kepuasan pernikahan pada pasangan educated...

50
KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED URBAN DI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA (Studi tentang Pengaruh Determinan Altruisme dan Spiritualitas) Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kelulusan dan Guna Memperoleh Gelar Magister Agama (MA) dalam Ilmu Pengkajian Islam Konsentrasi Psikologi Islam Oleh HARMATHILDA 13.2.00.1.16.0001 Promotor Prof. Dr. ABDUL MUJIB, M.Ag, M.Si SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 / 2017 H

Upload: vuongtruc

Post on 29-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED URBAN DI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

(Studi tentang Pengaruh Determinan Altruisme dan Spiritualitas)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kelulusan dan Guna Memperoleh Gelar

Magister Agama (MA) dalam Ilmu Pengkajian Islam Konsentrasi Psikologi Islam

Oleh

HARMATHILDA

13.2.00.1.16.0001

Promotor

Prof. Dr. ABDUL MUJIB, M.Ag, M.Si

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 / 2017 H

Page 2: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

ii

“Keberhasilan hanya untuk mereka yang benar - benar konsisten dan fokus

pada perjuangan mencapai keberhasilan itu. Menyerah itu tidak ada, yang

ada hanya kemalasan untuk bangkit dari keterpurukan”

(Mathilda H. Soleh)

Tesis ini dipersembahkan untuk :

Kedua orang tua tercinta, Hasanusi Soleh & Mas’ar Arasj

Suami tersayang, Andi Hermawan

Dan

Ketiga anak kami, Muhammad Artiorinu Herlito

Aisha Anmamiraj Hermaira

Khadija Anmalira Hermawan

Page 3: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

iii

SURAT PERNYATAAN

Saya, yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Harmathilda

NIM : 13.2.00.1.16.01.0001

Jenjang : Magister (S2)

Program Studi : Pengkajian Islam

Kosentrasi : Psikologi Islam

Promotor : Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul ‚Kepuasan Pernikahan

pada Pasangan Educated Urban di Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Studi tentang

Pengaruh Determinan Altruisme dan Spiritualitas)‛ adalah hasil karya asli saya,

kecuali kutipan – kutipan yang disebutkan sumbernya. Apabila terdapat kesalahan

dan kekeliruan didalamnya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Selain itu apabila terdapat plagiasi yang dapat berakibat diberikan sanksi berupa

pencabutan gelar oleh Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta maka saya siap menanggung resikonya.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 17 Februari 2017

Saya yang membuat pernyataan,

Harmathilda

NIM 13.2.00.1.16.01.0001

Page 4: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

iv

SURAT PERSETUJUAN PROMOTOR / PENGUJI\\

Tesis dengan judul ‚Kepuasan Pernikahan pada Pasangan Educated Urban di Daerah

Khusus Ibukota Jakarta (Studi tentang Pengaruh Determinan Altruisme dan

Spiritualitas)‛, yang ditulis oleh :

Nama : Harmathilda

NIM : 13.2.00.1.16.01.0001

Jenjang : Magister (S2)

Program Studi : Pengkajian Islam

Kosentrasi : Psikologi Islam

Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari Senin, 13 Februari 2017 dihadapan

tim penguji dan telah dinyatakan Lulus. Tesis ini telah diperbaiki sesuai dengan

saran, komentar dan petunjuk tim penguji sehingga disetujui untuk diajukan ke Ujian

Promosi Tesis.

Jakarta, Februari 2017

NO N A M A TANDA

TANGAN TANGGAL

1 Dr. JM Muslimin, MA.

(Ketua Sidang Merangkap Penguji)

2 Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag., M.Si.

(Promotor Merangkap Penguji)

3 Prof. Dr. Achmad Mubarok, MA.

(Penguji)

4 Dr. Gazi, M.Si

(Penguji)

Page 5: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian tesis ini. Salawat dan

Salaam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penelitian ini disusun

dalam rangka penyusunan Tesis yang menjadi salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Magister Agama (MA) dari Sekolah Pascasarjana Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini terselesaikan dengan dukungan penuh dari suami tercinta, Andi

Hermawan. Doa dari kedua orang tua, Drs. H. Hasanusi Soleh, M.Pd dan Hj. Mas’ar

Arasj. Tak terlupakan terimakasih untuk pengertian anak – anak kami, Muhammad

Artiorinu Herlito, Aisha Anmamiraj Hermaira & Khadija Anmalira Hermawan

terutama di saat terakhir penyelesaian.

Ucapan terima kasih kepada Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr.

Dede Rosyada, MA., kepada Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA., beserta Ketua Program Doktoral Prof. Dr.

Didin Saefuddin, MA., dan Ketua Program Magister Dr. JM. Muslimin, MA.

Penelitian ini tidak lepas dari bimbingan dan kesediaan waktu luangnya Prof.

Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si untuk berdiskusi. Selain itu, penulis juga mengucapkan

terima kasih atas saran dan kritikan membangun dari Prof. Dr. Iik Arifin Mansurnoor,

MA., Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA., Prof. Dr. Zulkifli, MA., Prof. Dr. Abuddin

Nata, MA., Prof. Dr. Achmad Mubarok, MA., Dr. Ahmad Dardiri, MA.,

Suparto, M.Ed., Ph.D., Dr. Gazi, M.Si., dan Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D.,

sehingga mendapatkan banyak ilmu mengenai penulisan karya ilmiah. Terima kasih

juga kepada seluruh civitas akademik yang turut memberikan iklim belajar yang

kondusif, dan kepada semua pihak yang telah bersedia menyediakan waktu luangnya

membantu penulis dalam mengisi kuisioner serta wawancara guna memberikan

informasi dan pengetahuan yang diperlukan penulis selama melakukan penelitian ini.

Teman – teman seperjuangan di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang tidak mungkin disebutkan satu persatu namanya, khususnya teman –

teman CherryBello 2013, terima kasih telah menjadi teman berbagi kebahagiaan dan

kesulitan selama masa-masa perkuliahan.

Akhir kata, penulis mengucapkan selamat membaca, semoga bermanfaat dan

dapat menambah wawasan kita bersama. Kritikan, saran dan rekomendasi yang

membangun sangat terbuka dan diharapkan demi kebaikan dan pengembangan

penelitian ini, khususnya di bidang Psikologi Islam, Aamiin.

Page 6: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Pedoman transliterasi Arab - Latin yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

A. Konsonan

b = ب

t = ت

th = ث

j = ج

h{{{{ = ح

kh = خ

d = د

dh = ذ

r = ر

z = ز

s = ش

sh = ظ

s} = ص

d{ = ض

t{ = ط

z{ = ظ

ع = ‘

gh = غ

f = ف

q = ق

k = ك

l = ل

m = م

n = ى

h =

w = و

y = ي

B. Vokal

1. Vokal Tunggal

Tanda Nama Huruf Latin Nama

fathah a A

Kasrah i I

dhammah u U

2. Vokal Rangkap

Tanda Nama Gabungan Huruf Nama

ى... fathah dan ya Ai a dan i

و... fathah dan wau Au a dan w

Page 7: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

vii

Contoh:

ط يي ول H{usain : ح h{aul : ح

C. Maddah

Tanda Nama Huruf Latin Nama

ا fathah dan alif a a dan garis di atas ــــ

kasrah dan ya i i dan garis di atas ــــ ي

dhammah dan wau ū u dan garis di atas ــــ و

D. Ta’ marbutah ( ة )

Transliterasi ta’ marbutah ditulis dengan ‚h‛ baik dirangkai dengan kata sesudahnya

maupun tidak contoh mar’a ( هرأة ) madrasah ( هدرضة (

Contoh:

al-Madi nah al-Munawwara : الودية الوورة

E. Shaddah

Shaddah/tasydi d di transliterasi ini dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang

sama dengan huruf yang bersaddah itu.

Contoh:

nazzal : سل rabbanâ : ربـا

F. Kata Sandang

Kata sandang ‚الـ‛ dilambangkan berdasar huruf yang mengikutinya, jika diikuti huruf

syamsiyah maka ditulis sesuai huruf yang bersangkutan, dan ditulis ‚al‛ jika diikuti

dengan huruf qamariyah. Selanjutnya ل ا ditulis lengkap baik menghadapi al-

Qomariyah contoh kata al-Qomar (القور ) maupun al- Syamsiyah seperti kata al-

Rajulu ( الرجل )

Contoh:

al-Qalam : القلن al-Shams : الشوص

G. Pengecualian Transliterasi

Adalah kata-kata bahasa arab yang telah lazim digunakan di dalam bahasa Indonesia

dan menjadi bagian dalam bahasa Indonesia, seperti lafal هللا, asma ’ al-husna dan ibn,

kecuali menghadirkannya dalam konteks aslinya dan dengan pertimbangan

konsistensi dalam penulisan.

Page 8: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

viii

ABSTRAK

Penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku altruime dan spiritualitas

berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada pasangan educated urban di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Perilaku altruisme dalam rumah tangga

efektif dan perlu untuk saling berperan dalam tolong menolong, memberikan

dukungan moral, pengendalian diri dan kontrol egoisme. Demikian juga pernikahan

yang memiliki spiritualitas yang baik dapat membantu pasangan dalam mencapai

kepuasan pernikahan, karena spiritualitas seseorang dapat mempengaruhi pola pikir

dan perilakunya sehari – hari dalam menjalani kehidupan pernikahan tersebut.

Tesis ini mendukung teori dari Sofyan S. Willis (2008) bahwa jika pendidikan

cukup baik maka wawasan mengenai keluarga dapat dipahami dengan baik juga.

Tesis ini juga mendukung hasil penelitian Oluwole & David Adebayu (2008), Renata

Forste (2008), dan Paul A. M. Van Lange (1997) bahwa adanya hubungan yang

signifikan antara kepuasan pernikahan dengan religiusitas. Senada juga dengan hasil

penelitian A. Singh (2010) dan Utami Pratiwi (2009) bahwa faktor empati,

pengontrolan diri, dan egosentrisme yang rendah dapat menjadi penentu penyesuaian

dirinya dengan orang lain dan lingkungan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan menggunakan pendekatan

penelitian kuantitatif dan kualitatif (mixed methods), dengan menggunakan model

explanatory sequential design, yaitu penelitian kombinasi yang dilakukan dengan 2

(dua) tahap. Sumber data diperoleh dari data primer dalam penelitian ini meliputi

metode skala, sedangkan data sekunder meliputi metode dokumentasi, observasi dan

wawancara. Jenis skala yang digunakan adalah skala Likert. Skala kepuasan

pernikahan menggunakan ENRICH Marital Satisfaction Scale dari Blaine Fowers,

skala spiritualitas mengadopsi dari John Swinton, dan skala perilaku altruisme

menggunakan The Self Report Altruism (SRA) Scale dari J. P Rushton.

Key word : Altruisme, Spiritualitas, Kepuasan Pernikahan

Page 9: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

ix

ملخص

أثبت ىذا البحث أن التدين والغريية يؤثران تأثريا إجيابيا على اإلقناع بالزواج لدى األزواج املتعلمني واملثقفني بعاصمة جاكرتا. فأعترب السلوك الغريي فعاال وضروريا ملا فيو من تبادل األدوار بني الزوجني يف

الزواج القائم على تدين جيد ميكن أن يساعد التعاون والدعم املعنوي وضبط النفس والتحكم الذايت. وكما أن األزواج يف احلصول على اإلقناع بالزواج، ملا لو أثر يف تكوين النموذج الفكري والسلوك اليومي لدى األزواج يف

حياهتم الزوجية.

( يف قولو إن األزواج كلما هتذبوا هتذبا جيدا م8002أيدت ىذه الرسالة نظرية سفيان س. وليس ) ارفهم عن األسرة ميكن أن يفهموىا فهما جيدا. وعالوة على ذلك فقد أيدت ىذه الرسالة نتائج البحث فمع

.Paul A.MمRenata Forste (8002 ،)مDavid Adebayu(8002 ،) و Oluwole اليت توصل إليها

Van Langs (7331الذين رأوا أن ىناك عالقة دالة بني اإلقناع بالزواج والتدين. ويف ن )فس الوقت ناسبت مم( اللذين صرحا أن التعاطف واملراقبة 8003) Utami Pratiwiم( و 8070) A.Singhىذه الرسالة حبث

الذاتية واألنانية املنخفضة من العوامل اليت تعني مدى تكيف املرء مع غريه والبيئة اليت يعيش فيها.

ندمج( باستخدام التصميم التتابعي انتهج ىذا البحث املدخلني الكمي والنوعي ) ااملدخل امل الكشفي. وأما البيانات يف ىذا البحث فتم اكتساهبا من املصادر األولية والثانوية. فمصادىا األولية أكتسبت

ENRICHمقاييس، من مقياس ليكرت، ومقياس درجة اإلقناع بالزواج باستخدام 9باستخدام (Evaluation and Nurturing relationship Issues, Communication, and Happiness) ل

Blaine Fowers ومقياس درجة التدين ل ،John Swinton ومقياس السلوك الغريي باستخدام ،. وأما مصادرىا الثانوية فأكتسبت J.P Rushtonل SRA (The Self Report Altruism)مقياس

باستخدام الدراسة الوثائقية واملالحظة املباشرة واملقابلة الشخصية.

الغريية، التدين، اإلقناع بالزواجالكلمات المفتاحية:

Page 10: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

x

ABSTRACT

This research revealed that altruism and spiritualism had significant impact

on marital satisfaction at educated urban couples in Special Region of Jakarta.

Altruism at home is effective and necessary to help each other, to give moral support,

to have self and ego-control. It is also applied for marriage with good spiritualism in

which helping each other to gain marital satisfaction, because someone’s spirituality

affects his mind-set and daily behaviours to live a married life.

This thesis supported a theory stated by Sofyan S. Willis (2008) that if

someone has a good educational background, he will have good knowledge about

family. Similarly, research by Oluwole & David Adebayu (2008), Renata Forste

(2008), and Paul A. M. Van Lange (1997) contended that there was a significant

relationship between marital satisfaction and religiosity. Likewise, studies by A.

Singh (2010) and Utami Pratiwi (2009) mentioned that low emphatic factor, self-

control, and egocentrism determined self-adjustment with others and the

environment.

This study employed mixed method (quantitative and qualitative) by using

explanatory sequential design, i.e. a research with two steps. The data were gained

from primary sources, i.e. scale method, while the secondary data was from

documentation, observation, and interviews. The scale used was Likert Scale. The

satisfaction the scale of marriage used ENRICH Marital Satisfaction Scale from

Blaine Fowers, the spiritual scale was adopted from John Swinton, and the altruism

scale applied The Self Report Altruism (SRA) from J. P. Rushton.

Key words: Altruism, Spirituality, Marital Satisfaction

Page 11: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

xi

DAFTAR ISI

JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . i

SURAT PERNYATAAN . . . . . . . . . . . . . . . iii

SURAT PERSETUJUAN PROMOTOR . . . . . . . . . . . . . . . iv

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . v

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN . . . . . . . . . . . . . . . vi

ABSTRAK INDONESIA . . . . . . . . . . . . . . . viii

ABSTRAK ARAB . . . . . . . . . . . . . . . ix

ABSTRAK INGGRIS . . . . . . . . . . . . . . . x

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . xi

DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . xv

DAFTAR BAGAN . . . . . . . . . . . . . . . xix

DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . xx

DAFTAR SINGKATAN . . . . . . . . . . . . . . . xxii

BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . 1

A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . 1

B. Permasalahan . . . . . . . . . . . . . . . 9

1. Identifikasi Masalah . . . . . . . . . . . . . . . 9

2. Pembatasan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . 10

3. Perumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . 10

C. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . 11

D. Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . 11

1. Manfaat Praktis . . . . . . . . . . . . . . . 11

2. Manfaat Teoritis . . . . . . . . . . . . . . . 11

E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan . . . . . . . . . . . . . . . 11

F. Metodologi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . 14

1. Pendekatan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . 14

2. Tempat dan Waktu Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . 14

3. Identifikasi Variabel Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . 14

4. Populasi dan Sampel Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . 16

5. Definisi Operasional . . . . . . . . . . . . . . . 17

6. Teknik Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . . . 18

7. Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . 24

8. Hipotesis Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . 26

G. Sistematika Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . 27

BAB II PERILAKU ALTRUISME DAN

SPIRITUALITAS DALAM KEPUASAN

PERNIKAHAN . . . . . . . . . . . . . . . 29

A. Kepuasan Pernikahan : Dari Kepuasan

Seksual Hingga Kepuasan Spiritualitas . . . . . . . . . . . . . . . 29

Page 12: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

xii

1. Tinjauan Teoritis Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 29

2. Kebutuhan Batin Dalam Kehidupan

Manusia . . . . . . . . . . . . . . . 31

3. Faktor Kontribusi Terhadap

Kepuasan Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 33

4. Aspek-Aspek Kepuasan Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 36

5. Dimensi – Dimensi Kepuasan . . . . . . . . . . . . . . . 38

Pernikahan

B. Masyarakat Urban, Peran Pendidikan dan

Gender Dalam Kepuasan Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 40

1. Masyarakat Urban . . . . . . . . . . . . . . . 40

2. Peranan Pendidikan Dalam Pernikahan . . . . . . . . . . . . . 41

3. Peran Gender . . . . . . . . . . . . . . . 43

C. Perilaku Altrusime Dalam Perspektif

Islam . . . . . . . . . . . . . . . 44

1. Perilaku Altruisme : Tinjauan Secara

Teoritis . . . . . . . . . . . . . . . 44

2. Reaksi Terhadap Kesulitan Pasangan. . . . . . . . . . . . . . . 51

3. Empati dan Motivasi Menolong . . . . . . . . . . . . . . . 52

4. Faktor-faktor Seseorang Melakukan

Perilaku Altruisme . . . . . . . . . . . . . . . 56

D. Spiritualitas Dalam Diri Manusia . . . . . . . . . . . . . . . 60

1. Makna Spiritualitas Sebagai

Keyakinan dan Nilai Hidup Manusia . . . . . . . . . . . . . . . 60

2. Fakor-faktor yang Mempengaruhi

Spiritualitas . . . . . . . . . . . . . . . 63

3. Dimensi – Dimensi Spiritualitas . . . . . . . . . . . . . . . 64

E. Perilaku Altruisme dan Spirtualitas

Dalam Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 65

BAB III DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

PERILAKU ALTRUISME DAN

SPIRITUALITAS TERHADAP KEPUASAN

PERNIKAHAN . . . . . . . . . . . . . . . 67

A. Deskripsi Pengujian Validitas &

Reabilitasi Perilaku Altruisme,

Spiritualitas dan Kepuasan Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 67

B. Deskripsi Subjek Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . 68

1. Gender Partisipan . . . . . . . . . . . . . . . 69

2. Usia Partisipan . . . . . . . . . . . . . . . 69

3. Pendidikan Terakhir Partisipan . . . . . . . . . . . . . . . 70

4. Pekerjaan Partisipan . . . . . . . . . . . . . . . 71

5. Pendapatan Per Bulan Partisipan . . . . . . . . . . . . . . . 71

6. Lamanya Pernikahan yang Dijalani . . . . . . . . . . . . . . . 72

7. Jumlah Anak . . . . . . . . . . . . . . . 73

Page 13: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

xiii

8. Pendidikan Terakhir Pasangan . . . . . . . . . . . . . . . 75

9. Pekerjaan Pasangan . . . . . . . . . . . . . . . 76

10. Mazhab Partisipan . . . . . . . . . . . . . . . 78

C. Deskripsi Data Penelitian

Perilaku Altruisme, Spiritualitas

dan Kepuasan Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 79

1. Deskripsi Variabel Altruisme

Pasangan Urban Educated . . . . . . . . . . . . . . . 79

2. Deskripsi Variabel Spiritualitas

Pasangan Urban Educated . . . . . . . . . . . . . . . 87

3. Deskripsi Variabel Kepuasan

Pernikahan Pasangan Urban Educated . . . . . . . . . . . . . . . 95

D. Pengujian Hipotesis Perilaku

Altrusime dan Spiritualitas

Terhadap Kepuasan Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 104

1. Analisis Regresi Variabel Penelitian

Altruisme dan Spiritualitas terhadap

Kepuasan Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 105

2. Pengujian Analisis Demografi

Pendidikan . . . . . . . . . . . . . . . 108

3. Pengujian Proporsi Varians masing-

masing Independent Variabel . . . . . . . . . . . . . . . 109

BAB IV PERILAKU ALTRUISME DAN

SPIRITUALITAS SEBAGAI SALAH

SATU UPAYA MENCAPAI

KEPUASAN PERNIKAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . 113

A. Efektivitas Spiritualitas Dalam

Perilaku Altruisme untuk

Mencapai Kepuasan Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 113

B. Spiritualitas : Sebagai Tujuan

Hidup dan Tujuan Pernikahan

Hingga Akhir Hayat . . . . . . . . . . . . . . . 125

1. Pernikahan adalah Tanggung

Jawab dan Amanah . . . . . . . . . . . . . . . 131

2. Pernikahan untuk Meraih Kebahagiaan

Sejati dengan Suami sebagai

Kepala Keluarga . . . . . . . . . . . . . . . 134

3. Pernikahan sebagai Pusat Pancaran

Cahaya . . . . . . . . . . . . . . . 136

C. Pengaruh Pendidikan Terhadap

Kepuasan Pernikahan

Mencapai Kepuasan Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 147

Page 14: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

xiv

BAB V PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . 149

A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . 149

B. Saran dan Rekomendasi . . . . . . . . . . . . . . . . 150

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . 152

GLOSARIUM . . . . . . . . . . . . . . . . 164

INDEKS . . . . . . . . . . . . . . . . 167

LAMPIRAN – LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . 174

LAMPIRAN A . . . . . . . . . . . . . . . . 175

LAMPIRAN B . . . . . . . . . . . . . . . . 204

BIOGRAFI PENULIS . . . . . . . . . . . . . . . . 233

Page 15: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

xv

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Blue Print Skala Altruisme . . . . . . . . . . . . . . . 20

TABEL 2 Alternatif Jawaban & Skor Item

Skala Altruisme . . . . . . . . . . . . . . . 20

TABEL 3 Blue Print Skala Spiritualitas . . . . . . . . . . . . . . . 21

TABEL 4 Alternatif Jawaban & Skor Item

Skala Spiritualitas . . . . . . . . . . . . . . . 21

TABEL 5 Blue Print Skala Kepuasan

Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 22

TABEL 6 Alternatif Jawaban & Skor Item

Skala Kepuasan Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 23

TABEL 7 Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan

Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 36

TABEL 8 Aspek – Aspek Penentu Perilaku

Altruisme . . . . . . . . . . . . . . . 49

TABEL 9 Norma Penting Dalam Perilaku

Altruisme . . . . . . . . . . . . . . . 56

TABEL 10 Reability Statistic Variabel X1

(Altruisme) . . . . . . . . . . . . . . . 67

TABEL 11 Reability Statistic Variabel X2

(Spiritualitas) . . . . . . . . . . . . . . . 68

TABEL 12 Reability Statistic Variabel Y

(Kepuasan Pernikahan) . . . . . . . . . . . . . . . 68

TABEL 13 Jumlah Partisipan Penelitian

Berdasarkan Gender . . . . . . . . . . . . . . . 69

TABEL 14 Jumlah Partisipan Penelitian

Berdasarkan Usia . . . . . . . . . . . . . . . 69

TABEL 15 Jumlah Partisipan Penelitian

Berdasarkan Pendidikan Terakhir . . . . . . . . . . . . . . . 71

TABEL 16 Jumlah Partisipan Penelitian

Berdasarkan Pekerjaan . . . . . . . . . . . . . . . 71

Page 16: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

xvi

TABEL 17 Jumlah Partisipan Penelitian

Berdasarkan Pendapatan Per Bulan . . . . . . . . . . . . . . . 72

TABEL 18 Jumlah Partisipan Penelitian

Berdasarkan Lama Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 73

TABEL 19 Jumlah Partisipan Penelitian

Berdasarkan Jumlah Anak . . . . . . . . . . . . . . . 74

TABEL 20 Jumlah Partisipan Penelitian

Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pasangan . . . . . . . . . . . . . . . 75

TABEL 21 Jumlah Partisipan Penelitian

Berdasarkan Pekerjaan Pasangan . . . . . . . . . . . . . . . 76

TABEL 22 Jumlah Partisipan Penelitian

Berdasarkan Mazhab . . . . . . . . . . . . . . . 78

TABEL 23 Kategorisasi Perilaku Altruisme

Pada Pasangan Urban Educated . . . . . . . . . . . . . . . . 80

TABEL 24 Kategorisasi Aspek Peduli

(Altruisme) pada Pasangan Urban

Educated . . . . . . . . . . . . . . . 82

TABEL 25 Kategorisasi Aspek Penolong

(Altruisme) pada Pasangan Urban Educated . . . . . . . . . . . . . . . . 83

TABEL 26 Kategorisasi Aspek Perhatian

Pada Orang Lain (Altruisme) pada

Pasangan Urban Educated . . . . . . . . . . . . . . . . 84

TABEL 27 Kategorisasi Aspek Penuh

Perasaan pada Pasangan Urban Educated . . . . . . . . . . . . . . . . 85

TABEL 28 Kategorisasi Aspek Rela

Berkorban (Altruisme) pada Pasangan

Urban Educated . . . . . . . . . . . . . . . . 86

TABEL 29 Kategorisasi Spiritualitas

Secara Umum pada Pasangan Urban

Educated . . . . . . . . . . . . . . . 88

Page 17: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

xvii

TABEL 30 Tingkat Kategorisasi Aspek Makna

Hidup (Spiritualitas) pada Pasangan

Urban Educated . . . . . . . . . . . . . . . 90

TABEL 31 Tingkat Kategorisasi Aspek Nilai

(Spiritualitas) pada Pasangan Urban Educated . . . . . . . . . . . . . . . 91

TABEL 32 Tingkat Kategorisasi Aspek

Transenden (Spiritualitas) pada

Pasangan Urban Educated . . . . . . . . . . . . . . . 92

TABEL 33 Tingkat Kategorisasi Aspek

Keterhubungan (Spiritualitas) pada

Pasangan Urban Educated . . . . . . . . . . . . . . . 93

TABEL 34 Tingkat Kategorisasi Aspek Proses

Menjadi (Spiritualitas) pada Pasangan

Urban Educated . . . . . . . . . . . . . . . 94

TABEL 35 Tingkat Kategorisasi Kepuasan

Pernikahan Secara Umum pada

Pasangan Urban Educated . . . . . . . . . . . . . . . 95

TABEL 36 Perbandingan Nilai Mean Gender terhadap Kepuasan Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 98

TABEL 37 Perbandingan Nilai Mean Gender terhadap Altruisme . . . . . . . . . . . . . . . 99

TABEL 38 Perbandingan Nilai Mean Gender terhadap Spiritualitas . . . . . . . . . . . . . . . 100

TABEL 39 Perbandingan Nilai Mean Mazhap terhadap Kepuasan Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 100

TABEL 40 Hasil Pengujian Hipotesis Regresi

Berganda Altruisme dan Spiritualitas

terhadap Kepuasan Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 106

TABEL 41 Pengaruh Keseluruhan Independent Variabel terhadap Kepuasan Pernikahan. . . . . . . . . . . . . . . 106

TABEL 42 Coefisients Regresi Berganda masing–

masing Independent Variabel (Altruisme dan Spiritualitas) . . . . . . . . . . . . . . . 107

Page 18: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

xviii

TABEL 43 Hasil Analisis Pendidikan Pasangan

Partisipan terhadap Kepuasan

Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 108

TABEL 44 Hasil Komparasi Pendidikan Pasangan

Partisipan terhadap Kepuasan

Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 108

TABEL 45 Proporsi Varians masing – masing Independent Variabel . . . . . . . . . . . . . . . 109

Page 19: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

xix

DAFTAR BAGAN

BAGAN 1 Kerangka Variabel Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . 15

BAGAN 2 Hipotesis Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . 27

BAGAN 3 Hierarki Kebutuhan Menurut

Abraham Maslow . . . . . . . . . . . . . . . 32

BAGAN 4 Motivasi dan Tingkah Laku Moral . . . . . . . . . . . . . . . 55

BAGAN 5 Efek Bystander . . . . . . . . . . . . . . . 57

BAGAN 6 Konsekuensi Bagi Korban . . . . . . . . . . . . . . . 59

BAGAN 7 Becoming’s Schematic . . . . . . . . . . . . . . . 129

Page 20: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

xx

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A . . . . . . . . . . . . . . . 175

Instrumen Penelitian Kualitatif

Lembar Skala Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . 176

Blue Print Skala Kepuasan Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 182

Blue Print Skala Altruisme . . . . . . . . . . . . . . . 183

Blue Print Skala Spiritualitas . . . . . . . . . . . . . . . 185

Pedoman Wawancara I . . . . . . . . . . . . . . . 187

Pedoman Wawancara II . . . . . . . . . . . . . . . 188

Pedoman Wawancara III . . . . . . . . . . . . . . . 189

Hasil Wawancara Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . 189

LAMPIRAN B . . . . . . . . . . . . . . . 204

Hasil Analisis Data Penelitian Kuantitatif

Tabulasi Skala Kepuasan Pernikahan (Y) . . . . . . . . . . . . . . . 205

Tabulasi Skala Altruisme (X1) . . . . . . . . . . . . . . . 208

Tabulasi Skala Spiritualitas (X2) . . . . . . . . . . . . . . . 211

Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kepuasan

Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 214

Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Altruisme . . . . . . . . . . . . . . . 215

Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Spiritualitas. . . . . . . . . . . . . . 216

Deskripsi Subjek Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . 217

Kategorisasi Kepuasan Pernikahan, Altruisme dan

Spiritualitas . . . . . . . . . . . . . . . 219

Hasil Analisis Komparasi Gender terhadap Kepuasan

Pernikahan (Independent Sample T Test) . . . . . . . . . . . . . . . 225

Hasil Analisis Komparasi Gender terhadap Altruisme

(Independent Sample T Test) . . . . . . . . . . . . . . . 225

Hasil Analisis Komparasi Gender terhadap Spiritualitas

(Independent Sample T Test) . . . . . . . . . . . . . . . 226

Hasil Analisis Komparasi Mazhab terhadap Kepuasan

Pernikahan (Independent Sample T Test) . . . . . . . . . . . . . . . 226

Hasil Analisis Pendidikan Pasangan Partisipan

terhadap Kepuasan Pernikahan (One way Anova) . . . . . . . . . . . . . . 227

Hasil Komparasi Pendidikan Pasangan Partisipan

terhadap Kepuasan Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . 227

Page 21: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

xxi

Hasil Analisis Pengujian Hipotesis Regresi Berganda

Altruisme dan Spiritualitas Terhadap Kepuasan

Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . 228

Hasil Analisis Proporsi Varians Masing – masing

Independent Variabel . . . . . . . . . . . . . . . 229

Page 22: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

xxii

DAFTAR SINGKATAN

DAS : Dyadic Adjustment Scale

DKI : Daerah Khusus Ibukota

EMS : ENRICH Marital Satisfaction Scale

ENRICH : Evaluation and Nurturing Relationship Issues, Communication and

Happiness

OLS : Ordinary Least Square

POLRI : Kepolisian Negara Republik Indonesia

QS. : Quran Surah

SPSS : Statictical Package for The Social Science

SRA : The Self Report Altruism

TNI : Tentara Nasional Indonesia

UU RI : Undang – undang Republik Indonesia

Page 23: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan secara umum mengenai latar belakang masalah

penelitian, yang dilanjutkan dengan permasalah – permasalahan yang menjadi topik

utama penelitian, kemudian pembahasan tujuan dilakukannya penelitian ini serta

manfaatnya. Di bab ini juga menjelaskan penelitian terdahulu yang relevan,

metodologi penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan.

A. Latar Belakang Masalah

Pernikahan merupakan komitmen yang didasarkan kepada kepercayaan kedua

belah pihak dan keyakinan bahwa hal ini dilakukan sebagai salah satu bentuk

ibadah manusia kepada Allah. Ketika seseorang memutuskan untuk menikah maka

ada kebutuhan psikologis, rasa aman dan nyaman yang dapat terpenuhi. Di

Indonesia, pernikahan antara pria dan wanita diatur dan diakui secara hukum dalam

Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 1 tahun 1974 pasal 1

mengenai pernikahan, adalah ‚Ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.‛ 1 Definisi pernikahan

menurut UU RI tersebut di atas bahwa dalam sebuah pernikahan pria dan wanita

disatukan secara lahiriah dan batiniah, disatukan dalam ikatan yang berlandaskan

kepada nilai Ketuhanan dan hal yang dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Hilman Kusuma, pernikahan merupakan cikal bakal terciptanya

keluarga sebagai tahap pertama dalam pembentukannya dengan tujuan untuk

mewujudkan keluarga yang bahagia, damai, sejahtera lahir dan batin, sebuah rumah

tangga yang penuh limpahan rahmat dan kasih sayang (keluarga sakinah mawaddah warahmah).

2 Sedangkan pernikahan menurut hukum Islam ataupun undang-undang

perkawinan pada prinsipnya sama dan memiliki tujuan yang sama yaitu membentuk

keluarga yang bahagia dan sejahtera serta upaya pengesahan keturunan.3

Pernikahan seringkali dipandang sebagai tahapan akhir dari bentuk interaksi

laki – laki dan wanita yang lebih intim, membutuhkan komitmen tinggi dan

pengorbanan untuk mempertahankannya. Dibutuhkan juga rasa kepedulian dan

kasih sayang yang ditunjukkan terhadap pasangan pernikahan. Meredam sikap

egois atau acuh terhadap kebutuhan pasangan. Suami dan isteri dalam ikatan

pernikahan juga tidak lepas dari pribadi sosial yang membutuhkan pertolongan

keterikatan satu sama lainnya.

1 Undang–Undang Republik Indonesia, ‚Tentang Pernikahan‛, Nomor 1, Tahun 1974

http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_1_74.htm. Accessed : 20/01/16, 17.09. 2 Hilman Kusuma, Hukum Perkawinan Indonesia (Bandung : Mandar Maju, 1990),

170. 3 Peunoh Daly, Hukum Perkawinan Islam (Jakarta : Bulan Bintang, cetakan Pertama,

1988), 108.

Page 24: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

2

Dalam pernikahan terdapat suatu keterikatan yang kuat dan permanen antara

pria dan wanita yang sah untuk mencapai tujuan pernikahan yaitu kebahagiaan.

Pasangan pernikahan memiliki niat dan tekad untuk berusaha membina hubungan

dengan menyatukan segala aspek dari masing – masing individu demi membentuk

kehidupan rumah tangga.

Dalam teori proses perkembangan menurut M. K DeGenova, dalam Ida Ayu

Alit (2014) bahwa memilih pasangan merupakan salah satu keputusan terpenting

yang dibuat oleh setiap individu sepanjang hidup mereka. Pemilihan pasangan

adalah proses penyaringan untuk memilih calon pasangan hidup yang dilakukan

seseorang hingga akhirnya terpilih satu calon pasangan hidup tersebut.4

Pernikahan bisa berjalan panjang hingga akhir hayat atau berpisah di tengah

masa pernikahan tersebut. Setiap pasangan suami istri pasti berharap pada

pernikahan yang berhasil. Untuk itu pencapaian kepuasan pernikahan menjadi hal

terpenting. 5 Kualitas pernikahan dapat dievaluasi dengan melihat proses yang

dilalui pasangan dalam pernikahan. Salah satu konsep yang dapat digunakan untuk

mengevaluasi kualitas pernikahan dengan penyesuaian diadik (dyadic adjustment) yang dicetuskan oleh Graham Spanier.

6 Sedangkan kualitas pernikahan yang baik

ditandai oleh komunikasi yang baik, keintiman dan kedekatan, seksualitas,

kejujuran, dan kepercayaan yang kesemuanya itu menjadi sangat penting untuk

menjalin relasi pernikahan yang memuaskan. Aspek – aspek lain dari pernikahan

juga penting dan menjadi dasar serta keharusan bagi upaya kedua pasangan untuk

4 Ida Ayu Alit & Made Diah Lestari, ‚Hubungan Pola Asuh Authoritative Dengan

Kecenderungan Homogamy Dalam Pemilihan Pasangan Pada Wanita Bali Dewasa Awal

Wangsa Brahmana di Denpasar‛, Jurnal Psikologi Udayana, Volume 1, No. 3 (2014) ; 88–

94. Published by : e-journal Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas

Udayana. Society. http://ojs.unud.ac.id/index.php/psikologi/article/download/21088/13868.

Accessed : 05/08/2016, 20.16. 5 Ada beberapa kriteria yang dicetuskan para ahli dalam mengukur keberhasilan

pernikahan. Kriteria itu antara lain (a) awetnya suatu pernikahan, (b) kebahagiaan suami

dan isteri, (c) kepuasan pernikahan, (d) penyesuaian seksual, (e) penyesuaian pernikahan,

dan (f) kesatuan pasangan (Burgess dan Locke, 1960). Lihat, Iis Ardhianita

& Budi Andayani, ‚Kepuasan Pernikahan Ditinjau dari Berpacaran dan Tidak Berpacaran‛,

Jurnal Psikologi, Volume 32, No. 2, 101-111, ISSN: 0215-8884 (2005); 101 – 111.

Published by Universitas Gadjah Mada. http://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/7074/5526.

Accessed : 20/01/16, 21.37. 6 Spanier mendefinisikan penyesuaian diadik sebagai proses yang bergerak dalam

kontinum yang dapat dievaluasi sebagai penyesuaian yang baik atau penyesuaian yang

buruk. Penyesuaian pernikahan dan kepuasan pernikahan terkait dengan 50% laju perceraian

di Amerika Serikat, selain itu juga terkait dengan distress individu, kesehatan fisik dan

kesejahteraan anak. Lihat, Pingkan C. B. Rumondor, ‚Gambaran Penyesuaian Diadik Pada

Pasangan Dewasa Muda Di Awal Pernikahan‛, Jurnal Humaniora, Volume 2, No.1 (April

2011); 468-476. Published by ejournal Universitas Bina Nusantara. http://research-

dashboard.binus.ac.id/uploads/paper/document/publication/Proceeding/Humaniora/Vol.%20

2%20No.%201%20April%202011/51%20-%20PSI%20-%20Pingkan%20Rumondor%20-

%20OK.pdf. Accessed : 25/02/2016, 17.25.

Page 25: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

3

mengakomodasinya dalam kehidupan pernikahan. Kebersamaan sebagai tim juga

merupakan hal penting yang mendapat penekanan. 7

Peran penting dalam pernikahan erat kaitannya dengan hubungan

interpersonal yang jauh lebih rumit bila dibandingkan dengan hubungan

persahabatan atau bisnis. Makin banyak pengalaman dalam hubungan interpersonal

antara pria dan wanita yang dimiliki seseorang, makin besar pengertian wawasan

sosial yang telah mereka kembangkan, dan semakin besar kemauan mereka untuk

bekerja sama dengan sesamanya, serta semakin baik mereka menyesuaikan diri satu

sama lain dalam perkawinan.8

Dalam pernikahan, terdapat permasalahan – permasalahan yang timbul

sejalan dengan waktunya menjalani pernikahan tersebut. Dibutuhkan pemikiran

yang rasional dan perasaan yang tenang untuk menyelesaikan semua permasalahan

hingga tidak terjadi perpecahan dalam rumah tangga. Perlu adanya penyesuaian diri

karena masing – masing individu berasal dari latar belakang sosial, budaya,

ekonomi, pendidikan dan hasil didikan yang berbeda. Dari berbagai studi mengenai

ketidakharmonisan pernikahan telah menunjukkan bahwa perceraian pada pasangan

yang berpendidikan tinggi tidak berbeda halnya dengan perceraian pada pasangan

lainnya. Pasangan yang berpendidikan tinggi bukan berarti tanpa masalah dan

rentan terhadap keputusan bercerai. Padahal menurut Sofyan S. Willis bahwa jika

pendidikan cukup baik pada suami isteri maka wawasan tentang keluarga dapat

dipahami dengan baik juga. Sebaliknya pada suami isteri yang pendidikannya

rendah sering tidak dapat memahami lika liku keluarga9 Dapat dikatakan bahwa

pendidikan sebagai salah satu faktor yang menentukan wawasan dan pola pikir

seseorang dalam melihat pentingnya suatu hal. Korelasi antara persepsi, perilaku

dan pola pikir masyarakat dengan tingkat pendidikan sangat signifikan. Artinya

dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin

rasional dalam pengambilan berbagai keputusan.10

Demikian juga strategi setiap orang dalam pemilihan pasangan juga beragam,

misalnya individu yang memiliki latar belakang pendidikan serta status sosial

ekonomi tinggi memilih pasangan yang memiliki latar belakang pendidikan dan

status sosial ekonomi yang tinggi juga. Dari contoh tersebut dapat dilihat individu

7 Sawitri Supardi Sadarjoen, Konflik Marital – Pemahaman Konseptual, Aktual dan

Alternatif Solusinya (Bandung : Refika Aditama, Cetakan Pertama, 2005), 5. 8 Cinde Anjani & Suryanto, ‚Pola Penyesuaian Perkawinan pada Periode Awal‛,

Jurnal INSAN, Volume 8, Nomor 3 (Desember 2006). Published by : e-journal Fakultas

Psikologi Universitas Airlangga. http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-05%20-

%20Pola%20Penyesuaian%20Perkawinan%20pada%20Periode%20Awal.pdf. Accessed :

05/08/2016. 20.44. 9

Sofyan S. Willis, Konseling Keluarga (Family Counseling) – Suatu Upaya Membantu Anggota Keluarga Memecahkan Masalah Komunikasi di Dalam Sistem Keluarga (Bandung : Alfabeta, Cetakan Keempat, 2015), 18.

10 Radita Kusumaningrum, Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi Yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur (Semarang : Laporan Akhir

Penelitian Karya Tulis, Universitas Diponegoro, 2009), 48 - 49.

Page 26: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

4

cenderung memilih pasangan yang memiliki kesamaan atribut dengan diri individu

tersebut.11

Dengan demikian, artinya bahwa sebenarnya pendidikan memegang peranan

penting karena dapat mempengaruhi pola pikir seseorang. Untuk sebagian pasangan

menganggap bahwa gap pendidikan yang terlalu jauh, tidaklah terlalu penting

dalam pernikahan mereka. Padahal pola pikir seseorang yang berbeda tingkat

pendidikannya tentu menjadi beda pula pemikirannya. Pernikahan yang langgeng

artinya adanya kecocokan diantara pasangan tersebut yang dapat dipertahankan.

Kecocokan yang meliputi emosional, spiritualitas, sikap saling menolong dan

intelektual.

Sikap tolong menolong sama pentingnya dalam jiwa seseorang yang sehat

secara batiniah. Altruisme dalam suatu rumah tangga dapat menunjukkan

kepedulian terhadap pasangannya atau pada orang lain, selain persamaan

intelektual tersebut. Sikap egois yang tinggi dapat merusak jiwa seseorang menjadi

tidak sehat secara mental dan dapat menyebabkan hubungan seseorang dengan

orang lain menjadi tidak harmonis, dan bahkan dapat merusak pernikahan itu

sendiri. Rasa peduli dan sikap empati terhadap pasangan pernikahan dapat

mempererat tali pernikahan. Suami / istri yang tergerak untuk melakukan tindakan

altruisme karena adanya keinginan untuk menolong walaupun harus dengan

pengorbanan. Tindakan ini sebaiknya murni dilakukan dengan rasa cinta dan kasih

sayang tanpa adanya keinginan mengambil keuntungan atau meminta balasan dari

pasangannya. Mempertahankan pernikahan pada hakekatnya menjaga komitmen

dan berkorban demi kebahagiaan pasangan.

Salah satu contoh kasus perilaku altruisme dalam rumah tangga misalnya

keterlibatan suami dalam pengasuhan anak – anaknya. Ketelibatan ayah dalam

perkembangan dan pengasuhan anak memberikan manfaat yang sangat besar sekali,

terutama dalam perkembangan kognitif, sosial dan emosi anak. Keterlibatan suami

ini akan berdampak terhadap pengurangan stress dan depresi yang biasa terjadi

pada istri.

Dalam suatu hasil penelitian yang dilakukan oleh Brenda L. Volling dan Jay

Belsky (1992) tentang kontribusi ayah dengan anak pertamanya yang berusia 6

tahun terhadap kualitas interaksi anak sulung dengan saudara kandungnya. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan anak akan lebih mengembangkan interaksi

prososial dengan saudara kandungnya bila sang ayah dapat menunjukkan kasih

sayang dan perasaannya kepada anak yang lebih tua dibandingkan kepada anak

yang lebih muda.12

Penjelasan di atas membuktikan bahwa setiap individu tidak dapat hidup

tanpa adanya interaksi dengan orang – orang disekelilingnya. Individu harus dapat

11

Ida Ayu Alit & Made Diah Lestari, ‚Hubungan Pola Asuh Authoritative‛.

Accessed : 05/-8/2016, 21.25. 12

Brenda L. Volling & Jay Belsky, ‚The Contribution of Mother-Child and Father-

Child Relationships to the Quality of Sibling Interaction: A Longitudinal Study‛, Journal Child Development, Volume 63, No. 5 (1992); 1209-1222. Published by : Blackwell

Publishing on behalf of the Society for Research in Child Development.

http://www.jstor.org/stable/1131528. Accessed : 10/05/2016. 14.10.

Page 27: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

5

membatasi rasa kecintaannya yang berlebihan terhadap dirinya sendiri atau

bersikap egois terlebih dalam kehidupan berumah tangga. Rasa keinginan yang kuat

untuk selalu menjaga keseimbangannya menyayangi, mengulurkan bantuan dan

memberikan pertolongan kepada orang lain harus selalu ada.

Menurut Komaruddin Hidayat, dalam menjalani kehidupan sehari-hari tidak

seorang pun bisa mandiri dan lepas dari bantuan orang lain. 13

Apalagi manusia tidak

pernah bisa dipisahkan dari keterkaitannya dengan masyarakat yang bersifat

resiprok atau timbal balik.14

Menurut Trivers, dalam Felix Warneken (2009),

altruisme merupakan tindakan timbal balik dimana seorang individu membantu

orang lain ketika berada dalam kondisi yang dapat saling menolong satu sama

lainnya (sehingga dapat mengarah seseorang untuk menumbuhkan rasa ingin

menolong). Sikap menolong juga dapat menjadi sinyal positif kesehatan jiwa dan

sekaligus dapat menumbuhkan reputasi baik bagi orang tersebut.15

Dalam Islam, perilaku mengutamakan kepentingan orang lain daripada

kepentingan diri sendiri biasa disebut sebagai itsar. Pada dasarnya, sejak masa anak

– anak secara naluri manusia telah memiliki sikap itsar. Sikap ini walau telah ada

dalam diri manusia sejak masa batitanya, namun perlu adanya bimbingan dari orang

tua dan sekitarnya sehingga dapat tumbuh dengan baik. Sikap itsar menjadi penting

dalam kehidupan sehari – hari manusia karena manusia perlu melakukan kerjasama,

saling menolong, tidak egois, dan menjadi orang yang pemurah dan tolong

menolong dalam segala hal terlebih ketika individu tersebut sudah memasuki masa

pernikahan.

Manusia tidak mungkin mampu mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri

tanpa bantuan pihak lain termasuk dalam kehidupan berumah tangga. Islam

mengajarkan kepada pemeluknya untuk berbuat kebajikan yang tidak ada putus–

putusnya kepada sesamanya dalam bentuk pengorbanan harta benda, berderma dan

bershadaqah kepada siapapun.16

Islam menasehatkan kepada setiap muslim agar

menyambut dorongan berderma dan segi–segi kebajikan, baik dilakukan secara

terang–terangan maupun yang tersembunyi.17

Itsar (ثار secara umum adalah mendahulukan orang lain dari pada diri (اإلي

sendiri. Satu sifat yang mungkin sudah agak sulit ditemukan kini. Padahal itsar

13

Komaruddin Hidayat, Psikologi Ibadah – Menyibak Arti Menjadi Hamba dan Mitra Allah di Bumi (Jakarta : PT Serambi Ilmu Semesta, Cetakan I, , 2008), 18.

14 P. Hardono Hadi, Jatidiri Manusia – Berdasarkan Filsafat Organisme A. N

Whitehead (Jakarta : Penerbit Kanisius, Cetakan ke 7, 2002), 125 – 127. 15

Felix Warneken & Michael Tomasello, ‚The roots of human altruism‛ , The British Journal of Psychology, Volume 100 (2009) ; 455–471. Published by : The British

Psychological Society. http://www.eva.mpg.de/psycho/pdf/Publications_2009_PDF/

Warneken_Tomasello_Roots_of_2009.pdf. Accessed : 26/05/2015, 20.00. 16

Sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Surah Al-Baqarah,

ayat 274, ‚Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati‛.

17 Muhammad Al-Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, Terjm. Mohammad Rifai, Judul

Asli : Khuluqul Muslim, Darul Bayaan, Kuwait, 1970 (Semarang : CV Wicaksana, Cetakan

Pertama, 1986), 231.

Page 28: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

6

adalah salah satu akhlak yang paling utama. Bahkan dalam beberapa tulisan tentang

tingkatan ukhuwah, itsar berada pada tingkatan tertinggi dalam implementasi

ukhuwah islamiyah. Hal ini dirasa sangat wajar jika kita merujuk pada salah satu

hadits nabi, ‚Tidak beriman seseorang diantaramu hingga kamu mencintainya

seperti kamu mencintai dirimu sendiri.‛ (HR. Bukhari-Muslim).18

Itsar bisa dilakukan tanpa ada aturan dan persyaratan. Semua manusia bisa

melakukannya sebab itsar tidak memandang status dan derajat juga tidak

membedakan gender. Sebagian orang mungkin menganggap bahwa konsep itsar 19

ini merupakan satu sikap yang sangat sulit ditemukan baik dulu hingga kini, karena

banyak anggapan yang menyatakan bahwa fitrah manusia adalah mendahulukan

kepentingannya sendiri dibanding kepentingan orang lain dan agak sulit

dibayangkan ada seseorang yang mau mendahulukan kepentingan orang lain

dibanding kepentingannya sendiri. Namun suatu contoh yang mudah dari

implementasi itsar yang dapat ditemukan pada masa generasi terbaik umat ini.20

Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang – orang yang

disekelilingnya. Allah sendiri juga selalu menunjukkan rasa cinta Nya kepada umat

manusia dan menyerukan agar manusia saling menyayangi terhadap sesamanya,

berbuat baik kepada sesama makhluk Nya. 21

Peran dari iman adalah membuat

keseimbangan antara kecintaan manusia kepada diri sendiri dan kecintaannya

kepada orang lain dengan melakukan apa yang dapat merealisasikan kemaslahatan

individu serta kepentingan bersama. Hal ini jelas dengan memberikan arahan

kepada manusia agar tidak berlebihan mencintai dirinya sendiri dan

mengarahkannya kepada kecintaan terhadap saudara-saudaranya yang seiman,22

apalagi kecintaan terhadap pasangannya.

Dalam Al-Quran sendiri bukan hanya menyebut manusia dengan sebutan

insan yang bermakna makhluk psikologis tetapi juga menyebut an nas dan unas yang bermakna manusia sebagai makhluk sosial. Perilaku sosial seseorang

terkadang sangat berbeda dengan perilaku individualnya. Seseorang yang penakut

terkadang bisa berbuat sangat berani dan beringas ketika dia menyatu dalam

18

Aka Komar, ‚Belajar Itsar dari Para Sahabat‛, Rubrik (Rabu, 1 Mei 2013).

Published by : kompasiana.com. http://www.kompasiana.com/akayaka/belajar-itsar-dari-

para-sahabat_552b2b45f17e613a79d623f5. Accessed : 02/02/2017, 11.39. 19

Disebutkan juga dalam ayat Al-Quran surah Al-Hasyr, ayat 9, ‚Dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran darinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.‛

20 Aka Komar, ‚Belajar Itsar dari Para Sahabat‛. Accessed : 02/02/2017, 12.02.

21 Disebutkan juga dalam ayat Al-Quran surah At-Taubah, ayat 71, ‚Dan orang-

orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong

bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari

yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta'at pada Allah dan Rasul-

Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi

Maha Bijaksana.‛ 22

Muhammad ‘Utsman Najati, Jiwa Manusia Dalam Sorotan Al-Quran, Terjm. Ibn

Ibrahim, Judul Asli : Al-Quran wa ‘ilmu an-nafs (Jakarta : CV Cendekia Sentra Muslim,

Cetakan Pertama, 2001), 89 – 90.

Page 29: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

7

perilaku sosial. 23

Dengan demikian dapat dikatakan juga, perilaku altruisme juga

tidak lepas dari tingkat spiritualitas seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan tindakan altruime. Keinginan seseorang dalam hal tindakan altruisme

melibatkan spiritual dan emosi yang sifanya baik. 24

Emosi menurut Antonio R. Damasio, dalam Daniel Coleman (2004),

sebenarnya dapat mengganggu penalaran atau akal sehat manusia terutama dalam

situasi dan kondisi tertentu terutama bila tanpa adanya kecakapan mengelola emosi

dengan baik. Ketika seseorang sedang dalam keadaan kesal maka dia akan

mengalami kesulitan menilai orang lain secara tepat bahkan dapat melemahkan

keterampilan sosial orang tersebut. 25

Hal ini dapat menjadi bencana dalam rumah

tangga. Hal kecil bisa menjadi hal besar. Menurut Patton, dalam Fabiola Meirnayati

(2005), seseorang yang memiliki kecerdasan emosi akan mampu menghadapi

tantangan dan menjadikan seorang manusia yang penuh tanggung jawab dan

optimis dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah,26

termasuk dalam

menghadapi permasalah dan dinamika dalam kehidupan berumah tangga.

Untuk itu kemudian timbul kesadaran spiritualitas yang memicu rasa syukur,

iklas atau pun sukacita dan berefek lanjutan pada kejernihan pikiran.27

Keterkaitan

emosi manusia dengan tingkat spiritualitasnya sangat saling mempengaruhi.

Kemampuan mengendalikan emosi dan kemampuan diri dalam menghadapi suatu

masalah sangat diperlukan. Emosi yang terarah dan bersifat positif dapat

memberikan sesuatu rasa empati yang berdampak positif juga dalam kehidupan

pernikahannya.

Spiritual yang kata bendanya adalah spirit, berasal dari kata latin spiritus

berarti bernafas. Kata spirit juga memiliki beberapa arti, diantaranya prinsip yang

menghidupkan atau vital sehingga menghidupkan suatu organisme fisik, makhluk

supernatural, kecerdasan atau bagian bukan material dari orang. Sehingga spiritual

23

Achmad Mubarok, Psikologi Keluarga – Dari Keluarga Sakinah Hingga Keluarga Bangsa (Jakarta : Mubarok Institute, Cetakan ke 8, 2011), 39 – 40.

24 Emosi dikontrol oleh struktur otak subkortikal yang lebih tua secara evolusioner

dan lebih serupa dengan struktur otak yang ditemukan pada binatang (yang tidak memiliki

korteks besar seperti manusia). Lihat, Thomas F. Oltmans & Robert E. Emery, Psikologi Abnormal, terjm. Helly Prajitno Soetjipto & Sri Mulyantini Soetjipto, Judul Asli :

Abnormal Psychology (Jakarta : Pustaka Pelajar, Cetakan ke 1, Edisi Ke 7, 2013), 58 – 59. 25

Daniel Coleman, Richard Boyatzis & Annie McKee, Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi, terjm. Susi Purwoko, Judul Asli : Primal Leadership Realizing The Power Emotional Intelligence (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2004), 14 – 15.

26 Fabiola Meirnayati Trihandini, ‚Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual,

Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan - Studi Kasus di

Hotel Horison Semarang‛. Tesis : Universitas Diponegoro (2005), 3. 27

Peter Garlans Sina & Andris Noya, ‚Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap

Pengelolaan Keuangan Pribadi‛. Jurnal Manajemen, Volume 11, Nomor 2, (Mei 2012); 171

– 188. Published by : IAES Indonesia Section on behalf on Universitas Kristen Maranatha.

http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal-manajemen/article/view/1044/pdf. Accessed :

08/09/2015, 09.51.

Page 30: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

8

dapat diartikan sebagai yang berhubungan dengan spiritual, yang berhubungan yang

suci atau yang berhubungan dengan yang supernatural.28

John Swinton, dalam Robert M Lawrence (2005), berpendapat bahwa

spiritualitas secara luas didefinisikan sebagai keyakinan dalam kekuatan yang lebih

besar dari dirinya sendiri, tujuan hidup, keyakinan, kepercayaan terhadap takdir,

menemukan makna dalam penderitaan, rasa syukur atas kehidupan, kehidupan

sebagai hadiah, dan ekspresi perilaku seperti doa, meditasi, dan ibadah kelompok.29

Kebutuhan batin merupakan suatu kebutuhan dalam mencari arti dan tujuan

hidup. Kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan, dan

kebutuhan untuk memberi dan mendapatkan maaf. Dalam rangka memenuhi

kebutuhan spiritual tersebut ada 4 (empat) karakteristik spiritual, yaitu : hubungan

dengan diri sendiri, hubungan dengan alam, hubungan dengan orang lain dan

hubungan dengan Allah.30

Spiritualitas dalam pemahaman Islam tidak seperti

pemahaman sekuler, justru spiritualitas yang berpedoman pada petunjuk yang

diberikan Allah SWT. Islam tidak melihat spiritualitas secara terpisah dari aktivitas

dan kesibukan sehari-hari melainkan spiritualitas Islam berlandaskan atas tauhid,

mengesakan Allah karena tidak ada tuhan yang patut disembah kecuali Allah. 31

Unsur spiritual dalam diri manusia membuat sebuah bertanya mengapa manusia

dalam mengerjakan sesuatu dan membuat mencari cara – cara yang secara

fundamental lebih baik untuk melakukannya. Unsur spiritual dalam diri manusia itu

yang membuat manusia ingin agar hidupnya berarti dan berupaya memiliki arti

hidup.32

28

Achmah Muhammad, ‚Spiritual Management‛. Jurnal Ilmiah, MD Volume II

Nomor 1, (Edisi Juli - Desember 2009); 9 – 19. Published by : UIN Sunan Kalijaga.

http://digilib.uinsuka.ac.id/8601/1/Achmah%20Muhammad%20Spiritual%20Management.p

df. Accessed : 09/09/2015, 18.06, 12. 29

Robert M Lawrence & Oyepeju Raji, ‚Introduction to Spirituality, Health Care

and Mental Health‛, Articles Publication, (2005); 1 – 17. Published by : Royal College of

Psychiatrists. http://www.rcpsych.ac.uk/pdf/LawrenceOyepejuIntroSpirituality.pdf.

Accessed : 14/03/2016, 11.59. 30

Fenti Hasnani, ‚Spiritualitas Dan Kualitas Hidup Penderita Kanker Serviks‛.

Jurnal Ilmiah, 125 Jurnal Health Quality, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012); 69 – 140.

Published by : Politeknik Kesehatan Jakarta. http://www.poltekkesjak arta1.ac.id/file/

dokumen/64Spiritualitas_Kualitas_Hidup_Penderita_Kanker_Serviks.pdf. Accessed :

15/09/2015, 11.09. 31

Mohammad Shadiq Khairi, ‚Memahami Spiritual Capital Dalam Organisasi Bisnis

Melalui Perspektif Islam‛ (academia.edu : Jurnal Akuntansi Multiparadigma Universitas Brawijaya, Volume 4, Nomor 2 (Agustus 2013); 286 – 307. Published by : Academia on behalf of

Universitas Brawijaya.. http://www.academia.edu/10983266/Memahami_Spiritual_Capital_

Dalam_Organisasi_Bisnis_Melalui_Perspektif_Islam. Accessed : 10/09/2015, 19.16. 32

Danar Zohar & Ian Marshall, Spiritual Capital – Memberdayakan SQ di Dunia Bisnis, Terjm. Helmi Mustofa, Judul Asli : Spiritual Capital : Wealth We Can Live By

Using Our Rational, Emotional, and Spiritual Intelligence to Transform Ourselves and

Corporate Culture, Bloomsbury Publishing Plc, London, 2004 (Jakarta : PT Mizan Pustaka,

Cetakan Kedua, 2005), 63.

Page 31: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

9

Sedangkan meskipun terdapat persepsi negatif dari spiritualitas yang

menurut Tim Lowder sebagian besar disebabkan karena adanya praktik agama yang

dogmatis dan kaku. Namun, mayoritas peneliti setuju bahwa spiritualitas dan

agama memiliki kesamaan tetapi tidak sama. Bahkan, sebagian besar agama

didirikan sebagai hasil dari pencarian manusia terhadap timbulnya spiritual dalam

diri mereka, 33

sehingga dalam mencapai kebahagiaan pernikahan pun harus

dibarengi rasa pengorbanan dan keyakinan spiritualitas dalam diri masing – masing

individu pasangan.

Kaitannya dengan masyarakat yang hidup di kota Jakarta, yang mana

menurut K. Ryan, dalam Arif Agus Setiawan (2016) bahwa Jakarta sebagai Ibukota

Negara Indonesia mengalami perkembangan teknologi yang terbilang cukup pesat.

Inilah yang membuat Jakarta menjadi salah satu kota besar di Indonesia bahkan di

Asia. Namun, untuk membuat suatu kota dapat berkembang tidak hanya faktor

teknologi yang memiliki peran penting, melainkan faktor karakter dari masyarakat

di kota tersebut. Karakter adalah pola perilaku atau keadaan seseorang yang

bersifat individual, dan berkaitan dengan perilaku yang ada di sekitarnya.34

Masyarakat urban yang mana lebih menekankan pada sifat – sifat

kehidupannya yang mengutamakan rasional dan tidak mencampuradukkan dengan

hal – hal yang bersifat emosional. Tentu saja masyarakat urban sangat berbeda

kehidupannya dengan masyarakat pedesaan. Masyarakat urban dengan sifat

kehidupan yang rush, terburu – buru dan terbiasa hidup tanpa menggantungkan diri

pada orang lain (individualistik).

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas dan fenomena yang terjadi

mengenai kepuasan pernikahan, perilaku altruisme dan spiritualitas pada

pernikahan, oleh karena itu, yang membedakan penelitian ini dengan penelitian

lainnya adalah penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih dalam lagi

dengan mengangkat permasalahan dengan menggabungkan pengaruh altruisme dan

spiritualitas terhadap kepuasan pernikahan pada pasangan educated urban di daerah

khusus ibukota Jakarta.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan, sebagai berikut :

a. Terjadi perdebatan paradigma berpikir diantara komunitas akademik

mengenai perilaku altruisme dalam kehidupan sosial manusia. Sebagian ahli

berpendapat tindakan altruisme dilakukan karena tidak lebih dari tindakan

33

Tim Lowder, ‚A Ghost in the Machine : The Important Role of Workplace Spirituality‛.

International Journal, New Dimmesion (December 20, 2005); 1 – 15. Published by : Academia.

http://www.academia.edu/948792/A_Ghost_in_the_Machine_The_Important_Role_of_Workplace_Spiritualit

y. Accessed : 11/09/2015, 14.21. 34

Arif Agus Setiawan, ‚Perubahan Karakter Masyarakat Perkotaan‛, Artikel Urban Lifestyle (Mei 2016); 1 - 6. Published by : research gate.net.

https://www.researchgate.net/publication/302892058_Perubahan_Karakter_Masyarakat_Pe

rkotaan. Accessed : 24/01/2017, 14.12.

Page 32: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

10

suka rela tanpa pamrih yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial.

Namun sebagian ahli menganggap bahwa tindakan altruisme tidak

sepenuhnya dilakukan karena dorongan kemanusiaan. Adanya unsur – unsur

internal atau maksud tertentu didalamnya. Selain itu adanya perdebatan juga

mengenai pengaruh spiritualitas seseorang. Untuk itu adanya pemahaman

yang lebih matang mengenai konsep spiritualitas sebagai salah satu

pendorong dalam melakukan tindakan altruisme dalam mencapai kepuasan

pernikahan pasangan educated urban.

b. Ketidakpuasan dalam pernikahan dapat menyebabkan perceraian terjadi.

Sedangkan anak-anak yang hidup dengan salah satu orangtua setelah

perceraian akan berakibat lebih buruk. Perceraian diketahui meningkatkan

risiko gangguan psikis pada anak-anak. Selain itu, ternyata praktik asuh

bersama, yakni di mana anak-anak bergantian menghabiskan waktu dengan

masing-masing orang tua-nya dapat menyebabkan stres. Studi sebelumnya

pun menunjukkan seorang anak yang hidup dengan orang tua yang terpisah

lebih mudah terkena masalah emosi dan perilaku dibandingkan dengan anak

yang hidup dengan keluarganya intinya.35

Untuk itu menjadi permasalahan

yang sangat serius untuk diperhatikan bahwa perlu adanya pencapaian

kepuasan pernikahan sehingga bisa meredam keinginan pasangan berpisah.

c. Implementasi dari perilaku altruisme dan spiritualitas dalam menjalankan

pernikahan untuk mencapai kepuasan pernikahan pada pasangan educated urban.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka fokus rumusan masalah

penelitian ini adalah menganalisa atau mengungkapkan Pengaruh Determinan

Altruisme dan Spiritualitas terhadap Kepuasan Pernikahan pada Pasangan educated urban. Subjek dalam penelitian ini memiliki karakteristik yang secara umum yaitu

pasangan yang berpendidikan tinggi (minimal Strata 1), bekerja dan berada di

daerah khusus ibukota Jakarta.

3. Perumusan Masalah

Dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka perumusan masalah

yang akan dijawab dalam penelitian ini, sebagai berikut :

a. Adakah pengaruh determinan altruisme dan spiritualitas terhadap kepuasan

pernikahan pasangan educated urban di daerah khusus ibukota Jakarta ?

b. Apakah dampak dari ketidakpuasan pernikahan ?

c. Adakah implementasi dari perilaku altruisme dan spiritualitas dalam

menjalankan pernikahan untuk mencapai kepuasan pernikahan ?

35

Munady & P.R.L.M. Muhamad, ‚Angka Perceraian di Indonesia Sangat Fantastis‛,

Berita Nasional. (22 Desember 2015, 05:36). http://www.pikiran-

rakyat.com/nasional/2015/12/22/354484/angka-perceraian-di-indonesia-sangat-fantastis.

Published by : Pikiran Rakyat Online. Accessed : 04/03/2016, 20.06.

Page 33: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

11

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian yang

akan dilakukan ini untuk menganalisa sejauhmana :

1. Pengaruh perilaku altruisme dan spiritualitas dalam upaya mencapai

kepuasan pernikahan pasangan educated urban di daerah khusus ibukota

Jakarta.

2. Dampak dari ketidakpuasan pernikahan terhadap pasangan educated urban di

daerah khusus ibukota Jakarta.

3. Implementasi perilaku altruisme dan spiritualitas dalam menjalankan

pernikahan pada pasangan educated urban di daerah khusus ibukota Jakarta.

D. Manfaat Penelitian

Pada penelitian ini akan ditinjau 2 manfaat penting dari kajian permasalah

tersebut, sebagai berikut :

1. Manfaat Praktis

Diharapkan dengan hasil penelitian dapat menambah pengetahuan,

memberikan kesadaran bagi setiap pembacanya bahwa pematangan konsep

spiritualitas yang baik dapat memberikan dampak positif dalam melakukan

tindakan altruism dalam upaya pencapaian kepuasan pernikahan. Dengan demikian

diharapkan dapat mengurangi jumlah perceraian yang semakin tinggi setiap

tahunnya.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan –

masukan positif bagi penelitian – penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan

kepuasan pernikahan, spiritualitas dan perilaku altruisme, serta bagi perkembangan

ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Islam melalui data – data empiris yang sudah

teruji secara ilmiah ini. Juga untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan bahan

kajian ilmiah bagi penelitian – penelitian selanjutnya.

E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurhikmah Hairak Biga tentang

Pembagian Peran Dalam Keluarga dan Pengaruhnya Terhadap Perceraian Pasangan Muslim Berpendidikan Tinggi berpendapat bahwa pasangan suami istri yang

memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi, keduanya seharusnya lebih

memahami segala bentuk pembagian peran dalam keluarga.36

Sedangkan menurut

Sofyan Wilis dalam bukunya Konseling Keluarga (Family Counseling) bahwa latar

belakang pendidikan dapat menjadi salah satu faktor menentukan perilaku

seseorang. Seseorang dengan mendapatkan pendidikan cukup baik akan terlihat

pada tutur katanya, pergaulan dan cara sikapnya.37

36

Nurhikmah Hairak H. Biga, Pembagian Peran Dalam Keluarga dan Pengaruhnya Terhadap Perceraian Pasangan Muslim Berpendidikan Tinggi (Yogyakarta : Tesis, UIN

Sunan Kalijaga, 2015), 7. 37

Sofyan S. Willis, Konseling Keluarga (Family Counseling), 9

Page 34: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

12

Oluwole dan David Adebayo melakukan penelitian terhadap 2000 wanita

yang menguji pengaruh dari keterbukaan diri, efikasi diri38

, dan spiritualitas pada

pernikahan, menemukan hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan

kepuasan pernikahan.39

Penelitian yang dilakukan oleh Margareth G. Dudley & Frederick A.

Kosinski (1990) menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

religiusitas dan kepuasan pernikahan. Adapun prediksi terkuat untuk kepuasan

pernikahan adalah ibadah keluarga, kesesuaian dengan pasangan pada religiusitas,

dan kedatangan ke tempat ibadah.40

Paul A. M. Van Lange, dalam Zahrotun Nihayah (2013) meneliti tentang

Willingness to Sacrifice in Close Relationships, kepuasan perkawinan secara umum

di pengaruhi oleh kesediaan berkorban suami maupun istri. Lebih jauh Van Lange

mengatakan bahwa kesediaan berkorban berhubungan dengan fungsi pasangan yang

oleh sebagian orang disebut sebagai penyesuaian diadik, karena semakin baik

fungsi pasangan otomatis semakin baik pula penyesuaian diadiknya. 41

Sedangkan menurut Renata Forste dan Kiira Fox dalam penelitiannya Gender Roles, Household Labor, and Family Satisfaction: A Cross-National Comparison,

Persoalan-persoalan yang terkait dengan tugas

dalam rumah tangga dapat

diminimalisir dengan saling berbagi tugas pada suami. Keterlibatan suami dalam

pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak dapat memberikan

pengaruh yang

positif terhadap kepuasan perkawinan istri

42

38

Efikasi diri adalah keyakinan seorang individu mengenai kemampuannya dalam

mengorganisasi dan menyelesaikan suatu tugas yang diperlukan untuk mencapai hasil

tertentu. Lihat, Nobelina Adicondro & Alfi Purnamasari, ‚Efikasi Diri, Dukungan Sosial

Keluarga dan Self Regulated Learning Pada Siswa Kelas VIII‛, Jurnal Humanitas. Published

by : e-journal Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.

http://journal.uad.ac.id/index.php/HUMANITAS/article/download/448/290. Accessed :

12/04/2016. 15.26. 39

Oluwole, David Adebayo, ‚Marital Satisfaction: Connections of Self-Disclosure, Sexual Self-Efficacy and Spirituality among Nigerian Women‛, Pakistan Journal of Social

Sciences, Volume 5, No. 5 (2008); 464 – 469. Published by : Medwell Journals.

http://docsdrive.com/pdfs/medwelljournals/pjssci/2008/464-469.pdf. Accessed : 03/04/2016.

15.18. 40

Zahrotun Nihayah, Yufi Adriani, Zulfa Indira Wahyuni, ‚Peran Religiusitas dan

Faktor-Faktor Psikologis Terhadap Kepuasan Pernikahan‛, Jurnal for Conference Proceedings Annual International Conference on Islamic Studies – AICIS XII (2013); 937 –

964. Published by : UIN Sunan Ampel Surabaya.

http://eprints.uinsby.ac.id/265/1/Buku%202%20Fix_425.pdf. Accessed : 27/01/2016, 22.39. 41

Paul A. M. Van Lange, et al, ‚Willingness to Sacrifice in Close Relationships‛,

Journal of Personality ami Social Psychology, Volume 72, No. 6 (1997) ; 1373-1395.

Published by : the American Psychological Association, Inc.

http://doi.apa.org/journals/psp/72/6/1373.pdf. Accessed : 24/02/2016, 18.06. 42

Renata Forste & Kiira Fox, ‚Gender Roles, Household Labor, and Family

Satisfaction: A Cross-National Comparison‛, Working Paper, Departement of Sociology

Brigham Young University (2008); 1 - 31. http://paa2010.princeton.edu/papers/101364.

Published by : Princeton University Press. Accessed : 05/03/2016, 08.58.

Page 35: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

13

Penelitian oleh Mefisya Nuzullia WS dan Retno Kumolohadi tentang

Hubungan Antara Orientasi Religius Instrinsik Dengan Tingkat Kepuasan Pernikahan Karyawan PT. Telkom Indonesia berpendapat bahwa Individu yang

memiliki orientasi religius intrinsik akan memandang kehidupan pernikahan

sebagai suatu ibadah dan upaya mendekatkan diri dengan Tuhan. Kehidupan rumah

tangga yang penuh dengan tantangan, diselesaikannya berdasarkan pertimbangan

agama yang berusaha diterapkannya dalam kehidupan nyata sehari – hari. Individu

tersebut tidak banyak berkeluh kesah dan tetap merasa kehidupan pernikahannya

ini terasa memuaskan. 43

Selanjutnya Utami Pratiwi yang melakukan penelitian dengan judul

Altruisme Ibu Rumah Tangga Di Perumahan / Pemukiman Menengah Atas

terhadap sejumlah ibu rumah tangga di pemukiman kalangan menengah ke atas

yang merupakan ibu rumah tangga di perumahan menengah atas. Peneliti menilai

mereka berdekatan secara fisik namun berjauhan secara sosial. Penelitian ini

menemukan beberapa komponen yang menyebabkan altruisme masih terdapat

dalam diri subjek sebagai ibu rumah tangga yang tinggal di komplek perumahan

tingkat menengah atas diantaranya faktor empati, meyakini keadilan dunia,

pengendalian dan pengontrolan diri serta egosentrisme yang rendah yang

menyebabkan subjek berprilaku altruisme. Dengan demikian, subjek penelitian

menunjukkan bahwa subjek mampu memenuhi semua kriteria karakteristik individu

altruistik dengan baik.44

Dalam hal berkenaan dengan spiritual, Mohammad Shadiq Khairi dalam

jurnalnya yang berjudul Memahami Spiritual Capital Dalam Organisasi Bisnis Melalui Perspektif Islam, menyatakan bahwa spiritualitas berpedoman pada

petunjuk yang diberikan Allah dan dengan demikian maka sebagai umat Muslim

harus memastikan bahwa segala sesuatu yang dilakukannya adalah untuk

memperoleh ridho Allah. Islam tidak melihat spiritualitas secara terpisah dari

aktivitas dan kesibukan sehari-hari. Spiritualitas Islam berlandaskan atas tauhid,

mengesakan Allah karena tidak ada tuhan yang patut disembah kecuali Allah.

Dengan demikian spiritual yang dimaksudkan dalam penelitian ini tidak terlepas

dari nilai-nilai Islam yakni tauhid. 45

Selanjutnya dalam buku Gaji & Faojah berjudul Psikologi Agama – Memahami Pengaruh Agama Terhadap Perilaku Manusia yang mengutip pendapat

43

Mefisya Nuzullia WS & Retno Kumolohadi, ‚Hubungan Antara Orientasi Religius

Instrinsik Dengan Tingkat Kepuasan Pernikahan Karyawan PT. Telkom Indonesia‛. Naskah Publikasi, University Islam Indonesia (2007). Published by : psychology.uii.ac.id.

http://psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi-03320217.pdf.

Accessed : 24/02/2016, 13.06. 44

Utami Pratiwi, ‚Altruisme Ibu Rumah Tangga Di Perumahan / Pemukiman

Menengah Atas‛. Jurnal Penelitian pemukiman, Volume II, Nomor 2 (2009); 1 - 16.

Published by : e-journal Universitas Gunadarma. http://www.gunadarma.ac.id/library/

articles/graduate/psychology/2009/Artikel_10504187.pdf. Accessed : 15/09/2015, 21.05. 45

Mohammad Shadiq Khairi, ‚Memahami Spiritual Capital Dalam Organisasi Bisnis

Melalui Perspektif Islam‛. Jurnal Akuntansi Multiparadigma JAMAL Universitas Brawijaya. Accessed : 15/11/ 2015, 13.51.

Page 36: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

14

dari O’Neil & Kenny menegaskan bahwa agama berkonotasi pengalaman spiritual

sebagai bagian dari suatu sistem keyakinan, penerapan dan pengetahuan yang

terorganisir. 46

F. Metodologi Penelitian

Beberapa hal penting yang dilakukan dalam penelitian ini, sebagaimana

diterangkan sebagai berikut :

1. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian

dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif (mixed methods). Lebih jelasnya mixed methods dengan menggunakan model explanatory sequential design, yaitu penelitian kombinasi yang dilakukan dengan 2 (dua)

tahapan. Tahap pertama, dilakukan pengumpulan data kuantitatif. Tahap kedua,

mengumpulkan data kualitatif untuk membantu menjelaskan atau menguraikan

hasil penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif memberikan hasil gambaran

umum dari masalah penelitian. Sedangkan pendekatan kualitatif untuk memperkuat

analisis yang telah didapatkan, diperlukan untuk memperbaiki, memperluas atau

menjelaskan gambaran umum. 47

Dalam penelitian kualitatifnya, peneliti akan melakukan wawancara dan

observasi untuk menguatkan hasil analisis data yang diperoleh melalui penelitian

kuantitatif sebelumnya. Wawancara yang dilakukan peneliti dilakukan dengan

maksud untuk menghasilkan lebih banyak informasi dalam waktu yang relatif

pendek, sedangkan observasi yang dilakukan peneliti dalam keadaan yang

sebenarnya dengan atau tanpa sepengetahuan obyek yang diselidiki.48

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pasangan pernikahan educated urban yang

tersebar di 5 wilayah di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Sedangkan penyebaran

skala penelitian yang berlangsung dari tanggal 20 Juni – 30 Juli 2016.

3. Identifikasi Variabel Penelitian

Adapun variabel-variabel penelitian yang terdapat dalam penelitian ini,

sebagai berikut :

a. Variabel bebas (X1) : Perilaku Altruisme

Variabel bebas (X2) : Spiritualitas

b. Variabel terikat (Y) : Kepuasan Pernikahan

46

Gazi & Faojah, Psikologi Agama – Memahami Pengaruh Agama Terhadap Perilaku Manusia (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, Cetakan I,

2010), 2. 47

John W. Creswell, Educational Research : Planning, Conducting and Evaluating Quantitative and Qualitative Research (Boston : Pearson, 4th Edition, 2012), 535.

48 J. Supranto, Metode Riset – Aplikasinya Dalam Pemasaran (Jakarta : Lembaga

Penerbit FEUI, 1991), 61, 64.

Page 37: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

15

BAGAN 1

KERANGKA VARIABEL PENELITIAN

Peneliti melihat permasalahan – permasalahan yang biasa terjadi dalam

ketidakpuasan pernikahan. Permasalahan kebutuhan seksual, kebutuhan psikologis,

kebutuhan materi dan spiritualitas biasanya yang menjadi pemicu terjadinya

ketidakpuasan pernikahan. Ada beberapa hal treatment untuk mencapai kepuasan

pernikahan itu, salah satunya dengan menggunakan faktor sosio (dalam hal ini

perilaku altrusime) dan spiritualitas.

KEPUASAN

PERNIKAHAN

Terpenuhinya :

- Isu Kepribadian - Resolusi Konflik - Komunikasi - Kesetaraan

Peran - Waktu Luang - Pengaturan

Keuangan - Hubungan Seks - Anak &

Pengasuhan - Keluarga &

Teman - Agama

Altruisme

1. Peduli (Caring) 2. Penolong (Helpful) 3. Perhatian kepada orang lain

(Considerate of others) 4. Penuh Perasaan (Feeling) 5. Rela Berkorban (Willing to make a

sacrifice)

Spiritualitas

1. Makna Hidup (Meaning) 2. Nilai (Values) 3. Transeden (Transcendence) 4. Terhubung (Connection) 5. Proses Menjadi (Becoming)

Ketidakpuasan

Pernikahah

Masalah

Spiritualitas

Masalah

Kebutuhan

Materi

Masalah

Kebutuhan

Psikologis

Masalah

Kebutuhan

Seksual

Treatment 1. Bio

2. Psychologi

3. Sosio

4. Spiritualitas

Page 38: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

16

4. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Sampling

a. Populasi Penelitian

Populasi49

merupakan keseluruhan objek yang ingin diteliti, dan populasi

sering juga disebut universe. Anggota populasi dapat berupa benda hidup maupun

benda mati, dimana sifat-sifat yang ada pada populasi dapat diukur atau diamati.50

Adapun populasi dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling,51

dengan pasangan pernikahan educated urban yang terdapat di wilayah DKI Jakarta

berjumlah 165 orang. Populasi dalam penelitian ini memiliki karakteristik, sebagai

berikut :

1) Individu berjenis kelamin pria dan wanita yang telah terikat dalam

pernikahan yang sah secara agama dan Negara, yang bekerja berada di

wilayah DKI Jakarta.

2) Responden yang beragama Islam (hal ini disebabkan penelitian yang

dilakukan dalam perspektif agama Islam).

3) Responden memiliki latar belakang pendidikan minimal Sarjana Strata 1, dan

memiliki pasangan yang juga berlatar belakang pendidikan minimal Sarjana

Strata 1. Hal ini dimaksudkan dengan kesesuaikan dengan tujuan dan arah

sasaran penelitian terhadap pasangan educated urban.

4) Responden dan pasangan memiliki penghasilan tetap setiap bulannya.

5) Responden yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian sehat secara fisik

dan psikis saat penelitian berlangsung.

b. Sampel Penelitian

Menurut J. Supranto, sampel merupakan suatu cara pengumpulan data yang

sifatnya tidak menyeluruh artinya tidak mencakup seluruh obyek penelitian akan

tetapi hanya sebagian dari populasi saja.52

Untuk sampel 53

penelitian, dengan

jumlah populasi sebanyak 165 orang, akan tetapi fakta dilapangan saat

pengambilan data kuantitatif hanya 140 orang yang berhasil dikumpulkan. Hal ini

dikarenakan, pada saat penelitian kondisi responden yang tidak memungkinkan

49

Menurut Sudjana, populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil

menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik

tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap, dan jelas yang ingin dipelajari sifat –

sifatnya. Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung : Tarsito, Edisi ke 5, 1992), 6. 50

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), 173. 51

Purposive sampling adalah teknik sampling yang digunakan peneliti jika memiliki

pertimbangan – pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya. Muhammad Idrus,

Metode Penelitian Ilmu Sosial – Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (Jakarta : Erlangga,

Edisi ke 2, 2009), 96. 52

J. Supranto, Metode Riset – Aplikasinya Dalam Pemasaran (Jakarta : Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Edisi ke 5, 1991), 48. 53

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (sampel sendiri

secara harfiah berarti contoh). Alasan perlunya pengambilan sampel adalah keterbatasan

waktu, tenaga dan biaya, lebih cepat dan lebih mudah, memberi informasi yang lebih

banyak dan dalam, dan dapat ditangani lebih teliti. Rozaini Nasution, ‚Teknik Sampling‛,

(2003); 1 – 7. Published by : e-journal Universitas Sumatera Utara.

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf. Accessed : 25/09/2015, 08.38.

Page 39: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

17

untuk berpartisipasi dalam penelitian karena kesibukan responden, kealpaan

responden hingga batas akhir waktu penelitian hingga ada responden yang belum

bersedia berpartisipasi dalam penelitian.

c. Teknik Sampling

Teknik sampling dalam Penelitian ini adalah penelitian nonprobability sampling 54

dengan menggunakan teknik purposive sampling, sampling yang

pengambilan elemen – elemen yang dimasukkan dalam sampel dilakukan dengan

sengaja, dengan catatan bahwa sample tersebut mewakili populasi.55

5. Definisi Operasional

Definisi operasional diperlukan untuk menjelaskan variabel pengukuran

secara teoritik ke dalam bentuk yang dapat diukur. Dengan demikian diharapkan

tidak ditemukannya salah penafsiran.

Kepuasan pernikahan yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan

evaluasi penilaian subyektif perasaan bahagia yang dirasakan pasangan terhadap

pasangan pernikahannya yang melibatkan 3 (tiga) kebutuhan dasar dalam

pernikahan, yaitu kebutuhan materil, kebutuhan seksual, dan kebutuhan psikologis.

Adapun untuk mengukur kepuasan pernikahan pada subjek penelitian ini,

digunakan skala ENRICH (Evaluation and Nurturing Relationship Issues, Communication and Happiness) Marital Satisfaction Scale (EMS) dari Blaine J.

Fowers & David H. Olson, yang terdiri dari Isu Kepribadian, Resolusi Konflik,

Komunikasi, Kesetaraan Peran, Waktu Luang, Pengaturan Keuangan, Hubungan

Seks, Anak & Pengasuhan, Keluarga & Teman, dan Agama. 56

Sedangkan perilaku altruisme yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan

suatu sikap memberikan perhatian, bantuan dan kesejahteraan kepada orang lain

secara sadar atau tidak sadar yang didasari pada hati nurani dan keiklasan tanpa

memperhatikan diri sendiri atau tanpa motif internal bahkan cenderung dengan

mengorbankan jiwa sang penolong. Adapun untuk mengukur perilaku altruisme

pada subjek penelitian ini digunakan skala berdasarkan pengembangan dari J. P

Rushton, R. D Chrisjohn & G. C Fekken, yaitu The Self Report Altruism (SRA)

Scale 57

, yang terdiri dari Peduli (Caring), Penolong (Helpful), Perhatian Kepada

54

Penelitian nonprobability sampling yang menunjukkan bahwa nonprobability

sampling menjadi alternatif pilihan dengan pertimbangan yang terkait dengan penghematan

biaya, waktu, dan tenaga serta keterandalan subyektifitas peneliti. Lihat, Dergibson Siagian

Sugiarto, Metode Statistika – Untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta, 2000), 119. 55

J. Pupranto, Metode Riset, 60. 56

Blaine J. Fowers & David H. Olson, ‚ENRICH Marital Satisfaction Scale : A Brief

Research and Clinical Tool‛, Journal of Family Psychology, Volume 7, No. 2. (1993); 176 -

185. Published by : e-journal Penn State's College of Information Sciences and Technology.

http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.201.2&rep=rep1&type=pdf.

Accessed : 10/04/2016, 21.11. 57

J. Philippe Rushton, Roland D. Chrisjohn & G. Cynthia Fekken, ‚The altruistic

personality and the self-report altruism scale - Personality and Individual Differences‛.

Page 40: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

18

Orang Lain (Considerate of Others), Penuh Perasaan (Feeling) dan Rela Berkorban

(Willing to Make a Sacrifice). Spiritualitas yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan esensi ruh dan

tahapan perjalanan batin manusia yang memicu rasa bersyukur mencari makna dan

tujuan hidup dalam suasana harmonis dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain dan

lingkunganya. Adapun untuk mengukur spiritualitas pada subjek penelitian ini di

gunakan skala spiritualitas dari John Swinton58

, yang terdiri dari Makna hidup

(Meaning), Nilai (Values), Transeden (Trancendence), Terhubung (Connection),

dan Menjadi (Becoming). 59

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini bersumber dari

data primer dan data skunder.60

Adapun data primer dalam penelitian ini meliputi skala penelitian, sedangkan

data sekunder meliputi wawancara dan dokumentasi. Untuk teknik pengumpulan

data dijelaskan, sebagai berikut :

a. Skala Penelitian

Penelitian kuantitatif ini digunakan skala yang telah didesain sejak dibuatnya

proposal penelitian. Skala ini yang akan mengukur atau mendokumentasikan respon

subjek sesuai dengan alternatif pilihan yang diberikan.61

Skala pengukuran

merupakan alat untuk mengumpulkan data dengan daftar pertanyaan yang telah

disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal mengisi

atau menandai dengan mudah dan cepat. 62

Adapun jenis skala yang digunakan adalah skala Likert, yang umum

digunakan untuk mengukur sikap atau respons seseorang terhadap suatu objek.

Pengungkapan sikap dengan menggunakan skala Likert sangat popular di kalangan

para ahli psikologi sosial dan para peneliti. Hal ini dikarenakan selain praktis, skala

Journal Personality and Individual Differences, Department of Psychology, Faculty of

Social Science, The University of Western Ontario, Ontario, Canada, Elsevier Ltd, Volume

2, Issue 4 (1981); 293 – 302. Published by : Science Direct.

http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/0191886981900842. Accessed :

09/10/2015, 20.31. 58

Muhammad Sholeh, ‚Hubungan Aspek – aspek Kecerdasan Emosional, Itsar dan

Spiritualitas Dengan Kepuasan Kerja Guru‛. Tesis : Universitas Indonesia (2011), 92. 59

Robert M Lawrence & Oyepeju Raji, ‚Introduction to Spirituality, Health Care

and Mental Health‛, Accessed : 14/03/2016, 13.49. 60

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan

menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

sumber informasi yang dicari. Sedangkan, data sekunder adalah data yang diperoleh dari

pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti. Lihat, Saifuddin Azwar, Metode

Penelitian, 91. 61

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, 35-36. 62

Sudjana, Metode Statistik (Bandung : Tarsito, 1992), 19.

Page 41: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

19

Likert yang dirancang dengan baik pada umumnya memiliki reliabilitas yang

memuaskan.63

Skala ini hanya menggunakan item yang secara pasti baik dan secara pasti

buruk. Item yang pasti disenangi, disukai, yang baik, diberi tanda negatif (-). Total

skor merupakan penjumlahan skor responsi dari responden yang hasilnya

ditafsirkan sebagai posisi responden. Skala ini menggunakan ukuran ordinal

sehingga dapat membuat ranking walaupun tidak diketahui berapa kali satu

responden lebih baik atau lebih buruk dari responden lainnya.

(1) Skala Perilaku Altruisme Adapun rancangan instrument untuk skala perilaku altruisme menggunakan

skala perilaku altruisme The Self Report Altruism (SRA) Scale dari J. P Rushton,

R. D Chrisjohn & G. C Fekken64

. Skala SRA merupakan skala yang berasal dari ide

bahwa beberapa orang memiliki kepribadian altruistik, atau secara konsisten

altruistik. Para peneliti percaya bahwa jika pola altruistik konsisten perilaku yang

terjadi pada diri individu maka individu dapat diukur melalui self report measure.65

Skala SRA ini membutuhkan responden untuk melaporkan atas 20 butir perilaku

tertentu.66

Adapun dimensi – dimensi skala spiritualitas dapat dilihat dalam blue print pada tabel, sebagai berikut :

63

Risnita, ‚Pengembangan Skala Model Likert‛. Jurnal Ilmiah, Edu-Bio, Volume 3

(2012); 86 - 99. Published by : e-journal IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=252693&val=6813&title=Pengembang

an%20Skala%20Model%20Likert. Accessed : 29/09/2015, 16.12. 64

J. Philippe Rushton, Roland D. Chrisjohn & G. Cynthia Fekken, ‚The altruistic

personality and the self-report altruism scale - Personality and Individual Differences‛.

Journal Personality and Individual Differences, Department of Psychology, Faculty of

Social Science, The University of Western Ontario, Ontario, Canada, Elsevier Ltd, Volume

2, Issue 4 (1981); 293 – 302. Published by : Science Direct.

http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/0191886981900842. 65

Alecia C. Eubanks, ‚To What extent is it altruism ? An Examination of How

Dimensions of Religiosity Predict Volunteer Motivation Amongst College Students‛.

Dissertation Department of Psychology (May 2008). Published by : Proquest LLC.

https://books.google.co.id/books?id=bugE-boDQgUC&pg=PA69&lpg=PA69&dq=self-

report+altruism+scale+%28sra%29&source=bl&ots=r4oRElF-N0&sig=qbCkM8wtn9bfKA

oJVk-zGf5guJg&hl=id&sa=X&rediresc=y#v=onepage&q=self-report%20altruism%20

scale%20%28sra%29&f=false. Accessed : 09/10/2015, 22.40. 66

J. Philippe Rushton, et al, ‚Altruism and Aggression : The Heritability of

Individual Differences‛. International Journal Univerity of Western Ontario, Vat 50, No. 6,

022-3514/96/03,75 (1986); 1192 – 1198. Published by : e-journal University of Western

Ontario. http://www.psychology.uwo.ca/faculty/rushtonpdfs/Altruism%20and%20

Aggression%201986.pdf. Accessed : 16/10/2015, 23.37.

Page 42: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

20

TABEL 1

BLUE PRINT SKALA ALTRUISME

N

O DIMENSI INDIKATOR

NO

ITEM

JUMLAH

ITEM

1 Peduli

(Caring)

- Prihatin terhadap masalah orang

lain

- Memperhatikan dan kesediaan atas

kesulitan orang lain

2, 4,

12, 13 4

2 Penolong

(Helpful)

- Memberikan sesuatu yang

dibutuhkan orang lain

- Melakukan kegiatan dengan suka

rela

1, 8,

9, 20 4

3

Perhatian kepada

orang lain

(Considerate of Others)

- Tidak acuh terhadap orang lain

- Memperhatikan kebutuhan orang

lain

6, 7,

10, 15 4

4 Penuh Perasaan

(Feeling) - Empati terhadap orang lain

- Mampu memahami orang lain

5, 16,

17, 18 4

5

Rela Berkorban (Willing to Make a Sacrifice)

- Keinginan untuk memberikan

kesejahteraan terhadap orang lain

- Bersikap untuk mengulurkan

bantuan kepada orang lain

3, 11,

14, 19 4

Jumlah Total Item

20

Skala altruisme terdiri dari 5 aspek, yaitu Peduli (Caring), Penolong

(Helpful), Perhatian kepada orang lain (Considerate of others), Penuh Perasaan

(Feeling), dan Rela Berkorban (Willing to make a sacrifice). Setiap aspek diukur

dengan butir – butir pertanyaan yang terkait dengan totalnya 25 item pernyataan

dengan jenis skala model Likert, sebagaimana berikut :

TABEL 2

ALTERNATIF JAWABAN & SKOR ITEM SKALA ALTRUISME

SKOR ITEM POSITIF

(Favourable) NILAI

SKOR

SKOR ITEM NEGATIF

(Unfavourable)

SS (Sangat Sesuai) 5 STS (Sangat Tidak Sesuai)

S (Sesuai) 4 TS (Tidak Sesuai)

AS (Agak Sesuai) 3 ATS (Agak Tidak Sesuai)

TS (Tidak Sesuai) 2 S (Sesuai)

STS (Sangat Tidak Sesuai) 1 SS (Sangat Sesuai)

(2) Skala Spiritualitas

Pengukuran terhadap skala spiritualitas dalam penelitian ini, menggunakan

skala spiritualitas dari John Swinton. Penggunaan skala spiritualitas dari Swinton

karena dalam skala Swinton ada butir indikator transenden, yang mana adanya

pengakuan terhadap eksistensi Tuhan, dan ini bersinergi / selaras dengan konsep

Page 43: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

21

Islam dalam Al-Quran, surah Al-Rum, ayat 30. 67

Adapun dimensi – dimensi dan

butir pertanyaan skala spiritualitas dapat dilihat dalam blue print pada tabel,

sebagai berikut : TABEL 3

BLUE PRINT SKALA SPIRITUALITAS

NO DIMENSI INDIKATOR NO

ITEM

JUMLAH

ITEM

1 Makna Hidup (Meaning)

- Memaknai pernikahan sebagai salah satu

ibadah.

- Menjalani pernikahan dengan tujuan

hingga akhir hayat.

1, 2,

3, 4 4

2

Nilai

(Values)

- Kepercayaan terhadap manfaat berbuat

baik.

- Kepercayaan yang mengatur tentang cara

berperilaku dalam memenuhi keinginan

terdalamnya.

5, 6,

7, 8 4

3 Transenden

(Transcendence)

- Pengakuan atas keberadaan atau

eksistensi Tuhan.

- Sikap pasrah kepada Tuhan.

9, 10,

11, 12 4

4 Terhubung

(Connected) - Ingatan (dzikir) kepada Tuhan.

- Sholat dan berdoa kepada Tuhan.

13, 14,

15, 16 4

5

Menjadi

(Becoming)

- Memandang diri sebagai makhluk Tuhan.

- Memandang diri sebagai khalifah di muka

bumi.

- Menemukan jati diri melalui reflaksi.

17, 18,

19, 20 4

Jumlah Total Item 20

Skala spiritualitas dalam penelitian ini terdiri dari 5 aspek, yaitu Makna

hidup (Meaning), Nilai (Values), Transenden (Trancendence), Terhubung

(Connection), dan Menjadi (Becoming). Setiap aspek diukur dengan butir – butir

pertanyaan yang terkait dengan totalnya 25 item pernyataan dengan jenis skala

sikap model Likert. Terdapat 5 kode alternatif jawaban dan masing-masing

memiliki skor, sebagaimana berikut :

TABEL 4

ALTERNATIF JAWABAN DAN SKOR ITEM SKALA SPIRITUALITAS

Skor Item Positif (Favourable) Nilai Skor Skor Item Negatif (Unfavourable)

SS (Sangat Sesuai) 5 STS (Sangat Tidak Sesuai)

S (Sesuai) 4 TS (Tidak Sesuai)

AS (Agak Sesuai) 3 ATS (Agak Tidak Sesuai)

TS (Tidak Sesuai) 2 S (Sesuai)

STS (Sangat Tidak Sesuai) 1 SS (Sangat Sesuai)

67

Al-Quran, surah Al-Rum (30), ‚Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.‛

Page 44: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

22

(3) Skala Kepuasan Pernikahan Pengukuran terhadap skala Kepuasan Pernikahan dalam penelitian ini,

menggunakan skala kepuasana pernikahan dari Blaine J. Fowers dan David H.

Olson. Pengembangan alat ukur dibuat berdasarkan penjelasan dimensi ENRICH Marital Satisfaction Scale (EMS) terdapat pada jurnal yang berjudul ENRICH Marital Satisfaction Scale : A Brief Research and Clinical Tool (Fowers &

Olson,1993), ENRICH Marital Inventory : A Discriminant Validity and Cross – Validity Assessment (Fowers & Olson, 1989), dan The Aplicability of Western Marital Satisfaction Measure for Couples in Taiwan Based on ENRICH (April

Chiung-Tao Shen, 2001). Adapun dimensi – dimensi dan butir pertanyaan skala

kepuasan pernikahan dapat dilihat dalam blue print pada tabel dibawah ini, sebagai

berikut :

TABEL 5

BLUE PRINT SKALA KEPUASAN PERNIKAHAN

NO DIMENSI INDIKATOR NO

ITEM JUMLAH

ITEM

1 Isu – Isu

Kepribadian

- Pemahaman individu tentang

pemahamannya dari sifat & sikap

masing – masing pasangan.

- Level kenyamanan dari individu dalam

menerima dan memahami kebiasan dan

karakter kepribadian dari pasangan.

1, 2 2

2 Resolusi

Konflik

- Keterbukaan pasangan dalam menyadari

dan memecahkan masalah.

- Strategi dan proses yang digunakan

untuk mengakhir perselisihan.

3, 4 2

3 Komunikasi

- Persepsi kemampuan individu sendiri

dalam berkomunikasi dengan pasangan.

- Level kenyamanan masing – masing

pasangan dalam kemampuan berbagi

emosi & keyakinan.

5, 6 2

4 Kesetaraan

Peran - Peran pencarian nafkah.

- Peran dalam pengasuhan anak. 7, 8 2

5 Waktu Luang

- Aktivitas sosial versus aktifitas pribadi.

- Preferensi penggunaan waktu luang

untuk aktifitas bersama / terpisah.

9, 10 2

6 Pengaturan

Keuangan

- Kepuasan dengan pengaturan keuangan.

- Kepuasan dengan keadaan ekonomi

keluarga.

11, 12 2

7 Hubungan

Seks

- Kepuasan dan kasih sayang.

- Level kenyamanan dalam

mendiskusikan isu – isu seksual.

13, 14 2

8 Anah dan

Pengasuhan

- Kesadaran pasangan tentang dampak

anak terhadap hubungan.

- Kesepakatan tentang mendisiplinkan

anak.

15, 16 2

Page 45: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

23

9 Keluarga dan

Teman

- Sikap keluarga & teman – teman

terhadap pernikahan.

- Kenyamanan yang dirasakan dengan

hadirnya keluarga dan teman – teman

pasangan.

17, 18 2

10 Agama

- Arti dan pentingnya keterlibatan

kegiatan keagamaan.

- Peran yang diharapkan dari keyakinan

agama terhadap pernikahan.

19, 20 2

Jumlah Total Item 20

Skala kepuasan pernikahan dalam penelitian ini terdiri dari 10 aspek, yaitu

Isu Kepribadian, Resolusi Konflik, Komunikasi, Kesetaraan Peran, Waktu Luang,

Pengaturan Keuangan, Hubungan Seks, Anak & Pengasuhan, Keluarga & Teman,

dan Agama. Setiap aspek diukur dengan butir – butir pertanyaan yang terkait

dengan totalnya 38 item pernyataan dengan jenis skala sikap model Likert. Terdapat 5 kode alternatif jawaban dan masing-masing memiliki skor, sebagaimana

berikut :

TABEL 6

ALTERNATIF JAWABAN DAN SKOR ITEM

SKALA KEPUASAN PERNIKAHAN

SKOR ITEM POSITIF

(Favourable) NILAI

SKOR

SKOR ITEM NEGATIF

(Unfavourable)

SS (Sangat Sesuai) 5 STS (Sangat Tidak Sesuai)

S (Sesuai) 4 TS (Tidak Sesuai)

AS (Agak Sesuai) 3 ATS (Agak Tidak Sesuai)

TS (Tidak Sesuai) 2 S (Sesuai)

STS (Sangat Tidak Sesuai) 1 SS (Sangat Sesuai)

b. Wawancara Penelitian

Menurut Sugiyono, Wawancara digunakan apabila peneliti ingin melakukan

studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti serta

mengetahui hal – hal dari responden yang lebih mendalam.68

Dalam wawancara69

68

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung : CV Alvabeta, Cetakan

kesembilan, 2002), 157. 69

Adapun beberapa jenis wawancara yang akan digunakan penulis dalam penelitian

ini, sebagai berikut (1) Wawancara Terstruktur, kegiatan yang dilakukan dengan cara

terlebih dahulu mempersiapkan bahan pertanyaan yang diajukan dalam wawancara. Sekilas

langkah ini hampir sama dengan angket yang dibacakan, hanya saja dalam wawancara

terstruktur ini, peneliti harus mampu untuk mengembangkan kemampuannya menggali

informasi dari informan; (2) Wawancara Tidak Terstruktur, jenis wawancara yang lebih

sesuai dalam penelitian kualitatif sebab memberikan peluang kepada peneliti untuk

mengembangkan pertanyaan – pertanyaan penelitian dengan tidak lepas dari konteks

penelitian; dan (3) Wawancara Kelompok, diimplementasikan dengan cara mengajukan

pertanyaan simultan kepada beberapa individu yang telah hadir dalam kelompok yang telah

ditetapkan. Lihat, Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, 107 - 108.

Page 46: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

24

terdapat tanya jawab yang dipergunakan untuk mengetahui dan menemukan motif

– motif, perasaan, ide – ide, opini, keyakinan, pengalamanan seseorang yang

diperlukan untuk penyelidikan.70

Peneliti dalam melaksanakan wawancara

penelitian ini, dilakukan terhadap pasangan pernikahan educated urban.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan dnegan cara

mempelajari dan mencatat bahan – bahan bacaan, jurnal, dokumen, makalah,

laporan serta bahan lainnya yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Peneliti juga

menggunakan alat bantu berupa kamera dan recorder untuk mendokumentasikan

semua kegiatan yang terjadi.

7. Analisis Data

Untuk kebutuhan analisis penelitian ini terdiri dari 2 pengujian, yaitu uji

asumsi dan uji hipotesis dengan menggunakan alat bantu analisis berupa program

yang dipilih adalah Statictical Package for The Social Science (SPSS) versi 20 for Windows Release.

a. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Dalam melakukan pengujian (uji coba) instrument ukur psikologis, terdapat 2

(dua) tahapan pengujian data, yaitu uji validitas dan uji reabilitas. Kedua tahap ini

saling melengkapi satu sama lainnya. Tahapan pengujian juga dilakukan sekaligus

uji validitas dan disertai uji reliabilitas.71

1) Pengujian Validitas

Menurut Saifudin Azwar yang dikutip oleh Zulkifli Matondang, menyatakan

bahwa validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi

ukurnya. Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut

menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai

dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Artinya hasil ukur dari

pengukuran tersebut merupakan besaran yang mencerminkan secara tepat fakta

atau keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur. 72

Dalam penelitian ini, jenis uji validitas yang digunakan menggunakan

validitas alat ukur (test validity)73

yang merujuk pada makna kemampuan sebuah

alat ukur (skala) untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan untuk

70

Hasanusi Soleh, Sari Metodelogi Riset (Jakarta : Widyaiswara Badan Diklat

Departemen Dalam Negeri, Jilid 1, 1993), 67. 71

Iredho Fani Reza, Penyusunan Skala Psikologi – Memahami Manusia Secara Empiris (Palembang : Noer Fikri Offset, Cetakan ke I, 2016), 67.

72 Zulkifli Matondang, ‚Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian‚.

Jurnal Tabularasa PPS UNIMED, Volume 6, Nomor 1 (Juni 2009); 87 – 97. Published by :

e-journal Universitas Negeri Medan. http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-

24576-Zulkifli.pdf. Accessed : 17/10/2015, 20.33. 73

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, 125.

Page 47: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

25

mengetahui kemampuan alat ukur ini, menggunakan validitas konstruk (construct validity), yaitu validitas yang menunjukkan sejauhmana suatu tes mengukur trait

atau konstrak teoretik yang hendak diukurnya. 74

Oleh karena itu, sebenarnya

konsep validitas konstruk mengacu pada teori yang digunakan oleh seorang

peneliti, bukan pada banyaknya pendapat ahli tentang variabel yang diteliti. 75

Selanjutnya menurut Muhammad Idrus, harga validitas yang diterima dan

dinyatakan valid jika memiliki nilai haraga ≥ 0,3.76

2) Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan atau consistency atau dapat dipercaya. Artinya

instrument yang digunakan dalam penelitian ini akan memberikan hasil yang sama

meskipun diulang – ulang dan dilakukan oleh siapa dan kapan saja. 77

Sedangkan

reliabilitas menurut Saifudin Azwar merupakan tingkat kepercayaan hasil suatu

pengukuran, dengan demikian pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi adalah

yang mampu memberikan hasil ukur terpercaya atau reliabel. 78

Adapun metode untuk melakukan uji reliabilitas yang digunakan di dalam

penelitian ini menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach (α). Data untuk

menghitung koefesien reliabilitas alpha cronbach diperoleh lewat penyajian satu

bentuk skala yang dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok responden. Dengan

menyajikan satu skala hanya satu kali, maka problem yang mungkin timbul pada

pendekatan reliabilitas tes ulang dapat dihindari. 79

Salah satu program yang

digunakan untuk pengolahan data mencari harga koefisien reliabilitas penelitian ini

menggunakan program SPSS 20.

b. Pengujian Asumsi

Pengujian asumsi klasik80

adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi

pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS)81

.

Pengujian asumsi yang sering digunakan yaitu pengujian normalitas dan pengujian

linearitas,82

sebagaimana diterangkan berikut :

1) Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas berguna untuk menentukan data yang telah

dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Pengujian

74

Saifuddin Azwar, Tes Prestasi (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010), 175. 75

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, 126. 76

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, 130. 77

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, 131. 78

Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,

1999), 83. 79

Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, 87. 80

Shabrina Husna, ‚Uji Normalitas‛. Jurnal Ilmiah (2013); 1 – 20. Published by :

Statistik Pendidikan. http://statistikapendidikan.com/wp-content/uploads/2013/10/UJI-

NORMALITAS-shabrinahusna.pdf. Accessed : 19/10/2015, 22.19. 81

Ordinary Least Square (OLS) adalah suatu metode ekonometrik yang mana

terdapat variabel independent sebagai variabel penjelas, dan terdapat variabel dependent yang merupakan variabel yang dijelaskan dalam suatu persamaan linier. Damodar N.

Gujarati, Basic Econometrics (Singapore : Ms Grawth Hill, 4th

Edition, 2004 ), 18. 82

Shabrina Husna, ‚Uji Normalitas‛, Accessed : 19/10/2015, 22.32.

Page 48: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

26

normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal

atau tidak. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi

pada nilai residualnya. 83

2) Pengujian Linieritas

Pengujian linearitas merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui status linear tidaknya suatu distribusi data penelitian. Pengujian

linearitas dilakukan dengan mencari persamaan garis regresi variabel bebas X

terhadap variabel terikat Y. Berdasarkan garis regresi yang telah dibuat tersebut,

selanjutnya diuji keberartian koefisien garis regresi serta linearitasnya.84

Untuk mengetahui data dikatakan linier, menurut Hadi, jika kurang dari ρ <

0,05 berarti variabel bebas berkorelasi linier dengan variabel terikat. Sebaliknya,

jika lebih atau sama dengan ρ > 0,05 berarti variabel bebas tidak berkorelasi linier

dengan variabel terikat.85

c. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis berhubungan dengan penerimaan atau penolakan suatu

hipotesis. 86

suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah

menerima atau menolak hipotesis mengenai parameter populasi.87

Adapun untuk melihat tingkat korelasi antara dua variabel, yaitu :

spiritualitas dan perilaku altruisme.

8. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu hipotesis

mayor dan hipotesis minor, sebagaimana diterangkan berikut :

a. Hipotesis Mayor

Perilaku altruisme (peduli, penolong, perhatian kepada orang lain, penuh

perasaan, rela berkorban) dan spiritualitas (Makna hidup, Nilai, Transenden,

Terhubung, dan Menjadi) berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan

pernikahan pada pasangan educated urban di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

83

Oktaviana, ‚Uji Normalitas‛. Jurnal Ilmiah (2013); 1 -12. Published by : Statistik

Pendidikan. http://statistikapendidikan.com/wp-content/uploads/2013/10/uji-norrmalitas-

Statistika-Pendidikan-Okta.pdf. Accessed : 19/10/2015, 22.26. 84

Wahyu Setyawan, ‚Uji Linearitas‛. Jurnal Ilmiah (2013); 1 – 12. Published by :

Statistik Pendidikan. http://statistikapendidikan.com/wp-content/uploads/2013/05/Uji-

Linearitas.WahyuSetyawan.pdf. Accessed : 19/10/2015, 22.43. 85

Sutrisno Hadi, Seri Program Statistik-Versi 2000 (Yogyakarta: Universitas Gadjah

Mada, 2000), 103. 83Sutrisno Hadi, Seri Program Statistik-Versi 2000, 114-115 86

Thomas Yuni Gunarto, ‚Statistik 2‛. 1 – 11. Published by : Universitas

Gunadarma. http://thomasyg.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/8192/Uji+

Hipotesis.pdf. Accessed : 19/10/2015, 23.08. 87

Ledhyane Ika Harlyan, ‚Uji Hipotesis – Statistik MAM 4137‛. (2012) Published

by : Universitas Brawijaya. http://ledhyane.lecture.ub.ac.id/files/2012/11/ Pengujian-

Hipotesis.pdf. Accessed : 19/10/2015, 23.12.

Page 49: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

27

b. Hipotesis Minor

Berdasarkan teori – teori dasar yang sudah dijelaskan di depan maka

hipotesis minor dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh yang signifikan

kepedulian (caring), penolong (helpful), perhatian kepada orang lain (considerate of others), perasaan (feeling), rela berkorban (willing to make a sacrifice), makna

hidup (meaning), nilai (value), transeden (trancendence), terhubung (connection),

dan menjadi (becoming) terhadap kepuasan pernikahan pada pasangan educated urban di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

BAGAN 2

HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis Minor

Hipotesis Mayor

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami penulisan tesis ini maka dibuat secara

sistematis berdasarkan pedoman akademik dan pedoman penulisan tesis yang telah

ditentukan Institusi, sebagai berikut : 88

BAB I, Pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu yang relevan, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II, berisi uraian mengenai konsep kepuasan pernikahan dalam konteks

perilaku altruisme dan spiritualitas, yang diawali membahas mengenai kepuasan

pernikahan dari kepuasan seksual hingga kepuasan spiritualitas, kemudian

mengenai peran pendidikan dan gender dalam kepuasan pernikahan, selanjutnya

determinan altruisme dalam perspektif Islam, lalu spiritualitas dalam diri manusia,

dan diakhiri dengan pembahasan perilaku altruisme & spiritualitas dalam

pernikahan.

BAB III, peneliti secara terperinci membahas deskripsi hasil penelitian

kuantitatif, yang diawali dengan dijelaskan mengenai deskripsi pengujian validitas

88

Tim Penyusunan Buku Pedoman, Pedoman akademik - Program Magister dan Doktor Pengkajian Islam 2011-2015 (Jakarta: Sekolah Pascasarjana Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011).

Perilaku altruisme dan spiritualitas

berpengaruh secara signifikan

terhadap kepuasan pernikahan

pada pasangan pernikahan

educated urban di DKI Jakarta.

Ada pengaruh yang signifikan rasa peduli

(caring), penolong (helpful), perhatian

kepada orang lain (considerate of others),

perasaan (feeling), rela berkorban (willing to make a sacrifice), makna hidup

(meaning), nilai (value), transeden

(trancendence), terhubung (connection),

dan menjadi (becoming) terhadap kepuasan

pernikahan pada pasangan pernikahan

educated urban di DKI Jakarta.

Page 50: KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN EDUCATED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38647/1...Kosentrasi : Psikologi Islam Telah melaksanakan Ujian Pendahuluan pada hari

28

& reabilitas altruisme, spiritualitas dan kepuasan pernikahan, selanjutnya

membahas deskripsi subjek penelitian, kemudian deskripsi data penelitian

altruisme, spiritualitas dan kepuasan pernikahan, dan sub bab ini ditutup dengan

penjelasan uji hipotesis altruisme dan spiritualitas terhadap kepuasan pernikahan.

BAB IV, membahas pencapaian kepuasan pernikahan melalui efektivitas

spiritualitas dalam perilaku altruisme untuk mencapai kepuasan pernikahan,

kemudian membahas spiritualitas : sebagai tujuan hidup dan tujuan pernikahan

hingga akhir hayat, dan terakhir membahas pengaruh pendidikan terhadap kepuasan

pernikahan.

BAB V, merupakan penutup terdiri dari kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran – saran dari penulis.