kepala keamanan lintas berita blowfi sh menghilang · galon-galon. sementara para bapak dan para...

1
6 | Megapolitan Ayomi Amindoni Kepala Keamanan Blowfish Menghilang M UHAMMAD alias Mat yang diduga mereka- yasa tersangka pembunuhan di Cafe Blow- fish menghilang. Kepala Bi- dang Humas Polda Metro Ja- ya Kombes Boy Rafli Amar mengatakan pihaknya masih mengejar kepala keamanan Blowfish itu. “Kami masih mengejar dia. Sejak peristiwa terjadi, dia su- dah kami kejar, tapi hingga kini belum tertangkap,” jelas Boy. Mat merupakan orang yang menyuruh Randolili, David Too, Benardus Malela, serta Ka- nor Lolo datang ke Polda Metro Jaya pada 5 April 2010. Keempat orang tersebut di- janjikan pekerjaan sebagai ke amanan Blowfish. Mere- ka disuruh menemui penyi- dik bernama Agus K Sinaga. Ternyata bukan pekerjaan yang diberikan. Agus justru meme- riksa mereka sebagai tersangka bentrokan di kelab malam Blowfish yang meletus sehari sebelumnya (4/4/2010). Dalam peristiwa itu, dua orang tewas yakni M Soleh dan Yoppie Inggrattubun. Ke- duanya dari pihak luar, bu- kan keamanan Blowfish. Atas kematian Soleh dan Yoppie, jaksa penuntut umum Sumino menyeret Randolili, David, Bernardus, dan Kanor, sebagai terdakwa. Tigor Simatupang, pengacara keempat terdakwa, kemarin, meminta Sumino menghadir- kan Mat sebagai saksi di peng- adilan. Kehadiran Mat penting sebab keempat terdakwa dalam persidangan Senin (11/10) di Pengadilan Negeri Jakarta Se- latan mengungkapkan mereka tidak ada di lokasi kejadian saat bentrok di Blowfish. “Kalau melihat dari keterang- an yang disampaikan terdakwa di persidangan, terlihat adanya rekayasa antara Mat dan penyi- dik,” tandas Tigor. Mat adalah kenalan Kanor yang sama-sama berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur. Suatu hari di Kupang, Mat menawarkan pekerjaan kepada Kanor. Ketika Kanor merantau dengan teman-temannya ke Jakarta, dia menagih janji Mat. Tapi janji tinggal janji. Sekitar setahun kemudian yakni 5 April 2010, Mat menelepon dan menawarkan pekerjaan sebagai keamanan di Blowfish. “Kami disuruh ke polda me- nemui polisi bernama Agus Sinaga. Ternyata kami dijadi- kan sebagai tersangka. Kami dijebak,” papar Rando. Itulah sebabnya BAP terus berubah- ubah. Saat pembuatan BAP ke- tiga, Tigor hadir dalam peme- riksaan keempat tersangka. Merekayasa BAP Saat itu, Agus Sinaga mem- beri tahu bahwa BAP tidak pas sebab di sana tersangka menyatakan tidak ada di tem- pat. Penyidik lalu memperli- hatkan rekaman CCTV yang menampilkan kejadian perkela- hian di Blowfish pada 4 April. “Agus menyuruh tersangka memilih peran dalam adegan di CCTV. Ketika saya mempro- tesnya, dia bilang, ‘Diam kamu, kamu cuma pengacara’. Saya berani menjadi saksi bahwa Agus Sinaga telah melakukan kebohongan,” terang Tigor. Soal BAP terdakwa menja- di saksi di PN Jaksel, Senin (11/10), Tigor mengatakan kliennya tidak pernah dipe- riksa sebagai saksi. “Mereka langsung disodori BAP kesak- sian dan disuruh tanda tangan. Karena menolak untuk tanda tangan, mereka disuruh me- nandatangani penolakan BAP,” ungkapnya. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafli Amar membantah pihaknya mereka- yasa tersangka dan BAP kasus Blowfish. “Tidak ada rekayasa, jika ada keterangan yang me- nyebutkan demikian, biarlah hakim yang memberikan pe- nilaian,” sebutnya. Untuk membuktikan tidak ada rekayasa, Boy setuju me- nyerahkan rekaman CCTV beri- si bentrokan antara keamanan Blowfish dan anak buah John Key. “Tapi harus atas persetu- juan penuntut umum, karena merupakan kewenangan me- reka. CCTV yang dimiliki polisi hanya rekaman di pintu masuk diskotek, rekaman dalam tidak dimiliki,” tukasnya. (FD/J-1) amindoni@ mediaindonesia.com Penyidik menyuruh tersangka memilih peran sesuai adegan perkelahian dalam rekaman CCTV Blowfish. D I ujung barat Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara, terpampang tulisan yang berbunyi jalan ditutup karena ambles. Namun, motor-motor tetap bisa lewat menuju arah Tanjung Priok ataupun sebaliknya. Warga menyulap tanah kosong di samping Jalan RE Martadinata sebagai jalan darurat. Untuk mempersingkat jarak tempuh, banyak pengendara motor melewati jalan pintas tersebut. Dengan melalui jalan pintas, pengendara tidak perlu lagi memutar lewat Sunter. Namun, ada syarat melewati jalan pintas. Setiap yang lewat harus membayar Rp1.000. Penjaganya anak-anak muda berusia 15-25 tahun. Beberapa dari mereka memakai anting di telinga. “Tolong ya, bantu buat jalan, berapa saja,” kata mereka kepada pengendara yang melintas. Nada ucapannya agak memaksa. Bagi yang tidak membayar akan dihalang- halangi dengan batang pohon kecil. “Karena jalur di situ paling cepat, mau tidak mau berangkat dan pulang kerja, saya lewat jalan itu. Seperti bayar tol, sekali jalan Rp1.000,” sindir M Ridwan. Namanya masuk jalan tikus, setiap tikungan dijaga pak ogah yang juga meminta uang jasa. Jadi, pulang pergi tidak cukup Rp2 ribu. “Saya berharap aparat menindak mereka,” harap Ridwan yang menggunakan akses tersebut sejak Jalan RE Martadinata ambles 16 September lalu. Seorang ibu pedagang di warung dekat jalan darurat itu menjelaskan tanah kosong yang menjadi jalan pintas semula sebuah taman. “Ada sedikit rumput. Sejak motor lewat, rumput habis kelindas,” jelasnya. Ia menerangkan, para pemuda yang menjaga jalan pintas barat adalah warga halte PLTU. Mereka tidak memaksa para pengendara motor membayar. Yang suka memaksa adalah pemuda yang menjaga jalan pintas timur. “Mereka sampai pegang tangan. Saya dengar para pengendara motor protes,” sebutnya. Pemuda di jalan pintas timur merupakan warga Gang Porker dari RW 15 Kampung Bahari, Kelurahan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Mereka beroperasi dekat pos RW 15. Bukan hanya pintu timur dan barat yang dijaga para pemuda. Mendekati ujung timur jalan pintas, ada jembatan kayu yang telah dimodifikasi. Sebelum jembatan, ada beberapa warga meminta uang. Usia mereka lebih tua daripada orang-orang di ujung barat. Setelah melewati jembatan, ada lagi beberapa warga meminta uang kepada para pengendara motor dari arah Tanjung Priok. Usia mereka berkisar 20-40 tahun. Setengah dari mereka adalah para ibu dengan menengadahkan galon-galon. Sementara para bapak dan para pemuda bergantian memohon lewat mikrofon. “Tolong ya, bantu buat jalan, berapa saja.” Ketika ganti yang pegang mikrofon, kalimatnya pun berubah. “Tolong ya, bantu buat masjid. Buat Allah.” Seorang bapak di sana menuturkan warga RW 15 memang bersepakat membantu masjid di daerah itu. “Pukul 00.00-12.00 WIB, uangnya buat masjid. Setelah itu, buat warga,” tuturnya. Menurut bapak tersebut, jembatan kayu di daerah mereka telah ada sejak dulu, bahkan jauh sebelum Jalan RE Martadinata ambles. Pernah pengendara motor tercebur karena kehilangan keseimbangan. (Rommy Karindon/J-1) Aji Mumpung di Balik Jalan Ambles MEMBAYAR DENGAN SUKARELA: Warga meminta bayaran sukarela kepada pengendara sepeda motor yang melewati jalan yang seharusnya ditutup karena ambles di RE Martadinata, Jakarta Utara, kemarin. Lima Pejabat Tersangka UPS Depok KEJAKSAAN Negeri Kota Depok segera menetapkan lima pejabat Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Pasar Kota Depok sebagai tersangka. Mereka diduga terlibat dalam penggelem- bungan dana operasional dua pasar semimodern Kota Depok sebesar Rp1,26 miliar. Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Kota De- pok Sofyan Selle kemarin mengatakan ada kemungkinan kelima orang tersebut langsung ditahan. “Identitas mereka masih kami rahasiakan. Nanti saja setelah mereka ditahan,“ kilahnya. Korupsi dilakukan dengan cara me-mark up di unit pengelolaan sampah (UPS) Pasar Semimodern Kemiri Muka hanya lima pekerja dengan upah Rp750 ribu-Rp1,5 juta per bulan. Tetapi pejabat membuat menjadi 18 orang. Begitu juga di Pasar Cisalak, Cimanggis, ter- daftar 26 karyawan UPS dengan upah Rp750 ribu-Rp1,5 juta per bulan. Ternyata hanya delapan orang. (KG/J-1) Dinas Pendidikan Kebobolan Rp570 Juta KANTOR Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga di Jalan Pa- jajaran, Kota Bogor, dibobol maling, kemarin. Uang yang ada di ruangan maupun dalam brankas dengan total Rp570 juta disapu bersih. Pelaku masuk dengan cara mencongkel jendela. Kasubbag Keuangan Dinas Pendidikan Lilis Irawati mengatakan pihaknya mengetahui ruang bagian keuangan dibobol maling setelah selesai apel pagi. Uang tersebut baru diterima sehari sebelumnya dalam bentuk pecahan Rp100 ribu dan Rp50 ribu untuk kepentingan operasional. Pelaku bukan hanya masuk ke ruang keuangan dan membawa kabur Rp570 juta, tapi juga mengacak-acak dua ruan- gan lain di sebelahnya. “Di dua ruangan itu tidak ada yang hilang. Kedua ruangan yang diacak-acak memang tidak ada uangnya,” jelas Kasubbag Umum dan Kepegawaian Dedi Hariadi. Polisi me- nemukan sidik jari lebih dari dua di lokasi kejadian. (DD/J-1) LINTAS BERITA Cuaca Ekstrem Mulai Memudar WARGA di sekitar Jabodetabek bisa bernapas lega untuk se- mentara. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem yang melanda kawa- san Jabodetabek akan mereda. Meski demikian, warga di- ingatkan untuk tetap waspada menghadapi kemungkinan banjir terutama bagi yang ber- tempat tinggal di Jabodetabek bagian selatan. “Selama bulan September di Jakarta hanya terjadi satu kali cuaca ekstrem dan di bulan Oktober belum ada. Sedang- kan wilayah lain, misalnya Kalimantan, terjadi hingga 12 kali pada bulan September dan di Aceh sudah terjadi tiga kali di bulan Oktober,” kata Deputi Kepala BMKG Soeroso Hadi- yanto di Jakarta, kemarin. Untuk seminggu ke depan, hujan diperkirakan tetap turun di wilayah Jabodetabek. Na- mun intensitasnya tergolong rendah. “Masih ada liputan awannya. Diperkirakan, hujan turun de- ngan intensitas ringan hingga sedang,” ujarnya. Lebih lanjut, dia menam- bahkan untuk beberapa pekan ke depan wilayah Jabodetabek bagian selatan memiliki curah hujan yang lebih tinggi daripa- da di bagian utara. “Begitu juga dengan potensi banjir di Jabodetabek lebih banyak berada di selatan Jabo- detabek,” tandasnya. BMKG memprediksi puncak musim hujan di Jabodetabek akan terjadi pada awal tahun depan. Warga diminta mewas- padai peningkatan intensitas hujan pada Desember hingga Januari 2010. Selama musim pancaroba, lanjutnya, berbagai gejala alam akan terus mewarnai Ibu Kota. “Masih ada angin kencang, kilat atau petir,” ujarnya. (*/J-2) Masih ada liputan awannya. Diperkirakan, hujan turun dengan intensitas ringan hingga sedang.” Soeroso Hadiyanto Deputi Kepala BMKG MI/RAMDANI

Upload: lydang

Post on 13-Jul-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

6 | Megapolitan

Ayomi Amindoni

Kepala KeamananBlowfi sh Menghilang

MU H A M M A D alias Mat yang diduga mereka-yasa tersangka

pembunuhan di Cafe Blow-fish menghilang. Kepala Bi-dang Humas Polda Metro Ja-ya Kombes Boy Rafli Amar mengatakan pihaknya masih mengejar kepala keamanan Blowfi sh itu.

“Kami masih mengejar dia. Sejak peristiwa terjadi, dia su-dah kami kejar, tapi hingga kini belum tertangkap,” jelas Boy. Mat merupakan orang yang me nyuruh Randolili, David Too, Benardus Malela, serta Ka-nor Lolo datang ke Polda Metro Jaya pada 5 April 2010.

Keempat orang tersebut di-janjikan pekerjaan sebagai ke amanan Blowfish. Mere-ka disuruh menemui penyi-

dik bernama Agus K Sinaga. Ternyata bukan pekerjaan yang diberikan. Agus justru meme-riksa mereka sebagai tersangka bentrokan di kelab malam Blowfi sh yang meletus sehari sebelumnya (4/4/2010).

Dalam peristiwa itu, dua orang tewas yakni M Soleh dan Yoppie Inggrattubun. Ke-dua nya dari pihak luar, bu-kan keamanan Blowfi sh. Atas kematian Soleh dan Yoppie, jaksa penuntut umum Sumino menyeret Randolili, David, Bernardus, dan Kanor, sebagai terdakwa.

Tigor Simatupang, pengacara keempat terdakwa, kemarin, meminta Sumino menghadir-kan Mat sebagai saksi di peng-adilan. Kehadiran Mat penting sebab keempat terdakwa dalam persidangan Senin (11/10) di Pengadilan Negeri Jakarta Se-latan mengungkapkan mereka tidak ada di lokasi kejadian saat

bentrok di Blowfi sh. “Kalau melihat dari keterang-

an yang disampaikan terdakwa di persidangan, terlihat adanya rekayasa antara Mat dan penyi-dik,” tandas Tigor. Mat adalah kenalan Kanor yang sama-sama berasal dari Kupang, Nusa Teng gara Timur.

Suatu hari di Kupang, Mat menawarkan pekerjaan kepada Kanor. Ketika Kanor merantau dengan teman-temannya ke Jakarta, dia menagih janji Mat. Tapi janji tinggal janji. Sekitar setahun kemudian yakni 5 April 2010, Mat menelepon dan menawarkan pekerjaan sebagai keamanan di Blowfi sh.

“Kami disuruh ke polda me-nemui polisi bernama Agus Si naga. Ternyata kami dijadi-kan sebagai tersangka. Kami dijebak,” papar Rando. Itulah sebabnya BAP terus berubah-ubah. Saat pembuatan BAP ke-tiga, Tigor hadir dalam peme-

riksaan keempat tersangka.

Merekayasa BAP Saat itu, Agus Si naga mem-

beri tahu bahwa BAP tidak pas sebab di sana tersangka menyatakan tidak ada di tem-pat. Penyidik lalu memperli-hatkan rekaman CCTV yang menampilkan kejadian perkela-hian di Blowfi sh pada 4 April.

“Agus menyuruh tersangka memilih peran dalam adegan di CCTV. Ketika saya mempro-tesnya, dia bilang, ‘Diam kamu, kamu cuma pengacara’. Saya berani menjadi saksi bahwa Agus Sinaga telah melakukan kebohongan,” terang Tigor.

Soal BAP terdakwa menja-di saksi di PN Jaksel, Senin (11/10), Tigor mengatakan kliennya tidak pernah dipe-riksa sebagai saksi. “Mereka langsung disodori BAP kesak-sian dan disuruh tanda tangan. Karena menolak untuk tanda

tangan, mereka disuruh me-nandatangani penolakan BAP,” ungkapnya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafl i Amar membantah pihaknya mereka-yasa tersangka dan BAP kasus Blowfi sh. “Tidak ada rekayasa, jika ada keterangan yang me-nyebutkan demikian, biarlah hakim yang memberikan pe-nilaian,” sebutnya.

Untuk membuktikan tidak ada rekayasa, Boy setuju me-nyerahkan rekaman CCTV beri-si bentrokan antara keamanan Blowfi sh dan anak buah John Key. “Tapi harus atas persetu-juan penuntut umum, karena merupakan kewenangan me-reka. CCTV yang dimiliki polisi hanya rekaman di pintu masuk diskotek, rekaman dalam tidak dimiliki,” tukasnya. (FD/J-1)

[email protected]

Penyidik menyuruh tersangka memilih peran sesuai adegan perkelahian dalam rekaman CCTV Blowfish.

DI ujung barat Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara, terpampang tulisan yang

berbunyi jalan ditutup karena ambles. Namun, motor-motor tetap bisa lewat menuju arah Tanjung Priok ataupun sebaliknya.

Warga menyulap tanah kosong di samping Jalan RE Martadinata sebagai jalan darurat. Untuk mempersingkat jarak tempuh, banyak pengendara motor melewati jalan pintas tersebut.

Dengan melalui jalan pintas, pengendara tidak perlu lagi memutar lewat Sunter. Namun, ada syarat melewati jalan pintas. Setiap yang lewat harus membayar Rp1.000. Penjaganya anak-anak muda berusia 15-25 tahun. Beberapa dari mereka memakai anting di telinga. “Tolong ya, bantu buat jalan, berapa saja,” kata mereka kepada pengendara yang melintas.

Nada ucapannya agak memaksa. Bagi yang tidak membayar akan dihalang-halangi dengan batang pohon kecil. “Karena jalur di situ paling cepat, mau tidak mau berangkat dan pulang kerja, saya lewat jalan itu. Seperti bayar tol, sekali jalan Rp1.000,” sindir M Ridwan.

Namanya masuk jalan tikus, setiap tikungan dijaga pak ogah yang juga meminta uang jasa. Jadi, pulang pergi tidak cukup Rp2 ribu. “Saya berharap aparat menindak mereka,” harap Ridwan yang menggunakan akses tersebut sejak Jalan RE Martadinata ambles 16 September lalu.

Seorang ibu pedagang di warung dekat jalan darurat itu menjelaskan tanah kosong yang menjadi jalan pintas semula sebuah taman. “Ada sedikit rumput. Sejak motor lewat, rumput habis kelindas,” jelasnya.

Ia menerangkan, para pemuda yang menjaga jalan pintas barat adalah warga halte PLTU. Mereka tidak memaksa para pengendara motor membayar. Yang suka memaksa adalah pemuda yang menjaga jalan pintas timur. “Mereka sampai pegang tangan. Saya dengar para pengendara motor protes,” sebutnya.

Pemuda di jalan pintas timur merupakan warga Gang Porker dari RW 15 Kampung Bahari, Kelurahan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Mereka beroperasi dekat pos RW 15.

Bukan hanya pintu timur dan barat yang dijaga para pemuda. Mendekati

ujung timur jalan pintas, ada jembatan kayu yang telah dimodifi kasi. Sebelum jembatan, ada beberapa warga meminta uang. Usia mereka lebih tua daripada orang-orang di ujung barat.

Setelah melewati jembatan, ada lagi beberapa warga meminta uang kepada para pengendara motor dari arah Tanjung Priok. Usia mereka berkisar 20-40 tahun. Setengah dari mereka adalah para ibu dengan menengadahkan galon-galon. Sementara para bapak dan para pemuda bergantian memohon lewat mikrofon. “Tolong ya, bantu buat jalan, berapa saja.” Ketika ganti yang pegang mikrofon, kalimatnya pun berubah. “Tolong ya, bantu buat masjid. Buat Allah.”

Seorang bapak di sana menuturkan warga RW 15 memang bersepakat membantu masjid di daerah itu. “Pukul 00.00-12.00 WIB, uangnya buat masjid. Setelah itu, buat warga,” tuturnya.

Menurut bapak tersebut, jembatan kayu di daerah mereka telah ada sejak dulu, bahkan jauh sebelum Jalan RE Martadinata ambles. Pernah pengendara motor tercebur karena kehilangan keseimbangan. (Rommy Karindon/J-1)

Aji Mumpung di Balik Jalan Ambles

MEMBAYAR DENGAN SUKARELA: Warga meminta bayaran sukarela kepada pengendara sepeda motor yang melewati jalan yang seharusnya ditutup karena ambles di RE Martadinata, Jakarta Utara, kemarin.

Lima Pejabat Tersangka UPS Depok KEJAKSAAN Negeri Kota Depok segera menetapkan lima pejabat Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Pasar Kota Depok sebagai tersangka. Mereka diduga terlibat dalam penggelem-bungan dana operasional dua pasar semimodern Kota Depok sebesar Rp1,26 miliar. Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Kota De-pok Sofyan Selle kemarin mengatakan ada kemungkinan kelima orang tersebut langsung ditahan. “Identitas mereka masih kami rahasiakan. Nanti saja setelah mereka ditahan,“ kilahnya. Korupsi dilakukan dengan cara me-mark up di unit pengelolaan sampah (UPS) Pasar Semimodern Kemiri Muka hanya lima pekerja dengan upah Rp750 ribu-Rp1,5 juta per bulan. Tetapi pejabat membuat menjadi 18 orang. Begitu juga di Pasar Cisalak, Cimanggis, ter-daftar 26 karyawan UPS dengan upah Rp750 ribu-Rp1,5 juta per bulan. Ternyata hanya delapan orang. (KG/J-1)

Dinas Pendidikan Kebobolan Rp570 Juta KANTOR Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga di Jalan Pa-jajaran, Kota Bogor, dibobol maling, kemarin. Uang yang ada di ruangan maupun dalam brankas dengan total Rp570 juta disapu bersih. Pelaku masuk dengan cara mencongkel jendela. Kasubbag Keuangan Dinas Pendidikan Lilis Irawati mengatakan pihaknya mengetahui ruang bagian keuangan dibobol maling setelah selesai apel pagi. Uang tersebut baru diterima sehari sebelumnya dalam bentuk pecahan Rp100 ribu dan Rp50 ribu untuk kepentingan operasional. Pelaku bukan hanya masuk ke ruang keuangan dan membawa kabur Rp570 juta, tapi juga mengacak-acak dua ruan-gan lain di sebelahnya. “Di dua ruangan itu tidak ada yang hilang. Kedua ruangan yang diacak-acak memang tidak ada uangnya,” jelas Kasubbag Umum dan Kepegawaian Dedi Hariadi. Polisi me-nemukan sidik jari lebih dari dua di lokasi kejadian. (DD/J-1)

LINTAS BERITA

Cuaca Ekstrem Mulai Memudar

WARGA di sekitar Jabodetabek bisa bernapas lega untuk se-mentara. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem yang melanda kawa-san Jabodetabek akan mereda.

Meski demikian, warga di-ingatkan untuk tetap waspada menghadapi kemungkinan banjir terutama bagi yang ber-tempat tinggal di Jabodetabek bagian selatan.

“Selama bulan September di Jakarta hanya terjadi satu kali cuaca ekstrem dan di bulan Oktober belum ada. Sedang-kan wilayah lain, misalnya Kalimantan, terjadi hingga 12 kali pada bulan September dan di Aceh sudah terjadi tiga kali di bulan Oktober,” kata Deputi Kepala BMKG Soeroso Hadi-yanto di Jakarta, kemarin.

Untuk seminggu ke depan, hujan diperkirakan tetap turun di wilayah Jabodetabek. Na-mun intensitasnya tergolong rendah.

“Masih ada liputan awannya. Diperkirakan, hujan turun de-ngan intensitas ringan hingga sedang,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia menam-bahkan untuk beberapa pekan ke depan wilayah Jabodetabek

bagian selatan memiliki curah hujan yang lebih tinggi daripa-da di bagian utara.

“Begitu juga dengan potensi banjir di Jabodetabek lebih banyak berada di selatan Jabo-detabek,” tandasnya.

BMKG memprediksi puncak musim hujan di Jabodetabek akan terjadi pada awal tahun depan. Warga diminta mewas-padai peningkatan intensitas hujan pada Desember hingga Januari 2010.

Selama musim pancaroba, lanjutnya, berbagai gejala alam akan terus mewarnai Ibu Kota. “Masih ada angin kencang, kilat atau petir,” ujarnya. (*/J-2)

Masih ada liputan awannya. Diperkirakan, hujan turun dengan intensitas ringan hingga sedang.”

Soeroso HadiyantoDeputi Kepala BMKG

MI/RAMDANI