kepemimpinan

19
1. KEPEMIMPINAN Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan sering disebut dengan leadership yaitu suatu proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok. Kepemimpinan juga didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan – kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Sedangkan pemimpin adalah terjemahan leader/head/manager, yang juga disebut kepala/ketua/direktur, dan lain sebagainya. Menurut Drs.H.Malayu S.P.Hasibuan, pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan. Manajer adalah seseorang yang mencapai tujuannya melalui kegiatan – kegiatan orang lain. Jadi, pemimpin itu harus mempunyai bawahan, harus membagi pekerjaannya, dan harus tetep bertanggung jawab terhadap pekerjaan tersebut. Pemimpin harus mengutamakan tugas, tanggung jawab, dan membina hubungan yang harmonis, baik dengan atasan maupun dengan para bawahannya. Jadi, pemimpin harus mengadakan komunikasi ke atas dan ke bawah, baik komunikasi formal maupun informal.

Upload: rai-surya-saraswati

Post on 18-Feb-2016

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Manajemen

TRANSCRIPT

Page 1: KEPEMIMPINAN

1. KEPEMIMPINAN

Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan sering disebut dengan leadership yaitu suatu proses mengarahkan

dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok.

Kepemimpinan juga didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai

orang yang berbeda pula. Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat

didefinisikan sebagai proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan –

kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.

Sedangkan pemimpin adalah terjemahan leader/head/manager, yang juga disebut

kepala/ketua/direktur, dan lain sebagainya. Menurut Drs.H.Malayu S.P.Hasibuan,

pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan

bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.

Manajer adalah seseorang yang mencapai tujuannya melalui kegiatan – kegiatan orang

lain. Jadi, pemimpin itu harus mempunyai bawahan, harus membagi pekerjaannya, dan

harus tetep bertanggung jawab terhadap pekerjaan tersebut. Pemimpin harus

mengutamakan tugas, tanggung jawab, dan membina hubungan yang harmonis, baik

dengan atasan maupun dengan para bawahannya. Jadi, pemimpin harus mengadakan

komunikasi ke atas dan ke bawah, baik komunikasi formal maupun informal.

a. Fungsi & Gaya Kepemimpinan

Fungsi Kepemimpinan

Fungsi Kepemimpinan (Leadership Function) yaitu aktivitas yang

dipertahankan kelompok dan berkaitan dengan tugas yang harus dilaksanakan

oleh pemimpin, atau seseorang lain, agar kelompok dapat berfungsi secara

efektif.

Para peneliti yang mengamati fungsi kepemimpinan sampai pada

kesimpulan bahwa agar beroperasi secara efektif kelompok memerlukan

seseorang melakukan dua fungsi utama:

1. Fungsi pemecahan masalah

Fungsi ini berhubungan dengan tugas seorang pemimpin, dengan

pekerjaannya, yang mencakup memberikan jalan keluar dari suatu

masalah, memberikan pendapat dan informasi.

2. Fungsi sosial

Page 2: KEPEMIMPINAN

Fungsi ini berhubungan dengan kehidupan kelompoknya, yang

mencakup mendorong anggota kelompok untuk mencapai tujuan dan

menjaga suasana kelompok.

Seseorang yang mampu melaksanakan keduanya dengan sukses akan

menjadi pemimpin yang efektif. Akan tetapi dalam prakteknya seorang

pemimpin mempunyai keterampilan atau yang hanya menggunakan 1 saja.

Walaupun demikian tidak berarti kelompok ini bernasib malang.

Selain dua fungsi utama yang disebutkan diatas, terdapat beberapa

fungsi kepemimpinan yang lain, yaitu sebagai berikut :

1. Fungsi Perencanaan

Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi

organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya

tujuan organisasi.

2. Fungsi memandang ke depan

Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan

mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap

kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses

pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus

tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan.

3. Fungsi pengembangan loyalitas

Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga

unutk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai.

Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus

memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku

sehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri

tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala

sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

4. Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa

meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan

maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk

dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel

yang elah ditetapkan dalam rencana .

5. Fungsi mengambil keputusan

Page 3: KEPEMIMPINAN

Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak

mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda

untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang

kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan

dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan,

komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.

Gaya Kepemimpinan

Kedua fungsi kepemimpinan berhubungan dengan tugas dan pemeliharaan

kelompok, yang diekspresikan dalam dua gaya kepemimpinan yang berbeda.

Dua gaya kepemimpinan tersebut adalah:

1. Gaya dengan orientasi tugas (task-oriented)

Sebagai pemimpin mengawasi dan mengarahkan bawahan secara

tertutup untuk menjamin bahwa tugas telah dilaksanakan sesuai yang

diinginkan. Dalam gaya kepemimpinan ini, seorang manajer akan

mengarahkan dan mengawasi bawahannya agar bekerja sesuai dengan

yang diharapkan manajer. Manajer yang mempunyai gaya

kepemimpinan ini lebih mengutamakan keberhasilan dari pekerjaan

yang hendak dicapai daripada perkembangan kemampuan bawahannya.

2. Gaya dengan orientasi karyawan (employee-oriented)

Gaya ini lebih menekankan pada motivasi daripada mengawasi mereka.

Mereka mencari hubungan bersahabat, saling percaya, dan saling

menghargai sesama karyawan, dan memberikan kesempatan kepada

karyawan untuk mengambil keputusan. Manajer yang mempunyai gaya

kepemimpinan ini berusaha mendorong dan memotivasi pekerjanya

untuk bekerja dengan baik. Mereka mengikutsertakan pekerjanya dalam

mengambil suatu keputusan yang menyangkut tugas. Dengan demikian

hubungan pimpinan dan bawahan dapat menjadi akrab, saling percaya

dan saling menghargai.

3 gaya kepemimpinan (leadership styles) menurut (Kreitner, 2007) yaitu:

1. Gaya kepemimpinan otoriter (Authoritarian leadership style)

Sifat kepemimpinan otoriter:

Page 4: KEPEMIMPINAN

Biasanya pemimpin menahan seluruh kewenangan dan tanggung

jawab.

Pemimpin menugaskan seseorang melaksanakan tugas tertentu.

Komunikasi lebih banyak mengalir dari atas kebawah.

Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan otokratis adalah sebagai berikut:

Wewenang mutlak terpusat pada pemimpin

Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin;

Kebijakan selalu dibuat oleh pemimpin;

Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan;

Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para

bawahannya dilakukan secara ketat;

Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran

pertimbangan atau pendapat;

Lebih banyak kritik dari pada pujian, menuntut prestasi dan kesetiaan

sempurna dari bawahan tanpa syarat, dan cenderung adanya paksaan,

ancaman, dan hukuman.

Kekuatan utama dalam gaya kepemimpinan ini memberikan tekanan untuk

menghasilkan kinerja yang teratur. Tetapi juga memiliki kelemahan utama

yang dapat memandulkan inisiatif pribadi.

2. Gaya kepemimpinan demokratis (democratic leadership style)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya karyawan lebih

menyukai gaya kepemimpinan demokratis, karena karyawan merasa

dilibatkan dalam pegambilan keputusan.

Sifat kepemimpinan demokratis

Pemimpin memberikan sebagian wewenang dan tetep

mempertahankan tanggung jawab utama

Pekerjaan dibagi berdasarkan partisipasi seseorang dalam

pengambilan keputusan

3. Gaya kepemimpinan laissez-fair (Laissez faire leadership style)

Dengan demikian pemimin yang menggunakan gaya kepemimpinan ini

cenderung memberikan kebebasan yang sangat besar kepada bawahannya

untuk melakukan suatu pekerjaan. Sifat kepemimpinan ini adalah:

Pemimpin menyerahkan tanggung jawab dan wewenang kepada

kelompok.

Page 5: KEPEMIMPINAN

Para anggota kelompok diminta untuk mengerjakan sesuai dengan

kehendak mereka dan sesuai dengan kemampuan mereka.

Komunikasi lebih banyak diantara para rekan kerja

b. Pendekatan Sifat-sifat Kepemimpinan

Penelitian Awal tentang Sifat-sifat Kepemimpinan

Penelitian tentang kepemimpinan ini bertujuan untuk (1) membandingkan sifat-

sifat orang yang menjadi pemimpin dengan sifat orang yang menjadi pengikut

dan (2) mengidentifikasikan ciri-ciri dan sifat-sifat yang dimiliki oleh para

pemimpin efektif.berbagai studi pembandingan sifat-sifat pemimpin menemukan

bahwa pemimpin cenderung mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi,

lebih ramah, dan lebih percaya diri daripada yang lain dan mempunyai

kebutuhan akan kekuasaan yang lebih besar.

Penemuan-penemuan Lanjutan

Edwin Ghiselli, dalam penelitian ilmiahnya telah menunjukkan sifat-sifat tertentu

yang tampaknya penting untuk kepemimpinan efektif. Sifat-sifat tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability)

atau pelaksanaan fungsi-fungsi dasar manajemen, terutama pengarahan dan

pengawasan pekerjaan orang lain.

2. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung

jawab dan keinginan sukses.

3. Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya pikir.

4. Ketegasan (decisiveness), atau kemampuan untuk membuat keputusan-

keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cepat dan tepat.

5. Kepercayaan diri, atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan

untuk menghadapi masalah.

6. Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidka tergantung, mengembangkan

sserangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru dan inovasi.

Sedangkan Keith Davis mengikhtisarkan empat ciri/sifat utama yang mempunya

pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan organisasi : (1) kecerdasan, (2)

kedewasaan dan keluasan hubungan sosial, (3) motivasi diri dan dorongan

berprestasi, dan (4) sikap-sikap hubungan manusiawi.

Page 6: KEPEMIMPINAN

2. KOMUNIKASI DAN NEGOSIASI DALAM ORGANISASI

a. Pentingnya Komunikasi Efektif

Komunikasi adalah proses dimana orang yang bekerja  dalam organisasi

saling mentransmisikan informasi dan menginterpretasikan artinya. Yang penting

komunikasi dalam organisasi diperolehnya komunikasi yang efisien dan efektif.

Komunikasi yang efektif terjadi bila artian yang dimaksudkan oleh pengirim

berita dan artian yang ditangkap oleh penerima berita itu sama dan satu.

Sedangkan komunikasi yang efisien terjadi bila biayanya minimum berdasar

sumber daya yang dimanfaatkan.

Komunikasi yang efektif sangat penting bagi manajer, karena sebagai

proses dimana fungsi manajemen seperti  fungsi perencanaan, fungsi

pengorganisasian, fungsi kepemimpinan, fungsi pengendalian dapat dicapai.

Komunikasi biasanya sering terganggu hal ini dikarenakan masalah sematik/arti

kata, tak adanya umpan balik, saluran komunikasi, gangguan fisik, perbedaan

budaya dan status. Komunikasi yang efektif bagi manajer penting karena dua hal

yaitu :

1. Komunikasi adalah proses yang dengannya fungsi-fungsi manajemen :

merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan

organisasi dapat berjalan dengan baik.

2. Komunikasi adalah kegiatan dimana manajer mencurahkan sebagian

besar dari waktunya.

Ada pedoman untuk mendapatkan komunikasi secara efektif antara lain

yaitu bahwa seseorang harus mendengarkan secara aktif, usahakan memberikan

umpan balik, lansung pada masalah, mengambarkan situasi,dan meringkas.

Proses komunikasi memungkinkan para manajer menjalankan tanggung jawabnya

dan informasi harus dikomunikasikan jepada para manajer sebagai dasar

pembuatan keputusan dalam pembuatan fungsi manajer baik secara lisan maupun

tulisan.

b. Proses Komunikasi

Model komusikasi antar pribadi

Model proses komunikasi yang paling sederhana adalah sebagai berikut:

Pengirim Berita Penerima

Page 7: KEPEMIMPINAN

Model ini menunjukkan tiga unsur esesnsi komunikasi. Bila salah satu unsur

hilang, komunikasi tidak dapt berlangsung.

Model proses komunikasi yang lebih terperinci, dengan unsur-unsur

penting dalam komunikasi antasa dan diantara para anggota organisasi adalah

sebagai berikut:

1) Sumber (source)

Sumber mengendalikan macam berita yang dikirim, susunan yang digunakan,

dan sering saluran melalui mana berita dikirimkan. Dalam organisai sumber

merupakan oran gyang mempunyai kebutuhan dan keinginan untuk

mengomunikasikan sesuatu gagasan, pemikiran, informasi dan sebagainya,

kepada pihak lain.

2) Pengubahan berita ke dalam sandi/kode (encoding)

Langkah kedua yaitu mengubah berita ke dalam berbagai simbol verbal yang

mampu memindahkan pengertian, seperti kata-kata pencakapan atau tulisan,

angka, gerakan ataupun kegiatan. Simbol ini harus diseleksi atas dasar

pemahaman yang akan diperoleh dari pendengar atau pembaca. Kesamaan

pengertian ini penting agar tidak menimbulkan salah komunikasi.

3) Pengiriman berita (transmitting the message)

Page 8: KEPEMIMPINAN

Langkah ketiga mencerminkan pilihan komunikator terhadap media atau

“saluran distribusi”. Komunikasi lisan mungkin disampaikan melalui

berbagai saluran – telefon, mesin pendikte, orang atau videotape. Sedangkan

komunikasi tertulis dapat disampaikan melalui saluran – saluran seperti

memo, surat, laporan, surat kabar, dan lain-lain.

4) Penerimaan berita

Langkah keempat adalah penerimaan berita oleh pihak penerima. Pengiriman

berita belum lengkap atau tidak terjadi bila dalah satu pihak belum menerima

berita. Banyak komunikasi penting gagal karena seseorang tidak menerima

berita.

5) Pengartian atau penterjemahan kembali (decoding)

Langkah kelima ini menyangkut pengartian simbol-simbol oleh penerima.

Selalu ada kemungkinan bahwa berita dari sumber, ketika diartikan oleh

penerima akan menghasilkan pengetian yang jauh berbeda dari yang

dimaksud oleh pengirim. Jadi, penerima mempunyai tanggung jawab besar

untuk efektivitas komunikasi, dalam hal komunikasi dua arah.

6) Umpan balik (feedback)

Setelah menerima berita dan diterjemahkan, penerima mungkin

menyampaikan berita balasan yang ditujukan kepada pengirim mula-mula

atau orang lain. Jadi, komunikasi adalah proses yang berkesinambungan dan

tak pernah berakhir. Seseorang berkomunikasi, penerima menanggapinya

melalui komunikasi selanjutnya dengan pengirim atau orang lain dan

seterusnya. Tanggapan ini disebut dengan umpan balik.

c. Hambatan Terhadap Komunikasi Efektif dalam Organisasi

Komunikasi adalah vital, namun sering tidak efektif dengan adanya kekuatan

dari luar yang menghambatnya. Berikut adalah hambatan terhadap komunikasi

yang dikelompokkan sebagai:

1) Hambatan-hambatan Organisasional

Ada tuga hambatan organisasional, yaitu tingkat hirarki, wewenang

manajerial dan spesialisasi.

a. Tingkatan hirarki. Bila suatu organisasi berkembang strukturnya, akan

menimbulkan berbagai masalah komunikasi. Karena berita harus melalui

Page 9: KEPEMIMPINAN

tingkatan (jenjang) tambahan, yang memerlukan waktu lebih lama untuk

mencapai tempat tujuan dan cenderung berkurang ketepatannya. Berita

yang mengalir keatas ataupun ke bawah tingkatan organisasi akan melalui

beberapa “filter”. Setiap tingkatan dalam ranatai komunikasi dapat

menambah, mengurangi, merubah atau sama sekali berbeda dengan berita

aslinya.

b. Wewenang manajerial. Tanpa wewenang untuk membuat keputusan tidak

mungkin manajer dapat mencapai tujuan dengan efektif. Tapi di lain pihak,

pada kenyataannya bahwa seseorang yang mengendalikan orang lain juga

menimbulkan hambatan terhadap komunikasi. Banyak atasan yang merasa

bahwa mereka tidak dapat menerima sepenuhnya kondisi yang membuat

mereka tampak lemah. Sebaliknya, banyak bawahan menghindari situasi

dimana menerka harus mengungkapkan informasi yang membuat mereka

dalam kedudukan yang tidka seimbang. Sebagai hasilnya, akan ada

kesenjangan “leveling” antara atasan dengan bawahan.

c. Spesialisai. Meskipun spesialisai merupakan prinsip dasar organisasi,

namun juga menciptakan masalah-masalah komunikasi, dimana hal ini

cenderung memisahkan orang-orang bahkan bila mereka bekerja saling

berdekatan. Perbedaan fungsi, kepentingan dan istilah pekerjaan dapat

membuat orang-orang merasa bahwa mereka hidup dalam dunia yang

berbeda. Akibatnya dapat menghalangi perasaan memasyarakatkan,

membuat sulit memahami dan mendorong terjadinya kesalahan-kesalahan.

2) Hambatan-hambatan antar Pribadi

Manajer masih akan menghadapi kemungkinan bahwa berita-berita yang

mereka kirim akan berubah atau menyimpang, bahkan jika hambatan

komunikasi organisasional tidak ada. Banyak kesalahan komunikasi

disebabkan oleh madalah ketidak sempurnaan manusia dna bahasa. Manajer

perlu memperhatikan hambatan-hambatan antar pribadi seperti:

a. Persepsi selektif. Persepsi selektif adalah pengharapan yang mengarahkan

seseorang untuk melihat atau mendengar kejadian, orang, objek atau

situasi adalah sesuatu yang dia ingin lihat atau dengar.

b. Status atau kedudukan komunikator. Hambatan utama komunikasi lainnya

adalah kescenderunagan untuk menilai, mempertimbangkan dan

Page 10: KEPEMIMPINAN

membentuk pendapat atas dasar karakteristik pengirim (sumber), terutama

kredibilitas-nya.

c. Keadaan membela diri. Keadaan membela diri menyebabkan ekspresi

wajah, gerakan tubuh, dan pembicaraan tertentu, dan sebaliknya

menginkatkan tingkat pembelaan di pihak lain. Jadi, akan timbul rekasi

rantai defensif. Keadaan ini akan mengakibtkan pendengar lebih

berkonsentrasi pada apa yang akan dikatakan, bukan pada apa yang akan

di dengar.

d. Pendengaran lemah. Manajer perlu mendengar secara efektif agar mampu

mengatasi hambatan ini.

e. Ketidak tepatan penggunaan bahasa. Salah satu kesalahan terbesar yang

dibuat dalam komunikasi addalah anggapan bahwa pengertian terletak

pada “kata-kata” yang digunakan.

d. Negosiasi untuk Mengatasi Konflik

Pengertian Negosiasi

Negosiasi adalah sesuatu yang kita lakukan setiap saat tanpa kita sadari dan

terjadi hampir di setiap aspek kehidupan kita dan merupakan salah satu cara yang

paling efektif untuk mengatasi dan menyelesaikan konflik atau perbedaan

kepentingan. Negosiasi adalah sebuah proses dimana dua atau lebih orang atau

kelompok bersama-sama memberikan perhatian pada minat untuk mendapatkan

sebuah kesepakatan yang akan saling menguntungkan (menguntungkan kedua

belah pihak).

Negosiasi merupakan cara yang lebih baik dalam mencari solusi dibanding

dengan sebuah pengadilan ataupun kekerasan. Untuk mendapatkan solusi terbaik,

negosiasi dilakukan dengan menjalin hubungan yang baik dan dengan

professional. Semua orang memerlukan kemampuan negosiasi yang baik, karena

negosiasi hampir setiap saat terjadi tanpa kita sadari.

Negosiasi yang tidak efektif dalam organisasi akan berdampak :

1) Tidak dapat mempertahankan kontrol emosi dalam diri dan lingkungan.

2) Tidak tercapainya tujuan dikarenakan masing-masing pihak belum dapat

mempunyai persepsi yang sama.

3) Timbulnya suatu konflik yang menyebabkan hubungan menjadi kurang baik

Page 11: KEPEMIMPINAN

4) Timbulnya stress pada orang yang terlibat pada negosiasi.

5) High Cost dalam sisi waktu, pikiran, tenaga dan biaya.

Pendekatan Negosiasi

Integrative Bargaining Strategy

Pada saat pihak negotiator yakin bahwa win-win solution dapat tercapai,

tujuannya adalah menghasilkan satu atau lebih solusi yang baik dan dapat

diterima oleh kedua belah pihak. Pendekatan ini hanya dapat dilakukan jika kedua

belah pihak sepakat untuk lebih mempertahankan hubungan yang baik.

Pendekatan ini juga membutuhkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah

dengan baik dan kreatif, sehingga dapat menghasilkan sebuah tujuan yang dapat

disetujui oleh kedua belah pihak.

Tahap – tahap dalam Negosiasi

1) Preparation and Planing

Adalah kunci sukses dari sebuah negosiai, dimana pada bagian ini kita

mengatur tujuan dan batasan-batasan. Pada tahap ini kita juga harus

mengetahui tipe orang yang akan bernegosiasi dengan kita.

2) Definition of ground rules

Menetapkan prinsip sebuah negosiasi, dengan demikian dapat membantu

dalam merencanakan sebuah strategi yang sukses.

3) Clarification and justification

Untuk memulai negosiasi, harus jelas mengenai suatu kepentingan dan

harapan.

4) Bargaining and problem solving

Dalam tingkatan ini kedua belah pihak akan saling tawar-menawar / akan aktif

dalam menemukan sebuah solusi.

5) Closure and implementation

Adalah kesimpulan akhir dari sebuah negosiasi dimana kedua pihak telah

memiliki sebuah perjanjian / persetujuan yang dibuat didalam suatu surat

perjanjian dan ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Strategi Negosiasi yang efektif

1) Scripting / membuat suatu naskah

Page 12: KEPEMIMPINAN

Salah satu cara yang terbaik pada waktu kita berada pada tahap persiapan

untuk melakukan negosiasi. Dimana pada tahap persiapan kita harus

mengetahui tujuan-tujuan negosiasi, batasan-batasan negosiasi.

2) Framing / membuat suatu kerangka

Sebuah kerangka adalah bagian utama dari sebuah pandangan yang dapat

memberikan sebuah interaksi pada suatu negosiasi. Dengan fokus kepada

suatu prioritas yang diinginkan melalui data dan dasar pemikiran.

3) Managing

Setiap negosiasi dalah suatu kesepakatan untuk mengatur diri sendiri, harapan,

waktu, cara yang mana melalui pendekatan situasi. Mengatur emosi dengan

mendengar dan menjelaskan (kemampuan berkomunikasi) dapat membantu

untuk fokus terhadap permasalahan, tidak dengan bagaimana merespon emosi

itu sendiri.

Gaya-gaya negosiasi

Dalam gaya negosiasi dapat dijelaskan dalam dua dimensi, yaitu :

1) Arah: berbicara tentang cara kita menangani informasi.

2) Kekuatan: berbicara tentang keluwesan kita untuk beranjak dari kedudukan

kita yang semula.

Pihak ketiga dalam Negosiasi

1) Mediator: pihak ketiga yang netral, hanya menjembatani kedua belah pihak

(tidak memiliki kepentingan dalam negosiasi).

2) Arbitrator: pihak ketiga yang netral, dimana pihak ini memiliki kewenangan

yang legal untuk meyatukan dua atau lebih pendapat (masukan atau saran) dari

masalah yang diputuskan arbitrator secara obyektif.

3) Conciliator: pihak ketiga yang dipercaya untuk membuat pendekatan terhadap

keputusan yang akan disetujui dan memberikan keterangan pendekatan apa

saja yang sudah dibuat.

4) Consultant: pihak ketiga yang netral dimana memberi masukan (saran) dalam

melakukan negosiasi.

5) Global Negosiasi: mengurusi negosiasi domestic dengan organisasi atau

perusahaan asing (luar negeri).

Page 13: KEPEMIMPINAN

Hubungan antara Negosiasi dengan Manajemen Diri dan Komunikasi

Kemampuan bernegosiasi memerlukan manajemen diri dan komunikasi

yang baik agar dapat mengetahui motif, pilihan, alternatif, kepribadian, pengaruh

terhadap pengambilan keputusan dan interaksi terhadap orang-orang yang ada di

sekitarnya, sehingga dalam bernegosiasi dapat memiliki gaya komunikasi yang

baik.