layout depan pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat...

51

Upload: truongnga

Post on 19-Aug-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan
Page 2: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

Koleksi DokumenProyek Pesisir1997 - 2003

Kutipan: Knight, M. dan S. Tighe, (editor) 2003. Koleksi Dokumen Proyek Pesisir 1997-2003;Coastal Resources Center, University of Rhode Island, Narragansett, Rhode Island,USA. (5 Seri, 30 Buku, 14 CR-ROM).

Page 3: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

2

elama lebih dari 30 tahun terakhir, telah terdapat ratusan program —baik internasional,nasional maupun regional— yang diprakarsai oleh pemerintah, serta berbagaiorganisasi dan kelompok masyarakat di seluruh dunia, dalam upaya menatakelolaekosistem pesisir dan laut dunia secara lebih efektif. USAID (The United States Agency

for International Development) merupakan salah satu perintis dalam kerja sama dengan negara-negara berkembang untuk meningkatkan pengelolaan ekosistem wilayah pesisir sejak tahun 1985.

Berdasarkan pengalamannya tersebut, pada tahun 1996, USAID memprakarsai ProyekPengelolaan Sumberdaya Pesisir (Coastal Resources Management Project—CRMP) atau dikenalsebagai Proyek Pesisir, sebagai bagian dari program Pengelolaan Sumberdaya Alam (NaturalResources Management Program). Program ini direncanakan dan diimplementasikan melalui kerjasama dengan Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional(BAPPENAS), dan dengan dukungan Coastal Resources Center University of Rhode Island (CRC/URI) di Amerika Serikat. Kemitraan USAID dengan CRC/URI merupakan kerja sama yang amatpenting dalam penyelenggaraan program-program pengelolaan sumberdaya pesisir di berbagainegara yang didukung oleh USAID selama hampir dua dasawarsa. CRC/URI mendisain danmengimplementasikan program-program lapangan jangka panjang yang bertujuan membangunkapasitas menata-kelola wilayah pesisir yang efektif di tingkat lokal dan nasional. Lembaga inijuga melaksanakan analisis dan berbagi pengalaman tentang pembelajaran yang diperoleh daridan melalui proyek-proyek lapangan, lewat program-program pelatihan, publikasi, dan partisipasidi forum-forum internasional.

Ketika CRC/URI memulai aktivitasnya di Indonesia sebagai mitra USAID dalam programpengelolaan sumberdaya pesisirnya (CRMP, atau dikenal dengan Proyek Pesisir), telah adabeberapa program pengelolaan pesisir dan kelautan yang sedang berjalan. Program-programtersebut umumnya merupakan proyek besar, sebagian kecil di antaranya telah mencapai tahapimplementasi. CRC/URI mendisain Proyek Pesisir untuk lebih berorientasi pada implementasidalam mempromosikan pengelolaan wilayah pesisir dan tujuan-tujuan strategis USAID, sepertipengembangan ekonomi dan keamanan pangan, perlindungan kesehatan masyarakat, pencegahankonflik, demokrasi partisipatoris, dan perlindungan kelestarian lingkungan melalui pengelolaansumberdaya pesisir dan air.

Kegiatan Proyek Pesisir menempatkan Indonesia di garis depan pengembangan model baru danpeningkatan informasi baru yang bermanfaat bagi Indonesia sendiri dan negara-negara lain didunia dalam hal pengelolaan sumberdaya pesisir. Sebagai negara keempat terbesar di dunia,dengan kurang lebih 60 persen dari 230 juta penduduknya tinggal di dalam radius 50 kilometerdari pesisir, Indonesia secara sempurna berada pada posisi untuk mempengaruhi danmemformulasikan strategi-strategi pengembangan pengelolaan pesisir negara-negara berkembangdi seluruh dunia. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari17.500 pulau, 81.000 kilometer garis pantai, dan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) seluas 5,8 juta

S

Koleksi Proyek Pesisir–Kata Pengantar

Page 4: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

3

ver the past 30 years, there have been hundreds of international, national and sub-national programs initiated by government, organizations and citizen groups thatattempted to more effectively govern the world’s coastal and marine ecosystems.Among these efforts, the U.S. Agency for International Development (USAID) has

been a pioneer since 1985 in working with developing countries to improve the management oftheir coastal ecosystem to benefit coastal people and their environment.

Building on its experience, as part of its Natural Resources Management Program, USAID initi-ated planning for the Indonesia Coastal Resources Management Project (CRMP, or Proyek Pesisir)in 1996. This program was planned and implemented in cooperation with the Government ofIndonesia through its National Development Planning Agency (BAPPENAS) and with the supportof the Coastal Resources Center at the University of Rhode Island (CRC/URI) in the United States.USAID’s partnership with CRC/URI has been central to the delivery of coastal resources manage-ment programs to numerous USAID-supported countries for almost two decades. CRC/URI de-signs and implements long-term field programs that work to build the local and national capacity toeffectively practice coastal governance. It also carries out analyses and shares experiences drawnfrom within and across field projects. These lessons learned are disseminated worldwide throughtraining programs, publications and participation in global forums.

When CRC/URI initiated work in Indonesia as a partner with USAID in its international CoastalResources Management Program, there were numerous marine and coastal programs alreadyongoing. These were typically large planning projects; few projects had moved forward into “on-the-ground” implementation. CRC/URI designed Indonesia’s CRMP to be “implementation ori-ented” in promoting coastal governance and the USAID strategic goals of economic developmentand food security, protection of human health, prevention of conflicts, participatory democracy andenvironmental protection through integrated management of coasts and water resources.

The CRMP put Indonesia in the forefront of developing new models and generating new informa-tion useful in Indonesia, and in other countries around the world, for managing coastal resources.Being the fourth largest country in the world, with approximately 60 percent of its 230 millionpeople living within 50 kilometers of the coast, Indonesia is perfectly positioned to influence andshape the coastal management development strategies of other developing countries around theworld. It is the world’s largest archipelago state, with 17,500 islands, 81,000 kilometers of coast-line, and an Exclusive Economic Zone covering 5.8 million square kilometers of sea –more thanthree times its land area. Indonesia is also the richest country in the world in terms of marine bio-

CRMP/Indonesia Collection–Preface

O

Page 5: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

4

kilometer laut persegi -lebih tiga kali luas daratannya. Indonesia menjadi negara terkaya di duniadalam hal keragaman hayati (biodiversity). Sumber daya pesisir dan laut Indonesia memiliki artipenting bagi dunia inernasional, mengingat spesies flora dan fauna yang ditemukan di perairantropis Indonesia lebih banyak daripada kawasan manapun di dunia. Sekitar 24 persen dari produksiekonomi nasional berasal dari industri-industri berbasis wilayah pesisir, termasuk produksi gasdan minyak, penangkapan ikan, pariwisata, dan transportasi. Beragam ekosistem laut dan pesisiryang ada menyediakan sumberdaya lestari bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Hasil-hasillautnya mencukupi lebih dari 60 persen rata-rata kebutuhan bahan protein penduduk secaranasional, dan hampir 90 persen di sebagian desa pesisir. Masyarakat nelayan pedesaan cenderungmenjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasisumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan mereka memanfaatkan sumberdaya pesisirsecara berkelanjutan.

Di bawah bimbingan CRC/URI, Proyek Pesisir, yang berkantor pusat di Jakarta, bekerja samaerat dengan para pengguna sumberdaya, masyarakat, industri, LSM, kelompok-kelompok ilmiah,dan seluruh jajaran pemerintahan. Program-program lapangan difokuskan di Sulawesi Utara,Kalimantan Timur, dan Provinsi Lampung (sebelah selatan Sumatera) ditambah Provinsi Papuapada masa akhir proyek. Selain itu, dikembangkan pula pusat pembelajaran pada Pusat KajianSumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) di Institut Pertanian Bogor (IPB), sebagai perguruantinggi yang menjadi mitra implementasi Proyek Pesisir dan merupakan fasil itator dalampengembangan Jaringan Universitas Pesisir Indonesia (INCUNE).

Komponen program CRMP yang begitu banyak dikembangkan dalam 3 (tiga) lingkup strategipencapaian tujuan proyek. Pertama, kerangka kerja yang mendukung upaya-upaya pengelolaanberkelanjutan, telah dikembangkan. Kemudian, ketika proyek-proyek percontohan telah rampung,p en g alam an -p en g alam an d an telad an b ai k d ar i keg iata n -keg ia tan ter seb u td id oku men tasikan dan d ilemb ag akan dalam p emerin tah an, sebagai lembaga yangbertanggung jawab dalam jangka panjang untuk melanjutkan hasil yang sudah ada sekaligusmenambah lokasi baru. Kegiatan ini dilakukan lewat kombinasi perangkat hukum, panduan,dan pelatihan. Kedua, Departemen Kelautan dan Perikanan yang baru berdiri didukung untukmengembangkan peraturan perundangan dan panduan pengelolaan wilayah pesisir nasionaluntuk peng elolaan pesis ir terpadu yang terdesent ralisasi. Pengembangan peraturanperundangan ini dilakukan melalui suatu proses konsultasi publik yang partisipatif, terbuka danmelembaga, yang berupaya mengintegrasikan inisiatif-inisiatif pengelolaan wilayah pesisir secaravertikal dan horisontal. Ketiga, proyek ini mengakui dan berupaya memperkuat peran khas yangdijalankan oleh perguruan tinggi dalam mengisi kesenjangan kapasitas pengelolaan wilayahpesisir.

Strategi-strategi tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip:• Partisipasi luas dari berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) dan pemberdayaan mereka

dalam pengambilan keputusan• Koordinasi efektif berbagai sektor, antara masyarakat, dunia usaha, dan LSM pada berbagai

tingkatan• Penitikberatan pada pengelolaan yang terdesentralisasi dan kesesuaian antara pengelolaan/

pengaturan di tingkat lokal dan nasional• Komitmen untuk menciptakan dan memperkuat kapasitas organisasi dan sumberdaya

manusia untuk pengelolaan pesisir terpadu yang berkelanjutan• Pembuatan kebijakan yang lebih baik yang berbasis informasi dan ilmu pengetahuan

Di Sulawesi Utara, fokus awal Proyek Pesisir terletak pada pengembangan praktik-praktik terbaikpengelolaan pesisir terpadu berbasis masyarakat, termasuk pembuatan dan implementasi rencanadaerah perlindungan laut (DPL), daerah perlindungan mangrove (DPM), dan pengelolaan pesisirtingkat desa, serta pemantauan hasil-hasil proyek dan kondisi wilayah pesisir. Untuk melembagakankegiatan-kegiatan yang sukses ini, dan dalam rangka memanfaatkan aturan otonomi daerah yangbaru diberlakukan, Proyek Pesisir membantu penyusunan peraturan pengelolaan wilayah pesisir,baik berupa Peraturan Desa, Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten, maupun Perda Provinsi. Selainitu, dikembangkan pula perangkat informasi sebagai alat bagi pengelolaan wilayah pesisir, sepertipembuatan atlas wilayah pesisir. Dalam kurun waktu 18 bulan terakhir, kegiatan perluasan pro-gram (scaling up) juga telah berhasil diimplementasikan di 25 desa pesisir di Kecamatan Likupang

Page 6: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

5

diversity. Indonesia’s coastal and marine resources are of international importance with more plantand animal species found in Indonesia’s waters than in any other region of the world. Approxi-mately 24 percent of national economic output is from coastal-based industries such as oil andgas production, fishing, tourism and transportation. Coastal and marine ecosystems provide sub-sistence resources for many Indonesians, with marine products comprising on average more than60 percent of the protein intake by people, and nearly 90 percent in some coastal villages. Ruralcoastal communities tend to be among the poorest because of overexploitation and degradationof resources resulting from their inability to sustainably and successfully plan for and manage theircoastal resources.

Under the guidance of CRC/URI, the Jakarta-based CRMP worked closely with resource users,the community, industry, non-governmental organizations, academic groups and all levels of gov-ernment. Field programs were focused in North Sulawesi, East Kalimantan, and Lampung Prov-ince in South Sumatra, with an additional site in Papua in the last year of the project. In addition, alearning center, the Center for Coastal and Marine Resources Studies, was established at BogorAgricultural Institute, a CRMP implementation partner and facilitator in developing the eleven-member Indonesia Coastal University Network (INCUNE).

The many components of the CRMP program were developed around three strategies for achiev-ing the project’s goals. First, enabling frameworks for sustained management efforts were devel-oped. Then, as pilot projects were completed, experiences and good practices were docu-mented and institutionalized within government, which has the long-term responsibility to bothsustain existing sites and launch additional ones. This was done through a combination of legalinstruments, guidebooks and training. Second, the new Ministry of Marine Affairs and Fisher-ies (MMAF) was supported to develop a national coastal management law and guidelines fordecentralized integrated coastal management (ICM) in a widely participatory, transparent andnow institutionalized public consultative process that attempted to vertically and horizontally inte-grate coastal management initiatives. Finally, the project recognized and worked to strengthenthe unique role that universities play in fi l l ing the capacity gap for coastal management.

The strategies were based on several important principles:• Broad stakeholder partic ipation and empowerment in decision making• Effective coordination among sectors, between public, private and non-governmental entities

across multiple scales• Emphasis on decentralized governance and compatibility between local and national govern-

ance• Commitment to creating and strengthening human and organizational capacity for sustain-

able ICM• Informed and science-based decis ion making

In North Sulawesi, the early CRMP focus was on developing community-based ICM best prac-tices including creating and implementing marine sanctuaries, mangrove sanctuaries and village-level coastal management plans, and monitoring project results and coastal conditions. In order toinstitutionalize the resulting best practices, and to take advantage of new decentralized authori-ties, the CRMP expanded activities to include the development of village, district and provincialcoastal management laws and information tools such as a coastal atlas. In the last 18 months ofthe project, a scaling-up program was successfully implemented that applied community-basedICM lessons learned from four original village pilot sites to Likupang sub-district (kecamatan) with25 coastal villages. By the end of the project, Minahasa district was home to 25 community coralreef sanctuaries, five mangrove sanctuaries and thirteen localized coastal management plans. In

Page 7: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

6

Barat dan Timur. Perluasan program ini dilakukan dengan mempraktikkan berbagai hasilpembelajaran mengenai pengelolaan pesisir terpadu berbasis masyarakat dari 4 lokasi percontohanawal (Blongko, Bentenan, Tumbak, dan Talise). Pada akhir proyek, Kabupaten Minahasa telahmemiliki 25 DPL, 5 DPM, dan 13 rencana pengelolaan pesisir tingkat desa yang telah siapdijalankan. Sulawesi Utara juga telah ditetapkan sebagai pusat regional untuk Program KemitraanBahari berbasis perguruan tinggi, yang disponsori oleh Departemen Kelautan dan Perikanan dandifasilitasi oleh Proyek Pesisir.

Di Kalimantan Timur, fokus dasar Proyek Pesisir adalah pengenalan model pengelolaan pesisirberbasis Daerah Aliran Sungai (DAS), yang menitikberatkan pada rencana pengelolaan terpaduTeluk Balikpapan dan DAS-nya. Teluk Balikpapan merupakan pintu gerbang bisnis dan industriProvinsi Kalimantan Timur. Rencana Pengelolaaan Teluk Balikpapan (RPTB) berbasis DAS yangbersifat interyurisdiksi ini merupakan yang pertama kalinya di Indonesia dan menghasilkan sebuahmodel untuk dapat diaplikasikan oleh pemerintah daerah lainnya. Rencana pengelolaan tersebut,yang dirampungkan dengan melibatkan partisipasi dan konsultasi masyarakat lokal secara luas,dalam implementasinya telah berhasil menghentikan konversi lahan mangrove untuk budidayaudang di sebuah daerah delta, terbentuknya kelompok kerja (pokja) terpadu antarinstansi untukmasalah erosi dan mangrove, terbentuknya sebuah Organisasi Non Pemerintah (Ornop) berbasismasyarakat yang pro aktif, dan jaringan Ornop yang didanai oleh sektor swasta yang berfokuspada isu-isu masyarakat pesisir. Selain itu, telah terbentuk Badan Pengelola Teluk Balikpapan,yang dipimpin langsung oleh Gubernur Kalimantan Timur berikut 3 Bupati (Penajam Paser Utara,Pasir, dan Kutai Kartanegara), dan Walikota Balikpapan. Seluruh kepala daerah tersebut, bersamadengan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, ikut menandatangani Rencana Pengelolaan TelukBalikpapan tersebut. Rencana Pengelolaan Teluk Balikpapan ini telah mendorong pemerintahdaerah lain untuk memulai program-program serupa. Kalimantan Timur juga telah ditetapkansebagai pusat regional untuk Program Kemitraan Bahari berbasis perguruan tinggi, yang disponsorioleh Departemen Kelautan dan Perikanan, dan difasilitasi oleh Proyek Pesisir.

Di Lampung , kegiatan Proyek Pesisir berfokus pada proses penyusunan rencana dan pengelolaanstrategis provinsi secara partisipatif. Upaya ini menghasilkan Atlas Sumberdaya Pesisir Lampung,yang untuk pertama kalinya menggambarkan kualitas dan kondisi sumberdaya alam suatu provinsimelalui kombinasi perolehan informasi terkini dan masukan dari 270 stakeholders setempat, serta60 organisasi pemerintah dan non pemerintah. Atlas tersebut menyediakan landasan bagipengembangan sebuah rencana strategis pesisir dan progam di Lampung, dan saranapembelajaran bagi Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB, yang telahmenangani program pengelolaan pesisir di Lampung. Sebagai contoh kegiatan pelaksanaan awaltingkat lokal dari Rencana Strategis Pesisir Provinsi Lampung, dua kegiatan berbasis masyarakattelah berhasil diimplementasikan.Satu berlokasi di Pematang Pasir, dengan titik berat pada praktikbudidaya perairan yang berkelanjutan, dan yang lainnya berlokasi di Pulau Sebesi di Teluk Lampung,dengan fokus pada pembentukan dan pengelolaan daerah perlindungan laut (DPL). Model AtlasSumberdaya Pesisir Lampung tersebut belakangan telah direplikasi oleh setidaknya 9 (sembilan)provinsi lainnya di Indonesia dengan menggunakan anggaran provinsi masing-masing.

Di Papua, pada tahun terakhir Proyek Pesisir, sebuah atlas pesisir untuk kawasan Teluk Bintuni -yang disusun berdasarkan penyusunan Atlas Lampung-telah diproduksi Kawasan ini merupakandaerah yang lingkungannya sangat penting, yang tengah berada pada tahap awal aktivitaspembangunan besar-besaran. Teluk Bintuni berlokasi pada sebuah kabupaten baru yang memilikisumberdaya alam melimpah, termasuk cadangan gas alam yang sangat besar, serta merupakandaerah yang diperkirakan memiliki paparan mangrove terbesar di Asia Tenggara. Prosespenyusunan atlas sumberdaya pesisir kawasan Teluk Bintuni ini dilaksanakan melalui kerja samadengan Ornop lokal, perusahaan minyak BP, dan Universitas Negeri Papua (UNIPA). Kegiatan inimengawali sebuah proses perencanaan partisipatif dan pengelolaan pesisir terpadu, yangmengarah kepada mekanisme-mekanisme perencanaan partisipatif untuk sumberdaya pesisir dikawasan tersebut. Para mitra-mitra lokal telah menunjukkan ketertarikan untuk menggunakanAtlas Teluk Bintuni sebagai rujukan awal (starting point) dalam mengembangkan ‘praktik-praktikterbaik’ mereka sendiri, misalnya pengelolaan pesisir berbasis masyarakat dan pengelolaan telukberbasis DAS bagi Teluk Bintuni.

Page 8: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

7

the last few months, due to its significant capacity in coastal management, North Sulawesi wasinaugurated as a founding regional center for the new national university-based Sea PartnershipProgram sponsored by the MMAF and facilitated by the CRMP.

In East Kalimantan, the principal CRMP focus was on introducing a model for watershed-basedcoastal management focusing on developing an integrated coastal management plan for BalikpapanBay and its watershed. Balikpapan Bay is the commercial and industrial hub of East KalimantanProvince. The resulting inter-jurisdictional watershed-based Balikpapan Bay Management Plan(BBMP) was the first of its kind in Indonesia and provides a model for other regional governments.The BBMP, completed with extensive local participation and consultation, has already resulted ina moratorium on shrimp mariculture in one delta region, the creation of mangrove and erosioninterdepartmental working groups, a new proactive community-based NGO and a NGO-networksupported by private sector funding that is focused on coastal community issues. The BBMP alsoresulted in the formation of the Balikpapan Bay Management Council, chaired by the ProvincialGovernor and including the heads of three districts (Panajam Paser Utara, Pasir and KutaiKartengara), the Mayor of the City of Balikpapan and the Minister of Marine Affairs and Fisheries,who were all co-signatories to the BBMP. The BBMP has already stimulated other regional gov-ernments to start on similar programs. In the last few months, East Kalimantan was also inaugu-rated as a founding regional center for the new national university-based Sea Partnership Pro-gram sponsored by the MMAF and facilitated by the CRMP.

In Lampung, the CRMP focused on establishing a participatory provincial strategic planning andmanagement process. This resulted in the ground-breaking Lampung Coastal Resources Atlas,which defines for the first time the extent and condition of the province’s natural resources througha combination of existing information and the input of over 270 local stakeholders and 60 govern-ment and non-government organizations. The atlas provided the foundation for the developmentof a Lampung coastal strategic plan and the program served as a learning site for Bogor Agricul-tural Institute’s Center for Coastal and Marine Resources Studies that has since adopted themanagement of the Lampung coastal program. As a demonstration of early local actions under theLampung Province Coastal Strategic Plan, two community-based initiatives - one in PematangPasir with an emphasis on sustainable aquaculture good practice, and the other on Sebesi Islandin Lampung Bay focused on marine sanctuary development and management - were implemented.The atlas model was later replicated by at least nine other provinces using only provincial govern-ment funds.

In Papua, in the final year of Proyek Pesisir, a coastal atlas based upon the Lampung atlas formatwas produced for Bintuni Bay, an environmentally important area that is in the early stages ofmajor development activities. Bintuni Bay is located within the newly formed Bintuni District that isrich in natural resources, including extensive natural gas reserves, and perhaps the largest con-tiguous stand of mangroves in Southeast Asia. The atlas development process was implementedin cooperation with local NGOs, the petroleum industry (BP) and the University of Papua andbegan a process of participatory planning and integrated coastal management that is leading tomechanisms of participatory planning for the coastal resources in the area. Local partners haveexpressed their interest in using the Bintuni Bay atlas as a starting point for developing their ownset of “best practices” such as community-based coastal management and multi-stakeholder,watershed-based bay management for Bintuni Bay.

Page 9: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

8

Pengembangan Universitas merupakan aspek penting dari kegiatan Proyek Pesisir dalammengembangkan pusat keunggulan pengelolaan pesisir melalui sistem Perguruan Tinggi di Indo-nesia, dan memanfaatkan pusat ini untuk membangun kapasitas universitas-universitas lain diIndonesia. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut (PKSPL) yang dikembangkan di InstitutPertanian Bogor (IPB) telah dipilih sebagai mira utama, mengingat posisinya sebagai institusipengelolaan sumberdaya alam utama di Indonesia. Selain mengelola Lampung sebagai daerahkajian, PKSPL-IPB mendirikan perpustakaan sebagai referensi pengelolaan pesisir terpadunasional, yang terbuka bagi para mahasiswa dan kalangan profesional, serta menyediakan layananpeminjaman perpustakaan antaruniversitas untuk berbagai perguruan tinggi di Indonesia (situsweb: http://www.indomarine.or.id). PKSPL-IPB telah memprakarsai lokakarya tahunan pembelajaranpengelolaan pesisir terpadu, penerbitan jurnal pesisir nasional, serta bekerja sama dengan ProyekPesisir mengadakan Konferensi Nasional (KONAS) Pengelolaan Pesisir Terpadu, yang kini menjadiajang utama bagi pertukaran informasi dan studi kasus pengelolaan pesisir terpadu di Indonesia.Kegiatan dua tahunan tersebut dihadiri 600 peserta domestik dan internasional. Berdasarkanpengalaman positif dengan IPB dan PKSPL tersebut, telah dibentuk sebuah jaringan universitasyang menangani masalah pengelolaan pesisir yaitu INCUNE (Indonesian Coastal UniversitiesNetwork), yang beranggotakan 11 universitas. Jaringan ini menyatukan universitas-universitas diwilayah pesisir di seluruh Indonesia, yang dibentuk dengan tujuan untuk pertukaran informasi,riset, dan pengembangan kapasitas, dengan PKSPL-IPB berperan sebagai sekretariat. SelainINCUNE, Proyek Pesisir juga memegang peranan penting dalam mengembangkan ProgramKemitraan Bahari (PKB) di Indonesia, mengambil contoh keberhasilan Program Kemitraan Bahari(Sea Grant College Program) di Amerika Serikat. Program ini mencoba mengembangkan kegiatanpenjangkauan, pendidikan, kebijakan, dan riset terapan wilayah pesisir di berbagai universitaspenting di kawasan pesisir Indonesia. Program Kemitraan Bahari menghubungkan universitas didaerah dengan pemerintah setempat melalui isu-isu yang menyentuh kepentingan pemerintahlokal dan masyarakat, serta berupaya mengatasi kesenjangan dalam kapasitas perorangan dankelembagaan di daerah.

Proyek Pesisir mengembangkan usaha-usaha di tingkat nasional untuk memanfaatkan peluang-peluang baru yang muncul, seiring diberlakukannya Undang-Undang tentang Otonomi Daerah.Pada periode 2000-2003, Proyek Pesisir bekerja sama dengan Departemen Kelautan danPerikanan, BAPPENAS, instansi nasional lainnya, pemerintah daerah, lembaga swadayamasyarakat (LSM), dan perguruan tinggi dalam menyusun rancangan undang-undang pengelolaanwilayah pesisir (RUU PWP). Rancangan undang-undang ini merupakan salah satu rancanganundang-undang yang disusun secara partisipatif dan transparan sepanjang sejarah Indonesia.Saat ini RUU tersebut sedang dipertimbangkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). RUU disusunberbasis insentif dan bertujuan untuk mendukung pemerintah daerah, LSM, dan masyarakat lokaldalam memperoleh hak-hak mereka yang berkaitan dengan isu-isu desentralisasi daerah dalampengelolaan pesisir. Dukungan lain yang diberikan Proyek Pesisir kepada Departemen Kelautandan Perikanan adalah upaya mengembangkan kapasitas dari para staf, perencanaan strategis,dan dibentuknya program baru yang bersifat desentralistik seperti Program Kemitraan Bahari.

Koleksi dokumen dan bahan bacaan ini bertujuan untuk mendokumentasikan pengalaman-pengalaman Proyek Pesisir dalam mengelola wilayah pesisir, memberikan kesempatan yang lebihluas kepada publik untuk mengaksesnya, serta untuk mentransfer dokumen tersebut kepada seluruhmitra, rekan kerja, dan sahabat-sahabat Proyek Pesisir di Indonesia. Produk utama dari koleksi iniadalah Pembelajaran dari Dunia Pengelolaan Pesis ir di Indonesia, yang dibuat dalam bentukCompact Disc-Read Only Memory (CD-ROM), berisikan gambaran umum mengenai Proyek Pesisirdan produk-produk penting yang dihasilkannya. Adapun Koleksi Proyek Pesisir ini terbagi kedalam5 tema, yaitu:

• Seri Reformasi Hukum, berisikan pengalaman dan panduan Proyek Pesisir tentang prosespenyusunan rancangan undang-undang/peraturan kabupaten, provinsi, dan nasional yangberbasis masyarakat, serta kebijakan tentang pengelolaan pesisir dan batas laut

• Seri Pengelolaan Wilayah Pesis ir Regional, berisikan pengalaman, panduan, dan rujukanProyek Pesisir mengenai Perencanaan dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), profilatlas dan geografis pesisir Lampung, Balikpapan, Sulawesi Utara, dan Papua

Page 10: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

9

University development was an important aspect of the CRMP, and the marine center at BogorAgricultural Institute, the premier natural resources management institution in Indonesia, was itsprimary partner, and was used to develop capacity in other universities. In addition to managingthe Lampung site, the Center for Coastal and Marine Resources Studies established a nationalICM reference library that is open to students and professionals, and provides an inter-universitylibrary loan service for other universities in Indonesia (Website: http://www.indomarine.or.id). TheCenter initiated an annual ICM learning workshop, a national peered-reviewed coastal journal andworked with the CRMP to establish a national coastal conference that is now the main venue forexchange of information and case studies on ICM in Indonesia, drawing over 600 Indonesian andinternational participants to its bi-annual meeting. Building from the positive experience with Bogorand its marine center, an Indonesia-wide network of 11 universities (INCUNE) was developed thattied together key coastal universities across the nation for information exchange, academic re-search and capacity development, with the Center for Coastal and Marine Resources Studiesserving as the secretariat. In addition to INCUNE, the CRMP was instrumental in developing thenew Indonesia Sea Partnership Program, modeled after the highly successful U.S. Sea GrantCollege Program, that seeks to develop coastal outreach, education, policy and applied researchactivities in key regional coastal universities. This program, sponsored by MMAF, connects re-gional universities with local governments and other stakeholders through issues that resonatewith local government and citizens, and addresses the gap of human and institutional capacity inthe regions.

National level efforts expanded to take advantage of new opportunities offered by new laws onregional autonomy. From 2000 to 2003, the CRMP worked closely with the Ministry of MarineAffairs and Fisheries, the National Development Planning Agency (BAPPENAS), other nationalagencies, regional government partners, NGOs and universities to develop a new national coastalmanagement law. The National Parliament is now considering this law, developed through one ofthe most participatory and transparent processes of law development in the history of Indonesia.The draft law is incentive-based and focuses on encouraging local governments, NGOs and citi-zens to assume their full range of coastal management authority under decentralization on issuesof local and more-than-local significance. Other support was provided to the MMAF in developingtheir own organization and staff, in strategic planning, and in creating new decentralized programssuch as the Sea Partnership Program.

The collection of CRMP materials and resources contained herein was produced to document andmake accessible to a broader audience the more recent and significant portion of the CRMP’sconsiderable coastal management experience, and especially to facilitate its transfer to our Indo-nesian counterparts, colleagues and friends. The major product is Learning From the World ofCoastal Management in Indonesia , a CD-ROM that provides an overview of the CRMP (ProyekPesisir) and its major products. The collection is organized into five series related to generalthemes. These are:

• Coastal Legal Reform Series, which includes the experience and guidance from the CRMPregarding the development of community-based, district, provincial and national laws and poli-cies on coastal management and on marine boundaries

• Regional Coastal Management Series, which includes the experience, guidance and refer-ences from the CRMP regarding watershed planning and management, and the geographicaland map profiles from Lampung, Balikpapan, North Sulawesi and Papua

Page 11: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

10

• Seri Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat, berisikan pengalaman dan panduanProyek Pesisir dan desa-desa percontohannya di Sulawesi Utara mengenai keberhasilankegiatan, serta proses pelibatan masyarakat dalam pengelolaan pesisir

• Seri Perguruan Tinggi, berisikan pengalaman, panduan, dan rujukan Proyek Pesisir danPKSPL-IPB mengenai peranan dan keberhasilan perguruan tinggi dalam pengelolaan pesisir

• Seri Pemantauan Pesis ir, berisikan pengalaman, panduan, dan rujukan Proyek Pesisirmengenai pemantauan sumberdaya pesisir oleh masyarakat dan pemangku kepentingan,khususnya pengalaman dari Sulawesi Utara

Kelima seri ini berisikan berbagai Studi Kasus, Buku Panduan, Contoh-contoh , dan Katalogdalam bentuk hardcopy dan softcopy (CD-ROM), tergantung isi setiap topik dan pengalaman dariproyek. Material dari seri-seri ini ditampilkan dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.Sedianya, sebagian besar dokumen akan tersedia baik dalam Bahasa Indonesia maupun Inggris.Namun karena keterbatasan waktu, hingga saat koleksi ini dipublikasikan, belum semua dokumendapat ditampilkan dalam dua bahasa tersebut. Masing-masing dokumen dalam tiap seri berbeda,tetapi fungsinya saling mendukung satu sama lain, yaitu:

• Studi Kasus, mendokumentasikan pengalaman Proyek Pesisir, dibuat secara kronologis padahampir semua kasus, dilengkapi dengan pembahasan dan komentar mengenai proses danalasan terjadinya berbagai hal yang dilakukan. Dokumen ini biasanya berisikan rekomendasi-rekomendasi umum dan pembelajaran, dan sebaiknya menjadi dokumen yang dibaca terlebihdahulu pada tiap seri yang disebutkan di atas, agar pembaca memahami topik yang disampaikan.

• Panduan, memberikan panduan mengenai proses kegiatan kepada para praktisi yang akanmereplikasi atau mengadopsi kegiatan-kegiatan yang berhasil dikembangkan Proyek Pesisir.Mereka akan merujuk pada Studi Kasus dan Contoh-contoh, dan sebaiknya dibaca setelahdokumen Studi Kasus atau Contoh-contoh.

• Contoh-contoh, berisikan pencetakan ulang atau sebuah kompilasi dari material-material terpilihyang dihasilkan atau dikumpulkan oleh proyek untuk suatu daerah tematik tertentu. Dalamdokumen ini terdapat pendahuluan ringkas dari setiap contoh-contoh yang ada serta sumberberikut fungsi dan perannya dalam kelima seri yang ada. Dokumen ini terutama digunakansebagai rujukan bagi para praktisi, serta digunakan bersama-sama dengan dokumen StudiKasus dan Panduan, sehingga hendaknya dibaca setelah dokumen lainnya.

• Katalog, berisikan daftar atau data yang dihasilkan pada daerah tematik dan telah disertakanke dalam CD-ROM .

• CD-ROM, berisikan file elektronik dalam format aslinya, yang berfungsi mendukung dokumen-dokumen lainya seperti diuraikan di atas. Isi CD-ROM tersebut bervariasi tiap seri, dan ditentukanoleh penyunting masing-masing seri, sesuai kebutuhan.

Beberapa dokumen dari Koleksi Dokumen Proyek Pesisir ini dapat diakses melalui internet disitus Coastal Resources Center (http://www.crc.uri.edu), PKSPL-IPB (http://www.indomarine.or.id),dan Proyek Pesisir (http://www.pesisir.or.id).

Pengantar ini tentunya belum memberikan gambaran detil mengenai seluruh kegiatan, pekerjaan,dan produk-produk yang dihasilkan Proyek Pesisir selama tujuh tahun programnya. Karena itu,kami mempersilakan pembaca untuk dapat lebih memahami seluruh komponen dari koleksidokumen ini, sembari berharap bahwa koleksi ini dapat bermanfaat bagi para manajer pesisir,praktisi, ilmuwan, LSM, dan pihak-pihak terkait lainnya dalam meneruskan model-model dankerangka kerja yang telah dikembangkan oleh Proyek Pesisir dan mitra-mitranya. Kami amatoptimis mengenai masa depan pengelolaan pesisir di Indonesia, dan bangga atas kerja samayang baik yang telah terjalin dengan seluruh pihak selama program ini berlangsung. Kami jugagembira dan bangga atas diterbitkannya Koleksi Dokumen Proyek Pesisir ini.

Page 12: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

11

• Community-Based Coastal Resource Management Series, which includes the experience,and guidance from the CRMP and its North Sulawesi villages regarding best practices and theprocess for engaging communities in coastal stewardship

• Coastal University Series, which includes the experience, guidance and references from theCRMP and the Center for Coastal and Marine Resources Studies regarding the role and ac-complishments of universities in coastal management

• Coastal Monitoring Series, which includes the experience, guidance and references from theCRMP regarding community and stakeholder monitoring of coastal resources, primarily fromthe North Sulawesi experience

These five series contain various Case Studies, Guidebooks, Examples and Catalogues inhard copy and in CD-ROM format, depending on the content of the topic and experience of theproject. They are reproduced in either the English or Indonesian language. Most of the materials inthis set will ultimately be available in both languages but cross-translation on some documentswas not complete at the time of publishing this set. The individual components serve different, butcomplementary, functions:

• Case Studies document the CRMP experience, chronologically in most cases, with some dis-cussion and comments on how or why things occurred as they did. They usually contain gen-eral recommendations or lessons learned, and should be read first in the series to orient thereader to the topic.

• Guidebooks are “How-to” guidance for practitioners who wish to replicate or adapt the bestpractices developed in the CRMP. They will refer to both the Case Studies and the Examples,so should be read second or third in the series.

• Examples are either exact reprints of key documents, or a compilation of selected materialsproduced by the project for the thematic area. There is a brief introduction before each exampleas to its source and role in the series, but they serve primarily as a reference to the practitioner,to be used with the Case Studies or Guidebooks, and so should be read second or third in theseries.

• Catalogues include either lists or data produced by the project in the thematic area and havebeen included on the CD-ROMs.

• CD-ROMs include the electronic files in their original format that support many of the otherdocuments described above. The content of the CD-ROMs varies from series to series, andwas determined by the individual series editors as relevant.

Several of the documents produced in this collection of the CRMP experiences are also availableon the Internet at either the Coastal Resources Center website (http://www.crc.uri.edu), the BogorAgricultural Institute website (http://www.indomarine.or.id) and the Proyek Pesisir website (http://www.pesisir.or.id).

This preface cannot include a detailed description of all activities, work, products and outcomesthat were achieved during the seven-year CRMP program and reflected in this collection. Weencourage you to become familiar with all the components of the collection, and sincerely hope itproves to be useful to coastal managers, practitioners, scientists, NGOs and others engaged infurthering the best practices and frameworks developed by the USAID/BAPPENAS CRMP and itscounterparts. We are optimistic about the future of coastal management in Indonesia, and havebeen proud to work together during the CRMP, and in the creation of this collection of CRMP(Proyek Pesisir) products.

Page 13: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

12

Dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruhmitra di Indonesia, Amerika Serikat, dan negara-negara lainnya, yang telah memberikan dukungan,komitmen, semangat, dan kerja keras mereka dalam membantu menyukseskan Proyek Pesisir dansegenap kegiatannya selama 7 tahun terakhir. Tanpa partisipasi, keberanian untuk mencoba hal yangbaru, dan kemauan untuk bekerja bahu-membahu -baik dari pihak pemerintah, LSM, universitas,masyarakat, dunia usaha, para ahli, dan lembaga donor-’keluarga besar’ pengelolaan pesisir Indone-sia tentu tidak akan mencapai kemajuan pesat seperti yang ada sekarang ini.

Dr. An ne Patterson Maurice KnightDirektur Chief of PartyKantor Pengelolaan Sumber Daya Alam Proyek PesisirU.S. Agency for International Development/ Coastal Resources CenterIndonesia (USAID) University of Rhode Island

Dr. Widi A. Pratikto Dr. Dedi M.M. RiyadiDirektur Jenderal Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Deputi Menteri Negara PerencanaanDepartemen Kelautan dan Perikanan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENASRepublik Indonesia Bidang Sumberdaya Alam dan

Lingkungan Hidup

25 Agustus 2003

Page 14: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

13

We would like to acknowledge and extend our deepest appreciation to all of our partners in Indo-nesia, the USA and other countries who have contributed their support, commitment, passion andeffort to the success of CRMP and its activities over the last seven years. Without your participa-tion, courage to try something new, and willingness to work together –government, NGOs, univer-sities, communities, private sector, experts and donors– the Indonesian coastal family could nothave grown so much stronger so quickly.

Dr. An ne Patterson Maurice KnightDirector Chief of PartyOffice of Natural Resources Management Indonesia Coastal ResourcesU.S. Agency for International Management ProjectDevelopment/ Indonesia Coastal Resources Center

University of Rhode Island

Dr. Widi A. Pratikto Dr. Dedi M.M. RiyadiDirector General for Coasts and Deputy Minister/Deputy Chairman forSmall Island Affairs Natural Resources and EnvironmentIndonesia Ministry of Marine Affairs Indonesia National Developmentand Fisheries Planning Agency

August 25, 2003

Page 15: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

14

DAFTAR KOLEKSI DOKUMEN PROYEK PESISIR 1997 - 2003CONTENT OF CRMP COLLECTION 1997 - 2003

Yang tercetask tebal adalah dokumen yang tersedia sesuai bahasanyaBold print indicates the language of the document

PEMBELAJARAN DARI PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DI INDONESIALEARNING FROM THE WORLD OF COASTAL MANAGEMENT IN INDONESIA

1. CD-ROM Latar Belakang Informasi dan Produk-produk Andalan Proyek PesisirCD-ROM Background Information and Principle Products of CRMP

SERI REFORMASI HUKUMCOASTAL LEGAL REFORM SERIES

1. Studi Kasus Penyusunan RUU Pengelolaan Wilayah PesisirCase Study Developing a National Law on Coastal Management

2. Studi Kasus Penyusunan Perda Minahasa Pengelolaan Sumberdaya WIlayahPesisir Terpadu Berbasis Masyarakat

Case Study Developing a District Law in Minahasa on Community-BasedIntegrated Coastal Management

3. Studi Kasus Batas Wilayah Laut Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Bangka-Belitung

Case Study The Marine Boundary Between the Provinces of South Sumatera andBangka-Bilitung

4. Studi Kasus Konsultasi Publik dalam Penyusunan RUUCase Study A Public Consultation Strategy for Developing National Laws

5. Panduan Penentuan Batas Wilayah Laut Kewenangan Daerah MenurutUndang-Undang No.22/1999

Guidebook Establishing Marine Boundaries under Regional Authority Pursuant toNational Law No. 22/1999

6. Contoh Proses Penyusunan Peraturan Perundangan PengelolaanSumberdaya Wilayah Pesisir

Example The Process of Developing Coastal Resource Management Laws

7. Contoh Dokumen-dokumen Pendukung dari Peraturan PerundanganPengelolaan WIlayah Pesisir

Example Example from Development of Coastal Management Laws

8. CD-ROM Dokumen-dokumen Pilihan dalam Peraturan PerundanganPengelolaan Wilayah Pesisir

CD-ROM Selected Documents from the Development of Coastal ManagementLaws

9. CD-ROM Pengesahan Perda Minahasa Pengelolaan Sumberdaya WilayahPesisir Terpadu Berbasis Masyarakat

CD-ROM Enactment of a District Law in Minahasa on Community-Based Inte-grated Coastal Management

Page 16: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

15

SERI PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAERAHREGIONAL COASTAL MANAGEMENT SERIES

1. Panduan Penyusunan Atlas Sumberdaya Wilayah PesisirGuidebook Developing A Coastal Resources Atlas

2. Contoh Program Pengelolaan WIlayah Pesisir di LampungExample Lampung Coastal Management Program

3. Contoh Rencana Strategis Pengelolaan Terpadu Teluk Balikpapan dan Peta-peta Pilihan

Example Balikpapan Bay Integrated Management Strategic Plan and Volumeof Maps

4. Contoh Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisir PilihanExample Selected Compilation of Coastal Resources Atlases

5. CD-ROM Rencana Strategis Pengelolaan Terpadu Teluk BalikpapanCD-ROM Balikpapan Bay Integrated Management Strategic Plan

6. Katalog Database SIG dari Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)Catalogue Lampung Atlas GIS Database (Limited Edition, with 2 CDs)

7. Katalog Database SIG dari Atlas Minahasa, Manado dan Bitung (EdisiTerbatas, dengan 2 CD)

Catalogue Minahasa, Manado and Bintung Atlas GIS Database (with 2 CDs)(Limited Edition, with 2 CDs)

8. Katalog Database SIG dari Atlas Teluk Bintuni (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)Catalogue Bintuni Bay Atlas GIS Database (Limited Edition,with 2 CDs)

9. Katalog Database SIG dari Teluk Balikpapan (Edisi Terbatas, dengan 1CD)Catalogue Balikpapan Bay GIS Database (Limited Edition, with 1 CDs)

SERI PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR BERBASIS MASYARAKATCOMMUNITY-BASED COASTAL RESOURCES MANAGEMENT SERIES

1. Studi Kasus Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat diSulawesi Utara

Case Study Community Based Coastal Resources Management in North Sulawesi

2. Panduan Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Berbasis MasyarakatGuidebook Community Based Coastal Resources Management

3. Panduan Pembentukan dan Pengelolaan Daerah Perlindungan Laut BerbasisMasyarakat

Guidebook Developing and Managing Community-Based Marine Sanctuaries

4. Panduan Pembersihan Bintang Laut BerduriGuidebook Crown of Thorns Clean-Ups

5. Contoh Dokumen dari Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir BerbasisMasyarakat di Sulawesi Utara

Example Documents from Community-Based Coastal Resources Managementin North Sulawesi

6. CD-ROM Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Berbasis MasyarakatCD-ROM Community-Based Coastal Resources Management

Page 17: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

16

SERI PERGURUAN TINGGI KELAUTANCOASTAL UNIVERSITY SERIES

1. Studi Kasus Pengembangan Program Kemitraan Bahari di IndonesiaCase Study Developing the Indonesian Sea Partnership Program

2. Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1996-2003)Example Proyek Pesisir’s Achievements in Bogor Agricultural Institute’s Center

for Coastal and Marine Resources Studies and the Indonesian CoastalUniversity Network (1996-2003)

3. Contoh Kurikulum dan Agenda Pelatihan Pengelolaan Sumberdaya WilayahPesisir Terpadu

Example Curriculum and Agenda from Integrated Coastal ResourcesManagement Training

4. Katalog Abstrak “Jurnal Pesisir dan Lautan” (1998-2003)Catalogue Abstracts from “Pesisir dan Lautan Journal” (1998-2003)

5. CD-ROM Dokumen Perguruan Tinggi KelautanCD ROM Coastal University Materials

SERI PEMANTAUAN WILAYAH PESISIRCOASTAL MONITORING SERIES

1. Studi Kasus Pengembangan Program Pemantauan Wilayah Pesisir oleh ParaPemangku Kepentingan di Sulawesi Utara

Case Study Developing a Stakeholder-Operating Coastal Monitoring Program inNorth Sulawesi

2. Panduan Pemantauan Terumbu Karang dalam rangka PengelolaanGuidebook Coral Reef Monitoring for Management (from Philippine Guidebook)

3. Panduan Metode Pemantauan Wilayah Pesisir oleh FORPPELA, jilid 1Guidebook FORPPELA Coastal Monitoring Methods, Version 1

4. Panduan Pemantaun Terumbu Karang Berbasis Masyarakat dengan MetodeManta Tow

Guidebook Community-Based Monitoring of Coral Reefs using the Manta TowMethod

5. Contoh Program Pemantauan oleh Para Pemangku Kepentingan di SulawesiUtara Tahun Pertrama, Hasil-hasil FORPPELA 2002 (dengan 1 CD)

Example Year One of North Sulawesi’s Stakeholder-Operated Monitoring Pro-gram, FORPPELA 2002 Results (with 1 CD-ROM)

Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi:For more information:

Coastal Resource Center CRMPUniversity of Rhode island Ratu Plaza Building, lt 18Narragansett, Rhode Island 02882, USA Jl. Jenderal Sudirman Kav. 9Phone: 1 401 879 7224 Jakarta 10270, IndonesiaWebsite: http//www.crc.uri.edu Phone: (021) 720 9596

Website: http//www.pesisir.or.id

Page 18: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

i

ContohPencapaian olehProyek Pesisir PKSPL-IPBdan INCUNE 1997-2003

Dietriech G. Bengen

Seri Perguruan Tinggi KelautanKoleksi Dokumen Proyek Pesisir 1997-2003

Page 19: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

ii

ContohPencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPBdan INCUNE 1997-2003

Dietriech G. Bengen

Kutipan : Bengen, D.G., 2003; Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE1997-2003; dalam Koleksi Dokumen Proyek Pesisir 1997-2003, Seri Perguruan TinggiKelautan, M.Knight, S. Tighe (editor); Coastal Resources Center, University of RhodeIsland, Narragansett, Rhode Island, USA.

Dicetak di Jakarta, Indonesia 2003

Dana untuk persiapan dan pencetakan dokumen ini disediakan oleh USAID bagian dari USAID/BAPPENASProgram Pengelolaan Sumberdaya Alam (NRM) USAID/CRC-URI Proyek Pesisir Jakarta.

Keterangan rinci tentang publikasi Proyek Pesisir bisa diperoleh melalui www.pesisir.or.idKeterangan rinci tentang publikasi NRM bisa diperoleh melalui www.nrm.or.idKeterangan rinci tentang publikasi CRC bisa diperoleh melalui www.crc.uri.edu

Editor Bahasa: Kun S. Hidayat, Ahmad HuseinFoto Cover : Tantyo BangunTata Lletak : Pasus Legowo, Yayak M. Saat

Page 20: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

iii

Daftar Isi

Kata Pengantar v

1 Pendahuluan 1

2 Hasil-hasil Utama Implementasi Proyek Pesisir PKSPL-IPB 3

- Publikasi 3

- Perpustakaan 4

- Pendidikan dan Pelatihan (Magang & Training) 4

- Pengembangan Pembelajaran 5

- Pengembangan Kerjasama Antar Universitas (INCUNE = Indonesian Coastal

Universities Network) 6

- Pengembangan Program Magang 7

Lampiran

Contoh Buku Panduan Program Magang 9

Page 21: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

iv

Page 22: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

v

emerintah, organisasi non-pemerintah, sektor swasta, dan warga negara di manasaja, memandang perguruan tinggi sebagai sumber untuk panduan intelektualdan keahlian, terutama dalam arti sebagai sumber orang-orang yang terlatih.Ada alasan-alasan lain yang menjadikan perguruan tinggi sebagai sumber, untuklebih dari sekadar pelatihan. Saat munculnya sebuah paradigma baru, seperti

pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir terpadu, perguruan tinggi adalah pihak yang pertamamemiliki informasi untuk mengajarkan, menerapkan konsep baru ini ke dalam konteks lokalserta mencoba untuk memastikan keterkaitannya dengan berbagai macam (kondisi)setempat. Hal ini tentunya membutuhkan sejumlah upaya dan waktu untuk menghasilkansebuah kesadartahuan massa, pembelajaran dan pemahaman untuk membangun, sebelumterjadi suatu perubahan dalam kebijakan dan perilaku.

Bahkan pada saat tidak ada kemajuan dalam pengetahuan secara teknis, perguruan tinggidapat memainkan peran yang besar dalam membantu sebuah negara untuk beradaptasiterhadap situasi politik yang baru. Perguruan tinggi dapat menyumbangkan dua hal, peransebagai pemikir analitis dan kritis dalam mengembangkan pilihan-pilihan dan memahamiimplikasi-implikasi dari situasi yang baru dan peran dalam mengarahkan dan membangunkapasitas para pemangku kepentingan dalam jangkauan yang luas (misalnya tidak hanya dikalangan mahasiswa perguruan tinggi) dalam mengadaptasi situasi yang baru.

Untuk alasan-alasan tersebut, University of Rhode Island dan Coastal Resources Centermenjalin kemitraan dengan perguruan-perguruan tinggi di Indonesia dari program yangsudah berjalan, melihat perguruan tinggi sebagai komponen penting bagi keberhasilan untukmelakukan dan melestarikan perubahan dalam pengelolaan wilayah pesisir di Indonesia.

Sejalan dengan misi Proyek Pesisir/CRMP (Coastal Resources Management Project) dalammendukung Pemerintah Indonesia mengimplementasikan desentralisasi dan penguatanperencanaan dan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir, kemitraan antara Proyek Pesisirdan PKSPL-IPB menjadi sebuah program penting yang secara nyata telah memberikansumbangan terhadap pencapaian misi Proyek Pesisir baik di tingkat nasional maupun ditingkat lokal, khususnya di Provinsi Lampung, Sumatera Selatan.

Di tingkat nasional, program Proyek Pesisir-PKSPL membantu Pemerintah Indonesia dalammenyebarluaskan konsep-konsep dan praktik-praktik pengelolaan sumberdaya wilayahpesisir terpadu dengan menggunakan berbagai cara, termasuk juga menyajikan tinjauandan analisis terhadap aplikasi konsep-konsep baru tersebut untuk konteks Indonesia. Salahsatu upaya yang lebih nyata adalah terselenggaranya Konperensi Nasional PengelolaanSumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Indonesia yang berlangsung dua tahun sekali (bi-annual). Konperensi pertama diselenggarakan oleh Proyek Pesisir-PKSPL di Bogor padatahun 1998. Konperensi Nasional kedua berlangsung pada tahun 2000 diselenggarakandengan kerjasama antara berbagai pihak pemangku kepentingan di Makassar, Sulawesi

Pengantar

P

Page 23: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

vi

Selatan. Yang terakhir adalah Konperensi Nasional III di Bali pada tahun 2002, dilaksanakanoleh institusi setempat dengan bimbingan para mitra Proyek Pesisir-PKSPL. .Penyelenggaraan tiga konperensi tersebut telah menghasilkan dukungan dan partisipasiyang luas (Konperensi Nasional III dihadiri oleh lebih dari 600 peserta) dari para pemangkukepentingan, membuktikan adanya minat dan antusiasme yang luar biasa terhadappengelolaan pesisir dari masyarakat Indonesia, dan peningkatan pemahaman tentangpentingnya masalah tersebut. Konperensi Nasional berikutnya akan diselenggarakan padatahun 2004 di Kalimantan Timur dan sepenuhnya dilakukan dengan dana dari para pemangkukepentingan setempat. Konperensi Nasional dwi-tahunan ini telah menjadi ajang yang sangatbagus untuk saling bertukar pengalaman, menyaksikan hasil-hasil riset, dan berbagaiperkembangan terkini berkaitan dengan pengeloaan sumberdaya wilayah pesisir.

Selain Konperensi Nasional, Proyek Pesisir PKSPL-IPB juga melaksanakan sejumlahlokakarya dan program-program pelatihan Pengelolaan Terpadu Sumberdaya Wilayah Pesisirdi berbagai tempat di tanah air untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan parapemangku kepentingan, dan untuk menyebarluaskan dan berbagi informasi tentangpenerapan pengelolaan wilayah pesisir di Indonesia. Salah satu lokakarya yang dilakukanadalah learning workshop tentang kemajuan dari program Proyek Pesisir. Proyek Pesisir-PKSPL membentuk suatu tim pembelajaran atau dikenal dengan “learning team” di lokasiPusat Kajian. Tim ini melakukan t injauan secara kritis dan menghasilkan masukan-masukanbalik bagi pelaksanaan program-program di lapangan di Lampung, Kalimantan Timur,Sulawesi Utara, dan Nasional.

Learning Team juga menghasilkan sejumlah produk, setiap tahun kontribusinya makin nyataterlihat dari staf di lapangan sejalan dengan meningkatnya kapasitas mereka. Tim ini jugamenghasilkan laporan tahunan dan laporan-laporan pelatihan, tinjauan dan presentasipenemuan-penemuan serta kemajuan dalam program Proyek Pesisir. Setiap tahun, temayang diangkat terfokus pada tahapan-tahapan dalam siklus dasar kebijakan, terdiri atasMembangun Kesadartahuan (Awareness Building), Menyusun Rencana Pengelolaan(Creating Management Plan), Adopsi Perencanaan dan Kebijakan (Adopting Plans andPolicies), Rencana Implementasi dan Pemantauan dan Evaluasi (Monitoring & Evaluating)terhadap rencana-rencana untuk adaptasi.

Sukses lain yang diraih oleh program Proyek Pesisir PKSPL-IPB adalah penerbitan JurnalPesisir dan Lautan yang terbit setahun tiga kali dan kalawarta Warta Pesisir dan Lautan,yang disebarluaskan ke lebih dari 1000 pembaca dan kebutuhannya semakin meningkat.Publikasi jurnal dan warta saat ini terus berlanjut tanpa dukungan dana dari proyek,dilaksanakan oleh PKSPL dan Institut Pertanian Bogor. Selain itu, Proyek Pesisir dan PKSPL-IPB telah mengembangkan satu perpustakaan nasional pesisir dan lautan di Bogor, yangmenjadi suatu tempat yang tepat untuk pencarian segala macam informasi tentangpengelolaan wilayah pesisir.

Dalam rangka upaya penguatan kelembagaan untuk pengelolaan wilayah pesisir, ProyekPesisir-PKSPL IPB mengembangkan kemitraan melalui jaringan kerjasama antar perguruantinggi kelautan terfokus pada isu-isu pesisir dan lautan, disebut Indonesia Coastal UniversityNetwork (INCUNE). INCUNE berdiri pada tahun 1999 dan saat ini memiliki anggota 11perguruan tinggi. Masing-masing perguruan tinggi memiliki jaringan sendiri yang lebih kecilyang menyangkut tentang pesisir dan lautan. Dengan terbentuknya jaringan ini, terjadipertukaran informasi antar perguruan tinggi kelautan, dan selanjutnya akan tersebar ke parapemangku kepentingan setempat.

Page 24: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

vii

Pada program tahun lalu, sejumlah anggota INCUNE membagikan pengalaman-pengalamanmereka melalui acara ICM Training Program atau Program Pelatihan PengelolaanSumberdaya Wilayah Pesisir Terpadu yang diselenggarakan oleh PKSPL untuk parapemangku kepentingan daerah, mengadaptasi kurikulum untuk memasukkan muatan dankonteks lokal (Baca juga: Contoh Kurikulum dan Agenda Pelatihan Pengelolaan SumberdayaWilayah Pesisir Terpadu) sebagai mekanisme lain untuk membangun kapasitas perguruantinggi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Terlihat adanya minat yang besaruntuk memperluas jaringan ini dengan memasukkan lebih banyak lagi perguruan -perguruantinggi lain dan memasukkan lebih banyak lagi program-program dan kerjasama pengabdianmasyarakat, semua itu masih terus didiskusikan.

Pengalaman di lapangan dikembangkan oleh PKSPL-IPB dengan memberikan bimbinganuntuk program lapangan di Lampung yang dilaksanakan bersama dengan masyarakat danpemerintah Provinsi Lampung untuk menyusun program-program pengelolaan sumberdayawilayah pesisir tingkat provinsi dan tingkat desa. Keluaran utama dari program LampungPKSPL-IPB adalah Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisir Lampung dan Rencana StrategisPengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir tingkat provinsi, keduanya disusun melalui suatuproses partisipatif luas.

Untuk implementasi kegiatan awal (early actions) dari rencana strategis, PKSPL-IPB menjalinkerjasama dengan masyarakat setempat di dua wilayah, yaitu membuat program daerahperlindungan laut di Pulau Sebesi dan program pengelolaan mangrove ramah lingkungan diDesa Pematang Pasir. Kedua program ini dan program lain di Lampung, saat ini didukungdan dibimbing langsung oleh PKSPL-IPB dan pemerintah setempat, tanpa dukungan maupunbimbingan dari Proyek Pesisir lagi.

Dalam dua tahun terakhir, Proyek Pesisir memberikan dukungan nyata kepada DepartemenKelautan dan Perikanan untuk mengembangkan suatu program kemitraan yang bersifatdesentralisasi dengan perguruan-perguruan t inggi kelautan daerah dengan maksudmendapatkan kesadartahuan, pendidikan dan pelatihan, kebijakan dan riset terapan yangmendukung kebutuhan para pemangku kepentingan setempat. Hal ini dilakukan dalam rangkamengangkat isu-isu lokal yang sesuai dengan prioritas di tingkat nasional. Upaya ini disebut Program Kemitraan Bahari Indonesia ( Indonesian Sea PartnershipProgram ) disusun dengan mengacu pada model Sea Grant College Program di AmerikaSerikat, tetapi telah diadaptasi dan disesuaikan dengan konteks di Indonesia dan barumemasuki tahun pertama implementasi. Program ini menggunakan pendekatan dinamisdalam rangka memperoleh masukan operasional pragmatis yang maksimal dari para pelaku,dan dari wilayah-wilayah yang ikut bertanggungjawab atas pendanaan yang diperlukan untukKemitraan Bahari.

Melalui bermacam-macam mekanisme tersebut, Proyek Pesisir dan para mitra perguruantingginya telah memberikan sumbangan nyata untuk memperkuat kapasitas pengelolaansumberdaya wilayah pesisir Indonesia di tingkat lokal maupun nasional. Mengembangkandan menerapkan kemampuan berpikir kritis dalam suatu pendekatan pembelajaran,membangun kapasitas para pemangku kepentingan di tingkat lokal ( termasuk untukmenciptakan lulusan universitas yang terdidik) dan memberi bimbingan atau saran bagiprogram-program pesisir lokal, semuanya menjadi aturan-aturan standar bagi perguruantinggi kelautan di Indonesia. Melalu Kemitraan Bahari, INCUNE, KONAS dan program-program lain, aktivitas-aktivitas ini diharapkan terus berkembang dan berlanjut tanpa batasuntuk memberi manfaat bagi implementasi pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir diIndonesia yang berkelanjutan.

Page 25: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

viii

Seri Perguruan Tinggi ini terdiri atas:1 Studi Kasus Pengembangan Program Kemitraan Bahari di Indonesia

Case Study Developing the Indonesian Sea Partnership Program

2 Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1996-2003)Example Proyek Pesisir’s Achievements in Bogor Agricultural Institute’s Center for Coastaland Marine Resources Studies and the Indonesian Coastal University Network (1997-2003)

3 Contoh Kurikulum dan Agenda Pelatihan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir TerpaduExample Curriculum and Agenda from Integrated Coastal Resources Management Training

4 Katalog Abstrak “Jurnal Pesisir dan Lautan” (1998-2003)Catalogue Abstracts from “Pesisir dan Lautan Journal” (1998-2003)

5 CD-ROM Dokumen Perguruan Tinggi KelautanCD-ROM Coastal University Materials

•••

uku Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1996-2003) ini berisikan kumpulan hasil-hasil utama implementasi Proyek PesisirPKSPL-IPB sepanjang 1996-2003. Hasil-hasil tersebut dikelompokkan dalam 7(tujuh) bidang, yaitu publikasi, perpustakaan, pendidikan dan pelatihan,pengembangan dan pembelajaran, pengembangan kerja sama antar universitas

(INCUNE), pengembangan program magang, peran serta dalam kebijakan nasional, sertapengembangan konperensi nasional.

Secara keseluruhan, Proyek Pesisir PKSPL-IPB memperoleh pencapaian yang amat berartidalam seluruh bidang tersebut. Dalam bidang publikasi, Proyek Pesisir PKSPL-IPBmenghasilkan tiga jenis publikasi rutin dan 19 judul publikasi tidak rutin. Ketiga publikasirutin tersebut adalah Jurnal Pesisir dan Lautan, Warta Pesisir, dan Warta INCUNE, yangmasing-masing dicetak sebanyak 1000 eksemplar. Upaya menanggulangi keterbatasansumber informasi dalam bidang pengelolaan pesisir di Indonesia dilakukan dengan mendirikanPerpustakaan PKSPL-IPB pada tahun 1997. Ini merupakan perpustakaan pertama diIndonesia yang memiliki katalag data base untuk 2.996 judul buku.

Proyek Pesisir PKSPL-IPB melaksanakan program magang (intern) dengan total jumlah40 mahasiswa dan peneliti dari berbagai universitas, lembaga-lembaga pemerintah, danLSM. Kegiatan tersebut difokuskan di tiga lokasi lapang Proyek Pesisir (Sulawesi Utara,Lampung, dan Kalimantan Timur). Program ini kemudian dikembangkan lebih luas, setelahterbukti memberikan kontribusi nyata terhadap keterlibatan mahasiswa untuk berpartisipasidalam program-program Proyek Pesisir.

Pelatihan mengenai pengelolaan pesisir terpadu telah diselenggarakan di Bogor dan berbagaikota lainnya. Setiap tahunnya, Setiap tahunnya, diadakan juga lokakarya penyebarluasanhasil-hasil pembelajaran dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan Proyek Pesisir kepadaseluruh mitra di berbagai daerah. Buku ini menjelaskan pula kehadiran Jaringan KerjaUniversitas Pesisir Indonesian Indonesia (INCUNE—Indonesia Coastal Universities Network).Hingga kini, anggota INCUNE berjumlah 11 universitas dari berbagai daerah di Indonesia.

B

Page 26: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

ix

Proyek Pesisir PKSPL-IPB terlibat aktif dalam penyusunan rancangan kebijakan menyangkutpengelolaan wilayah pesisir, seperti draft Naskah Akademik dan Rancangan Undang-UndangPengelolaan Wilayah Pesisir. Proyek Pesisir PKSPL-IPB juga senantiasa memantauDepartemen Kelautan dan Perikanan dalam penyusunan kebijakan dan persiapan panduanuntuk pengelolaan pulau-pulau kecil.

Dan yang tak kalah pentingnya, sejak tahun 1998, Proyek Pesisir PKSPL-IPB senantiasaaktif dalam kegiatan Konperensi Nasional (KONAS) Pengelolaan Pesisir Terpadu, yaknisejak dilaksanakan pertama kali di Bogor (1998), Makassar (2000), dan di Bali (2003).

Berbagai pencapaian tersebut tentulah belum sempurna dan masih memerlukan peningkatandi masa depan. Namun demikian, gambaran ringkas tentang contoh pencapaian, berikutcontoh dokumen yang disediakan (Panduan Program Magang), diharapkan dapat menjadipelajaran berharga sekaligus berguna sebagai informasi bagi lembaga dan institusi sejenis,khususnya di perguruan tinggi, yang tertarik atau tengah berupaya mengembangkan konseppengelolaan pesisir terpadu di Indonesia. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepadaBrian Crawford dari Coastal Resources Center University of Rhode Island (CRC/URI), ataskerja sama yang erat yang telah dijalin antara lembaga tersebut dan Proyek Pesisir PKSPL-IPB, juga kepada Maurice Knight (Chief of Party Proyek Pesisir), Stacey Tighe (SeniorTechnical Asisstant Proyek Pesisir), dan semua pihak yang selama ini membantu kelancarankegiatan Proyek Pesisir PKSPL-IPB.

Jakarta, Agustus 2003

Koordinator Program Proyek Pesisir-PKSPL IPBProf.Dr.Ir. Dietriech G. Bengen, DEA

Page 27: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

1

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

ejak tahun 1996 hingga sekarang, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan-Institut Pertanian Bogor (PKSPL-IPB) secara aktif terlibat dalam desain danimplementasi kegiatan Proyek Pesisir (Coastal Resource Management Project/CRMP). Kelak diharapkan melalui keterlibatan aktif dan fasilitasi dari Proyek

Pesisir, PKSPL IPB akan menjadi institusi utama dalam pengembangan kapasitaspengelolaan sumberdaya pesisir (Coastal Resources Management) di Indonesia. Sejaktahun 1997 hingga tahun 2002, melalui tim pembelajaran, Proyek Pesisir (PP) PKSPL-IPBsecara rutin mendokumentasikan pengalaman-pengalaman dan pelajaran-pelajaran yangdiperoleh mulai dari tahap perencanaan hingga proses implementasi di lapangan. Timtersebut juga terlibat dalam memfasilitasi Proyek Pesisir Lampung dan mendukung programoutreach dan pegembakan kebijakan nasional dalam pengelolaan sumberdaya pesisir.

Melalui kerjasama dengan berbagai stakeholder baik di tingkat Nasional maupun Daerah,khususnya dengan Departemen Kelautan dan Perikanan RI, aktivitas PP PKSPL IPB menjadilebih terintegrasi ke dalam agenda kebijakan nasional Pengelolaan sumberdaya pesisir.Integrasi ini terus berlanjut dan semakin memperluas profil PKSPL- IPB sebagai lembaganasional terpenting (key) terutama dalam pengembangan program pengelolaan sumberdayapesisir. Aspek penting lain dari kegiatan PP PKSPL-IPB adalah mengembangkan kapasitasdari universitas seluruh Indonesia melalui Jaringan Universitas Kelautan Indonesia (INCUNE,Indonesia Coastal Universities Network), dan juga mempertahankan “the lead CRMP part-ner” untuk beberapa aktivitas berskala nasional yg berkaitan dengan pembelajaran danoutreach.

Dalam kerangka kerja Proyek Pesisir, PP PKSPL IPB merupakan institusi di tingkat nasionalyang menjadi penghubung mata rantai lokal dan nasional dari Proyek Pesisir. Ada duasasaran khusus yang ingin dicapai yang terkait dengan kemitraan PP PKSPL IPB, yaitu:a. Secara nasional PP PKSPL-IPB dapat menjadi mitra (partner) utama pembelajaran Proyek

Pesisir dan diakui secara nasional sebagai pusat informasi, tenaga ahli dan pusatpenyebarluasan praktek-praktek pengelolaan sumberdaya pesisir berkelanjutan;

b. PP PKSPL-IPB bersama mitra-mitra lainnya akan terus membangun dan melaksanakanpraktek-praktek terbaik dalam pengelolaan sumberdaya pesisir, baik pada pada tingkatprovinsi maupun kabupaten/kota serta aktivitas nyata di tingkat desa.

Melalui 2 (dua) sasaran tersebut, PP PKSPL-IPB bertujuan menjamin keberlanjutan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh CRMP dan melembagakan upaya-paya tersebut.Diharapkan, setelah berakhirnya CRMP pada Bulan April 2003 PP PKSPL IPB memiliki

1Pendahuluan

S

Page 28: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

2

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

kemampuan sebagai pusat universitas (University-based centre) dan kapasitas teknis ygluas (khususnya melalui INCUNE) untuk mendukung sejumlah langkah inisiatif di bidangCoastal Management yang meliputi :· Dukungan aktif INCUNE dalam program CRM skala regional di berbagai lokasi· Memberikan kontribusi terhadap rancangan dan “institutional memory” dari berbagai

kegiatan pengelolaan pesisir baik yang dijalankan oleh pemerintah maupun lembaga non-pemerintah di berbagai daerah

· Pusat dokumentasi dan pembelajaran t ingkat nasional yang menyediakan mediapertukaran dan pembelajaran di antara berbagai kegiatan pengelolaan pesisir yangdilakukan di Indonesia

· Perpustakaan pengelolaan pesisir nasional yang profesional dan mudah diakses (untuksemua stakeholder).

· Publikasi yg ditujukan untuk stakeholder utama seperti para pakar (tenaga ahli) danpemerhati di bidang pengelolaan pesisir serta dan pembuat kebijakan.

· Menentukan dan mendukung secara berkesinmabungan jaringan INCUNE di Indonesiasesuai dengan kapasitasnya.

Page 29: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

3

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

Publikasi

ampai saat ini, PP PKSPL IPB telah menghasilkan memiliki 3 jenis publikasi rutindan 19 judul publikasi tidak rutin. Ketiga jenis publikasi rutin tersebut adalah (a)Jurnal Pesisir dan Lautan, (b) Warta Pesisir dan (c) Warta INCUNE. Jurnal Pesisirdan Lautan diterbitkan pertama kali pada 1998, dan terbit 2 kali setahun. Jumlah

eksemplar untuk setiap kali penerbitan adalah sebanyak 1000 eksemplar yang didistribusikanke berbagai institusi seperti universitas (dalam dan luar negeri), lembaga pemerintahan,LSM dan pihak-pihak terkait lainnya. Jurnal Pesisir dan Lautan sudah mendapatkan akreditasidari Departemen Pendidikan Nasional No. 22/DIKTI/KEP/2002 pada tanggal 8 Mei 2002.

Warta Pesisir diterbitkan pertama kali pada tahun 1999, dengan frekuensi penerbitan 4-6kali setahun. Seperti halnya dengan jurnal, Warta Pesisir juga diterbitkan sebanyak 1000eksemplar setiap kali terbit, dan didistribusikan kepada setiap universitas, lembagapemerintahan, LSM dan pihak-pihak terkait lainnya. Sementara untuk Warta INCUNE,pertama kali diterbitkan pada tahun 2001, dengan frekuensi penerbitan 2 kali setahun denganjumlah 500 eksemplar.

Selain publikasi rutin di atas, PP PKSPL IPB juga menerbitkan publikasi tidak rutin. Padatahun 2002, terdapat 19 judul publikasi tidak rutin yang diterbitkan dan didistribusikan kepadabeberapa institusi dan lembaga terkait.

2Hasil-hasil Utama Implementasi

Proyek Pesisir PKSPL-IPB

S

Page 30: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

4

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

Perpustakaan

Salah satu permasalahan yang sulitdalam meningkatkan pengelolaan pesisirdi Indonesia adalah adanya keterbatasansumber informasi seperti buku danreferensi teknis. Perpustakaan PKSPLIPB dikembangkan sejak 1997 dengandukungan Proyek Pesisi r.Perpustakaan ini merupakanperpustakaan pertama yang memilikiberbagai informasi dan databasepengelolaan pesisir di Indonesia.Perpustakaan memiliki katalog data-base untuk 2.996 judul buku.Perpustkaan ini diperuntukkan tidakhanya melayani IPB saja, tetapi jugadari kalangan di luar IPB. Setiaptahun terdapat peningkatan jumlahpengunjung perpustakaan.

Pendidikan dan Pelatihan(Magang & Training)

PP PKSPL IPB mengembangkan pro-gram pendidikan dan pelatihan untukmendukung program lapangan denganbasis keilmuan, serta meningkatkankapasitas dalam pengelolaan pesisirterpadu. Pengembangan kapasitas inidilakukan melalui program pelatihandan magang. Program magang (in-tern) dimulai sejak tahun 1999 denganpeserta yang sangat bervariasi.Peserta magang ini berasal dariberbagai institusi seperti lembagapemerintah yang terkait, organisasinon pemerintah, dan perguruan tinggidi Indonesia dan luar negeri.Kegiatan magang difokuskan di 3lokasi lapang (Filed Sites) Proyek

Page 31: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

5

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

Pesisir, yaitu Sulawesi Utara, Lampung dan Balikpapan-Kalimantan Timur. Jumlah pesertamagang selama 3 tahun (1999-2002) adalah sebanyak 40 mahasiswa dan peneliti.

PP PKSPL IPB juga melaksanakan beberapa pelatihan pengelolaan pesisir terpadu sejak1999, dengan peserta berasal dari berbagai daerah dan institusi. Pelatihan ini dilanjutkandengan Training of Trainers (ToT) pada tahun 2000 dan 2001, khususnya untuk anggotaINCUNE di dalam meningkatkan kapasitas pengelolaan pesisir terpadu di institusinya. Setelahterlibat dalam pelatihan di IPB, program pelatihan yang serupa dilaksanakan di berbagaianggota INCUNE (UNDIP, UNILA, UNHAS, UNSRAT dan UNCEN) di daerah mereka masing-masing dengan difasilitasi oleh PP PKSPL IPB.

Pengembangan Pembelajaran

Pembelajaran sebagai suatu proses merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukanmulai kegiatan pendokumentasian berbagai kegiatan atau program pengelolaan pesisir yangdikembangkan oleh Proyek Pesisir baik pada tataran nasional maupun lokal (field sites).Dari hasil-hasil pendokumentasian tersebut, Proyek Pesisir memetik pengalaman-pengalaman berharga untuk dapat dijadikan pelajaran-pelajaran bagi pengembanganpengelolaan pesisir secara terpadu. Pelajaran-pelajaran yang berharga ini dapat berupakegagalan-kegagalan yang dialami oleh Proyek Pesisir ataupun keberhasilan-keberhasilan

yang dicapai. Pelajaran yang diambil dari kegagalan adalah pada dasarnya bagaimanaupaya yang dilakukan untuk menanggulangi kegagalan tersebut, agar tidak terulang lagipada masa yang akan datang. Sementara itu, pelajaran yang dapat diambil dari sebuahkeberhasilan adalah bagaimana menjalankan strategi untuk mencapai keberhasilan tersebut.

Pelajaran-pelajaran tersebut di atas, selanjutnya disebarluaskan kepada segenap komponenstakeholder baik melalui lokakarya, seminar, maupun pendistribusian prosiding hasil-hasilpendokumentasian Proyek Pesisir. Selama 4 tahun implementasinya, Proyek pesisir sudah

Page 32: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

6

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

banyak menyebarkan pengalaman-pengalaman ke berbagai komponen stakeholder danpemerintah. Beberapa kegiatan yang banyak diadopsi oleh daerah-daerah lain adalah (1)Penyusunan Atlas Sumberdaya Pesisir Lampung oleh Proyek Pesisir Lampung bekerja samamasyarakat dan pemerintah Lampung, telah diadopsi oleh 5 Propinsi lain, yaitu Jawa Barat,Bali, Sulawesi Tenggara, Riau, dan Nusa Tenggara Barat, (2) Penyusunan Rencana StrategisPengelolaan Pesisir Lampung , dan (3) Pengembangan model Daerah Perlindungan Lautberbasis masyarakat di desa Blongko oleh Proyek Pesisir Sulawesi Utara.

Secara konsep, komitmen untuk melakukan pembelajaran sebagaimana diuraikan di atas,dapat dianggap sebagai langkah yang sangat mudah, namun pada saat membahas maksudpembelajaran dan bagaimana cara melakukannya, banyak sekali masalah yang tidakterpecahkan yang ditemuai. Learning team menghabiskan sebagian besar waktu dalamtahun kedua untuk membahas masalah-masalah tersebut, membaca dan membaca ulangliteratur, membahas dan berdiskusi tentang tujuan pembelajaran. Dengan bantuan technicaladvisor, maka pada 6 bulan berikutnya, learning team bekerjasama dengan staf lainnyabaru mampu memformulasikan tujuan dan metode pembelajaran tersebut.

Pengembangan Kerj asama Antar Universitas(INCUNE = Indonesian Coastal Universities Network)

INCUNE hadir sebagai jaringan berbasis tenaga ahli lokal yang akan diperkuat melaluiketerlibatan didalam proses konsultatif dan keterkaitan (engagement) secara berkelanjutan.Ini akan memberikan keuntungan terhadap universitas-universitas tersebut dalam halpembangunan demokrasi dan peran-serta pengambilan keputusan dalamCRM. Dengan dukungan CRMP danpengawasan oleh PP PKSPL IPB,kegiatan ini akan melibatkan kerjasamariset kebijakan dalam CRM.

INCUNE adalah implementasi dari 11Universitas, yaitu : 1. Institut Pertanian Bogor, Bogor, Jawa

Barat 2. Universitas Riau, (UNRI), Riau 3. Universitas Bung Hatta (UBH),

Padang, West Sumatera 4. Universitas Lampung (UNILA),

Bandar Lampung, Lampung 5. Universitas Indonesia (UI), Jakarta 6. Universitas Diponegoro UNDIP),

Semarang, Jawa Tengah 7. Universitas Mulawarman (UNMUL),

Samarinda, Kalimantan Timur

Page 33: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

7

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

8. Universitas Hasanuddin (UNHAS), Makassar, Sulawesi Selatan 9. Universitas Sam Ratulangi (UNSTRAT), Manado, Sulawesi Utara10. Universitas Pattimura (UNPATTI), Ambon, Maluku11. Universitas Cendrawasih (UNCEN), Manokwari, Papua

Pengembangan Program Magang

Program Magang Proyek Pesisir Tahun merupakan salah satu program yang memberikankontribusi nyata terhadap keterlibatan mahasiwa untuk berpartisipasi dalam rogram-pro-gram Proyek Pesisir Seperti Program Magang sebelumnya, Program Magang tersebutdiperuntukkan bagi sarjana dari berbagai disiplin ilmu dan mahasiswa S1 dan S2 tingkatakhir.

Jika dilihat dari komposisi institusi, peminat magang berasal dari berbagai institusi di seluruhIndonesia, sepeti Perguruan Tinggi, Lembaga Pemerintah (Dinas Kelautan dan Perikanan;dan Departemen Kehutanan), dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Beberapa lembagatersebut adalah: (a) Universitas Hasanuddin Makassar dari jurusan Perikanan, Kelautan

dan Sosial Politik; (b) UniversitasRiau Pekanbaru dari jurusanPerikanan dan Kelautan; (c) Uni-versitas Diponegoro Semarang;(d) Institut pertanian Bogor dariFakultas Per ikanan dan I lmuKelautan, serta Program PascaSarjana dari Program Studi IlmuPengelolaan Sumberdaya Pesisirdan Lautan, PengelolaanSumberdaya Alam, Ilmu Kelautandan Ilmu Teknologi Kelautan; (d)Universitas Mulawarman,Samarinda; (e) UniversitasLampung, Bandar Lampung; (f)Universitas Negeri Papua; (g)Balai Taman Laut Nasional TelukCendrawasih; (h) Dinas Kelautandan Perikanan Kabupaten Pasir,Kalimantan Timur; (i) LembagaMaritim Nusantara, Makasar dan(j) Yayasan Lembaga PengkajianHukum Masyarakat Ambon.

Page 34: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

8

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

Peran Serta dalam Kebij akan Nasional

PP PKSPL IPB terlibat aktif dalam penyusunan seperti draft “Naskah Akademik”danRancangan Undang-Undang Pengelolaan Pesisir, serta pengelolaan pesisir dan laut di levelNasional. PP PKSPL IPB juga mengawasi Departemen Kelautan dan Perikanan RI dalampenyusunan kebijakan dan persiapan panduan untuk manajemen pulau pulau kecil.

Pengembangan Konperensi Nasional

Di tingkat nasional PP PKSPL IPB selalu aktif dalam berbagai Konferensi Nasional (KONAS)tentang pengelolaan pesisir, khususnya sejak tahun 1998. Konferensi Nasional I dilaksanakandi Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1998. KONAS II dilaksanakan di UniversitasHasanuddin, Makassar padatahun 2000, dan KONAS IIIdilaksanakan di Bali pada tahun2002.

Selain menyelenggarakan work-shop, staff PP PKSPL IPB jugaaktif untuk berpartisipasi dalamseminar dan workshop skalaNasional dan Internasional(seperti PACON, ICRS, dll).Peran serta dalam kegiatanouteach

PP PKSPL IPB terlibat dalamkegiatan outreach sebagaifasilitator dan sumber informasi.PP PKSPL IPB tertutama timpembelajaran (Learning Team)terlibat langsung dalam beberapakegiatan diskusi outreach dankegiatan outreach lainnya(seperti Workshop OUTREACH).

Page 35: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

9

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

Lampiran

CONTOH BUKU PANDUANPROGRAM MAGANG

Page 36: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

10

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

1. PENDAHULUAN

Buku saku ini berisi tentang informasi peraturan dan kondisi bagi para peserta programmagang Proyek Pesisir, yang memberikan jawaban atas pertanyaan umum yang biasaditanyakan oleh mereka, serta memberikan gambaran beberapa bantuan pelayanan yangdisediakan oleh Proyek Pesisir. Di dalamnya juga ditambahkan pengantar tentang tujuan,aktivitas dan strukturnya.

Buku pedoman ini dibagi dalam 7 bagian, termasuk Pendahuluan. Bagian 2 tentang sekilasperkenalan Proyek Pesisir, tujuannya, aktivitas dan rencana masa depan, juga diperkenalkanCoastal Resources Center - Pusat Sumberdaya Pesisir, sebagai badan pelaksana. Bagian3 meringkas aturan dan kondisi bagi para peserta program magang Proyek Pesisir. Bagian4-7 mencakup waktu anda sebagai peserta program magang secara kronologis. Bagian 4menjelaskan periode dari melamar sampai lulus dari proses penyeleksian dan penempatanpada salah satu lokasi kantor.

Bagian 5 membahas mengenai penggunaan waktu peserta program magang, merinci tugasdan tanggung jawab dari kedua belah pihak, Anda dan Proyek Pesisir. Bagian 6 mengenaiinformasi penting setelah menyelesaikan magang secara resmi, dan bagian 7 merincikemungkinan-kemungkinan untuk melanjutkan keterlibatan kembali di Proyek Pesisir.

Dengan membaca buku saku ini secara cermat, diharapkan bisa memberikan jawabanterhadap berbagai pertanyaan yang timbul selama bekerja di Proyek Pesisir. Sebelummenyatakan diri untuk mengikuti program magang, Anda harus membaca seluruhnya, mulaidari bagian 1 sampai dengan bagian 5.

Buku pedoman ini dapat juga dipergunakan selama menjalani magang, sehingga Anda perlumembawanya. Bila buku pedoman ini belum memberikan informasi yang dibutuhkan, Andadapat segera menghubungi Proyek Pesisir untuk penjelasan lebih lanjut.

2. PROYEK PESISIR

2.1. Apa itu Proyek Pesisir ?

Proyek Pesisir (Proyek Pengelolaan Sumberdaya Pesisir - The Coastal Resources Man-agement Project atau CRMP) adalah bagian dari program Pengelolaan Sumberdaya Alam- USAID dengan pemerintah Republik Indonesia. Proyek ini dimulai pada 1997 dan akanberlanjut sampai 2003, sebagai tindak-lanjut konsultasi dengan pihak (instansi/individu)terkait yang berkepentingan dan berhubungan langsung, dalam pengelolaan sumberdayapesisir Indonesia selama 1995/1996.

Proyek Pesisir bekerja sama dengan para pengguna sumberdaya, masyarakat, industri,kelompok akademisi dan semua jajaran di pemerintahan dan dilaksanakan oleh CoastalResources Center dari University of Rhode Island. Proyek Pesisir beroperasi di tingkatnasional di dalam kawasan Indonesia.

Page 37: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

11

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

• Jalur lokal mengembangkan strategi untuk penggunaan sumberdaya pesisir yangberkelanjutan. Strategi-strategi ini akan ditentukan melalui kerja sama antara masyarakatsetempat dan pemerintah.

• Jalur nasional memperkuat kerangka kerja institusi dan sumberdaya anusia untukpengelolaan sumberdaya pesisir, meningkatkan pengalaman wilayah lokal pada programdan kebijaksanaan nasional, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada para pemegangkeputusan dan berbagai kelompok yang berkepentingan.

• Pelaksanaan replikasi dari hasil terbaik pengelolaan sumberdaya pesisir di kawasanpesisir lainnya di Indonesia adalah tujuan jangka menengah. Pelatihan dan materi akandigunakan di seluruh kawasan Asia-Pasifik (lihat brosur Proyek Pesisir 1997).

2.2. M isi Proyek Pesisir

Proyek Pesisir adalah satu dari lima komponen Proyek Pengelolaan Sumberdaya Alam II -The Second Natural Resource Management Project (NRM II) dari USAID-Pemerintah Indo-nesia. Tujuan strategis NRM II adalah mendesentralisasikan dan memperkuat pengelolaansumberdaya alam (USAID, 1996:2). Misi dari Proyek Pesisir yaitu untuk mencapai kemajuanyang dapat diukur melalui pendesentralisasian dalam memperkuat pengelolaan sumberdayaalam.

Proyek ini dapat memotivasi institusi untuk bekerjasama dengan masyarakat dalam rangkamengembangkan pendekatan-pendekatan yang kemudian berlanjut kepada penggunaansumberdaya. Pengalaman tersebut dapat memberikan implikasi mengenai penggunaandan praktek-praktek pengelolaan sumberdaya di Indonesia untuk seluruh tingkat pengambilkeputusan (pengguna sumberdaya perorangan sampai pada pengambil kebijaksanaan).Pelatihan-pelatihan yang dipelajari dari proyek tersebut akan dapat berkontribusi besarpada praktek-praktek pengelolaan pesisir global.

2.3. Program M agang Proyek Pesisir

Proyek Pesisir memberikan peluang kepada para profesional muda Indonesia untukmendapatkan pengalaman dalam pengelolaan sumberdaya pesisir. Untuk mencapai tujuanini Proyek Pesisir membuka program magang.

Peserta program magang adalah seseorang yang memiliki kualifikasi akademik dan berniatingin memperluas pengalaman pribadinya melalui keterlibatan dalam sebuah proyek tanpadigaji. Dengan demikian diharapkan program magang pada Proyek Pesisir akan memberikanpemahaman lebih mendalam terhadap isu-isu mengenai pengelolaan sumberdaya pesisirdan cara praktis dalam menerapkan ilmu, ketrampilan dan pengalamannya.

Peserta program magang diharapkan menjadi anggota dalam tim Proyek Pesisir untuk jangkawaktu dua sampai enam bulan. Peserta diberi suatu tugas tertentu dan fasilitas untukmenyelesaikannya, termasuk waktu untuk bekerja di lapangan bersama dengan tim lapangan.Melalui kerjasama tim lapangan (dalam perencanaan bulanan, pemantauan reguler, diskusi,supervisi dan memberikan laporan bulanan pada pertemuan staf) serta arahan dari FieldProgram Manager (FPM) atau Manajer Program Lapangan, seorang peserta program magang

Page 38: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

12

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

diharapkan memberikan hasil yang bernilai bagi proyek. Kegiatan yang akan dilakukan antaralain adalah mengumpulkan data dan informasi, yang dapat digunakan dalam pembuatanskripsi S1 atau tesis S2.

Proyek Pesisir percaya bahwa dengan hidup di tengah-tengah masyarakat desa bersamatim lapangan serta diskusi antara staf tetap dan peserta program magang, akan memberikanmanfaat bagi kedua belah pihak.

Setiap tahunnya, staf Proyek Pesisir akan menentukan kegiatan-kegiatan yang akandilakukan oleh seseorang (atau oleh sekelompok orang) dengan berbagai keahlian selaindari yang dikerjakan oleh tim Proyek Pesisir. Pada rencana kerja tahunan setiap kegiatanakan diagendakan untuk para peserta program magang.

Acuan untuk ketentuan-ketentuan bagi program magang akan dijelaskan oleh FPM danChief of Party (CoP)/ Pimpinan Tim Proyek Pesisir, selama perencanaan program kerjatahunan pada bulan September setiap tahunnya. Menjelang selesainya perencanaan programkerja tahunan semua program magang yang ditawarkan akan diiklankan pada seluruh jaringanakademik sebagai penawaran kompetitif.

2.4. L atar Belakang dan Sejarah

2.4.1. Latar Belakang Coastal Resources Center (CRC)

Kegiatan-kegiatan CRC di Amerika Serikat dan di negara-negara yang sedang berkembangberdasarkan keyakinan bahwa para perencana dan pengelola sumberdaya pesisir darinegara-negara berkembang dan sedang berkembang memiliki banyak hal untuk dipelajarioleh masing-masing pihak. CRC berikrar untuk memainkan peranan penting dalammemformulasikan dan mencoba berbagai jalan keluar bagi beragam masalah penting padapengelolaan sumberdaya pesisir di seluruh dunia.

Strategi pengelolaan yang diformulasikan oleh CRC selama lebih dari 27 tahun berdasarkanpendekatan :• Menjamin pembangunan dan konservasi• Menyertakan keterlibatan secara aktif seluruh pihak terkait dalam

menentukan dan bernegosiasi untuk menyelesaikan masalah-masalah demi tujuan di atas.• Menerjemahkan ilmu yang ada mengenai bagaimana fungsi ekosistem dan sebagai

jawaban atas kegiatan-kegiatan manusia.• Memperkenalkan strategi pengelolaan baru dalam berperilaku yang ditujukan untuk

membangun kesadaran dan pengetahuan masyarakat dan mendapatkan dukungan politikyang dibutuhkan guna melaksanakannya.

2.4.2. Sejarah

Pada tahun 1971, Gubernur Rhode Island meminta mahasiswa/i yang telah lulus jurusanOseanografi dari University of Rhode Island (URI) mendirikan Coastal Resources Center(CRC) untuk membantu negara dalam memformulasikan strategi guna mengelola garis

Page 39: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

13

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

pantainya. Pertengahan tahun tujuh puluhan, CRC yang sedang menyiapkan ProgramPengelolaan Pesisir daerahnya, membantu Komisi Regional New England dalam memberikanresolusi dari isu-isu yang ditimbulkan oleh pembangunan kilang minyak lepas pantai, danmempersiapkan Rencana Pengelolaan Wilayah Khusus bagi wilayah kritis secara geografisdi Rhode Island.

Pada tahun 1984, sejumlah proyek dalam cakupan nasional, termasuk menjalankan studipengelolaan inter-disipliner terhadap muara-muara di Amerika Serikat. Program internasionalyang utama diawali pada tahun 1985, yakni membantu negara-negara berpenghasilan rendahdalam mengelola wilayah garis pantai dan pesisir mereka.

Isu-isu pertama yang ditujukan kepada CRC di Rhode Island, yaitu pengendalian terhadapperkembangan ekonomi dan lingkungan pada daerah-daerah kritis seperti, pembatas pantai-pantai, lahan-lahan basah, muara-muara, dan danau di laut, kehilangan dan penurunanbaku mutu air, dan penyelarasan wilayah-wilayah yang dilindungi ke dalam kerangka kerjayang menyeluruh dari pengembangan dan pengelolaan pesisir - tetap menjadi isu utamayang mendapat perhatian fokus dari CRC di seluruh dunia.

Sejak bertahun-tahun, CRC sudah mengerjakan isu-isu tadi melalui beraneka ragam proyek-proyeknya. Seluruh proyek-proyek CRC, bagaimana pun, berbagi bersama dalam atribut-atributnya. Atribut-atribut dalam melewati batasan-batasan disipliner, bergabung dalampembuatan kebijaksanaan, informasi teknis, dan penelitian, serta memasukkan komponenpendidikan dan partisipasi publik yang kuat. CRC memberikan jasa sebagai katalisator dalammeraih kerjasama dan koordinasi antar badan serta membangun kemitraan antara publikdan sektor-sektor swasta.

2.4.3. Misi dan Kebijakan CRC

Misi: CRC mengabdi untuk mengembangkan strategi-strategi, sistem-sistem, dan institusi-institusi dalam rangka mengefektifkan pengelolaan lingkungan pesisir.

Kebijakan• Memberdayakan individu dan organisasi di seluruh jajaran adalah hal pokok dalam kerja

kita di lapangan dan di dalam CRC sendiri• Menggabungkan perspektif pengalaman nyata dan kekakuan akademik• Menetapkan integritas dan ikrar sebagai fondasi untuk semua kegiatan• Secara terus-menerus meninjau, memperbaiki, dan menyesuaikan pandangan kita

terhadap pengelolaan pesisir yang efektif• Mengejar perkembangan yang lebih dari sekedar demi perkembangan itu sendiri; yaitu

mengejar kualitas dan inovasi.

2.5. Program Pengelolaan Sumberdaya Alam Fase II . Proyek Kerj asamaRI - USAID

Maksud dan tujuan dari program NRM II adalah untuk mendukung rencana pemerintah RepublikIndonesia dalam memperkuat institusi-institusi yang ditunjuk, sehingga mereka dapat:

Page 40: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

14

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

1. Mengidentifikasi kebijaksanaan pengelolaan sumberdaya alam dan praktek-praktek yangmenghambat keberlanjutan perkembangan ekonomi; dan

2. Mendesain serta mengimplementasikan kebijaksanaan yang mapan dan praktek-praktekyang menanggulangi hambatan-hambatan.

Kedua hal di atas sangat tersirat di dalam tujuan strategis program NRM II, yaitumendesentralisasikan dan memperkuat pengelolaan sumberdaya alam (USAID, 1996:2).

2.6. Struktur Organisasi Proyek Pesisir

Implementasi dan Organisasi Umum

Proyek Pesisir sedang diimplementasikan oleh sebuah tim proyek Pusat Pengelolaan Pesisirdari University of Rhode Island, yang menjalankannya di bawah payung Perjanjian KerjasamaGlobal USAID Washington dan melalui kerjasama Rural Environmental Management Officedari USAID Indonesia (yang bertanggungjawab untuk program NRM II dan yang jugamerupakan pokok dari perjanjian terpisah dengan pemerintah Republik Indonesia).

Tim Proyek Pesisir bekerja erat dengan para pengguna sumberdaya, pemerintah daerahdan nasional, industri, masyarakat dan kelompok akademis. Hubungan erat tersebut telahterjalin (saat pembuatan konsep dan pada awal kegiatan di tahun 1995 dan 1996) antaratim Proyek Pesisir dan mitra kerja Indonesia dengan menyediakan kerangka kerja di manapara pihak terkait dalam pengelolaan sumberdaya pesisir akan secara efektif terlibat langsungdalam pelaksanaannya.

Misi Proyek Pesisir akan tercapai melalui pihak-pihak yang mau bekerjasama secara efektifdan efisien. Kesuksesan ini bergantung pada interaksi efektif dengan mitra kerja proyeksekarang, termasuk Anda dan para pihak terkait.

Menyadari adanya ketergantungan ini, berikut di bawah ini adalah nilai-nilai utama kebijakanyang bisa menjelaskan tentang pekerjaan dari para staf Proyek Pesisir dan interaksi denganorang di luar mereka :• Pengertian umum yang mendasar dan praktis• Jujur dan tulus• Menghargai dan peka• Terbuka dan bertanggung-jawab• Jelas dan komunikasi yang konstruktif• Luwes dan adaptif• Dapat dipercaya dan bekerjasama

Nilai-nilai di atas harus dipromosikan dalam berbagai kegiatan Proyek Pesisir dan membentuktonggak-tonggak dari sekian kebijaksanaan yang telah ditentukan di dalam buku pedomanini. Nilai-nilai tersebut harus diperhatikan oleh staf proyek dalam semua hal yang berkaitandengan keputusan pribadi atau dalam menangani isu-isu yang dapat saja mempengaruhiorang lain terhadap persepsi proyek.

Page 41: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

15

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

2.7. Pendanaan

Proyek Pesisir didanai dari perjanjian antara pemerintah RI (dalam hal ini BAPPENAS) denganUSAID, yang bekerjasama dalam menentukan anggaran untuk jangka waktu sampaiselesainya proyek dan pada setiap tahun fiskal.

Tahun fiskal dimulai dari 1 April sampai dengan 31 Maret. Oleh karena alasan ini makakegiatan-kegiatan untuk program magang disetujui pada akhir bulan Maret; kemudiandiimplementasikan sesuai dengan rencana kerja yang disepakati, yaitu dimulai paling cepatbulan April.

3. PERATURAN DAN KONDISI UMUM

3.1. Kondisi Pekerj aan

Dalam rangka mengelola sumberdaya manusia, para peserta program magang dan pararelawan disejajarkan sama dengan para staf yang dikontrak oleh Proyek Pesisir dan keduanyasama-sama memberikan kontribusi berharga bagi misi Proyek Pesisir.

Kontrak kerja peserta program magang Proyek Pesisir hampir sama dengan kontrak kerjakaryawan (staf), yang merinci secara khusus kondisi kerja bagi peserta program magang.Kontrak kerja peserta program magang dibedakan pada :a. Jangka waktu kerja magang berkisar antara 1 sampai 3 bulan.b. Tidak ada gaji untuk peserta program magang (namun demikian beberapa pengeluaran

akan mendapat penggantian).c. Informasi yang diperoleh selama mengikuti program magang menjadi hak milik Proyek

Pesisir. Peserta program magang memiliki akses untuk semua bahan dasar dan dataakhir serta dapat digunakan untuk keperluan akademik seperti penyelesaian skripsi S1dan tesis S2. Salinan skripsi atau tesis yang dihasilkan harus diberikan kepada staf ProyekPesisir yang berwenang di kantor setempat.

d. Peserta program magang yang bermaksud untuk mempublikasikan hasil-hasil yangdidapat selama kerja magang di Proyek Pesisir diperbolehkan, asalkan sejalan denganprosedur penerbitan Proyek Pesisir.

e. Peserta program magang tidak berhak mewakili Proyek Pesisir.

3.2. Perpanjangan Kontrak

Program magang biasanya diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Kecualipada situasi tertentu dan bila mendapat rekomendasi dari FPM, Koordinator Program danCoP. Kontrak untuk peserta program magang dapat diperpanjang (dengan kesepakatanbersama) setiap bulannya sampai mencapai tiga bulan secara keseluruhannya.

3.3. Akhir Kontrak

Hubungan kerja peserta program magang bisa diputuskan oleh :a. Pengunduran diri dari seorang peserta program magang. Kapan saja dan dengan alasan

Page 42: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

16

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

apa pun, seorang peserta program magang dimohon untuk segera memberitahukan ProyekPesisir niatnya untuk mengundurkan diri dan memberitahukannya secara tertulis kepadasupervisornya selambat-lambatnya lima belas hari sebelumnya.

b. Pemutusan kontrak oleh Proyek Pesisir. Bila seorang peserta program magang tidakmemenuhi klausul-klausul yang tercantum dalam kontrak kerja magang, maka ia dapatdikenakan PHK. Pemberitahuan tentang pemecatan tersebut akan dikeluarkan secararingkas oleh supervisor peserta program magang, kemudian ditanda-tangani pula olehFPM dan disetujui oleh CoP.

3.4. Jam Kerj a

Jam kerja yang dibakukan pada Proyek Pesisir di kantor Jakarta adalah mulai dari pukul08:00 sampai dengan 16:00, Senin sampai Jum’at. Sementara untuk kantor propinsi dankantor desa pada prinsipnya diberlakukan jam kerja yang sama, tetapi waktunya disesuaikandengan situasi di wilayah setempat. Seluruh staf Proyek Pesisir diharuskan bekerja selamasedikitnya 40 jam seminggu dan menjaga ketepatan waktunya, dengan membuat absensetiap harinya.

Kegiatan-kegiatan para peserta program magang dijadwalkan untuk dipergunakan antara50 sampai 75% dari jam kerja mingguannya. Dengan demikian seorang peserta programmagang akan menghabiskan sisa waktu kerjanya dengan memanfaatkan pusat sumberdayadi kantor propinsi dan memperluas pengalaman belajarnya selama program magang.

3.5. Apa yang disediakan Proyek Pesisir?

Tujuan kerja magang di Proyek Pesisir adalah untuk :• Menyediakan kesempatan bagi para akademisi muda untuk mempraktekkan pengelolaan

pesisir di lapangan.• Memperluas dan menambah ragam sumberdaya Proyek Pesisir dengan menjawab

berbagai kebutuhan yang ada di dalamnya.• Meningkatkan kapasitas Proyek Pesisir dalam mengembangkan pengalaman dan keahlian

akademisi muda Indonesia dalam pengelolaan wilayah pesisir.• Menambah pemahaman terhadap tujuan dan metode Proyek Pesisir di seluruh Indonesia.• Memperluas pemahaman tentang Proyek Pesisir bagi publik Indonesia.

Proyek Pesisir memberikan hal-hal berikut kepada para peserta program magang:• Pengalaman praktek di proyek pengelolaan sumberdaya pesisir.• Memperkenalkan diri ke program internasional yang telah diakui.• Kesempatan untuk menerapkan pengalaman teoritis ke dalam pengalaman dunia nyata,

memadukan kebijakan dan praktek.• Keterlibatan dalam segala tingkatan pada suatu proyek, mulai dari perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.• Meningkatkan ketrampilan menulis, riset kepustakaan dan membaca, komunikasi lisan,

serta pengaturan waktu.• Pengalaman bekerja di lingkungan kantor (ketrampilan yang diperlukan untuk administrasi

umum, pertemuan-pertemuan, hubungan antar individu) dan kesempatan untuk membuka

Page 43: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

17

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

jaringan dengan para profesional di bidang pengelolaan sumberdaya pesisir.• Kesempatan untuk membangun jiwa kepemimpinan dan ketrampilan mengelola.

Proyek Pesisir akan menanggung :• Biaya perjalanan dari universitas ke kantor propinsi Proyek Pesisir pada waktu mulai

program magang dan pada waktu pulang, setelah kontrak selesai.• Transportasi lokal yang berkaitan dengan kegiatan.• Tunjangan hidup (termasuk didalamnya uang saku).• Asuransi kecelakaan.

3.6. Peraturan Keuangan

Biaya yang menjadi beban Proyek Pesisir1. Biaya perjalanan ke kantor propinsi (pergi - pulang)2. Tranportasi yang berkaitan untuk pekerjaan3. Tunjangan untuk hidup di daerah, termasuk biaya akomodasi sederhana di wilayah

kerja.4. Dukungan dan koordinasi5. Asuransi kecelakaan

Pos-pos yang menjadi tanggungan para peserta program magang1. Ongkos ke dokter gigi2. Asuransi barang-barang pribadi3 Biaya kontribusi Jamsostek4. Liburan5. Biaya pulang darurat selama masih mengikuti program magang

3.7. Suami/Istr i dan Tanggungan

Proyek Pesisir tidak menanggung pasangan atau tanggungan (misalnya anak) dari parapeserta program magang. Tidak ada bantuan keuangan yang diberikan kepada para pesertaprogram untuk mengadakan perjalanan bersama keluarga mereka dan tidak ada akomodasiyang disediakan untuk anggota keluarga mereka.

Sebelum peserta program magang memutuskan untuk membawa serta keluarganya, pentingbaginya untuk berkonsultasi dengan Koordinator Program Magang terlebih dahulu. Dalamkeadaan pengecualian, Koordinator Program Magang dapat memberikan ijin tertulis. Sekalipun demikian, segala biaya tambahan yang dikeluarkan untuk keluarga harus menjaditanggung jawab peserta program magang yang bersangkutan.

3.8. Pelayanan Medis/Kesehatan

Tanggung jawab para peserta program magang adalah menjaga kesehatannya semaksimalmungkin. Pelayanan kesehatan di daerah lokasi kerjanya bisa lebih sederhana dari yangbiasa mereka peroleh. Oleh sebab itu sangat disarankan agar peserta program magangmempersiapkan diri dengan peralatan P3K dasar untuk dibawa ke lapangan.

Page 44: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

18

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

Ada tempat-tempat tertentu di lapangan yang membutuhkan perhatian lebih terhadap unsurhigienis dan keamanan. Untuk itu Proyek Pesisir mengharapkan peserta program magangmenyiapkan diri guna menghadapi keamanan kesehatan dan kesejahteraan. Hal ini termasukmemastikan bahwa peserta program magang telah divaksinasi dan (kalau dibutuhkan)meminum malaria prophylactics.

3.9. Kecelakaan dan Resiko Bahaya

Seluruh peserta program magang dilindungi oleh polis asuransi kecelakaan. Namun demikianadalah kewajiban para peserta program magang untuk mengurangi sekecil-kecilnya resikobahaya. Mereka harus mengenal betul buku pedoman CRMP bagian C, yang pada dasarnyaberisi :• Segala potensi yang membahayakan harus dilaporkan• Mereka hanya diperbolehkan menjalankan mesin atau mengerjakan kegiatan sesuai

dengan tingkat kualifikasi/sertifikasi mereka. Misalnya, SIM atau sertifikat diving.• Seluruh staf atau peserta program magang Proyek Pesisir memiliki tanggungjawab untuk

menolak mengerjakan kegiatan yang dianggap dapat membahayakan mereka atau dimana mereka tidak mempunyai kualifikasi untuk menjalankannya, bila hasilnya bisamembawa resiko bagi kesehatan mereka.

3.10. Pernyataan Resmi

• Semua peserta program magang akan menerima:• Sertifikat penghargaan atas kegiatannya di Proyek Pesisir, bersamaan dengan surat

“pernyataan resmi” yang merinci (dalam bentuk surat ringkasan) tentang : jangka waktudinas mereka.

• Ringkasan dari tugas-tugas mereka; dan• Rekomendasi atas kompetensi mereka.

4. PILIHAN PESERTA PROGRAM MAGANG

4.1. Kerangka Kerj a

Kesempatan program magang yang diberikan Proyek Pesisir dalam mendukung para pesertaprogram magang dibatasi oleh keuangan, waktu dan kemampuan tim. Kebijaksanaan proyekadalah sedapat mungkin mencari calon- calon terbaik yang berasal dari Indonesia. Kemudianpara peserta program magang akan diseleksi secara kompetitif, untuk mengerjakan tugas-tugas yang telah ditentukan sesuai dengan langkah-langkah yang secara garis besardijelaskan dalam gambar berikut ini.

4.2. Langkah-langkah Selama Proses

1. Sekali setahun (biasanya September) tim manajemen Proyek Pesisir mengidentifikasikegiatan-kegiatan yang ingin dijalankan oleh proyek dan cocok untuk dikerjakan oleh

Page 45: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

19

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

para peserta program magang.2. Terms of Reference (ToR), yang merupakan acuan peraturan digabungkan dalam satu

daftar dan diiklankan ke universitas terkait di Indonesia , melalui Pusat Kajian SumberdayaPesisir dan Lautan (PKSPL-IPB) c.q. Koordinator Program Proyek Pesisir, pada bulanOktober/November.

3. Kualifikasi, kerangka waktu dan tingkat pengalaman yang dibutuhkan bagi setiap kegiatantelah ditentukan. Latar belakang informasi tentang Proyek Pesisir, tujuan dari pro-gram kerja magang dan ToR harus diiklankan kepada institusi terkait secara bersamaan.

4. Peminat ditawarkan untuk menyerahkan gagasan-gagasan mereka (dalam bentukproposal) ke Koordinator Program Magang Proyek Pesisir-PKSPL - IPB antara Novembersampai akhir Januari. PKSPL kemudian akan mengadakan seleksi awal.

5. Pada bulan Maret, saat anggaran untuk tahun fiskal berikutnya (mulai bulan April) telahdisetujui oleh USAID dan BAPPENAS, sebuah dewan akademik dibawah koordinasiKoordinator Program Proyek Pesisir PKSPL - IPB, dan Field Program Manager akanmemberikan keputusan akhir tentang para pelamar yang berhasil.

6. Para pelamar yang berhasil akan menerima paket informasi program magang, yang berisi:a. Kontrak kerjab. Buku saku peserta program magangc. Informasi tentang Proyek Pesisir dan kantor propinsi setempat.

4.3. Pengunduran Dir i Peserta Program Magang

Penarikan diri dari program kerja magang oleh seorang calon dapat merusak keberhasilanrencana kerja tahunan. Sangat penting bagi siapa pun yang dengan alasan apa pun tidakdapat memenuhi pekerjaan magang mereka sesuai agenda yang ditetapkan, agar sesegeramungkin menghubungi Proyek Pesisir. Tim manajemen dapat memutuskan kemudian untukmenjadwal ulang pekerjaan magang untuk waktu lain atau menawarkannya kepada orang lain.

4.4. Hubungan dengan Media

Seorang peserta program magang berada pada posisi unik dalam menggugah keingintahuanterhadap bermacam isu yang akan dihadapi dan dipelajari dalam menyelesaikan programmagangnya. Sangat penting bagi peserta program magang untuk senantiasa peka terhadapkebutuhan Proyek Pesisir dalam mengkomunikasikan pesan-pesan yang konsisten kepadamedia dan melalui pemberitaannya. Semua informasi yang diminta oleh peserta programmagang untuk disebarluaskan ke media harus terlebih dahulu mendapat persetujuanKoordinator Program Magang, FPM atau Publication Manager Proyek Pesisir.

4.5. Penyebarluasan I nformasi Proyek Pesisir

Diharapkan bahwa peserta program magang menjadi bagian dari tim Proyek Pesisir. Bagipeserta program magang yang berniat untuk menyebarluaskan informasi tentang proyekharus melakukannya melalui kerja sama dengan FPM dan sejalan dengan panduan-panduanProyek Pesisir.

Page 46: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

20

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

5. KANTOR SETEMPAT

5.1. Hubungan Peserta Magang dengan Kantor Setempat

Selama melaksanakan program magang, sehari-hari Anda akan berhubungan dengan ProyekPesisir dibawah koordinasi PFM setempat. Hubungan sehari-hari Anda yang paling pentingadalah dengan Field Extension Officers (FEO), Senior Extension Officers (SEO) dan Tech-nical Advisors (TA).

Selaku koordinator semua kegiatan di sekitar daerahnya, FPM bertanggungjawab atas semuaorang dan tugas-tugas mereka secara keseluruhan. FPM akan mengkoordinir pertemuanawal/pengenalan dasar, tetapi akan sering mendelegasikan fungsi ini kepada anggota stafyang terkait.

5.2. Tunjangan Hidup Peserta Program Magang

Uang tunjangan hidup peserta program magang (sudah termasuk didalamnya uang saku)ditujukan untuk mencukupi pengeluaran sehari-hari, dan tidak ada hubungan antarajumlahnya dengan jenis, tingkat atau nilai pekerjaan yang dikerjakannya. Uang tunjanganhidup ini bukan merupakan kompensasi terhadap pekerjaannya, namun untuk membantumereka untuk hidup di lokasi magangnya.

5.3. Perilaku, Penampilan dan Pakaian

Para peserta program magang diharapkan mengikuti norma-norma sosial yang pantas bagipara profesional Indonesia. Pakaian dapat disesuaikan untuk bekerja di lapangan dan dikantor setempat. Setiap saat seluruh peserta program magang Proyek Pesisir agarmemperhatikan bahwa mereka adalah bagian dari tim, yang memiliki tanggung jawab untukberpakaian sesuai dan praktis.

5.4. Transportasi dan Biaya ke dan dari Tempat Magang

Transportasi Anda akan diatur untuk perjalanan dari universitas/kota di mana Anda t inggalke kantor di daerah. Bila peserta program magang direkruit secara lokal, maka digunakanbis umum. Untuk tempat tinggal yang lebih jauh, cara menempuh perjalanan yang palingefisien akan diatur melalui pesawat domestik kelas ekonomi atau kapal Pelni.

Transportasi lokal akan diatur sesuai kebutuhan, sekali lagi menggunakan bentuk yang pal-ing nyaman dan efisien. Pada setiap kasus, bon-bon pembayaran akan dibutuhkan untukmengganti pembayaran. Bila tidak dapat memberikan bon, seorang peserta program magangharus mengisi formulir ganti-rugi dinas.

5.5. Peraturan Keuangan

Dasar dari perkiraan peraturan keuangan kerja magang diatur dalam bagian “Tunjangan

Page 47: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

21

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

Hidup Peserta Program Magang” di atas. Tarifnya berganti setiap waktu dan tergantung daritinjauan terakhir. Tarif setempat yang berlaku sekarang (sampai saat ini) adalah Rp. 50.000,-per hari.

5.6. Akomodasi

Proyek Pesisir dapat membantu mencarikan akomodasi lokal di kota tempat kantor propinsiberada atau di lapangan. Biaya akomodasi peserta program magang menjadi tanggunganpeserta program magang (sudah termasuk di dalam Uang Tunjangan Hidup).

Kondisi di lapangan biasanya lebih sederhana, yang terdiri dari tempat tidur atau tikar, kadang-kadang berbagi kamar tidur di rumah penduduk desa.

5.7. L aporan Kemajuan Peserta Program M agang

Peserta program magang diharapkan mempersiapkan presentasi awal, menjelaskan sasaranatau tujuan pekerjaan mereka. Tugas ini dikonsultasikan dengan FPM atau staf lain yangditunjuk dan dipaparkan pada pertemuan bulanan pertama dari peserta program magang dikantor propinsi.

Peserta program magang juga diharapkan dapat menghadiri pertemuan bulanan di kantorpropinsi dan menyerahkan laporan kemajuan kegiatannya kepada tim. Perencanaan untukbulan mendatang harus dibuat melalui diskusi dan koordinasi dengan tim kantor propinsi,terutama dengan FEO yang sehari-harinya harus bekerjasama dengan peserta programmagang.

Peserta program magang dan supervisornya akan melengkapi laporan kemajuan tertulisbulanan, yang meringkas bagaimana perkembangan pekerjaan magang. Dokumen-dokumenini akan digunakan sebagai evaluasi efektivitas program kerja magang dan bila diperlukan,merubahnya.

5.8. Laporan Akhir

Peserta program magang diharapkan menyerahkan laporan akhir seperti yang disepakati diToR oleh peserta program magang, Koordinator Program Magang dan Field ProgramManager.

5.9. Presentasi Pada Saat Magang

Dalam rangka memperluas jangkauan informasi di dalam proyek, peserta program magangdiharapkan menyiapkan presentasi pada pertemuan bulanan terakhir yang akan dihadirinya.Pada presentasi tersebut, ia harus memaparkan ringkasan dari pekerjaan yang telahdiselesaikannya berikut analisa awalnya. Ada kemungkinan bagi peserta program maganguntuk memberikan umpan-balik berdasarkan pengalamannya mengikuti program magang,efektivitas kerja tim dan rekomendasi untuk kegiatan-kegiatan proyek di kemudian hari. Padaakhir seminar nanti, ia akan menerima sertifikat resmi dari Proyek Pesisir.

Page 48: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

22

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

5.10. Cuti, Liburan dan Absen lainnya dari Pekerj aan

Para peserta program magang berhak atas libur nasional Indonesia dan hari libur lainnya,sesuai dengan agenda kerja yang disepakati pada awal bulan. Ijin meninggalkan pekerjaandi luar hari libur resmi harus sepengetahuan dan seijin Supervisor.

5.11. Menerima Pekerj aan L ain, di Luar dari Tugas Magang

Pekerjaan yang ditugaskan kepada seorang peserta program magang diharapkan dapatmengisi 50 sampai 75% waktunya. Ini dimaksudkan agar ia menggunakan sisa waktunyauntuk memperdalam dan memperluas pemahamannya tentang konsep pengelolaansumberdaya pesisir yang berasal dari masyarakat setempat. Selain itu dalam kesempatannyabekerjasama dengan tim di lapangan, ia akan memiliki akses ke pusat sumberdaya ProyekPesisir di kantor setempat. Diperkirakan bahwa peserta program magang akan sangat sibukuntuk bisa mencari pekerjaan di luar dari tugasnya. Walaupun demikian, bila ia masih merasaperlu tambahan pekerjaan, hal ini harus mendapat persetujuan tertulis dari FPM sebelumpekerjaan lain tersebut dimulai.

5.12. Keadaan Darurat di Rumah Saat Sedang Kerj a Magang

Dalam keadaan luar biasa, FPM dapat mengijinkan peserta program magang pulang kerumah. Jumlah waktu yang diberikan harus disetujui secara tertulis oleh FPM, sebelum iameninggalkan kantor setempat. Peserta program magang bertanggungjawab penuh atassegala biaya yang ditimbulkannya, selama perjalanan pulang dan sementara pergi dariwilayah proyek.

5.13. Kondisi Darurat Bukan Medis di Luar Negeri

Proyek Pesisir menghormati stafnya sebagai bagian proyek yang sangat berharga.Merupakan tanggung jawab FPM untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman. Pesertaprogram magang tidak diperkenankan melakukan tindakan yang berbahaya dan harusmelaporkan segala resiko yang dapat membuatnya berada dalam bahaya kepada FPM.Peserta program magang juga perlu memiliki kualifikasi yang diakui untuk tingkatan yangsesuai dalam menjalankan mesin-mesin, mengendarai atau menyelam dalam setiap kegiatanproyek. Setiap peserta program magang harus meminta salinan kebijakan Proyek Pesisiruntuk keamanan sebelum bekerja di lapangan (Buku saku CRMP bagian C2).Pada peristiwa keresahan massa, FPM akan mengambil keputusan untuk mengurangikegiatan dilapangan dan merelokasi posisi keamanan. Peserta program magang harus tundukpada instruksi atau menyerahkan kesepakatan tertulis untuk dibebaskan dari tanggungjawabnya di Proyek Pesisir atas segala kejadian.

5.14. Kerj a M agang sebagai Bagian dari Proyek Pengembangan Ber j alan

Proyek Pesisir menghargai masukan dari peserta program magang, baik selama programmagang maupun rencana ke depannya. Masukan dari peserta program dapat ditindak lanjuti

Page 49: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

23

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

segera oleh tim FPM dan FEO. Tapi umumnya, bila hal itu berkaitan dengan implikasikeuangan, maka baru akan dibawa sebagai pertimbangan pada persiapan rencana kerjatahunan, yang akan efektif pada bulan September setiap tahunnya dan akan digabungkandengan rencana kerja pada tahun fiskal berikutnya (April tahun depan).

6. KEHIDUPAN SETELAH PROGRAM MAGANG

6.1. Pembayaran Tunjangan Hidup yang Tertunda

Merupakan tanggung jawab Administration Manager untuk memberikan tunjangan hidupdan uang transport sebelum berakhirnya program magang. Juga merupakan tugas FPM(atau staf yang ditunjuk) untuk mengatur perjalanan kembali peserta program magang sepertipada waktu pemberangkatannya (bagi peserta program magang Indonesia). Setelah keduabelah pihak menyetujui segala urusan pembayaran yang telah dilunasi, FPM harus membuatrancangan surat persetujuan (lihat Buku saku CRMP Lamp. B2-7), yang harus ditanda-tangani oleh kedua belah pihak sebagai bukti bahwa keduanya telah memenuhipertanggungjawaban keuangan mereka.

6.2. Perj alanan Kembali Pulang

FPM (atau staf yang ditunjuk) akan mengatur perjalanan pulang peserta program magangsetelah menyelesaikan kontraknya. Peserta program magang lokal (yang berasal dari propinsiyang sama dengan lokasi kantor) bisa menggunakan bis umum, untuk peserta yang berasaldari daerah yang lebih jauh bisa menggunakan pesawat kelas ekonomi atau dengan kapallaut. Proyek tidak akan memberikan dalam bentuk uang tunai untuk perjalanan ini, karenahal ini tidak sesuai dengan peraturan anggaran dan audit proyek.

6.3. Asuransi Kecelakaan

Asuransi kecelakaan yang disediakan Proyek Pesisir tidak akan berlaku lagi pada haripeserta program magang tiba di rumahnya atau di kota di mana universitasnya berada.Tanggal tersebut harus disepakati sebelumnya oleh peserta program magang, FPM danIncune & Intern Assistant (Bogor).

6.4. Wawancara Sebelum Keluar

Selain seminar yang harus dipersiapkan dan dipresentasikan oleh peserta program magang,ia akan diwawancarai oleh FPM sebelum menyelesaikan program magang. Saat wawancara,FPM akan mencatat masukan-masukan dari peserta program magang. FPM harusmelengkapi Laporan Evaluasi Staf dan Perkembangan Profesional (lihat Buku saku CRMPLamp. B2.8).

Page 50: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan

24

Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1997-2003)

7. KEMBAL I BEKERJA

7.1. Penyelesaian

Sebagian besar tugas yang diberikan kepada para peserta program magang diharapkantelah dilengkapi sebelum peserta program meninggalkan lokasi setempat. Bila hal ini tidakdimungkinkan, ia harus menyetujui kerangka kerja baru untuk penyelesaian kerjanya bersamasupervisor dan FPM-nya.

Andaikata peserta program magang sedang menulis skripsi dari hasil kerjanya, maka salinanskripsi tersebut harus dikirimkan ke kantor propinsi sesegera mungkin setelah mendapatpersetujuan dari dosen pembimbing. Akan diberikan biaya sekedarnya sebagai penggantibiaya fotokopi.

7.2. Alumni Proyek Pesisir

Apabila ternyata terdapat keinginan yang cukup besar dari para peserta program magang,mereka dapat mendirikan dan menjalankan kelompok alumni, yang bertujuan untukmemelihara kontak hubungan satu dengan yang lain sejalan dengan perkembangan karirnya.Alumni program magang diharapkan tetap berhubungan dengan proyek, dengan membacakalawarta atau akses ke homepage.

Page 51: Layout Depan Pencapaian - crc.uri.edu · menjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasi sumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan