turki utsmaniyah, mughal dan sfawiyah

21

Click here to load reader

Upload: nuzelbayuni

Post on 01-Jul-2015

664 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: TURKI UTSMANIYAH, MUGHAL DAN SFAWIYAH

TIGA KERAJAAN MUSLIM TERMASYHUR

A. Pendahuluan.

Dalam sejarah peradaban Islam, selain Dinasti Umayyah di

Damasqus dan Andalusia, Abbasiyah di Baghdad, Fatimiyah di Mesir

tercatat ada tiga dinasti besar lainnya yang mempunyai pengaruh besar

terhadap perkembangan Islam, yakni Dinasti Mughal di India, Safawi di

Persia dan Turki Utsmaniyah di Turki.

Makalah ini akan mencoba menguraikan tentang ke-tiga dinasti

tersebut serta perkembangan dan kemajuan yang dicapai pada masanya

masing-masing.

B. Turki Utsmani

Berdiri dan Perkembangannya

Dinasti Usmaniyah berdiri sejak Utsman berhasil merebut

kekuasaan pada tahun 1300 M. Dinasti ini berkuasa hingga enam abad

hingga sultan yang terakhir yakni Wahid ad-Din (1918-1922).1

Bidang Politik dan Militer

Turki Utsmaniyah mengalami masa kejayaannya pada masa

pemerintahan Sulaiman al-Qanuni (1520-1566 M). Pada masa ini, wilayah

kekuasaannya membentang dari Budapest hingga ke Bagdad.2 Pada masa

kejayaannya, di dalam tubuh militer tersebut pasukan militer bernama

Jenissarin yang merupakan pasukan militer yang beranggotakan anak-

anak Kristen yang mendapatkan pendidikan militer.

Dalam sistem pemerintahan Dinasti Turki Utsmani, Sultan

memegang kekuasaan tertinggi dengan menggunakan berbagai macam

gelar. Gelar khalifah baru dipakai sejak pemerintahan Murad I (1359-1389

M). Untuk menjalankan pemerintahan, sultan dibantu oleh seorang

perdana menteri yang lazim disebut dengan Shadr al-A’zham. Perdana

menteri inilah yang kemudian berurusan dengan gubernur di setiap

wilayahnya.

1 Ahmad Syalabi, Sejarah dan dan Kebudayaan Imperium Turki Utsmani. Terj. (Jakarta: Kalam Mulia, 1988), h. 17.

2 Philip K. Hitti, History of The Arabs (London: Cambridge University, t.th.), h. 712.

1

Page 2: TURKI UTSMANIYAH, MUGHAL DAN SFAWIYAH

Beberapa penaklukan terjadi pada masa Dinasti Turki Utsmaniyah

seperti penaklukan Konstantinopel pada masa pemerinahan Muhammad II

yang bergelar al-Fatih.

Penaklukan Kosntantinopel ini berpengaruh kepada beberapa

penaklukan setelahnya, yakni pada masa pemerintahan Sulaiman al-

Qanuni yang berhasil menaklukkan Iraq, Belgrado, Rhodes, Tunis,

Budapest dan Yaman.

Bidang Seni Arsitektur dan Pendidikan.

Pada dasarnya, Turki adalah sebuah bangsa yang berdarah militer,

awalnya mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina. Pasca

penyerangan bangsa Mongol terhadap mereka, bangsa ini pindah dan

mengabdi kepada saudara mereka yakni bangsa Turki Saljuk. Setelah

pimpinan pertama, Ertogul meninggal pada tahun 1289 M. pucuk

pimpinan dipegang oleh Usman. Dialah yang dianggap sebagai pendiri

kerajaan Usmani.3

Fokus aktifitas dinasti ini adalah pada bidang kemiliteran, sehingga

bidang ilmu pengetahuan tidak begitu mendapat perhatian. Bidang seni

arsitektur tampak sangat diminati dan perkembangannya sangat

signifikan. Ini terlihat pada bangunan-bangunan mesjid yang sangat

indah. Salah satu mesjid yang terkenal keindahan kaligrafinya adalah

mesjid Aya Sopia yakni sebuah mesjid yang awalnya adalah sebuah

gereja.

Dalam dunia seni arsitektur, Turki memiliki gaya tersendiri yang

disebut gaya/style Usmani. Corak ini muncul saat Turki mengalahkan

Bizantium, dan pertemuan dua seni arsitektur ini melahirkan gaya baru.

Era sultan Sulaiman, Daulah ini memiliki satu lagi mesjid nan indah dan

megah yang dibangun oleh Sultan Sulaiman, yakni mesjid Sulaiman.

Selain ini, Sultan Sulaiman juga membangun madrasah, asrama besar

untuk mempelajari al Qur’an, rumah sakit, musalla, istana, pesanggrahan

dan mesium. Kesemuanya ini bergaya arsitektur usmaniyah di bawah

arahan seorang ahli bangunan turki, Sinan Pasha, dia juga ahli kaligrafi

serta penulis prosa terkenal yang dinamakan taazuraat.4

3Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Raja Grafindo, 1997), h. 129.

4Oemar Amin Hoesen, Kultur Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1964), h. 504.

2

Page 3: TURKI UTSMANIYAH, MUGHAL DAN SFAWIYAH

Kemunculan para ilmuwan era ini sangat sedikit, di antaranya

adalah Haji Kholila, yakni seorang prajurit tangguh dan memiliki

pengetahuan luas. Karyanya yang terkenal adalah Kasyfu al Dzunnun,

yaitu kamus yang memuat kira-kira 14.500 buah nama kita dalam bahasa

Arab dan disusun secara alfabetis. Selain itu karyanya yang lain adalah

Taqwimu al Tawarikh dan Tahfatu al Haq fi Ikhtiyari al haq (sebuah kitab

tentang tasawuf). Tokoh lainnya adalah Daud Inthaqy (w. 1598 M). Dia

adalah seorang dokter dan pengarang dalam ilmu bidangnya yang

terkenal. Karyanya adalah Tadzkirah Ulil Albab Wa al Jumu’u lil Ujbi al

Ujab, Al Nuzhatu al Mubhiyah fi Usyizil azhan wa Ta’dili al Amzijah

(keduanya kitab tentang ilmu kedokteran). Dalam bidang seni, syair dan

arsitektur, kita kenal dengan seorang penyair muslim terkenal yaitu

Jalaluddin Rumi, seorang ,uslim Iran yang berdomisili di Asia Kecil.5

Gerakan penterjemahan karya-karya asing (terutama dari Perancis)

ke dalam bahasa Turki, saat itu dilakukan oleh seorang berkebangsaan

Hongaria yang sudah masuk agama Islam yang bernama Ibrahim

Mustafarika. Di antara karya-karya asing yang diterjemahkannya adalah

dalam bidang ilmu kedokteran, astronomi, ilmu pasti, sejarah, ilmu bumi,

ilmu alam, ilmu politik, ilmu kemiliteran, kemajuan tekhnik Eropa dan

kemajuan pembaharuan di Rusia.6

Dalam catatan sejarah pendidikan, ternyata Turki hanya mampu

melahirkan tokoh-tokoh dalam bidang seni saja, seperti para penyair dan

arsitek ulung dan ternama. Sementara dalam bidang ilmu pengetahuan,

pada zaman ini mengalami kemandulan. Ini dikarenakan era Turki

Usmani, bidang kemiliteran dan ekspansi wilayah menjadi fokus

utamanya, sehingga terabaikan akspansi intelektual.

Bidang Ekonomi

Pada umumnya, daerah-daerah yang dikuasai oleh Dinasti Turki

Utsmani adalah daerah yang mempunyai kekayaan alam, seperti Mesir,

Syuria, Anatolia dan berbagai wilayah lainnya.

5Jurji Zaidan, Tarikhu Adabi al Lughah al Arabiyah (Kairo: Dar al Hilal, 1959), h. 315.

6Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), h. 107.

3

Page 4: TURKI UTSMANIYAH, MUGHAL DAN SFAWIYAH

Dinamika ekonomi Dinasti Turki Utsmaniyah mencapai puncaknya

ketika kota Bursar menjadi pusat perdagangan penting pada abad ke-15

dan 16 M. Bursar tidak hanya menjadi pusat perdagangan intern Dinasti

Turki Utsmaniyah tapi juga hingga ke Eropa.7

Bidang Keagamaan.

Pada masa Dinasti Turki Utsmani, hampir tidak terdapat ulama

yang mempunyai pemikiran orisinil, karena pada umumnya para ulama

hanya nmengkaji literatur-literatur karya ulama sebelumnya dan menulis

keterangan-keterangan atau komentar terhadap karya-karya tersebut

yang lazim dikenal dengan Hasyiyah atau syarah.8

Dalam bidang tarekat, aliran tarekat Bektasy merupakan tarekat

yang cukup berkembang. Tarekat ini mendapat tempat di kalangan

pasukkan Jenissarin. Aliran lainnya yang juga berkembang adalah tarekat

Maulawi yang mendapat dukungan dari pihak pemerintah.

C. Dinasti Mughal

Berdirinya Dinasti Mughal Di India

Dinasti Mughal (1256-1858 M) merupakan kekuasaan Islam

terbesar pada anak benua India, yang didirikan oleh Zahiruddin Babur

(1526-1530M), salah satu dari cucu Timur Lenk..9 Ia berambisi dan

bertekad untuk menaklukan Samarkhand yang menjadi kota penting di

Asia Tengah pada masa itu. Dengan bantuan dari raja Safawi, Ismail I,

akhirnya ia berhasil menaklukan Samarkhand tahun 1492 M, dan pada

tahun 1504 M Babur menduduki Kabul, ibukota Afganistan.10

Setelah Kabul dapat ditaklukan, Babur meneruskan ekspansinya ke

India yang saat itu diperintah Ibrahim Lodi, yang sedang mengalami masa

krisis, sehingga stabilitas pemerintahan menjadi kacau. Alam Khan,

paman dari Ibrahim Lodi, bersama-sama Daulat Khan, Gubernur Lahore,

mengirim utusan ke Kabul, ia meminta bantuan Babur untuk menjatuhkan

pemerintahan Ibrahim Lodi di Delhi. Permohonan itu langsung

7 Ira M. Lapidus, A History Of Islamic Societies (New York: Cambridge University Press, 1991), h. 329.

8 A. Hasyimi, Sejarah Kebudayaan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), h. 353.

9 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2000), h. 147

10 Ibid.

4

Page 5: TURKI UTSMANIYAH, MUGHAL DAN SFAWIYAH

diterimanya. Pada tahun 1525 M, Babur berhasil menguasai Punjab

dengan ibu kotanya Lahore. Setelah itu, ia memimpin tentaranya menuju

Delhi.11

Pada tanggal 21 April 1526 M terjadilah pertempuran yang dahsyat

di Panipat antara Ibrahim Lodi dan Zahiruddin Babur, yang terkenal

dengan pertempuran Panipat I. Ibrahim Lodi terbunuh dan kekuasaannya

berpindah ke tangan Babur, Sejak itulah berdiri dinasti Mughal di India,

dan Delhi dijadikan ibu kotanya.12

Perkembangan Dinasti Mughal

Berdirinya Dinasti Mughal menyebabkan bersatunya raja-raja Hindu

Rajputh (seperti Rana Sanga) di seluruh India dan menyusun angkatan

perang yang besar untuk menyerang Babur. Namun gabungan pasukan

Hindu dapat dikalahkan Babur, sementara itu di Afghanistan masih ada

golongan yang setia kepada keluarga Lodi. Mereka mengangkat adik

kandung Ibrahim Lodi, Mahmud menjadi sultan. Tetapi sultan Mahmud

Lodi dengan mudah dikalahkan Babur dalam pertempuran dekat Gogra

tahun 1529 M.13

Pada tahun 1530 M Babur meninggal dunia dalam usianya 48

tahun. Ia meninggalkan Wilayah kekuasaan yang luas, kemudian

pemerintahan pun di pegang oleh anaknya Humayun.

Pada pemerintahan Humayun (1530-1540 dan 1555-1556 M),

kondisi negara tidak stabil karena ia banyak menghadapi tantangan dan

perlawanan dari musuh-musuhnya.14 Di antara tantangan yang muncul

adalah pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang

memisahkan diri dari Delhi.15

Pada tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan Sher Khan di

Kanauj. Dalam pertempuran ini Humayun kalah dan melarikan diri ke

Kendahar dan kemudian ke Persia. Di pengasingan ini dia menyusun

11 Siti Maryam, dkk, Sejarah Peradaban Islam ; Dari Masa Klasik Hingga modern, (Yogyakarta : LESFI, 2002), h. 184.

12 S. M. Ikram, Muslim Civilization In India, ( New York : Columbia University Press, 1965), h. 136

13 Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004), h. 203.

14 Hamka, Sejarah Umat Islam, ( Singapura : Pustaka Nasional PTE. LTD, 1994),h. 504

15 Syed Mahmudunnasir, Islam ; Konsepsi dan Sejarahnya, ( Bandung : Rosdakarya, 1993), h. 265-266

5

Page 6: TURKI UTSMANIYAH, MUGHAL DAN SFAWIYAH

kekuatannya dan di sinilah ia mengenal tradisi Syi’ah. Pada saat itu Persia

di pimpin oleh penguasa Safawiyah yang bernama Tahmasp. Setelah lima

belas tahun menyusun kekuatannya dalam pengasingan di Persia, ia

kembali menyerang musuh-musuhnya dengan bantuan raja Persia.

Humayun dapat mengalahkan Sher Khan setelah lima belas tahun

berkelana meninggalkan Delhi. Ia kembali ke India dan menduduki tahta

kerajaan Mughal pada tahun 1555 M.16 Pada tahun 1556 M Humayun

meninggal dunia dan kemudian digantikan oleh anaknya Akbar Khan.

Akbar Khan ( 1556-1605 M), sewaktu naik tahta berumur 15 tahun,

sehingga pada masa awal pemerintahannya, Akbar menyerahkan urusan

kenegaraan pada Bairam Khan, seorang Syi’i. Awal periode ini ditandai

dengan berbagai pemberontakan. Bairam Khan harus menghadapi sisa-

sisa pemberontakan keturunan Sher Khan yang masih berkuasa di Punjab.

Selain itu pemberontakan yang mengancam pemerintahan Akbar adalah

Hemu seorang penguasa Gwalior dan Agra. Pasukan Hemu berusaha

memasuki kota Delhi, Bairam Khan menyambut pemberontakan ini

dengan mengerahkan pasukan yang besar. Pertempuran antara keduanya

dikenal sebagi pertempuran Panipat II, terjadi pada tahun 1556 M.

Pasukan Bairam Khan berhasil memenangkan peperangan ini, sehingga

wilayah Agra dan Gwalior dapat dikuasai secara penuh.17

Setelah Akbar dewasa ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan

yang sudah mempunyai pengaruh sangat kuat dan terlampau

memaksakan kepentingan aliran Syi’ah. Bairam Khan mencoba untuk

memberontak, tetapi usahanya ini dapat dikalahkan oleh Akbar di

Jullandur tahun 1561 M. Setelah persoalan-persoalan dalam negeri dapat

diatasi, Akbar mulai melakukan ekspansi. Ia berhasil menguasai Chundar,

Ghond, Chritor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal,

Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Admadnagar, Dan Ashgar.18

Stabilitas politik yang berhasil diciptakan oleh Akbar melalui sistem

pemerintahan militeristik mendukung pencapaian kemajuan di bidang

16 C. E. Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam, terj. (Bandung : Mizan, 1993), h. 226

17 K. Ali, Sejarah Islam ( Tarikh Pramodern), ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997), h. 354.

18 M. Mujib, The Indian Muslim, ( London : George Alen, 1967), h. 254

6

Page 7: TURKI UTSMANIYAH, MUGHAL DAN SFAWIYAH

perekonomian, ilmu pengetahuan dan peradaban. Kemajuan di bidang

ekonomi ditandai dengan kemajuan sektor pertanian dan perindustrian.

Setelah Akbar, maka penguasa selanjutnya adalah Jahangir (1605-

1628 M), putera Akbar. Jahangir penganut ahlussunnah wal jamaah.

Pemerintahan Jahangir juga diwarnai dengan pemberontakan, seperti

pemberontakan di Ambar yang tidak mampu dipadamkan. 19Pemberontakan juga muncul dari dalam istana yang dipimpin oleh

Kurram, puteranya sendiri. Dengan bantuan panglima Muhabbat Khar,

Kurram menangkap dan menyekap Jahangir. Tetapi berkat usaha

permaisuri, permusuhan ayah dan anak dapat didamaikan.

Akhirnya setelah Jahangir meninggal, Kurram naik tahta dan

bergelar Muzaffar Shahabuddin Muhammad Shah Jehan Padshah Ghazi.

Shah Jehan (1627-1658 M), pemerintahannya diwarnai dengan timbulnya

pemberontakan dan perselisihan di kalangan keluarganya sendiri. Seperti

dari ibunya, adiknya Syahriar yang mengukuhkan dirinya sebagai kaisar di

Lahore. Namun pemberontakan itu dapat diselesaikannya dengan baik.

Pada tahun 1657 M, Shah Jehan jatuh sakit dan mulai timbullah

perlombaan dikalangan anak-anaknya, karena saling ingin menjadi

kaisar. Dalam pertarungan itu, Aurangzeb muncul sebagai pemenang

karena telah berhasil mengalahkan saudara-saudaranya Dara, Sujak,

Murad.20

Aurangzeb adalah sultan Mughal besar terakhir yang memerintah

mulai tahun 1658-1707 M. 21 Dia bergelar Alamgir Padshah Ghazi. Dia

adalah penguasa yang berani dan bijak. Kebesarannya sejajar dengan

Akbar, pendahulunya. Di akhir pemerintahannya dia berhasil menguasai

Deccan, Bangla dan Aud. Sistem yang dijalankan Aurangzeb banyak

berbeda dengan pendahulunya. Kebijakan-kebijakan yang telah dirintis

oleh raja-raja sebelumnya banyak diubah, khususnya yang menyangkut

hubungan dengan orang Hindu. Aurangzeb adalah penguasa Mughal

yang membalik kebijakan konsiliasi dengan Hindu. Diantara kebijakannya

adalah melarang minuman keras, perjudian, prostitusi dan penggunaan

19 PM. Holt, dkk, The Cambridge History of Islam ( London : Cambridge University Press, 1970), h. 45

20 Syed Mahmudunnasir, Islam ; Konsepsi dan Sejarahnya….h.27721 Harun Nasution, Islam ditinjau Dari Berbagai aspeknya, Jilid I, ( Jakarta :

Universitas Indonesia, 1985),h. 85

7

Page 8: TURKI UTSMANIYAH, MUGHAL DAN SFAWIYAH

narkotika ( 1659 M). Tahun 1664 dia juga mengeluarkan dekrit yang isinya

tidak boleh memaksa wanita untuk satidaho, yaitu pembakaran diri

seorang janda yang ditinggal mati suaminya, tanpa kemauan yang

bersangkutan. Akhirnya praktek ini dihapus secara resmi pada masa

penjajahan Inggis.22 Aurangzeb juga melarang pertunjukan musik di

istana, membebani non muslim dengan poll-tax, yaitu pajak untuk

mendapatkan hak memilih ( 1668 M), menyuruh perusakan kuil-kuil Hindu

dan mensponsori pengkodifikasian hukum Islam yang dikenal dengan

Fatawa Alamgiri.23

Tindakan Aurangzeb di atas menyulut kemarahan orang-orang

Hindu. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan pemberontakan di masanya.

Namun karena Aurangzeb sangat kuat, pemberontakan itu pun dapat

dipadamkan. Meskipun pemberontakan–pemberontakan tersebut dapat

dipadamkan, tetapi tidak sepenuhnya tuntas. Hal ini terbukti ketika

Aurangzeb meninggal (1707 M), banyak wilayah-wilayah memisahkan diri

dari Mughal dan terjadi pemberontakan oleh golongan Hindu.

Setelah Aurangzeb meninggal ( 1707 M), maka dinasti Mughal ini

dipimpin oleh sultan-sultan yang lemah yang tidak dapat

mempertahankan eksistensi kesultanan Mughal hingga berakhir pada raja

terakhir Bahadur Syah II ( 1837-1858 M)24

Dinamika Sosial Keagamaan

Penduduk mayoritas di anak benua India beragama Hindu, Muslim

merupakan kelompok minoritas. Mereka tidak membentuk sebuah

komunitas tunggal tetapi terdiri dari berbagai kelompok etnik, nasab, dan

sejumlah kelas penduduk.25

Muslim India membentuk sejumlah badan keagamaan berdasarkan

persekutuan terhadap mazhab hukum, thariqat sufi, dan persekutuan

terhadap ajaran syaikh, ulama, dan wali individual..26

22 Siti Maryam, dkk, Sejarah Peradaban Islam ; Dari Masa Klasik Hingga modern,h. 186

23 K. Ali, Sejarah Islam ( Tarikh Pramodern)……, h. 536.24 Siti Maryam, dkk, Sejarah Peradaban Islam ; Dari Masa Klasik Hingga

modern…h. 186-187

25 Ira. M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam, jilid I & 2, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada),h. 703.

26 Ibid., h. 704

8

Page 9: TURKI UTSMANIYAH, MUGHAL DAN SFAWIYAH

Pada dinasti Mughal berkembang Thariqat Naqshabandiyah,

Qadiriyah, Thariqat Chistiyah. Akbar mendukung thariqat Chistiyah yang

mentolerir beberapa bentuk pemujaan yang dinamakan Din Ilahi, atau

agama ketuhanan yang merupakan sintesa antara Hinduisme dan Islam,

dimana sang raja dipandang sebagai guru besar dari thariqat tersebut.

Thariqat Chistiyah dibentuk berdasarkan pandangan religius pribadi sang

guru pendiri dan kebaktian pribadi dari pada muridnya. 27

Di Bengal dan Punjab umat muslim turut memperingati berbagai

perayaan Hindu, beribadah di beberapa tempat suci Hindu, melaksanakan

sesajen pada dewa-dewa Hindu dan menyelenggarakan perkawinan

dalam pola tradisi Hindu. Warga Hindu yang memeluk Islam tetap

mempertahankan unsur-unsur keyakinan dan praktek lama mereka,

banyak warga Hindu mengeramatkan wali-wali muslim tanpa mengubah

identitas agama mereka.28

Dinamika Pemerintahan dan Sosial-Politik

Sistem pemerintahan Dinasti Mughal adalah militeristik. Pemerintah

pusat dipegang oleh sultan yang bersifat diktator. Pemerintah daerah

dipegang oleh sipah salar atau kepala komandan, sedangkan sub distrik

dipegang oleh faudjar (komandan). Jabatan-jabatan sipil juga memakai

jenjang militer dimana para pejabatnya diwajibkan mengikuti latihan

militer. 29

Sistem yang menonjol adalah politik “Sulakhul” atau toleransi

universal. yang diterapkan oleh Akbar. Dengan politik ini semua rakyat

India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan Karena perbedaan etnis

dan agama. Secara umum politik “Sulakhul” ini berhasil menciptakan

kerukunan masyarakat India yang sangat beragam suku dan

keyakinannya. Lembaga yang merupakan produk dari sistem politik

“Sulakhul” adalah terciptanya Din Ilahi,30 yaitu menjadikan semua agama

yang ada di India menjadi satu. Tujuannya adalah kepentingan stabilitas

politik. Dengan adanya penyatuan agama ini diharapkan tidak terjadi

permusuhan antar pemeluk agama. Untuk merealisasikan ajarannya

27 Ibid., h. 703 28 Ibid., h. 685.29 Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Islam, ….h. 20530 Ibid., h. 206

9

Page 10: TURKI UTSMANIYAH, MUGHAL DAN SFAWIYAH

Akbar mengawini putri Hindu sebanyak dua kali, berkhutbah dengan

menggunakan simbol Hindu, melarang menulis dengan huruf Arab, tidak

mewajibkan khitan dan melarang menyembelih atau memakan daging

sapi.31 Usaha lain Akbar adalah membentuk mansabdharis, yaitu lembaga

public service yang berkewajiban menyiapkan segala urusan kerajaan,

seperti menyiapkan sejumlah pasukan tertentu. 32Lembaga ini merupakan

satu kelas penguasa yang terdiri dari berbagai etnis yang ada, yaitu Turki,

Afghan, Persia Dan Hindu.

Bidang Ekonomi dan Keuangan

Pada masa kerajaan ini dikenal beberapa macam pajak seperti

pajak atas tanah, bea cukai dan lain-lain. 33

Selain itu Kontribusi Mughal di bidang ekonomi adalah memajukan

pertanian terutama pertanian untuk tanaman padi, kacang, tebu, rempah-

rempah, tembakau dan kapas. Di samping pertanian, pemerintah juga

memajukan industri tenun, yang mana kerajinan tenun berkembang

menjadi pabrik tekstil pada masa Aurangzeb.

Dinamika Intelektual ( Pendidikan dan Pengetahuan)

Dinasti Mughal juga banyak memberikan sumbangan di bidang ilmu

pengetahuan. Sejak berdiri dinasti ini banyak ilmuwan yang datang ke

India untuk menuntut ilmu pengetahuan, bahkan istana Mughal pun

menjadi pusat kegiatan kebudayaan.34

Pada masa Mughal, tiap-tiap masjid memiliki lembaga tingkat

dasar yang dikelola oleh seorang guru. Pada masa Shah Jehan didirikan

sebuah perguruan tinggi di Delhi. Jumlah ini semakin bertambah ketika

pemerintahan dipegang oleh Aurangzeb. Di bidang ilmu agama berhasil

dikodifikasikan hukum Islam yang dikenal dengan sebutan fatawa I

Alamgiri.35

Dokter-dokter pengarang besar abad 17 pada masa Mughal India

adalah Dara Shukuh yang mengarang kedokteran Dara Shukuh, yang

31 SAA Rivzi, Religion and Intelectual History of Muslim in Akbar Reign ( New Delhi : Musgiran, Munoharlal, 1975), h. 376-377

32 C. E. Bosworth, Dinasti-dinasti Islam…….h. 23733 S. M. Ikram, Muslim Civilization in India,……h.214-21534 Siti Maryam, dkk, Sejarah Peradaban Islam, Dari Masa Klasik Hingga

Modern….h.. 18835 Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Islam….h. 211

10

Page 11: TURKI UTSMANIYAH, MUGHAL DAN SFAWIYAH

merupakan ensiklopedi medis besar terakhir dalam Islam. Ia juga dikenal

sebagai seorang sufi.

Bidang Arsitektur, Bahasa dan Sastra

Hasil karya seni dan arsitektur Mughal sangat terkenal dan bisa

dinikmati sampai sekarang. Ciri yang menonjol dari arsitektur Mughal

adalah pemakaian ukiran dan marmer yang timbul dengan kombinasi

warna-warni. Bangunan yang menunjukkan ciri ini antara lain: benteng

merah (Lah Qellah), istana-istana, makam kerajaan dan yang paling

mengagumkan adalah Taj Mahal.36

Bidang sastra juga menonjol. Banyak karya sastra yang digubah

dari bahasa Persia ke bahasa India. Pada masa Akbar berkembang bahasa

Urdu, yang merupakan perpaduan antara bahasa Persia dan Hindi asli.37

Bahasa Urdu pernah dijadikan bahasa ilmu pengetahuan diantaranya

karangan Ikhwanus Shofa di salin ke dalam bahasa Urdu oleh Ikrom Ali.

Bahasa Urdu ini kemudian banyak dipakai di India dan Pakistan sekarang.

Sastrawan Mughal yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayashi,

dengan karya monumentalnya Padmavat, sebuah karya alegoris yang

mengandung kebajikan jiwa manusia. Sastrawan lain adalah Abu Fadhl

yang juga sejarawan. Karyanya berjudul Akbar Nama dan Ain-I-Akhbari,

yang mengupas sejarah Mughal berdasarkan figur pimpinannya.38

Kemunduran Dinasti Mughal

Pada permulaan abad kedelapan belas, Dinasti Mughal di India

memasuki zaman kemunduran. Faktor-faktor penyebab kemunduran

Dinasti Mughal adalah sebagai berikut: dapat diklasifikasikan menjadi

dua: faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal

a. Masalah Politik Kerajaan

b. Krisis Kepemimpinan

c. Perang Saudara

d. Gerakan Hindu

b. Faktor Eksternal

a. Ekspansi Negara Lain

36 Harun Nasution, Islam ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, …..h. 8637 Anwar Jundi, Tarikh al-Islam, Jilid II, ( Kairo : Dar al- Anshar, t.t), h. 20938 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam…..h.151

11

Page 12: TURKI UTSMANIYAH, MUGHAL DAN SFAWIYAH

b. Serangan dari Persia

c. Serangan dari Afghanistan

d. Intervensi Politik-Ekonomi Inggris

D. Dinasti Safawi

Tarekat safawiyah berkembang setelah safi al-din mengubah

bentuk dari majlis pengajian tasawuf menjadi suatu gerakan

keagamaan.Syekh safi al-din mulai meminpin tarekat ini dari tahun 1301

sampai 1334 M. sepeninggal syekh safi pimpinan tarekat dipegang oleh

putranya yang bernama sadr al-din musa (1334-1391 M).

Pada masa kepemimpinan berikutnya, tarekat safawi dipegang oleh

putra ibrahim yang bernama junaid (1447-1460) keadaan telah berubah.

Gerakan tarekat tersebut yang asal bercorak murni keagamaan telah

menjadi gerakan politik yang berorientasi pada kekuasaan.

Pada masa Ismail, gerakan safawi mencapai puncaknya. Sewaktu ia

menjadi mursyd, ia mengkonsolidasikan kekuatan politik selama kurang

lima tahun (1494-1499 M) sampai berhasil menghimpun kekuatan yang

cukup besar yang akhirnya mampu menaklukkan penguasa shirvan. Lalu

ia menaklukkan ak koyunlu di kota sharur (dekat nakhehivan). Setelah itu,

ia bersama tenteranya (qizilbas) memasuki tabriz, ibukota ak koyunlu. Di

kota ini ia memproklamasikan dirinya sebagai syekh pertama kerajaan

safawi pada tahun 907H / 1501 M.39

Perkembangan Dan Kemajuan Kerajaan Safawi

Ismail (Syah Ismail 1) pemimpin gerakan dan pendiri kerajaan

safawi. Ia lahir pada tanggal 17 juli 1487 M. pemerintahannya

berlangsung sekitar 23 tahun (1501-1524 M). sekitar sepuluh tahun pada

awal pemerintahannya, ia manfaatkan dengan memantapkan mazhab

syiah sebagai aliran negara. Di samping itu, ia memperluas kerajaannya

meliputi Persia. Pada tahun 1503 M tentera Ismail berhasil melakukan

penaklukan terhadap propinsi Kaspia di Mazandaran, Gurgan,

Yazdshirvan, dan Samarqand. Sementara itu kerajaannya meliputi Fars,

Kerman, Khuzistan, Khurasan, Balkhmerv, Irak, Azarbaijan, dan

Diyarbakr. Setelah itu, ia melakukan pembersihan terhadap tentera al

39 Holt, The Cambridge History, 398.

12

Page 13: TURKI UTSMANIYAH, MUGHAL DAN SFAWIYAH

wand yang menguasai sebagian besar Persia (termasuk Isfahan dan

Shiraz).40 Pada tahun 1510 M ia melakukan peperangan dengan raja

Turkistan. Dalam peperangan itu, ia memperoleh kemenangan.

Kemenangan demi kemengan yang di raihnya secara gemilang telah

membuat popularitas ismail I menjadi semakin meningkat, baik didalam

maupun diluar negerinya.

Sepeninggal ismail I, raja – raja yang menggantikannya tidak begitu

berartidalam mengembangkan kerajaan safawi, seperti syah tahmasp

(1524-1576 M) ismail II (1576-1577 M) dan mahmud (1577-1588 M) .

Raja yang dianggap paling berjasa dalam memulihkan kebesaran

kerajaan safawi, sekaligus membawanya kepuncak kemajuan adalah syah

abbas I (1587-1629 M).

Usaha – usaha yang dilakukan oleh syah abbas I antara lain:

a. mengganti pasukan Qizilbash dengan pasukan baru dari kalangan

budak berasal dari tawanan perang yang berkebangsaan Georgia,

Armenia, dan Sircassia.

b. Mengadakan perjanjian damai dengan turki usmani pada tahun

1589.

c. Mengadakan hubungan dengan dua penasehat militer inggris Sir

Antony Sherley dan Sir Robert Sherley untuk belajar membuat

meriam dalam rangka menandingi tentera inkisyariyah.

Disamping itu, kemajuan yang dicapai kerajaan Safawi meliputi

bidang politik, militer, ekonomi, dan pembangunan.

Dinamika Politik

Dinasti safawi bekuasa di Persia sekitar dua setenagh abad (1501-

1789 M). tercatat dalam sejarah ada sebelas raja yang menduduki

singgasana kerajaan safawi.

Kemajuan politik yang telah dicapai tergambar dalam perluasan

wilayahnya yang mencakup daerah Khurasan sebelah Timur, sekitar Laut

Kaspia di sebelah Utara, Asia Kecil di sebelah Barat, dan Kepulauan

Hormuz disebelah Selatan. Kekuatan militer dinasti Safawi yang militan

baik dari pasukan inti Qizalbash maupun gulam merupakan faktor yang

40 Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah kebudayaan Islam (Yogyakarta: Kota Kembang, t.th.), h. 336.

13

Page 14: TURKI UTSMANIYAH, MUGHAL DAN SFAWIYAH

dominan bagi perluasan wilayah. Adapun faktor lain yang mendukungnya

antara lain:

a. Besarnya ambisi para raja untuk mewujudkan kerajaan besar

dibawah kekuasaan aliran Syiah.

b. Gencarnya melakukan propaganda ajaran Syiah.

c. Lemahnya kontrol militer didaerah yang berada dibawah kekuasaan

Turki Utsmani maupun Mongol karena jauh dari pusat kekuasaan

mereka masing – masing.

d. Lihainya para raja dalam melakukan strategi perang.

Dinamika Ekonomi

Safawiah mampu membangun proyek – proyek mercusuar.

Misalnya Istana, mesjid, jembatan besar, taman, dan lain-lain. Mereka

juga dapat memajukan industri permadani, brokad (kain sutera), porselin,

memajukan seni lukis, dekorasi, dan seni arsitektur.

Kemunduran Dan Kehancuran Kerajaan Safawi

Sebab-sebab kemunduran Dinasti Safawiyah adalah sebagai berikut:

a. Terjadinya kemelut dalam negeri.

b. Terjadinya konflikdalam keluarga raja.

c. Lemahnya para sultan.

d. Lemahnya pasukan kerajaan.

e. Konflik dengan turki yang berkepanjangan.

F. Penutup.

Demikianlah uraian tentang tiga dinasti besar yang berkembang

di India yakni Mughal, Turki yakni Utsmaniyah dan Safawiyah di Persia.

Ketiga dinasti ini memberikan sumbangan yang besar dalam

perkembangan perdaban Islam.

Layaknya dinasti besar lainnya, ketiga Dinasti ini mempunyai ciri

khusus penting dan sumbangan khusus bagi peradaban Islam. Dinasti

Mughal terkenal dengan ajaran agama Ilahinya yang terus terlihat hingga

sekarang di India. Pada dinasti Turki Utsmaniyah terkenal dengan

kekuatan militer dan sumbangan qanunya terhadap hukum Islam.

14

Page 15: TURKI UTSMANIYAH, MUGHAL DAN SFAWIYAH

Sedangkan Safawiyah terkenal dengan tarekatnya yang berhasil

menjelma menjadi kekuatan politik.

Daftar Pustaka

Syalabi, Ahmad, Sejarah dan dan Kebudayaan Imperium Turki Utsmani. Terj. Jakarta: Kalam Mulia, 1988.

Hitti, Philip K., History of The Arabs. London: Cambridge University, t.th.

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo, 1997.

Ali, K., Sejarah Islam ( Tarikh Pramodern). Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997.

Bosworth, C. E., Dinasti-Dinasti Islam, terj. Bandung : Mizan, 1993.

Hamka, Sejarah Umat Islam. Singapura : Pustaka Nasional PTE. LTD, 1994.

Hasan, Hasan Ibrahim, Sejarah kebudayaan Islam. Yogyakarta: Kota Kembang, t.th.

Hasyimi, A., Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1993.

Hoesen, Oemar Amin, Kultur Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1964.

Holt, PM. dkk, The Cambridge History of Islam. London : Cambridge University Press, 1970.

Ikram, S. M., Muslim Civilization In India. New York : Columbia University Press, 1965.

Jundi, Anwar, Tarikh al-Islam, Jilid II. Kairo : Dar al- Anshar, t.t.

Lapidus, Ira M., A History Of Islamic Societies. New York: Cambridge University Press, 1991.

Mahmudunnasir, Syed, Islam; Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung : Rosdakarya, 1993.

15

Page 16: TURKI UTSMANIYAH, MUGHAL DAN SFAWIYAH

Maryam, Siti dkk, Sejarah Peradaban Islam; Dari Masa Klasik Hingga modern,. Yogyakarta : LESFI, 2002.

16

Page 17: TURKI UTSMANIYAH, MUGHAL DAN SFAWIYAH

Mujib, M., The Indian Muslim. London : George Alen, 1967.

Nasution, Harun, Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta: Bulan Bintang, 1996.

_______________, Islam ditinjau Dari Berbagai aspeknya, Jilid I. Jakarta : Universitas Indonesia, 1985.

Zaidan, Jurji, Tarikhu Adabi al Lughah al Arabiyah. Kairo: Dar al Hilal, 1959.

Thohir, Ajid, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004.

Makalah revisi

Tiga kerajaan muslim termasyhur

Makalah Diajukan Untuk tugas terstruktur pada mata kulliah

Sejarah Peradaban Islam

(SPI)

Oleh

Nuruzzahri

10 PEDI 1893

Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Abbas Pulungan, M.A.

17

Page 18: TURKI UTSMANIYAH, MUGHAL DAN SFAWIYAH

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERISUMATERA UTARA

MEDAN2011

18