tiga anggota brimob culik pemilik bengkel - ftp.unpad.ac.id · pengacara keluarga irzen dari kantor...

1
6 M M EGA POLITAN POLITAN RABU, 4 MEI 2011 MUHAMMAD FAUZI P ETUGAS Polres Ja- karta Timur tengah mendalami dugaan pemerasan yang di- lakukan tiga anggota polisi dari kesatuan Brimob Detasemen D Cikarang, Bekasi. Ketiga tersangka diduga menculik dan memeras pemilik bengkel motor di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Klender, Jakarta Timur. “Kami masih mendalami kasus ini. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Baharudin Djafar juga telah menelepon Kasatreskrim meminta laporan kemajuan penyelidikan perka- ra,” ujar Kasubag Humas Polres Jakarta Timur Komisaris Didi Haryadi saat dimintai konr- Tiga Anggota Brimob Culik Pemilik Bengkel Anggota kepolisian bekerja sama dengan warga sipil mencoba memeras pemilik bengkel dengan tuduhan menadah dan mencuri sepeda motor. Ketika sang Anak Gagal Menemui Bapaknya S ATU bulan telah berlalu sejak suami tercinta, yak- ni Irzen Octa, meninggal akibat penganiayaan yang di- lakukan debt collector Citibank. Harapan untuk memperoleh keadilan membuncah di hati ibu dua anak itu. Namun, harapan itu seperti menabrak tembok keras karena polisi terlihat lamban menangani kasus ini. Oleh karena itulah, kemarin, Esi Ronaldi, istri Irzen Octa, mencoba bertemu Presi- den guna meminta bantuan penyelesaian atas kasus yang menimpa suaminya. Ia datang sebagai anak yang ingin meng- adu kepada bapaknya. “Sebagai warga negara, jika anaknya punya masalah yang tidak bisa dipecahkan, mung- kin dia akan mengadu pada bapaknya. Hanya itu,” ujar Esi ketika ditemui wartawan. Ia berharap Citibank turut bertanggung jawab atas kematian suaminya. Sebab suaminya tewas dianiaya debt collector kartu kredit yang merupakan produk Citibank. Tanggung jawab ini, menurut Esi, harus ditunjukkan secara pidana maupun perdata. Pengacara keluarga Irzen dari kantor pengacara OC Ka- ligis, Slamet Juwono, menga- takan pihaknya merasa curiga terdapat bukti yang ditutupi penegak hukum. Hasil visum ulang yang dilakukan terha- dap Irzen tampak jelas luka memar. Namun, fakta itu dibantah pihak Citibank. “Kami ingin penuntasan yang clear. Makanya kami da- tang ke Presiden,” jelasnya. Namun, niat bertemu pre- siden ini pupus. Pihak Istana Kepresidenan tidak meng- izinkan pertemuan karena mendadak. Juru Bicara Kepresidenan Ju- lian Aldrin Pasha menyatakan permintaan untuk bertemu Presiden tidak dapat dipenuhi atas alasan prosedural. Kedua- nya datang dan meminta untuk langsung bertemu. Pa- dahal agenda Presiden sudah cukup padat. “Ya, kita terima suratnya dulu nanti silakan disampaikan saja. Apakah me- lalui saya atau melalui pihak sekretariat negara. Bisa kita terima, tidak ada masalah,” ucapnya. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Baharudin Djafar mengatakan langkah keluarga Irzen ke Istana itu merupakan hak keluarga yang bersang- kutan. “Keluarga dan penga- cara mempunyai hak untuk melapor dan menilai petugas. Tapi petugas bekerja tentu ber- dasarkan apa yang ditemukan. Kalau salah tuntut polisinya” ujar Baharudin. Yang pasti pihak kepolisi- an telah menetapkan lima tersangka yang akan dilimpah- kan ke kejaksaan pada pekan depan. (Aryo Bawono/*/J-2) Mata ditutup Kendaraan tersangka lantas melaju dari lokasi seolah-olah mau ke kantor polisi. Selama di dalam mobil, mata korban ditutup dengan lakban. Pelaku bahkan menempelkan senjata api ke kepala korban untuk menakut-nakuti. “Korban juga dipukuli,” jelas Kombes Baha- rudin Djafar. Meski selama 7 jam ditakut- takuti dengan berbagai macam cara, HS tetap mengatakan ti- dak mencuri sepeda motor dan bukan penadah. Sepeda motor itu dibeli dari jerih payahnya dan terbukti dilengkapi surat- surat. Ketiga polisi itu akhirnya me- lepaskan korban Sabtu (30/4) pagi sekitar pukul 07.00 WIB di Cipinang Lontar, Jakarta Timur. Korban dengan cepat melapor masi, kemarin. Peristiwa penculikan ber- motif pemerasan itu terjadi Jumat (29/4) malam sekitar pukul 23.00 WIB. Ketiga ang- gota polisi berinisial Briptu AF, Briptu A, dan Brigadir S men- datangi bengkel sekaligus toko aksesori sepeda motor dengan berpakaian sipil. Salah satu dari mereka lantas menanyakan lampu depan motor untuk jenis Yamaha RX King. Pada saat pemilik beng- kel, HS, mencari-cari dalam etalase, tersangka mendekati sepeda motor Yamaha RXZ yang parkir di bengkel. Salah satu dari tersangka lantas menanyakan soal sepeda motor itu dan HS menjawab itu miliknya. Namun, tersangka malah membentak bahkan menuduh korban sebagai pena- dah karena tidak memiliki surat-surat kendaraan. “Kami polisi, sepeda motor ini bodong,” kata tersangka. Korban menolak dan masuk ke rumah kemudian memper- lihatkan STNK serta BPKB. Namun, ketiga polisi terlatih itu tetap saja menuduh korban sebagai penadah. Mereka lalu memborgol tangan HS dan memaksanya naik ke mobil Daihatsu Xenia B 8885 PMJ. ke Polsek Jatinegara. Petugas Polsek Jatinegara berhasil mengejar kendaraan pelaku dan menangkap Briptu AF, Briptu A, dan Brigadir S, kemudian membawa mereka ke Polres Jakarta Timur. Dalam pemeriksaan terung- kap ketiga tersangka bekerja sama dengan warga sipil berini- sial G. Tersangka G tadinya ber- maksud membeli sepeda motor Yamaha RXZ milik korban. “Namun batal diambil, malah memberi informasi kepada ke- tiga oknum Brimob itu,” terang Baharudin. Mantan Kabid Humas Polda Sumut itu menilai kasus ter- sebut bermotif ekonomi. Para pelaku ingin mendapatkan uang dengan cara mudah, tapi salah. Menurut Baharudin, ketiga anggota Polri yang masih aktif itu akan diproses secara pidana dan juga sidang kode etik. “Sanksinya, jika putusan le- bih daripada tiga bulan, mere- ka akan diberhentikan dengan tidak hormat,” ujarnya. Sejak Maret-April 2011, ter- catat 75 kasus pengaduan ter- kait dengan polisi di Polda Metro Jaya. (*/J-1) [email protected] Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU-67118. AH.01.01 Tahun 2008 tentang Pengesahan Badan Hukum Per- seroan Anugerah Utama Karya 22 September 2008, dengan jelas tertera daftar pemegang saham, komisaris, dan direksi perusahaan. “Dalam dokumen negara yang resmi itu, tidak ada satu pun mencantumkan nama Harry Mulya,” tandasnya. Dinonaktifkan Sementara itu, Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan membebastugaskan dua pega- wai yang terlibat kasus penye- lundupan BlackBerry beberapa waktu lalu. Menurut Dirjen Bea dan Cukai Agung Kuswandono, keduanya kini dalam proses pendalaman di Pusat Kepatuh- an Internal (PusKI). “(Mereka) dinonjobkan, diproses dulu. Kan kita enggak boleh memecat orang kalau enggak ada bukti- nya. Sampai saat ini proses tetap berjalan,” ujarnya di Jakarta, kemarin. (Tup/*/J-2) Harry Bantah Masuk Daftar Pencarian Orang ngan terdakwa Johnny Abbas. “Saya ditipu orang, kok malah dituduh jadi DPO,” tegasnya. Antariksa adalah perusahaan logistik dan perdagangan yang terdaftar di Departemen Perda- gangan Singapura. Menurut Harry, saat ini kasus hukum penggelapan dana dan barang miliknya juga masih terus ber- gulir di Pengadilan Tinggi (High Court) Singapura. Pada 14 April lalu, Pengadil- an Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan hukuman 1 ta- hun 10 bulan kepada Direktur PT Prolink Logistic Indonesia, Johnny Abbas. Ketua Majelis Hakim Herdi Agusten menya- takan Johnny secara sah terbukti menipu Harry Mulya. Dalam kesempatan itu, Harry juga membantah informasi yang menyebutkan dirinya adalah Direktur Utama PT Anugrah Utama Karya. Juru bicara Anugrah Uta- ma Karya Imran Zuchli Putra juga pernah menegaskan soal itu. Menurut dia, dalam Surat HARRY Mulia, Direktur Anta- riksa Logistics Pte, membantah masuk daftar pencarian orang (DPO) dalam kasus reekspor 30 kontainer BlackBerry. Menurut Harry, hingga saat ini dirinya berada di Jakarta dan sesekali melakukan perja- lanan ke luar negeri. Aktivitas itu tidak mungkin dilakukan seseorang yang menjadi DPO. “Tuduhan itu tidak benar dan hanya tnah belaka dari orang yang tidak bertanggung jawab,” ujar Harry dalam keterangan persnya di Jakarta, kemarin. Dia mengaku, sebagai pebis- nis, tuduhan itu sangat meng- ganggu. Untuk itu, Harry me- minta pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab menghen- tikan tuduhan-tuduhan tidak bertanggung jawab tersebut. Dalam kasus hukum reekspor 30 kontainer itu, Harry melanjut- kan, Antariksa Logistics adalah pihak yang dirugikan bersama puluhan perusahaan Singapura lainnya. Ia pun pernah menjadi saksi dalam persidangan de- Sanksinya, jika putusan lebih daripada tiga bulan, mereka akan diberhentikan dengan tidak hormat.” Baharudin Djafar Kabid Humas Polda Metro Jaya ANTARA/ANDIKA WAHYU Esi Ronaldi memegang foto almarhum suaminya, Irzen Octa.

Upload: buihanh

Post on 13-Jun-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tiga Anggota Brimob Culik Pemilik Bengkel - ftp.unpad.ac.id · Pengacara keluarga Irzen dari kantor pengacara OC Ka-ligis, Slamet Juwono, menga- ... mau ke kantor polisi. Selama di

6 MMEGAPOLITANPOLITAN RABU, 4 MEI 2011

MUHAMMAD FAUZI

PETUGAS Polres Ja-karta Timur tengah men dalami dugaan pemerasan yang di-

lakukan tiga anggota polisi dari kesatuan Brimob Detasemen D Cikarang, Bekasi.

Ketiga tersangka diduga men culik dan memeras pemilik bengkel motor di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Klender, Jakarta Timur.

“Kami masih mendalami kasus ini. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Baharudin Djafar juga telah menelepon Kasatreskrim meminta laporan kemajuan penyelidikan perka-ra,” ujar Kasubag Humas Polres Jakarta Timur Komisaris Didi Haryadi saat dimintai konfi r-

Tiga Anggota Brimob Culik Pemilik Bengkel

Anggota kepolisian bekerja sama dengan warga sipil mencoba memeras pemilik bengkel dengan tuduhan menadah dan mencuri sepeda motor.

Ketika sang AnakGagal Menemui Bapaknya

SATU bulan telah berlalu sejak suami tercinta, yak-ni Irzen Octa, meninggal

akibat penganiayaan yang di-lakukan debt collector Citibank.

Harapan untuk memperoleh keadilan membuncah di hati ibu dua anak itu. Namun, harapan itu seperti menabrak tembok keras karena polisi terlihat lamban menangani kasus ini.

Oleh karena itulah, kemarin, Esi Ronaldi, istri Irzen Octa, mencoba bertemu Presi-den guna meminta bantuan penyelesaian atas kasus yang menimpa suaminya. Ia datang sebagai anak yang ingin meng-adu kepada bapaknya.

“Sebagai warga negara, jika anaknya punya masalah yang tidak bisa dipecahkan, mung-kin dia akan mengadu pada bapaknya. Hanya itu,” ujar Esi ketika ditemui wartawan.

Ia berharap Citibank turut bertanggung jawab atas kematian suaminya. Sebab suaminya tewas dianiaya debt collector kartu kredit yang merupakan produk Citibank. Tanggung jawab ini, menurut Esi, harus ditunjukkan secara pidana maupun perdata.

Pengacara keluarga Irzen dari kantor pengacara OC Ka-ligis, Slamet Juwono, menga-takan pihaknya merasa curiga terdapat bukti yang ditutupi penegak hukum. Hasil visum ulang yang dilakukan terha-dap Irzen tampak jelas luka

memar. Namun, fakta itu dibantah pihak Citibank.

“Kami ingin penuntasan yang clear. Makanya kami da-tang ke Presiden,” jelasnya.

Namun, niat bertemu pre-siden ini pupus. Pihak Istana Kepresidenan tidak meng-

izinkan pertemuan karena mendadak.

Juru Bicara Kepresidenan Ju-lian Aldrin Pasha menyata kan permintaan untuk bertemu Presiden tidak dapat dipenuhi atas alasan prosedural. Kedua-nya datang dan meminta untuk langsung bertemu. Pa-dahal agenda Presiden sudah cukup padat. “Ya, kita terima suratnya dulu nanti silakan disampaikan saja. Apakah me-lalui saya atau melalui pihak sekretariat negara. Bisa kita terima, tidak ada masalah,” ucapnya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Baharudin Djafar mengatakan langkah keluarga Irzen ke Istana itu merupakan hak keluarga yang bersang-kutan.

“Keluarga dan penga-cara mempunyai hak untuk melapor dan menilai petugas. Tapi petugas bekerja tentu ber-dasarkan apa yang ditemukan. Kalau salah tuntut polisinya” ujar Baharudin.

Yang pasti pihak kepolisi-an telah menetapkan lima tersangka yang akan dilimpah-kan ke kejaksaan pada pekan depan. (Aryo Bawono/*/J-2)

Mata ditutup Kendaraan tersangka lantas

melaju dari lokasi seolah-olah mau ke kantor polisi. Selama di dalam mobil, mata korban ditutup dengan lakban. Pelaku bahkan menempelkan senjata api ke kepala korban untuk menakut-nakuti. “Korban juga dipukuli,” jelas Kombes Baha-rudin Djafar.

Meski selama 7 jam ditakut-takuti dengan berbagai macam cara, HS tetap mengatakan ti-dak mencuri sepeda motor dan bukan penadah. Sepeda motor itu dibeli dari jerih payahnya dan terbukti dilengkapi surat-surat.

Ketiga polisi itu akhirnya me-lepaskan korban Sabtu (30/4) pagi sekitar pukul 07.00 WIB di Cipinang Lontar, Jakarta Timur. Korban dengan cepat melapor

masi, kemarin.Peristiwa penculikan ber-

motif pemerasan itu terjadi Jumat (29/4) malam sekitar pukul 23.00 WIB. Ketiga ang-gota polisi berinisial Briptu AF, Briptu A, dan Brigadir S men-datangi bengkel sekaligus toko aksesori sepeda motor dengan berpakaian sipil.

Salah satu dari mereka lantas menanyakan lampu depan motor untuk jenis Yamaha RX King. Pada saat pemilik beng-kel, HS, mencari-cari dalam etalase, tersangka mendekati sepeda motor Yamaha RXZ yang parkir di bengkel.

Salah satu dari tersangka lantas menanyakan soal sepeda motor itu dan HS menjawab itu miliknya. Namun, tersangka malah membentak bahkan menuduh korban sebagai pena-dah karena tidak memiliki surat-surat kendaraan.

“Kami polisi, sepeda motor ini bodong,” kata tersangka.

Korban menolak dan masuk ke rumah kemudian memper-lihatkan STNK serta BPKB. Namun, ketiga polisi terlatih itu tetap saja menuduh korban sebagai penadah. Mereka lalu memborgol tangan HS dan memaksanya naik ke mobil Daihatsu Xenia B 8885 PMJ.

ke Polsek Jatinegara.Petugas Polsek Jatinegara

berhasil mengejar kendaraan pelaku dan menangkap Briptu AF, Briptu A, dan Brigadir S, kemudian membawa mereka ke Polres Jakarta Timur.

Dalam pemeriksaan terung-kap ketiga tersangka bekerja sama dengan warga sipil berini-sial G. Tersangka G tadinya ber-maksud membeli sepeda motor Yamaha RXZ milik korban.

“Namun batal diambil, malah memberi informasi kepada ke-tiga oknum Brimob itu,” terang Baharudin.

Mantan Kabid Humas Polda Sumut itu menilai kasus ter-sebut bermotif ekonomi. Para pelaku ingin mendapatkan uang dengan cara mudah, tapi salah.

Menurut Baharudin, ketiga anggota Polri yang masih aktif itu akan diproses secara pidana dan juga sidang kode etik.

“Sanksinya, jika putusan le-bih daripada tiga bulan, mere-ka akan diberhentikan dengan tidak hormat,” ujarnya.

Sejak Maret-April 2011, ter-catat 75 kasus penga duan ter-kait dengan polisi di Polda Metro Jaya. (*/J-1)

[email protected]

Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU-67118.AH.01.01 Tahun 2008 tentang Pengesahan Badan Hukum Per-seroan Anugerah Utama Karya 22 September 2008, dengan jelas tertera daftar pemegang saham, komisaris, dan direksi perusahaan. “Dalam dokumen negara yang resmi itu, tidak ada satu pun mencantumkan nama Harry Mulya,” tandasnya.

DinonaktifkanSementara itu, Ditjen Bea dan

Cukai Kementerian Keuangan membebastugaskan dua pega-wai yang terlibat kasus penye-lundupan BlackBerry beberapa waktu lalu. Menurut Dirjen Bea dan Cukai Agung Kuswandono, keduanya kini dalam proses pendalaman di Pusat Kepatuh-an Internal (PusKI). “(Mereka) dinonjobkan, diproses dulu. Kan kita enggak boleh memecat orang kalau enggak ada bukti-nya. Sampai saat ini proses tetap berjalan,” ujarnya di Jakarta, kemarin. (Tup/*/J-2)

Harry Bantah MasukDaftar Pencarian Orang

ngan terdakwa Johnny Abbas. “Saya ditipu orang, kok malah dituduh jadi DPO,” tegasnya.

Antariksa adalah perusahaan logistik dan perdagangan yang terdaftar di Departemen Perda-gangan Singapura. Menurut Harry, saat ini kasus hukum penggelapan dana dan barang miliknya juga masih terus ber-gulir di Pengadilan Tinggi (High Court) Singapura.

Pada 14 April lalu, Pengadil-an Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan hukuman 1 ta-hun 10 bulan kepada Direktur PT Prolink Logistic Indonesia, Johnny Abbas. Ketua Majelis Hakim Herdi Agusten menya-takan Johnny secara sah terbukti menipu Harry Mulya.

Dalam kesempatan itu, Harry juga membantah informasi yang menyebutkan dirinya adalah Direktur Utama PT Anugrah Utama Karya.

Juru bicara Anugrah Uta-ma Karya Imran Zuchli Putra juga pernah menegaskan soal itu. Menurut dia, dalam Surat

HARRY Mulia, Direktur Anta-riksa Logistics Pte, membantah masuk daftar pencarian orang (DPO) dalam kasus reekspor 30 kontainer BlackBerry.

Menurut Harry, hingga saat ini dirinya berada di Jakarta dan sesekali melakukan perja-lanan ke luar negeri. Aktivitas itu tidak mungkin dilakukan seseorang yang menjadi DPO.

“Tuduhan itu tidak benar dan hanya fi tnah belaka dari orang yang tidak bertanggung jawab,” ujar Harry dalam keterangan persnya di Jakarta, kemarin.

Dia mengaku, sebagai pebis-nis, tuduhan itu sangat meng-ganggu. Untuk itu, Harry me-minta pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab menghen-tikan tuduhan-tuduhan tidak bertanggung jawab tersebut.

Dalam kasus hukum reekspor 30 kontainer itu, Harry melanjut-kan, Antariksa Logistics adalah pihak yang dirugikan bersama puluhan perusahaan Singapura lainnya. Ia pun pernah menjadi saksi dalam persidangan de-

Sanksinya, jika putusan

lebih daripada tiga bulan, mereka akan diberhentikan dengan tidak hormat.”Baharudin DjafarKabid Humas Polda Metro Jaya

ANTARA/ANDIKA WAHYU

Esi Ronaldi memegang foto almarhum suaminya, Irzen Octa.