keputusan bric menerima afrika selatan sebagai...

134
KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI ANGGOTA TAHUN 2011 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Rendy Iskandar Chaniago 1112113000017 PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2016 M

Upload: danghanh

Post on 06-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN

SEBAGAI ANGGOTA TAHUN 2011

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Rendy Iskandar Chaniago

1112113000017

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H/ 2016 M

Page 2: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

ii

Page 3: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

iii

Page 4: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

iv

Page 5: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

v

ABSTRAKSI

Skripsi ini membahas mengenai keputusan BRIC menerima Afrika Selatan

sebagai anggota pada tahun 2011. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa alasan-

alasan yang menyebabkan forum ekonomi kerjasama internasional negara

berkembang BRIC mau menerima Afrika Selatan sebagai anggota tetap pada

pertemuan tahunan 2011 di China. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode

kualitatif melalui studi literatur. Untuk menjawab pertanyaan penelitian

digunakan grand teori konstruktifisme dan tiga konsep, yakni identitas, speech

act, dan regionalisme baru.

Penelitian ini menemukan jawaban bahwa diterimanya Afrika Selatan

sebagai anggota BRIC pada tahun 2011 disebabkan tiga faktor. Pertama, Afrika

Selatan memiliki kesamaan identitas dengan negara-negara BRIC, kesamaan

identitas tersebut membentuk identitas kolektif yang akan mempengaruhi prilaku

negara-negara BRIC sehingga menerima Afrika Selatan sebagai anggota; kedua,

Afrika Selatan memiliki „desire‟ untuk bergabung dengan BRIC melalui upaya

diplomasi dan kunjungan ke semua negara BRIC; terakhir, Afrika Selatan juga

memiliki kesamaan speech act dengan deklarasi negara-negara BRIC untuk

mereformasi institusi finansial internasional. Adapun BRIC dalam konsep

regionalisme baru, berada di level regional society, yakni level dimana tumbuh

beragam proses komunikasi dan interaksi di antara banyak aktor baik negara

maupun non-negara dan termasuk beberapa dimensi seperti ekonomi, politik, dan

budaya.

Kata Kunci: Afrika Selatan, BRIC, Konstruktifisme, Emerging Countries,

Speech Act, Regionalisme Baru.

Page 6: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‟alamin. Puji dan syukur selalu penulis panjatkan

kepada Allah S.W.T Tuhan Semesta Alam karena atas rahmat dan karunia-Nya

penulis selalu diberikan kesempatan, kekuatan, kesehatan, keteguhan dan

kenikmatan luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

yang berjudul “Keputusan BRIC Menerima Afrika Selatan Sebagai Anggota

Tahun 2011.”

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan program S1

program studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak sekali

mendapat bantuan, bimbingan, dukungan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua tercinta, Ayahanda Ir. Salman , yang telah menjadi ayah luar

biasa bagi penulis, menjadi panutan bagi penulis dan pembimbing

penulis dan Ibunda Sri Puji Hastuti yang telah menjadi pendidik

pertama penulis, teman serta sahabat penulis dalam mengarungi

kehiduapan. Kasih sayang keduanya tidak terhitung dan tidak dapat

penulis balas jasanya meski penulis hidup ribuan tahun. Semoga kami

sekeluarga kelak bertemu dan berkumpul kembali dalam naungan surga

Allah S.W.T. Kepada ayah dan mama, kesuksesan skripsi ini menjadi

persembahkan terindah penulis untuk saat ini, semoga kelak anakmu ini

dapat terus berkarya dan membuat keluarga bangga.

Page 7: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

vii

2. Kepada adik penulis Chandra Amien dan Muhammad Irfan putra

Razaki, yang juga selalu memberikan dukungan dan semangat agar

skripsi ini cepat selesai.

3. Kepala Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Bapak Prof. Dr.

Zulkifli, MA yang telah memberikan inspirasi dan contoh selama

perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Kepala Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Bapak Dr. Badrus

Sholeh, S.Ag., MA. dan Sekretaris Program Studi Ilmu Hubungan

Internasional, Ibu Eva Mushoffa, M.HSPs, MA. yang sangat

menginspirasi penulis dan telah menjadi mitra kerja penulis dalam

kepenguruan HMPS HI 2015.

5. Bapak Taufiq Rahman, MA selaku dosen pembimbing seminar

proposal dan skripsi yang telah membimbing dan memberikan banyak

bantuan, dukungan, semangat, dan motivasi selama proses penulisan

skripsi ini. Terima kasih untuk semuanya, semoga Allah membalas

segala perbuatan bapak Taufiq.

6. Kepada Guru Sehat Dr. Tubagus Wahyudi, S.T., M.Si., M. Cht., CHI

yang telah menjadi inspirator penulis, guru yang selalu mengajarkan

penulis banyak hal dalam kehidupan. Serta Dwi Andiani Widiastuti,

SE. yang telah menjadi ibu kami mahasiswa Kahfi BBC Motivator

School.

Page 8: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

viii

7. Seluruh dosen-dosen HI dan jajaran yang telah memberikan banyak

ilmu dan inspirasi kepada penulis. Semoga ilmu yang didapat selama

proses perkuliahan bermanfaat dan bisa penulis amalkan ke depannya.

8. Kepada Ririn Rindiana Dewi, terima kasih untuk waktu, motivasi,

saran, arahan dan support kepada penulis sampai akhirnya skripsi ini

selesai. You are the great woman !

9. Teman-teman Prodi Ilmu Hubungan Internasional angkatan 2012

yang telah memberikan banyak kenangan indah tak terlupakan selama

perkuliahan dan juga pembelajaran yang berharga terkhusus untuk

teman-teman penulis yang selalu menyemangati, memberikan motivasi

dan masukan dalam proses penulisan skripsi, yaitu: Indra Saputra,

Darmawan Ardiansyah, Iqbal Muhammad Fauzani, Guntomo Raharjo,

Ratna KJ, Mutiarani Zahara, Luthfi Anugrah, Faruq Arjuna Hendroy,

dan teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Sukses

akan selalu menyertai langkah kita semua and see you on the top !

10. Kepada Keluarga Besar Kahfi BBC Motivator School, terlebih

sahabat Kahfi Angkatan 15 yang begitu banyak memotivasi penulis,

menginspirasi, dan mensupport penulis khususnya kepada Yusuf

Kurniawan, Priyo Atmojo, Surya Akbar Sukma, Bunda Damay, Nurul

Witry, Hilda Lisdianti, Siska Utami, Dedi Irawan, dan para senior Ka

Iyang, Ka Milki, Ka Munir beserta teman-teman lainnya yang tidak

dapat penulis jabarkan sat persatu.

Page 9: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

ix

11. Kepada Keluarga Besar HMI KOMFISIP, organisasi yang banyak

telah mempengaruhi kepribadian penulis, mengajarkan penulis

berorganisasi dan menjadi pemimpin. Khususnya kepada Kanda Ali

Wafa, Yunda Yeni, Kanda Awe, Kanda Sopyan Hadi, Yunda Bisti Ika

dan semua keluarga besar HMI Komfisip dari awal sampai yang akan

masuk. Jadilah Insan Cita sesungguhnya.

12. Untuk teman-teman LAPMI Cabang Ciputat, yang menjadi tempat

penulis melatih jiwa literasi dan jurnalistik, khususnya bang Akmal,

bang Tanto, Ka Nuna, Ajeng, Agita, bang Dzikri, Rahma, dir Ma‟ruf,

Melki AS, Ijal, Ka Alfa, dan Ka Tokichi, terima kasih telah menjadi

partner dan guru penulis dalam dunia jurnalistik dan literasi.

13. Untuk teman-teman Prime Generation 2010 regional Jabodetabek,

khususnya Rahmatullah Basri, M. Shirajul Ilmi, Syahrul Falah,

Ilhamsyah, Andra Kurnia, Muzakka, dan teman-teman lainnya. Yang

menjadi partner di Jakarta dan berjuang di tanah Ciputat. Mumtaz

ma‟an quum !

14. Kepada segenap pengurus HIMAHI 2015 terima kasih untuk

kesempatan belajar memimpin dan berorganisasi, bangga pernah

menjadi Ketua Umum organisasi HIMAHI UIN Jakarta. Bravo !

15. Teman-teman KKN Abadi 2015 Desa Cibatok Satu, Bogor, terima

kasih untuk satu bulannya yang selalu membekas indah bagi penulis.

Serempet teroos !

Page 10: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

x

16. Teman-Teman SPK PAN Angkatan Pertama, khususnya Kepsek

Iswari Mukhtar, Rifqi Syahrizal, Hendri Satrio, dan teman-teman

lainnya.

Penulis berharap dan berdoa semoga Allah selalu memberikan keberkahan

yang melimpah kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung

penulis, baik yang telah disebutkan, maupun pihak yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang

dapat disampaikan ke [email protected] untuk menjadi perbaikan atas

karya-karya penulis di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan menambah khazanah ilmu pengetahuan kita semua. Terimakasih.

Jakarta, 13 Desember 2016

Rendy Iskandar Chaniago

Page 11: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xi

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................................. iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ............................................ iv

ABSTRAKSI ................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian ............................................................ 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 8

D. Tinjauan Pustaka ................................................................... 8

E. Kerangka Teori ...................................................................... 10

E.1.Teori Konstruktifisme ................................................. 10

E.2. Konsep Identitas ......................................................... 12

E.3. Konsep Speech Act .................................................... 14

E.4. Konsep Regionalisme Baru ........................................ 16

F. Hipotesis ................................................................................. 18

G. Metode Penelitian .................................................................. 18

H. Sistematika Penulisan ............................................................ 19

BAB II IDENTITAS DAN LEVEL REGIONALISME BRIC

A. Sejarah Lahirnya BRIC serta Kerjasama di BRIC ................ 21

B. Menuju Identitas Bersama Negara-Negara BRIC .................. 31

B.1. Konstruktifisme : Antara Materi dan

Non- Materi ....................................................................... 31

B.2. Self Identity Negara-Negara BRIC ............................. 33

C. New Regionalisme dan Level Regionalisme BRIC ............... 38

C.1. Regional Space ........................................................... 40

C.2. Regional Complex ...................................................... 40

C.3. Regional Society ......................................................... 42

C.4. Regional Community dan Regional State .................. 42

Page 12: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xii

BAB III SPEECH ACT DAN RULES DALAM BRIC

A. Terbentuknya Konsep Speech Act dan Rules ........................ 46

B. Speech Act dan Rule Sebagai Konsep Konstruktifime ........... 47

C. Tinjauan Terbentuknya BRIC Dalam Konsep

Speech Act .............................................................................. 54

BAB IV KESELARASAN AFRIKA SELATAN DAN BRIC

A. Profil Afrika Selatan ............................................................... 67

B. Perubahan Positif Afrika Selatan ............................................ 71

C. Upaya Diplomasi Afrika Selatan ke BRIC ............................. 73

D. Keselaran Identitas Afrika Selatan dan Negara-

Negara BRIC .......................................................................... 75

E. Keselarasan Speech Act Afrika Selatan dan Negara-

Negara BRIC .......................................................................... 81

BAB V PENUTUP ................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. xvii

LAMPIRAN ................................................................................................ xxvii

Page 13: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel IV.B.1 Pertumbuhan Real GDP Afrika Selatan .............................. 72

Page 14: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.A.1 Grafik Pertumbuhan GDP Negara-Negara BRICS

per 2010 ....................................................................... 5

Gambar 1.A.2 Grafik Populasi Penduduk Dalam Juta Negara-

Negara BRICS Per 2010 ............................................... 6

Gambar 1.A.3 Grafik Pendapatan Negara Dalam Miliar Dollar AS

Negara-Negara BRICS Per 2010 .................................. 7

Gambar II.A.1 Peta Negara-Negara BRICS ......................................... 22

Gambar II.B.2 Penyederhanaan Proses Struktur Sosial

Kontruktifisme .............................................................. 33

Gambar III.B.2 Pengambaran Individu dan Masyarakat........................ 48

Gambar IV.D.1 GDP (PPP) Negara-negara BRIC, Afrika Selatan,

dan Amerika Serikat dari 1980 sampai 2011 ................ 78

Page 15: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xv

DAFTAR SINGKATAN

AU African Union

AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome

Afsel Afrika Selatan

AS Amerika Serikat

ASEAN Association of Southeast Asia Nations

BASIC Brazil, Afrika South Africa, India, dan China

BRIC Brazil, Rusia, India, dan China

BRICS Brazil, Rusia, India, China, dan South Africa

CRA Contingent Reserve Arrangement

EMDGs Emerging Market Economic and Developing Countries

EEU Eurasian Economic Union

EU Europe Union

GDP Gross Domestic Product

G7 The Group of Seven

G8 The Group of Eight

G20 The Group of Twenty

HIV Human Immunodeficiency Virus

IBSA India, Brazil, dan South Africa

IFC International Finance Corporation

IMF Islamic State of Iraq and Syria

Page 16: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xvi

MDG Millennium Development Goals

MIGA Multilateral Investment Guarantee Agency

NDB New Development Bank

OAU Organisation of African Unity

PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa

RIC Rusia, India, dan China

SAARC South Asian Association Regional Cooperation

SCO Sanghai Cooperation Organisation

TFP Total Factor Productivity

UNASUR Union of South American

WB World Bank

WTO World Trade Organisation

Page 17: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Skripsi ini akan membahas mengenai keputusan Brasil, Rusia, India, dan

Cina (BRIC) menerima Afrika Selatan sebagai anggota pada tahun 2011. Afrika

Selatan dipilih sebagai objek penelitian sebab Afrika Selatan merupakan negara

terakhir yang bergabung dengan BRIC. Adapun tahun 2011 dipilih sebab pada

tahun tersebutlah Afrika Selatan resmi menjadi anggota tetap BRIC dan ikut

dalam annual summit BRIC.

Afrika Selatan tergolong ke dalam emerging countries yang menurut

Simon adalah negara dengan pertumbuhan perekonomian yang cepat, dan

masing-masing menuju tahapan perekonomian pasar. Maksudnya negara ini

memiliki kemampuan besar dibandingkan negara-negara berkembang lainnya

untuk menyediakan kepada para investor kesempatan untuk mencapai keuntungan

yang lebih tinggi. Kemudian Simon mengindikasikan emerging countries pada

negara dengan ukuran ekonomi yang kecil, pendapatan perkapita yang rendah

dibandingkan negara maju, terbukanya pasar untuk investor asing, dan resiko

berubahnya nilai tukar yang semakin besar akibat dari perdagangan. (dalam

Sechel Loana dan Ciobanu 2014 : 1-2)

Page 18: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

2

Istilah emerging countries sendiri pertama kali digunakan oleh Antonie

Van Agtmael di tahun 1980-an seorang pakar ekonomi bank dunia. Antonie

menekankan pada sebuah transisi dari negara berkembang menuju negara maju

(Gale Cengage 2013 : 1) BRICS merupakan salah satu organisasi forum

internasional yang beranggotakan emerging countries.

Pada tahun 2001, Jim O‟Neill menyebutkan empat negara yang akan

mengalahkan perekonomian negara-negara G6 (Jerman, Prancis, Inggris,

Polandia, Italia, dan Spanyol) pada tahun 2050. Empat negara tersebut adalah

Brasil, Rusia, India, dan Cina atau yang kemudian dikenal BRICs. Kesimpulan ini

dibangun atas dasar lima prediksi yaitu ukuran ekonomi, pertumbuhan ekonomi,

pendapatan dan demografi, permintaan global, dan pergerakan mata uang.

(Dominic Wilson dan Roopa Purushotaman 2003 : 1-3) Keempat negara ini

masuk dalam emerging countries yang selanjutnya punya peran penting dalam

perekonomian dunia.

Pada awalnya BRIC hanya berupa akronim ciptaan O‟Neill seorang pakar

ekonomi dari bank investasi Goldman Sachs untuk menyebutkan keempat negara

emerging countries tersebut. (Karthik Narayanaswami 2013 : 11) Akronim hasil

O‟Neill ini kemudian menjelma menjadi sebuah forum kerjasama internasional

yang terdiri dari negara Brasil, Rusia, India, dan Cina.

Keempat negara memiliki perbedaan yang cukup mendasar, dari sisi

geografis hanya Cina dan Rusia yang berbatasan langsung sisanya terpisahkan

oleh daratan dan lautan. Perbedaan geografis ini tentunya akan menimbulkan

perbedaan baik secara kebijakan ekonomi, terpisah oleh tujuan kebijakan luar

Page 19: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

3

negeri dan berbeda dari bentuk pemerintahannya. India dan Brasil merupakan

negara dengan tradisi demokrasi sementara Rusia dan Cina keduanya autokrasi.

Akan tetapi keempat negara ini sepakat untuk membentuk institusi internasional.

(The New York Times, 2013)

Delapan tahun setelah O‟Niell membuat akronim dari empat negara

emerging countries, pada 16 Juni 2009 di Yekateringburg, Rusia, keempat

pemimpin negara mengadakan pertemuan perdana. Brasil diwakili oleh President

Lula, Rusia diwakili oleh Presiden Dmitry Medvedev, India diwakili oleh Perdana

Menteri Manmohan Singh, dan Cina diwakili oleh Presiden Hu Jintao. Keempat

negara sepakat untuk membentuk sebuah forum kerjasama internasional dengan

nama BRIC. (Oliver Stuenkel 2015 : 25)

Hasil dari pertemuan itu melahirkan Joint Statement of BRIC Countries

yang terdiri dari 17 poin, pada poin terakhir Rusia, India, dan Cina

mempersilahkan Brasil sebagai tuan rumah BRIC Summit selanjutnya pada 2010.

(BRICS South Africa, 2009) Keempat negara kemudian melakukan pertemuan

rutin tahunan membahas pelbagai masalah secara rutin. (Annual BRIC Summit)

Pada krisis global 2007 dan 2008 keempat negara ini sanggup bertahan

dan pulih dengan cepat. Ketahanan Brasil, Rusia, India, dan Cina dalam

menghadapi krisis global 2007-2008 patut diapresiasi dan menjadi salah satu

faktor lahirnya BRIC. Kemungkinan negara BRIC mengantikan AS sebagai mesin

perekonomian global kian jelas selama krisis global, disaat sebagian negara dunia

perekonomian tumbuh kurang baik, negara BRIC menunjukan pertumbuhan yang

baik. (Ritwik Banerjee dan Pankaj Vashisth 2010 : 1-3)

Page 20: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

4

Negara BRIC juga terkena dampak secara tak langsung dari krisis global,

akan tetapi dampaknya relatif lebih kecil jika dibandingkan negara maju dan

negara berkembang lainnya. Selain itu, turunnya perekonomian mereka realtif

dangkal dan sanggup pulih kembali dalam waktu yang relatif cepat dan kuat.

(Ritwik Banerjee dan Pankaj Vashisth 2010 : 1-3)

Jason Walters, seorang peneliti kebijakan Internasional dalam

publikasinya berjudul BRIC Countries menilai keberhasilan empat negara untuk

bertahan dalam krisis global hendaknya dijadikan ”panutan” yang harus

dipertahankan oleh masing-masing kepala negara. Kesadaran kepala negara

Brasil, Rusia, India, dan Cina akan kelebihan dan kekuatan masing-maisng

menjadi alasan keoptimisan kerjasama ini. Terlebih, total populasi keempat

negara lebih dari 2,8 milyar atau mencapai 40% populasi dunia, seperempat luas

daratan dunia dan mencapai 25 persen total GDP. (Global Sherpa)

BRIC menerima Afrika Selatan sebagai anggota pada 24 Desember 2010,

akan tetapi Afrika Selatan benar-benar diterima menjadi anggota pada tahun 2011.

Penerimaan secara resmi tersebut ditandai dengan hadirnya Afrika Selatan yang

diwakili oeh Jazob Zuma dalam pertemuan tahunan ketiga negara-negara BRIC.

(Renu Modi 2012)

Pada 14 April 2011, terjadi perubahan besar di BRIC, Afrika Selatan

diterima menjadi anggota sehingga nomenklatur dari forum internasional ini

menjadi BRICS bertambah S dengan masuknya Afrika Selatan (South Africa).

Diterima Afrika Selatan semakin memperjelas bahwa BRICS telah menjelma

menjadi forum politik yang terkonstruk, tidak lagi seperti yang dikategorikan oleh

Page 21: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

5

para ekonom di Goldman Sachs. Jim O‟Niell tidak setuju dengan keputusan ini,

baginya Afrika Selatan tidak termasuk BRIC. (Oliver Stuenkel 2015 : 39-41)

Ketidaksetujuan itu menurut Jim O‟niel merupakan sebuah kekeliruan

yang melemahkan BRIC. Afrika Selatan memiliki perekonomian yang sangat

kecil jika dibandingkan dengan negara lain di BRIC. Selain itu, Brasil, Rusia,

India, Cina banyak kecocokan dalam angka-angka, berbeda dengan Afrika Selatan

yang terlalu timpang dan jauh. (Gauteng Province 2013 : 9) Afrika juga tertinggal

dari keempat anggota yang telah lebih dahulu menjadi anggota dalam populasi,

pertumbuhan GDP dan pendapatan GDP.

Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Afrika Selatan 2,8 % sedangkan

Cina 10,3 %, India 9,7 %, Brasil 7,5%, Rusia 4,5 %.

Gambar I.A.1 Grafik Pertumbuhan GDP Negara-Negara BRICS

Per 2010

Sumber : (Hany Besada, Evren Tok dan Kristen Winters 2013 : 3) (Gauteng

Province 2013 : 13-16)

0,0%

2,0%

4,0%

6,0%

8,0%

10,0%

12,0%

Rusia AfrikaSelatan

Cina India Brazil

GDP 4,5% 2,8% 10,3% 9,7% 7,5%

Page 22: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

6

Populasi penduduk juga tertinggal, Afrika Selatan populasinya 50 juta,

Cina 1,3 miliar, India 1,2 miliar, Brasil 194 juta, Rusia 142 juta.

Gambar I.A.2 Grafik Populasi Penduduk Dalam Juta Negara-Negara BRICS

Per 2010

Sumber : (Hany Besada, Evren Tok dan Kristen Winters 2013 : 3) (Gauteng

Province 2013 : 13-16)

Pendapatannya jauh tertinggal pula, Afrika Selatan meraup pendapatan 286 miliar

dolar AS, Brasil 1 tryliun dolar AS, India 2 tryliun dolar AS, Rusia 1,6 tryliun

dolar AS, dan Cina 5,5 tryliun dolar AS. (Hany Besada, Evren Tok dan Kristen

Winters 2013 : 3) (Gauteng Province 2013 : 13-16)

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

Brazil Rusia India Cina Afrika Selatan

194 142

1200 1300

50

Jumlah Penduduk

Page 23: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

7

Gambar I.A.3 Grafik Pendapatan Negara-Negara BRIC Dalam

Miliar Dollar AS Per 2010

Sumber : (Hany Besada, Evren Tok dan Kristen Winters 2013 : 3) (Gauteng

Province 2013 : 13-16)

Jim O‟Niell melihat bahwa Nigeria merupakan pilihan terbaik diantara

negara-negara Afrika lainnya bagi BRIC. Hal ini didasarkan bahwa Nigeria

memiliki polulasi yang besar, diperkirakan 158,3 juta pada 2012 sedangkan

Afrika hanya 49,9 juta di tahun yang sama. Pertumbuhan ekonominya pun jauh

lebih baik yaitu 7,4 persen berbanding 3.1 persen. Jim O‟niel juga

mengindikasikan bahwa negara seperti Korea Selatan, Indonesia, Mexico, dan

Turki merupakan negara yang layak untuk bergabung dengan BRIC disebabkan

besarnya populasi dan pertumbuhan ekonomi. (Gauteng Province 2013 : 9)

Diterimanya Afrika Selatan sendiri merupakan fenomena yang menarik

untuk dikaji, mengingat perekonomian Afrika Selatan jika dibandingkan dengan

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000

Rusia

Afrika Selatan

Cina

India

Brazil

Page 24: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

8

keempat negara BRIC tentu saja sangat jauh tertinggal. Bahkan, Jim O‟Niell pun

menyatakan masuknya Afrika Selatan merupakan kesalahan besar.

B. Pertanyaan Penelitian

Objek penelitian yang akan menjadi fokus penulis adalah BRICS sebagai

forum kerjasama ekonomi emerging countries. Penulis akan menganalisa

mengenai keputusan BRIC menerima Afrika Selatan sebagai anggota BRIC, maka

pertanyaan penelitian ini adalah mengapa BRIC menerima Afrika Selatan

sebagai anggota tahun 2011?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui tentang faktor apa yang membuat

negara BRIC menerima Afrika Selatan sebagai anggota pada tahun 2011 dalam

pertemuan di Cina. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber

rujukan penelitan selanjutnya yang terkait dengan sikap BRIC dalam upaya

menghadapi dominasi Amerika Serikat dan sekutunya dalam perekonomian

global.

D. Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang BRIC telah jauh diteliti oleh banyak ilmuwan dalam

rentang waktu yang berbeda dan beragam sisi. Pada tahun 2013, Fadlinnisa

mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Indonesia menulis skripsi yang

membahas tentang implementasi perspektif liberalism, realism, dan

konstruktivisme terhadap keberadaan BRICS sebagai forum kerjasama ekonomi

negara-negara emerging economies periode 2009-2013. Menurutnya, berdirinya

BRICS dapat dilihat dari berbagai macam teori yang pada intinya merupakan

Page 25: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

9

forum kerjasama regional yang terdiri dari negara-negara emerging countries

yang masing-masing ditandai dengan pertumbuhan Gross Domestic Product atau

GDP yang cepat dan sanggup memimpin perekonomian dunia pada 2050.

Fadlinnisa juga melihat bahwa persamaan identitas keempat negara yang

tidak begitu akrab dengan Amerika Serikat menjadi alasan lain untuk

mengakomodir tujuan bersama negara-negara BRICS. Perbedaan dengan yang

dilakukan adalah penelitian ini berfokus pada salah satu keputusan BRIC Summit

untuk menerima Afrika Selatan sebagai anggota tetap pada 2011.

Selanjutnya, pada tahun 2014, Eko mahasiswa Hubungan Internasional

UIN Jakarta menulis skripsi yang membahas mengenai dampak bergabungnya

Afrika Selatan ke BRIC. Menurut Eko Bergabungnya Afrika Selatan berhasil

meningkatkan volume perdagangan, tren perdagangan dengan negara anggota

juga meningkat pesat sehingga membuat perekonomian Afrika Selatan lebih baik.

Demikian pula investasi yang mengalami peningkatan, Cina menjadi partner

utama Afrika Selatan dalam perdagangan sedangkan di sektor investasi India

diurutan pertama.

Dampak selanjutnya tidak hanya untuk Afrika Selatan tetapi juga negara-

negara di Afrika lainnya. BRICS juga memberikan dampak positif dalam sosial

budaya Afrika Selatan, perannya di regional maupun multilateral tak

terbantahkan, Afrika Selatan berhasil menunjukan perannya sebagai pendonor dan

pemimpin proses perdamaian dan integrasi regional. Perbedaan dengan penelitian

yang dilakukan yakni terletak pada pertanyaan penelitian yang mana penelitian ini

Page 26: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

10

akan fokus pada penyebab diterima Afrika Selatan sebagai anggota bukan dampak

dari bergabungnya Afrika Selatan.

Kemudian pada tahun 2013, jurnal karya Hany Besada, Evren Tok dan

Kristen Winters membahass mengenai keanggotaan Afrika Selatan yang berjudul

South Africa in The BRICS : Opportunities, Challenges, and Prospect. Dalam

karya ini dijelaskan, Afrika kurang berkontribusi jika kita melihat dari

pertumbuhan GDP, pendapatan, dan populasi penduduk. Namun, Afrika

berkontribusi sebagai gerbang negara BRIC ke benua Afrika.

Dampak masuknya Afrika Selatan juga memberikan pengaruh terhadap

pembuatan kebijakan dan penjajaran di antara negara berkembang untuk membuat

sistem perekonomian dunia menjadi lebih inklusif. Selain itu, Afrika Selatan juga

dapat mempromosikan pembangunan ekonomi melalui peningkatan perdagangan

dan investasi, dan memperluas sektor-sektor lain yang dimiliki negara melalui

keuntungan comparative-nya serta memberikan peluang investasi di luar bagi

perusahaan di Afrika Selatan. Munculnya BRICS setidaknya memberikan

tantangan kepada dominasi barat dan memberikan kekuatan alternatif bagi

keamanan, perdamaian, terkhusus di negara-negara berkembang. Perbedaan

dengan penelitian yang dilakukan yakni pada fokus penelitian mengenai

keanggotaan Afrika Selatan dalam BRIC.

E. Kerangka Teori

E.1. Konstruktifisme

Perdebatan ketiga teori HI terjadi di akhir 1980-an, perdebatan ini antara

positivist dan post positivist. Selanjutnya lahir reaksi atas debat ini yaitu dialog

Page 27: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

11

mengenai konstruktifisme. Konstruktivisme juga yang sering diibaratkan sebagai

jalan ketiga, middle ground atau juga bridging antara posititvism dan radikalisme

epistemology post modernisme. (Emanuel Adler 2002 : 95-118) Kaum

konstruktivis meyakini bahwa dunia sosial, termasuk hubungan internasional

merupakan hasil konstruksi manusia. (Robert Jackson & George Sorensen 2009 :

307)

Wendt mendeskripsikan 2 prinsip dasar konstruktivis yaitu : (James G

Melton 2009)

a. Struktur-struktur yang terbentuk dalam setiap asosiasi dibentuk oleh

pertukaran ide dan bukan terjadi karena kekuasaan yang sifatnya

material

b. Identitas dan kepentingan dari aktor dikonstruksikan oleh ide-ide

tersebut dan bukan sama sekali bersifat alamiah.

Lebih lanjut, menurut Wendt, struktur sosial memiliki tiga elemen :

pertama, pengetahuan bersama, hal ini menciptakan aktor-aktor dalam suatu

situasi dan sifat hubungan mereka apakah kooperatif maupun konfliktual ?; kedua,

sumber daya mineral, dan terakhir, praktek. Dilema keamanan, sebagai contoh,

adalah struktur sosial yang terdiri dari pemahaman inter subjektif dimana negara

saling curiga bahwa mereka membuat asumsi-asumsi keadaan yang buruk tentang

maksud masing-masing pihak, dan sebagai akibatnya menegaskan kepentingan

mereka dalam hal menolong diri sendiri. (Robert Jackson & George Sorensen

2009 : 308)

Page 28: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

12

Dapat dipahami bahwa teori konstruktifisme merupakan teori yang

menjembatani antara pendekatan mainstream hubungan internasional dan

pendekatan post modern. Konstruktifisme menekankan pentingnya unsur ide

dalam interaksi aktor, apa yang terjadi dalam politik internasional dikonstruksi

oleh ide masing-masing aktor negara yang dibangun dari intekasi satu sama lain.

Diterimanya Afrika Selatan menjadi anggota BRIC juga merupakan konstruksi

dari para aktor di dalam BRIC. Adapun konsep yang digunakan untuk

memperjelas keputusan BRIC tersebut menggunakan dua konsep yakni identitas

dan Speech Act.

E.2. Identitas

Identitas merupakan unsur penting bagi teoritis konstruktifisme dalam

menganalisa hubungan antara negara. Lebih lanjut identitas tidak tercipta begitu

saja akan tetapi terbentuk dan dibangun oleh para aktor tersebut. Wendt menilai

lingkungan internasional dibentuk dan dibentuk kembali melalui proses interaksi.

Konsep identitas yang dibangun oleh Wendt merupakan alternatif dari teori

mainstream hubungan internasional yang menekankan kepada material. (Maja

Zehfuss 2002 : 39)

Terdapat dua prinsip fundamental dari teori konstruktifistme sosial :

pertama, tindakan aktor berdasarkan meaning, dan kedua meaning berangkat dari

interaksi. Pentingnya struktur makna daripada material berbanding dengan

realist yang lebih berfokus pada material. Identitas inilah yang memungkinkan

klaim bahwa politik internasional dibangun. (Maja Zehfuss 2002 : 39) Jadi,

Page 29: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

13

identitas mencari aspek yang lebih penting ketimbang materi dalam teori

konstruktifisme.

Identitas sendiri erat kaitannya dengan intersubjective meaning, bukan

merupakan material, akan tetapi aspek struktur yang mempengaruhi prilaku.

Struktur intersubjective dibentuk dari collective meanings. Identitas didefinisikan

sebagai pemahaman tentang diri, peran secara spesifik dan kecenderungan

identitas yang stabil dengan berpartisipasi dalam collective meaning. (Alexander

Wendt 1999 : 21-23) Identitas bagi Wendt merupakan penyebab bagaimana aktor

Internasional berprilaku. Identitas ini penting sebab dia akan membentuk

kepentingan aktor. Sebuah institusi, bagi Wendt merupakan struktur yang secara

stabil dibentuk berdasarkan identitas dan kepentingan bersama masing-masing

aktor. (Alexander Wend 1999 : 21 dan 160)

Kehidupan politik internasional yang terjadi sehari-hari adalah proses yang

berlangsung tentang bagaimana negara membentuk identitas dengan negara lain,

dan negara lain merespon identitas tersebut lalu muncullah hasilnya. Oleh karena

itu, identitas adalah kunci dari lingkungan internasional antara konfliktual dan

kooperatif. Interaksi antara para aktorlah yang membentuk identitas, akan tetapi

identitas tersebut bukan hanya dibentuk tetapi juga dipertahankan. Identitas

tersebut dipertahankan melalui proses interaksi yang berulang. (Maja Zehfuss

2002 : 41-42)

Organisasi Internasional terbentuk tentunya terdiri dari beragam identitas

yang diramu menjadi identitas kolektif. Identitas ini dilihat bagaimana

Page 30: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

14

kepentingan bersama para aktor didefinisikan, sejauh mana kepentingan diri

sendiri dikonsepkan dan menggabungkannya dengan identitas sosial lain.

(Alexander Wendt 1999 : 229) Identitas bersama ini akan mendasari prilaku

kolektif dari aktor-aktor internasional. Terbentuknya dilihat dari pemahaman yang

sama, identitas yang sama, nilai yang sama, serta norma yang sama.

Penulis, dalam upaya menjelaskan identitas negara-negara BRIC juga

menggunakan konsep „need‟ dan „desire‟. Konsep dikeluarkan oleh Ronen Palan

ini, akan menjelaskan bagaimana melihat kepentingan aktor dalam upaya

mempertahankan identitasnya dengan menimbulkan „desire‟ yang beragam.

Desire sendiri merujuk kepada sesuatu yang idealistis (dialektikal dan nihilistik)

karena hal ini membuat kita semakin kekurangan. Sementara „need‟ bersifat lebih

simpel dan jelas. (Ronen Palan, 2000 : 22)

BRIC sebagai forum kerjasama ekonomi Internasioanal terdiri dari negara-

negara dengan latar sosial dan budaya yang berbeda. Akan tetapi terdapat

persamaan identitas yang kemudian menjelma menjadi forum kerjasama

internasional dalam upaya bangkit dari krisis global dan memajukan

perekonomian masing-masing negara. Upaya untuk bangkit dari krisis ini

termasuk dalam „desire‟.

E.3. Speech Act

Para pemikir konstrukvisme dalam hubungan internasional berangkat dari

bagaimana aktor membangun realitas sosialnya. Nicholas Onuf melihat manusia

membangun realitas sosialnya melalui perbuatannya, termasuk di dalamnya

Page 31: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

15

speech act. Bagi Onuf, speech act adalah bahasa yang merepresentasikan dan

performative. Manusia menggunakan bahasa untuk merepresentasikan

kebutuhannya dalam kata-kata, dan kata-kata sendiri menampilkan kebutuhan.

Onuf menilai speech act dapat menjelaskan bagaimana pembicara membangun

realitas sosialnya dan speech act tersebut memiliki efek terhadap kebijakan negara

lain. (Maja Zehfuss 2002 : 153)

Speech act adalah performa sosial yang berimbas secara langsung dan memiliki

konsekuensi. Seperti kata saya (kata kerja yang mendeklarasikan, meminta,

menjanjikan) bahwa (proposisional konten). Karena orang-orang merespon

kepada mereka (pembicara) dengan tindakan dan penampilan, tidak selalu

diucapkan, pola speech act dan pertunjukan terkait merupakan praktek yang

membuat pengalaman manusia menjadi lebih bermakna. Secara khusus praktek

speech act menimbulkan aturan yang memiliki harapan untuk membentuk masa

depan yang lebih baik ketimbang masa lalu. (Nicholas Onuf 1989 : 183)

Oleh karena itu, berbicara memungkinkan secara normatif membentuk

aksi, dalam artian berbicara adalah aktifiktas dengan konsekuensi normatif

tergantung bentuk pembicaraan yang dilibatkan. Onuf lebih lanjut menjelaskan

tiga hal bagaimana dunia dan kata berhubungan : pertama, assertive,

merefleksikan kata ke dunia atau mengajukan sesuatu yang baru, biasanya

dilakukan dengan (I state that); kedua, directive, mencocokan dunia ke kata,

karena menginginkan adanya perubahan (I request that); terakhir, commissive,

mencocokan kata ke dunia dalam upaya memproyeksikan keadaan yang

Page 32: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

16

diinginkan dalam urusan (I promise that). (Maja Zehfuss 2002 : 153) (Nicholas

Onuf 1989 : 184)

Speech act dapat menjelaskan bagaimana negara bertindak melalui

serangkaian ungkapan yang ditandaskan oleh pimpinan negara lain. Setiap ucapan

dan statement yang dilontarkan memiliki konsekuensi bagi negara bersangkutan

dan negara lain. Afrika Selatan dalam kasus BRIC diterima sesuai ungkapan

dituturkan petinggi negara Brasil, Rusia, India, dan Cina.

E.4. Regionalisme Baru

Regionalisme menjadi pembahasan yang berkembang dalam studi

hubungan internasional. Namun, dalam perkembangannya sering tertukar antara

region, subregion atau pun sistem yang menurut Joseph S. jr. Nye. Menyebabkan

terjadinya ambiguous. Steppen Caleya membagi regionalism menjadi lima

karakteristik : pertama, negara-negara di dalamnya memiliki kedekatan geografis;

kedua, memiliki kemiripan sosiokultural; ketiga, terdapatnya kemiripan sikap dan

tindakan politik seperti yang tercermin dalam organisasi internasional; keempat,

kesamaan keanggotaan dalam organisasi internasional; terakhir, adanya

ketergantungan ekonomi yang diukur dari perdagangan luar negeri sebagai bagian

dari proporsi pendapatan nasional. (Anak Agung Banyu Perwita dan Bantarto

Bandoro 2013 : 103)

Perubahan yang cepat dalam regionalisme ini memunculkan perbedaan

antara regionalisme baru dan regionalisme lama. Perbedaan ini dikarakteristikan

atas beberapa kategori : pertama, regionalisme lama merupakan warisan perang

Page 33: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

17

dingin dibentuk berdasarkan kalkulasi ideologi dan keamanan; kedua,

regionalisme baru berasal dari inisiatif negaranya sendiri tanpa intervensi negara

adikuasa; ketiga, regionalisme baru bersifat terbuka sementara lama tertutup;

keempat, regionalisme baru bersifat komprehensif serta multidimensi sementara

lama fokus pada isu tertentu; terakhir, regionalisme baru juga fokus pada non-

state actor dalam interaksinya. (Anak Agung Banyu Perwita dan Bantarto

Bandoro 2013 : 106)

Lahirnya BRIC menurut penulis merupakan bentuk regionalisme baru

yang bertujuan mempercepat pertumbuhan serta kemajuan ekonomi negara-negara

anggota melalui forum kerjasama ekonomi. Selanjutnya penulis juga akan

menggunakan konsep regionalisme Bjorn Hettne dan Fredik Soderbaum. Dalam

konsep Hettne dan Soderbaum, regionalisme memiliki lima tingkatan yakni

regional space, regional complex, regional society, regional community, dan

regional state. Konsep ini akan menguraikan bagaimana memahami terbentuknya

dan terkonsolidasinya sebuah wilayah. (Bjorn Hettne dan Fredik Soderbaum 2002

: 34)

Pendefinisian region secara konvensional merujuk ke pada beberapa

negara yang secara bersamaan terikat secara hubungan geografis dan saling

ketergantungan. Konstruktifisme tentunya melihat bahwa region tidak terjadi

begitu saja tetapi terbentuk dan terkonstruk. Menurut Adler dan Barnett,

sebagaimana regional bisa dikonstruk maka tentunya region pun juga bisa

dihancurkan baik secara ide maupun materi. (Bjorn Hettne dan Fredik Soderbaum

2002 : 38)

Page 34: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

18

F. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam karya akhir ini adalah bahwa diundangnya serta

diterimanya Afrika Selatan sebagai anggota BRICS dilatarbelakangi adanya

anggapan bahwa Afrika Selatan adalah gerbang Afrika dan kekuatan regional.

G. Metode Penelitian

Penulis akan melakukan penelitian yang eksploratori sebagai upaya untuk

menjelaskan suatu fenomenan sosial dengan mencari tahu mengapa sesuatu dapat

terjadi. Studi eksploratori biasanya memang dilakukan setelah suatu peristiwa

yang akan diteliti itu terjadi. Penelitian ini berusaha untuk menjelajah atau

mengambarkan apa yang terjadi, maka penelitian ini sering disebut berhubungan

dengan pertanyaan “apa”. (Silalahi 2009 : 26)

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif naratif deskriptif, yakni

di mana penulis menjadi instrumen utama dalam pengumpulan data dan

pengolahan data. Pengumpulan data dilakukan sebagai upaya untuk menjawab

pertanyaan penelitian yang penulis ajukan. Teknik yang penulis gunakan adalah

kajian kepustakaan dan dokumentasi dengan studi dokumen akan dilakukan dari

sumber data primer dan sekunder. Adapun data sekunder diperoleh melalui media

massa dan lain-lain. (John W Creswell 1994 : 145)

Setelah mengumpulkan data, penulis akan mengolah data melalu tiga

tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penulis akan

mengumpulkan seluruh data dan informasi yang didapatkan lalu kemudian

membaginya sesuai pola dan kategori tertentu. Penyajian data akan dilakukan

Page 35: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

19

secara despritif analitik yang kemudian menarik kesimpulan dari data yang telah

diproses. (John W Creswell 1994 : 148-161)

Penulisan laporan merupakan tahapan akhir penulis setelah menyajikan

data dan menarik kesimpulan. Penulis akan memaparkan laporan penelitian ke

dalam beberapa bab yang kemungkinan akan mengalami perubahan seiring

munculnya data-data baru.

H. Sistematika Penulisan

Penulis akan membagi penelitian ke dalam beberapa bab yaitu

Bab I Pendahuluan

Pembahasan bab pendahuluan meliputi penjelasan awal dan mendasar dari

penelitian. Penjelasan tersebut terdiri atas pernyataan masalah, pertanyaan

penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori,

hipotesis, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Identitas dan Level Regionalisme BRIC

Dalam bab kedua penulis akan menjelaskan forum kerjasama BRIC

dimulai dari sejarah sampai perkembangannya hingga saat ini, kemudian penulis

juga menjelaskan konsep identitas lebih lengkap dan detail. Setelah menjelaskan

identitas, penulis akan menganalisa bagaimana terbentuknya BRIC menggunakan

konsep identitas dari masing-masing negara yang kemudian menjadi identitas

kolektif. Terakhir, penulis paparkan apa itu new regionalisme dan di mana level

regionalisme BRIC saat ini serta bagaimana idealnya level regionalisme BRIC.

Page 36: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

20

Bab III Speech Act dan Rules dalam BRIC

Dalam bab ini penulis menjelaskan kembali apa itu speech act dan

bagaimana menganalisanya sebagai salah satu rule dalam hubungan internasional.

Pemaparan selanjutnya adalah mengenai terbentuknya BRIC dianalisa

menggunakan konsep speech act dari pernyataan Vladimir Putin hingga menjadi

forum kerjasama ekonomi internasional negara-negara emerging countries.

Bab IV Keselarasan Afrika Selatan dan BRIC

Pada bab keempat akan penulis jelaskan terlebih dahulu profil singkat

Afrika Selatan dan bagaimana terjadinya perubahan identitas Afrika Selatan

menuju modern state. Setelah itu penulis akan memaparkan upaya diplomasi

Presiden Zuma ke negara-negara BRIC sebagai upaya agar diterima menjadi

anggota. Terakhir penulis akan menganalisa keselarasan BRIC dan Afrika Selatan

dengan konsep identitas dan speech act, keselarasan ini yang membuat BRIC mau

menerima Afrika Selatan sebagai anggota.

Bab V Penutup

Pada bab terakhir berisi kesimpulan dari hasil analisis yang telah

dilakukan pada bab sebelumnya sekaligus merupakan jawaban dari pertanyaan

penelitian. Bab ini juga menjadi penutup dan bagian akhir dari penelitian.

Page 37: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

21

BAB II

IDENTITAS DAN LEVEL REGIONALISME BRIC

Pada bab kedua ini akan dipaparkan mengenai sejarah lahirnya forum

kerjasama ekonomi Internasional BRIC. Pembentukan yang diprakarsai dari

akronim Jim O‟niel seorang ekonom global pada tahun 2001 ini, merupakan

forum yang mengalami proses cukup panjang sebelum dapat terealisasi di tahun

2009. Sejarah pembentukan serta kerjasama BRIC akan dijelaskan dalam bab ini,

kemudian akan dilanjutkan penjelasan mengenai terbentuknya identitas negara-

negara BRIC. Identitas tersebut lalu menjadi identitas kolektif (collective identity)

yang melahirkan BRIC sebagai bentuk identitas keempat negara. Tak hanya

berbicara mengenai identitas, pada bab ini akan dipaparkan tahapan dan level

regionalisme BRIC merujuk teori the rise of regioness.

A. Sejarah Lahirnya BRIC serta Kerjasama di BRIC

Terbentuknya forum kerjasama internasional BRIC tidak dapat dilepaskan

dari gagasan yang dicetuskan oleh Jim O‟niel di tahun 2001. Dalam Building

Better Global Economic BRICs, Jim memaparkan empat negara yakni Brasil,

Rusia, India, dan Cina (BRIC), yang memiliki potensi kuat menyaingi G7 dalam

beberapa dekade mendatang. Untuk itu Jim menyarankan agar ada perubahan

dalam G7 agar organisasi ini menjadi lebih efektif terutama dengan

mempertimbangkan negara BRICs. (Jim O‟neill 2001 : 1-16)

Page 38: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

22

Kempat negara tersebut adalah negara dengan pertumbuhan pasar melalui

GDP yang besar dan produktif dengan populasinya yang besar. Produktifitas ini

berangkat dari banyaknya kelompok pekerja yang mampu menghasilkan input

positif untuk negara dari waktu ke materi sehingga mampu mempercepat

pertumbuhan ekonominya. (Francesca Beausang 2012 : 1-2)

Gambar II.A.1 Peta Negara-Negara BRICS

Sumber : Google Image

Keempat negara sepakat untuk melaksanakan pertemuan formal di

Yekalerinburg, Rusia, pada 16 Juni 2009 untuk membahas pembentukan BRIC.

Brasil diwakili oleh Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, Rusia diwakili oleh

Perdana Menteri Dmitry Medvedev, India diwakili oleh Perdana Menteri

Manmohan Singh, dan Cina diwakili oleh Presiden Hu Jintao. Keempat negara ini

dalam pertemuan pertamanya fokus pada peningkatan situasi ekonomi global dan

reformasi institusi finansial, serta berdiskusi bagaimana keempat negara

melakukan kerjasama yang lebih baik di masa depan. (Info BRICS, 2015)

Page 39: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

23

Keempat negara selanjutnya secara berkelanjutan melakukan serangkaian

pertemuan rutin setiap tahunnya (annual BRICS summit).

BRIC mengalami perkembangan yang cukup signifikan sejak berdiri,

bahkan Jim O‟niell sebagai pencetus akronim ini mengatakan bahwa BRIC

berkembang lebih cepat dari yang ia prediksi. (Lysa John 2012 : 1-2)

“It is more than years now since I had the good luck of Dreaming up the odd

acronym BRIC....By the end of 2011 the BRIC economic story had been much

powerfull than I had proposed in 2001”

Berkembangnya BRIC diikuti dengan mengadakan pertemuan reguler

tahunan membahas berbagai isu-isu strategis tentang keuangan global. Pertemuan-

pertemuan ini tidak hanya dilaksanakan oleh kepala negara, akan tetapi juga

diikuti pertemuan antara kementerian keuangan, kementerian pertanian,

kementerian, kesehatan, para pengusaha bahkan akademisi untuk membahas isu-

isu global seperti perkembangan politik serta situasi di Timur Tengah dan Afrika

Utara. BRIC juga mengkaji lembaga pemerintahan global seperti PBB, IMF,

World Bank Group, terorisme internasional, perubahan iklim, makanan dan

energi, keamanan, MDGs, situasi ekonomi dan keuangan internasional. (BRICS

India, 2012)

Dalam perkembangannya, BRIC memainkan peran yang signifikan di

perekonomian dunia dalam total produksi, penerimaan investasi, dan perluasan

potensi pasar konsumer. BRIC juga memiliki peran penting dalam pembentukan

kebijakan macro ekonomi di pertemuan G20 terlebih setelah krisis keuangan yang

terjadi tahun 2007-2008. (BRICS Rusia, 2012)

Page 40: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

24

Terhitung mulai tahun 2009 hingga kini, telah terlaksana 8 kali Annual

BRICS Summit. Pertama pada 16 Juni 2009 di Yekaterinburg, Rusia, pertemuan

ini dihadiri empat negara Brasil, Rusia, India dan Cina. (Document President of

Russia 2009) Keempat negara ini membahas keadaan ekonomi global, penekanan

akan isu pembangunan global, dan keinginan untuk memperkuat kerjasama serta

kolaborasi BRIC.

Negara BRIC sepakat menganggap peran sentral dari G20 dalam

menangani krisis keuangan, lalu mengajukan adanya reformasi institusi keuangan

internasional, sebab negara berkembang kurang mendapatkan peran sifnifikan di

intitusi tersebut. Pernyataan ini tertuang dalam poin tiga deklarasi BRIC pertama :

We are committed to advance the reform of international financial institutions, so

as to reflect changes in the global economy. The emerging and developing

economies must have greater voice and representation in international financial

institutions, whose heads and executives should be appointed through an open,

transparent, and merit-based selection process. We also believe that there is

a strong need for a stable, predictable and more diversified international

monetary system.

Pertemuan kedua diadakan di Brasilia pada 15 April 2010 dengan isu

utama yakni langkah-langkah yang harus ditempuh oleh negara anggota untuk

memperkuat kerjasama dan koordinasi dalam BRIC. (BRICS South Africa, 2010)

Langkah-langkah tersebut termaktub dalam poin 27 2nd Summit Declaration

yakni :

We welcome the following sectoral initiatives aimed at strengthening cooperation

among our countries:

Page 41: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

25

1. The first Meeting of Ministers of Agriculture and Agrarian Development;

2. The Meetings of Ministers of Finance and Governors of Central Banks;

3. The Meetings of High Representatives for Security Issues;

4. The I Exchange Program for Magistrates and Judges, of BRIC countries,

held in March 2010 in Brazil following the signature in 2009 of the Protocol

of Intent among the BRIC countries‟ Supreme Courts;

5. The first Meeting of Development Banks;

6. The first Meeting of the Heads of the National Statistical Institutions;

7. The Conference of Competition Authorities;

8. The first Meeting of Cooperatives;

9. The first Business Forum;

10. The Conference of think tanks.

Pertemuan Kementerian tertentu serta pihak-pihak terkait ini dimaksudkan

agar dapat memperdalam kerangka kerjasama di antara masing-masing negara.

Bahkan kerjasama juga terjalin pada bidang sains, budaya, dan olehraga, seperti

mendukung terlaksananya FIFA 2014 World Cup di Brasil dan lain-lain.

Negara BRIC juga berbicara mengenai visi bersama, pemerintahan global,

ekonomi internasional, isu keuangan, perdagangan internasional, perkembangan,

pertanian, perang melawan kemiskinan, ketahanan energi, perubahan iklim,

terroisme, alliansi perdaban, bahkan bencana di Haiti mendapatkan perhatian dari

BRIC. Di atas itu semua, BRIC mendukung multipolar, adil, demokratis,

berdasarkan hukum internasional, kesetaraan, saling menghormati, kerjasama,

koordinasi serta pengambilan keputusan kolektif dari semua negara. (BRICS

South Africa 2010)

Page 42: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

26

Pertemuan tahunan ketiga dilaksanakan di Sanya, Cina pada 13 April

2011, menjadi tahun yang spesial bagi Afrika Selatan. Untuk pertama kalinya

Afrika Selatan hadir sebagai anggota BRIC, hal ini membuat perubahan besar

pada nomenklatur BRIC menjadi Brasil, Rusia, India, Cina, dan South Afrika

(BRICS). Keempat kepala negara sepakat untuk mengajak Afrika Selatan

bergabung sebagai langkah untuk memperkuat dialog dan kerjasama dengan

Afrika Selatan dalam forum. (BRICS South Africa 2011)

Isu reformasi komprehensif PBB termasuk anggota dewan keamanan

menjadi hal yang dibahas pada pertemuan tahunan kali ini. BRICS menginginkan

adanya peran lebih besar bagi India, Afrika Selatan dan Brasil agar lebih efisien

dan efektif. Pernyataan ini tertuang dalam poin delapan 3rd declaration summit :

(BRICS South Africa 2011)

We express our strong commitment to multilateral diplomacy with the United

Nations playing the central role in dealing with global challenges and threats. In

this respect, we reaffirm the need for a comprehensive reform of the UN, including

its Security Council, with a view to making it more effective, efficient and

representative, so that it can deal with today‟s global challenges more successfully.

China and Russia reiterate the importance they attach to the status of India, Brazil

and South Africa in international affairs, and understand and support their

aspiration to play a greater role in the UN.

BRICS Summit keempat diadakan di New Delhi, India pada 29 Maret

2012 dengan tema “BRICS Partnership for Global Stability, Security, and

Prosperity,” pertemuan ini bermaksud untuk memperkuat kemitraan bersama

untuk pembangunan dan mengambil kerjasama atas dasar keterbukaan, solidaritas,

saling pengertian dan kepercayaan. Pertemuan kali ini juga berbicara banyak

Page 43: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

27

mengenai isu-isu internasional mulai dari perdamaian, perdagangan internasional,

IMF, WTO, G20, isu-isu HAM di Suriah serta Afrika, pembangunan Afghanistan,

dan lain-lain. (BRICS South Africa 2012)

Lahir juga dalam pertemuan ini Delhi Action Plan yang berisikan

pertemuan-pertemuan yang akan dilaksakan antara negara-negara BRIC serta area

baru kerjasama mereka yakni kerjasama multilateral energi, evaluasi akademik

umum dan strategi masa depan BRICS, BRICS Youth Policy Dialogue, dan

kerjasama dalam isu-isu tertentu.

Setahun kemudian, pada 26-27 Maret 2013 berlangsung pertemuan kelima

di Durban, Afrika Selatan. Hadir dalam pertemuan tersebut, Dilme Rousseff

(Brasil), Vladimir Putin (Rusia), Narenda Modi (India), Xi Jinping (Cina), dan

Jacob Zuma (Afrika Selatan). Tema yang diangkat dalam pertemuan ini adalah

“BRICS and Afrika : Partnership for Development, Integration, and

Industralisation,” pertemuan ini mengindikasikan bahwa seluruh negara BRICS

telah menjadi tuan rumah pelaksanaan Annual BRICS Summit. (BRICS South

Africa 2013)

Pertemuan kelima ini menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan New

Development Bank (NDB) yang berfungsi sebagai bank pembiayaan infrastruktur.

Lantas, lahir juga kesepakan untuk membentuk Continent Reserve Agreement

(CRA) yaitu kesepakatan memiliki dana cadangan bersama sebesar 100 miliar

dollar AS. Kelima negara menyepakati adanya forum bisnis BRICS (BRICS

Business Council) dan lembaga think tank BRICS. (BRICS South Africa 2013)

Page 44: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

28

Lahir dua kesepakatan dibawah the BRICS Interbank Cooperation

Mechanism : pertama, The BRICS Multilateral Infrastructure Co-financing

Agreement for Afrika yang membuka jalan untuk kemudahan negara-negara di

Afrika dalam pembiayaan infrastruktur; kedua, The BRICS Multilateral

Cooperation and Co-Financing Agreement for Sustainable Development yang

mengeksplore terlaksananya kesepakatan bilateral yang bertujuan untuk terjadinya

kesepakatan kerja sama dan pembiayaan, terkhusus dalam pembangunan yang

berkelanjutan dan green economy elements.(BRICS South Africa 2013)

Pada 15 Juli 2014 di Fortaleza, Brasil diadakan pertemuan keenam BRICS

yang dihadiri oleh kepala negara masing-masing anggota. Tema yang diangkat

dalam pertemuan kali ini adalah “pertumbuhan yang terbuka : solusi yang

berkelanjutan” tema ini diangkat mengingat adanya tantangan yang ditimbulkan

umat manusia dikemudian hari, oleh karena itu kebutuhan harus dilaksanakan

secara bersama, inklusif, serta mengedepankan perlindungan dan pelestarian.

(Voltaire Network 2014)

Pemimpin negara-negara BRICS sepakat untuk mengadakan sesi

pertemuan dengan pemimpin negara-negara Amerika Selatan dalam upaya

meningkatkan kerjasama dengan negara-negara berkembang dan emerging

countries lainnya. BRICS juga mendukung proses integrasi UNASUR dan

menekankan pentingnya UNASUR dalam mempromosikan keamanan dan

demokrasi di Amerika Selatan. Terdapat perkembangan dari New Development

Bank (NDB) untuk mendukung BRICS serta emerging market economies and

developing countries (EMDCs) menghadapi kendala pendanan negara, mengatasi

Page 45: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

29

kesenjangan infrastruktur, dan kebutuhan pembangunan berkelanjutan. (Voltaire

Network 2014)

Negara-negara BRIC juga sepakat untuk menandatangani perjanjian untuk

membentuk BRICS Contingent Reserve Arrangement (CRA) dengan cadangan

awal 100 miliar dollar Amerika Serikat. CRA bertujuan untuk membantu negara-

negara mencegah tekanan likuiditas jangka pendek, mempromosikan kerjasama

BRICS, memperkuat jaring pengaman keuangan global. (Voltaire Network 2014)

Pada 9 Juli 2015, di Ufa, Rusia dilaksanakan pertemuan ketujuh BRICS.

Kali ini pertemuan mengangkat tema, “BRICS Partnership – a Powerfull Factor

of Global Development,” hadir sebagai perwakilan kepala negara dari Brasil

Presiden Dilma Rousseff, dari Rusia Presiden Vladimir Putin, dari India Perdana

Menteri Narendra Modi, dari Cina Presiden Xi Jinping, dari Afrika Selatan

President Jacob Zuma. (VII BRICS Summit 2015) Pertemuan terakhir terlaksana

pada 15-16 Oktober 2016 di Goa, India. Bertindak sebagai tuan rumah adalah

India, pertemuan kali ini mengangkat tema, “Building, Responsive, Inclusive, and

Collective, Solutions.” (BRICS India 2015)

Banyak hasil yang dicapai dari pertemuan terakhir ini terutama terkait

berdirinya New Development Bank (NDB) dan the Contingent Reserves

Arrangement (CRA). Pertemuan kali ini juga melibatkan negara-negara Eurasian

Economic Union (EEU) dan Shanghai Cooperation Organization (SCO) sebagai

peserta peninjau, hal ini dilakukan sebagai upaya peningkatan kerjasama dengan

negara lain, khususnya negara berkembang. (VII BRICS Summit, 2015)

Page 46: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

30

Tujuan kerjasama BRICS adalah memperkuat dan melengkapi kerjasama

baik bilateral maupun multilateral antara negara anggota, melalui serangkaian

strategi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kekompetifan negara

BRICS dalam arena global. Terdapat beberapa prinsip dasar dalam BRICS yakni

menghormati secara penuh kedaulatan dari negara anggota, berkomitmen terhadap

hukum internasional serta mengakui peran penting PBB dalam perdamaian,

keamanan, dan pembangunan, terbuka berbagi informasi dan konsensus dalam

pengambilan kebijakan, berkomitmen terhadap peraturan dan prinsip dalam WTO,

berkomtmen terhadap keuntungan bersama dalam kerjasama dengan negara lain,

dan prinsip-perinsip lainnya.

Pertemuan terakhir terlaksana pada 15-16 Oktober 2016 di Goa, India.

Tema yang diambil pada pertemuan kedelapan ini adalah “Building Responsive,

Inclusive, and Collective Solutions.” Kelima negara mengapresiasi keberhasilan

NDB dan CRA bentukan BRICS pada tahun pertamanya dan diharapkan dapat

memberikan manfaat lebih banyak serta menjangkau daerah lain yang lebih luas.

(Goa Declaration 2016)

Kelima negara juga menghendaki adanya Outreach Summit dengan

pemimpin negara-negara anggota BIMSTEC (Bay of Bengal Initiative for Multi

Sectoral Technical and Economic comprising of Bangladesh, Bhutan, India,

Myanmar, Nepal, Sri Langka, and Thailand). Kerjasama kedua lembaga ini

memungkinkan adanya perluasan hubungan perdagangan, investasi, dan

memajukan tujuan bersama dalam perdamaian, pembangunan, demokrasi, dan

kesejahteraan. (Goa Declaration 2016)

Page 47: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

31

Isu-isu keamanan global terutama di Timur Tengah dan Afrika Utara juga

menjadi topik pembicaraan, menarik di sini bagaimana BRICS melihat konflik di

Suriah. BRICS menyerukan kepada semua pihak yang terlibat agar bekerja untuk

resolusi komprehensif dan perdamaian dari konflik dengan mempertimbangkan

aspirasi yang sah dari rakyat Suriah, melalui dialog nasional yang inklusif dan

proses politik Suriah yang dipimpin berdasarkan Jenewa Komunike 30 Juni 2012

dan menurut Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254 dan 2268 untuk dilaksanakan.

(Goa Declaration 2016)

B. Menuju Identitas Bersama Negara-Negara BRIC

B.1. Konstruktifisme : Antara Materi dan Non-Materi

Penulis dalam upaya menganalisa lahirnya forum kerjasama internasional

BRIC menggunakan teori konstruktifisme. Teori konstruktifisme termasuk teori

baru di antara teori-teori mainstream yang lebih dulu berbicara mengenai

fenomena-fenomena dunia internasional. Kemunculan teori ini bersamaan

perdebatan ketiga antara positivist dan post positivist, sehingga menjadi perhatian

khusus di kalangan akademisi hubungan internasional.

Kubu positivist beranggotakan teori mainstream yakni realisme,

liberalisme, marxisme, dan „teori lainnya‟, sedangkan kubu lawan „post positivist‟

terdiri dari post modern, post strukturalis, mazhab Frankrut, feminisme, post

kolonial, dan „teori lainnya‟. (Smith dalam Cecep 2000) Perdebatan di antara

keduanya terjadi dalam aspek epistimologi (bagaimana mengkaji fenomena-

fenomena dunia internasional) dan ontologi (membahas tentang keberadaan, apa

saja isi dunia sosial dan bagaimana unsur-unsur di dalamnya bekerja).

Page 48: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

32

Dalam menjelaskan isu-isu dunia internasional, konstruktifisme harus

dipahami sebagai varian konvensional dan kritis. Konvensional konstruktifisme

menghadirkan sudut pandang alternatif dari teori mainstream, konstruktifisme

juga mengkiritisi dan mengkonseptualisasi konsep dalam hubungan internasional.

Konstruktifisme sangat berkonsentrasi dalam isu identitas. (Ted Hopf 1998 :1-2)

Kelahiran konstruktifisme tidak jauh dari dipublikasikannya artikel

Anarchy is What States Make Of It, karya Alexander Wendt yang dijadikan

sebagai pondasi pendekatan konstruktifisme. Konstruktifisme tidak hanya

mengarisbawahi dan memperjelas ontologi realitas pengetahuan intersubjektif -

hal-hal yang berlandaskan ide atau dunia ide– tapi juga dunia material. Keduanya

–dunia material dan ide– berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain sehingga

masing-masing tidak benar-benar independen. (Ganjar Nugroho 2008 : 88)

Pemaknaan konstruktifisme mengenai fenomena hubungan internasional

harus dipahami dari sisi material dan ide. Berbeda dengan teori mainstream –

realis dan liberal- yang lebih menekankan kepada hal yang berlandaskan kepada

materi dan distribusi kekuatan. Konstruktifisme menyakini dibutuhkan penekanan

pada hal-hal yang non materi (pengetahuan, ide, budaya, bahasa, dan ideologi)

sama pentingnya dengan materi. (Ganjar Nugroho 2008 : 92) Berikut penulis

gambarkan penyederhanaan struktur sosial menurut kaum konstruktifis merujuk

ke Cecep Zakaria :

Page 49: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

33

Gambar II.B.2 Penyederhanaan Proses Struktur Sosial Kontruktifisme

Interaksi

Sumber : (Cecep Zakarias, 72)

Dalam memahami terbentuknya BRIC, penulis akan menitikberatkan

analisa non-materi diperkuat dengan analisa materi. Identitas menjadi alat utama

dalam memahami terbentuknya BRIC sebagai collective identity Brazil, Rusia,

India, dan Cina. Untuk itu, penulis akan banyak menggunakan konsep identitas

Alexander Wendt dan Ronen Palan yang akan penulis jabarkan selanjutnya.

B.2. Self Identity Negara-Negara BRIC

Alexander Wendt berpendapat bahwa lingkungan internasional itu

dibentuk dan kembali dibentuk oleh proses interaksi, maka identitas aktor

internasional tidaklah terjadi begitu saja tetapi berkembang, tetap, dan

bertransformasi dalam interaksi dengan negara lain. (Maja Zehfuss 2002 : 38)

Untuk memahami BRIC pemahaman mengenai identitas sangat krusial sebab

Struktur Sosial

Subjek Subjek

Ide

Material

Ide

Material

Page 50: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

34

identitaslah asal dan penyebab negara bertingkah dan bertindak dalam dunia

internasional.

Identitas menurut Wendt adalah pemahaman tentang peran (negara) secara

spesifik dan harapan tentang diri sendiri dalam interaksi internasional yang relatif

stabil. Setiap negara memiliki identitas yang beragam seperti “kedaulatan”,

“pemimpin dari dunia bebas”, dan “kekuatan imperial”, identitas yang beragam

tersebut sama halnya dengan peran institusional, seperti saudara laki-laki, anak

laki-laki, guru, dan masyarakat. Di atas semua itu, setiap identitas satu sama

lainnya tidak terpisahkan secara definisi sosial dari aktor, di mana aktor secara

kolektif menjaga dirinya (identitasnya) dan identitas negara lain yang merupakan

struktur dari dunia sosial. (Alexander Wendt 1992 : 397-398)

Lebih lanjut, bagi Wendt, identities are the basis of interests.

Mendefinisikan kepentingan dalam proses pemaknaan situasi dirinya dan situasi

sekitarnya, maksudnya dalam langkah memahami situasi yang tidak terprediksi,

negara akan membangun arti dan kepentingannya dengan menganalogikan dan

menemukan cara menghadapi situasi-situasi di sekitarnya. (Alexander Wendt

1992 : 398) Jadi memahami identitas harus dilakukan dengan cara merespon

situasi disekitarnya berdasarkan „kepentingan‟ dasar negara.

Martin Griffiths, menambahkan tujuan dibentuknya negara yakni

keamanan fisik, stabilitas, pengakuan oleh negara lain, dan perkembangan

ekonomi. Kendati demikian, negara dalam upaya mencapai tujuannya tergantung

terhadap identitas sosialnya, yakni bagaimana negara tersebut melihat dirinya

Page 51: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

35

dalam hubungan dengan negara lain dalam masyarakat internasional. (Martin

Griffiths 2008 : 52) Dari pemaparan Martin, dipahami kepentingan awal negara

adalah keamanan fisik, negara membutuhkan keamanan agar mampu tetap

bertahan sebagai identitas negara. Setelah itu, negara juga butuh pengakuan

negara lain atas identitas „kenegaraannya‟, kemudian negara akan berfikir

bagaimana ekonominya bisa tumbuh dan bertahan.

Identitas awal negara dibentuk dari interaksi antar negara, negara punya

otonomi khusus untuk menentukan kebijakannya menurut „kepentingan

nasionalnya‟ dalam upaya berinterkasi dengan negara lain. Sebagaimana Martin

melihat identitas, Wendt juga melihat identitas adalah basis kepentingan nasional

yakni keamanan fisik, economic well being, autonomy dan collective self-esteem.

(Maja Zehfuss, 2002 : 42) Untuk memahami identitas negara BRIC kita harus

melihat pendefinisian „self‟ dan interest masing-masing negara BRIC.

Keempat negara secara „self‟ adalah negara berkembang yang tergolong

sebagai emerging countries. Keempatnya negara dibandingkan dengan negara

berkembang lainnya lebih dipercaya inventor sebab menjanjikan keuntungan

investasi yang berlipat. Lebih lanjut, keempat negara ini adalah negara

berkembang yang menuju negara maju dengan segala potensinya mulai dari

sumber daya alam maupun sumber daya manusia.

Selain itu, „self‟ keempat negara secara bersamaan adalah negara yg

berpengaruh di regionalnya masing-masing. Berpengaruh di sini, penulis pahami

sebagai penggerak dan inisiator terbentuknya organisasi di regionalnya masing-

Page 52: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

36

masing. Brazil, di tahun 2004 bersama representatif 12 negara Amerika Selatan

lainnya membentuk foundasi dari komunitas negara-negara Amerika Selatan.

Pertemuan tertanggal 8 Desember 2004 di Brasilia ini, menghasilkan

penandatangani deklarasi Cusco yang akan menjadi fondasi dari Union of South

American (UNASUR). Komunitas ini digadang-gadang akan menjadi union

seperti EU. (Jose Antonio 2012 : 10)

Rusia dan Cina bersama membentuk Shanghai Cooperation Organization

(SCO) sebuah organisasi politik, ekonomi, dan militer yang beranggotakan

negara-negara Asia Tengah dan beberapa anggota peninjau. Dimulai dari

Shanghai Five pada tahun 1996 organisasi ini berkembang pesat serta maju.

Kemajuan ini membuat negara-negara lain di Asia seperti India dan Pakistan ingin

bergabung sebagai anggota. (Marcel de Hass dan Frans Paul van der Putten 2007 :

5-7)

Adapun India bersama Bangladesh, Bhutan, Maldives, Nepal, Pakistan dan

Sri Langka membentuk deklarasi South Asian Association Regional Cooperation

(SAARC) dalam acara Internasional Conference yang dihelat oleh Menteri Luar

Negeri India P.V. Narasimha di New Delhi pada tahun 1983. Dari deklarasi

tersebut kemudian terbentuklah SAARC pada 1985 di Dhaka. (Irum Shaheen

2013 : 1-3)

Interest masing-masing negara BRIC tidak terlepas tentunya tidak jauh

dari pemahaman national interest Wendt yakni keamanan fisik, economic well

being, autonomy dan collective self-esteem. Akan tetapi penjelasan Wendt tentang

Page 53: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

37

national interest menurut penulis masih harus ditambah sehingga dapat terbentuk

„identitas sejati‟ masing-masing negara BRIC. Identitas inilah yang selanjutnya

membentuk identitas bersama (collective identity).

Merujuk kepada penjelasan Ronen Palan dalam artikel the contructivist

underpinnings of the new international political economy tentang needs dan

desire. Desire adalah hal yang idealistis (dialektikal dan nihilistik) karena hal ini

membuat kita semakin kekurangan. Desire juga akan memproduksi fantasi

tentang objek. Sementara needs dianggap lebih simpel dan terus terang. Needs

juga dianggap sangat empiris karena tidak melahirkan fantasi. (Ronen Palan 2000

: 22)

Penulis akan memberikan contoh konsep need dan desire dalam hubungan

internasional. Negara Indonesia adalah sebuah negara yang ingin

mempertahankan identitasnya sebagai negara. Keinginan mempertahankan

identitas tersebut adalah need, namun bukan hanya ingin mempertahankan

identitas sebagai negara, Indonesia juga berkeinginan mempercepat pertumbuhan

ekonominya. Akhirnya Indonesia melaksanakan serangkaian kerjasama ekonomi

dengan berbagai negara di dunia, upaya Indonesia melaksanakan kerjasama

ekonomi tersebut lahir dari desire untuk mempercepat perekonomiannya.

Konsep „need‟ dan „desire‟ dalam pembentukan identitas BRIC dimulai

dari adanya need dari masing-masing negara untuk survival. Kemudian seiring

berjalannya waktu, ada desire untuk mempercepat dan menumbuhkan ekonomi

negara. Desire ini tentunya menimbulkan kekurangan-kekurangan baik secara

Page 54: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

38

sumber daya, finansial, manajemen, dan lain-lain. Kekurangan-kekurangan inilah

yang akan membuat negara-negara tersebut ingin mempercepat bertumbuhan

ekonominya. Lahirlah identitas kolektif negara-negara untuk membentuk forum

ekonomi BRIC di tahun 2009. Dua tahun setelah berdirinya, percepatan ekonomi

keemat negara berkembang sangat pesat bahkan menurut Jim O‟niell jauh dari

perkiraan dan prediksi awalnya.

Keempat negara BRIC masing-masing mempunyai intersubjektifitas

terhadap masing-masing negara dan menilainya sebagai teman sebab identitas

yang selama ini terbentuk adalah interaksi yang baik dan bersahabat. Identitas

mereka semakin terbentuk setelah Jim O‟niell mewacanakan BRIC, mulai

terbangun kesamaan dan keselarasan identitas bersama (collective identity) antara

masing-masing negara di sini. Kesamaan ini kian kuat setelah masing-masing

negara mendefinisikan „need‟ dan „desire‟ nya. Lahirlah keinginan untuk

mempercepat pertumbuhan ekonomi masing-masing negara dengan benar-benar

merealisasikan akronim BRIC menjadi sebuah forum ekonomi internasional.

Selanjutnya penulis akan memaparkan BRIC dalam konsep new regionalism dan

tahapan regionalnya.

C. New Regionalisme dan Level Regionalisme BRIC

Di pertengahan 1980-an konsep „new regionalism‟ mulai tumbuh di dalam

konteks transformasi struktural yang komprehensif dalam sistem yg global. Lebih

lanjut, munculnya fenomena ini disebabkan transformasi struktural yang

komprehensif yakni berupa perpindahan dari bipolar ke arah multipolar atau

tripolar, kemunduran hegemoni America, terkikisnya nation-state system

Page 55: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

39

Westphalia, tumbuhnya saling ketergantungan, globalisasi, dan terakhir perubahan

sikap ke arah pertumbuhan ekonomi dan sistem politik di negara-negara

berkembang. (Bjorn Hettne dan Fredik Soderbaum 2002 : 33)

Dalam upaya untuk memahami dan mengambarkan dinamika serta

konsolidasi dari regionalisme maka penulis akan menggunakan New Regionalism

Theory (NRT). Teori ini akan membangun konsep utama dari „regionness‟, yang

berkisar dari regional space, regional complex, regional society, regional

community dan regional state. Konsep ini akan mengurai alat analisa untuk

memahami konstruksi dan konsolidasi dari wilayah serta formasi dari aktor

relevan dalam prespektif sejarah dan multidimensi. (Bjorn Hettne dan Fredik

Soderbaum 2002 : 34)

Pendefinisian region secara konvensional merujuk kepada beberapa negara

yang secara bersamaan terikat secara hubungan geografis dan saling

ketergantungan. Konstruktifisme tentunya melihat bahwa region tidak terjadi

begitu saja tetapi terbentuk dan terkonstruk. Menurut Adler dan Barnett,

sebagaimana regional bisa dikonstruk maka tentunya region pun juga bisa

dihancurkan baik secara ide maupun materi. (Bjorn Hettne dan Fredik Soderbaum

2002 : 38) Dalam memahami bagaimana region terbentuk dan kembali dibentuk

lagi kita akan memulai dengan tahapan pertama region yakni regional space.

Lantas, penulis akan mengimplementasikan teori ini dalam menganalisa

terbentuknya BRIC.

Page 56: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

40

C.1. Regional Space

Level pertama dari regionness ini dipahami dengan kedekatan geografis

namun tanpa memiliki organisasi internasional. Lebih lanjut, regional space

diidentifikasi berupa region yang potensial, sebab utamanya kedekatan geografis,

yang dibatasi dengan batas-batas fisik dan ditandai dengan karakter ekologis,

seperti eropa dari Atlantik sampai Ural. (Bjorn Hettne dan Fredik Soderbaum

2002 : 39)

Memahami konsep regional space dalam konteks BRIC, penulis

berpendapat bahwa BRIC sangat jauh terpisah secara regional dan perbatasan.

Hanya Cina dan Rusia yang berbatasan langsung secara teritorial, sedangkan India

terpisahkan oleh beberapa negara, sementara Brazil berbeda secara benua dan

terpisahkan oleh samudra luas. Namun, tahapan regional complex akan lebih

banyak interaksi dan kontak di antara komunitas manusia.

C.2. Regional Complex

Munculnya regional complex beriringan dengan meluasnya hubungan

translokal antara kelompok manusia. Regional Complex, lebih lanjut dimulai dari

teritori negara-negara yang memonopoli semua hubungan dengan external dan

memutuskan siapa yang teman dan musuh. Negara-negara yang tidak mau

memiliki banyak pengetahuan, atau tidak saling percaya terhadap negara lain

maka akan sedikit berbagi identitas. (Bjorn Hettne dan Fredik Soderbaum 2002 :

40) Untuk itu negara-negara harus mulai berbagi identitas agar tercipta saling

kepercayaan di antara mereka.

Page 57: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

41

Ketika negara-negara mengendurkan „inward-orientasinya‟ maka negara

tersebut akan lebih terbuka terhadap hubungan eksternal, kadar kontak

transnasional akan meningkat secara dramatis, yang mungkin akan jadi pemicu

dari regionalisme awal. Lebih lanjut, tahap ini dalam perkembangan politik

dipahami sebagai tidak adanya mekanisme kesejahteraan transnasional yang dapat

menjamin fungsi sistem regional ekonomi. (Bjorn Hettne dan Fredik Soderbaum

2002 : 40-41) Pada tahap ini, region belum benar-benar terbentuk hanya mulai ada

kesadaran untuk menjadi negara yang terbuka terhadap faktor-faktor eksternal.

Bjorn dan Fredik bahkan mengibaratkan tahapan ini tidak adanya berbagi

perasaan dari duduk bersama di „perahu‟. Perlu digaris bawahi kendati belum

adanya regionalisme secara pemahaman „organisasi internasional‟, tahapan ini

telah melewati adanya kesadaran bersama akan identitas kolektif di antara negara-

negara. Dalam konteks BRIC, penulis melihat tahapan ini berada saat pertama kali

setelah Jim O‟niell mencetuskan akronim BRIC yang jadi pemicu identitas awal

BRIC sebagai forum kerjasama ekonomi internasional. (Oliver Stuenkel 2015 :

10)

Identitas tersebut diperkuat setelah terjadi pertemuan trilateral Menteri

Luar Negeri Rusia, India, dan Cina tahun 2001 di Moscow. Pertemuan ketiga

negara ini mencapai tahapan institutionalization pada tahun 2006. Forum ini

disebut “RICs”, (Rusia, India, dan Cina) ketiga negara dalam pertemuan terbatas

tersebut membahas isu keamanan termasuk migrasi, trafficking, dan terorisme.

(Oliver Stuenkel 2015 : 10)

Page 58: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

42

C.3. Regional Society

Dinamika di tahap regional society ini termasuk tumbuhnya beragam

proses komunikasi dan interaksi di antara banyak aktor baik negara maupun non-

negara dan termasuk beberapa dimensi seperti ekonomi, politik, dan budaya.

Dalam tahapan ini regional sudah bisa disebut „the formal‟ atau de jure region.

English School, menyebut tahapan ini sebagai regional form of „ international

society‟ of cooperating states. (Bjorn Hettne dan Fredik Soderbaum 2002 : 41-42)

Pada tahap ini, kerangka kerjasama diantara aktor sudah mulai meluas dan

melibatkan banyak aktor seperti aktor „non-negara‟, aktor transnasional, dan lain-

lain. Penulis melihat tahapan ini terjadi setelah terbentuknya BRIC dan

mengalami perkembangan seiring bertambahnya waktu. Pertemuan-pertemuan

BRIC selanjutnya juga diadakan oleh para pengusaha bahkan akademisi untuk

membahas isu-isu global seperti perkembangan politik serta situasi di Timur

Tengah dan Afrika Utara.

C.4. Regional Community dan Regional State

Regional community adalah tahapan ke empat dari regionalisme yang

bercirikan meningkatnya dimana wilayah tersebut semakin aktif meskipun mereka

berbeda identitas, telah memiliki lembaga formal, legitimasi, struktur

pengambilan keputusan yang melibatkan masyarakat sipil wilayah tersebut.

(Bjorn Hettne dan Fredik Soderbaum 2002 : 43) BRIC tentunya belum berada

dalam tahapan ini, sebab BRIC masih berupa forum kerjasama dan belum

menjelma menjadi komunitas dan memiliki asas legal yang kuat dalam penentuan

Page 59: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

43

kebijakan serta legitimasi hukum yang baku. Contoh regionalisme yang menuju

region community adalah ASEAN.

Berbeda dengan region community, region state secara bentuk dan budaya

yang heterogen mungkin hanya bisa disandingkan dengan kekaisaran klasik.

Dalam tahap ini, region state harus terpisah dari negara sebab tahapan lebih rumit

dan kompleks. Tahapan ini tidak dapat terwujud, jika level homogenitas dan

kedaulatan yang dipahami masih sebatas negara tipe Westphalia. Perwujudan

region state akan mengubah bentuk kedaulatan komunitas nasional ke dalam

bentuk baru entitas politik, di mana kedaulatan akan disatukan untuk yang terbaik

dan akan menjadi lebih demokratis ketimbang politik internasional yang lain.

(Bjorn Hettne dan Fredik Soderbaum 2002 : 44)

Tahapan kelima regionalisme ini bagi penulis adalah tahapan yang belum

bisa dilihat dalam waktu dekat, sebab dewasa ini kita hanya sampai pada tahap

keempat region community. Adapun perwujudan tahap kelima, dapat dilihat

terakhir pada Kekaisaran Turki Utsmani. Dalam konteks BRIC, sudah jelas BRIC

belum mencapai tahap terakhir region state.

Kelima tahapan di atas dibuat dalam upaya untuk memperjelas bagaimana

new regionalisme terbentuk dan mempertegas perbedaan dari setiap tahapnya.

BRIC sekarang berada pada tahapan ketiga „regional society‟, di mana keempat

negara (lima jika Afrika Selatan termasuk) telah mulai melakukan peningkatan

intensitas pertemuan, interaksi, dan kerjasama berbagai pihak bukan hanya negara

tetapi juga aktor non-negara. Tahapan ini masih bisa berkembang dikemudian

Page 60: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

44

hari jika melihat „agresifitas‟ negara BRIC dalam upaya menjadi negara yang

berpengaruh di dunia.

BRIC berpotensi menjadi „regional community‟, dan pada tahapan ini

adalah tahapan yang ideal dan terbaik buat BRIC, sebab BRIC secara power,

pengaruh, institusi, dan legalitas BRIC akan mampu membentuk agenda

internasional dan isu-isu penting yang harus dipedulikan. Multipolar sistem akan

benar benar terwujud dan mereka akan semakin mampu mengimbangi hegemoni

Amerika Serikat.

Indikasi keinginan untuk bertransformasi ini kian kuat sejalan dengan

tema besar VIII BRIC Summit yang akan diadakan di Goa, India, pada 15-16

Oktober 2016. Ada tiga fokus yang akan dibahas dalam pertemuan ini yaitu

institution-building, implementing past commitments, and exploring innovative

solutions in a spirit of continuity with consolidation. Penguatan intekasi people to

people juga akan terwujud dalam bentuk BRICS Under-17 Football Tournament,

BRICS Film Festival, BRICS Friendship Cities Conclave, BRICS Wellness Forum,

BRICS Trade Fair, BRICS Youth Summit, BRICS Think-Tank Forum, BRICS

Academic Council. (Ministry Of External Affairs Goverment Of India, 2016)

Untuk mencapai tahapan regional community, maka langkah negara-

negara BRIC untuk memperkuat institusi menjadi cara yang paling tetap dan

benar dipilih BRIC. Penulis melihat bahwa regional community juga adalah

bentuk regionalisme yang terbaik dan cocok untuk BRIC dalam upaya menjadi

global order.

Page 61: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

45

Pada bab kedua ini penulis telah menjelaskan bagaimana BRIC terbentuk

sebagai sebuah forum kerjasama ekonomi menggunakan konsep identitas

Alexander Wendt dan Ronen Palan. BRIC terbentuk karena adanya identitas

kolektif di antara negara-negara anggotanya dan adanya desire yang sama untuk

meningkatkan perekonomian mereka. Selanjutnya penulis akan memaparkan

terbentuknya BRIC menggunakan konsep speech act, pemaparan di bab ketiga ini

penting untuk melihat keselarasan Afrika Selatan dengan negara-negara BRIC.

Page 62: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

46

BAB III

SPEECH ACT DAN RULES DALAM BRIC

Pada bab ketiga ini akan dijelaskan tentang terbentuknya BRIC

menggunakan konsep speech act dan rules. Konsep yang termasuk dalam teori

konstruktifisme ini akan dibedah lebih dalam pada bab ketiga. Pertama-tama akan

dibedah terlebih dahulu mengenai awal lahirnya konsep speech act dan rules oleh

Nicholas Onuf. Setelah itu, akan dijelaskan secara terperinci argumen masing-

masing konsep dalam menganalisa hubungan internasional. Lantas menuju

penggunaan konsep Speech Act dan rules dalam menganalisa terbentuknya BRIC.

A. Terbentuknya Konsep Speech Act dan Rules

Menilai dan menganalisa Speech Act dan rules tidak dapat dipisahkan dari

pemikiran awal Nicholas Onuf. Sebab, berawal dari pemikirannyalah lahir konsep

speech act dan rules. Namanya semakin terkenal dalam hubungan internasional

setelah dirinya menerbitkan buku berjudul World of Our Making : Rules and Rule

in International Relations pada tahun 1998. Karyanya berdampak dalam HI

dengan lahirnya terminologi konstruktifisme. Dua puluh lima tahun yang lalu,

orang-orang masih sedikit menaruh perhatian pada aturan, Onuf menaruh

perhatian kepada aturan. Onuf membahasakannya dengan pengkondisian aturan.

Gagasannya lantas memberikan tantangan baru terhadap penstudi hubungan

internasional. (Nicholas Onuf 2014 : 2)

Page 63: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

47

Pemaparan mengenai sedikit sejarah bagaimana Onuf melihat studi

hubungan internasional ini penting, sebab Onuf hadir dengan gagasan baru

mengenai bahasa. Bahasa yang kemudian menjelma menjadi speech act dan rule,

speech act berkaitan dengan penggunaan bahasa melalui media suara dan

penggunaan bahasa melalui media tulisan. Lebih lanjut akan dijelaskan secara

saksama tentang speech act dan rule, kemudian penggunaan kedua konsep ini

dalam menjelaskan terbentuknya BRIC.

B. Speech Act dan Rule Sebagai Konsep Konstruktifisme

Konstruktifis berbeda dengan teori HI pada umumnya yang berbicara

mengenai apa yang harus dilakukan orang-orang, kenapa masyarakat berbeda, dan

bagaimana dunia berubah. Lebih dalam, konstruktifis berbicara mengenai hal-hal

yang terlihat tidak tampak dalam konsep dan berbicara tentang sesuatu yang tidak

terkait itu. (Nicholas Onuf 1998 : 1) Dalam kaitannya dengan BRIC, penulis akan

menjawab pertanyaan penelitian menggunakan teori konstruktifisme.

Secara fundamental, menurut konstruktifisme hubungan sosial membentuk

manusia –diri kita– menjadi bentuk kita saat ini. Sebaliknya, kitalah yang

membentuk dunia ini menjadi apa yang kita inginkan dengan segala sumber yang

kita miliki melalui perkataan dan perbuatan kita kepada orang lain. Lebih lanjut,

mengucapkan adalah melakukan, tanpa diragukan lagi berbicara adalah cara

paling penting untuk membuat dunia sepeti yang kita inginkan. (Nicholas Onuf

1998 : 2)

Konstruktifisme berpegangan bahwa individu membentuk masyarakat, dan

masyarakat membentuk inividu. Hal ini berlangsung secara terus menerus, dua

Page 64: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

48

arah yang saling mempengaruhi. Untuk mempelajari ini semua harus ada

penengah antara individu dan masyarakat berupa elemen ketiga yaitu rules –

terminologi ini tidak seketat legal rules seperti undang-undang ataupun perjanjian

internasional-. Social rules yang membuat proses antara individu dan masyarakat

secara berkelanjutan, terus menerus, dan saling mempengaruhi (timbal balik).

(Nicholas Onuf 1998 : 2) Berikut disajikan gambar untuk memperjelas

pemahaman mengenai proses timbal balik anatara individu dan masyarakat.

Gambar III.B.1 Pengambaran Individu dan Masyarakat

Sumber : Penulis Sendiri

Rules adalah pernyataan yang menjelaskan kepada objek what should do.

What merujuk kepada standar prilaku apa yang harusnya dilakukan atau

ditemukan. Sedangkan should merujuk kepada objek untuk melakukan hal yang

menjadi standar pelaksanaan, apabila mampu dan berhasil melakukan apa yang

diminta maka akan mendapatkan hadiah, sedangkan apabila gagal maka akan

mendapatkan hukuman, inilah yang disebut sebagai konsekuensi dari aturan.

(Nicholas Onuf 1998 : 2) Lebih lanjut, Nicholas Onuf menjabarkan secara

terperinci tentang rules dan penyataan tentang bagaimana dunia itu terbentuk

dalam speech act.

Individu

(People)

Masyarakat

(Society) Rules

Page 65: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

49

Nicholas Onuf lebih lanjut menjelaskan bahwa speech acts adalah

performa sosial yang berimbas secara langsung dan memiliki konsekuensi. Seperti

kata saya (kata kerja yang mendeklarasikan, meminta, dan menjanjikan) bahwa

(proposisional konten), karena orang-orang merespon kepada mereka (pembicara)

dengan tindakan dan penampilan, tidak selalu diucapkan, pola speech act dan

pertunjukan terkait merupakan praktek yang membuat pengalaman manusia

menjadi lebih bermakna. Secara khusus praktek speech act menimbulkan aturan

yang memiliki harapan untuk membentuk masa depan yang lebih baik ketimbang

masa lalu. (Nicholas Onuf 1989 : 183)

Onuf mempermudah pendefinisian specch act sebagai bahasa yang

merepresentasikan dan performative. Manusia menggunakan bahasa untuk

merepresentasikan kebutuhannya dalam kata-kata, dan kata-kata sendiri

menampilkan kebutuhan. Onuf menilai speech act dapat menjelaskan bagaimana

pembicara membangun realitas sosialnya dan speech act tersebut memiliki efek

terhadap kebijakan negara lain. (Maja Zehfuss 2002 : 153) Bahasa menjadi pusat

analisa Onuf dalam menjelaskan fenomena HI, dengan bahasa manusia

mengkonstruk dunianya.

Speech act ini berfungsi untuk menyampaikan rules tentang bagaimana

realita terbentuk. Nicholas Onuf dalam artikel Constructivism : A User‟s Manual

menjelaskan bahwa bahwa agen –aktor dalam asumsi teori HI lainnya–

mempunyai otonomi untuk menentukan pilihan rasional terbaiknya. Penyampaian

pilihan agen akan lebih mudah dengan menyebutkan kepada siapa rulenya ini

Page 66: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

50

dituju dan apa yang seharusnya dicapai. Seni dalam penyampaiannya inilah yang

selanjutnya disebut sebagai speech act. (Nicholas Onuf 1998 : 8 – 10)

Terdapat tiga jenis speech act yang digunakan untuk menjelaskan

bagaimana dunia dan kata berhubungan : pertama, assertive, merefleksikan kata

ke dunia atau mengajukan sesuatu yang baru, biasanya dilakukan dengan (I state

that); kedua, directive, mencocokan dunia ke kata, karena menginginkan adanya

perubahan (I request that); terakhir, commissive, mencocokan kata ke dunia

dalam upaya memproyeksikan keadaan yang diinginkan dalam urusan (I promise

that). (Maja Zehfuss, 2002 : 153 dan Nicholas Onuf, 1989 :184)

Rules dalam assertive menginformasikan kepada agen tentang dunia –

dunia seperti apa dan memberitahu mereka bagaimana bekerjanya dunia itu – serta

menginformasikan kepada mereka apa konsekuensinya. Rules biasanya berbentuk

sangat umum atau principle, bersifat normatif, dan membuat agen harus merespon

apa yang didapat dari informasi tersebut. Rules dalam directive dikenal imperatif,

maksudnya saat penutur mengatakan anda harus melakukan sesuatu, pembicara

percaya anda harus melakukannya. (Nicolas Onuf 1998 : 11)

Aturan ini berlaku keras, tegas, dan normatif. Adapun rules dalam

commissive melibatkan janji, pendengar akan merespon janji-janji pembicara.

Dalam upaya mengikuti janji tersebut, agen akan terlibat dalam aturan yang mana

mereka memiliki hak dan kewajiban dengan agen yang lainnya. (Nicolas Onuf

1998 : 11)

Page 67: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

51

Ketiga jenis rules tersebut akan digunakan untuk menganalisa bagaimana

terbentuknya BRIC. Penulis akan mengulang tiga premis yang dihadirkan

Nicholas Onuf dalam menjelaskan fenomena hubungan internasional. Pertama,

masyarakat adalah apa yang dilakukan dalam interaksi sehingga mengubah

hubungan sosial agen-agen; kedua, speech and derivatives (rules, policies) adalah

media dari konstruksi sosial; ketiga, sebagai media aturan mengubah materi

menjadi sumber daya, mengontrolnya dan memanfaatkannya.

Konsep speech act Nicholas Onuf hadir dalam upaya menganalisa

hubungan internasional dan melihat bagaimana manusia mengkonstruk realitas

sosialnya. Penulis mengunakan konsep speech act sebagai alat analisa juga

didasari keinginan penulis melihat bagaimana BRIC terkonstruk menitikberatkan

pada bahasa para aktor baik secara lisan maupun tulisan. Analisa menggunakan

konsep speech act juga dapat digunakan untuk menganalisa berbagai fenomena

lain dalam hubungan internasional.

Terbentuknya perserikatan bangsa-bangsa (PBB), lahirnya ASEAN,

bahkan munculnya perubahan sikap Jerman dalam aktifitas militer pun sangat

penulis yakini dapat dianalisa menggunakan konsep speech act. Sebab, konsep ini

lahir untuk menganalisa bagaimana manusia mengkonstruk realitas sosialnya.

Pola analisa speech act pada dasarnya menganalisa bagaimana penuturan

para aktor internasional mempengaruhi dunia dan sebaliknya bagaimana dunia

juga mempengaruhi penuturan para aktor internasional. Penuturan aktor

Page 68: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

52

internasional tersebut tentunya juga akan mempengaruhi aktor lain dalam

menyikapi fenomena internasional.

Maja Zehfuss dalam bukunya Constructivism in International Relations :

The Politics od Reality, memberikan contoh tentang bagaimana keterlibatan

militer Jerman dalam dunia internasional pasca perang dingin. Sesaat setelah

jerman kalah dalam perang dunia kedua, Jerman dilarang untuk memiliki

angkatan bersenjata dengan tujuan menyerang. Aturan mengenai larangan ini

termaktub dalam Pasal 87a Basic Law dalam menggunakan Bundeswehr –

angkatan tentara Jerman- hanya untuk tujuan pertahanan yang dianggap penting.

(Maja Zehfuss 2002 : 158)

Terdapat aturang berbeda yang memperbolehkan keterlibatan Bundeswehr

dalam aktivitas militer sebagai anggota dalam sistem collective security

sebagaimana diatur dalam pasal 24 (2). Kedua aturan yang berbeda ini dapat

dianalisa menggunakan speech act, salah satu aturan dapat memperkuat atau

mengubah realita yang ada. Maksudnya, speech act menilahat bahwa kedua aturan

tersebut dapat digunakan tergantung situasi dan kondisi realita sosial yang dihaapi

Jerman, sehingga keduanya dapat memperkuat satu sama lain sebagaimana dapat

melemahkan aturan pula. (Maja Zehfuss 2002 : 158)

Melalui serangkaian proses politik yag terjadi di parlemen Jerman,

akhirnya terdapat perubahan dalam Basic Law, yang memperbolehkan

keterlibatan aktivitas militer Jerman dalam beberapa kondisi yakni : misi

perdamaian yang berbasis keputusan Dewan Keamanan PBB, pengoperasian

Page 69: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

53

menurut hak kolektif pembelaan diri, dan operasi militer aliansi yang meibatkan

Jerman sebagai anggota aliansi. (Maja Zehfuss 2002 : 159)

Perubahan speech act tersebut juga memengaruhi bagaimana Jerman

bertindak, pasca perubahan peraturan Jerman banyak terlibat dalam aktifitas

militer perdamaian seperti di Somalia, embargo terhadap Serbia dan Montenegro,

Kosovo, dan lain-lain. (Maja Zehfuss 2002 : 160-170) Perubahan Basic Law

Jerman juga merupakan tanggapan terhadap bab 7 dan bab 8 piagam PBB. Pada

bab 7 dan 8 Piagam PBB berbicara mengenai memberikan kewenangan kepada

Dewan Keamanan untuk mengambil tindakan jika terjadi ancaman terhadap

perdamaian dan keamanan internasional. Diatur juga bagaimana menyelesaikan

pertikaian melalui badan-badan pertikaian regional sebelum mengajukan ke

Dewan Keamanan PBB.

Konsep speech act tentunya dapat digunakan dalam berbagai situasi dan

fenomena internasional, baik terbentuknya sebuah organisasi internasional

maupun perubahan kebijakan negara dalam menghadapi kejadian internasional.

Penulis selanjutnya akan menjelaskan bagaimana BRIC terbentuk menggunakan

konsep speech act, sebagai bukti bahwa fenomena internasional tidak begitu saja

terjadi akan tetapi terdapat serangkaian proses. Selain itu, pemaparan

terbentuknya BRIC juga sebagai bukti bahwa konsep speech act dapat digunakan

dalam berbagai kejadian internasional.

Page 70: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

54

C. Tinjauan Terbentuknya BRIC Dalam Konsep Speech Act

Penggunaan konsep speech act akan berputar pada bahasa (linguistic) para

agen internasional. Analisa akan penulis lakukan terhadap tutur kata, pernyataan,

dan ide yang tertulis dari masing-masing agen yang akan mempengaruhi dunia ini

terbentuk. Sebagaimana telah dipaparkan dalam sub bab sebelumnya, memahami

fenomena hubungan internasional haruslah dimulai dari tengah, antara individu

dan masyarakat yakni rules (aturan). Maka, penulis akan menganalisa rules yang

membentuk serta mempengaruhi pemikiran agen, sehingga berdampak terhadap

kebijakan yang menjadi fenomena internasional.

Terminologi BRIC lahir dari pemirikan Jim O‟neill yakni Brazil, Rusia,

India, dan Cina yang merupakan negara-negara emerging power yang menikmati

tingkat pertumbuhan yang tinggi, baik sebelum maupun setelah krisis keuangan

global 2008. (Ray Kiely 2015 : 1) Kendati demikian, Jim O‟neill tidak terlalu

berpengaruh dalam pembentukan hard politics BRIC, dirinya hanya muncul

mendefinisikan sebuah gagasan tentang apa yang seharusnya.

Menilik ke belakang, Jim O‟neill pada tahun 2001 melahirkan sebuah

gagasan baru dalam artikel “Building Better Global Economic BRICs”. Gagasan

tersebut mengenai perubahan struktural forum pembentuk kebijakan ekonomi

dunia dengan melibatkan representatif negara-negara BRIC. Lebih lanjut, O‟neill

mengajukan untuk mereduksi perwakilan negara Euroland di G7 menjadi hanya

satu negara dan menambahkan Cina, bisa juga Brazil dan Rusia, atau India jika

memungkinkan. Hal ini akan memperluas badan kebijakan ekonomi dunia

menjadi 8 hingga 9 negara. (Jim O‟neill 2001 : 1-2)

Page 71: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

55

Gagasan tersebut termaktub jelas dalam makalahnya yakni :

It seems quite easy to conclude that the current G7 should be reformed to become

possibly a G9, which would allow global policy making to be more effective.

(Tampaknya cukup mudah untuk menyimpulkan bahwa G7 harus direformasi

menjadi G9 yang akan memungkinkan pembuatan kebijakan global untuk

menjadi lebih efektif) (Jim O‟neill 2001 : 9)

Gagasan ini merupakan rules yang dilahirkan oleh Jim O‟neill sebagai

individu dalam membentuk masyarakat (society). O‟neill dalam hal ini

membentuk rules melalui media tulisan. Dalam Speaking of Policy karya Nicholas

Onuf, deklarasi –ide dan gagasan- merupakan pernyataan kebijakan, yang akan

menimbulkan perhatian agen lain. Posisi deklarasi di sini bertindak layaknya

standar publik atau rules. Penyataan kebijakan merupakan instrumen yang akan

menghasilkan sebuah tindakan. (2001 : 117)

Gagasan untuk melakukan perubahan di tubuh G7 (elite club) tersebut

hanya menjadi gagasan saja, tanpa pernah terealisasikan oleh pemangku kebijakan

di „elite club‟. G7 tetap menjadi forum negara kaya yang ekslusif dan tertutup

bagi negara-negara berkembang. Hanya Rusia dari keempat negara BRIC yang

bergabung sejak tahun 1997, jauh sebelum O‟neill mencetuskan reformasi G7

Rusia telah ditetapkan sebagai anggota menjadi G8. (Press Conference of The

President 1997) Bahkan Rusia ditetapkan menjadi ketua pada tahun 2002 dan

dijadwalkan untuk melaksanakan annual summit di Rusia tahun 2006.

(Kananaskis Summit Chair‟s Summary 2002 )

Page 72: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

56

Dalam sebuah konfrensi pers, Vladimir Putin sebagai Presiden Rusia

menegaskan tidak akan pernah ada agenda untuk memperbesar dan

mengembangkan G7. Hal itu termaktub dalam transkrip konferensi persnya di

Britania Raya tahun 2005 : (Transcripts President of Russia 2005)

Question: Did the summit discuss the question of expanding the G8?

Vladimir Putin: No, this summit did not discuss this issue. If you are referring to

a possible enlargement, I would say that, as far my personal point of view goes,

discussing world trade and economic issues or world finances without, say, Cina

and India, is quite difficult. But there are two circumstances I would like to draw

to your attention in this respect.

First, Russia itself only recently became a member of the G8 and it would not be

proper for us to raise the issue of enlargement. Second, the countries I just

referred to, along with other countries, are regularly invited to take part in

discussions and their views are taken into account in work on preparing this or

that document. During Russia‟s presidency of the G8 we will continue this

practice.

Dari penyataan Putin, dapat diambil kesimpulan bahwa akan sulit sekali

terjadinya perubahan dan perkembangan keanggotaan G8, hal ini didasari pertama

Rusia „dianggap‟ sanggup mewakili negara-negara berkembang dan

membicarakan isu-isu yang berada di negara-negara berkembang. Kedua, negara-

negara seperti India dan Cina sudah mengambil bagian dalam diskusi dan

pandangan mereka menjadi pertimbangan dalam lahirnya berbagai dokumen.

Page 73: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

57

Keterlibatan negara-negara berkembang dalam „diskusi‟ dimulai pertama

kali pada pertemuan tahunan G8 ke-31 di Britania Raya tanggal 6 sampai 8 Juni

2005. Keterlibatan mereka dinamai dengan forum Outreach Five (O5) melibatkan

negara-negara Cina, India, Mexico, Brazil, dan Afrika Selatan yang kemudian

akan dikenal dengan plus five. Kehadiran mereka dalam forum dengan tujuan

bersama untuk mengentaskan dan membicarakan permasalahan ekonomi global.

G8 menyadari bahwa O5 memiliki persamaan secara pertumbuhan ekonomi

dengan negara-negara G8, maka harus terintegrasi dalam forum G8. (A Summit of

Subtantial Success : The Performance of the 2008 G8, 2008 : 38-42) (plusfive,

2005)

Kendati telah diundang oleh elite club, negara-negara berkembang BRIC

selain Rusia menginginkan hal lebih. Ketiga negara tersebut ingin hadirnya

dianggap, memiliki pengaruh, dan menentukan dalam pengambilan kebijakan

forum. Menurut Maria Edilueza Fontenele Reis dalam BRICS : surgimento e

evolucao, hadirnya outreach five lebih sekedar untuk “sarapan”, mereka para

kepala negara hanya datang untuk menyampaikan saran, suara mereka hanya

didengarkan namun mereka tidak punya peran dalam pengambilan keputusan.

Sedangkan, negara seperti Italia dan Kanada punya peran besar dalam

menentukan keputusan ekonomi negara-negara seperti Brazil, India, dan Cina.

(2013 : 50) Presiden Luiz Inacio Lula da Silva bahkan mengatakan bahwa mereka

tidak ingin berpartisipasi hanya untuk makan perjamuan penutup, kita ingin

makan perjamuan utama, penutup, dan tentunya kopi. (Oliver Stuenkel 2015 : 5-6)

Page 74: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

58

Kekosongan untuk melibatkan negara-negara berkembang dalam forum

G8 dan ketidakmampuan negara-negara G8 mengakomodir negara-negara

berkembang itulah yang kemudian menjadi salah satu pemicu dari lahirnya forum

BRIC yang digagas oleh negara-negara berkembang. Untuk itu, penulis akan

menganalisa speech act dari kepala negara BRIC di awal berkumpulnya mereka

sampai akhirnya terbentuk forum kerjasama ekonomi internasional BRIC. Dari

tutur kata pemimpin negara tersebut akhirnya akan membuat rules di antara

negara-negara lain, yang kemudian negara tersebut merespon balik dari tutur

pemimpin negara yang mengucapkan.

Berbicara mengenai awal mula terbentuknya BRIC tidak dapat dipisahkan

dari forum kerjasama trilateral Rusia, India, dan Cina (RIC). Ketiga negara

tersebut mewakili 20 % luas lahan seluruh dunia, 39 % seluruh populasi dunia,

dan 25 % total GDP seluruh dunia. Forum ini sering diartikan sebagai forum yang

anti Barat, sejatinya, mereka berkumpul bersama untuk memberikan arti dan

kehadiran nyata yang lebih besar dari negara-negara berkembang dalam

pengambilan keputusan lembaga internasional. Ketiga negara juga bersama

menyatukan pandangan mereka agar terbentuk dunia yang multipolar. (Natalia

Stapran, 2011) (Manish Chand, 2010)

Kerjasama ketiga negara yang merupakan embrio awal dari BRIC

sejatinya telah terjadi sejak berakhirnya perang dingin. Menurut Nivedita Das

Kundu, dalam Russia-India-Cina : Prospects for Trilateral Cooperation, ide

kerjasama trialateral ini diadvokasikan oleh Presiden Rusia Yeltsin pada 1993 dan

Perdana Menteri Primakov pada 1996. Primakov menyatakan bahwa ketiga

Page 75: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

59

negara Rusia, India, dan Cina secara bersama-sama dapat menjadi oposisi

terhadap supremasi Amerika Serikat, ketiga harus berjalan bersama membuat

dunia menjadi multipolar dalam upaya untuk mencapai kepentingan mereka dan

memperoleh otonomi dalam pengambilan kebijakan. (2004 : 5) Kendati ide untuk

bekerjasama trilateral sudah lahir sejak 1996, akan tetapi ide tersebut belum

terlaksana secara institusi nyata.

Keinginan ketiga negara untuk membentuk kerangka kerjasama akhirnya

tercapai di tahun 2001. Setahun sebelum terjadi pertemuan pertama, Vladimir

Putin menegaskan bahwa Rusia, India, dan Cina dapat bekerjasama untuk

membentuk pola baru dalam hubungan internasional. (People‟s Daily 2000)

“It is impossible to establish a new architecture of international relations as a

whole without the participation of Russia, Cina and India.”

“Russia, Cina and India have common interests in Asia, which we want to

promote together.”

Sejalan dengan ucapannya, Putin mengunjungi India dan Cina melakukan

pendekatan dalam rangka membangun komunikasi ketiga negara. Putin kemudian

dijadwalkan mengunjungi India pada 2 sampai 5 Oktober 2000. Menurut Andrea

Kuchins, Hubungan Sino-Rusia dan Indo-Rusia bukan hanya hubungan yang

retorika belaka, namun mereka memiliki sebuah cita-cita untuk membuat dunia

menjadi multipolar yang tidak hanya didominasi oleh Amerika Serikat. Keinginan

ketiga negara ini beriringan dengan menurunnya tingkat „kekuatan‟ Amerika,

Page 76: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

60

ditambah hampir selama satu dekade terakhir pertumbuhan ekonomi Amerika

tidak sesuai harapan dan belum pernah terjadi sebelumnya. (2000 : 261)

Keadaan Amerika yang sedang menurun, ditambah keinginan negara

Rusia, India, dan Cina membentuk poros baru inilah yang kemudian menjadi cikal

bakal dari lahirnya BRIC, yang diawali terlebih dahulu dengan kerjasama

trilateral RIC.

Langkah Putin untuk membangun komunikasi yang baik dengan India dan

Cina pun diapresiasi oleh pemangku jabatan di Rusia. Mantan Menteri Luar

Negeri Rusia Yevgeny Primakov dan mayoritas elit politik kebijakan luar negeri

dan keamanan Rusia sangat mendukung peningkatan hubungan dengan Cina,

India, Iran, dan negara-negara besar Eropa untuk membendung dominasi

„sombong‟ Amerika Serikat dalam urusan dunia. (Andrea Kuchins 2000 : 262)

Sebelum beranjak menjelaskan dinamika terbentuknya BRIC dimulai

sejak kerangka kerjasama RIC. Penulis akan menganalisa terlebih dahulu

pernyataan Vladimir Putin beberapa hari sebelum kunjungannya ke India pada

tanggal 2 sampai 5 Oktober 2000. Pernyataan Putin yang menegaskan bahwa akan

dirinya bersama India dan Cina akan membentuk arsitektur baru (pola, tatanan)

dalam dunia Internasional didasari atas kesadaran bersama bahwa mereka

memiliki kepentingan yang sama di Asia yang akan mereka promosikan bersama

adalah sebuah pernyataan yang dalam speech act disebut dengan istilah assertive

speech act yang merefleksikan kata ke dunia atau mengajukan sesuatu yang baru.

Page 77: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

61

Putin menghendaki adanya perubahan tatanan dalam dunia Internasional

yang melibatkan India dan Cina sebagai pemangku kebijakan dan pengambil

keputusan. Pernyataan itu sangat jelas dan bersifat eksplisit, Putin mendambakan

tatanan multipolar dalam hubungan internasional.

Salah satu upaya untuk membentuk tatanan multipolar tersebut adalah

dengan melibatkan negara India dan Cina dalam forum elite club. Namun, yang

terjadi keduanya tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan, keduanya hanya

datang untuk didengarkan pendapatnya sebagai pertimbangan dalam pengambilan

keputusan. Yang mana pengambil keputusan tersebut, kedudukannya secara

ekonomi dalam beberapa dekade ke depan akan jauh di bawah India dan Cina.

Kekosongan pendefinisian akan keterliabatan negara berkembang lebih jauh inilah

yang selanjutnya menjadi alasan perlu didirikannya forum kerjasama ekonomi

internasional negara-negara berkembang yakni BRIC.

Kembali ke pernyataan Putin, poin dari assertive speech act adalah untuk

mengajak agen lain yang dituju untuk melakukan kebijakan seperti yang

diharapkan. Intensi dan perhatian agen yang dituju menjadi tolak ukur kesuksesan

assertive speech act, terlebih saat mereka melakukan apa yang dikataan

pembicara. (Onuf 2001 : 127)

Pasca pernyataan Putin, ketiga negara semakin solid dan kompak, Rusia

dan Cina mendukung India untuk bergabung ke dalam Dewan Keamanan PBB,

kemudian ketiganya mengecam pelanggaran hukum internasional yang dilakukan

NATO di Kosovo. Tak hanya itu, ketiganya juga sangat sensitif mengenai

Page 78: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

62

kedaulatan teritorial mereka di Taiwan, Kashmir, dan Ceko dan tidak ingin

membawa permasalahan kedaulatannya ke forum internasional. (Andrea Kuchins

2000 : 262)

Pasca 9/11 muncullah ketakutan akan terorisme yang menyebar ke seluruh

dunia. Ketika negara meningkatkan kerjasamanya terutama keamanan, hal ini

disebabkan mereka memiliki ancaman yang sama tentang “Islamic threats”.

Ketiganya memiliki jumlah populasi muslim yang banyak dan berbatasan

langsung dengan negara mayoritas muslim. Untuk itu, India dan Cina

meningkatkan ketergantungan kepada Rusia sebagai sumber senjata konvensional

dan teknologi senjata lainnya. Dalam catatan, India dan Cina adalah dua klien

terbesar Rusia dalam industri militer, keduanya menghabiskan biaya sebesar 1

miliar dollar Amerika Serikat, hubungan ketiganya pun kian meningkat. (Andrew

Kuchins 2000 : 2-3)

Kesuksesan speech act terlihat dari kepercayaan yang mendengarkan

pernyataan (India dan Cina). Penulis melihat bahwa kedua negara Cina dan India

mengikuti tutur tindak dari Vladimir Putin. India dan Cina merespon positif

ajakan dari Rusia tersebut, keinginan membangun tatanan yang multipolar

semakin kuat seiring berjalannya kerangka kerjasama ketiga negara yang terus

berkelanjutan. Sejarah mencatat, hingga tahun 2016 (The Diplomat 2016) Rusia,

India, dan Cina telah melakukan pertemuan trilateral sebanyak 14 kali sejak 2002.

Cara lain untuk membuat tatanan yang multipolar tersebut adalah dengan

mereformasi sistem ekonomi internasional dan mereformasi institusi Bretton

Page 79: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

63

Woods. Cina dan India pun sepakat untuk mengubah tatanan sistem ekonomi

internasional, keduanya bersama Mexico, Brazil, serta Afrika Selatan dalam

forum Outreach Five (G8+O5) merumuskan Joint Declaration point kesebelas

yang menginginkan untuk mereformasi sistem ekonomi internasional dan

mereformasi institusi Bretton Woods. Point tersebut berbunyi :

All members of the international community should work together for the reform

of the current international economic system to make it stronger and supportive

of development, including through reforming the Bretton Woods Institutions and

assuring greater say to developing countries. (plusfive 2005).

Lebih lanjut, Bretton Woods institution adalah institusi-institusi yang

dibentuk di Bretton Woods, New Hampshire in 1944 selama pertemuan keuangan

PBB dan Konferensi Finansial di Hotel Mount Washington. Dalam konferensi

tersebut, negara-negara sepakat untuk menciptakan institusi-institusi yang

bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah kritis dalam sistem keuangan

internasional. Lembaga-lembaga tersebut berupa International Monetary Fund

(IMF), World Bank, International Finance Corporation, Multilateral Investment

Guarantee Agency, dan lain-lain. (The Bretton Woods)

Point di atas yang lahirkan dari kelima kepala negara tersebut akan penulis

analisa menggunakan konsep speech act. Pernyataan kelima kepala negara yang

tertulis dalam joint declaration tersebut merupakan assertive Speech Act yang

menghendaki adanya perubahan dan pembaharuan dalam tatanan hubungan

internasional. Assertive speech act ini tentunya lahir sebagai respon dari assestive

speech act yang pertama yakni ucapan Vladimir Putin untuk membentuk tatanan

Page 80: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

64

baru hubungan internasional. Dalam hal ini, respon yang serupa merupakan bukti

keberhasilan dan kesuksesan speech act Vladimir Putin.

Ketidakmampuan dan kekosongan pendefinisian elite club terhadap

keinginan Rusia, India, dan Cina inilah yang selanjutnya menjadi pemicu utama

lahirnya BRIC. Pasca keluarnya deklarasi bersama lima negara, (dalam Oliver

Stuenkel) di sela-sela pertemuan sidang umum PBB, Menteri Luar Negeri Rusia,

Sergey Lavrov dan Menteri Luar Negeri Brazil, Celso Amorim menginisiasi

pertemuan Menteri Luar Negeri Brazil, Rusia, India dan Cina. Mereka

membicarakan tentang distribusi kekuatan di dalam IMF dan World Bank yang

tidak melibatkan emerging powers. (2015 : 10)

Setahun berselang pada 2007 di sidang umum PBB ke-62, kembali empat

Menteri Luar Negeri Brazil, Rusia, India, dan Cina bertemu. Rusia pun

mengajukan pertemuan resmi kembali di antara empat Menlu dan ide tersebut

diterima. Pada tahun 2008 keempat menteri luar negeri berkumpul di

Yekaterinburg pada 16 Mei 2008. Seiring pertemuan yang semakin intens di

antara keempat pemangku kebijakan luar negeri, keinginan untuk mewujudkan

BRIC secara lembaga mulai terwujud. Bahkan, Amorim Menlu Brazil

menegaskan bahwa “we should continue to promote reform .... of the international

financial institutions, a topic we will discuss in November, when the Minesters of

Finance of the BRIC countries will meet in Sao Paulo.” (Oliver Stuenkel, 2015 :

11-15)

Page 81: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

65

Hasil dari pertemuan di Brazil mengindikasikan bahwa para Menteri

Keuangan sepakat untuk membentuk blok kekuatan baru yang lebih efektif dan

lebih efisien. Sejalan dengan keinginan menteri Keuangan negara Brazil, Rusia,

India dan Cina. Presiden Rusia Dmitry Medvedev dan Presiden Brazil Luiz Inacio

Lula da Silva sepakat untuk mengajak India dan Cina melaksanakan summit

pertama di Rusia pada 2009 yang akan menandakan kelahiran forum kerjasama

internasional negara-negara emerging powers. Keinginan ini dipaparkan Lula :

“We the developing countries, should not allow the crisis to harm our

development. We must jointly with India, Cina and Russia help the world to get

out of the crisis.” (Reuters 2008)

Akhirnya pada 16 Juni 2009 di Yekaterinburg, Rusia, lahirlah BRIC yang

dihadiri empat kepala negara Brasil, Rusia, India dan Cina. Menarik di sini, bagi

penulis, adalah poin ketiga deklarasi Pertama BRIC Summit yakni membicarakan

institusi keuangan internasional yang termaktub sebagai berikut.

We are committed to advance the reform of international finàncial institutions, so

as to reflect changes in the world economy. The emerging and developing

economies must have greater voice and representation in international financial

institutions, and their heads and senior leadership should be appointed through

an open, transparent, and merit-based selection process. We also believe that

there is a strong need for a stable, predictable and more diversified international

monetary system. (BRICS South Africa, 2009)

Poin ini sejalan dengan joint declaration outreach five dan gagasan

Vladimir Putin agar membentuk tatanan hubungan internasonal yang multipolar

Page 82: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

66

serta melibatkan negara berkembang lebih signifikan dalam menentuka kebijakan

ekonomi dunia. Lebih lanjut, menurut penulis ketidakmampuan dan kekosongan

pendefinisian elite club terhadap keinginan Rusia, India, dan Cina menjadi salah

satu alasan lahirnya forum BRIC pada tahun 2009.

Lebih lanjut, dalam pemaparan sebelumnya sepakat untuk menyatakan

bahwa konsep speech act berada di bawah payung konstruktifis. Konsep ini juga

berangkat dari ide dan menitikberatkan ide sebagai fokus utama ketimbang

material sebagaimana yang digunakan teori HI mainstream. Maka, argumen

penulis tentang collective identity, need dan desire, serta speech act semuanya

merupakan hal yang berbau ide dan wacana. Adapun bentuk material dari ketiga

konsep analisa penulis adalah berdirinya institusi atau lembaga BRIC sebagai

forum kerjasama ekonomi internasional negara-negara berkembang.

Pada bab ketiga penulis menjabarkan bagaimana BRIC terbentuk

menggunakan konsep speech act yang menemukan jawaban bahwa BRIC

terbentuk dimulai dari pernyataan Vladimir Putin tentang keinginannya

membangun sebuah pola dan tatanan dunia baru. Pernyataan ini lantas, diamini

oleh pemimpin negara lainnya yang kemudian BRIC terbentuk secara institusi

tahun 2009. Sebelumnya telah penulis paparkan terbentuknya BRIC

menggunakan konsep identitas, maka pada bab selanjutnya akan dilengkapi

dengan keselarasan Afrika Selatan dengan ide dan norma dari identitas dan speech

act BRIC. Keselarasan inilah yang kemudian menjadi alasan kenapa BRIC

menerima Afrika Selatan sebagai anggota.

Page 83: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

67

BAB IV

KESELARASAN AFRIKA SELATAN DAN BRIC

Pada bab keempat ini penulis akan menjelaskan mengenai keselarasan

Afrika Selatan dan BRIC. Pada bab kedua dan ketiga, penulis telah membangun

analisa bagaimana terbentuknya BRIC melalui konsep identitas dan speech act,

maka pada bab keempat ini penulis akan menjelaskan serta menganalisa

keselarasan antara Afrika Selatan dan BRIC. Keselarasan inilah yang akan

menjadi dasar kenapa Afrika Selatan diterima menjadi anggota tetap pada 2011.

Sebelum memaparkan keselarasan tersebut, penulis juga akan menjelaskan sekilas

tentang profil serta perubahan identitas Afrika Selatan sehingga menjadi salah

satu negara emerging power.

A. Profil Afrika Selatan

Afrika Selatan adalah negara yang terletak di ujung Selatan Afrika dengan

luas area 1.222.480 Km2. Negara ini memiliki total penduduk 43.648.000 juta

yang terdiri dari beragam etnis, suku bahasa, dan agama. Tujuh puluh lima persen

dari seluruh penduduk merupakan kulit hitam, 14% kulit putih, 9 % colored –

orang putih yang bercampur dengan keturunan asal-, sisanya 2% Asia. Negara ini

berbentuk Republik Konstitusional, merdeka dari Britania Raya pada 31 Mei

1910, Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahannya adalah Presiden. (Global

Studies Africa 2004 : 145-150) (Philip T. Gay 2001 : ix)

Page 84: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

68

Jauh sebelum Afrika Selatan merdeka, sejak kolonial Belanda telah

tercipta budaya rasis yang membedakan antara penghuni tetap berkulit putih

(merdeka), budak tidak berkulit putih, dan penghuni tetap kulit hitam. Pada era

penjajahan Britania, 1830-an telah ada upaya untuk menghapuskan perbudakan

dan memperluas hak hukum kepada budak. Tetapi kaum Amerika Latin di Afrika

tidak menginginkan berakhirnya pembatasan rasis baik secara politik dan

ekonomi terhadap non-kaum putih. Budaya ini terus berjalan seiring penjajahan,

bahkan kaum buruh Asia di Afrika Selatan pun mendapatkan perlakuan serupa.

Akhirnya, sebagian kaum hitam dan coloured berhasil kabur dan mendirikan

Afrikaners Republics. (Global Studies Africa 2004 : 147-148)

Perpecahan Afrika Selatan ini menimbulkan perang dahsyat antara koloni

Britania Raya dan Afrikaners Republics yang menyebabkan kematian ribuan

orang. Akhirnya keduanya sepakat untuk berdamai dan memulai sejarah negara

baru “Union of South Afrika”. (Global Studies Africa 2004 : 147-148) Kendati

telah merdeka, pangkal permasalahah politik apartheid yang telah terbentuk sejak

zaman kolonial Belanda, berjalan terus menerus bahkan setelah merdeka.

Pasca kemerdekaan Afrika Selatan, negara ini masih didominasi kaum

kulit putih. Saat itu, belum terjadi kesadaran kolektif kaum hitam Afsel, pada

tahun 1948 Partai Nasional mengimplementasikan politik apartheid yaitu politik

tentang pemisahan hak serta kewajiban berdasarkan ras. Politik ini terdiri atas

serangkaian hukum yang diskriminatif yang membagi semua tempat tinggal

rakyat Afsel berdasarkan ras, di mana mereka boleh menetap dan di mana mereka

tidak boleh menetap. (Timothy J. Stapleton 2010 : 152)

Page 85: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

69

Hukum ini bahkan mengatur pendidikan mereka, di mana kaum hitam

hanya boleh bersekolah untuk menjadi pekerja dan dibayar rendah. Bahkan,

fasilitas seperti air minum, toilet, dan lain-lain juga diatur pembedaannya.

(Timothy J. Stapleton 2010 : 152)

Perlawanan terhadap praktek politik ini terus terjadi, terlebih setelah

banyak negara-negara Afrika lainnya yang memperolah kemerdekaan dari

penjajahan. Pada tahun 1970-an mulai tumbuh kesadaran kolektif kaum kulit

hitam untuk memberontak dan menghapuskan politik apartheid. Kebangkitan anti

apartheid ini berlangsung baik di dalam, maupun di laur Afrika Selatan. (Timothy

J. Stapleton 2010 : 152)

Gerakan anti apartheid ini dipelopori oleh beberapa tokoh, salah satunya

Nelson Mandela. Pergerakan, gagasan, serta ide perlawanan yang dianggap

membahayakan, membuat Mandela dipenjara oleh pemerintah selama beberapa

tahun.

Era apartheid mulai hancur seiring kesadaran bersama pada hak asasi

manusia, hal ini dimulai pada tahun 1980-an, dunia internasional mulai

meningkatkan perhatian pada hak asasi manusia termasuk di dalamnya hak untuk

menentukan sistem pemerintahan yang demokratis sehingga rakyat dapat hidup

dan mengekspresikan serta mengorganisir kemauan mereka. Sejalan dengan

perhatian hak asasi manusia, pelanggaran terhadap hak asasi juga mulai diekspose

dan dilaporkan. (Diamond, Larry, Juan J. Linz, Seymour Martin Lipset : 1988 : ix-

x)

Page 86: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

70

Perkembangan selanjutnya, lahir apresiasi yang tinggi kepada lembaga

demokrasi yang memungkinkan adanya perlindungan terhadap intergritas rakyat,

kebebasan hati nurani, serta ekspresi. (Diamond, Larry, Juan J. Linz, Seymour

Martin Lipset : 1988 : ix-x) Kesadaran ini menjadi salah satu faktor runtuhnya

politik apartheid dan lahirnya “modern South Africa”.

Di era yang sama juga lembaga yang belum demokratis dalam sistem

politiknya, menghadapi tantangan serius dari gerakan pro demokrasi. Hal tersebut

terjadi di Afrika Selatan yang pada awal 1990-an, melalui “rasa sakit” yang dalam

muncul keinginan untuk menyamakan hak politik semua ras, lahirlah pemilihan

umum pertama pasca politik apartheid yang benar-benar demokratis untuk semua

orang dewasa Afrika Selatan pada tahun 1994. (John Markoff 1996 : 11)

Perubahan ini membuat Afrika Selatan sebagai “rainbow nation” di mana

semua manusia dari semua ras hidup bersama dengan damai, harmoni, persamaan

hak politik dan hak sosial serta kemakmuran ekonomi menjadi tujuan bersama

negara. (Philip T. Gay 2001 : 1) Berdirinya Afsel lebih demokratis ini mengubah

identitas Afsel sebagai kekuatan ekonomi baru Afrika.

Nelson Mandela menjadi Presiden sejak 1994 hingga 1999, pasca Nelson

Mandela berkuasa pada 1999, Afrika Selatan berada dibawah komando Thabo

Mbeki menghadapi berbagai tantangan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Mulai dari pemerataan kesejahteraan, peningkatan kejahatan, penanggulangan

HIV/AIDS hingga serangan teroris 9/11. Kendati demikian, Mbeki berkomitmen

Page 87: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

71

untuk menumbuhkan pasar Afsel dan perekonomian Afsel untuk mengurangi

kesenjangan kulit putih dan kulit hitam. (Global Studies Africa 2004 : 146)

B. Perubahan Positif Afrika Selatan

Perubahan yang signifikan terjadi pada Afrika Selatan saat politik

apartheid terjadi dan pasca politik apartheid dihapuskan. Perubahan tersebut

terjadi di hampir segala bidang baik politik, ekonomi, kesehatan, kesejahteraan

sosial, hukum, dan lainnya. Pelaksanaan politik apartheid yang dimaksudkan

untuk menjamin keberlangsungan hidup rakyat Afrika Selatan, Arsitek apartheid

Hendrik Verwoerd saat menjadi Menteri Republik Afrika Selatan menjelaskan

bahwa apartheid pada dasarnya adalah “the central tenet of Apartheid was each

group should develop separatly and achieve autonomy in its area”. (Agus

Budiman 2013 : 2)

Niat baik untuk membangun perekonomian tersebut terbukti berjalan

sesuai rencana, (dalam Terence Moll) dipaparkan bahwa Afrika Selatan

menikmati pertumbuhan ekonomi yang baik serta cepat pasca 1945. Pertumbuhan

ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang baik secara terus menerus, sistem

politik yang stabil, sumber daya alam yang melimpah, keterampilan yang cukup

canggih dan kemampuan menggunakan teknologi. Pertumbuhan ini terus menurun

sejak 1950-an, sempat naik pada 1960-an dan kembali merosot 1970-an. Berikut

penulis paparkan tabel pertumbuhan komparasi Afrika Selatan. (2012 : 1)

Page 88: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

72

Tabel IV.B.1 Pertumbuhan Real GDP Afrika Selatan

1950 1960 1970 1980-1988

20 Negara Berkembang 4.6 5.3 4.4 1.5

Afrika Selatan 3.8 5.3 4.5 2.1

Sumber : (Terence Moll 2012 : 1)

Pertumbuhan GDP Afrika Selatan cenderung menurun dalam jangka

panjang, hal ini disebabkan kegagalan penerapan politik apartheid. Politik hitam

membuat pertumbuhan ekonomi Afrika Selatan melambat, perlambatan ini

dikarenakan salah satunya menurunnya produktifitas dan keterampilan kelas

menengah Afrika Selatan sehingga melahirkan penindasan sosial, meningkatnya

pengangguran, ketimpangan sosial, bertumbuhnya angka kemiskinan dan akibat-

akibat negatif lain dari apartheid. (Terence Moll 2012 : 2-3)

Pasca penghapusan politik Apartheid pada periode 1995-2003 GDP Afrika

Selatan meningkat mendekati 3 persen dilihat salah satunya dari total factor

productivity (TFP). (Vivek Arora 2005 : 14) TFP adalah total output yang dilihat

bukan dari seberapa banyak inputnya, tapi dilihat dari seberapa efisien dan intens

input yang digunakan dalam produksi. (Diego Comin 2006 : 1) Tingginya

performa TFP sangat ditentukan oleh kebijakan, perubahan kelembagaan Afrika

Selatan, peningkatan perdagangan internasional, dan partisipasi sektor swasta

yang luas. (Vivek Arora 2005 : 14) Perubahan ini tidak akan terjadi jika Afrika

Selatan tetap menerapkan politik apartheid.

Menurut Michael Nowak keberhasilan transisi Afrika Selatan dari

apartheid ke demokrasi membuat pemerintahan mendapatkan peningkatan

Page 89: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

73

ekonomi yang tinggi dan mampu meningkatkan standar hidup rakyatnya. (2006 :

1) Penulis menilai penghapusan politik aparheid menjadi “identitas baru” Afrika

Selatan sebagai negara modern yang demokratis serta menjunjung tinggi nilai-

nilai kesetaraan. Penyematan “identitas baru” ini membuat Afrika Selatan

mendapatkan kepercayaan dari investor asing sehingga mampu meningkatkan real

GDP Afrika Selatan. Perubahan identitas ini pun yang kemudian membuat Afrika

Selatan mendapat citra baik sebagai negara berkembang yang kuat dan

“representatif” negara berkembang benua Afrika.

C. Upaya Diplomasi Afrika Selatan ke BRIC

Brazil, Rusia, India, dan Cina dinamakan BRIC oleh Jim O‟Neil pada

2001. Keempat negara ini mengalami perkembangan dan pertumbuhan ekonomi

yang cepat dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Rusia, India, dan Cina

telah menjalin kerangka kerjasama yang kuat jauh sebelum BRIC hadir secara

entitas politik, namun di tahun 2006 ketiga negara bersama Brazil mulai intents

melakukan serangkaian pertemuan untuk membentuk forum kerjasama ekonomi

internasional BRIC. Akhirnya secara resmi forum ini berdiri pada 16 Juni 2009 di

Yekaterinburg, Rusia.

Penulis melihat masuknya Afrika Selatan ke dalam forum BRIC juga

merupakan salah satu upaya diplomasi yang dilakukan oleh Presiden Jacob Zuma.

Menurut Oliver Stuenkel, diplomasi Afrika Selatan untuk bergabung ke dalam

BRICS pada akhir 2010 adalah salah satu diplomasi luar negeri yang berprestasi

serta berhasil. Keinginan Afrika Selatan untuk bergabung dalam BRIC terlihat

dari surat yang ditulis Menteri luar Negeri Afrika Selatan yang mengambarkan

Page 90: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

74

harapan untuk bergabung. (2015 : 41) Selanjutnya penulis akan memaparkan

serangkaian diplomasi yang dilakukan oleh Presiden Jacob Zuma pada tahun

2010.

April 2010, Zuma mengunjungi Brasilia untuk IBSA Summit yang

berbarengan dengan BRIC Summit, kedatangan Zuma ini memungkinkan dirinya

bertemu dengan seluruh kepala negara BRIC. (Oliver Stuenkel 2015 : 42) Juni

2010, Presiden Zuma berkunjung ke India, kunjungan ini adalah kunjungan

perdana Zuma di India semenjak menjabat Presiden, kedatangannya bertujuan

untuk meningkatkan dan menambahkan hubungan perdagangan keduanya. (Mail

and Guardian 2010)

Pada 6 Agustus Zuma beserta beberapa delegasi kabinetnya dan ratusan

pembisnis berkunjung ke Rusia bertemu Presiden Dmitry Medvedev. Pertemuan

resmi ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan ekonomi di antara keduanya.

(South Africa Info 2010)

Selang beberapa bulan, pada Agustus 2010, Presiden Zuma juga

mengunjungi Cina, dalam lawatan ini, dirinya bersama Presiden Hu Jintao

menandatangani perjanjian kerjasama komprehensif di antara kedua negara yang

akan membawa hubungan yang baik kedua negara ke level selanjutnya. Selain itu,

Presiden Hu Jintao juga menerima permohonan Afrika Selatan untuk masuk ke

dalam BRIC. Pada 23 Desember 2010, Presiden Hu Jintao menerbitkan surat

undangan ke Presiden Jacob Zuma meminta Afrika selatan untuk bergabung

BRIC, kemudian Menteri Luar Negeri Cina, Yang Jiechi menelpon Menteri Luar

Page 91: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

75

Negeri Afrika Selatan untuk mengonfirmasi ulang undangan. (Forum on China –

Africa Coperation 2011)

Sejatinya, Afrika Selatan di tanggal 24 Desember 2010 telah menjadi

anggota BRIC, namun penulis melihat Afrika Selatan secara resmi diterima dan

menjadi anggota tetap terhitung kehadiran Afrika Selatan dalam pertemuan

tahunan ketiga di Sanya, Cina. (Renu Modi 2012)

Pasca beberapa serangkaian kunjungan dan diplomasi yang dilakukan

Presiden Zuma berserta jajaran kabinet dan pembisnis Afrika Selatan, akhirnya

pada 14 April 2011, terjadi perubahan nomenklatur dari forum internasional BRIC

menjadi BRICS bertambah S dengan masuknya Afrika Selatan (South Africa).

Penulis telah memaparkan bagaimana proses diplomasi Afrika Selatan ke empat

negara BRIC, yang menurut penulis termasuk dalam “desire” Afrika Selatan,

selanjutnya akan dijelaskan mengapa Afrika Selatan diterima mengunakan teori

konstruktifisme.

D. Keselarasan Identitas Afrika Selatan dan Negara-Negara BRIC

Penerimaan Afrika Selatan untuk bergabung dalam BRIC adalah sebab

kenapa penulis menulis karya ilmiah ini. Sebab tersebut penulis analisa

menggunakan teori konstruktifisme dan dua konsep identitas serta Speech Act.

Pada bab kedua penulis telah memaparkan bagaimana identitas BRIC terbentuk

sehingga tumbuh identitas kolektif yang melahirkan prilaku kolektif.

Bergabungnya Afrika Selatan akan penulis analisa menggunakan konsep identitas.

Penulis melihat bahwa adanya persamaan identitas antara negara-negara Brazil,

Page 92: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

76

Rusia, India, dan Cina (BRIC) dan Afrika Selatan. Kelimanya memiliki

persamaan identitas, yang kemudian Afrika Selatan diundang untuk menghadiri

Summit ketiga di Sanya pada 14 April 2011.

Sebagaimana dijelaskan pada bab II, bahwa identitas adalah pemahaman

tentang peran (negara) secara spesifik dan harapan tentang diri sendiri dalam

interaksi internasional yang relatif stabil. Setiap negara memiliki identitas yang

beragam seperti “kedaulatan”, “pemimpin dari dunia bebas”, dan “kekuatan

imperial”, identitas yang beragam tersebut sama halnya dengan peran

institusional, seperti saudara laki-laki, anak laki-laki, guru, dan masyarakat.

(Alexander Wendt, 1992 : 397-398) Kaum konstruktifisme sangat

menitikberatkan identitas dalam alat analisanya, sebab identitaslah yang akan

menimbulkan pola interaksi antar negara-negara di dunia internasional.

Memahami identitas kolektif harus dimulai dari bagaimana memahami

identitas diri sendiri atau self identity. Keempat negara secara „self‟ merupakan

negara berkembang yang emerging countries, merujuk Simon adalah negara

dengan pertumbuhan perekonomian yang cepat, dan masing-masing menuju

tahapan perekonomian pasar. Maksudnya negara ini memiliki kemampuan besar

dibandingkan negara-negara berkembang lainnya untuk menyediakan kepada para

investor kesempatan untuk mencapai keuntungan yang lebih tinggi. (dalam Sechel

Loana dan Ciobanu, 2014 : 1-2)

Emerging countries juga merupakan fase dari negara berkembang menuju

negara maju. Menurut Jeeffrey E. Garten, emerging countries adalah negara yang

Page 93: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

77

menjadi kunci faktor pertumbuhan perdagangan, stabilitas finansial dunia dan

transisi ekonomi bebas. (New York Times 2010) Keempat negara Brazil, India,

dan Cina secara identitas diri sendiri merupakan negara berkembang yang

emerging countries, keempat negara merupakan negara yang sama-sama

berpengaruh dalam dunia perdagangan di kemudian hari.

Afrika Selatan sendiri merupakan negara emerging countries, menurut

Jeeffrey E. Garten Afrika Selatan dengan jumlah populasi 41 juta

merepresentasikan 45 persen GDP Afrika Selatan. Afrika Selatan adalah negara

yang sangat maju di Afrika, produktif, dan memiliki keseimbangan ekonomi.

Ditambah dengan infrastruktur modern, industri yang terus tumbuh dan cadangan

energi yang cukup. Belum lagi ditambah kemampuan Afrika Selatan untuk

menyuplai barang dan jasa kepada negara-negara tetangganya. Afrika Selatan juga

lebih damai, demokratis dan sejahtera. (New York Times 2010)

Tergolongnya Afrika Selatan dalam negara emerging countries

mempunyai makna bahwa Afrika Selatan memiliki kesamaan identitas sebagai

negara berkembang yang emerging market. Adanya persamaan identitas tentunya

dapat menimbulkan persamaan identitas kolektif BRIC sebagai forum kerjasama

negara berkembang yang emerging countries. Berikut penulis paparkan tabel

pertumbuhan GDP negara-negara BRIC beserta Afrika Selatan dan Amerika

Serikat.

Page 94: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

78

Gambar IV.D.1 GDP (PPP) Negara-negara BRIC, Afrika Selatan dan

Amerika Serikat dari 1980 sampai 2011

Sumber (Gauteng Province, 2013 : 13-16)

Dari data di atas, GDP Afrika Selatan memang berbanding jauh dengan

negara BRIC lainnya terutama Amerika Serikat, namun Afrika Selatan memiliki

GDP $ 475 Billion (2011) yang relatif besar dibandingkan negara-negara Afrika

lainnya.

Self identity lainnya yakni keempat negara BRIC berpengaruh di

regionalnya masing-masing. Berpengaruh di sini, penulis pahami sebagai

penggerak dan inisiator terbentuknya organisasi di regionalnya masing-masing.

Page 95: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

79

Brazil sebagai pengagas Union of South America (UNASUR) pada 8 Desember

2004 bersama 12 negara Amerika lainnya. Rusia dan Cina membentuk Shanghai

Cooperation Organization (SCO) organisasi regional yang berkejasama dalam

bidang politik, militer, dan ekonomi, anggotanya negara-negara Asia Tengah dan

beberapa negara Asia lainnya sebagai anggota peninjau.

Sedangkan India mendirikan South Asian Association Regional

Cooperation (SAARC) bersama Bangladesh, Bhutan, Maldives, Nepal, Pakistan

dan Sri Langka. Begitu pun Afrika Selatan memiliki pengaruh terhadap organisasi

regionalnya. Afrika Selatan tidak menginisiasi terbentuknya Organisation of

African Unity (OAU) yang terbentuk pada 25 Mei 1963 di Addis Ababa, Ethiopia.

Hadir dalam pertemuan itu 32 negara anggota pencetus OAU, (dalam Olympio

Francisco) tujuan berdirinya yakni sebagai pemersatu negara-negara Afrika yang

telah lama dijajah dan dibalkanisasi serta menumbuhkan pembangunan finansial.

(2004 : 52) Seiring berjalannya waktu Afrika Selatan bergabung dalam OAU pada

6 Juni 1994 pasca apartheid.

Pada tahun 1990-an, para pemimpin Afrika ingin mengubah OAU

menjadi Africa Union. Perubahan ini disebabkan adanya tantangan yang akan

dihadapi di kemudian hari serta tantangan perubahan struktur dunia maka

diajukanlah Sirte Declaration pada 1999 untuk membentuk Africa Union (AU).

(African Union) AU diluncurkan pada Juli 2002 di Durban, Afrika Selatan dengan

53 anggota, pada 2011 Sudan Selatan bergabung sebagai anggota ke 54. Menarik

di sini adalah kontribusi Afrika Selatan dalam pembentukan AU. Afrika Selatan

menjadi tuan rumah dan Presidennya saat itu Thabo Mbeki menjadi Majelis

Page 96: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

80

Pimpinan AU mulai Juli 202 sampai Juli 2003. (African Union dan Africa Union

Handbook 2016)

Kesamaan identitas Afrika Selatan dan negara BRIC juga terletak di

kedekatan Afrika Selatan dengan negara-negara BRIC. Afrika Selatan tergabung

dalam IBSA bersama India dan Brazil, terbentuk pada tahun 2003 dengan IBSA

ketiga negara dapat mengeksplorasi bersama kesempatan untuk perdagangan dan

investasi dalam upaya meningkatkan pasar. (Soule Kohndou 2013 : 1) Selain itu,

Afrika Selatan bersama Cina, India, Mexico, dan Brazil tergabung dalam

Outreach Five (O5) atau plus five G8. Forum ini adalah forum yang dibentuk G8

sebagai perwakilan dari negara berkembang. Terakhir Afrika Selatan juga

tergabung bersama Brazil, India, dan Cina dalam BASIC (Brazil, South Africa,

India, dan Cina).

Penjelas identitas Afrika Selatan yang selaras dan sama dengan negara-

negara BRIC itulah yang menjadi alasan kenapa proposal Afrika Selatan untuk

bergabung BRIC disetujui oleh negara anggota. Selain itu ada „desire‟ Afrika

Selatan yang kuat untuk bergabung menjadi peneguh keinginannya. Kuatnya

“desire” Afrika Selatan ditunjukan dengan serangkaian kunjungan diplomasi

Zuma ke semua negara BRIC pada tahun 2010. Maka, tidaklah mengherankan

apabila Afrika Selatan diajak menjadi anggota tetap ketimbang Mexico, Nigeria,

Indonesia, Korea Selatan, atau negara lainnya.

Merujuk ke pernyataan Vladimir Putin tentang bagaimana membentuk

arsitektur baru dan pola baru dunia, penulis melihat Putin bersama negara-negara

Page 97: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

81

BRIC berkeinginan yang sama untuk menjadi pelopor pola baru dunia

internasional. Dalam upaya membentuk pola baru tersebut tentu dibutuhkan

berbagai unsur, agar pola baru dapat disebut sempurna. Unsur dalam membangun

pola tersebut penulis melihatnya sebagai perwakilan dari setiap benua.

Masing-masing negara BRIC mewakili negara berkembang dari benuanya

masing-masing. Brazil mewakili benua Amerika, Rusia mewakili negara

berkembang di Eropa, India serta Cina, keduanya merupakan negara berkembang

yang mewakili benua Asia. Lantas penulis menilai akan terasa aneh jika BRIC

yang mengkonstruk dirinya sebagai forum kerjasama ekonomi negara-negara

berkembang tidak melibatkan perwakilan dari negara berkembang di benua

Afrika.

Diterimanya Afrika Selatan sebagai negara anggota dibutuhkan negara-

negara BRIC sebagai pelangkap puzzle yang belum lengkap. Afrika Selatan hadir

sebagai puzzle yang terakhir yang belum dimiliki negara-negara BRIC. Puzzle

tersebut adalah perwakilan negara berkembang dari benua Afrika. Pasca diterima

Afrika Selatan, lengkaplah puzzle negara-negara BRIC untuk membentuk pola

dan arsitektur baru dalam dunia internasional yang dibentuk oleh negara-negara

berkembang.

E. Keselarasan Speech Act Afrika Selatan dan BRIC

Pada bab ketiga penulis telah memaparkan panjang lebar mengenai speech

act, konsep ini penting untuk menjelaskan bagaimana rules terbentuk dan

mempengaruhi interaksi negara-negara di dunia internasional. Sebelum membahas

Page 98: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

82

bagaimana keselarasan dan kesamaan Speech Act Afrika Selatan dan negara

BRIC, penulis akan mengulang kembali pendefinisian Speech Act.

Nicholas Onuf lebih lanjut menjelaskan bahwa Speech Acts adalah

performa sosial yang berimbas secara langsung dan memiliki konsekuensi, seperti

kata „saya‟ yang dilanjutkan kata kerja yang mendeklarasikan, meminta,

menjanjikan bahwa (proposisional konten) apa yang dikehendaki pembicara.

Orang-orang akan merespon kepada mereka (pembicara) dengan tindakan dan

penampilan, tidak selalu diucapkan, pola speech act dan pertunjukan terkait

merupakan praktek yang membuat pengalaman manusia menjadi lebih bermakna.

Secara khusus praktek speech act menimbulkan aturan yang memiliki harapan

untuk membentuk masa depan yang lebih baik ketimbang masa lalu. (Nicholas

Onuf, 1989 : 183)

Onuf mempermudah pendefinisian speech act sebagai bahasa yang

merepresentasikan dan performative. Manusia menggunakan bahasa untuk

merepresentasikan kebutuhannya dalam kata-kata, dan kata-kata sendiri

menampilkan kebutuhan. (Maja Zehfuss, 2002 : 153) Berbicara mengenai Speech

Act BRIC tentunya dimulai dari pernyatan Vladimir Putin tentang perlunya

dibentuk pola baru dalam interaksi hubungan internasional dengan melibatkan

Cina dan India. Kemudian setelah BRIC benar-benar berdiri, poin ketiga dalam

deklarasi pertama keempat negara menginginkan reformasi institusi finansial

internasional.

Page 99: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

83

We are committed to advance the reform of international finàncial institutions, so

as to reflect changes in the world economy. The emerging and developing

economies must have greater voice and representation in international financial

institutions, and their heads and senior leadership should be appointed through

an open, transparent, and merit-based selection process. We also believe that

there is a strong need for a stable, predictable and more diversified international

monetary system. (BRICS South Africa 2009)

Rules ini termasuk dalam speech act khususnya directive Speech Act yang

menginginkan adanya perubahan (I request that) dan mencocokan dunia ke kata.

Rules dalam directive dikenal imperatif, maksudnya saat penutur mengatakan

anda harus melakukan sesuatu, pembicara percaya anda harus melakukannya.

Aturan ini berlaku keras, tegas, dan normatif. (Nicolas Onuf, 1998 : 11)

Pernyataan keempat kepala negara yang terumus dalam first joint declaration ini

mengambarkan betapa negara BRIC menginginkan adanya reformasi sistem

keuangan internasional.

Presiden Jacob Zuma pun sepaham dengan kepala negara BRIC dalam

urusan reformasi sistem keuangan internasional menjadi lebih demokratis.

Pernyataan Zuma itu diucapkannya saat pertemuan G20 pemimpin negara di

Toronto, Canada.

It is our strong view that the United Nations and its member states must play a

role in the ongoing international discussion on reforming and strengthening the

international financial and economic system. We also support the move to a more

open, transparent and merit-based approach to choose the heads of the World

Page 100: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

84

Bank and the IMF. (Departement International Relations and Cooperation

Republic of South Africa 2010)

Pernyataan ini terjadi satu tahun setelah BRIC berdiri pada 24 Juni 2010,

artinya Zuma memiliki kesamaan visi dan keinginan terkait instituti keuangan

internasional yakni menjadi lebih terbuka, transparan, dan pemilihan ketua

berdasarkan usul anggota. Pernyataan serupa untuk reformasi instituti keuangan

internasional juga diucapkan Zuma saat memberikan kuliah di Universitas

Beijing, Cina pada 25 Agustus 2010.

The International Monetary Fund, which has had to play a central role in

addressing the global financial crisis, has not yet been allowed to restructure

itself better to represent the realities of the international system today. We hope

that the G20 meeting in South Korea will show very significant progress in the

reform of the IMF. (Departement International Relations and Cooperation

Republic of South Africa 2010)

Pernyataan sama dan serupa juga ditandaskan Jacob Zuma dalam

kunjungannya ke Cina di kesempatan yang berbeda yakni China Business Forum

on the occasion of the State Visit to the People‟s Republic of Cina, Beijing, Cina,

24 August 2010.

South Africa wants to see an international trade system that is more transparent

and inclusive, and which is not hostile to the interests of the developing world.

(Departement International Relations and Cooperation Republic of South Africa

2010)

Page 101: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

85

Keselarasan speech act Jacob Zuma dan para pemimpin BRIC yang

tertulis dalam joint declaration merupakan alasan kenapa Afrika Selatan diterima

dan kemudian diundang untuk bergabung dalam forum kerjasama internasional

BRIC pada pertemuan ketiga di Sanya, Cina, 2011.

Terdapat tiga jawaban inti kenapa Afrika Selatan diundang dan diterima

sebagai anggota BRIC pada pertemuan di Sanya, 2011 : pertama, Afrika Selatan

memiliki kesamaan identitas dengan negara-negara BRIC, kesamaan identitas

tersebut membentuk identitas kolektif yang akan mempengaruhi prilaku negara-

negara BRIC sehingga menerima Afrika Selatan sebagai anggota; kedua, Afrika

Selatan memiliki „desire‟ untuk bergabung dengan BRIC melalui upaya diplomasi

dan kunjungan ke semua negara BRIC; terakhir, Afrika Selatan juga memiliki

kesamaan speech act dengan deklarasi negara-negara BRIC untuk mereformasi

institusi finansial internasional.

Penulis di bab pertama mengemukakan sebuah hipotesis bahwa

diundangnya serta diterimanya Afrika Selatan sebagai anggota BRICS

dilatarbelakangi adanya anggapan bahwa Afrika Selatan adalah gerbang Afrika

dan kekuatan regional. Ternyata, hasil penelitian penulis menemukan hasil yang

berbeda dengan hipotesis yang penulis kemukakan di awal. Perbedaan ini

disebabkan alat analisa penulis yang menggunakan teori konstruktifisme tidak

terlalu menekankan pada aspek material, akan tetapi non-material. Sedangkan

hipotesis yang penulis ajukan di awal sebagai jawaban sementara lebih fokus

kepada aspek material. Perbedaan inilah yang mendasari adanya jawaban yang

berbeda, antara hipotesis penulis di awal dan hasil analisa penulis.

Page 102: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

86

Penulis berkesimpulan bahwa penulis banyak menemukan fakta-fakta dan

konsep-konsep baru selama penulis melakukan penelitian mengenai alasan

diterimanya Afrika Selatan sebagai anggota tetap. Data-data dan konsep-konsep

tersebut, penulis temukan seiring bertambahnya pemahaman lebih dalam penulis

terhadap teori yang penulis gunakan. Sebelum penulis meneliti skripsi ini, penulis

masih kebingungan bagaimana menggunakan dan menganalisa sebuah kejadian

internasional menggunakan teori konstruktifisme, namun seiring berjalannya

waktu pemahaman penulis semakin tajam dan kuat. Pemahaman ini menghasilkan

jawaban penelitian yang berbeda dengan hipotesis yang penulis gunakan di awal.

Page 103: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

87

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Akronim BRIC mencuat seiring wacana yang dicanangkan oleh Jim

O‟Neill pada tahun 2001. Akronim ini merujuk kepada Brazil, Rusia, India, dan

Cina, empat negara yang memiliki populasi penduduk besar, pemerintahan yang

relatif stabil, pergerakan mata uang dan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Keempat negara juga termasuk dalam emerging countries yang menurut O‟Neill

beberapa dekade ke depan akan punya peran penting dalam perekonomian dunia.

Di akhir tulisannya, O‟Neill menyarankan kepada G7 (elite club) untuk

melibatkan keempat negara dalam forum G7 agar segala kebijakan dapat lebih

Gagasan tersebut mengenai perubahan struktural forum pembentuk kebijakan

ekonomi dunia dengan melibatkan representatif negara-negara BRIC. Lebih

lanjut, O‟neill mengajukan untuk mereduksi perwakilan negara Euroland di G7

menjadi hanya satu negara dan menambahkan Cina, bisa juga Brazil dan Rusia,

atau India jika memungkinkan. Perubahan ini akan membuat G7 menjadi 8 hingga

9 negara.

Wacana perubahan elite club ini tidak mampu didefinisikan dan diterapkan

oleh negara-negara G7. Ketidakmampuan mendefinisikan dan melibatkan

emerging countries secara utuh dalam G7, inilah yang menjadi penyebab

berdirinya BRIC pada tahun 2009. Berdirinya BRIC didasari atas tiga hal :

Page 104: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

88

pertama, adanya keselarasan identitas di antara negara-negara BRIC yang

kemudian menimbulkan identitas kolektif keempat negara. Identitas kolektif

inilah yang mempengaruhi prilaku mereka yang sama sebagai negara emerging

countries.

Kedua, ada speech act yang sama dari aktor-aktor penting di dalam

masing-masing negara yang menghendaki adanya perubahan institusi finansial

internasional menjadi lebih demokratis dan terbuka. Ketiga, keempat negara juga

memiliki desire yang sama dalam upaya meningkatkan ekonomi mereka.

Atas dasar tiga alasan tersebutlah BRIC berdiri di Yekaterinburg pada 16

Juni 2009. Dalam konsep regionalisme baru, BRIC berada di level regional

society, yakni level dimana tumbuh beragam proses komunikasi dan interaksi di

antara banyak aktor baik negara maupun non-negara dan termasuk beberapa

dimensi seperti ekonomi, politik, dan budaya. Dalam tahapan ini BRIC sudah

menjadi „the formal‟ atau de jure region. Menurut English School, menyebut

tahapan ini sebagai regional form of „international society‟ of cooperating states.

Serangkaian kerjasama BRIC mulai menguat menyentuh semua bidang baik

ekonomi, politik, sosial dan budaya. BRIC saat ini berada dalam tahapan ini.

Penulis berpendapat, idealnya BRIC ada di „regional community‟, yakni

sebuah level di mana BRIC telah memiliki lembaga formal, legitimasi, struktur

pengambilan keputusan yang melibatkan masyarakat sipil wilayah tersebut. Pada

level ini BRIC akan memiliki bentuk yang ideal dan terbaik, sebab secara power,

Page 105: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

89

pengaruh, institusi, dan legalitas, BRIC akan mampu membentuk agenda

internasional dan isu-isu penting yang harus dipedulikan oleh dunia internasional.

Pada tahun 2011 terjadi perubahan nomenklatur BRIC, Afrika Selatan

diundang dan diterima menjadi anggota pada 14 April 2011. Alasan mengapa

Afrika Selatan diundang dan diterima inilah yang menjadi alasan utama penulis

mengajukan judul ini, sebab secara populasi penduduk, pemerintahan yang relatif

stabil, pergerakan mata uang dan pertumbuhan ekonomi, Afrika Selatan sangatlah

tertinggal jauh dibandingkan dengan keempat negara BRIC. Bahkan, Jim O‟Neill

melihat bahwa Nigeria adalah pilihan terbaik jika BRIC ingin mengundang negara

dari benua Afrika. Setelah melakukan riset mengenai alasan diundangnya dan

diterimanya BRIC mengunakan teori konstruktifisme, penulis menemukan

beberapa alasan diundangnya dan diterimanya BRIC, yakni :

Pertama, Afrika Selatan memiliki kesamaan identitas dengan negara-

negara BRIC, kesamaan identitas tersebut membentuk identitas kolektif yang akan

mempengaruhi prilaku negara-negara BRIC sehingga menerima Afrika Selatan

sebagai anggota. Kendati berbeda jauh dengan negara-negara BRIC, Afrika

Selatan menurut Jeffrey E. Garten merupakan negara emerging countries dengan

jumlah populasi 41 juta merepresentasikan 45 persen GDP Afrika Selatan. Afrika

Selatan adalah negara yang sangat maju di Afrika, produktif, dan memiliki

keseimbangan ekonomi. Ditambah dengan infrastruktur modern, industri yang

terus tumbuh dan cadangan energi yang cukup. Belum lagi ditambah kemampuan

Afrika Selatan dalam menyediakan barang dan jasa kepada negara-negara

tetangganya.

Page 106: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

90

Kedua, Afrika Selatan memiliki „desire‟ untuk bergabung dengan BRIC

melalui upaya diplomasi dan kunjungan ke semua negara BRIC. Upaya diplomasi

Zuma dimulai dengan kunjungan ke Brazil dalam forum IBSA Summit, kemudian

beberapa bulan kemudian Zuma bertolak ke India dengan tujuan untuk

meningkatkan dan menambahkan hubungan perdagangan keduanya. Di tahun

yang sama bulan Agustus, Zuma beserta jajaran menteri beserta ratusan

pengusaha bertemu Presiden Dmitry Medvedev, kunjungan untuk meningkatkan

ekonomi keduanya. Zuma kemudian menutup kunjunganya ke Cina dan meminta

secara resmi bergabung ke dalam BRIC.

Terakhir, Afrika Selatan juga memiliki kesamaan speech act dengan

deklarasi negara-negara BRIC untuk mereformasi institusi finansial internasional.

Deklarasi itu berbunyi untuk mereformasi institusi finansial internasional. Zuma

dalam beberapa kunjungannya ke negara-negara BRIC pada 2010, juga

mengucapkan hal yang sama dan sesuai dengan deklarasi BRIC dalam beberapa

forum : pertama, dalam pernyataan Zuma di G20 Summit, Toronto, Canada;

kedua, saat kuliah umum di Universitas Beijing; terakhir, di forum Cina Business

Forum on the occasion of the State Visit to the People‟s Republic of Cina.

Ketiga alasan itulah yang mendasari negara-negara BRIC menerima

Afrika Selatan sebagai anggota. Ketiga jawaban di atas jugalah yang menjadi

jawaban penulis dalam permasalahan penelitian skripsi ini. Penulis menilai hasil

penelitian ini dapat menjawab kenapa Afrika Selatan yang diterima? Penggunaan

teori konstruktifisme juga dapat menjelaskan data-data yang selama ini kurang

Page 107: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

91

dielaborasi, sebab teori-teroi mainstream berfokus pada hal-hal yang materil

berbeda dengan konstruktifisme yang fokus kepada hal-hal yang non-materil.

Kendati demikian, penulis masih menemukan beberapa kekurangan dalam

penelitian ini, yakni sulitnya menemukan data-data yang non-materil sehingga

sempat membuat penulis sedikit kebingungan. Terakhir, penulis menyarankan

agar penelitian selanjutnya dapat menemukan hal-hal baru yang belum penulis

kemukakan dalam penelitian ini, dan juga dapat menggunakan teori baru yang

fokus kepada hal-hal materil sehingga dapat menambah khazanah keilmuan

hubungan internasional.

Page 108: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Adler, Emanuel. 2002. Constructivism and International Relations, dalam W.

Carlsnaes, T. Risse dan Simmons, B.A. (eds), Handbook of International

Relations, London: Sage Publications.

Beausang, Francesca. 2012. Globalization and the BRICs : Why the BRICs Will

Not Rule the World for Long. New York. Palgrave Macmillan.

Croswell, Jhon. 2010. Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Metode Campuran. Jogyakarta. Buku Beta.

De Coning, Cedric dkk. 2015. The BRICS and Coexistence. London. Routledge

Diamond, Larry, Juan J. Linz, Seymour Martin Lipset. Volume Two Democray In

Developing Countries Afrika. USA, Lynne Rienner Publishers. 1988.

Griffiths, Martin, Terry O‟Callaghan, Steven C. Roach, International Relations :

The Key Concepts Second Edition. New York, Routledge, 2008.

Haas, de Marcel dan Frans Paul van der Putten. The Shanghai Cooperation

Organisation : Toward a full-grown security alliance?. Den Haag, The

Hague, 2007.

Hill, McGraw dan Dushkin Guilford. Global Studies Africa. 2004

J. Stapleton, Timothy. A Military History of South Africa : From the Dutch-Koi

Wars to the End Of Apartheid. 2013.

Page 109: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xviii

Jackson, Robert & George Sorensen. 2009. Pengantar Hubungan Internasional.

Jogyakarta. Pustaka Pelajar.

Kiely, Ray. 2015. The BRICs, US „Decline‟ and Global Transformation. New

York. Palgrave Macmillan.

Markoff, John. Waves of Democracy : Social Movement and Political Change.

California, Sage Publications. 1996

Onuf, Nicholas Greenwood. 1989. World of Our Making : Rules and Rule in

Social Theory and International Relations. South Carolina. Columbia.

_______,. 2013. Making Sense, Making Worlds : Constructivism in Social theory

and International Relations. New York : Routledge.

Oppong, Joseph R. 2006. Africa South of The Sahara. Philadelpia : Chelsea House

Publishers.

Palan, Ronen. The Constructivist Underpinnings of The New International

Political Economy. Global Political Economy : Contemporary Theories.

London, Routledge, 2000.

Perwita, Anak Agung G. dan Bantarto Bandoro. 2013. Pengantar Kajian Strategi.

Jakarta: Graha Ilmu.

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : Refika Aditama.

Stuenkel, Oliver. 2015. The BRICS and The Future of Global Order. London.

Lexington Books.

T. Gay, Philip. Modern South Africa. McGraw Hill. New York. 2001

Zehfuss, Maja. 2002. Constructivism in International Relation : The Politics of

Reality. UK. Cambridge Univesity Press.

Page 110: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xix

Jurnal:

Aurora, Vivek. “Economic Growth In Post-Apartheid South Africa.” 2005

Besada Hany, Tok Evren dan Winters Kristen. 2013. “South Africa in the BRICS

: Opportunities, Challenges, and Prospects.” Africa Insight Vol 42 (4).

Banerjee Ritwik dan Vashisth Pankaj. 2010. “The Financial Cricis : Impact On

Bric and Policy Response.”

Budiman, Agus. “Politik Apartheid di Afrika Selatan.” Jurnal Artefak Vol 1 No 1.

2013

Conin, Diego. “Total Factor Productivity.” New York University. 2016.

Cristina Sechel Loana dan Gheorghe Ciobanu. 2014. “Characteristics of The

Emerging Market Economies.” – Brics, from The Perspective of Stock

Exchange Markets.

El Bilad, Cecep Zakarias. “Konstruktivisme Hubungan Internasional : Meretas

Jalan Damai Perdebatan Antarparadigma.” Malang.

E. Garten, Jeffrey. “The Big Ten : The Big Emerging Markets and How The Will

Change Our Live.” New York Times. 1997.

Hopf, Ted. “The Promise of Constructivism in International Relations Theory.”

International Security, hlm 171 – 200, 1998.

Hettne, Bjorn dan Fredrik Soderbaum. 2002. “Theorising The rise of Regioness.”

New Regionalism in the Global Political Economy, hlm 33 – 47.

Kornegay, Fancis A. 2012. “South Africa takes its place on the world stage among

global powers.” BRICS : Stability, Security, and Prosperity.

Page 111: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xx

Kuchins, Andrew. 2000. “Russia‟s Strategy Partnerships and Global Security.”

PONARS Policy Memo 165, Carnegie Endowment for Internatonal Peace.

____,.2000. “Russia‟s Relation with China and India : Strategic Partnership, Yes;

Stretegic Alliances.” No. 259 – 275.

Kundu, Nivedita Das. 2004. “Russia-India-China : Prospects for Trilateral

Cooperation.”

Moll, Terence. “South Africa After Apartheid ; Prospects For Economic

Recovery.” 2012

Narayanaswami, Karthik. 2013. “BRIC Economies And Foreign Policy.”

Nowak, Michael. “The First Ten Years After Apartheid: An Overview of the

South African Economy.” International Monetary Fund. 2005

Nugroho, Ganjar. Constructivism and International Relations Theories, Global &

Strategis, Th. II, No. 1, Januari – Juni 2008, hlm. 85-98.

O‟niell, Jim. Building Better Global Economic BRICs. Global Economics Paper

No : 66. Goldman Sachs, 2001.

Onuf, Nicholas. Constructivism : a User‟s Manual. 1998

____,.Speaking of Policy. 2001.

____,.Rules in Practice. 2010.

Reis, Maria Edileza Fontenele. “BRICS : surgimento e evolucao.” 2013.

Sanahuja, Jose Antonio. “Post Liberal Regionalism in South America : The Case

of UNASUR.” European University Institute, Italia. 2012.

Page 112: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xxi

Shaheen, Irum. “South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC) :

Its Role, Hurdless and Prospects.” IOSR Jurnal of Hamanities And Social

Science. Volume 15, Issue 6 (Sep-Okt 2013), 1-9.

Wendt, Alexander E. “Anarchy is What States Make of It : The Social

Construction of Power Politics.” International Organization 46 (1992),

391-425.

Wilson Dominis dan Purushothaman. 2003. “Dreaming with BRICs : The Path to

2050.” Global Economic Paper No.99. Goldman Sachs.

Working Paper :

John, Lysa. Engaging BRICS : Challenges and Opportunities For Civil Society.

Oxfam India Working Papers Series. September 2012.

Soule-Kohndou, Folashade‟. The India – Brazil – South Africa Forum A Decade

On : Mismatched Partners or the Rise of The South ?. Oxford University.

November 2013.

BRIC Declaration dan BRIC Report :

BRIC. VII BRICS Summit. Ufa Declaration. Diakses pada 21 Oktober 2015.

http://mea.gov.in/Uploads/PublicationDocs/25448_Declaration_eng.pdf

_____. First BRICS Summit Declaration. Diakses pada 20 Oktober 2015.

http://brics5.co.za/about-brics/summit-declaration/first-summit/#

_____. Second BRICS Summit Declaration. Diakse pada 20 Oktober 2015.

http://brics5.co.za/about-brics/summit-declaration/second-summit/

_____. Third BRICS Summit Declaration. Diakses pada 20 Oktober 2015.

http://brics5.co.za/about-brics/summit-declaration/third-summit/

Page 113: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xxii

_____. Fourth BRICS Summit Declaration. Diakses pada 20 Oktober 2015.

http://brics5.co.za/about-brics/summit-declaration/fourth-summit/

_____. Fifth BRIC Summit Declaration. Diakses pada 20 Oktober 2015.

http://brics5.co.za/about-brics/summit-declaration/fifth-summit/

_____. Sixth BRIC Summit : Fortaleza Declaration and Action Plan. Diakses pada

21 Oktober 2015. http://www.voltairenet.org/article184790.html

Skripsi, Tesis, dan Disertasi:

Fadlinnisa. Implementasi Perspektif Liberalisme, Realisme, dan Konstruktifisme

terhadap Keberadaan BRICS Sebagai Forum Kerjasama Ekonomi

Negara-Negara Emerging Economies Periode 2009-2013.Universitas

Indonesia. 2013.

Nordiansyah, Eko. Dampak bergabungnya Afrika Selatan ke BRICS terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Afrika Selatan (2011-2013).UIN Jakarta. 2014.

Francisco K.N., Olympio. Transformation of The Organisation of African Unity

(OAU) : A New Vision for the 21st Century or Political Rhetoric?.

Germany.

Website dan Laporan Resmi :

About the Bretton Woods Institutions. http://www.brettonwoods.org/page/about-

the-bretton-woods-institutions

Africa Union. African Union Handbook. African Union Commission and New

Zealand Crown. 2016

Africa Union. History of the OAU and AU : The Organization Of African Unity

and The African Union. http://www.au.int/en/history/oau-and-au

Page 114: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xxiii

Jacob Zuma Speech. Address by President JG Zuma to G20 business leaders on

partnering with Africa‟s dynamic markets; Toronto, Canada – 24 June

2010. http://www.dirco.gov.za/docs/speeches/2010/jzum0625.html

___________. Lecture by President Jacob Zuma of the Republic of South Africa,

Renmin University, Beijing, China, 25 August 2010.

http://www.dirco.gov.za/docs/speeches/2010/jzum0825.html

___________. Address by President J G Zuma to the South Africa – China

Business Forum on the occasion of the State Visit to the People‟s Republic

of China, Beijing, China, 24 August 2010.

http://www.dirco.gov.za/docs/speeches/2010/jzum0824.html

Joint Declaration of The Heads of State and/or Goverment of Brazil, China, India,

Mexico and South Afrika Participating in The G8 Gleneagles Summit

Introduction. http://mea.gov.in/bilateral-

documents.htm?dtl/6746/Joint+Declaration+of+the+Heads+of+State+ando

r+Government+of+Brazil+China+India+Mexico+and+South+Africa+parti

cipating+in+the+G8+Gleneagles+Summit.

Kananaskis Summit Chair‟s Summary :

http://www.g8.utoronto.ca/summit/2002kananaskis/summary.html

Meeting with Russian and Foreign Media Following the G8 Summit.

http://en.kremlin.ru/events/president/transcripts/23087

Page 115: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xxiv

Press Conference of The President, 1997 :

http://www.state.gov/www/issues/economic/summit/clinton970622.html

Official Fourth BRICS Summit, New Delhi. http://archive.is/9nrW

Official Website Fifth BRICS Summit. http://brics5.co.za/

Unveiling of India‟s BRICS Logo and Launch of BRIC Website by External

Affairs Minister, http://mea.gov.in/press-

releases.htm?dtl/26558/Unveiling_of_Indias_BRICS_Logo_and_Launch_

of_BRICS_Website_by_External_Affairs_Minister

Artikel Online:

BRIC. 2009. Joint Statement of the BRIC Countries Leaders. [artikel online] ;

diakses pada 19 Oktober 2015. http://en.kremlin.ru/supplement/209.

_____. 2015. The Strategy for BRICS Economic Partnership. [artikel online] ;

diakses pada 20 Oktober 2015.

http://www.brics.mid.ru/bdomp/brics.nsf/Ufa_partnershipstrategy_eng.pdf.

_____. Info BRICS. [artikel online] ; diakses pada 20 Oktober 2015.

http://infobrics.org/history-of-brics/.

Gauteng Province. 2013. South Africa‟s Position in BRICS. Quarterly Bulletin.

[artikel online] ; diakses pada 21 Juni 2016.

http://www.treasury.gpg.gov.za/Documents/South%20African%20position

%20in%20BRICS.pdf.

Global Sherpa. BRIC Countries : Background, Key Facts, News and Original

Articles. [artikel online] ; diakses pada 21 Oktober 2015.

http://globalsherpa.org/bric-countries-brics/.

Manish Chand. 2010. Rusia India China Triangle : Promise and Reality. [artikel

online] ; diakses pada 1 November 2016.

http://in.rbth.com/articles/2010/06/30/300610_ric

Page 116: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xxv

Modi, Renu. Why is South Africa a BRIC (S) ?. [artikel online] ; diakses pada 28

Desember 2016. http://www.fairobserver.com/region/africa/why-south-

africa-brics/

Natalia Stapran, 2011. Russia-India-China : Acting in concert in South-East

Asia?. [artikel online] ; diakses pada 1 November 2016.

http://old.mgimo.ru/news/experts/document186479.pdf

___,. Putin Stand for Russia-China-India Strategic Cooperation. [artikel online] ;

diakses pada 1 November 2016.

http://en.people.cn/english/200010/01/eng20001001_51704.html

P Singh, Suresh dan Dube, Memory. 2012. BRICs and the World Order : A

Beginner‟s Guide. [artikel online] ; diakses pada 12 Oktober 2015.

http://cuts-international.org/brics-tern/pdf/BRICS_and_the_World_Order-

A_Beginners_Guide.pdf.

Panda, Ankit. 2016. Foreign Minister of Russia, India, China meet in Moscow.

[artikel online] ; diakses pada 1 November 2016.

http://thediplomat.com/2016/04/foreign-ministers-of-russia-india-china-

meet-in-moscow/

Onuf, Nicholas. Curriculum Vitae.[artikel online] ; diakses pada 8 Oktober 2016

https://pir.fiu.edu/people/faculty-emeritus/nicholas-onuf/

Page 117: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xxvi

Berita Online:

Mail and Guardian. 3 Juni 2010. Zuma Seeks to Boost Trade Links With India.

Diakses pada 05 Desember. http://mg.co.za/article/2010-06-03-zuma-

seeks-to-boost-trade-links-with-india

Mail and Guardian. 24 Desember 2010. South Africa invited to join BRIC Group.

Diakses pada 22 Oktober 2015. http://mg.co.za/article/2010-12-24-south-

africa-invited-to-join-bric-group.

New York Times.26 Maret 2013. Group of Emerging Nations Plans to Form

Development Bank. Diakses pada 20 Oktober 2015.

http://www.nytimes.com/2013/03/27/world/africa/brics-to-form-

development-bank.html?_r=0

Reuters 26 November 2008. Russia, Brazil call First BRIC Summit for 2009.

Diakses pada 10 Oktober 2016. http://www.reuters.com/article/us-brazil-

russia-idUSTRE4AP5H220081126

South Africa Info. 6 Agustus 2010. Zuma Visit Strengthens SA, Russia Ties.

Diakses 4 Desember 2016.

http://www.southafrica.info/news/international/russia-

060810.htm#.WETskLJ97IU

Page 118: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xxvii

LAMPIRAN

Lampiran 1

JOINT STATEMENT OF THE BRIC COUNTRIES LEADERS

JUNE 16, 2009 YEKATERINBURG, RUSSIA

We, the leaders of the Federative Republic of Brazil, the Russian Federation, the

Republic of India and the People‟s Republic of China, have discussed the current

situation in global economy and other pressing issues of global development, and

also prospects for further strengthening collaboration within the BRIC, at our

meeting in Ekaterinburg on 16 June, 2009.

WE HAVE ARRIVED AT THE FOLLOWING CONCLUSIONS:

1. We stress the central role played by the G20 Summits in dealing with the

financial crisis. They have fostered cooperation, policy coordination and political

dialogue regarding international economic and financial matters.

2. We call upon all states and relevant international bodies to act vigorously to

implement the decisions adopted at the G20 Summit in London on 2 April, 2009.

We shall cooperate closely among ourselves and with other partners to ensure

further progress of collective action at the next G20 Summit to be held in

Pittsburgh in September 2009. We look forward to a successful outcome of the

United Nations Conference on the World Financial and Economic Crisis and its

Impact on Development to be held in New York on 24-26 June 2009.

3. We are committed to advance the reform of international finàncial institutions,

so as to reflect changes in the world economy. The emerging and developing

economies must have greater voice and representation in international financial

institutions, and their heads and senior leadership should be appointed through an

open, transparent, and merit-based selection process. We also believe that there is

a strong need for a stable, predictable and more diversified international monetary

system.

4. We are convinced that a reformed financial and economic architecture should

be based, inter alia, on the following principles:

democratic and transparent decision-making and implementation process at the

international financial organizations;

solid legal basis;

compatibility of activities of effective national regulatory institutions and

international standard-setting bodies;

strengthening of risk management and supervisory practices.

Page 119: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xxviii

5. We recognize the important role played by international trade and foreign direct

investments in the world economic recovery. We call upon all parties to work

together to improve the international trade and investment environment. We urge

the international community to keep the multilateral trading system stable, curb

trade protectionism, and push for comprehensive and balanced results of the

WTO‟s Doha Development Agenda.

6. The poorest countries have been hit hardest by the financial crisis. The

international community needs to step up efforts to provide liquidity for these

countries. The international community should also strive to minimize the impact

of the crisis on development and ensure the achievement of the Millennium

Development Goals. Developed countries should fulfill their commitment of 0.7%

of Gross National Income for the Official Development Assistance and make

further efforts in increasing assistance, debt relief, market access and technology

transfer for developing countries.

7. The implementation of the concept of sustainable development, comprising,

inter alia, the Rio Declaration, Agenda for the 21st Century and multilateral

environmental agreements, should be a major vector in the change of paradigm of

economic development.

8. We stand for strengthening coordination and cooperation among states in the

energy field, including amongst producers and consumers of energy and transit

states, in an effort to decreasing uncertainty and ensuring stability and

sustainability. We support diversification of energy resources and supply,

including renewable energy, security of energy transit routes and creation of new

energy investments and infrastructure.

9. We support international cooperation in the field of energy efficiency. We stand

ready for a constructive dialogue on how to deal with climate change based on the

principle of common but differentiated responsibility, given the need to combine

measures to protect the climate with steps to fulfill our socio-economic

development tasks.

10. We reaffirm to enhance cooperation among our countries in socially vital

areas and to strengthen the efforts for the provision of international humanitarian

assistance and for the reduction of natural disaster risks. We take note of the

statement on global food security issued today as a major contribution of the

BRIC countries to the multilateral efforts to set up the sustainable conditions for

this goal.

11. We reaffirm to advance cooperation among our countries in science and

education with the aim, inter alia, to engage in fundamental research and

development of advanced technologies.

Page 120: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xxix

12. We underline our support for a more democratic and just multi-polar world

order based on the rule of international law, equality, mutual respect, cooperation,

coordinated action and collective decision-making of all states. We reiterate our

support for political and diplomatic efforts to peacefully resolve disputes in

international relations.

13. We strongly condemn terrorism in all its forms and manifestations and

reiterate that there can be no justification for any act of terrorism anywhere or for

whatever reasons. We note that the draft Comprehensive Convention against

International Terrorism is currently under the consideration of the UN General

Assembly and call for its urgent adoption.

14. We express our strong commitment to multilateral diplomacy with the United

Nations playing the central role in dealing with global challenges and threats. In

this respect, we reaffirm the need for a comprehensive reform of the UN with a

view to making it more efficient so that it can deal with today‟s global challenges

more effectively. We reiterate the importance we attach to the status of India and

Brazil in international affairs, and understand and support their aspirations to play

a greater role in the United Nations.

15. We have agreed upon steps to promote dialogue and cooperation among our

countries in an incremental, proactive, pragmatic, open and transparent way. The

dialogue and cooperation of the BRIC countries is conducive not only to serving

common interests of emerging market economies and developing countries, but

also to building a harmonious world of lasting peace and common prosperity.

16. Russia, India and China welcome the kind invitation of Brazil to host the next

BRIC summit in 2010.

Page 121: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xxx

Lampiran 2

Meeting with Russian and Foreign Media Following the G8

Summit

July 8, 2005 11:32

Gleneagles

Question: I have a question about terrorism. Yesterday you spoke of the need for

us all to act together to fight terrorism mercilessly. But in our society, both among

politicians and among the public, there is a certain amount of anti-western and

anti-American feeling. Does this have an effect on our efforts to fight terrorism?

Does it weaken our efforts?

President Vladimir Putin: In general, I think these anti-western and anti-American

feelings you are talking about are connected to the inadequate reaction certain

media outlets have had to tragic events that have taken place in our country. Some

media outlets, as you may recall, referred to the terrorists – evildoers of the likes

the world had not yet seen, those who took hostage the school in Beslan – as

fighters for who knows what cause, as „rebels‟ and so on. But this is certainly not

the line followed by the leadership in our partner countries, be it the United States

or our Western European partners. They are all firmly committed to fighting

terrorism resolutely, and I have absolutely no doubt on this point.

I think that we will all reach the point where we can get beyond these

misinterpretations of the real nature of events. When I say all of us, I mean the

politicians, the media and representatives of civil society. After tragedies of the

kind that struck Britain yesterday, we all become wiser and more experienced and

we all begin to realise more acutely that there can be no double standards and no

double way of looking at things, as we in Russia have tried to make clear on so

many occasions. I am absolutely convinced of this and I have no doubt that,

unfortunately, it is through such tragic mistakes that we learn, and I am certain

that we will join forces and we will be able to win this fight against terrorism.

Question: When the news came through of the bomb attacks in London, was there

a real danger that the summit would not continue its work? We see now that this

did not happen. Do you think the summit‟s agenda ended up being cut short, and

were you able to fully address all the questions that had been planned for the

meeting?

Vladimir Putin: I am sure there was no danger of the summit not continuing. I am

100-percent certain of this and don‟t doubt for a second that there was any danger

of it not going on. All my colleagues, all the G8 leaders gathered here in

Gleneagles, were firmly convinced that our work should and would continue. We

had no intention of satisfying the terrorists‟ wishes by stopping our work. All the

more so as the questions we were dealing with are all aimed at resolving various

Page 122: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xxxi

problems we face in the world today, at problems such as destitution, poverty, the

fight to achieve effective economic development in the world – at all these

problems that we also need to resolve in order to win the fight against terrorism.

All of this is part of the fight against terrorism in the broader sense.

So, not even yesterday‟s terrible tragedy could stop us. On the contrary, we were

full of determination to work through the agenda in full and complete all the work

that was planned. As for whether we had to trim the agenda, this was not the case,

of course. We did everything we had planned and even a little more, I think. We

also discussed other issues and, certainly, gave particular attention to yesterday‟s

tragic events and the need to unify our efforts in the fight against terrorism.

Question: Which question gave rise to the greatest debate during your

discussions? Of course, you would have been not just sitting down at the same

table together, but also speaking with each other in the corridors. What sorts of

things did you discuss and how would you describe the atmosphere?

Vladimir Putin: In the corridors we generally discussed the issues we did not get a

chance to discuss at our meetings together, and I think this is usually the case. All

our discussions, practically on every issue, were very lively indeed. It was not at

all like the old days of Communist Party congresses where everyone was

unanimous. Often one or another of us would express their own opinion and this

would start a debate. It really makes me happy to see that in this group of leaders

of eight countries, everyone knows how to listen to each other, respect each

others‟ point of view, take in what is being said and, if need be, even adjust their

own position. What I can say at any rate is that we had a very intensive and

effective discussion on all the issues on our agenda, on integrating developing

economies into the world system, opening up markets, the question of subsidies

for this or that sector in developed countries, issues on the international agenda,

Middle East peace settlement, the situation in Iraq and on the Syrian border,

nuclear non-proliferation and so on.

Question: Good afternoon, I want to raise a sore point…

Vladimir Putin: You have a sore point?

Question: Yes, very much so. I would like to know, how do you feel about the

fact that the G8 summit is totally closed off from an information point of view?

We are really shocked by the situation: we are working here just a few minutes

walk from the hotel, but over these three days here we have seen absolutely

nothing of what has been taking place. Is this a normal situation? Thank you.

Vladimir Putin: Well, it doesn‟t look to me like all of you gathered here are in a

state of shock.

Response: We are doing our utmost to hide it.

Page 123: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xxxii

Vladimir Putin: You are doing a very good job of it. I really can‟t tell that you are

in a state of shock.

As for the question of how open we are, I think that our work would lose its sense

if it were to take place constantly before the cameras. Open, intensive and

substantial work is impossible even with just one camera going the whole time.

It‟s simply impossible. Everyone would feel as if they were on stage in front of

millions of viewers and it wouldn‟t be the right conditions for producing

genuinely substantial work.

Regarding information on the G8‟s work, I think that the information provided is

really quite exhaustive. We don‟t have any secrets at all. There are no subjects not

made open to the public. Everything we discuss is made public and explained in

complete detail. There are no questions that I or any of my colleagues would try to

avoid answering. Everything is open.

The technical side of the work is another matter, and if you think that some

improvements could be made in this area then all of the G8 leaders and Russia, as

the presiding country in 2006, will examine what additional steps we can take to

ensure that the media are more involved in the day-to-day work at the G8

summits.

Question: Yesterday‟s horrific terrorist attack on London has forced many people

to consider taking new measures to combat terrorism. Could this fight against

terrorism lead to a clampdown in the civilised nations, and could this in turn

undermine the very foundations of democracy, undermine internal democracy?

Vladimir Putin: At first glance it does look as though taking tougher measures

against crime, against this absolute evil that is terrorism, could indeed lead to a

clampdown in our societies. But if we were to actually take that road we would be

playing right into the terrorists‟ hands, because this is exactly what they want.

Their goal is to destroy democracy and destroy democratic society, and we, of

course, will not do anything that could help them achieve this goal.

There is no doubt at all in my mind that democratic society has at its disposal

enough effective means for fighting terrorism and achieving results. The main

condition for our success, as I have stressed in the past, is for the international

community to unite and work together to prevent terrorists from slipping through

the cracks between us and to plug the gaps in our common defences. If we do this,

I am sure that our action will be far more productive and effective and that we will

achieve positive results together in this combat against terrorism.

Question: You announced that the next G8 summit would take place in St

Petersburg. Why did you choose St Petersburg? How did your colleagues react to

this choice, and what will be the main subjects on the agenda for the summit?

Page 124: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xxxiii

Vladimir Putin: Everyone generally accepts the host country‟s decision. We chose

St Petersburg for several reasons. One reason is that we won‟t need to spend extra

money preparing for the summit. We already did a lot of organisational work and

spent a considerable amount of money on the 300th anniversary of St Petersburg,

and it would be foolish to repeat this whole process again from scratch and spend

just as money again on preparing the G8 summit.

St Petersburg already has the infrastructure we need. Not even the Kremlin has

such infrastructure, because the Kremlin is not designed for these kinds of mass

events. What‟s more, in St Petersburg we can, or at least, we will try to organise

this event in such a way as not to place an excessive burden on the city‟s

infrastructure. Such are the main reasons for our choice, and they are essentially

technical considerations. As for our partners‟ reaction, it seems to me they are

genuinely happy and ready to come to St Petersburg.

Regarding the main subjects on the agenda, under Russia‟s presidency, the work

will follow on from previous summits, including this one. We cannot ignore the

question of overcoming poverty, and we cannot ignore the fight against terrorism.

At the same time, however, Russia proposes making world energy policy the key

issue for the next summit. Even during our discussions on global finances, world

trade and global economic development yesterday, more than two-thirds of our

attention was spent on energy issues. It is only natural that Russia, the world

leader on the energy market, should focus precisely on energy policy. If you put

together Russia‟s energy potential in all areas, oil, gas, and nuclear, our country is

unquestionably the world leader. We are most certainly ready to discuss all these

issues and want to make this the main subject for our summit.

These questions aside, I also think that if we are talking about overcoming poverty

and about global economic integration, we should not forget the interests of the

post-Soviet area. We also want to make this a part of our work on these issues.

Finally, I think that there are some issues that demand particular attention from

the G8 today, and these are issues that concern not only the world‟s poorest

countries, not only those who need our economic assistance and our political and

moral support.

You know, we tend to shy away from addressing certain problems we face in our

own countries. One of these is the demographic problem – a matter of great

importance for all of us. The fatter and richer we all become, the greater our

demographic problems become. All my colleagues agreed with me that we should

think about this over the coming year and make some decisions in St Petersburg at

our next summit that will have a positive impact on the situation in our countries.

You are no doubt familiar with the United Nations‟ forecasts in this area. All the

European countries are in a situation of demographic decline. The only G8

country with positive demographic growth is the United States, and this is thanks

Page 125: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xxxiv

to immigrants and the Latin American population. It is good that they have found

at least some way of resolving the problem, but I think that even there it is still not

enough. Today, therefore, when I consulted with my partners during the first part

of our meeting on whether they think we could also discuss this matter, they all

agreed. What‟s more, [EU Commission President] Mr Barroso said that a study

would soon be made of the demographic situation in the European Union, and this

could serve as the basis for the materials we will use to prepare this subject.

Question: Did the summit discuss the question of expanding the G8?

Vladimir Putin: No, this summit did not discuss this issue. If you are referring to a

possible enlargement, I would say that, as far my personal point of view goes,

discussing world trade and economic issues or world finances without, say, China

and India, is quite difficult. But there are two circumstances I would like to draw

to your attention in this respect.

First, Russia itself only recently became a member of the G8 and it would not be

proper for us to raise the issue of enlargement. Second, the countries I just

referred to, along with other countries, are regularly invited to take part in

discussions and their views are taken into account in work on preparing this or

that document. During Russia‟s presidency of the G8 we will continue this

practice.

Question: By what percentage can Russia increase its oil supplies to the G8

countries and over what time-frame?

Vladimir Putin: Russia is constantly increasing its supplies to the world markets,

and not just to the G8 countries but to all players on the market. It would be a bad

thing if we started just dealing amongst ourselves in our own little club. It would

be a very negative signal for the rest of the world. The world, fortunately, does not

consist of the G8 countries alone but is far broader, far more interesting and

diverse. Our task is not just to resolve the problems we face, such as the

demographic problem, which is of particular importance above all for the G8

countries, but, working from an economic point of view, our task is to help make

the world more harmonious and make the rules governing international economic

interaction more democratic.

In this respect we remain committed to market mechanisms for the global

economy. We will increase our supply of energy resources to the world market

and we will also continue to work on developing nuclear energy. Regarding

nuclear energy, there are also many non-proliferation issues that we need to

discuss, as this is a very sensitive subject.

Regarding increases in our energy production and supplies, what I can tell you is

that, first, Russia currently produces around 470 million tons of oil a year – we

Page 126: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xxxv

will increase production – and we export around 230 tons of this total. We plan to

raise export supplies to 250 million-270 million tons a year.

Second, there are agreements that we have already signed and that have already

come into effect. From 2010, we will increase our gas supplies to Western Europe

by 40 million cubic metres. These are contracts that are already signed. In order to

carry out these ambitious plans we are going to expand our transport capacity,

both railway and pipeline transport. In this aim we intend to implement two major

oil transport projects. One will be in the Far East with a terminus on the Pacific

coast, the first stage starting this year. Construction will take around three years

and will see 30 million tons of oil pumped to the station of Skovorodino on the

Chinese border.

Of these 30 million tons, 20 million tons will be shipped to the Chinese market

and 10 million will be taken by rail transport to the Pacific coast. As the oil in this

pipeline increases through the development of new sources and fields in Eastern

Siberia, we will build a second section of the pipeline that will run right to the

Pacific coast. This system will then be pumping 50 million tons with an outlet on

the White Sea. The sea is deep there and big tankers, even 500,000-ton capacity

tankers can navigate there. From there, oil can be shipped to any point, to any

market, including to the U.S. market.

We also plan to increase our liquefied gas production. The technology for

producing liquefied gas is improving all the time and is becoming a lot cheaper

and this creates economic opportunities for us to expand our work and it means

that our liquefied gas is competitive on the North American market. This year, our

tankers will deliver the first shipment of liquefied gas from Gazprom to the

consumers. We will develop our transport capacity, including by taking the Blue

Stream pipeline on the bed of the Black Sea to its full design capacity. Today we

are pumping around 4 billion cubic metres through this system but this could be

raised to 16 billion. We will raise capacity by 2 billion cubic metres a year. We

are ready to work together with Ukraine and develop the pipeline system there, so

long as they do not siphon off gas. Yet another direction is through Belarus and

Poland.

Finally, most important of all, there is the construction of the Northern European

gas pipeline. There are a number of different capacity options open here. The

pipeline will be laid on the Baltic Seabed. Finally, there is another possibility: we

are engaged in active talks with our Norwegian partners, who have an extensive

and well-developed pipeline system. There won‟t be enough Norwegian gas to

keep this system running at full capacity within a decade. The experts are all well

aware of this. The Norwegians are a very good partner for us and we hope that

this partnership will have visible, positive results for the entire world economy,

including for the G8 countries.

Page 127: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xxxvi

Question: it‟s well known that the G8 is in many ways based on personal

diplomacy. Could you tell us about the personal relations within the G8? For

example, do you think the cooling in relations brought about after the events in

Iraq is over now? Are there any particularly close alliances within the G8? How

do personal relations influence relations between states in general?

Vladimir Putin: I‟m not about to „undress the G8‟ for you. I won‟t say anything on

this point.

Question: Two years ago, you set the objective of doubling GDP within ten years.

Given the serious divergences within the government on this question and also the

slowdown in growth, do you think this goal is still realistic?

Vladimir Putin: Yes, I did indeed say that it was our objective to double GDP

within a decade, and I declared this goal two or three years ago. But when it

comes down to it, what I said is not so important; most important is what the

experts calculate. The calculations show that in order to reach this goal, our

economy needs to grow by around 7 percent a year. We have had an average

annual growth rate of 7.1 percent in the Russian economy over the last five years.

The Economic Development and Trade Ministry planned for growth of 5.4

percent last year, but the Russian economy in fact grew by 7.2 percent. As for the

slowdown in growth this year, it‟s still early days yet – we still need to wait until

the end of the year to see what results activity in the agricultural sector has

produced.

What we see is that, overall, the development forecast for the world economy is

slightly lower than it was last year. Given that the Russian economy is becoming

more and more integrated into the world economy, there is nothing surprising that

this overall slowdown should also be reflected in our economy. But I will insist

that our government look for ways to reach the goals we have set. I don‟t know

how it works in your country, but I know that in Russia if we don‟t set big goals,

we won‟t be able to resolve the smaller problems we face.

Question: Although you did not have a separate bilateral meeting with the U.S.

President, you no doubt did have the chance to talk together. Could you tell us

what questions you discussed primarily?

Vladimir Putin: I had quite active contact with my colleagues in general,

including with President Bush. We discussed a broad range of matters. Above all,

we spoke about the problem of terrorism in the world and increasing our

cooperation in this area. We also discussed our economic interaction in the

context of approving the protocol on Russia‟s accession to the World Trade

Organisation. These were the main subjects we talked about. Our experts

discussed the need to clarify the list of mutual tasks, and it is an impressive list.

So, a substantial amount of important work was accomplished at expert level.

Page 128: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xxxvii

Question: It is no secret that Russia is not the world‟s wealthiest country. What do

we stand to gain from providing aid to African countries?

Vladimir Putin: I think we already gained a great deal from the assistance we have

provided in the past. I would like to note that first the Soviet Union and then

Russia have always had a special relationship with the African continent. A large

number of Africa‟s present leaders studied in the Russian Federation. It would be

simply foolish to let slip this immense political capital that we so greatly need

today. The previous generation of our citizens built up this special relationship at

a substantial cost and it would be foolish indeed to simply throw it all away.

What form does our assistance take today? Above all, it takes the form of writing

off debts. We are one of the leaders in this respect. What we are talking about here

is writing off the debts of countries whose level of economic development makes

it impossible for them to ever be able to repay these debts. We are therefore taking

steps to help them. Another area of assistance to the poorest countries, including

in Africa, is in helping them solve healthcare and education problems. By the

way, I want to make the issues of fighting the most dangerous diseases and

improving education part of the agenda for the G8 summit in 2006. We also have

to deal with these problems in our own country. We need to work out a common

approach and a common philosophy and put in place the mechanisms for

resolving these issues.

Question: Why did you set a date for your meeting with [Japanese Prime

Minister] Junichiro Koizumi even though differences of opinion on the territorial

issue still remain? What are your expectations of this visit? What needs to be done

for Russia and Japan to sign a peace treaty?

Vladimir Putin: Regarding the date for the visit to Japan, we went along with the

Japanese side‟s wishes. We had proposed several options but our Japanese friends

found the date that you mentioned most convenient. For our part, we have no

objection, as we agreed on a date that would be convenient for both sides.

Regarding the main point in your question, the territorial issue – I would call it the

problem of signing a peace treaty – I think you will agree with me that in order to

someday settle this question, we need to work on it together, and in order to work

on it, we need to meet, to understand each other and trust each other. In order to

trust each other, we need to build up our cooperation. These are the issues we

intend discussing during my visit to Japan.

Question: Many politicians have not been very flattering about the work of [Prime

Minister] Mikhail Fradkov‟s cabinet. Are you satisfied with the government‟s

work? How do you feel about the fact that personal conflicts arise between the

Prime Minister and his subordinates?

Page 129: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xxxviii

Vladimir Putin: When I was a child I was taught to make no requests and feel no

regrets. That is one of the golden rules I try to follow. I don‟t think the Prime

Minister has compromised himself in any way and deserves any particular public

condemnation. As for criticism of the Prime Minister‟s work, it is a normal thing

in any country. Regarding Mr Fradkov, I am able to make an objective assessment

of his work and I think that he is doing a perfectly satisfactory job of carrying out

his duties.

As for the problem you mentioned regarding public discussion between

subordinates – I don‟t think this was the best way the Prime Minister could have

organised his work, but this was his decision and it is his right.

Question: At the Shanghai Cooperation Organisation summit that just took place

in Kazakhstan, the organisation‟s members agreed to ask the members of the anti-

terrorist coalition to examine a timetable for withdrawing their bases from Central

Asia. Was this issue discussed here? Did you sound out your coalition partners on

the possible timetable for the withdrawal of their bases from Central Asia and

their reaction to this idea?

Vladimir Putin: First of all, I want to say that the anti-terrorist coalition does not

have any modern bases on Central Asian territory. They do have air force

contingents temporarily stationed there in order to take part in the anti-terrorist

operations in Afghanistan. At the time that this issue was being settled our U.S.

colleagues asked us to support them and we gave them our support. At that time it

was made clear that these contingents, above all air force contingents, would be

stationed there temporarily, for the duration of the anti-terrorist operation. We

discussed this personally on many occasions. I do not thing that we discussed

anything surprising or unexpected at the Shanghai Cooperation Organisation

summit in Astana. There was nothing unusual, nothing out of the ordinary and

certainly nothing directed against anyone else in what we discussed. It was simply

that the countries that have made their territory available to these contingents

would like to know how their partners view the idea of the completion of anti-

terrorist operations in Afghanistan. Elections have been held successfully there

and this means that part of the process is now complete and the country is ready

for parliamentary elections. There is nothing unusual in this discussion – it is

normal, routine work.

Question: The documents signed in Astana declare that the Shanghai Cooperation

Organisation countries will develop new mechanisms for responding to

emergency situations. What is implied here? Are we talking about some kind of

information exchanges or will joint military operations be held in the future?

Vladimir Putin: No military operations of any kind are being discussed. What we

are talking about is above all providing moral and political support for each other

and making the necessary exchanges, including of information. As for responding

Page 130: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xxxix

to a potential external aggressor, these problems are not discussed at all within the

Shanghai Cooperation Organisation framework.

Question: The news has appeared in the press that Gazprom is interested in

buying Sibneft, and then in Astana, Rosneft also said it was interested in buying

Sibneft‟s assets because it would be a major asset. Does the state have a position

on this matter?

Vladimir Putin: The state has no position at this point. I know that Gazprom and

Sibneft have held talks. I think that this is not a state priority, but is a private

affair, including for the owners of Sibneft. I won‟t hide that I discussed this with

Sibneft and I stressed that they should approach it as a market deal, if they want to

go ahead with it at all. The fact that a state company wants to buy Sibneft‟s assets

does not mean that the state shares this same objective. The company‟s

shareholders are all informed about the situation and, to be honest, I don‟t know

what decision they will make and how much of their assets they will sell and to

whom.

From here the President‟s meeting with the Russian and foreign media continued

as an informal discussion

Page 131: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xl

Lampiran 3

JOINT DECLARATION OF THE HEADS OF STATE AND/OR

GOVERNMENT OF BRAZIL, CHINA, INDIA, MEXICO AND

SOUTH AFRICA PARTICIPATING IN THE G8

GLENEAGLES SUMMIT INTRODUCTION

1. We, the Heads of State and/or Government of Brazil, China, India, Mexico

and South Africa thank Prime Minister Tony Blair for the invitation to

participate at the G8 Gleneagles Summit.

2. At the historical juncture of the UN 60th anniversary and other important

upcoming events this year, including the process of UN reforms aimed at

providing a greater voice to developing countries in UN decision-making, the

Gleneagles Summit is an opportunity to give stronger impetus to these

processes and to send a positive message on international cooperation. This

should be achieved through the promotion of multilateralism, the

enhancement of North-South cooperation, as well as through a renewed

commitment to sustainable development and the harnessing of the benefits of

globalization for all.

3. We reaffirm the role of South-South cooperation in the context of

multilateralism, and the need to strengthen it. We are fully committed to close

coordination and cooperation to meet the challenges arising from

globalization, and to promote the common interest of developing countries by

striving to more effectively bring together our priorities and international

engagement strategies. We recall the outcome of the Second South Summit

held in Doha in June 2005, which recognised the importance of initiatives

such as the "Action against Hunger and Poverty", and the proposal for the

Southern Development Fund.

Global Economic Issues

4. More stability and certainty in the world economy are paramount, together

with an international context that provides developing countries with better

and more equitable opportunities. Developing countries usually bear the brunt

of crises and macroeconomic imbalances in the major economies that are in a

position to spur conditions for global economic growth and development.

5. The persistence of hunger and poverty, even when the means to eliminate

them are available, is a major obstacle to sustainable development.

6. The mobilization of international support for raising additional financial

resources for development and the fight against hunger and poverty, through

the effective implementation of the agreements and commitments reached by

the international community in the "Consensus of Monterrey" agreed at the

Conference on Financing for Development of the United Nations, is a

Page 132: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xli

necessary condition to reach the targets and objectives established in the

"Millennium Declaration". Thus, we should preserve the coherence, the

association, the will, and the sense of shared responsibility that are the

common elements and principles that have to be adopted by every member of

the international community if we are to see successful results.

7. The Millennium Development Goals cannot be timely and fully implemented

with the current levels of ODA, which remain focused on short-term projects

and vary according to the budgetary and policy priorities of donor countries.

Therefore, donor countries should fulfil their commitments and reach the

target of at least 0.7% of their GDP's allocated to ODA. This would greatly

assist the funding of national and regional initiatives to combat poverty and

hunger.

8. We welcome the decision adopted by the G-8 Finance Ministers to promote

further debt relief for a number of the Least Developed Countries.

9. The removal of trade barriers to products and services of interest to

developing countries is essential for development, the fight against poverty

and the protection of the environment. The Doha Development Agenda

explicitly places the development dimension at the heart of current trade

negotiations. However, more progress is needed to implement this collective

commitment. There is a need to redress the development deficit which

became more acute as a result of the Uruguay Round agreements.

10. The international community needs to send a clear and positive signal to the

Doha round of trade negotiations that the success of the 6th Ministerial

Meeting of the WTO, to be held in Hong Kong, China, in December 2005, is

essential. In this connection, a fundamental requirement is to achieve

substantive progress, by the end of July 2005, regarding agricultural

negotiations, access to non-agricultural markets, services, trade facilitation

and rules. Trade-distorting domestic support for agriculture in developed

countries must be substantially reduced and all forms of export subsidies

must be eliminated by a date to be agreed.

11. All members of the international community should work together for the

reform of the current international economic system to make it stronger and

supportive of development, including through reforming the Bretton Woods

Institutions and assuring greater say to developing countries.

Climate change

12. Climate change has, and for the foreseeable future will continue to have, a

profound impact on the development prospects of our societies. The United

Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) and its

Page 133: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xlii

Kyoto Protocol establish a regime that adequately addresses the economic,

social and environmental aspects of sustainable development.

13. The international regime represented by the UNFCCC and its Kyoto Protocol

rests on the differentiation of obligations among Parties, according to the

principle of common but differentiated responsibilities of States. Developed

countries should therefore take the lead in international action to combat

climate change by fully implementing their obligations of reducing emissions

and of providing additional financing and the transfer of cleaner, lowemission

and cost-effective technologies to developing countries.

14. In line with the principle of common but differentiated responsibilities, the

UNFCCC and the Kyoto Protocol do not provide for any quantitative targets

for emission reductions for developing countries but still require these

countries to implement appropriate policies and measures to address climate

change, taking into account their specific circumstances and with the support

of developed countries.

15. The Clean Development Mechanism (CDM) incorporated in the Kyoto

Protocol provides an important and innovative framework for the

participation of developing countries in international efforts to address

climate change. In addition, our countries have already carried out mitigation

and adaptation efforts that precede and complement those related to the

CDM.

16. The Gleneagles Summit should recognise that the Convention establishes

economic and social development and poverty eradication as the first and

overriding priorities of developing countries. As such, there is an urgent need

for the development and financing of policies, measures and mechanisms to

adapt to the inevitable adverse effects of climate change that are being borne

mainly by the poor.

17. Changes in the unsustainable production and consumption patterns in the

industrialized countries must be implemented. Energy efficiency and

renewable energy sources, such as solar, wind and hydro-electrical power,

and bio-fuels such as ethanol and biodiesel, offer opportunities that deserve

careful consideration.

18. We urge the G-8 leaders and the international community to devise

innovative mechanisms for the transfer of technology and to provide new and

additional financial resources to developing countries under the UNFCCC

and its Kyoto Protocol. For this purpose, we propose a new paradigm for

international cooperation, focused on the achievement of concrete and

properly assessed results, taking fully into account the perspective and needs

of developing countries. Such a paradigm must ensure that technologies with

a positive impact on climate change are both accessible and affordable to

Page 134: KEPUTUSAN BRIC MENERIMA AFRIKA SELATAN SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41968/2/RENDY... · PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL . ... alasan yang

xliii

developing countries and will require a concerted effort to address questions

related to intellectual property rights. Additional financial resources, apart

from those already available through ODA, should be directed to developing

countries to enable them to access critical technologies. Collaborative

research for new technologies, involving both developed and developing

countries, also needs to be encouraged.