bab 1 pendahuluan a. latar belakangeprints.umm.ac.id/39875/2/bab i.pdf · wisata alam yaitu seperti...

23
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan dunia saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan berwisata sudah menjadi kebutuhan sekunder bagi setiap orang. Semakin padatnya aktivitas yang dilakukan seseorang akan berimbas pada besarnya kebutuhan untuk mendapatkan hiburan yang menyenangkan untuk melepaskan penat dari rutinitas sehari-hari ataupun sekedar berkumpul bersama keluarga. Hal ini menjadi peluang bagi pelaku usaha pariwisata untuk dapat menyediakan sarana dan prasarana pariwisata apabila ditinjau dari tingginya kenaikan jumlah kedatangan wisatawan di Indonesia. Kota Batu memiliki peluang untuk lebih dikembangkan sebagai daerah wisata yang lebih menarik, hal ini didasarkan pada kondisi alam dan letak geografis yang sangat mendukung. Kota Batu juga banyak menyediakan tempat rekreasi dan edukasi yang bisa dijadikan tempat berliburan yang sangat diminati oleh keluarga dan bahkan banyak sekolah yang mengajak liburan siswanya untuk berkunjung ke Kota Batu. Atraksi wisata di Kota Batu dibuat berbeda antara satu dengan lainnya sehingga tidak terjadi persaingan yang cukup berarti. Sumber daya wisata yang dimiliki oleh Kota Batu cukup beragam dan dapat dengan mudah ditemui karena lokasinya yang relatif berdekatan. Hal ini semakin diperkuat setelah pemerintah kota Batu dengan gencar mencanangkan Kota Batu sebagai kota pariwisata. Atraksi wisata yang ada di Kota Batu antara lain ada wisata alam, wisata buatan

Upload: lyhanh

Post on 03-Jul-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangan dunia saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan

berwisata sudah menjadi kebutuhan sekunder bagi setiap orang. Semakin

padatnya aktivitas yang dilakukan seseorang akan berimbas pada besarnya

kebutuhan untuk mendapatkan hiburan yang menyenangkan untuk melepaskan

penat dari rutinitas sehari-hari ataupun sekedar berkumpul bersama keluarga. Hal

ini menjadi peluang bagi pelaku usaha pariwisata untuk dapat menyediakan sarana

dan prasarana pariwisata apabila ditinjau dari tingginya kenaikan jumlah

kedatangan wisatawan di Indonesia.

Kota Batu memiliki peluang untuk lebih dikembangkan sebagai daerah

wisata yang lebih menarik, hal ini didasarkan pada kondisi alam dan letak

geografis yang sangat mendukung. Kota Batu juga banyak menyediakan tempat

rekreasi dan edukasi yang bisa dijadikan tempat berliburan yang sangat diminati

oleh keluarga dan bahkan banyak sekolah yang mengajak liburan siswanya untuk

berkunjung ke Kota Batu.

Atraksi wisata di Kota Batu dibuat berbeda antara satu dengan lainnya

sehingga tidak terjadi persaingan yang cukup berarti. Sumber daya wisata yang

dimiliki oleh Kota Batu cukup beragam dan dapat dengan mudah ditemui karena

lokasinya yang relatif berdekatan. Hal ini semakin diperkuat setelah pemerintah

kota Batu dengan gencar mencanangkan Kota Batu sebagai kota pariwisata.

Atraksi wisata yang ada di Kota Batu antara lain ada wisata alam, wisata buatan

2

dan wisata agro. Wisata alam yaitu seperti air panas cangar dan taman wisata alam

selecta. Wisata buatan sendiri seperti Jatim Park 1 dan 2, dan juga ada BNS ( Batu

Night Spektakuler ),dan ada juga wisata agro seperti wisata agro apel dan wisata

agro jeruk. Atraksi wisata di Kota Batu selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan

karena letaknya berada didataran tinggi dengan pemandangan yang indah dan

suasana yang sejuk sehingga para wisatawan merasa nyaman berada di kota Batu.1

Yusuf Adam H. (2016) program shining batu ialah sebagai masterplan

pariwisata Kota Batu yang bertujuan untuk menjadikan Kota Batu sebagai sentra

pertanian organik berbasis kepariwisataan internasional. Secara umum gagasan ini

ingin memadukan antara kekuatan pertanian organik dengan program pariwisata

internasional, untuk mempromosikan program tersebut dengan menggunakan

berbagai media, mulai dari media cetak dan media elektronik. Program yang

dijalankan oleh Kota Batu, program tentang shining batu perlu ditingkatkan lagi,

termasuk arah kebijakan dibidang pertanian organik, karena di Kota Batu masih

banyak penggarapan lahan yang tidak ramah lingkungan sehingga harus lebih

diperhatikan lg pertanian di Kota Batu.2

Usman (2012) potensinya antara lain adalah kebun stroberi dan apel serta

taman. Berbagai potensi tersebut sudah diberdayakan dan dikembangkan sebagai

daya tarik wisata oleh pihak-pihak yang terkait, khususnya Pemerintah Kabupaten

Bantaeng. Upaya pemberdayaan tersebut antara lain dalam bentuk menyediakan

dan mengembangkan berbagai amenitas (sarana penunjang) pariwisata,

1 Artikel Peranan Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kota Batu Dalam Kegiatan Promosi

Pariwisata Kota Batu oleh Moses Yonathan hal 2-3.

http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/144 diakses pada tanggal 16/11/2017 pukul

16:54 WIB 2 http://journal.umpo.ac.id/index.php/aristo/article/view/402/394 Strategi pembangunan pariwisata

internasional berbasis pertanian organik “shining batu” oleh Yusuf Adam H. Diakses tanggal

30/11/2017 pukul 17.03 WIB

3

memperbaiki aksesibilitas menuju obyek dan daya tarik wisata pedesaan,

meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia, khususnya yang berkaitan

langsung dengan pengembangan agrowisata Uluere, meningkatkan sosialisasi atau

pembinaan masyarakat, menyedikan lahan atau lokasi, membudidayakan tanaman,

serta mengembangkan kelembagaan untuk mendukung pembangunan agrowisata

di Kecamatan Uluere. Dalam mengembangkan berbagai potensi tersebut terdapat

beberapa kendala seperti: sarana prasarana, kurangnya kesadaran masyarakat,

serta kurangnya koordinasi. Untuk mengatasi kendala dirumuskan strategi

pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi agrowisata yang terdapat di

kecamatan Uluere seperti misalnya meningkatkan dan mengembangkan jenis

produk pariwisata pedesaan, memperbaiki dan meningkatkan aksesibilitas menuju

obyek wisata dan daya tarik agrowisata, meningkatkan promosi dan pemasaran

produk agrowisata, meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak terkait,

membentuk dan membina kelompok sadar wisata, memberikan penyuluhan,

pengarahan dan penjelasan tentang pentingnya pariwisata bagi pengembangan

perekonomian daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.3

Superda A. Masyono (2015) dari hasil analisis SWOT, maka strategi

pengembangan kepariwisataan di Lampung Timur, khususnya pada 3 (tiga) lokasi

utama adalah : 1. Melakukan Kerjasama dengan pihak ketiga (swasta) atau pihak

keswadayaan masyarakat, 2. Meningkatkan dan mempertahankan aksesibilitas

eksternal kawasan agar tingkat pencapaian objek daya tarik wisata mudah

dijangkau oleh wisatawan, 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM agar

pengelolaan objek daya tarik wisata lebih optimal, 4. Pengembangan fasilitas

3 http://journal.unismuh.ac.id/index.php/Otoritas/article/view/52/50 Strategi Pemerintah Daerah

Dalam Pengembangan Agrowisata Di Kabupaten Bantaeng oleh Usman diakses tanggal

30/11/2017 pukul 17.29 WIB

4

penunjang mengingat proporsi penggunaan lahan non terbangun masih besar, hal

tersebut diatur oleh kebijakan pengembangan, dan pengembangan pemasaran

investasi dan pemasaran wisata.4

Kota Batu sendiri merupakan salah satu daerah yang berada di wilayah

Malang Raya, hasil pemekaran dari Kabupaten Malang bagian utara, kota ini

memiliki panorama yang cantik, indah dengan cuaca yang dingin serta sejuk, Kota

Batu dikenal dengan Kota Wisata selain itu Kota Batu juga dikenal sebagai kota

Wisata Agro yang salah satu produk unggulan di bidang pertanian adalah buah

Apel.

Banyaknya pengunjung yang setiap tahunnya melakukan wisata agro

kebun apel Batu, membuat perkebunan apel menjadi sektor utama perekonomian

di wilayah Batu. Dari data jumlah pengunjung wisata agro pada tahun 2013

sebanyak 15.414 pengunjung, ditahun 2014 naik drastis sebanyak 163.852

pengunjung, dan di tahun 2015 sangat drastis naiknya pengunjung yang datang

yaitu sebanyak 283.053.5 Setiap tahunnya akan selalu ada pengunjung yang

mencoba merasakan sensasi bertani buah apel dan menikmati kesegarannya

langsung di tempat. Mereka juga menjual apel-apel tersebut dengan harga petani

apabila pengunjung ingin menjadikannya sebagai oleh-oleh untuk sanak saudara

di rumah.

Dengan banyaknya persaingan untuk membuka wisata agro kebun apel di

Kota Batu, banyak dari wisatawan yang datang ke wisata agro kebun apel untuk

berwisata dan menghabiskan masa liburannya dengan memetik apel di kebun apel,

4http://fe.ummetro.ac.id/ejournal/index.php/JM/article/view/75/52 oleh Superda A. Masyono

diakses pada 30/11/2017 pukul 17.50 WIB 5 https://batukota.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Statistik-Daerah-Kota-Batu-2016.pdf diakses

pada 28/11/2017 pada pukul 20.15 WIB

5

banyak pengusaha wisata agro kebun apel tidak mengutamakan kualitas yang

dihasilkan oleh penanaman apel mereka sehingga wisatawan sangat kecewa

dengan hasil apel yang ada di wisata agro kebun apel, sehingga wisatawan

berasumsi semua wisata agro kebun apel di Kota Batu sama saja kualitas buah

apelnya, seharusnya Dinas Pariwisata harus lebih bisa membantu semua

pengusaha yang membuka wisata agro kebun apel dan memberikan bimbingan

dan arahan kepada petani yang bekerja untuk dapat menghasilkan buah apel yang

sudah layak untuk di petik dan dapat menghasilkan buah apel yang sangat baik

untuk di konsumsi semua kalangan. Apel menjadi maskot dari kota Batu

seharusnya dinas pariwisata lebih memperhatikan kualitas, membantu promosi

kepada wisatawan dan membantu akses jalan agar para wisatawan mudah

menjangkau wisata agro kebun apel di Kota Batu. Wisata agro kebun apel juga

banyak meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Batu, petani apel di Kota

Batu kebanyakan warga asli dari Kota Batu sendiri.

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan,

yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang

didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat,

pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Pengembangan sektor pariwisata

yang dilakukan dengan baik dan maksimal akan mampu menarik wisatawan

domestik maupun wisatawan asing untuk datang dan membelanjakan uangnya

dalam kegiatan berwisatanya. Dari transaksi itulah masyarakat daerah wisata akan

terangkat taraf hidupnya serta Negara akan mendapat devisa dari wisatawan asing

yang menukar mata uang negaranya dengan rupiah. Berdasarkan Pasal 4 Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan dapat diketahui bahwa

6

pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan

kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran,

melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, memajukan kebudayaan,

mengangkat citra bangsa, memupuk rasa cinta tanah air, memperkukuh jati diri

dan kesatuan bangsa, mempererat persahabatan antarbangsa. Dalam Pasal 1

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 tahun 2009 Tentang Pedoman

pengembangan ekowisata di daerah, yang dimaksud dengan ekowisata adalah

kegiatan wisata alam di daerah yang bertanggung jawab dengan memperhatikan

unsur pendidikan, pemahaman, dan dukungan terhadap usahausaha konservasi

sumberdaya alam, serta peningkatan pendapatan masyarakat lokal. Saat ini sektor

pariwisata di Indonesia belum berjalan secara optimal padahal aspek ini sangat

berpengaruh terhadap peningkatan devisa negara, pendapatan masyarakat, serta

Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu yang dikembangkan oleh pemerintah

adalah sektor pariwisata dimana pengembangan obyek wisata baik wisata alam,

wisata budaya dan wisata buatan. Pemerataan pembangunan dalam otonomi

daerah yang menekankan adanya keseimbangan antara pusat dan daerah. Dengan

menekankan Partisipasi masyarakat dan pemberdayaan dalam pembangunan.6

Desa wisata Tulungrejo Kota Batu memiliki aneka pilihan objek wisata,

tentunya ini bisa menjadi pilihan bagi yang ingin berekreasi bersama keluarga.

Menurut beberapa sumber, tempat ini dulunya dibangun oleh seorang

berkebangsaan Belanda yang bernama Ruyter de Wildt. Awal tujuan dibangunnya

untuk peristirahatan bagi orang-orang Belanda yang akan berada di Indonesia kala

itu. Desa Tulungrejo secara administratif berada di wilayah Kecamatan Bumiaji,

6 Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 tentang pedoman pengembangan ekowisata di daerah.

7

Kota Batu. Desa ini letaknya sekitar satu jam perjalanan darat dari pusat Kota

Malang. Karena merupakan satu dari sekian banyak desa yang terletak di lereng

Gunung Arjuno, maka desa yang luasnya 761.435 Ha ini berhawa dingin.

Sebagai salah satu penghasil apel terbesar di Kota Batu, banyak potensi

wisata lainnya di Desa Tulungrejo. Mulai dari wisata agro, wisata peternakan,

wisata alam, wisata seni dan budaya hingga wisata industri rumahan. Wisata

industri perumahan menjadi salah satu andalan Desa Wisata Tulungrejo. Buah

apel yang dihasilkan dari kebun diolah menjadi berbagai bahan olahan, seperti

keripik buah apel, sari apel dan lain sebagainya. Ada pula wisata kebun apel yang

lahannya mencapai 576 Ha. Wisatawan bisa menikmati kesegaran buah apel jenis

rome beauty, anna, manalagi, dan grany smith langsung dari pohonnya, dengan

hanya membayar 20.000 hingga 40.000 rupiah per orangnya.7

Desa Wisata Tulungrejo merupakan salah satu desa yang ditunjuk Pemerintah

Kota Batu sebagai desa percontohan dalam rangka pengembangan wilayah

kepariwisataan, khususnya pertanian. Dalam pelaksanaannya, kelompok pengembang

yang bernama TFE (Tulungrejo Funducation Experience) bekerja sama dengan

masyarakat yang berdomisili di daerah Tulungrejo dan memiliki aset yakni lahan

pertanian yang berpotensi wisata untuk dijadikan sebagai investor dalam perkembangan

paket wisata bersama pengelola.8 Salah satu permasalahan yaitu Promosi agrowisata

kebun apel di Desa Tulungrejo Kota Batu oleh Dinas Pariwisata Kota Batu, karena wisata

agro kebun apel di desa Tulungrejo berbasis dari para Kelompok Tani.

7 https://ngalam.co/2016/07/18/jalan-jalan-ke-desa-wisata-tulungrejo-batu/ diakses pada tanggal

29/11/20117 pada pukul 14.14 WIB 8 PENGEMBANGAN AGROWISATA DI DESA WISATA TULUNGREJO KOTA BATU,

JAWA TIMUR oleh riske aridiansari

http://protan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/protan/article/view/214 diakses 29/11/2017 pukul

17.47 WIB

8

Desa Tulungrejo memiliki kebun apel yang tersebar dengan total luas 900 Ha.

Sebagai desa dengan presentase petani apel terbesar di Batu memberikan peluang besar

bagi para pemilik lahan untuk menjadikan tanahnya sebagai tempat wisata.9 Dan

banyak menyerap tenaga kerja yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di

Desa Tulungrejo.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel Untuk

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo ?

2. Apa kendala Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel Untuk

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penelitian diatas, maka tujuan dari penelitian ini ialah sebagai berikut :

1. Mengetahui Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel Untuk

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo.

2. Mengetahui kendala Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel

Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

Menjelaskan bahwa hasil penelitian bermanfaat memberikan

sumbangan pemikiran atau memperkaya konsep-konsep, teori-teori

terhadap ilmu pengetahuan dari penelitian yang sesuai dengan bidang

ilmu dalam suatu penelitian. Terkait mata kuliah Kebijakan Publik.

9 https://wisatatulungrejo.weebly.com/ diakses pada 29/11/2017 pukul 17.50 WIB

9

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Dinas Pariwisata dan Dinas Pertanian

Rekomendasi untuk memperbaiki kinerja lembaga dalam

melaksanakan kebijakan publik. Dan diharapkan hasil penelitian ini

dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran kepada Dinas Pariwisata

dan Dinas Pertanian Kota Batu sehingga dapat mengevaluasi kinerja

kebijakan publik Dinas Pariwisata dan Dinas Pertanian dalam bidang

peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kota Batu.

b. Bagi masyarakat

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan,

pemahaman serta pemikiran kritis terhadap peran Dinas Pariwisata

untuk membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui

wisata agro kebun apel di Kota Batu.

c. Bagi Akademis

Diharapkan bisa menjadi bahan penelitian terdahulu untuk

mahasiswa dalam penelitian dibidang Ilmu Pemerintahan, terutama

tentang masalah strategi meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

sehingga menjadikan salah satu referensi yang dipakai mahasiswa

untuk meneliti.

E. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

1. Definisi Konseptual

Konsep adalah definisi yang di pakai dalam unsur dari suatu

generalisasi serta fenomena-fenomena tertentu, sedangkan konsep

yang dimaksud diatas menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi

10

ialah suatu definisi dari apa yang akan kita amati, konsep-konsep yang

dinyatakan antara variabel-variabel mana saja yang dapat menentukan

hubungan empiris.10

Dengan demikian yang dimaksud dengan definisi konsep adalah

merupakan konsep-konsep yang dinyatakan sebagai variabel-variabel

yang akan penulis pelajari, jadi variabel yang ada merupakan

penjabaran dari konsep itu sendiri, variabel yang terdapat didalam

konsep itu adalah:

a. Strategi

Menurut Panji Anoraga, Strategi adalah penetapan sasaran

dan tujuan jangka panjang untuk sebuah organisasi pemerintah,

dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk

mencapai sasaran dan tujuan dari suatu organisasi pemerintah itu.11

Strategi juga merupakan suatu proses penentuan rencana para

pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang

organisasi, disertai penyusunan suatu upaya bagaimana agar tujuan

tersebut dapat tercapai.12

Dalam penelitian ini peneliti lebih memfokuskan pada

bagaimana peran Dinas Pariwisata dalam menentukan strategi

pengembangan wisata agro kebun apel untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat di Desa Tulungrejo.

10

Masri Singarimbon. 1995. Metode Penelitian Survai.LP3ES. Jakarta. Hal 17 11

Panji Anoraga,S.E. ,M.M. 2000.Manajemen Bisnis.PT.Rineka Cipta.Jakarta. Hal, 339. 12

Tjiptowardoyo,Sularno.1995.Strategi Manajemen.Jakarta: PT.Elek Media Komputindo

11

b. Pengembangan

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

18 Tahun 2002 Pasal 1 ayat 5 tentang sistem nasional penelitian,

pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi,

Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan

dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu

pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk

meningkatkan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu pengetahuan dan

teknologi yang telah ada atau menghasilkan teknologi baru.

Pengembangan secara umum berarti pola pertumbuhan, perubahan

secara perlahan (evolution) dan perubahan secara bertahap.13

Pengembangan adalah menterjemahkan atau menjabarkan

spesifikasi rancangan ke dalam bentuk fitur fisik. Pengembangan

secara khusus ialah menghasilkan bahan-bahan pembelajaran.14

Pengembangan memusatkan perhatiannya tidak hanya pada

analisis kebutuhan, tetapi juga isu-isu yang luas tentang analisis

awal sampai akhir, pengembangan bertujuan untuk menghasilkan

produk berdasarkan temuan-temuan setelah uji lapangan.15

c. Kesejahteraan

Peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat

dan kualitas maupun kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti

13

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 Pasal 1 ayat 5. 14

Alim Sumarno.2012.Penelitian Kausalitas Komparatif.Surabaya:elearning Unesa pendapat

Seels and Richey 15

Alim Sumarno.2012.Penelitian Kausalitas Komparatif.Surabaya:elearning Unesa pendapat

Tessmer dan Richey

12

penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik.

Selain itu, peningkatan juga berarti pencapaian dalam proses, ukuran, sifat,

hubungan dan sebagainya. Hasil dari suatu peningkatan ditandai dengan

tercapainya tujuan pada suatu titik tertentu. Dimana saat suatu usaha atau

proses telah sampai pada titik tersebut maka akan timbul perasaan puas

dan bangga atas pencapaian yang telah diharapkan.16

Kesejahteraan

masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan

sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan

diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.17

Jadi kesimpulan

meningkatan kesejahteraan masyarakat ialah bertambah baiknya

keadaan masyarakat sehingga mencapai tujuan yang diinginkan

dapat memenuhi semua kebutuhan sehari-hari, dan mampu

mengembangkan diri menjadi lebih baik dari sebelumnya.

2. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah suatu definisi mengenai variabel

yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel

tersebut yang dapat diamati. Adapun variabel-variabel yang akan

didefinisikan secara operasional dalam penelitian ini adalah18

:

a. Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel Untuk

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo

1. Pengembangan berbasis kemasyarakatan

2. Pengembangan berbasis sektoral

3. Pengembangan berbasis kewilayahan

16

Dunia Pelajar, ensiklopedia http://www.duniapelajar.com/2014/08/08/pengertian-peningkatan-

menurut-para-ahli diakses pada tanggal 17/11/2017 pada pukul 00:54 WIB 17

Undang-undang nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Masyarakat 18

Azwar, Saifuddin.2003.Relibilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka Belajar

13

b. Kendala Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel Untuk

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo

1. Kendala musim apel di wisata agro kebun apel.

2. Anggaran terbatas dari Dinas Pariwisata.

3. SDM aparatur yang kurang kompeten.

F. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian

kualitatif ialah penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud

menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan melibatkan

beberapa metode seperti wawancara, pengamatan dan pemanfaatan

dokumen.19

1. Jenis penelitian

Dalam penelitian Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel

Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo

menggunakan jenis penelitian kualitatif. Metode penelitian yang akan

digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode

deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun

suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.20

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, ktual dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

19

Moloeng, lexy j. 1994, metodologi penelitian kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung hlm 5 20

Nazir, Moh. 2003. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta. Hlm.54

14

Penelitian deskriptif mempelajari masalah dalam masyarakat, termasuk

di dalamnya tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-

situasi tertentu, antara lain tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-

sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang

berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

2. Sumber data

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh sebagai hasil

pengumpulan sendiri, untuk kemudian disiarkan langsung21

.

Dengan demikian data primer merupakan data yang diperoleh

dengan melakukan penelitian secara langsung di lapangan. Data

primer ini nantinya akan diperoleh peneliti dari hasil observasi

maupun wawancara dengan narasumber terkait.

b. Data Sekunder

Data Sekunder pada umunya berupa bukti, atau laporan

historis yang telah tersusun dalam arsip, baik yang dipublikasikan

dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder merupakan data

pendukung dari data primer.22

Data sekunder ini akan diperoleh

dari hasil studi literatur, jurnal, dan juga dokumen-dokumen dari

dinas terkait seperti Perda Kota Batu, Renja Dinas Pariwisata dan

Dinas Pertanian, profil Dinas Pariwisata atau laporan terkait

penelitian ini serta data tentang pengembangan wisata agro kebun

21

Kartini Kartono dalam Sanja,Rizki Bayu Tri. Skripsi Sarjana. “Strategi Dinas Perekonomian

Dan Pariwisata Dalam Intensifikasi Objek Wisata Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

(Pad) Kabupaten Tuban (Studi Pada Obyek Wisata Goa Akbar Dan Pantai Boom Kabupaten

Tuban) “ (Malang : UMM, 2014) Hal :17. 22

Ibid.

15

apel yang nantinya di dapatkan dari Dinas Pariwisata, dan data dari

Dinas Pertanian terkait banyaknya penggunaan bibit setiap

tahunnya yg dilakukan oleh pemilik lahan di Desa Tulungrejo.

Peneliti juga ingin melakukan pengambilan data-data dimana

lokasi objek objek

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik:

a. Observasi

Sebagai metode ilmiah observasi dapat diartikan sebagai

pengamatan, meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu obyek

dengan menggunakan seluruh alat indra.23

Teknik observasi

merupakan teknik penelitian mulai penjajakan lapangan guna

mengenal segala unsur lingkungan sosial, sedangkan yang dimaksud

dengan penelitian keadaan lapangan adalah untuk menilai keadaan,

situasi, latar dan konteksnya, lebih spesifik lagi observasi dikatakan

sebagai penelitian dengan cara pengindraan yaitu mengamati. Secara

luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk

melakukan pengukuran. “Akan tetapi observasi atau pengamatan

disini diartikan lebih sempit, yaitu alat pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat sistematik gejala-

gejala yang diselidiki.” Jadi dalam penelitian ini observasi Teknik

observasi yang dilakukan di sini yaitu: participatory observation.

Hal ini dilakukan untuk mengamati kondisi fisik, aktivitas yang

23

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakter, (Jakarta: Rineka Cipta,

2002), hlm: 133

16

dilakukan adalah Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel

Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa

Tulungrejo. Observasi dilakukan pula pada saat terjadi interaksi

antara Dinas Pariwisata dan Dinas Pertanian Kota Batu dengan

Masyarakat Desa Tulungrejo.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk

menyediaan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang

akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari

karangan atau tulisan, wasiat, buku, undang-undang, dan

sebagainya. Dalam artian umum dokumentasi merupakan sebuah

pencarian, penyelidikan, pengumpulan, pengawetan, penguasaan,

pemakaian dan penyediaan dokumen. Dokumentasi ini digunakan

untuk mendapatkan keterangan dan penerangan pengetahuan dan

bukti. Dalam hal ini termasuk kegunaan dari arsip perpustakaan

dan kepustakaan. Dokumentasi biasanya juga digunakan dalam

sebuah laporan pertanggung jawaban dari sebuah acara.Metode

dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa buku-buku, dokumen, dan peraturan-peraturan.

Maupun segala informasi yang berhubungan dengan Dinas

Pariwisata dan Dinas Pertanian Kota Batu dalan Peningkatan

Wisata Agro Kebun Apel. Teknik yang digunakan untuk

menghimpun berbagai informasi dari bahan-bahan dokumentasi

berupa dokumen kebijakan yang terkait dengan proses dan

17

prosedur Pengembangan Desa Wisata, foto-foto atau dokumen-

dokumen lain yang berhubungan dengan kegiatan Peningkatan

Kesejahteraan Masyarakat Desa Tulungrejo.

c. Wawancara

“Wawancara (interview) dilakukan melalui tanya jawab lisan

dengan siapa saja yang diperlukan. Wawancara dilakukan apabila

keterangan atau pendapat dengan jalan lain sudah tidak dapat

diperoleh atau jalan dianggap terlalu sulit diperoleh.” Dalam

penelitian ini peneliti akan melakukan wawancara secara face to

face dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan data

maupun penjelasan dengan tujuan agar data yang diperoleh valid

dan objektif. Wawancara dalam penelitian ini meliputi :

1. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia di Dinas

Pariwisata Kota Batu dalam membantu promosi Wisata Agro

Kebun Apel dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Desa Tulungrejo.

2. Bidang Pengembangan di Dinas Pariwisata dan Dinas

Pertanian Kota Batu memfasilitasi dalam bentuk fisik seperti

sarana dan prasarana serta non fisik seperti fasilitas

pembinaan dan perhatian terhadap kegiatan-kegiatan

pengembangan wisata agro kebun apel dalam peningkatan

kesejahteraan masyarakat Desa Tulungrejo. Dan juga akses

jalan yang lebih baik untuk para wisatawan yang akan

berwisata petik apel.

18

3. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia di Dinas

Pariwisata Kota Batu dalam memberikan pemahaman secara

komperhensif kepada masyarakat maupun swasta serta perlu

berperan aktif dan agresif untuk memainkan peran motivator

demi Wisata Agro Kebun Apel dalam Peningkatan

Kesejahteraan Masyarakat Desa Tulungrejo.

4. Gambaran Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Desa Tulungrejo.

5. Dinas Pariwisata dapat memperkenalkan produksi apel

sebagai makanan ringan dan oleh-oleh kepada wisatawan

yang berkunjung.

6. Kendala musim tumbuhnya buah apel yang tidak bisa tumbuh

lebat dan saat musim liburan tiba membuat para petani sangat

mengalami penurunan penjualan.

7. Dinas pariwisata juga mendapat anggaran yang terbatas untuk

mengembangkan wisata agro kebun apel di kota batu.

8. Sumber daya manusia aparatur yang kurang kompeten bisa

menjadi salah satu sebab yang menjadikan wisata agro kebun

apel di Kota Batu kurang diminati wisatawan.

4. Subjek penelitian

Subyek penelitian adalah orang yang bermanfaat untuk

memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar sebuah

penelitian, karena sebagai subyek yang mampu memberikan informasi

yang seluas-luasnya, peneliti menetapkan subyek untuk mendapatkan

informasi, yaitu sebagai berikut ;

19

1. Dinas Pariwisata dan Dinas Pertanian Kota Batu ( dua orang )

a. Dinas Pariwisata Kota Batu pada bagian Bidang

Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata. Karena

dibagian bidang pengembangan yang menangani Pariwisata

alam di Kota Batu.

b. Dinas Pertanian Kota Batu Untuk memberikan informasi

tentang bantuan apa saja kepada para petani apel di Kota

batu.

2. Kepala Desa Tulungrejo ( satu orang )

Kepala Desa Tulungrejo untuk mengetahui bagaimana kondisi

sebenarnya dari masyarakat yang bekerja di bagian wisata kebun

apel.

3. Masyarakat yang bekerja di wisata kebun apel ( dua orang)

Untuk mengetahui bagaimana pekerjaan sebagai pekerja di wisata

kebun apel di Desa Tulungrejo.

4. Pengelola kebun apel ( satu orang )

Untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan pelaksanaan

wisata kebun apel di Desa Tulungrejo, dan juga untuk mengetahui

beberapa keuntungan sebagai pengelola kebun apel di Desa

Tulungrejo.

5. Wisatawan yang berkunjung ( tiga orang )

Untuk mengetahui apakah wisata petik apel di Desa Tulungrejo

sudah memberikan kepuasan pelayanan terhadap wisatawan

20

6. Masyarakat Desa Tulungrejo ( satu orang )

Untuk mengetahui bagaimana keadaan sekitar wisata petik apel,

apakah warga mendapat keuntungan atau malah dapat kerugian

dari adanya wisata petik apel di Desa Tulungrejo.

5. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian akan diteliti

untuk mendapatkan informasi yang tepat dan data yang diperlukan untuk

menunjang penelitian ini. Dalam penelitian ini, lokasi penelitian di Dinas

Pariwisata dan Dinas Pertanian Balai Kota Among Tani, Gedung A Lantai 2

Jalan Panglima Sudirman No. 507, Pesanggrahan, Batu, Kec. Batu, Kota

Batu, Jawa Timur 65313. Dan juga wisata agro petik apel di Jl. Raya

Tulungrejo, Tulungrejo, Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur 65336.

6. Teknik Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif yaitu menggambarkan realitas yang sedang terjadi. Peneliti

mengumpulkan datanya dengan cara mengangsur atau menabung

informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terahir

memberi interpretasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

Analisis Model Interaktif, dengan tiga prosedur.24

yaitu :

a. Reduksi data

Reduksi data dimaksudkan sebagai proses penyederhanaan data

dengan cara memilah milah , mengelompokkan, mengarahkan

memilih data-data pokok yang penting dan tidak penting, dari

24

Miles, Matthew. B, dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas

Indonesia Press. hlm. 15-20

21

berbagai sumber dan berbagai metode pengumpulan data guna

menentukan tema dan polanya serta mengorganisasi data dengan

cara sedemikian rupa sehingga memudahkan menarik kesimpulan

dan diverifikasi sesuai fokus penelitian yaitu Strategi

Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel Untuk Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo dituangkan dalam

uraian laporan yang lengkap dan terinci.

Data dan laporan lapangan kemudian direduksi, dirangkum, dan

kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk dipilih

yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya (melalui proses

penyuntingan, pemberian kode dan pentabelan). Reduksi data

dilakukan terus menerus selama proses penelitian berlangsung.

Pada tahapan ini setelah data dipilah kemudian disederhanakan,

data yang tidak diperlukan disortir agar memberi kemudahan dalam

penampilan, penyajian, serta untuk menarik kesimpulan sementara.

b. Penyajian Data

Penyajian data atau display data dimaksudkan sebagai

sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan

melihat penyajian-penyajian, peneliti dapat memahami apa yang

sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Hal ini dilakukan

untuk memudahkan bagi peneliti melihat gambaran secara

keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian,

sehingga dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan. Data-data

tentang Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel Untuk

22

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo

kemudian dipilah-pilah dan disisikan untuk disortir menurut

kelompoknya dan disusun sesuai dengan katagori yang sejenis

untuk ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang

dihadapi, termasuk kesimpulan-kesimpulan sementara diperoleh

pada waktu data direduksi. Penyajian data dilakukan dengan

menggunakan tabel yang berkaitan dengan Strategi Pengembangan

Wisata Agro Kebun Apel Untuk Meningkatkan Kesejahteraan

Masyarakat Di Desa Tulungrejo.

c. Menarik kesimpulan/verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan suatu kegiatan dari

konfigurasi yang utuh selama penelitian berlangsung. Sedangkan

verifikasi merupakan kegiatan pemikiran kembali yang melintas

dalam pemikiran penganaisis selama peneliti mencatat, atau suatu

tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan atau peninjauan

kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk

mengembangkan “kesempatan intersubjektif”, dengan kata lain

makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya,

kekokohannya dan kecocokannya (validitasnya).

Dalam tahapan untuk menarik kesimpulan dari katagori-

katagori data yang telah direduksi dan disajikan untuk selanjutnya

menuju kesimpulan akhir mampu menjawab permasalahan yang

dihadapi. Tetapi dengan bertambahnya data melalui verifikasi

secara terus menerus, maka diperoleh kesimpulan yang bersifat

grounded. Dengan kata lain, setiap kesimpulan senantiasa akan

23

selalu terus dilakukan verivikasi selama penelitian berlangsung

yang melibatkan interpretasi peneliti. Analisis data merupakan

suatu kegiatan yang logis, data kualitatif berupa pandangan-

pandangan tertentu terhadap fenomena yang terjadi utamanya

Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel Untuk

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo.

Verifikasi dalam penelitian dilakukan secara kontinyu sepanjang

penelitian oleh peneliti yang dimaksudkan untuk menganalisis dan

mencari makna dari informasi yang dikumpulkan dengan mencari

tema, pola hubungan, permasalahan yang muncul, hipotesa dan

disimpulkan secara tentatif, sehingga terbentuk proposisi tertentu

yang bisa mendukung teori ataupun penyempurnaan teori. Prosedur

analisis dilakukan dengan 3 (tiga) fase yang disebut sebagai

“Model Interaktif”, seperti digambarkan berikut ini:

Gambar 1.1

Analisis Model Interaktif

Sumber: Miles dan Huberman ( 1992:15-20)

Pengumpulan

Data

Reduksi Data

Display atau

Penyajian Data

Data

Penarikan Kesimpulan

atau Verifikasi