kepemimpinan ahmadinejad-presiden termiskin di dunia
DESCRIPTION
freeTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Persoalan kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik untuk di bahas.
Topik ini senantiasa memberikan daya tarik yang tinggi pada setiap orang. Berbagai sumber
banyak memberikan penjelasan bagaimana menjadi pemimpin yang baik, sikap dan gaya
sesuai dengan situasi kepemimpinan dan syarat-syarat pemimpin yang baik.
Hanya saja dalam kenyataannya, bahwa kepemimpinan Indonesia yang ada selama ini
sangat tidak kondusif menjadi kepemimpinan yang mewakili pemimpin umat Islam dunia.
Karena jangankan memimpin dunia Islam yang lebih kompleks itu, untuk hanya memimpin
umat Islam di Indonesia sendiri saja masih jauh dari yang diharapkan. Kita menyaksikan,
betapa masih terlalu jauh kesenjangan apa yang dikerjakan pemimpin dengan apa yang
diharapkan dan dibutuhkan rakyat atau umat yang dipimpin.
Lain halnya yang terjadi di Negara Iran, kepemimpinan Republik Islam Iran di bawah
Presiden Mahmoud Ahmadinejad yang dinilai sangat radikal melawan kesombongan mantan
Presiden Amerika Serikat (AS) Gorge W Bush dalam pertikaiannya mengenai keberadaan
(pengayaan uranium) nuklir Iran sejak beberapa waktu lalu, menggelitik untuk kita cermati,
sebagai seorang pemimpin ia memiliki kepribadian dan sifat yang sangat berbeda dengan
pemimpin pada umumnya.
Untuk itulah, maka sepantasnya para pemimpin bangsa ini harus belajar dan
meneladani kepemimpinan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad yang dari jiwa dan
semangat juang revolusionernya sangat menggetarkan dan menakjubkan.
2. Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam makalah ini adalah metode penulisan
referensi dan pembahasan. Yang mana penulis menggunakan banyak literature dalam
penulisan makalah ini, seperti buku-buku, internet, dan sumber-sumber lain. Dalam
penulisan makalah ini penulis juga melakukan pembahasan mengenai apa-apa saja yang
perlu di ambil dan di jadikan referensi.
Dalam pembahasan penulis menyaring semua informasi yang ada dan
merangkumnya menjadi sebuah makalah yang utuh dan lengkap. Metode penulisan yang
2
penulis gunakan ini memiliki kelebihan dari metode-metode yang lain karena selain
sederhana, metode ini juga paling gampang untuk di mengerti dan diolah karena
sumbernya berasal dari buku-buku.
3. Tujuan dan Manfaat
3.1 Tujuan
Tujuan disusunya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Kepemimpinan” yang diberikan kepada penulis serta agar mahasiswa sebagai generasi
penerus bangsa dapat membandingkan dan mencontoh hal baik yang dilakukan oleh
Madmoed Ahmadinejad sebagai presiden termiskin di dunia.
3.2 Manfaat
Sedangkan manfaat dari makalah ini diharapkan :
1. Untuk mempelajari dan membandingan bagaimana kepemimpinan
Mahmoed Ahmadinejad dengan pemimpin pada umumnya pada saat ini,
2. Menaruh minat dan mendorong pembaca terutama mahasiswa untuk
meningkatkan pemahaman dan kecendrungan terhadap pemimpin dan
kepemimpinan,
3. Menambah wawasan mengenai kepemimpinan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hakekat Kepemimpinan
1.1 Arti dan makna kepemimpinan
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab
prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan
manusia. Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang
masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau
kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki
kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk
mencapai tujuan organisasi atau kelompok.1
Sedangkan secara umum dan populer, kepemimpinan diartikan sebagai suatu cara dan
metode seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain sedemikian rupa sehingga orang
tersebut dengan sadar mengikuti dan mematuhi segala kehendaknya.2
Dalam bukunya, Rieva Lesonsky mengatakan bahawa setiap orang dapat menjadi
pemimpin. Tentu saja untuk membentuk dan mendapatkan seseorang dengan kepemimpinan
yang baik diperlukan persyaratan yang fundamental. Walaupun sebagian orang menganggap
bahwa masalah tersebut merupakan persoalan klasik, ternyata pengalaman dilapangan
menunjukkan bahwa persyaratan tersebut masih sangat vital dan diperlukan.
Adapun syarat-syarat tersebut anatara lain:
a. Kesehatan jasmani
b. Intelegensi dan pengetahuan yang baik
c. Landasan mental dan kepribadian, termasuk didalamnya :
1. Ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa
2. Rasa tanggung jawab
3. Semangat juang
4. Keberanian
5. Kejujuran
6. Disiplin
1 http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli/#ixzz1ijX4CPTU2 F.X Heri Joewono, M.B.A. Pokok-Pokok Pikiran Kepemimpinan Abad 21 (Jakarta:Balai Pustaka,2002), hlm. 2.
4
7. Keuletan
8. Keahlian
9. Ketabahan
10. Kesederhanaan
11. Loyalitas
12. Percaya diri
13. Tanggap
14. Kerjasama
15. Konsisten
16. Penampilan
17. Kemampuan mengndalikann diri
18. Kemampuna mengeluarkan pendapat dan berkomunikasi
19. Kemampuan menyesuaikan diri
20. Kemampuan memutuskan
21. Kesetiaan
22. Kreativitas 3
Dari gambaran tersebut, tampak berbagai kemampunan yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin, oleh sebab itu pada dasarnya unutk menjadi pemimpin yang diharapkan
bukanlah perkara yang mudah.
1.2 Pemimpin yang diharapkan
Pemimpin yang ideal sekarang ini merupakan seseorang yang memiliki dan
menyumbangkan kreativitas pada lingkungannya, berani meningkatkan dan mengembangkan
organisasi, serta mampu memeberikan kepercayaan kepada orang lain denga tindakan yang
cepat dan praktis pada setiap peristiwa.
Untuk menjadi pemimpin yang berhasil dan diharapkan, diperlukan beberapa
langkah-langkah yaitunya :
1. Menitikbertakan kulaitas
2. Meningkatkan kualitas standar dan mencapai standar
3. Mencapai dan mewujudkan kualitas
4. Belajar dari orang lain
3 F.X Heri Joewono, M.B.A. Pokok-Pokok Pikiran Kepemimpinan Abad 21 (Jakarta:Balai Pustaka,2002), hlm. 3.
5
5. Kembangkan kemampuan
6. Mendapatkan pengalaman
7. Memiliki peranan
8. Gaya kepemimpinan yang berbeda
9. Mengambangkan kekuatan
10. Menilai potensi kepemimpinan Anda
Seorang pemimpin bukanlah orang yang biasa, ia tidak harus memiliki kedudukan
dengan intelektual serba tahu dan selalu sukses, tetapi ia harus mamapu menjalankan
tugasnya dengan benar atau melakukan sesuatu yang benar.
1.3 Sifat - Sifat Seorang Pemimpin Yang Baik
Berikut beberapa sifat yang harus dimiliki oleh sorangn pemimpin yang baik, natara
lain:
a. Memiliki Kemauan yang Kuat
Seorang pemimpin yang potensial tidak akan menolak tanggung jawab, ia melangkah
ke depan untuk mengambilanya, sekalipun tanggung jawab itu berakibat tidak menyenangkan
dan belajar untuk menganggap bahwa adanya situasi merupakan peluang yang menantang
kemampuan.
b. Memiliki Sifat Periang
Sifat periang ini ternyata menjadi sangat penting karena orang yang periang biasanya
memiliki kondisi fisik maupun mental yang bail pula. Sifat optimisme yang tidak
gampang menyerah terhadap keadaan yang menghambat harus diutamakan.
c. Sifat Jujur
Seorang pemimpin yang baik wajib menyampaikan segala informasi yang diperlukan
secara langsung serta tidak menutupi dan mengecilkan kebenaran yang ada. Janganlah
melapisi hal-hal yang manis pada hal-hal yang kurang baik.
d. Memiliki Banyak Sumber Daya
6
Pemimpin yang baik akan mempergunakan sumber daya yang tersedia dalam
menghadapi suatu tugas, sekalipun dalam keadaan yang kurang mencukupi. Peranan
pemimpin adalah menemukan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
dalam tugas, tetapi kadang-kadang berupa uang juga manusia.
e. Meyakinkan
Anda tidak akan mempunyai pengikut, jika ternyata Anda sebagai seorang pemimpin
tidak dapat mempengaruhi minat mereka dalam tugas. Tidak hanya kemampuan
menyiapkan suatu visi, tetapi Anda juga harus mampu dan pandai menyampikan
pendapat sedemikian rupa sehingga mereka yang mendengar akan terpengaruh
dengan apa yang Anda sampaikan.
f. Mampu Bekerja Sama Dengan Baik
Pemimpin yang bijaksana mengetahui bahwa kerja sama sesungguhnya jauh lebih
baik dan mudah daripada kekuasaan, karena pemimpinlah yang selalu menguasai
keadaan daripada orang lain.
g. Sifat Mementingkan Kepentingan Orang Laim ( banyak )
Seorang pemimpin harus mampu memikirkan kepemtingan orang lain, tidak terbatas
memperhatikan kebutuhan orang-orang tersebut dan lebih dari itu semuanya adalah
suatu kemauan untuk berkorban demi kepentingan yang lebih besar dan rela
menyimpan kepentingan kelompoknya.
h. Memiliki Keberanian
Dihadapkan pada kondisi yang memburuk, keputusan pemimpin menjadi tidak valid
atau tidak tepat sehingga dalam keadaan seperti inilah dibutuhkan keberanian.
i. Mendapat Dukungan
Seorang pemimpin diharapkan menjadi sebuah menara yang kuat agar dapat
memberikan bantuan kepada orang yang lemah. Namun kadang-kadang dengan
terbatasnya sumber daya manusia, diharapkan orang-orang dalam kelompok tersebut
saling memberikan dukungan sehingga kepemimpinan menjadi kuat dan bersatu.
7
j. Perlu Ketegasan
Hambatan yang menonjol pada era kepemimpina modern dewasa ini adalah tidak
tersedianya waktu yang cukup untuk saling bertemu bagi masyarakat yang serba
kompleks. Seorang pemimpin yang baik melaksanakan tugasnya disertai kemampuan
dan ketegasan. Ia bekerja dengan komando dan pendiriannya yang tetap sehingga para
bawahan diharapkan tetap akan setia membelanya.
2. Presiden Mahmud Ahmadinejad
2.1 Biografi Presiden Mahmud Ahmadinejad
Mahmoud Ahmadinejad atau bisa dibaca Ahmadinezhad (bahasa Persia: ; lahir 28
Oktober 1956) adalah Presiden Iran yang keenam. Jabatan kepresidenannya dimulai pada 3
Agustus 2005. Ia pernah menjabat walikota Teheran dari 3 Mei 2003 hingga 28 Juni 2005
waktu ia terpilih sebagai presiden. Ia dikenal secara luas sebagai seorang tokoh konservatif
yang mempunyai pandangan Islamis.
Lahir di desa pertanian Aradan, dekat Garmsar, sekitar 100 km dari Teheran, sebagai
putra seorang pandai besi, keluarganya pindah ke Teheran saat dia berusia satu tahun. Dia
lulus dari Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST) dengan gelar doktor dalam bidang
teknik dan perencanaan lalu lintas dan transportasi.
Pada tahun 1980, dia adalah ketua perwakilan IUST untuk perkumpulan mahasiswa, dan
terlibat dalam pendirian Kantor untuk Pereratan Persatuan, organisasi mahasiswa yang berada
di balik perebutan Kedubes Amerika Serikat yang mengakibatkan terjadinya krisis sandera
Iran.
Pada masa Perang Iran-Irak, Ahmedinejad bergabung dengan Korps Pengawal Revolusi
Islam pada tahun 1986. Dia terlibat dalam misi-misi di Kirkuk, Irak. Dia kemudian menjadi
insinyur kepala pasukan keenam Korps dan kepala staf Korps di sebelah barat Iran. Setelah
perang, dia bertugas sebagai wakil gubernur dan gubernur Maku dan Khoy, Penasehat
Menteri Kebudayaan dan Ajaran Islam, dan gubernur provinsi Ardabil dari 1993 hingga
Oktober 1997.
Ahmadinejad lalu terpilih sebagai walikota Teheran pada Mei 2003. Dalam masa
tugasnya, dia mengembalikan banyak perubahan yang dilakukan walikota-walikota
sebelumnya yang lebih moderat dan reformis, dan mementingkan nilai-nilai keagamaan
8
dalam kegiatan-kegiatan di pusat-pusat kebudayaan. Selain itu, dia juga menjadi semacam
manajer dalam harian Hamshahri dan memecat sang editor, Mohammad Atrianfar, pada 13
Juni 2005, beberapa hari sebelum pemilu presiden, karena tidak mendukungnya dalam
pemilu tersebut.
Sifatnya yang sederhana ini masih terlihat saat Ahmadinejad terpilih menjadi Presiden.
Karpet-karpet merah persia mahal dikeluarkan semua dari istana, menolak mobil limosine
dan tetap setia menggunakan mobil tuanya serta tetap tinggal di rumah susunnya. Selain
sifatnya yang sederhana ia dicintai karena lebih mementingkan memperbaiki ekonomi negara
ketimbang bidang-bidang lain dan memperjuangkan setiap pendapatan minyak bumi agar
jatuh ke meja makan rakyat Iran.
Ahmadinejad terkenal dengan kesederhanaannya dalam kehidupan sehari-hari, baik
sebagai personal maupun sebagai seorang Presiden Iran. Dalam sebuah sesi wawancara
bersama wartawan TV Fox dari Amerika, terungkaplah sisi-sisi menakjubkan dari seorang
Ahmadinejad, kehidupannya yang sangat sederhana menjadi sangat membanggakan jika kita
bandingkan dengan kehidupan para pejabat di negeri kita sendiri Indonesia, bahkan dunia
memberikannya gelar sebagai Presiden termiskin di dunia. Kesederhanaan tersebut antara
lain:
a. Saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan Ia menyumbangkan seluruh karpet
Istana Iran yang sangat tinggi nilainya itu kepada masjid-masjid di Teheran dan
menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.
b. Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan
menghormati tamu VIP, lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan
menanyakan pada protokoler untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2
kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresife.
c. Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri
dari Peugeot 504 tahun 1977, sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun
yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. Rekening banknya bersaldo minimum,
dan satu-satunya uang yang masuk adalah uang gaji bulanannya sebagai dosen di
sebuah universitas yang hanya senilai US$ 250.
d. Selama menjabat sebagai Presiden Iran, Ia tinggal di rumahnya sendiri. Ia tidak
mengambil gajinya sebagai Presiden, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan
adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.
9
e. Sang presiden selalu membawa tas setiap hari yang berisikan sarapan; roti isi atau roti
keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira,ia juga menghentikan
kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.
f. Selain itu, hal lain yang ia ubah adalah kebijakan pesawat terbang Kepresidenan, ia
mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat
dan untuk dirinya, ia meminta terbang dengan pesawat terbang biasa dengan kelas
ekonomi.
g. Ia juga memangkas protokoler istana sehingga menteri-menterinya dapat masuk
langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan. Ia juga menghentikan kebiasaan
upacara-upacara seperti karpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi, atau hal-hal
seperti itu saat mengunjungi berbagai tempat di negaranya.
h. Presiden Iran ini kerap tidur di ruang tamu rumahnya sesudah lepas dari pengawal-
pengawalnya yg selalu mengikuti ke manapun ia pergi.
Berikut data tentang Presiden Mahmoud Ahmadinejad :
Nama : Mahmoud Ahmadinejad
Lahir : Aradan, 28 Oktober 1956
Jabatan : Presiden Iran yang keenam
Pendidikan : Gelar doktor dalam bidang teknik dan perencanaan lalu lintas
dan transportasi Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST)
Karir :
Korps Pengawal Revolusi Islam (1986)
Insinyur kepala pasukan keenam Korps dan kepala staf Korps di
sebelah barat Iran
Wakil gubernur dan gubernur Maku dan Khoy
Penasihat Menteri Kebudayaan dan Ajaran Islam
Gubernur provinsi Ardabil (1993-1997)
Walikota Teheran (3 Mei 2003 - 28 Juni 2005)
Presiden Iran (3 Agustus 2005 - sekarang)
2.2 Karakteristik Presiden Madmoed Ahmadinejad
10
Dunia barat memandang Ahmadinejad sebagai pemimpin kontroversial. Menjadi
ancaman bagi perdamian dunia yang sebenarnya tidak pernah damai. Dari pernyataan dan
sikapnya, apapun yang melatarbelakanginnya, entah kepentingan politik dalam negeri atau
luar negeri Ahmadinejad sebagai seorang pemipin memiliki karakter yang dapat menjadi
teladan bagi pemimpin dunia lainnya. Karakter tersebut antara lain:
1. Berani
Apa yang diungkapkan oleh Ahmadinejad terkait ketidakadilan di forum PBB adalah
rahasia umum yang tidak hanya diketahui oleh seorang presiden, orang biasa dan anak
sekolah pun tahu. Namun dia berani mengungkapkannya dunia di forum PBB.
Politik luar negeri yang ditempuh Ahmadinejad sepenuhnya untuk mempertahankan
kedaulatan negaranya. Sedangkan, didalam negerinya dia tidak segan untuk berhadapan
dengan kaum liberal dan sekluer dari kelas atas yang tediri dari orang-orang kaya di Iran
yang hanya mementingkan diri sendiri.
2. Tegas
Baik didalam dan diluar negeri, Ahmadinejad terkenal dengan ketegasanya. Berani
mengambil sikap tidak populer di kancah internasional yang menyebabkan Iran selalu
dijatuhi sangsi. Didalam negeri, Ahmadinejad tegas mengambil sikap terhadap pejabat yang
melakukan penyelewengan dan tidak patuh terhadap konstitusi.
3. Sederhana
Untuk yang satu ini tidak diragukan lagi, dan mingkin satu-satunya presiden yang
paling sederhana di dunia. Setelah menjadi presiden Ahmadinejad masih menempati rumah
pribadinya yang sederhana, naik pesat terbang dengan kelas ekonomi, breakfast hanya
dengan sandwiches atau roti yang disiapkan oleh istrinya. Bahkan ada salah satu foto yang
menggambarkan dia tidur di lantai di ruang tamu dengan bantal matras. Sebagai Presiden
Ahmadinejad tidak pernah mengambil gajinya dengan alasan masih banyak rakyatnya yang
dihdup kekurangan. Dan yang paling mengagumkan sebagai seorang presiden ketika Sholat
Berjamaah dia tidak harus berada di barisan paling depan.4
Setelah mengetahui hal tersebut, tidak heran jika Ahmadinejad terpilih selama dua
periode menjadi presiden Iran. Tiga karakter Ahmadinejad sebagai seorang pemimpin diatas
4 http://wiratno81.wordpress.com/2011/11/22/sosok-kepemimpinan-ahmadinejad/
11
menjadikan dia dicintai rakyatnya, walaupun diluar negaranya dia dipandang sebagai
ancaman, dihujat dan dikucilkan dari pergaulan internasional.
3. Kepemimpinan Presiden Mahmoed Ahmadinejad
Pemerintah Negara-negara barat yang dimotori oleh George W. Bush begitu memusuhi
Republik Islam Iran dan presidennya, Mahmoed Aahmadinejad. Berbagai isu pun
dikembangkan untuk menyudutkan Iran dan Ahmadinejad, mulai dari isu terorisme sampai
isu senjata nuklir.
Faktanya, semua itu hanyalah akal-akalan Zionis Israel dan Amerika untuk melancarkan
rencana busuk mereka yang hendak mendirkan Israel Raya yang membentang dari Sungai Nil
(Mesir) hingga ke Sungai Furat (Irak). Iran dan presiden progresifnya menjadi batu
penghalang terbesar bagi rencana itu. 5
Kalahnya pasukan Israel oleh Hizbullah dukungan Iran di Libanon dan kefasihan
Ahmadinejad di Universitas Colombia, merupakan bentuk perlawanan yang mengangkat
martabat umat Islam yangs selama ini terpuruk dibawah kaki Amerika dan Zionis.
Kepemimpinan Republik Islam Iran di bawah Presiden Mahmoud Ahmadinejad yang
dinilai sangat radikal melawan kesombongan Presiden Amerika Serikat (AS) Gorge W Bush
dalam pertikaiannya mengenai keberadaan (pengayaan uranium) nuklir Iran sejak beberapa
waktu lalu.
Kepemimpinan Iran yang oleh AS dan sekutunya dijuluki sebagai pemimpin Islam garis
keras seperti itu, terutama dalam benak kita para generasi muda Islam revolusioner, pantas
diakui dan diteladani sebagai pemimpin bangsanya dan sekaligus pemimpin yang mewakili
umat Islam dunia untuk perlawanan terhadap kezaliman dan arogansi kekuasaan dunia yang
selama ini ditebarkan oleh negara AS, Israel dan sekutu-sekutunya. Jadi, dari sisi ini, sama
sekali tidak benar dan tidak beralasan tuduhan-tuduhan yang mengaitkan kepemimpinannya
sebagai biang terorisme internasional.
Dalam kepemimpinannya yang sangat fenomenal itu, Ahmadinejad bukan sekadar
pemimpin yang terlahir dan dilahirkan hanya untuk bangsa Iran. Akan tetapi kehadirannya di
tengah ketertindasan umat dan negara-negara Islam dari hegemoni kekuasaan negara-negara
5 Dr.Madmud Ahmadinejad, Ahmadinejad Menggugat! (Jakarta:Zahra,2008). hlm. 17
12
super power, menjadikannya sebagai pemimpin yang pantas mewakili pemimpin revolusi
dunia Islam saat ini.
Ketinggian derajatnya sebagai pemimpin umat Islam, bukan hanya diberikan oleh
umat Islam dari bangsa Iran saja, akan tetapi juga oleh seluruh umat Islam dunia yang
berprinsip wajib menegakkan amar makruf nahi mungkar di muka bumi ini.
3.1 Kebijakan Dalam Negeri dan Luar Negeri Presiden Ahmadinejad
Kebijakan manajerial Ahmadinejad bersifat revolutif, yakni merupakan pandangan
nasional yang menyeluruh dan memiliki visi jauh ke depan. Kepemimpinan berbasis
kerakyatan dan keagamaan adalah asas dasar pemerintahannya. Baginya, rakyat memainkan
peran utama dan pemerintahan tidak akan terbentuk tanpa keberadaan rakyat. Ia juga
memiliki prinsip bahwa tugas kepemimpinan islam adalah mengokohkan seluruh nilai-nilai
islam dengan menggunakan kewenangan dan kekuatan yang dimiliki oleh kepemimpinan
tersebut. Kemudian ia menekankan pentingnya visi global yang menjadi misi utama revolusi
islam Iran.
Dalam kebijakan ekonomi, Ahmadinejad menekankan pentingnya pengelolaan dan
pemanfaatan kekayaan nasional yang bisa dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Minyak adalah
kekayaan nasional Iran, sehingga ketika harga minyak tinggi maka rakyat juga harus ikut
merasakan keuntungannya.
Dalam kebijakan dalam negerinya, Ahmadinejad berkomitmen untuk menjalankan
pemerintahan yang religious demokratis yang akan melayani rakyatnya sehingga Iran akan
mencapai kemajuan dan pertumbuhan yang pesat. Tantangan paling menonjol yang dihadapi
presiden Ahmadinejad di dalam negeri adalah masalah ekonomi dan pengangguran. Untuk
mengatasi masalah pengangguran Ahmadinejad memberikan perhatian pada sektor industri
yang diharapkan akan dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
Kemajuan ekonomi diusahakan dengan meningkatkan kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Investasi asing dan penanaman investasi di negara-negara yang
menghormati Iran dan memiliki visi yang sama untuk dapat memajukan negerinya atas usaha
dan kerja keras seluruh rakyatnya, bukan dengan bergantung pada bantuan Barat. Kerjasama
investasi ini terutama dijalin dengan Venezuela, Cina, dan Rusia, di samping dengan negara-
negara tetangganya di kawasan Timur Tengah. Usaha ini dilakukan sebagai salah satu usaha
untuk membendung intervensi kapitalisme Barat terhadap kedaulatan Iran disamping
menitikberatkan konsumsi dalam negeri atas barang-barang produk asli Iran dibandingkan
barang-barang impor.
13
Menurut Adel El Gogary dalam kebijakan politik luar negerinya Ahmadinejad
mengedepankan prinsip-prinsip keadilan, kedamaian, kerukunan dan usaha untuk
membangun hubungan yang baik. Ahmadinejad mengatakan “Saya selalu siap menjalin
kerjasama dengan negara manapun yang tidak memusuhi Iran”. Kekuatan yang dimiliki
presiden Ahmadinejad adalah : legitimasi hasil pemilu yaitu terpilihnya Ahmadinejad melalui
mekanisme yang demokratis. Kedua, keterikatan yang kuat dengan rakyat kecil dan kelas
menengah, dan yang ketiga adalah tidak adanya ketergantungan terhadap kelompok elit
penentu kebijakan sebelumnya namun, tetap mengambil pelajaran berharga dari masa
pemerintahan para pemimpin sebelumnya. Iran memiliki komitmen untuk mengembangkan
hubungan dengan semua negara di dunia, terutama negara-negara Islam yang menjadi
tetangganya.
3.2 Karakter Kepemimpinan Ahmadinejad
Berdasarkan berbagai kebijakan Ahmadinejad dalam masalah-masalah dalam dan
luar negeri Iran terutama di bidang politik dan ekonomi, maka dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan presiden Ahamdinejad mempunyai karakteristik : pertama, berorientasi
kerakyatan, dalam pengertian seluruh rakyat harus merasakan manfaat dari setiap keuntungan
yang diperoleh negara dari setiap kebijakan ekonomi yang diterapkan pemerintah. Kedua,
bersifat demokratis, dalam pengertian rakyat berhak memberikan suaranya dalam pemilu dan
menyuarakan kebutuhannya sebagai hak rakyat yang menjadi kewajiban pemerintah untuk
berusaha memenuhinya. Ketiga, ciri khas karakterkepemimpinannya adalah sederhana dan
sama serta sederajat dengan rakyatnya, hal ini dapat dilihat dari penampilan Ahmadinejad
yang sama dengan penampilan umumnya laki-laki dewasa di Iran, pakaian yang dipakainya
berasal dari bahan produksi dalam negeri dan dijahit oleh penjahit dalam negeri. Tiga hal
inilah Ahmadinejad popular di kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Keempat, religious. Dalam menjalankan pemerintahannya Ahmadinejad memegang
teguh nilai-nilai yang diusung revolusi Islam Iran yang dipimpin oleh Ayatullah Khomeini.
Visi global dari revolusi ini yaitu mentransfer semangat revolusi untuk memperbaiki kondisi
umat Islam dunia diimplementasikan dalam sikap kooperatif dan mendorong kerjasama yang
lebih erat antara negara-negara islam di dunia, baik yang berada di kawasan timur tengah
maupun di luarnya. Kelima, konsisten untuk memajukan Iran dengan sumber daya yang
dimiliki Iran tanpa meminta dan tergantung uluran tangan Barat. Keenam, Tegas dan berani
serta mengedepankan kedaulatan Iran dari segala bentuk intervensi baik intervensi ekonomi,
politik, militer, maupun secara psikologis. Hal ini dapat dilihat dari sikap Ahmadinejad untuk
14
tidak menanggapi setiap ancaman maupun perintah dari Amerika terhadap program
pengayaan uranium yang merupakan urusan dan kebijakan dalam negeri Iran.
3.3 Amerika Serikat dan Program Nuklir Iran
a. Sejarah Singkat Nuklir Iran
Keterlibatan Amerika atas Program Nuklir Iran dimulai sejak masa pemerintahan
Shah Reza Pahlevi. Presiden Amerika ketika itu adalah Eisenhower yang memberikan
bantuan sipil, ekonomi, dan militer pada Iran. Pada bulan Maret 1957 Shah Iran dan
Eisenhower menandatangani kesepakatan mengenai kerjasama penggunaan energi atom
untuk kepentingan damai. Perjanjian tersebut diikuti dengan pinjaman sebesar 13,2 pound
dari United States Atomic Energy Commission untuk keperluan penelitian. Dua tahun
setelahnya Shah Reza Pahlevi membuka Pusat Penelitian Nuklir Teheran di Universitas
Teheran. Pada bulan Juli 1968 Iran menandatangani NPT (Nuclear Non Proliferation Treaty)
yang diratifikasi oleh majelis Iran pada tahun 1970. Kemudian pada tahun 1974 Shah Reza
mendirikan Atomic Energy Organization of Iran.
Program pengembangan nuklir Iran terhenti pasca terjadinya revolusi. Hal ini
disebabkan beberapa faktor. Pertama, Ayatullah Khomeini sebagai pemimpin revolusi tidak
merestui dilanjutkannya program nuklir Iran. Kedua, penarikan bantuan dari Amerika dan
Eropa pada Program Nuklir Iran. Ketiga, perginya para tenaga ahli nuklir Iran. Keempat,
hancurnya fasilitas nuklir Iran akibat perang Iran-Irak. Pada tahun 1986 Iran membuka
kembali reaktor nuklirnya. Hal ini dikarenakan Iran mengalami kekurangan pasokan listrik
karena pertumbuhan penduduknya yang menjadi dua kali lipat sejak pasca revolusi.
Rafsanjani berusaha mengundang kembali bantuan Jerman namun ditolak karena tekanan dari
Amerika. Oleh karena itu pada tahun 1990-an Iran mengusahakan kerjasama dengan Uni
Soviet, kemudian dengan Rusia. Namun kerjasama ini dibatalkan karena masalah finansial
yang dialami Iran. Akhirnya pada bulan Januari 1995, ditandatangani kontrak kerjasama
dengan Departemen Energi Atom Rusia untuk menyelesaikan reaktor Bushehr. Program ini
berada di bawah pengawasan IAEA .
Tanggal 11 April 2006, dalam sebuah muktamar di kota Mashhad, Presiden
Mahmoud Ahmadinejad mengumumkan bahwa Iran telah berhasil meningkatkan pengayaan
uranium sampai level 3,5% persen.
b. Kebutuhan Iran atas Teknologi Nuklir
15
Iran adalah salah satu negara dikawasan Timur Tengah yang memiliki sumber daya
minyak. Namun, minyak sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui membuat
Irak harus menghemat penggunaan minyak mereka. Oleh karena itu pemerintah Iran sejak
rezim Shah berusaha mencari sumber energi alternatif untuk menunjang sekotr industry
dalam negerinya. Dan Iran memiliki teknologi nuklir untuk sebagai alternatif sumber
energinya. Keputusan ini salah satunya didasarkan atas salah satu poin dalam NPT yang
menyebutkan bahwa semua negara berhak mengembangkan teknologi nuklir sepanjang
untuk kepentingan damai. Oleh karena itu presiden Ahmadinejad memiliki pendapat bahwa
tekonologi nuklir adalah hak semua negara untuk memilikinya maka negara-negara pemilik
senjata nuklir tidak berhak melarang Iran untuk menghentikan program pengayaan
uraniumnya.
c. Sikap Amerika atas Program Nuklir Iran pada Masa Pemerintahan
Ahmadinejad
Amerika bersikap keras terhadap program pengembangan nuklir Iran pasca terjadi
revolusi Islam di Iran. Tekanan terhadap Iran terus berlanjut hingga Ahmadinejad terpilih
sebagai presiden Iran ke enam. Menurut beliau, tekanan dan tuntutan Amerika untuk
menghentikan program pengayaan uranium yang dilakukan Iran bukan merupakan sikap yang
tepat dan menunjukkan arogansi Amerika terhadap negara-negara yang tidak sejalan
dengannya. Beberapa kali arogansi ini terlihat dalam berbagap pernyataan Bush maupun
pejabat gedung putih mengenai program nuklir Iran maupun mengenai sikap dan
kepemimpinan Ahmadinejad yang tidak disukai pemerintah Amerika.
Presiden George W. Bush, pada tanggal 31 Agustus 2006, menyatakan bahwa perlu
memberikan konsekuensi atas kekeraskepalaan Iran untuk tetap melakukan pengayaan
uranium. Bush mengatakan bahwa saat ini dunia menghadapi ancaman serius dari rezim
radikal Iran yang memberi dukungan dana dan persenjataan pada Hizbullah. Menurut Bush
jika Iran berhasil memiliki senjata nuklir maka hal tersebut akan mengancam perdamaian
dunia karena akan memicu terjadinya perang dunia III. Oleh karena itulah Bush menanggapi
masalah nulir Iran secara serius. Bush berusaha meyakinkan Jerman, Cina dan Rusia sebagai
pemilik hak veto di dewan keamanan PBB untuk menyetujui resolusi PBB nomor 1696 yang
mendesak Iran untuk segera menghentikan program pengayaan uraniumnya atau akan
menghadapi ancaman sanksi ekonomi.
16
Komandan militer senior Amerika Serikat Adm Mike Mullen menyatakan bahwa
dalam masalah nuklir Iran, pemerintahnya akan menempuh jalur diplomasi, finansial, dan
tekanan internasional terlebih dahulu sebelum memberlakukan sanksi militer.
Dari beberapa keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap Amerika tetap
penuh ancaman dan tekanan terhadap masalah nuklir Iran semenjak terjadinya revolusi Islam
Iran dan pemerintahan Shah Pahlavi yang pro-Amerika dijatuhkan.
3.4 Analisa atas Sikap Keras Ahmadinejad terhadap Amerika Serikat .
Pertama, negarawan bertindak rasional untuk mengejar kepentingan nasional yaitu
kekuasaan. Presiden Ahmadinejad menyatakan Iran tidak akan mengindahkan resolusi
maupun tekanan Amerika dan sekutu-sekutunya untuk menghentikan program pengayaan
uranium untuk kepentingan masyarakat Iran. Sikap yang berani ini diambil Ahmadinejad
dengan keyakinan bahwa program nuklir yang dilakukan Iran adalah hak Iran sebagai sebuah
negara yang berdaulat. Program pengayaan uranium yang dilakukannyapun tidak melanggar
NPT. Iran telah bekerjasama dengan IAEA sebagai badan yang ditunjuk NPT untuk
mengawasi program nuklir yang dilakukan negara anggotanya untuk kepentingan damai.
Sikap ini menunjukkan jati diri Iran di hadapan dunia internasional sebagai bangsa yang
berdaulat dan memegang teguh kedaulatan negaranya dari segala bentuk intervensi atas
urusan-urusan dalam negerinya.
Kedua, negarawan berasumsi bahwa semua negarawan lain berperilaku sama, yaitu
mengejar kepentingan nasional masing-masing. Hal ini tercermin dari sikap Ahmadinejad
menghormati kedaulatan bangsa lain. Sebagai contoh dalam wawancaranya dengan Charlie
Ahmadinejad menyatakan sikapnya atas masalah Irak dan Palestina. Beliau meminta agar
negara-negara Barat khususnya Amerika Serikat segera menghentikan intervensinya dalam
masalah mereka dan member kesempatan pada rakyat Irak dan juga rakyat Palestina untuk
memutuskan apa yang terbaik untuk diri mereka sendiri. Begitupun dalam masalah nuklir
Iran. Iran tidak akan membuat senjata nuklir karena tidak sesuai dengan nilai moralitas dan
nilai keberagamaan yang mereka yakini. Bahkan menurut Ahmadinejad kepemilikan atas
senjata nuklir sebagai bukti kelemahan sebuah negara.
Ahmadinejad mencoba memahami kekhawatiran dari sejumlah negara atas program
nuklir Iran, namun beliau telah berusaha meyakinkan dunia internasional, baik melalui
pernyataan beliau sendiri maupun dengan tindakan berkerjasama dengan IAEA bahwa
program yang dilakukan Iran tidak akan membahayakan perdamain dunia. Perdamaian dunia
adalah salah satu misi besar Revolusi Islam Iran. Namun, Ahmadinejad tidak dapat mengerti
17
mengenai arogansi dan sikap keras kepala yang ditunjukkan Amerika dan sekutu-sekutunya
untuk terus menekan dan memaksa Iran menghentikan program pengayaan uranium yang
merupakan hak Iran sebagai anggota NPT sekaligus merupakan urusan dalam negeri Iran. Di
samping itu, sikap berbeda ditunjukkan oleh Amerika dalam menyikapi program nuklir yang
dilakukan Pakistan, India, maupun Israel. Ketiga negara ini tidak mendapatkan tekanan
sekeras Iran saat mengembangkan senjata nuklir pun saat mereka tidak mau menandatangani
NPT. Bahkan Amerika memberikan dukungan dan bantuan pengembangan nuklir kepada tiga
negara tersebut. Lalu yang menjadi pertanyaan mendasar Iran adalah mengapa Iran yang
hanya melakukan pengayaan uranium untuk kebutuhan listriknya mendapat berbagai
ancaman, desakan, dan tekanan dengan berbagai cara dari Amerika? Tentu saja sikap
Amerika yang menerapkan standar ganda tidak dapat diterima oleh Iran.
Ketiga, negarawan berusaha mempengaruhi perilaku negara lain demi keharusan
memelihara, memamerkan dan memperbesar kekuatan negaranya. Ahmadinejad berusaha
membangun kerjasama dengan negara-negara di dunia yang menghormati Iran, termasuk
Amerika Serikat, namun Iran tidak akan membuka diri dengan Israel sebab Iran tidak
mengakui keberadaan Israel sebagai sebuah negara yang berdiri di atas tanah air rakyat
Palestina. Oleh karena Amerika dan negara-negara Eropa yang menjadi sekutunya
menunjukkan sikap arogan dan berprasangka buruk pada program nuklirnya, maka Iran lebih
mendekatkan diri dengan Rusia, China, Kuba, dan Venezuela yang selama ini memiliki sikap
berseberangan dengan Amerika. Di samping itu, Iran berusaha untuk membangun hubungan
yang erat dengan negara-negara teluk pengekspor minyak di Timur Tengah sebagai salah satu
usahanya untuk menjalin hubungan harmonis dengan negara-negara Islam sekaligus upaya
menjaga perdamaian di wilayah Timur Tengah. Belajar dari perang teluk I dan II yang telah
merugikan Iran dan menyebabkan renggangnya hubungan diantara negara-negara di kawasan
Timur Tengah. Oleh karena itu, ke depannya kerjasama regional akan menjadi prioritas Iran.
Keempat, konflik pasti muncul akibat upaya peningkatan posisi kekuatan masing-
masing negara. Ahmadinejad menyatakan bahwa Iran memiliki sistem pertahanan defensif
sehingga Iran telah bersiap jika Amerika memutuskan untuk melakukan hal yang sama
seperti yang telah dilakukannya terhadap Afghanistan dan Irak.
Sikap tegas ini sangat penting dilakukan Irak untuk membuktikan kedaulatannya di
hadapan dunia internasional. Sikap ini didukung dengan prinsip ketidaktergantungan atas
bantuan Amerika Serikat dalam program pembangunan dan kemajuan Iran yang dibuat oleh
Presiden Ahmadinejad. Hal inilah yang menjadi salah satu prinsip pemerintahan
Ahmadinejad yaitu bahwa Iran harus dapat berkembang dan maju dengan kemampuan dan
18
sumber daya yang dimiliki oleh Iran sendiri, dengan tetap membuka kesempatan bagi
investor asing dan kerjasama dengan negara-negara yang menghormati kedaulatan Iran.
BAB III
PENUTUP
19
1. Kesimpulan
Kita mengetahui bahwa untuk menjadi pemimpin yang baik buknlah perkara yang
mudah, hal tersebut memebutuhkan persyaratan-persyaratan tertentu yang tidak semua orang
bias memenuhinya.
Dapat kita lihat dewasa ini kepemimpinan Negara Indonesia sangatlah tidak kondusif,
sebagian besar pejabat-pejabat yang berkuasa terlena akan kekeuasaan yang mereka miliki
sehingga melupakan tujuan keberadaan mererka disana sebagai wakil rakyat. Berbagai usaha
mereka lakukan unutuk mendapatkan dan menambah kekuasaan, tidak jarang kita mendengar
berita-berita adanya pejabat yang melakukan tindak korupsi, kolusi maupun nepotisme. Hal
tersebut dapat terjadi tidak lain karena pemimpin sekarang sangatlah haus dengan
kekukasaan.
Sangat berbeda dengan yang terjadi di Negara Republik Islam Iran di bawah
kepemipinan Mahmoed Ahmadinejad. Ia terkenal berani, tegas dan sederhana, dapat kita
bayangkan, selama menjabat sebagai Presiden Iran, ia tinggal di rumahnya sendiri. Ia tidak
mengambil gajinya sebagai Presiden, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah
milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya. Maka tidak heran jika dunia
memeberikannya gelar sebagai Presiden termiskin di Dunia.
2. Saran
Kita menyadari tidaklah mudah untuk merombak sistem kepemimpinan yang telah
membudaya di Negara Indonesia selama ini, untuk dapat menjadi seperti apa yang telah
dilakukan oleh Presiden Mahmoeed Ahmadindejad. Hal tersebut tentu butuh waktu dan
proses yang cukup panjang, namun bukan berarti hal itu tidak mungkin dapat terjadi.
Untuk itu sebagai generasi penerus kita harus memulai saat ini juga untuk merubah
gaya kepemimpinan kita menjadi yang lebih baik, meskipun hanya dalam hal memimpin diri
sendiri, agar kelak Negara Indonesia akan dipimpim oleh pemimpin yang tegas, berani, dan
sederhana seperti adanya Presiden Mahmoed Ahmadidnejad.
DAFTAR PUSTAKA
20
Ahmadinejad, Mahsmud. 2008. Ahmadinejad Menggugat!. Jakarta : Zahra Publishing.
Al-Caff, Muhammad. 2008. Perang Nuklir? Militer Iran . Jakarta : Zahra Publishing.
Joewono, Heri. 2002. Pokok-pokok Pikiran Kepemimpinan Abad 21. Jakarta : Balai Pustaka.
Kartono,Kartini. 1998. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : PT RajaGravindo Persada
Lensuffie,Tikno.2010.Leadership untuk Profesional dan Mahasiswa.Jakarta:Erlangga.
http://wiratno81.wordpress.com/2011/11/22/sosok-kepemimpinan-ahmadinejad/
http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli/#ixzz1ijX4CPTU
http://wapannuri.com/a.kepemimpinan/kepemimpinan_efektif.html