2. asdep pengembangan wisata alam dan buatan ......2. asdep pengembangan wisata alam dan buatan 8....

43
2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata Geopark Global Network 2. Koordinasi Percepatan Pengembangan Wisata Ekologi 3. Koordinasi Dan Sinkronisasi Pengembangan Geopark Indonesia 4. Peningkatan Kapasitas Pemandu Wisata Petualangan 5. Peningkatan Kapasitas Penyelamat Wisata Pantai 6. Peningkatan Kapasitas Pemandu Wisata Selam 7. Kegiatan Sosialisasi Perpres Nomor 105 Tahun 2015, Permenhub Nomor 121 Dan 171 Tahun 2015 8. Koordinasi Percepatan Pengembangan Wisata Geopark 9. Bimtek Pengembangan Wisata Ekologi 10. Koordinasi Peningkatan Kapasitas Pengelola Wisata Olahraga dan Rekreasi (Wisata Arung Jeram) 11. Fasilitasi Pengembangan Kawasan Pariwisata Labuan Bajo 12. Penguatan Jejaring Kemitraan Pengembangan Kawasan Pariwisata 13. Koordinasi Peningkatan Kapasitas Pengelola Wisata Olahraga dan Rekreasi (Wisata Trekking) 14. Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Pengelola Wisata Olahraga Tradisional (Benjang)

Upload: others

Post on 24-Dec-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN

1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Geopark Global Network

2. Koordinasi Percepatan

Pengembangan Wisata Ekologi

3. Koordinasi Dan Sinkronisasi

Pengembangan Geopark Indonesia

4. Peningkatan Kapasitas Pemandu

Wisata Petualangan

5. Peningkatan Kapasitas Penyelamat Wisata Pantai

6. Peningkatan Kapasitas Pemandu

Wisata Selam

7. Kegiatan Sosialisasi Perpres Nomor

105 Tahun 2015, Permenhub Nomor

121 Dan 171 Tahun 2015

8. Koordinasi Percepatan

Pengembangan Wisata Geopark

9. Bimtek Pengembangan Wisata

Ekologi

10.Koordinasi Peningkatan Kapasitas

Pengelola Wisata Olahraga dan

Rekreasi (Wisata Arung Jeram)

11.Fasilitasi Pengembangan Kawasan

Pariwisata Labuan Bajo

12.Penguatan Jejaring Kemitraan

Pengembangan Kawasan Pariwisata

13. Koordinasi Peningkatan Kapasitas

Pengelola Wisata Olahraga dan

Rekreasi (Wisata Trekking)

14. Bimbingan Teknis Peningkatan

Kapasitas Pengelola Wisata Olahraga

Tradisional (Benjang)

Page 2: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata Geopark Global

Network

Dalam rangka mewujudkan geopark Indonesia bertaraf

internasional, Kementerian Pariwisata bersama dengan

Kementerian ESDM dan Komite Nasional Indonesia untuk

UNESCO (KNIU) secara rutin mengajukan Geopark Nasional

Indonesia untuk masuk menjadi anggota UNESCO Global

Geopark. Koordinasi dengan jaringan geopark dunia juga

dilaksanakan dengan mengikuti symposium dan seminar

geopark internasional baik yang diadakan oleh Asia – Pacific

Geoparks Network (APGN) maupun European Geoparks

Network (EGN). Kegiatan ini bertujuan untuk membina

hubungan di antara anggota Jaringan Geopark Global UNESCO.

Dengan dikukuhkannya Geopark Batur di Bali sebagai Geopark

Global oleh GGN (dan didukung oleh UNESCO) pada tahun 2012

dan Geopark Global Gunung Sewu pada tahun 2015 maka sudah

menjadi kewajiban bagi Indonesia untuk menghadiri kegiatan

internasional tentang Geopark, baik di wilayah Asia-Pasifik

maupun di Eropa, yang diselenggarakan setiap tahun.

Terdapat beberapa kegatan untuk memperkuat jejaring

kemitraan geopark Indonesia di kancah dunia, antara lain:

A. Pendampingan Field Assessment Geopark Nasional Rinjani-

Lombok

Dalam rangka tindak lanjut pengusulan Geopark Nasional

Rinjani – Lombok ke UNESCO pada bulan November 2015,

telah dilakukan penilaian lapangan oleh dua orang assessor

UNESCO yaitu Mr. Burlando Maurizio dari Italia dan Mr. Soo

Jae Lee dari Korea Selatan pada tanggal 17 s.d. 21 Mei 2016.

Hasil rekomendasi dan penilaian terhadap usulan Geopark

Rinjani-Lombok akan disampaikan pada April 2017.

Page 3: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Kegiatan Field Assessment Geopark Nasional Rinjani-Lombok

B. Revalidasi Batur UNESCO Global Geopark

Misi revalidasi Batur UNESCO Global Geopark dilaksanakan

pada 1-3 Agustus 2016 oleh dua orang assessor UNESCO

yaitu Mr. Guy Martini dan Mr. Marekazu Ohno. Hasil dari

revalidasi Batur UNESCO Global Geopark yaitu Green Card

yang diumumkan pada penutupan acara the 7th

International Conference on UNESCO Global Geoparks yang

dilaksanakan di the English Riviera UNESCO Global Geopark,

Inggris pada 27-30 September 2016.

C. the 7th International Conference on UNESCO Global Geoparks

Bekerjasama secara internasional merupakan salah satu

alasan geopark ingin menjadi anggota UNESCO Global

Geopark. Training dan pertemuan internasional sebagai

pertukaran ide dan membuat geopark semakin

berkembang. Tahun ini Indonesia menghadiri the 7th

International Conference on UNESCO Global Geoparks yang

dilaksanakan di the English Riviera UNESCO Global Geopark,

Inggris pada 27-30 September 2016. International

Conference on UNESCO Global Geoparks dilaksanakan setiap

2 tahun sekali dan telah terlaksana di China (2004), Irlandia

Utara (2006), Jerman (2008), Malaysia (2010), Jepang

(2012) dan Kanada (2014).

Dengan mengambil tema “Health and Well Being of

Communities through Creative and Active Engagement”,

acara dihadiri oleh 700 orang peserta yang mewakili

UNESCO Global Geoparks, Senior UNESCO Officials, peneliti,

dan instansi pemerintah dari 63 negara. Delegasi Indonesia

terdiri dari perwakilan dari Kementerian Koordinator

Bidang kemaritiman, Kementerian Pariwisata, Kementerian

ESDM, perwakilan Batur UNESCO Global Geopark, Gunung

Sewu Global Geopark, Geopark Nasional Kaldera Toba,

Geopark Nasional Ciletuh, Geopark Nasional Rinjani, dan

akademisi.

Selain menjadi pemakalah dan peserta aktif konferensi,

delegasi Indonesia mengikuti pameran Geofair dengan tema

“Wonderful Geoparks of Indonesia” dengan total 6 booth

mewakili 2 UGG dan 4 Geopark Nasional yang ada di

Indonesia. Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan

Buatan mewakili Kementerian Pariwisata menyampaikan

Page 4: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

presentasi dengan judul "Geotourism Trekking Development

Based on Community Participation in Indonesian Rinjani

National Geopark" pasa sesi presentasi di hari ke-empat

konferensi.

Dengan networking antar anggota UNESCO Global Geopark

Network, Indonesia berkesempatan untuk menambah

pengetahuan dan bertukar pengalaman tentang

pengembangan pariwisata berkelanjutan melalui Geopark

yang menggabungkan konsep perlindungan warisan

kekayaan geologi (geodiversity), biologi (biodiversity) dan

budaya (cultural diversity), pendidikan, dan penumbuhan

ekonomi lokal melalui sektor pariwisata. Hasil lain yang

diperoleh selama mengikuti konferensi adalah

bertambahnya pemahaman konsep Geopark secara utuh,

pengalaman, dan penjajagan kemungkinan kerjasama antar

Geopark Global di kawasan Asia-Pasifik (sister geopark).

Kunjungan lapangan ke beberapa geosite dan museum di

the English Riviera UNESCO Global Geopark juga

memperluas wawasan tentang bagaimana seharusnya

menyiapkan, membangun dan mengembangkan Geopark di

Indonesia.

Pada akhir acara diumumkan hasil revalidasi Batur UNESCO

Global Geopark dan hasil assessment terhadap usulan

Rinjani-Lombok Geopark yang telah dilakukan oleh

Assessor UNESCO pada 17-21 Mei 2016 akan diumumkan

pada bulan April 2017 mendatang.

Pembukaan the 7th International Conference on UNESCO Global

Geoparks oleh Nickolas C. Zouros, President of Global Geopark

Network dan Art Performance

Page 5: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Asdep Pengembangan Destinasi Wisata alam dan Buatan

menyampaikan Presentasi dengan judul “Geotourism Trekking

Development Based on Community Participation in Rinjani-

Lombok National Geopark, Indonesia”

Delegasi Indonesia pada Sesi Presentasi

Booth “Wonderful Geoparks of Indonesia”

Delegasi Indonesia bersama Patrick J. Mc. Keever, Secretary of the

International Geoscience and Geoparks Programme Chief of

Section, UNESCO

Page 6: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Field Trip Overground, Underground and Cruise di kawasan the

English Riviera UNESCO Global Geopark

Koordinasi Percepatan Pengembangan Wisata Ekologi

Ekowisata diartikan suatu bentuk perjalanan wisata ke area

alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi

lingkungan dan melestarikan kehidupan dan menyejahterakan

penduduk setempat. Serta mengikutsertakan aspek pendidikan

dan interpretasi terhadap lingkungan alami dan budaya

masyakat dengan pengelolaan kelestarian ekologis. (The

International Ecotourism Society, 2015).

Lokasi yang ditetapkan sebagai destinasi ekowisata prioritas

adalah sebagai berikut:

Page 7: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Adapun target yang ingin tercapai pada tahun 2019 adalah

sebagai berikut:

Page 8: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Untuk mencapai target yang telah ditentukan, Tim Percepatan

Pengembangan Ekowisata menetapkan beberapa strategi, yaitu:

Tim Percepatan Pengembangan Ekowisata telah menyampaikan

beberapa materi promosi ke Deputi Bidang Pengembangan

Pemasaran Pariwisata Mancanegara untuk mendapatkan

masukan dan dipublikasikan melalui media elektronik.

Selain itu, dalam rangka mempersiapkan konsep/bentuk

pengelolaan Taman Nasional dan Taman Wisata Alam dengan

konsep BLU, Tim Percepatan Pengembangan Ekowisata telah

melaksanakan pertemuan dengan beberapa pemangku

kepentingan yang dilaksanakan di Ciwidey, Bandung (25

Agustus 2016) dan di Banyuwangi (12-13 Oktober 2016).

Koordinasi Dan Sinkronisasi Pengembangan Geopark

Indonesia

Kementerian Pariwisata telah menetapkan geopark di Indonesia

sebagai salah satu program dan lokasi prioritas dalam

pembangunan destinasi pariwisata di Indonesia tahun 2015-

2019. Sebagai salah satu model dari wisata ekologis,

pengembangan geopark di Indonesia diharapkan dapat

menyumbang 3,5 juta wisatawan

mancanegara (wisman) dari 20 juta wisman

yang ditargetkan di tahun 2019. Enam lokasi

geopark yang menjadi prioritas Pemerintah

adalah: 1) Batur UNESCO Global Geopark, 2)

Gunung Sewu UNESCO Global Geopark, 3)

Geopark Nasional Kaldera Toba, 4) Geopark

Nasional Rinjani-Lombok, 5) Geopark

Nasional Merangin Jambi, serta 5) Geopark

Nasional Ciletuh-Pelabuhanratu.

Salah satu kegiatan yang menjadi prioritas

utama pengembangan geopark di Indonesia

sebagai bentuk dari pengejawantahan dua

arahan utama pembangunan destinasi

Page 9: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

pariwisata nasional adalah pembangunan jalur geowisata

tematik di dua geopark dunia dan tiga geopark nasional.

Pembangunan jalur geowisata diharapkan dapat mendorong

terwujudnya keseimbangan antara upaya konservasi geologis

dengan pertumbuhan kegiatan ekonomi lokal yang merupakan

salah satu tujuan pengembangan geopark.

Tim Percepatan Pengembangan Ekowisata telah menyampaikan

beberapa materi promosi ke Deputi Bidang Pengembangan

Pemasaran Pariwisata Mancanegara untuk mendapatkan

masukan dan dipublikasikan melalui media elektronik.

Selain itu, dalam rangka mempersiapkan konsep/bentuk

pengelolaan Taman Nasional dan Taman Wisata Alam dengan

konsep BLU, Tim Percepatan Pengembangan Ekowisata telah

melaksanakan pertemuan dengan beberapa pemangku

kepentingan yang dilaksanakan di Ciwidey, Bandung (25

Agustus 2016) dan di Banyuwangi (12-13 Oktober 2016).

FGD Penyusunan Model Pengelolaan TN dan TWA

FGD menghasilkan kesepakatan dan langkah tindak lanjut

Proyek TWA Kawah Ijen Merapi Ungup-Ungup, antara lain:

A. Perubahan Luasan CA dan TWA Kawah Ijen Merapi

Ungup-Ungup

1. Pertemuan antara Investor (PT. SPS) dengan BBKSA

dan PJLHK dalam rangka persiapan untuk perubahan

fungsi sebagian kawasan CA menjadi TWA (minggu

ke-3 Oktober 2016)

Page 10: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

2. Pertemuan antara Investor (PT. SPS) dengan Pemda

Kabupaten Bondowoso, BBKSDA, untuk menyusun

rekomendasi perubahan fungsi sebagian kawasan

dari CA menjadi TWA melalui skema perubahan

parsial (minggu ke-4 Oktober 2016)

3. Pertemuan antara Investor (PT. SPS), BBKSDA dan

Gubernur Jawa Timur, untuk menyusun rekomendasi

perubahan fungsi sebagian kawasan dari CA menjadi

TWA melalui skema perubahan parsial (minggu ke-1

November 2016)

4. Pengajuan usulan Gubernur Jawa Timur kepada

Menteri LHK tentang perubahan fungsi sebagian

kawasan CA menjadi TWA melalui skema perubahan

parsial, tembusan ke Sekjen KLHK dan Dirjen KSDAE

(minggu ke-2 November 2016)

5. Proses perubahan fungsi di internal Kementerian LHK

6. SK Menteri LHK tentang perubahan luasan CA dan

TWA Kawah Ijen Merapi Ungup-ungup (Minggu ke-4

Desember 2016)

B. Review Penataan Blok Pengelolaan dan Desain Tapak

TWA Ijen

1. Pengesahan penataan blok pengelolaan TWA oleh

Dirjen KSDAE (1 bulan setelah SK disahkan)

2. Pengesahan disain tapak oleh Direktur PJLHK (1

bulan setelah pengesahan blok)

C. Pengusulan RPPA dan Peta Site Plan baru untuk Cable

Car TWA Ijen oleh PT. SPS

D. Revisi peta Site Plan baru lampiran ijin RPPA untuk Cable

Car TWA Ijen oleh PT. SPS

E. Penyampaian usulan peta baru oleh PT. SPS kepada

Dirjen KSDAE

F. Penyampaian dokumen peta baru kepada BKPM untuk

mendapatkan ijin definitif oleh Biro Hukum KSDAE

(Akhir Februari 2017)

G. BKPM mengeluarkan ijin Definitif IUPSWA PT. SPS untuk

TWA Ijen

Pada tanggal 15-16 Februari 2016 telah disusun bersama

seluruh pemangku kepentingan Geopark Ciletuh 5 (lima) jalur

geowisata dengan tema yang spesifik untuk setiap jalur, yaitu:

₋ Jalur Geowisata 1: Menyusuri Curug, Surganya Pajampangan

Page 11: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

₋ Jalur Geowisata 2: Puncak Tertinggi Girimukti

₋ Jalur Geowisata 3: Gemerlapnya Bebatuan Mandrajaya

₋ Jalur Geowisata 4: Hamparan Bebatuan Ter-Hade di Surade

₋ Jalur Geowisata 5: Jejak Fosil Tektonik di Ciletuh

Selain itu, telah dihasilkan pula tema-tema produk pariwisata

untuk daya tarik dan sumber daya wisata berbasis budaya dan

keanekaragaman hayati. Tema produk tersebut adalah:

Page 12: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata
Page 13: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Kegiatan ini dilanjutkan dengan Perencanaan Interpretasi dalam

Pengembangan Jalur Geowisata yang merupakan bagian integral

dari pengembangan jalur geowisata Geopark Ciletuh, dan

sekaligus dapat memberikan nilai tambah bagi produk

pariwisata Geopark Ciletuh. Perencanaan interpretasi

pariwisata di jalur geowisata Geopark Ciletuh diharapkan dapat

mendorong pengembangan berbagai daya tarik dan sumber

daya wisata serta produk pariwisata geopark secara lebih baik

lagi.

TEMA PRODUK

PARIWISATA

BERBASIS BUDAYA

TEMA PRODUK

PARIWISATA

BERBASIS

KEANEKARAGAMAN

HAYATI

1. Sejarah

Pajampangan

2. Sejarah

Perjuangan

Indonesia

3. Wisata Kreatif

Kuliner

4. Wisata Budaya

Kehidupan

Nelayan

1. Romantisme Alam

dan Perdesaan

2. Pesona Harmoni

Alam Bumi Ciletuh

3. Wild Life Watching

4. Save Our Green

Belt (Konservasi)

Page 14: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Pertemuan dengan Para Pihak dalam Rangka Fasilitasi

Pengembangan Sistem Pengelolaan dan Kelembagaan

Pengelolaan Produk Pariwisata

Selain itu, sebagai tindak lanjut inisiasi penyusunan jalur

geowisata di Geopark Nasional Rinjani-Lombok yang dimulai

sejak tahun 2015, Kementerian Pariwisata melaksanakan

beberapa kegiatan antara lain:

a. Sosialisasi dan workshop piloting pengembangan produk

pariwisata Geopark Rinjani-Lombok (23-24 februari 2016)

Kegiatan “Sosialisasi dan Workshop Piloting Pengembangan

Produk Pariwisata Geopark Rinjani Lombok”

diselenggarakan dengan tujuan menggali dan memadukan

upaya-upaya pengembangan produk pariwisata yang telah

ada maupun potensi pengembangan produk pariwisata di

dua lokasi pilot, yaitu Desa Aik Berik dan Desa Pakuan,

dalam rangka menciptakan produk pariwisata unggulan

Geopark Rinjani Lombok yang dapat berkontribusi bagi

konservasi geologis dan kesejahteraan masyarakat.

Hasilnya berupa rumusan tema pengembangan produk

pariwisata untuk Desa Aik Berik dan Kawasan Pakuan-

Sesaot. Rumusan tema pengembangan produk pariwisata

tersebut adalah sebagai berikut:

LOKASI ADMINISTRASI

DESA AIK BERIK, Kecamatan

KAWASAN PAKUAN-SESAOT,

Page 15: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah

Desa Pakuan dan Desa Sesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat

LOKASI DALAM JALUR GEOWISATA

Jalur Geowisata 4: Geowisata Lanskap Budaya Rinjani

Jalur Geowisata 4: Geowisata Lanskap Budaya Rinjani

TEMA PENGEMBANGAN PRODUK PARIWISATA

PESONA NAPAK TILAS DEWI ANJANI

SEJARAH PERADABAN SASAK AKIBAT LETUSAN SAMALAS

PROGRAM WISATA

1. Wisata Petualangan Tradisional

2. Geotrail Jejak Wali Mukmin

3. Wisata Kreatif Perdesaan Aik Berik “Live In Harmony With Aik Berik Community”

1. Napak Tilas Demong Selat

2. Jalur Pendakian Sasak Kuno

3. Jelajah Sejarah Kerajaan Sasak

4. Wisata Kreatif Lombok

5. Wisata

4. Wisata Edukatif Laboratorium Alam Aik Berik

Flora-Fauna Khas Lombok

Selain itu, telah disepakati kelompok kerja geowisata Desa

Aik Berik dan Kawasan Pakuan-Sesaot yang akan

bertanggung jawab secara langsung mengembangkan dan

mengelola produk pariwisata berbasis masyarakat di

masing-masing lokasi.

b. Workshop pengelolaan produk pariwisata di dua kawasan

pilot project yaitu Desa Aik Berik dan Kawasan Pakuan

Sesaot (21-23 April 2016)

Kegiatan ini bertujuan untuk memadukan pengelolaan

produk pariwisata berbasis masyarakat di dua lokasi pilot di

jalur geowisata Geopark Rinjani Lombok, yaitu Kawasan

Page 16: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Pakuan-Sesaot dan Desa Aik Berik, melalui pengembangan

sistem pengelolaan produk pariwisata dan kelembagaan

pengelola produk pariwisata.

c. Pendampingan Program Rumah Kreatif BNI

Kerja sama dengan PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

Tbk. bertujuan untuk mengembangkan produk geowisata

tematik berbasis masyarakat dalam mendukung

pembangunan Jalur Geowisata Lanskap Budaya Rinjani.

Telah terbentuk lima kelompok kerja pengembangan

produk geowisata tematik yaitu:

1. Kelompok Kerja Mataram

2. Kelompok Kerja Lombok Barat

3. Kelompok Kerja Lombok Tengah

4. Kelompok Kerja Lombok Utara

5. Kelompok

KerjaLombok Timur

Page 17: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Peningkatan Kapasitas Pemandu Wisata Petualangan

Kegiatan Workshop Peningkatan Kapasitas Pemandu Wisata

Petualangan Arung Jeram dilaksanakan selama dua hari, 2-3 Mei

2016 di The Pikas Resort, Kabupaten Banjarnegara dengan

mengambil lokasi praktek lapangan di Sungai Serayu.

Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan operator wisata

arung jeram Banyuwoong Rafting Adventure untuk pelaksanaan

workshop ini. Acara dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Banjarnegara dan dilanjutkan dengan

penyampaian materi oleh narasumber dan praktek lapangan.

Adapun materi yang disampaikan oleh narasumber di hari

pertama workshop meliputi:

- Pengenalan rafting (kelas pemula)

- Rescue water 1 (kelas lanjutan)

- Safety procedure rafting (kelas pemula)

- Rescue water 2 (kelas lanjutan)

- Simulasi rafting (kelas pemula)

- Simulasi rescue water (kelas pemula)

Sedangkan di hari kedua, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

- Pelatihan arung jeram/pengarungan (kelas pemula)

- Pelatihan rescue water refresh (kelas lanjutan)

- Penyerahan sertifikat

Jumlah peserta sebanyak 70 orang dari berbagai pelaku antara

lain pecinta alam, calon atlet dan operator/pemandu wisata

arung jeram yang berasal dari wilayah Kabupaten Banjarnegara

dan sekitarnya. Diharapkan dengan diadakannya Workshop

Peningkatan Kapasitas Pemandu Wisata Petualangan Arung

Jeram ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

para pelaku wisata

petualangan arung

jeram khususnya

mengenai prosedur

keselamatan dan

keamanan wisata

petualangan arung

jeram.

Staf pada kegiatan

petualangan atau

kegiatan alam bebas

bertanggung jawab dalam menyediakan keamanan bagi para

Page 18: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

pesertanya. Rasa tanggung jawab ini menuntut staf lapangan

untuk memimpin kegiatan tersebut dengan keamanan tanpa

batas. Karena kegiatan tersebut. berjalan bersama dengan

bahaya yang datang dari

aspek manusianya, peralatan

dan lingkungan alam. Staf

lapangan harus menyiapkan

pesertanya untuk

mengetahui, berlatih dalam

menghadapi kecelakaan,

sekaligus juga

mengembangkan kemampuan untuk mengantisipasi resiko fisik,

mental dan emosional. Karena itu pada kegiatan di atas maka

adalah perlu staf lapangan harus menyatukan berbagai aspek

keamanan dengan intregritas peserta.

Di kegiatan arung jeram, siapa saja yang terlibat akan

mengambil bagian dalam kegiatan yang mana resiko

dikecelakaan bisa jadi lebih besar dari kegiatan sehari hari.

Konsekuensinya, staf lapangan mempunyai tanggung jawab

khusus untuk menjamin tindakan pencegahan yang cukup dan

berkeinambungan. Tidak hanya untuk menghindarkan bahaya

tapi juga menyakinkan mereka untuk aman di setiap situasi

terkendali. Mengarahkan mereka untuk lebih bisa menghadapi

segala resiko dan penanganan lebih tersiapkan. Bahaya

seharusnya tidak menjadi tanggung jawab mereka sendiri,

tujuannya adalah menghindarkan bahaya dan resiko secara

terorganisir dan terlatih bila hal hal itu terjadi.

Kegiatan Workshop di Kelas

Peningkatan Kapasitas Penyelamat Wisata Pantai

Pengembangan pariwisata yang berbasis kegiatan bahari dan

pantai merupakan kegiatan yang berpotensi besar untuk

dijadikan sebagai kegiatan utama penggerak ekonomi di

kawasan pesisir dan lautan. Namun, di lain pihak pengelolaan

kawasan pesisir dan lautan dirasakan masih kurang terlaksana

dengan baik. Banyaknya kecelakaan yang terjadi di daya tarik

wisata bahari khususnya wisata pantai membuat

ketidaknyamanan wisatawan untuk melakukan rekreasi. Untuk

itu, diperlukan peningkatan kapasitas SDM penjaga pantai yang

berkualitas dan berkuantitas di sekitar lokasi daya tarik wisata

Page 19: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

bahari, agar menciptakan rasa aman dan nyaman bagi

wisatawan yang melakukan aktivitas rekreasi.

Kegiatan Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan

Buatan dilaksanakan pada bulan Februari dan April tahun 2016,

dipimpin oleh Kepala Bidang Pengembangan Wisata Bahari,

didampingi oleh Kepala Sub

Bidang Wisata Pantai dan

Pesisir beserta Staf Bidang

Pengembangan Wisata Bahari.

Rumusan hasil rangkaian

kegiatan Peningkatan Kapasitas

Penyelamat Wisata Pantai

adalah sebagai berikut :

Bimbingan Teknis Peningkatan

Kapasitas Penyelamat Wisata

Pantai dilaksanakan pada

tanggal 25 – 26 Februari di Banyuwangi, dan 4 – 6 April di

Lampung. Kegiatan ini telah memberikan sertifikasi kepada

penyelamat wisata pantai lokal dengan kompetensi Basic Life

Guard dan First Aid sebanyak masing-masing 25 orang di

Banyuwangi dan Lampung. Hasil dari kegiatan ini diharapkan

dapat meningkatkan kapasitas SDM penyelamat wisata pantai

lokal yang berkualitas dan berstandar Internasional, sehingga 2

wilayah tersebut dapat menjadi destinasi pilihan para

wisatawan untuk melakukan aktivitas wisata pantai.

Pelaksanaan kegiatan Bimtek dimaksud merupakan kerjasama kementerian pariwisata c.q. Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan Buatan dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi c.q. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabipaten Banyuwangi dan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesawaran, Lampung untuk meningkatkan kualitas

SDM penyelamat wisata pantai di destinasi wisata bahari.

1. Pelatih atau Tenaga Ahli adalah Bapak Kiki Murdiatmoko, Bapak Jurianto M. Nur, Bapak Wahyu Suparta, Bapak Arif Budiman, dan Bapak M. Daud Abdurahman yang memiliki pengalaman melatih anggota Badan SAR Nasional

2. Peserta Bimtek terdiri dari berbagai stakeholder wisata pantai seperti masyarakat lokal dan Kelompok Sadar Wisata

Page 20: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

(Pokdarwis) dari beberapa pantai di Banyuwangi dan Kabupaten Pesawaran, Lampung.

3. Bimbingan teknis peningkatan kapasitas penyelamat wisata pantai Banyuwangi dilaksanakan dengan materi pelatihan kelas dan kolam pada hari pertama yang berlokasi di Hotel Berlian Abadi dan sesi praktek di laut selama satu hari di Pantai Bangsring, Banyuwangi dan Lampung dilaksanakan dengan materi pelatihan kelas dan kolam pada hari pertama yang berlokasi di Hotel Bukit Randu dan sesi praktek di laut selama satu hari di Pantai Mutun, Kab. Pesawaran, Lampung.

Kegiatan Peningkatan Kapasitas Penyelamat Wisata Pantai

ini diharapkan dapat

memberikan manfaat

kepada para SDM

penyelamat pantai yang

terlibat dalam

pengembangan wisata

pantai serta meningkatkan peran serta masyarakat dan

memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat.

Peningkatan Kapasitas Pemandu Wisata Selam

Dalam rangka mendukung terlaksananya rencana program kerja

pengembangan wisata alam dan buatan, khususnya wisata

selam (diving) perlu didukung dengan pengembangan SDM lokal

di titik-titik selam guna memberikan pelayanan prima bagi

wisatawan selam dengan tujuan memberikan pelayanan yang

prima bagi wisatawan selam terkait kemanan dan kenyamanan

selama berkunjung ke destinasi wisata bahari di Indonesia.

Untuk itu, perlu diberikan pelatihan untuk menambah kuantitas

SDM wisata selam yang bersertifikasi khususnya di destinasi

wisata selam yang sedang dikembangkan agar menghasilkan

Page 21: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

dive guide (pemandu selam) yang berkualitas.

Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2016,

dipimpin oleh Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan

Buatan, dan didampingi oleh Kepala Bidang, Kepala Sub Bidang

Wisata Laut beserta Staf Bidang Pengembangan Wisata Bahari.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas SDM

pemandu selam (dive guide) lokal yang berkualitas dan

berstandar internasional dengan mensertifikasi guide selam

Rescue dan Dive Master dalam rangka peningkatan pelayanan

prima bagi wisatawan selam (diving). Diharapkan dari kegiatan

Bimbingan Teknis ini dapat menjadikan Wilayah Raja Ampat,

Wakatobi, dan Sabang sebagai destinasi wisata selam unggulan

dan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan selam,

serta meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan bagi

wisatawan selam di 3 wilayah tersebut.

Rumusan hasil rangkaian kegiatan ini adalah sebagai berikut :

Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Wisata Pemandu

Selam Rescue dan Dive Master dilaksanakan di 3 Wilayah yang

terdiri dari Raja Ampat, Wakatobi, dan Sabang. Kegiatan ini

telah memberikan sertifikasi kepada pemandu selam lokal

dengan kompetensi Stress & Rescue Diver sejumlah 7 orang di

Raja Ampat, 15 orang di wilayah Sabang, 13 orang dengan

kompetensi sertifikasi Dive Master di Raja Ampat, dan 9 orang di

Wakatobi. Kegiatan bimbingan ini dimulai pada tanggal 12 – 17

Februari di Raja Ampat, 16 – 21 Maret di Wakatobi, dan 17 – 22

Mei 2016 di Wilayah Sabang.

1. Pelaksanaan kegiatan Bimtek dimaksud merupakan

kerjasama kementerian pariwisata cq Asdep Pengembangan

Destinasi Wisata Alam dan Buatan dengan Pemerintah

Daerah cq Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat,

Kabupaten Wakatobi, dan Kota Sabang untuk meningkatkan

kualitas SDM pemandu selam di destinasi wisata bahari.

2. Pelatih atau narasumber adalah Ibu Ellysnawati, Dive Control

Specialist Instructor (DCSI) beserta asistennya dari Scuba

School International (SSI).

3. Bimbingan teknis peningkatan kapasitas pemandu wisata

selam dengan level Stress & Rescue Diver dilaksanakan

selama 4 hari yang terdiri dari 2 hari pertama sesi kelas

yang dimulai dari pagi hingga malam hari, dan 2 hari

selanjutnya sesi praktek di Pantai dan evaluasi di kelas.dan

pelatihan Dive Master dilakukan selama 6 hari yang terdiri

dari 3 hari pertama sesi kelas yang dimulai dari pagi hingga

malam hari, dan 3 hari selanjutnya sesi praktek di Pantai dan

evaluasi di kelas. 4. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini telah memberikan

sertifikasi kepada 22 orang pemandu selam lokal dengan

kompetensi Stress & Rescue Diver, dan 22 orang pemandu

selam dengan sertifikasi kompetensi Dive Master dari

wilayah Raja Ampat, Wakatobi, dan Sabang. Kegiatan

Peningkatan Kapasitas Pemandu Wisata Selam ini

diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para

SDM khususnya pemandu selam yang terlibat dalam

Page 22: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

pengembangan wisata bawah laut serta meningkatkan

peran serta masyarakat dan memberikan manfaat

ekonomi kepada masyarakat setempat.

Kegiatan Sosialisasi Perpres Nomor 105 Tahun 2015,

Permenhub Nomor 121 Dan 171 Tahun 2015

Industri yacht menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan

di tingkat internasional. Faktor pendorong utama adalah waktu

luang/berwisata yang lebih lama/panjang sebagai akibat dari

peningkatan jumlah pekerja yang pensiun lebih awal dan rata-

rata pendapatan masyarakat dunia yang tinggi. Yacht tourism

memiliki reputasi yang tinggi di mata investor. Industri yacht

tourism tidak saja mendorong usaha makan dan

minum/catering, transportasi, fasilitas publik, fasilitas

perawatan dan pendukung wisata tetapi juga mampu

memberikan kontribusi dalam mengoptimalkan struktur

dampak wisata bahari, dengan perbandingan 1:10 dampak

ekonomi yang ditimbulkan dibandingkan dengan wisata

berbasis daratan.

Kegiatan ini dipimpin oleh Asdep Pengembangan Destinasi

Wisata Alam dan Buatan, didampingi oleh Kepala Bidang

Pengembangan Wisata Bahari, Kepala Sub Bidang Wisata Laut,

serta Kepala Sub Bidang Wisata Pantai.

Page 23: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Kegiatan Sosialisasi ini dilaksanakan pada tanggal 29 Januari

2016 di Nongsa Point Marina Batam, dan pada 29 Mei 2016 di

Dyandra Convention Center Surabaya. Pengembangan wisata

yacht memiliki peran yang penting bagi peningkatan ekonomi

negara/daerah serta mampu memperkuat citra suatu destinasi

untuk menarik investor. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi

Perpres Nomor 105 Tahun 2015, Permenhub Nomor 121 Dan

171 Tahun 2015 dibagi menjadi tiga wilayah yang meliputi

Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.

Pertemuan telah berhasil membahas beberapa agenda dan

menyepakati hal-hal sebagai berikut:

1. Wisata bahari menjadi andalan untuk perekonomian

nasional dengan target US $4 M. Kebijakan baru yang

diberikan antara lain dihapuskannya CAIT, dan juga

pembebasan visa untuk 90 negara. Saat ini sedang

disiapkan 79 negara bebas visa sehingga total negara bebas

visa adalah 169 negara. Dengan terbitnya perpres 105 maka

para menteri harus menerbitkan permenhub 121 sehingga

untuk Port sudah dianggap aman.

Untuk masalah cruise ship saat ini ada 530 call yang harus

masuk sebagai target. Untuk 5 pelabuhan diberi kemudahan

untuk menurunkan penumpang dan menaikkan penumpang.

Selama ini kapal pesiar (cruise) yang beruntung hanya

Sydney dan beberapa kota di Australia, serta Singapura.

Sedangkan Indonesia tidak memetik keuntungan apa-apa

karena tidak ada satupun yang singgah.

2. Di dalam proses kepabeanan akan diberikan kemudahan

sistem administrasi dengan dokumen tunggal (vessel

declaration), yang artinya ada kemudahan proses prosedural

dan biaya yang lebih jelas bagi para yachties. Mohon agar

yachties yang berurusan namanya tidak boleh diganti oleh

perantara, yachties harus konsisten, jika operator yang

mengurus maka nama operator tidak boleh berganti-ganti.

Sehingga, dalam pertanggungjawaban jika ada masalah

memiliki kejelasan siapa yang bertanggung jawab antara

yachties atau operator. Prosedurnya satu dokumen dibawa

ke ditjen bea cukai, dan akan diproses dalam jangka waktu

yang lebih cepat.

3. Kebijakan keimigrasian sudah banyak untuk mendukung

pariwisata. Di Natuna saat ini sudah ada kantor Imigrasi

Page 24: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Ranai. Natuna sangat bagus untuk dijadikan destinasi

pariwisata.

Direktorat Lalu Lintas Angkutan Laut mendukung

kemudahan untuk masuknya kapal layar asing. Saat ini, pada

saat imlek sudah ada 50 pesawat dari China ke Bali. UU 17

tahun 2008 tentang pelayaran, Perpres 105/2015, UU

10/2009, PP 20/2010, Permen 171/2015 tentang tata cara

pelayanan kapal wisata (yacht).

4. Selama ini terjadi kesalahpahaman mengenai CAIT, dimana

tujuan penghapusan CAIT (fungsi keamanan) bukan berarti

menghilangkan pengawasan, tetapi semuanya dibuat dalam

bentuk online, sehingga penyelesaiannya cukup 1 hari atau

50 menit. Di Sabang, sekarang sudah bisa diterapkan

perijinan (CIQP) dalam waktu 50 menit.

CAIT memang sudah tidak dikedepankan lagi. Jadi, dalam

melayani kapal yacht, pihak pengawasan (TNI AL, Bakamla,

Syahbandar) jangan bertanya tentang CAIT lagi kepada para

yachties, tetapi CAIT harus sudah dibuat online. Apabila ada

masalah yachties yang tidak mematuhi aturan, maka tetap

akan diproses oleh (TNI AL, Bakamla, Syahbandar) sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

5. Jaminan keamanan dan keselamatan bagi semua pengguna

perairan akan dilaksanakan dengan memperbanyak jumlah

kunjungan kapal wisatawan asing, bagaimana kerjasama

antar instansi untuk peningkatan pengawasan dan

keamanan. Untuk masalah imigrasi, perijinan tidak

mengikuti ijin kapal yacht, ijin wisatawan harus sama

dengan peraturan yang berlaku.

Dengan perpres 105/2015 sudah dibuat aplikasi dan sudah

disosialisasikan di Batam dengan hasil peningkatan jumlah

yachties 2 kali lipat dari total kunjungan. Sekarang yachties

sudah dapat melakukan aplikasi melalui smartphone masing-

masing dimana menggunakan QR code online. Dengan

permenhub, mohon ada dorongan penegakkan pelaksanaan

(enforce) yang mana menegaskan menggunakan atau tidak

Automatic Identification System (AIS) (alat pemantau

pergerakan kapal yacht).

Bukan berarti jika CAIT dihapus maka fungsi pengawasan

dan keamanan hilang, namun masalah keamanan lebih

dimundurkan karena yang diprioritaskan lebih ke aspek

ekonomi. Kewaspadaan tetap harus dijalankan. Aparat di

bandara dan pelabuhan laut harus diberi sosialisasi dan

Page 25: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

dilatih tentang perubahan aturan ini sehingga para aparat

bandara dan pelabuhan tetap ramah terhadap wisatawan

dan yachties.

Ditjen bea cukai diijinkan memanfaatkan alat yang ada untuk

cukai Batam sudah kami ajak untuk berkoordinasi tentang

pelaksanaan SOP untuk wilayah Indonesia bagian barat, dan

juga akan kami upayakan sosialisasikan untuk aparat bea

cukai di Indonesia bagian timur.

Dengan 90 negara bebas visa, Indonesia akan kehilangan Rp

3 juta dikali jumlah wisatawan. Namun turis itu akan datang

dan belanja US $ 100/hari dikali jumlah turis maka jauh

lebih besar nilai manfaat ekonomi yang didapat untuk

menggerakkan perekonomian rakyat.

Mohon ada kemudahan perijinan yang diberikan bagi

wisatawan asing yang berpola weekend, artinya bisa

mendapatkan suatu visa khusus. Bagaimana dengan upaya

kementerian terkait dalam mengatasi adanya masalah yacht

masuk yang sangat mudah dan sulit saat akan keluar.

Menurut Dirjen Hubla, untuk mendapatkan SPB sangat

mudah. Brussel Decleration sudah ada melalui SK dirjen

hubla. Ais ini memang ditujukan khusus untuk kapal yacht

asing. Kapal diwajibkan menggunakan Ais tipe B. Sehingga,

Hubla tidak bisa merubah aturan yang sudah diratifikasi.

Pemberian MMSI akan diberikan oleh negara asal yacht yang

bersangkutan dan bukan diberikan dari Indonesia.

Untuk masalah sistem men-declar aplikasi perijinan di

Batam, Ditjen Bea Cukai akan memandatorikan untuk

pelabuhan tujuan lainnya melalui data awal yang diinput dan

digunakan kembali untuk tujuan pelabuhan berikutnya.

Kedepannya tugas mandatori ini akan diambil alih oleh

Kemenko maritim.

Kemenko Maritim juga akan mengkoordinasikan

pembangunan IT untuk aplikasi perijinan kapal wisata asing,

meskipun saat ini IT masih sulit diterapkan di seluruh

Indonesia. Indonesia merupakan negara yang berhasil

melaksanakan konsep perijinan satu pintu (NSPW),

sedangkan Singapura tidak berani menerapkannya. Kondisi

antar tempat di Indonesia berbeda-beda, sehingga harus

dikembangkan secara bertahap sesuai dengan

perkembangan infrastruktur.

Dengan diadakannya sosialisasi Perpres 105/2015 ini semua

yacht boleh masuk ke semua pelabuhan di Indonesia, namun

untuk masuk ke 18 pelabuhan proses perijinannya lebih

dipermudah, lebih cepat dan lebih transparan, sehingga akan

memberi daya tarik masuknya kapal yacht yang lebih banyak

ke Indonesia, tentunya dengan tetap menaati semua aturan

yang berlaku.

Koordinasi Percepatan Pengembangan Wisata Geopark

Taman Bumi (Geopark) adalah kawasan geografis yang

memiliki warisan keragaman geologi (geodiversity),

keragaman hayati (biodiversity), dan keragaman budaya

(cultural diversity) tertentu, yang dikelola secara terpadu

Page 26: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

untuk perlindungan, pendidikan dan pengembangan

berkelanjutan. Tim Percepatan Pengembangan Wisata

Geopark menetapkan geopark prioritas yang terdiri dari

UNESCO Global Geopark, Geopark Nasional dan Aspiring

Geopark, antara lain:

1. Batur Caldera UNESCO Global Geopark, Bali

2. Gunung Sewu UNESCO Global Geopark, DIY-Jawa Tengah-

Jawa Timur

3. Geopark Nasional Merangin, Jambi

4. Geopark Nasional Rinjani-Lombok, Nusa Tenggara Barat

5. Geopark Nasional Kaldera Toba, Sumatera Utara

6. Geopark Nasional Ciletuh, Jawa Barat

7. Aspiring Geopark Maros, Sulawesi Selatan

8. Aspiring Geopark Raja Ampat, Papua Barat

9. Aspiring Geopark Dataran Tinggi Minang, Sumatera Barat

10. Aspiring Geopark Belitong, Babel

11. Aspiring Geopark Karangsambung, Jateng

Page 27: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Tim Percepatan Pengembangan Wisata Geopark telah melakukan inventarisasi dari masing-masing lokasi geopark, menentukan target

kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara sampai dengan tahun 2019, dan menyusun roadmap pengembangan

Geopark Indonesia.

Tahun 2016 Indonesia masih memiliki satu aplikasi aktif untuk pengajuan UNESCO Global Geopark yaitu Geopark Nasional Rinjani-

Lombok. Dan pada akhir November 2016, Indonesia akan mengusulkan Geopark Nasional Ciletuh-Pelabuhanratu dan

Geopark Nasional Kaldera Toba menjadi UNESCO Global Geopark.

Page 28: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Bimtek Pengembangan Wisata Ekologi

Kegiatan Bimtek Pengembangan Wisata Ekologi dilaksanakan di

Banyuwangi selama 4 (empat) hari, 13-16 Juni 2016. Adapun

dasar pelilihan lokasi Bimtek adalah wilayah ini memiliki

beberapa lokasi prioritas pengembangan destinasi ekowisata

yang telah ditetapkan oleh Tim Percepatan Pengembangan

Ekowisata untuk mendukung pencapaian 20 juta wisman di

tahun 2019, yaitu Taman Nasional Alas Purwo, Taman Wisata

Alam Kawah Ijen Merapi Ungup-Ungup dan Wana Wisata Pulau

Merah. Tujuan dilaksanakannya Bimtek Pengembangan Wisata

Ekologi adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

masyarakat setempat untuk mengembangkan dan mengelola

daya tarik ekowisata berkelanjutan.

Peserta Bimtek sebanyak 26 orang yang berasal dari perwakilan

Kelompok Sadar Wisata di Banyuwangi, yaitu:

a. Air Terjun Jagir sebanyak 2 orang

b. Teluk Ijo sebanyak 5 orang

c. Ijen (Desawisata Taman Sari) sebanyak 4 orang

d. Banyubiru sebanyak 1 orang

e. Teluk Biru sebanyak 2 orang

f. Taman Nasional Metu Betiri sebanyak 1 orang

g. Kedung Asri sebanyak 4 orang

h. Grand Watudodol sebanyak 3 orang

i. Wringin Putih sebanyak 4 orang

Materi Bimtek disampaikan oleh beberapa narasumber dari

P2PAR-ITB, meliputi materi di kelas dan materi di lapangan,

sebagai berikut:

a. Materi di kelas

1. Pengentar sistem kepariwisataan dan ekowisata

2. Workshop 1 = pemahaman situasi

3. Workshop 2 = pengembangan produk

4. Workshop 3 = pemasaran

5. Workshop 4 = internalisasi dan pemantauan dampak

b. Kunjungan ke lapangan (mengunjungi Taman Nasional Alas

Purrwo)

1. Kuliah interpretasi di Gedung Desa Sari

2. Mengunjungi Ngagelan (penangkaran penyu)

3. Mengunjungi Muncar (goa dan pantai)

4. Mengunjungi Sadengan (pemantauan satwa liar)

Dari hasil kunjungan lapangan, terdapat beberapa catatan dan

masukan untuk pengembangan daya tarik wisata di

Banyuwangi, antara lain:

Informasi dari peserta kebijakan dari taman nasional

memberlakukan waktu pelepasan penyu tidak sama antara

satu tempat dengan tempat yang lain. Sehingga

mempersulit bagi pelaku wisata menyusun paket wisata

Jalan menuju obyek wisata relatif masih belum layak

Peran masyarakat sangat penting dalam pengembangan

ekowisata

Page 29: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Pembekalan terhadap para pelaku sangat dibutuhkan,

khususnya peningkatan pengetahuan tentang konservasi

agar ekosistem tetap terjaga

Bimtek dapat memberikan pemahaman tentang potensi

daya tarik masing-masing sehingga para pelaku pariwisata

dapat mengembangkan interpretasi yang menarik

Pengemasan produk

Diharapkan setelah mengikuti bimtek ini dapat menularkan

ilmu yang telah disampaikan para narasumber kepada

anggota pokdarwis yang lain.

Fasilitasi Pengembangan Kawasan Pariwisata Labuan Bajo

Fasilitasi yang akan dilakukan adalah sebagai bentuk dukungan

dalam melaksanakan upaya percepatan pembangunan destinasi

pariwisata prioritas. Adapun bentuk fasilitasi yang diberikan

adalah sebagai berikut:

A. Penyusunan Site Plan Pengembangan Kawasan

Pariwisata Bahari Terpadu Labuan Bajo

Labuan bajo merupakan salah satu destinasi bahari favorit di

Indonesia bagi wisatawan nusantara dan wisawatawan

mancanegara. Namun demikian, daya tarik wisatanya masih

terbatas pada Pulau Komodo sebagai magnet utama

wisatawan yang berkunjung ke Labuan bajo serta belum

54

Page 30: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

adanya diversifikasi produk wisata bahari yang berpengaruh

pada rendahnya tingkat length of stay wisatawan. Oleh sebab

itu dibutuhkan sebuah konsep kawasan yang dapat

memberikan ruang bagi penyelenggaraan aktivitas

pariwisata maupun pendukungnya. Tujuan dari penyusunan

site plan ini adalah meningkatkan kualitas pariwisata di

Labuan bajo serta memberikan pedoman pengembangan

kawasan pariwisata bahari terpadu di Labuan bajo.

Sementara itu sasaran yang akan dicapai dalam penyusunan

site plan dimaksud yaitu:

Menetapkan peran/ posisi Labuan bajo dalam

konteks KSPN – KPPN Komodo

Memanfaatkan lahan milik publik untuk sebesar-

besarnya kesejahteraan masyarakat

Memberikan alternatif lain daya tarik wisata di

Labuan bajo untuk memperpanjang length of stay

wisatawan yang bertanggung jawab (responsible

tourist)

Melibatkan masyarakat sebagai faktor utama

dalam pengembangan kawasan wisata

Melengkapi daya tarik wisata di Destination

Management Organization (DMO) Flores

Untuk menyempurnakan rencana pengembangan kawasan

tersebut, telah dilaksanakan survei dan pengumpulan data ke

lokasi, FGD dengan melibatkan instansi terkait di Kab.

Manggarai Barat, para pemangku kepentingan dan Badan usaha

di Kab. Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Asosiasi serta

BUMN yaitu PT. Pelindo Properti Indonesia yang akan

membangun kawasan Marina bertaraf internasional di Labuan

bajo (Nangabido). Setelah dilakukan peninjauan langsung ke

lokasi dan berdasarkan masukan dari dinas, lembaga serta

stakeholder di Labuan bajo maka ditentukan 3 alternatif lokasi

kawasan wisata bahari terpadu Labuan bajo yakni sebagai

berikut:

1. Nanga Nae seluas k.l. 40 Ha

Lokasi ini bersebelahan dengan lokasi pengembangan

Marina Komodo yang dibangun oleh Pelindo III. Diapit oleh

dua muara sungai, lokasi lahan ini memiliki luas sekira 40

Ha. Sebagian lahan saat ini sudah dimiliki oleh

perseorangan/pengusaha sedangkan sisanya masih belum

ada data seperti yang tampak pada peta di bawah ini.

MARINA KOMODO

PELINDO III

NANGA NAE

Page 31: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

2. Pantai Pede seluas k.l. 4,8 Ha.

Lokasi lahan ini bersebelahan dengan Hotel La Prima seluas

kurang lebih 4,8 Ha. Namun, lahan ini sudah dikuasai oleh

pihak swasta yang juga akan mengembangkan kawasan

wisata dan penginapan di dalamnya.

3. Tanjung Batu Gosok seluas k.l. 6 Ha.

Lokasi ini terletak di ujung utara Labuan Bajo dengan

akses jalan yang masih berupa tanah dan bebatuan.

Jaraknya cukup jauh sekira 8 km dari kota Labuan Bajo.

Page 32: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

4. Pantai Gorontalo sampai Nanga Nae seluas k.l. 100 Ha.

Lokasi ini merupakan gabungan antara Nanga Nae

dengan area tepian Pantai Gorontalo dengan luas total

kurang lebih 100 Ha. Di dalam kawasan ini sudah

terdapat beberapa hotel untuk keperluan akomodasi

wisatawan, yaitu The Jayakarta Suites Komodo Flores,

Luwansa Beach Resort, Bajo Komodo Ecolodge, Puri Sari

Beach dan Atlantis Beach Club. Lokasi ini juga

bersebelahan dengan Marina Komodo yang akan

dibangun oleh PT Pelindo Property Indonesia seluas 5

Ha.

Page 33: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Dari ketiga lokasi alternatif yang diberikan tersebut,

maka yang mendekati dengan kriteria yang diberikan

adalah lokasi kawasan di sepanjang Pantai Gorontalo

sampai Nanga Nae dengan luas kurang lebih 100 Ha.

Walaupun di dalam

lokasi kawasan yang

dipilih sudah

terdapat beberapa

fasilitas akomodasi

untuk wisatawan, hal

ini dapat dianggap

sebagai bagian dari

fasilitas wisata bahari

terpadu yang akan

dikembangkan.

Contohnya adalah

Hotel Raddin, Hotel

Mercure, dan Pondok

Putri Duyung yang

terdapat di dalam kawasan wisata Ancol, Jakarta. Berikut

adalah sketsa awal pembagian fungsi lahan di dalam

kawasan wisata bahari terpadu Labuan Bajo:

B. FGD Fasilitasi Pengembangan Kawasan Pariwisata

Labuan Bajo

Page 34: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Pelaksanaan FGD Fasilitasi Pengembangan Kawasan

Pariwisata Labuan Bajo bertujuan sebagai sarana untuk

memperoleh masukan, saran demi penyempurnaan rencana

pengembangan kawasan pariwisata bahari terpadu Labuan

bajo. Disamping itu, FGD ini dilakukan untuk memfasilitasi

koordinasi antara PT. Pelindo

dengan Kementerian/Lembaga terkait pengembangan

kawasan marina bertaraf internasional di Nangabido, Labuan

bajo yang akan dibangun oleh PT. Pelindo. Hasil dari

pertemuan tersebut diantaranya adalah:

PT. Pelindo telah membuat master plan kawasan

marina Nanga bido, dan analisa studi kelayakan;

Setelah sertifikasi tanah selesai, pihak pemda

diharapkan dapat mempercepat perizinan;

Akan dilakukan koordinasi dengan Kementerian

Lingkungan Hidup dan Dinas Perhubungan untuk

penyusunan Analisa mengenai Dampak Lingkungan;

Pemerintah pusat diharapkan dapat menyiapkan daerah

terkait peningkatan SDM yang berkompeten di bidang

pariwisata.

Page 35: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Penguatan Jejaring Kemitraan Pengembangan Kawasan

Pariwisata

Kegiatan Forum Pengembangan Kawasan Pariwisata di

Perancis dilaksanakan pada pada tanggal 18-23 Maret 2016.

Kegiatan ini dihadiri oleh Asdep Pengembangan Destinasi

Wisata Alam dan Buatan, Kepala Bidang Pengembangan

Kawasan Wisata, Kepala Sub Bidang Pantai dan Pesisir,

Konsultan Lokal dan dan Pengelola Kawasan Marina di

Perancis Selatan.

Dalam kegiatan ini dibahas beberapa hal, diantaranya :

Konsep pengembangan kawasan marina yang tepat

guna dan menarik bagi wisatawan yang bersandar di

kawasan marina tersebut.

Mempelajari tren perkembangan industri pariwisata

terutama pariwisata marina di Perancis.

Sedangkan hasil dari kegiatan Forum Pengembangan

Kawasan Pariwisata di Perancis, diantaranya:

a. Perancis adalah tujuan wisata top dunia, dengan 83 juta

wisatawan asing pada tahun 2014 sehingga tetap

menjadi pemimpin global sektor pariwisata di

b. internasional. Jumlah kunjungan wisatawan asing dari

Eropa dan Asia meningkat besar ke Perancis. Jerman

menjadi negara paling banyak mengunjungi Perancis,

disusul wisatawan dari Inggris. Wisatawan dari negara-

negara yang terkena krisis ekonomi, seperti Irlandia,

Portugal dan Yunani, juga kembali ke Prancis untuk

liburan. China menjadi negara dari Asia yang melakukan

kunjungan ke Perancis (sebesar 1,5 juta orang). Negara

Brasil dan Rusia juga meningkat besar berkunjung ke

Perancis.

c. Sektor pariwisata menjadi sektor dengan kontribusi yang

sangat penting untuk perdagangan luar negeri Perancis.

Sejak tahun 1999, telah menyumbang ke pendapatan

sampai surplus. Sektor pariwisata di Perancis telah

menunjukkan hasil yang signifikan, mencapai €13 miliar

pada tahun 2012, dibandingkan dengan €7,5 miliar pada

tahun 2011. Wisatawan berkunjung ke Paris semakin

lama dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk

menginap yang berdampak pada peningkatan

pengeluaran oleh wisatawan sampai pada €35,8 milliar.

Page 36: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

d. Pada saat melakukan kunjungan ke Perancis, kami

melakukan site visit ke beberapa kawasan pelabuhan

yang ada di Perancis Selatan yaitu:

1. Port de Nice di Nice

2. Le Vieux Port di Cannes

3. Port Vieux et Chantiers Navals de La Ciotat di La

Ciotat

4. Port de Cassis di Cassis

e. Beberapa kawasan marina yang ada di Perancis dibangun

dan dikelola oleh pihak swasta seperti yang ada di Nice

dan Cannes. Namun terdapat skema pembangunan

kawasan marina dimana pengelolaan dan pengoperasian

marina dilaksanakan oleh pihak swasta, namun

pembangunan kawasan marina dan fasilitas di

dalamnnya dilakukan oleh pihak pemerintah. Kerjasama

ini dilakukan dengan pola konsorsium. Setiap sekali

dalam 8 (delapan) tahun dilakukan proses lelang atau

pemilihan perusahaan yang akan mengelola kawasan

marina tersebut. Skema ini sangat bagus karena kawasan

marina akan terjaga dengan baik karena dikelola

langsung oleh pihak swasta.

f. Kapal-kapal yacht yang masuk ke kawasan marina yang

ada di Perancis Selatan tidak melalui proses imigrasi

yang rumit lagi. Yang melakukan kontrol terhadap kapal-

kapal yacht yang masuk adalah pihak pengelola kawasan

marina, tidak ada petugas resmi dari kantor imigrasi.

Untuk kapal-kapal yacht yang masuk hanya dengan

mengisi form yang telah disediakan sebagai bentuk

declaration bahwa mereka akan masuk ke area tersebut

dan tidak membawa barang-barang yang terlarang.

g. Hampir semua kawasan yacht marina yang kami

kunjungi dibangun terintegrasi dengan kota. Hal ini

disebabkan kawasan yacht marina tidak bisa berdiri

sendiri. Pengunjung yang bersandar dan parkir di

kawasan marina tersebut pasti membutuhkan restoran,

tempat perbelanjaan, tempat hiburan, tempat

penginapan, dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu

Page 37: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

pembangunan kawasan marina akan seiringan dengan

pembangunan pusat-pusat perkotaan/pertumbuhan dan

akan berkembangnya industri pariwisata.

Pengelola kawasan yacht marina memperoleh keuntungan

paling besar dari biaya parkir per hari dari yacht yang

bersandar. Biaya parkir untuk yacht kecil per hari ditetapkan

berkisar 100 euro per hari, sedangkan untuk super yacht

sekitar 1000-2000 euro per hari. Selain biaya parkir,

keuntungan pengelola juga diperolah dari maintenance kapal

yacht yang dilakukan

oleh pengelola. Untuk

low season, kawasan

marina ini juga bisa dimanfaatkan untuk disewakan sebagai

tempat pengadaan festival, konser dan kegiatan-kegiatan

lainnya.

Koordinasi Peningkatan Kapasitas Pengelola

Wisata Olahraga dan Rekreasi (Wisata Trekking)

Page 38: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Kegiatan Koordinasi Peningkatan Kapasitas Pengelola

Wisata Olahraga Dan Rekreasi Lintas Alam “Trekking” Di

Nusa Tenggara Barat dilaksanakan pada tanggal 25-26 Feb

dan 23-24 Maret 2016. Pelaksanaan kegiatan dibuka oleh

Asisten Deputi Pengembangan Wisata Alam dan Buatan

serta Kepala Bidang Pengembangan Wisata Konvensi

Olahraga dan Rekreasi dari Kementerian Pariwisata yang

kemudian dilanjutkan sambutan pembukaan oleh

perwakilan Dinas Disbudpar Kabupaten Lombok Utara-

Nusa Tenggara Barat.

Di sesi pertama, dipaparkan materi mengenai potensi

wisata olahraga rekrasi di provinsi Nusa Tenggara Barat

oleh Kadis Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga

Provinsi Nusa Tenggara Barat dan perwakilan Dinas

Disbudpar kabupaten Lombok Utara Nusa Tenggara Barat.

Selanjutnya Kepala Bidang Pengembangan Wisata

Konvensi Olahraga dan Rekreasi dari Kementerian

Pariwisata memaparkan tentang kebijakan pengembangan

Destinasi wisata Olahraga dan rekreasi yang ada di Nusa

Tenggara Barat khususnya di Kabupaten Lombok Utara.

Pada sesi ke dua, materi paparan beralih ke arah teori

penyelamatan dan rescue terhadap korban kecelakaan di

ketinggian, materi lebih berfokus kepada teknis-teknis

dilapangan yang dipaparkan oleh tim SAR dari Mataram.

Dan dilanjutkan tentang Tanya jawab dan diskusi antar

pemateri dengan narasumber. Kemudian juga dilakukan

praktek lapangan dengan dengan materi teknik

penyelamatan korban kecelakaan di ketinggian

Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan lapangan yang

berpusat pada kegiatan fisik. Semua materi dan teori yang

telah disampaikan pada sesi pertama di praktekkan pada

sesi kedua. Para peserta di bimbing oleh Tim Basarnas

Mataram dengan materi teknik dan cara penyelamatan

serta pertolongan di ketinggian, Lokasi pelaksanaan

kegiatan pada hari kedua adalah di kaki Gunung Rinjani,

senaru, Lombok utara. Para peserta berjumlah 80 orang

yang berasal dari 4 pintu masuk pendakian Gunung Rinjani

(Pintu Senaru, Pintu Sembalun, Pintu Timbanu, dan Pintu

lainnya).

Page 39: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Beberapa poin yang didapat selama kegiatan

Bimbingan Teknis Pengembangan Destinasi Wisata

Olahraga dan Rekreasi Lintas Alam (Trekking) di Nusa

Tenggara Barat ini berlangsung, diantaranya:

Pencerahan dasar dan praktek tatacara penanganan

penyelamatan bagi 80 orang peserta pemandu dan

porter lintas alam (trekking) dari 4 pintu pendakian

Rinjani Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Melakukan identifikasi permasalahan yang dihadapi

oleh para pemandu wisata dan porter lintas alam

(trekking) dari 4 pintu pendakian Rinjani Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

Perlu dibentuk asosiasi pemandu lokal untuk

mengurangi permasalahan yang terjadi dalam upaya

pemasaran, promosi dan penanganan wisatawan di

lapangan (MOP). Untuk menghindari wanprestasi

pemandu dan para wisatawan.

Tindak Lanjut pelaksanaan kegiatan Bimbingan Teknis

Pengembangan Destinasi Wisata Olahraga dan Rekreasi

Lintas Alam (Trekking) di Nusa Tenggara Barat sangat

diharapkan oleh para pemandu agar benar-benar dapat

dirasakan manfaatnya.

Koordinasi Peningkatan Kapasitas Pengelola Wisata

Olahraga dan Rekreasi (Wisata Arung Jeram)

Kegiatan Peningkatan kapasitas pengelolaan wisata olahraga

dan rekreasi arung jeram di Garut dilaksanakan selama 1 hari,

yaitu pada hari Kamis tanggal 28 Juli 2016. Lokasi kegiatan

Page 40: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

dilangsungkan di ruang meeting Hotel Tirta Gangga Resost

Garut.

Pada pelaksanaannya, kegiatan dibuka oleh perwakilan Asdep

Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan Buatan dari

Kementerian Pariwisata yang diwakili oleh kepala bidang

pengembangan wisata konvensi, olahraga, dan rekreasi,

kemudian dilanjutkan sambutan pembukaan oleh Kepala Dinas

Disbudpar kabupaten Garut.

Pada sesi pertama, dipaparkan materi mengenai potensi wisata

olahraga rekrasi di provinsi Jawa barat, khususnya di Garut oleh

Kepala Dinas Disbudpar Kabupaten Garut. Besar harapan kepala

dinas Disbudpar Kabupaten Garut kepada para peserta agar

dapat membawa Kabupaten Garut menjadi destinasi wisata

yang ramah dan bernilai tinggi bagi para wisatawan, baik

wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegera.

Selanjutnya perwakilan Asdep Pengembangan Destinasi Wisata

Alam dan Buatan dari Kementerian Pariwisata yang diwakili

oleh Kepala Bidang Pengembangan Wisata Konvensi Olahraga

dan Rekreasi memaparkan tentang kebijakan pengembangan

Destinasi wisata Olahraga dan rekreasi yang ada di Jawa Barat,

khususnya di kabupaten Garut. Setelah itu materi paparan

dilanjutkan oleh Direktur STP Sahid Jakarta dengan tema

hospitality wisata olahraga Arung Jeram di Garut.

Direktur STP Sahid Jakarta memaparkan tentang pentingnya

memahami karakter dan potensi wilayah Garut, dengan

mengetahui potensi-potensi tersebut akan lebih mudah bagi

para pelaku usaha di Garut untuk menjual potensi-potensi

tersebut kepada para wisatawan, sehingga nilai Wisata di Garut

akan meningkat di mata wisatawan yang datang ke Garut.

Pada sesi ke dua, materi paparan lebih berfokus kepada teknis-

teknis dilapangan yang dipaparkan oleh tim Training Education

Centre. Dan dilanjutkan tentang Tanya jawab dan diskusi antar

pemateri dengan narasumber.

Page 41: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

kemudian kegiatan dilanjutkan dan berpusat pada kegiatan fisik

di lapangan. Semua materi dan teori yang telah disampaikan

pada hari pertama di praktekkan pada hari kedua. Para peserta

di bimbing oleh Tim Training Education Centre dengan materi

teknik dan cara penyelamatan serta pertolongan pada olahraga

arung jeram, Lokasi pelaksanaan kegiatan pada sesi kedua

adalah di desa leuwigoong Garut. Para peserta berjumlah 80

orang yang berasal dari para operator, guide dan pelaku usaha

di lokasi Wisata Olahraga Arung Jeram Kabupaten Garut.

Beberapa poin yang didapat selama kegiatan Peningkatan

kapasitas pengelolaan wisata olahraga dan rekreasi arung

jeram di Garut ini berlangsung, diantaranya:

Pencerahan dasar dan praktek tatacara penanganan

penyelamatan bagi 80 orang peserta pemandu, operator

dan pelaku usaha olahraga arung jeram kabupaten Garut.

Melakukan identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh

para pemandu, operator dan pelaku usaha olahraga arung

jeram kabupaten Garut.

Perlu dibentuk asosiasi pemandu lokal untuk mengurangi

permasalahan yang terjadi dalam upaya pemasaran,

promosi dan penanganan wisatawan di lapangan (MOP).

Untuk menghindari wanprestasi pemandu dan para

wisatawan.

Tindak Lanjut pelaksanaan kegiatan Peningkatan

kapasitas pengelolaan wisata olahraga dan rekreasi arung

jeram di Garut sangat diharapkan oleh para pemandu agar

benar-benar dapat dirasakan manfaatnya.

Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Pengelola

Wisata Olahraga Tradisional (Benjang)

Olahraga benjang berupakan Olahraga Seni Tradisional

berbasis budaya yang sudah ada dari tahun 1820an dan

bahkan menjadi dasar latihan untuk olahraga gulat di

Indonesia, beberapa olahragawan benjang juga pernah

menjuarai perhelatan gulat dalam ajang pekan olahraga

nasional. Untuk itu sosialiasi benjang sudah harus

dilakukan agar tidak hilangnya salah satu

olahraga/kesenian tradisional asli Indonesia khususnya

Jawa Barat.

66

Page 42: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

Saat ini olahraga Benjang tidak hanya dikenal oleh

penduduk asli Jawa Barat melainkan juga di beberapa

daerah lainnya di Indonesia, seperti, Jawa Timur, Jawa

Tengah, Kalimantan, dan Papua. Benjang harus menjadi

olahraga yang tidak akan ditinggalkan oleh komunitasnya

akan tetapi dalam pengembangannya ada beberapa

hambatan internal maupun eksternal. Hambatan itu harus

dicari solusi agar pengembangan olahraga tradisional

benjang bisa menjadi salah satu atraksi budaya yang

menarik wisatawan khususnya wisatawan mancanegara.

Kepengurusan olahraga tradisional Benjang sudah

berbadan hukum dan sudah memiliki AD/ARTnya. Akan

tetapi belum ada dukungan dana dalam pengembangan

program olahraga Benjang serta kejelasan dukungan dari

pemerintah baik pusat maupun daerah.

Rincian kegiatan sebagai berikut:

1. Bimtek dilaksanakan selama 2 hari berturut turut pada

tanggal 16-17 Februari 2016 yang berlokasi di Ballroom

Hotel Karang Setra Bandung.

2. Melalui Bimtek ini, Bapak Abdul Gani selaku Ketua

Umum perkumpulan Benjang Se-Jawa Barat

menyampaikan keluhannya terkait minimnya

pengetahuan masyarakat terkait seni beladiri tradisional

Benjang.

67

Page 43: 2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN ......2. ASDEP PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUATAN 8. Pengembangan 9. Rekreasi (Wisata Trekking) 1. Penguatan Jejaring Kemitraan Wisata

3. Ada keinginan dari Bapak Abdul Gani untuk

memasyarakatkan seni beladiri tradisional Benjang ke

seluruh Indonesia, salah satu strategi pemasaran yang

telah dilakukan adalah kegiatan Roadshow di 10 Provinsi

di Indonesia. Selain itu juga diharapkan seni Beladiri

tradisional Benjang dapat tampil di Televisi

NasionalNasional, seperti misalnya melalui siaran TVRI.

4. Besar harapan agar ada bantuan dari seluruh pihak yang

terkait, termasuk pemerintah maupun investor untuk

membangun pedepokan sebagai sarana penunjang segala

jenis aktifitas untuk latihan dan pendidikan dalam proses

pengembangan dan pelestarian seni beladiri Benjang.

5. Menurut Bapak Nanang Nugraha selaku seorang pakar

seni beladiri Benjang asal Cimahi. Kucuran bantuan

sudah banyak diterima, mulai dari pendukungan

kegiatan maupun dana yang dikucurkan, namun

pengelolaan management internal kurang baik, sehingga

bantuan-bantuan tersebut tidak dapat dimaksmalkan dan

dioptimalkan secara baik.

6. Pada hari ke dua. Kegiatan Bimtek diisi oleh coaching

clinic dan praktek lapangan yang dipimpin langsung oleh

Bapak Abdul Gani.

7. Hasil Output kegiatan ini adalah adanya peningkatan skill

dan pemahaman gerakan-gerakan serta filosofi dari seni

beladiri tradisioanl Benjang kepada lebih dari 50 pelaku

dan praktisi (Pebenjang) se-Jawa Barat.