kepakkan

75
Kepakkan Sayapmu! Dikumpulkan oleh: Purnawan Kristanto Alamat: Jl.Pemuda, Gg.Widosari 4, Klaten , Jawa Tengah Email: [email protected] HP: 0812-273-1-237 Kisah-kisah Inspiratif yang Membangkitkan Semangat

Upload: purnawankristanto

Post on 03-Jul-2015

547 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: kepakkan

KepakkanSayapmu!

Dikumpulkan oleh: Purnawan Kristanto

Alamat: Jl.Pemuda, Gg.Widosari 4, Klaten , Jawa Tengah

Email: [email protected]

HP: 0812-273-1-237

Kisah-kisah Inspiratif yang Membangkitkan Semangat

Page 2: kepakkan
Page 3: kepakkan

iii

Kata Pengantar

Sebuah nasihat bijak mengatakan, "Belajarlah dari kesalahan orang lain, karena kamu tidak akan hidup selama itu melakukan semua kesalahan itu." Manusia adalah makhluk yang cerdas. Dia belajar dari kesalahan supaya tidak melakukan lagi kesalahan yang serupa. Lebih dari itu, manusia juga dapat belajar dari orang lain. Tidak hanya dari kesalahan yang dilakukan oleh orang lain, tetapi juga dari keberhasilannya.Buku ini menyajikan kisah-kisah singkat kehidupan yang menyentuh hati. Sebagian besar dari cerita ini adalah penggalan kehidupan tokoh-tokoh dunia, yang sungguh-sungguh beriman kepada Kristus. Setiap cerita mengandung kebijaksanaan (wisdom). Di sini kita dapat melihat bagaimana tokoh-tokoh iman tersebut menerapkan prinsip-prinsip alkitabiah dalam pelayanan dan kehidupannya sehari-hari.

Saya mengumpulkan cerita-cerita ini dalam rangka mencari ilustrasi renungan, yang saya sampaikan dalam persekutuan kelompok dan kebaktian remaja di gereja saya. Ketika saya amati, ternyata pendengar renungan mendapatkan berkat cerita-cerita ini. Saya berharap, dengan membaca buku ini, Anda pun ikut terinspirasi oleh cerita ini. Anda mendapatkan kekuatan baru untuk menjalani hidup ini. Seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; Anda berlari dan tidak menjadi lesu, Anda berjalan dan tidak menjadi lelah (Yes. 40:31).

Jika Anda ingin mendapatkan lebih banyak cerita-cerita semacam ini, Anda dapat menelusurinya lewat internet. Di antaranya dalam situs-situs berikut ini:• http://www.bible.org• http://www.christianglobe.com• http://www.gospelcom.net• http://www.esermons.com

Page 4: kepakkan

iv

Page 5: kepakkan

v

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iiiBudak Alkohol 1Tentara Malaikat 2Hidangan Makanan Dari Dukun 3Orang Samaria Modern 4Penginjilan Massal 6D.L. Moody Bersaksi 7Metode Penginjilan 8Balada Mobil Tua 8Sudah Terlambat! 9'Saya Membangun Katedral' 10Epitaf 11Surat dari si Terhukum Mati 12Selamat Sampai di Rumah 12Jika Tukang Cukur Bersaksi 13Tak Ingin Bisa Melihat 14Harta dalam Keluarga 17Gagal Menjadi Misionaris 18Nasihat yang Bagus 19Hapal Alkitab (1) 20Hapal Alkitab (2) 21"Menelan" Firman Tuhan 22Membaca dengan Lidah 23Warisan Kakek 24'Kristus Sudah Cukup Bagiku' 25Memintakan Ampun Bagi Musuh 26Malam Dana 27Biografi Palsu 28Hanya Pelayan Kecil 29Tuhan Menyediakan 29

Page 6: kepakkan

vi

Berkah atau Musibah? 30Charles Spurgeon Jualan Telor 32Gadis yang Mengeraskan Hatinya 32Bocah itu Mendengar Lonceng 34Mengabaikan Peringatan 35Keinginan Seorang Penderita Kanker 36Menginjili itu Sederhana 37Jika Bingung, ya Berlutut! 39Keledai Tidak Merasa Bangga 40Rela Meminta Maaf 40Meninggal di Usia 29 Tahun 41Misteri Kacang 42Cerita di Balik Layar Ben Hur 42Berkat di Tangan 44Sambutan Meriah 45Akhir dan Awal 46Dengan Hati, Mulut, Tangan 47Mundur 50 Tahun 48Kepercayaan yang Tak Sia-sia 48Apa Salahnya Membuat Minuman? 50Tak Mau Menyerah 51Berbagi dalam Kekurangan 53Sebotol Aspirin 54Penyerahan Diri 55Bersaksi 56Penyelundup Anak Yahudi 57Pesan Terakhir Ibu 58'Akulah Pintu' 59Kuasa Pengampunan 60Melayani Sebagai Pengusaha 61Tujuan Hidup 61Puncak Gunung 62Sungai Keraguan 63

Page 7: kepakkan

vii

Belajar dari bunda Teresa 63Kepedihan Sarajevo 64Pemimpin yang Rendah Hati 65

Page 8: kepakkan
Page 9: kepakkan

1

Kepakkan Sayapmu

Budak Alkohol

SUATU hari di St. Louis, seorang pengacara mendatangi pengusaha Kristen untuk memberikan konsultasi hukum. Sebelum berpisah, pengusaha itu bertanya pada pengacara, "Saya sebenarnya selalu ingin menanyakan hal ini. Tapi saya selalu takut mengatakannya."

“Apa yang ingin Anda ketahui?” tanya pengacara itu.

Pengusaha menjawab, “Saya penasaran, mengapa Anda bukan orang Kristen?”

Pengacara mengangkat bahunya, “Saya tahu dalam Alkitab dikatakan bahwa pemabuk tidak bisa masuk kerajaan Allah; dan Anda tahu kelemahan saya!”

“Anda tidak menjawab pertanyaan saya,” kata pengusaha.

“Sejujurnya, sampai sekarang tidak ada orang yang mau menjelaskan bagaimana caranya menjadi Kristen."

Pengusaha itu mengambil Alkitab, lalu membacakan beberapa ayat yang mengatakan bahwa semua orang di bawah hukuman. Tetapi Kristus menyelamatkan dengan mati di kayu salib. “Dengan menerima Yesus sebagai Penebus, Anda diampuni dan diselamatkan. Jika Anda mau menerima Yesus, mari kita berdoa bersama.”

Page 10: kepakkan

2

Kepakkan Sayapmu

Tentara Malaikat

JOHN Paton adalah seorang misionaris yang dikirim ke kepulauan New Hebrides. Pada suatu malam, ada sekelompok orang dari suku setempat mengepung rumah misionaris itu. Mereka berniat membunuh Paton dan membakar rumahnya. Semalaman, Paton dan istrinya berdoa supaya Tuhan melindungi mereka. Saat fajar merekah, mereka kaget karena para pengepung itu sudah pergi.

Setahun kemudian, kepala suku menerima Kristus sebagai Tuhannya. Saat mengingat kembali peristiwa pengepungan itu, Paton bertanya pada kepala suku, mengapa mereka dulu mengurungkan niat menyerang dia dan keluarganya.

Kepala suku menjawab,"Siapa para pria yang ada di sana saat itu?" Paton heran karena tidak ada orang lain yang ada di sana waktu itu. Kepala suku lalu bercerita bahwa mereka urung menyerang karena takut setelah melihat ada ratusan orang yang berpakaian bersinar-sinar menjaga rumah Paton sambil membawa pedang.

Pengacara itu setuju. Dia lalu berseru, "O Yesus, saya adalah budak alkohol. Salah satu hamba-Mu telah menunjukkan bagaimana caranya supaya diselamatkan. Ampuni dosa saya dan berikan kuasa-Mu untuk mengatasi kebiasaan buruk ini." Pengacara itu bernama C.I. Scofield, yang kemudian menyunting buku referensi Alkitab terkenal yang memakai namanya.

3

Page 11: kepakkan

3

Kepakkan Sayapmu

Hidangan Makanan Dari DukunJOHN G. Paton, adalah misionaris yang dikirim ke South Sea Islands, Australia. Dia sering menghadapi bahaya karena bekerja di antara suku Aborigin yang belum mendengar Injil. Pada suatu saat, ada tiga dukun yang mengaku punya kekuatan untuk membunuh seseorang. Mereka mengumumkan niat akan menggunakan ilmu santet

untuk membunuh Paton pada hari Minggu berikutnya. Untuk melaksanakan niatnya itu, mereka membutuhkan sisa makanan Paton. Mendengar rencana itu, Paton minta tiga buah plum. Dia menggigit sebagian, lalu sisanya diberikan kepada tiga orang yang akan menyantet dia.

Pada hari Minggu, John Paton mendatangi desa itu dengan langkah ringan dan senyuman menghiasi wajahnya. Warga desa saling berpandangan seolah tidak percaya bahwa yang dilihatnya itu adalah sang Misionaris. Para dukun itu akhirnya mengakui bahwa mereka telah mengerahkan segala ilmunya untuk membunuh Paton, tapi gagal. Ketika ditanya penyebab kegagalan, mereka menjawab bahwa sang Misionaris itu juga punya kekuatan yang mereka miliki. Akan tetapi Tuhan yang dilayani Paton ternyata lebih kuat daripada sesembahan mereka.

Sejak saat itu pengaruh Paton semakin menguat, sehingga dia bisa mengenalkan Kristus pada penduduk desa itu.

Page 12: kepakkan

4

Kepakkan Sayapmu

JEAN Frederick Oberlin, adalah seorang hamba Tuhan dari Jerman, abad ke-18. Pada suatu hari saat sedang berjalan kaki, dia terjebak oleh badai salju. Dia kehilangan arah karena jalanan sudah tertutup salju. Saat sedang duduk untuk memutuskan arah yang akan dituju, ada sebuah kereta kuda yang melintas dan menolong Oberlin. Pemilik kereta itu

membawa Oberlin ke desa terdekat.

Ketika pemilik kereta bersiap meneruskan perjalanannya, Oberlin bertanya, “Siapakah nama Anda supaya saya bisa mengucapkan syukur pada Tuhan untuk pertolongan Anda?"

Orang yang baru saja mengenali Oberlin menjawab, “Anda 'kan seorang hamba Tuhan. Tolong sebutkan nama orang Samaria yang baik hati itu."

Oberlin menjawab, “Saya tidak tahu, karena Alkitab tidak menyebutkannya."

Si Penolong lalu berkata, “Selama Anda tidak tahu nama orang Samaria yang baik hati itu, maka ijinkan saya juga untuk tidak mengatakan nama saya.”

Orang Samaria Modern

Page 13: kepakkan

5

Kepakkan Sayapmu

KETIKA berlangsung Perang Bersaudara di Amerika Serikat, Presiden Lincoln menghadiri kebaktian hari Rabu sore yang diadakan oleh sebuah gereja di dekat Gedung Putih. Didampingi oleh para agen eahasia, Abraham Lincoln dengan khidmat mendengarkan khotbah yang disampaikan Dr. Gurley.

Dalam perjalanan pulang, salah satu agen rahasia bertanya

pada Lincoln, "Bagaimana khotbah malam ini?"

Lincoln menjawab, "Sangat brillian, meyakinkan, Alkitabiah, relevan dan disampaikan dengan baik."

“Apakah itu khotbah yang bagus?"

“Tidak. Itu khotbah yang gagal. Gagal karena Dr. Gurley tidak mengajak kita untuk melakukan sesuatu yang besar.”

Kotbah yang Gagal

Page 14: kepakkan

6

Kepakkan Sayapmu

Penginjilan Massal

SUATU kali D.L. Moody menghadiri konferensi tentang Penginjilan Massal di Indianapolis. Dia sudah janjian dengan Ira Sankey, pemimpin pujiannya, untuk bertemu di sebuah sudut jalan pukul enam sore.

Begitu Sankey datang, Moody segera menyuruhnya berdiri di atas kotak kayu dan mulai menyanyi. Orang mulai mengerumuni mereka. Moody

lalu ganti naik kotak kayu itu dan berbicara singkat. Dia mengajak orang-orang yang berkerumun itu untuk mengikutinya masuk ke dalam ruangan konferensi. Dalam waktu singkat auditorium itu dipenuhi oleh orang-orang yang kelaparan rohani. Penginjil ternama itu lalu memberitakan Injil kepada mereka.

Saat delegasi konferensi mulai berdatangan, Moody menyelesaikan khotbahnya. Dia berkata, "Kita harus mengakhiri acara ini sampai di sini, karena peserta konferensi sudah datang. Mereka akan mendiskusikan topik: 'Bagaimana cara menjangkau orang banyak'".

Malam itu, Moody menunjukkan dengan jelas perbedaan antara berbicara akan melakukan sesuatu dengan segera bertindak melakukan sesuatu.

Page 15: kepakkan

7

Kepakkan Sayapmu

MOODY berjanji pada Tuhan bahwa setiap hari dia akan bersaksi, setidaknya pada satu orang. Suatu malam, jarum jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, dia baru teringat bahwa belum bersaksi pada orang lain. Maka dia segera keluar rumah dan menemui seorang pria yang bersandar di sebuah tiang lampu jalan. "Apakah Anda orang Kristen?" tanya Moody. Tapi orang itu malah menjadi marah. Dia memukul Moody hingga terjerembab ke dalam selokan.

Beberapa hari kemudian, pria itu menemui majelis gereja dan mengeluh perilaku Moody. Menurutnya, Moody "melakukan hal yang lebih berbahaya bila dibandingkan dengan perbuatan baik 10 orang di Chicago." Menanggapi hal ini, majelis gereja lalu menegur D.L. Moody agar tidak terlalu gegabah dalam bersaksi.

Tiga bulan kemudian, saat menginap di YMCA, Moody dibangunkan oleh orang yang mengetuk pintu. Ternyata tamu itu adalah pria yang pernah diberi kesaksian oleh Moody pada malam itu. “Saya ingin berbincang-bincang soal jiwa saya,” katanya kepada Moody. Dia meminta maaf atas perbuatan yang tidak menyenangkan yang dulu. Dia mengaku sejak malam itu dia menjadi gelisah. Moody lalu membimbing pria ini untuk mengenal Kristus. Pria ini kemudian menjadi pekerja yang rajin di dalam pelayanan Sekolah Minggu.

D.L. Moody Bersaksi

Page 16: kepakkan

8

Kepakkan Sayapmu

Metode Penginjilan

SUATU kali seorang wanita mendatangi D.L. Moody. Dia mengatakan bahwa tidak suka dengan metode penginjilan Moody. "Saya sebenarnya juga tidak terlalu menyukai metode saya. Lalu apa metode Anda?" tanya Moody. Wanita itu menjawab bahwa tidak punya. "Kalau begitu, metode saya masih lebih baik daripada metode Anda," tukas Moody.

Mengritik orang lain memang mudah. Pertanyaannya adalah apakah kita mampu dan sudah melakukannya lebih baik daripada orang itu?

3Balada Mobil TuaSAAT baru saja menjadi misionaris di sebuah pedesaan di Kenya, Herbert Jackson diberi sebuah mobil tua yang harus didorong untuk menghidupkan mesinnya. Di hari pertama memakai mobil itu, dia kebingungan cara menjalankannya. Setelah merenungkan sejenak, dia menemukan ide. Dia pergi ke sekolah di dekat rumahnya. Dia minta ijin untuk mengajak beberapa anak sekolak agar mendorong mobilnya. Setelah mobil itu bisa berjalan, dia biasanya memparkir mobilnya di tempat yang tinggi atau membiarkan mesin mobil tetap hidup. Dia memakai kiat ini selama dua tahun.

Karena gangguan kesehatan, keluarga Jackson terpaksa harus kembali ke Amerika. Seorang misionaris pengganti sudah tiba di kota itu. Saat menyerahkan mobil, Jackson dengan bangga menjelaskan

Page 17: kepakkan

9

Kepakkan Sayapmu

Balada Mobil Tua Sudah Terlambat!SEORANG pengkhotbah dari Inggris yang bernama Ebenezer Wooten baru saja selesai memimpin kebaktian di sebuah lapangan di desa. Orang-orang mulai membubarkan diri, dan dia mulai sibuk membenahi peralatannya. Lalu ada seorang anak muda yang mendekatinya. “Pak Wooten, apa yang harus saya kerjakan supaya bisa selamat?" tanya anak muda itu.

Merasa bahwa anak muda itu masih merasa dirinya paling benar, Wooten menjawab dengan sedikit cuek, "Sekarang sudah terlambat!"

Anak muda itu kaget,"Bapak jangan berkata begitu, dong!"

Penginjil itu tetap pada perkataannya, "Memang sudah sangat terlambat." Wooten lalu menatap mata

"penemuannya" tentang cara menghidupkan mesin. Meski Jackson belum selesai bicara, misionaris muda itu langsung membuka kap mobil dan mengotak-atik mesin. Dia lalu berpaling pada Jakson. "Dr. Jackson, masalahnya cuma kabel yang lepas, kok," katanya sambil menyambungkan kabel. Setelah itu dia masuk ke dalam mobil, memutar kunci kontak....dan brrrrmmmm! Keluarga Jackson kaget karena mesin mobil bisa hidup.

Sesuatu yang tidak normal, lama-lama dianggap normal karena kita sudah terbiasa dengannya. Kita menjadi enggan mengusut penyebab ketidak-normalan itu karena kita sudah merasa nyaman dengannya.

3

Page 18: kepakkan

10

Kepakkan Sayapmu

anak muda itu dan berkata, "Kamu tadi 'kan bertanya, apa yang bisa kamu KERJAKAN supaya bisa selamat. Saya beritahu, ya: baik sekarang atau pun nanti itu sudah terlambat. Karya keselamatan itu sudah dilakukan, sudah komplit dan sudah sempurna. Semua itu sudah diselesaikan di kayu salib." Wooten lalu menjelaskan bahwa bagian kita sekarang hanyalah mengakui dosa dan menerima pengampunan dengan iman.

3'Saya Membangun Katedral'SEORANG arsitek kenamaan Inggris, Sir Christopher Wren, sedang mengawasi pembangunan katedral yang sangat besar di London.

Dia mendekati salah satu pekerja dan bertanya, "Apa yang sedang Anda lakukan?"

Pekerja pertama menjawab, "Saya memotong batu dengan upah 10 shilling

per hari.”

Pekerja kedua menjawab, “Saya bekerja selama 10 jam setiap hari."

Pekerja ketiga menjawab dengan bangga, “Saya membantu Sir Christopher Wren membangun katedral terbesar di London.”

Page 19: kepakkan

11

Kepakkan Sayapmu

'Saya Membangun Katedral'

Epitaf

SUATU kali, Charles Simeon diminta untuk memimpin upacara penguburan. Karena rombongan pengantar jenazah belum datang, Simeon berjalan-jalan di pekuburan sambil membaca epitaf (tulisan yang tertera di batu nisan). Dia menemukan satu epitaf yang menarik:

Saat aku bangkit dari debu kematian,Untuk memperoleh rumah besar di awan,Inilah yang kukatakan"Yesus telah mati supaya aku diselamatkan"

Dia sangat terkesan dengan pesan itu dan ingin membagikannya pada orang lain yang ada di pekuburan itu. Dia melihat ada anak gadis yang tampaknya sangat berduka. Simeon memanggilnya supaya mendekat dan mengajaknya membaca epitaf itu. Setelah itu mengobrol sebentar, dia mencatat alamat gadis itu.

Keesokan harinya, Simeon mengunjungi rumah gadis yang ternyata sangat miskin dan kotor. Gadis itu bercerita bahwa ibunya menderita sakit asma yang parah. Bersama adiknya, dia sedang menghangatkan diri di dekat perapian yang kecil. Simeon lalu mengajak keluarga itu untuk berdoa bersama.

Selesai berdoa, gadis itu lalu bercerita bahwa ketika bertemu Simeon kemarin, dia sudah lima jam di pekuburan itu. Dia sebenarnya punya rencana akan bunuh diri, saat dipanggil Simeon untuk membaca epitaf. Akan tetapi karena kepedulian Simeon, akhirnya dia mengurungkan niatnya dan menyerahkan hidupnya pada Kristus.

Page 20: kepakkan

12

Kepakkan Sayapmu

Surat dari si Terhukum Mati

HERMAN Lange, adalah orang Kristen Jerman yang dihukum mati oleh tentara Nazi pada Perang Dunia II. Di dalam selnya, pada malam sebelum dieksekusi, Lange menulis surat kepada orang tuanya.

Dia mengatakan bahwa ada dua hal yang terlintas di pikirannya saat itu: "Pertama, aku dalam perasaan sukacita. Kedua aku dipenuhi dengan pengharapan yang besar." Dia lalu menulis penghiburan yang indah: “Aku menaruh imanku di dalam Kristus, dan pada hari ini aku memiliki iman yang lebih kuat lagi kepadanya."

Akhirnya dia meninggalkan pesan agar orang tuanya membaca Perjanjian Baru: “perhatikanlah keinginanmu, dimana kamu bisa menemukan kebahagiaan atas karunia yang menjadikan kita sebagai anak-anak Tuhan. Apa yang akan terjadi pada anak Tuhan? Kepada siapakah aku harus takut? Justru sebaliknya, aku bersukacita!"

3Selamat Sampai di RumahSEORANG misionaris dari Inggris melayani di Portugal selama lebih dari 50 tahun. Namanya Eric Barker. Dia tetap setia melayani, meskipun dalam kondisi yang buruk sekalipun. Namun ketika pecah Perang Dunia II, keadaan menjadi gawat. Barker diberi saran agar memulangkan istri dan anaknya yang berusia delapan tahun demi keselamatan mereka. Barker menuruti nasihat itu. Dia juga mengungsikan adik perempuannya dan tiga anaknya dengan naik kapal yang sama. Barker sendiri

Page 21: kepakkan

13

Kepakkan Sayapmu

Surat dari si Terhukum Mati memutuskan untuk tetap tinggal di ladang pelayanan di Portugal.

Pada hari Minggu berikutnya, sebelum berkhotbah dia memberikan sebuah pengumuman di depan jemaat, “Saya baru saja menerima kabar bahwa semua keluarga saya sudah sampai di rumah dengan selamat!” Setelah itu, dia melanjutkan khotbah seperti biasanya.

Beberapa hari kemudian, jemaat baru mengetahui makna sebenarnya dari kata-kata Barker itu. Rupanya sebelum kebaktian itu, Barker mendapat kabar bahwa sebuah kapal selam musuh telah menembakkan terpedo ke kapal penumpang yang mengangkut keluarganya. Kapal itu tenggelam bersama dengan penumpangnya.

Namun sebagai orang Kristen, Barker punya keyakinan bahwa semua keluarganya telah sampai di "rumah" yang abadi dengan selamat. Barker tahu pasti bahwa keluarganya bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka. (Mazmur 107:30)

3PENDETA W. E. Sangster(1900-1960) yang melayani di gereja Queen St di Scarborough, Inggris memiliki anggota jemaat yang berprofesi sebagai tukang cukur. Sebagai orang Kristen, dia ikut terpanggil untuk bersaksi kepada pelanggannya. Akan tetapi karena tidak dilakukan dengan bijak, hasilnya justru menggelikan.

Suatu hari ada seorang pria yang ingin mencukurkan jenggotnya. Setelah mengoleskan busa ke

Jika Tukang Cukur Bersaksi

Page 22: kepakkan

14

Kepakkan Sayapmu

pipi orang itu, si tukang cukur ini lalu mengambil pisau cukur yang tajam. Dia mengerahkan pisau cukur ke dagu pelanggannya sambil bertanya, "Pak, apakah Anda sudah siap menemui Tuhan?"Kontan pelanggan itu lari terbirit-birit.

3Tak Ingin Bisa Melihat FRANCIS Jane Crosby terlahir normal pada tanggal 24 Maret 1820. Ketika masih berusia enam minggu, dia menderita infeksi di matanya. Lalu ada seorang yang mengaku-aku sebagai dokter yang mencoba-coba mengobati mata Fanny. Dia meletakkan semangkuk bubur panas di atas kelopak matanya. Akibatnya mata Fanny justru menjadi buta.

Beberapa bulan kemudian, ayah Fanny meninggal dunia. Untuk menghidupi keluarga, Ibunya lalu bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Fanny kecil dititipkan pada neneknya. Dengan sabar, sang nenek mendidik Fanny kecil. Dia sering membacakan Alkitab dan menjelaskan iman Kristen pada Fanny. Ketika Fanny merasa sedih karena tidak bisa bermain seperti anak-anak lain, neneknya lalu mengajarkan cara berdoa pada Tuhan.

Selain itu, ada juga seorang wanita kaya bernama Ny. Hawley yang membantu Fanny menghapal Alkitab. Fanny mampu menghapal kitab Taurat, Injil, Amsal,

Page 23: kepakkan

15

Kepakkan Sayapmu

Kidung Agung dan Mazmur. Kemampuan menghapalnya ini membuat orang lain terkagum-kagum, tetapi Fanny merasa biasa saja. Meski begitu, dia merasa bersyukur sebab dengan kebutaaannya ini malah membuatnya gampang untuk menghapal.

Fanny tidak pernah merasa sedih karena kebutaannya ini. Bahkan ketika masih berusia delapan tahun, dia menulis puisi:

Oh, aku anak yang sangat berbahagia,meskipun tidak bisa melihat!Aku memutuskan bahwa di dunia ini,aku akan berpuas hati!Banyak berkat kunikmati,yang tidak orang lain dapati!Untuk menangis atau berduka karena aku buta,Aku tak akan melakukannya.

Pada usia 12 tahun, Fanny bersekolah di Institut untuk Orang Buta di New York. Dia lalu mengajar di tempat itu sambil terus menulis puisi. Pada tahun 1858, Fanny menikah dengan Alexander van Alstine, seorang pemain organ terkenal di New York. Fanny sendiri sebenarnya juga pandai bermain harpa dan piano. Beberapa tahun kemudian, Fanny diminta penerbit buku "Bigelow and Main" untuk menulis 3 lagu setiap minggu, yang akan dimuat dalam terbitan untuk Sekolah Minggu.

Hingga meninggal Fanny telah menulis 9000 himne. Banyak lagu ciptaannya yang digemari banyak orang dan menjadi abadi. Sampai kini, orang-orang Kristen masih sering menyanyikan lagu-lagu ciptaannya, seperti "Blessed Assurance"(Kuberbahagia, Yakin Teguh)," "All the Way My Savior Leads Me"(Di Jalan 'Ku Diiring),

Page 24: kepakkan

16

Kepakkan Sayapmu

"Pass Me Not, O Gentle Savior"(Mampirlah, dengar Doaku) " Safe in the Arms of Jesus" (S'lamat di Tangan Yesus), "Jesus, Keep Me Near the Cross"(Pada Kaki SalibMu) "I Am Thine, O Lord" (Aku Milik-Mu, Yesus, Tuhanku) dan masih banyak lagi.

Tuhan merencanakan yang terindah bagi Fanny dengan kebutaan itu. Hal ini sangat disadari oleh Fanny. Dia tidak pernah menyesali kekurangannya itu. Dia malah berkata: "[Kebutaan] ini adalah hal terbaik yang pernah terjadi padaku." Dia juga berkata, "Apakah jika aku tidak buta, hidupku bisa seindah sekarang ini?" Di kesempatan lain dia berkata:" Tampaknya ini memang berkat dari Tuhan, yaitu bahwa aku harus buta seumur hidup. Dan aku bersyukur untuk perkecualian ini. Seandainya besok aku ditawari untuk bisa melihat dunia ini dengan sempurna, aku tidak akan menerimanya. Aku mungkin tidak akan pernah bernyanyi memuji Tuhan, jika aku lebih tertarik pada penglihatan yang lebih indah dan menarik."

Suatu kali ada pendeta yang menaruh rasa iba pada Fanny. Dia berkata," Sungguh kasihan. Yang Maha kuasa melimpahkan bakat yang berlimpah-limpah pada Anda, tetapi tidak memberikan penglihatan pada Anda."

Fanny langsung menjawab, “Jika aku bisa dilahirkan lagi, aku akan mengajukan permintaan agar dilahirkan dalam keadaan buta."

“Lho, mengapa begitu?”tanya hamba Tuhan dengan kaget.

“Karena saat aku sampai di Sorga nanti, aku ingin yang pertama kali kulihat adalah Juruselamatku."

Page 25: kepakkan

17

Kepakkan Sayapmu

Harta dalam Keluarga

SAMUEL Wesley, ayah John Wesley, adalah seorang pendeta yang setia. Di antara jemaat yang dia gembalakan, ada seorang yang tidak menyukai dia. Tanggal 9 Februari 1709, tiba-tiba api melalap rumahnya di Epworth. Kemungkinan besar, api itu disulut oleh jemaat yang tidak suka padanya. Pada saat api masih menyala-nyala, John Wesley yang belum genap berusia enam tahun berdiri di

lantai atas dengan kebingungan. Dua orang tetangganya menolong John. Seorang berdiri di atas bahu yang lain dan menarik John keluar melalui jendela. Pertolongan itu itu diberikan tepat waktu, karena beberapa saat kemudian atap rumah itu runtuh.

Samuel Wesley lalu mengumpulkan keluarga dan semua tetangganya. Dia berkata,“Mari kita berdoa. Mari kita mengucap syukur pada Tuhan. Dia telah menyelamatkan delapan anak kami. Biarlah rumah itu terbakar. Saya sudah cukup kaya dengan keluarga saya.”

Ketika bertumbuh dewasa dan mulai melayani, John Wesley sering menyebut dirinya sebagai "puntung yang telah ditarik dari api!" (Zakaria 3:2; Amos 4:11)

Dia juga sering mengingat kembali peristiwa 9 Februari itu dan mengucapkan syukur pada Tuhan karena anugerah-Nya. Samuel Wesley melayani selama 40

Page 26: kepakkan

18

Kepakkan Sayapmu

Gagal Menjadi MisionarisTAHUN 1920, seorang pemuda bernama Oswald Smith mengikuti seleksi untuk penerimaan calon misionaris. Dia punya kerinduan yang sangat besar untuk melayani sebagai misionaris. Dia berdoa, "Tuhan, saya ingin menjadi misionaris bagi Engkau. Tolong bukakan pintu untuk saya."

Dia merasa akhirnya doanya dijawab saat dia punya kesempatan mengikuti seleksi itu. Akan tetapi, saat dia mengerjakan ujian, situasinya berbalik. Hasil ujian menunjukkan bahwa Oswald Smith tidak memenuhi persyaratan sebagai misionaris. Dia kecewa berat, padahal dia punya keinginan yang kuat.

Apa yang harus dilakukan sekarang? Ketika Oswald Smith berdoa, Tuhan menaruh ide lain dalam pikirannya. Jika dia tidak bisa pergi sebagai misionaris yang dikirim ke negara lain, maka dia bisa menjadi pengirim misionaris. Itulah yang dia kerjakan. Oswald Smith lalu mendirikan gereja "The People" di Toronto, Kanada.

tahun di Epworth. Meskipun pelayanannya tidak begitu berhasil, tapi dia berhasil mendidik anak-anaknya yang kemudian menjadi Penginjil ternama. Namanya John Wesley dan Charles Wesley.

3

Page 27: kepakkan

19

Kepakkan Sayapmu

Nasihat yang BagusSEORANG remaja berusia 16 tahun bernama William pergi merantau untuk mengadu keberuntungan. Dia pergi dengan menumpang kapal. Di atas kapal itu, dia berkenalan dan bercakap-cakap dengan kapten kapal. Kepadanya, William bercerita bahwa keluarganya sangat miskin. Karena itulah dia memutuskan untuk mencari pekerjaan di kota. Satu-satunya modal yang

dia miliki hanyalah ketrampilan membuat lilin dan sabun.

Kapten kapal yang sudah tua ini lalu mengajak Willam berdoa bersama. Selesai berdoa, dia memberikan nasihat:“William, seseorang akan menjadi pembuat sabun terkemuka di New York. Dan orang itu mungkin saja kamu. Jadilah orang yang baik. Serahkan hatimu pada Kristus. Berikan pada Tuhan, apa yang menjadi hak-Nya. Buatlah sabun dengan cara yang jujur. Berikan takaran timbangan dengan tepat. Saya yakin, kamu akan menjadi orang yang beruntung dan kaya."

Pada zamannya, gereja ini mengirimkan lebih banyak misionaris dibandingkan dengan gereja-gereja lainnya.

3

Page 28: kepakkan

20

Kepakkan Sayapmu

Hapal Alkitab (1)MICHAEL Billester, adalah orang yang punya pelayanan membagi-bagi Alkitab. Menjelang perang Dunia II, dia mengunjungi sebuah dusun kecil di Polandia. Billester memberikan sebuah Alkitab pada seorang penduduk desa, yang kemudian bertobat setelah membacanya. Orang percaya baru ini lalu memberikan Alkitab ini pada penduduk yang lain. Alkitab itu lalu berkeliling dari tangan satu ke tangan yang lain hingga ada sekitar 200 orang yang percaya pada Kristus setelah membacanya.

Tahun 1940, Billester kembali ke desa itu. Saat itu, orang-orang Kristen di sana sedang mengadakan kebaktian dan Billeser diminta untuk menyampaikan Firman Tuhan. Biasanya Billester memberi kesempatan pada jemaat untuk memberi kesaksian, tapi kali ini dia menyimpang dari kebiasaan itu. Dia memberi kesempatan pada anggota jemaat untuk menunjukkan kemampuan mereka menghapal ayat Alkitab.

Seorang jemaat berdiri dan berkata,"Maaf, kami belum mengerti maksud Bapak. Apakah yang Bapak inginkan itu hapalan ayat atau pasal dalam Alkitab?"

Bocah yang sedang mendengarkan nasihat dari kapten kapal yang saleh ini bernama William Colgate. Di kemudian hari, dia menjadi menjadi pengusaha sukses di bidang peralatan mandi. Salah satunya produk pasta gigi yang memakai namanya sebagai mereknya, yaitu "Colgate". Dia sukses karena mematuhi nasihat kapten kapal itu, termasuk kepatuhan memberikan persembahan jutaan dollar kepada Tuhan.

3

Page 29: kepakkan

21

Kepakkan Sayapmu

Hapal Alkitab (2)KETIKA melanjutkan studi di Yerusalem, seorang profesor dari sekolah teologi bertemu dengan pria yang mengaku bisa menghapal isi kitab Perjanjian Lama, dalam bahasa Ibrani! Tak pelak hal ini membuat profesor ini menjadi takjub. Profesor lalu minta orang ini menunjukkan kemampuannya. "Baiklah, dari mana saya harus mulai," tanya pria ini. "Mazmur 1," jawab profesor, yang memang pakar kitab Mazmur. Pria ini lalu menunjukkan kemampuannya menghapal, mulai dari Mazmur 1:1.

Sementara itu, profesor menyimaknya sambil mencocokkan dengan Alkitab berbahasa Ibrani. Selama dua jam, pria ini menyebutkan seluruh ayat dalam kitab Mazmur dalam bahasa Ibrani di luar kepala, dan tanpa ada yang salah. Sang profesor hampir tidak bisa berkata apa-apa karena kagum. Namun yang lebih menakjubkan lagi, ketika profesor itu mengetahui bahwa pria ini ternyata seorang Ateis!

Rupanya penduduk desa itu tidak hanya menghapal ayat tertentu dalam Alkitab. Mereka bahkan menghapal seluruh pasal atau salah satu kitab seluruhnya. Ada 13 orang yang hapal kitab Matius, Lukas dan separo kitab Kejadian. Satu orang sudah menghapalkan seluruh kitab Mazmur.

Satu buah Alkitab yang ditinggalkan Billester telah berkarya dengan luar biasa!

3

Page 30: kepakkan

22

Kepakkan Sayapmu

"Menelan" Firman Tuhan

MENEKIL II adalah pemimpin besar dalam sejarah Afrika dan merupakan bapak modernisasi bagi Etiopia. Lahir tahun 1844, ia pernah ditangkap musuh dan dipenjara selama 10 tahun. Berhasil melarikan diri dan menobatkan dirinya sendiri sebagai pimpinan propinsi Shewa. Dia mulai menaklukan kerajaan-kerajaan tetangga dan membawa Etiopia masuk dunia modern, di bawah kekaisarannya.

Saat Italia berusaha menjajah Ethiopia, tentara Menekil menghadang dan memukul mundur mereka dalam pertempuran dramatis di Aduwa. Kemenangannya ini membuat Menekil semakin termahsyur. Selain itu, Menekil juga dikenal karena keberhasilannya melakukan modernisasi di Ethiopia. Dia membangun sekolah, jaringan telepon, dan kereta api.

Lucunya, meski orang modern, kaisar yang satu ini juga dikenal eksentrik. Setiap kali merasa sakit, dia akan makan beberapa lembar halaman Alkitab. Dia sangat percaya Alkitab itu bisa memulihkan kesehatannya. Suatu hari di bulan Desember 1913, setelah sembuh dari serangan stroke, Menekil merasa sakit parah lagi. Dia menyobek seluruh pasal dalam kitab Raja-raja dari Alkitab terbitan dari Mesir. Dia makan semuanya--dan meninggal!

Page 31: kepakkan

23

Kepakkan Sayapmu

Membaca dengan Lidah

SEORANG pria di Kansas City menderita luka-luka serius karena ledakan. Wajahnya menjadi sangat rusak. Dia menjadi buta karena kehilangan kedua matanya. Padahal dia baru saja menjadi Kristen dan yang menjadi kekecewaannya sekarang adalah, dia tidak bisa membaca Alkitab lagi.

Suatu kali, dia mendengar cerita tentang seorang wanita di Inggris yang bisa membaca huruf Braille dengan bibirnya. Dia ingin menirunya. Dia lalu minta dibelikan Alkitab dengan huruf Braille. Sayangnya, dia harus menelan kekecewaan karena ternyata ujung-ujung syaraf di bibirnya juga rusak karena dahsyatnya ledakan itu.

Meski kecewa, tapi dia tidak putus asa. Suatu hari, saat dia menyentuhkan lagi huruf Braille itu ke bibirnya, tanpa sengaja lidahnya bisa merasakan huruf yang ada di Alkitab itu. Timbullah ide di otaknya. Dia belajar membaca Alkitab menggunakan lidahnya. Ternyata berhasil! Yang sungguh mencengangkan, pria ini telah "membaca" Alkitab sebanyak empat kali. Pertanyaannya, bagi kita yang masih memiliki penglihatan normal, sudah berapa kali membaca Alkitab sampai tuntas?

Page 32: kepakkan

24

Kepakkan Sayapmu

Warisan Kakek

BOUTROS Boutros-Ghali, adalah orang pertama dari Afrika yang menjadi Sekeratris Jenderal PBB. Namun jika ditilik lebih jauh, ternyata dia memiliki tradisi politik dalam keluarganya. Kakeknya, yang bernama, Boutros Ghali, adalah satu-satunya Perdana Menteri Mesir yang Kristen. Dia dibunuh tahun 1910. Penduduk Kairo mengelu-elukan

pembunuh yang berasal dari suatu kelompok keagamaan garis keras.

Namun, keluarga Boutros Ghali tidak ingin rakyat Mesir melupakan jasa almarhum kepada negaranya. Karena itu, mereka mengambil namanya, "Boutros" (Petrus) untuk diberikan kepada nama cucunya. Mereka juga membangun gereja di Kairo untuk mengenang sang Perdana Menteri.

Pada nisan Boutros Ghali (sang Kakek) tertulis kata-kata: "Tuhanlah yang menjadi saksi bahwa aku telah mengabdikan segenap kemampuanku kepada negeri ini."

Boutros Boutros-Ghali mengaku bahwa kakeknya sangat mempengaruhi dirinya. Dia berkata,“Bagi seorang anak yang tumbuh dewasa dengan teladan seperti itu, hal itu menimbulkan dampak yang sangat besar. Saya merasa telah mengkhianati tradisi keluarga kami jika saya tidak mau meneruskan peran di bidang politik.”

Page 33: kepakkan

25

Kepakkan Sayapmu

SUATU malam ketika sedang berlangsung pertemuan di Bala

Keselamatan di Citadel-Chicago, BoothTucker berkhotbah tentang simpati yang diberikan Yesus. Usai kebaktian, seorang pria menghampiri dia dan berkata,"jika istri Anda baru saja meninggal, seperti istri saya,

dan bayi Anda terus menangis mencari ibunya, tentu Anda tidak

akan berkata seperti yang Anda khotbahkan tadi"

Tragisnya, beberapa hari kemudian istri Tucker meninggal dunia karena tabrakan dengan kereta api. Jenazahnya disemayamkan di gereja Citadel Chicago. Setelah kebaktian, Tucker mengamati wajah istrinya, lalu berpaling ke arah jemaat. Dia berkata, "beberapa hari lalu ada seorang pria mengatakan bahwa saya tidak akan berkata-kata tentang simpati yang diberikan Yesus jika istri saya baru saja meninggal. Jika pria itu ada di sini, saya ingin mengatakan kepadanya bahwa bagi saya Kristus sudah cukup. Hati saya hancur, tapi di sana masih ada lagu yang diberikan oleh Yesus. Saya ingin mengatakan pada pria itu bahwa Yesus Kritus telah memberi penghiburan pada saya hari ini."

'Kristus Sudah Cukup Bagiku'

Page 34: kepakkan

26

Kepakkan Sayapmu

KISAH ini terjadi di Amerika pada zaman perang revolusi. Peter Miller adalah pendeta di Ephrata, Pennsylvania, yang menjalin persahabatan dengan George Washington. Di Ephrata ini ada seorang warga yang melakukan apa saja untuk menentang dan menghina Peter Miller. Namanya Michael Wittman.

Suatu hari, Michael Wittman ditangkap karena dituduh bertindak subversif dan dijatuhi hukuman mati. Mengetahui hal ini, Peter Miller berjalan kaki sejauh 112 kilometer ke Philadelphia untuk menyelamatkan nyawa "penentangnya" ini.

“Tidak, Peter,” kata jenderal Washington menanggapi pemintaan Peter, “aku tidak bisa memenuhi permintaanmu untuk menyelamatkan nyawa temanmu itu."

“Temanku? Siapa bilang dia temanku!” sahut pendeta tua itu. “Dia adalah musuh bebuyutanku."

“Apa?” kata Washington dengan kaget. “Kamu berjalan kaki sepanjang 112 kilometer hanya untuk menyelamatkan nyawa musuhmu?" Seketika itu juga pendirian Washington berubah. Dia memberikan pengampunan kepada Michael Wittman dari hukuman mati.

Peter Miller lalu mengajak Michael Wittman pulang ke Ephrata—bukan lagi sebagai musuh, melainkan sebagai teman.

Memintakan Ampun Bagi Mu-suh

Page 35: kepakkan

27

Kepakkan Sayapmu

SEORANG pengkhotbah kenamaan, Dr. George W. Truett, diundang oleh sebuah jemaat pada acara pengumpulan dana untuk pembangunan gedung gereja. Mereka membutuhkan dana sebesar $6500. Dr. George W. Truett sendiri sudah menyumbang sebesar $3000, tapi nampaknya anggota jemaat lain masih enggan memberikan

sumbangan.

Dengan sedikit kecewa dia berkata, "Apakah kalian berharap saya menyumbang sebesar $3500, untuk menutupi kekurangannya? Saya di sini 'kan cuma tamu?”

Tiba-tiba, ada seorang wanita yang duduk di barisan belakang yang berdiri. Dia berpaling kepada suaminya yang duduk di balkon dan bertanya, “Charlie, setuju nggak jika kita mempersembahkan rumah kita? Kemarin kita berhasil menjualnya seharga $3500. Jika Juruselamat telah memberikan hidupnya bagi kita, mengapa kita juga tidak memberikan pengorbanan untuk Dia?"

Truett melihat bahwa suami wanita itu mengangguk tanda setuju,"Ya, Jennie, aku juga memikirkan hal yang sama."

Wanita itu lalu berpaling pada Truett, dia berkata, “Jika dibutuhkan, maka kami akan menyerahkan semua

Malam Dana

Page 36: kepakkan

28

Kepakkan Sayapmu

tabungan kami sebesar $3500.”

Selama beberapa saat suasana berubah menjadi sangat hening. Beberapa orang menangis terharu. Kemudian satu per satu jemaat mulai memberikan sumbangan. Dalam waktu singkat, dana yang dibutuhkan terpenuhi sehingga Charlie dan Jennie tidak perlu mengorbankan rumah mereka.

Biografi PalsuHUDSON Taylor adalah seorang misionaris yang dikagumi karena kegigihannya dalam menyebarkan Injil ke daratan China. Rupanya hal ini sempat membuat gerah pemerintah komunis China. Itulah sebabnya, mereka memberi perintah pada seorang penulis untuk menyusun biografi Hudson Taylor, tapi dengan tujuan untuk memalsukan fakta sehingga citra misionaris ini menjadi jelek. Mereka ingin mendiskreditkan nama Hudson Taylor.

Ketika sang pengarang mengumpulkan bahan-bahan dan mempelajari sejarah kehidupan Hudson Taylor, dia justru terkesan oleh karakter dan kesalehan misionaris ini. Dia menyadari bahwa tidak mungkin bisa memalsukan biografi orang yang punya kesalehan seperti itu. Dia kemudian mengambil keputusan yang bisa membahayakan hidupnya, yaitu menanggalkan keyakinan ateis dan menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadinya.

3

Page 37: kepakkan

29

Kepakkan Sayapmu

Hanya Pelayan Kecil

HUDSON Taylor diundang sebagai pembicara di gereja Presbyterian yang cukup besar di Melbourne, Australia. Sang moderator dalam acara itu mengenalkan missionaris dengan bersemangat. Kepada jemaat, dia mengatakan bahwa Taylor berhasil menjadi penginjil di negeri China. Dia menyebut Hudson Taylor sebagai "tamu kita yang termasyhur".

Ketika tiba giliran untuk berbicara, Taylor berdiri dan berdiam sejenak. Dia memulai khotbahnya dengan berkata, “Teman-teman yang terhormat, perkenalkan saya adalah pelayan kecil milik Tuhan yang termasyhur.”

3 Tuhan MenyediakanPADA abad ke-17, seorang pengkhotbah Jerman bernama August H. Francke mendirikan panti asuhan bagi anak gelandangan di kota Halle. Suatu hari, ketika Francke sedang pusing memikirkan cara mengumpulkan dana yang dibutuhkan untuk panti asuhan itu, ada seorang janda Kristen miskin mendatanginya. Dia meminta sumbangan sebesar satu Ducat, yaitu satu koin emas. Akan tetapi karena situasi keuangannya sedang kesulitan, dengan dia sopan menolak permintaan itu.

Page 38: kepakkan

30

Kepakkan Sayapmu

Mendengar penolakan itu, wanita menangis terisak-isak. Melihat air mata itu, hati Francke menjadi terharu. Dia lalu minta permisi sebentar untuk masuk kamarnya dan berdoa. Setelah mencari kehendak Tuhan, dia merasa mendapat bisikan dari Roh Kudus supaya memberikan uang pada wanita janda itu dan menyerahkan semua kebutuhannya pada Tuhan.

Dua minggu kemudian Francke menerima surat ucapan terimakasih dari janda itu. Dia menulis, karena kemurahan hati Francke, maka dia berdoa meminta Tuhan supaya mencurahkan berkat ke Panti Asuhan itu. Pada hari itu juga, Francke menerima 12 Ducat dari seorang wanita kaya dan 2 Ducat lagi dari temannya yang ada di Swedia.

Dia merasakan Tuhan telah mengembalikan berkat berlipat-ganda dari uang yang dia berikan pada janda itu. Namun rupanya berkat itu belum berhenti. Francke mendapat kabar bahwa akan menerima sumbangan 500 batang emas dari pangeran Lodewyk Van Wurtenburg. Saat mendengar kabar itu, Francke bersyukur sambil menangis. Dengan berkorban bagi janda yang membutuhkan, ternyata dia mendapat berkat berlipat-lipat.

3Berkah atau Musibah?DI SKOTLANDIA, Clark dan istrinya punya rencana memboyong sembilan anak mereka untuk mengadu nasib di Amerika. Untuk mewujudkan impian ini, mereka mengumpulkan uang untuk ditabung. Setelah bertahun-tahun, akhirnya terkumpullah cukup uang untuk biaya

Page 39: kepakkan

31

Kepakkan Sayapmu

Berkah atau Musibah?

perjalanan itu.

Seluruh keluarga sudah tak sabar menunggu hari keberangkatan. Sayangnya, tujuh hari sebelum keberangkatan, anak bungsu mereka digigit anjing. Dokter menjahit luka-luka bocah itu, lalu memasang bendera kuning di depan pintu rumah Clark. Hal ini dilakukan karena ada kemungkinan si Bocah ini terjangkit penyakit rabies. Untuk itu, dia harus dikarantina selama empat belas hari.

Pupus sudah impian keluarga ini. Mereka tidak mungkin bisa berangkat ke Amerika sesuai rencana. Sang ayah menjadi sangat kecewa dan marah, saat melihat kapal berangkat menuju benua harapan. Sang ayah menangis tersedu sambil mengomel-omel pada Tuhan karena kesialan yang disebabkan oleh anaknya itu.

Lima hari kemudian, tersiar kabar di seluruh Skotlandia bahwa kapal Titanic mengalami musibah. Kapal yang disombongkan tidak mungkin tenggelam itu menabrak gunung es dan tenggelam. Ratusan penumpang di atasnya ikut tenggelam. Keluarga Clark lolos dari maut karena tidak jadi menumpang kapal itu.

Ketika Clark mendengar kabar itu dia segera memeluk anak bungsunya sambil berterimakasih karena sudah menyelamatkan keluarga mereka. Dia bersyukur pada Tuhan karena menyelamatkan hidup keluarganya dengan mengubah musibah menjadi berkah.

Page 40: kepakkan

32

Kepakkan Sayapmu

CHARLES Spurgeon dan istrinya, menurut cerita majalah "Chaplain", pernah menjual telur-telur yang dihasilkan oleh ayam peliharaannya. Bahkan kepada saudara dekat sekalipun mereka tidak memberikan telur itu, tetapi menjualnya. Beberapa orang menilai tindakan Spurgeon ini sebagai orang yang pelit dan tamak.

Namun Spurgeon dan istrinya menerima penilaian itu dengan lapang dada. Mereka tidak pernah membela diri atau sakit hati. Setelah Ny. Spurgeon meninggal dunia barulah terkuak tabir di balik "kepelitan" mereka ini. Semua hasil penjualan telur ini ternyata dipakai untuk menyokong hidup dua janda yang sudah tua. Karena Spurgeon tidak menghendaki tangan kirinya tahu apa yang dilakukan oleh tangan kanannya (Mat. 6:3), mereka menerima cercaan itu dengan tabah.

Charles Spurgeon Jualan Telor

3Gadis yang Mengeraskan Hat-inyaSEORANG wanita muda yang dibesarkan di dalam keluarga Kristen dan selalu diberi pesan tentang perlunya persiapan menyambut kedatangan Kristus. Meski

Page 41: kepakkan

33

Kepakkan Sayapmu

Charles Spurgeon Jualan Telor begitu, dia memilih untuk memilih gaya hidup dunia. Bertentangan dengan ibunya yang saleh, gadis ini hidup hura-hura dari satu pesta ke pesta lain. Meski berkali-kali diingatkan agar berpaling kepada Kristus, tetapi dia tetap mengeraskan hatinya.

Hingga akhirnya dia menderita sakit yang serius. Semua ilmu kedokteran telah dicoba tetapi hasilnya tetap nihil. Kondisinya malah semakin memburuk. Bayangan kematian sudah terlihat di wajahnya. Meski begitu, dia tetap menolak untuk meminta pengampunan dosa pada Tuhan.

Tiba-tiba gadis itu terbangun di tengah malam dengan wajah ketakutan. Dengan suara bergetar dia bertanya pada ibunya, "Apa itu Yehezkiel 7:8-9?"

"Apa maksudmu?", tanya ibunya.

Anaknya menjawab bahwa dia baru saja bermimpi yang jelas sekali. Menurutnya, dia merasa ada yang datang ke ruangan dan berkata dengan amat jelas, "Bacalah Yehezkiel 7:8-9." Karena tidak hapal ayat itu, maka ibunya mengambil Alkitab dan mencari ayat yang dimaksud. Saat membacanya dalam hati, dia menjadi kaget. Meski begitu, dia tetap membacakan untuk anaknya yang sudah menjelang ajal: "Sekarang dengan segera Aku akan mencurahkan amarah-Ku atasmu dan melampiaskan murka-Ku kepadamu, Aku akan menghakimi engkau selaras dengan tingkah lakumu dan membalaskan kepadamu segala perbuatan-perbuat yang keji. Aku tidak akan merasa sayang dan tidak akan kenal belas kasihan; selaras dengan tingkah lakumu akan Kubalaskan kepadamu dan perbuatan-perbuatanm yang keji akan tertimpa atasmu. Maka kamu akan mengetahui,

Page 42: kepakkan

34

Kepakkan Sayapmu

bahwa Aku, Tuhanlah, yang memusnahkan. " (Yehezkiel 7:8-9)

Giliran sang anak yang terkejut. Wajahnya mendadak menjadi pucat. Dia membenamkan wajahnya dalam-dalam ke dalam guling dan menangis terisak-isak. Tak berapa lama kemudian dia berada di keabadian.

Bocah itu Mendengar Lonceng3DI DALAM film serial“Focus on the Family,” dikisahkan seorang bocah keturunan Afrika-Amerika (5 tahun) menderita sakit kanker paru-paru. Sel kanker sudah berada pada stadium terakhir. Paru-parunya dipenuhi air yang membuatnya kesulitan untuk bernapas. Sungguh penderitaan yang amat berat, terutama bagi seorang bocah kecil.

Ibu dari bocah laki-laki ini adalah seorang penganut Kristen yang saleh dan sangat menyayanginya. Dia selalu mendampinginya melewati masa-masa yang menyakitkan. Dia sering meletakkan kepala anaknya di pangkuannya sambil menceritakan tentang kasih Tuhan. Tanpa disadari, sang ibu ini sedang menyiapkan anaknya untuk memasuki gerbang keabadian.

Menjelang akhir hidupnya, sang anak berkata pada ibunya bahwa dia mendengar lonceng. "Loncengnya berbunyi, Mama,"katanya,“aku bisa mendengarnya.”

Ibunya memberitahukan hal ini pada perawat. Namun perawat menganggap anak itu sedang mengalami halusinasi akibat sakit yang dia rasakan. Perawat

Page 43: kepakkan

35

Kepakkan Sayapmu

Bocah itu Mendengar Lonceng

meninggalkan ruangan itu. Beberapa menit kemudian kembali lagi untuk memeriksa. Ternyata anak itu tetap mengatakan kalau mendengar suara lonceng.

Perawat berkata pada ibunya,"Saya yakin kalau anak Anda mendengar bunyi-bunyian yang sebenarnya tidak ada. Dia sedang berhalusinasi karena sakitnya ini." Sang ibu menarik anaknya hingga dekat ke pipnya lalu berkata sambil tersenyum, “Saya yakin tidak begitu. Dia tidak sedang berhalusinasi. Saya pernah berkata kepadanya bahwa jika merasa takut--saat itu dia kesulitan bernapas--maka saya memintanya untuk mendengar dengan cermat. Saya mengatakan bahwa dia akan mendengar bunyi lonceng dari sorga. Itulah yang sebenarnya dia maksudkan saat ini."

Anak ini sebelum akhirnya meninggal di atas pangkuan ibunya, terus-menerus berkata bahwa mendengar bunyi lonceng dari sorga dan bahwa malaikat telah menjemput dia. Sungguh anak yang pemberani.

3Mengabaikan PeringatanSEBUAH angin badai menyapu Inggris, tahun 1881. Hal ini membuat nelayan di sana tidak bisa melaut. Termasuk juga nelayan-nelayan yang berjemaat di sebuah gereja di Evemouth. Sudah seminggu mereka terpaksa hanya tinggal di rumah saja.

Suatu hari, tiba-tiba matahari bersinar cerah di langit yang biru. Tampaknya badai sudah berlalu, sehingga para nelayan mulai melaut lagi. Empat puluh kapal bersiap meninggalkan dermaga. Sebelum

Page 44: kepakkan

36

Kepakkan Sayapmu

berangkat, kepala dermaga memperingatkan mereka bahwa badai akan datang lagi. Dia meminta mereka supaya mengurungkan niatnya untuk melaut. Namun mereka mengabaikan peringatan itu dan tetap melaut juga.

Beberapa jam kemudian, angin badai menyapu laut itu dan hanya sedikit nelayan yang kembali. Ada sekitar lima atau enam nelayan di tiap kapal, dan hampir semuanya tewas dalam bencana angin badai itu. Akibatnya gereja di tempat itu tinggal memiliki jemaat sebanyak tiga orang.

3Keinginan Seorang Penderita Kanker

DALAM sebuah acara konferensi untuk para pendeta di Spokane, Chuck Swindoll diminta untuk berkhotbah di perkemahan Kristen California. Pada hari pertama ada seorang pria mendatanginya untuk mengatakan betapa dia sangat ingin mendengar khotbah Dr. Swindoll secara langsung. Dia mengakui merasa senang

karena akhirnya bisa mewujudkan keinginannya itu.

Malamnya, Swindoll memperhatikan pria itu duduk di barisan terdepan. Namun baru beberapa menit

Page 45: kepakkan

37

Kepakkan Sayapmu

berkhotbah, pria itu tertidur. Swindoll mengira mungkin orang ini terlalu letih setelah seharian menempuh perjalanan panjang. Akan tetapi hal yang sama terulang kembali pada malam-malam berikutnya. Hal ini sangat mengganggu perasaan Swindoll.

Pada malam terakhir, istri pria ini menemui Swindoll untuk meminta maaf atas kelakuan suaminya. Dia lalu menjelaskan bahwa suaminya didiagnosa dokter menderita sakit kanker stadium akhir. Untuk meringankan penderitaan akibat rasa sakit, dokter memberi obat yang membuatnya mengantuk. Suaminya ini memiliki ambisi besar untuk mendengar khotbah Dr. Swindoll secara langsung sebelum dia meninggal. Kini keinginannya sudah terkabul.

3Menginjili itu SederhanaDR. LEWIS Sperry Chafer, penginjil dan pendiri Dallas Theological Seminary, sedang berjalan sendirian ketika dia melihat penjaga lintasan kereta api yang duduk sendirian di posnya. Dia memperhatikan bahwa pria itu sedang membaca Alkitab ukuran besar untuk keluarga. Meskipun ada tulisan "Dilarang Masuk," terpampang di pintu pos itu, tapi Dr. Chafer

tetap saja masuk pos itu untuk menyapa pria itu.

"Sedang apa, Pak?" tanya Dr. Chafer.

Page 46: kepakkan

38

Kepakkan Sayapmu

"Sedang membaca Alkitab," jawab pria itu.

"Apakah Bapak sudah diselamatkan?"

"Rasanya saya tidak pantas untuk diselamatkan."

Dr. Chafer berkata,"Pak, jika Tuhan bersedia memberi pengecualian pada Anda dan memberikan keselamatan, apakah Anda mau menerima pemberian itu?"

"Tentu Anda akan menganggap saya sebagai orang bodoh jika menolak pemberian seperti itu," jawab penjaga lintasan kereta api itu.

Chafer lalu meminta pria itu untuk membaca Yohanes 10:28. Cukup lama pria ini mencari ayat yang dimaksud, tapi akhirnya ketemu juga. Dia membaca, "Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku"

Lalu Chafer meminta dia membaca Roma 6:23,"Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita"

Pria ini terpana. Dia berkata,"Hai, orang asing. Saya tidak mengenal siapa Anda, tetapi Anda telah melakukan hal yang besar kepada saya."

Dengan lembut Chafer menjawab,"Apa yang saya lakukan kepada Anda? Saya sebenarnya telah menjebak Anda. Tadi Anda mengatakan bahwa jika pemberian itu ada, maka Anda mau menerimanya. Sekarang bagaimana?"

"Saya akan menerimanya sekarang juga" jawab

Page 47: kepakkan

39

Kepakkan Sayapmu

penjaga lintasan itu. Maka Dr. Chafer mengajaknya berdoa bersama untuk mengundang Yesus sebagai Juruselamat pribadinya.

Ternyata mengabarkan Injil bisa dilakukan dengan sederhana, dalam kehidupan sehari-hari kita.

3SAMUEL Mores suatu kali ditanya orang, apakah dia pernah mengalami situasi dimana dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Penemu kode Morse ini menjawab,“Lebih dari sekali. Setiap kali saya tidak tahu apa yang harus dilakukan, saya berlutut dan berdoa pada Tuhan untuk mohon hikmat dan pencerahan."

Morse menerima banyak penghargaan untuk mesin telegraf yang dia ciptakan. Namun dengan rendah hati dia selalu berkata,"Saya bisa membuat berbagai aplikasi yang berharga dari tenaga listrik, bukan karena saya lebih hebat dibandingkan orang lain, melainkan hanya karena Tuhan, yang karena ingin memberikan pada manusia, maka harus dinyatakan pada seseorang. Dan saya bersyukur karena itu dinyatakan kepada saya."

Jika Bingung, ya Berlutut!

Page 48: kepakkan

40

Kepakkan Sayapmu

SADHU Sundar Singh adalah misionaris asli India yang dihormati dan dikagumi banyak orang. Suatu kali, dia berkunjung ke Eropa. Dalam sebuah pertemuan, ada orang yang bertanya kepadanya, apakah penghormatan yang dia terima itu tidak menjadi beban yang berat baginya? Sadhu menjawab,"Tidak. Seekor keledai masuk ke Yerusalem, dan orang-

orang meletakkan jubah dan baju di depannya. Dia tidak merasa bangga. Dia tahu bahwa itu bukan untuk menghormati dirinya, melainkan untuk menghormati Yesus yang duduk di punggungnya. Ketika orang-orang menghormati saya, saya tahu bahwa itu bukan untuk saya, melainkan bagi Tuhan."

Keledai Tidak Merasa Bangga

3PROFESOR Stuart Blackie yang mengajar di Universitas Edinburgh mendengarkan mahasiswa yang sedang bergiliran membacakan sebuah buku. Ketika giliran seorang mahasiswa untuk membaca, dia berdiri dan memegang buku dengan tangan kiri. Profesor segera membentak mahasiswa itu, "Pegang buku itu dengan tangan kanan, dan duduk!" Dengan pucat mahasiswa itu mengangkat tangan kanannya. Dia tidak punya tangan

Rela Meminta Maaf

Page 49: kepakkan

41

Kepakkan Sayapmu

Keledai Tidak Merasa Bangga

Rela Meminta Maaf

kanan! Melihat situasi itu, mahasiswa-mahasiswa lain menjadi gelisah.

Untuk sesaat profesor itu terpana. Dia lalu mendatangi mahasiswa itu lalu memeluknya dengan cucuran air mata. "Saya tidak tahu sebelumnya. Maukah kamu memaafkan saya?" pintanya.

Permohonan maaf yang tulus ini ternyata berdampak besar pada mahasiwa ini. Beberapa waktu kemudian, pemuda ini menghadiri sebuah pertemuan besar yang diadakan oleh orang Kristen. Di akhir pertemuan, pemuda ini maju ke atas panggung dan berkata pada hadirin sambil mengangkat lengan kanannya,"Saya dulu seorang mahasiswa. Profesor Blackie telah membimbing saya kepada Kristus. Namun dia tidak akan pernah bisa melakukan itu seandainya dulu dia tidak mau meminta maaf."

3Meninggal di Usia 29 TahunDAVID Brainerd, adalah misionaris yang menjadi pelopor pekabaran Injil bagi suku Indian Amerika. Ketika usianya baru menginjak usia 29 tahun dia menderita sakit keras.

Menjelang saat-saat terakhir hidupnya di dunia ini, Brainerd terlihat sudah tidak sabar lagi untuk menghadap Tuhan: "Mengapa kereta-Nya tidak datang-datang juga? Saya sudah lama menantikan waktunya untuk memuji dan memuliakan Tuhan bersama para malaikat di sorga."

Bagi beberapa orang di dunia, usia Brainerd di dunia ini dikatakan sangat singkat. Tapi bagi dia sendiri,

Page 50: kepakkan

42

Kepakkan Sayapmu

GEORGE Washington Carver, adalah imuwan yang berhasil menemukan berbagai produk yang menggunakan bahan dari kacang. Dia berkata: “Ketika masih muda, saya pernah berdoa pada Tuhan: 'Tuhan, beritahukanlah misteri alam semesta ini kepadaku'. Akan tetapi Tuhan menjawab,‘Pengetahuan itu hanya untuk-Ku.' Maka saya

berkata, ‘Kalau begitu, beritahukan misteri kacang saja, Tuhan.' Lalu Tuhan berkata, 'Nah, yang ini baru sesuai untuk ukuranmu.' Lalu Tuhan memberitahukannya pada saya."

Misteri Kacang

waktu 29 tahun itu terlalu lama karena dia menantikan kehidupan abadi yang jauh lebih baik.

3

3Cerita di Balik Layar Ben HurJIKA Anda lahir sekitar tahun 1950-an, mungkin Anda mengenal kisah Ben Hur. Karya klasik ini ditulis oleh seorang Jenderal bernama Lew Wallace, tahun 1899. Kemudian diangkat ke layar lebar dan dibintangi oleh Charleton Heston, yang memenangkan piala Oscar untuk film terbaik pada tahun 1959. Film yang mengharukan ini menceritakan tentang kasih, penderitaan, dan

Page 51: kepakkan

43

Kepakkan Sayapmu

Misteri Kacang

Cerita di Balik Layar Ben Hur

pergumulan antara kebaikan melawan kejahatan.

Tapi di balik layar film ini ternyata ada kisah yang tidak kalah menggetarkan. Penulis kisah ini, Lew Wallace, sebelumnya sebenarnya adalah penentang kekristenan. Dia lalu bertekad mempelajari kehidupan Kristus, bukan untuk menjadi Kristen, melainkan justru untuk

mencari kelemahan-kelemahannya. Dia bermaksud membuktikan bahwa Yesus bukanlah Tuhan, melainkan hanya manusia biasa. Dia ingin mencari fakta bahwa Yesus tidak pernah bangkit dari kematian-Nya.

Karena itulah dia melakukan penelitian dengan sungguh-sungguh. Dia begitu asyik mencari bukti-bukti hingga akhirnya justru bukti-bukti itu yang berbalik meyakinkan dia bahwa Yesus memang Tuhan. Dia berlutut dan meminta Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya. Dia batal menulis buku yang membuktikan Yesus itu bukan Tuhan. Dia justru menulis kisah Ben Hur, untuk membuktikan bahwa Yesus memang Tuhan.

Page 52: kepakkan

44

Kepakkan Sayapmu

Berkat di Tangan

TONY Campolo adalah seorang profesor sosiologi dan pembicara terkenal. Suatu ketika dia diundang dalam sebuah acara konperensi wanita sebagai pembicara utama. Acara itu juga menjadi kesempatan untuk pengumpulan dana guna membiayai sebuah proyek misi yang bernilai ribuan dollar. Ketika Campolo menuju

podium, ketua panitia, sambil berbisik, memintanya supaya berdoa meminta berkat Tuhan bagi setiap orang yang akan memberikan sumbangan.

Campolo menyapukan pandangan ke seluruh peserta, lalu dengan mengejutkan, dia menjawab, "Tidak." Dia mendekati mikropon dan berkata, "Anda memiliki semua sumberdaya yang diperlukan untuk mendanai proyek misi itu. Semuanya ada di ruangan ini. Tidak tepat rasanya meminta berkat Tuhan, karena pada kenyataannnya Tuhan telah memberkati Anda secara berkelimpahan dan memberi sarana untuk mewujudkan proyek misi itu. Berkat yang dibutuhkan itu sudah ada di tangan. Begitu kita memberikan persembahan dan menjalankan proyek misi ini,maka kita akan mengucap syukur pada Allah karena memampukan kita menjadi pelayan yang bermurah hati dan bertanggung jawab, sebagaimana kita dipanggil sebagai murid-murid Kristus." Seluruh peserta konperensi tergerak oleh kata-kata Campolo itu.

Page 53: kepakkan

45

Kepakkan Sayapmu

Berkat di Tangan

SETELAH melayani sebagai misionari di Afrika selama lebih dari empatpuluh tahun, Henry C. Morrison harus kembali ke Amerika karena menderita sakit. Ketika kapal besar merapat di pelabuhan New York Harbor ada banyak orang yang menyambut kedatangan penumpang lain di kapal itu. Morrison menyaksikan Presiden Teddy Roosevelt

menerima sambutan yang cukup meriah, sepulangnya dari perjalanan safari di Afrika.

Rasa kekesalan memenuhi hati Henry Morrsion. Dia lalu berpaling pada Tuhan untuk mengajukan protes, "Saya pulang ke rumah setelah bertahun-tahun melayani di gereja Afrika, tapi tidak orang, bahkan seorang pun tidak ada, yang datang ke sini untuk menyambut saya."

Tiba-tiba terdengar suara lembut, berkata "Kamu belum pulang ke rumah."

Sambutan Meriah

Page 54: kepakkan

46

Kepakkan Sayapmu

HARI Minggu, 8 April1945, pendeta Dietrich Bonhoeffer memimpin ibadah sederhana di sebuah camp konsentrasi tentara NAZI, Jerman. Dia menyampaikan khotbah yang menghibur para tahanan yang semuanya dalam kondisi memprihatinkan. Dia mengatakan bahwa sekalipun tubuh mereka dipenjara, tetapi roh mereka telah dibebaskan.

Setelah itu, pendeta Bonhoeffer mengajak semua orang untuk berdoa. Usai berdoa, pintu barak terbuka dan dua penjaga memasuki barak. Mereka berkata, "Tahanan Bonhoeffer, ikut kami!" Semua tahanan langsung bisa menebak akhirnya pendeta Bonhoeffer akan dibawa kemana, yaitu tiang gantungan. Mereka segera memeluk pendeta Bonhoeffer untuk mengucapkan salam perpisahan. Seluruh tahanan bersedih, namun dengan tegar pendeta Bonhoeffer berkata, "Ini bukan akhir hidupku; bagiku, ini justru sebuah awal kehidupan."

Keesokan harinya, pendeta Bonhoeffer digantung di Flossenburg.

Akhir dan Awal

Page 55: kepakkan

47

Kepakkan Sayapmu

Akhir dan Awal

MARTIN Rinckart adalah seorang hamba Tuhan di kota kecil Eilenburg, Jerman. Dia dilahirkan di dalam keluarga perajin logam yang miskin, meski begitu dia mendapat pendidikan yang layak. Hingga akhirnya, pada tahun 1617, dia ditawari untuk menggembalakan jemaat di kotanya. Setahun kemudian, pecahlah perang yang disebut Perang-Tigapuluh-Tahun.

Kotanya termasuk menjadi ajang peperangan. Tahun 1637, lautan pengungsi dari berbagai tempat mengalir ke kota Eilenburg. Banyak orang yang meninggal. Dalam sehari, rata-rata 50 orang meninggal dunia, dan yang sering dimintai untuk memimpin upacara adalah Martin Rinkert. Secara keseluruhan ada 8.000 orang meninggal. Isteri dan anak-anaknya juga meninggal karena wabah sampar.

Martin setia melayani selama 32 tahun. Yang sungguh mengagumkan, di tengah situasi yang sangat memprihatinkan itu, tahun 1636, dia masih sempat menulis sebuah puisi ucapan syukur. Puisi ini kemudian diambil Johann Crüger untuk dijadikan syair lagu (tahun 1647). Lagu ini berjudul Nun danket alle Got. Yayasan Musik Gereja menerjemahkan demikian:

Sekarang bersyukur, hai hati, mulut, tangan!Sempurna dan besar segala karya Tuhan!Dib'ri-Nya kita pun anug'rah dan berkatYang tak terbilang t'rus, semula dan tetap

Dengan Hati, Mulut, Tangan

Page 56: kepakkan

48

Kepakkan Sayapmu

PADA masa pemerintahan Brezhnev, saat sedang panas-panasnya Perang Dingin, Billy Graham berkunjung ke Rusia untuk menemui pemerintah dan para pemimpin gereja di sana.

Sekembalinya ke Amerika, penginjil besar ini menuai kecaman dari berbagai pihak. Mereka mengkritik sikap lunak Billy

Graham kepada Rusia. Menurut para pengecamnya, dia seharusnya lebih menjalankan peran kenabian dengan mengecam pelanggaran HAM dan pengekangan kebebasan beragama di Rusia.

Salah seorang pengkritik mengatakan bahwa Billy Graham telah menyebabkan gereja mundur selama 50 tahun. Billy Graham mendengarkan kritikan itu, lalu dengan menundukkan kepala dia menjawab, "Saya sungguh-sungguh merasa selama malu. Selama ini saya memang berusaha keras membawa gereja mundur, bahkan selama 2000 tahun."

Mundur 50 Tahun

3Kepercayaan yang Tak Sia-sia APAKAH Anda pernah mendengar kisah Charlie Riggs? Setelah menyerahkan hidupnya pada Kristus, Charlie dimuridkan oleh seorang yang masih muda bernama

Page 57: kepakkan

49

Kepakkan Sayapmu

Lorne Sanny. Lorne sendiri pernah dimuridkan oleh Dawson Trotman, pendiri Navigator.

Charlie rindu sekali bertumbuh dalam Kristus, tetapi kemajuannya sangat lambat dan tidak cocok menjadi pemimpin. Suatu saat Lorne menulis surat pada Dawson Trotman, pimpinannya. Dia mengeluh karena hanya punya Charlie Riggs sebagai rekan kerja, dan menilai bahwa Charlie tidak punya bakat. Trotman membalas surat itu demikian,“Tetaplah bersama dia. Anda tidak tahu rencana Tuhan bagi dia." Maka Lorne Sanny pun tetap bekerja bersama Charlie Riggs.

Beberapa tahun kemudian, ada seorang pengkotbah muda bernama Billy Graham yang namanya mulai terkenal. Tahun 1952, Navigator “meminjamkan” Charlie Riggs pada tim Billy Graham untuk melakukan pelayanan follow-up dari setiap KKR yang diadakan Billy Graham. Charlie mempunyai rencana untuk segera kembali ke Navigator begitu tugasnya di tim Billy Graham sudah selesai. Namun rupanya dia dinilai bekerja dengan baik, sehingga diminta tetap bergabung.

Tahun 1957, Billy Graham akan mengadakan KKR di tempat yang sangat terkenal di New York, yaitu di Madison Square Garden. Tiba-tiba ketua panitia KKR harus diganti. Siapa yang bisa menggantikannya? Ketua jemaat menyarankan agar posisi itu diserahkan pada Charlie Riggs, tetapi Billy Graham masih ragu-ragu. “Soalnya yang bisa dia lakukan adalah berdoa dan mengutip ayat Alkitab,” kata Billy Graham memberi alasan.

Tapi ketua jemaat berhasil meyakinkan Billy Graham, sehingga Charlie Riggs dipercaya mengisi posisi

Page 58: kepakkan

50

Kepakkan Sayapmu

itu. Dan Charlie pun tidak menyia-siakan kepercayaan itu. Dia bekerja dengan sungguh-sungguh. Hasilnya, acara KKR di New York itu berlangsung sukses, bahkan menjadi model bagi penyelenggaraan acara KKR di tempat-tempat lain selama bertahun-tahun. Billy Graham berkata, “Saya semula tidak menyangka dia bisa melakukannya. Tetapi saya yakin bahwa Charlie sangat bergantung pada Roh Kudus, yang saya tahu Tuhan melakukannya melalui Charlie.”

Charlie Riggs pensiun setelah puluhan tahun melayani Tuhan secara efektif. Apa rahasianya? Bagaimana mungkin orang yang hanya punya sedikit pendidikan formal bisa mencapai posisi setinggi itu dan demikian lama?

Charlie Riggs berkata, “Saya selalu minta Tuhan masuk ke dalam kepala saya. Itulah sebabnya, ketika saya mendapat tugas, kalau tidak ditolong oleh Tuhan maka saya tidak bisa apa-apa.

3Apa Salahnya Membuat Minu-man?ALMARHUM Dr. Paul Quillian adalah pendeta Gereja Metodis di Houston, Texas. Selama lima belas tahun pelayanannya, gereja bertumbuh dari 2500 orang menjadi 6000 orang.

Namun tidak banyak yang tahu bahwa pada masa mudanya, keinginan untuk melayani Tuhan bahkan tidak pernah terbersit di benak Paul Quillian. Saat itu, dia memilih bekerja di Pine Bluff, Arkansas, sebuah

Page 59: kepakkan

51

Kepakkan Sayapmu

perusahaan minuman dalam botol. Suatu ketika, seorang hamba Tuhan menghampirinya dan bertanya. "Berapa tahun, usiamu?"

"Tigapuluh tahun,"

Hamba Tuhan itu lalu bertanya lagi, "Ketika nanti berdiri di hadapan Tuhan, apa yang kau ceritakan perbuatanmu di dunia ini kepada-Nya? Apakah membuat minuman soda merah?"

"Apa salahnya membuat minuman soda merah?"

"Tidak ada yang salah, anak muda. Hanya saja kamu punya talenta dan kemampuan besar untuk melayani Tuhan."

Tergerak oleh kata-kata itu, Paul Quillian muda kembali melanjutkan sekolahnya dan menyiapkan diri untuk memasuki pelayanan. Dia lalu berkhotbah keliling di Arkansas. Akhirnya dipanggil untuk melayani di Houston. Dia menjadi pemimpin yang utama karena ada orang yang mengenali bakat dan talenta, dan bersedia menyempatkan diri untuk menyampaikannya.

3JOHNNY Fulton ditabrak oleh sebuah mobil ketika berusia tiga tahun. Dia mengalami luka-luka yang parah. Pinggulnya retak, tulang-tulang iganya patah tulang tengkoraknya retak dan tulang kakinya remuk. Harapan hidupnya sangat tipis. Namun dia tidak menyerah. Kenyataannya, setelah melalui perjuangan dia bisa berlari sejauh 800 meter hanya dalam waktu dua menit.

Tak Mau Menyerah

Page 60: kepakkan

52

Kepakkan Sayapmu

Walt Davis lumpuh total karena menderita sakit polio saat berusia sembilan tahun. Namun dia tidak menyerah. Dia menjadi juara lompat tinggi di Olimpiade tahun 1952.

Shelly Mann lumpuh total karena menderita sakit polio saat berusia lima tahun. Namun dia tidak menyerah. Dia akhirnya mencatat sembilan rekor renang nasional untuk gaya yang berbeda dan memenangkan medali emas bagi Amerika dalam Olimpiade Melbourne, Australia, tahun 1956.

Karoly Takacs adalah anggota tim menembak Hungaria yang menjadi juara dunia untuk jenis pistol. Dia juga menjadi tentara berpangkat sersan. Tahun 1938, dia mengalami kecelakaan. Dia kehilangan tangan kanan karena granat yang dipegangnya meledak. Namun dia tidak menyerah. Dia berlatih menembak dengan tangan kiri dan memenangkan medali emas dalam Olimpiade tahun 1948 dan 1952.

Lou Gehrig muda adalah seorang anak yang kikuk sehingga anak-anak sebayanya tidak mau bermain dengannya. Namun dia tidak menyerah. Akhirnya dengan usaha sungguh-sungguh dia bisa masuk Hall of Fame untuk pemain baseball.

Woodrow Wilson tidak bisa membaca hingga usia sepuluh tahun. Namun dia tidak menyerah. Dia menjadi Presiden Amerika ke-28.

Pada usia tujuh tahun, dia harus bekerja menghidupi keluarganya. Usia 9 tahun, ibunya meninggal. Usia 20 tahun, dia kehilangan pekerjaan sebagai penjaga toko. Usia 23, dia meminjam uang dan bermitra dengan orang lain untuk membuka toko kecil.

Page 61: kepakkan

53

Kepakkan Sayapmu

Usia 26 tahun, mitra usahanya meninggal dunia dan meninggalkan hutang yang sangat besar. Usia 35 tahun, dia gagal dua kali ketika mencalonkan diri sebagai anggota Kongres. Usia 37 tahun, Dia memenangkan pemilihan anggota kongres. Usia 39 tahun, dia gagal terpilih kembali. Usia 41 tahun, anak laki-lakinya meninggal dalam usia empat tahun.Usia 42 tahun, ditolak menjadi pengawas tanah. Usia 45 tahun, dia mencalonkan diri sebagai anggota Senat, tetapi gagal terpilih. Usia 47 tahun, dia dikalahkan dalam pemilihan Wakil Presiden. Usia 47 tahun, dia mencalonkan diri lagi sebagai anggota Senat, tetapi gagal terpilih lagi. Usia 51 tahun, dia akhirnya terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat. Pada masa jabatan keduanya, dia dibunuh seseorang. Meski begitu, namanya termasuk di antara orang-orang besar dalam sejarah Amerika. Dia adalah Abraham Lincoln.

Berbagi dalam Kekurangan3KASIH merupakan dasar dari iman. Hanya karena kasihlah yang membuat dunia berputar. Kadangkala kita menemukan perbuatan kasih di tempat yang tak terduga.

Suatu kali bunda Teresa sedang melayani orang-orang miskin di India. Saat memasuki sebuah gubug, dia melihat anak-anak kecil yang kurus-kurus dan dengan lingkaran

hitam di sekitar matanya. Ini menandakan mereka belum

Page 62: kepakkan

54

Kepakkan Sayapmu

SEORANG anak laki-laki (13 tahun) membaca pelayanan karya misi Dr. Albert Schweitzer di Afrika. Dia tergerak untuk membantu. Namun duitnya hanya cukup untuk membeli sebotol aspirin. Meski begitu, dia menulis surat kepada Angkatan Udara Amerika untuk meminta mereka mengirimkan obat itu kepada Rumah Sakit yang dipimpin oleh Dr. Schweitzer.

Sebuah stasiun radio menyiarkan cerita tentang kepedulian anak muda ini. Ternyata, cerita ini mendapat tanggapan baik dari pendengar radio lainnya. Mereka ikut tergerak memberikan bantuan. Pada akhirnya, Angkatan Udara menerbangkan 4,5 ton persediaan medis, senilai

makan selama berhari-hari.

Bunda Teresa lalu membawakan sedikit beras kepada keluarga itu. Setelah menerima pemberian itu, ibu dari anak-anak itu lalu membaginya menjadi dua. Dia mengambil satu bagian dan keluar rumah.

"Hei, mau kemana?" tanya bunda Teresa heran.

Ibu itu menjawab, "Ke rumah sebelah. Mereka juga kelaparan."

3Sebotol Aspirin

Page 63: kepakkan

55

Kepakkan Sayapmu

C.T. STUDD, adalah pemain kriket kenamaan di Inggris. Dia berhasil menjadi anggota tim kriket Inggris XI, yang menjadikannya kaya. Tapi dia meninggalkan ketenaran dan kekayaannya untuk menjadi seorang misionaris. Dia punya slogan: “Karena Yesus Kristus itu Tuhan dan telah mati untukku, maka tidak ada pengorbanan lebih besar yang bisa kuberikan kepadanya."

Anda tentu mengenal keju bermerek Kraft. Perusahaan pembuat keju ini dimiliki oleh L. Kraft. Konglomerat Kristen ini mempersembahkan 25% dari penghasilannya. Dia berkata, “Satu-satunya investasi saya yang dividen-nya selalu bertambah besar adalah uang saya berikan kepada Tuhan."

William Borden adalah lulusan dari Universitas Yale dan berasal dari keluarga sangat kaya di Amerika. Tahun 1912, dia meninggalkan ketenaran dan kekayaan untuk menjadi misionaris ke negeri China. Saat berada di Mesir dia meninggal karena radang selaput otak.

400 ribu dollar, yang merupakan sumbangan dari ribuan orang [pada zaman sekarang, kira-kira setara dengan jutaan dollar]. Saat mendengar kisah ini, Dr. Schweitzer berkata, "Saya tidak menyangka, seorang anak kecil bisa berbuat sebanyak itu."

3Penyerahan Diri

Page 64: kepakkan

56

Kepakkan Sayapmu

PAUL Tournier adalah seorang dokter berkebangsaan Swiss yang terkenal dan juga pengarang beberapa buku renungan Kristen. Setelah menyelesaikan penulisan bukunya yang pertama, dia mengunjungi almamaternya di sekolah kedokteran. Dia bertemu dengan professor favoritnya yang sudah tua. Kepada mantan dosennya ini, Tournier membacakan buku

hasil karyanya.

Usai membacakan buku, Tournier melihat air mata menetes di pipi Bapak tua itu.

"Oh, Paul,"kata professor, "Buku ini sungguh indah. Kita sebagai orang Kristen harus membacanya."

Tournier terkesima mendengar ucapan itu. "Saya tidak tahu kalau Bapak ini seorang Kristen. Sejak kapan Bapak menjadi Kristen?"

Profesor menjawab, "Baru saja, ketika kamu membacakan bukumu."

Bersaksi

Page 65: kepakkan

57

Kepakkan Sayapmu

TAHUN 1939, tentara Nazi Jerman menyerbu Polandia dan menindas orang-orang Yahudi. Irena Sendler bukan keturunan Yahudi, tapi ia tergerak untuk menolong mereka. Saat itu ia bekerja di Departemen Sosial Polandia yang mengelola kantin. Kantin ini memberikan makanan, bantuan keuangan, pengobatan, baju dan bantuan lainnya kepada orang miskin. Melalui kantin ini, Irena memberikan identitas palsu kepada orang Yahudi untuk menghindari pemeriksaan tentara Nazi.

Namun pada tahun 1942, tentara Nazi mengumpulkan ribuan orang Yahudi ke sebuah tempat seluas 16 blok, yang kemudian dikenal sebagai Ghetto Warsawa. Ghetto kemudian disegel oleh tentara Nazi. Keluarga-keluarga Yahudi yang ada di dalamnya hanya bisa menunggu kematian.

Irena Sendler tak bisa berdiam diri. Dia bergabung dengan Zegota,sebuah organisasi bawah tanah yang menolong orang Yahudi. Supaya bisa masuk ke Ghetto, ia minta surat keterangan dari Departemen Pengendali Wabah Penyakit. Setiap hari ia mengunjungi Ghetto itu sambil membawa makanan, obat dan pakaian. Tapi, ada 5000 orang yang mati setiap bulan karena penyakit dan kelaparan. Karrena itu, Irena memutuskan akan menyelundupkan anak-anak Yahudi keluar Ghetto.

Ada anak yang dimasukkan karung goni, kantong jenazah atau ditimbun di bawah barang-barang. Seorang tukang menyembunyikan anak di dalam kotak peralatannya. Ada juga yang dimasukkan dalam peti mati. Dengan bantuan keluarga dan teman-teman kerjanya, Irena berhasil menyelundupkan 2500 anak-anak Yahudi.

Irena Sendler berhasil menyelamatkan 2500 anak Yahudi dari kekejaman tentara Nazi, Jerman. Tapi lama-

Penyelundup Anak Yahudi

Page 66: kepakkan

58

Kepakkan Sayapmu

lama tentara Nazi mencium aktivitas Irena. Pada 30 Oktober 1943 dia ditangkap dan dijebloskan ke penjara Piawiak. Di tempat itu dia terus-menerus diinterogasi dan disiksa. Kedua kakinya dipatahkan.

Dia dijatuhi hukuman mati. Akan tetapi, Zegota—organisasi bawah tanah yang menolong orang Yahudi—menyuap tentara yang ditugasi menembak mati Irena. Irena berhasil lolos dan bersembunyi sampai perang berakhir. Setelah aman, Irena menggali tanah di belakang rumahnya. Ia menyembunyikan daftar nama anak di dalam tanah. Berdasarkan data itu, Irena berusaha mempertemukan kembali anak-anak Yahudi dengan keluarganya.

Jasa-jasa Irena tidak banyak diketahui orang, hingga akhirnya ada empat siswi SMU di Uniontown yang menulis drama berdasarkan kisah hidup Irena. Naskah drama yang ditulis Elizabeth Cambers, Megan Stewart, Sabrina Coons dan Janice Underwood ini memenangkan lomba penulisan dalam rangka Hari Sejarah Nasional.

Naskah drama ini disiarkan oleh stasiun radio dan CBS, yang membuat Irena Sendler mulai terkenal. Dia mendapat banyak penghargaan. Meski begitu, penganut Katolik ini tidak menganggap dirinya sebagai pahlawan. “Saya seharusnya bisa menyelamatkan lebih banyak anak lagi,” sesal Irena.

KETIKA anak-anaknya sudah berkumpul di sekitar tempat tidurnya, ia memegang tangan Jackson, lalu berkata, “Ibu berharap kamu menjadi manusia yang berguna. Suatu saat nanti kamu akan disebut ‘Rumah’.

Pesan Terakhir Ibu3

Page 67: kepakkan

59

Kepakkan Sayapmu

Jika saat itu sudah tiba, dunia ini akan menjadi lebih baik berkat dirimu.”

Ibu itu berhenti sejenak untuk mengambil napas. “Rahasia hidup benar adalah tetap dekat pada Tuhan. Kamu harus rajin berdoa. Berdoa ketika berangkat tidur. Berdoa ketika bangun tidur. Berdoa sepanjang hari. Dan memiliki iman. Kamu harus percaya pada Dia menciptakan kamu.” Beberapa saat kemudian, Ibu itu menghadap Bapa di Sorga. Pesan terakhir ibunya itu sangat membekas di hati Stonewall Jackson, seorang Jenderal pada tentara Konfederasi, Amerika.

Ibu Jackson telah mengemban tugas sebagai orangtua dengan baik. Dia telah mengajarkan anaknya supaya takut akan Tuhan. Bahkan hingga detik-detik terakhir hidupnya.

3'Akulah Pintu'GEORGE Adam Smith, seorang ahli Alkitab, pada abad ke-19 berkunjung ke Israel. Suatu hari dia bercakap-cakap dengan seorang penggembala. George bertanya, jika malam tiba, kemanakah domba-domba itu digiring. Gembala itu menunjukkan sebuah ceruk dengan yang dikelilingi empat dinding alami dan satu lubang keluar-masuk.

“Apakah aman? Bukankah tidak ada pintu penutupnya?” tanya George.

“Sayalah pintunya,” kata gembala. Gembala itu bukan orang Kristen. Dia tidak mengutip ayat Perjanjian baru., namun dia berbicara berdasarkan sudut pandang budaya Timur Tengah saat itu.

“Apa maksudnya?” tanya George. “Bila malam

Page 68: kepakkan

60

Kepakkan Sayapmu

menjelang, saya memasukkan semua domba ke ceruk itu. Saya lalu berbaring di depan lubang itu sehingga tidak ada domba atau serigala yang bisa keluar atau masuk tanpa melewati tubuh saya. Sayalah pintunya,” jelas gembala

3Kuasa Pengampunan

SUATU malam, ada dua pemuda berandalan yang merampok kantor YMCA (Young Man Christian Association) di New York City. Ketika akan kabur, mereka melihat ada seseorang yang sedang menelepon di telepon umum. Mereka mengira orang itu sedang menelepon polisi. Maka, dua pemuda itu segera menghajar penelepon hingga tidak sadarkan diri. Mengira korbannya sudah mati, mereka segera meninggalkan tempat itu.

Tak berapa lama, ada orang yang menemukan tubuh korban dan segera melarikan ke rumah sakit. Korban yang bernama Donald Tippet, meskipun dapat bertahan hidup tapi salah satu bola matanya cacat tetap.

Sementara itu, dua pemuda berandalan itu berhasil ditangkap. Namun dalam persidangan, Donald Tippet meminta supaya dua pemuda itu tidak dihukum tapi diserahkan di bawah pengasuhannya. Satu pemuda menolak tawaran itu dan akhirnya menjadi penjahat kambuhan.

Pemuda yang lain menerima tawaran itu. Dia disekolahkan hingga menjadi dokter bedah mata. Sedangkan Donald Tippet menjadi bishop (uskup) di wilayah San Francisco.

Page 69: kepakkan

61

Kepakkan Sayapmu

WAKTU masih kecil Henry P. Crowell menderita sakit TBC, sehingga tidak diijinkan bersekolah. Setelah mendengar khotbah Dwight L. Moody, Crowell muda ini berdoa, “Tuhan, aku tidak bisa menjadi pengkhotbah, tapi aku bisa menjadi pengusaha yang baik. Jika Engkau mengijinkan aku menghasilkan uang, aku akan menggunakannya untuk pelayanan.”

Di bawah pengawasan dokter, Crowell boleh bekerja selama tujuh tahun sambil memulihkan kesehatannya. Dia kemudian membeli perusahaan kecil bernama Quaker Mill di Ravanna, Ohio. Dalam kurun waktu sepuluh tahun, Quaker Oats berkembang dengan pesat. Namun Henry P. Crowell tidak pernah lupa pada janjinya. Dengan setia, dia mempersembahkan 60-70 persen pendepatannya untuk pekerjaan Tuhan.

Melayani Sebagai Pengusaha

DALAM dunia kerja dikenal ada profesi “headhunter”. Ini bukan pekerjaan “berburu kepala” seperti arti harfiah kata itu, melainkan sebuah profesi memburu kaum pekerja yang sangat berpengalaman. Ada seorang headhunter punya cara unik dalam mewawancarai pelamar. Mula-mula dia menciptakan suasana yang sesantai mungkin. Namun ketika pelamar sudah larut dalam kesantaian, maka dia akan bertanya, “Apa tujuan hidup Anda.” Menurut pengalamannya, sebagian besar eksekutif top mengalami kegagalan dalam menjawab pertanyaan ini.

Tujuan Hidup3

Page 70: kepakkan

62

Kepakkan Sayapmu

Suatu hari dia harus mewawancarai seorang pelamar. Dia menjalankan metode ini seperti biasanya. “Apa tujuan hidup Anda?” tanyanya dalam suasana santai. Sang eksekutif itu menjawab dengan tegas, “Tujuan hidup saya adalah pergi sorga dan mengajak orang sebanyak mungkin untuk kesana.”

“Dalam sepanjang karier saya, ini baru pertama saya tidak dapat berkata apa-apa,” kata headhunter itu. Dia jarang bertemu dengan orang yang punya tujuan hidup jelas. (Dr. Gary Nicolosi,Preparing for the End Time)

3Puncak GunungMARTIN Luther King adalah seorang pegiat yang berjuang untuk persamaan hak-hak asasi kaum kulit hitam di Amerika. Pada 3April, 1968, dia menyampaikan khotbah di sebuah gereja di Memphis, Tennessee. “Saya tidak tahu apa yang akan terjadi. Kita telah mengalami masa-masa sulit. Tapi bagi saya itu tidak menjadi masalah. Saya sekarang sudah berada di puncak gunung,” kata Martin Luther King.

“Seperti orang lain, saya ingin panjang umur. Tapi saya tidak peduli pada saat ini. Saya hanya ingin melakukan kehendak Tuhan. Dia telah mengizinkan saya berada di puncak gunung. Dan ketika saya melihat sekeliling, saya menyaksikan tanah terjanji itu.”

“Saya mungkin tidak akan berada di sana bersama kalian. Tapi malam ini saya ingin kalian tahu bahwa kita akan sampai di tanah perjanjian itu. Dan saya merasa bahagia malam ini. Saya tidak khawatir tentang apapun. Saya tidak takut kepada siapa pun. Mata saya telah melihat kemuliaan Tuhan,” kata Martin Luther King. Itu

Page 71: kepakkan

63

Kepakkan Sayapmu

adalah khotbahnya yang terakhir, karena setelah itu dia dibunuh oleh orang yang menentang perjuangannya.

TAHUN 1913, mantan presiden Amerika Theodore Rosevelt memimpin ekspedisi ke Brasil. Dia diberitahu ada sebuah sungai tidak dikenal yang disebut Rio da Duvida atau Sungai Keraguan.

Karena penasaran, bersama penjelajah terkenal Brasil, Candido Rondom dan tim, dia menjelajahi sungai Amazon yang masih liar. Perjalanan itu menjadi perjuangan hidup dan mati. Kekurangan air dan makanan, derasnya aliran sungai, malaria dan serangan suku Indian menandai perjalanan sepanjang 1.609 km selama 5 bulan.

Perjalanan ini benar-benar luar biasa sehingga pada awalnya banyak orang yang menolak percaya. Namun akhirnya Roosevelt dan Rondom dipuji untuk perjuangan mereka. Kini sungai itu dinamai Rio (sungai) Roosevelt (GeoWeek).

3Sungai Keraguan

3Belajar dari bunda TeresaSEORANG biarawati Fransiskan Australia merasa senang ketika mendapat tugas mendampingi bunda Teresa selama perkunjungannya ke New South Wales. Inilah kesempatan emas baginya untuk belajar langsung dari tokoh ternama. Sayangnya, karena jadwal yang sangat padat, ia hampir tidak mendapat kesempatan untuk ngobrol dengan bunda Teresa.

Page 72: kepakkan

64

Kepakkan Sayapmu

Maka berakhirlah perlawatan bunda Teresa di Australia. Selanjutnya dia akan terbang ke Papua Nugini. Sebelum berpisah, biarawati ini bertanya pada bunda Teresa: “Jika saya membayar sendiri tiket ke Papua Nugini, bolehkah saya duduk di sebelah Anda supaya saya bisa ngobrol dan belajar banyak dari Anda?”

“Apakah Anda punya uang untuk membayar tiket ke Papua Nugini?” tanya bunda Teresa. Biarawati itu mengangguk cepat-cepat.

“Kalau begitu, bagikanlah uang itu ke orang-orang miskin,” jawab bunda Teresa,”dengan begitu, Anda akan mendapat pelajaran lebih banyak daripada yang bisa saya berikan.”

3Tanggal 27 Mei 1992 pagi, duapuluh dua penduduk

Sarajevo tengah antri pembagian roti. Tak disangka, ratusan peluru panas berhamburan dan mereka mati semua. Dari balik kaca sebuah rumah, seorang pemain cello dari Orkestra Opera Sarjevo menyaksikan pembantaian itu. Namanya Vedran Smailovic.

Ia berpikir bahwa ia harus menghentikan kebrutalan di negerinya. Tapi apa yang bisa dilakukannya? Ia hanya seorang pemain cello. Demikian pikirnya. Keesokan harinya dengan berpakaian tuxedo, Vedran berjalan ke sebuah lobang bekas ledakan bom. Meski ada risiko ditembak oleh penembak jitu, dia memainkan cellonya selama 22 hari. Satu hari untuk setiap permainannya dipersembahkan bagi satu korban penembakan.

Kepedihan Sarajevo

Page 73: kepakkan

65

Kepakkan Sayapmu

Ia memainkan komposisi Albinoni’s Adagio in G Minor, yang partiturnya pernah ditemukan robek-robek di bawah puing-puing akibat pengeboman pada PD II. Seolah-olah Vedran hendak menyatakan hatinya yang ikut hancur seperti nasib asli partitur itu. Dengan memainkannya, ingatan kekejaman perang dihadirkan kembali

PADA masa Revolusi Amerika, ada seseorang berpakaian sipil naik kuda melewati sekelompok tentara yang sedang memperbaiki benteng pertahanan. Komandan tentara berteriak-teriak memberi perintah, tapi tidak mau ikut membantu. Si penunggang kuda lalu bertanya pada sang Komandan mengapa dia tidak mau ikut turun tangan.

Dengan keangkuhan dia menjawab, “Saya komandan di sini!” Si penunggang kuda meminta maaf. Ia lalu membantu prajurit-prajurit yang mulai kelelahan. Usai perbaikan, penunggang kuda pamitan. “Komandan, jika lain kali Anda kekurangan tenaga lagi, lapor saja pada atasan Anda. Saya siap membantu lagi.” Penunggang kuda yang bernama George Washington itu di kemudian hari menjadi presiden Amerika.

Pemimpin yang Rendah Hati3

3

Page 74: kepakkan

66

Kepakkan Sayapmu

Page 75: kepakkan

67

Kepakkan Sayapmu

Sumber Gambar

http://academic.brooklyn.cuny.edu; http://faithforthefamily.com; http://home.earthlink.net/~pearl211; http://library.dts.edu; http://ot.re.kr; http://www.ariseandwalk.com; http://www.ballee.org; http://www.brethren.org;http://www.britannica.com; http://www.brojoewhite.com; http://www.bruderhof.com; http://www.cmstory.org;http://www.cnn.com; http://www.cojeco.cz; http://www.constitution.org; http://www.edinphoto.org.uk; http://www.educationalsynthesis.org;http://www.gmahalloffame.org; http://www.kgft.com; http://www.lib.utexas.edu; http://www.loc.gov; http://www.oberlin.edu; http://www.oneillgroup.co.uk; http://www.prati.com.br; http://www.sonofthesouth.net;http://www.tlfq.ulaval.ca; http://www.uh.edu; http://www.un.org; http://www.whatsaiththescripture.com; http://www.wszpwn.com.pl;