tiga saksi blowfi sh menghilang - ftp.unpad.ac.id · saat menjawab pertanyaan vebe pellatu,...

1
6 | Megapolitan SELASA, 26 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Tiga Saksi Blowsh Menghilang K ASUS Blowfish Cafe and Resto semakin misterius. Tiga saksi kunci yang seharusnya mem- berikan keterangan menghilang. Sebelumnya, terdakwa dan sejumlah saksi menyatakan BAP palsu karena tidak sesuai dengan keterangan mereka. Saksi yang seharusnya memberikan kete- rangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemarin adalah John Hendrik, Kurnia Irawan serta Salim. Namun, tidak satu pun berhasil dihadirkan. Mereka merupakan pihak penye- rang dalam peristiwa bentrokan. Jaksa penuntut umum Sumino berkilah pihaknya sudah memanggil para saksi, tapi mereka tidak ada lagi di alamat semula. “Karena itu, kami berharap diperkenankan membacakan BAP ketiga saksi,” pintanya. Penasihat hukum terdakwa Blowsih, M Simatupang, keberatan atas permohonan Sumino. Alasannya, dia meragukan kebe- naran keterangan saksi maupun tanda tangan yang ada pada BAP. “Kami mengacu kepada keterangan saksi terdahulu yang menyatakan BAP mereka berbeda dengan keterangan yang disampai- kan kepada penyidik. Bahkan tanda tangan mereka pun berbeda di BAP. Kami ingin saksi tetap dihadirkan, kecuali kalau orangnya su- dah meninggal,” tutur Simatupang. Persidangan tetap dilanjutkan karena ada empat saksi lain yang bersedia memberikan keterangan. Mereka merupakan karyawan Blowsh Cafe and Resto. Mereka adalah Wulandari, Kurniawati, Rizki Ardianto, dan Jo Gunawan Salim yang bertugas pada saat bentrokan meletus. Kurniawati, 25, dan Wulandari, 24, bertugas sebagai kasir, sedangkan Rizki Ardianto, 23, serta Jo Gunawan Salim, 25, adalah bartender di Blowsh Cafe. Keempat saksi mengaku tidak mengenal atau melihat terdakwa Benardus Malela, Kanor Lolo, Randolili, dan David Too di lokasi kejadian. Wulandari menjelaskan, ketika bentrokan terjadi, ia bertugas sebagai kasir di dalam Bar Express yang masih satu area dengan Blowsh. “Tiba-tiba orang berlarian dari arah lobi Bar Express. Saat itu suasana di dalam su- dah sangat rusuh,” ucapnya. Namun, ia tidak mengetahui penyebab dan siapa yang terlibat keributan. Tamu dengan sekuriti Kurniawati, yang bertugas sebagai kasir, melihat pertengkaran antara tamu dan seku- riti Blowsh. Namun, karena sibuk melayani tamu, ia tidak tahu persis apa yang terjadi. “Tiba-tiba ada gerombolan orang merangsek masuk,” tuturnya. Saat menjawab pertanyaan Vebe Pellatu, pengacara terdakwa, soal siapa yang datang menyerang, Kurniawati menyatakan orang- orang berkulit legam. Saksi membenarkan isi BAP-nya, tapi mengaku tidak melihat terdakwa pada saat peristiwa terjadi. Dua saksi lainnya, Rizki Ardianto dan Jo Gunawan Salim, juga mem- berikan keterangan serupa. Kasus Blowsh menjadi menarik karena bukan hanya terdakwa yang menyangkal BAP, melainkan banyak saksi juga me- nyangkal. Terdakwa mengaku tidak terlibat bentrokan. Mereka disuruh Muhamad Sarif, sekuriti Blowsh, datang ke Polda Metro Jaya pada 5 April untuk diberi pekerjaan. Ternyata mereka bukan diberi pekerjaan sebagai sekuriti Blowsh, melainkan dipe- riksa sebagai tersangka. (*/J-4) [email protected] ASEP, 40, hanya bisa tertegun dengan tatapan nanar ketika puluhan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mem- boyong becaknya ke atas truk. “Pak, jangan diambil, Pak. Nanti saya cari makan pakai apa, Pak?” ujar warga komuter asal Bekasi ini memelas, yang hanya ditanggapi tatapan datar salah seorang aparat Satpol PP. Meski sempat melawan dan menahan, Asep tetap tak kuasa mempertahankan kendaraan yang diandalkannya untuk mencari nafkah sehari-hari itu. Aparat tetap merazia be- caknya. Asep pun hanya bisa pasrah. Matanya sudah terlihat berkaca-kaca sambil menatap becaknya yang perlahan men- jauh bersama Satpol PP itu. “Mau dikasih makan pakai apa keluarga saya? Di rumah ada istri dan tiga anak saya yang masih butuh biaya sekolah,” ujar Asep dengan nada lirih. Asep sendiri tahu bahwa pekerjaan yang dilakoninya berisiko. Pasalnya, sesuai Per- aturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 Pasal 29 ayat 1 tentang Ketertiban Umum, becak me- mang sudah tidak diperke- nankan untuk beroperasi di DKI Jakarta. Alasannya, becak merusak wajah metropolitan dan sekaligus dipandang se- bagai kendaraan umum yang tidak manusiawi. Asep bukan satu-satunya tu- kang becak yang harus merela- kan sandaran nafkahnya di- angkut Satpol PP. Ada 18 unit becak diangkut dalam operasi yang dilaksanakan di Jalan Bu- gis, di Pasar Ular Permai, Tan- jung Priok, serta di jalan utama di Kecamatan Pademangan. Menurut Kepala Seksi Ope- rasi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Jakarta Utara Ganef, razia dilakukan bukan hanya berdasarkan perda. Pihaknya mengaku sering mendapat ke- luhan dari masyarakat bahwa becak-becak ini mengganggu lalu lintas. Pernyataan itu bertentangan dengan pengakuan Ibu Agus, 51. Menurut warga Jalan Ci- peucang, Koja itu keberadaan becak justru sangat membantu mengangkut barang bawaannya dari Pasar Permai ke rumahnya. “Kalau naik ojek, belanjaan tidak bisa terangkut semua. Keberadaan becak justru sangat membantu saya,” ujarnya. Sementara itu, Satpol PP Kota Bekasi menjaring puluhan becak di Bekasi. Kepala Satpol PP Kota Bekasi Dedi Juanda mengatakan rambu larangan telah terpampang, namun tidak jarang becak melanggarnya. Untuk itu, para pemilik becak diminta mengikuti sidang di Pengadilan Negeri Bekasi. Me- reka harus membayar denda Rp15 ribu-Rp30 ribu. (*/GG/J-4) PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) DKI, konsorsium Trans-Jakarta, dan Kemente- rian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyepakati harga bahan bakar gas (BBG) Rp3.000 per liter setara pre- mium (lsp) khusus untuk bus Trans-Jakarta. Kesepakatan itu harus men- dapat persetujuan dari Kemen- terian Badan Usaha Milik Ne- gara (BUMN) karena di bawah harga penjualan Perusahaan Gas Negara Rp3.600 per lsp. “Surat Kementerian ESDM ke Kementerian BUMN, meng- usulkan harga BBG khusus un- tuk bus Trans-Jakarta Rp3.000 per lsp,” ujar Kepala Dinas Per- hubungan (Dishub) DKI Udar Pristono, di Jakarta, kemarin. Pengoperasian bus Trans- Jakarta, menurut Udar, akan terganggu jika harga BBG yang disepakati itu tidak disetujui. “Operasional bus Trans-Jakarta koridor IX Pinangranti-Pluit dan koridor X Cililitan-Tanjung Priok akan terganggu kalau harga BBG itu masih tetap Rp3.600 per lsp,” kata Udar. Harga BBG yang dikenakan untuk bus Trans-Jakarta saat ini masih Rp3.600 per lsp sesu- ai dengan Keputusan Menteri ESDM No 7/2007. Keputusan itu harus direvisi dulu baru bus Trans-Jakarta bisa menda- patkan BBG seharga Rp3.000 per lsp. Pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indone- sia (YLKI) Tulus Abadi me- nyayangkan harga BBG untuk bus Trans-Jakarta dikatego- rikan masuk sektor industri. “Kami menyayangkan peme- rintah pusat yang tidak kun- jung mengambil sikap atas persoalan gas ini. Seharusnya harga gas untuk bus Trans- Jakarta dan angkutan umum lainnya diberi keringanan,” tegasnya. Pengguna bus Trans-Jakarta, menurut Abadi, sebaiknya proaktif mendesak pemerin- tah pusat agar memberi keri- nganan harga gas untuk bus Trans-Jakarta. YLKI melakukan survei pada 25-27 Agustus 2010 kepada 1.000 responden mengenai kondisi pelayanan bus Trans- Jakarta setelah dilakukannya sterilisasi busway. Sterilisasi, menurut Abadi, terbukti me- ningkatkan jumlah pengguna bus Trans-Jakarta karena bus itu lebih cepat daripada sebe- lum sterilisasi. “Rendahnya penegakan hukum faktor uta- ma menyebabkan pengendara menyerobot busway.” (Ssr/J-5) Satpol PP Razia Puluhan Becak Harga Gas untuk Trans-Jakarta Rp3.000 Pengacara terdakwa menolak permintaan jaksa membacakan berita acara pemeriksaan (BAP) saksi karena meragukan kebenarannya. Kalau naik ojek, belanjaan tidak bisa terangkut semua. Keberadaan becak justru sangat membantu saya.’’ Ibu Agus Warga MI/USMAN ISKANDAR Udar Pristono Kadishub DKI Mathias Brahmana

Upload: lekiet

Post on 30-Jun-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tiga Saksi Blowfi sh Menghilang - ftp.unpad.ac.id · Saat menjawab pertanyaan Vebe Pellatu, pengacara terdakwa, soal siapa yang datang menyerang, Kurniawati menyatakan orang-orang

6 | Megapolitan SELASA, 26 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Tiga Saksi Blowfi sh Menghilang

KASUS Blowfish Cafe and Resto semakin misterius. Tiga saksi kunci yang seharusnya mem-berikan keterangan menghilang.

Sebelumnya, terdakwa dan sejumlah saksi menyatakan BAP palsu karena tidak sesuai dengan keterangan mereka.

Saksi yang seharusnya memberikan kete-rangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemarin adalah John Hendrik, Kurnia Irawan serta Salim. Namun, tidak satu pun berhasil dihadirkan. Mereka merupakan pihak penye-rang dalam peristiwa bentrokan.

Jaksa penuntut umum Sumino berkilah pihaknya sudah memanggil para saksi, tapi mereka tidak ada lagi di alamat semula. “Karena itu, kami berharap diperkenankan membacakan BAP ketiga saksi,” pintanya.

Penasihat hukum terdakwa Blowfi sih, M Simatupang, keberatan atas permohonan Sumino. Alasannya, dia meragukan kebe-naran keterangan saksi maupun tanda tangan yang ada pada BAP.

“Kami mengacu kepada keterangan saksi terdahulu yang menyatakan BAP mereka berbeda dengan keterangan yang disampai-kan kepada penyidik. Bahkan tanda tangan mereka pun berbeda di BAP. Kami ingin saksi tetap dihadirkan, kecuali kalau orangnya su-dah meninggal,” tutur Simatupang.

Persidangan tetap dilanjutkan karena ada empat saksi lain yang bersedia memberikan keterangan. Mereka merupakan karyawan Blowfi sh Cafe and Resto.

Mereka adalah Wulandari, Kurniawati, Rizki Ardianto, dan Jo Gunawan Salim yang bertugas pada saat bentrokan meletus. Kurniawati, 25, dan Wulandari, 24, bertugas

sebagai kasir, sedangkan Rizki Ardianto, 23, serta Jo Gunawan Salim, 25, adalah bartender di Blowfi sh Cafe.

Keempat saksi mengaku tidak mengenal atau melihat terdakwa Benardus Malela, Kanor Lolo, Randolili, dan David Too di lokasi kejadian. Wulandari menjelaskan, ketika bentrokan terjadi, ia bertugas sebagai kasir di dalam Bar Express yang masih satu area dengan Blowfi sh.

“Tiba-tiba orang berlarian dari arah lobi

Bar Express. Saat itu suasana di dalam su-dah sangat rusuh,” ucapnya. Namun, ia tidak mengetahui penyebab dan siapa yang terlibat keributan.

Tamu dengan sekuriti Kurniawati, yang bertugas sebagai kasir,

melihat pertengkaran antara tamu dan seku-riti Blowfi sh. Namun, karena sibuk melayani tamu, ia tidak tahu persis apa yang terjadi. “Tiba-tiba ada gerombolan orang merangsek

masuk,” tuturnya.Saat menjawab pertanyaan Vebe Pellatu,

pengacara terdakwa, soal siapa yang datang menyerang, Kurniawati menyatakan orang-orang berkulit legam.

Saksi membenarkan isi BAP-nya, tapi mengaku tidak melihat terdakwa pada saat peristiwa terjadi. Dua saksi lainnya, Rizki Ardianto dan Jo Gunawan Salim, juga mem-berikan keterangan serupa.

Kasus Blowfi sh menjadi menarik karena

bukan hanya terdakwa yang menyangkal BAP, melainkan banyak saksi juga me-nyangkal. Terdakwa mengaku tidak terlibat bentrokan. Mereka disuruh Muhamad Sarif, sekuriti Blowfi sh, datang ke Polda Metro Jaya pada 5 April untuk diberi pekerjaan.

Ternyata mereka bukan diberi pekerjaan sebagai sekuriti Blowfi sh, melainkan dipe-riksa sebagai tersangka. (*/J-4)

[email protected]

ASEP, 40, hanya bisa tertegun dengan tatapan nanar ketika puluhan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mem-boyong becaknya ke atas truk. “Pak, jangan diambil, Pak. Nanti saya cari makan pakai apa, Pak?” ujar warga komuter asal Bekasi ini memelas, yang hanya ditanggapi tatapan datar salah seorang aparat Satpol PP.

Meski sempat melawan dan menahan, Asep tetap tak kuasa mempertahankan kendaraan yang diandalkannya untuk mencari nafkah sehari-hari itu. Aparat tetap merazia be-caknya. Asep pun hanya bisa pasrah. Matanya sudah terlihat berkaca-kaca sambil menatap becaknya yang perlahan men-jauh bersama Satpol PP itu. “Mau dikasih makan pakai apa keluarga saya? Di rumah ada

istri dan tiga anak saya yang masih butuh biaya sekolah,” ujar Asep dengan nada lirih.

Asep sendiri tahu bahwa pe kerjaan yang dilakoninya berisiko. Pasalnya, sesuai Per-aturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 Pasal 29 ayat 1 tentang Ketertiban Umum, becak me-mang sudah tidak diperke-nankan untuk beroperasi di DKI Jakarta. Alasannya, becak merusak wajah metropolitan dan sekaligus dipandang se-bagai kendaraan umum yang tidak manusiawi.

Asep bukan satu-satunya tu-kang becak yang harus merela-kan sandaran nafkahnya di-angkut Satpol PP. Ada 18 unit becak diangkut dalam operasi yang dilaksanakan di Jalan Bu-gis, di Pasar Ular Permai, Tan-jung Priok, serta di jalan utama di Kecamatan Pademangan.

Menurut Kepala Seksi Ope-rasi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Jakarta Utara Ganef, razia dilakukan bukan hanya berdasarkan perda. Pihaknya mengaku sering mendapat ke-luhan dari masyarakat bahwa becak-becak ini mengganggu

lalu lintas.Pernyataan itu bertentangan

dengan pengakuan Ibu Agus, 51. Menurut warga Jalan Ci-peucang, Koja itu keberadaan becak justru sangat membantu mengangkut barang bawaannya dari Pasar Permai ke ru mah nya. “Kalau naik ojek, belanjaan tidak bisa terangkut semua. Keberadaan becak justru sangat membantu saya,” ujarnya.

Sementara itu, Satpol PP Kota Bekasi menjaring puluhan becak di Bekasi. Kepala Satpol PP Kota Bekasi Dedi Juanda mengatakan rambu larangan telah terpampang, namun tidak jarang becak melanggarnya. Untuk itu, para pemilik becak diminta mengikuti sidang di Pengadilan Negeri Bekasi. Me-reka harus membayar denda Rp15 ribu-Rp30 ribu. (*/GG/J-4)

P E M E R I N TA H P ro v i n s i (Pemprov) DKI, konsorsium Trans-Jakarta, dan Kemente-rian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyepakati harga bahan bakar gas (BBG) Rp3.000 per liter setara pre-mium (lsp) khusus untuk bus Trans-Jakarta.

Kesepakatan itu harus men-dapat persetujuan dari Kemen-terian Badan Usaha Milik Ne-gara (BUMN) karena di bawah harga penjualan Perusahaan Gas Negara Rp3.600 per lsp.

“Surat Kementerian ESDM ke Kementerian BUMN, meng-usulkan harga BBG khusus un-tuk bus Trans-Jakarta Rp3.000 per lsp,” ujar Kepala Dinas Per-hubungan (Dishub) DKI Udar Pristono, di Jakarta, kemarin.

Pengoperasian bus Trans-Jakarta, menurut Udar, akan terganggu jika harga BBG yang disepakati itu tidak disetujui. “Operasional bus Trans-Jakarta koridor IX Pinangranti-Pluit dan koridor X Cililitan-Tanjung Priok akan terganggu kalau harga BBG itu masih tetap Rp3.600 per lsp,” kata Udar.

Harga BBG yang dikenakan untuk bus Trans-Jakarta saat ini masih Rp3.600 per lsp sesu-ai dengan Keputusan Menteri ESDM No 7/2007. Keputusan itu harus direvisi dulu baru bus Trans-Jakarta bisa menda-patkan BBG seharga Rp3.000 per lsp.

Pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indone-sia (YLKI) Tulus Abadi me-

nyayangkan harga BBG untuk bus Trans-Jakarta dikatego-rikan masuk sektor industri. “Kami menyayangkan peme-rintah pusat yang tidak kun-jung mengambil sikap atas persoalan gas ini. Seharusnya harga gas untuk bus Trans-Jakarta dan angkutan umum

lainnya diberi keringanan,” tegasnya.

Pengguna bus Trans-Jakarta, menurut Abadi, sebaiknya proaktif mendesak pemerin-tah pusat agar memberi keri-nganan harga gas untuk bus Trans-Jakarta.

YLKI melakukan survei pada 25-27 Agustus 2010 kepada 1.000 responden mengenai kondisi pelayanan bus Trans-Jakarta setelah dilakukannya sterilisasi busway. Sterilisasi, menurut Abadi, terbukti me-ningkatkan jumlah pengguna bus Trans-Jakarta karena bus itu lebih cepat daripada sebe-lum sterilisasi. “Rendahnya penegakan hukum faktor uta-ma menyebabkan pengendara menyerobot busway.” (Ssr/J-5)

Satpol PP Razia Puluhan Becak

Harga Gas untuk Trans-Jakarta Rp3.000

Pengacara terdakwa menolak permintaan jaksa membacakan berita acara pemeriksaan (BAP) saksi karena meragukan kebenarannya.

Kalau naik ojek, belanjaan tidak bisa terangkut semua. Keberadaan becak justru sangat membantu saya.’’

Ibu AgusWarga

MI/USMAN ISKANDAR

Udar PristonoKadishub DKI

Mathias Brahmana