ker sulawesi utara triwulan iv-2009 - bi.go.id · daerah. kami senantiasa mengharapkan masukan dan...

80
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sulawesi Utara Triwulan IV – 2009 Kantor Bank Indonesia Manado

Upload: vubao

Post on 23-Jul-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

0

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sulawesi Utara Triwulan IV – 2009 Kantor Bank Indonesia Manado

Page 2: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

1

Kata Pengantar

Sesuai Pasal 7 UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dijelaskan bahwa tujuan

Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Guna mencapai

tujuan tersebut, Bank Indonesia mempunyai 3 (tiga) tugas yaitu menetapkan dan

melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

serta mengatur dan mengawasi bank. Sejalan dengan itu dan diperkuat oleh momentum

otonomi daerah, setiap Kantor Bank Indonesia (KBI) yang berada di daerah, termasuk KBI

Manado dituntut berperan sebagai ”economic intelligent and research unit” yang

diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat,

menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan Kantor Pusat Bank Indonesia dalam

perumusan dan penetapan kebijakan moneter yang tepat sasaran. Penyajian informasi

ekonomi dan keuangan daerah tersebut, disusun dalam bentuk Kajian Ekonomi Regional

(KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro

ekonomi regional, tingkat harga, perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah, tingkat

kesejahteraan dan kemiskinan serta prospeknya ekonomi di triwulan mendatang.

Di samping itu, dalam rangka meningkatkan akuntabilitas Bank Indonesia melalui

penyampaian informasi mengenai kondisi perekonomian dan keuangan kepada stakeholder

maka KBI perlu menyampaikan informasi dimaksud kepada stakeholder di daerah seperti

pemerintah daerah, lembaga pendidikan, institusi keuangan, dan lembaga lainnya di

daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas

dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat

memberikan manfaat bagi yang berkepentingan dan kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam penyusunan laporan ini kami ucapkan terima kasih.

Manado, 31 Desember 2009

BANK INDONESIA MANADO

Ramlan Ginting

Pemimpin

Page 3: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

2

Daftar Isi

RINGKASAN EKSEKUTIF halaman 4

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL halaman 11

Sisi Permintaan halaman 12

Sisi Penawaran halaman 20

Boks 1. Arah Perkembangan Dunia Usaha di Wilayah Sulawesi Utara Pada

Triwulan I-2010

halaman 29

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH halaman 31

Inflasi Tahunan (yoy) halaman 32

Inflasi Triwulanan (qtq)

Inflasi Bulanan (mtm)

halaman 33

halaman 34

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH halaman 37

Fungsi Intermediasi halaman 37

Risiko Kredit halaman 48

Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat halaman 51

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 53

Dana Perimbangan halaman 53

Perkembangan APBD Provinsi halaman 55

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN halaman 59

Perkembangan Aliran Uang Kartal halaman 59

Penemuan Uang Palsu halaman 62

Perkembangan Kliring Lokal (Tunai) halaman 63

RTGS (Real Time Gross Settlement) halaman 64

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

halaman 66

Pengangguran halaman 66

Kemiskinan halaman 70

Rasio Gini halaman 72

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) halaman 73

PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI halaman 75

Prospek Pertumbuhan Ekonomi halaman 75

Prakiraan Inflasi halaman 76

Daftar Istilah dan Singkatan halaman 78

Page 4: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

3

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : Kantor Bank Indonesia Manado Jl. 17 Agustus No. 56 Ph. 0431-868102, 868103, 868108 Fax. 0431 - 866933 Email : [email protected] [email protected]

Page 5: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

4

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perkembangan Makro Ekonomi Regional

Perkembangan berbagai indikator ekonomi Provinsi Sulawesi Utara

pada triwulan IV-2009 tak terlepas dari perkembangan kondisi

makro ekonomi Indonesia yang menunjukan perkembangan yang

positif. Perbaikan ekonomi global telah mendukung pulihnya

kinerja ekspor dan investasi seiring dengan membaiknya

permintaan dunia dan domestik/nasional. Kinerja ekspor yang

sempat turun pada semester I-2009, mulai menunjukan tanda-

tanda pembalikan. Di sisi domestik, konsumsi rumah tangga

diperkirakan akan tumbuh pada level yang cukup tinggi, didorong

oleh stabilnya daya beli masyarakat serta keyakinan konsumen

yang masih terjaga. Membaiknya ekspor dan tetap tingginya

konsumsi mendorong optimisme pelaku usaha untuk

meningkatkan investasi, terutama sejak pertengahan tahun 2009.

Dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian tersebut,

pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal IV-2009 diperkirakan

akan mencapai sebesar 4,4% (yoy). Secara keseluruhan,

perekonomian nasional sepanjang Tahun 2009 diprediksi tumbuh

sebesar 4,3% (yoy).

Membaiknya berbagai indikator makro ekonomi nasional

berdampak pula pada perkembangan berbagai indikator makro

ekonomi regional Provinsi Sulawesi Utara. Hal ini antara lain

ditandainya dengan semakin minimalnya dampak krisis ekonomi

global terhadap perekonomian Sulawesi Utara khususnya melalui

jalur perdagangan internasional tercermin dari mulai melandainya

kontraksi ekspor luar negeri bahkan dalam beberapa periode

sempat mencatat pertumbuhan positif. Seiring dengan itu,

optimisme masyarakat terhadap pemulihan ekonomi nasional dan

regional menunjukan peningkatan tercermin dari indeks keyakinan

konsumen (IKK) dari hasil Survey Ekspektasi Konsumen (SEK) Kota

Perkembangan berbagai indikator ekonomi Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan IV-2009 tak terlepas dari perkembangan kondisi makro ekonomi indonesia yang menunjukkan perkembangan yang positif.

Membaiknya berbagai indikator makro ekonomi nasional berdampak pula pada perkembangan indikator makro ekonomi regional Provinsi Sulawesi Utara.

Page 6: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

5

Manado. Pada tahap berikutnya, peningkatan rasa optimisme ini,

telah mendorong peningkatan kegiatan konsumsi khususnya saat

perayaan hari raya keagamaan (Idul Adha dan Natal) serta Tahun

Baru 2010. Laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara selama

triwulan IV-2009 diperkirakan berada pada level 8,03% (yoy) jauh

lebih tinggi dibandingkan perkiraan laju pertumbuhan ekonomi

nasional yang hanya berada pada 4,4% (yoy). Secara keseluruhan

Tahun 2009, perekonomian Sulawesi Utara diperkirakan tumbuh

7,9% lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan nasional Tahun

2009 yang hanya 4,3% (yoy).

Dari sisi permintaan, perekonomian selama triwulan IV-2009

diperkirakan lebih banyak disumbangkan oleh kegiatan konsumsi

dan investasi sedangkan kegiatan ekspor diperkirakan belum

maksimal meskipun dalam beberapa bulan sempat menunjukan

perkembangan membaik. Meningkatnya kegiatan konsumsi seiring

dengan meningkatnya optimisme masyarakat berdasarkan hasil

Survei Ekspektasi Konsumen (SEK) dan hasil penjualan ritel

berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE). Sementara itu,

perkembangan investasi antara lain tercermin dari terus

berlangsungnya perluasan pembangun Mega Trade Center, hotel,

perumahan serta peningkatan persentase realisasi belanja modal

hingga akhir Tahun 2009 yang mencapai Rp241,64 milliar atau

naik 53,57% (yoy) dibandingkan realisasi pada periode yang sama

tahun lalu yang hanya Rp157,34 miliar.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2009

disumbangkan oleh seluruh sektor yang ada. Dampak krisis

ekonomi global hingga triwulan IV-2009 relatif minimal tercermin

dari proyeksi laju pertumbuhan ekonomi sebesar 8,03% (yoy).

Potensi perlambatan ekonomi ini yang diperkirakan sebelumnya

ternyata masih dapat tertolong oleh meningkatnya aktivitas

pembangunan infrastruktur dan sarana/prasarana lainnya dalam

rangka mempersiapkan penyelenggaraan WOC dan CTI Summit

Dari sisi penawaran, pertumbuhan pada triwulan IV-2009 disumbangkan oleh seluruh sektor...

Dari sisi permintaan, perekonomian selama triwulan IV-2009 diperkirakan lebih banyak disumbangkan oleh kegiatan konsumsi dan investasi...

Page 7: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

6

yang membawa multipier effect pada meningkatnya kegiatan

perdagangan dan kunjungan wisatawan.

Perkembangan Inflasi Daerah

Laju inflasi tahunan di Kota Manado pada akhir triwulan IV-2009

menunjukkan adanya peningkatan. Inflasi Kota Manado pada

triwulan IV-2009 tercatat sebesar 2,31% (yoy) atau jauh lebih

tinggi dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya yang

mencatat deflasi sebesar 0,01% (yoy). Seperti halnya laju inflasi

tahunan, secara triwulanan, Kota Manado juga mengalami

peningkatan yang ditunjukkan dengan inflasi yang mencapai

2,50% (qtq) meningkat dibandingkan dengan inflasi triwulan

sebelumnya yang hanya sebesar 0,74% (qtq). Jika dibandingkan

dengan inflasi nasional, inflasi tahunan Kota Manado masih sedikit

lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan nasional sebesar 2,78%

(yoy).

Inflasi Kota Manado selama triwulan IV-2009 disebabkan sebagian

besar oleh faktor fundamental maupun non fundamental. Faktor

fundamental yang paling berpengaruh adalah kenaikan ekspektasi

inflasi dan tekanan permintaan. Perayaan keagamaan (Idul Adha

dan Hari Natal) serta tahun baru 2010 merupakan faktor utama

yang menyebabkan ekspektasi inflasi dan permintaan masyarakat

mengalami peningkatan. Kondisi tersebut secara musiman selalu

meningkatkan tekanan inflasi. Sementara itu, faktor non

fundamental lebih disebabkan oleh kenaikan harga volatile foods

yang juga masih terkait dengan kegiatan konsumsi masyarakat

pada saat perayaan keagamaan dan menjelang akhir tahun.

Perkembangan Perbankan Daerah

Secara umum perkembangan perbankan di Sulawesi Utara pada

triwulan IV-2009 (posisi November 2009) berada pada trend yang

melambat walaupun tetap tumbuh positif. Hal ini tercermin dari

perkembangan berbagai indikator seperti total aset, kredit, Dana

Pihak Ketiga (DPK) serta peningkatan jumlah rasio kredit

Secara umum perkembangan perbankan di Sulawesi Utara pada triwulan IV-2009 (posisi November 2009) berada pada tren yang melambat...

Laju inflasi tahunan di Kota Manado pada akhir triwulan IV-2009 menunjukkan adanya peningkatan.

Inflasi Kota Manado selama triwulan IV-2009 disebabkan sebagian besar oleh faktor fundamental maupun non fundamental.

Page 8: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

7

bermasalah (Non Performing Loan). Bila dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya, total aset dan DPK mengalami pertumbuhan

(yoy) yang juga lebih rendah. Namun demikian, fungsi intermediasi

perbankan masih berjalan baik tercermin dari pertumbuhan kredit

yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK sehingga rasio

Loan to Deposit Ratio (LDR) mengalami peningkatan. Dengan risiko

dan ketidakpastian pemulihan ekonomi global yang masih cukup

tinggi, perbankan saat ini melakukan strategi dengan fokus pada

penerapan prinsip kehati-hatian dan khusus dalam penyaluran

kreditnya saat ini perbankan juga lebih memperhatikan potensi

usaha debitur kedepan melalui risk based pricing.

Perkembangan Keuangan Daerah (APBD)

Alokasi dana dari pemerintah pusat ke Provinsi Sulawesi Utara

pada Tahun 2009 diperkirakan mencapai Rp9,22 Triliun atau naik

17,12% dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan komponen

penyusunnya, kenaikan dana alokasi pemerintah pusat terutama

berasal dari Dana Perimbangan (DAU/DAK) yang naik 23,45%

mencapai jumlah Rp5,34 Triliun berikutya adalah Dana Sektoral

yang naik 8,38% mencapai Rp3,09 Triliun dan Dana

Dekonsentrasi/Tugas Perbantuan yang naik 13,79% mencapai

Rp788 milliar.

Kinerja keuangan pemerintah hingga triwulan IV-2009 relatif lebih

rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sampai dengan 31 Desember 2009, total pengeluaran pemerintah

mencapai Rp1.034 milliar atau mencapai 91,3% dari target

pengeluaran dalam APBD-P sebesar Rp1.133 milliar. Sementara itu,

total penerimaan pemerintah mencapai Rp1023 milliar atau 98,5%

dari target penerimaan dalam APBD-P sebesar Rp1.039 milliar.

Realisasi penerimaan yang lebih kecil dibandingkan pengeluaran

menyebabkan keuangan pemerintah hingga triwulan IV-2009

mengalami defisit sebesar Rp11,08 milliar. Keadaan ini selanjutnya

ditanggulangi dengan adanya pembiayaan daerah senilai Rp99,10

Alokasi dana dari pemerintah pusat ke Sulawesi Utara di Tahun 2009 diperkirakan mencapai Rp9,22 Triliun atau naik 17,12%...

Pada tingkat provinsi, kinerja keuangan pemerintah hingga triwulan III 2009 relatif lebih baik...

Page 9: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

8

milliar hingga di akhir tahun terdapat SILPA (Sisa Lebih Pembiayaan

Anggaran) sebesar Rp88,02 milliar.

Perkembangan Sistem Pembayaran

Aliran uang kartal di khasanah Kantor Bank Indonesia Manado

pada triwulan IV-2009 berada pada kondisi net outflow. Artinya

jumlah aliran uang kartal yang keluar ke masyarakat (outflow) lebih

besar dibandingkan dengan jumlah aliran uang kartal yang masuk

ke Bank Indonesia (inflow). Kondisi net outflow yang terjadi pada

triwulan laporan merupakan pola musiman berkenaan dengan

perayaan keagamaan (Idul Adha dan Hari Natal) serta perayaan

menjelang tahun baru.

Penemuan uang palsu di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia

Manado menunjukkan adanya penurunan yang signifikan

dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Total uang palsu

yang ditemukan dan dilaporkan ke Bank Indonesia Manado pada

triwulan IV-2009 sebanyak 47 lembar yang terdiri dari 18 lembar

uang pecahan Rp100.000,-, 15 lembar uang pecahan Rp50.000,

10 lembar uang pecahan Rp20.000,- serta masing-masing 2

lembar uang pecahan Rp10.000,- dan Rp5.000,-. Jumlah ini jauh

lebih kecil dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya

sebesar 136 lembar. Penurunan temuan ini mengindikasikan

pemahaman masyarakat terhadap ciri-ciri keaslian uang rupiah

sudah cukup baik.

Perkembangan kliring lokal (tunai) pada triwulan IV-2009 sebanyak

96.098 lembar dengan nilai Rp2.181 miliar atau meningkat

jumlahnya sebesar 20,99% (yoy) dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya. Sama halnya jika dibandingkan dengan periode

sebelumnya, terlihat adanya peningkatan jumlah warkat maupun

nominal transaksi. Jika dilihat berdasarkan rata-rata harian lembar

warkat yang dikliringkan selama periode laporan tercatat sebanyak

1.582 lembar dengan nilai sebesar Rp36 miliar. Angka inipun

Aliran uang kartal di khasanah Kantor Bank Indonesia Manado pada triwulan IV-2009 berada pada kondisi net outflow.

Penemuan uang palsu di wilayah kerja KBI Manado adanya menunjukan penurunan yang signifikan...

Perkembangan kliring lokal (tunai) pada triwulan IV-2009 sebanyak 96.098 lembar dengan nilai Rp2.181 miliar atau meningkat jumlahnya...

Page 10: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

9

meningkat 17,76% (yoy). Peningkatan rata-rata jumlah nominal

kliring tersebut semakin menegaskan bahwa perekonomian

Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan yang positif.

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan

Kesejahteraan Masyarakat

Secara umum perkembangan ketenagakerjaan di Sulawesi Utara

pada Agustus 2009 mengalami perbaikan tercermin dari rasio TPT

(Tingkat Pengangguran Terbuka) sebesar 10,56% atau turun tipis

(0,09%) dibandingkan dengan periode Agustus 2008 sebesar

10,65%. Demikian halnya bila dibandingkan terhadap kondisi

Februari 2009 yang juga mengalami penurunan sebesar 0,07%.

Berdasarkan jenis lapangan pekerjaan, pertanian masih menjadi

sektor lapangan pekerjaan utama, walaupun telah terjadi

pergeseran ke sektor lainnya, terutama sektor perdagangan dan

sektor jasa. Berdasarkan persebarannya, Manado masih menjadi

daerah dengan jumlah angkatan kerja terbesar dan angka

pengangguran tertinggi.

Outlook Pertumbuhan Ekonomi

Prospek perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan I-2010

diprediksi akan tumbuh baik yang didukung oleh semakin pulihnya

perekonomian dunia. Laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-

2010 diperkirakan sebesar 6,7% (yoy), sedikit lebih lambat

dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Di sisi permintaan,

perlambatan tersebut diperkirakan terjadi pada kegiatan investasi

sedangkan di sisi penawaran, salah satu sektor ekonomi yang

diperkirakan mengalami perlambatan adalah sektor bangunan.

Dari sisi permintaan, perlambatan kegiatan investasi merupakan

dampak dari ketiadaan even berskala besar selama triwulan ke

depan, berbeda dibandingkan tahun sebelumnya dimana 2 (dua)

even berskala besar yaitu WOC (World Ocean Conference) dan

Bunaken Sail telah memicu kegiatan investasi. Sementara itu,

kegiatan konsumsi diperkirakan akan tumbuh positif seiring

Secara umum perkembangan ketenagakerjaan di Sulawesi Utara pada Agustus 2009 mengalami perbaikkan...

Prospek perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan I-2010 diprediksi akan tumbuh baik...

Dari sisi permintaan, perlambatan kegiatan investasi merupakan dampak dari ketiadaan even berskala besar...

Page 11: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

10

dengan berlangsungnya perayaan Tahun Baru Imlek 2561 dan

dimulainya kampanye pemilihan kepala daerah di 9 (sembilan)

wilayah administratif termasuk pada tingkat provinsi.

Dari sisi penawaran, melambatnya kinerja sektor bangunan

diperkirakan akan mendorong perlambatan pertumbuhan ekonomi

Sulawesi Utara di triwulan I-2010. Salah satu sektor ekonomi yang

diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang significant pada

triwulan mendatang adalah sektor PHR (Perdagangan, Hotel dan

Restoran). Peningkatan aktivitas konsumsi selama triwulan I-2010

diperkirakan akan mendorong kinerja sektor PHR dan sektor

ekonomi lainnya.

Outlook Inflasi Regional

Pada triwulan I-2010, inflasi Kota Manado secara triwulanan

diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2009. Secara

triwulanan, inflasi Kota Manado diperkirakan berkirsar antara 1%

hingga 1,2% (qtq), sementara secara tahunan diperkirakan sekitar

5% hingga 5,5% (yoy). Potensi meningkatnya harga beras pada

Januari, rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) oleh pemerintah

dan dimulainya kampanye Pilkada pada Maret 2010 merupakan

faktor-faktor yang diperkirakan akan mendorong peningkatan

harga secara umum. Sementara itu, perlambatan inflasi secara

tahunan terjadi karena relatif rendahnya harga-harga komoditas di

pasar internasional pada awal Tahun 2010.

Di sisi lain, dimulainya kampanye Pilkada pada Maret 2010

diperkirakan akan meningkatkan jumlah uang beredar yang pada

akhirnya dapat memicu tekanan harga. Namun demikian, inflasi

pada triwulan I-2010 masih akan tertahan oleh rendahnya tingkat

suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) sehingga potensi

kenaikan harga dari sisi permintaan (demand) relatif terkendali.

Selain itu penundaan program konversi minyak tanah di Sulawesi

Utara hingga April 2010 juga menahan kemungkinan

meningkatnya harga barang secara umum.

Pada triwulan I-2010, inflasi Kota Manado secara triwulanan diperkirakan lebih tinggi...

Dari sisi penawaran, melambatnya kinerja sektor bangunan diperkirakan akan mendorong perlambatan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara...

Di sisi lain, dimulainya kampanye Pilkada pada Maret 2010 diperkirakan akan meningkatkan jumlah uang beredar...

Page 12: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

11

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Perkembangan berbagai indikator ekonomi regional Provinsi Sulawesi Utara menjelang akhir

tahun 2009 tak terlepas dari perkembangan kondisi makro ekonomi Indonesia. Secara

umum, perekonomian nasional terus menunjukkan perkembangan yang semakin baik.

Perbaikan tersebut ditopang oleh meningkatnya optimisme terhadap pertumbuhan

ekonomi domestik dan global, serta terjaganya kestabilan makroekonomi domestik. Di

tengah-tengah krisis global, berbagai kinerja yang cukup positif tersebut tidak terlepas dari

daya tahan permintaan domestik yang kuat, sektor perbankan yang tetap sehat dan stabil,

ekspektasi pemulihan ekonomi global yang semakin optimis, serta respons kebijakan fiskal

dan moneter yang akomodatif dalam mendukung terjaganya perekonomian domestik.

Sejalan dengan itu, kinerja pasar keuangan global terus membaik. Meskipun sempat

mengalami tekanan akibat kembali menurunnya kepercayaan investor terkait krisis utang

Dubai World dan krisis fiskal Yunani, dampak kedua krisis tersebut berlangsung singkat dan

rambatannya bersifat minimal terhadap pasar keuangan dunia.

Di sisi domestik, perbaikan ekonomi global mendukung kinerja ekspor dan peningkatan

investasi. Kinerja ekspor yang anjlok sangat signifikan di semester I-2009, mulai membaik

pada pertengahan tahun sejalan dengan pemulihan perekonomian global yang kian

membaik dan peningkatan harga komoditas. Di sisi domestik, konsumsi rumah tangga

masih tumbuh pada level tinggi, didorong oleh stabilnya daya beli masyarakat serta

keyakinan konsumen yang masih terjaga. Membaiknya ekspor dan tetap tingginya konsumsi

mendorong optimisme pelaku usaha untuk meningkatkan investasi, terutama sejak

pertengahan tahun 2009. Dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian tersebut,

pertumbuhan ekonomi secara tahunan di kuartal IV-2009 diperkirakan akan mencapai

sebesar 4,4%. Secara keseluruhan tahun 2009, perekonomian diperkirakan akan tumbuh

sebesar 4,3%.

Membaiknya berbagai indikator makro ekonomi nasional berdampak pula pada

perkembangan berbagai indikator makro ekonomi regional termasuk di Provinsi Sulawesi

Utara. Hal ini antara lain ditandainya dengan semakin minimalnya dampak krisis ekonomi

global terhadap perekonomian Sulawesi Utara khususnya melalui jalur perdagangan

internasional tercermin dari mulai melandainya kontraksi ekspor luar negeri bahkan dalam

Page 13: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

12

beberapa periode sempat mencatat pertumbuhan positif. Seiring dengan itu, optimisme

masyarakat terhadap pemulihan ekonomi nasional dan regional menunjukan peningkatan

tercermin dari indeks keyakinan konsumen (IKK) dari hasil Survey Ekspektasi Konsumen

(SEK) Kota Manado. Pada tahap berikutnya, peningkatan rasa optimisme ini, telah

mendorong peningkatan kegiatan konsumsi khususnya saat perayaan hari raya keagamaan

(Idul Adha dan Natal) serta Tahun Baru 2010. Mulai terlihatnya tanda-tanda pemulihan

ekspor dan meningkatnya kegiatan konsumsi masyarakat mendorong pelaku usaha untuk

menanamkan investasinya di Sulawesi Utara. Mengacu data baik primer maupun sekunder

serta merujuk hasil survey yang dilakukan oleh Kantor Bank Indonesia Manado maka, laju

pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara selama triwulan IV-2009 diperkirakan berada pada

level 8,03% (yoy) jauh lebih tinggi dibandingkan perkiraan laju pertumbuhan ekonomi

nasional yang hanya berada pada 4,4% (yoy). Secara keseluruhan Tahun 2009,

perekonomian Sulawesi Utara diperkirakan tumbuh 7,9% jauh melebihi perkiraan

pertumbuhan nasional Tahun 2009 yang hanya 4,3%.

A. SISI PERMINTAAN

Dari sisi permintaan, perekonomian selama triwulan IV-2009 diperkirakan lebih banyak

disumbangkan oleh kegiatan konsumsi dan investasi sedangkan kegiatan ekspor

diperkirakan belum maksimal meskipun dalam beberapa bulan sempat menunjukan

perkembangan membaik. Meningkatnya kegiatan konsumsi seiring dengan meningkatnya

optimisme masyarakat berdasarkan hasil Survei Ekspektasi Konsumen (SEK) dan hasil

penjualan ritel berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE). Sementara itu,

perkembangan investasi antara lain tercermin dari terus berlangsungnya perluasan

pembangun Mega Mal, hotel, perumahan serta peningkatan persentase realisasi belanja

modal hingga akhir Tahun 2009 yang mencapai Rp241,64 milliar atau naik 53,57%

dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp157,34 miliar.

Tabel 1.1.

Pertumbuhan Provinsi Sulawesi Utara Menurut Penggunaan (%)

Q4 Sumb. Q1 Q2 Q3 Q4*) Sumb.Konsumsi 3.8 2.6 4.1 8.5 6.4 4.0 8.3 5.3 6.8

Konsumsi Swasta 4.4 1.9 3.4 5.1 5.2 3.5 8.5 3.6 5.6Konsumsi Pemerintah 2.9 0.7 5.3 15.9 9.0 5.0 7.9 1.8 9.2

PMTB 13.1 3.0 11.7 10.0 6.3 8.2 9.7 2.4 8.6Stok 48.5 0.6 40.5 -19.9 -36.1 -32.5 33.1 0.5 -16.8Ekspor 10.5 4.6 18.4 6.0 6.9 -10.6 4.0 1.8 1.4Impor 7.6 2.7 18.4 7.9 -0.8 -22.2 5.6 2.0 -2.9

PDRB 8.1 8.1 7.6 7.5 8.3 7.6 8.0 8.0 7.9

20082008

Jenis Penggunaan2009

2009*)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Page 14: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

13

1. Konsumsi

Kegiatan konsumsi selama Triwulan IV-2009 diperkirakan tumbuh 8,3% (yoy) dengan

kontribusi sebesar 5,3% terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Dibandingkan pencapaian

periode yang sama tahun sebelumnya maka kinerja kegiatan konsumsi selama triwulan

laporan mengalami peningkatan. Faktor pendorong meningkatnya konsumsi diantaranya

adalah (1) Perayaan beberapa hari besar keagamaan yaitu Idul Adha dan Natal (2) Perayaan

pesta akhir Tahun 2009 (3) Meningkatnya realisasi belanja pemerintah daerah menjelang

berakhirnya tahun anggaran (4) Dan, maraknya pemasangan baliho dan spanduk Pilkada

baik Gubernur, Bupati dan Walikota serta (5) musim liburan sekolah akhir tahun.

Berdasarkan komponen penyusunnya, kegiatan konsumsi dapat digolongkan pada

konsumsi swasta dan konsumsi pemerintah. Peningkatan konsumsi swasta khususnya

konsumsi rumah tangga antara lain dapat dikonfirmasi melalui beberapa indikator

penuntun konsumsi rumah tangga yang mengindikasikan perbaikan. Dorongan faktor

musiman menjelang akhir tahun dan peningkatan pendapatan ekspor diperkirakan

menopang kestabilan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan IV-2009.

Stabilnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga juga didukung oleh perkembangan

beberapa indikator dini. Salah satu diantaranya adalah hasil Survei Ekspektasi Konsumen

(SEK) Kota Manado periode Desember 2009 dimana sebagian besar konsumen yakin bahwa

kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasinya ke depan masih cukup baik terindikasi dari

kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dari 122 pada Desember 2008 menjadi 137

pada Desember 2009 (optimis > 100). Membaiknya kondisi ekonomi saat ini, utamanya

mencakup aspek penghasilan dan ketersediaan tenaga kerja dimana sebagian besar

responden menyatakan bahwa kondisinya saat ini lebih baik dibandingkan 3 – 6 bulan yang

lalu.

Peningkatan kegiatan konsumsi selama triwulan laporan tak lepas pula dari meningkatnya

daya beli masyarakat khususnya para petani tercermin dari membaiknya Nilai Tukar Petani

(NTP). Tercatat NTP untuk posisi November 2009 pada level 101,71 (taraf sejahtera > 100),

lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 99,51 (taraf tidak sejahtera,

NTP < 100). Berdasarkan komposisinya hampir 40% masyarakat di Sulawesi Utara bermata

pencaharian bertani.

Page 15: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

14

-

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2008 2009

Milliar Rp

Peningkatan kegiatan konsumsi selama triwulan laporan juga dapat dikonfirmasi dari data

perkembangan penjualan ecaran berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE).

Berlangsungnya perayaan hari besar keagamaan (Idul Adha dan Natal) serta perayaan Tahun

Baru 2010, telah mendorong meningkatnya permintaan masyarakat sebagaimana tercermin

dari hasil SPE. Tercatat, nilai penjualan selama triwulan laporan mengalami peningkatan

21,9% dari Rp139 milliar selama triwulan IV-2008 menjadi Rp170,6 milliar selama triwulan

IV-2009. Seiring dengan itu, kegiatan konsumsi pemerintah diperkirakan juga akan

mengalami peningkatan sepanjang Tahun 2009. Hal ini antara lain dapat dikonfirmasi

dengan meningkatnya persentase realisasi belanja pemerintah di 2009 yang mencapai

jumlah Rp792,82 milliar atau naik 4,93% (yoy) dibandingkan pencapaian akhir Tahun 2008.

Grafik 1.1. Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen

Grafik 1.2. Komponen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

Sumber : Survey Konsumen (SK) Kota Manado Sumber : Survey Konsumen (SK) Kota Manado

Indeks Keyakinan Konsumen

60708090

100110120130140150

J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D

2008 2009

Kondisi Ekonomi Saat Ini

60

70

80

90

100

110

120

130

140

J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D

2008 2009

Grafik 1.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani

95

100

105

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2008 2009

Grafik 1.4. Perkembangan Penjualan Eceran

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara Sumber : Survey Penjualan Eceran (SPE)

Page 16: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

15

2. Investasi

Pada triwulan IV-2008, investasi di Sulawesi Utara diperkirakan masih tumbuh pada level

yang cukup tinggi yaitu sebesar 9,7% (yoy). Namun demikian, kinerja ini masih lebih lambat

dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 13,1% (yoy). Perlambatan ini diprediksi

sebagai dampak dari berkurangnya pembangunan berbagai sarana dan prasarana fisik oleh

pemerintah maupun swasta seiring dengan berakhirnya perhelatan even berskala

internasional WOC (World Ocean Conference), CTI Summit dan Bunaken Sail.

Perlambatan kinerja investasi selama triwulan laporan, antara lain dapat dikonfirmasi melalui

data volume penjualan semen di Sulawesi Utara yang memperlihatkan penurunan

dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tercatat jumlah penjualan semen pada

triwulan IV-2009 sebanyak 122,5 ribu ton atau turun 3,3% (yoy) dibandingkan periode

yang sama tahun lalu yang tercatat sebanyak 126,8 ribu ton. Selain itu, melambatnya

kinerja investasi juga dapat dikonfirmasi dengan data volume impor barang modal dan

jumlah kredit yang disalurkan. Volume impor barang modal pada Triwulan IV-2009

diperkirakan hanya 402 ton atau mengalami kontraksi lebih dari 40% dibandingkan periode

yang sama tahun lalu. Sedangkan kredit investasi pada November 2009 hanya tumbuh

11,98% (yoy) dengan jumlah baki debet Rp958 milliar. Pertumbuhan kredit investasi ini jauh

lebih lambat dibandingkan November 2008 lalu yang tumbuh 31,45% (yoy).

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2009

Ton

-500

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

%

CapitalgCapital

0

30,000

60,000

90,000

120,000

150,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2008 2009

Ton

-20

-10

0

10

20

30

40%

Penjualan gPenjualan

Grafik 1.20 Perkembangan Impor Barang Modal

Grafik 1.19 Perkembangan Penjualan Semen

Sumber : Asosiasi Semen Sumber : Direktorat Statistik dan Moneter, KP BI

Page 17: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

16

3. Ekspor – Impor

Sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian domestik dan negara mitra dagang

Sulawesi Utara, kinerja ekspor pada triwulan IV-2009 diperkirakan akan membaik. Indikasi

membaiknya kinerja ekspor tercermin dari membaiknya permintaan negara maju seperti

Amerika Serikat, Belanda dan China. Sementara itu, pasar domestik juga menunjukan

perkembangan yang cukup baik. Hal ini mendorong pengiriman produk Sulawesi Utara

tidak hanya di pasar luar negeri namun juga pasar demestik di dalam negeri.

Laju pertumbuhan ekspor Sulawesi Utara selama triwulan IV-2009 diperkirakan sebesar 4%

(yoy), masih lebih lambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 4,6% (yoy).

Namun dibandingkan triwulan sebelumnya, kinerja ekspor selama triwulan laporan

diperkirakan akan lebih baik. Salah satu indikator untuk mengkonfirmasi kinerja ekspor

adalah perkembangan volume ekspor baik ke luar negeri maupun ke pasar domestik (dalam

negeri). Selama triwulan IV-2009, diperkirakan volume ekspor Sulawesi Utara ke luar negeri

mencapai 190 ribu ton atau naik 4,3% (yoy) dengan nilai ekspor mencapai USD 115,4 juta

atau naik 9,1% (yoy). Berdasarkan jenisnya, komoditi utama ekspor luar negeri terutama

dalam bentuk Food & Live Animals serta Animals & Vegetable Oils & Fats khususnya olahan

dari produk kopra, minyak kelapa (Virgin Coconut Oil) dan ikan dengan negara tujuan

utama adalah Belanda, Amerika Serikat dan China.

Grafik 1.3. Pertumbuhan Kredit Produkif (%)

Sumber : Laporan Bank Umum

-

10

20

30

40

50

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 910 11

2008 2009

%

500

600

700

800

900

1,000

Milliar Rp

InvestasigInvestasi

Page 18: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

17

Tabel 1.3. Negara Tujuan Utama Ekspor

Negara Tujuan 2007

Nilai Ekspor 557,359 670,295 419,418

Belanda 38.52 27.66 21.08 Amerika Serikat 14.93 20.75 17.98 China 12.98 8.11 15.97 Korsel 9.52 Korsel 11.65 Korsel 8.91 India 4.81 India 7.55 Jepang 8.02 Jerman 3.91 Jepang 4.00 Jerman 5.88 Lainnya 22.16 Lainnya 22.16 Lainnya 22.16

Total 100.00 100.00 100.00

2009*)2008

idem idem

Pangsa Pasar

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia

*) s.d. November 2009

Sejalan dengan ekspor, kinerja impor luar negeri ke Sulawesi Utara pada triwulan IV-2009

diperkirakan mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya walaupun tetap

Grafik 1.4. Perkembangan Nilai Ekspor Sulawesi Utara

Tabel 1.2. Komoditi Utama Ekspor Sulut (dlm Ribu Ton)

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia *) s.d. November 2009

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia *) Desember 2009, diestimasi

-

50

100

150

200

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*)

2008 2009

Juta USD

-80

-60

-40

-20

0

20%

Ekspor_Value gEkspor_Value

Grafik 1.5. Perkembangan Volume Ekspor Sulawesi Utara

Tahun Food & Live Animals

Animal & Veg. Oils & Fats Others Total

2005 393.04 481.53 66.00 940.572006 177.91 407.45 35.23 620.592007 326.87 591.18 16.21 934.252008 303.51 467.42 11.55 782.48

2009*) 175.00 355.00 20.00 550.00

-

50

100

150

200

250

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*)

2008 2009

Ribu Ton

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

%Ekspor_Vol gEkspor_Vol

Page 19: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

18

-

50

100

150

200

250

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*)

2008 2009

Ribu Ton

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

%NetEximr_Vol gEkspor_Vol

-

50

100

150

200

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*)

2008 2009

Juta USD

-80

-60

-40

-20

0

20%

NetExim_Value gNetExim_Value

tumbuh positif yaitu sebesar 5,6% (yoy). Perkembangan kinerja impor luar negeri ini antara

lain dapat dikonfirmasi dengan data volume impor selama triwulan laporan yang mencapai

1,23 ribu ton atau meningkat 11,70% (yoy) dengan total nilai impor mencapai USD 3,41

juta. Secara agregat, neraca perdagangan luar negeri Sulawesi Utara masih berada pada

kondisi surplus perdagangan. Hal ini berarti bahwa nilai ekspor luar negeri lebih tinggi

dibandingkan nilai impor dari luar negeri ke Sulawesi Utara.

Grafik 1.5. Perkembangan Net Nilai Ekspor Sulawesi Utara

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia *) Data Desember 2009, diestimasi

-113579

111315

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*)

2008 2009

Ribu Ton

-250

0

250

500%

Impor_ValuegImpor_Value

-113

579

11

1315

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*)

2008 2009

Ribu Ton

-250

0

250

500

750

1,000%

Impor_VolgImpor_Vol

Grafik 1.4. Perkembangan Nilai Impor Sulawesi Utara

Grafik 1.4. Perkembangan Volume Impor Sulawesi Utara

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia *) Desember 2009, diestimasi

Grafik 1.5. Perkembangan Net Vol Ekspor Sulawesi Utara

Page 20: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

19

Tahun Food & Live Animals

Manufactured Goods

Machinaery & Transport Eqp Others Total

2005 13.51 0.01 0.03 0.33 13.88 2006 9.12 0.25 1.25 1.28 11.90 2007 19.10 0.07 1.72 5.98 26.87 2008 3.63 0.20 2.09 1.90 7.82

2009*) 0.12 4.08 13.35 1.62 19.17

Menurut strukturnya, kegiatan impor luar negeri sejak Tahun 2008 memiliki perbedaan

dibandingkan tahun sebelumnya. Bila sebelum Tahun 2008 kegiatan impor luar negeri lebih

didominasi oleh kelompok Food & Live Animals khususnya komoditi bahan makanan yaitu

gula dan produk olahannya (sugars dan sugar confectionery) maka sejak awal Tahun 2008

hingga saat ini impor Sulawesi Utara lebih didominasi oleh produk barang modal

diantaranya dalam bentuk mesin, perkakas, alat transportasi, dlsb-nya. Meningkatnya

komposisi barang impor dalam bentuk mesin, peralatan dan material ini mengindikasikan

terus meningkatnya kegiatan investasi di Sulawesi Utara. Berdasarkan negara asal

barangnya, bila impor sepanjang Tahun 2008 terutama berasal dari negara China, Thailand

dan Australia, maka di Tahun 2009 selang Januari s.d. November 2009, barang impor lebih

banyak didatangkan dari negara China, Australia dan Filipina.

. Grafik 1.6.

Negara Asal Impor Sulawesi Utara

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia *) s.d. November 2009

Perkembangan kegiatan perdagangan selama triwulan laporan antara lain juga dapat

dikonfirmasi dengan kegiatan bongkar-muat barang melalui pelabuhan Bitung (khususnya

untuk perdagangan dalam negeri). Kegiatan muat didefinisikan sebagai kegiatan

Tabel 1.4. Komoditi Utama Impor Sulut (dlm Ton)

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia *) s.d. November 2009

Total USD 10,59 Juta

Tahun 2008

13.55

11.47

8.99 49.2

6.7

10.0

China

Thailand

Australia

Filipina

Singapore

Negara Lainnya

Tahun 2009

40%

18%

16%

12%

8%6%

ChinaAustraliaFilipinaMalaysiaJepangNegara Lainnya

Total USD 10,59 Juta Total USD 29,63 Juta

Page 21: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

20

pengiriman barang dari Sulawesi Utara ke luar provinsi sedangkan kegiatan bongkar

didefinisikan sebagai masuknya barang dari luar provinsi ke Sulawesi Utara. Selama triwulan

IV-2009, volume barang asal Sulawesi Utara yang dikirim (muat) ke pasar domestik

mencapai 267,2 ribu ton meningkat 9,9% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun

lalu. Sedangkan volume barang yang masuk ke Sulawesi Utara (bongkar) melalui Pelabuhan

Bitung mencapai 772,5 ribu ton, naik 17,99% (yoy).

Berdasarkan strukturnya, terlihat bahwa untuk perdagangan luar negeri lebih didominasi

oleh kegiatan ekspor sedangkan kegiatan impor relatif kecil pangsanya. Sedangkan untuk

perdagangan dalam negeri, intensitas kegiatan bongkar lebih tinggi dibandingkan dengan

kegiatan muat yang berarti lebih banyak barang-barang yang masuk ke wilayah Sulawesi

Utara dibandingkan barang yang keluar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

tingkat ketergantungan Sulawesi Utara terhadap daerah/provinsi lainnya di luar Sulawesi

Utara masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena hampir 70% barang konsumsi masih

harus didatangkan dari luar provinsi terutama dari Kota Makasar dan Kota Surabaya.

Sumber : PT. Pelindo IV (Persero), Bitung *) Data Sementara

B. SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2009 disumbangkan oleh

seluruh sektor yang ada. Dampak krisis ekonomi global hingga triwulan IV-2009 relatif

minimal tercermin dari proyeksi laju pertumbuhan ekonomi sebesar 8,03% (yoy). Potensi

perlambatan ekonomi ini yang diperkirakan sebelumnya ternyata masih dapat tertolong

-1,000

500

2,000

3,500

5,000

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*)

2008 2009

Ribu Ton

16

16

17

17

18

18

19

19

20%

BongkargBongkar

0

150

300

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*)

2008 2009

Ribu Ton

-8

-4

0

4

8

12%Muat gMuat

Grafik 1. Perkembangan Kegiatan Bongkar dan Muat di Pelabuhan Bitung

Page 22: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

21

oleh meningkatnya aktivitas pembangunan infrastruktur dan sarana/prasarana lainnya

dalam rangka mempersiapkan penyelenggaraan WOC dan CTI Summit yang membawa

multipier effect pada meningkatnya kegiatan perdagangan dan kunjungan wisatawan.

Tabel 1.6.

Laju Pertumbuhan Sulawesi Utara Menurut Sektor Ekonomi (%)

Q4 Sumb. Q1 Q2 Q3 Sumb. Q4*) Sumb.Pertanian 1.55 0.32 2.66 4.68 4.21 -0.65 -0.14 4.94 0.94 3.22Pertambangan & Penggalia 9.87 0.51 9.39 5.74 5.75 5.45 0.29 5.18 0.27 5.51Industri Pengolahan 4.97 0.40 6.20 5.43 6.67 8.31 0.64 6.65 0.52 6.80Listrik, Gas & Air Bersih 8.11 0.06 7.53 17.75 18.65 13.98 0.10 6.32 0.05 13.95Bangunan 14.02 2.33 10.73 7.86 5.77 7.14 1.17 6.58 1.15 6.81PHR 9.58 1.65 10.88 12.37 15.37 8.61 1.27 11.78 2.06 11.97Pengangkutan & Komunika 12.14 1.32 11.02 8.72 14.55 21.94 2.66 10.02 1.13 13.93Keu., Sewa & Jasa Perusah 6.85 0.44 7.34 7.03 6.94 8.25 0.55 11.86 0.75 8.63Jasa-Jasa 7.10 1.04 5.42 6.47 6.42 7.21 1.08 7.99 1.16 7.05

PDRB 8.06 8.06 7.56 7.45 8.31 7.63 7.63 8.03 8.03 7.87

20092009*)Lapangan Usaha 2008

2008

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

1. Pertanian

Kinerja sektor pertanian pada triwulan IV-2009 diperkirakan sedikit lebih baik dibandingkan

periode yang sama Tahun 2008. Pada triwulan ini, sektor pertanian diperkirakan akan

tumbuh 4,94% (yoy). Berdasarkan pangsanya, pertumbuhan sektor pertanian terutama

disumbangkan oleh sub sektor tanaman bahan makanan disusul oleh sub sektor peternakan

dan sub sektor perikanan.

Sementara itu, untuk sub sektor lainnya yaitu sub sektor perkebunan dan sub sektor

kehutanan laju pertumbuhannya rendah sehingga kontribusinya relatif terbatas.

Melambatnya kinerja sub sektor perkebunan disebabkan oleh terus menurunnya produksi

tanaman cengkeh akibat dan menurunnya produksi kelapa yang tidak sebanyak tahun lalu

sebagai akibat serangan hama dan kurangnya peremajaan. Sementara rendahnya

pertumbuhan sub sektor kehutanan antara lain disebabkan oleh semakin terbatasnya lahan

kehutanan yang bisa dimanfaatkan serta gencarnya proses penegakan hukum terhadap

pelaku illegal logging yang menyebabkan masyarakat dan pengusaha harus extra hati-hati

dalam memanfaatkan lahan yang ada.

Perkembangan kinerja sektor pertanian antara lain dapat dikonfirmasi dengan data

perkembangan produksi beras dan jagung. Jumlah produksi beras pada triwulan III-2009

(Sep – Des 2009) diperkirakan mencapai 79.461 ton atau naik 1,76% (yoy) dibandingkan

periode yang sama tahun lalu. Demikian pula dengan komoditi jagung, dimana selama

Page 23: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

22

Tabel 1.7. Perkembangan Produksi Beras dan Jagung

-

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2008 2009

%

-

100

200

300

400

500

600Milliar Rp

PertaniangPertanian

Tw.III-2009 produksinya naik 6,03% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu

mencapai jumlah 169.102 ton.

2008 2009

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.I Tw.II Tw.III

Luas Panen (Ha) 36,202 37,341 32,890 37,398 40,990 32,456 Produksi Gabah (Ton) 173,909 185,711 156,897 190,246 192,857 162,150

Produksi Beras (Ton) 109,563 116,997 78,089 119,855 94,509 79,461

2008 2009

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.I Tw.II Tw.III

Luas Panen (Ha) 39,721

39,636

39,636

41,872

50,555

47,554

Produksi Jagung (Ton)

153,878

159,480

159,480

177,495

180,380

169,102

Sumber : Lapoaran Bulanan Bank Umum (LBU)

Dari sisi pembiayaan, peran perbankan untuk membiayai sektor pertanian masih relatif

terbatas. Sampai dengan November 20009, jumlah kredit yang disalurkan pada sektor

pertanian hanya Rp345 milliar atau hanya 3,34% dari total kredit yang disalurkan. Belum

terlalu optimalnya penyaluran kredit di sektor pertanian antara lain disebabkan oleh relatif

tingginya resiko usaha di sektor tersebut tercermin dari tingginya NPL (Non Performing

Loan). Selain itu, belum terlalu kondusifnya kondisi usaha di sektor riil sebagai dampak krisis

ekonomi global menyebabkan saat ini perbankan lebih berhati-hati dalam menyalurkan

Grafik 1.8. Pertumbuhan Kredit Pertanian

Page 24: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

23

0

30,000

60,000

90,000

120,000

150,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2008 2009

Ton

-20

-10

0

10

20

30

40%

Penjualan gPenjualan

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2008 2009

%

0

100000

200000

300000

400000

500000

(Juta Rp)

KonstruksigKonstruksi

pembiayaan termasuk di sektor pertanian. Hal ini terbukti dengan terus melambatnya

pertumbuhan kredit di sektor ini dari sebelumnya tumbuh pada kisaran 75-80% (yoy) di

akhir Tahun 2008 menjadi -36,01% (yoy).

2. Sektor Bangunan (Konstruksi)

Kinerja sektor bangunan (konsturksi) selama triwulan IV-2009 diperkirakan akan mengalami

perlambatan dari 14,02% (yoy) pada triwulan IV-2008 menjadi 6,58% (yoy) pada triwulan

IV-2009. Perlambatan kinerja sektor bangunan diperkirakan dipengaruhi oleh menurunnya

aktivitas pembangunan sarana dan prasarana pendukung even Internasional seperti World

Ocean Conference (WOC) dan Bunaken Sail . Namun demikian, kinerja sektor ini masih

relatif baik tercermin dari positifnya pertumbuhan. Kinerja sektor ini terutama

disumbangkan oleh berlanjutnya perluasan pembangunan beberapa pusat –pusat

perbelanjaan satu diantaranya adalah perluasan pembangunan mega mal. Beberapa

variabel ekonomi yang bisa mengkonfirmasi perkembangan sektor ini diantaranya adalah

data perkembangan volume penjualan semen yang selama triwulan IV-2009 diperkirakan

mencapai 30,4 ribu ton atau mengalami kontraksi -3,86% (yoy). Dari sisi pembiayaan, posisi

kredit perbankan ke sektor bangunan pada triwulan IV-2009 juga menunjukan tren yang

melambat hanya tumbuh 10,06% (yoy) dengan jumlah nomnal Rp471 milliar.

.

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia Sumber : SPE dan LBU Bank Umum

3. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Sektor PHR pada triwulan IV-2009 diprediksi akan tumbuh 11,78% (yoy). Kinerja ini relatif

lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tumbuh 9,58% (yoy).

Berlangsungnya perayaan hari besar keagamaan seperti Idul Adha, Tahun Baru Hijriyah dan

Grafik 1.9. Volume dan Pertumbuhan Penjualan Semen

Grafik 1.10. Perkembangan Kredit Konstruksi

Page 25: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

24

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*)

2007 2008 2009

orang

0

10

20

30

40

50

60%

Wisman gWisman (y.o.y)-

5,000

10,000

15,00020,000

25,000

30,000

35,000

40,000

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*)

2007 2008 2009

orang

0

10

20

30

40

50

60

%

MenginapgMenginap (y.o.y)

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*)

2007 2008 2009

orang

-5

0

5

10

15

20

25%

Kmr Terjual gKmr Terjual (y.o.y)-

10

20

30

40

50

60

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*)

2007 2008 2009

%

-

1

2

3

4

5

6hari

TPK Ratas Menginap

Natal serta perayaan Tahun Baru 2010 membawa dampak pada meningkatnya kegiatan di

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR). Kinerja sektor PHR antara lain dapat

dikonfirmasi dengan perkembangan data pariwisata yang secara umum memperlihatkan

perkembangan positif diantaranya adalah data kunjungan wisatawan mancanegara, jumlah

tamu dan lama tamu menginap, Tingkat Penghunian Kamar (TPK), dan jumlah kamar

terjual.

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Perkembangan sektor PHR, juga dapat dikonfirmasi melalui indeks penjualan eceran dari

hasil Survey Penjualan Eceran (SPE) yang terus memperlihatkan kenaikan indeks yaitu dari

139,9 di triwulan IV-2008 naik menjadi 170,6 pada triwulan IV-2009 atau naik 21,7% (yoy).

Grafik 1.11. Kunjungan Wisman ke Sulut

Grafik 1.12. Jumlah Tamu Menginap

Grafik 1.13. TPK dan Lama Menginap

Grafik 1.14. Jumlah Kamar Terjual

Page 26: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

25

-

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2008 2009

%

1800000

2050000

2300000

2550000

2800000

3050000

(Juta Rp)

PerdagangangPerdagangan

-20406080

100120140160180

Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2008 2009

Milliar Rp

Sumber : Survey Penjualan Eceran (SPE) Kota Manado Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Dari segi pembiayaan, sektor PHR merupakan sektor terbesar kedua setelah sektor konsumsi

yang mendapatkan alokasi pembiayaan dari perbankan yaitu sebesar Rp2,9 triliun atau

meningkat 8,54% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini

mengindikasikan bahwa penyaluran kredit pada sektor perdagangan, hotel dan restoran

cukup berperan bagi perkembangan ekonomi Sulawesi Utara.

4. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Rencana penyelenggaraan berbagai even berskala internasional menyebabkan gaung Kota

Manado sebagai salah satu kota tujuan wisata semakin dikenal oleh masyarakat luar. Hal ini

berpengaruh pada meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Sulawesi Utara

hingga pada tahap lanjut mampu mendorong kinerja sektor pengangkutan dan

telekomunikasi. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi pada triwulan IV-2009 tumbuh

10,02% (yoy). Menurut sub sektornya, pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi

terutama berasal dari sub sektor pengangkutan (80%) sedangkan sisanya disumbangkan

oleh sub sektor komunikasi (20%).

Sementara itu, relatif tingginya pertumbuhan sub sektor komunikasi dalam triwulan laporan

terutama disebabkan oleh pesatnya penggunaan sarana telepon selular oleh masyarakat

yang didukung oleh semakin luasnya wilayah jangkauan. Hal ini antara lain tercermin dari

bermunculannya pemain baru dalam provider telekomunikasi yaitu provider Tri setelah

sebelumnya Fren dan Esia disamping pesatnya pembangunan sejumlah menara BTS (Base

Transceiver System) di beberapa lokasi pada daerah yang sebelumnya terisolir hingga

Grafik 1.14. Perkembangan Kredit Sektor PHR

Grafik 1.13. Indeks Penjualan Eceran Kota Manado

Page 27: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

26

meningkatkan kenyamanan pelanggan dalam berkomunikasi. Selain itu perkembangan

berbagai macam fasilitas dan fitur-futur baru semakin memudahkan dan memanjakan para

pengguna jasa telekomunikasi. Namun, dari sisi pembiayaan perbankan, jumlah kredit yang

disalurkan pada sektor angkutan dan telekomunikasi s.d. November 2009 hanya Rp60,1

milliar jumlah ini turun lebih dari 30,7% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

-40

-20

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2008 2009

%

-

100

200

300

400

500

600Milliar Rp

PertaniangAngkutan

5. Sektor Jasa-Jasa

Sektor jasa-jasa diperkirakan tumbuh 7,99% (yoy) pada triwulan IV-2009, sedikit lebih

tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat 7,10% (yoy). Perbaikan

kinerja sektor jasa-jasa antara lain tercermin dari meningkatnya persentase realisasi PAD

selama Tahun 2009 mencapai Rp331,11 milliar atau meningkat 2,7% (yoy) dibandingkan

pencapaian Tahun 2008.

6. Sektor Lainnya

Dampak krisis ekonomi global terhadap kinerja sektor industri pengolahan selama triwulan

IV-2009 relatif minimal sehingga sektor industri pengolahan diprediksikan tumbuh 6,65%

(yoy). Perkembangan kinerja sektor ini antara lain dapat dikonfirmasi dengan jumlah

penggunaan BBM Industri selama triwulan IV-2009 yang naik secara significant mencapai

80,35% (yoy) dengan jumlah penggunaan 23.080 Kilo Liter. Menurut jenisnya, penggunaan

solar dan premium mencatat kenaikan tertinggi masing-masing sebesar 81,31% (yoy) dan

81,74% (yoy). Sedangkan untuk jenis minyak tanah peningkatan relatif kecil hanya sebesar

11,36% (yoy). Perkembangan sektor indutri pengolahan tak lepas pula dari dukungan

pembiayaan oleh perbankan yang hingga November 2009 mencapai Rp221 milliar.

Grafik 1.15. Perkembangan Kredit Sektor Angkutan (%)

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum

Page 28: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

27

Sumber : PT. Pertamina Cabang Manado, Sulawesi Utara Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum

Sementara itu, pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan IV-2009

diperkirakan 6,32% (yoy). Peningkatan kinerja sektor ini, tak lepas dari pulihnya pasokan

listrik di Sulawesi Utara seiring dengan meningkatnya debit air Danau Tondano selama

musim penghujan. Selain itu, meningkatnya pasokan listrik juga disebabkan oleh kembali

berfungsinya beberapa mesin pembangkit yang sebelumnya mengalami kerusakan dan

pemeliharaan. Kinerja sektor listrik, gas dan air besih antara lain dapat dikonfirmasi dengan

-

200

400

600

800

1,000

Q1 Q2 Q3 Q4*)

2009

MW

-2

468

1012

%Listrik (MW) gListrik (%)

Sumber : PLN Kanwil Sulutenggo

Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan IV-2009 diperkirakan tumbuh 5,75%

(yoy). Berdasarkan sub sektornya, pertumbuhan sektor ini disumbangkan oleh seluruh sub

sektor yang ada yaitu sub sektor minyak dan gas, pertambangan tanpa migas dan

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2008 2009

KL

-80-60-40-20020406080100

%

BBM IndustrigBBM Industri

Grafik 1.10. Penggunaan BBM Non Subsidi

(10)

-

10

20

30

40

50

60

70

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2008 2009

%

-

50

100

150

200

250Milliar Rp

IndustrigIndustri

Grafik 1.11. Perkembangan Kredit Sektor Industri

Grafik 1.11. Penggunaan Listrik di Sulawesi Utara

Page 29: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

28

penggalian. Khusus untuk sub sektor penggalian, berdasarkan pelaku usahanya, sub sektor

penggalian ini lebih banyak dilakukan oleh penambangan tradisional/rakyat dan bukan

industri berskala besar. Kinerja sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada

triwulan IV-2009 diperkirakan tumbuh 11,86% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya yang hanya tumbuh 6,85% (yoy). Perkembangan sektor keuangan, persewaan

dan jasa antara lain tercermin dari maraknya pembangunan jaringan kantor dan fasilitas

perbankan antara lain : pembukaan kantor cabang baru (Bank Common Wealth dan Bank

Mayapada), penambahan ATM (Anjungan Tunai Mandiri), serta penawaran produk-produk

baru yang memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada masyarakat dalam

bertransaksi.

Page 30: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

29

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

50

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1*

2007 2008 2009 2010

Realisasi Kegiatan Usaha Perkiraan Kegiatan UsahaSumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha Tw.IV-2009, KBI Manado

(10,00)

(8,00)

(6,00)

(4,00)

(2,00)

-

2,00

4,00

6,00

8,00 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan

Jasa-Jasa

Grafik 2. Perkembangan Seluruh Sektor Ekonomi (SBT)

Perkiraan Triwulan I-2010

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha Tw.IV-2009, KBI Manado

BOKS 1

ARAH PERKEMBANGAN DUNIA USAHA DI WILAYAH SULAWESI UTARA

PADA TRIWULAN I-2010

Arah pertumbuhan dunia usaha di wilayah Sulawesi Utara di awal tahun 2010 diperkirakan

akan mengalami perlambatan. Hal ini diperlihatkan oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha

dimana responden merasa pesimis terhadap kondisi perekonomian kedepan, yang tercermin

dari angka Saldo Bersih Tertimbang (SBT) 0,82% untuk perkiraan triwulan I-2010, menurun

signifikan bila dibandingkan SBT 19,66% untuk perkiraan kondisi usaha pada hasil survei

sebelumnya. Menurut responden, faktor permintaan dari dalam negeri masih menjadi tumpuan

untuk meningkatkan kegiatan usaha, disamping dampak dari ketiadaan even berskala besar

selama triwulan kedepan, serta kondisi cuaca yang kurang mendukung untuk keberhasilan

panen khususnya di sektor pertanian.

Grafik 1. Perkembangan Kegiatan Usaha (SBT)

                                     

Sektor ekonomi yang akan mencatat

penurunan usaha yang signifikan

adalah sektor pertanian (SBT -

8,14%) dan sektor Pengangkutan

Hotel dan Restauran (SBT -1,67%).

Penurunan usaha di sektor pertanian

merupakan dampak dari kondisi

cuaca yang tidak menguntungkan

petani yang sedang mengalami masa

panen. Sedangkan untuk sektor PHR,

turunnya usaha dikonfirmasi oleh

Page 31: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

30

(30,00)

(20,00)

(10,00)

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1*

2007 2008 2009 2010

Realisasi Harga Jual

Perkiraan Harga Jual

 

semakin menurunnya jumlah kunjungan wisman dan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) seiring

dengan ketiadan even berskala besar yang diselenggarakan di wilayah Sulut.

Seiring dengan kontraksi usaha yang terjadi di awal tahun 2010, harga jual secara umum di

triwulan I-2010 diperkirakan juga mengalami penurunan. Kondisi ini tercermin dari SBT sebesar

2,49% yang jauh lebih rendah dibandingkan perkiraan harga jual pada hasil survei periode

sebelumnya (SBT 8,58%). Sektor ekonomi yang memberikan sumbangan cukup tinggi terhadap

penurunan harga jual pada awal triwulan I-2009 adalah sektor pertanian (SBT -10,03%).

Grafik 3. Perkembangan Harga Jual (SBT)

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha Tw.IV-2009, KBI Manado

Namun ditengah-tengah pesimisme masyarakat terhadap kegiatan usaha di awal tahun 2010,

kondisi perekonomian Sulawesi Utara secara umum diharapkan masih dapat tumbuh seiring

dengan penurunan tingkat suku bunga kredit yang akan mendorong dunia usaha untuk dapat

kembali bergairah, disamping meningkatnya aktivitas masyarakat menjelang kampanye

pemilihan kepala daerah di wilayah Sulawesi Utara yang akan dilaksanakan pada pertengahan

tahun 2010.

Page 32: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

31

BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Laju inflasi tahunan di Kota Manado di akhir triwulan IV-2009 menunjukkan adanya

peningkatan. Inflasi Kota Manado pada triwulan IV-2009 tercatat sebesar 2,31% (yoy) atau

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya yang mencatat deflasi

sebesar 0,01% (yoy). Seperti halnya laju inflasi tahunan, secara triwulanan, Kota Manado

juga mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan inflasi yang mencapai 2,50% (qtq)

meningkat dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 0,74%

(qtq). Jika dibandingkan dengan inflasi nasional, inflasi tahunan Kota Manado masih sedikit

lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan nasional sebesar 2,78% (yoy).

Sumber : BPS Nasional dan Provinsi Sulut, diolah Sumber : BPS Nasional dan Provinsi Sulut, diolah

Inflasi Kota Manado selama triwulan IV-2009 disebabkan sebagian besar oleh faktor

fundamental maupun non fundamental. Faktor fundamental yang paling berpengaruh

adalah kenaikan ekspektasi inflasi dan tekanan permintaan. Perayaan keagamaan (Idul Adha

dan Hari Natal) serta tahun baru 2010 merupakan faktor utama yang menyebabkan

ekspektasi inflasi dan permintaan masyarakat mengalami peningkatan. Kondisi tersebut

secara musiman selalu meningkatkan tekanan inflasi. Sementara itu, faktor non

fundamental lebih disebabkan oleh kenaikan harga volatile foods yang juga masih terkait

dengan kegiatan konsumsi masyarakat pada saat perayaan keagamaan dan menjelang akhir

tahun.

Grafik 2.2 Laju Inflasi Kota Manado Vs Nasional (qtq)

Grafik 2.1 Laju Inflasi Kota Manado Vs Nasional (yoy)

‐2

0

2

4

6

8

10

12

14

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV

2008 2009

YOY Manado

YOY Nasional

‐4

‐2

0

2

4

6

8

10

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV

2008 2009

QTQ Nasional QTQ Manado

Page 33: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

32

A. INFLASI TAHUNAN (yoy)

Secara tahunan, inflasi Kota Manado cenderung mengalami trend peningkatan dari posisi

deflasi 0,01% (yoy) di triwulan III-2009 menjadi 2,31% (yoy) pada triwulan IV-2009. Secara

umum, peningkatan laju inflasi disebabkan oleh tingginya permintaan pada saat perayaan

keagamaan dan menjelang akhir tahun 2009. Peningkatan tekanan inflasi tertinggi terjadi

pada kelompok bahan makanan yakni dari -0,82% (yoy) di triwulan III-2009 menjadi 5,82%

(yoy) di akhir triwulan IV-2009.

Peningkatan laju inflasi pada kelompok bahan makanan terutama disebabkan oleh inflasi

pada sub kelompok sayur-sayuran, lemak dan minyak serta ikan segar. Pada triwulan IV-

2009, terdapat 2 (dua) acara perayaan keagamaan yakni Idul Adha dan hari Natal, ditambah

dengan perayaan menjelang tahun baru 2010 menyebabkan adanya peningkatan

permintaan masyarakat akan bahan makanan. Sementara itu, kondisi cuaca yang tidak

stabil mengakibatkan produksi hasil pertanian menjadi berfluktuasi. Pasokan yang kurang

stabil ditambah dengan tingginya permintaan dari masyarakat menyebabkan peningkatan

laju inflasi kelompok bahan makanan. Namun peningkatan laju inflasi kelompok bahan

makanan masih dalam kondisi yang relatif normal.

Selanjutnya kelompok yang mengalami laju inflasi tertinggi kedua adalah kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, yakni dari deflasi -0,15% (yoy) pada triwulan

sebelumnya menjadi 0,44% (yoy). Sub kelompok perlengkapan rumah tangga dan biaya

tempat tinggal mencatat inflasi tertinggi dalam kelompok ini. Adanya kebiasaan masyarakat

di Suawesi Utara memperbaiki kondisi rumah/tempat tinggal serta membeli perlengkapan

rumah tangga menjelang perayaan Natal dan tahun baru diperkirakan menjadi pengaruh

peningkatan laju inflasi kelompok ini.

Laju inflasi kelompok sandang meningkat dari 4,67%(yoy) di triwulan III-2009 menjadi

6,37% (yoy) pada triwulan laporan. Peningkatan laju inflasi tahunan kelompok sandang

disumbang oleh sub kelompok sandang laki-laki, sandang wanita dan sandang anak-anak.

Inflasi yang terjadi pada kelompok ini juga disebabkan oleh adanya pola musiman dimana

terjadi peningkatan permintaan pakaian baru pada saat perayaan Natal dan menjelang

Tahun Baru 2010

Page 34: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

33

Tabel 2.1. Inflasi Tahunan Kota Manado Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

B. INFLASI TRIWULANAN (qtq)

Secara triwulanan, inflasi Kota Manado meningkat menjadi sebesar 2,50% (qtq). Tidak

berbeda dengan inflasi tahunan, peningkatan inflasi tertinggi secara triwulanan berasal dari

kelompok bahan makanan, kelompok sandang, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan

bahan bakar, serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan.

Tabel 2.2. Inflasi Triwulanan Kota Manado Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Faktor utama pendorong kenakan inflasi tersebut lebih disebabkan oleh faktor musiman,

yakni peningkatan permintaan saat perayaan keagamaan (Idul Adha dan Hari Natal) dan

menjelang akhir tahun 2009. Aktivitas rumah tangga yang meningkat menjelang hari raya

Natal dan tahun baru akan meningkatkan pembelian barang-barang antara lain: pakaian,

softdrink, semen (bahan bangunan), tiket transportasi serta bahan-bahan pembuat

makanan (mentega, dll). Sementara itu, tingginya angka realisasi proyek fisik yang dilakukan

Pemerintah Daerah di triwulan akhir tahun anggaran 2009 juga turut menyumbang laju

inflasi Kota Manado pada triwulan laporan.

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV1 Bahan Makanan 13,58 27,35 26,69 16,95 21,82 4,75 -0,82 5,822 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 2,33 3,45 5,29 7,11 8,03 7,5 6,15 4,883 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 6,89 13,01 11,77 7,16 3,54 2,07 -0,15 0,444 Sandang 10,31 9,13 8,02 6,21 6,05 4,94 4,67 6,375 Kesehatan 10,08 13,32 13,13 11,51 9,16 5,43 4,84 4,126 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 2,34 1,83 2,02 2,32 2,58 2,03 2,63 1,817 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0,52 9,91 9,95 8,83 1,05 -8,66 -8,76 -5,33

7,68 13,18 13,15 9,71 8,85 2,25 -0,01 2,31

2008 2009No Kelompok

Umum

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV1 Bahan Makanan 2,32 7,16 6,50 0,15 6,58 -7,86 0,84 6,862 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,68 1,57 3,14 1,55 1,54 1,07 1,85 0,343 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 3,22 1,15 2,45 0,18 -0,26 -0,29 0,23 0,774 Sandang 4,13 -0,90 1,19 1,71 3,97 -1,93 0,92 3,365 Kesehatan 3,36 5,95 1,56 0,26 1,18 2,32 0,99 -0,426 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,32 0,76 0,32 0,90 0,57 0,22 0,91 0,107 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0,13 10,93 0,10 -2,12 -7,03 0,28 -0,02 1,57

1,98 4,25 3,02 0,17 1,18 -2,08 0,74 2,50Umum

No Kelompok2008 2009

Page 35: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

34

Grafik 2.3. Laju Inflasi Kota Manado Vs Nasional (mtm)

Sumber: BPS Prov. Sulut dan Nasional, diolah.

B. INFLASI BULANAN (mtm)

Secara bulanan, inflasi pada triwulan IV-2009

memiliki tren meningkat. Pada awal periode,

Kota Manado mencatat inflasi sebesar 0,83%

(mtm), selanjutnya pada bulan Nopember

2009 angka ini meningkat menjadi 1,27%

(mtm), dan sampai dengan akhir triwulan

laporan inflasi di Kota Manado tercatat

sebesar 0,38% (mtm). Berdasarkan kelompok

barang dan jasa, angka inflasi tertinggi

selama triwulan IV-2009 adalah kelompok

sandang yang terus mengalami peningkatan

masing-masing sebesar 1,67% (mtm) dan

1,53% (mtm) pada bulan Nopember dan Desember 2009. Jika dibandingkan dengan angka

inflasi nasional, inflasi di Kota Manado pada periode laporan jauh berada diatas inflasi

nasional.

Sementara itu, para pelaku ekonomi khususnya konsumen di Sulawesi Utara memiliki

ekspektasi inflasi yang sejalan dengan perkembangan inflasi yang mengalami tren

peningkatan di awal periode laporan namun mengalami penurunan di akhir bulan periode

laporan.

Grafik 2.4. Ekspektasi Konsumen Terhadap Harga Barang dan Jasa

Sumber : BPS Sulut dan Survei Konsumen KBI Manado.

Keterangan : SK* = Ekspektasi konsumen terhadap harga pada bulan tsb menurut SK 3 bln sebelumnya

SK** = Ekspektasi konsumen terhadap harga pada bulan tsb menurut SK 6 bln sebelumnya

‐2

‐1

0

1

2

3

4

Okt

Nop

Des

Jan 

Feb

Mar

Apr

May

Jun

Jul

Agust

Sep

Okt

Nop

Des

2008 2009%

MTM Manado MTM Nasional

‐2,0

‐1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

0

50

100

150

200

250

Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

2008 2009

SK* SK** Inflasi (mtm)

Page 36: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

35

Grafik 2.5. Inflasi dan Andil Inflasi Kota Manado Menurut Kelompok

Barang dan Jasa Oktober 2009

Sumber: BPS Nasional, diolah.

OKTOBER 2009

Kota Manado pada Oktober 2009

mengalami inflasi sebesar 0,83%. Angka

ini meningkat dari posisinya di bulan

September yang mencatat deflasi sebesar

0,36% (m.t.). Inflasi dan sumbangan

terbesar berasal dari kelompok bahan

makanan. Total sumbangan bahan

makanan terhadap angka inflasi mencapai

0,77%, dengan inflasi terbesar berasal dari

sub komoditi sayur-sayuran dan bumbu-

bumbuan.

NOPEMBER 2009

Tidak berbeda dengan bulan sebelumnya,

Kota Manado pada Nopember 2009 juga

mengalami inflasi sebesar 1,27%. Kelompok

bahan makanan masih tetap sebagai

penyumbang terbesar dengan andil sebesar

1,06%. Sub kelompok yang mengalami

inflasi tertinggi adalah bumbu-bumbuan.

Beberapa komoditas yang mengalami

kenaikan harga selama Nopember 2009

adalah : cabe rawit, daun bawang, buncis,

cabe merah, emas perhiasan, kentang, dan

bawang merah.

Grafik 2.6. Inflasi dan Andil Inflasi Kota Manado Menurut Kelompok

Barang dan Jasa Nopember 2009

Sumber: BPS Nasional, diolah.

‐1 0 1 2 3

Bahan Makanan

Makanan jadi

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

Transportasi

2,91

‐0,25

0,19

0,14

0,00

0,00

0,27

0,77

‐0,04

0,05

0,01

0,00

0,00

0,04

Andil

Inflasi (m.t.m)

‐1 0 1 2 3 4

Bahan Makanan

Makanan jadi

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

Transportasi

3,94

0,20

0,26

1,67

‐0,47

0,10

0,13

1,06

0,04

0,06

0,10

‐0,02

0,01

0,02

Andil

Inflasi (m.t.m)

Page 37: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

36

Grafik 2.7. Inflasi dan Andil Inflasi Kota Manado Menurut

Kelompok Barang dan Jasa Desember 2009

DESEMBER 2009

Di akhir triwulan laporan Kota Manado

mengalami masih mengalami inflasi sebesar

0,38%. Laju inflasi ini lebih rendah dari

angka inflasi pada bulan Oktober dan

November. Inflasi yang rendah didorong

oleh penurunan indeks pada kelompok

bahan makanan sebesar dan kelompok

pendidikan.

Berdasarkan andil/sumbangannya, kelompok

bahan makanan yang selama ini menjadi

kelompok yang menyumbangkan inflasi

terbesar, pada Desember 2009 justru

mengalami deflasi sebesar 0,09% dengan

andil sebesar -0,02%.

Sumber: BPS Nasional, diolah.

‐1 0 1 2

Bahan Makanan

Makanan jadi

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

Transportasi

‐0,09

0,38

0,32

1,53

0,04

‐0,01

1,17

‐0,02

0,07

0,08

0,09

0,00

0,00

0,16

Andil

Inflasi (m.t.m)

Page 38: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

37

BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Secara umum perkembangan perbankan di Sulawesi Utara pada triwulan IV-2009 (posisi

November 2009) berada pada trend yang melambat walaupun tetap tumbuh positif. Hal ini

tercermin dari perkembangan berbagai indikator seperti total aset, kredit, Dana Pihak Ketiga

(DPK) serta peningkatan jumlah rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan). Bila

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, total aset dan DPK mengalami pertumbuhan

(yoy) yang juga lebih rendah. Namun demikian, fungsi intermediasi perbankan masih

berjalan baik tercermin dari pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan DPK sehingga rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) mengalami peningkatan.

Dengan risiko dan ketidakpastian pemulihan ekonomi global yang masih cukup tinggi,

perbankan saat ini melakukan strategi dengan fokus pada penerapan prinsip kehati-hatian

dan khusus dalam penyaluran kreditnya saat ini perbankan juga lebih memperhatikan

potensi usaha debitur kedepan melalui risk based pricing.

Tabel 3.1

Indikator Utama Perbankan di Sulawesi Utara

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*

Total Aset 8.958 9.319 9.905 10.548 10.793 11.691 12.359 13.527 13.635 14.235 14.860 14.732

Tumbuh Y.o.Y (%) 20,76 17,76 21,67 19,59 20,48 25,45 24,78 28,24 26,33 21,76 20,24 15,53

DPK (Rp Miliar) 5.985 6.436 6.504 7.070 7.189 7.765 7.929 8.860 8.907 9.448 9.725 9.755

Tumbuh Y.o.Y (%) 18,14 20,88 19,34 17,49 20,12 20,65 21,91 25,31 23,90 21,67 22,64 15,58

Kredit (Rp Miliar) 5.179 5.638 6.079 6.577 6.823 7.852 8.454 8.934 9.095 9.627 10.004 10.328

Tumbuh Y.o.Y (%) 20,25 22,04 26,85 29,70 31,74 39,27 39,08 35,84 33,30 22,60 18,34 17,55

LDR (%) 86,53 87,61 93,46 93,02 94,90 101,13 106,62 100,84 102,11 101,90 102,88 105,87

NPL (%) 5,12 4,91 6,29 3,77 4,86 4,88 3,43 2,86 3,86 3,72 3,58 3,25

kredit UMKM 3.221 3.632 3.882 4.064 4.305 5.079 5.435 5.727 5.841 6.185 6.270 6.371

Share UMKM 62,19 64,42 63,86 61,79 63,09 64,68 64,29 64,10 64,22 64,25 62,67 61,68

NPL UMKM (%) 8,23 7,62 7,11 5,67 6,01 5,69 4,91 3,78 4,91 4,96 5,18 4,97

Ket: * Data sampai dengan bulan November 2009

Komponen2007 2008 2009

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

. A. Fungsi Intermediasi Perbankan

1. Respon Perbankan Sulawesi Utara Terhadap Kebijakan Moneter

Di tengah risiko dan ketidakpastian pemulihan perekonomian global, serta seiring dengan

melemahnya tekanan inflasi, Bank Indonesia tetap mengarahkan perhatian pada upaya

menggerakkan sektor riil guna mendukung pertumbuhan ekonomi. Dalam upaya

mengurangi kendala-kendala dalam peningkatan fungsi intermediasi perbankan, Rapat

Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 3 Desember 2009 memutuskan untuk tetap

mempertahankan BI Rate sebesar 6,50%. Pelonggaran kebijakan moneter ini sudah mulai

Page 39: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

38

direspon dengan baik oleh pihak perbankan di Sulawesi Utara yang ditandai dengan

penurunan rata-rata tingkat suku bunga kredit, walaupun perubahannya relatif tidak terlalu

signifikan dikarenakan perbankan di wilayah Sulut masih cenderung berhati-hati dalam

menurunkan tingkat suku bunga kreditnya ditengah-tengah kondisi pemulihan ekonomi

pasca krisis yang masih dibayangi oleh faktor risiko yang relatif tinggi. Seperti halnya tingkat

suku bunga kredit, rata-rata tingkat suku bunga deposito 1 bulan juga sudah mulai

mengalami penurunan. Lambatnya pihak perbankan dalam merespon penurunan BI Rate

tidak lepas dari adanya penawaran Surat Utang Negara (SUN) seri terbaru yang

menawarkan return sekitar 10%, jauh diatas BI rate.

Tidak jauh berbeda dengan kondisi perbankan nasional, perbankan di wilayah Sulawesi

Utara juga masih diwarnai oleh persaingan tingkat suku bunga antar bank. Dampak dari

proses pemulihan krisis ekonomi global masih cukup dirasakan oleh masyarakat Sulut,

ditunjukkan melalui pertumbuhan DPK dan kredit yang cenderung melambat. Namun

pertumbuhan kredit masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK, hal inilah yang

menyebabkan LDR mengalami peningkatan. Tingkat suku bunga kredit yang masih relatif

tinggi walau sudah pada trend menurun berimplikasi pada tidak optimalnya akselerasi

pertumbuhan kredit. Berdasarkan data yang ditunjukkan pada grafik dibawah, sampai

dengan akhir bulan November tingkat suku bunga kredit berfluktuasi tipis dikisaran

16,43%. Pihak perbankan masih mematok margin keuntungan bank yang sangat tinggi,

disamping sebagai opportunity cost atas risiko yang akan dihadapi bank ketika debitur

mengalami gagal bayar (default). Menurut jenis penggunaannya, rata-rata tingkat suku

bunga kredit modal kerja mencapai 17,33% per tahun, kredit investasi (17,04% per tahun)

dan kredit konsumsi (14,91% per tahun). Sementara itu untuk tingkat suku bunga deposito

menunjukkan perkembangan yang sama dengan yang terjadi pada suku bunga kredit.

Trend penurunan dilakukan perbankan sejalan dengan penurunan BI Rate pada bulan

Desember 2008 yang terus turun hingga mencapai 6,50% pada bulan September 2009.

Pada bulan September 2009 tingkat suku bunga deposito berada pada posisi 6,04%.

Page 40: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

39

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

2. Penyerapan Dana Masyarakat

Selama empat triwulan terakhir, pertumbuhan DPK secara tahunan relatif tumbuh

melambat. Pada triwulan IV-2009 posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) di wilayah Sulawesi Utara

tercatat sebesar Rp9.755 miliar atau tumbuh hanya 15,58% (yoy), jauh menurun

dibandingkan pertumbuhan DPK pada periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan jenis

simpanannya, kenaikan dana terutama terjadi pada jenis giro yang meningkat 20,55% (yoy)

kemudian disusul oleh jenis tabungan sebesar 17,41% (yoy) dan deposito sebesar 10,53%

(yoy).

Grafik 3.2. Rata-Rata Tingkat Suku Bunga Kredit

Menurut Jenis Penggunaan

Grafik 3.1. Perkembangan Rata-Rata

Tingkat Suku Bunga Kredit di Sulut dan BI Rate

Grafik 3.3. Perkembangan Rata-Rata

Tingkat Suku Bunga Deposito 1 Bulan dan BI Rate

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

5,50 

6,00 

6,50 

7,00 

7,50 

8,00 

8,50 

9,00 

14,0 

14,5 

15,0 

15,5 

16,0 

16,5 

17,0 

17,5 

Jan

Feb

Mar

Apr

May Jun

Jul

Aug

Sep

Okt

Nop

2009

Sk. Bunga Kredit BI Rate

%

5,0 

5,5 

6,0 

6,5 

7,0 

7,5 

8,0 

Mar

Apr

May Jun

Jul

Aug

Sep

Okt

Nop

%Sk. Bunga Deposito BI Rate

13,0 

14,0 

15,0 

16,0 

17,0 

18,0 

19,0 

Jan

Feb

Mar

Apr

May Jun

Jul

Aug

Sep

Okt

Nop

2009

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Page 41: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

40

Grafik 3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga

 (Persen)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Menurut pangsanya, penempatan dana dalam sistem perbankan masih didominasi oleh

jenis simpanan tabungan sebesar 44,95% dari total keseluruhan Dana Pihak Ketiga (DPK)

yang berhasil dihimpun, disusul kemudian deposito (34,18%) dan giro (20,87%).

Grafik 3.5 Share Dana Pihak Ketiga (DPK)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Berdasarkan kelompok banknya, bank pemerintah menyerap hampir 65,77% dari total DPK

sedangkan sisanya dihimpun oleh bank swasta (34,23%). Berdasarkan laju

pertumbuhannya, dana di bank pemerintah berhasil tumbuh 17,74% (yoy) sedangkan dana

di bank swasta tumbuh lebih rendah yaitu sebesar 11,63% (yoy). Perkembangan

pertumbuhan dana di bank pemerintah yang masih dinilai cukup tinggi tidak lepas dari

adanya pandangan dalam masyarakat dimana bank pemerintah dinilai lebih aman, terlebih

lagi pada kondisi ketidakpastiaan pemulihan perekonomian saat ini. Selain itu, maraknya

bank swasta yang baru membuka cabang di Kota Manado berdampak terhadap persaingan

antar bank dalam menyaring dana pihak ketiga. Seperti halnya jumlah dana pihak ketiga

berdasarkan kelompok bank, jumlah dana pihak ketiga berdasarkan kepemilikannya juga

‐500 

1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000 

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*

2008 2009

Giro Deposito Tabungan

21%

34%

45%

Giro Deposito Tabungan

Page 42: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

41

masih tetap tumbuh. Dana yang dimiliki pemerintah daerah baik provinsi/kota/kabupaten

tercatat sebesar Rp1.549 miliar atau tumbuh sebesar 43,06% (yoy). Sedangkan dana milik

swasta juga mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp8.205 miliar atau tumbuh sebesar

11,52% (yoy).

Berdasarkan wilayah penghimpunan dananya, dari keseluruhan total dana pihak ketiga

yang dihimpun, sebesar 72,54% atau Rp7.076 miliar berasal dari bank-bank yang berlokasi

di Manado, selanjutnya diikuti oleh Kabupaten Minahasa (8,12%), Kabupaten Bolaang

Mongondow (6,86%), Kota Bitung (6,77%), dan Kabupaten Sangihe Talaud (5,71%).

Tingginya penghimpunan dana masyarakat di Kota Manado terkait dengan jumlah jaringan

kantor bank yang sebagian besar terkonsentrasi di Kota Manado, disamping itu sentra

pertumbuhan ekonomi daerah berada di Manado tercermin dari maraknya aktivitas

pembangunan daerah yang terfokus di sekitar Manado.

Tabel 3.2 Perkembangan Sebaran DPK per Kabupaten/Kota

 (Rp. Miliar)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Grafik 3.7 Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Kepemilikan

(Rp. Miliar)

Grafik 3.6 Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Bank Penghimpun

(Rp. Miliar)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

1.000 

2.000 

3.000 

4.000 

5.000 

6.000 

7.000 

8.000 

9.000 

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*

2008 2009

Bank Pemerintah Bank Swasta

(1.000) 1.000  3.000  5.000  7.000  9.000 

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4*

2008

2009

Swasta Pemerintah

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*Minahasa 468 513 684 586 833 827 794 793 Bolaang Mongondow 392 427 391 448 553 669 697 669 Sangihe Talaud 315 329 343 372 440 473 575 557 Manado 5.371 5.862 5.959 6.872 6.443 6.835 6.989 7.076 Bitung 644 635 552 583 639 642 669 661 Total 7.189 7.765 7.929 8.860 8.907 9.448 9.725 9.755

Kota/Kabupaten 20092008

Page 43: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

42

Berdasarkan wilayah administratifnya, pada triwulan laporan seluruh kabupaten/kota di

Provinsi Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan yang positif jika dibandingkan dengan

periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan tertinggi dialami oleh kabupaten Bolaang

Mongondow sebesar 64,82% (yoy) dengan total DPK sebesar Rp669 miliar. Berikutnya

adalah Kabupaten Sangihe Talaud yang tumbuh 44,69% (yoy) dengan jumlah Rp557 miliar,

Kota Bitung (13,38%), Kota Manado (13,38%) dan Kabupaten Minahasa yang mencatat

pertumbuhan terkecil sebesar 9,14% (yoy).

3. Penyaluran Kredit Bank Pelapor

Mulai membaikknya kondisi perekonomian, belum menunjukkan dampak terhadap

penyaluran kredit oleh bank umum konvensional. Hal ini terlihat dari masih melambatnya

pertumbuhan kredit pada triwulan IV-2009. Outstanding kredit yang disalurkan sampai

dengan bulan November 2009 adalah sebesar Rp10.328 miliar. Secara tahunan, kredit

tumbuh 17,55% (yoy) terus mengalami koreksi sejak akhir triwulan IV-2008. Berdasarkan

jenis penggunaannya, perkembangan kredit paling signifikan dialami oleh kredit konsumsi

mencapai jumlah Rp5.751 miliar atau tumbuh sebesar 32,98%. Pertumbuhan yang cukup

signifikan ini dipicu dari tingginya aktivitas konsumsi masyarakat Sulawesi Utara yang

dikonfirmasi dengan data pertumbuhan ekonomi khususnya dari komponen konsumsi yang

juga dominan dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi Sulawesi utara. Untuk jenis

kredit investasi dan kredit modal kerja pertumbuhannya masing-masing sebesar 11,98%

(yoy) dan 0,36% (yoy).

Grafik 3.9 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan

Kabupaten/Kota (%)

Grafik 3.8 Komposisi Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Kabupaten/Kota

(Milyar Rupiah)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*

2008

Bitung 644  635  552  583  639  642  669  661 

Manado 5.371 5.862 5.959 6.872 6.443 6.835 6.989 7.076

Sangihe Talaud 315  329  343  372  440  473  575  557 

Bolmong 392  427  391  448  553  669  697  669 

Minahasa 468  513  684  586  833  827  794  793 

2.000 

4.000 

6.000 

8.000 

10.000 

12.000 Minahasa Bolmong Sangihe Talaud

Manado Bitung

0 20 40 60 80 100

Minahasa

Bolmong

Sangihe Talaud

Manado

Bitung Q4‐09*

Q3‐09

Q4‐08

Page 44: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

43

Grafik 3.11. Penyaluran Kredit di Provinsi Sulawesi Utara

(Rp. Miliar)

Berdasarkan strukturnya, pangsa kredit konsumsi menempati urutan pertama sebesar

55,68% dari total kredit yang disalurkan, hal ini sejalan dengan pertumbuhan kredit

konsumsi yang juga paling signifikan dibandingkan pertumbuhan kredit investasi dan modal

kerja. Selanjutnya pangsa kredit modal kerja tercatat sebesar 35,04%, dan kemudian diikuti

oleh kredit investasi dengan pangsa sebesar 9,28%. Berdasarkan sektor ekonominya,

penyaluran kredit produktif selama triwulan ini sebagian besar ditujukan ke sektor lainnya

(konsumsi) dengan jumlah Rp5.556 miliar dengan pangsa 55,80%. Selanjutnya diikuti oleh

sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) mencapai jumlah Rp2.916 miliar dengan

pangsa sebesar 28,24% dari total kredit. Disusul penyaluran kredit pada sektor konstruksi

dan sektor jasa dunia usaha masing-masing dengan pangsa 4,56% dan 4,16%. Dominasi

penyaluran kredit pada sektor PHR didorong oleh tingginya tingkat aktivitas konsumsi

masyarakat, dibukanya pusat perbelanjaan baru di Manado (Manado Trade Center), dan

meningkatnya wisatawan asing dan domestik untuk berkunjung ke Sulawesi Utara pasca

terselenggaranya event internasional, sehingga hal ini menjadi insentif bagi pihak

perbankan untuk menyalurkan kredit di sektor ini.

Sementara itu berdasarkan pencapaiannya, peningkatan pertumbuhan kredit paling

signifikan terjadi di sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan yang tumbuh 100,17% (yoy) dengan

jumlah Rp89 juta. Berikutnya adalah sektor Listrik, Gas dan Air Bersih dan sektor laimmya

(konsumsi) yang tumbuh masing-masing sebesar 43,79% (yoy) dan 32,79% (yoy).

Selanjutnya beberapa sektor juga mengalami kontraksi penyaluran kredit yakni di sektor

Grafik 3.10. Perkembangan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan

(Persen)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

‐5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

Jan

Feb

Mar

Apr

May Jun

Jul

Aug

Sep

Okt

Nop

2009

% gInvestasi gModal Kerja gKonsumsi gTotal Kredit

‐ 1.000  2.000  3.000  4.000  5.000  6.000  7.000  8.000  9.000 

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4*

2008

2009 Konsumsi

Investasi

Modal Kerja

Page 45: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

44

pertanian yang mengalami kontraksi sebesar 36,01% (yoy), sektor transportasi dan

komunikasi terkontraksi sebesar 30,77% (yoy) dan sektor perindustrian yang berkontraksi

sebesar 1,40% (yoy).

Grafik 3.12. Penyaluran Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

(Rp. Miliar)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Berdasarkan kelompok bank, sampai dengan triwulan laporan, bank umum pemerintah

masih terus mendominasi penyaluran kredit dibandingkan dengan bank umum swasta

nasional. Kelompok bank pemerintah berhasil menyalurkan Rp7.952 miliar atau mencapai

pangsa pasar 76,99% sedangkan kelompok bank swasta menyalurkan Rp2.376 miliar

dengan pangsa pasar 23,01%. Selain itu dominasi pembiayaan oleh bank umum

pemerintah terlihat semakin kuat ditinjau dari laju pertumbuhan kreditnya yang tumbuh

sebesar 24,30% (yoy). Sebaliknya, pertumbuhan penyaluran kredit di bank swasta justru

mengalami kontraksi sebesar 0,53% (yoy). Banyaknya bank swasta di wilayah Sulawesi

Utara memdorong persaingan yang semakin kuat, yang berdampak terhadap lambatnya

pertumbuhan penyaluran kredit oleh bank swasta.

Grafik 3.13.

Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank  (Rp. Miliar)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

‐ 1.000  2.000  3.000  4.000  5.000  6.000 

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4*

2008

2009

Lainnya (Konsumsi)

Sektor Produktif LainnyaPHR

Konstruksi

Pertanian

2.000 

4.000 

6.000 

8.000 

10.000 

12.000 

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*

2008 2009

Bank Pemerintah Bank Swasta

Page 46: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

45

Berdasarkan wilayah penyaluran kredit, dari total kredit sebesar Rp10.328 miliar, sebesar

64,85% atau sebesar Rp6.697 miliar disalurkan di wilayah Kota Manado hal ini juga tidak

lepas dari banyaknya jaringan kantor perbankan yang berada di Kota Manado sebagai

sentra pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara. Selanjutnya diikuti oleh Kabupaten

Minahasa dengan pangsa pasar sebesar 12,40% (Rp1.281 miliar), Kabupaten Bolaang

Mongondow sebesar 9,98% (Rp1.030 miliar), Kota Bitung sebesar 6,69% (Rp.691 miliar),

dan Kabupaten Sangihe Talaud sebesar 6,09% (Rp.629 miliar).

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Berdasarkan laju pertumbuhan kreditnya, wilayah dengan laju pertumbuhan kredit tertinggi

dialami Kabupaten Minahasa sebesar 25,41% (yoy) sedangkan yang terendah adalah Kota

Manado sebesar 12,28% (yoy). Perlambatan pertumbuhan kredit selama triwulan laporan

terjadi karena respon pihak perbankan atas kondisi ketidakpastian pemulihan perekonomian

global yang kemudian berdampak pada perilaku perbankan yang lebih memperhitungkan

faktor risiko dengan fokus pada prinsip kehati-hatian serta lebih memperhatikan potensi

usaha dari debitur kedepan melalui risk based pricing.

Fungsi intermediasi perbankan mengalami peningkatan tercermin dari angka Loan to

Deposit Ratio (LDR) sebesar dari 105,87% pada triwulan laporan, naik dari posisinya di

periode yang sama tahun lalu sebesar 101,33%. Perlu digaris bawahi bahwa perhitungan

LDR ini hanya membagi jumlah total kredit yang disalurkan dengan jumlah dana pihak

ketiga yang berhasil dihimpun oleh perbankan. Meningkatnya rasio LDR ini disebabkan

karena pertumbuhan kredit yang jauh lebih signifikan dibandingkan pertumbuhan DPK

yang berhasil dihimpun bank. Berdasarkan wilayah administratifnya, rasio LDR terendah

Grafik 3.15. Pertumbuhan Kredit Berdasarkan

Kabupaten/Kota (%)

Grafik 3.14. Komposisi Kredit Berdasarkan

Kabupaten/Kota (Milyar Rupiah)

2.000 

4.000 

6.000 

8.000 

10.000 

12.000 

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*

2008 2009

Bitung Manado Sangihe Talaud

Bolmong Minahasa

‐ 10  20  30  40  50 

Minahasa

Bolmong

Sangihe Talaud

Manado

Bitung

Q4*‐2009

Q3‐2009

Q4‐2008

Page 47: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

46

dialami oleh Kota Manado sebesar 94,65%. Sedangkan LDR tertinggi dicapai oleh

Kabupaten Minahasa sebesar 161,61%, disusul kemudian berturut-turut oleh Kabupaten

Bolaang Mongondow sebesar 154,01%, Kabupaten Sangihe Talaud sebesar 112,93%, dan

Kota Bitung sebesar 104,55%.

Grafik 3.16.

Loan to Deposit Ratio (LDR) Berdasarkan Kabupaten/Kota (%)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

4. Kredit UMKM

Perkembangan kredit MKM (Mikro, Kecil dan Menengah) memperlihatkan perkembangan

yang relatif melambat yang ditandai dengan laju pertumbuhan yang lebih rendah

dibandingkan laju pertumbuhan kredit secara umum. Sampai dengan triwulan IV–2009

(bulan November 2009), jumlah kredit MKM yang berhasil disalurkan mencapai Rp6.371

miliar dengan laju pertumbuhan sebesar 12,13% (yoy). Pencapaian ini lebih rendah baik bila

dibandingkan pertumbuhan kredit secara umum pada triwulan laporan tumbuh 17,55%

(yoy), maupun dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat

mencapai 15,37% (yoy).

Grafik 3.17.

Laju Pertumbuhan Kredit UMKM dan Total Kredit

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

‐ 50  100  150  200 

Minahasa

Bolmong

Sangihe Talaud

Manado

Bitung Q4*‐2009

Q3‐2009

Q4‐2008

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Jan

Feb

Mar

Apr

May Jun

Jul

Aug Sep

Okt

Nop

2009

gKredit gUMKM

Page 48: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

47

Menurut pangsanya, sebagian besar atau 61,69% dari total kredit MKM merupakan jenis

kredit menengah sedangkan sisanya 32,67% merupakan jenis kredit kecil dan baru

sebagian kecil atau hanya 5,65% merupakan jenis kredit mikro. Kecilnya porsi kredit mikro

dan kecil terutama disebabkan oleh cukup tingginya rasio kredit bermasalah untuk jenis

kredit mikro dan kecil yaitu masing-masing sebesar 15,38% dan 6,70%, jauh dari batas

toleransi Bank Indonesia sebesar 5% sedangkan kualitas kredit menengah relatif cukup baik

yaitu sebesar 3,09%.

Berdasarkan penyebarannya, penyaluran kredit UMKM masih belum merata dan lebih

banyak terfokus pada daerah-daerah tertentu. Tercatat Kota Manado menyerap 67,37%

dari total kredit MKM yang disalurkan, diikuti oleh kota dan kabupaten lainnya yang rata-

rata memiliki pangsa pada kisaran 5,8%-10%. Berdasarkan laju pertumbuhannya,

perkembangan kredit MKM di Kabupaten Bolaang Mongondow merupakan yang tertinggi

yaitu sebesar 31,39% (yoy) sedangkan wilayah dengan laju pertumbuhan kredit MKM

terendah adalah Kabupaten Kep.Sangihe Talaud yang tumbuh hanya sebesar 0,79% (yoy).

Grafik 3.19. Non Performing Loan Kredit Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (Rp. Miliar)

Grafik 3.18. Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(Rp. Miliar)

Grafik 3.21. Pertumbuhan Kredit UMKM Berdasarkan

Kabupaten/Kota (Persen)

Grafik 3.20. Perkembangan Kredit UMKM Berdasarkan

Kabupaten/Kota (Rp. Miliar)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

500 

1.000 

1.500 

2.000 

2.500 

3.000 

3.500 

4.000 

4.500 

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*

2008 2009

Mikro Kecil Menengah

‐ 20  40  60  80  100  120  140  160 

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4*

2008

2009

Menengah

Kecil

Mikro

1.000 

2.000 

3.000 

4.000 

5.000 

6.000 

7.000 

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*

2008 2009

Bitung ManadoSangihe‐Talaud BolmongMinahasa

0 20 40 60 80

Minahasa

Bolmong

Sangihe Talaud

Manado

Bitung Q4*‐2009

Q3‐2009

Q4‐2008

%

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Page 49: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

48

B. RISIKO KREDIT

1. Rasio Kelonggaran Tarik Kredit

Perkembangan rasio kelonggaran tarik kredit bank umum pada triwulan IV-2009 (November

2009) memperlihatkan penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Tercatat rasio kelonggaran tarik pada triwulan laporan sebesar 5,83% turun dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya lalu yang tercatat sebesar 5,95%. Penurunan rasio

merupakan suatu awal yang baik untuk lebih mengoptimalkan fungsi intermediasi

perbankan. Di tengah-tengah ketidakpastian pemulihan perekonomian dunia yang

dampaknya mulai dirasakan sektor riil membuat perbankan lebih berhati-hati dalam

menyalurkan kreditnya. Khusus dalam penyaluran kredit saat ini perbankan juga lebih

memperhatikan potensi usaha debitur kedepan melalui perhitungan risk based pricing.

Grafik 3.22. Kelonggaran Tarik Kredit Bank Umum

 (Rp. Miliar)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

2. Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin (NIM) didefinisikan sebagai salah satu indikator penilaian terkait

kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Berdasarkan neraca konsolidasi bank umum,

saldo bersih pendapatan bunga setelah dikurangi biaya bunga atau yang biasa disebut Net

Interest Margin (NIM). Pada triwulan laporan (November 2009) NIM menunjukkan angka

yang positif tercatat sebesar Rp1.017 miliar atau mengalami peningkatan bila dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp897miliar. Pendapatan

bunga (antara lain dalam bentuk kredit dan penempatan antar bank) pada periode laporan

lebih besar dibandingkan dengan biaya bunga (antara lain dalam bentuk tabungan, giro

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*

2008 2009

Plafond 7.774  8.460  9.688  9.920  10.187 10.647 11.031 11.499

Outstanding 6.823  7.297  8.454  8.934  9.095  9.627  10.004 10.328

Rasio UL (%) 7,86  9,89  7,94  5,95  6,20  5,50  5,38  5,83 

10 

12 

4.000 

5.000 

6.000 

7.000 

8.000 

9.000 

10.000 

11.000 

12.000  %Milliar

Page 50: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

49

dan deposito). Hal ini sejalan dengan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan DPK.

Grafik 3.23 Net Interest Margin Bank Umum

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

3. Rasio BOPO

Rasio BOPO menunjukkan tingkat efisiensi bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.

Dalam analisis ini maka rasio BOPO yang tinggi mencerminkan kondisi bank yang tidak

efisien. Pada triwulan IV-2009 (November 2009) rasio BOPO menunjukkan adanya

penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sampai dengan triwulan

laporan, tingkat efisiensi operasional perbankan meningkat yang tercermin dari rasio BOPO

bank umum yang turun menjadi 71,24% dibandingkan triwulan yang sama tahun

sebelumnya yang tercatat sebesar 73,62%. Hal ini dapat diartikan bahwa bank sudah lebih

efisien dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

Grafik 3.24. Rasio Biaya dan Pendapatan Operasional Bank Umum

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*

2008 2009

Pend.Bunga 266  560  890  1.242 363  748  1.154 1.438

Biaya Bunga 72  147  232  345  119  235  348  420 

NIM 194  413  659  897  244  513  805  1.017

200 

400 

600 

800 

1.000 

1.200 

200 

400 

600 

800 

1.000 

1.200 

1.400 

1.600 

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*

2008 2009

BO 231  571  776  1.087  322  683  997  1.202 

PO 316  831  1.061  1.477  423  880  1.358  1.687 

Rasio 73,21  68,71  73,18  73,62  76,05  77,62  73,40  71,24 

64 

66 

68 

70 

72 

74 

76 

78 

80 

200 

400 

600 

800 

1.000 

1.200 

1.400 

1.600 

1.800 %Miliar

Page 51: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

50

4. Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) merupakan suatu rasio yang mengukur kemampuan bank untuk

menghasilkan laba dengan asset yang dimilikinya. Sampai dengan triwulan IV-2009

(November 2009), rasio ROA bank umum tercatat sebesar 4,08% mengalami peningkatan

bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 2,19%.

Peningkatan rasio ROA ini lebih disebabkan oleh tingginya presentase kenaikan total aset

yang mampu dikelola dengan baik oleh bank untuk menghasilkan laba.

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

5. Sensitivitas Risiko Pasar

Sensitivitas aset dan kewajiban ditunjukkan oleh perubahan NIM bank akibat perubahan

suku bunga, sedangkan perubahan NIM diperngaruhi oleh posisi gap bank. Tingkat

sensitivitas NIM bank terhadap perubahan suku bunga sangat tergantung kepada

karakteristik instrumen keuangan yang membentuk portfolio bank tersebut, antara lain

jatuh tempo (maturity) dan karakteristik suku bunga bank (floating atau fixed).

Tabel 3.3

Portfolio Interest Instrument Perbankan di Sulawesi Utara

Grafik 3.25. Return On Asset Bank Umum

(Persen)

Grafik 3.26. Jumlah Asset dan Nilai Laba/Rugi Bank Umum

(Juta Rupiah)

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

4,50

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*

2008 2009

ROA (Persen)

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*

2008 2009

Aset (Rp Juta) 10.79311.69112.35913.52713.63514.23514.86014.732

L/R (Rp Juta) 79  174  274  297  134  253  459  601 

‐50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 

2.000 

4.000 

6.000 

8.000 

10.000 

12.000 

14.000 

16.000 

Q1 Q2 Q3 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*1 Penempatan pada Bank Indonesia 495.073 285.011 147.572 268.989 325.866 557.217 276.822 823.005 506.112 2 Penempatan pada Bank Lain 303.272 514.885 181.097 736.439 882.820 662.912 811.397 428.212 393.565 3 Surat Berharga yang Dimiliki 9.406 47.065 28.724 30.503 26.997 99.444 118.866 84.048 66.814 4 Kredit yang Diberikan 6.572.753 7.852.343 8.258.003 8.454.101 8.934.226 9.095.096 9.627.209 10.004.379 10.327.683 5 Tagihan Lainnya 2.773 1.255 1.276 1.437 1.483 1.507 1.678 1.473 1.679

7.383.277 8.700.559 8.616.672 9.491.469 10.171.392 10.416.176 10.835.972 11.341.117 11.295.853

Q1 Q2 Q3 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*1 Giro 1.282.087 1.536.988 1.420.546 1.383.487 1.496.273 1.794.586 1.938.986 2.054.467 2.036.156 2 Tabungan 3.564.430 4.021.549 3.793.125 3.803.628 4.341.512 3.779.939 4.200.386 4.251.509 4.348.740 3 Simpanan Berjangka 2.208.649 2.206.430 2.429.922 2.742.030 3.022.149 3.332.881 3.308.172 3.418.644 3.333.849 4 Kewajiban kepada Bank Indonesia 4.774 4.779 4.458 4.491 4.352 3.823 3.340 3.215 3.174 5 Kewajiban kepada Bank Lain 275.456 482.334 407.649 620.490 1.096.345 358.076 596.771 567.913 472.554 6 Surat Berharga yang Diterbitkan 169.434 171.530 9.536 168.801 162.987 161.087 163.091 161.031 161.366 7 Pinjaman yang Diterima 11.329 9.430 65.862 9.589 8.555 8.040 13.742 13.158 10.782 8 Kewajiban Lainnya 50.643 70.695 11.385 87.197 74.771 60.921 86.231 65.521 129.363 9 Setoran Jaminan 10.833 10.586 - 12.364 16.906 17.669 19.950 19.298 20.281

7.577.635 8.514.321 8.142.483 8.832.077 10.223.850 9.517.022 10.330.669 10.554.756 10.516.265-194.358 186.238 474.189 659.392 -52.458 899.154 505.303 786.361 779.588

2009

2009

RSA

RSLGAP

No. Aktiva

No. Passiva

2008

2008

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

Page 52: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

51

Perilaku perbankan di Sulawesi Utara hingga triwulan IV-2009 berada pada kondisi positif

gap yang berarti RSA > RSL. Salah satu penyebabnya adalah perbankan masih

mempertahankan tingkat suku bunga kredit yang jauh lebih tinggi dibandingkan suku

bunga simpanan untuk memaksimalkan keuntungannya.

C. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

Secara kelembagaan, jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang beroperasi di wilayah kerja

Bank Indonesia Manado sebanyak 21 BPR yang seluruhnya merupakan bank konvensional

dengan rincian sebanyak 17 BPR dengan jumlah kantor 39 unit beroperasi di Sulawesi Utara

sedangkan 4 BPR dengan jumlah kantor 8 unit beroperasi di Gorontalo.

Tabel 3.4. Indikator Utama Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Di Sulawesi Utara (Rp. Miliar)

Kinerja BPR selama triwulan IV-2009 secara umum jika dibandingkan baik dengan periode

yang sama tahun lalu dan triwulan sebelumnya mengalami peningkatan tercermin dari

naiknya total aset, DPK, dan jumlah kredit yang berhasil disalurkan. Peningkatan beberapa

indikator ini juga dibarengi dengan membaiknya rasio LDR dan NPL. Pada triwulan laporan

total aset BPR tercatat Rp239,5 miliar, tumbuh 16,74% (yoy) dibandingkan posisi yang

sama tahun sebelumnya. Sementara itu, DPK yang berhasil dihimpun naik sebesar 19,03%

(yoy) mencapai Rp171,3 miliar. Berdasarkan jenisnya, sebagian besar DPK tersebut disimpan

dalam bentuk deposito dengan pangsa 70,34% atau sebesar Rp120,5 miliar, sedangkan

sisanya dalam bentuk tabungan. Berdasarkan jenisnya, kredit yang disalurkan sebagian

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*)

Aset 177,2 186,6 194,5 205,2 207,9 220,4 237,8 239,5 16,74%

DPK 132,8 135,5 143,1 144,0 153,0 160,3 171,5 171,3 19,03%

Deposito 96,0 95,4 101,5 100,4 108,8 113,1 120,3 120,5 20,00%

Tabungan 36,8 40,1 41,6 43,5 44,2 47,2 51,2 50,8 16,79%

Kredit 139,8 157,8 161,6 156,9 163,7 181,5 195,6 203,1 29,44%

Jenis Penggunaan

Modal Kerja 32,5 35,4 37,7 36,6 39,6 45,7 51,0 55,2 50,71%

Investasi 12,2 12,4 14,5 14,2 14,5 13,5 13,4 13,3 -5,89%

Konsumsi 95,1 110,1 109,4 106,1 109,5 122,3 131,2 134,6 26,81%

Sektoral

Pertanian 3,0 2,9 3,4 3,3 3,1 3,2 3,9 4,5 33,32%

Perindustrian 0,6 0,4 0,4 0,4 0,5 0,6 0,5 0,6 42,82%

PHR 24,3 26,9 27,6 26,4 28,1 28,2 31,6 34,2 29,67%

Jasa-jasa 10,8 11,3 12,7 12,2 14,3 15,1 18,1 18,9 54,97%

Lain-lain 101,0 116,3 117,6 114,6 117,7 134,4 141,5 144,9 26,50%

LDR (Persen) 105,3 116,5 113,0 109,0 107,0 113,2 114,0 118,5

NPL (Persen) 3,5 3,1 3,4 3,3 3,5 3,2 3,3 3,1*) posisi November 2009Sumber : Data Ekubank, Laporan Bulanan Bank Perkreditan rakyat (LBPR)

Y.o.YKomponen2008 2009

Page 53: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

52

besar merupakan kredit konsumsi mencapai Rp134,6 miliar dengan pangsa 66,28%,

selanjutnya kredit modal kerja sebesar Rp55,2 miliar (27,16%) dan sisanya kredit investasi

sebesar Rp13,3 miliar (6,56%).

Terlihat dalam tabel diatas, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya

jenis kredit modal kerja mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 50,71% (yoy) kemudian

disusul oleh kredit konsumsi sebesar 26,81%(yoy). Sebaliknya kredit investasi mengalami

pertumbuhan yang negatif sebesar 5,89%. Peningkatan pertumbuhan kredit modal kerja ini

sebagian besar didorong oleh tumbuhnya sektor perdagangan dan retail, dimana nasabah

yang mengajukan kredit modal kerja di BPR umumnya digunakan untuk usaha jenis retail.

Sementara itu, kredit konsumsi masih tetap tumbuh karena merupakan suatu konsekuensi

logis dari dominannya kegiatan konsumsi pada PDRB Provinsi Sulawesi Utara yang didukung

oleh berbagai kemudahan yang diberikan oleh BPR dalam pengajuan kredit dibandingkan

bank umum walaupun bunga yang ditawarkan relatif lebih tinggi. Sementara itu, fungsi

intermediasi yang tercermin dari rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) BPR yang mencapai

118,5% mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya sebesar 109,0%. Perhitungan LDR ini berbeda dengan cara perhitungan

penentuan tingkat kesehatan BPR, dimana dalam perhitungan LDR ini hanya membagi total

kredit dengan total Dana Pihak Ketiga, sedangkan dalam penilaian tingkat kesehatan BPR

(total kredit dibagi dengan total dana yang diterima bank), dimana total DPK hanya sebagai

salah satu komponen dari jumlah dana yang diterima. Kinerja yang semakin membaik juga

diperlihatkan oleh penurunan pada jumlah kredit bermasalah yang dicerminkan oleh

turunnya rasio NPL (Non Performing Loan) menjadi 3,1% dari posisi yang sama tahun

sebelumnya maupun dari posisinya pada triwulan III-2009 sebesar 3.3%.

Page 54: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

53

BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Alokasi dana dari pemerintah pusat ke Provinsi Sulawesi Utara pada Tahun 2009

diperkirakan mencapai Rp9,22 Triliun atau naik 17,12% dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan komponen penyusunnya, kenaikan dana alokasi pemerintah pusat terutama

berasal dari Dana Perimbangan (DAU/DAK) yang naik 23,45% mencapai jumlah Rp5,34

Triliun berikutya adalah Dana Sektoral yang naik 8,38% mencapai Rp3,09 Triliun dan Dana

Dekonsentrasi/Tugas Perbantuan yang naik 13,79% mencapai Rp788 milliar.

Tabel 4.1. Perkembangan Alokasi Dana Pusat ke Sulawesi Utara

2005 2006 2007 2008 2009F

Sektoral - 1,478 2,271 2,850 3,089

TOTAL 2,779 5,646 6,618 7,872 9,220

1,094 613 693 788 Perimbangan (DAU/DAK) 1,853 3,074 3,734 4,328 5,343 Dekonsentrasi/Tugas Perbantuan 927

Sumber : Dirjen Perimbangan Keuangan Daerah Depkeu

4.1. Dana Perimbangan

Alokasi dana perimbangan dari pemerintah pusat bagi Provinsi Sulawesi Utara di Tahun

2009 menunjukkan peningkatan sebesar 23,45% dibandingkan dengan Tahun 2008.

Secara agregat, jumlah alokasi dana dari pemerintah pusat ke provinsi, kabupaten dan kota

di Sulawesi Utara mencapai Rp5,34 Triliun. Hampir seluruh kabupaten/kota/provinsi di

Tahun 2009 menerima peningkatan alokasi anggaran dibandingkan tahun lalu, kecuali Kota

Tomohon, Kabupaten Minahasa Utara (Minut) dan Kabupaten Bolaang Mongondow

(Bolmong). Tingkat pertumbuhan tertinggi alokasi anggaran terjadi di Kabupaten Bolmong

Utara sebesar 187,47%, sedangkan penurunan tertinggi terjadi di Kabupaten Bolmong

sebesar 16,96%.

Page 55: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

54

Total Dana

Perimbangan (Juta Rp) th.

2008

Total Dana Perimbangan (Juta Rp) th.

2009

Naik/Turun (Persen)

Pemprov 604.70 668.99 10.63 Manado 504.13 516.13 2.38 Bitung 327.74 335.57 2.39 Tomohon 293.07 284.38 (2.97) Minahasa 459.47 465.44 1.30 Minsel 316.74 359.70 13.56 Minut 361.32 335.43 (7.16) Bolmong 406.96 337.93 (16.96) Talaud 326.03 344.78 5.75 Sangihe 297.18 419.46 41.14 Kotamobagu 94.66 265.69 180.67 Bolmut 92.74 266.61 187.47 Sitaro 120.89 286.80 137.24 Mitra 122.79 335.43 173.17 Boltim n.a. 54.22 Bosel n.a. 66.88 TOTAL 4,328.44 5,343.44 23.45 *) Daerah Pemekaran Tahun 2008

Berdasarkan alokasi dana perimbangan di masing-masing kabupaten/kota/provinsi di Tahun

2009, pangsa terbesar terjadi pada tingkat provinsi dengan jumlah Rp668,99 milliar dengan

pangsa 12,52%, naik 10,63% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berikutnya adalah

Kota Manado sebesar Rp516,13 miliar dengan pangsa 9,66% dari total anggaran,

Kabupaten Minahasa sebesar Rp.465,44 dengan pangsa 8,71% dan Kabupaten Sangihe

sebesar Rp419,46 miliar dengan pangsa 7,85%. Alokasi dana terendah diperoleh oleh

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dengan pangsa 1,01% dari total dana

perimbangan atau sebesar Rp54,22 milliar.

Tabel 4.2. Dana Perimbangan ke Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2009

Grafik 4.1 Alokasi Dana Perimbangan Sulawesi Utara Tahun 2008

Grafik 4.2 Alokasi Dana Perimbangan Sulawesi Utara Tahun 2009

Sumber : Biro Keuangan Daerah & Website Depkeu Sumber : Biro Keuangan Daerah & Website Depkeu

Page 56: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

55

Berdasarkan komponennya, alokasi dana perimbangan di masing – masing wilayah Sulawesi

Utara pada APBD Tahun 2009 sebagian besar terdiri dari Dana Alokasi Umum. Secara

agregat, pangsa dari DAU, DAK dan Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak berturut-

turut sebesar 76,84%, 16,79% dan 6,36%. Dana Bagi Hasil merupakan bagian dana

perimbangan untuk mengatasi masalah ketimpangan vertikal (antara Pusat dan Daerah)

yang dilakukan melalui pembagian hasil antara Pemerintah Pusat dan Daerah penghasil, dari

sebagian penerimaan perpajakan (nasional) dan penerimaan sumber daya alam. Rendahnya

pangsa Dana Bagi Hasil di Sulawesi Utara mencerminkan bahwa kontribusi Provinsi

Sulawesi Utara terhadap penerimaan negara, baik dari segi pajak maupun pengelolaan

sumber daya alam masih kecil.

4.2. Perkembangan APBD Provinsi

Kinerja keuangan pemerintah hingga triwulan IV-2009 relatif lebih rendah dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya. Sampai dengan 31 Desember 2009, total

pengeluaran pemerintah mencapai Rp1.034 milliar atau mencapai 91,3% dari target

pengeluaran dalam APBD-P sebesar Rp1.133 milliar. Sementara itu, total penerimaan

pemerintah mencapai Rp1023 milliar atau 98,5% dari target penerimaan dalam APBD-P

sebesar Rp1.039 milliar. Realisasi penerimaan yang lebih kecil dibandingkan pengeluaran

menyebabkan keuangan pemerintah hingga triwulan IV-2009 mengalami defisit sebesar

Rp11,08 milliar. Keadaan ini selanjutnya ditanggulangi dengan adanya pembiayaan daerah

senilai Rp99,10 milliar hingga di akhir tahun terdapat SILPA (Sisa Lebih Pembiayaan

Anggaran) sebesar Rp88,02 milliar.

Grafik 4.3 Rincian Alokasi Dana Perimbangan Sulawesi Utara Tahun 2009

Sumber : Biro Keuangan Daerah & Website Depkeu

Page 57: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

56

Nominal % Nominal % Penerimaan 791.77 924.74 965.07 104.4 1,039.06 1,023.37 98.5

Pendapatan Asli Daerah (PAD) 240.20 296.42 322.41 108.8 317.32 331.11 104.3 Dana Perimbangan 488.57 609.83 613.66 100.6 686.74 692.26 100.8 Lain-Lain Pendapatan yang Sah 63.00 18.50 29.00 156.8 35.00 - -

Pengeluaran 821.06 973.58 912.87 93.8 1,133.47 1,034.46 91.3 Konsumsi Pemerintah 669.27 791.34 755.53 95.48 849.50 792.82 93.3 Belanja Pegawai 311.99 386.14 366.61 94.9 355.38 335.04 94.3 Belanja Barang dan Jasa 205.33 196.87 184.69 93.8 252.86 236.00 93.3 Belanja Bantuan Sosial 64.98 59.80 58.54 97.9 57.13 54.72 95.8 Belanja Bagi Hasil Pajak 70.95 108.13 107.10 99.0 146.02 136.75 93.7 Belanja Bantuan Keuangan 11.00 29.50 29.50 100.0 10.00 6.00 60.0 Belanja Tidak Terduga 5.02 2.00 0.34 17.0 4.00 2.25 56.3 Belanja Hibah - 8.90 8.75 98.3 24.11 22.06 91.5 Belanja Modal 151.80 182.24 157.34 86.3 283.97 241.64 85.1

Surplus / Defisit -29.29 -48.83 52.20 -94.40 -11.08Pembiayaan Daerah 29.29 48.83 -5.05 94.10 99.10SILPA - - 47.16 -0.30 88.02

APBD-P 2007

APBD-P 2008Rincian

Realisasi s.d. 31 Des 2009

Realisasi s.d. 31 Des 2008 APBD-P

2009

1. Penerimaan Provinsi

Total realisasi penerimaan provinsi s.d. posisi 31 Desember 2009 mencapai Rp1.023,37

milliar, atau 98,5% dari target penerimaan dalam APBD-P. Berdasarkan komponen

pembentuknya, sumber penerimaan ini terutama berasal dari dana perimbangan (utamanya

Dana Alokasi Umum) dengan pangsa 67,65% disusul Penerimaan Asli Daerah (PAD) dengan

pangsa 32,4%.

Sementara itu, kinerja pemerintah provinsi dalam melakukan berbagai pemanfaatan aset-

aset yang dimiliki hingga akhir tahun terlihat optimal. Hal ini tercermin dari meningkatnya

prosentase realisasi Penerimaan Asli Daerah (PAD) yang mencapai 104,3% dengan nominal

sebesar Rp331,11 milyar. Berdasarkan komponen pembentuknya, PAD ini terutama

bersumber dari penerimaan pajak sedangkan sisanya dalam bentuk retribusi, hasil

pengelolaan kekayaan daerah dan lain-lain.

Pencapaian PAD sepanjang Tahun 2009 tersebut masih relatif kecil bila dibandingkan

kebutuhan dana pembangunan di Sulawesi Utara tercermin dari relatif rendahnya rasio

kemandirian fiskal daerah yaitu perbandingan PAD terhadap total belanja yang hanya

32,4%. Hal ini berarti kegiatan ekonomi dan sosial sebagian besar masih digerakkan oleh

dana perimbangan yang berasal dari pemerintah pusat.

Tabel 4.3. Kinerja Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara s.d. 31 Desember 2009

(dalam Miliar Rp)

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Sulawesi Utara

Page 58: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

57

2. Pengeluaran Provinsi

Realisasi pengeluaran provinsi sepanjang Tahun 2009 mencapai Rp1.034,45 milliar atau

91,3% dibandingkan rencana pengeluaran dalam APBD-P Tahun 2009. Pencapaian ini

sedikit lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang saat itu mencapai

93,8%. Menurut komponen pembentuknya, pengeluran provinsi terutama didominasi

untuk konsumsi pemerintah dengan pangsa 76,6% mencapai Rp792,82 milliar sedangkan

pangsa belanja modal mencapai Rp 241,64 milliar dengan pangsa 23,4%. Dibandingkan

tahun lalu, maka target belanja modal di Tahun 2009 sebesar Rp283,97 milliar meningkat

sebesar 55,82%. Hal ini tentunya sangat menggembirakan sehubungan dengan

meningkatnya kegiatan investasi pemerintah di Sulawesi Utara dan tidak semata-mata

dialokasikan untuk konsumsi semata (pembayaran gaji, tunjangan, dan lain sebagainya).

3. Kontribusi APBD Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar

Realisasi APBD di tingkat provinsi khususnya realisasi belanja daerah sedikit banyak telah

memberikan kontribusi bagi pertumbuhan perekonomian. Dengan melakukan identifikasi

terhadap pos-pos dalam APBD-P provinsi ke dalam 2 (dua) kegiatan utama berdasarkan

tabel PDRB sisi permintaan, yaitu konsumsi pemerintah dan belanja modal diperoleh hasil

bahwa realisasi komsumsi pemerintah memberikan kontribusi sebesar 2,47% terhadap nilai

tambah PDRB Provinsi Sulawesi Utara sedangkan realisasi belanja modal memberikan

kontribusi sebesar 0,75%. Kontribusi di tingkat kabupaten dan kota relatif sulit untuk

diperoleh sehingga hanya besaran-besaran pokok saja yang dimiliki. Secara total, realisasi

anggaran belanja dan modal dalam APBD-P provinsi hanya memberikan kontribusi sebesar

3,22% terhadap nilai tambah PDRB Sulawesi Utara. Sementara itu, dampak realisasi APBD

provinsi terhadap perkembangan uang beredar sampai dengan posisi 31 Desember 2009

berada pada kondisi ekspansif yang berarti jumlah penerimaan pemerintah lebih sedikit

dibandingkan jumlah pengeluarannya.

Page 59: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

58

Nominal % Realisasi

% thd PDRB

A. PENERIMAAN RUPIAH 1,028.71 1,039.06 1,023.37 98.5 3.18Pendapatan Asli Daerah 309.72 317.32 331.11 104.3 1.03

Pajak Daerah 275.62 279.83 289.38 103.4 0.90Retrebusi 7.60 10.09 7.57 75.0 0.02Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 16.50 16.30 16.37 100.4 0.05Lain-lain 10.00 11.10 17.80 160.3 0.06

Dana Perimbangan 668.99 686.74 692.26 100.8 2.15Bagi Hsl. Pajak 56.52 56.52 61.30 108.5 0.19Dana Alokasi Umum 558.63 558.63 558.63 100.0 1.74Dana Alokasi Khusus 52.88 52.88 52.88 100.0 0.16Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 0.96 0.97 1.46 150.8 0.00Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 17.75 18.00 101.4 0.06

Lain-Lain Pendapatan Sah 50.00 35.00 0.00 0.0 0.00B. PENGELUARAN RUPIAH 1,121.51 1,133.46 1,034.45 91.3 3.22

Konsumsi Pemerintah 878.82 849.49 792.81 93.3 2.47Belanja Pegawai 397.78 355.38 335.04 94.3 1.04Belanja Barang dan Jasa 221.12 252.86 236.00 93.3 0.73Belanja Bantuan Sosial 58.41 57.13 54.72 95.8 0.17Belanja Bagi Hasil Pajak 167.63 146.02 136.75 93.6 0.43Belanja Bantuan Keuangan 10.00 10.00 6.00 60.0 0.02Belanja Tidak Terduga 7.50 4.00 2.25 56.3 0.01Belanja Hibah 16.38 24.11 22.06 91.5 0.07

Belanja Modal 242.69 283.97 241.64 85.1 0.75D. SURPLUS/ (DEFISIT) -93.08 -94.40 -11.08C. PEMBIAYAAN DAERAH 91.73 94.10 99.10E. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) -1.35 -0.30 88.02

APBD-P 2009

Realisasi APBD 31 Des 2009

URAIAN APBD 2009

Tabel 4.4. Kontribusi APBD Provinsi Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar s.d. 31 Desember 2009

(dalam Milliar Rp)

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Sulawesi Utara

Page 60: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

59

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran nasional baik tunai maupun non

tunai merupakan salah satu tugas Bank Indonesia sebagaimana diamanatkan undang-

undang. Bank Indonesia senantiasa berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan uang

kartal dimasyarakat baik dalam nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu

dan dalam kondisi layak edar (clean money policy). Sementara itu, untuk transaksi non

tunai, Bank Indonesia mengarahkan transaksi pembayaran yang efektif, efisien, aman dan

handal dengan tetap memperhatikan aspek perlindungan konsumen. BI bukan semata

peduli akan terciptanya efisiensi dalam sistem pembayaran, tapi juga kesetaraan akses

hingga ke urusan perlindungan konsumen. Yang dimaksud terciptanya sistem pembayaran,

itu artinya memberi kemudahan bagi pengguna untuk memilih metode pembayaran yang

dapat diakses ke seluruh wilayah dengan biaya serendah mungkin. Sementara yang

dimaksud dengan kesetaraan akses, BI akan memperhatikan penerapan asas kesetaraan

dalam penyelenggaraan sistem pembayaran. Sedangkan aspek perlindungan konsumen

dimaksudkan penyelenggara wajib mengadopsi asas-asas perlindungan konsumen secara

wajar dalam penyelenggaraan sistemnya.

A. Perkembangan Aliran Uang Kartal

Aliran uang kartal di khasanah Kantor Bank Indonesia Manado pada triwulan IV-2009

berada pada kondisi net outflow. Artinya jumlah aliran uang kartal yang keluar ke

masyarakat (outflow) lebih besar dibandingkan dengan jumlah aliran uang kartal yang

masuk ke Bank Indonesia (inflow). Kondisi net outflow yang terjadi pada triwulan laporan

merupakan pola musiman berkenaan dengan perayaan keagamaan (Idul Adha dan Hari

Natal) serta perayaan menjelang tahun baru.

Jumlah aliran uang masuk dan keluar selama triwulan laporan mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Aliran uang masuk meningkat 7,89%

(yoy) atau sebesar Rp17,16 miliar sedangkan aliran uang keluar mengalami peningkatan

yang cukup signifikan sebesar 60,56% (yoy) atau sebesar Rp259,26 miliar. Peningkatan ini

antara lain disebabkan oleh tingginya permintaan masyarakat akan uang kartal menjelang

perayaan Hari Natal dan Tahun Baru. Posisi outflow juga banyak disumbangkan baik melalui

penukaran langsung oleh masyarakat di counter Bank Indonesia maupun melalui bayaran

Page 61: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

60

kepada pihak perbankan. Secara netto, aliran uang kartal selama triwulan laporan berada

pada kondisi outflow sebesar Rp452,84 miliar lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama

tahun sebelumnya sebesar Rp210,82 miliar. Secara bulanan, net outflow tertinggi terjadi

pada bulan Desember 2009 sebesar Rp537,15 miliar, berikutnya di bulan November 2009

sebesar Rp67,80 miliar. Sedangkan di bulan Oktober 2009. Kondisi pada triwulan laporan

yang mengalami net outflow mencerminkan bahwa aktivitas perekonomian lebih bergairah

pada triwulan ini, hal ini berkenaan dengan faktor musiman antara lain perayaan

keagamaan (Idul Adha dan Hari Natal), perayaan menjelang Tahun Baru, serta tingginya

realisasi konsumsi pemerintah menjelang berakhirnya tahun anggaran 2009.

Grafik 5.1. Netflow Aliran Kas Uang Kartal KBI Manado

(Rp. Miliar)

Sumber : Bank Indonesia Manado, diolah

Dalam upaya memelihara kualitas uang kartal yang diedarkan, Bank Indonesia melakukan

kegiatan berupa Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) dalam bentuk pemusnahan

terhadap uang yang sudah tidak layak edar. Selama triwulan laporan, rasio PTTB terhadap

uang kartal masuk tercatat sebesar 89,15%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 46,91%. Secara nominal, jumlah uang yang diberi

tanda tidak berharga selama triwulan laporan sebesar Rp209,10 miliar atau naik 105,06%

(yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2008 2009

Inflow (+) 592 119 103  217  613  160 122 235

Outflow (‐) ‐87 ‐337 ‐370 ‐428 ‐18 ‐355 ‐235 ‐687

Net Flow 505 ‐218 ‐268 ‐211 595 ‐195 ‐113 ‐453

‐800

‐600

‐400

‐200

0

200

400

600

800

Page 62: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

61

Grafik 5.2 Rasio Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Terhadap Inflow

(Persen)

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Dalam perannya sebagai regulator di daerah yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan

likuiditas dan kebutuhan uang yang layak edar bagi masyarakat di wilayahnya, Kantor Bank

Indonesia Manado melakukan kegiatan kas titipan. Kegiatan kas titipan ini dilakukan

khususnya untuk daerah yang lokasinya cukup jauh dari Kantor Bank Indonesia.

Penyelenggaraan kegiatan kas titipan ini dilakukan Kantor Bank Indonesia Manado

bekerjasama dengan salah satu bank umum di wilayah Gorontalo dan Tahuna.

Grafik 5.3. Netflow Kas Titipan KBI Manado di Gorontalo

(Rp. Miliar)

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Seperti halnya aliran uang kartal di KBI Manado, kondisi aliran kas titipan di Gorontalo

menunjukkan posisi net outflow. Sepanjang triwulan IV-2009 posisi aliran kas titipan

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2008 2009

Inflow 533 516 702 615 621 542 645 629

Outflow -463 -672 -755 -560 -443 -611 -566 -673

Netflow 70 -156 -53 55 178 -69 80 -44

-800

-600

-400

-200

0

200

400

600

800

.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2008 2009

Inflow (+) 592  119  103  217  613  160  122  235 

PTTB 305  169  118  102  53  78  490  209 

Rasio 51,44 142,50114,74 46,91  8,57  49,00 402,99 89,15 

40 

80 

120 

160 

200 

240 

280 

320 

360 

400 

440 

100 

200 

300 

400 

500 

600 

700 % Miliar Inflow (+) PTTB Rasio

Page 63: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

62

Gorontalo menunjukkan nilai net outflow sebesar Rp43,77 miliar. Net outflow yang terjadi

selama triwulan laporan lebih disebabkan oleh pola musiman setelah pada triwulan

sebelumnya terjadi inflow yang cukup tinggi.

Grafik 5.4 Netflow Kas Tititpan KBI Manado di Tahuna

(Rp. Miliar)

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado

Selain di provinsi Gorontalo, kas titipan juga terdapat di Kota Tahuna-Kabupaten Sangihe.

Keberadaan kas titipan di kota tersebut merupakan upaya Bank Indonesia untuk

melaksanakan kebijakan clean money policy, khususnya untuk wilayah yang letaknya jauh

dari jangkauan Kantor Bank Indonesia. Secara historis, kegiatan kas titipan Tahuna

cenderung mengalami net outflow (kecuali pada awal tahun). Kondisi kas titipan Tahuna

pada triwulan laporan menunjukkan adanya aliran uang keluar dari dalam khasanah yang

lebih besar daripada aliran uang masuk ke khasanah dengan nilai net outflow sebesar

Rp3,49 miliar. Kondisi ini mengalami penurunan 94,48% jika dibandingkan dengan periode

yang sama tahun sebelumnya yang tercatat outflow sebesar Rp63 miliar. Kondisi net

outflow yang terjadi di khasanah titipan di Tahuna mengindikasikan kembali bergairahnya

perekonomian di daerah tersebut antara lain tercermin dari meningkatnya realisasi belanja

pemerintah dan swasta.

B. Penemuan Uang Palsu

Penemuan uang palsu di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Manado menunjukkan

adanya penurunan yang signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Total

uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan ke Bank Indonesia Manado pada triwulan IV-

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2008 2009

Inflow 51 19 23 36 57 27 40 108

Outflow -31 -67 -71 -100 -39 -78 -63 -111

Netflow 20 -48 -49 -63 18 -51 -23 -3

-150

-100

-50

0

50

100

150

Page 64: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

63

2009 sebanyak 47 lembar yang terdiri dari 18 lembar uang pecahan Rp100.000,-, 15

lembar uang pecahan Rp50.000, 10 lembar uang pecahan Rp20.000,- serta masing-masing

2 lembar uang pecahan Rp10.000,- dan Rp5.000,-. Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan

posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 136 lembar. Penurunan temuan ini

mengindikasikan pemahaman masyarakat terhadap ciri-ciri keaslian uang rupiah sudah

cukup baik.

Tabel 5.1 Temuan Uang Palsu di Wilayah Kerja KBI Manado

(Rp Miliar)

Sumber: Bank Indonesia Manado, diolah

Bank Indonesia telah dan akan terus berupaya untuk meminimalisir pergerakan pelaku

pemalsuan uang melalui kegiatan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah. Kegiatan sosialisasi

tidak hanya dilakukan di Kantor Bank Indonesia, kalangan perbankan, di instansi-instansi

pemerintah daerah namun juga dilakukan di pusat perbelanjaan di kota Manado. Hal

tersebut dilakukan mengingat pusat perbelanjaan juga sangat rentan terhadap kegiatan

peredaran uang palsu karena tingginya tingkat perputaran uang yang digunakan untuk

melakukan transaksi. Selain itu, pihak Bank Indonesia juga menjalin kerjasama dengan pihak

Kepolisian Daerah Sulawesi Utara dalam upaya penanganan proses hukum. Peran serta aktif

masyarakat bersama dengan pihak kepolisian diperlukan untuk dapat membongkar

sejumlah kasus pemalsuan uang di Sulawesi Utara.

C. Perkembangan Kliring Lokal (Tunai)

Perkembangan kliring lokal (tunai) pada triwulan IV-2009 sebanyak 96.098 lembar dengan

nilai Rp2.181 miliar atau meningkat jumlahnya sebesar 20,99% (yoy) dibandingkan periode

yang sama tahun sebelumnya. Sama halnya jika dibandingkan dengan periode sebelumnya,

terlihat adanya peningkatan jumlah warkat maupun nominal transaksi. Jika dilihat

berdasarkan rata-rata harian lembar warkat yang dikliringkan selama periode laporan

tercatat sebanyak 1.582 lembar dengan nilai sebesar Rp36 miliar. Angka inipun meningkat

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

- Rp100.000,- 2 1.014 14 1 14 5 4 18

- Rp50.000,- 17 19 16 135 23 12 6 15

- Rp20.000,- 6 0 1 0 3 0 4 10

- Rp10.000,- 0 2 2 0 0 0 0 2

- Rp5.000,- 0 0 0 0 1 1 0 2

- Rp1.000,- 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 25 1.035 33 136 41 18 14 47

2008Pecahan

2009

Page 65: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

64

17,76% (yoy). Peningkatan rata-rata jumlah nominal kliring tersebut semakin menegaskan

bahwa perekonomian Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan yang positif.

Tabel 5.2 Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Sementara itu, rata-rata penolakan lembar cek/bilyet giro kosong selama triwulan laporan

tercatat 1.20% dari rata-rata lembar warkat yang dikliringkan per hari atau mengalami

peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 0,98%

maupun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,02%.

Namun jika dilihat dari segi jumlah nominalnya terdapat penurunan sebesar 14,16% (yoy)

dari 1,49% pada triwulan IV-2008 menjadi 1,28% pada triwulan IV-2009 dari rata-rata

nominal cek dan BG yang dikliringkan per hari.

D. RTGS (Real Time Gross Settlement)

RTGS sebagai salah satu sarana penyelesaian transaksi non tunai, mempunyai keunggulan

dalam kecepatan penyelesaian transaksi (seketika) dan resiko settlement-nya dapat

diperkecil. Berdasarkan data terakhir yang dimiliki, selama triwulan IV-2009 perkembangan

volume transaksi melalui RTGS (dari dan ke wilayah Sulawesi Utara) mencapai 5.774

transaksi dengan nilai Rp2.414,15 miliar atau mengalami peningkatan nilai sebesar 5,78%

dibandingkan nilainya di triwulan IV-2008. Namun jika dilihat dari banyaknya transaksi,

volume RTGS mengalami penurunan sebesar 16,68% dari 6.930 transaksi di triwulan IV-

2008 menjadi hanya 5.774 transaksi pada periode laporan. Perkembangan volume RTGS di

wilayah Sulawesi Utara terus mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh lambatnya

proses penyelesaian transaksi sejak dioperasikannya RTGS secara sentralisasi melalui Kantor

Pusat Bank Indonesia.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Perputaran Kliringa. Lembar 76.386 85.075 87.329 85.612 83.172 90.363 93.945 96.098b. Nominal (Rp miliar) 1.634 1.703 1.804 1.803 1.762 1.891 2.036 2.181 Rata-rata perputaran kliring per haria. Lembar 1.273 1.350 1.386 1.451 1.409 1.457 1.566 1.582b. Nominal (Rp miliar) 27,24 27,04 28,63 30,57 29,90 30,45 33,97 36,00 Persentase rata-rata penolakana. Lembar (%) 0,51 0,56 0,75 0,98 0,87 0,91 1,02 1,20b. Nominal (%) 0,83 0,58 0,80 1,49 0,79 0,92 1,14 1,28

20092008KETERANGAN

Page 66: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

65

Tabel 5.3.

Perkembangan Traksaksi Melalui RTGS - Real Time Gross Settlement (Rp. Milliar)

Nilai Nilai Nilai(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp)

Okt 204,55 841 488,21 952 692,76 1.793Nov 202,07 715 449,31 957 651,38 1.672Dec 300,83 1.042 637,31 2.127 938,14 3.465Tw IV-08 707,45 2.598 1.574,83 4.036 2.282,28 6.930Jan 196,05 619 490,73 1.275 686,78 1.894Feb 220,92 716 435,00 784 655,92 1.500Mar 278,32 751 563,45 835 841,77 1.586Tw I-09 695,29 2.086 1.489,18 2.894 2.184,47 4.980Apr 254,13 845 623,87 994 878,00 1.839Mei 250,57 946 515,09 849 765,66 1.795Jun 156,81 479 494,57 830 651,38 1.309Tw II-09 661,51 2.270 1.633,53 2.673 2.295,04 4.943Jul 127,73 420 539,12 1.388 666,85 1.808Agust 130,87 502 502,00 800 632,87 1.302Sep 143,68 460 526,54 792 670,22 1.252Tw III-09 402,28 1.382 1.567,66 2.980 1.969,94 4.362Okt 191,76 718 498,42 799 690,18 1.517Nov 225,20 748 544,54 941 769,74 1.689Dec 356,68 1.036 597,55 1.532 954,23 2.568Tw IV-09 773,64 2.502 1.640,51 3.272 2.414,15 5.774Pertumbuhan (%) 9,36 -3,70 4,17 -18,93 5,78 -16,68

BulanFROM TO FROM + TO

Volume Volume Volume

Sumber : www.bi.go.id, diolah

Page 67: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

66

BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Secara umum perkembangan ketenagakerjaan di Sulawesi Utara pada Agustus 2009

mengalami perbaikan tercermin dari rasio TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) sebesar

10,56% atau turun tipis (0,09%) dibandingkan dengan periode Agustus 2008 sebesar

10,65%. Demikian halnya bila dibandingkan terhadap kondisi Februari 2009 yang juga

mengalami penurunan sebesar 0,07%. Berdasarkan jenis lapangan pekerjaan, pertanian

masih menjadi sektor lapangan pekerjaan utama, walaupun telah terjadi pergeseran ke

sektor lainnya, terutama sektor perdagangan dan sektor jasa. Berdasarkan persebarannya,

Manado masih menjadi daerah dengan jumlah angkatan kerja terbesar dan angka

pengangguran tertinggi.

A. PENGANGGURAN

Struktur ketenagakerjaan pada periode Agustus 2009 tidak terlalu berbeda bila

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari seluruh penduduk usia 15+,

jumlah angkatan kerja tercatat 1.051.130 orang (62,05%) masih lebih banyak

dibandingkan dengan jumlah bukan angkatan kerja sebanyak 642.995 orang. Jumlah

angkatan kerja ini meningkat tipis sebesar 2,96% (yoy) atau sebanyak 30.178 orang

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Tabel 6.1.

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan Periode Februari 2006 – Februari 2009

Penduduk 15 Thn ke atas 1.621.331 1.639.282 1.654.863 1.672.655 1.658.299 1.669.313 1.685.502 1.694.125

Angkatan Kerja 990.759 970.416 1.086.281 1.036.499 1.046.665 1.020.952 1.077.155 1.051.130

Bekerja 855.300 828.550 944.635 908.503 917.363 912.198 962.627 940.173

Mencari Kerja 135.459 141.866 141.646 127.996 129.302 108.754 114.528 110.957

Bukan Angkatan Kerja 630.572 668.866 568.582 636.156 611.634 648.361 608.347 642.995

Sekolah 134.119 135.456 126.474 135.611 127.274 135.318 133.770 141.920

Mengurus Rumah Tangga 407.173 443.542 359.201 398.195 406.055 406.882 371.568 416.048

Lainnya 89.280 89.868 82.907 102.350 78.305 106.161 103.009 85.027

TPAK (persen) 61,10 59,20 65,60 61,97 63,12 61,16 63,91 62,05

TPT (persen) 13,70 14,60 13,00 12,35 12,35 10,65 10,63 10,56

Setengah Pengangguran 296.780 258.838 269.657 250.435 214.237 260.650 254.457 237.686

Setengah Pengangguran Terpaksa 138.683 114.537 125.402 120.060 124.522 128.580 124.806 110.398

Setengah Pengangguran Sukarela 158.097 144.301 144.255 130.375 89.715 132.070 129.651 127.288

Aug-09Jenis Kegiatan Feb-06 Ags-06 Feb-07 Agt-07 Feb-08 Ags-08 Feb-09

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Menurut komponen penyusunnya, jumlah penduduk yang bekerja berdasarkan data

Agustus 2009 mengalami peningkatan. Tercatat jumlah penduduk yang bekerja berjumlah

Page 68: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

67

940.173 orang, meningkat 3,07% (yoy) atau sebanyak 27.975 orang dibandingkan periode

yang sama tahun lalu. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang bekerja,

jumlah orang yang mencari kerja pun mengalami peningkatan yaitu dari 108.754 orang

pada Agustus 2008 naik 2,03% (yoy) menjadi 110.957 orang pada Agustus 2009.

Peningkatan jumlah pencari kerja menggambarkan kondisi penyerapan tenaga kerja yang

cenderung memburuk. Apabila dilihat komponennya, maka peningkatan ini dipicu oleh

semakin banyaknya jumlah penduduk angkatan kerja.

Meningkatnya jumlah angkatan kerja selama periode Agustus 2008 – Agustus 2009

mengakibatkan TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) di Provinsi Sulawesi Utara

mengalami peningkatan 0,88% (yoy) dari 61,16% pada Agustus 20008 menjadi 62,05%

pada Agustus 2009. TPAK sebesar 62,05% tersebut dapat diartikan bahwa sekitar 62

penduduk Provinsi Sulawesi Utara aktif bekerja dan mencari pekerjaan dari sebanyak 100

orang penduduk yang termasuk ke dalam penduduk usia kerja. Sementara itu, TPT (Tingkat

Pengangguran Terbuka) pada Agustus 2009 sebesar 10,56%, merupakan angka yang

terendah selama periode Februari 2006 – Agustus 2009. Hal ini menunjukkan bahwa dari

sekitar 100 orang penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja hanya 10-11 orang yang

menganggur, selebihnya sudah mempunyai perkerjaan.

Penurunan tingkat pengangguran ini

terkonfirmasi dari hasil survey konsumen

yang diselenggarakan di kota Manado. Dari

hasil survey konsumen tersebut, konsumen

rumah tangga menilai ketersediaan

lapangan pekerjaan saat ini masih cukup

baik. Sampai dengan data akhir bulan

Desember 2009, indeks ketersedian

lapangan kerja saat ini cukup optimis,

dicerminkan dengan indeks 136 (diatas

angka 100).

Grafik 6.1 Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini

Berdasarkan SK Desember 2009

Sumber: Bank Indonesia, Survei Konsumen September 2009

100,5

66,567,0

84,5

112,0

123,5

110,0128,5

140,5

122,0

76,5

136,0

0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0 160,0

Jan

Feb

Mar

Apr

May

Jun

Jul

Agust

Sep

Okt

Nop

Des

2009

Indeks ketersediaan  lapangan kerja saat ini

Page 69: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

68

Grafik 6.2 Indeks Ketersediaan Tenaga Kerja Saat Ini

Tabel 6.2.

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Periode Februari 2006 – Februari 2009

Pertanian 378.631 373.329 363.771 362.615 386.873 345.595

Pertambangan 18.229 8.703 14.806 12.804 19.048 18.301

Industri 65.290 44.497 61.270 43.846 57.094 57.520

Listrik, Gas & Air Bersih 2.872 1.338 3.223 3.951 4.312 4.048

Konstruksi 54.819 61.209 56.406 67.121 53.091 68.843

Perdagangan 174.127 164.718 144.155 163.693 175.012 173.432

Transportasi 89.220 86.287 136.047 90.561 102.115 93.012

Keuangan 12.900 15.627 10.127 13.850 14.496 16.546

Jasa 148.547 152.795 127.558 153.757 150.586 162.876

TOTAL 944.635 908.503 917.363 912.198 962.627 940.173

Ags-09Lapangan Pekerjaan Utama Feb-07 Agt-07 Feb-08 Ags-08 Feb-09

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Komposisi penduduk yang bekerja menurut sektor lapangan pekerjaan utama pada Agustus

2009 relatif sama bila dibandingkan Agustus 2008. Sektor lapangan pekerjaan utama

penduduk yang bekerja masih paling banyak di sektor pertanian yaitu sebanyak 345.595

orang (37,76%). Jumlah ini sudah mengalami penurunan jika dibandingkan pada bulan

Agustus 2008 yang tercatat sebanyak 362.615 orang. Secara umum bila dibandingkan

dengan kondisi pada Agustus 2008, seluruh sektor selain sektor pertanian, mengalami

peningkatan jumlah tenaga kerja. Data tersebut menggambarkan bahwa walaupun sektor

utama lapangan pekerjaan penduduk Sulawesi Utara masih paling banyak di sektor

pertanian, namun telah terjadi pergeseran ke sektor lainnya, terutama ke sektor

perdagangan yang tumbuh cukup signifikan sebesar 18,45%. Pergeseran ini terjadi terkait

dengan banyaknya pembangunan infrastruktur di kota Manado dalam rangka perhelatan

even internasional. Adanya penyelenggaraan even internasional ini membawa efek lanjutan

dimana wilayah Sulawesi Utara menjadi salah satu kota tujuan wisata Indonesia sehingga

lebih memacu pertumbuhan di sektor PHR.

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

36,76%

1,95%

6,12%

0,43%

7,32%

18,45%

9,89%

1,76%

17,32%

Pertanian

Pertambangan 

Industri

Listrik, Gas & Air BersihKonstruksi

Perdagangan 

Transportasi

Keuangan 

Jasa

Page 70: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

69

Tabel 6.3. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan

Periode Februari 2006 – Februari 2009

Seperti terlihat dalam tabel, dari seluruh penduduk usia 15+ yang bekerja, terutama berada

di daerah desa dan berjenis kelamin laki-laki. Status pekerjaan penduduk masih didominasi

oleh berusaha sendiri sebanyak 286.716 orang (30,50%), dan buruh/karyawan/pegawai

sebanyak 284.798 orang (30,29%). Status pekerjaan penduduk yang bekerja terkecil adalah

kategori pekerjaan berusaha dibantu buruh tetap – buruh dibayar sebanyak 42.900 orang

(4,56%). Status pekerjaan penduduk yang bekerja di daerah perkotaan terbanyak adalah

sebagai buruh/karyawan/pegawai sebesar 167.838 orang (45,33%) dan berusaha sendiri

sebesar 115.573 orang (31,22%). Sedangkan untuk daerah perdesaan, status pekerjaan

penduduk yang bekerja sebagian besar adalah berusaha sendiri yaitu sebesar 171.143

(30,03%) dan buruh/karyawan/pegawai sebesar 116.960 orang (20,52%). Penduduk laki-

laki yang bekerja paling banyak berstatus berusaha sendiri yaitu sebesar 209.072 orang dan

buruh/karyawan/pegawai sebesar 192.248 orang, sedangkan penduduk perempuan yang

bekerja paling banyak berstatus buruh/karyawan/pegawai yaitu sebesar 92.550 orang dan

pekerja yang tidak dibayar sebanyak 56.308 orang.

Grafikl 6.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi

Sulawesi Utara Februari 2007 – Agustus 2009

Grafik 6.4. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sulut dan

Nasional Februari 2007 - Agustus 2009

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Kota Desa LK PR

Berusaha Sendiri 328.437 282.696 287.238 286.716 115.573 171.143 209.072 77.644

Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap - Buruh Tidak Dibayar

148.096 134.423 130.426 129.345 28.322 101.023 104.011 25.334

Berusaha Dibantu Buruh Tetap-Buruh Dibayar

27.657 31.026 41.175 42.900 12.312 30.588 39.303 3.597

Buruh/Karyawan 246.547 264.692 279.163 284.798 167.838 116.960 192.248 92.550

Pekerja Bebas Pertanian 50.688 60.824 64.141 48.003 5.506 42.497 42.005 5.998

Pekerja Bebas Non Pertanian 34.629 47.802 39.899 55.056 21.511 33.545 48.851 6.205

Pekerja Tak Dibayar 81.309 90.735 120.585 93.355 19.183 74.172 37.047 56.308

TOTAL 917.363 912.198 962.627 940.173 370.245 569.928 672.537 267.636

DaerahAug-09Status Pekerjaan Feb-08

Jenis KelaminAgs-08 Feb-09

65,60 

61,97 

63,12 

61,16 

63,91 

62,05 

58

59

60

61

62

63

64

65

66

Feb‐07 Agt‐07 Feb‐08 Ags‐08 Feb‐09 Aug‐09

TPAK Sulut (%)13,00 

12,35 

12,35 

10,65 

10,63 

10,56 

9,75 

9,11 

8,46 

8,39 

8,14 

7,87 

‐ 5  10  15 

Feb‐07

Agt‐07

Feb‐08

Ags‐08

Feb‐09

Aug‐09

TPT Nasional (persen) TPT Sulut (persen)

Page 71: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

70

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) provinsi Sulawesi Utara selama kurun waktu 3 (tiga)

tahun terakhir terus mengalami penurunan. Namun bila dibandingkan dengan TPT nasional

sebesar 7,87%, TPT provinsi Sulawesi Utara sepanjang periode Februari 2007 sampai

dengan Agustus 2009 masih termasuk cukup tinggi.

B. KEMISKINAN

Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode Februari 2004 – Maret 2009 di

Provinsi Sulawesi Utara cenderung berfluktuasi dari tahun ke tahun. Terjadi peningkatan

dari periode Februari 2004 – Maret 2007 dan terjadi penurunan dari periode Maret 2007 –

Maret 2009.

Tabel 6.4. Sebaran Penduduk Miskin di Kota dan Desa

Periode Februari 2004 – Maret 2009

Jumlah penduduk miskin pada Maret 2009 sebesar 219,57 ribu (9,79%). Terjadi penurunan

jumlah maupun persentase penduduk miskin dibandingkan Maret 2008 yang berjumlah

223,5 ribu (10,10%). Penurunan ini lebih disebabkan oleh turunnya jumlah penduduk

miskin di kawasan perdesaan. Jika pada posisi Maret 2008 jumlah penduduk miskin di

perdesaan berjumlah 150,9 ribu (12,04%), pada periode Maret 2009 jumlah berkurang

cukup signifikan menjadi 140,31 ribu (11,05%). Sebaliknya, di perkotaan jumlah penduduk

miskin mengalami peningkatan, jika pada periode Maret 2008 jumlahnya tercatat 72,7 ribu

(7,56%), pada periode Maret 2009 jumlahnya meningkat mencapai 79,25 ribu (8,14%).

Kota Desa Total Kota Desa Total

S ulawes i Utara 35,9 156,3 192,2 4,37 11,76 8,93

Indones ia 11.369,0 24.777,9 36.146,9 12,13 20,11 16,66

S ulawes i Utara 46,4 155,0 201,5 4,96 12,70 9,34

Indones ia 13.297,4 23.504,7 36.800,9 12,48 20,63 16,69

S ulawes i Utara 61,2 171,4 232,6 6,52 14,01 10,76Indones ia 13.568,4 23.820,9 37.389,3 12,68 20,84 16,90

S ulawes i Utara 79,0 171,0 250,1 8,31 13,80 11,42

Indones ia 13.559,3 23.609,0 37.168,3 12,52 20,37 16,58

S ulawes i Utara 72,7 150,9 223,5 7,56 12,04 10,10

Indones ia 12.768,5 22.194,8 34.963,3 11,65 18,93 15,42

S ulawes i Utara 79,25 140,31 219,57 8,14 11,05 9,79Indones ia 11.910,0 20.620,0 32.530,0 10,72 17,35 14,15

J uli 2005

J uli 2006

Maret 2007

Maret 2008

Tahun

J umlah Penduduk Miskin (000 orang)

Persentase Penduduk Miskin

Februari 2004

Maret 2009

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Page 72: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

71

Secara nasional, juga terjadi penurunan jumlah penduduk miskin dari 34,96 juta orang pada

Maret 2008 menjadi 32,53 juta orang pada Maret 2009. Jumlah penduduk miskin di daerah

perdesaan turun lebih tajam daripada di daerah perkotaan. Selama periode Maret 2008 -

Maret 2009, penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 1,57 juta orang, sementara

di daerah perkotaan berkurang 0,86 juta orang. Persentase penduduk miskin di perkotaan

dan perdesaan pada periode Maret 2008 - Maret 2009 tidak banyak berubah, masing-

masing mengalami penurunan sebesar 0,93% dan 0,58%. Penurunan jumlah dan

persentase penduduk miskin selama periode Maret 2008-Maret 2009 antara lain

disebabkan oleh laju inflasi yang relatif stabil, rata-rata harga beras nasional yang relatif

rendah, turunnya rata-rata upah riil harian buruh tani, panen raya, peningkatan NTP dan

meningkatnya pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga.

Tabel 6.5.

Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah di Provinsi Sulawesi Utara

Periode Februari 2004 – Maret 2009

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena

penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per

bulan di bawah Garis Kemiskinan. Semakin tinggi Garis Kemiskinan, semakin banyak

penduduk yang tergolong sebagai penduduk miskin. Selama periode Maret 2008 – Maret

2009, garis kemiskinan naik sebesar 9,88% yaitu dari Rp.168.160,- per kapita per bulan

pada Maret 2008 menjadi Rp184.772,- per kapita per bulan pada Maret 2009. Dengan

memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan

Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan

komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan

(perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan). Pada Maret 2008, sumbangan GKM

terhadap GK sebesar 77,18%, tetapi pada Maret 2009, peranannya meningkat mencapai

77,67%.

Makanan Bukan Total

Maret 2008 131.456 44.173 175.628 72,68 7,56

Maret 2009 146.007 47.244 193.251 79,25 8,14

Maret 2008 128.498 33.935 162.433 150,86 12,04

Maret 2009 141.599 36.672 178.271 140,31 11,05

Maret 2008 129.781 38.378 168.160 223,55 10,10Maret 2009 143.512 41.260 184.772 219,57 9,79

KOTA & DESA

PERKOTAAN

Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) J umlah Penduduk

Mi ki

Persentase Penduduk

Mi ki

PERDESAAN

Tahun

Page 73: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

72

Selanjutnya penduduk miskin dapat dibedakan menjadi dua yaitu miskin kronis (chronic

poor) dan miskin sementara (transient poor). Miskin kronis adalah penduduk miskin yang

berpenghasilan jauh di bawah garis kemiskinan dan biasanya tidak memiliki akses yang

cukup terhadap sumber daya ekonomi, sedangkan miskin sementara adalah penduduk

miskin yang berada dekat garis kemiskinan. Jika terjadi sedikit saja perbaikan dalam

ekonomi, kondisi penduduk yang termasuk kategori miskin sementara ini bisa meningkat

dan statusnya berubah menjadi penduduk tidak miskin.

Pada periode Maret 2008 - Maret 2009,

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks

Keparahan Kemiskinan (P2) cenderung tidak

berubah. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata

pengeluaran penduduk miskin cenderung

sama dengan kondisi periode yang lalu

mendekati garis kemiskinan begitu pula

dengan ketimpangan pengeluaran diantara

penduduk miskinnya.

C. Rasio Gini

Rasio gini merupakan ukuran kemerataan tingkat pendapatan yang dihitung dengan

membagi luas antara garis diagonal dan kurva lorent dengan luas segi tiga di bawah garis

diagonal. Nilai Rasio Gini terletak antara 0 dan 1, nilai rasio Gini yang mendekati 0 maka

tingkat ketimpangan pendapatan sangat rendah, artinya distribuso pendapatan merata dan

apabila nilainya mendekati 1 maka tingkat ketimpangan pendapatan tinggi.

Perkembangan angka rasio gini Sulawesi Utara dalam 3 (tiga) tahun terakhir relatif tetap.

Berdasarkan data terakhir pada tahun 2007 indeks gini tercatat 0,32, relatif tidak berubah

dibandingkan indeks gini Tahun 2005 lalu yang juga sebesar 0,32. Namun demikian

berdasarkan strukturnya, persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20% penduduk

berpenghasilan tertinggi menjadi semakin meningkat dari 40,70% menjadi 41,24%. Faktor

yang mempengaruhi peningkatan kesenjangan ini adalah dampak kenaikan harga BBM

yang menyebabkan kelompok 40% penduduk berpenghasilan rendah terpukul. Fenomena

yang menarik adalah terjadinya shifting dari sebagian penduduk di kelompok 40%

menengah ke 40% ke bawah dan 20% teratas.

Tabel 6.6. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan di Sulawesi Utara menurut Daerah, Maret

2008 - Maret 2009

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Tahun Kota Desa Total

Maret 2008 1,08 1,87 1,53 Maret 2009 1,27 1,77 1,55

Maret 2008 0,30 0,45 0,38 Maret 2009 0,32 0,39 0,36

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Page 74: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

73

Tabel 6.9. Komponen Penyusun IPM di Kab/Kota di Wilayah Provinsi

Sulawesi Utara Tahun 2007

Tabel 6.7. Rasio Gini Provinsi Sulawesi Utara

40% populas i dengan

pendapatan terendah

40% populas i dengan

pendapatan moderat

20% populas i dengan

pendapatan tertinggi

R as io Gini

40% populas i dengan

pendapatan terendah

40% populas i dengan

pendapatan moderat

20% populas i dengan

pendapatan tertinggi

R as io Gini

S ulawesi Utara 20,03 39,27 40,70 0,32 21,19 37,57 41,24 0,32

P rovins i

20072005

D. IPM (Indeks Pembangunan Manusia)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sulawesi Utara sampai Tahun 2007 adalah

sebesar 76,0, meningkat 1,6 poin dari angka IPM 2006 yang sebesar 74,4. Peningkatan ini

ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup dari 71,8 tahun menjadi 74,4 tahun dan rata-

rata pengeluaran riil per kapita dari Rp616.900,- menjadi Rp619.400,-. Adapun komponen

penyusun IPM terdiri dari angka harapan hidup, angka melek hurup, rata-rata lama sekolah

dan rata-rata pengeluaran riil per kapita.

Tabel 6.8. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Provinsi Sulawesi Utara Periode 2002 - 2007

Komponen IPM 2002 2004 2005 2006 2007Angka Harapan Hidup 70,9 71,0 71,7 71,8 74,4Angka Melek Huruf 98,8 99,1 99,3 99,3 99,3R ata-R ata Lama S ekolah 8,6 8,6 8,8 8,8 8,8P engeluaran R iil/Kapita (000 R p) 587,9 611,9 616,1 616,9 619,4IP M 71,3 73,4 74,2 74,4 76,0P eringkat Nas ional 2 2 2 2 2

Berdasarkan wilayah administrasinya,

perkembangan komponen IPM di

kota/kabupaten di Sulawesi Utara dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Kota Manado dan Kab.Kepulauan

Sangihe memiliki angka harapan hidup

tertinggi yaitu 75,6 tahun sedangkan

terendah di Kabupaten Minahasa

Tenggara yang tercatat 71,7 tahun.

Persentase angka melek hurup hampir

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Bolaang Mongondow 74,6 98,6 7,4 607,3Minahasa 75,5 99,5 8,8 616,0Kepulauan S angihe 75,6 98,5 7,7 623,9Kepulauan Talaud 74,2 99,3 8,5 619,0Minahasa S elatan 75,3 99,4 8,5 606,0Minahasa Utara 75,3 99,7 9,1 617,8Bolaang Mongondow Utara 72,7 98,3 7,1 615,1Kepulauan S iau 73,0 99,3 8,1 601,3Minahasa Tenggara 71,7 99,5 8,2 618,2Manado 75,6 99,8 10,6 626,0Bitung 73,6 98,9 9,2 623,6Tomohon 75,3 99,8 9,6 616,2Kotamobagu 74,8 99,5 8,8 614,8Sulawesi Utara 74,4 99,3 8,8 619,4

KAB/KOTA/P R OV.Angka

Harapan Hidup

Angka Melek Huruf

R ata-rata Lama

S ekolah

P engeluaran per Kapita (000 R p)

Page 75: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

74

merata di seluruh daerah dengan rata-rata 99,20%. Namun terdapat 4 (tiga) daerah

dengan persentase melek huruf berada di bawah rata-rata di Provinsi Sulawesi Utara

yaitu Kabupaten Bolmong, Sangihe, Bolaang Mongondow Utara dan Bitung.

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara memiliki rata-rata lama sekolah terendah yaitu

selama 7,1 tahun sedangkan tertinggi di Kota Manado dengan rata-rata sekolah selama

10,6 tahun.

Rata-rata jumlah pengeluaran per kapita riil tertinggi di Kota Manado sebesar Rp626

ribu dan terendah di Kepulauan Siau sebesar Rp601,3 ribu.

Dibandingkan dengan daerah lainnya di tingkat nasional, IPM Provinsi Sulawesi Utara

kondisinya lebih baik khususnya pada komponen angka harapan hidup, persentase angka

melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Selama kurun waktu 2002 – 2007, IPM Provinsi

Sulawesi Utara menduduki peringkat 2 (dua) di tingkat nasional.

Tabel 6.10.

Sebaran IPM Sulawesi Utara Tahun 2006 -2007

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

2006 2007 2006 2007

Bolaang Mongondow 71,8 74,0 126 118Minahasa 74,2 76,4 57 54Kepulauan S angihe 73,8 76,0 66 63Kepulauan Talaud 73,0 75,6 81 67Minahasa S elatan 72,3 75,3 100 77Minahasa Utara 74,2 76,7 55 42Bolaang Mongondow Utara 70,5 73,3 184 147Kepulauan S iau 70,8 73,3 168 145Minahasa Tenggara 70,8 74,1 167 113Manado 76,4 78,6 14 8Bitung 73,7 76,1 68 59Tomohon 74,7 77,0 44 34Kotamobagu 72,6 75,9 92 65Sulawesi Utara 74,4 76,0 2 2

KAB/KOTA/PROV.

IPM Ranking Nasional

Page 76: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

75

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

50

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1*

2007 2008 2009 2010

Realisasi Kegiatan Usaha Perkiraan Kegiatan Usaha

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha Tw.IV-2009, KBI Manado

BAB VII PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI

1. Prospek Ekonomi Makro

Prospek perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan I-2010 diprediksi akan tumbuh baik

yang didukung oleh semakin pulihnya perekonomian dunia. Laju pertumbuhan ekonomi

pada triwulan I-2010 diperkirakan sebesar 6,7% (yoy), sedikit lebih lambat dibandingkan

periode yang sama tahun lalu. Di sisi permintaan, perlambatan tersebut diperkirakan terjadi

pada kegiatan investasi sedangkan di sisi penawaran, salah satu sektor ekonomi yang

diperkirakan mengalami perlambatan adalah sektor bangunan. Perkiraan ini didukung

antara lain oleh Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang mengindikasikan bahwa

realisasi kegiatan usaha pada triwulan I-2010 cenderung lebih lambat dibandingkan

triwulan I-2009.

Grafik 7.1. Ekspektasi Realisasi Kegiatan Dunia Usaha

Dari sisi permintaan, perlambatan kegiatan investasi merupakan dampak dari ketiadaan

even berskala besar selama triwulan ke depan, berbeda dibandingkan tahun sebelumnya

dimana 2 (dua) even berskala besar yaitu WOC (World Ocean Conference) dan Bunaken Sail

telah memicu kegiatan investasi. Sementara itu, kegiatan konsumsi diperkirakan akan

tumbuh positif seiring dengan berlangsungnya perayaan Tahun Baru Imlek 2561 dan

dimulainya kampanye pemilihan kepala daerah di 9 (sembilan) wilayah administratif

termasuk pada tingkat provinsi. Peningkatan aktivitas konsumsi ini antara lain dapat

Page 77: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

76

dikonfirmasi dengan hasil Survei Konsumen, yang mengindikasikan adanya peningkatan

ekspekasi konsumen pada triwulan I – 2010.

Grafik 7.1.

Ekspektasi Konsumen 3-6 y.a.d

40

60

80

100

120

140

160

180

200

J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M

2008 2009 2010

Ekspektasi PenghasilanEkspektasi EkonomiEkspektasi Ketersediaan Lap. Kerja

Dari sisi penawaran, melambatnya kinerja sektor bangunan diperkirakan akan mendorong

perlambatan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara di triwulan I-2010. Namun demikian,

secara umum kinerja sektor bangunan masih tetap positif seiring dengan rendahnya tingkat

suku bunga dan pulihnya permintaan masyarakat setelah sebelumnya sempat tertekan oleh

dampak krisis ekonomi global. Sementara itu, salah satu sektor ekonomi yang diperkirakan

akan mengalami pertumbuhan yang significant pada triwulan mendatang adalah sektor

PHR (Perdagangan, Hotel dan Restoran). Peningkatan aktivitas konsumsi selama triwulan I-

2010 diperkirakan akan mendorong kinerja sektor PHR dan sektor ekonomi lainnya.

2. Prakiraan Inflasi

Pada triwulan I-2010, inflasi Kota Manado secara triwulanan diperkirakan lebih tinggi

dibandingkan triwulan IV-2009. Secara triwulanan, inflasi Kota Manado diperkirakan

berkirsar antara 1% hingga 1,2% (qtq), sementara secara tahunan diperkirakan sekitar 5%

hingga 5,5% (yoy). Potensi meningkatnya harga beras pada Januari, rencana kenaikan Tarif

Dasar Listrik (TDL) oleh pemerintah dan dimulainya kampanye Pilkada pada Maret 2010

merupakan faktor-faktor yang diperkirakan akan mendorong peningkatan harga secara

umum. Sementara itu, perlambatan inflasi secara tahunan terjadi karena relatif rendahnya

harga-harga komoditas di pasar internasional pada awal Tahun 2010.

Page 78: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

77

Musim tanam pada awal Tahun 2010 diperkirakan akan mempengaruhi pasokan beras. Di

sisi lain, dimulainya kampanye Pilkada pada Maret 2010 diperkirakan akan meningkatkan

jumlah uang beredar yang pada akhirnya dapat memicu tekanan harga. Namun demikian,

inflasi pada triwulan I-2010 masih akan tertahan oleh rendahnya tingkat suku bunga acuan

Bank Indonesia (BI Rate) sehingga potensi kenaikan harga dari sisi permintaan (demand)

relatif terkendali. Selain itu penundaan program konversi minyak tanah di Sulawesi Utara

hingga April 2010 juga menahan kemungkinan meningkatnya harga barang secara umum.

Ekspektasi harga pedagang eceran mengalami peningkatan pada 3 (tiga) bulan ke depan.

Kalangan pedagang eceran, berdasarkan SPE, memperkirakan akan terjadi inflasi yang lebih

besar pada triwulan I-2010 terutama pada bulan Maret 2010. Hal ini diduga, berkaitan

dengan meningkatnya harga sebagai akibat tingginya permintaan pada akhir triwulan I-

2010 menjelang penyelenggaraan Pilkada. Sementara di kalangan konsumen, berdasarkan

SK, memperkirakan akan terjadi peningkatan ekspektasi inflasi akibat potensi peningkatan

daya beli seiring dengan kenaikan gaji PNS dan TNI/Polri serta rencana kenaikan beberapa

harga komoditi yang diatur pemerintah (administrated price). Hal ini diduga berkaitan

dengan ekspektasi konsumen yang lebih dipengaruhi oleh tingkat harga yang saat ini

mengalami tren kenaikan.

Page 79: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

78

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

PDRB Produk Domestik Regional Bruto. Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan

hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah tertentu M.t.M Month to Month. Perbandingan antara satu bulan dan bulan sebelumnya. Q.t.Q Quarter to Quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan

sebelumnya. Y.o.Y Year on Year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang, dengan skala 1-100

Indeks Harga Konsumen (IHK)

Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.

Indeks Kondisi Ekonomi

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100

Indeks Ekspektasi Konsumen

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang, dengan skala 1-100

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

Dana Perimbangan

Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Ukuran kualitas pembangunan manusia yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 (tiga) hal kualitas hidup yaitu : pendidikan, kesehatan dan daya beli.

Inflasi Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari permintaan.

Volatile Food Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sangat bergejolak karena faktor-faktor tertentu.

Administered Price

Salah satu disagregasi inflasi , yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya diatur pemerintah.

M1 Disebut sebagai narrow money (uang beredar dalam arti sempit), terdiri dari uang kartal dan uang giral

M2 Disebut broad money atau uang beredar dalam arti luas, merupakan indicator tingkat likuiditas perekonomian, terdiri dari uang kartal, uang giral dan uang kuasi (tabungan dan deposito baik dalam mata uang rupiah maupun asing).

Mo Disebut uang primer (base money) merupakan kewajiban otoritas moneter (di dalam neraca bank sentral), terdiri dari uang kartal pada bank umum dan masyarakat ditambah dengan saldo giro bank umum dan masyarakat dibank sentral.

Uang Kartal Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada kas negara (KPKN) dan bank umum.

Uang Giral Terdiri dari rekening giro masyarakat masyarakat dibank, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanann penduduk dalam rupiah pada sistem moneter.

NIM Singkatan dari Net Interest Margin adalah selisih antara penerimaan bunga yang diperoleh oleh bank dengan biaya bunga yang harus dibayar.

NPLs Singkatan dari non performing loan disebut juga kredit bermasalah, dengan kolektibiltas kurang lancar (3), diragukan(4) dan macet (5) menurut ketentuan BI.

Page 80: KER Sulawesi Utara Triwulan IV-2009 - bi.go.id · daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang

79

Restrukturisasi kredit

Upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya yang dilakukan antara lain dengan melalui : restrukturisasi, re-scheduling atau konversi kepemilikan.

UMKM Singkatan dari Sektor Usaha Mikri, Kecil Menengah yang mempunyai skala pinjaman antara Rp50 Juta s/d Rp 5 Milyar.

UYD

Singkatan dari uang yang diedarkan, adalah uang kartalyang berada dimasyarakat ditambah dengan uang yang berada di kas bank.

Inflow Uang kartal yang masuk ke BI, melalui kegiatan setoran yang dilakukan oleh bank umum.

Outflow Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan uang tunai bank umum dari giro di BI atau pembayaran tunai melalui BI.

Netflow Selisih antara outflow and inflow.PTTB Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari kegiatan untuk menarik

uang yang sudah tidak layak edar, sehingga uang yang disediakan oleh BI tersebut dapat berada dalm kondisi layak dan segar (fit for circulation) untuk bertransaksi.