kep.pediatrik- askep anak dengan asma
TRANSCRIPT
5/8/2018 Kep.Pediatrik- Askep Anak dengan Asma - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keppediatrik-askep-anak-dengan-asma 1/11
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Askep pada Anak dengan Gangguan Sistem Pernapasan
2.1 Pengertian Asma
Asma merupakan penyakit obstruksi jalan napas yang reversible dan
kronis,dengan karakteristik adanya mengi. Asma disebabkan oleh adanya
spasme saluran bronchial,atau pembengkakan mukosa setelah terpajan berbagai
stimulus. Pravalensi morbiditas dan mortalitas asma meningkat yang mungkin
akibat dari peningkatan polusi udara. Asma merupakan penyakit kronik yang
paling umum terjadi pada masa anak-anak (Murphy dan Kelly,1993). Serangan
asma mungkin terjadi pada berbagai usia terutama anak berusia 4 dan 5 tahunantara 80% hingga 90%. Anak laki-laki lebih sering mengalami asma daripada
anak perempuan hingga usia remaja. Tingkat keparahan penyakit pada anak-
anak bervariasi dan tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin.
Asma merupakan proses reversible obstruksi pernafasan yang
dikarakteristikan dengan periode buruk dan remisi dimana bronchial mengalami
spasme mengobstruksi jalan napas (Speer,1999).
Asma juga disebut juga sebagai reactive airway disease (RAD) adalah suatu
penyakit obstruksi pada jalan napas secara reversible yang ditandai dengan
bronchospasme,inflamasi,dan peningkatan reaksi jalan napas terhadap berbagaistimulant (Suriadi dan Rita Yuliani,2001)
2.2 Etiologi
Asma biasanya terjadi akibat trakea dan bronkus yang hiperresponsif
terhadap iritan. Alergi terhadap iritan dapat mempengaruhi tingkat keparahan
asma. Berikut merupakan iritan berdasarkan sumbernya:
1. Faktor ekstrinsik; latihan berlebih atau alergi terhadap binatang
berbulu,debu, jamur ,polusi, asap rokok, infeksi virus, asap parfum, jenis
makanan tertentu (terutama zat yang ditambahkan ke dalam makanan)dan perubahan cepat suhu ruangan.
2. Faktor instrinsik; sakit,stress, atau fatigue yang juga mentriger, dan
temperature yang ekstrim.
2.3 Klasifikasi asma
Klasifikasi asma mencakup empat kategori antara lain:
1. Mild intermittent (ringan intermiten), dimana kondisi klien asma ringan
yang sebentar.
5/8/2018 Kep.Pediatrik- Askep Anak dengan Asma - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keppediatrik-askep-anak-dengan-asma 2/11
2. Mild persistent,dimana kondisi klien dengan asma ringan yang terus
menerus atau menetap.
3. Moderate persistent,dimana kondisi klien dengan asma sedang yang
terus menerus atau menetap
4. Severe persistent, dimana kondisi klien dengan asma berat yang terus
menerus atau menetap.
2.4 Patofisiologi
Dalam keperawatan anak, inflamasi menyebabkan episode kekambuhan
wheezing, sesak, kesesakan dada dan batuk, terutama sekali pada malam dan
atau pada pagi hari sekali. Pada peristiwa ini biasanya dihubungkan dengan
batasan aliran udara yang bervariasi atau obstruksi jalan napas. Keadaan ini juga
dapat kembali pulih dengan tiba-tiba atau dengan pengobatan.
Inflamasi yang dapat terjadi pada asma juga menyebabkan adanya
hubungan peningkatan hiperresponsif pada bronchial terhadap stimuli yang
bervariasi (National Heart Lung and Blood Institute,1995). Pengenalan penting
terhadap inflamasi yang dapat menggunakan agen anti inflamasi terutama
steroid involusi merupakan komponen kunci pengobatan asma.
2.5 Manifestasi Klinik
1. Tanda klasik asma yaitu dyspnea, wheezing dan batuk.
2. Peningkatan frekuensi napas.
3. Rasa tidak nyaman atau iritasi dan berkurangnya istirahat.
4. Keluhan sakit kepala,rasa lelah atau perasaan sesak dada.
5. Batuk nonproduktif yang disebabkan edema bronchial.
6. Gejala umum asma: batuk.
7. Hiperresonan saat perkusi.
2.6 Komplikasi
1. Pneumotoraks
2. Gagal jantung
3. Infeksi pernapasan
4. Kesulitan emosional
5. Kematian
2.7 Pemeriksaan penunjang
5/8/2018 Kep.Pediatrik- Askep Anak dengan Asma - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keppediatrik-askep-anak-dengan-asma 3/11
Pemeriksaan penunjang dilakukan berdasarkan manifestasi klinis,
riwayat,pemeriksaan, pemeriksaan fisik dan tes laboratorium.
1. Tes fungsi paru. Spirometri dapat dilakukan pada anak usia 5 atau 6
tahun,dan setiap anak usia 1-2 tahun dilakukan pengkajian fungsi jalan
napas rutin. Dalam spirometri akan mendeteksi:
a. Penurunan forced expiratory volume (FEV)
b. Penurunan peak expiratory flow rate (PEFR)
c. Kehilangan forced vital capacity (FVC)
d. Kehilangan inspiratory capacity (IC)
2. Laboratorium darah lengkap,menunjukan terjadi perubahan sel darah
putih selama fase asma akut,perubahan sel darah putih lebih dari
12.000/mm3 atau peningkatan presentasi ikatan sel yang mungkin
mengindikasikan terjadi infeksi.
3. X-ray dada. Frontal dan lateral foto x-ray menunjukan infiltrate dan
hiperekspansi jalan napas dengan peningkatan usuran diameter
anteroposterior dan pemeriksaan fisik,diduga barrel chest.
4. Uji kulit untuk mengidentifikasi alergen spesifik.
2.8 Penatalaksanaan
1. Pemberian terapi kortikosteroid. Kortikosteroid diberikan untukmengatasi inflamasi yang biasa digunakan untuk mengontrol
gejala-gejala serta mengurangi hiperreaktivitas pada asma kronik.
Kortikosteroid diberikan melalui parenteral, oral, atau aerosol. Obat
antiinflamasi nonsteroid seperti Cromolyn sodium diberikan untuk
memblok reaksi cepat dan lambat terhadap alergi yang
menstabilkan membrane sel mast,menghambat aktivasi dan
membebaskan mediator dari eosinofil dan sel epithelium,dan
menghambat penyempitan jalan napas akut setelah mengalami
aktifitas, udara dingin kering,dan sulfur dioksida.
2. Pemberian terapi bronkodilator. Terapi antikolinergik digunakan
untuk mengurangi instrinsik tonus vagal pada jalan napas dan
memblok refleks bronkhokonstriksi yang disebabkan iritasi inhalasi.
3. Peningkatan intake cairan.
4. Pengobatan respirasi seperti batuk, latihan napas dalam, dan
fisioterapi dada. Fisioterapi dada membantu relaksasi fisik dan
mental,memperbaiki postur tubuh, kekuatan otot respirasi,dan pola
pernapasan lebih efisien. Fisioterapi dada dianjurkan dilakukan
pada asma akut,kongesti berat atau pneumonia.
5. Pengobatan nebulizer diberikan dengan inhalasi.
5/8/2018 Kep.Pediatrik- Askep Anak dengan Asma - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keppediatrik-askep-anak-dengan-asma 4/11
2.9 Asuhan Keperawatan Anak dengan Asma
1. Pengkajian
A. Pemeriksaan fisik.
a. Kardiovaskuler
- Takikardi
b. Respirasi
- Karakteristik fisik respirasi kronik meliputi; konfigurasi
dada seperti barrel chest, postur dan tipe pernapasan.
- Napas pendek.
- Retraksi intercostalis.
- Takipnea
- Ronchi
- Pergerakan cuping hidung
- Wheezing saat ekspirasi yang lama.
c. Persyarafan
- Gelisah
- Ansietas
- Kesulitan tidur
d. Muskuloskeletal
- Intoleransi aktifitas.
e. Integumen
- Sianosis
- Pucat
B. Riwayat waktu sebelum asma,dan factor presipitasi.
C. Tes diagnostic,tes pungsi paru dan uji kulit.
D. Aktifitas dan konsep diri klien.
E. Persepsi anak dan keluarga terhadap tingkat keparahan
penyakit.
5/8/2018 Kep.Pediatrik- Askep Anak dengan Asma - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keppediatrik-askep-anak-dengan-asma 5/11
F. Dukungan social pada keluarga, cultural atau keyakinan etnik
yang mungkin mempengaruhi aktifitas manajemen diri dan
pendekatan edukasi keluarga.
2. Diagnosa Keperawatan.
1. Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan
respon alergi dan inflamasi pada pohon bronchial.
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan konstriksi
bronchial.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan distress gastrointestinal.
4. Intolenrasi aktifitas berhubungan dengan ketidak
seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
5. Fatique berhubungan dengan hipoksia.
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan memiliki
anak dengan sakit kronik.
7. Resiko terjadi kekurangan volume cairan berhubungan
dengan kesulitan intake cairan,kehilangan cairan dan diaphoresis.
8. Resiko terjadi injuri respirasi:asidosis, ketidakseimbangan
elektroklit berhubungan dengan hipoventilasi dan dehidrasi.
9. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi cara perawatan dirumah.
3. Rencana Tindakan
1. Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan
dengan respon alergi dan inflamasi pada pohon bronchial.
Tujuan: jalan napas kembali efektif.
Kriteria hasil:
• Anak mudah bernapas tanpa dypnea.
• Kemampuan beraktifitas meningkat.
Intervensi:
a. Mandiri
- Batasi aktifitas fisik anak,dan berikan aktifitas yang
diperlukan saja.
5/8/2018 Kep.Pediatrik- Askep Anak dengan Asma - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keppediatrik-askep-anak-dengan-asma 6/11
Rasional: aktifitas anak yang berlebihan akan meningkatkan
kebutuhan oksigen dan metabolic serta mengganggu
oksigenasi seluler.
- Gunakan teknik bermain untuk latihan pernapasan pada anak
yang muda.
Rasional: latihan pernapasan pada anak dengan
menggunakan teknik bermain memperpanjang waktu
ekspirasi dan meningkatkan tekanan ekspirasi.
- Instruksikan anak dan orangtua untuk melakukan latihan
pernapasan,batuk,dan posisi tubuh tegak lurus.
Rasional: meningkatkan pernapasan diagfragma,ekspansi
paru dan memperbaiki pergerakan dinding dada untuk
kebutuhan oksigenasi.
- Anjurkan latihan fisik yang memerlukan sedikit energy.
Rasional: mencegah terlalu lelah dan menurunkan konsumsi
oksigen.
- Anjurkan mempertahankan postur tubuh yang baik.
Rasional: postur tubuh yang tepat memfasilitasi proses ventilasi.
b. Kolaborasi:
- Berikan terapi oksigen sesuai indikasi
Rasional: pemberian oksigen memperbaiki oksigenasi dan
membantu menghilangkan sekresi.
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan konstriksi
bronchial.
Tujuan: pertukaran gas meningkat
Kriteria hasil:
• Wheezing dan retraksi berkurang.
• Batuk menurun.
• Pengisian kapiler 3-5 detik.
Intervensi:
a. Mandiri:
- Kaji kecepatan respirasi anak dan auskultasi suara napas.
5/8/2018 Kep.Pediatrik- Askep Anak dengan Asma - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keppediatrik-askep-anak-dengan-asma 7/11
Rasional: memberikan data untuk mengkaji perubahan
pernapasan sebelum dan sesudah terapi.
- Atur posisi anak dengan posisi yang diberikan fowler tinggi
atau duduk dengan dada ke depan.
Rasional: posisi fowler tinggi meningkatkan ekspansi paru
yang mempermudah fungsi pernapasan dengan
menggunakan gaya gravitasi.
- Lakukan fisioterapi dada 3 atau 4 kali setiap hari.
Rasional: fisioterapi dada merupakan kombinasi postural
drainage,perkusi, vibrasi dada, batuk dan latihan pernapasan
dalam yang membantu menghilangkan dan mengeluarkan
secret, pengembangan paru kembali dan meningkatkan
penggunaan otot pernapasan yang efisien.
b. Kolaborasi:
- Berikan bronkodilator seperti albuterol dan steroid,seperti:
metylprednisolone (solumedrol) atau steroid inhalasi.
Rasional: bronkodilator merilekskan otot halus bronchial,dan
steroid mengurangi inflamasi.
- Hisap lendir anak sesuai kebutuhan untuk mengeluarkan
mucus dari jalan napas.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan distress gastrointestinal.
Tujuan: status nutrisi anak adekuat.
Kriteria hasil:
• Berat badan dipertahankan atau ditingkatkan.
• Mual dan muntah menurun
• Anak mengkonsumsi makanan sedikitnya habisnya 80%
setiap kali makan.
a. Mandiri
- Hidangkan makan kecil yang disukai anak,frekuensi 5-
6kali/hari.
Rasional: makanan kecil,dan frekuensi makan memerlukan
sedikit energy untuk dicerna dan tidak penuh pada abdomen
yang dapat menurunkan ekspansi paru. Menyediakan
5/8/2018 Kep.Pediatrik- Askep Anak dengan Asma - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keppediatrik-askep-anak-dengan-asma 8/11
makanan yang disukai anak membantu memastikan intake
anak adekuat.
- Hindari makanan yang menyebabkan alergi,seperti
telur,tepung dan coklat.
Rasional: makanan ini mungkin mentriger serangan alergi
pada anak yang sensitive.
- Lakukan penilaian pada status nutrisi anak seperti berat
badan,tinggi badan, lingkar lengan, konjungtiva, indeks masa
tubuh,laboratorium darah.
Rasional: status nutrisi ditentukan dari pemeriksaan fisik dan
laboratorium darah sehingga kebutuhan kalori dapat
ditentukan dan mengevaluasi keadekuatan rencana
pemenuhan nutrisi.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Tujuan: aktifitas anak dapat ditoleransi
Kriteria hasil:
• Anak dapat melakukan aktifitas
• Anak dapat beristirahat.
Intervensi:
- Berikan waktu istirahat dan tidur yang cukup dan aktifitas
yang aman untuk menghemat suplai oksigen.
Rasional: menghemat suplai oksigen dapat menurunkan
kebutuhan metabolic.
- Anjurkan aktifitas anak yang tepat sesuai kondisi dan
kemampuan anak.
Rasional: tubuh anak yang tidak mampu mentoleransi
aktifitas yang dilakukan dengan tepat menyebabkan
peningkatan kebutuhan suplai oksigen.
5. Fatigue berhubungan dengan hipoksia.
Tujuan: fatigue berkurang.
Kriteria hasil:
• Penurunan agitasi
• Tidak ada gangguan tidur.
5/8/2018 Kep.Pediatrik- Askep Anak dengan Asma - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keppediatrik-askep-anak-dengan-asma 9/11
Intervensi:
a. Mandiri:
- Kaji tanda-tanda hipoksia atau hiperkapnia.
Rasional: deteksi awal dan pengobatan hipoksia dan
hiperkapnia dengan cepat membantu mencegah gelisah lebih
jauh atau fatigue.
- Berikan waktu istirahat yang cukup dan adekuat.
Rasional: istirahat dengan waktu cukup menurunkan tingkat
aktifitas anak dengan usaha respirasi dan mengurangkan
fatigue.
- Atur posisi anak dalam posisi supine dengan kepala tempat
tidur 45 derajat.
Rasional: penempatan anaka dalam posisi ini meningkatkan
kemampuan ekspansi paru dan memperbaiki oksigenasi,oleh
karena itu dapat menurunkan kegelisahan.
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan memiliki anak dengan
sakit kronik.
Tujuan: Keluarga mampu beradaptasi.
Kriteria hasil:
• Keluarga dapat mengatasi gejala dan efeknya.
• Keluarga menyediakan lingkungan yang baik.
Intervensi:
a. Mandiri
- Kaji mekanisme koping orang tua dan anak sebelumnya bila
mengalami stress.
Rasional: perawat dapat mengidentifikasi mekanisme koping
yang tepat bersama anak dan keluarga.
- Berikan kesempatan pada orangtua untuk mengekpresikan
perasaannya.
Rasional: orangtua mengungkapkan perasaannya untuk
mengurangi stress.
7. Resiko terjadi kekurangan volume cairan berhubungan dengan sulitnya
mendapat cairan, kehilangan cairan dan diaphoresis.
5/8/2018 Kep.Pediatrik- Askep Anak dengan Asma - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keppediatrik-askep-anak-dengan-asma 10/11
Tujuan: tidak terjadi kekurangan volume cairan.
Kriteria hasil:
• Kondisi menunjukan hidrasi yang adekuat,turgor kulit
baik,produksi urin 1-2ml/kg/jam.
• Laboratorium elektrolit dalam batas normal.
Intervensi:
a. Mandiri:
- Kaji tugor kulit anak dan monitor output urin setiap 4 jam.
Rasional: pengkajian dan monitoring mengidentifikasi tingkat
hidrasi dan kebutuhan cairan tambahan.
- Gunakan teknik bermain untuk memenuhi kebutuhan cairan
anak sesuai usia.
Rasional: teknik bemain memotivasi anak untuk
meningkatkan intake cairan.
- Berikan intake cairan peroral bila dapat ditoleransi tubuh,dan
hindari minuman yang dingin.
Rasional:minuman dingin dapat mentriger refleks
bronkospasme.
b. Kolaborasi:
- Pertahankan terapi parenteral bila diindikasikan dan monitor
kelebihan cairan.
Rasional: terapi cairan akan meningkatkan sekresi cairan.
- Monitor hasil laboratorium elektrolit.
Rasional: dehidrasi menyebabkan ketidakseimbangan
elektrolit.
8. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi cara
perawatan dirumah.
Tujuan: pemahaman orangtua terhadap pengetahuan bertambah.
Kriteria hasil:
• Orangtua mengungkapkan pemahaman tentang cara perawatan
anak dirumah.
• Orangtua malakukan cara perawatan anak.
5/8/2018 Kep.Pediatrik- Askep Anak dengan Asma - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keppediatrik-askep-anak-dengan-asma 11/11
Intervensi:
a. Mandiri:
- Jelaskan pada orangtua tentang fisiologi penyakit anak.
Rasional: pemahaman penyakit mungkin membantu anak
dan orangtua mematuhi regimen pengobatan.
- Ajarkan orangtua tentang tanda dan gejala infeksi respirasi
termasuk deman, distress respirasi, wheezing dan takipnea.
Rasional: deteksi dini pengobatan infeksi respirasi mungkin
mencegah atau mengurangi distress pernapasan
berhubungan dengan serangan asma.
- Ajarkan factor-faktor yang mungkin menunjukkan adanya
serangan asma,seperti allergen ,infeksi ,latihan,perubahan
cuaca dan stress.
Rasional: mengajarkan hal tersebut mungkin membantu
menurunkan jumlah serangan berikutnya.