educated unemployment - anitanet.staff.ipb.ac.id

5
budi's blog | Educated Unemployment Copyright Budiman Spt [email protected] http://budi.staff.ipb.ac.id/2009/08/21/educated-unemployment/ Educated Unemployment Educated unemployment atau pengangguran terdidik adalah salah satu masalah besar yang sesungguhnya sedang di hadapi oleh bangsa Indonesia. Lagi-lagi tidak bisa menyalahkan permasalahan ini kepada pemerintah, seluruh pihak terlibat dalam konspirasi peningkatan jumlah pengangguran terdidik. Secara kuantitatif mungkin bertambah, tapi apakah secara kualitatif juga pengangguran tersebut meningkat? Statistically, berdasarkan perhitungan statistik oleh BPS Indonesia, angka pengangguran ternyata jauh meningkat daripada tahun-tahun sebelumnya. Jangan merasa aneh dengan topik yang sedang dibicarakan disini. Tapi inilah kenyataannya. Proporsi pengangguran dari kawan-kawan yang menyelesaikan pendidikan tinggi-nya mencapai 28%. Jika melihat proporsinya memang turun dibandingkan kondisi kuantifikasi per Februari 2008 yang mencapai 30,5%. Pengangguran lulusan universitas (minimal sarjana) memang menurun pada kuantifikasi bulan Agustus 2008 dibandingkan Februari 2009 sebesar 2% tetapi pengangguran kembali meningkat per bulan Februari 2009 yang menuju angka 13%. Fenomena unik terjadi untuk kawan-kawan pengangguran lulusan SMA ke bawah yang terus menurun proporsinya hingga kuantifikasi per bulan Februari 2009. Bisa diartikan bahwa lulusan pendidikan dasar dan menengah begitu baik terserap di dunia kerja daripada lulusan Diploma (1, 2, 3) dan sarjana. Apakah ini berarti baik atau menunjukkan bahwa kondisi pekerja Indonesia hanya pekerja kasar saja? Pengangguran terdidik bisa saja naik tetapi bisa kita lihat lagi bahwa angka pekerja lulusan universitas merangkak naik sepanjang periode kuantifikasi (2007-2009). Tetap saja pengisi lapangan pekerjaan di Indonesia masih didominasi oleh pekerja dengan tingkat pendidikan rendah. (All material could be view from http://www.bps.go.id/brs_file/tenaker-15mei09.pdf ). Beberapa artikel yang pernah dipublikasikan menjelaskan bahwa ketika pertumbuhan ekonomi membaik maka akan diikuti dengan penurunan proporsi pengangguran terbuka. Logikanya adalah ketika pertumbuhan ekonomi ditandai dengan peningkatan output baik dari dalam negeri maupun produksi luar negeri. Hehe. Semakin membingungkan bukan! Tidak kok, dimengerti simple aja. Ketika peningkatan output baik barang maupun jasa maka membutuhkan peningkatan input. Konsep produksi klasik seperti itu kan. Wajar saja jika secara teoritis, page 1 / 5

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Educated Unemployment - anitanet.staff.ipb.ac.id

budi's blog | Educated UnemploymentCopyright Budiman Spt [email protected]://budi.staff.ipb.ac.id/2009/08/21/educated-unemployment/

Educated Unemployment

Educated unemployment atau pengangguran terdidik adalah salah satu masalahbesar yang sesungguhnya sedang di hadapi oleh bangsa Indonesia. Lagi-lagi tidakbisa menyalahkan permasalahan ini kepada pemerintah, seluruh pihak terlibatdalam konspirasi peningkatan jumlah pengangguran terdidik. Secara kuantitatifmungkin bertambah, tapi apakah secara kualitatif juga pengangguran tersebutmeningkat?

Statistically, berdasarkan perhitungan statistik oleh BPS Indonesia, angkapengangguran ternyata jauh meningkat daripada tahun-tahun sebelumnya. Janganmerasa aneh dengan topik yang sedang dibicarakan disini. Tapi inilahkenyataannya. Proporsi pengangguran dari kawan-kawan yang menyelesaikanpendidikan tinggi-nya mencapai 28%. Jika melihat proporsinya memang turundibandingkan kondisi kuantifikasi per Februari 2008 yang mencapai 30,5%.Pengangguran lulusan universitas (minimal sarjana) memang menurun padakuantifikasi bulan Agustus 2008 dibandingkan Februari 2009 sebesar 2% tetapipengangguran kembali meningkat per bulan Februari 2009 yang menuju angka13%. Fenomena unik terjadi untuk kawan-kawan pengangguran lulusan SMA kebawah yang terus menurun proporsinya hingga kuantifikasi per bulan Februari2009. Bisa diartikan bahwa lulusan pendidikan dasar dan menengah begitu baikterserap di dunia kerja daripada lulusan Diploma (1, 2, 3) dan sarjana. Apakah iniberarti baik atau menunjukkan bahwa kondisi pekerja Indonesia hanya pekerjakasar saja?

Pengangguran terdidik bisa saja naik tetapi bisa kita lihat lagi bahwa angka pekerjalulusan universitas merangkak naik sepanjang periode kuantifikasi (2007-2009).Tetap saja pengisi lapangan pekerjaan di Indonesia masih didominasi oleh pekerjadengan tingkat pendidikan rendah. (All material could be view from http://www.bps.go.id/brs_file/tenaker-15mei09.pdf).

Beberapa artikel yang pernah dipublikasikan menjelaskan bahwa ketikapertumbuhan ekonomi membaik maka akan diikuti dengan penurunan proporsipengangguran terbuka. Logikanya adalah ketika pertumbuhan ekonomi ditandaidengan peningkatan output baik dari dalam negeri maupun produksi luar negeri.Hehe. Semakin membingungkan bukan! Tidak kok, dimengerti simple aja. Ketikapeningkatan output baik barang maupun jasa maka membutuhkan peningkataninput. Konsep produksi klasik seperti itu kan. Wajar saja jika secara teoritis,

page 1 / 5

Page 2: Educated Unemployment - anitanet.staff.ipb.ac.id

budi's blog | Educated UnemploymentCopyright Budiman Spt [email protected]://budi.staff.ipb.ac.id/2009/08/21/educated-unemployment/

Indonesia yang sedang meningkat pertumbuhan ekonominya maka akan diikutidengan penurunan proporsi pengangguran. Begitu juga sebaliknya. Peningkataninput bisa berasal dari modal, resources, human resources, dan macam-macamlagi. Point human resources ini menjadi penyedot proporsi pengangguran diIndonesia. Para pekerja akan terlibat dalam proses produksi barang dan jasa.Produk dan jasa tersebut kemudian menjadi sesuatu yang dapat digunakan ataubernilai. Itulah output yang nantinya akan diperhitungkan dalam penghitungan Gross Domestic Product/GDP. Konsep GDP akan saya serahkan pada ahli ekonomilulusan Universitas. hehe.

Tetapi harus kita lihat lagi kondisi yang terjadi. Pengangguran boleh saja menurunberdasarkan hasil kuantifikasi BPS. Bagaimana dengan pengangguran terdidik yangtrend-nya semakin meningkat dibandingkan dengan pengangguran dari pendidikandasar dan menengah?

Proses produksi barang dan jasa patut dicatat bahwa bisa saja penyerapan inputpada point human resources berasal dari pekerja yang memang tercatat sudahbekerja. Atau dengan kata lain punya kerja sambilan di produsen lainnya. Atau bisasaja transfer dari satu bidang produksi ke bidang lainnya. Hal ini sangat mungkinterjadi ketika kondisi para freshgraduater belum mumpuni untuk memasuki duniakerja. Pertumbuhan ekonomi juga ditandai dengan adanya mekanisasi. Penggunaanproduksi pabrikan dengan menggunakan peralatan super otomatis, canggih, danimpor. Pertumbuhan bisa meningkat tetapi penyerapan tenaga kerja semakinmelemah akibat produksi masal sudah tergantikan dengan peralatan super canggih.Penyerapan tenaga kerja lokal juga semakin terhambat dengan adanyapenggunaan tenaga kerja expatriate. Tenaga kerja tersebut yang digunakansebagai tenaga ahli dalam otomasi produksi barang pabrikan. Kembali akanberkaitan dengan aliran dana (modal) kepada pihak luar negeri. Kurangmenguntungkan bagi negara. nasionalisme dong.

Kemana larinya pengangguran tersebut?

Pekerja dari pendidikan dasar dan menengah masih sangat menggiurkan bagiprodusen barang masal dan beberapa pekerjaan non analitikal. Produsen melirikpekerja pada tingkat pendidikan tersebut dikarenakan akan menguntungkanprodusen dari sisi pekerjaan dan pendanaan. Bayangkan upah yang akandibayarkan oleh produsen kepada para pekerja. Sangat murah karena memangdianggap rasio pekerjaan dengan beban kerja yang ada seimbang. Produsen akan

page 2 / 5

Page 3: Educated Unemployment - anitanet.staff.ipb.ac.id

budi's blog | Educated UnemploymentCopyright Budiman Spt [email protected]://budi.staff.ipb.ac.id/2009/08/21/educated-unemployment/

merekrut angkatan kerja dari universitas jika dan hanya jika ada beberapapekerjaan yang membutuhkan daya analisis, supervisi, atau keahlian di ataspekerja biasanya. Posisi yang direbut mungkin amat sedikit. Sehingga tingkatpersaingan semakin keras.

Apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi pengangguran terdidik yang memangtersebar di lingkungan sekitar kita? Jika sangat boleh menyalahkan pihak-pihaktertentu seperti artikel yang biasa dimuat di media, maka saya akan menyalahkansistem. Hehe. Saya masih belum mengerti sistem yang terjadi di Indonesia.

Pemerintah punya peran sebagai pemegang kendali perahu besar bernamaIndonesia. Pemerintah harus menyelenggarakan pemerintahan dengan goal indahyaitu rakyat sejahtera dan tenteram. Jika dibreakdown maka pemerintah harusmengatasi segala permasalahan yang timbul tetapi tidak dengan penyelesaiansesaat seperti yang pernah terjadi. Masalah pengangguran mungkin sudah sedikitbisa diberikan solusi oleh pemerintah seperti beberapa tahun terakhir denganpembukaan kesempatan menjadi pegawai negeri. Pekerjaan seperti itu masihmenggiurkan oleh kebanyakan angkatan kerja yang tidak hanya pengangguransaja. Selain aman juga nyaman. Masuk kerja pagi pulang sore, mendapat gaji disetiap bulannya, dan penuh kepastian yang menyenangkan.

Perusahaan atau produsen barang dan jasa sudah seharusnya membantu pekerjaanpemerintah. Atau dengan kata lain pemerintah harus menjalin kerjasama denganprodusen untuk terus membentuk lapangan pekerjaan yang disesuaikan dengankeadaan angkatan kerja saat ini. Perusahaan memang dimiliki tidak hanya olehorang Indonesia, investor asing banyak memegang perusahaan besar denganproduksi barang dan jasa yang juga tidak sedikit. Tetapi, produsen seperti itu masihberdasarkan pada kualitas pekerja yang akan direkrut. pekerja lokal harus siapbersaing dengan para pekerja expatriate. Harapan kecil masih bisa digantungkanpara pengangguran kepada pihak perusahaan multinasional. Pemerintah hanya bisabekerja sama pada sisi pemberian suasana investasi yang aman sehingga berakibatpada pertumbuhan ekonomi yang baik. Kembali pada pertumbuhan ekonomi danhubungannya dengan tingkat pengangguran.

Universitas, si kambing hitam lainnya dalam masalah ini. Universitas denganakreditasi A, B, C, dan D tidak serta merta hanya ingin meraup keuntungan. Inilahakibat komersialisasi pendidikan seperti jualan baju. Universitas seharusnyamemiliki seluruh komponen pendidikan yang match dengan dunia kerja paling

page 3 / 5

Page 4: Educated Unemployment - anitanet.staff.ipb.ac.id

budi's blog | Educated UnemploymentCopyright Budiman Spt [email protected]://budi.staff.ipb.ac.id/2009/08/21/educated-unemployment/

update, berhubungan dengan para pelaku bisnis, praktisi, para pembuat kebijakan,pendidikan berorganisasi, dan pendidikan bisnis. Nyatanya, hanya beberapauniversitas saja yang sudah sedikit lebih siap membentuk siswanya agar bisabertahan / strugle dengan dunia kerja. Universitas lainnya masih berkutat padapemberian materi kuliah yang monoton dan tidak dapat memberikanpengembangan sang mahasiswa untuk lebih maju. Bahkan beberapa masih repotuntuk menangani mahasiswa-nya yang ber-demo untuk penurunan biaya sekolahatau plintat plintut mahasiswa-nya yang senang membuat kericuhan antar fakultasatau universitas tetangga.

Universitas yang menelurkan mata kuliah wirausaha saja masih bisa dihitung jari.Sudah ada beberapa universitas yang memang mahasiswanya dididik selain untukanalitis juga peka terhadap bisnis. Tetapi yang bisa meng-afford universitastersebut memang harus memiliki kantong tebal. Artinya tidak semua pengguna jasauniversitas atau siswa sekolah menengah atas bisa memasuki dengan mudahkecuali kantong orang pembiaya kuliahnya memang punya dompet berisi uangyang lebih. Kondisi lainnya yaitu, universitas sudah membentuk kurikulum denganadanya mata kuliah wirausaha tapi kenyataannya hanya hitam di atas putih.

Korban banyak tergeletak akibat kurang seriusnya perguruan tinggi dalampengembangan human resource. Komersialisasi menjadi hangat dalam topik ini.Pengangguran terdidik tidak sanggup menerima kenyataan bahwa kompetensimereka tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh trend pasar sekarang. Pasarsedang mengalami peralihan dari sistem pertanian tradisional menuju industri.Tetap saja beberapa masih menikmati euforia era pertanian dan berharap kembali.Pertanian harus beralih pada pertanian modern dengan pemberdayaan masyarakatpetani. Penyerapan angkatan kerja terdidik akan semakin besar mengingat sektorpertanian masih mendominasi Indonesia (46%). Bukan memberdayakan petanisebagai alat politik untuk menarik simpati masyarakat luas.

Tidak sedikit pengangguran terdidik yang juga kesulitan untuk bisamengembangkan lingkungan dan dirinya akibat pengembangan kemahasiswaanjuga tidak didukung sepenuhnya oleh pihak universitas. Pembekuan organisasimahasiswa mungkin akan terjadi di salah satu universitas ternama. Pendidikan corememang tugas universitas tetapi pendidikan sikap dan mental juga harus didukungoleh universitas. Universitas boleh saja menerbitkan kurikulum bisnis dansejenisnya tetapi dukungan pengembangan jati diri mahasiswa sebagai bagian daritim dan anggota masyarakat harusnya disokong dengan baik.

page 4 / 5

Page 5: Educated Unemployment - anitanet.staff.ipb.ac.id

budi's blog | Educated UnemploymentCopyright Budiman Spt [email protected]://budi.staff.ipb.ac.id/2009/08/21/educated-unemployment/

Pendidikan wirausaha dan kaitannya dengan pengembangan soft skill berorganisasinampaknya masih sangat lemah dikembangkan oleh universitas termasukuniversitas ternama. Simple effect is pengangguran terdidik tidak sanggup memulaistrugle di dunia kerja karena terbiasa dengan suasana universitas yang hanya fokuspada aspek pendidikan core saja. Angkatan kerja terdidik juga belum bisa bersaingdengan pekerja expatriate akibat hambatan bahasa. Hanya sebagian kecil dariangkatan kerja terdidik yang memiliki posisi lebih dalam berbahasa. Padahal hal inipenting sebagai peningkatan daya saing angkatan kerja lokal dengan expatriatepada masa diberlakukannya perdagangan bebas.

Pengangguran terdidik harus bisa ditekan proporsinya. Peran aktif pemerintah danprodusen serta universitas menjadi kunci penting aksi penekanan pengangguranterdidik. Semua untuk kebaikan pemerintah, improving company's profit, danpeningkatan daya saing manusia Indonesia.

Originally written by Budiman, S.Pt.

For more information:

http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content&task=view&id=19647&Itemid=62

http://daps.bps.go.id/index.php?page=website.ViewBerita&id=184

http://www.opensubscriber.com/message/[email protected]/5373133.html

http://www.bps.go.id/brs_file/tenaker-15mei09.pdf

page 5 / 5