konferensi asia afrika

Upload: latief-ichsanuddin

Post on 18-Jul-2015

682 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

KONFERENSI ASIA-AFRIKAKelompok 1 : - Latief Ichsanuddin - M Reza Ali R. - Moch. Arju Tasbih - Moch. Munip Ashari - Moch. Adharul imron - Moch. Faqih Nur Asgaf

SEJARAH SINGKAT KONFERENSI ASIAAFRIKA

LATAR BELAKANG

Lahirnya dua blok kekuatan yang bertentangan secara ideologi maupun kepentingan, yaitu Blok Barat dan Blok Timur Banyak daerah di Asia Afrika menjadi negara merdeka dan banyak pula yang masih berjuang bagi kemerdekaan negara dan bangsa mereka Bangsa-bangsa Asia Afrika dilanda kekhawatiran akibat makin dikembangkannya pembuatan senjata nuklir yang bisa memusnahkan umat manusia Situasi dalam negeri dibeberapa negara Asia Afrika yang telah merdeka masih terjadi konflik antar kelompok masyarakat sebagai akibat masa penjajahan (politik devide et impera) dan perang dingin antar blok dunia tersebut.

LAHIRNYA IDE KONFERENSIKeterangan Pemerintah Indonesia tentang politik luar negeri yang disampaikan oleh Perdana Menteri Mr. Ali Sastroamidjojo, di depan parlemen pada tanggal 25 Agustus 1953 Pernyataan Perdana Menteri Indonesia I Konferensi Kolombo yang dilaksanakan pada tanggal 28 April sampai dengan 2 Mei 1954 membicarakan masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama.

USAHA USAHA PERSIAPAN KONFERENSIPemerintah Indonesia melakukan pendekatan melalui saluran diplomatik kepada 18 negara Asia Afrika Melakukan usaha-usaha penyelidikan atas kemungkinan diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika Atas undangan Perdana Menteri Indonesia, para Perdana Menteri peserta Konferensi Kolombo (Birma, Srilanka, India, Indonesia, dan Pakistan) mengadakan konferensi di Bogor pada tanggal 28 dan 29 Desember 1954, yang dikenal dengan sebutan Konferensi Panca Negara

TUJUAN KONFERENSI

Untuk memajukan goodwill (kehendak yang luhur) dan kerja sama antara bangsa-bangsa Asia dan Afrika, untuk menjelajah serta memaj ukan kepentingan-kepentingan mereka, baik yang silih ganti maupun yang bersama, serta untuk menciptakan dan memajukan persahabatan serta perhubungan sebagai tetangga baik Untuk mempertimbangkan soal-soal serta hubunganhubungan di lapangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan negara yang diwakili Untuk mempertimbangkan soal-soal yang berupa kepentingan khusus bangsa-bangsa Asia dan Afrika, misalnya soal-soal yang mengenai kedaulatan nasional dan tentang masalahmasalah rasialisme dan kolonialisme Untuk meninjau kedudukan Asia dan Afrika, serta rakyatrakyatnya di dalam dunia dewasa ini serta sumbangan yang dapat mereka berikan guna memajukan perdamaian serta kerja sama di dunia.

STRUKTUR ORGANISASI PANITIA PELAKSANA

Indonesia membentuk sekretariat konferensi yang diwakili oleh negara-negara penyelenggara. Sekretariat Bersama (Joint Secretariat) oleh lima negara penyelenggara. Di dalam Sekretariat Bersama itu terdapat 10 (sepuluh) orang staf yang melaksanakan pekerjaan sehari-hari, terdiri atas 2 (dua) orang dari Birma, seorang dari Srilanka, 2 (dua) orang dari India, 4 (empat) orang dari Indonesia, dan seorang dari Pakistan. Selain itu terdapat pula 4 (empat) komite terdiri atas Komite Politik, Komite Ekonomi, Komite Sosial, Komite Kebudayaan. Selain itu, ada pula panitia yang menangani bidangbidang : keuangan, perlengkapan, dan pers. Pemerintah Indonesia sendiri pada tanggal 11 Januari 1955 membentuk Panitia Interdepartemental (Interdepartemental Committee) Di Bandung, tempat diadakannya konferensi, dibentuk Panitia Setempat (Local Committee) pada tanggal 3 Januari 1955

PESERTA DAN WAKTU KONFERENSI25 negara, yaitu : Afganistan, Kamboja, Federasi Afrika Tengah, Republik Rakyat Tiongkok (China), Mesir, Ethiopia, Pantai Emas (Gold Coast), Iran, Irak, Jepang, Yordania, Laos, Lebanon, Liberia, Libya, Nepal, Filipina, Saudi Arabia, Sudan, Syria, Thailand (Muang Thai), Turki, Republik Demokrasi Viet-nam (Viet-nam Utara), Viet-nam Selatan, dan Yaman Waktu konferensi ditetapkan pada minggu terakhir April 1955.

PELAKSANAAN KONFERENSISejak pukul 07.00 WIB kedua tepi sepanjang Jalan Asia Afrika dari mulai depan Hotel Preanger sampai dengan kantor pos, penuh sesak oleh rakyat yang ingin menyambut dan menyaksikan para tamu dari berbagai negara Sekitar pukul 08.30 WIB, para delegasi dari berbagai negara berjalan meninggalkan Hotel Homann dan Hotel Preanger menuju Gedung Merdeka secara berkelompok untuk menghadiri pembukaan Konferensi Asia Afrika Kira-kira pukul 09.00 WIB, semua delegasi masuk ke dalam Gedung Merdeka.

Kemudian rombongan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta Setelah diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia maka Presiden RI Ir. Soekarno mengucapkan pidato pembukaan yang berjudul "LET A NEW ASIA AND NEW AFRICA BE BORN" (Lahirlah Asia Baru dan Afrika Baru) pada pukul 10.20 WIB Pada pukul 10.45 WIB., Presiden RI Ir. Soekarno mengakhiri pidatonya, dan selanjutnya bersama rombongan meninggalkan ruangan. Perdana Menteri Indonesia, sebagai pimpinan sidang sementara, membuka sidang kembali Dalam memutuskan sesuatu akan ditempuh sistem musyawarah dan mufakat (sistem konsensus) dan untuk menghemat waktu tidak diadakan pidato sambutan delegasi

Perdana Menteri Indonesia akan dipilih sebagai ketua konferensi Sidang konferensi terdiri atas sidang terbuka untuk umum dan sidang tertutup hanya bagi peserta konferensi. Dibentuk tiga komite, yaitu Komite Politik, Komite Ekonomi, dan Komite Kebudayaan Semua kesepakatan tersebut selanjutnya disetujui oleh sidang dan susunan pimpinan konferensi adalah sebagai berikut : Ketua Konferensi : Mr. Ali Sastroamidjojo, Perdana Menteri Indonesia Ketua Komite Politik Mr. Ali Sastroamidjojo, Perdana Menteri Indonesia Ketua Komite Ekonomi : Prof. Ir. Roosseno, Menteri Perekonomian Indonesia Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Moh. Yamin, Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia

Setelah melalui sidang-sidang yang menegangkan dan melelahkan selama satu minggu, maka pada pukul 19.00 WIB. (terlambat dari yang direncanakan) tanggal 24 April 1955 Sidang Umum terakhir Konferensi Asia Afrika dibuka Dalam komunike terakhir itu diantaranya dinyatakan bahwa Konferensi Asia Afrika telah meninjau soal-soal mengenai kepentingan bersama negara-negara Asia dan Afrika dan telah merundingkan cara-cara bagaimana rakyat negara-negara ini dapat bekerja sama dengan lebih erat di bidang ekonomi, kebudayaan, dan politik Yang paling mashur dari hasil konferensi ini ialah apa yang kemudian dinamakan Dasa Sila Bandung, yaitu suatu pernyataan politik berisi prinsip-prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerja sama dunia

Kesepuluh

prinsip itu ialah :

1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuantujuan serta azas-azas yang termuat dalam piagam PBB. 2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa-bangsa. 3. Mengakui persamaan semua suku-suku bangsa dan persamaan semua bangsa-bangsa besar maupun kecil. 4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal soal dalam negeri negara lain. 5. Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara sendirian atau secara kolektif, yang sesuai dengan Piagam PBB.

6. a. Tidak mempergunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu dari negara-negara besar. b. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain. 7. Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik sesuatu negara. 8. Menyelesaikan segala perselisihan-perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hakim atau pun lain-lain cara damai lagi menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan, yang sesuai dengan Piagam PBB. 9. Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama. 10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasio-nal.

PENUTUPDalam penutup komunike terakhir dinyatakan bahwa Konferensi Asia Afrika menganjurkan supaya kelima negara penyelenggara mempertimbangkan untuk diadakan pertemuan berikutnya dari konferensi ini, dengan meminta pendapat negara-negara peserta lainnya Konferensi Asia Afrika telah membakar semangat dan menambah kekuatan moral para pejuang bangsa-bangsa Asia dan Afrika Jiwa Bandung dengan Dasa Silanya telah mengubah pandangan dunia tentang hubungan internasional.

PENGARUH KONFERENSI ASIA AFRIKA BAGI SOLIDARITAS DAN PERJUANGAN KEMERDEKAAN BANGSA DI ASIA DAN AFRIKA

Perintis dalam membina solidaritas bangsa-bangsa dan merupakan titik tolak untuk mengakui kenyataan bahwa semua bangsa di dunia harus dapat hidup berdampingan secara damai. Cetusan rasa setia kawan dan kebangsaan bangsabangsa Asia Afrika untuk menggalang persatuan. Penjelmaan kebangkitan kembali bangsa-bangsa di Asia dan Afrika Pendorong bagi perjuangan kemerdekaan bangsa di dunia pada umumnya serta di Asia dan Afrika khususnya. Memberikan pengaruh yang besar terhadap perjuangan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam mencapai kemerdekaannya. Banyak negara-negara Asia-Afrika yang merdeka kemudian masuk menjadi anggota PBB.

DAMPAK YANG PENTING DALAM PERKEMBANGAN DUNIA PADA UMUMNYA

Konferensi Asia Afrika mampu menjadi penengah dua blok yang saling berseteru sehingga dapat mengurangi ketegangan/dtente akibat Perang Dingin dan mencegah terjadinya perang terbuka. Gagasan Konferensi Asia Afrika berkembang lebih luas lagi dan diwujudkan dalam Gerakan Non Blok. Politik bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Burma (Myanmar), dan Sri Lanka tampak mulai diikuti oleh negaranegara yang tidak bersedia masuk Blok Timur ataupun Blok Barat. Belanda cemas dalam menghadapi kelompok Asia Afrika di PBB sebab dalam Sidang Umum PBB, kelompok tersebut mendukung tuntutan Indonesia atas kembalinya Irian Barat ke pangkuan RI. Australia dan Amerika Serikat mulai berusaha menghapuskan diskriminasi ras di negaranya.

VIDEO SINGKAT KAA

TERIMA KASIHSEMOGA BERMANFAAT