kepemimpinan

111
Makalah Psikologi Sosial tentang "Kepemimpinan" BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kepemimpinan merupakan masalah yang telah tua (Friedler, 1967). Sejak manusia berkelompok di situ telah timbul masalah kepemimpina. Ini berarti bahwa kepemimpinan menyangkut kelompok, dan orang yang mengambil pimpinan dalam kelompok. Namun demikian kepemimpinan tidak hanya terlihat pada manusia, tetapi pada kalangan hewanpun tampak juga masalah kepemimpinan ini. Pada dunia hewan pemimpin akan selalu berjalan di depan dan memberikan arah kepada yang dipimpinnya. Pada anak-anak akan terlihat siapa yang menonjol dalam perannya untuk mengatur teman-temannya, dan itulah pimpinannya. Pada gang di kalangan remaja, mereka juga mempunyai pemimpin sendiri dengan ciri-ciri tertentu. Pada dunia mahasiswa terdapat tokoh-tokoh mahasiswa yang dianggap sebagai pemimpin dengan ciri-ciri tertentu pula. B. Rumusan Masalah Makalah ini memuat tentang definisi dari kepemimpinan, menjelaskan jenis-jenis kepemimpinan, fungsi kepemimpinan dalam kelompok, serta teori-teori kepemimpinan dalam kelompok.

Upload: abel-yuki-edwar

Post on 30-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: kepemimpinan

Makalah Psikologi Sosial tentang "Kepemimpinan"

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Masalah kepemimpinan merupakan masalah yang telah tua (Friedler, 1967). Sejak

manusia berkelompok di situ telah timbul masalah kepemimpina. Ini berarti bahwa

kepemimpinan menyangkut kelompok, dan orang yang mengambil pimpinan dalam

kelompok. Namun demikian kepemimpinan tidak hanya terlihat pada manusia, tetapi

pada kalangan hewanpun tampak juga masalah kepemimpinan ini.

Pada dunia hewan pemimpin akan selalu berjalan di depan dan memberikan arah

kepada yang dipimpinnya. Pada anak-anak akan terlihat siapa yang menonjol dalam

perannya untuk mengatur teman-temannya, dan itulah pimpinannya. Pada gang di

kalangan remaja, mereka juga mempunyai pemimpin sendiri dengan ciri-ciri tertentu.

Pada dunia mahasiswa terdapat tokoh-tokoh mahasiswa yang dianggap sebagai pemimpin

dengan ciri-ciri tertentu pula.

B.       Rumusan Masalah

Makalah ini memuat tentang definisi dari kepemimpinan, menjelaskan jenis-jenis

kepemimpinan, fungsi kepemimpinan dalam kelompok, serta teori-teori kepemimpinan

dalam kelompok.

C.      Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi sosial

2.      Menjelaskan kepada pembaca tentang definisi dari kepemimpinan

3.      Menjelaskan mengenai jenis-jenis kepemimpinan

4.      Menjelaskan tentang fungsi kepemimpinan dalam kelompok

5.      Menjelasakan beberapa teori-teori kepemimpinan dalam kelompok

D.    Manfaat Penulisan

Page 2: kepemimpinan

Adapun manfaat penulisan makalah ini, yaitu:

1.      Agar pembaca dapat memahami pengertian kepemimpinan

2.      Supaya pembaca dapat memahami jenis-jenis kepemimpinan

3.      Supaya pembaca memahami fungsi kepemimpinan dalam kelompok

4.      Agar pembaca dapat mengetahui teori-teori kepemimpinan dalam kelompok.

BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Kepemimpinan

Suatu hal yang wajar adanya beberapa pendapat para ahli mengenai kepemimipinan

ini. Hal tersebut antara lain disebabkan karena sudut pandang yang berbeda antara ahli

satu dengan ahli satu dengan ahli yang lain. Kemimpinan (Leadership) adalah

kemampuan dari seseorang (yaitu pemimpin atau leader) untuk mempengaruhi orang lain

(yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya), sehingga orang lain tersebut bertingkah

laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Kadangala dibedakan antara

kepemimpinan sebagai kedudukan dan kepemimpinan sebagai suatu proses sosial.

Sebagai suatu proses sosial, kepemimpinan meliputi segala tindaakan yang dilakukan

seseorang atau sesuatu badan, yang menyebabkan gerak dari masyarakat.

Kepemimpinan ada yang bersifat resmi (formal leadership) yaitu kepemimpinan

yang tersimpul di dalam suatu jabatan, dan ada pula kepemimpinan karena pengakuan

dari masyarakat akan kemampuan seseorang untuk menjalankan kepemimpinan. Suatu

perbedaan yang mencolok antara kepemimpinan yang resmi dengan yang tidak resmi

(informal leadership) adalah bahwa berada di atas landasan-landasan atau peraturan-

peraturan resmi, sehingga dengan demikian daya cakupnya agak terbatas juga.

Kepemimpinan tidak resmi mempunyai ruang lingkup tanpa batas-batas resmi, oleh

karena kepemimpinan tersebut didasarkan atas pengakuan dan kepercayaan masyarakat.

Ukuran benar tidaknya kepemimpinan tidak resmi terletak pada tujuan hasil pelaksanaan

kepemimpinan tersebut yang dianggap menguntungkan atau merugikan masyarakat.

Page 3: kepemimpinan

Walaupun seorang pemimpin yang resmi tidak boleh menyimpang dari peraturan-

peraturan resmi.

Ada beberapa defenisi tentang kepemimpinan yang satu sama lain dapat saling

melengkapi.

1.      Menurut Boring, Langeveld, dan Weld:

Kepemimpinan adalah hubungan dan individu terhadap bentuk suatu kelompok

dengan maksud untuk dapat menyelesaikan beberapa tujuan.

2.      Menurut George R. Terry:

Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar dengan suka rela

bersedia menuju kenyataan tujuan bersama.

3.      Menurut H. Goidhamer dan E. A. Shils

Kepemimpinan adalah tindakan perilaku yang dapat mempengaruhi tingkah laku

orang lain yang dipimpinnya.

4.      Menurut Ordeway Tead

Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk bekerja sama

menuju pada kesesuaian tujuan yang mereka inginkan.

5.      Menurut John Petivner

Kepemimpinan merupakan seni dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan

individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.

Kepemimpinan ditandai leh ciri-ciri kepribadian dimana di dalam suatu situasi yang

khusus mengambil peranan penting dalam usaha mencapai tujuan kelompok bersama-

sama dengan anggota yang lain. Ciri-ciri ini secara fungsional berhubungan dengan

pencapaian tujuan. Pemeliharaan serta memperkuat kelompok.

Dari beberapa perumusan yang berbeda-beda tersebut ternyata bahwa di dalam

setiap masalah kepemimpinan akan terdapat adanya tiga unsur:

1.      Unsur Manusia

Yaitu manusia sebagai pemimpin ataupun sebagai mereka yang dipimpin. Bagaimana

hubungan antara mereka itu didalam situasi kepemimpinan, bagaimana seorang

Page 4: kepemimpinan

pemimpin dan syarat-syarat kepemimpinan itu tanp melukan bagaimana seharusnya

memperlakukan manusia itu sebagai manusia.

2.      Unsur sarana

Yaitu merupaka segala macam prinsip dan teknik kepemimpinan yang dipakai dalam

pelaksanaanya. Termasuk bekal pengetahuan dan pengalaman yang menyangkut masalah

manusia itu sendiri dan kelompok manusia. Dasar ilmu pengetahuan yang digunakan

seperti psikologi, sosiologi, menegemen dan lain sebagainya.

3.      Unsur tujuan

Yaitu merupakan sasaran akhir kearah mana kelompok manusia akan digerakkan untuk

menuju maksud tujuan tertentu. Ketiga unsur tersebut dalam pelaksanaannya selalu ada

dan terjalin erat satu sama lain. (Wiyono Hadikusumo, 1973).

B.       JENIS-JENIS KEPEMIMPINAN

Klasifikasi pemimpin berdasarkan pada cara atau pendekatan yang dilakukan oleh

pemimpin, yaitu:

1.      Kepemimpinan Otoriter

Pemimpin ini menentukan segala-galanya. Semua aktivitas kelompok dijalankan atas

instruksi pemimpin. Pemimpin mengatur dan mendikte anggota. Anggota hanya sebagai

pelaksana perintah pemimpin. Anggota tidak pernah diberitahu tentang rencana-rencana

yang akan dilaksanakan oleh kelompok. Kedudukan pemimpin seolah-olah terpisah dari

yang dipimpin. Sebab pemimpin berhubungan dengan anggota hanya pada saat

memberikan instruksi atau perintah. Pemimpin tidak ikut serta dalam kegiatan kelompok.

Pemimpin otoriter menentukan kebijaksanaan kelompok, ia sendiri yang membuat

sebagian besar perencanaan, ia sendirilah yang secara penuh menentukan kegiatan

kelompok, mendikte kegiatan anggota serta pola antar hubungan anggota, membuat

keputusan atas hadiah dan hukuman bagi anggota. Oleh karena itu nasib setiap individu

di dalam kelompok berada di tangan pemimpin.

Page 5: kepemimpinan

Ada berbagai cara untuk memperkuat dan melindungi status kepemimpinannya,

antara lain dengan mencegah anggota dari keikutsertaan dalam pencapaian tujuan

kelompok, mengontrol keterlibatan anggota menjadi tergantung, dan tujuan kelompok

menjadi tidak jelas.

2.      Kepemimpinan Demokratis

Pemimpinan menempatkan anggota sebagai kawan dan bukan sebagai orang yang

dipekerjakan. Tugas dan kewajiban dijalankan bersama-sama dengan pemimpin.

Tanggung jawab dibagi-bagi di antara semua anggota. Apabila ada kesalahan anggota,

diperingatkan dengan cara yang bijaksana.

Pemimpin demokratis berusaha menampilkan keterlibatan dan keikutsertaan yang

maksimum dari setiap anggota dalam kegiatan kelompok dan dalam menentukan tujuan

kelompok. Ia berusaha membagi tanggung jawab dengan anggotanya. Ia berusaha,

mendorong dan memperkuat hubungan antara individu seluruh kelompok. Ia juga

berusaha mengurangi ketegangan dan konflik dalam kelompok.

3.      Kepemimpinan Liberal

Pemimpin pasif, tidak berpatisipasi dengan kegiatan kelompo. Ia berada di luar

kelompok, pemimpin tidak memimpin tetapi melepaskan anggota-anggotanya. Sir

William Martin Conway mengadakan klasifikasi kepemimpinan berdasarkan atas peranan

sosial yang dibawakan menjadi tiga macam, yaitu:

a.       Crowd Compeller

Ialah macam kepemimpinan yang dilakukan oleh seseorang yang mendapat panggilan

kewajiban untuk melaksanakannya.

b.      Crowd Representative

Kepemimpinan yang dilakukan bersifat sementara, yaitu selama masa pengangkatannya

untuk menduduki jabatan sebagai ketua kelompok. Dan kelompok itulah yang memilih

dia sebagai pemimpinnya.

c.       Crowd Exponent

Pemimpin semacam ini pada saatnya yang tepat dan diperlukan dapat menggerakkan

massa sedemikian hebat dan mengarahkannya pada sasaran tujuan yang dimaksud pula.

Karena pemimpin tersebut dapat menduga apa yang terasa dan yang menjadi keragu-

Page 6: kepemimpinan

raguan mereka, kemudian dapat menggerakkannya sesuai dengan harapan yang

sesungguhnya diinginkannya.

4.      Perkembangan Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan hasil daripada organisasi sosial yang telak terbentuk

atau sebagai hasil dinamika daripada interaksi sosial. Sejak mula kala terbentunya suatu

kelompok sosial seseorang atau beberapa orang di antara warga-warganya melakukan

peranan yang lebih aktif daripada rekan-rekannya, sehingga orang tadi atau beberapa

orang tampak lebih menonjol dari lain-lainnya.

Munculnya seorang pemimpin merupaka hasil dari suatu proses yang dinamis

yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan kelompok tersebut. Apabila dalam saat tersebut

muncul seorang pemimpin, maka kemungkinan besar kelompok-kelompok tersebut akan

mengalami suatu disintegrasi. Tidak munculnya pemimpin tadi adalah mungkin karena

seorang individu yang diharapkan akan menjadi pemimpin, ternyata tidak berhasil

membuka jalan bagi kelompok yang bersangkutan untuk mencapai tujuannya dan bahwa

kebutuhan-kebutuhan warganya tidak terpenuhi.

Sifat-sifat yang diisyaratkan bagi seorang pemimpin, tidaklah sama pada setiap

masyarakat, walaupun tidak jarang ada persamaan-persamaan di sana sini. Di kalangan

masyarakat Indonesia perihal sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin,

antara lain dapat dijumpai dalam apa yang merupakan tradisonal Indonesia, misalnya

dalam “Astra Brata” yang merupakan kumpulan seloka dalam Ramayana, yang memuat

ajaran Sri Rama kepada Bharata, yaitu adiknya dari lain ibu.

Menurut Asta Brata, pada diri seorang raja berkumpul sifat-sifat dari delapan

Dewa yang masing-masing mempunyai kepribadian sendiri. Kedelapan sifat dan

kepribadian itulah yang harus dijalankan oleh seseorang raja (pemimpim) yang baik. Asta

Brata dalam kakawin Ramayana, terdiri dari sepuluh seloka, di mana seloka pertama dan

kedua, pada pokoknya berisikan hal-hal sebagai berikut:

a.         Bahwa Astra Brata merupakan suatu keseluruhan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

b.         Asta Brata memberikan kepastian bahwa seorang pemimpin yang menjalankannya, akan

mempunyai kekuasaan dan kewibawaan sehingga akan dapat menggerakan bawahannya.

Keadaan demikian dapat menghindari terjadinya krisis kepemimpinan. Krisis

Page 7: kepemimpinan

kepemimpinan akan terjadi oleh karena pemimpin tidak berani untuk mengambil

keputusan untuk bertindak dan oleh karena dia tidak jujur.

C.      FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK

Fungsi kepemimpinan adalah banyak dan bervariasi, tergantung dari problem pokok

yang akan dicapai oleh kelompok itu. Reven dan Rubin menyebutkan empat fungsi

pemimpin yaitu:

1.    Membantu menetapkan tujuan kelompok

Pemimpin adalah pembuat policy (policy maker) membantu kelompok dalam

menetapkan tujuan apa yang hendak dicapai. Kemudian merumuskan rencana kerja guna

mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Sebagai pelaksana, pemimpin mengkoordinasi

kegiatan-kegiatan semua anggota kelompok sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

2.    Memelihara kelompok

Selama perjalanan kegiatan kelompok, tidak dapat dielakkan terjadi ketidakcocokan di

antara anggota yang sering diikuti dengan ketegangan dan permusuhan. Pemimpin

diharapkan dapat meredakan ketegangan, perbedaan pendapat, dan secara umum menjaga

keharmonisan kelompok.

3.    Memberi simbol untuk identifikasi

Anggota kelompok suatu ketika memerlukan simbol dimana mereka dapat

mengidentifikasi dirinya seperti misalnya bendera, slogan atau simbol-simbol yang lain,

misalnya untuk gerak jalan dan sebagainya. Pemimpin itu sendiri kadang-kadan juga

sebagai simbol dan kelompoknya. Dengan mengidentifikasi dirinya dengan

pemimpinnya, diharapkan dapat dijaga kesatuan kelompok.

4.    Mewakili kelompok terhadap kelompok lain

Pemimpin mewakili kelompok dalam hubungannya dengaan kelompok atau orang

lain, ia diharapkan dapat memecahkan problem dan ketegangan-ketegangan di antara

kelompok dan membantu kerja kelompok dengan kelompok lain terhadap tujuan umum.

Knech, Crutchfield, dan Ballachey menyebutkan fungsi pemimpin lebih kompleks

lagi. Fungsi itu adalah:

1.    Pemimpin adalah eksekutif

Page 8: kepemimpinan

Peranan pemimpin yang nyata di dalam setiap kelompok adalah sebagai koordinator dan

kegiatan kelompok. Dalam hal ini biasanya pemimpin tidak mengerjakan pekerjaan

kelompok tetapi menugaskan kepada anggota kelompok yang lai, sedangkan pemimpin

yang mengkoordinirnya.

2.    Pemimpin sebagai perencana

Pemimpinlah yang menentukan rencana bagi kelompoknya. Perencanaan ini adalah

sebagai usaha mencapai tujuan kelompoknya.

3.    Pemimpin sebagai pembuat kebijaksanaan (policy-maker)

Salah satu fungsi yang paling penting dari pemimpin adalah menetapan tujuan kelompok

dan kebijaksanaannya.

4.    Pemimpin sebagai orang yang ahli (expert)

Pemimpin kerapkali sebagai sumber informasi dan kecakapan (skill)

5.    Pemimpin sebagai wakil kelompok untuk hubungan keluar

Ia biasanya mewakili kelompoknya untuk berhubungan dengan luar. Ia membawa suara

kelompoknya. Ia sebagai juru bicara (spokesmen) dari kelompoknya. Untuk itu ia harus

dapat menafsirkan kebutuhan kelompoknya secara tepat.

6.    Pemimpin sebagai pengawas hubungan di dalam kelompok

Ia harus menjaga hubungan antara anggota di dalam kelompok itu sebaik-bainya.

7.    Pemimpin sebagai orang yang memberikan hadiah dan hukuman

Pemimpin yang menentukan tindakan-tindakan yang perlu memperoleh hadiah dan

hukuman.

8.    Pemimpin sebagai wasit (pelerai) dan perentara

Dalam mengahadapi konflik-konflik di dalam kelompoknya pemimpin bertindak sebagai

pelerai dan juga perantara, sehingga menghindarkan ketegangan-etegangan yang terjadi

di dalamnya.

9.    Pemimpin sebagai contoh (teladan)

10.  Pemimpin sebagai simbol dan kelompok.

11.    Pemimpin sebagai pengganti tanggung jawab individual (perorangan)

From (1941) menyatakan dalam tulisannya tentang adanya kecenderungan untuk

mendelegasikan atau mewakilkan tanggung jawabnya kepada pemimpinnya dalam

beberapa hal.

Page 9: kepemimpinan

12.    Pemimpin sebagai ideologis

Kadang-kadang pemimpin sebagai orang yang mencetuskan idiologi dari kelompoknya,

ia harus menjaga sumber kepercayaan, nilai-nilai, serta norma daripada anggota

kelompok.

13.    Pemimpin sebagai figur ayah

Dalam banyak hal pemimpin berfungsi sebagai ayah dari anggotaanya. Ia melindungi

secara emosional bagi anggotanya, tempat memperoleh rasa aman dan sebagainya.

14.    Pemimpin sebagai tempat menumpahkan segala kesalahan (scapegoat)

Hal ini sesuai dengan fungsi bahwasanya pemimpin adalah penanggung jawab dari

kelompoknya, sehingga kesalahan itupun, juga menjadi tanggung jawab pemimpin.

D.      TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK

Dalam kepemimpinan terdapat adanya beberapa teori. Bila dilihat dari teori

kepribadian, seseorang pemimpi dilahirkan dengan sifat-sifat kepemimpinannya. Namun

sebaliknya bila pandangan lebih menekankan kepada pengaruh lingkungan, maka

pemimpin itu dibentuk oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan akan memberikan

pengaruh sedemikian rupa hingga akan terbentuklah pemimpin itu.

Stogdill (1974) memberikan gambaran adanya berbagai-bagai macam pendapat atau

teori mengenai pemimpin dan kepemimpinan ini. Teori-teori tersebut adalah:

1.      Greatman Theory

Sementara ahli kena pengaruh pandangan Galton mengenai latr belakang keturunan dari

orang-orang besar (great man), dan mencoba menjelaskan masalah kepemimpinan

dikaitkan dengan keturunan. Kelompo teori ini mempelajari sifat-sifat yang menonjol

dari para pemimpin yang berhasil. Sifat-sifat apa yang dimiliki oleh pemipin tersebut dan

kemudian dikaitkan dengan latar belakang keturunan atau herediternya sebagai faktor

pendukung. Kelompok ahli ini menjurus pada teori traits of leadership.

2.      Environmental Theory

Pandangan ini menempatkan faktor lingkungan yang menyebabkan timbulnya pemimpin.

Keadaan lingkungan menstimulasi seseorang melakukan kegiatan-kegiatan yang

berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapi pada waktu itu, sehingga keadaan

ini menimbulkan pemimpin tertentu. Pendapat atau teori ini tidak memperhatikan aspek-

Page 10: kepemimpinan

aspek predisposisi yang ada pada diri seseorang, sehingga pandangan ini menimbulkan

pendapat bahwa pemimpin itu dibentuk oleh situasi atau keadaan pada waktu itu.

3.      Personal-situasion Theory

Westburg berpendapat bahwa dalam kepemimpinan mencakup baik sifat-sifat yang ada

dalam diri individu (the affective, intelektual, and action traits of the individual) maupun

kondisi dimana individu berada, atau lingungannya (the specific conditions under which

the individual operates). Dengan demikian akan jelas bahwa teori atau pangangan ini

melihat pemimpin merupakan hasil interaksi antara individu dengan kondisi atau situasi

dimana individu berada.

4.      Interaction-expectation Theory

Teori ini lebih melihat pada interaksi antara pemimpin dengan kelmpok yang dipimpin.

Teori ini lebih menitikberatkan dinamika interaksi antara pemimpin dengan yang

dipimpin, dan melalui interaksi ini dapat dijaring keinginan-keinginan atau harapan-

harapan yang dipimpinnya.

5.      Humanistic Theory

Pandangan atau teori ini lebih melihat pada fungsi kepemimpinan untuk mengatur

individu atau kelompok yang dipimpinnya, untuk merealisasikan motivasinya agar dapat

bersama-sama mencapai tujuannya. Oleh karena itu yang penting dalam teori ini ialah

unsur organisasi yang baik, dan dapat memperhatikan kebutuhan-kebutuhan kelompok

yang dipimpinnya.

6.      Exchange Theory

Dengan interaksi diharapkan adanya saling harga-menghargai antara pemimpin dengan

yang dipimpin, sehingga pemimpin dengan yang dipimpin bersama-sama adanya

kepuasan dalam mencpai harapan-harapannya, tujuan atas dasar kebersamaan.

BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Page 11: kepemimpinan

Kemimpinan (Leadership) adalah kemampuan dari seseorang (yaitu pemimpin atau

leader) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya),

sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin

tersebut. Adapun jenis-jenis kepemimpinan yaitu: kepemimpinan otoriter, kepemimpinan

demokratis, kepemimpinan liberal, serta perkembangan kepemimpinan.

Dan fungsi dari kepemimpinan dalam kelompok yaitu, membantu menetapkan tujuan

kelompok, memelihara kelompok, memberi simbol untuk identifikasi, dan mewakili

kelompok terhadap kelompok lain. Dan yang terakhir teori-teori kepemimpinan dalam

kelompo antara lain: greatman theory, environmental theory, personal-situation thery,

interaction-expectation theory, humanistic theory, dan exchange theory.

B.       Saran

Penulis mengaharapkan semoga dengan penulisan makalah ini dapat memberi

manfaat kepada pembaca terutama kita sebagai calon pendidik dan konselor dapat

memahami mengenai pengertian kepemimpinan, jenis-jenis kepemimpinan, fungsi-fungsi

kepemimpinan dalam kelmpok, serta teori-teori kepemimpinan dalam kelompok.

Makalah Psikologi Sosial tentang "Kepemimpinan"

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Masalah kepemimpinan merupakan masalah yang telah tua (Friedler, 1967). Sejak

manusia berkelompok di situ telah timbul masalah kepemimpina. Ini berarti bahwa

kepemimpinan menyangkut kelompok, dan orang yang mengambil pimpinan dalam

kelompok. Namun demikian kepemimpinan tidak hanya terlihat pada manusia, tetapi

pada kalangan hewanpun tampak juga masalah kepemimpinan ini.

Pada dunia hewan pemimpin akan selalu berjalan di depan dan memberikan arah

kepada yang dipimpinnya. Pada anak-anak akan terlihat siapa yang menonjol dalam

perannya untuk mengatur teman-temannya, dan itulah pimpinannya. Pada gang di

kalangan remaja, mereka juga mempunyai pemimpin sendiri dengan ciri-ciri tertentu.

Page 12: kepemimpinan

Pada dunia mahasiswa terdapat tokoh-tokoh mahasiswa yang dianggap sebagai pemimpin

dengan ciri-ciri tertentu pula.

B.       Rumusan Masalah

Makalah ini memuat tentang definisi dari kepemimpinan, menjelaskan jenis-jenis

kepemimpinan, fungsi kepemimpinan dalam kelompok, serta teori-teori kepemimpinan

dalam kelompok.

C.      Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi sosial

2.      Menjelaskan kepada pembaca tentang definisi dari kepemimpinan

3.      Menjelaskan mengenai jenis-jenis kepemimpinan

4.      Menjelaskan tentang fungsi kepemimpinan dalam kelompok

5.      Menjelasakan beberapa teori-teori kepemimpinan dalam kelompok

D.    Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan makalah ini, yaitu:

1.      Agar pembaca dapat memahami pengertian kepemimpinan

2.      Supaya pembaca dapat memahami jenis-jenis kepemimpinan

3.      Supaya pembaca memahami fungsi kepemimpinan dalam kelompok

4.      Agar pembaca dapat mengetahui teori-teori kepemimpinan dalam kelompok.

BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Kepemimpinan

Suatu hal yang wajar adanya beberapa pendapat para ahli mengenai kepemimipinan

ini. Hal tersebut antara lain disebabkan karena sudut pandang yang berbeda antara ahli

satu dengan ahli satu dengan ahli yang lain. Kemimpinan (Leadership) adalah

Page 13: kepemimpinan

kemampuan dari seseorang (yaitu pemimpin atau leader) untuk mempengaruhi orang lain

(yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya), sehingga orang lain tersebut bertingkah

laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Kadangala dibedakan antara

kepemimpinan sebagai kedudukan dan kepemimpinan sebagai suatu proses sosial.

Sebagai suatu proses sosial, kepemimpinan meliputi segala tindaakan yang dilakukan

seseorang atau sesuatu badan, yang menyebabkan gerak dari masyarakat.

Kepemimpinan ada yang bersifat resmi (formal leadership) yaitu kepemimpinan

yang tersimpul di dalam suatu jabatan, dan ada pula kepemimpinan karena pengakuan

dari masyarakat akan kemampuan seseorang untuk menjalankan kepemimpinan. Suatu

perbedaan yang mencolok antara kepemimpinan yang resmi dengan yang tidak resmi

(informal leadership) adalah bahwa berada di atas landasan-landasan atau peraturan-

peraturan resmi, sehingga dengan demikian daya cakupnya agak terbatas juga.

Kepemimpinan tidak resmi mempunyai ruang lingkup tanpa batas-batas resmi, oleh

karena kepemimpinan tersebut didasarkan atas pengakuan dan kepercayaan masyarakat.

Ukuran benar tidaknya kepemimpinan tidak resmi terletak pada tujuan hasil pelaksanaan

kepemimpinan tersebut yang dianggap menguntungkan atau merugikan masyarakat.

Walaupun seorang pemimpin yang resmi tidak boleh menyimpang dari peraturan-

peraturan resmi.

Ada beberapa defenisi tentang kepemimpinan yang satu sama lain dapat saling

melengkapi.

1.      Menurut Boring, Langeveld, dan Weld:

Kepemimpinan adalah hubungan dan individu terhadap bentuk suatu kelompok

dengan maksud untuk dapat menyelesaikan beberapa tujuan.

2.      Menurut George R. Terry:

Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar dengan suka rela

bersedia menuju kenyataan tujuan bersama.

3.      Menurut H. Goidhamer dan E. A. Shils

Kepemimpinan adalah tindakan perilaku yang dapat mempengaruhi tingkah laku

orang lain yang dipimpinnya.

4.      Menurut Ordeway Tead

Page 14: kepemimpinan

Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk bekerja sama

menuju pada kesesuaian tujuan yang mereka inginkan.

5.      Menurut John Petivner

Kepemimpinan merupakan seni dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan

individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.

Kepemimpinan ditandai leh ciri-ciri kepribadian dimana di dalam suatu situasi yang

khusus mengambil peranan penting dalam usaha mencapai tujuan kelompok bersama-

sama dengan anggota yang lain. Ciri-ciri ini secara fungsional berhubungan dengan

pencapaian tujuan. Pemeliharaan serta memperkuat kelompok.

Dari beberapa perumusan yang berbeda-beda tersebut ternyata bahwa di dalam

setiap masalah kepemimpinan akan terdapat adanya tiga unsur:

1.      Unsur Manusia

Yaitu manusia sebagai pemimpin ataupun sebagai mereka yang dipimpin. Bagaimana

hubungan antara mereka itu didalam situasi kepemimpinan, bagaimana seorang

pemimpin dan syarat-syarat kepemimpinan itu tanp melukan bagaimana seharusnya

memperlakukan manusia itu sebagai manusia.

2.      Unsur sarana

Yaitu merupaka segala macam prinsip dan teknik kepemimpinan yang dipakai dalam

pelaksanaanya. Termasuk bekal pengetahuan dan pengalaman yang menyangkut masalah

manusia itu sendiri dan kelompok manusia. Dasar ilmu pengetahuan yang digunakan

seperti psikologi, sosiologi, menegemen dan lain sebagainya.

3.      Unsur tujuan

Yaitu merupakan sasaran akhir kearah mana kelompok manusia akan digerakkan untuk

menuju maksud tujuan tertentu. Ketiga unsur tersebut dalam pelaksanaannya selalu ada

dan terjalin erat satu sama lain. (Wiyono Hadikusumo, 1973).

B.       JENIS-JENIS KEPEMIMPINAN

Page 15: kepemimpinan

Klasifikasi pemimpin berdasarkan pada cara atau pendekatan yang dilakukan oleh

pemimpin, yaitu:

1.      Kepemimpinan Otoriter

Pemimpin ini menentukan segala-galanya. Semua aktivitas kelompok dijalankan atas

instruksi pemimpin. Pemimpin mengatur dan mendikte anggota. Anggota hanya sebagai

pelaksana perintah pemimpin. Anggota tidak pernah diberitahu tentang rencana-rencana

yang akan dilaksanakan oleh kelompok. Kedudukan pemimpin seolah-olah terpisah dari

yang dipimpin. Sebab pemimpin berhubungan dengan anggota hanya pada saat

memberikan instruksi atau perintah. Pemimpin tidak ikut serta dalam kegiatan kelompok.

Pemimpin otoriter menentukan kebijaksanaan kelompok, ia sendiri yang membuat

sebagian besar perencanaan, ia sendirilah yang secara penuh menentukan kegiatan

kelompok, mendikte kegiatan anggota serta pola antar hubungan anggota, membuat

keputusan atas hadiah dan hukuman bagi anggota. Oleh karena itu nasib setiap individu

di dalam kelompok berada di tangan pemimpin.

Ada berbagai cara untuk memperkuat dan melindungi status kepemimpinannya,

antara lain dengan mencegah anggota dari keikutsertaan dalam pencapaian tujuan

kelompok, mengontrol keterlibatan anggota menjadi tergantung, dan tujuan kelompok

menjadi tidak jelas.

2.      Kepemimpinan Demokratis

Pemimpinan menempatkan anggota sebagai kawan dan bukan sebagai orang yang

dipekerjakan. Tugas dan kewajiban dijalankan bersama-sama dengan pemimpin.

Tanggung jawab dibagi-bagi di antara semua anggota. Apabila ada kesalahan anggota,

diperingatkan dengan cara yang bijaksana.

Pemimpin demokratis berusaha menampilkan keterlibatan dan keikutsertaan yang

maksimum dari setiap anggota dalam kegiatan kelompok dan dalam menentukan tujuan

kelompok. Ia berusaha membagi tanggung jawab dengan anggotanya. Ia berusaha,

mendorong dan memperkuat hubungan antara individu seluruh kelompok. Ia juga

berusaha mengurangi ketegangan dan konflik dalam kelompok.

3.      Kepemimpinan Liberal

Pemimpin pasif, tidak berpatisipasi dengan kegiatan kelompo. Ia berada di luar

kelompok, pemimpin tidak memimpin tetapi melepaskan anggota-anggotanya. Sir

Page 16: kepemimpinan

William Martin Conway mengadakan klasifikasi kepemimpinan berdasarkan atas peranan

sosial yang dibawakan menjadi tiga macam, yaitu:

a.       Crowd Compeller

Ialah macam kepemimpinan yang dilakukan oleh seseorang yang mendapat panggilan

kewajiban untuk melaksanakannya.

b.      Crowd Representative

Kepemimpinan yang dilakukan bersifat sementara, yaitu selama masa pengangkatannya

untuk menduduki jabatan sebagai ketua kelompok. Dan kelompok itulah yang memilih

dia sebagai pemimpinnya.

c.       Crowd Exponent

Pemimpin semacam ini pada saatnya yang tepat dan diperlukan dapat menggerakkan

massa sedemikian hebat dan mengarahkannya pada sasaran tujuan yang dimaksud pula.

Karena pemimpin tersebut dapat menduga apa yang terasa dan yang menjadi keragu-

raguan mereka, kemudian dapat menggerakkannya sesuai dengan harapan yang

sesungguhnya diinginkannya.

4.      Perkembangan Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan hasil daripada organisasi sosial yang telak terbentuk

atau sebagai hasil dinamika daripada interaksi sosial. Sejak mula kala terbentunya suatu

kelompok sosial seseorang atau beberapa orang di antara warga-warganya melakukan

peranan yang lebih aktif daripada rekan-rekannya, sehingga orang tadi atau beberapa

orang tampak lebih menonjol dari lain-lainnya.

Munculnya seorang pemimpin merupaka hasil dari suatu proses yang dinamis

yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan kelompok tersebut. Apabila dalam saat tersebut

muncul seorang pemimpin, maka kemungkinan besar kelompok-kelompok tersebut akan

mengalami suatu disintegrasi. Tidak munculnya pemimpin tadi adalah mungkin karena

seorang individu yang diharapkan akan menjadi pemimpin, ternyata tidak berhasil

membuka jalan bagi kelompok yang bersangkutan untuk mencapai tujuannya dan bahwa

kebutuhan-kebutuhan warganya tidak terpenuhi.

Sifat-sifat yang diisyaratkan bagi seorang pemimpin, tidaklah sama pada setiap

masyarakat, walaupun tidak jarang ada persamaan-persamaan di sana sini. Di kalangan

masyarakat Indonesia perihal sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin,

Page 17: kepemimpinan

antara lain dapat dijumpai dalam apa yang merupakan tradisonal Indonesia, misalnya

dalam “Astra Brata” yang merupakan kumpulan seloka dalam Ramayana, yang memuat

ajaran Sri Rama kepada Bharata, yaitu adiknya dari lain ibu.

Menurut Asta Brata, pada diri seorang raja berkumpul sifat-sifat dari delapan

Dewa yang masing-masing mempunyai kepribadian sendiri. Kedelapan sifat dan

kepribadian itulah yang harus dijalankan oleh seseorang raja (pemimpim) yang baik. Asta

Brata dalam kakawin Ramayana, terdiri dari sepuluh seloka, di mana seloka pertama dan

kedua, pada pokoknya berisikan hal-hal sebagai berikut:

a.         Bahwa Astra Brata merupakan suatu keseluruhan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

b.         Asta Brata memberikan kepastian bahwa seorang pemimpin yang menjalankannya, akan

mempunyai kekuasaan dan kewibawaan sehingga akan dapat menggerakan bawahannya.

Keadaan demikian dapat menghindari terjadinya krisis kepemimpinan. Krisis

kepemimpinan akan terjadi oleh karena pemimpin tidak berani untuk mengambil

keputusan untuk bertindak dan oleh karena dia tidak jujur.

C.      FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK

Fungsi kepemimpinan adalah banyak dan bervariasi, tergantung dari problem pokok

yang akan dicapai oleh kelompok itu. Reven dan Rubin menyebutkan empat fungsi

pemimpin yaitu:

1.    Membantu menetapkan tujuan kelompok

Pemimpin adalah pembuat policy (policy maker) membantu kelompok dalam

menetapkan tujuan apa yang hendak dicapai. Kemudian merumuskan rencana kerja guna

mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Sebagai pelaksana, pemimpin mengkoordinasi

kegiatan-kegiatan semua anggota kelompok sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

2.    Memelihara kelompok

Selama perjalanan kegiatan kelompok, tidak dapat dielakkan terjadi ketidakcocokan di

antara anggota yang sering diikuti dengan ketegangan dan permusuhan. Pemimpin

diharapkan dapat meredakan ketegangan, perbedaan pendapat, dan secara umum menjaga

keharmonisan kelompok.

3.    Memberi simbol untuk identifikasi

Page 18: kepemimpinan

Anggota kelompok suatu ketika memerlukan simbol dimana mereka dapat

mengidentifikasi dirinya seperti misalnya bendera, slogan atau simbol-simbol yang lain,

misalnya untuk gerak jalan dan sebagainya. Pemimpin itu sendiri kadang-kadan juga

sebagai simbol dan kelompoknya. Dengan mengidentifikasi dirinya dengan

pemimpinnya, diharapkan dapat dijaga kesatuan kelompok.

4.    Mewakili kelompok terhadap kelompok lain

Pemimpin mewakili kelompok dalam hubungannya dengaan kelompok atau orang

lain, ia diharapkan dapat memecahkan problem dan ketegangan-ketegangan di antara

kelompok dan membantu kerja kelompok dengan kelompok lain terhadap tujuan umum.

Knech, Crutchfield, dan Ballachey menyebutkan fungsi pemimpin lebih kompleks

lagi. Fungsi itu adalah:

1.    Pemimpin adalah eksekutif

Peranan pemimpin yang nyata di dalam setiap kelompok adalah sebagai koordinator dan

kegiatan kelompok. Dalam hal ini biasanya pemimpin tidak mengerjakan pekerjaan

kelompok tetapi menugaskan kepada anggota kelompok yang lai, sedangkan pemimpin

yang mengkoordinirnya.

2.    Pemimpin sebagai perencana

Pemimpinlah yang menentukan rencana bagi kelompoknya. Perencanaan ini adalah

sebagai usaha mencapai tujuan kelompoknya.

3.    Pemimpin sebagai pembuat kebijaksanaan (policy-maker)

Salah satu fungsi yang paling penting dari pemimpin adalah menetapan tujuan kelompok

dan kebijaksanaannya.

4.    Pemimpin sebagai orang yang ahli (expert)

Pemimpin kerapkali sebagai sumber informasi dan kecakapan (skill)

5.    Pemimpin sebagai wakil kelompok untuk hubungan keluar

Ia biasanya mewakili kelompoknya untuk berhubungan dengan luar. Ia membawa suara

kelompoknya. Ia sebagai juru bicara (spokesmen) dari kelompoknya. Untuk itu ia harus

dapat menafsirkan kebutuhan kelompoknya secara tepat.

6.    Pemimpin sebagai pengawas hubungan di dalam kelompok

Ia harus menjaga hubungan antara anggota di dalam kelompok itu sebaik-bainya.

Page 19: kepemimpinan

7.    Pemimpin sebagai orang yang memberikan hadiah dan hukuman

Pemimpin yang menentukan tindakan-tindakan yang perlu memperoleh hadiah dan

hukuman.

8.    Pemimpin sebagai wasit (pelerai) dan perentara

Dalam mengahadapi konflik-konflik di dalam kelompoknya pemimpin bertindak sebagai

pelerai dan juga perantara, sehingga menghindarkan ketegangan-etegangan yang terjadi

di dalamnya.

9.    Pemimpin sebagai contoh (teladan)

10.  Pemimpin sebagai simbol dan kelompok.

11.    Pemimpin sebagai pengganti tanggung jawab individual (perorangan)

From (1941) menyatakan dalam tulisannya tentang adanya kecenderungan untuk

mendelegasikan atau mewakilkan tanggung jawabnya kepada pemimpinnya dalam

beberapa hal.

12.    Pemimpin sebagai ideologis

Kadang-kadang pemimpin sebagai orang yang mencetuskan idiologi dari kelompoknya,

ia harus menjaga sumber kepercayaan, nilai-nilai, serta norma daripada anggota

kelompok.

13.    Pemimpin sebagai figur ayah

Dalam banyak hal pemimpin berfungsi sebagai ayah dari anggotaanya. Ia melindungi

secara emosional bagi anggotanya, tempat memperoleh rasa aman dan sebagainya.

14.    Pemimpin sebagai tempat menumpahkan segala kesalahan (scapegoat)

Hal ini sesuai dengan fungsi bahwasanya pemimpin adalah penanggung jawab dari

kelompoknya, sehingga kesalahan itupun, juga menjadi tanggung jawab pemimpin.

D.      TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK

Dalam kepemimpinan terdapat adanya beberapa teori. Bila dilihat dari teori

kepribadian, seseorang pemimpi dilahirkan dengan sifat-sifat kepemimpinannya. Namun

sebaliknya bila pandangan lebih menekankan kepada pengaruh lingkungan, maka

pemimpin itu dibentuk oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan akan memberikan

pengaruh sedemikian rupa hingga akan terbentuklah pemimpin itu.

Page 20: kepemimpinan

Stogdill (1974) memberikan gambaran adanya berbagai-bagai macam pendapat atau

teori mengenai pemimpin dan kepemimpinan ini. Teori-teori tersebut adalah:

1.      Greatman Theory

Sementara ahli kena pengaruh pandangan Galton mengenai latr belakang keturunan dari

orang-orang besar (great man), dan mencoba menjelaskan masalah kepemimpinan

dikaitkan dengan keturunan. Kelompo teori ini mempelajari sifat-sifat yang menonjol

dari para pemimpin yang berhasil. Sifat-sifat apa yang dimiliki oleh pemipin tersebut dan

kemudian dikaitkan dengan latar belakang keturunan atau herediternya sebagai faktor

pendukung. Kelompok ahli ini menjurus pada teori traits of leadership.

2.      Environmental Theory

Pandangan ini menempatkan faktor lingkungan yang menyebabkan timbulnya pemimpin.

Keadaan lingkungan menstimulasi seseorang melakukan kegiatan-kegiatan yang

berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapi pada waktu itu, sehingga keadaan

ini menimbulkan pemimpin tertentu. Pendapat atau teori ini tidak memperhatikan aspek-

aspek predisposisi yang ada pada diri seseorang, sehingga pandangan ini menimbulkan

pendapat bahwa pemimpin itu dibentuk oleh situasi atau keadaan pada waktu itu.

3.      Personal-situasion Theory

Westburg berpendapat bahwa dalam kepemimpinan mencakup baik sifat-sifat yang ada

dalam diri individu (the affective, intelektual, and action traits of the individual) maupun

kondisi dimana individu berada, atau lingungannya (the specific conditions under which

the individual operates). Dengan demikian akan jelas bahwa teori atau pangangan ini

melihat pemimpin merupakan hasil interaksi antara individu dengan kondisi atau situasi

dimana individu berada.

4.      Interaction-expectation Theory

Teori ini lebih melihat pada interaksi antara pemimpin dengan kelmpok yang dipimpin.

Teori ini lebih menitikberatkan dinamika interaksi antara pemimpin dengan yang

dipimpin, dan melalui interaksi ini dapat dijaring keinginan-keinginan atau harapan-

harapan yang dipimpinnya.

5.      Humanistic Theory

Pandangan atau teori ini lebih melihat pada fungsi kepemimpinan untuk mengatur

individu atau kelompok yang dipimpinnya, untuk merealisasikan motivasinya agar dapat

Page 21: kepemimpinan

bersama-sama mencapai tujuannya. Oleh karena itu yang penting dalam teori ini ialah

unsur organisasi yang baik, dan dapat memperhatikan kebutuhan-kebutuhan kelompok

yang dipimpinnya.

6.      Exchange Theory

Dengan interaksi diharapkan adanya saling harga-menghargai antara pemimpin dengan

yang dipimpin, sehingga pemimpin dengan yang dipimpin bersama-sama adanya

kepuasan dalam mencpai harapan-harapannya, tujuan atas dasar kebersamaan.

BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Kemimpinan (Leadership) adalah kemampuan dari seseorang (yaitu pemimpin atau

leader) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya),

sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin

tersebut. Adapun jenis-jenis kepemimpinan yaitu: kepemimpinan otoriter, kepemimpinan

demokratis, kepemimpinan liberal, serta perkembangan kepemimpinan.

Dan fungsi dari kepemimpinan dalam kelompok yaitu, membantu menetapkan tujuan

kelompok, memelihara kelompok, memberi simbol untuk identifikasi, dan mewakili

kelompok terhadap kelompok lain. Dan yang terakhir teori-teori kepemimpinan dalam

kelompo antara lain: greatman theory, environmental theory, personal-situation thery,

interaction-expectation theory, humanistic theory, dan exchange theory.

B.       Saran

Penulis mengaharapkan semoga dengan penulisan makalah ini dapat memberi

manfaat kepada pembaca terutama kita sebagai calon pendidik dan konselor dapat

memahami mengenai pengertian kepemimpinan, jenis-jenis kepemimpinan, fungsi-fungsi

kepemimpinan dalam kelmpok, serta teori-teori kepemimpinan dalam kelompok.

Page 22: kepemimpinan

Ringkasan Pengantar Psikologi Halaman 1-17 in Paper Kuliah, Pengantar Psikologi, Tugas Mahasiswa - on 8:27:00 PM

Ringkasan Pengantar Psikologi Halaman 1-17

Secara bahasa psikologi berasal dari perkataan psyche yang diartikan jiwa dan perkataan

logos yang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan.  Karena itu psikologi sering diartikan

dengan ilmu pengetahuan tentang jiwa atau disingkat dengan ilmu jiwa.

Ilmu jiwa belum tentu psychology, tetapi psychology itu senantiasa ilmu jiwa (Gerungan,

1966:6)

“Psychologi as branch of science, psychology has been defined in various way,

according to the particular method of approach adopted or field of sturdy proposed by

the individual psychologist” (Drever, 1960:227)

Menurut Wundt (Lihat Dvidoff, 1981) Psikologi itu merupakan ilmu tentang kesadaran

manusia (the science of human consciousness) 

Menurut Woodwort dan marquis (1957) mengajukan pendapat bahwa yang dimaksud

dengan psikologi itu merupakan ilmu tentang aktivitas-aktivitas individu.

Branca (1964) dalam bukunya Psychology: The science of Behavior, yang dimaksud

dengan psikologi itu merupakan ilmu tentang tingkah laku. Pendapat  ini juga didukung

oleh Morgan  dkk (1984:4), Sertain dkk.

Tingkah laku tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus

atau rangsangan yang mengenai individu atau organism.  R = f(S,O), dengan pengertian

R adalah Respon; f = finsi; S= stimulus; dan O= Organisme. Formulasi ini berarti bahwa

respons merupakan fungsi atau bergantung pada stimulus dan organisme (Woodwort dan

Schlosberg, 1971), namun ada pula rumus B = f(E,O) dengan pengertian B = Behavior

atau tingkah laku; f= fungsi; E= environment atau lingkungan; dan O=Organisme, pada

dasarnya tidak beda dengan yang di atas bahwa tingkah laku itu  bergantung dari

lingkungan dan organisme itu sendiri. Dapat disimpulkan bahwa dalam tingkah laku

organisme tidak dapat  lepas  dari pengaruh lingkungan dan organisme itu sendiri.

Page 23: kepemimpinan

Tingkah laku pada manusia dibedakan menjadi dua:

a. Tingkah laku yang refleksif: Tingkah laku yang terjadi secara spontan terhadap

stimulus yang mengenai organisme tersebut. Missal : Kedip mata bila terkena

sinar; menarik jari bila kena api dan lain-lain.

b. Tingkah laku yang non-refleksif: Tingkah laku yang dikendalikan atau diatur 

oleh pusat kesadaran otak. Dalam kaitan ini stimulus setelah diterima oleh

reseptor kemudian diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran, lalu

terjadi respons melalui afektor. Proses yang terjadi dalam otak atau pusat

kesadaran ini disebut dengan proses psikologis. Tingkah laku atau aktivitas inilah

disebut dengan aktivitas psikologis atau tingkah laku psikologis (Branca, 1964).

Hubungan Psikologi dengan ilmu lain:

a. Hubungan psikologi dengan biologi

Biologi dan psikologi sama-sama membicarakan manusia sekalipun masing-masing ilmu

itu meninjau dari sudut yang berlainan, namun pada segi-segi tertentu ada titik temunya.

b. Hubungan psikologi dengan sosiologi

Tinjauan penting sisiologi adalah hidup bermasyarakat, sedangkan psikologi adalah

bahwa tingkah laku adalah manifestasi hidup kejiwaan, yang didorong oleh motif

tertentuhingga manusia itu bertingkah laku atau berbuat.

c. Hubungan psikologi dengan filsafat

Sekalipun pada akhirnya psikologi memisahkandiri dari filsafat, namun antara psikologi

dan filsafat masih ada hubungan terutama menyangkut sifat hakekat tujuan dari ilmu

pengetahuan.

d. Hubungan psikologi dengan Ilmu Pengetahuan Alam: Merupakan suatu kenyataan

karena pengaruh ilmu pengetahuan alam, psikologi mendapatkan kemajuan yang

cukup cepat, sehingga akhirnya psikologi dapat diakui sebagai suatu ilmu yang

berdiri sendiri; meskipun pada akhirnya ternyata metode ilmu pengetahuan alam

kurang mungkin digunakan seluruhnya terhadap spikologi, karena perbedaan

objeknya. Ilmu pengetahuan alam berobjekkan benda-benda mati, sedangkan

Page 24: kepemimpinan

psikologi berobjekkan manusia yang hidup, sebagai makhluk yang dinamis,

berkebudayaan, berkembang dan dapat berubah setiap saat.

Dari seggi objeknya psikologi dibedakan menjadi dua golongan:

a. Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia.

b. Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan, yang umumnya disebut

psikologi hewan.

Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia di bagi menjadi dua:

a. Psikologi umum: yang mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas

psikis manusia yang tercermin dalam tingkah laku pada umumnya.

b. Psikologi Khusus: yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan dari

aktivitas-aktivitas psikis manusia. Psikologi khusus ini bermacam-macam, antara

lain:

1.       Psikologi perkembanggan

2.       Psikologi sosial

3.       Psikologi pendidikan

4.       Psikologi keperibadian

5.       Psikopantologi

6.       Psikologi kriminal

7.       Psikologi perusah

Ringkasan Pengantar Psikologi Halaman 1-17 in Paper Kuliah, Pengantar Psikologi, Tugas Mahasiswa - on 8:27:00 PM

Ringkasan Pengantar Psikologi Halaman 1-17

Secara bahasa psikologi berasal dari perkataan psyche yang diartikan jiwa dan perkataan

logos yang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan.  Karena itu psikologi sering diartikan

dengan ilmu pengetahuan tentang jiwa atau disingkat dengan ilmu jiwa.

Page 25: kepemimpinan

Ilmu jiwa belum tentu psychology, tetapi psychology itu senantiasa ilmu jiwa (Gerungan,

1966:6)

“Psychologi as branch of science, psychology has been defined in various way,

according to the particular method of approach adopted or field of sturdy proposed by

the individual psychologist” (Drever, 1960:227)

Menurut Wundt (Lihat Dvidoff, 1981) Psikologi itu merupakan ilmu tentang kesadaran

manusia (the science of human consciousness) 

Menurut Woodwort dan marquis (1957) mengajukan pendapat bahwa yang dimaksud

dengan psikologi itu merupakan ilmu tentang aktivitas-aktivitas individu.

Branca (1964) dalam bukunya Psychology: The science of Behavior, yang dimaksud

dengan psikologi itu merupakan ilmu tentang tingkah laku. Pendapat  ini juga didukung

oleh Morgan  dkk (1984:4), Sertain dkk.

Tingkah laku tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus

atau rangsangan yang mengenai individu atau organism.  R = f(S,O), dengan pengertian

R adalah Respon; f = finsi; S= stimulus; dan O= Organisme. Formulasi ini berarti bahwa

respons merupakan fungsi atau bergantung pada stimulus dan organisme (Woodwort dan

Schlosberg, 1971), namun ada pula rumus B = f(E,O) dengan pengertian B = Behavior

atau tingkah laku; f= fungsi; E= environment atau lingkungan; dan O=Organisme, pada

dasarnya tidak beda dengan yang di atas bahwa tingkah laku itu  bergantung dari

lingkungan dan organisme itu sendiri. Dapat disimpulkan bahwa dalam tingkah laku

organisme tidak dapat  lepas  dari pengaruh lingkungan dan organisme itu sendiri.

Tingkah laku pada manusia dibedakan menjadi dua:

a. Tingkah laku yang refleksif: Tingkah laku yang terjadi secara spontan terhadap

stimulus yang mengenai organisme tersebut. Missal : Kedip mata bila terkena

sinar; menarik jari bila kena api dan lain-lain.

b. Tingkah laku yang non-refleksif: Tingkah laku yang dikendalikan atau diatur 

oleh pusat kesadaran otak. Dalam kaitan ini stimulus setelah diterima oleh

reseptor kemudian diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran, lalu

terjadi respons melalui afektor. Proses yang terjadi dalam otak atau pusat

Page 26: kepemimpinan

kesadaran ini disebut dengan proses psikologis. Tingkah laku atau aktivitas inilah

disebut dengan aktivitas psikologis atau tingkah laku psikologis (Branca, 1964).

Hubungan Psikologi dengan ilmu lain:

a. Hubungan psikologi dengan biologi

Biologi dan psikologi sama-sama membicarakan manusia sekalipun masing-masing ilmu

itu meninjau dari sudut yang berlainan, namun pada segi-segi tertentu ada titik temunya.

b. Hubungan psikologi dengan sosiologi

Tinjauan penting sisiologi adalah hidup bermasyarakat, sedangkan psikologi adalah

bahwa tingkah laku adalah manifestasi hidup kejiwaan, yang didorong oleh motif

tertentuhingga manusia itu bertingkah laku atau berbuat.

c. Hubungan psikologi dengan filsafat

Sekalipun pada akhirnya psikologi memisahkandiri dari filsafat, namun antara psikologi

dan filsafat masih ada hubungan terutama menyangkut sifat hakekat tujuan dari ilmu

pengetahuan.

d. Hubungan psikologi dengan Ilmu Pengetahuan Alam: Merupakan suatu kenyataan

karena pengaruh ilmu pengetahuan alam, psikologi mendapatkan kemajuan yang

cukup cepat, sehingga akhirnya psikologi dapat diakui sebagai suatu ilmu yang

berdiri sendiri; meskipun pada akhirnya ternyata metode ilmu pengetahuan alam

kurang mungkin digunakan seluruhnya terhadap spikologi, karena perbedaan

objeknya. Ilmu pengetahuan alam berobjekkan benda-benda mati, sedangkan

psikologi berobjekkan manusia yang hidup, sebagai makhluk yang dinamis,

berkebudayaan, berkembang dan dapat berubah setiap saat.

Dari seggi objeknya psikologi dibedakan menjadi dua golongan:

a. Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia.

b. Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan, yang umumnya disebut

psikologi hewan.

Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia di bagi menjadi dua:

Page 27: kepemimpinan

a. Psikologi umum: yang mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas

psikis manusia yang tercermin dalam tingkah laku pada umumnya.

b. Psikologi Khusus: yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan dari

aktivitas-aktivitas psikis manusia. Psikologi khusus ini bermacam-macam, antara

lain:

1.       Psikologi perkembanggan

2.       Psikologi sosial

3.       Psikologi pendidikan

4.       Psikologi keperibadian

5.       Psikopantologi

6.       Psikologi kriminal

7.       Psikologi perusah

Page 28: kepemimpinan

PENGERTIAN PSIKOLOGI, OBYEK PSIKOLOGI DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI

PENGERTIAN PSIKOLOGI, OBYEK PSIKOLOGI

 DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI

MakalahDiajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Psikologi Semester Dua

di STIT Raden Santri Cabang Gresik

Guru Pembimbing :

Dra. Hj. Sri Astutik

Disusun oleh :

Abdul Jalil

NIM : 2010012231

 

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH RADEN SANTRI GRESIK

Tahun 2010

KATA PENGANTAR

 

Bismillahirrahmanirrahiim

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan resume ini, yang berjudul: “Pengertian Psikologi, Obyek dan Ruang Lingkup”.

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing umat dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang yang diridhoi oleh Allah SWT yaitu agama Islam.

Page 29: kepemimpinan

Walaupun penulis sudah berupaya semaksimal mungkin, demi terselesainya karya ilmiah ini, penulis tetap menyadari bahwa kemampuan penulis jauh dari kesempurnaan, dan sudah pasti masih banyak kekurangannya. Sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun semangat penulis yang sangat penulis harapkan.

Dan atas terselesaikannya penyusunan makalah ini, tak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dosen Dr. Hj. Sri Astutik selaku dosen mata kuliah Pengantar Psikologi yang telah membimbing dan mendidik penulis sehingga penulis menjadi mahasiswa yang berilmu.

2. Teman-teman yang membantu penulis dalam penulisan makalah ini.3. Semua pihak yang telah membantu penulis demi terselesainya makalah ini.

Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Amin Ya Rabbal ‘Alamin

Penulis

1. A.    PENGERTIAN PSIKOLOGI

“Psikologi” berasal dari perkataan Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya, atau disebut dengan  ilmu jiwa.

Berbicara tentang jiwa, terlebih dahulu kita harus dapat membedakan antara nyawa dengan jiwa. Nyawa adalah daya jasmaniah yang adanya tergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan perbuatan badaniah, yaitu perbuatan yang di timbulkan oleh proses belajar. Misalnya : insting, refleks, nafsu dan sebagainya. Jika jasmani mati, maka mati pulalah nyawanya.

Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi (personal behavior) dari hewan tingkat tinggi dan manusia. Perbutan pribadi ialah perbuatan sebagai hasil proses belajar yang di mungkinkan oleh keadaan jasmani, rohaniah, sosial dan lingkungan. Proses belajar  ialah proses untuk meningkatkan kepribadian (personality ) dengan jalan berusaha mendapatkan pengertian baru, nilai-nilai baru, dan kecakapan baru, sehingga ia dapat berbuat yang lebih sukses, dalam menghadapi kontradiksi-kontradiksi dalam hidup. Jadi jiwa mengandung pengertian-pengertian, nilai-nilai kebudayaan dan kecakapan-kecakapan[1].

Psikologi sendiri mempunyai banyak pengertian, diantaranya :

Page 30: kepemimpinan

1. Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Psikologi adalah ilmu yang berkaitan dengan proses-proses mental baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada prilaku.

2. Menurut Ernest Hilgert (1957) psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan lainnya.

3. Menurut George A, Miller psikologi adalah ilmu yang berusaha menguraikan , meramalkan dan mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku.

4. Menurut Clifford T. Morgan psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan.

5. Menurut Chaplin psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai prilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organism dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan.

6. Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.

7. Menurut Plato dan Aristoteles, psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakekat jiwa serta prosesnya[2].

Pengertian psikologi diatas menunjukkan beragamnya pendapat para ahli psikologi. Perbedaan tersebut bermuasal pada adanya perbedaan titik berangkat para ahli dalam mempelajari dan membahas kehidupan jiwa yang kompleks ini. Dan dari pengertian tersebut paling tidak dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu, dimana individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya[3].

 

 

1. B.     OYEK STUDI DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI

Objek Psikologi dibagi menjadi 2, yaitu :

 

1. Objek Material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari atau diselidiki, atau suatu unsure yang ditentukan atau sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran, objek material mencakup apa saja, baik hal-hal konkret (kerohanian, nilai-nilai, ide-ide). Objeknya yaitu manusia[4].

 

1. Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal juga digunakan sebagai pembeda ilmu yang satu dengan ilmu yang lain ( psikologi, antropologi, sosiologi, dan lain-lain). Objeknya

Page 31: kepemimpinan

yaitu dari segi tingkah laku manusia, objek tersebut bersifat empiris atau nyata, yang dapat diobservasi untuk memorediksi, menggambarkan sesuatu yang dilihat. Caranya melihat gerak gerik seseorang bagaimana ia melakukan sesuatu dan melihat dari matanya[5].

Dalam resume ini tidak akan dibicarakan psikologi yang membicarakan hewan atau psikologi hewan, melainkan membicarakan tentang psikologi yang berobyekkan manusia. Yang sampai saat ini dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Psikologi Umum

Psikologi umum adalah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktifitas-aktifitas psikis manusia pada umumnya yang dewasa, yang normal, dan yang beradab (berkultur)[6].

 

 

Macam-macam psikologi umum :

a)      Psikologi perkembangan

Psikolgi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua yang mencakuo psikologi anak, psikologi puber atau adolesensi ( psikologi pemuda ), psikologi orang dewasa, psikologi orang tua.

b)      Psikologi sosial

Psikologi yang khusus membicarakan tentang tingkah laku atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi sosial.

c)      Psikologi pendidikan

Psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah diterima, bagaimana cara belajar dan sebagainya.

d)     Psikologi kepribadian dan tipologi

Psikologi yang khusus menguraikan tentang struktur pribadi manusia, mengenai tipe-tipe kepribadian manusia.

e)      PsikopatologiPsikologi yang khusus menguraikan mengenai keadaan psikis yang tidak norman atau abnormal

Page 32: kepemimpinan

f)       Psikologi Kriminil

Psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal kejahatan atau kriminalitas.

g)      Psikologi perusahaan

Psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal perusahaan

 

1. Psikologi Khusus

Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivitas-aktivitas psikis manusia. Hal-hal yang khusus yang menyimpang dari hal-hal yang umum dibicarakan dalam psikologi khusus.

 

PENGERTIAN PSIKOLOGI, OBYEK PSIKOLOGI DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI

PENGERTIAN PSIKOLOGI, OBYEK PSIKOLOGI

 DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI

MakalahDiajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Psikologi Semester Dua

di STIT Raden Santri Cabang Gresik

Guru Pembimbing :

Dra. Hj. Sri Astutik

Disusun oleh :

Abdul Jalil

NIM : 2010012231

 

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH RADEN SANTRI GRESIK

Tahun 2010

Page 33: kepemimpinan

KATA PENGANTAR

 

Bismillahirrahmanirrahiim

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan resume ini, yang berjudul: “Pengertian Psikologi, Obyek dan Ruang Lingkup”.

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing umat dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang yang diridhoi oleh Allah SWT yaitu agama Islam.

Walaupun penulis sudah berupaya semaksimal mungkin, demi terselesainya karya ilmiah ini, penulis tetap menyadari bahwa kemampuan penulis jauh dari kesempurnaan, dan sudah pasti masih banyak kekurangannya. Sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun semangat penulis yang sangat penulis harapkan.

Dan atas terselesaikannya penyusunan makalah ini, tak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dosen Dr. Hj. Sri Astutik selaku dosen mata kuliah Pengantar Psikologi yang telah membimbing dan mendidik penulis sehingga penulis menjadi mahasiswa yang berilmu.

2. Teman-teman yang membantu penulis dalam penulisan makalah ini.3. Semua pihak yang telah membantu penulis demi terselesainya makalah ini.

Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Amin Ya Rabbal ‘Alamin

Penulis

1. A.    PENGERTIAN PSIKOLOGI

“Psikologi” berasal dari perkataan Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya, atau disebut dengan  ilmu jiwa.

Berbicara tentang jiwa, terlebih dahulu kita harus dapat membedakan antara nyawa dengan jiwa. Nyawa adalah daya jasmaniah yang adanya tergantung pada hidup jasmani

Page 34: kepemimpinan

dan menimbulkan perbuatan badaniah, yaitu perbuatan yang di timbulkan oleh proses belajar. Misalnya : insting, refleks, nafsu dan sebagainya. Jika jasmani mati, maka mati pulalah nyawanya.

Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi (personal behavior) dari hewan tingkat tinggi dan manusia. Perbutan pribadi ialah perbuatan sebagai hasil proses belajar yang di mungkinkan oleh keadaan jasmani, rohaniah, sosial dan lingkungan. Proses belajar  ialah proses untuk meningkatkan kepribadian (personality ) dengan jalan berusaha mendapatkan pengertian baru, nilai-nilai baru, dan kecakapan baru, sehingga ia dapat berbuat yang lebih sukses, dalam menghadapi kontradiksi-kontradiksi dalam hidup. Jadi jiwa mengandung pengertian-pengertian, nilai-nilai kebudayaan dan kecakapan-kecakapan[1].

Psikologi sendiri mempunyai banyak pengertian, diantaranya :

1. Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Psikologi adalah ilmu yang berkaitan dengan proses-proses mental baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada prilaku.

2. Menurut Ernest Hilgert (1957) psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan lainnya.

3. Menurut George A, Miller psikologi adalah ilmu yang berusaha menguraikan , meramalkan dan mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku.

4. Menurut Clifford T. Morgan psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan.

5. Menurut Chaplin psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai prilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organism dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan.

6. Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.

7. Menurut Plato dan Aristoteles, psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakekat jiwa serta prosesnya[2].

Pengertian psikologi diatas menunjukkan beragamnya pendapat para ahli psikologi. Perbedaan tersebut bermuasal pada adanya perbedaan titik berangkat para ahli dalam mempelajari dan membahas kehidupan jiwa yang kompleks ini. Dan dari pengertian tersebut paling tidak dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu, dimana individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya[3].

 

 

1. B.     OYEK STUDI DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI

Page 35: kepemimpinan

Objek Psikologi dibagi menjadi 2, yaitu :

 

1. Objek Material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari atau diselidiki, atau suatu unsure yang ditentukan atau sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran, objek material mencakup apa saja, baik hal-hal konkret (kerohanian, nilai-nilai, ide-ide). Objeknya yaitu manusia[4].

 

1. Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal juga digunakan sebagai pembeda ilmu yang satu dengan ilmu yang lain ( psikologi, antropologi, sosiologi, dan lain-lain). Objeknya yaitu dari segi tingkah laku manusia, objek tersebut bersifat empiris atau nyata, yang dapat diobservasi untuk memorediksi, menggambarkan sesuatu yang dilihat. Caranya melihat gerak gerik seseorang bagaimana ia melakukan sesuatu dan melihat dari matanya[5].

Dalam resume ini tidak akan dibicarakan psikologi yang membicarakan hewan atau psikologi hewan, melainkan membicarakan tentang psikologi yang berobyekkan manusia. Yang sampai saat ini dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Psikologi Umum

Psikologi umum adalah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktifitas-aktifitas psikis manusia pada umumnya yang dewasa, yang normal, dan yang beradab (berkultur)[6].

 

 

Macam-macam psikologi umum :

a)      Psikologi perkembangan

Psikolgi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua yang mencakuo psikologi anak, psikologi puber atau adolesensi ( psikologi pemuda ), psikologi orang dewasa, psikologi orang tua.

b)      Psikologi sosial

Page 36: kepemimpinan

Psikologi yang khusus membicarakan tentang tingkah laku atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi sosial.

c)      Psikologi pendidikan

Psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah diterima, bagaimana cara belajar dan sebagainya.

d)     Psikologi kepribadian dan tipologi

Psikologi yang khusus menguraikan tentang struktur pribadi manusia, mengenai tipe-tipe kepribadian manusia.

e)      PsikopatologiPsikologi yang khusus menguraikan mengenai keadaan psikis yang tidak norman atau abnormal

f)       Psikologi Kriminil

Psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal kejahatan atau kriminalitas.

g)      Psikologi perusahaan

Psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal perusahaan

 

1. Psikologi Khusus

Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivitas-aktivitas psikis manusia. Hal-hal yang khusus yang menyimpang dari hal-hal yang umum dibicarakan dalam psikologi khusus.

 

Page 37: kepemimpinan

SIKAP SOSIAL

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Istilah sikap yang dalam bahasa Inggris disebut attitude pertama kali digunakan oleh Herbert Spencer (1862), yang menggunakan kata ini untuk menunjuk suatu status mental seseorang. Kemudian pada tahun 1888 Lange menggunakan konsep ini dalam suatu eksperimen laboratorium. Kemudian konsep sikap secara populer digunakan oleh para ahli sosiologi dan psikologi. Bagi para ahli psikologi, perhatian terhadap sikap berakar pada alasan perbedaan individual. Mengapa individu yang berbeda memperlihatkan tingkah laku yang berbeda di dalam situasi yang sebagian besar gejala mi diterangkan oleh adanya perbedaan sikap. Sedang bagi para ahli sosiologi sikap memiliki arti yang lebih besar untuk menerangkan perubahan sosial dan kebudayaan.

Kita telah mengetahui bahwa orang dalam berhubungan dengan orang lain tidak hanya berbuat begitu saja, tetapi juga menyadari perbuatan yang dilakukan dan menyadari pula situasi yang ada sangkut pautnya dengan perbuatan itu. Kesadaran mi tidak hanya mengenai tingkah laku yang sudah terjadi, tetapi juga tingkah laku yang mungkin akan terjadi. Kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan perbuatan-perbuatan yang mungkin akan terjadi inilah yang dinamika SIKAP. Jadi sikap ialah suatu hal yang menentukansifat, hakikat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan datang.

Oleh karena itu ahli psikologi W.J. Thomas memberi batasan sikap sebagai suatu kesadaran individu yang menentukan perbuatan-perbuatan yang nyata ataupun yang mungkin akan terjadi di dalam kegiatan-kegiatan sosial.

Dalam hal ini Thomas menyatakan bahwa sikap seseorang selalu diarahkan terhadap sesuatu hal atau suatu objek tertentu. Tidak ada satu sikap pun yang tanpa objek.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan apa yang dikemukakan dalam latar belakang maka penulis menarik suatu rumusan masalah sebagai berikut :1. Apa yang dimaksud dengan sikap sosial ?2. Apa yang dimaksud dengansikap sosial dan individual ?3. Bagaimana pembentukan dan perubahan sikap ?4. Apasajakah ciri-ciri dan fungsi sikap ?5. Bagaimana pengukuran sikap secara langsung dan tidak langsung ?

1.3 Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian adalah metode studi kepustakaan. Pemilihan

Page 38: kepemimpinan

metode ini karena penelitian yang dilakukan ditujukan untuk mengidentifikasi masalah sikap sosial dengan mengacu pada literatur-literatur, artikel-artikel dan sumber bacaan lain.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Sikap SosialSikap adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata dalam kegiatan-kegiatan sosial. Maka sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap objek sosial. Hal ini terjadi bukan saja pada orang-orang lain dalam satu masyarakat.

Tiap-tiap sikap mempunyai 3 aspek1. Aspek Kognitif yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenal pikiran. Ini berarti berwujud pengolahan, pengalaman, dan keyakinan serta harapan-harapan individu tentang objek atau kelompok objek tertentu.2. Aspek Afekit berwujud proses yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati, antipati, dan sebagainya yang ditujukan kepada objek-ojek tertentu.3. Aspek Konatif: berwujud proses tendensi/kecenderungan untuk berbuatu sesuatu objek, misalnya kecenderungan memberi pertolongan, menjauhkan diri dan sebagainyaDi samping sikap sosial yang terdapat sikap individual, yaitu sikap yang hanya dimiliki oleh perseorangan, misalnya: Sikap atau kesukaan seseorang terhadap burung-burung tertentu, seperti perkutut, parkit, merpati, dan sebagainya.

Sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek psikologi. Objek psikologi di sini meliputi: simbol, káta kata, slogan, orang, lembaga, ide, dan sebagainya.

Orang dikatakan memiliki sikap positif terhadap suatu objeic psikologi apabila ia suka (like) atau memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap yang negatif terhadap objek psikologi bila ia tidak suka (dislike) atau sikapnya unfavorable terhadap objek psikologi (Back, Kurt W., 1977, hal.3)

John H. Harvey dan William P. Smith mendefinisikan sikap sebagai kesiapan merespons secara konsisten dalam bentuk positif atau negatif terhadap objek atau situasi.

Sedangkan Genmgan mendefinisikan bahwa pengertian attitude dapat diterjemahkan dengan kata sikap terhadap objek tertentu, yang dapat merupakan sikap, pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap mana disertai oleh kecenderungan unmk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tadi itu. Jadi attitude itu lebih diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan beraksi terhadap suatu hal.

Meskipun ada beberapa perbedaan pcngertian tentang sikap, namun ada beberapa ciri yang dapat disetujui. Sebagian besar ahli dan peneliti sikap setuju bahwa sikap adalah

Page 39: kepemimpinan

predisposisi yang dipelajari yang mempengaruhi tingkah laku, berubah dalam hal intensitasnya, biasanya konsisten sepanjang wakru dalam situasi yang sama, dan komposisinya hampir selalu kompleks. Sehubungan dengan itu pula kami cenderung untuk mengemukakan pengertian sikap sebagai berikut: Sikap adalah kesiapan merespons yang sifatnya positif atau negatif terhadap objek atau situasi secara konsisten.

Demikianlah, sikap adalah konsep yang membantu kita untuk memahami tingkah laku. Sejumlah perbedaan tingkah laku dapat merupakan pencerminan atau manifestasi dari sikap yang sama.

B. Sikap Sosial Dan Individual1. Sikap SosialSikap sosial dinyatakan tidak oleh seorang saja tetapi diperhatikan oleh orang-orang sekelompoknya. Objeknya adalah objek sosial (objeknya banyak orang dalam kelompok) dan dinyatakan berulang-ulang. Misalnya: sikap berkabung seluruh anggota kelompok karena meninggalnya seorang pahlawannya.Jadi yang menandai adanya sikap sosial adalah:a. Subjek orang-orang dalam kelompoknya.b. Objek-objeknya sekelompok, objeknya sosial.c. Dinyatakan berulang-ulang.

2. Sikap IndividualIni hanya dimiliki secara individual seorang demi seorang. Objeknya pun bukan merupakan objek sosial. Misalnya: Sikap yang berupa kesenangan atas salah satu jenis makanan atau salah satu jenis tumbuh-tumbuhan.

Di samping pembagian sikap atas sosial dan individual sikap dapat pula dibedakan atas:1. Sikap positif: sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, merima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku di mana individu itu berada.2. Sikapnegatif: sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku di mana individu itu berada.

Sikap positif/negatif ini tentu saja berhubungan dengan norma. Orang tidak akan tahu apakah sikap seseorang itu positif atau negatif tanpa mengetahui norma yang berlaku.

Oleh karena itu untuk menentukan apakah sikap ini positif/ negatifperlu dikonsultasikan dengan norma yang berlaku di situ. Di samping itu masing-masing kelompok atau kesatuan sosial memiliki norma sendiri-sendiri yang mungkin saling berbeda atau bahkan bertentangan. Sikap yang dliperlihatkan oleh individu dalam kelompok A dianggap atau dinilai sebagai sikap yang negatif, belum tentu sikap yang sama yang diperlihatkan oleh anggota kelompok B juga dinilai sebagai sikap negatif.

C. Pembentukan Dan Perubahan SikapSikap timbul karena ada stimulus. Terbentuknya suatu sikap itu banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya: keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan yang besar dalam

Page 40: kepemimpinan

membentuk sikap putra-putranya. Sebab keluargalah sebagai kelompok primer bagi anak merupakan pengaruh yang paling dominan. Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Ini bukan berarti orang tidak bersikap. Ia bersikap juga hanya bentuknya: diam.

Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu, misalnya: ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Di dalam perkembangannya sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma-norma atau group. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antara individu yang sama dengan yang lain karena perbedaan pengaruh atau lingkungan yang diterima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia, terhadap objek tertentu atau suatu objek.

1. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikapFaktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap1) Faktor intern: yaitu manusia itu sendiri.2) Faktor ekstern: yaitu faktor manusia.Dalam hal ini Sherif mengemukakan bahwa sikap itu dapat diubah atau dibentuk apabila:a. Terdapat hubungan timbal balik yang langsung antara manusia.b. Adanya komunikasi (yaitu hubungan langsung) dan satu pihak.

Faktor inipun masih tergantung pula adanya:- Sumber penerangan itu memperoleh kepercayaan orang banyak/tidak.- Ragu-ragu atau tidaknya menghadapi fakta dan isi sikap baru itu.

Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Sikap terbentuk dalam hubungannya dengan suatu objek, orang, kelompok, lembaga, nilai, melalui hubungan antar individu, hubungan di dalam kelompok, komunikasi surat kabar, buku, poster, radio, televisi dan sebagainya, terdapat banyak kemungkinan yang mempengaruhi timbulnya sikap. Lingkungan yang terdekat dengan kehidupan sehari-hari baiyak memiliki peranan. Keluarga yang terdiri dan: orang tua, saudara-saudara di rumah memiliki peranan yang penting.

Sementara orang berpendapat bahwa mengajarkan sikap adalah merupakan tanggung jawab orang tua atau lembaga-lembaga keagamaan. Tetapi tidaklah demikian halnya. Lembaga lembaga sekolah pun memiliki tugas pula dalam membina sikap ini. Bukankah tujuan pendidikan baik di sekolah maupun di luar sekolah adalah mempengaruhi, membawa, membimbing anak didik agar memiliki sikap seperti yang diharapkan oleh masing-masing tujuan pendidikan?

Dengan demikian lembaga pendidikan formal dalam hal ini sekolah memiliki tugas untuk membina dan mengembangkan sikap anak didik menuju kepada sikap yang kita harapkan.Pada hakikatnya tujuan pendidikan adalah mengubah sikap anak didik ke arah tujuan pendidikan.

2. Hubungan antara Sikap dan Tingkah lakuAdanya hubungan yang erat antara sikap (attitude) dan tingkah laku (behavior) didukung

Page 41: kepemimpinan

oleh pengertian sikap yang mengatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak.Tetapi beberapa penelitian yang mencoba menghubungkan antara sikap dan tingkah laku menunjukkan hasil yang agak berbeda, yaitu menunjukkan hubungan yang kecil saja atau bahkan hubungan yang negatif.

D. Ciri-Ciri Dan Fungsi SikapSikap menentukan jenis atau tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang yang relevan, orang-orang atau kejadian-kejadian. Dapatlah dikatakan bahwa sikap merupakan faktor internal, tetapi tidak semua faktor internal adalah sikap. Adapun ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut:1. Sikap itu dipelajari (learnablity)Sikap merupakan hasil belajar ini perlu dibedakan dari motif- motif psikologi lainnya. Beberapa sikap dipelajari tidak sengaja dan tanpa kesadaran kepada sebagian individu. Barangkali yang terjadi adalah mempelajari sikap dengan sengaja bila individu mengerti bahwa hal itu akan membawa lebih baik (untuk dirinya sendiri), membantu tujuan kelompok, atau memperoleh sesuatu nilai yang sifatnya perseorangan.

2. Memihki kestabilan (Stability)Sikap bermula dan dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap, dan stabil, melalui pengalaman.

3. Personal (societal significance)Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dan orang lain dan juga antara orang dan barang atau situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang lain menyenangkan, terbuka serta hangat, maka ini akan sangat berarti bagi dirinya, ia merasa bebas, dan favorable.

4. Berisi cognisi dan affeksiKomponen cognisi daripada sikap adalah berisi informasi yang faktual, misalnya: objek itu dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan.Sedangkan fungsi dari sikap (tugas) sikap dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu:1) Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikandiri.2) Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku3) Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman4) Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian

E. Pengukuran Sikap Secara Langsung Dan Tidak LangsungPara ahli Psikologi Sosial telah berusaha untuk mengukur sikap dengan berbagai cara. Beberapa bentuk pengukuran sudah mulai dikembangkan sejak diadakannya penelitian sikap yang pertama yaitu pada tahun 1920. Kepada subjek diminta untuk merespons objek sikap dalam berbagai cara.

Pengukuran sikap ini dapat dilakukan secara:1. Langsung (Direct measures of attitudes)2. Tidak langsung (Indirect measures ofattitudes). (Whittaker, 1970, hal. 594-596).

Page 42: kepemimpinan

1. Pengukuran sikap secara langsungPada umumnya digunakan tes psikolgi yang berupa sejumlah item yang telah disusun secara hati-hati, saksama, selektif sesuai dengan kriteria tertentu. Tes psikologi ini kemudian dikembangkan menjadi skala sikap. Dan skala sikap ini diharapkan mendapat jawaban atas pertanyaan dengan berbagai cara oleh responden terhadap suatu objek psikologi.

2. Pengukuran sikap secara tidak langsungTeknik pengukuran sikap secara langsung yang telah dibicarakan di muka bertumpu pada kesadaran subjek akan sikap dan kesiapannya untuk dikomunikasikan secara lisan (verbal). Dengan teknik demikian, subjek juga tahu bahwa sikapnya sedang diukur, dan pengetahuan atas ini mungkin akan mempengaruhi jawabannya. Ini salah satu problem yang sering dihadapi dalam penggunaan teknik pengukuran secara langsung. Adakah responden menjawab sejujurnya?

Sebab kemungkinan untuk menjawab tidak jujur dalam arti tidak seperti apa adanya adalah besar sekali. Apabila kita ditanya tentang perasaan atau sikap kita terhadap tetangga, kemungkinan besar akan menjawab yang positif meskipun tidak demikian halnya. Sebenamya problem ini sudah dikurangi dengan konstruksi item yang secermat-cermatnya. Namun demikian tidak berarti bahwa problem tersebut sudah teratasi sepenuhnya.

Berdasar atas problem tersebut beberapa ahli berusaha mengembangkan suatu teknik mengukur sikap secara langsung. Di dalam teknik tidak langsung ini, subjek tidak tahu bahwa tingkah laku atau sikapnya sedang diteliti. Teknik tidak langsung khususnya berguna bila responden kelihatan enggan mengutarakan sikapnya secara jujur.

Dalam suatu teknik tidak langsung, seorang peneliti memberikan gambar-gambar kepada subjek, subjek diminta untuk menceritakan apa-apa yang ia lihat dari gambar itu.

subjek kemudian di-score yang memperlihatkan sikapnya terhadap orang atau situasi di dalam gambar ini. Seperti yang pernah dilakukán oleh Proshansky (:1943), yang menyelidiki tentang sikap terhadap buruh. Di sini pengukuran sikap dilakukan secara tidak langsung, yaitu kepada subjek dliperlihatkan gambar-gambar dan para pekerja dalam berbagai konflik situasi.

Subjek diminta untuk menceritakan tentang gambar-gambar itu dalam suatu karangan atau cerita.

Namun teknik pengukuran sikap tidak langsung mi menimbulkan beberapa masalah penting bagi para ahli psikologi. Sejauh mana sikap individu dapat diungkap, bila ia tidak menyadari akan hal itu, di samping itu apakah bukan suatu pelanggaran mengungkap sesuatu yang bersifat pribadi di luar pengetahuan dan kesadarannya? Apakah ini bukan suatu pelanggaran etik? Apakah kita selalu memerlukan izin atau persetujuan dari responden? Hal- hal inilah yang menimbulkan masalah bagi para peneliti tidak hanya

Page 43: kepemimpinan

pada teknik tidak langsung tetapi juga pada hampir sernua penelitian psikologi.

BAB IIIPENUTUP

Sikap adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata dalam kegiatan-kegiatan sosial. Maka sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap objek sosial. Hal ini terjadi bukan saja pada orang-orang lain dalam satu masyarakat.

Sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek psikologi. Objek psikologi di sini meliputi: simbol, káta kata, slogan, orang, lembaga, ide, dan sebagainya..

Meskipun ada beberapa perbedaan pcngertian tentang sikap, namun ada beberapa ciri yang dapat disetujui. Sebagian besar ahli dan peneliti sikap setuju bahwa sikap adalah predisposisi yang dipelajari yang mempengaruhi tingkah laku, berubah dalam hal intensitasnya, biasanya konsisten sepanjang wakru dalam situasi yang sama, dan komposisinya hampir selalu kompleks. Sehubungan dengan itu pula kami cenderung untuk mengemukakan pengertian sikap sebagai berikut: Sikap adalah kesiapan merespons yang sifatnya positif atau negatif terhadap objek atau situasi secara konsisten.

Sikap timbul karena ada stimulus. Terbentuknya suatu sikap itu banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya: keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan yang besar dalam membentuk sikap putra-putranya. Sebab keluargalah sebagai kelompok primer bagi anak merupakan pengaruh yang paling dominan. Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Ini bukan berarti orang tidak bersikap. Ia bersikap juga hanya bentuknya: diam.

SIKAP SOSIAL

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Istilah sikap yang dalam bahasa Inggris disebut attitude pertama kali digunakan oleh Herbert Spencer (1862), yang menggunakan kata ini untuk menunjuk suatu status mental seseorang. Kemudian pada tahun 1888 Lange menggunakan konsep ini dalam suatu eksperimen laboratorium. Kemudian konsep sikap secara populer digunakan oleh para ahli sosiologi dan psikologi. Bagi para ahli psikologi, perhatian terhadap sikap berakar pada alasan perbedaan individual. Mengapa individu yang berbeda memperlihatkan tingkah laku yang berbeda di dalam situasi yang sebagian besar gejala mi diterangkan oleh adanya perbedaan sikap. Sedang bagi para ahli sosiologi sikap memiliki arti yang lebih besar untuk menerangkan perubahan sosial dan kebudayaan.

Page 44: kepemimpinan

Kita telah mengetahui bahwa orang dalam berhubungan dengan orang lain tidak hanya berbuat begitu saja, tetapi juga menyadari perbuatan yang dilakukan dan menyadari pula situasi yang ada sangkut pautnya dengan perbuatan itu. Kesadaran mi tidak hanya mengenai tingkah laku yang sudah terjadi, tetapi juga tingkah laku yang mungkin akan terjadi. Kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan perbuatan-perbuatan yang mungkin akan terjadi inilah yang dinamika SIKAP. Jadi sikap ialah suatu hal yang menentukansifat, hakikat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan datang.

Oleh karena itu ahli psikologi W.J. Thomas memberi batasan sikap sebagai suatu kesadaran individu yang menentukan perbuatan-perbuatan yang nyata ataupun yang mungkin akan terjadi di dalam kegiatan-kegiatan sosial.

Dalam hal ini Thomas menyatakan bahwa sikap seseorang selalu diarahkan terhadap sesuatu hal atau suatu objek tertentu. Tidak ada satu sikap pun yang tanpa objek.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan apa yang dikemukakan dalam latar belakang maka penulis menarik suatu rumusan masalah sebagai berikut :1. Apa yang dimaksud dengan sikap sosial ?2. Apa yang dimaksud dengansikap sosial dan individual ?3. Bagaimana pembentukan dan perubahan sikap ?4. Apasajakah ciri-ciri dan fungsi sikap ?5. Bagaimana pengukuran sikap secara langsung dan tidak langsung ?

1.3 Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian adalah metode studi kepustakaan. Pemilihan metode ini karena penelitian yang dilakukan ditujukan untuk mengidentifikasi masalah sikap sosial dengan mengacu pada literatur-literatur, artikel-artikel dan sumber bacaan lain.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Sikap SosialSikap adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata dalam kegiatan-kegiatan sosial. Maka sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap objek sosial. Hal ini terjadi bukan saja pada orang-orang lain dalam satu masyarakat.

Tiap-tiap sikap mempunyai 3 aspek1. Aspek Kognitif yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenal pikiran. Ini berarti berwujud pengolahan, pengalaman, dan keyakinan serta harapan-harapan individu tentang objek atau kelompok objek tertentu.2. Aspek Afekit berwujud proses yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu seperti

Page 45: kepemimpinan

ketakutan, kedengkian, simpati, antipati, dan sebagainya yang ditujukan kepada objek-ojek tertentu.3. Aspek Konatif: berwujud proses tendensi/kecenderungan untuk berbuatu sesuatu objek, misalnya kecenderungan memberi pertolongan, menjauhkan diri dan sebagainyaDi samping sikap sosial yang terdapat sikap individual, yaitu sikap yang hanya dimiliki oleh perseorangan, misalnya: Sikap atau kesukaan seseorang terhadap burung-burung tertentu, seperti perkutut, parkit, merpati, dan sebagainya.

Sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek psikologi. Objek psikologi di sini meliputi: simbol, káta kata, slogan, orang, lembaga, ide, dan sebagainya.

Orang dikatakan memiliki sikap positif terhadap suatu objeic psikologi apabila ia suka (like) atau memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap yang negatif terhadap objek psikologi bila ia tidak suka (dislike) atau sikapnya unfavorable terhadap objek psikologi (Back, Kurt W., 1977, hal.3)

John H. Harvey dan William P. Smith mendefinisikan sikap sebagai kesiapan merespons secara konsisten dalam bentuk positif atau negatif terhadap objek atau situasi.

Sedangkan Genmgan mendefinisikan bahwa pengertian attitude dapat diterjemahkan dengan kata sikap terhadap objek tertentu, yang dapat merupakan sikap, pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap mana disertai oleh kecenderungan unmk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tadi itu. Jadi attitude itu lebih diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan beraksi terhadap suatu hal.

Meskipun ada beberapa perbedaan pcngertian tentang sikap, namun ada beberapa ciri yang dapat disetujui. Sebagian besar ahli dan peneliti sikap setuju bahwa sikap adalah predisposisi yang dipelajari yang mempengaruhi tingkah laku, berubah dalam hal intensitasnya, biasanya konsisten sepanjang wakru dalam situasi yang sama, dan komposisinya hampir selalu kompleks. Sehubungan dengan itu pula kami cenderung untuk mengemukakan pengertian sikap sebagai berikut: Sikap adalah kesiapan merespons yang sifatnya positif atau negatif terhadap objek atau situasi secara konsisten.

Demikianlah, sikap adalah konsep yang membantu kita untuk memahami tingkah laku. Sejumlah perbedaan tingkah laku dapat merupakan pencerminan atau manifestasi dari sikap yang sama.

B. Sikap Sosial Dan Individual1. Sikap SosialSikap sosial dinyatakan tidak oleh seorang saja tetapi diperhatikan oleh orang-orang sekelompoknya. Objeknya adalah objek sosial (objeknya banyak orang dalam kelompok) dan dinyatakan berulang-ulang. Misalnya: sikap berkabung seluruh anggota kelompok karena meninggalnya seorang pahlawannya.Jadi yang menandai adanya sikap sosial adalah:a. Subjek orang-orang dalam kelompoknya.

Page 46: kepemimpinan

b. Objek-objeknya sekelompok, objeknya sosial.c. Dinyatakan berulang-ulang.

2. Sikap IndividualIni hanya dimiliki secara individual seorang demi seorang. Objeknya pun bukan merupakan objek sosial. Misalnya: Sikap yang berupa kesenangan atas salah satu jenis makanan atau salah satu jenis tumbuh-tumbuhan.

Di samping pembagian sikap atas sosial dan individual sikap dapat pula dibedakan atas:1. Sikap positif: sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, merima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku di mana individu itu berada.2. Sikapnegatif: sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku di mana individu itu berada.

Sikap positif/negatif ini tentu saja berhubungan dengan norma. Orang tidak akan tahu apakah sikap seseorang itu positif atau negatif tanpa mengetahui norma yang berlaku.

Oleh karena itu untuk menentukan apakah sikap ini positif/ negatifperlu dikonsultasikan dengan norma yang berlaku di situ. Di samping itu masing-masing kelompok atau kesatuan sosial memiliki norma sendiri-sendiri yang mungkin saling berbeda atau bahkan bertentangan. Sikap yang dliperlihatkan oleh individu dalam kelompok A dianggap atau dinilai sebagai sikap yang negatif, belum tentu sikap yang sama yang diperlihatkan oleh anggota kelompok B juga dinilai sebagai sikap negatif.

C. Pembentukan Dan Perubahan SikapSikap timbul karena ada stimulus. Terbentuknya suatu sikap itu banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya: keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan yang besar dalam membentuk sikap putra-putranya. Sebab keluargalah sebagai kelompok primer bagi anak merupakan pengaruh yang paling dominan. Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Ini bukan berarti orang tidak bersikap. Ia bersikap juga hanya bentuknya: diam.

Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu, misalnya: ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Di dalam perkembangannya sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma-norma atau group. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antara individu yang sama dengan yang lain karena perbedaan pengaruh atau lingkungan yang diterima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia, terhadap objek tertentu atau suatu objek.

1. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikapFaktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap1) Faktor intern: yaitu manusia itu sendiri.2) Faktor ekstern: yaitu faktor manusia.Dalam hal ini Sherif mengemukakan bahwa sikap itu dapat diubah atau dibentuk apabila:a. Terdapat hubungan timbal balik yang langsung antara manusia.b. Adanya komunikasi (yaitu hubungan langsung) dan satu pihak.

Page 47: kepemimpinan

Faktor inipun masih tergantung pula adanya:- Sumber penerangan itu memperoleh kepercayaan orang banyak/tidak.- Ragu-ragu atau tidaknya menghadapi fakta dan isi sikap baru itu.

Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Sikap terbentuk dalam hubungannya dengan suatu objek, orang, kelompok, lembaga, nilai, melalui hubungan antar individu, hubungan di dalam kelompok, komunikasi surat kabar, buku, poster, radio, televisi dan sebagainya, terdapat banyak kemungkinan yang mempengaruhi timbulnya sikap. Lingkungan yang terdekat dengan kehidupan sehari-hari baiyak memiliki peranan. Keluarga yang terdiri dan: orang tua, saudara-saudara di rumah memiliki peranan yang penting.

Sementara orang berpendapat bahwa mengajarkan sikap adalah merupakan tanggung jawab orang tua atau lembaga-lembaga keagamaan. Tetapi tidaklah demikian halnya. Lembaga lembaga sekolah pun memiliki tugas pula dalam membina sikap ini. Bukankah tujuan pendidikan baik di sekolah maupun di luar sekolah adalah mempengaruhi, membawa, membimbing anak didik agar memiliki sikap seperti yang diharapkan oleh masing-masing tujuan pendidikan?

Dengan demikian lembaga pendidikan formal dalam hal ini sekolah memiliki tugas untuk membina dan mengembangkan sikap anak didik menuju kepada sikap yang kita harapkan.Pada hakikatnya tujuan pendidikan adalah mengubah sikap anak didik ke arah tujuan pendidikan.

2. Hubungan antara Sikap dan Tingkah lakuAdanya hubungan yang erat antara sikap (attitude) dan tingkah laku (behavior) didukung oleh pengertian sikap yang mengatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak.Tetapi beberapa penelitian yang mencoba menghubungkan antara sikap dan tingkah laku menunjukkan hasil yang agak berbeda, yaitu menunjukkan hubungan yang kecil saja atau bahkan hubungan yang negatif.

D. Ciri-Ciri Dan Fungsi SikapSikap menentukan jenis atau tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang yang relevan, orang-orang atau kejadian-kejadian. Dapatlah dikatakan bahwa sikap merupakan faktor internal, tetapi tidak semua faktor internal adalah sikap. Adapun ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut:1. Sikap itu dipelajari (learnablity)Sikap merupakan hasil belajar ini perlu dibedakan dari motif- motif psikologi lainnya. Beberapa sikap dipelajari tidak sengaja dan tanpa kesadaran kepada sebagian individu. Barangkali yang terjadi adalah mempelajari sikap dengan sengaja bila individu mengerti bahwa hal itu akan membawa lebih baik (untuk dirinya sendiri), membantu tujuan kelompok, atau memperoleh sesuatu nilai yang sifatnya perseorangan.

Page 48: kepemimpinan

2. Memihki kestabilan (Stability)Sikap bermula dan dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap, dan stabil, melalui pengalaman.

3. Personal (societal significance)Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dan orang lain dan juga antara orang dan barang atau situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang lain menyenangkan, terbuka serta hangat, maka ini akan sangat berarti bagi dirinya, ia merasa bebas, dan favorable.

4. Berisi cognisi dan affeksiKomponen cognisi daripada sikap adalah berisi informasi yang faktual, misalnya: objek itu dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan.Sedangkan fungsi dari sikap (tugas) sikap dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu:1) Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikandiri.2) Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku3) Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman4) Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian

E. Pengukuran Sikap Secara Langsung Dan Tidak LangsungPara ahli Psikologi Sosial telah berusaha untuk mengukur sikap dengan berbagai cara. Beberapa bentuk pengukuran sudah mulai dikembangkan sejak diadakannya penelitian sikap yang pertama yaitu pada tahun 1920. Kepada subjek diminta untuk merespons objek sikap dalam berbagai cara.

Pengukuran sikap ini dapat dilakukan secara:1. Langsung (Direct measures of attitudes)2. Tidak langsung (Indirect measures ofattitudes). (Whittaker, 1970, hal. 594-596).1. Pengukuran sikap secara langsungPada umumnya digunakan tes psikolgi yang berupa sejumlah item yang telah disusun secara hati-hati, saksama, selektif sesuai dengan kriteria tertentu. Tes psikologi ini kemudian dikembangkan menjadi skala sikap. Dan skala sikap ini diharapkan mendapat jawaban atas pertanyaan dengan berbagai cara oleh responden terhadap suatu objek psikologi.

2. Pengukuran sikap secara tidak langsungTeknik pengukuran sikap secara langsung yang telah dibicarakan di muka bertumpu pada kesadaran subjek akan sikap dan kesiapannya untuk dikomunikasikan secara lisan (verbal). Dengan teknik demikian, subjek juga tahu bahwa sikapnya sedang diukur, dan pengetahuan atas ini mungkin akan mempengaruhi jawabannya. Ini salah satu problem yang sering dihadapi dalam penggunaan teknik pengukuran secara langsung. Adakah responden menjawab sejujurnya?

Sebab kemungkinan untuk menjawab tidak jujur dalam arti tidak seperti apa adanya adalah besar sekali. Apabila kita ditanya tentang perasaan atau sikap kita terhadap tetangga, kemungkinan besar akan menjawab yang positif meskipun tidak demikian

Page 49: kepemimpinan

halnya. Sebenamya problem ini sudah dikurangi dengan konstruksi item yang secermat-cermatnya. Namun demikian tidak berarti bahwa problem tersebut sudah teratasi sepenuhnya.

Berdasar atas problem tersebut beberapa ahli berusaha mengembangkan suatu teknik mengukur sikap secara langsung. Di dalam teknik tidak langsung ini, subjek tidak tahu bahwa tingkah laku atau sikapnya sedang diteliti. Teknik tidak langsung khususnya berguna bila responden kelihatan enggan mengutarakan sikapnya secara jujur.

Dalam suatu teknik tidak langsung, seorang peneliti memberikan gambar-gambar kepada subjek, subjek diminta untuk menceritakan apa-apa yang ia lihat dari gambar itu.

subjek kemudian di-score yang memperlihatkan sikapnya terhadap orang atau situasi di dalam gambar ini. Seperti yang pernah dilakukán oleh Proshansky (:1943), yang menyelidiki tentang sikap terhadap buruh. Di sini pengukuran sikap dilakukan secara tidak langsung, yaitu kepada subjek dliperlihatkan gambar-gambar dan para pekerja dalam berbagai konflik situasi.

Subjek diminta untuk menceritakan tentang gambar-gambar itu dalam suatu karangan atau cerita.

Namun teknik pengukuran sikap tidak langsung mi menimbulkan beberapa masalah penting bagi para ahli psikologi. Sejauh mana sikap individu dapat diungkap, bila ia tidak menyadari akan hal itu, di samping itu apakah bukan suatu pelanggaran mengungkap sesuatu yang bersifat pribadi di luar pengetahuan dan kesadarannya? Apakah ini bukan suatu pelanggaran etik? Apakah kita selalu memerlukan izin atau persetujuan dari responden? Hal- hal inilah yang menimbulkan masalah bagi para peneliti tidak hanya pada teknik tidak langsung tetapi juga pada hampir sernua penelitian psikologi.

BAB IIIPENUTUP

Sikap adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata dalam kegiatan-kegiatan sosial. Maka sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap objek sosial. Hal ini terjadi bukan saja pada orang-orang lain dalam satu masyarakat.

Sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek psikologi. Objek psikologi di sini meliputi: simbol, káta kata, slogan, orang, lembaga, ide, dan sebagainya..

Meskipun ada beberapa perbedaan pcngertian tentang sikap, namun ada beberapa ciri yang dapat disetujui. Sebagian besar ahli dan peneliti sikap setuju bahwa sikap adalah predisposisi yang dipelajari yang mempengaruhi tingkah laku, berubah dalam hal intensitasnya, biasanya konsisten sepanjang wakru dalam situasi yang sama, dan komposisinya hampir selalu kompleks. Sehubungan dengan itu pula kami cenderung

Page 50: kepemimpinan

untuk mengemukakan pengertian sikap sebagai berikut: Sikap adalah kesiapan merespons yang sifatnya positif atau negatif terhadap objek atau situasi secara konsisten.

Sikap timbul karena ada stimulus. Terbentuknya suatu sikap itu banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya: keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan yang besar dalam membentuk sikap putra-putranya. Sebab keluargalah sebagai kelompok primer bagi anak merupakan pengaruh yang paling dominan. Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Ini bukan berarti orang tidak bersikap. Ia bersikap juga hanya bentuknya: diam.

makalah pengantar psikologi umum

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Dalam kehidupan bermasyarakat setiap individu mempunyai beragam

karakter dalam melakukan transaksi kehidupan semisal berkomunikasi dan

berinteraksi dengan sesama. Dari zaman pertama hingga sekarang ini peruatan

tingkah laku manusia dalam bertindak tentu mengalami beberapa fase yang naik

turun dan perkembangannya juga pesat. Secerdas-cerdasnya, sepintar-pintarnya

manusia, ketika hidup di dunia ini pasti membutuhkan orang lain. Contohnya

adalah kami sebagai seorang mahasiswa. Agar proses perkuliahan dapat

berjalan dengan baik maka kami membutuhkan seorang dosen yang mengajar

dan memberikan petunjuk. Kami juga membutuhkan karyawan agar proses

administrasi dapat berjalan lancar. Tidak ketinggalan juga seorang tukang

satpam yang tentu saja mempunyai peran besar atau kecil dalam menentukan

kesuksesan kelak.

Memperhatikan kenyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa untuk

bisa meraih kesuksesan dan keterampilan maka kita memerlukan

keperluanberinteraksi dengan orang lain. Dari segi inilah pentingnya psikologi

umum atau sosial. Psikologi umum sejatinya memang memberikan dampak yang

positif bagi yang mempelajarinya karena akan mampu mengerti bagaimana cara

bertindak dalam kehidupan masyarakat dan mempelajari apa yang terjadi dalam

Page 51: kepemimpinan

masyarakat lingkungannya secara umum. Untuk pribadi individunya sendiri

perilaku yang semakin berkembang ini menjadi bahan kajian.

Dari permasalahan yang tersebut inilah psikologi menjadi salah satu ilmu

yang patut dipelajari dan dicermati secara mendalam. Permasalahan diatas

memberikan kesadaran kami untuk mengulasnya kedalam sebuah makalah

untuk mendapatkan secara gamblang tentang psikologi.

B.     Rumusan masalah

Setelah mengetahui permasalahan tersebut diatas maka kami

mengemukakan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam

pembahasan di BAB II yakni sebagai berikut :

1.      Apakah pengertian psikologi dan pembagiannya?

2.      Apakah pengertian dan pembahasan perilaku dalam ilmu psikologi?

3.      Bagaimanakah hubungan manusia dengan lingkungannya?

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian psikologi

Menurut Sarwono Sarlito dalam buku “ Pengantar Psikologi Umum”

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam

hubungan dengan lingkungannya.  Menurut asalnya katanya, psikologi berasal

dari bahasa Yunani Kuno: (Psychē yang berarti jiwa) dan (-logia yang artinya

ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang

mempelajari tentang jiwa.

Secara lebih lengkap maka perlu diketengahkan pengertian psikologi

menurut beberapa ahli yang menjadi acuan dalam pembahasan sebagai berikut :

1.      Menurut Wundt (Iih. Devidoff, 1981) Psikologi itu Merupakan Ilmu tentang

kesadaran manusia ( the science of human consciousness).

2.      Menurut Kulpe yang dimaksud psikologi adalah ilmu mengenai fakta-fakta dari

pengalaman yang bergantung pada pengalaman pribadi.

3.      Menurut William James psikologi merupakan ilmu tentang mental life, mencakup

baik fenomenanya maupun kondisinya.

Page 52: kepemimpinan

4. Menurut Woodworth dan Marquis (1957) mengajukan pendapat bahwa

Psikologi Merupakan Ilmu tentang Aktivitas-aktivitas individu

5. Menurut Branca (1964) Psikologi adalah Ilmu tentang Prilaku (dalam

bukunya yang berjudul Psychology: The science of Behaviour).

6. Senada dengan Branca, Morgan, dkk.(1984:4) mengatakan bahwa

Psychology is the science of human and animal behavior. Namun

penerapan dari ilmu itu adalah pada manusia.

7. Sartain, dkk. (1976:19) menyatakan bahwa Psikologi itu merupakan the

science of human behavior. Tetapi  para ahli psikologi ini juga

mempelajari prilaku hewan dan dari hasil penelitian tersebut mungkin

dapat berguna untuk mengerti tenteng keadaan manusia.

Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan

panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879,

yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. pandangan

tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Dapat dikatakan

bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan

mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.

1.      Obyek psikologi

Karena sifat-sifat manusia yang sangat kompleks dan unik, maka obyek

psikologi biasanya dibedakan menjadi dua macam: a. Obyek material, yakni

obyek yang dipandang secara keseluruhannya. Adapun obyek material dari

psikologi ialah manusia.

b. Obyek formal, jika dipandang menurut aspek mana yang dipentingkan dalam

penyelidikan psikologi itu. maka obyek formal dari psikologi adalah berbeda beda

menurut perubahan zaman dan pandangan para ahli masing-masing.

Pada zaman Yunani sampai dengan abad pertengahan yang menjadi obyek

formalnya adalah hakekat jiwa. Kemudian pada masa Decrates obyek psikologi

itu adalah gejala-gejala kesadaran yakni apa-apa yang langsung kita hayati

dalam kesadaran kita: tanggapan, perasaan, emosi-emosi, hasrat, kemauan dan

sebagainya.. Pada aliran Behaviorisme yang timbul di Amerika pada permulaan

Page 53: kepemimpinan

abad ke 20 ini yang menjadi obyeknya adalah tingkah laku manusia yang

tampak. Sedangkan pada aliran psikologi yang dipelopori oleh Freud, obyeknya

adalah gejala-gejala ketidak sadaran manusia. Pada umumnya psikologi itu

dapat dibagi menjadi dua golongan besar:

a.       Psikologi metafisika, yang menyelidiki hakekat jiwa seperti yang dilakukan oleh

Plato dan Aristoteles.

b.      Psikologi empiri, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku

manusia dengan menggunakan pengamatan, percobaan atau eksperimen  dan

mengumpulkan berbagai macam data yang ada hubungannya dengan gejala-

gejala kejiwaan manusia.

Psikologi empiris dapat dibagi atas:

a.       Psikologi umum, yang menyelidiki/mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia

pada umumnya.

b.      Psikologi  khusus, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan manusia menurut

aspek-aspek tertentu sesuai dengan pandangan serta tujuannya.

Maka terdapatlah bermacam-macam psikologi seperti antara lain:

-          Psikologi Perkembangan

-          Psikologi Pemuda

-          Psikologi Kedokteran

-          Psikologi Kriminal

-          Psikologi Teknik

-          Psikologi Pendidikan

-          Psikologi Sosial

-          Psikologi Ketidak sadaran

-          Behaviorisme

-          Psikologi Gestalt

2.      Perkembangan psikologi

a.       Psikologi di masa filosof

Sejak zaman filsuf-filsuf besar seperti Socrates (469-399 SM) telah

berkembang filsafat mental yang membahas secara jelas persoalan “jiwaraga”.

Rene Descartes (1596-1650) mengemukakan bahwa manusia memiliki dimensi

Page 54: kepemimpinan

jiwa dan raga yang tidak dapat dipisahkan. Pada awal abad XIX psikologi

mengalami kemajuan yang cukup pesat, Gustaf Tehodore Fechner (1801-1650)

dan Ernest Heinrich Weber (1795-1878) menemukan suatu hukum penginderaan

melalaui eksperimen yang dipublikasikan pada tahun 1860 dalam buku Element

of Pschology. Puncaknya adalah ketika Wilhem Wund (1832-1920) pada tahun

1979 mendirikan laboratorium psikologi pertama di Leipzig Jerman dan peristiwa

ini menandai psikologi sebagai ilmu mandiri.Tahun 1883 berdiri laboratorium

serupa di Uiversitas John Hopkins.

Tahun 1890 terbit buku The Priciples of Psychology karangan William James

(1842-1910) yang setahun kemudian menjadi profesro psikologi dan sejak itu

hampir semua universitas di Amerika memiliki fakultas yang mandiri. Di

Indonesia perkembangan psikologi dimulai pada tahun 1953 yang dipelopori oleh

Slamet Iman Santoso dengan mendirikan lembaga pendidikan psikologi pertama

yang mandiri dan pada tahun 1960 lembaga tersebut sejajar dengan fakultas-

fakultas lain di Universitas Indonesia dan kemudian dikembangkan di UNPAD

dan UGM.

Belakangan ini kemajuan psikologi semakin pesat, ini terbukti dengan

bermunculannya tokoh-tokoh baru, misalnya BF Skinner (pendekatan

behavioristik), Maslow (teori aktualisasi diri) Roger Wolcott (teori belahan otak),

Albert Bandura (social learning teory), Daniel Goleman (kecerdasan emosi),

Howard Gadner (multiple intelligences) dan sebagainya.

b.      Psikologi sebagai ilmu ilmiah

Sebagai ilmu pengetahuan, psikologi memiliki 5  tujuan utama, yaitu:

1.      Untuk mendeskripsikan bagaimana orang dan spesies lain berperilaku.

2.      Untuk memahami penyebab dari perilaku.

3.      Untuk memprediksi bagaimana orang dan manusia akan perperilaku pada

kondisi tertentu.

4.      Untuk mempengaruhi perilaku melalui pengontrolan pada penyebab.

5.      Untuk mengaplikasikan pengetahuan psikologi agar meningkatkan kebahagiaan

manusia.

3.      Kaitan psikologi dengan ilmu lain.

Page 55: kepemimpinan

 Psikologi dalam perkembangannya banyak dipengaruhi oleh ilmu-ilmu lain

misalnya filsafat, sosologi, fisiologi, antrpologi, biologi. Pengaruh ilmu tersebut

terhadap psikologi dapat dalam bentuk landasan epistimologi dan  metode yang

digunakan.

4.      Metode-metode dalam psikologi

Beberapa metodologi dalam psikologi, di antaranya sebagai berikut :

1.     Metodologi Eksperimental

Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan

berbagai eksperimen. Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya

suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang

akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering melakukan

penelitiannya, dan sebagainya.

2.     Observasi Ilmiah

Pada pengamatan ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak

dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan.

Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang lain,

misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang berada di toko serba ada, tingkah

laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak yang

sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya.

3.     Sejarah Kehidupan

Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting

untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita

ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bahwa dia

bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik

sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya.

4.     Wawancara

Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa.

Agar orang diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya itu sendiri, pandangan-

pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian rupa sehingga orang yang

mewawancarai dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan.

5.     Angket

Page 56: kepemimpinan

Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah

di susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang

diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya

secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui hal-

hal yang diselidiki.

6.     Pemeriksaan Psikologi

Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi disebut juga

dengan psikotes Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostiktertentu yang

hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih. alat-alat

itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf

kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur

kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.

B.     Pengertian perilaku

Psikologi juga merupakan ilmu tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas

individu ( Branca, 1964; Morgan, dkk,1984 dan Marquis, 1957). Perilaku tersebut

dalam pengertian luas, yaitu perilaku yang tampak dan tidak tampak. Ada

perbedaan dalam pandangan mengenai perilaku yakni pertama adalah perilaku

adalah respons dari sebuah stimulus dan pandangan lainnya adalah perilaku

adalah individu mempunyai kemampuan untuk menentukan perilaku yang

diambilnya. Yang pertama adalah aliran behavioris dan yang kedua aliran

kognitif.

Skinner (1976) membedakan perilaku menjadi 2 yaitu perilaku yang alami

(innate Behavior) dan perilaku operan ( Operant behavior). Perilaku alami adalah

perilaku yang dibawa sejak organism dilahirkan yaitu berupa refleks dan insting-

insting. Perilaku operan adalah perilaku yang dibentuk melalui proses belajar.

Pembentukan perilaku.

Diatas telah dijelaskan adalah perilaku manusia sebagian adalah karena

dibentuk. Berkaitan hal itu maka persoalannya adalah bagaimana cara

membentuk suatu perilaku .

-          Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan.

Page 57: kepemimpinan

Perilaku terbentuk oleh kebiasaan yang dilakukan atau oleh lingkungan yang

akan secara naluri akan mempengaruhi karakter dan perilaku seseorang. Inilah

yang terkadang menjadikan orang satu dengan yanglain dan berlainan daerah

mempunyai perilaku yang berbeda-beda.

-          Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight).

Contoh mudahnya adalah kalau kuliah jangan sampai terlambat karena hal itu

akan mengganggu teman-teman yang lain. Bila naik motor harus pakai helm,

karena helm sebagai alat untuk keamanan diri. Cara ini memberikan pengajaran

perilaku dengan pengertian.

-          Pembentukan perilaku dengan menggunakan model atau contoh.

Contoh atau panutan adalah cara yang selanjutnya. Banyak individu yang

mempunyai kecenderungan untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh orang yang

disukainya, digemari atau panutannya. Dalam hal ini islam memberikan contoh

yakni perbuatan manusia hendaknya menjadikan nabi Muhammad Saw sebagai

panutan dalam berbuat.

Perilaku manusia itu didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu

berperilaku. Dalam hal ini ada beberapa teori, diantaranya adalah sebagai

berikut :

a.       Teori insting

Insting merupakan perilaku yang alamim perilaku bawaan dan insting akan

mengalami perubahan karena pengalaman.

b.      Teori dorongan

Bila seseorang mempunyai keinginan atau kebutuhan maka hal ini yang akan

membuat orang tersebut akan melakukan sebuah perilaku untuk memenuhi

kebutuhannya tersebut. Hal inilah yang melandasi teori dorongan ini.

c.       Teori insentif

Hadiah, imbalan ataupun pujian juga mempengaruhi seseorang untuk

melakukan suatu tindakan atau perilaku. Ini yang dimaksudkan oleh teori insentif

ini. timbal balik setelah melakukan sebuah perilaku.

d.      Teori atribusi

Page 58: kepemimpinan

Teori ini menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku seseorang apakah

karena keadaan internal atau eksternal.

e.       Teori kognitif

Ini penggambaran dari suatu keadaan seseorang harus memilih perilaku mana

yang mesti dilakukan, maka yang bersangkutan akan memilij alternatif perilaku

yang akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi orang tersebut.

C.    Manusia dengan lingkungannya

Saat membicarakan masalah perilaku tampak jelas bagaimana peran lingkungan

terhadap perilaku manusia.

1.      Manusia sebagai makhluk berkembang.

Manusia adalah makhluk hidup dapat ditinjau dari berbagai macam segi

sesuai dengan sudut tinjauan dalam mempelajari manusia itu. Oleh karena itu

tinjauan mengenai manusia dapat bermacam-macam, misal manusia sebagai

makhluk budaya, manusia sebagai makhluk sosial, manusia sebagai makhluk

yang dapat dididik, manusia sebagai makhluk yang berkembang dan

sebagainya. Intinya adalah

a.       Manusia itu dapat mengalami perubahan-perubahan sebagai akibat dari

perkembangan pada diri manusia itu.

b.      Dalam perkembangan manusia itu factor pembawaan dan factor lingkungan

secacra bersama-sama mempunyai peranan, walaupun tidak mengingkari

adanya teori-teori yang lain.

2.      Manusia sebagai makhluk individual dan sosial

Manusia sebagai makhluk sosial, adanya hubungan manusia dengan

sekitarnya, adanya dorongan pada manusia untuk mengabdi pada masyarakat.

Manusia sebagai makhluk berketuhanan atau religi adanya hubungan manusia

dengan Sang pencipta, kekuatan yang ada di luar dirinya. Jelasnya manusia

tidak bisa hidup sendiri dan butuh lingkungan sekitar.

3.      Beberapa macam hubungan manusia dengan lingkungan.

Bagaimana hubungan manusia dengan lingkungan sosial tidak hanya

berjalan searah dalam arti hanya lingkungan saja yang mempunyai pengaruh

Page 59: kepemimpinan

terhadap individu namun juga individu dapat membentuk hubungan timbal balik.

Seperti hal-hal berikut ini :

a.       Individu menolak lingkungan.

Yaitu bila individu tidak sesuai dengan keadaan lingkungannya. Dalam keadaan

tersebut individu dapat memberikan pengaruh atau bentuk sesuai dengan apa

yang diharapkan oleh individu tadi. Namun hal ini tidaklah mudah. Sebagai

contoh bagaimana seorang Nabi Muhammad Saw yang berada dalam

lingkungan kaum jahiliah dan perlu pengorbanan dan kesabaran dalam

merubahnya menjadi lingkungan yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

b.      Individu menerima lingkungan

Yaitu keadaan yang cocok dengan individu tersebut sehingga menjadikan dia

lebih nyaman dalam berkomunikasi dengan sosial lingkungannya.

c.       Individu bersikap netral atau status kuo.

Yaitu apabila individu tidak cocok dengan keadaan lingkungan, tetapi individu

tidak melakukan langkah-langkah bagaimana sebaiknya. Individu bersikap diam

saja. Dipandang dari segi kemasyarakatan sikap yang demikian ini sebenarnya

tidak diharapkanm karena bagaimanapun individu dapat mengambil langkah-

langkah bagaimana sebaiknya sekalipun mungkin hal tersebut tidak dapat

memenuhi harapannya.

makalah pengantar psikologi umum

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Dalam kehidupan bermasyarakat setiap individu mempunyai beragam

karakter dalam melakukan transaksi kehidupan semisal berkomunikasi dan

berinteraksi dengan sesama. Dari zaman pertama hingga sekarang ini peruatan

tingkah laku manusia dalam bertindak tentu mengalami beberapa fase yang naik

turun dan perkembangannya juga pesat. Secerdas-cerdasnya, sepintar-pintarnya

manusia, ketika hidup di dunia ini pasti membutuhkan orang lain. Contohnya

Page 60: kepemimpinan

adalah kami sebagai seorang mahasiswa. Agar proses perkuliahan dapat

berjalan dengan baik maka kami membutuhkan seorang dosen yang mengajar

dan memberikan petunjuk. Kami juga membutuhkan karyawan agar proses

administrasi dapat berjalan lancar. Tidak ketinggalan juga seorang tukang

satpam yang tentu saja mempunyai peran besar atau kecil dalam menentukan

kesuksesan kelak.

Memperhatikan kenyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa untuk

bisa meraih kesuksesan dan keterampilan maka kita memerlukan

keperluanberinteraksi dengan orang lain. Dari segi inilah pentingnya psikologi

umum atau sosial. Psikologi umum sejatinya memang memberikan dampak yang

positif bagi yang mempelajarinya karena akan mampu mengerti bagaimana cara

bertindak dalam kehidupan masyarakat dan mempelajari apa yang terjadi dalam

masyarakat lingkungannya secara umum. Untuk pribadi individunya sendiri

perilaku yang semakin berkembang ini menjadi bahan kajian.

Dari permasalahan yang tersebut inilah psikologi menjadi salah satu ilmu

yang patut dipelajari dan dicermati secara mendalam. Permasalahan diatas

memberikan kesadaran kami untuk mengulasnya kedalam sebuah makalah

untuk mendapatkan secara gamblang tentang psikologi.

B.     Rumusan masalah

Setelah mengetahui permasalahan tersebut diatas maka kami

mengemukakan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam

pembahasan di BAB II yakni sebagai berikut :

1.      Apakah pengertian psikologi dan pembagiannya?

2.      Apakah pengertian dan pembahasan perilaku dalam ilmu psikologi?

3.      Bagaimanakah hubungan manusia dengan lingkungannya?

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian psikologi

Menurut Sarwono Sarlito dalam buku “ Pengantar Psikologi Umum”

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam

hubungan dengan lingkungannya.  Menurut asalnya katanya, psikologi berasal

Page 61: kepemimpinan

dari bahasa Yunani Kuno: (Psychē yang berarti jiwa) dan (-logia yang artinya

ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang

mempelajari tentang jiwa.

Secara lebih lengkap maka perlu diketengahkan pengertian psikologi

menurut beberapa ahli yang menjadi acuan dalam pembahasan sebagai berikut :

1.      Menurut Wundt (Iih. Devidoff, 1981) Psikologi itu Merupakan Ilmu tentang

kesadaran manusia ( the science of human consciousness).

2.      Menurut Kulpe yang dimaksud psikologi adalah ilmu mengenai fakta-fakta dari

pengalaman yang bergantung pada pengalaman pribadi.

3.      Menurut William James psikologi merupakan ilmu tentang mental life, mencakup

baik fenomenanya maupun kondisinya.

4. Menurut Woodworth dan Marquis (1957) mengajukan pendapat bahwa

Psikologi Merupakan Ilmu tentang Aktivitas-aktivitas individu

5. Menurut Branca (1964) Psikologi adalah Ilmu tentang Prilaku (dalam

bukunya yang berjudul Psychology: The science of Behaviour).

6. Senada dengan Branca, Morgan, dkk.(1984:4) mengatakan bahwa

Psychology is the science of human and animal behavior. Namun

penerapan dari ilmu itu adalah pada manusia.

7. Sartain, dkk. (1976:19) menyatakan bahwa Psikologi itu merupakan the

science of human behavior. Tetapi  para ahli psikologi ini juga

mempelajari prilaku hewan dan dari hasil penelitian tersebut mungkin

dapat berguna untuk mengerti tenteng keadaan manusia.

Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan

panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879,

yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. pandangan

tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Dapat dikatakan

bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan

mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.

1.      Obyek psikologi

Page 62: kepemimpinan

Karena sifat-sifat manusia yang sangat kompleks dan unik, maka obyek

psikologi biasanya dibedakan menjadi dua macam: a. Obyek material, yakni

obyek yang dipandang secara keseluruhannya. Adapun obyek material dari

psikologi ialah manusia.

b. Obyek formal, jika dipandang menurut aspek mana yang dipentingkan dalam

penyelidikan psikologi itu. maka obyek formal dari psikologi adalah berbeda beda

menurut perubahan zaman dan pandangan para ahli masing-masing.

Pada zaman Yunani sampai dengan abad pertengahan yang menjadi obyek

formalnya adalah hakekat jiwa. Kemudian pada masa Decrates obyek psikologi

itu adalah gejala-gejala kesadaran yakni apa-apa yang langsung kita hayati

dalam kesadaran kita: tanggapan, perasaan, emosi-emosi, hasrat, kemauan dan

sebagainya.. Pada aliran Behaviorisme yang timbul di Amerika pada permulaan

abad ke 20 ini yang menjadi obyeknya adalah tingkah laku manusia yang

tampak. Sedangkan pada aliran psikologi yang dipelopori oleh Freud, obyeknya

adalah gejala-gejala ketidak sadaran manusia. Pada umumnya psikologi itu

dapat dibagi menjadi dua golongan besar:

a.       Psikologi metafisika, yang menyelidiki hakekat jiwa seperti yang dilakukan oleh

Plato dan Aristoteles.

b.      Psikologi empiri, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku

manusia dengan menggunakan pengamatan, percobaan atau eksperimen  dan

mengumpulkan berbagai macam data yang ada hubungannya dengan gejala-

gejala kejiwaan manusia.

Psikologi empiris dapat dibagi atas:

a.       Psikologi umum, yang menyelidiki/mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia

pada umumnya.

b.      Psikologi  khusus, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan manusia menurut

aspek-aspek tertentu sesuai dengan pandangan serta tujuannya.

Maka terdapatlah bermacam-macam psikologi seperti antara lain:

-          Psikologi Perkembangan

-          Psikologi Pemuda

-          Psikologi Kedokteran

Page 63: kepemimpinan

-          Psikologi Kriminal

-          Psikologi Teknik

-          Psikologi Pendidikan

-          Psikologi Sosial

-          Psikologi Ketidak sadaran

-          Behaviorisme

-          Psikologi Gestalt

2.      Perkembangan psikologi

a.       Psikologi di masa filosof

Sejak zaman filsuf-filsuf besar seperti Socrates (469-399 SM) telah

berkembang filsafat mental yang membahas secara jelas persoalan “jiwaraga”.

Rene Descartes (1596-1650) mengemukakan bahwa manusia memiliki dimensi

jiwa dan raga yang tidak dapat dipisahkan. Pada awal abad XIX psikologi

mengalami kemajuan yang cukup pesat, Gustaf Tehodore Fechner (1801-1650)

dan Ernest Heinrich Weber (1795-1878) menemukan suatu hukum penginderaan

melalaui eksperimen yang dipublikasikan pada tahun 1860 dalam buku Element

of Pschology. Puncaknya adalah ketika Wilhem Wund (1832-1920) pada tahun

1979 mendirikan laboratorium psikologi pertama di Leipzig Jerman dan peristiwa

ini menandai psikologi sebagai ilmu mandiri.Tahun 1883 berdiri laboratorium

serupa di Uiversitas John Hopkins.

Tahun 1890 terbit buku The Priciples of Psychology karangan William James

(1842-1910) yang setahun kemudian menjadi profesro psikologi dan sejak itu

hampir semua universitas di Amerika memiliki fakultas yang mandiri. Di

Indonesia perkembangan psikologi dimulai pada tahun 1953 yang dipelopori oleh

Slamet Iman Santoso dengan mendirikan lembaga pendidikan psikologi pertama

yang mandiri dan pada tahun 1960 lembaga tersebut sejajar dengan fakultas-

fakultas lain di Universitas Indonesia dan kemudian dikembangkan di UNPAD

dan UGM.

Belakangan ini kemajuan psikologi semakin pesat, ini terbukti dengan

bermunculannya tokoh-tokoh baru, misalnya BF Skinner (pendekatan

behavioristik), Maslow (teori aktualisasi diri) Roger Wolcott (teori belahan otak),

Page 64: kepemimpinan

Albert Bandura (social learning teory), Daniel Goleman (kecerdasan emosi),

Howard Gadner (multiple intelligences) dan sebagainya.

b.      Psikologi sebagai ilmu ilmiah

Sebagai ilmu pengetahuan, psikologi memiliki 5  tujuan utama, yaitu:

1.      Untuk mendeskripsikan bagaimana orang dan spesies lain berperilaku.

2.      Untuk memahami penyebab dari perilaku.

3.      Untuk memprediksi bagaimana orang dan manusia akan perperilaku pada

kondisi tertentu.

4.      Untuk mempengaruhi perilaku melalui pengontrolan pada penyebab.

5.      Untuk mengaplikasikan pengetahuan psikologi agar meningkatkan kebahagiaan

manusia.

3.      Kaitan psikologi dengan ilmu lain.

 Psikologi dalam perkembangannya banyak dipengaruhi oleh ilmu-ilmu lain

misalnya filsafat, sosologi, fisiologi, antrpologi, biologi. Pengaruh ilmu tersebut

terhadap psikologi dapat dalam bentuk landasan epistimologi dan  metode yang

digunakan.

4.      Metode-metode dalam psikologi

Beberapa metodologi dalam psikologi, di antaranya sebagai berikut :

1.     Metodologi Eksperimental

Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan

berbagai eksperimen. Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya

suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang

akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering melakukan

penelitiannya, dan sebagainya.

2.     Observasi Ilmiah

Pada pengamatan ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak

dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan.

Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang lain,

misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang berada di toko serba ada, tingkah

laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak yang

sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya.

Page 65: kepemimpinan

3.     Sejarah Kehidupan

Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting

untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita

ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bahwa dia

bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik

sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya.

4.     Wawancara

Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa.

Agar orang diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya itu sendiri, pandangan-

pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian rupa sehingga orang yang

mewawancarai dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan.

5.     Angket

Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah

di susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang

diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya

secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui hal-

hal yang diselidiki.

6.     Pemeriksaan Psikologi

Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi disebut juga

dengan psikotes Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostiktertentu yang

hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih. alat-alat

itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf

kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur

kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.

B.     Pengertian perilaku

Psikologi juga merupakan ilmu tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas

individu ( Branca, 1964; Morgan, dkk,1984 dan Marquis, 1957). Perilaku tersebut

dalam pengertian luas, yaitu perilaku yang tampak dan tidak tampak. Ada

perbedaan dalam pandangan mengenai perilaku yakni pertama adalah perilaku

adalah respons dari sebuah stimulus dan pandangan lainnya adalah perilaku

adalah individu mempunyai kemampuan untuk menentukan perilaku yang

Page 66: kepemimpinan

diambilnya. Yang pertama adalah aliran behavioris dan yang kedua aliran

kognitif.

Skinner (1976) membedakan perilaku menjadi 2 yaitu perilaku yang alami

(innate Behavior) dan perilaku operan ( Operant behavior). Perilaku alami adalah

perilaku yang dibawa sejak organism dilahirkan yaitu berupa refleks dan insting-

insting. Perilaku operan adalah perilaku yang dibentuk melalui proses belajar.

Pembentukan perilaku.

Diatas telah dijelaskan adalah perilaku manusia sebagian adalah karena

dibentuk. Berkaitan hal itu maka persoalannya adalah bagaimana cara

membentuk suatu perilaku .

-          Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan.

Perilaku terbentuk oleh kebiasaan yang dilakukan atau oleh lingkungan yang

akan secara naluri akan mempengaruhi karakter dan perilaku seseorang. Inilah

yang terkadang menjadikan orang satu dengan yanglain dan berlainan daerah

mempunyai perilaku yang berbeda-beda.

-          Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight).

Contoh mudahnya adalah kalau kuliah jangan sampai terlambat karena hal itu

akan mengganggu teman-teman yang lain. Bila naik motor harus pakai helm,

karena helm sebagai alat untuk keamanan diri. Cara ini memberikan pengajaran

perilaku dengan pengertian.

-          Pembentukan perilaku dengan menggunakan model atau contoh.

Contoh atau panutan adalah cara yang selanjutnya. Banyak individu yang

mempunyai kecenderungan untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh orang yang

disukainya, digemari atau panutannya. Dalam hal ini islam memberikan contoh

yakni perbuatan manusia hendaknya menjadikan nabi Muhammad Saw sebagai

panutan dalam berbuat.

Perilaku manusia itu didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu

berperilaku. Dalam hal ini ada beberapa teori, diantaranya adalah sebagai

berikut :

a.       Teori insting

Page 67: kepemimpinan

Insting merupakan perilaku yang alamim perilaku bawaan dan insting akan

mengalami perubahan karena pengalaman.

b.      Teori dorongan

Bila seseorang mempunyai keinginan atau kebutuhan maka hal ini yang akan

membuat orang tersebut akan melakukan sebuah perilaku untuk memenuhi

kebutuhannya tersebut. Hal inilah yang melandasi teori dorongan ini.

c.       Teori insentif

Hadiah, imbalan ataupun pujian juga mempengaruhi seseorang untuk

melakukan suatu tindakan atau perilaku. Ini yang dimaksudkan oleh teori insentif

ini. timbal balik setelah melakukan sebuah perilaku.

d.      Teori atribusi

Teori ini menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku seseorang apakah

karena keadaan internal atau eksternal.

e.       Teori kognitif

Ini penggambaran dari suatu keadaan seseorang harus memilih perilaku mana

yang mesti dilakukan, maka yang bersangkutan akan memilij alternatif perilaku

yang akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi orang tersebut.

C.    Manusia dengan lingkungannya

Saat membicarakan masalah perilaku tampak jelas bagaimana peran lingkungan

terhadap perilaku manusia.

1.      Manusia sebagai makhluk berkembang.

Manusia adalah makhluk hidup dapat ditinjau dari berbagai macam segi

sesuai dengan sudut tinjauan dalam mempelajari manusia itu. Oleh karena itu

tinjauan mengenai manusia dapat bermacam-macam, misal manusia sebagai

makhluk budaya, manusia sebagai makhluk sosial, manusia sebagai makhluk

yang dapat dididik, manusia sebagai makhluk yang berkembang dan

sebagainya. Intinya adalah

a.       Manusia itu dapat mengalami perubahan-perubahan sebagai akibat dari

perkembangan pada diri manusia itu.

Page 68: kepemimpinan

b.      Dalam perkembangan manusia itu factor pembawaan dan factor lingkungan

secacra bersama-sama mempunyai peranan, walaupun tidak mengingkari

adanya teori-teori yang lain.

2.      Manusia sebagai makhluk individual dan sosial

Manusia sebagai makhluk sosial, adanya hubungan manusia dengan

sekitarnya, adanya dorongan pada manusia untuk mengabdi pada masyarakat.

Manusia sebagai makhluk berketuhanan atau religi adanya hubungan manusia

dengan Sang pencipta, kekuatan yang ada di luar dirinya. Jelasnya manusia

tidak bisa hidup sendiri dan butuh lingkungan sekitar.

3.      Beberapa macam hubungan manusia dengan lingkungan.

Bagaimana hubungan manusia dengan lingkungan sosial tidak hanya

berjalan searah dalam arti hanya lingkungan saja yang mempunyai pengaruh

terhadap individu namun juga individu dapat membentuk hubungan timbal balik.

Seperti hal-hal berikut ini :

a.       Individu menolak lingkungan.

Yaitu bila individu tidak sesuai dengan keadaan lingkungannya. Dalam keadaan

tersebut individu dapat memberikan pengaruh atau bentuk sesuai dengan apa

yang diharapkan oleh individu tadi. Namun hal ini tidaklah mudah. Sebagai

contoh bagaimana seorang Nabi Muhammad Saw yang berada dalam

lingkungan kaum jahiliah dan perlu pengorbanan dan kesabaran dalam

merubahnya menjadi lingkungan yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

b.      Individu menerima lingkungan

Yaitu keadaan yang cocok dengan individu tersebut sehingga menjadikan dia

lebih nyaman dalam berkomunikasi dengan sosial lingkungannya.

c.       Individu bersikap netral atau status kuo.

Yaitu apabila individu tidak cocok dengan keadaan lingkungan, tetapi individu

tidak melakukan langkah-langkah bagaimana sebaiknya. Individu bersikap diam

saja. Dipandang dari segi kemasyarakatan sikap yang demikian ini sebenarnya

tidak diharapkanm karena bagaimanapun individu dapat mengambil langkah-

langkah bagaimana sebaiknya sekalipun mungkin hal tersebut tidak dapat

memenuhi harapannya.

Page 69: kepemimpinan

Hubungan psikologi sosial dengan ilmu-ilmu sosial   lainnya

Serge moscovici seorang psikolog sosial perancis menyatakan bahwa psikologi sosial adalah jembatan diantara cabang-cabang pengetahuan sosial lainnya. Sebab psikologi sosial mengakui pentingnya memandang individu dalam suatu system sosial yang lebih luas dan karena itu menarik kedalamnya sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan ekonomi. Psikologi sosial mengakui aktifitas manusia yang rentangnya luas dan pengaruh budaya serta perilaku manusia dimasa lampau. Dalam mengambil fokus ini psikologi sosial beririsan dengan filsafat, sejarah, seni dan musik. Selain itu psikologi sosial memiliki perspektif luas dengan berusaha memahami relevansi dari proses internal dari aktivitas manusia terhadap perilaku sosial. Dalam hal ini psikologi sosial misalnya mungkin mempertanyakan bagaimana keadaan orang setelah menyaksikan suatu kejadian menakutkan akan mempengaruhi arousal secara fisiologis, seperti tekanan darah dan serangan jantung. Karena perspektif ini, maka dibahas tentang persepsi, kognisi dan respon fisiologis.

Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa cirikhas dari psikologi sosial adalah memfokuskan pada individu daripada kelompok atau unit.sementara ahli ilmu sosial yang lain mempergunakan analisis kemasyarakatan yakni mempergunakan faktor-faktor secara luas untuk menjelaskan perilaku sosial. Misalnya sosiologi lebih tertarik pada struktur dan fungsi kelompok. Kelompok itu dapat kecil (keluarga), atau moderat (perkumpulan mahasiswa, klub sepakbola), atau luas (suatu masyarakat).

Sementara bidang studi lain dari psikologi yang tertarik pada keunikan dari perilaku individu adalah psikologi kerpibadian. Pendekatan psikologi kepribadian adalah membandingkan masing-masing orang. Sementara pendekatan psikologi sosial adalah mengidentifikasikan respon (cara bereaksi) dari sebagian besar atau kebanyakan orang dalam suatu situasi dan meneliti bagaimana situasi itu mempengaruhi respon tersebut.

Marilah kita bandingkan ketiga pendekatan tersebut dengan menggunakan contoh yang spesifik untuk menganalisis terjadinya tindak kekerasan. Pendekatan kemasyarakatan cenderung menunjukkan adanya kaitan antara tingkat kejahatan yang tinggi dengan kemiskinan, urbanisasi yang cepat, dan industrialisasi dalam suatu masyarakat. Untuk membuktikan kesimpulan ini, mereka menunjukkan beberapa fakta tertentu : orang yang miskin lebih sering melakukan kejahatan; kejahatan lebih banyak timbul di daerah kumuh ketimbang di lingkungan elit; kriminalitas meningkat pada masa resesi ekonomi dan menurun di saat kondisi ekonomi membaik.

Sementara pendekatan individual dalam bidang psikologi yang lain (psikologi kepribadian, perkembangan dan klinis) cenderung menjelaskan kriminalitas berdasarkan karakteristik dan pengalaman criminal individu yang unik. Pendekatan ini akan mempelajari perbedaan individual yang menyebabkan sebagian orang melakukan tindak criminal, yang tidak dilakukan oleh orang lain dengan latar belakang yang sama, untuk itu, biasanya mereka memusatkan pada latar belakang individu, misalnya bagaimana

Page 70: kepemimpinan

perkembangan orang itu? Disiplin apakah yang diterapkan orang tuanya? Mungkin orang tua yang kasar cenderung menumbuhkan anak belajar berperilaku kasar?. Penelitian dapat dilakukan dengan membandingkan latar belakang keluarga anak yang nakal dengan yang tidak nakal. Jadi analisis semacam ini memusatkan pada bagaimana dalam situasi yang sama orang dapat melakukan perilaku yang berbeda karena pengalaman masa lalu yang unik.

Sebaliknya psikologi sosial lebih berpusat pada usaha memahami bagaimana seseorang bereaksi terhadap situasi sosial yang terjadi. Psikologi sosial mempelajari perasaan subyektif yang biasanya muncul dalam situasi sosial tertentu, dan bagaimana perasaan itu mempengaruhi perilaku. Situasi interpersonal apa yang menimbulkan perasaan marah, dan meningkatkan atau menurunkan kemungkinan munculnya perilaku agresi? Sebagai contoh, salah satu prinsip dasar psikologi sosial adalah bahwa situasi frustasi akan membuat orang marah, yang memperbesar kemungkinan timbulnya mereka melakukan perilaku agresi. Akibat situasi yang menimbulkan frustasi ini merupakan penjelasan alternative mengenai sebab timbulnya kejahatan. Hubungan itu tidak hanya menjelaskan mengapa perilaku agresif terjadi dalam situasi tertentu, tetapi juga menjelaskan mengapa faktor ekonomi dan kemasyarakatan menimbulkan kejahatan. Misalnya, orang miskin berduyun-duyun dating ke kota akan mengalami frustasi; mereka ternyata sulit mencari pekerjaan, mereka tidka dapat membeli apa yang mereka inginkan, tidak dapat hidup layak seperti yang mereka bayangkan. Dan frustasi ini merupakan sebab utama munculnya sebagian besar perilaku criminal. Psikologi sosial biasanya juga menyangkut perasaan-perasaan subyektif yang ditimbulkan situasi interpersonal, yang kemudian mempengaruhi perilaku individu. Dalam contoh ini situasi frustasi menimbulkan kemarahan, yang kemudian menyebabkan timbulnya perilaku agresif.

Kesimpulan : pada dasarnya psikologi sosial sangat berhubungan dengan ilmu sosial lain nya, dimana psikologi sosial merupakan bagian dari semua cabang ilmu sosial lainnya!

Hubungan psikologi sosial dengan ilmu-ilmu sosial   lainnya

Serge moscovici seorang psikolog sosial perancis menyatakan bahwa psikologi sosial adalah jembatan diantara cabang-cabang pengetahuan sosial lainnya. Sebab psikologi sosial mengakui pentingnya memandang individu dalam suatu system sosial yang lebih luas dan karena itu menarik kedalamnya sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan ekonomi. Psikologi sosial mengakui aktifitas manusia yang rentangnya luas dan pengaruh budaya serta perilaku manusia dimasa lampau. Dalam mengambil fokus ini psikologi sosial beririsan dengan filsafat, sejarah, seni dan musik. Selain itu psikologi sosial memiliki perspektif luas dengan berusaha memahami relevansi dari proses internal dari aktivitas manusia terhadap perilaku sosial. Dalam hal ini psikologi sosial misalnya mungkin mempertanyakan bagaimana keadaan orang setelah menyaksikan suatu kejadian menakutkan akan mempengaruhi arousal secara fisiologis, seperti tekanan darah dan serangan jantung. Karena perspektif ini, maka dibahas tentang persepsi, kognisi dan respon fisiologis.

Page 71: kepemimpinan

Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa cirikhas dari psikologi sosial adalah memfokuskan pada individu daripada kelompok atau unit.sementara ahli ilmu sosial yang lain mempergunakan analisis kemasyarakatan yakni mempergunakan faktor-faktor secara luas untuk menjelaskan perilaku sosial. Misalnya sosiologi lebih tertarik pada struktur dan fungsi kelompok. Kelompok itu dapat kecil (keluarga), atau moderat (perkumpulan mahasiswa, klub sepakbola), atau luas (suatu masyarakat).

Sementara bidang studi lain dari psikologi yang tertarik pada keunikan dari perilaku individu adalah psikologi kerpibadian. Pendekatan psikologi kepribadian adalah membandingkan masing-masing orang. Sementara pendekatan psikologi sosial adalah mengidentifikasikan respon (cara bereaksi) dari sebagian besar atau kebanyakan orang dalam suatu situasi dan meneliti bagaimana situasi itu mempengaruhi respon tersebut.

Marilah kita bandingkan ketiga pendekatan tersebut dengan menggunakan contoh yang spesifik untuk menganalisis terjadinya tindak kekerasan. Pendekatan kemasyarakatan cenderung menunjukkan adanya kaitan antara tingkat kejahatan yang tinggi dengan kemiskinan, urbanisasi yang cepat, dan industrialisasi dalam suatu masyarakat. Untuk membuktikan kesimpulan ini, mereka menunjukkan beberapa fakta tertentu : orang yang miskin lebih sering melakukan kejahatan; kejahatan lebih banyak timbul di daerah kumuh ketimbang di lingkungan elit; kriminalitas meningkat pada masa resesi ekonomi dan menurun di saat kondisi ekonomi membaik.

Sementara pendekatan individual dalam bidang psikologi yang lain (psikologi kepribadian, perkembangan dan klinis) cenderung menjelaskan kriminalitas berdasarkan karakteristik dan pengalaman criminal individu yang unik. Pendekatan ini akan mempelajari perbedaan individual yang menyebabkan sebagian orang melakukan tindak criminal, yang tidak dilakukan oleh orang lain dengan latar belakang yang sama, untuk itu, biasanya mereka memusatkan pada latar belakang individu, misalnya bagaimana perkembangan orang itu? Disiplin apakah yang diterapkan orang tuanya? Mungkin orang tua yang kasar cenderung menumbuhkan anak belajar berperilaku kasar?. Penelitian dapat dilakukan dengan membandingkan latar belakang keluarga anak yang nakal dengan yang tidak nakal. Jadi analisis semacam ini memusatkan pada bagaimana dalam situasi yang sama orang dapat melakukan perilaku yang berbeda karena pengalaman masa lalu yang unik.

Sebaliknya psikologi sosial lebih berpusat pada usaha memahami bagaimana seseorang bereaksi terhadap situasi sosial yang terjadi. Psikologi sosial mempelajari perasaan subyektif yang biasanya muncul dalam situasi sosial tertentu, dan bagaimana perasaan itu mempengaruhi perilaku. Situasi interpersonal apa yang menimbulkan perasaan marah, dan meningkatkan atau menurunkan kemungkinan munculnya perilaku agresi? Sebagai contoh, salah satu prinsip dasar psikologi sosial adalah bahwa situasi frustasi akan membuat orang marah, yang memperbesar kemungkinan timbulnya mereka melakukan perilaku agresi. Akibat situasi yang menimbulkan frustasi ini merupakan penjelasan alternative mengenai sebab timbulnya kejahatan. Hubungan itu tidak hanya menjelaskan mengapa perilaku agresif terjadi dalam situasi tertentu, tetapi juga menjelaskan mengapa faktor ekonomi dan kemasyarakatan menimbulkan kejahatan. Misalnya, orang miskin

Page 72: kepemimpinan

berduyun-duyun dating ke kota akan mengalami frustasi; mereka ternyata sulit mencari pekerjaan, mereka tidka dapat membeli apa yang mereka inginkan, tidak dapat hidup layak seperti yang mereka bayangkan. Dan frustasi ini merupakan sebab utama munculnya sebagian besar perilaku criminal. Psikologi sosial biasanya juga menyangkut perasaan-perasaan subyektif yang ditimbulkan situasi interpersonal, yang kemudian mempengaruhi perilaku individu. Dalam contoh ini situasi frustasi menimbulkan kemarahan, yang kemudian menyebabkan timbulnya perilaku agresif.

Kesimpulan : pada dasarnya psikologi sosial sangat berhubungan dengan ilmu sosial lain nya, dimana psikologi sosial merupakan bagian dari semua cabang ilmu sosial lainnya!

Hubungan psikologi sosial dengan ilmu-ilmu sosial   lainnya

Serge moscovici seorang psikolog sosial perancis menyatakan bahwa psikologi sosial adalah jembatan diantara cabang-cabang pengetahuan sosial lainnya. Sebab psikologi sosial mengakui pentingnya memandang individu dalam suatu system sosial yang lebih luas dan karena itu menarik kedalamnya sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan ekonomi. Psikologi sosial mengakui aktifitas manusia yang rentangnya luas dan pengaruh budaya serta perilaku manusia dimasa lampau. Dalam mengambil fokus ini psikologi sosial beririsan dengan filsafat, sejarah, seni dan musik. Selain itu psikologi sosial memiliki perspektif luas dengan berusaha memahami relevansi dari proses internal dari aktivitas manusia terhadap perilaku sosial. Dalam hal ini psikologi sosial misalnya mungkin mempertanyakan bagaimana keadaan orang setelah menyaksikan suatu kejadian menakutkan akan mempengaruhi arousal secara fisiologis, seperti tekanan darah dan serangan jantung. Karena perspektif ini, maka dibahas tentang persepsi, kognisi dan respon fisiologis.

Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa cirikhas dari psikologi sosial adalah memfokuskan pada individu daripada kelompok atau unit.sementara ahli ilmu sosial yang lain mempergunakan analisis kemasyarakatan yakni mempergunakan faktor-faktor secara luas untuk menjelaskan perilaku sosial. Misalnya sosiologi lebih tertarik pada struktur dan fungsi kelompok. Kelompok itu dapat kecil (keluarga), atau moderat (perkumpulan mahasiswa, klub sepakbola), atau luas (suatu masyarakat).

Sementara bidang studi lain dari psikologi yang tertarik pada keunikan dari perilaku individu adalah psikologi kerpibadian. Pendekatan psikologi kepribadian adalah membandingkan masing-masing orang. Sementara pendekatan psikologi sosial adalah mengidentifikasikan respon (cara bereaksi) dari sebagian besar atau kebanyakan orang dalam suatu situasi dan meneliti bagaimana situasi itu mempengaruhi respon tersebut.

Marilah kita bandingkan ketiga pendekatan tersebut dengan menggunakan contoh yang spesifik untuk menganalisis terjadinya tindak kekerasan. Pendekatan kemasyarakatan cenderung menunjukkan adanya kaitan antara tingkat kejahatan yang tinggi dengan kemiskinan, urbanisasi yang cepat, dan industrialisasi dalam suatu masyarakat. Untuk membuktikan kesimpulan ini, mereka menunjukkan beberapa fakta tertentu : orang yang miskin lebih sering melakukan kejahatan; kejahatan lebih banyak timbul di daerah kumuh

Page 73: kepemimpinan

ketimbang di lingkungan elit; kriminalitas meningkat pada masa resesi ekonomi dan menurun di saat kondisi ekonomi membaik.

Sementara pendekatan individual dalam bidang psikologi yang lain (psikologi kepribadian, perkembangan dan klinis) cenderung menjelaskan kriminalitas berdasarkan karakteristik dan pengalaman criminal individu yang unik. Pendekatan ini akan mempelajari perbedaan individual yang menyebabkan sebagian orang melakukan tindak criminal, yang tidak dilakukan oleh orang lain dengan latar belakang yang sama, untuk itu, biasanya mereka memusatkan pada latar belakang individu, misalnya bagaimana perkembangan orang itu? Disiplin apakah yang diterapkan orang tuanya? Mungkin orang tua yang kasar cenderung menumbuhkan anak belajar berperilaku kasar?. Penelitian dapat dilakukan dengan membandingkan latar belakang keluarga anak yang nakal dengan yang tidak nakal. Jadi analisis semacam ini memusatkan pada bagaimana dalam situasi yang sama orang dapat melakukan perilaku yang berbeda karena pengalaman masa lalu yang unik.

Sebaliknya psikologi sosial lebih berpusat pada usaha memahami bagaimana seseorang bereaksi terhadap situasi sosial yang terjadi. Psikologi sosial mempelajari perasaan subyektif yang biasanya muncul dalam situasi sosial tertentu, dan bagaimana perasaan itu mempengaruhi perilaku. Situasi interpersonal apa yang menimbulkan perasaan marah, dan meningkatkan atau menurunkan kemungkinan munculnya perilaku agresi? Sebagai contoh, salah satu prinsip dasar psikologi sosial adalah bahwa situasi frustasi akan membuat orang marah, yang memperbesar kemungkinan timbulnya mereka melakukan perilaku agresi. Akibat situasi yang menimbulkan frustasi ini merupakan penjelasan alternative mengenai sebab timbulnya kejahatan. Hubungan itu tidak hanya menjelaskan mengapa perilaku agresif terjadi dalam situasi tertentu, tetapi juga menjelaskan mengapa faktor ekonomi dan kemasyarakatan menimbulkan kejahatan. Misalnya, orang miskin berduyun-duyun dating ke kota akan mengalami frustasi; mereka ternyata sulit mencari pekerjaan, mereka tidka dapat membeli apa yang mereka inginkan, tidak dapat hidup layak seperti yang mereka bayangkan. Dan frustasi ini merupakan sebab utama munculnya sebagian besar perilaku criminal. Psikologi sosial biasanya juga menyangkut perasaan-perasaan subyektif yang ditimbulkan situasi interpersonal, yang kemudian mempengaruhi perilaku individu. Dalam contoh ini situasi frustasi menimbulkan kemarahan, yang kemudian menyebabkan timbulnya perilaku agresif.

Kesimpulan : pada dasarnya psikologi sosial sangat berhubungan dengan ilmu sosial lain nya, dimana psikologi sosial merupakan bagian dari semua cabang ilmu sosial lainnya!

Page 74: kepemimpinan
Page 75: kepemimpinan