kementerian negara perumahan rakyat …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706lampiran...

32
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 8 / PERMEN / M / 2007 KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Tentang PEDOMAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN SWADAYA LAMPIRAN II PETUNJUK TEKNIS PEMUGARAN DAN PERLUASAN PERUMAHAN SWADAYA

Upload: hoangkhuong

Post on 30-Jan-2018

222 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

60

i

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT

NOMOR : 8 / PERMEN / M / 2007

KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Tentang

PEDOMAN PEMBANGUNAN

PERUMAHAN SWADAYA

LAMPIRAN II

PETUNJUK TEKNIS PEMUGARAN DAN PERLUASAN

PERUMAHAN SWADAYA

Page 2: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

iv

59

Page 3: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

58

NO. NAMA INSTANSI JABATAN TIM

1 Ir. Amien Roychanie Deputi Bidang Perumahan Swadaya Pengarah

Asdep Pengembangan Sistem

Perumahan Swadaya (Asdep I)

Asdep Peningkatan Kualitas

Perumahan Swadaya (Asdep II)

Asdep Pembangunan Baru

Perumahan Swadaya (Asdep III)

Asdep Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum

Perumahan Swadaya (Asdep IV)

Asdep Penguatan Kerjasama Kelembagaan

Perumahan Swadaya (Asdep V)

Kabid Perumahan Perdesaan,

Asdep II

Kabid Perumahan Perkotaan,

Asdep III

Kabid Evaluasi dan Analisa,

Asdep I

Kabid Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum

Asdep IV

Kasubid Prasarana, Sarana Utilitas dan Lahan

Asdep II

Kasubid Prasarana, Sarana Utilitas dan Lahan

Asdep II

Kasubid Prasarana, Sarana Utilitas dan Lahan

Asdep III

Kasubid Prasarana, Sarana Utilitas dan Lahan

Asdep III

9 Suradi Staf Asdep III Anggota

10 Agus Salim Staf Asdep III Anggota

Tim Pelaksana

Daftar Nama Tim Penyusun Konsep Pedoman Umum

2 Ir. Eddy Suharyo, MM Ketua

3 Dr. Ir. Yusuf Yuniarto, MA Wakil Ketua

4 Ir. Kriya Arsyah, M. Eng Anggota

5 Ir. Widianto Adiputra, M.Eng Anggota

6 Ir. Baby Setiawati D, Msi Anggota

Sekretariat

1 Ir. Bambang Murwono. H, CES Ketua

2 Ir. Jusuf Langkun, CES Anggota

3 Ir. Roch Dianto, Dipl. Soc. Sc., MM Anggota

4 Ir. Handoko, MT Anggota

Heru Cokro, ST Anggota

6 Supoyo, ST, MT Anggota

Pemugaran, Perluasan dan Pembangunan Baru

Perumahan Swadaya Tahun 2006

7 Rustomo, ST, MT Anggota

8 Dudang, ST Anggota

5

v

DAFTAR ISI

DAFTAR / ISI ............................................................................................... iii

Bab I Ketentuan Umum .......................................................................... 1

1.1. Pengertian Umum .................................................................... 1

1.2. Pengertian Khusus ................................................................... 2

1.3. Maksud dan Tujuan .................................................................. 2

1.4. Sasaran .................................................................................... 2

1.5. Ruang Lingkup Kegiatan .......................................................... 3

1.6. Acuan Normatif ........................................................................ 5

Bab II Penyelenggaraan Pembangunan ................................................. 7

2.1.Persiapan ................................................................................. 7

2.2. Upaya memenuhi persyaratan layak huni ............................... 8

Bab III Pelaksanaan Pemugaran atau Perluasan ........................... 13

3.1. Teknik Pemugaran ........................................................... 13

3.2. Teknik Perluasan …………………………………………… 15

3.3. Kebutuhan Pokok Pemugaran / Perluasan ……………… 17

3.4. Langkah-langkah Pelaksanaan per Komponen ................ 20

Bab IV Fasilitasi Penunjang …………………………………………………. 37

4.1. Pengadaan Air Minum .............................................................. 37

4.2.Sanitasi.................................................................................... 46

4.3. Drainase ................................................................................... 53

Bab.V Penutup ………………………………………………………...……….. 56

Page 4: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

vi

57

JABATAN

DALAM

TIM

1 Ir. Amien Roychanie Deputi Bidang Perumahan Swadaya Pengarah

Staf Ahli Menpera Bidang Ilmu Pengetahuan,

Teknologi dan Industri

3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah

Asdep Pengembangan Sistem

Perumahan Swadaya (Asdep I)

Asdep Peningkatan Kualitas

Perumahan Swadaya (Asdep II)

Asdep Pembangunan Baru

Perumahan Swadaya (Asdep III)

Asdep Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum

Perumahan Swadaya (Asdep IV)

Asdep Penguatan Kerjasama Kelembagaan

Perumahan Swadaya (Asdep V)

Kabid Perumahan Perdesaan,

Asdep II

Kabid Perumahan Perkotaan,

Asdep III

Kabid Evaluasi dan Analisa,

Asdep I

Kabid Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum

Asdep IV

Kabid Sarana Lingkungan dan Utilitas Umum

Asdep IV

Kabid Perumahan Perbatasan, Kawasan Khusus,

Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Asdep II

Kasubid Prasarana, Sarana Utilitas dan Lahan

Asdep II

Kasubid Prasarana, Sarana Utilitas dan Lahan

Asdep II

Kasubid Prasarana, Sarana Utilitas dan Lahan

Asdep III

Kasubid Prasarana, Sarana Utilitas dan Lahan

Asdep III

11 Suradi Staf Asdep III Anggota

Kasubid Analisa dan Penelitian

Bappeda Brebes - Jateng

Kabid Pemberdayaan Masyarakat

Pekalongan - Jateng

Kasubid Perumahan Dinas Tarukim

Makasar - Sulsel

Lurah Sayang Kecamatan Marisso

Makasar - Sulsel

5 Ir. Khairuddin Thabrani, M.Eng Anggota

Anggota6 Ir. Nafisah Haryoko, MT

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Ketua

Anggota

Anggota

Sekretariat

3 Ir. Roch Dianto, Dipl. Soc. Sc., MM

Ketua

Wakil Ketua

Anggota

Anggota

9 Rustomo, ST, MT

10 Dudang, ST

7 Heru Cokro, ST

8 Supoyo, ST, MT

4 Ir. Handoko, MT

1 Ir. Susilo Ardimarwoto

2 Ir. Jusuf Langkun, CES

1 Ir. Widianto Adiputra. M, Eng

2

3

4

5

Dr. Ir. Yusuf Yuniarto, MA

Ir. Kriya Arsyah, M. Eng

Ir. Bambang Murwono Hariadi, CES

Ir. Baby Setiawati D, Msi

Tim Pelaksana

2 Ir. Aim Abdurachim Idris, M.Sc Pengarah

Daftar Nama Tim Penyusun

Pedoman Pembangunan Perumahan Swadaya

NO. NAMA INSTANSI

Daerah

1 Ir. Muhammad Helmi Penanggap

4 Hari SIP, Ma Penanggap

2 Drs. Iqbal Penanggap

3 Ir. H. Suni Herizam, M.Si Penanggap

Page 5: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

56

BAB VII

PENUTUP

Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) terkait erat dengan kemiskinan

sehingga upaya untuk mendorong MBR memiliki rumah layak huni merupakan

bagian dari meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin atau dalam upaya

penanggulangan kemiskinan.

Program-program yang berkaitan dengan upaya penanggulangan kemis-

kinan dari semua pihak khususnya swasta dan masyarakat sendiri karena

sebenarnya bukan tidak berdaya sama sekali (tidak mempunyai apa-apa) dapat

disinergikan dengan pemberian stimulant bagi MBR.

Pedoman ini tetap mempertimbangkan kemampuan dari MBR dalam memba-

ngun rumahnya sehingga sangat sedikit menampilkan teknologi yang belum

dikenal oleh masyarakat banyak walaupun banyak teknologi modern yang lebih

murah dari metode yang diperkenalkan sehingga diharapkan metode ini mampu

memandu MBR untuk memenuhi kebutuhan rumah layak huni

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal, 5 September 2007

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT

ttd

MUHAMMAD YUSUF ASY’ARI

1

BAB I KETENTUAN UMUM

1.1. Pengertian Umum

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :

1. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hu-

nian dan sarana pembinaan keluarga

2. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana

dan sarana lingkungan.

3. Perumahan swadaya adalah rumah dan atau perumahan yang dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat, baik secara sendiri atau

berkelompok.

4. Pembangunan rumah baru adalah kegiatan pembuatan bangunan rumah yang dimulai dari penyediaan lahan kosong, bangunan rumah layak untuk

dihuni, dan penghuniannya.

5. Rumah sederhana adalah bangunan yang harganya ±75% dari harga

rumah dinas tipe C.

6. Struktur Utama bangunan rumah adalah bagian-bagian dari bangunan ru-mah yang minimal dibutuhkan untuk keamanan dan keselamatan, yang terdiri dari: pondasi, rangka dinding , rangka atap yang dilengkapi dinding,

lantai dan penutup atap.

7. Utilitas rumah adalah fasilitas bangunan rumah, berupa jaringan air bersih,

jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan gas dan pembuangan sampah.

8. Sanitasi rumah adalah sistim pengelolaan limbah rumah tangga dan ling-kungan perumahan baik cair yang berkaitan erat dengan kesehatan

penghuni rumah dan lingkungan perumahannya.

9. Prasarana Perumahan adalah kelengkapan dasar yang dibutuhkan agar perumahan dapat berfungsi secara optimal seperti ; jalan akses/lingkungan,

drainase, jaringan limbah, persampahan.

Page 6: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

2

10. Sarana Perumahan adalah fasilitas yang berfungsi untuk menunjang kegiatan perumahan seperti; fasilitas pendidikan, fasilitas ibadah, fasilitas ekonomi, fasilitas sosial, fasilitas kesehatan, fasilitas olahraga, fasilitas

rekreasi.

1.2. Pengertian khusus

1. Pemugaran adalah serangkaian kegiatan memperbaiki komponen ru-mah untuk memenuhi / meningkatkan persyaratan administrasi, kesela-

matan bangunan dan kesehatan bagi penghuninya .

2. Perluasan adalah kegiatan penambahan bangunan rumah dalam rangka

pemenuhan kebutuhan ruang baru bagi penghuninya

1.3. Maksud dan Tujuan Umum

1. Maksud Pedoman Teknis Pemugaran dan Perluasan Rumah adalah agar Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam membangun

rumahnya mengarah pada pemenuhan standard layak huni.

2. Tujuan adalah Kualitas hidup MBR meningkat menjadi lebih baik

1.4. Sasaran

Sasaran pengguna Pedoman teknis ini adalah pendamping masyarakat,

POKJA Kab/Kota dan MBR.

55

berikut konstruksi drainase tertutup disesuaikan dengan bentuk :

1) Bulat

Dapat berbentuk penampung lingkaran, elips atau bulat telur, yang dicetak sebelumnya (prefabricated) dari bahan beton tumbuk atau tanah liat yang dibakar dengan panjang ± 1 meter setiap bagian. Sekarang dapat pula digunakan pipa pralon, dengan ukuran batang yang lebih panjang (> 1 meter). Sambungan-sambungan pipa harus kedap air dan tidak boleh bocor, agar air

kotor tidak mencemari air tanah.

2) Kotak

Bentuk ini digunakan untuk saluran pembuang tertutup dengan debit besar. Jenis boks atau kotak ini dibuat langsung di tempat pekerjaan (cast in place), biasanya dari pasangan batu dengan pelat penutup dari beton bertulang atau dari beton bertulang

seluruhnya.

b. Pembangunan Drainase Tertutup

1) Bersihkan lahan dari tanaman liar, puing-puing dan kotoran

lainnya.

2) Gali tanah sesuai dengan drainase saluran yang akan dipasang.

3) Pasang saluran sesuai dengan bentuk dan jenis konstruksi yang

telah direncanakan.

4) Urug dan ratakan bagian atas setelah saluran drainase terpasang.

Pemeliharaan Drainase

Pemeliharaan terhadap bangunan-bangunan drainase perlu dilakukan secara rutin dan terus menerus, agar bangunan dapat berfungsi lebih lama. Umur bangunan drainase terbatas; untuk pasangan batu sekitar 30 tahun dan beton dapat bertahan sampai 50 tahun. Pemeliharaan selokan-selokan besar lebih mudah dari pada selokan-selokan kecil. Yang sudah jelas adalah, pemeliharaan drainase terbuka jauh lebih mudah daripada

pemeliharaan drainase tertutup.

Page 7: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

54

Jenis-Jenis Drainase

1. Drainase Terbuka (untuk air hujan)

a. Konstruksi Drainase Terbuka

Konstruksi drainase terbuka disesuaikan dengan bentuk-bentuk

saluran adalah sebagai berikut :

1) Segitiga

2) Trapesium

3) Setengah Lingkaran

4) Empat Persegi Panjang

b. Pembangunan Drainase Terbuka

1) Membuat sketsa saluran, dengan menentukan :

a. Bentuk dan ukuran dari penampang saluran.

b. Kemiringan dasar saluran.

c. Struktur lapisan dinding saluran.

2) Pasang patok-patok sepanjang kedua tepi as saluran setiap interval jarak tertentu, lalu pasang tali plastik yang menghubungkan patok-patok tersebut dalam arah memanjang

selokan.

3) Gali saluran sesuai dengan bentuk, dimensi serta kemiringan dasar saluran. Kemiringan memanjang dasar saluran dapat dibuat bervariasi (0,5% - 5%) sesuai perbedaan ketinggian pada kedua

ujung saluran.

4) Buang tanah galian saluran ketempat pembuangan yang tidak

mengganggu lingkungan.

5) Apabila saluran terletak pada tanah lembek atau tanah yang mudah tererosi, maka dinding saluran perlu diberi lapisan dinding yang dapat dibuat dari bahan bambu, balok kayu, papan kayu,

batu kosong, pasangan batu kali atau beton.

2. Drainase Tertutup (Untuk air kotor / limbah)

a. Konstruksi Drainase Tertutup

Ukuran drainase tergantung dari jumlah air kotor yang dibuang, sedangkan bentuk saluran ada 2 macam : bulat dan boks (kotak),

3

1.5. Ruang Lingkup Kegiatan

1. Pedoman Teknis ini meliputi, untuk rumah yang dibangun secara swadaya di perkotaan /perdesaan pada tipologi perbukitan, dataran,

dan perairan,

2. Merupakan bagian dari fasilitasi pemugaran dan perluasan bagi MBR yang membangun rumahnya .

3. Memberikan arahan pembangunan rumah berbahan bangunan lokal sejak tahapan persiapan, perencanaan, pelaksanaan hingga ke penggunaan (penghunian);

4. Pemugaran Ringan atau pemugaran komponen non struktur rumah terbangun untuk kesehatan penghuninya.

5. Pemugaran Sedang atau pemugaran komponen strukur rumah terbangun untuk keselamatan penghuninya.

6.Pemugaran Total (Berat) atau pemugaran seluruh komponen yaitu komponen non struktur dan kompo-nen struktur untuk kesehatan sekaligus keselamatan penghuninya.

Perbaikan penutup atap

Perbaikan dinding bangunan

Perbaikan lantai

Perbaikan pintu / jendela / lubang angin

Perbaikan rangka bangunan

Perbaikan pondasi

Perbaikan rangka atap

Page 8: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

4

Perbaikan pintu /jedela / lubang angin

Perbaikan rangka atap

Perbaikan rangka bangunan

Perbaikan pondasi

Perbaikan dinding

Perbaikan lantai

Perbaikan penutup atap

RUANG LAMA / YANG ADA

PERLUASAN RUANG

a.

b.

RUANG LAMA / YANG ADA

PENAMBAHAN RUANG

7. Perluasan dilaksanakan pada tanah milik sendiri dan atau telah mendapat ijin dari

pemilik.

8. Perluasan ruang pada rumah terbangun yang membebani atau merubah struktur utama

9. Penambahan ruang pada rumah terbangun tidak membebani atau merubah struktur

53

Type (a)

(cm)

(b)

(cm)

(c)

(cm)

(d)

(cm)

(H)

(cm)

Keterangan

S1 20 42 36 40 45 Tersier

S2 30 53 46 50 55 Sekunder

S3 40 65 57 60 65 Primer

4.3.Drainase

Drainase adalah sistem jaringan saluran pembuangan air hujan yang menampung dan mengalirkan air hujan yang berasal dari daerah terbuka maupun terbangun/wilayah permukiman ke badan air (waduk, danau,

sungai, laut atau penampung akhir).

Kriteria Desain

1. Dasar saluran dari tanah.

2. Dasar saluran dapat juga dari pasangan batu kali yang di lining.

3. Kemiringan dasar saluran 1% atau yang dapat mengalirkan air dengan

kecepatan 0,3 m/dt - 0,6 m/dt.

4. Lebar saluran 0,3 - 1 m.

5. Untuk konstruksi cor beton dapat dipergunakan pada belokan, bangunan

terjun dan daerah/ tanah yang mudah erosi.

Gambar Penampang Saluran Drainase

Tabel Dimensi saluran drainse dengan pasangan batu kali / tanah

Page 9: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

52

8) Plesteran lantai dan dinding

Plester dinding dan lantai dengan adukan 1 semen : 5 pasir dengan

ketebalan 1 - 2 cm.

9) Pekerjaan pengurugan

a) Isi ruang kosong bekas galian di sekeliling tangki dengan tanah bekas

galian.

b) Lakukan pengurugan secara berlapis dan padatkan.

c) Lakukan pengurugan tersebut hingga mencapai permukaan tanah.

10) Sumur Resapan

a) Siapkan pipa PVC diameter 4 inchi berlubang.

b) Pasang patok kayu di setiap sudut galian dan hubungkan dengan

benang.

c) Kerjakan galian tanah untuk sumur resapan dengan ukuran panjang 2

m, lebar 0.75 m dan kedalaman 1,30 m.

d) Masukkan ijuk dengan ketebalan/ kedalaman 20 cm.

e) Masukkan kerikil diameter 3-8 cm dengan ketebalan/ kedalaman 20

cm.

f) Masukkan sirtu dengan ketebalan 15 cm

g) Letakkan pipa berlubang pada kedalaman 75 cm.

h) Masukkan pasir dengan ketebalan 25 cm.

i) Lakukan pengurugan tanah diatas ijuk hingga mencapai permukaan

tanah.

c. Pemeliharaan Tangki Septik

1) Setelah masa pengerasan beton dan masa persiapan selesai, tangki septik diisi penuh dengan air sumur hingga meluap masuk ke saluran di

dalam konstruksi rembesan.

2) Biarkan tangki septik yang penuh air selama minimum 1 x 24 jam. Apabila permukaan air turun berarti tangki bocor dan kebocoran segera

diperbaiki.

3) Apabila tidak terjadi kebocoran, tangki septik yang sudah penuh diisi dengan lumpur bibit yang mengandung bakteri pengurai tinja dari tangki septik yang lain, yaitu 20 liter setiap 1.000 liter isi tangki. Setelah itu tangki

septik dapat dioperasikan.

5

1.6. Acuan Normatif 1. Kepmen Kimpraswil No. 403 Tahun 2002 tentang Pedoman Teknis

Pembangunan Rumah Sederhana Sehat 2. Kepmen Kimpraswil No. 332 Tahun 2002 tentang Pembangunan Bangunan

Gedung Negara 3. Kepmenpera No. 06 Tahun 1994 tentang Pembangunan Perumahan

Bertumpu Pada Kelompok 4. Kepmen Kes No. 829 Tahun 1999 tentang Persyaratan Kesehatan

Perumahan 5. SNI 03-1733-2004, Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di

Perkotaan. 6. SNI 03-6981-2004, Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan

Sederhana Tidak Bersusun di Daerah Perkotaan. 7. SNI 03-3434-1994, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Kayu

Untuk Bangunan Dan Gedung 8. SNI 03-2837-1992, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan

Tembok Dan Plesteran Untuk Bangunan Sederhana 9. SNI 03-2435-1994, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan

Penutup Langit-langit Untuk Bangunan dan Gedung 10. SNI 03-2836-1992, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan

Pondasi Batu Belah Untuk Bangunan Sederhana 11. SNI 03-2835-1992, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan

Persiapan Dan Pekerjaan Tanah untuk Bangunan Sederhana 12. SNI 03-3436-1994, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Atap

Untuk Bangunan dan Gedung. 25. SNI 03-2840-1992, Tata Cara Pengerjaan Lembaran Asbes Semen Untuk

Penutup Atap Pada Bangunan Rumah dan Gedung 26. SNI 03-3242-1994, Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman 27. SNI 05-1994-F, Tata Cara Perancangan Penerangan Alami Siang Hari

Untuk Rumah dan Gedung 28. PUBI-1982, Peratuan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 29. Keputusan Menteri PU No.441/KPTS/1998, Persyaratan Teknis Bangunan

Gedung 30. Peraturan Menteri PU No.54/PRT/1991, Pedoman Teknik Pembangunan

Perumahan Sederhana 31. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor : 02/Permen/M/2005

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Perumahan Rakyat;.

32. Surat Edaran Deputi Bidang Perumahan Swadaya Nomor : 778/SE/DPS/X/2006 tentang Pedoman Umum Pemugaran, Perluasan dan

Page 10: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

6

Pembangunan Baru Perumahan Swadaya; Pedoman Teknis Pembangunan Baru Perumahan Swadaya; Pedoman Teknis Perluasan Rumah Perumahan Swadaya; Pedoman Teknis Pemugaran Rumah Perumahan Swadaya.

51

2) Galian Tanah

a) Gali tanah sesuai ukuran tangki septik, untuk setiap galian dibuat lebih panjang dan lebarnya agar terdapat ruangan yang leluasa

untuk bekerja.

b) Kedalaman galian disesuaikan dengan ketinggian tangki septik,

ditambah kelebihan untuk pasir urug.

c) Simpan galian tanah dari pinggir lubang, disingkirkan agar tidak

mengganggu pekerjaan.

3) Pasir Urug

Lapisi dasar galian pondasi dengan pasir setebal 5 cm dan padatkan

hingga rata keseluruh dasar galian pondasi.

4) Pemasangan Dinding

a) Pasang patok kayu di setiap sudut galian dan hubungkan dengan

benang.

b) Pastikan gali tanah tersebut lurus dan tegak lurus.

c) Pasang batu bata dari atas ke bawah mengikuti ukuran benang

tersebut dengan adukan 1 semen : 3 pasir.

5) Pemasangan Lantai

a) Pemasangan lantai harus dimulai dari salah satu sisi.

b) Buat adukan dengan campuran 1 semen : 3 pasir.

c) Tumpahkan adukan pada dasar galian dan pasang batu bata dengan

posisi ½ bata.

6) Pemasangan Pipa Masuk dan Keluar

a) Pipa yang digunakan harus pipa PVC dengan diameter 10 cm.

b) Pipa masuk dan pipa keluar dipasang bersamaan pada waktu

pekerjaan dinding.

c) Posisi atau penempatan pipa masuk dan pipa keluar harus sesuai

gambar.

d) Pipa masuk dan pipa keluar harus sudah dilengkapi dengan bentuk T

(Fitting T PVC diameter 10 cm).

7) Dinding Penyekat

Dinding penyekat digunakan pasangan batu bata ketebalan ½ bata

dengan adukan 1 semen : 2 pasir.

Page 11: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

50

b) Menyiapkan, mengaduk dan mengecor beton

Semen yang dipakai hendaknya berupa serbuk halus.

Pasir harus yang bersih.

Kerikil berukuran 2-3 cm harus bersih.

Air harus bersih.

Takar semen, pasir, kerikil dan air yang diperlukan dengan ember

ukuran sama agar perbandingannya tepat.

Tebarkan pasir pada peralatan, lalu tebarkan semen diatasnya dengan

rata.

Aduklah kedua bahan itu dengan menggunakan singkup atau cangkul

sampai seluruh adukan sama warnanya.

Tebarkan campuran pasir dan semen secara merata, lalu tebarkan

kerikil diatasnya dan aduk lagi dengan sempurna.

Buatlah lekukan ditengah adukan dan tuangkan air perlahan-lahan,

jangan lupa mengaduk setiap air dituangkan.

Aduk terus sampai butiran kerikil terselimuti campuran semen dan

pasir.

Letakkan lembaran plastik atau kertas di dalam cetakan sebagai alas. Lembaran itu harus melampaui pinggir cetakan agar cetakan mudah

diangkat setelah beton mengeras.

Tuangkan adukan ke dalam cetakan dengan rata setebal 3 cm, lalu

pasang rakitan tulangan beton diatasnya.

Tuangkan sisa adukan, jangan lupa pasang cincin besi untuk

pegangan.

Sesudah beton agak mengeras, ratakan dengan papan.

c) Membuat tutup lubang kontrol

Letakkan lembaran plastik atau kertas di dalam cetakan sebagai alas. Lembaran itu harus melampaui pinggir cetakan agar cetakan mudah

diangkat setelah beton mengeras.

Buat cetakan 40 cm x 40 cm.

Buat pembesian 6 mm dan masukkan adukan beton 1 semen : 2

pasir : 3 kerikil (batu pecah 2-3 cm).

Buatkan pegangan untuk mengangkat tutup dari besi bulat ½ inchi

selebar 15 cm.

7

BAB II PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN

2.1. Persiapan

1. Kewajiban melakukan Perijinan

a. Pemugaran atau Perluasan ruang yang membebani atau merubah struktur utama bangunan harus minta ijin kepada pihak yang ber-wenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku setempat dan memberi

tahu pihak-pihak yang terganggu oleh kegiatan perluasan bangunan.

b. Pemugaran atauPerluasan ruang yang tidak membebani atau meru-bah struktur utama bangunan tidak harus minta ijin kepada pihak yang berwenang namun harus memberi tahu pihak-pihak yang terganggu

oleh kegiatan perluasan bangunan.

2. Penyiapan Desain (gambar) Bangunan

a. Desain pemugaran atau perluasan bangunan rumah harus mengikuti ketentuan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) atau koefisien Luas Bangunan (KLB) setempat. Setiap perluasan ruang rumah terutama horizontal akan membutuhkan tanah, sebaiknya dipertimbangkan sisa tanah / persil / pekarangan, jangan sampai perluasan rumah menyebab-

kan pelanggaran KDB / KLB.

b. Desain pemugaran atau perluasan bangunan rumah tidak diper kenan-kan mengganggu keselamatan dan kenyamanan bangunan pemilik dan

rumah tetangganya atau bangunan lainnya.

c. Pembuatan desain pemugaran atau perluasan bangunan rumah perlu

dipertimbangkan kelayakan:

Jaringan drainase

Penyediaan air bersih

Jaringan sanitasi ( cair dan padat)

d. Pilihan konstruksi dan bahan bangunan disarankan tidak membaha-

yakan penghuni atau membahayakan lingkungan.

e. Rencana tapak dan desain bangunan rumah digunakan sebagai

dokumen perijinan.

f. Untuk memenuhi ketentuan kecukupan luas ruang desain ruang

menggunakan standard rata- rata 9 m2 /jiwa.

Page 12: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

8

2..2. Upaya memenuhi persyaratan layak huni

1. Pertimbangan keselamatan bangunan

a. Penerapan konstruksi sedapat mungkin mengikuti ketentuan jenis

bahan bangunan seperti kayu, beton bertulang, baja dll.

b. Untuk perluasan bangunan yang berhimpitan, antar bangunan harus diberi pemindah arah merambatnya api bila terjadi ke-bakaran.

c. Penggunaan bahan bangunan sedapat mungkin dipilih yang relative tahan api.

beban sendiri

gempa

Penurunan tanah

Angin/ gelombang

49

8) Jarak

Jarak dari tangki septik atau bidang resapan ke suatu unit tertentu dapat

dipergunakan ketentuan-ketentuan seperti terlihat pada tabel berikut :

9) Ukuran Tangki Septik, dapat dilihat pada tabel berikut :

b. Tahapan Pengerjaan Tangki Septik

1) Pekerjaan Tutup Tangki

a) Menyiapkan tulangan beton

Bersihkan besi beton ukuran 8 s/d 10 mm dengan sikat

kawat;

Rakitlah besi beton di dalam cetakan agar ukurannya sesuai dengan yang diinginkan, jarak antara tulang beton 10 x 10 cm atau 15 x 15 cm dan jarak antara susunan

tulangan dengan pinggir cetakan kurang lebih 3 cm.

Ikat setiap persilangan tulangan dengan kawat pengikat

tulangan.

Siapkan bagian tutup lubang kontrol (40 cm x 40 cm) dan

jangan dibuat pembesian.

Page 13: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

48

d) Kemiringan minimum 2 per 100 (2 %), tetapi sebaiknya dibuat 3

per 100 (3 %).

e) Di setiap belokan melebihi 45o dan perubahan kemiringan melebihi 22,5o harus dipasang bak kontrol untuk pengontrolan/pembersihan pipa. Belokan 90o sebaiknya dihindari atau dilaksanakan dengan membuat dua kali belokan masing-masing

45o.

4) Aliran masuk dan aliran keluar

Ketentuan aliran masuk dan aliran keluar adalah sebagai berikut :

a) Pipa aliran masuk dan pipa aliran keluar dapat berupa pipa T.

b) Pipa aliran keluar harus diletakkan (5-10) cm lebih rendah dari

pipa aliran masuk.

c) Pipa T atau sekat harus terbenam 0,20 m di bawah permukaan

air dan menonjol minimal 0,15 m diatas permukaan air.

5) Pipa udara

Ketentuan pipa udara adalah sebagai berikut :

a) Tangki septik harus dilengkapi dengan pipa udara (galvanis)

dengan diameter 50 mm. Tinggi 2,00 m dari permukaan tanah.

b) Ujung pipa udara perlu dilengkapi dengan pipa U atau pipa T sedemikian rupa, sehingga lubang pipa udara menghadap ke

bawah dan ditutup dengan kawat kasa.

6) Lubang pemeriksaan

Ketentuan lubang pemeriksaan adalah sebagai berikut :

a) Tangki septik harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan yang berfungsi sebagai lubang untuk pengurasan lumpur dan

keperluan lainnya.

b) Permukaan lubang pemeriksa harus ditempatkan 0,10 m diatas

permukaan tanah.

c) Lubang pemeriksaan yang berbentuk empat persegi ukurannya =

(0,40 x 0,40) m2.

7) Tangki septik dengan dua ruang atau lebih

Untuk menaikkan efisiensi pengolahan, maka tangki septik dapat dibuat menjadi 2 bagian (2 ruangan) atau lebih, dengan ukuran panjang tangki ruang pertama adalah 2/3 bagian, sedang ruang

yang kedua 1/3 bagian.

9

2. Pertimbangan Luas Ruang yang Cukup

Ruang di dalam rumah diperlukan segi kenyamanan agar anggota keluarga dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan nyaman meliputi : luas ruang yang cukup,suhu dan kelembaban ruang serta cahaya yang

cukup.

a. Luas ruang suatu bangunan rumah rata-rata minimal 9 m2 / jiwa, sedapat mungkin menggunakan standar ideal 12 m2 / jiwa, ambang

batas terendah 7,2 m2 / jiwa.

b. Kenyamanan Ruang

Pemilihan letak, penggunaan bahan bangunan, pencahayaan dan penghawaan yang cukup baik akan sangat mempengaruhi kenya-

manan ruang dalam rumah

1) Ruang Tamu (publik)

Perletakan ruangan yang mudah dicapai oleh tamu dari luar,

maupun keluarga dari dalam;

Penerangan dan bidang bukaan yang cukup untuk mem-berikan suasana nyaman (50 % - 80 % dari bidang yang ber-

hadapan dengan ruang terbuka

Page 14: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

10

2) Ruang Tidur

Penempatan ruangan hendaknya dapat memberikan cukup

ketenangan serta memungkinkan cahaya matahari dapat masuk.

Dihindari silau matahari sore dan tempias hujan dengan me-manfaatkan adanya pelindung atau teritis lebar dan tirai yang

melindungi jendela;

Penerangan yang cukup untuk ruang tidur adalah sekurang-kurangnya seluas sepersembilan kali luas ruang; untuk siang hari dan penerangan buatan disesuaikan kebutuhan (10 % - 20

% dari luas bidang yang berhadapan dengan ruang terbuka).

Pertukaran udara sebaiknya diupayakan dengan peranginan silang. Luas lubang angin / ventilasi sekurang-kurangnya seperlima luas dinding atau 5 % - 10 % dari luas bidang yang berhadapan dengan ruang terbuka.jendela.

3) Ruang makan / keluarga

Penempatan ruang makan sebaiknya mudah dicapai oleh semua

anggota keluarga;

Perletakan ruang makan sebaiknya berdekatan dengan dapur

untuk memudahkan sirkulasi;

Penerangan alami maupun

47

sehingga aman bagi kesehatan dan lingkungan.

a. Bahan dan Persyaratan

1) Bahan bangunan

Pemakaian bahan bangunan untuk tangki septik harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

a) Bahan bangunan harus kuat terhadap gaya yang mungkin timbul dan memenuhi ketentuan SNI mengenai spesifikasi

bahan bangunan;

b) Bahan bangunan harus lebih tahan terhadap keasaman dan

kedap air.

c) Sedapat mungkin menggunakan bahan bangunan yang telah

ada di daerah tersebut (bahan bangunan lokal).

2) Bentuk ukuran

Bentuk dan ukuran ditentukan sebagai berikut :

a) Tangki septik empat persegi panjang dengan perbandingan panjang dan lebar 2 : 1 sampai 3 : 1. Lebar tangki sekurang-kurangnya 0,75 m dan panjang tangki sekurang-kurangnya 1,50

cm.

b) Tinggi air dalam tangki sekurang-kurangnya 1,00 m dan kedalaman maksimum 2,10 m. Tinggi tangki septik adalah tinggi air dalam tangki, ditambah dengan ruang bebas air sebesar (0,20 - 0,40) m dan ruang penyimpanan lumpur. Dasar tangki dapat dibuat horisontal atau dengan kemiringan tertentu untuk memudahkan pengurasan lumpur. Dinding tangki septik harus

dibuat tegak lurus.

c) Penutup tangki maksimum terbenam ke dalam tanah 0,40 m.

3) Pipa penyalur air limbah rumah tangga

Ketentuan pipa penyalur air limbah rumah tangga adalah sebagai

berikut :

a) Pipa penyalur air limbah rumah tangga berupa pipa horizontal berada diluar bangunan, mulai dari jarak 1,50 m dari pondasi

bangunan ke tangki septik;

b) Pipa penyalur air limbah dari PVC Ø10 cm;

c) Sambungan pipa antara tangki septik dengan bidang resapan

harus kedap air;

Page 15: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

46

4.2.Sanitasi

1. Tangki Septik dan Sumur Resapan

Tangki septik adalah suatu ruangan kedap air atau beberapa kompartemen ruangan yang berfungsi menampung/mengolah air limbah rumah tangga dengan kecepatan air yang lambat, sehingga memberi kesempatan untuk terjadi pengendapan terhadap suspensi benda-benda padat dan kesempatan untuk penguraian bahan-bahan organik oleh jasad anaerobik membentuk hambatan-hambatan larut air dan gas. Air yang keluar dari tangki septik masih mengandung jasad-jasad renik dan zat-zat organik,

maka perlu pengolahan lebih lanjut.

Keterangan gambar :

Air limbah rumah tangga dimaksud adalah jenis air buangan rumah tangga

yang berasal dari kakus/ WC.

Air tanah rendah adalah keadaan dimana muka air tanah pada musim hujan

berada pada kedalaman 1,20 meter dari permukaan tanah.

Limpahan keluar ialah aliran air keluar dari suatu sistem pengolahan air

limbah rumah tangga.

Limpahan air kedalam adalah aliran air masuk ke suatu sistem pengolahan

air limbah rumah tangga.

Pipa keramik ialah pipa yang terbuat dari tanah liat dibakar pada suhu tinggi,

sehingga bila direndam air tidak dapat hancur.

Pipa T ialah pipa yang berbentuk seperti huruf T.

Sarana pengolahan limpahan keluar adalah suatu tempat pengolahan limpahan keluar untuk meresapkan pembuangan air dari tangki septik,

11

buatan perlu disediakan dengan cukup baik untuk menerangi

ruangan pada siang maupun malam hari (20 watt/TL);

Ventilasi atau lubang angin memudahkan pergantian udara

dalam ruangan dengan udara luar yang segar .

4) Dapur

Penataan ruang dalam dapur dipersiapkan dengan me-nyesuaikan kebiasaan keluarga dalam mengolah makanan. Kegiatan yang umum adalah mencuci bahan mentah, meracik,

memasak dan menyajikan;

Penyediaan lubang udara/ventilasi yang cukup, agar memu-

dahkan pertukaran udara panas, asap, dam bau;

Penerangan cahaya alami dan buatan cukup;

Penataan ruang yang memberi kemudahan dalam pemelihara-an kebersihan peralatan, ruang dapur serta bahan makanan

yang sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan keluarga;

Penggunaan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar dan

mudah dibersihkan.

Page 16: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

12

5) Kamar Mandi / WC

Penyediaan ruang/kamar mandi dan jamban untuk menjaga kebersihan dan kesehatan badan dapat ditempatkan di dalam

bangunan atau di luar bangunan;

Penyediaan lubang hawa/ventilasi dengan arah bukaan keluar agar sirkulasi udara lancar;

Penerangan yang cukup diusahakan dari penerangan alami Apabila diletakan di dalam bangunan diupayakan agar sirkulasi

udara tetap lancar, apabila tidak memungkinkan diperlukan alat bantu (Exhauscer)

6) Ruang usaha keluarga. *)

Penempatan ruang kerja bagi keluarga yang melakukan pekerjaan sebagai mata pencaharian di rumah, perlu mempertimbangkan kemungkinan gangguan yang ditimbulkan, sehingga tempat kerja tidak menggangu tempat tinggal keluarga maupun tetangga; Ada-pun jenis gangguan tergantung dari pekerjaan yang dilakukan misalnya : debu, sampah padat, suara, asap dan bau sampah cair

dan padat

3. Kesehatan bagi Penghuninya

a. Kecukupan udara segar/bersih (lihat keterangan ventilasi)

b. Kecukupan cahaya (lihat penerangan alam)

c. Kecukupan air bersih di daerah padat disarankan menggunakan PAM, untuk penggunaan sumur/pompa harus memperhatikan jarak

resapan air kotor milik sendiri atau milik tetangga.

d. Kelancaran sanitasi

e. Kemudahan memusnahkan limbah

45

c) Watt : 250 - 370 Watt

d) Slot saringan : 2-4 mm

e) Casing pipa : Ø 4” (Ø 10 cm)

2) Cara Membuat Sumur Bor Dalam :

a) Masukkan pahat bor (mata bor) yang terbuat dari baja berat dengan panjang 1-2 m kedalam tanah dan diputar oleh 2

orang atau dengan alat mekanik.

b) Pahat bor disambung dengan pipa sampai ditemukan

kedalaman yang diinginkan.

c) Diameter pengeboran disesuaikan dengan casing yang akan

dipasang, yaitu Ø 4” - Ø 6” (Ø 10 cm - 15 cm).

d) Setelah pipa bor masuk kedalam tanah, maka diikuti oleh pipa berikutnya (pipa steel), pipa besi yang disambung dengan sambungan ulir/ drat (socked), begitu seterusnya

sampai mencapai kedalaman yang diinginkan.

e) Sewaktu memancang pipa bor, jagalah agar posisinya tetap

vetikal/ tegak.

f) Agar tanah yang dibor lunak, pada lubang bor diberi tekanan

air, sekaligus mendinginkan mata bor.

g) Mata bor naik-turun supaya ada gaya tekan pada tanah yang

dibor.

h) Setelah pengeboran sesuai dengan kedalaman yang diingin-

kan dan yang keluar cukup, pengeboran dihentikan.

i) Pasang casing dari pipa PVC/besi dengan Ø 4”-6” (10-5 cm) sepanjang kedalaman pengeboran,sudah termasuk saringan

sepanjang 3-5 m.

j) Dikuras dulu air yang ada pada pipa casing sampai air

tersebut jernih.

k) Masukkan pipa PVC Ø 1 ¼ (Ø 3,2 cm) sebagai pipa isap dan pipa PVC Ø 1” (Ø 2,5 cm) sebagai pipa tekan dan jangan lupa pada ujung kedua pipa dipasang saring, “foot klep” dan

alat pipa jet sebagai pendorong pipa isap.

l) Pada permukaan tanah dipasang jet pump.

Page 17: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

44

dengan sambungan ulir/ drat (socked), begitu seterusnya

sampai mencapai kedalaman yang dikehendaki untuk

mendapatkan air yang berkualitas.

d) Sewaktu memantek pipa hisap beserta saringannya,

jagalah agar posisinya tetap vertikal/ tegak, agar tidak ada

beban “eksentris” , yang dapat menimbulkan pipa menjadi

bengkok atau bahkan menjadi patah sewaktu dipancang.

e) Setelah pemantekan mencapai kedalaman yang dikehendaki, pasanglah pipa casing dari PVC Dia. 4” yang berfungsi sebagai dinding sumur bor, selanjutnya pasang pipa galvanis Dia. 1 1/2 “ untuk pipa hisap air bersih sampai permukaan tanah dan diberi pondasi yang sekaligus

sebagai dudukan pompa tangan.

f) Pasang pompa listrik dengan benar, sehingga dapat

menghasilkan air bersih.

b. Pompa Listrik dengan Sumur Bor Dalam

Sumur bor dalam adalah pantekan pipa hisap ke dalam tanah

yang kedalamannya mencapai puluhan atau bahkan ratusan

meter.

Contoh pompa listrik dengan sumur bor dalam adalah jet pump

yang mempunyai daya isap yang cukup tinggi pada sumur bor

dalam. Jet pump memiliki kemampuan untuk mengatasi kedala-

man air tanah, pompa ini mempunyai sistim mengaktifkan kembali

sebagian dari airnya ke dasar pipa isap, sehingga kecepatan ali-

ran jet pump dapat mengisap air sampai dengan 30 - 40 m dari

permukaan tanah..

1) Data teknis dari jet pump :

a) Daya isap : 30-40 m

1) Pipa isap : Ø 1¼ (Ø 3,2 cm)

2) Pipa tekan : Ø 1” (Ø 2,5 cm)

b) Voltage : 220 V

13

Perbaikan penutup atap

Perbaikan dinding bangunan

Perbaikan lantai

Perbaikan pintu / jendela / lubang angin

BAB III

PELAKSANAAN PEMUGARAN / PERLUASAN

3.1. Teknik Pemugaran

1. Perbaikan Ringan (Pemugaran Non Struktur )

a. Komponen rumah yang mengalami kerusakan dan akan diperbaiki anta-ra lain : Penutup Lantai, Dinding Penutup, Penutup Atap, Kusen/pintu/

jendela/lubang hawa .

b. Periksa kerusakan dan sumbernya, catat jenis & jumlah /volume kebu-tuhan bahan untuk perbaikannya (jika tidak bisa melakukannya sendiri,

sebaiknya minta tolong tukang bangunan sesuai keahliannya).

c. Bagian komponen yang rusak dibongkar, diperbaiki / diganti baru dan dipasang kembali sebagaimana mestinya, sehingga komponen tersebut

berfungsi dengan baik.

2. Perbaikan sedang (Pemugaran Struktur )

a. Komponen rumah yang akan diperbaiki antara lain : Pondasi, Rangka

bangunan, Rangka Atap.

b. Periksa komponen struktur yang rusak, antara lain : Sloof / balok lantai turun setempat indikasi kerusakan pondasi & rangka bangunan di seki-

tar tempat itu dst.

c. Siapkan penyangga yang kuat untuk memikul beban komponen struktur

yang akan dibongkar / diperbaiki.

d. Bagian komponen struktur yang rusak dibongkar, untuk struktur beton

bertulang sampai ke tulangan besinya.

e. Untuk perbaikan pondasi, jangan menggali tanah sekitar pondasi sekaligus, sebaiknya dilakukan secara bertahap, sepotong demi

sepotong dan bergantian masing-masing sisi.

Page 18: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

14

Perbaikan pintu /jedela / lubang angin

Perbaikan rangka atap

Perbaikan rangka bangunan

Perbaikan pondasi

Perbaikan dinding

Perbaikan lantai

Perbaikan penutup atap

f. Perbaiki bagian struktur yang rusak harus ditambahkan tulangan besi

beton bila tulangan besinya kurang kuat dst.

g. Setelah perbaikan struktur, maka bagian penutup yang terbongkar,

harus dirapikan kembali .

3.Perbaikan berat (seluruh bangunan)

a. Komponen rumah yang mengalami kerusakan dan akan diperbaiki anta-ra lain : pondasi, rangka utama, lantai, dinding, kusen/pintu/jendela,

plafont, rangka & penutup atap.

b. Bangunan rumah akan dibongkar semua, sehingga perabot dan penghuninya harus menyiapkan tempat tinggal sementara di sekitar rumah yang akan dipugar. Dengan cara sewa, numpang atau rumah

darurat, tenda darurat.

c. Bangunan dibongkar secara hati-hati, agar bahan bangunannya tidak

rusak dan dapat digunakan kembali.

d. Bahan bekas bongkaran tersebut sebaiknya dibersihkan dan dibuang bagian yang tidak dapat digunakan, disimpan di tempat yang aman dari

hujan, rayap.

e. Pemugaran kembali dimulai dari perbaikan pondasi, struktur

bangunan,dinding, Perbaikan /Pasang kembali

Perbaikan rangka bangunan

Perbaikan pondasi

Perbaikan penutup atap

43

a. Pompa Listrik dengan Sumur Bor Dangkal

Pompa listrik dengan sumur bor dangkal adalah sarana pengambilan air tanah untuk air minum melalui sumur bor dangkal dengan kedalaman di bawah 15 m, dengan menggunakan pompa

listrik.

Kapasitas maksimum pada umumnya dibatasi oleh “draw-down”. Bilamana besarnya “draw-down” ini lebih besar dari 8 meter diba-wah muka tanah, maka pompa tidak mampu lagi menyedot air. Namur saat ini sudah ada pompa sumur “draw-down” sebesar 11 meter. Spesifikasi pompa dengan “draw-down” terbatas

misalnya :

1) Daya isap : 8-11 meter

a) Pipa isap : Ø 1” (Ø 2,5 cm)

b) Pipa distribusi : ؽ - Ø ¾ (Ø 1,25 cm - Ø 1,8 cm)

2) Voltase : 220 V

3) Watt : 100 - 150 Watt

4) Slot Saringan : 2-4 mm

Mengingat kemungkinan terjadi penurunan muka air tanah pada musim kemarau atau bertambahnya “head loss”, maka dirasa perlu untuk mengurangi tinggi hisap dengan berbagai cara,

misalnya :

1) Menurunkan pompa kedalam “sump-pump” (bor) berupa

bangunan bawah tanah dengan kedalaman 1-2 m.

2) Mengurangi “head-loss” pada saringan dengan menambah

panjang saringan sampai maksimum 3 m.

1) Cara membuat Sumur Bor Dangkal :

a) Tanamkan /pantekan pipa kedalam tanah.

b) Sewaktu memantek pipa ini harus sudah dilengkapi dengan

saringan sumur yang bagian bawahnya dilindungi dengan

logam keras berbentuk kerucut supaya memudahkan

pemantekan.

c) Setelah pipa pertama masuk kedalam tanah, maka diikuti

dengan pipa berikutnya (pipa galvanis) yang disambung

Page 19: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

42

Cara Mengatasi Bila Air Sumur Berkurang atau Keruh

3. Sumur Pompa Listrik

Cari penyebabnya Tindakan yang dilakukan

Sumur kurang dalam

Sumur penuh lumpur

Letak sumur tidak tepat, misal :

di daerah berbau, tanah liat, cadas, dll.

Memperdalam sumur

Sumur dikuras

Sumur dipindah

Cari penyebabnya

Tindakan yang dilakukan

Kantong di dalam

sumur longsor

Ada resapan air lim-bah dari saluran pem-buang/ limbah

sampah

Ada resapan air lim-bah dari cubluk atau tangki septik, karena

letaknya terlalu dekat.

Pipa hisap dari besi

berkarat.

Sumur diperdalam

Perbaiki saluran air limbah dan beri

pasangan kedap air.

Pindahkan sumber pencemaran, seperti cubluk/ bidang resapan, tangki septik dengan jarak

horisontal 10 meter.

Perbaiki, ganti pipa hisap dari besi

dengan PVC.

Bila masih berbau dan keruh, konsultasikan dengan tenaga

PUSKESMAS setempat.

15

GSB

GSB

3.2. Teknik Perluasan

1. Pilihan Perluasan

a. Memperbesar / memperluas ruang-ruang yang sudah ada dalam rumah teru-

tama untuk perubahan fungsi ruang atau jumlah pengguna ruang tersebut

b. Menambahkan ruang-ruang baru dari ruang yang sudah ada dalam

rumah terutama untuk tambahan fungsi ruang tertentu

Page 20: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

16

2. Arah Perluasan

a. Perluasan Vertikal

Perluasan vertikal disarankan untuk lahan persil yang sempit atau tid-

ak ada lahan untuk pengembangan, umumnya diperkotaan

b. Perluasan Horisontal

Perluasan horizontal sebaiknya untuk lahan persil yang luas dan cukup

untuk pengembangan, umumnya di perdesaan

41

d) Jarak SPT dengan sumber pencemaran air (resapan tangki septik, cubluk, tempat sampah) minimal berjarak 10 meter.

e) Selalu digunakan dan dipelihara agar tidak berkarat. f) Kebersihan lingkungan tsPT terpelihara.

2) Pembangunan SPT

a) Tanamkan /pantekan pipa kedalam tanah.

b) Sewaktu memantek pipa ini harus sudah dilengkapi dengan

saringan sumur yang bagian bawahnya dilindungi dengan logam

keras berbentuk kerucut supaya memudahkan pemantekan.

c) Setelah pipa pertama masuk kedalam tanah, maka diikuti dengan

pipa berikutnya (pipa galvanis) yang disambung dengan

sambungan ulir/ drat (socked), begitu seterusnya sampai

mencapai kedalaman yang dikehendaki untuk mendapatkan air

yang berkualitas.

d) Sewaktu memantek pipa hisap beserta saringannya, jagalah agar

posisinya tetap vertikal/ tegak, agar tidak ada beban “eksentris” ,

yang dapat menimbulkan pipa menjadi bengkok atau bahkan

menjadi patah sewaktu dipancang.

c. Kebiasaan yang harus dilakukan untuk merawat SPT

1) Melumasi bagian-bagian pompa yang selalu bergerak dan

bergesekan (mur, pen dan baut) agar tidak berkarat dan tetap licin.

2) Bersihkan lantai sumur selalu bersih dan tidak licin, bila ada

keretakan pada lantai segera diperbaiki.

3) Bersihkan saluran pembuang agar selalu kering dan tidak tergenang

air dan periksa bila ada kerusakan.

4) Lingkungan SPT tidak kumuh dan tidak jorok/ kotor.

5) Dilakukan perawatan secara rutin dan berkala.

Page 21: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

40

2. Sumur Pompa Tangan (SPT)

Sumur Pompa Tangan (SPT) adalah salah satu sarana pengambilan air tanah untuk air minum melalui sumur bor dangkal dengan

menggunakan pompa tangan.

Gambar Sumur Pompa Tangan

a. Bagian - bagian Sumur Pompa Tangan :

1) Bangunan Bawah adalah sumur bor dangkal yang diisi pipa diameter 1,25 “ dengan kedalaman maksimal 15 meter atau sampai mendapatkan air bersih yang kedalamannya masih

dapat dicapai dengan kemampuan pompa tangan.

2) Bangunan atas terdiri dari :

a) Pompa tangan yang berfungsi sebagai alat bantu mengambil air tanah dengan menggunakan tenaga manusia melalui alat

pengungkit.

b) Dudukan pompa berupa pasangan bata kedap air, lantai

sumur tempat untuk kegiatan cuci dan mengambil air.

c) Saluran untuk membuang air bekas cuci dan mandi.

b. Tahapan Pembangunan SPT :

1) Hal-Hal Yang harus diperhatikan dalam pembangunan SPT :

a) Dibangun sesuai dengan rencana dan dengan kualitas yang baik.

b) Tidak berubah fungsi dan manfaat. c) Sumur diyakini tidak pernah kering di musim kering dan

kualitas air baik.

17

3. Model Pelaksanaan

a. Terencana (Pola RIT)

1) Perluasan yang terencana mengikuti model Rumah Inti Tumbuh yang dikembangkan Departemen PU, yaitu perluasan rumah inti

(RIT1) menjadi RIT 2, Rumah Sederhana Sehat (RsS 1), RsS 2.

2) Pada saat pembangunan awal (RIT 1) sudah mempersiapkan sistim

kontruksi, bahan bangunan dan lahan untuk perluasan selanjutnya.

3) Untuk melakukan perluasan pola RIT sebaiknya mengikuti pedoman

pengembangan RIT.

b. Tidak Terencana

1) Perluasan yang tidak terencana akan menimbulkan banyak kesulitan

pada penerapan standard luas, sistim kontruksi dan tata letak ruang.

2) Untuk perluasan rumah yang tidak terencana ini, sebaiknya tidak

membebani struktur utama.

3. 3. Kebutuhan Pokok Pemugaran / Perluasan

1. Bahan Bangunan

Setiap perluasan rumah akan memerlukan tambahan bahan bangunan

(material),

a. Jenis bahan bangunan

1) Kebutuhan jenis bahan bangunan sesuai kebutuhan minimal bahan bangunan untuk lantai, diding, atap, plafont, pintu jendela

dan mungkin untuk tangga naik .

2) Sebaiknya mempertimbangkan kualitas, harga, kemudahan mendapatkan bahan bangunan dan penggunaan bahan

bangunan lama yang layak untuk digunakan.

b. Bentuk / ukuran

Bentuk / ukuran bahan bangunan, sebaiknya mempertimbangkan

bentuk & ukuran bangunan lama yang ada.

Page 22: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

18

c. Jumlah bahan bangunan

Jumlah bahan bangunan diperhitungkan dengan luas ruang yang

akan dibangun ;

1 m3 pasangan batu kali perlu : 1,2 m3 batu kali, dengan 0,4 m3 plesteran (1: 4) 1 m2 pasangan bata perlu : 70 buah bata, dengan 0,4 m3 plesteran (1 : 4 atau 1 : 5) 1 m3 pasangan beton bertulang perlu :

2,4 zak semen (PC), 0,4 m3 pasir dan 0,6 m3 kerikil

1 lembar papan kelas 2 berukuran : 0,02 x 20 x 300 cm; 0,02 x 30 x 300 cm, 0,02 x 20 x 400 cm, 0,02 x 30 x 400 cm; 0,03 x 20 x 300 cm, 0,03 x 30 x 400 cm.

1 lembar papan kelas 3 berukuran : 0,01 x 20 x 200 cm

1 lembar multiplex berukuran : (0,03 / 0,04/ 0,05 / 0,09 / 1,2 / 1,8 ) x 1,22 x 2,44 c

1 batang kayu kelas 2 berukuran : kaso : 4 x 6 x (300/400) cm; 5 x 7 x (300/400) cm balok : 6 x 10 x (300/400/500) cm, 6 x 12 x (300/400/500) cm, 8 x 12 x (300/400/500) cm, 10 x 14 x (300/400/500) cm, khusus : 12 x 12 x (300/400/500) cm, 14 x 14 x (300/400/500) cm.

Besi beton: diameter (6/8/10/12/16/18/20/22/26) mm panjang12 m

2. Kebutuhan Tenaga Kerja

a. Pekerjaan pasangan batu meliputi ; pasangan bata/batako, pa-sangan batu kali, plesteran dll.

Satu orang tukang dibantu 1 (satu) orang pembantu dapat menyel-saikan pekerjaan : Pasangan batu kali sebanyak = 0,25 m3 perhari kerja (8 jam) Pasangan bata sebanyak = 12—15 m2 perhari kerja Pasangan batako sebanyak = 20—25 m2 perhari kerja Pekerjaan plesteran + acian = 9 m2 perhari kerja

b. Pekerjaan kayu meliputi ; pekerjaan “kasar” seperti kuda-kuda, gor-ding,kaso, reng dll. Dan pekerjaan ‘halus” seperti kosen,daun pintu, jendela, lisplank, furniture/ meubeler dll.

39

Air didalam sumur Distribusi air yang keluar dari sumur

Pada dasar sumur diberi ijuk setinggi 5-10 cm, pasir, beton yang sudah dicuci setinggi 20-40 cm dan koral tinggi 10-20

cm.

Di atas koral diberi arang kayu atau yang lebih baik lagi arang batok kelapa. Bila arang sudah tidak berfungsi, diangkat, dikukus dan dipa-

sang lagi.

Pada keliling dinding sumur dipasang susunan batu bata posisi horizontal, diantara batu bata ada rongga untuk air masuk, pada rongga ter-sebut bagian sebelah luar diberi ijuk, pasir dan koral diantara pasangan batu-bata

dan tanah.

Perlu diperhatikan jarak su-mur/ sumur bor minimum 11 m dari tempat pembuangan air limbah, misalnya cubluk, tangki septik, atau air yang

mengandung limbah industri.

Air sumur dihisap dengan pompa dan dipancarkan ke bak dengan sistem shower sehingga terjadi kontak den-gan udara (aerasi) dimana Fe2(OH)3

dan Mn2(OH)3 mengendap.

Hasilnya ditampung dalam bak diberi tawas dan kapur masing-msing 1-1,5

mg/ L.

Dibiarkan agar flok mengendap sela-

ma 10 menit.

Alirkan melalui media ijuk, koral, pasir

dan arang batok kelapa (filter).

Air bersih dan tidak berbau.

Hal-hal yang harus dilakukan bila air sumur keruh dan berbau

Page 23: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

38

b) Lantai sumur tempat untuk mandi, cuci, menimba air, dan lain

lain.

c) Saluran untuk membuang air bekas cuci dan mandi.

b. Tahapan Pembuatan Sumur Gali :

1) Tentukan patok galian sumur, sedapat mungkin jauh dari pencemaran air tanah, misalnya septik tank, air limbah, dan lain lain.

2) Gali tanah dengan bentuk bulat atau segi empat dengan ukuran yang cukup (agar mudah dalam pengerjaan atau pemeliharaan nantinya) sampai dengan kedalaman yang dapat menghasilkan air bersih.

3) Pasang konstruksi dinding penahan tanah berupa buis beton, atau pasangan bata merah yang kemudian diplester dan diaci.

c. Cara Perawatan Sumur Gali

1) Perawatan rutin meliputi : a) Membersihkan lingkungan sekitar sumur agar tidak becek dan

kumuh. b) Membersihkan dinding luar, lantai dan bibir sumur agar tidak

berlumut dan lantai tidak licin. c) Membersihkan saluran air buangan dan periksa bila ada

kerusakan atau retak. d) Melumasi as katrol agar tidak berkarat dan licin. e) Sebulan sekali bubuhi dengan larutan kaporit dengan

perbandingan 1 sendok makan kaporit dengan 1.5 ml air. 2) Perawatan berkala meliputi :

a) Membersihkan dinding sumur bagian dalam agar tidak ditumbuhi lumut, pohon dan serangga.

b) Periksa lantai apakah ada keretakan agar tidak terjadi pencemaran karena rembesan air kotor.

c) Menguras lumpur secara rutin setiap 2 (dua) tahun sekali. d) Sebelum membersihkan dinding sumur dan menguras

perhatikan gas beracun dalam mur.

19

Satu orang tukang dapat menyelesaikan pekerjaan : Konstruksi kayu “kasar” sebanyak = 0,25 m3 perhari kerja Pekerjaan kayu “halus” sebanyak = 0,1 m3 perhari kerja

c. Pekerjaan Beton Bertulang meliputi ; bekesting (cetakan), pembe-sian, adulan dan pengecoran, terdiri dari 1 (satu) orang tenaga pem-besian, 1 (satu) tenaga bekesting, 2 (dua) tenaga adulan masing–

masing dapat menyelesaikan pekerjaan :

1 orang tenaga pembesian dapat merakit = 0,25 ton per hari kerja atau setara rakitan besi beton 9 m2 / hari kerja.

1 orang tenaga bekesting dapat menyelesaikan pekerjaan=6 m2

2 orang tenaga adulan dapat menyelesaikan pekerjaan 1,2 m3

per hari kerja.

d. Tenaga kerja tersebut diatas perlu diawasi oleh seorang pengawas

(mandor) dengan keahlian semua pekerjaan dengan kapasitas 1

orang mandor mampu mengawasi tenaga 22 orang.

3. Sumber Pembiayaan

a. Biaya sendiri Sistim pembiayaan pembangunan rumah swadaya yang terbaik ada-lah bersumber dari biaya sendiri, tidak ada resiko & tuntutan dari pi-hak lain, biaya sendiri dapat disiapkan sebelumnya dengan cara me-

nabung, arisan

b. Pinjaman keluarga Sistim pembiayaan pembangunan rumah swadaya yang relatif a-man melalui gotong royong keluarga, akan lebih terasa ri-ngan dari pada dipikul sendiri.

c. Pinjaman Koperasi

Sistim pembiayaan pembangunan rumah lain bersumber dari pin-jaman di koperasi, umumnya persyaratannya agak ringan, besar

pinjaman terbatas

d. Pinjaman Lembaga Kredit Mikro

Sistim pembiayaan kredit mikro untuk pembangunan rumah swadaya, persyaratan antara lain : kelengkapan surat tanah, pro-

posal biaya dan gambar teknik rencana bangunan

Page 24: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

20

4. Teknis Pelaksanaan

a. Dilaksanakan sendiri

Bangunan yang akan dilaksanakan sendiri, pelaksana harus mempunyai ketrampilan pertukangan dan pengetahuan bahan dan konstruksi.

b. Dilaksanakan oleh pihak lain Untuk memudahkan pelaksanaan, sebagian pekerjaan tukang yang memerlukan peralatan & keahlian tertentu, sebaiknya diborongkan, misalnya : kusen pintu / jendela, diborongkan kepada tukang kus-en, pengkonstruksian dilakukan oleh pemborong.

3.4. Langkah-langkah Pelaksanaan per Komponen

1. Pemugaran

a. Perbaikan Pondasi

1) Jenis pondasi batu kali

a) Pondasi yang digunakan pondasi setempat dari pasangan batu kali dengan campuran adukan 1 Pc : 5 pasir. Ukuran dimensi penampang bawah pondasi 70 x 70 cm dan ukuran dimensi penampang atas 20

x 20 cm serta tinggi pondasi 60 cm.

b) Pada dasar pondasi harus diberi lapisan pasir urug

tebal padat 10 cm.

c) Lantai dicor campuran 1 PC : 3 pasir ditumbuk padat

dengan permukaan dihaluskan.

d) Tebal lantai minimum 5 cm, terlebih dahulu diberi lapisan urugan tanah padat dengan tebal 10 cm dan

urugan pasir padat dengan tebal 5 cm.

e) Permukaan lantai dan bagian-bagian luar pondasi yang tampak, diratakan dengan adukan 1 PC : 3 pasir setebal minimum 5 mm dan di atasnya diberi

saus semen sebagai penghalus.

f) Untuk dinding kamar mandi harus diplester dengan adukan 1 PC : 2 pasir, setinggi 1,5 m dari muka lan-tai.Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah mutu beton K-125 atau dengan campuran nominal 1 PC : 2 pasir : 3 kerikil (dalam per-bandingan isi). Slump pada saat pengerjaan maksi-

mum 7,5 cm dan minimum 2,5 cm.

37

BAB IV

FASILITAS PENUNJANG

4.1. Pengadaan Air Minum

1. Sumur Gali (SGL)

Sumur Gali (SGL) adalah sarana untuk menyadap dan menampung air

tanah guna air minum, dengan cara menggali tanah berbentuk sumuran

agar mendapatkan air yang sehat dan murah serta dapat dimanfaatkan

oleh perorangan (rumah tangga) maupun kelompok.

Konstruksi sumur gali dapat dibuat dari buis beton ataupun pasangan

batu bata dengan bentuk bundar maupun segi empat.

Gambar Sumur Gali

a. Bagian dari Sumur Gali :

1) Bangunan Bawah disebut sumur pengumpul, menggunakan dinding

dari cincin beton atau pasangan batu bata sebagai pengaman

dinding sumur dan berfungsi sebagai penyaring.

2) Bangunan Atas terdiri dari :

a) Bibir sumur untuk menjaga keamanan pemakai; mencegah air

kotor masuk kedalam sumur; tiang penyangga untuk

menyangga katrol.

Page 25: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

36

DIAGRAM TANGGA

Tinggi injakan (Aantrede) Max : 20 cm

Lebar injakan (Optrede) Min : 25 cm

21

20

60

50

Pasangan

Batu Kali

Pasir Urug

Perbaikan pondasi p a s a n g a n b a t u menerus dilakukan musim kemarau s e p o t o n g d e m i sepo t ong , a ga r aman. Perkuatan struk-tur pondasi de-ngan menambah luas b i d a n g b a - wa h pondasi.

g) Pada arah pertumbuhan, besi beton sloof disediakan panjang penyaluran sebesar 60 cm dan dibungkus dengan adukan dari campuran 1 PC : 10 pasir dengan dimensi yang sama dengan

dimensi sloof.

h) Persyaratan bahan beton seperti air, pasir dan kerikil harus mengikuti PUBI-1982, Peraturan Umum Bahan Bangunan di

Indonesia .

POTONGAN — B

2) Jenis pondasi kayu

a) Pondasi yang digunakan dengan sistem setempat.

Bahan pondasi berupa tiang dari kayu Ulin atau yang sekualitas dengan kayu Ulin. Ukuran penampang kayu 10/10 cm dengan panjang tiang pondasi 2.50 m. Jarak antara tiang pondasi kayu

satu dengan lainnya 1.50 m.

b) Tinggi tiang pondasi dari permukaan tanah matang ke permukaan penampang tiang adalah 1 m. Agar tiang pondasi tidak turun, maka pada permukaan tanah diperkuat oleh kalang (gapit) dari kayu galam 2 buah dengan Ø 8 – 10 cm. Tiang pondasi diberi lubang untuk sunduk kayu ulin 4/6 yang gunanya

untuk bertumpunya pondasi pada kayu galam.

c) Pada permukaan atas tiang pondasi dipasang balok induk dari kayu kelas II atau yang sekualitas dengan ukuran 6/12. Di atas balok induk dipasang balok anak dari kayu kelas II atau yang sekualitas ukuran 5/10. Jarak antar balok anak maksimum 50 cm

dari as ke as.

Page 26: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

22

d) Di atas balok anak dipasang papan-papan ukuran 2/20 cm dari kayu kelas II atau yang setara yang berfungsi sebagai lantai. Permukaan atas papan harus rata, dihaluskan, tidak licin, dan dapat dilapisi bahan penutup sesuai dengan kemampuan

penghuni.

e) Semua pekerjaan kayu harus rata dan siku-siku, pada saat

pengerjaan kayu harus kering dan tua.

f) Semua pekerjaan kayu bila memungkinkan diawetkan terlebih

dahulu. Pengawetan dapat dilakukan dengan cara pelaburan.

g) Penggunaan kayu harus disesuaikan dengan peraturan PKKI

(Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia) yang berlaku.

Lantai papan

Balok anak 5/10

Sunduk kayu ulin 4/6

Tiang pondasi 10/10 ulin

Kalang kayu galam 8 –

10 cm

1.00 m

1,50 m

Balok induk 6/12, kayu klas II

Balok loteng 5/10,

kayu kelas II, dipasang setiap jarak 30 cm

Kolom utama 5/10, kayu klas II

Klam dari papan ulin 1/10cm – 30 cm

Papan lantai 2/20 cm dari kayu klas II

Pondasi tiang kayu ulin 10/10 cm

35

Penyambungan sistim kontruksi perluasan / tambahan ruang

vertikal, agar menjadi satu kesatuan

Untuk

daerah rawan gempa atau perairan disarankan untuk

menggunakan sistim struktur rangka, untuk daerah rawan banjir

disarankan untuk menggunakan sistim struktur dinding penyang-

ga. Sistim struktur yang baik adalah gabungan dari berbagai sis-

tim struktur yang ada disesuaikan dengan kondisi setempat

(komposit)

h) Perletakan / pembuatan tangga

Untuk perluasan rumah swadaya vertical sebaiknya memper-

hatikan pembuatan tangga baru; lebar injakan 20-30 cm; ting-

gi injakan 17 – 25 m2; perlu dibuat pagar tangga yang kokoh

dari bahan bangunan kayu / pipa besi.

Page 27: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

34

f) Penambahan Dinding

Jarak dinding luar dengan bangunan disekiatarnya cukup untuk mencegah bahaya kebakaran, masuknya cahaya ma-

tahari dan mengalirnya udara bersih

g) Perubahan Atap

Pembongkaran atap sebaiknya dilakukan pada musim

kemarau

Bentuk perubahan atap yang baru sekecil mungkin sehingga bahan bangunannya dapat digunakan kembali

(perluasan vertikal)

+ 2m

Bentuk atap baru /

tidak ada perubahan

bentuk atap lama

atap lama dinaikan

23

PAS. DINDING

BATAKO RAKYAT

ANGKER D. 12 mm

PAS. DINDING BATAKO

RAKYATSEKALA 1 : 50

A

b. Perbaikan Badan Bangunan

Bagian badan bangunan sangat ditentukan oleh ketersediaan bahan bangunan lokal, komponen bangunan yang dapat digunakan dalam

pembangunan rumah tinggal adalah sebagai berikut:

1) Dinding tembok

a) Bangunan dengan dinding tembok, dapat berupa bataco rakyat, Conblock, bata merah dengan rangka (kolom dan

balok) beton bertulang.

b) Bangunan dengan dinding ½ tembok, yaitu dinding bagian bawah berupa tembok setinggi 80 – 100 cm dan bagian atas

berupa dinding konstruksi kayu.

1.00 m

2.50 m

1.50 m

Page 28: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

24

PAS. DINDING PAPANSEKALA 1 : 50

C

PAS. DINDING

PAPAN 2/20

RANGKA DINDING

KAYU 5/10

RANGKA DINDING

KAYU 5/10

PAS. DINDING 1/2 BATAKO RAKYAT

DENGAN PAPANSEKALA 1 : 50

PAS. DINDING

BATAKO RAKYAT

B

PAS. DINDING

PAPAN 2/20

RANGKA DINDING

KAYU 5/10

RANGKA DINDING

KAYU 5/10

2) Dinding kayu

Bangunan dengan dinding kayu, yaitu bangunan dengan rangka

(kolom dan balok) kayu dengan dinding bahan kayu.

33

Perkuatan sistim kontruksi lama agar mampu mendukung

beban ruang tambahan diatasnya

Perkuatan rangka bangunan dengan menambahkan besi beton

& ukuran rangka

Page 29: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

32

Lantai atas (perluasan vertikal)

2. Perluasan

a. Pembuatan pondasi

(lihat langkah-langkah perbaikan pondasi pada Pemugaran)

b. Pembuatan Badan / kerangka bangunan

1) Perluasan horizontal (lihat langkah–langkah perbaikan badan bangunan pada

Pemu-garan)

2) Perluasan Vertikal

Penambahan Lantai

Jarak lantai atas dengan lantai dasar 2,5m-3,5m, tinggi lantai dasar tambahan sama dengan lantai dasar yang ada atau

sesuai dengan kebutuhan / fungsi ruang

Bahan bangunan lantai atas sebaiknya dipilih yang ringan (papan / multiplek), bahan lantai bawah diamakan dengan

yang ada atau sesuai kebutuhan / fungsi ruang

Bahan bangunan lantai atas sebaiknya diplih yang ringan dan tahan air hujan (harflek, asbes, papan dll), lantai bawah sebaiknya sesuai bahan dinding yang ada atau sesuai kebu-

tuhan ruang & kemampuan pembiayaan.

Lantai dasar

(perluasan horizontal)

2,5-3,5m

25

PAS. DINDING

PAPAN 2/20

RANGKA DINDING

KAYU 5/7

RANGKA DINDING

KAYU 5/10

RANGKA DINDING

KAYU 5/7

SEKALA 1 : 50

DETAIL POT. C

DETAIL B.

A

C

B

Page 30: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

26

c. Perbaikan Lantai

1) Lantai semen plesteran

Masalah : Sebagian lantai plester mengalami retak dan

penurunan setempat.

Sebab : Pengurugan tanah dibawah lantai belum cukup padat; Solusi : Perbaikan lantai setempat dengan cara : membongkar lantai yang mengalami penurunan, mengisi pasir kasar, dipadat kan, ditutup kembali dengan adukan beton setebal 7 cm, per-

mukaan lantai dihaluskan sesuai permukaan lantai sekitarnya.

2) Lantai keramik

Masalah: Sebagian keramik penutup lantai terlepas;

Sebab : Pemasangan keramik tidak sempurna

Solusi : Perbaikan lantai setempat, dengan cara mebongkar lantai yang mengalami kerusakan dapat menggunakan larutan cuka biang, membersihkan keramik bekas lalu merendam, ditutup kembali dengan adukan beton setebal 7 cm, keramik dipasang kembali dengan perekat pasir semen 3 cm sesesuai permukaan

lantai sekitarnya.

3) Lantai kayu / panggung

Masalah : sebagian papan penutup lantai kropos,

Sebab : dimakan rayap

Solusi : perbaikan lantai setempat dengan cara membongkar papan penutup lantai yang mengalami kerusakan; membersihkan bagian papan yang termakan rayap dan membersihkan kolong lantai dari rayap / sampah lainnya; memasang kembali papan dan atau mengganti dengan papan baru; melapisi seluruh bagian bawah papan lantai papan dengan residu atau obat anti rayap

yang dijual ditoko material

31

Kaki kuda-kuda 5/10 cm

Balok tarik kuda-kuda 10/10 cm

Ring balok 5/10

SKALA 1 : 100

TAMPAK SAMPING KANAN

Kolom /rangka pokok bangunan

5/10

SKALA 1 : 100

TAMPAK SAMPING KANAN

Sekur 5/10

Dipasang berdiri

SKALA 1 : 100

TAMPAK SAMPING KANAN

Sekur 5/10

Dipasang tidur

SKALA 1 : 100

TAMPAK SAMPING KANAN

SAMBUNGAN KUDA-KUDA DENGAN KONSTRUSI KAYU

SAMBUNGAN ATAP ASBES / SENG

100 cm

20 cm

Gording 5/10

Asbes gelombang

12,5 cm 12,5 cm

2.0 cm

Page 31: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

30

KUDA-KUDA 5/10

PAPAN GAPIT

2x 2/10

PAPAN GAPIT

2x 2/10

PAPAN GAPIT

2x 2/10

PAPAN GAPIT

2x 2/105/10

5/10

5/10

KUDA - KUDA KAYU 5/10

SEKALA 1 : 50

1

GORDING 5/10

2 cm

30 cm 30 cm

2 cm

SAMBUNGAN KUDA-KUDA DENGAN KONSTRUSI DINDING / BETON

27

d. Perbaikan kusen (kozyn)

1) Perbaikan Pintu

Masalah : Pintu turun / sulit dibuka atau ditutup. Sebab : oleh kerusakan engsel atau penggunaan kayu yang be-lum kering sempurna So-lusi : Perbaikan pintu setempat dengan cara bila rusak engsel-nya, segera diganti engselnya yang lebih kuat mudah dibuka atau

ditutup seperti yang diharapkan

Bila akibat penyusutan kusen, sebaiknya daun pintunya lebar daun pintu dikurangi di bagian sisi yang ada engselnya, sehingga mudah dibuka atau ditutup seperti yang diharapkan. Bila akibat penyusutan daun pintu, sebaiknya daun pintu ditambah di bagian sisi yang ada penguncinya sehingga mudah dibuka atau

ditutup seperti yang diharapkan

1) Kayu untuk kusen pakai kelas II, untuk bingkai dan panil pintu/ jendela dari kayu kelas II. Kayu yang dipergunakan harus tua

dan kering.

2) Antara kusen dan dinding pasangan dipasang angker dari besi beton berdiameter 8 mm, angker ini dipasang pada setiap jarak 60 cm dengan kedalaman 20 cm.

3) Semua kusen pintu danjendela hatur dilabur dengan cat meni, cacat kayu ditutup dengan dempul dan dihaluskan.

Page 32: KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT …perumahan.pu.go.id/rumahswadaya/upload/20170119191706Lampiran II... · 3 Tri Sulistyowarni, SH., S.Pn Tenaga Ahli Menpera Pengarah Asdep Pengembangan

28

Skala 1:25RENCANA J-1

0.12 0.15 0.92 0.15

1.20

1.66

0.12

0.08

0.80

C

RENCANA P-1Skala 1:25

0.12

0.15 0.92 0.15

0.80

2.00

2.40

0.06 0.06

1.24A

B

Kusen

Ukuran (mm)

Pintu

60x100, 60x120, 60x150, 80x100, 80x120,

80x150, 100x120, 100x150

Jendela 60x100, 60x120, 60x150, 80x100, 80x120,

80x150, 100x120, 100x150

5) Ukuran tinggi bagian dalam kusen pintu ditentukan dengan

persamaan berikut : Tkp = Tbp - tk - Sk

Dimana : Tkp = tinggi kusen bagian dalam

Tbp = tinggi bukaan dinding

Tk = tebal kayu terpilih dikurangi 2 mm – 5 mm

Sk = Tinggi sepatu kusen

6) Ukuran tinggi bagian dalam kusen jendela ditentukan dengan

persamaan berikut : Tkj = Tbj - 2 tk

Dimana : Tkj = tinggi kusen bagian dalam

Tbj = tinggi bukaan dinding

Tk = tebal kayu terpilih dikurangi 2 mm – 5 mm

7) Ukuran lebar bagian dalam kusen gendong ditentukan dengan

persamaan berikut : Lkp = Lbp - 2 tk

Dimana : Lkp = Lebar bagian dalam kusen pintu /kusen jendela

Lbp = lebar bukaan dinding

Tk = tebal kayu terpilih dikurangi 2 mm – 5 mm

e. Perbaikan Jendela

Ukuran kayu terpilih untuk kusen ditentukan berdasarkan tabel berikut :

Kusen

Ukuran (mm)

Pintu

60x100, 60x120, 60x130, 60x150, 80x100, 80x120, 80x150, 100x120, 100x150

Jendela

60x100, 60x120, 60x130, 60x150, 80x100, 80x120, 80x150, 100x120, 100x150

29

f. Perbaikan Rangka Atap / Penutup Atap

1) Kuda-kuda menggunakan konstruksi balok kayu dari kayu yang tua dan kering dengan ukuran 5 x 10 cm dan dipasang dengan

jarak 3.00 m. dengan berbagai model 2) Semua kayu kuda-kuda di labur dengan bahan pengawet.

3) Panjang paku sedikitnya 2 ½ x tebal kayu pada sambungan

rangkap 2 dan 3 1/3 x tebal kayu pada sambungan rangkap 3.

4) Sambungan pada balok tarik dari kuda-kuda dibuat ditengah-tengah bentang dengan menggunakan tipe sambungan gigi dan diikat denga plat eser, panjang overlap dari sambungan tersebut

kurang lebih 60 cm.

5) Klam yang digunakan untuk sambungan batang rangka kuda-kuda adalah papan dari kayu klas II berukuran 10 x 25 cm dan tebal 2 cm.

6) Jumlah paku pada masing-masing sisi sambungan berjumlah 20 buah paku yang panjangnya 7 cm.

7) Jumlah paku 7 cm yang digunakan pada setiap satu unit kuda-kuda adalah 220 buah.

8) Untuk pertemuan permukaan ujung setiap batang dari rangka kuda-kuda dipasang 2 buah paku yang berukuran 10 cm.

9) Untuk satu unit kuda-kuda diperlukan 22 buah paku 10 cm.

10) Kuda-kuda menggunakan sistem konstruksi papan paku, yaitu hanya menggunakan sambungan klam.

11) Kuda-kuda harus diletakkan tepat di atas kolom bangunan.

12) Sambungan pada gording diatur sedemikian rupa, sehingga sambungan tersebut berada tepat diatas kaki kuda-kuda.

13) Penutup atap dapat dipilih yang mudah diperoleh yaitu seng, asbes, genteng.

14) Untuk penutup atap seng atau asbes hanya memerlukan gording yang disesuaikan dengan panjang seng atau asbes.

15) Untuk penutup atap dari genteng diperlukan pasangan kaso dan reng dengan penyesuaian ukuran genteng.