kewajiban perpajakan pengacara
DESCRIPTION
Kewajiban Perpajakan PengacaraTRANSCRIPT
Kementerian Keuangan RIDirektorat Jenderal Pajak
Kewajiban
Perpajakan bagi Pengacara
PJ.091/PL/S/010/2014-00
Gambaran Umum
Apa Itu Pajak?
Subjek Pajak
Objek Pajak
Sumber Penghasilan Pengacara
Kewajiban Pajak Penghasilan (PPh)
Pengacara
Daftar
Hitung
Bayar
Lapor
Kewajiban PPh Wanita Pengacara
Kewajiban Perpajakan Lainnya
Contoh Penghitungan PPh
Pengacara
APA ITU PAJAK?
” Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifatmemaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidakmendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Pasal 1 ayat (1) UU KUPOutline
SUBJEK PAJAK
Subjek pajak
OP danwarisan
Orang Pribadi
Warisan yang belum terbagi
Badan
Bentuk Usaha Tetap
Dimulai sejak saat orang pribaditersebut dilahirkan, berada,
atau berniat untuk bertempattinggal di Indonesia
Berakhir pada saat meninggaldunia atau meninggalkanIndonesia untuk selama-
lamanyaOutline
OBJEK PAJAK
Sejak memilikipenghasilan di
atas PenghasilanTidak Kena Pajak
(PTKP)
• Setiapyang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak, baik yang berasal dariIndonesia maupun dari luar Indonesia,yang dapat dipakai untukatau untuk WajibPajak yang bersangkutan, dengan namadan dalam bentuk apa pun.
Jenis Penghasilan Keterangan
Penghasilan dari pekerjaan seperti : gaji, honor,
tunjangan, bonus, insentif, gratifikasi, komisi, uang
pensiunUmumnya di potong PPh Pasal 21 oleh
pemberi kerja/pemberi hadiah. Harus
dilaporkan dan dihitung kembali besarnya
PPh dalam SPT TahunanHadiah (kecuali dari undian) atau pekerjaan atau
kegiatan dan penghargaan
Laba usaha Dapat diperoleh melalui hasil pembukuan dan
pencatatan. Harus dilaporkan dan di hitung
besarnya PPh di SPT Tahunan
Keuntungan karena penjualan harta, misalnya
penjualan perhiasan, kendaraan dsb
Dilaporkan dan dihitung PPh nya di SPT
Tahunan
Bunga di luar bunga bank
Royalti, keuntungan karena pembebasan utang,
keuntungan selisih kurs
Tambahan kekayaan neto yg berasal dari
penghasilan yg belum dikenakan PPh
Jenis Penghasilan Keterangan
Bantuan atau sumbangan bagi pihak yang menerima bukanmerupakan objek pajak sepanjang diterima tidak dalam rangkahubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan atauhubungan pengusaan antara pihak-pihak yang bersangkutan
Harus dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh
Namun tidak diperhitungkan
dalam penentuan pajakterutang/pajak yang dibayarkanHarta hibahan bagi pihak yang menerima bukan merupakan
objek pajak apabila diterima keluarga sedarah dalam garisketurunan lurus satu sederajat, dan oleh badan keagamaanatau badan pendidikan atau badan sosial termasuk yayasanatau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkanMenkeu, sepanjang diterima tidak dalam rangka hubungankerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan, atau hubunganpenguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.
Warisan, klaim asuransi, Beasiswa
Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dariperseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atassaham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi,termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif;
Outline
SUMBER
PENGHASILAN
PENGACARA
Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan bebas
Penghasilan dari usaha di luar profesi pengacara
Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan
Penghasilan dalam negeri lainnya yang bersifat tidak final
Penghasilan dari luar negeri
Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak
Penghasilan yang dikenakan PPh yang bersifat final
Sebagai tenaga ahli (pengacara) yang bertindak untuk dan atas namanya sendiri, bukan untuk dan atas nama persekutuannya.
Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan bebas
Misalnya: usaha apotek, rumah makan, dan toko.*) dapat bersifat final apabila memiliki peredaran bruto tertentu (PP No. 46 Tahun 2013)
Penghasilan dari usaha di luar profesi pengacara*)
Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan
Antara lain:
pegawai tetap dan dosen tetap universitas.
Antara lain:
a. komisi, hadiah atau imbalan lain, misalnya klien yangmemberikan hadiah secara pribadi diluar fee yangdibayarkan klien kepada persekutuan (firma) tempat sipengacara bekerja;
b. royalti;
c. sewa harta selain tanah/bangunan;
d. penghargaan dan hadiah;
e. keuntungan dari penjualan/pengalihan harta.
Penghasilan dalam negeri lainnya yang bersifat tidak final
Antara lain: dividen, royalti, dan bunga.
Penghasilan dari luar negeri
Antara lain:
a. warisan;
b. bagian laba dari firma atau CV yang modalnya tidak terbagiatas saham;
c. pembayaran klaim asuransi jiwa, asuransi dwiguna,kecelakaan, kesehatan dan beasiswa.
Antara lain:
a. bunga tabungan atau deposito;
b. dividen;
c. penjualan saham di bursa efek;
d. sewa tanah dan/atau bangunan.
Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak
Penghasilan yang dikenakan PPh yang bersifat final
Outline
KEWAJIBAN
PERPAJAKAN
PENGACARA
DAFTAR
HITUNG
BAYAR
LAPOR
DAFTAR
KANTOR PELAYANAN PAJAK
Syarat Subjektif
Syarat Objektif
Wilayah tempat tinggal
ORANG PRIBADI (Pengacara)
Pasal 2 PP Nomor 74 Tahun 2011
Caranya:1. Menyampaikan formulir permohonan
secara langsung ke KPP2. Menyampaikan formulir permohonan
melalui kantor pos/jasa pengirimanke KPP
3. Melalui internet denganmenggunakan e-registration
Pasal 2 PP Nomor 74 tahun 2011Peraturan Dirjen Pajak No. PER-20/PJ/2013 s.t.d.d PER-38/PJ/2013Outline
HITUNG
1. Penghasilan Neto dari:
a. kegiatan usaha dan pekerjaan bebas Rp ..........
b. pekerjaan Rp ..........
c. dalam negeri lainnya Rp ..........
d. luar negeri Rp .......... +
Jumlah Penghasilan Neto Rp ..........
dikurangi:
2. Zakat/ sumbangan keagamaan yang wajib Rp ..........
3. Kompensasi Kerugian Rp ..........
4. Penghasilan Tidak Kena Pajak Rp .......... +
Jumlah Pengurang Penghasilan Neto Rp .......... -
Penghasilan Kena Pajak Rp ..........
5. PPh Terutang
(Penghasilan Kena Pajak x tarif Pasal 17 UU PPh) Rp ..........
6. Kredit Pajak Rp .......... -
7. PPh Kurang/(Lebih Bayar) Rp ..........
Dapat diperoleh dengan 2 cara:
1. menyelenggarakan pembukuan; atau
2. menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto (Norma).
Penghasilan Neto = Penghasilan Bruto – Biaya 3M
Pengacara menyelenggarakan pembukuan
Penghasilan Bruto:seluruh penghasilan yang diterima pengacara sehubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas sebagai pengacara.
Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (3M):biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh, menagih dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak yang tidak dikenai PPh Final.
Biaya-biaya yang boleh Dikurangkan dariPenghasilan Bruto
Biaya 3M antara lain: Biaya yang secara langsung atau tidak langsung
berkaitan dengan kegiatan usaha; Biaya penyusutan fiskal dan/atau amortisasi; Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan (untuk OP); Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta; Kerugian dari selisih kurs;
27(Pasal 6 UU PPh)
Biaya-biaya yang boleh Dikurangkan dariPenghasilan Bruto (lanjutan)
• Sumbangan khusus untuk :
- Penanggulangan Bencana Nasional,
- Penelitian dan pengembangan yang dilakukan diIndonesia,
- Pembangunan infrastruktur sosial,
- Fasilitas pendidikan , dan
- Pembinaan olahraga.
28(Pasal 6 UU PPh jo. PP 93 Tahun 2010)
Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan asuransi beasiswa, yang dibayar oleh WP OP
Penggantian/ imbalan pekerjaan/jasa yg diberikan dalam bentuk naturadan kenikmatan
Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan
Pajak penghasilan
Biaya yang dibebankan/dikeluarkan untuk kepentingan pribadi wp atauorang yang menjadi tanggungan
Sanksi administrasi serta sanksi pidana di bidang perpajakan
Pasal 9 UU PPh
Biaya-biaya yang tidak boleh dikurangkan dariPenghasilan Bruto
Biaya yang tidak termasuk 3M antara lain:
Penghasilan Neto = Penghasilan Bruto x Norma
Pengacara menggunakan Norma
Besarnya persentase Norma untuk pekerjaan bebas pengacara *):
No. Daerah Persentase
1. 10 Ibu kota Provinsi (Medan, Palembang, Jakarta,Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Manado,Makassar, dan Pontianak)
51%
2. Ibu kota Propinsi lainnya 48,5%
3. Daerah lainnya 48,5%
*) KEP-536/PJ./2000
Syarat-syarat penggunaan Norma
Pengacara dapat menggunakan Norma apabila:
1. jumlah peredaran bruto dari kegiatan usaha ataupekerjaan bebas kurang dari Rp4.800.000.000,00setahun;
2. memberitahukan penggunaan Norma kepadaDirektur Jenderal Pajak paling lama 3 (tiga) bulansejak awal tahun pajak yang bersangkutan.
• Ditentukan berdasarkan penghasilan neto yang terteradalam bukti pemotongan PPh Pasal 21 yang diberikan olehpemberi kerja atas penghasilan pengacara sebagai pegawaitetap.
• Penghasilan Neto tersebut dihitung dengan cara penghasilanbruto (gaji, tunjangan, bonus, penghasilan lainnya), dikurangidengan:
1. Biaya jabatan (5% dari penghasilan bruto; maksimalRp6.000.000,00 setahun);
2. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telahdisahkan oleh Menteri Keuangan.
• Penghasilan selain dari usaha/pekerjaan bebas danpekerjaan serta bukan merupakan penghasilan yangdikenakan PPh Final.
• Antara lain:
- bunga pinjaman;
- royalti;
- sewa (selain tanah dan/atau bangunan)
- hadiah/ penghargaan;
- keuntungan dari penjualan/ pengalihan harta.
• Pelaporan dan penghitungan penghasilan neto dari Luar Negeri(LN):
- untuk penghasilan dari usaha di LN dilaporkan dalam tahun pajakdiperolehnya penghasilan tersebut sebesar laba usaha yangdiperoleh;
- untuk penghasilan selain dari usaha dilaporkan dalam tahunpajak diterimanya penghasilan tersebut sebesar penghasilanyang diterima.
• Pajak Penghasilan (Income Tax) yang dibayar atau terutang di LNatas penghasilan dari LN dapat dikreditkan terhadap PajakPenghasilan yang terutang berdasarkan ketentuan UU PPh.
• Keluarga merupakan satu kesatuan ekonomis.
• Bagi Wajib Pajak yang telah menikah (sebagai suami/kepala keluarga)berlaku penggabungan penghasilan dari seluruh anggota keluarga:
1. Penghasilan atau kerugian istri dianggap sebagai penghasilan ataukerugian suaminya dan dikenai pajak sebagai satu kesatuan,kecuali:
a. penghasilan tersebut semata-semata dari bekerja pada satupemberi kerja yang telah dipotong PPh Pasal 21; dan
b. pekerjaan tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha ataupekerjaan bebas suaminya atau anggota keluarga lainnya.
2. Penghasilan anak yang belum dewasa (belum berusia 18 tahun)digabung dengan penghasilan orang tuanya.
3. Penggabungan Penghasilan Suami-Istri
- Kewajiban PPh atas penghasilan keluarga merupakan tanggungjawab kepala keluarga (suami);
- Apabila:
a. suami istri mengadakan perjanjian pemisahan harta danpenghasilan secara tertulis, atau
b. istri menghendaki untuk menjalankan hak dan kewajibanperpajakannya sendiri (suami dan istri memiliki NPWP yangberbeda),
penghitungan PPh dilakukan berdasarkan penjumlahanpenghasilan neto suami-isteri dan masing-masing memikul bebanPPh sebanding dengan besarnya penghasilan neto.
• Zakat atau sumbangan keagamaan lainnya yang bersifat wajib kepada lembaga/badan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
• Dibuktikan dengan dokumen pembayaran
Zakat/ Sumbangan
Keagamaan yang sifatnya wajib
• Berlaku bagi Pengacara yang melakukan pekerjaan bebas yang menyelenggarakan pembukuan
• Kerugian pada suatu tahun pajak dapat dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 tahun.
Kompensasi kerugian
• Disesuaikan status Wajib Pajak dan jumlah tanggungan
PTKP
1. Badan Amil Zakat Nasional,
2. LAZ Dompet Dhuafa Republika,
3. LAZ Yayasan Amanah Takaful,
4. LAZ Pos Keadilan Peduli Umat,
5. LAZ Yayasan Baitulmaal Muamalat,
6. LAZ Yayasan Dana Sosial Al Falah,
7. LAZ Baitul Maal Hidayatullah,
8. LAZ Persatuan Islam,
9. LAZ Yayasan Baitul Mal Umat Islam PT Bank Negara Indonesia,
10. LAZ Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat,
11. LAZ Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia,
12. LAZ Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia,
13. LAZ Yayasan Baitul Maal wat Tamwil,
14. LAZ Baituzzakah Pertamina,
15. LAZ Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid(DUDT),
16. LAZ Yayasan Rumah Zakat Indonesia,
17. LAZIS Muhammadiyah,
18. LAZIS Nahdlatul Ulama (LAZIS NU),
19. LAZIS Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (LAZIS IPHI),
20. Lembaga Sumbangan Agama Kristen Indonesia (LEMSAKTI), dan
21. Badan Dharma Dana Nasional Yayasan Adikara Dharma Parisad (BDDN YADP).
(PER-33/PJ/2011 sebagaimana telah diubah dengan PER-15/PJ/2012)
Keterangan PTKP Setahun(Mulai 1 Januari 2013)
Untuk diri Wajib Pajak 24.300.000
Tambahan pegawai kawin 2.025.000
Tambahan anggota keluarga sedarah & semendadalam garis keturunan lurus, anak angkat,
maksimum 3 orang
2.025.000
WP Tidak Kawin Kode PTKP
0 Tanggungan TK/0 24.300.000
1 Tanggungan TK/1 26.325.000
2 Tanggungan TK/2 28.350.000
3 Tanggungan TK/3 30.375.000
WP Kawin Kode PTKP
0 Tanggungan K/0 26.325.000
1 Tanggungan K/1 28.350.000
2 Tanggungan K/2 30.375.000
3 Tanggungan K/3 32.400.000
WP Kawin + Penghasilan Istri Digabung Kode PTKP
0 Tanggungan K/I/0 50.625.000
1 Tanggungan K/I/1 52.650.000
2 Tanggungan K/I/2 54.675.000
3 Tanggungan K/I/3 56.700.000
NO. LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK TARIF
1. s.d. Rp50.000.000,00 5%
2.Di atas Rp50.000.000,00 s.d.
Rp250.000.000,00
15%
3.Di atas Rp250.000.000,00 s.d.
Rp500.000.000,00
25%
4. Di atas Rp500.000.000,00 30%
Pasal 17 UU PPh
PPh terutang = tarif PPh x Penghasilan Kena Pajak.
Tarif PPh Orang Pribadi:
Pemotongan dan/atau pemungutan PPh:- PPh Pasal 21 (Pemotongan PPh atas penghasilan dari pekerjaan,
jasa atau kegiatan).- PPh Pasal 22 (Pemungutan PPh atas impor atau transaksi
tertentu lainnya)- PPh Pasal 23 (Pemotongan PPh antara lain atas persewaan
harta selain tanah dan/atau bangunan)
Pembayaran PPh oleh Wajib Pajak sendiri (angsuran PPh Pasal 25)
PPh yang dipotong atau dibayar di luar negeri (PPh Pasal 24)
Kredit Pajak PPh Pasal 24
• Besarnya PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan adalahyang lebih kecil antara:
a. PPh yang dipotong/dibayarkan di luar negeri; atau
b. Batas maksimum kredit pajak luar negeri (KPLN).
43
Batas maksimum KPLN =Penghasilan di Luar Negeri
Penghasilan Kena Pajakx PPh Terutang
Jika Penghasilan Kena Pajak lebih kecil dari pada Penghasilan di Luar Negeri:-- Batas maksimum KPLN adalah sebesar PPh terutang atas Penghasilan Kena Pajak
PPh Kurang Bayar:- PPh terutang > kredit pajak- Kekurangan pembayaran (PPh Pasal 29) harus
dilunasi sebelum SPT Tahunan disampaikan ke KPP.
PPh Lebih Bayar:- PPh terutang < kredit pajak
Outline
BAYAR
1. Pembayaran dalam tahun berjalan:
a. Pembayaran angsuran PPh Pasal 25
b. Pemotongan/Pemungutan oleh pihak lain
c. Pembayaran PPh yang bersifat final
2. Pembayaran pada akhir tahun pajak (PPh Pasal 29)
Pembayaran Angsuran PPh Pasal 25
• Dibayar sendiri oleh Wajib Pajak dalam tahun berjalan
• Paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
47
Angsuran PPh Pasal 25 =PPh terutang – Kredit Pajak (PPh Pasal 21, 22, 23, 24)
12
Angsuran PPh Pasal 25 bagi WP Baru
• Wajib Pajak Baru adalah Wajib Pajak yang baru pertama kali memperoleh penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas dalam tahun pajak berjalan.
48
Angsuran PPh Pasal 25 =Tarif PPh OP x (Pengh. Neto Sebulan Disetahunkan – PTKP)
12
PerMenkeu No. 255/PMK.03/2008 stdd PerMenkeu No. 208/PMK.03/2009
Pemotongan/Pemungutan oleh Pihak Lain
• Pemotongan PPh Pasal 21
Cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajakatas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadidalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan.
• Pemungutan PPh pasal 22
Cara pelunasan pembayaran pajak dalam tahun berjalan oleh Wajib Pajakatas penghasilan antara lain sehubungan dengan impor barang danpembelian barang sangat mewah, yang dipungut oleh pihak lain.
• Pemotongan PPh Pasal 23
Cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajakatas penghasilan yang dibayarkan oleh pihak lain antara lain bunga,dividen, royalti, hadiah, sewa dan penghasilan lain sehubungan denganpenggunaan harta, jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultan, dan jenisjasa lainnya.
49
Pembayaran PPh Yang Bersifat Final
Antara lain:• Bunga deposito dan tabungan• Bunga obligasi dan SUN• Hadiah undian• Transaksi saham• Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan• Persewaan tanah dan/atau bangunan• Penghasilan atas usaha WP yang memiliki
peredaran bruto tertentu (PP No. 46 Tahun 2013)
50Outline
LAPOR
Pengacara wajib:
- mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan (SPT PPh) Masa dan Tahunan, dan
- menyampaikannya ke KPP tempat terdaftar.
Media PenyampaianSPT Tahunan
Langsung
KPP/KP2KP
Tempat lain
Pojok Pajak
Drop Box
Mobil Pajak
Kantor Pos
Perusahaan ekspedisi/kurir
e-Filingmelalui website DJP
(www.pajak.go.id) khususformulir 1770 S & 1770 SS
dengan bukti pengiriman suratke KPP tempat WP terdaftar
Media Penyampaian SPT Tahunan
Batas Waktu Pelaporan
Kewajiban Tanggal Penyetoran Tanggal Pelaporan
PPh Pasal 25 Paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir *)
PPh Pasal 4 ayat (2) “Setor Sendiri”
Paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir *)
PPh Pasal 29 Paling lama dilunasi sebelum SPT Tahunan disampaikan
3 bulan setelah akhir tahun pajak
54
*) SSP atas pembayaran PPh Pasal 25 dan PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilandengan peredaran bruto tertentu yang telah mendapat validasi NTPN, tidak perlu melaporkan SPT Masa.
Outline
KEWAJIBAN PPh
WANITA PENGACARA
Kewajiban PPh (DHBL)
- Belum kawin- Hidup berpisah berdasarkan Putusan Pengadilan
Kawin - Kawin dengan perjanjian pisah harta dan penghasilan
- Kawin dan memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakan sendiri
Daftar Wajib mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP atas namanya sendiri
Tidak wajib mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP
Dapat mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP atas namanya sendiri
Hitung Penghitungan PPh terutang atas penghasilan sendiri
Penghasilan atau kerugian dianggap sebagai penghasilan atau kerugian suami.
Penghitungan PPh terutang didasarkan pada penggabungan penghasilan neto suami isteri dan besarnya PPh terutang bagi isteri tersebut dihitung sesuai dengan perbandingan penghasilan neto antara suami dan isteri.
Bayar Sebesar PPh terutang atas penghasilan sendiri
Tidak bayar (karena sudah diperhitungkan dalam penghasilan suami)
Sebesar PPh terutang bagi isteri sesuai dengan perbandingan penghasilan neto antara suami dan isteri
56
Kewajiban PPh (DHBL)
- Belum kawin- Hidup berpisah berdasarkan Putusan Pengadilan
Kawin - Kawin dengan perjanjian pisah harta dan penghasilan
- Kawin dan memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakan sendiri
Lapor Lapor SPT Tahunan PPh WP OP atas namanya sendiri
Tidak perlu menyampaikanSPT Tahunan PPh WP OP-nya sendiri (cukup suaminya saja yang menyampaikan SPT Tahunan PPh)
- Wajib menyampaikan SPT Tahunan PPh WP OP atas namanya sendiri terpisah dengan SPT Tahunan PPh suaminya
- Penghasilan yang dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh adalah seluruh penghasilan yang diterima atau diperoleh wanita kawin tersebut dalam suatu tahun pajak, tidak termasuk penghasilan anak yang belum dewasa.
- Harta dan kewajiban/utang yang dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh adalah harta dan kewajiban yang dimiliki dan/atau dikuasai wanita kawin tersebut pada akhir tahun pajak.
57Outline
KEWAJIBAN
PERPAJAKAN LAINNYA
• Pengacara yang melakukan pekerjaan bebas merupakanorang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong pajak
• Pemotong pajak wajib memotong PPh pasal 21 ataspenghasilan karyawan, tenaga ahli, dan orang pribadilainnya yang bekerja pada Pengacara tersebut
• Tata cara penghitungan mengikuti ketentuan PeraturanDirektur Jenderal Pajak nomor PER-31/PJ/2012
• Setor paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah MasaPajak berakhir
• Lapor paling lama 20 hari setelah Masa Pajak Berakhir
Pasal 2 PMK No. 184/PMK.03/2007 s.t.d.d. PMK No. 80/PMK.03/2010
• Pengacara yang melakukan pekerjaan bebaswajib melaporkan angsuran PPh Pasal 25setiap bulannya
• Setor paling lama tanggal 15 bulanberikutnya setelah Masa Pajak berakhir
• Lapor paling lama 20 hari setelah Masa PajakBerakhir
Pasal 2 PMK No. 184/PMK.03/2007 s.t.d.d. PMK No. 80/PMK.03/2010
• Pengacara yang melakukan pekerjaan bebas merupakanorang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong (harusada surat penunjukan yang diterbitkan oleh Kepala KPP)
• Pemotong wajib memotong PPh pasal 4 ayat (2) atassewa tanah dan/atau bangunan
• Tarif = 10 % dari jumlah bruto nilai sewa dan bersifatfinal
• Setor paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelahMasa Pajak berakhir (Pasal 4 ayat (2) “Pemotongan”)
• Lapor paling lama 20 hari setelah Masa Pajak BerakhirPasal 2 PMK No. 184/PMK.03/2007 s.t.d.d. PMK No. 80/PMK.03/2010
• Pengacara yang melakukan pekerjaan bebas merupakanorang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong (harus adasurat penunjukan yang diterbitkan oleh Kepala KPP) sesuaidengan KEP-50/PJ./1994
• Pemotong wajib memotong PPh pasal 23 atas sewa selaintanah dan/atau bangunan
• Tarif = 2% dari jumlah bruto nilai sewa dan bersifat tidakfinal
• Setor paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah MasaPajak berakhir
• Lapor paling lama 20 hari setelah Masa Pajak Berakhir
Pasal 2 PMK No. 184/PMK.03/2007 s.t.d.d. PMK No. 80/PMK.03/2010
• Pengacara yang melakukan pekerjaan bebas termasuk dalam pengertianpengusaha (UU PPN).
• Pengusaha yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP (antara lain jasapengacara) wajib dikukuhkan sebagai PKP apabila sampai dengan suatubulan dalam tahun buku jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaanbrutonya melebihi Rp4.800.000.000,00.
• PKP wajib memungut PPN atas penyerahan BKP dan/atau JKP dengan tarifsebesar 10% (Pajak Keluaran).
• Pajak Masukan dikreditkan dengan Pajak Keluaran sehingga PPN per MasaPajak dapat menjadi Kurang Bayar/ Lebih bayar/ Nihil.
• PPN Kurang Bayar disetor paling lambat akhir bulan berikutnya setelahMasa Pajak berakhir dan sebelum SPT Masa PPN disampaikan.
• Lapor SPT Masa PPN paling lambat akhir bulan berikutnya setelah MasaPajak berakhir .
Pasal 2A PMK No. 184/PMK.03/2007 s.t.d.d. PMK No. 80/PMK.03/2010 Outline
CONTOH
PENGHITUNGAN
PPh PENGACARA
1. Nama Budiman Jaya, S.H.
2. Alamat Jalan Anggrek No. 25 Jakarta
3. JabatanManajer Bagian Hukum PT Sarana Oke
4. Status/Tanggungan Kawin/3 Anak
5. NPWP 06.234.567.8-035.000
6. Masa Kerja Januari – Desember 2013
“ Contoh penghitungan kewajiban PPh bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Pengacarayang memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan (sebagai pegawai),
pekerjaan bebas, dan penghasilan dari istri yang bekerja”
Ilustrasi
Membayar zakat melalui Badan Amil Zakat sebesar Rp16.500.000,00.
Menyetor angsuran PPh Pasal 25 bulan Januari sampai dengan Maret2013 masing-masing sebesar Rp2.000.000,00 dan untuk bulan Aprilsampai Desember 2013 masing-masing sebesar Rp3.500.000,00.
Telah menyampaikan pemberitahuan penggunaan norma ke KPPtempat terdaftar pada tanggal 27 Maret 2013 dan berdasarkanpencatatannya diketahui bahwa peredaran bruto selama tahun 2013kurang dari Rp4.800.000.000,00, sehingga memenuhi syarat untukmenghitung penghasilan neto atas pekerjaan bebasnya menggunakannorma (Besarnya norma untuk profesi pengacara yang melakukanpekerjaan bebas di wilayah Jakarta berdasarkan KEP-536/PJ./2000adalah 51%).
Istri Budiman Jaya, S.h., Melani, bekerja pada PT Alam Raya. Untukkepentingan pemotongan PPh Pasal 21 oleh PT Alam Raya, Melanimenggunakan NPWP suami (06.234.567.8-035.001).
Ilustrasi
1 228.000.000
2 275.000.000
a. Bagian laba dari Kantor Hukum Dino dan Rekan (Budiman Jaya
adalah sebagai anggota dalam persekutuan kantor hukum
tersebut)
200.000.000
b. Narasumber Talkshow di salah satu stasiun TV 5.000.000
c. Narasumber pada "Seminar Aspek Hukum Perlindungan Anak"
yang diselenggarakan Yayasan Pemerhati Anak Jakarta
5.000.000
d. Keuntungan dari penjualan logam mulia 50.000.000
e. Royalti atas penerbitan buku karangan Budiman dari PT Oke 10.000.000
f. Persewaan Ruko dengan PT Asri 100.000.000
g. Persewaan kamar kos-kosan (indekos) 24.000.000
h. Bunga tabungan dari Bank Abadi 1.000.000
Penghasilan Budiman Jaya, S.H. (Rp)
3
Penghasilan neto (gaji, tunjangan, bonus) sebagai Manajer Bagian
Hukum (pegawai tetap) PT Sarana Oke setelah dikurangi biaya
jabatan (Rp6.000.000,00) dan iuran pensiun(Rp6.000.000,00) (sesuai
formulir 1721-A1)
Penghasilan bruto dari pekerjaan bebas pengacara pada Kantor
Hukum pribadiPenghasilan lainnya
Ilustrasi
Penghasilan Bruto atas Pekerjaan Bebas Pengacara pada kantor hukum pribadi:
Peredaran bruto tersebut merupakan imbalan jasa yang dibayarkan oleh klien atas pekerjaan bebas pengacara yang dilakukan oleh Budiman Jaya, S.H.
Bulan Jasa pengacara yang dibayarkan klien (Rp)
Januari 23.000.000
Februari 21.000.000
Maret 25.000.000
April 20.000.000
Mei 23.000.000
Juni 22.000.000
Juli 25.000.000
Agustus 23.000.000
September 22.000.000
Oktober 20.000.000
Nopember 25.000.000
Desember 26.000.000
Jumlah 275.000.000
Ilustrasi
1 468.000.000
a. Hadiah undian berupa uang tunai dari Bank Jaya 100.000.000
b. Bunga Deposito dari Bank Jaya 2.000.000
Penghasilan Melani, istri Budiman Jaya, S.H. (Rp)
2
Penghasilan neto (gaji, tunjangan, bonus) sebagai kepala bagian
keuangan PT Alam Raya (sesuai formulir 1721-A1) setelah dikurang
biaya jabatan Rp6.000.000,00 dan iuran pensiun Rp6.000.000,00
Penghasilan Lainnya:
Ilustrasi
1 24.340.000
2 80.925.000
3 125.000
4 125.000
5 1.500.000
a. bunga tabungan Budiman Jaya dari Bank Abadi 200.000
b. persewaan Ruko dengan PT Asri 10.000.000
c. hadian undian Melani 25.000.000
d. bunga deposito Melani dari Bank Jaya 400.000
PPh Pasal 21 Budiman Jaya, S.H. sebagai narasumber talkshow
PPh Pasal 21 Budiman Jaya, S.H. sebagai narasumber seminar
6
PPh Pasal 23 atas royalti dari PT Oke
PPh yang telah dipotong Pemotong Pajak (didasarkan pada bukti Pemotongan PPh, Rp)
PPh Pasal 21 Budiman atas penghasilan sebagai Manajer Bagian Hukum
PT Sarana Oke
PPh Pasal 21 Melani atas penghasilan sebagai kepala bagian keuangan
PT Alam Raya
Pajak Penghasilan yang bersifat Final (Pasal 4 ayat (2)):
Ilustrasi
No Uraian AsetNilai Perolehan (Rp)
Tahun Perolehan
1 Rumah 600.000.000 2006
2 Tanah 400.000.000 2010
3 Mobil 182.000.000 2010
4 Mobil 220.000.000 2011
5 Tabungan di Bank Abadi 100.000.000 2009
6 Deposito di Bank Jaya 35.000.000 2012
7 Ruko di Jl. Pramuka 27 400.000.000 2010
8 Sepeda Motor 13.750.000 2007
Penghitungan PPh terutang Budiman Jaya, S.H. Tahun Pajak 2013
1. Penghasilan Neto dari:
a. kegiatan usaha dan pekerjaan bebas
1) Pekerjaan bebas pengacara pada kantor pribadi
51% x 275.000.000 140.250.000
2) Narasumber Talkshow
50% x 5.000.000 2.500.000
3) Narasumber Seminar
50% x 5.000.000 2.500.000
Penghasilan neto dari usaha dan pekerjaan bebas 145.250.000
b. pekerjaan
Manajer Bagian Hukum PT Sarana Oke 228.000.000
c. dalam negeri lainnya
1) Keuntungan dari penjualan logam mulia 50.000.000
2) Royalti dari PT Oke 10.000.000
Penghasilan neto dalam negeri lainnya 60.000.000
Jumlah Penghasilan Neto 433.250.000
*) Penghasilan sebagai narasumber dikategorikan sebagai pekerjaan bebas (PER-31/PJ/2012)**) Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk pekerjaan bebas bidang profesi lainnya wilayah Jakarta (KEP-536/PJ./2000)
*)
*)
**)
**)
2. Zakat 16.500.000
3. Kompensasi Kerugian -
4. Penghasilan Tidak Kena Pajak (K/3)
Wajib Pajak Sendiri 24.300.000
Tambahan untuk Wajib Pajak Kawin 2.025.000
Tambahan untuk 3 orang tanggungan 6.075.000
Jumlah PTKP 32.400.000
5. Penghasilan Kena Pajak 384.350.000
6. PPh Terutang
a. 5% x 2.500.000
b. 15% x 30.000.000
c. 25% x 33.587.500
d. 30% x - -
PPh yang terutang 66.087.500
50.000.000
200.000.000
134.350.000
7. Kredit Pajak
a. PPh yang dipotong/ dipungut oleh pihak lain:
PPh Pasal 21 dan 23 (sesuai bukti potong):
1) BukPot. 1721-A1 dari PT Sarana Oke 24.340.000
2) BukPot. PPh Ps. 21 honor pembicara talkshow 125.000
3) BukPot. PPh Ps. 21 honor pembicara seminar 125.000
4) BukPot. PPh Ps. 23 royalti 1.500.000
Jumlah PPh yang dipotong/dipungut pihak lain 26.090.000
b. PPh yang dibayar sendiri
Angsuran PPh Pasal 25 37.500.000
Jumlah kredit pajak 63.590.000
8. PPh yang kurang dibayar/PPh Pasal 29 2.497.500
Penghitungan angsuran PPh Pasal 25 untuk Tahun Pajak 2014
1. Penghasilan Neto
Jumlah Penghasilan Neto 433.250.000
Penghasilan Neto tidak teratur:
Keuntungan dari penjualan logam mulia 50.000.000
Penghasilan Neto teratur 383.250.000
2. Zakat 16.500.000
3. Kompensasi Kerugian -
4. Penghasilan Tidak Kena Pajak (K/3)
Wajib Pajak Sendiri 24.300.000
Tambahan untuk Wajib Pajak Kawin 2.025.000
Tambahan untuk 3 orang tanggungan 6.075.000
Jumlah PTKP 32.400.000
5. Penghasilan Kena Pajak 334.350.000
6. PPh Terutang
a. 5% x 2.500.000
b. 15% x 30.000.000
c. 25% x 21.087.500
d. 30% x - -
PPh yang terutang 53.587.500
7. Kredit Pajak
PPh yang dipotong/ dipungut oleh pihak lain
1) BukPot. 1721-A1 dari PT Sarana Oke 24.340.000
2) BukPot. PPh Ps. 21 honor pembicara talkshow 125.000
3) BukPot. PPh Ps. 21 honor pembicara seminar 125.000
4) BukPot. PPh Ps. 23 royalti 1.500.000
Jumlah kredit pajak PPh Pasal 21 dan 23 26.090.000
8. PPh yang kurang dibayar 27.497.500
9. Angsuran PPh Pasal 25 Tahun Pajak 2014:
1/12 x Rp 27.497.500 2.291.458
50.000.000
200.000.000
84.350.000
Penghasilan Melani tidak perlu digabung denganpenghasilan suaminya, Budiman Jaya, S.H., karena:
- penghasilan Melani hanya dari satu pemberi kerja, dan
- atas penghasilan tersebut telah dipotong PPh olehpemberi kerja yang bersangkutan.
tidak diperhitungkan dalam menghitung PPh Terutang Tahunan, namun wajib dilaporkan pada SPTTahunan 1770 lampiran III.
a. telah dipotong PPh Final oleh pemberi penghasilan:- persewaan ruko dengan PT Asri,- bunga tabungan dari Bank Abadi,- hadiah undian dari Bank Jaya, dan- bunga deposito dari Bank Jaya,
b. tidak dipotong PPh Final oleh pemberi penghasilan:- persewaan kamar kos-kosan (indekos),
Budiman Jaya, S.H. wajib membayar sendiri PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar 10% dari jumlah bruto nilai sewa paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
1. melakukan pencatatan atas semua penghasilan yang diterima;
2. menghitung jumlah PPh terutang atas penghasilan yang diterimaselama tahun 2013;
3. menyetor kekurangan pembayaran PPh (PPh Pasal 29) menggunakanSSP sebesar Rp2.497.500,00 ke Kantor Pos atau bank yang ditunjukMenteri Keuangan sebelum pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi;
4. melakukan pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak2013 paling lambat tanggal 31 Maret 2014;
5. menyampaikan pemberitahuan penggunaan norma ke KPP tempatterdaftar (apabila Budiman Jaya, S.H. masih memilih untukmenggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto dalammenghitung PPh terutang Tahun 2014 atas pekerjaan bebas yangdilakukan);
6. melakukan pembayaran angsuran PPh Pasal 25 sebesarRp2.291.458,00 untuk tiap masa pajak tahun 2014 paling lambattanggal 15 bulan berikutnya.
“ Contoh penghitungan PPh terutang bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Pengacara atas penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto tertentu yang dikenai PPh bersifat final”
Budiman Jaya, S.H. pada contoh kasus 1 membuka Apotek Apotek mulai beroperasi tanggal 10 Januari 2014 Peredaran bruto apotek per Januari 2014 = Rp50.000.000,00. Peredaran bruto apotek selama Tahun 2014:
Bulan Peredaran Bruto
Januari 50.000.000
Februari 65.000.000
Maret 55.000.000
April 60.000.000
Mei 65.000.000
Juni 68.000.000
Juli 55.000.000
Agustus 65.000.000
September 52.000.000
Oktober 75.000.000
Nopember 55.000.000
Desember 60.000.000
Jumlah 725.000.000
Peredaran bulan Januari 2014 yang disetahunkan= 12 x Rp50.000.000,00 = Rp600.000.000,00
Peredaran bruto usaha apotek yang disetahunkan tersebuttidak melebihi Rp4.800.000.000,00
Dengan demikian, pada tahun 2014, penghasilan dari usahaapotek tersebut termasuk dalam kriteria penghasilan yangdikenai PPh bersifat final (PP 46 Tahun 2013)
Tarif PPh final adalah 1% dikalikan peredaran bruto apotektiap bulan.
Penghitungan PPh Pasal 4 ayat (2) atas usaha apotek Budiman Jaya, S.H. untuk masa Januari sampai dengan Desember 2014 adalah sebagai berikut:
Bulan Peredaran Bruto Tarif PPh Ps 4 ayat (2) final
Januari 50.000.000 1% 500.000
Februari 65.000.000 1% 650.000
Maret 55.000.000 1% 550.000
April 60.000.000 1% 600.000
Mei 65.000.000 1% 650.000
Juni 68.000.000 1% 680.000
Juli 55.000.000 1% 550.000
Agustus 65.000.000 1% 650.000
September 52.000.000 1% 520.000
Oktober 75.000.000 1% 750.000
Nopember 55.000.000 1% 550.000
Desember 60.000.000 1% 600.000
Jumlah 725.000.000 7.250.000
1. Melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) bersifat final setiap masapajak dengan SSP atau melalui ATM, paling lambat tanggal 15 bulanberikutnya setelah masa pajak berakhir.
2. Dalam hal:a. SSP telah mendapat validasi NTPN, ataub. telah menerima Bukti Penerimaan Negara (BPN) berupa cetakan struk
ATM,Budiman tidak perlu melakukan pelaporan SPT PPh Pasal 4 ayat (2) ke KPP.
3. Pembayaran PPh Pasal 4 ayat (2) bersifat final oleh Budiman tidak perludiperhitungkan kembali dalam menghitung PPh terutang dalam SPTTahunan PPh OP, namun tetap dilaporkan rincian PPh Pasal 4 ayat (2)bersifat final pada lampiran III SPT 1770.