bab ii kajian pustaka a. deskripsi teori 1. keterampilan ...repository.ump.ac.id/3551/3/bab...

20
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan Berbicara Berbicara menuru Tarigan (2008: 3) adalah keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Berbicara sudah barang tentu berhubungan erat dengan perkembangan kosakata yang dipelajari oleh anak melalui kegiatan menyimak dan membaca. Vygotsky (Moeslichatoen, 1999: 18) ada tiga tahap perkembangan bicara anak yang menentukan tingkat perkembangan berfikir dengan bahasa; a. Tahap pertama, tahap eksternal merupakan tahap berpikir dengan bahasa yang disebut berbicara secara eksternal. Maksudnya, sumber berpikir anak datang dari luar dirinya. Sumber itu terutama berasal dari orang dewasa yang memberi pengarahan anak dengan cara tertentu, misalnya orang dewasa bertanya kepada anak: “Apa yang sedang kamu lakukan?” Anak memberi jawaban: “Main dengan kucing”, orang itu lalu meneruskan pertanyaan: “Mana ekornya?”, dan seterusnya. b. Tahap kedua, yaitu tahap egosentris merupakan tahap dimana pembicaraan orang dewasa tidak lagi menjadi persyaratan. Dengan suara khas anak berbicara seperti jalan pikiranya: “Ini pusi, ini ekornya”. c. Tahap ketiga, merupakan tahap berbicara secara internal. Di sini anak menghayati sepenuhnya proses berpikirnya. Sesuai dengan tahap ini anak memproses pikiranya dengan pemikiranya sendiri. Sesuai dengan contoh anak yang sedang menggambar kucing tersebut diatas, pada tahap ini anak memproses pikiranya dengan pemikirannya sendiri. 6 Efektivitas Penggunaan Media…, Ari Mustia, FKIP, UMP, 2017

Upload: nguyennga

Post on 15-May-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan ...repository.ump.ac.id/3551/3/BAB II.pdf · manusia, dan orang yang dapat menghilang atau terbang. Dongeng berkembang dalam

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Keterampilan Berbicara

Berbicara menuru Tarigan (2008: 3) adalah keterampilan berbahasa

yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh

keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara

atau berujar dipelajari. Berbicara sudah barang tentu berhubungan erat

dengan perkembangan kosakata yang dipelajari oleh anak melalui kegiatan

menyimak dan membaca.

Vygotsky (Moeslichatoen, 1999: 18) ada tiga tahap perkembangan bicara

anak yang menentukan tingkat perkembangan berfikir dengan bahasa;

a. Tahap pertama, tahap eksternal merupakan tahap berpikir dengan

bahasa yang disebut berbicara secara eksternal. Maksudnya,

sumber berpikir anak datang dari luar dirinya. Sumber itu terutama

berasal dari orang dewasa yang memberi pengarahan anak dengan

cara tertentu, misalnya orang dewasa bertanya kepada anak: “Apa

yang sedang kamu lakukan?” Anak memberi jawaban: “Main

dengan kucing”, orang itu lalu meneruskan pertanyaan: “Mana

ekornya?”, dan seterusnya.

b. Tahap kedua, yaitu tahap egosentris merupakan tahap dimana

pembicaraan orang dewasa tidak lagi menjadi persyaratan. Dengan

suara khas anak berbicara seperti jalan pikiranya: “Ini pusi, ini

ekornya”.

c. Tahap ketiga, merupakan tahap berbicara secara internal. Di sini

anak menghayati sepenuhnya proses berpikirnya. Sesuai dengan

tahap ini anak memproses pikiranya dengan pemikiranya sendiri.

Sesuai dengan contoh anak yang sedang menggambar kucing

tersebut diatas, pada tahap ini anak memproses pikiranya dengan

pemikirannya sendiri.

6

Efektivitas Penggunaan Media…, Ari Mustia, FKIP, UMP, 2017

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan ...repository.ump.ac.id/3551/3/BAB II.pdf · manusia, dan orang yang dapat menghilang atau terbang. Dongeng berkembang dalam

7

Tujuan keterampilan berbicara anak menurut Suharto (Widianti, 2015)

1) Supaya anak memiliki perbendaharaan kata yang diperlukan untuk

berkomunikasi sehari-hari.

2) Supaya anak mau mendengarkan dan memahami kata-kata serta

kalimat.

3) Supaya anak mampu mengungkapkan pendapat dengan sikap dan lafal

yang tepat.

4) Supaya anak berminat untuk menggunakan bahasa yang baik.

5) Supaya anak berminat untuk menghubungkan antara bahasa lisan dan

tulisan.

Jadi, keterampilan berbicara pada anak perlu dilatih sejak dini

agar anak dapat mengekspresikan gagasan, pikiran dan perasaannya

melalui bahasa lisan. Selain itu dengan memiliki keterampilan

berbicara yang baik akan menjadi kebiasaan yang baik pula pada anak.

Misalnya saja anak dapat berbicara dengan baik kepada kedua orang

tuanya anak juga akan memiliki lebih banyak kosakata.

2. Pengertian Dongeng

Dongeng menurut Kosasih (2008: 51-53) adalah sebuah cerita

yang bisa dibumbui dengan hal-hal yang tidak masuk akal atau tidak

mungkin terjadi kecuali dalam khayalan, misalnya orang yang dapat

menjelma berganti rupa, binatang yang dapat berkata-kata seperti

manusia, dan orang yang dapat menghilang atau terbang. Dongeng

berkembang dalam masyarakat lama. Walaupun demikian, kisah-kisahnya

banyak yang relevan dengan masa sekarang, misalnya dongeng malin

kundang. Dongeng tersebut berkisah tentang perlunya seorang anak

berbakti kepada orang tuanya. Bakti seorang anak tidak hanya berlaku

pada zaman dahulu, tetapi juga pada zaman sekarang.

Efektivitas Penggunaan Media…, Ari Mustia, FKIP, UMP, 2017

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan ...repository.ump.ac.id/3551/3/BAB II.pdf · manusia, dan orang yang dapat menghilang atau terbang. Dongeng berkembang dalam

8

Dongeng memang menarik, menurut (Kosasih.2008) daya tariknya

terletak pada hal-hal berikut:

a. Tokohnya lucu dan menghibur

b. Jalan ceritanya menegangkan

c. Temanya yang baru

d. Tempat dan waktu kejadiannya berkesan.

Dongeng menurut pengertian Sugiarto (2009: 9) adalah cerita yang

berdasarkan pada angan-angan atau khayalan seseorang yang kemudian

diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi dalam proses

berkembangnya, dongeng senantiasa mengaktifkan tidak hanya aspek-

aspek intelektual, tetapi juga asek kepekaan, ketulusan budi, emosi, seni,

fantasi, dan imajinasi. Cerita atau dongeng menawarkan kesempatan

menginterpretasi dengan mengenali kehidupan di luar pengalaman

langsung.

Secara metaforis dongeng dapat diartikan sebagai berita atau

sesuatu yang lain yang dikatakan orang tidak memiliki kebenaran faktual

dianggap sebagai dongeng belaka atau sebagai cerita fiktif Nurgiantoro

(2016: 198-199). Dari paparan di atas, dapat disimpulkan dongeng adalah

suatu cerita khayalan, berisi cerita yang mungkin terjadi dan mungkin

tidak terjadi yang diceritakan secara turun temurun.

3. Unsur Intrinsik Dongeng

Unsur pembentuk cerita menurut Kosasih (2008: 52-64) adalah

sebagai berikut:

a. Tema

Tema adalah gagasan yang menjalin struktur cerita. Tema

menyangkut segala persoalan yaitu persoalan kemanusiaan, kekuasaan,

Efektivitas Penggunaan Media…, Ari Mustia, FKIP, UMP, 2017

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan ...repository.ump.ac.id/3551/3/BAB II.pdf · manusia, dan orang yang dapat menghilang atau terbang. Dongeng berkembang dalam

9

dan kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya.Untuk mengetahui

tema suatu cerita, diperlukan apresiasi menyeluruh terhadap berbagai

unsur karangan. Bisa saja tema “dititipkan” dalam unsur penokohan,

alur atau latar. Tema jarang dituliskan secara tersurat oleh

pengarangnya. Untuk dapat merumuskan tema secara fisik, seorang

pembaca harus mengenali unsur-unsur intrinsik yang dipakai oleh

pengarang untuk mengembangkan cerita fisiknya.

b. Alur

Merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh

gabungan sebab akibat. Pola pengembangan cerita cerpen atau novel

tidak saragam. Jalan cerita suatu novel kadang-kadang berbelit-belit

dan penuh kejutan, tapi kadang sederhana. Hanya saja, bagaimanapun

sederhananya alur suatu novel, tidak akan sesederhana jalan cerita

dalam cerpen. Novel akan memiliki jalan cerita yang lebih panjang. Itu

karena tema cerita yang dikisahkannya lebih kompleks dengan

persoalan para tokohnya yang juga lebih rumit.

Secara umum jalan cerita terbentuk atas bagian-bagian berikut

ini:

1) Pengenalan situasi cerita (exposition)

2) Pengungkapan peristiwa (complication)

3) Menuju pada adanya konflik (rising action)

4) Puncak konflik (turning point)

5) Penyelesaian (ending)

Bagian-bagian alur tersebut tidaklah seragam. Kadang-kadang

susunanya langsung ke penyelesaian, lalu kembali pada bagian

Efektivitas Penggunaan Media…, Ari Mustia, FKIP, UMP, 2017

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan ...repository.ump.ac.id/3551/3/BAB II.pdf · manusia, dan orang yang dapat menghilang atau terbang. Dongeng berkembang dalam

10

pengenalan. Ada pula novel yang diawali dengan pengungkapan

peristiwa, lalu pengenalan, penyelesaian peristiwa, dan puncak konflik.

c. Latar

Latar atau setting adalah waktu dan tempat suatu peristiwa

dalam drama (Djuanda, D., dan Iswara,P. 2006: 358). Latar meliputi

latar tempat dan latar waktu. Tempat dan waktu dirujuk dalam cerita

bisa merupakan sesuatu yang faktual atau imajiner (Kosasih, 2008).

Sebuah pertunjukan drama akan menjadi sempurna bila didukung oleh

setting yang tepat dan baik. dikatakan tepat apabila setting benar-benar

cocok dengan situasi waktu maupun situasi tempat. Menata setting

tidak sekedar menempatkan perlengkapan atau peralatan di panggung

atau penta. Penataan harus tahu bagaimana warna dan nada ceritanya.

Kapan cerita itu terjadi dan dimana cerita itu berlangsung (Suroto,

1989: 138)

d. Penokohan

Penokohan adalah cara pengarang dalam menggambarkan dan

mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Untuk

menggambarkan karakter tokoh, pengarang dapat menggunakan

tekhnik berikut ini.

a) Penggambaran langsung oleh pengarang.

b) Penggambaran fisik atau perilaku tokoh.

Efektivitas Penggunaan Media…, Ari Mustia, FKIP, UMP, 2017

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan ...repository.ump.ac.id/3551/3/BAB II.pdf · manusia, dan orang yang dapat menghilang atau terbang. Dongeng berkembang dalam

11

e. Point of view atau sudut pandang

Posisi pengarang dalam membawakan cerita. Posisi pengarang

dalam membawakan cerita terdiri atas dua macam, yaitu berperan

langsung sebagai orang pertama dan hanya sebagai orang ketiga yang

berperan sebagai pengamat.

f. Amanat

Merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak

disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui karyanya. Tidak

jauh berbeda dengan cerita lainya amanat dalam cerita pendek akan

disampaikan rapi dan disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan

isi cerita. Oleh karena itu untuk menemukanya, tidak cukup dengan

membaca dua atau tiga paragraf, melainkan harus menghabiskan

sampai tuntas.

g. Gaya Bahasa

Dalam cerita, pengguaan bahasa berfungsi untuk menciptakan

nada atau suasana persuasif dan merumuskan dialog yang mampu

memperlihatkan hubungan dan interaksi antar tokoh. Kemampuan sang

penulis dalam menggunakan bahasa secara cermat dapat menjelmakan

suasana yang berterus terang atau satiris, simpatik atau menjengkelkan,

dan objektif atau emosional. Bahasa dapat menimbulkan suasana yang

tepat guna bagi adegan yang seram, adegan cinta, peperangan,

keputusasaan, atau harapan.

Efektivitas Penggunaan Media…, Ari Mustia, FKIP, UMP, 2017

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan ...repository.ump.ac.id/3551/3/BAB II.pdf · manusia, dan orang yang dapat menghilang atau terbang. Dongeng berkembang dalam

12

Bahasa dapat pula digunakan pengarang untuk menandai

karakter tokoh. Karakter jahat atau bijak dapat digunakan dengan jelas

melalui kata-kata yang digunakanya. Tokoh anak-anak dewasa dapat

pula dicerminkan dari kosakata dan struktur kalimat yang digunakan

oleh tokoh-tokoh yang bersangkutan.

4. Tujuan Mendongeng

Slamet dalam (Setyanto, 2016) menjelaskan bahwa mendongeng

adalah suatu kegaiatan bercerita yang dilakukan oleh seseorang. Kegiatan

mendongeng ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat berkomunikasi

secara lisan dengan baik. Keterampilan berbicara mendongeng adalah

kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menyampaikan cerita dongeng

secara lisan kepada orang lain. Dengan menguasai keterampilan berbicara

mendongeng ini, maka siswa akan mampu untuk menyampaikan pikiran,

ide, dan gagasan mereka secara lisan tanpa mengalami kesulitan.

5. Mendongeng Kreatif

Kreativitas diperlukan ketika mendongeng agar dapat terlihat

menarik, ciri-ciri kreatif mendongeng dapat dilihat dari pendongeng

mampu mengkolaborasikan antara kelancaran, kelenturan, orisinalitas,

dan elaoborasi atau kerincian (Munandar. 2009: 65). Jika membacakan

naskah dongeng, kadang-kadang ia harus menambahkan kata-kata

tertentu, tetapi kadang-kadang sebaliknya atau mungkin menggantinya

pada kata yang lebih tepat.

Beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendongeng kreatif:

Efektivitas Penggunaan Media…, Ari Mustia, FKIP, UMP, 2017

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan ...repository.ump.ac.id/3551/3/BAB II.pdf · manusia, dan orang yang dapat menghilang atau terbang. Dongeng berkembang dalam

13

a. Mengenal wilayah panggung dan wataknya

Ada dua hal yang perlu dipahami berkaitan dengan panggung, yakni

arah panggung dan wilayah panggung.Arah panggung terdiri atas

kanan dan kiri, garis tengah, layar, dinding, tangga. Wilayah panggung

terdiri dari:

1) Kanan Atas, adegan-adegan kecil yang tidak penting, baik

dilakukan di sini. Watak wilayah ini lembut, lemah dan jauh.

2) Tengah Atas, meskipun jauh dan dingin, cukup kuat. Daerah ini

baik untuk memulai suatu adegan penting yang bakal bergerak ke

bawah, untuk memulai suatu adegan baru.

3) Kiri Atas, lembut, jauh. Untuk adegan tidak penting, sama dengan

kanan atas, tetapi lebih lemah. Daerah ini amat efektif untuk

adegan-adegan horror, adegan-adegan hantu sebab daerah ini

mengungkapkan kualitas dunia abstrak.

4) Kanan bawah, akrab, hangat, kuat. Adegan ini sangat tepat untuk

adegan perikemanusiaan dan cinta kasih. Karena konotasinya

dengan hati dan iklim rumah tangga, setting pada banyak

repertoire Barat menempatkan perapian di daerah ini.

5) Tengah Bawah, daerah ini paling kuat, penuh tekanan, agung.

Wilayah ini bisa digunakan pada saat kekuatan-kekuatan dalam

cerita saling berhadapan.

6) Kiri Bawah, petak ini sebenarnya berkualitas seperti kanan bawah,

tetapi lebih lemah. Wilayah ini amat baik untuk tindak lanjut dari

Efektivitas Penggunaan Media…, Ari Mustia, FKIP, UMP, 2017

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan ...repository.ump.ac.id/3551/3/BAB II.pdf · manusia, dan orang yang dapat menghilang atau terbang. Dongeng berkembang dalam

14

adegan-adegan yang sudah dimulai pada kanan bawah. Namun, ciri

wilayah ini adalah untuk adegan-adegan “penuh rahasia”.

b. Mengenal property

Properti adalah segala benda yang dimanfaatkan sebagai kelengkapan

pementasan,baik yang diletakan di panggung maupun dibawa oleh

pemain.

c. Mengenal Berbagai Watak Tokoh Dongeng

Pengenalan terhadap tokoh mencakup tiga dimensi, yaitu fisiologis,

sosiologis, dan psikologis. Dimensi fisiologis yaitu jenis kelamin,

umur, dan postur tubuh. Dimensi sosiologis diantaranya adalah

pergaulan, stasiun sosial dan aktivitas sosial. Dimensi psikologis

diantaranya adalah cita-cita, masa lalu, dan waktunya. Jadi, pengenalan

terhadap pemain lain tidak hanya sebatas mengenal nama.

d. Mengenal Akting

Akting merupakan gerak-gerik pendongeng, baik mimik maupun

pantomimik, di panggung/kelas untuk mengekspresikan atmosfer

dongeng dan watak pemain. Jadi, acting hakikatnya penampilan

pendongeng secara utuh di panggung/kelas. Dengan acting itulah

pendongeng tampak sedih, gembira, benci, dendam, dll.

Sarana yang digunakan untuk acting adalah tubuh dan anggota tubuh

dengan bagian-bagianya. Untuk mengekspresikan kesedihan biasanya

orang menangis. Nah, suara yang digunakan untuk menangis misalnya

mulut, mata, hidung dan tangan.

Efektivitas Penggunaan Media…, Ari Mustia, FKIP, UMP, 2017

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan ...repository.ump.ac.id/3551/3/BAB II.pdf · manusia, dan orang yang dapat menghilang atau terbang. Dongeng berkembang dalam

15

e. Mengenal Gesture dan Business

Gesture hakikatnya gerak (anggota) tangan yang kecil-kecil yang

dimaksud untuk memperkuat acting dalam rangka mengekpresikan

watak atau keadaan emosi tertentu. Misalnya, pada saat mendongeng,

pendongeng mempermainkan jarinya ke hidung, mulut, ke kepala, dll.

Mungkin juga ia menggerak-gerakkan jarinya ke kursi, meja, atau

benda-benda lain pada saat gelisah.

Business merupakan gerak pendongeng yang dilakukan untuk

memperkuat adegan dan acting. Misalnya, untuk menggambarkan

kegelisahan, pendongeng berjalan mondar-mandir.

f. Mengenal ekspresi wajah

Ekspresi mata merupakan peranan yang sangat penting untuk ekspresi

wajah. Untuk menunjukan berbagai ekspresi emosi mata merupakan

media yang sangat dominan. Orang marah, gembira, atau bingung

dapat ditunjukan dengan pandangan pendongeng. Sementara itu, mulut

memperkuat peranan mata. Oleh karena itu, kedua sarana itu harus

dilatih secara teknis agar dapat berfungsi secara optimal dan lentur.

g. Mengenal Posisi dan Gerak Kaki

Kaki mempunyai fungsi memperkuat watak dan emosi pendongeng.

Dengan posisi tegak lurus misalnya kaki mempunyai fungsi

mengekspresikan emosi tertentu, mungkin sedang mengekspresikan

ketegasan sikap ketika menghadapi masalah. Dengan posisi lain ada

maksud lain pula yang diekspresikan.

Efektivitas Penggunaan Media…, Ari Mustia, FKIP, UMP, 2017

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan ...repository.ump.ac.id/3551/3/BAB II.pdf · manusia, dan orang yang dapat menghilang atau terbang. Dongeng berkembang dalam

16

Gerak kaki bermacam-macam. Namun, yang perlu diingat adalah

kesesuaiannya dengan watak dan kondisi emosi yang diperankanya.

Dalam kondisi gelisah misalnya, gerak kaki tidak teratah.Gerak kaki

dalam keadaan normal dan lazim ialah melangkah maju. Namun,

dalam keadaan terdesak, takut atau terkejut kaki dapat digerakan

mundur (Fakhrudin, M., 2003: 8-11).

6. Media Wayang

a. Pengertian Media

Media berasal dari bahasa latin yang secara harfiah berarti

tengah “perantara” atau “pengatar” Azhar (2007: 3), sedangkan

menurut Heinich, dkk dalam Fatchul (2011) media merupakan alat

saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan

bentuk jamak dari kata “medium” secara harfiah berarti “perantara”

yaitu perantara sumber pesan dengan penerima pesan.

Media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi

sebagai perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi (proses belajar

mengajar) Rohani (1997: 3).Media menurut Gerlach dan Ely (dalam

Azhar 2007: 3) diartikan sebagai manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan atau sikap. Penggunaan media yang baik

akan memudahkan seseorang untuk menyampaikan gagasan kepada

orang lain. Media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau

peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan

Efektivitas Penggunaan Media…, Ari Mustia, FKIP, UMP, 2017

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan ...repository.ump.ac.id/3551/3/BAB II.pdf · manusia, dan orang yang dapat menghilang atau terbang. Dongeng berkembang dalam

17

pembelajar menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap (Anitah,

2009: 2). Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa media adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk

menyampaikan sebuah pesan.

b. Pengertian Wayang

Dalam kamus umum bahasa Indonesia, wayang diartikan

gambar atau tiruan orang dan sebagainya yang terbuat dari kulit atau

kayu dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan untuk memerankan

tokoh dalam pertunjukan drama tradisional. Kata wayang yang berarti

“bayangan” bermula dari pertunjukan bayangan, karena boneka-

boneka yang muncul dalam pertunjukan ini menimbulkan bayang-

bayang, fenomena ini yang mungkin mendukung penamaanya. Tetapi

sudah sejak ratusan tahun lalu boneka-boneka itu diberi warna-warna

yang tidak hanya mengandalkan efek bayang saja.

Pola-pola bentuk dan warnanya terus berubah dari masa

kemasa, sehingga sampai pada bentuk yang dibakukan pada

pertengahan abad 19 (seperti yang kita lihat saat ini). Lambat laun

paradigma wayang berkembang bukan hanya untuk menyebut

pertunjukan yang menimbulkan bayang-bayang, tetapi juga kesenian

yang berkaitan dengan cerita, lakon, struktur dramatik dan sebagainya;

seperti dalam pergelaran wayang beber, wayang golek dan wayang

wong (Mulyono, 1975). Wayang mengandung arti “berjalan kian-

Efektivitas Penggunaan Media…, Ari Mustia, FKIP, UMP, 2017

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan ...repository.ump.ac.id/3551/3/BAB II.pdf · manusia, dan orang yang dapat menghilang atau terbang. Dongeng berkembang dalam

18

kemari, tidak tetap, sayup –sayup (dalam substansi bayang-banyang

(Mulyono, 1979).

Berdasarkan jurnal Wayang Authoring”: A Web-based

AuthoringTool for Visual Storytelling for Childrenoleh

(Widjajanto, Wahju Agung., Lund, Michael., Schelhowe, Heidi.

2008) menyebutkan bahwa,

Wayang Kulit consists of two words, Wayang and Kulit.

Wayang is a Javanese word meaning shadow or ghost, kulit

means leather,and added together it translates as „shadow from

leather‟. The wayang kulit is a two-dimensional puppet, made

of buffalo or goatleather; like paper dolls, but with arms that

swivel (see Figure 1).A wayang kulit puppet is a representation

of mainly humancharacters and the physical world. Every part

of the puppets‟design has symbolic significance.

Yang artinya, wayang kulit berasal dari dua kata yaitu wayang

dan kulit. Wayang dalam bahasa jawa artinya adalah bayangan/hantu,

kulit artinya adalah kulit, maka keseluruhanya adalah bayangan dari

kulit. Wayang kulit adalah boneka dua dimensi terbuat dari kulit

kerbau atau kambing. Seperti boneka kertas tetapi terdapat bagian

lengan yang bisa digerakan wayang kulit menggambarkan karakter

utama dari manusia dan gambaran dunia dan setiap bagian dari boneka

memiliki simbol dan makna tersendiri. Dari uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa wayang merupakan banyang-bayang yang

berjalan keana-kemari yang menyerupai tiruan orang dan sebagainya

yang terbuat dari kulit.

Efektivitas Penggunaan Media…, Ari Mustia, FKIP, UMP, 2017

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan ...repository.ump.ac.id/3551/3/BAB II.pdf · manusia, dan orang yang dapat menghilang atau terbang. Dongeng berkembang dalam

19

7. Mendongeng yang Menarik

Pendongeng atau guru ketika menyampaikan dongeng kepada

anak, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Suara, gerak tubuh dan

mimic serta sorot mata sangat menentukan kesuksesan dongeng yang kita

bawakan. Mendongeng yang menarik menurut Tim Pena Cendekia (2013:

47-51) adalah sebagai berikut:

a. Diawali dengan doa

Usahakan sebelum melakukan kegiatan mendongeng, selalu

mengawalinya dengan berdoa agar setiap aktivitas yang dilakukan

senantiasa sukses.

b. Posisi atau tempat kita berdongeng

Berdongeng harus dilakukan di tempat yang tepat sehingga semua

anak dapat melihat dengan jelas. Tempat yang tepat disesuaikan

dengan kondisi acara, termasuk penempatan anak.

c. Suara

Suara harus lantang dan jelas agar dapat didengar oleh semua anak

lainnya dengan jelas.

d. Penguasaan materi cerita

Penguasaan materi dalam melakukan kegiatan mendongeng sangat

penting. Sehingga, pendongeng dapat mengetahui kapan harus

menekan kata-kata tertentu atau memperlihatkan mimik muka

tertentu. Jika sedang mendongeng orang yang sedang marah, maka

harus benar-benar menirukan orang yang sedang marah, dengan muka

Efektivitas Penggunaan Media…, Ari Mustia, FKIP, UMP, 2017

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan ...repository.ump.ac.id/3551/3/BAB II.pdf · manusia, dan orang yang dapat menghilang atau terbang. Dongeng berkembang dalam

20

yang agak sedikit seram. Begitu pula ketika sedang memerankan

orang baik, maka mimik muka harus seperti orang baik, tersenyum

dan sikapnya yang berwibawa.

e. Penjiwaan

Pendongeng harus mampu mengatur kapan saatnya memperbesar atau

memperkecil suara, pendongeng juga harus mampu menjiwai isi

ceritanya sehingga jika hal tersebut tercapai,maka mudah sekali

menirukan suara-suara tertentu, misalnya suara anak kecil atau orang

tua, suara orang memerintah atau suara lembut seorang ibu, suara

orang ketakutan atau marah.

f. Gerakan

Melakukan kegiatan mendongeng, agar lebih menarik, pendongeng

juga harus mampu memerankan anggota tubuh. Tunjukkan gerakan

yang sesuai dengan cerita, misalnya jika bercerita tentang seorang

yang sedang berbisik, tirukanlah gaya orang yang sedang berbisik. Hal

yang tidak kalah penting dalam bercerita adalah gerakan mata. Jangan

sekali-kali membiarkan mata menerawang ke angkasa. Tataplah mata

siswa secara bergantian agar dapat membawa siswa dalam suasana

cerita yang sedang berlangsung.

g. Tangan tidak memegang apa-apa (kecuali alat peraga)

Pendongeng juga harus memperhatikan gerakan yang dilakukan

seperti melakukan kegiatan memasukkan tangan ke saku celana,

kemudian memegang kunci yang ada di saku celana itu sehingga

Efektivitas Penggunaan Media…, Ari Mustia, FKIP, UMP, 2017

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan ...repository.ump.ac.id/3551/3/BAB II.pdf · manusia, dan orang yang dapat menghilang atau terbang. Dongeng berkembang dalam

21

terlihat geraka-gerakan. Gerakan-gerakan tersebut dikhawatirkan akan

mengakibatkan konsentrasi anak menjadi tidak fokus.

h. Tidak memutus cerita dengan teguran

Apabila sedang melakukan kegiatan mendongeng, kemudian ada

siswa yang tiba-tiba ada anak yang sedang bermain, hendaknya

seorang pendongeng tidak memutuskan cerita yang sedang di

bawakannya. Namun, pendongeng dapat memasukkan teguran

tersebut dalam cerita, misalnya melalui suara-suara yang menarik atau

suara yang belum pernah mereka dengar. Hal tersebut bertujuan agar

tidak memutus jalan pikiran siswa yang sedang asyik mendengarkan.

i. Tidak tergesa-gesa

Melakukan kegiatan mendongeng dengan tergesa-gesa akan membuat

kesan yang ada dalam dongeng akan hilang dan alur cerita menjadi

tidak sempurna. Sehingga, tujuan mendongeng untuk mendidik,

memberikan teladan, dan hiburan tidak akan tercapai dan tidak akan

dinikmati secara sempurna.

j. Menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh siswa

Gunakanlah kata-kata yang sesuai dengan perkembangan siswa agar

tujua mendongeng mudah tercapai.

k. Ikhlas dan bersyukur

Seseorang yang ihklas, ketika tampil akan terlihat ceria karena tidak

terbebani dengan hal lain selain mengharapkan ridho dari Alloh SWT.

Efektivitas Penggunaan Media…, Ari Mustia, FKIP, UMP, 2017

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan ...repository.ump.ac.id/3551/3/BAB II.pdf · manusia, dan orang yang dapat menghilang atau terbang. Dongeng berkembang dalam

22

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang penggunaan media untuk meningkatkan kemampuan

berbicara telah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya:

1. Dolhalit, M.L., Jun, M., Pee, A. (2013). Tentang The Development of

Shadow Play Wayang Kulit Using Augmented Reality (Pengembangan

Bayangan Wayang Kulit menggunakan Argumented Reality (AR) adalah

suatu bentuk pengembangan aplikasi wayang kulit. Penelitian ini

dilatarbelakangi dengan eksistensi wayang kulit yang sudah mulai luntur

pada kalangan muda. Upaya pembuatan aplikasi ini diharapkan membantu

mengeksistensikan ikon seni tradisional tersebut sebagai salah satu upaya

untuk melestarikan warisan negara. Studi ini dilakukan untuk

memperkenalkan seni wayang kulit dalam bentuk aplikasi atau sistem

yang mudah bagi pengguna untuk merasakan bagaimana bermain wayang

kulit. Untuk menciptakan aplikasi, boneka dimodelkan dalam model grafis

3D dan ARToolkit dipilih sebagai aplikasi yang menghamparkan citra

virtual pada dunia nyata sedangkan Microsoft Visual C ++ digunakan

untuk mengembangkan aplikasi. Aplikasi ini memiliki potensi yang sangat

besar dalam mempromosikan wayang kulit dan sebagai daya tarik serta

sebagai sarana untuk mempromosikan wayang kulit sebagai salah satu

kesenian tradisional.

2. Hildebrandt, K., Lewis, P., Kreuger, C., dkk. (2016) tentang “Digital

Storytelling For Historical Undestending: Treaty Education for

Reconciliation” (Digital dongeng untuk memahami sejarah: Pendidikan

Perjanjian untuk Rekonsiliasi). Penelitian ini menyajikan temuan dari

proyek penelitian yang berusaha untuk menginterogasi kemungkinan

mendongeng digital sebagai jalur menuju pemahaman yang lebih lengkap

tentang perjanjian dan hubungan perjanjian di bagian barat Kanada.

Penelitian ini terletak di provinsi Saskachewan, pendidikan perjanjian

(yaitu, pendidikan tentang sejarah perjanjian bernomor ditandatangani

antara orang bangsa pertama dan British Crown, serta sejarah berikutnya

Efektivitas Penggunaan Media…, Ari Mustia, FKIP, UMP, 2017

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan ...repository.ump.ac.id/3551/3/BAB II.pdf · manusia, dan orang yang dapat menghilang atau terbang. Dongeng berkembang dalam

23

dari hubungan perjanjian) telah wajib selama satu dekade. Pembelajaran

dilakukan dengan cerita digital untuk mengambil perjanjian pendidikan di

kelas mereka. Penyajian gambar dari proyek penelitian serta narasi dari

guru, peneliti dan penjaga pengetahuan Creew semua terlibat dalam

perjalanan penelitian ini. temuan penelitan narasi ini dimaksudkan untuk

mengeksplorasi kemungkinan bahwa cerita digital mungkin menawarkan

kepada bangsa Kanada, bergerak ke arah rekonsiliasi dengan orang-orang

Aborigin dalam Canadian konteks kolonialisme yang sedang berlangsung.

3. Psomos, P., Kordaki, M. (2016) tentang “Digital Storytelling Pedagogical

Evaluation Star: Views of Teachers” (Dongeng Digital Pedagogis Bintang

Evaluasi: Pandangan Guru) adalah model untuk evaluasi pedagogis

pendidikan digital lingkungan cerita (EDSE). Hal ini didasarkan pada

pandangan sosial dan konstruktivis modern pembelajaran dan terdiri dari

enam belas dimensi pedagogis, yaitu: pembelajaran kolaboratif, kreativitas

dan inovasi, beberapa representasi, motivasi, kepekaan budaya, kesetaraan

gender, usaha kognitif, umpan balik, kontrak belajar, fleksibilitas, aktivitas

peserta. Penelitian sebelumnya berfokus pada orientasi tujuan, nilai

pengalaman, organisasi pengetahuan dan metakognisi. Penelitian ini

berfokus pada eksplorasi persepsi guru pendidikan dasar menyangkut

kapasitasnya untuk mengevaluasi berhasil tingkat kesehatan pedagogis

dari EDSE. Lebih khusus, persepsi 33 guru pendidikan tingkat sekolah

dasar diselidiki melalui kuisioner termasuk dekat dan terbuka pertanyaan

dalam konteks sebuah lokakarya di mana „Mendongeng Digital Pedagogis

Strar‟ disajikan dan dibahas. Analisis hasil penelitian menunjukan bahwa

yang diusulkan Model dievaluasi secara positif oleh para guru.

4. Widjajanto, W., Lund, M., Schelhowe, H. (2009) tentang “Wayang

Authoring”: A Web- based Authoring Tool to Support Median Literacy

For Children (Penulisan wayang: Sebuah web yang digunakan sebagai

media pendukung bagi siswa) Peneliti mengusulkan pendekatan baru

untuk meningkatkan kemampuan anak dalam bercerita secara kreatif dan

ekspresif. Dengan konsep media yang berbentuk seni kuno dari Indonesia

Efektivitas Penggunaan Media…, Ari Mustia, FKIP, UMP, 2017

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan ...repository.ump.ac.id/3551/3/BAB II.pdf · manusia, dan orang yang dapat menghilang atau terbang. Dongeng berkembang dalam

24

berupa wayang. Pendekatan ini merupakan konsep gabungan antara dunia

komputer (game) dengan konteks kesenian tradisional.

C. Kerangka Pikir

Salah satu cara yang dilakukan guru dalam memperbaiki kualitas

pembelajaran adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang kreatif

dan menarik. Media pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah media wayang kulit yang dapat digunakan sebagai sarana bagi siswa

dalam mengatasi kesulitan dalam berbicara. Media yang tepat dalam

melakukan aktifitas pembelajaran akan dapat memberikan pengaruh yang

baik. Dengan berbantu media wayang kulit diharapkan siswa dapat

meningkatkan kreativitas siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

Media wayang kulit, selain sebagai bentuk pengenalan terhadap siswa

dalam upaya mengenalkan kearifan budaya lokal, juga dapat digunakan

sebagai sarana bagi guru untuk melatih siswa belajar kreatif melakukan

aktifitas pembelajaran. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

Meningkatkan

kemampuan

mendongeng

kreatif

Siswa SD

pada dalam

tahap

Operasional

Konkrit

Penggunaan

media

wayang kulit

Benda konkrit supaya lebih jelas

Efektivitas Penggunaan Media…, Ari Mustia, FKIP, UMP, 2017

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan ...repository.ump.ac.id/3551/3/BAB II.pdf · manusia, dan orang yang dapat menghilang atau terbang. Dongeng berkembang dalam

25

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian

ini adalah: Media wayang kulit efektif dalam meningkatkan kemampuan

mendongeng kreatif siswa di kelas 5 SD N 1 Kutasari.

Efektivitas Penggunaan Media…, Ari Mustia, FKIP, UMP, 2017