pertanian yang subur.

E. RAJA PADA MASA KEMUNDURAN DAN SEBAB Makdum Alaidin Malik Abdul Aziz Syah Johan Berdaulat adalah

raja terakhir Kerajaan Perlak dan raja pada masa kemunduran. Penyebabnya adalah karena manikahnya Putri Ganggang dengan Sultan Muhammad Malik Al-Taher dari Kerajaan Samudra Pasai, kerajaan ini melebur ke Kerajaan Samudra Pasai.

Page 8: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

F. POLEKSOSBUD - Politik : kerajaan ini memiliki 2 dinasti yaitu

dinasti : Saiyid maulana dan Makdum johan, dan sempat terjadi perpecahan sehingga ada, a) kerajaan perlak pesisir

b) kerajaan perlak pedalaman tapi akhirnya kembali bersatu pada tahun 988M

karna mendapat serangan dari sriwijaya,dan keruntuhannya pada raja Makdum Alaidin Malik Abdul Aziz Syah Johan Berdaulat,karena menikahi putri sultan keraajaan samudra pasai sehinggga bergabung dengan samudra pasai

Page 9: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• - sosial ekonomi : kerajaan perlak memiliki letak stategis. Kapal-kapal perniagaaan yang milintasi selat malaka hampir dipastikan singgah atau bahkan melakukan perdagangan diperlak

• Budaya : masyarakat telah menganal buday perdaganagn dan budayab budaya islam

Page 10: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

KERAJAAN SAMUDRA PASAI

A. LETAK GEOGRAFIS Kerajaan ini merupakan kerajaan pertama di

Indonesia yang menganut agama islam. Terletak di pantai timur Pulau Sumatera bagian utara berdekatan dengan jalur pelayaran perdagangan internasional yaitu Selat Malaka, tepatnya di sekitar Lhokseumawe sekarang menjadi NAD. Pusat pemerintahan di kota Pasai.

Page 11: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• B. LATAR BELAKANG BERDIRINYA• Kerajaan ini diperkirakan berdiri sekitar abad ke 13 M yang

merupakan hasil dari proses islamisasi di sekitar Pantai Sumatera oleh pedagang dari Arab,Persia,dan India mulai abad 7 M. Selain proses islamisasi faktor pendukung lainnya adalah kemunduran kerajaan Sriwijaya. Pendiri kerajaan adalah Nazimuddin al-Kamil, seorang laksamana dari Mesir yang meletakkan dasar-dasar pemerintahan Kerajaan Samudra Pasai dengan berlandaskan hukum ajaran Islam. Kerajaan ini mengalami perkembangan yang pesat, walau secara politis berada dibawah kekuasaan Majapahit. Dalam kitab Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-Raja Pasai diceritakan bahwa Sultan Malik as-Saleh sebelumnya hanya seorang kepala Gampong Samudra bernama Marah Suli. Setelah menganut islam berganti nama menjadi Malik as-Saleh.

Page 12: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• C. SILSILAH RAJA KERAJAAN 1. Sultan Malik as-Saleh (1297 M/696 H) = raja pertama dan sudah

ada hubungan dengan Cina. Dapat diketahui dari sejarah Dinasti Yuan mengabarkan bahwa Samudra Pasai telah mengirim 2 utusan ke Cina yaitu Sulaeman dan Samsudin.

2. Sultan Muhammad Malik al-Zahir (1297-1326 M) = diperkenalkan mata koin emas di Samudra Pasai yang menandakan telah kerajaan ini menjadi kawasan perdagangan yang ramai.

3. Sultan Mahmud Malik al-Zahir (1346-1383 M) = terjalin hubungan dengan Timur Tengah yang sangat intensif.

4. Sultan Zainal Abidin Malik al-Zahir (1383-1404 M)5. Sultanah Nahrisyah (1405-1412 M)6. Abu Zaid Malik al-Zahir (1412 M)7. Mahmud Malik al-Zahir (1513-1524 M) =Samudra Pasai

mengalami kemajuan dan mengadakan hubungan persahabatan dengan Kerajaan Malaka.

Page 13: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• D. RAJA PADA MASA KEJAYAAN DAN SEBAB. Sultan Mahmud Malik al-Zahir karna,terjalin

hubungan dengan Timur Tengah yang sangat intensif.

• E. RAJA PADA MASA KEMUNDURAN DAN SEBAB

Sultan Malik al-Zahir, karena bukan pemimpin yang caakap sehingga menyebabkan kerajaan mengalami kemunduran dan kehancuran

Page 14: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• Faktor-faktor Kerajaan ini mengalami kemunduran :• a) Kerajaan Majapahit berambisi menyatukan

Nusantara yaitu tahun 1339 M patih Majapahit Gajah Mada menyerang Kerajaan Samudra Pasai tetapi belum berhasil

• b) Berdirinya bandar Malaka yang letaknya strategis• c) Setelah Sultan Malik al-Zahir meninggal, tidak

ada pengganti yang cakap dan terkenal sehingga peran penyebaran agama Islam diambil alih oleh Kerajaan Aceh

Page 15: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• POLEKSOSBUD• Kehidupan Politik• Malik as-Saleh• Setelah berhasil mengalahkan Dinasti Fatimah di Mesir (menganut

aliran Syi’ah), Dinasti Mamaluk (menganut aliran Syafi’i) ingin merebut Samudera Pasai agar dapat menguasai pasaran lada di wilayah timur.Maka Dinasti Mamaluk mengirim Syekh Ismail yang bersekutu dengan Marah Silu (keturunan Marah Pasai).Mereka berhasil merebut Kerajaan Samudera Pasai, dan Marah Silu diangkat sebagai rajanya dengan gelar Sultan Malikul Saleh (Malik Al Saleh).

• Pada masa pemerintahannya, kerajaan Samudra Pasai sudah menjalin hubungan dengan Cina.Hal ini dapat diketahui dari sejarah Dinasti Yuan yang mengabarkan bahwa Samudra pasai telah mengirimkan dua utusannya ke Cina yaitu Sulaeman dan Samsudin.Salah satu penyebab kejayaan samudra pasai saat itu yaitu menikahnya Sultan Muhammad Malik at-Thahir dengan putrid Ganggang, putri dari kerajaan Perlak.Hal ini menyebabkan kerajaan Perlak melebur ke dalam kerajaan Samudra Pasai, sehingga Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan di Selat Malaka.

Page 16: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• Setelah Sultan Malikul Saleh wafat, tahta kerajaan beralih pada putranya yang bergelar Sultan Malikul Thahir (Malik Al-Thahir).Pada masa pemerintahannya, hubungan Samudra Pasai dengan Timur Tengah terjalin sangat intensif. Para ulama dari Persi dan Ishafan(Iran) berdatangan ke Samudra Pasai. Pada masa kekuasaannya terjadi peristiwa penting di Kerajaan Samudera Pasai saat putra Sultan Malikul Saleh yang bernama Abdullah memisahkan diri ke daerah Aru (Barumun) dan bergelar Sultan Malikul Mansyur.Dia kembali ke aliran yang semula yaitu Syi’ah.

• Abu Zaid Malik Zahir• Pada masa pemerintahannya, Abu Zaid Malik Zahir pernah mengirim

utusannya ke Cina.• Sultan Mahmud al Zahir• Pada masa pemerintahannya Samudra Pasai mengalami kemunduran.Hal

ini disebabkan berdirinya Kerajaan Malaka, menyebabkan Kerajaan Samudra Pasai semakin memudar.Pada tahun 1522, Samudra pasai dikuasai oleh kerajaan Malaka.Keberadaan Samudra Pasai sebagai kerajaan maritim digantikan oleh Kerajaan Aceh yang berdiri kemudian.

Page 17: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• Kehidupan Ekonomi• Karena letak geografisnya yang strategis, ini mendukung kreativitas mayarakat

untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar – bandar yang digunakan untuk :

• a. Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya• b. Mengurus soal – soal atau masalah – masalah perkapalan• c. Mengumpulkan barang – barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri• d. Menyimpan barang – barang dagangan sebelum diantar ke beberapa

daerah di Indonesia• Tahun 1350 M merupakan masa puncak kebesaran kerajaan Majapahit, masa

itu juga merupakan masa kebesaran Kerajaan Samudera Pasai.Kerajaan Samudera Pasai juga berhubungan langsung dengan Kerajaan Cina sebagai siasat untuk mengamankan diri dari ancaman Kerajaan Siam yang daerahnya meliputi Jazirah Malaka.

• Perkembangan ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasai bertambah pesat, sehingga selalu menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaan – kerajaan di sekitarnya.Setelah Samudera Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka maka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka.

Page 18: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• Kehidupan Sosial-Budaya• Kemajuan dalam bidang ekonomi membawa dampak pada kehidupan

sosial, masyarakat Samudra Pasai menjadi makmur.Dan di samping itu juga kehidupan masyarakatnya diwarnai dengan semangat kebersamaan dan hidup saling menghormati sesuai dengan syariat Islam.

• Hubungan antara Sultan dengan rakyat terjalin baik.Sultan biasa melakukan musyawarah dan bertukar pikiran dengan para ulama, dan Sultan juga sangat hormat pada para tamu yang datang, bahkan tidak jarang memberikan tanda mata kepada para tamu.Samudra Pasai mengembangkan sikap keterbukaan dan kebersamaan. Salah satu bukti dari hasil peninggalan budayanya, berupa batu nisan Sultan Malik al-Saleh dan jirat Putri Pasai.

Page 19: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

KERAJAAN ACEH DARUSSALAM

• A. LETAK GEOGRAFIS• Terletak di ujung utara Pulau Sumatera. Wilayah

kekuasaan nya sangat luas yaitu sebagian pesisir barat dan timur bagian utara Pulau Sumatera, serta daerah pedalaman di sekitar pesisir. Di pesisir timur wilayah kekuasaannya sampai ke Kampar, Riau dan di pesisir barat sampai ke Indrapura, Sumatera Barat. Pusat pemerintahan di Banda Aceh (Kotaraja).

Page 20: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• B. LATAR BELAKANG BERDIRINYA• Kerajaan ini berdiri pada tahun 1514 M oleh Sultan Ali

Mughayat Syah. Kerajaan Aceh dirintis oleh Mudzaffar Syah. Pusat kerajaan dibangun oleh puing-puing kerajaan Lamuri, sebelah barat laut Samudra Pasai. Status kerajaan diraih semasa pemerintahan Ali Mughayat Syah sebagai hasil penyatuan 2 kerajaan yaitu Lamuri dan Dar al-Kalam. Kerajaan ini berkembang sebagai kerajaan Islam yang berkembang pesat karena letaknya strategis yaitu di Pulau Sumatera bagian utara dekat jalur pelayaran dan perdagangan internasional.

Page 21: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• C. SILSILAH RAJA KERAJAAN• 1. Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528 M) = raja

pertama dan melakukan perluasan daerah seperti Daya,Pasai serta melakukan serangan Portugis di Malaka.

• 2. Sultan Sultan Salahuddin (1528-1537 M) = kerajaan mengalami kemunduran karena kurang memperhatikan kerajaan sehingga kerajaan mulai goyah.

• 3. Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar (1537-1568 M) = Aceh berkembang menjadi bandar utama di Asia. Gagal menyerang Malaka dan daerah Batak. Setelah meninggal, terjadi kemunduran karena perang saudara memperebutkan tahta dan pemberontakan yang berakhir ketika Iskandar Muda naik tahta.

Page 22: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• 4. Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M) = kerajaan mengalami kejayaan yang mampu tumbuh menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas perdagangan islam, mampu memperluas wilayah kekuasaan, pernah melancarkan ekspedisi mengepung Malaka yang dikuasai Portugis.

• 5. Sultan Iskandar Thani (1636-1641 M) = memperhatikan perkembangan dalam negeri daripada politik ekspansi, menegakkan hukum sesuai syariat islam, aceh mejadi damai dan makmur.

• 6. Putri Sri Alam Permaisuri (1641-1675 M) = kerajaan banyak diwarnai pertikaian misalnya antara bangsawan dan ulama maupun antara ulama aliran Syiah dan aliran Sunnah Wal Jama’ah.

• 7. Sri Sultan Nurul Alam Nakiatuddin Syah (1675-1678 M

Page 23: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• D. RAJA MASA KEJAYAAN DAN SEBAB• Sultan Iskandar Muda adalah raja pada masa kejayaan karena Aceh

tumbuh menjadi kerajaan yang besar dan berkuasa atas perdagangan islam. Serta mampu memperluas wilayah kekuasaan dan pernah melancarkan ekspedisi mengepung Malaka yang dikuasai Portugis.

• E. RAJA MASA KEMUNDURAN DAN SEBAB• Sultan Salahuddin adalah raja pada masa kemunduran. Hal-hal yang

menyebabkan kemunduran : • 1. Kekalahan Aceh dalam perang melawan Portugis di Malaka pada

tahun 1629 M• 2. Tokoh pengganti Sultan Iskandar Muda tidak secakap pendahulunya• 3. Permusuhan hebat antara kaum ulama yang menganut ajaran

Syamsuddin as-Sumatrani dan penganut ajaran Nuruddin ar-Raniri• 4. Daerah yang jauh dari pemerintahan pusat melepaskan diri dari

Aceh

Page 24: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

Kehidupan ekonomi ; 1) perdagangan 2)Perternakan 3) pertanian Kehidupan sosial budaya : Masyarakat telah mekamur dan kesejateraan

telah merata

Page 25: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

KERAJAAN

SIAK SRI INDRAPURA

• A. LETAK GEOGRAFIS• Terletak di Kabupaten Siak berjarak kurang lebih 125

km dari Pekanbaru. • B. LATAR BELAKANG BERDIRINYA (ABAD 15 M)• Kerajaan ini tumbuh menjadi kerajaan bercorak islam

pada abad ke 15. Menurut Berita Tome Pires, Kerajaan Siak menghasilkan padi, madu, timah, dan emas. Pada awalnya, kerajaan Siak merupakan kerajaan bawahan Kerajaan Malaka pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah

Page 26: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• Susunan Silsilah Raja• Raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Siak Sri Indrapura:• Raja Abdullah (Sultan Khoja Ahmad Syah)• Raja Hasan Putra Ali Jalla Abdul Jalil• Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (1723-1748)• Sultan Said Ali ( 1784-1811)• Sultan Assyaidis Syarif Ismail Jalil Jalaluddin (1827-1864)• Tengku Ibrahim• Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin (1889-

1908)• Syarif Kasim Tsani atau Sultan Syarif Kasim II( 1915)

Page 27: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• Raja Zaman Kejayaan dan Kemunduran• Kerajaan Siak Sri Indrapura mengalami kejayaan

pada masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah. Di bawah kekuasaannya Kerajaan Siak berdiri sebagai kerajaan yang berdaulat dan mengubah nama kerajaannya menjadi Siak Sri Indrapura. Ia meluaskan daerah kekuasaannya sambil terus memerangi VOC.

• Raja zaman kemunduran yaitu Tengku Ibrahim.Pada masa pemerintahannya, Siak mengalami kemunduran dan semakin banyak dipengaruhi politik penjajahan Hindia-Belanda.

Page 28: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• Kehidupan Politik• Raja Abdullah• Raja Abdullah disebut juga dengan Sultan Khoja Ahmad Syah.Saat ini

Kerajaan Siak masih berada di bawah kekuasaan Malaka.Raja Abdullah adalah raja yang ditunjuk oleh Sultan Johor untuk memimpin dan memerintah Kerajaan Siak.

• Raja Hasan Putra Ali Jalla Abdul Jalil• Pada masa pemerintahannya, Belanda berhasil menguasai

Malaka.Dengan demikian, Kerajaan Siak terikat politik ekonomi perdagangan VOC. Semua timah yang dihasilkan Siak harus dijual ke VOC.

• Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah.• Beliau akran juga disebut Raja Kecik.Raja Kecik adalah anak dari Sultan

Kerajaan Johor bergelar Sultan Mahmud Syah II dengan Encik Pong.Belialah yang mendirikan Kerajaan Siak yang berdaulat, bukan di bawah kekuasaan Malaka lagi.Ia meluaskan daerah kekuasaannya sambil terus memerangi VOC.

Page 29: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• Sultan Said Ali• Pada masa pemerintahannya, Ia berhasil mempersatukan

kembali wilayah-wilayah yang memisahkan diri. Pada tahun 1811, ia mengundurkan diri dan digantikan oleh anaknya, Tengku Ibrahim.

• Tengku Ibrahim• Pada masa pemerintahannya, Siak mengalami kemunduran

dan semakin banyak dipengaruhi politik penjajahan Hindia-Belanda.

• Sultan Assyaidis Syarif Ismail Jalil Jalaluddin• Pada masa pemerintahannya, pusat Kerajaan Siak dipindahkan

ke kota Siak Sri Indrapura dan akhirnya menetap disana sampai akhirnya masa pemerintahan Sultan Siak terakhir.

Page 30: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin• Pada masa pemerintahannya, dibangunlah istana yang megah terletak di kota

Siak dan istana ini diberi nama Istana Asseraiyah Hasyimiah yang dibangun pada tahun 1889. Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim ini Siak mengalami kemajuan terutama dibidang ekonomi. Setelah wafat, beliau digantikan oleh putranya yang masih kecil dan sedang bersekolah di Batavia, yaitu Sultan Syarif Kasim II

• Sultan Syarif Kasim Tsani (Sultan Syarif Kasim II)• Nama asli beliau adalah Tengku Sulung Syarif Kasim dan pada tahun 1915

beliau dinobatkan sebagai Sultan Siak ke-12 dengan gelar Assayaidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin dan terakhir terkenal dengan nama Sultan Syarif Kasim Tsani (Sultan Syarif Kasim II).

• Bersamaan dengan diproklamirkannya Kemerdekaan Republik Indonesia, beliau pun mengibarkan bendera merah putih di Istana Siak dan tak lama kemudian beliau berangkat ke Jawa menemui Bung Karno dan menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia sambil menyerahkan Mahkota Kerajaan serta uang sebesar Sepuluh Ribu Gulden. Dan sejak itu beliau meninggalkan Siak dan bermukim di Jakarta.

Page 31: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• Kehidupan Ekonomi• Kerajaan Siak Sri Indrapura sangat kaya dengan hasil alam yang

melimpah.Menurut berita Tome Pires, Kerajaan Siak menghasilkan padi, madu, kitin, rotan obat-obatan, timah dan emas.Sayangnya pada awal mula munculnya, kerajaan ini dikuasai oleh malaka.Daerah ini diawasi oleh Syahbandar yang ditunjuk oleh Raja Johor untuk memungut cukai hasil hutan dan hasil laut.Pada tahun 1641, Belanda berhasil menguasai Malaka.Dengan demikian, Kerajaan Siak terikat politik ekonomi perdagangan VOC. Semua timah yang dihasilkan Siak harus dijual ke VOC.

• Namun pada masa pemerintahan Raja Kecik, rakyat Siak hidup makmur karena tidak harus menyerahkan hasil alamnya kepada Malaka maupun VOC. Bahkan pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim ini Siak mengalami kemajuan terutama dibidang ekonomi. Sultan Syarif Hasyim mulai menjalin hubungan dengan luar negri.

Page 32: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• Kehidupan Sosial-Budaya• Siak Sri Inderapura sampai sekarang tetap diabadikan sebagai

nama ibu kota dari Kabupaten Siak, dan Balai Kerapatan Tinggi yang dibangun tahun 1886 serta Istana Siak Sri Inderapura yang dibangun pada tahun 1889, masih tegak berdiri sebagai simbol kejayaan masa silam, termasuk Tari Zapin Melayu dan Tari Olang-olang yang pernah mendapat kehormatan menjadi pertunjukan utama untuk ditampilkan pada setiap perayaan di Kesultanan Siak Sri Inderapura.Begitu juga nama Siak masih melekat merujuk kepada nama sebuah sungai di Provinsi Riau sekarang, yaitu Sungai Siak yang bermuara pada kawasan timur pulau Sumatera.

Page 33: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

KERAJAAN KAMPAR

• A. LETAK GEOGRAFISTerletak di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. C. SILSILAH RAJA KERAJAAN

• 1. Sultan Abdullah• 2. Maharaja Dinda I• 3. Maharaja Dinda II = ibukota Kerajaan

Kampar pindah ke Pelalawan

Page 34: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

KERAJAAN INDRAGIRI

• A. LETAK GEOGRAFISTerletak di Kabupaten Indragiri Hilir, dan Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.B. LATAR BELAKANG BERDIRINYA

• berdir tahun 1298 oleh Raja Kecik Mambang atau Raja Merlang

• Kerajaan ini tumbuh menjadi kerajaan bercorak islam pada abad ke 15. Menurut Berita Tome Pires, Kerajaan Siak menghasilkan padi, madu, timah, dan emas. Pada awalnya, kerajaan Siak merupakan kerajaan bawahan Kerajaan Malaka pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah

Page 35: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• C.slilah kerajaan • Raja Kecik Mambang atau Raja Merlang 1298-1337), Raja Keritang ke-

1.• 2. Nara Singa I (1337-1400), Raja Keritang ke-2.• 3. Raja Merlang II (1400-1473).• 4. Nara Singa II (1473-1508), Raja Keritang ke-4 yang kemudian

mendirikan Kesultanan Indragiri atau Raja Indragiri ke-1 dengan gelar Sultan Iskandar Alauddin Syah (1508-1532).

• 5. Sultan Usuluddin Hasansyah (1532-1557), Sultan Indragiri ke-2.• 6. Raja Ahmad atau Sultan Mohammadsyah (1557-1599), Sultan

Indragiri ke-3.• 7. Raja Jamaluddin bergelar Sultan Jamaluddin Kramatsyah (1599-

1658), Sultan Indragiri ke-4.• 8. Sultan Jamaluddin Sulemansyah(1658-1669),Sultan Indragiri ke-5.• 9. Sultan jamaluddin Mudoyatsyah(1669-1676),Sultan Indragiri ke 6.• 10. Sultan Usuludin Ahmadsyah (1676-1687), Sultan Indragiri ke-7.• 11. Sultan Abdul Jalil Syah (1687-1700), Sultan Indragiri ke-8.

Page 36: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• 12. Sultan Mansursyah (1700-1704), Sultan Indragiri ke-9.• 13. Sultan Mohammadsyah (1704-1707), Sultan Indragiri ke-

10.• 14. Sultan Musyaffarsyah (1707-1715), Sultan Indragiri ke-11.• 15. Raja Ali Mangkubumi Indragiri bergelar Sultan• Zainal Abidin Indragiri (1715-1735), Sultan Indragiri ke-12.• 16. Raja Hasan bergelar Sultan Hasan Salahuddinsyah (1735-

1765), Sultan Indragiri ke-13.• 17. Raja Kecil Besar bergelar Sultan Sunan (1765-1784),

Sultan Indragiri ke-14.• 18. Sultan Ibrahim (1784-1815), Sultan Indragiri ke-15.• 19. Raja Mun (1815-1827), Sultan Indragiri ke-16.

Page 37: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• 20. Raja Umar atau Sultan Berjanggut Kramat (1827-1838), Sultan Indragiri ke-17.

• 21. Raja Said atau Sultan Said Mudoyatsyah (1838-1876), Sultan Indragiri ke-18.

• 22. Raja Ismail bergelar Sultan Ismailsyah (1876-1877), Sultan Indragiri ke-19.

• 23. Tengku Husin bergelar Sultan Husinsyah (1877-1883), Sultan Indragiri ke-20.

• 24. Tengku Isa atau Sultan Isa Mudoyatsyah (1887-1903), Sultan Indragiri ke-21.

• 25. Tengku Mahmud atau Sultan Mahmudsyah (1912-1963), Sultan Indragiri ke-22.

Page 38: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• Raja kejayaan : • sultan Mahmudsyah karna kerajaan indragiri semakin

meningkat dan berhasil mengalahkan kekuatan belandan

• 5)Raja kemunduran : Sultan Mahmudsyah, karna stlh brhsl membenaskan diri dr belanda dia ber ucap “Kerajaan Indragiri sudah berakhir dan

• kini sudah pemerintahan Indonesia, jadi apa-apa• yang tuan-tuan perbuat saya sangat• mendukung" dan berakhirlah kerajaan indra giri

Page 39: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• Sosial : kehidupan sosialnya, masyarakat telah mengenal peraturan (seperti undang") yang diabuat oleh sultan

• -Budaya : Peradilan Adat• Kesultanan Indragiri yang mengurusi hukum• pidana maupun perdata. Peradilan Adat• Kesultanan Indragiri meliputi dua mahkamah• -Ekonomi : 1)Perdagangan 2)Perkebunan

Page 40: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

KERAJAAN PALEMBANG

• A. LETAK GEOGRAFIS• kerajaan Islam di Indonesia yang berlokasi di

sekitar kota Palembang , Sumatera Selatan sekarang.

• B. LATAR BELAKANG BERDIRINYA• Kerajaan ini diproklamirkan oleh Sri Susuhunan

Abdurrahman dari Jawa dan dihapuskan oleh pemerintah kolonial Belanda pada 7 Oktober 1823

Page 41: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• silsilah raja • Sri Susuhunan Abdurrahman (1659-1706)• Sultan Mahmud Badaruddin I (1724-1757)• Sultan Ahmad Najamuddin I (1757-1776)• Sultan Muhammad Bahauddin (1776-1803)• Sultan Mahmud Badaruddin II (1804-1812, 1813, 1818-1821)• Sultan Ahmad Najamuddin II (1812-1813, 1813-1818)• Sultan Ahmad Najamuddin III (1821-1823)

• 4)Sultan kejayaan dan Alasan• Sultan Mahmud Badaruddin II (1804-1812, 1813, 1818-1821) karna

terkenal dengan kepribadiannya yang kuat. Ia terampil dalam berdiplomasi, berperang, berorganisasi, pada tahun 1811 ia berhasil mengusir belanda dan berhasil menawan 24 orang Belanda dan 63 serdadu Belanda, serta meningkatnya perdagangan di palembang.

Page 42: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• 5)Sultan Kemunduran dan Alasan • Sultan Ahmad Najamuddin III (1821-1823)pada tahun 1824• kembali pecah perang, ia tidak dapat memenangkan

peperangan itu, belnda berhasil menang dan ia diasingkan sehingga, kerajaan palembang tidak memiiki pemiminpin dan hancur akibat perang

• POLEKSOSBUD• -Politik : Dalam bidang pemerintahan, ia menerapkan sistem

perwakilan di daerah pedalaman atau dikenal dengan istilah raban dan jenang. Undang- undang dan peraturan-peraturan yang dibuatnya dituangkan dalam bentuk piagem (piagam), yang harus dilaksanakan oleh setiap daerah yang masuk dalam pengaruh kekuasaan Palembang Sultan Mahmud Badaruddin II (1804-1812,

• 1813, 1818-1821) karna terkenal dengan kepribadiannya yang kuat. Ia terampil dalam berdiplomasi, berperang, berorganisasi

Page 43: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• Ekonomi : a)Dalam bidang pertanian, Sultan Abdurrahman mewajibkan bagi daerah-daerah tertentu untuk mengembangkan tanaman lada. b) perternakan c)perdagangan karna alembang merupakan tempat persinggahan para pedagang d) Tambang timah juga merupakan hal yang meningkatkn perekonomiaan kerajaan

• -Sosial : masyarakatnya makmur dan saling rukun dan juga Sultan mahmud badaruddin II berhail meninggkatkan kesejahteraan lebih baik dan memembuat masy. maju

• -Budaya : bidang Sastra -> dibuktikan dengan buku dan catatan yang dibuat oleh sultan mahmud baharuddin II yang ahli dalam sastra,dan bidang Keagaaman minggakatnya masyarakat muslim di palembang yang mengetahui ajaran islam

Page 44: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

Kerajaan Pagaruyung (Minangkabau)

• Letak : beribukota di Pagaruyung, Kab. Tanah Datar,Provinsi Sumatra Barat. Pagaruyungmeliputi hampir dari seluruh Provinsi Sumatra Barat.

• Kerajaan Pagaruyung adalah sebuah Kerajaan meliputi provinsi Sumatera Barat sekarang dan daerah-daerah di sekitarnya. Nama kerajaan ini dirujuk dari Tambo yang ada pada masyarakat Minangkabau, yaitu nama sebuah nagari yang bernama Pagaruyung, dan juga dapat dirujuk dari inskripsi cap mohor Sultan Tangkal Alam Bagagar dari Pagaruyung

Page 45: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• Silsilah Raja :• Masa Yang Dipertuan Agung Pagaruyung :• Sultan Ahmadsyah ( 1668 – 1674 )• Sultan Indermasyah ( 1674 – 1730 )• Sultan Arifin Muningsyah ( 1730 – 1821 )

Masa Dibawah Belanda • Sultan Tunggal Alam Bagagar ( 1821 – 1833 )• Tuan Gadang di Batipuh ( 1833 – 1841)

Page 46: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• Raja Kejayaan : Sultan Tunggal Alam Bagagar• Karena disebutkan dalam “Cap Mohor Sultan Tunggal Alam

Bagagar” bahwa Pagaruyung kaya akan emas.

• Raja Kemunduran : Tuan Gadang di Batipuh • Sebagai pengganti Sultan Tunggal Alam Bagagar ditangkap oleh

pasukan Kolonel Elout (Belanda) di Batusangkar atas tuduhan pengkhianatan. Ia meminta pemerintah Hindia-Belanda untuk memberikan kedudukan yang lebih tinggi dari pada sekadar Regent Tanah Datar yang dipegangnya setelah menggantikan Sultan Tangkal Alam Bagagar, namun permintaan ini ditolak oleh Belanda,hal ini nantinya termasuk salah satu pendorong

• pecahnyapemberontakan tahun 1841 di Batipuh selain masalah cultuurstelsel

Page 47: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• Politik • Dalam laporannya, Tomé Pires telah

memformulasikan struktur wilayah dari tanah Minangkabau dalam darek (land) dan rantau (sea/coast), walaupun untuk beberapa daerah pantai timur Sumatera seperti Jambi dan Palembang disebutkan telah dipimpin oleh seorang patih yang ditunjuk dari Jawa.

Page 48: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

• Budaya • Kesenian yang dihasilkan oleh Kerajaan ini

adalah Tambo Minangkabau.Tambo Minangkabau adalah karya sastra sejarah yang merekam kisah-kisah legenda-legenda yang berkaitan dengan asal usul suku bangsa, negeri dan tradisi dan alam Minangkabau.Tambo Minangkabau ditulis dalam bahasa Melayu yang berbentuk prosa.Tambo berasal dari bahasa Sanskerta, tambay yang artinya bermula

Page 49: KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

Sosial Gambaran kehidupan sosial di Kerajaan Pagaruyung salah

satunya ditunjukkan dalam sebuah prasasti yang bernama Prasasti Bandar Bapahat.Prasasti ini dipahat pada sebuah batu karang di Bandar Bapahat dekat Saruaso (Pitono Hardjowardojo, 1966:21).Di dalam prasasti tersebut terdapat beberapa tulisan, yaitu Aksara Sumatera-Kuno yang mirip dengan Aksara Jawa-Kuno dan tulisan Granta yang lazim digunakan oleh orang-orang Tamil di India Selatan (M.D. Mansoer et.al., 1970:62).Menurut Prof. N.J. Krom dalam buku Sedjarah Minangkabau (1970), penduduk Kerajaan Pagaruyung saat itu juga terdiri atas para pendatang dari India Selatan. Kemungkinan para pendatang dari India Selatan tersebut menetap di daerah kekuasaan Kerajaan Pagaruyung yang jauh masuk ke pedalaman karena ketertarikan mereka akan lada sebagai komoditi perdagangan