kementerian koperasi dan usaha kecil dan menengah … dep produksi...bab i pendahuluan 1.1. kondisi...

54
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG PRODUKSI DAN PEMASARAN TAHUN 2015 - 2019 Revisi Kedua 2018

Upload: others

Post on 27-Oct-2019

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

RENCANA STRATEGIS

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

REPUBLIK INDONESIA

DEPUTI BIDANG PRODUKSI DAN PEMASARAN TAHUN 2015 - 2019

Revisi Kedua

2018

Page 2: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

DAFTAR ISI

RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PRODUKSI DAN PEMASARAN

TAHUN 2016 - 2019

I. PENDAHULUAN

1.1. Kondisi Umum ………………………………………………………………… 1

1.2. Pencapaian Pelaksanaan Pembangunan KUMKM dan Target Kinerja

di Bidang Produksi dan Pemasaran Tahun 2010 - 2015 ……………………… 2

1.2.1. Asdep Urusan Pertanian dan Tanaman Hortikultura …………….. 4

1.2.2. Asdep Urusan Kehutanan dan Perkebunan ……………………… 5

1.2.3. Asdep Urusan Perikanan dan Peternakan ……………………… 7

1.2.4. Asdep Urusan Industri Kerajinan dan Pertambangan …………………. 8

1.2.5. Asdep Urusan Ketenagalistrikan dan Aneka Usaha ………………… 8

1.2.6. Asdep Urusan Perdagangan Dalam Negeri ……………………… 12

1.2.7. Asdep Urusan Ekspor Impor ……………………………………….. 13

1.2.8. Asdep Urusan Sarana dan Prasarana Pemasaran ……….…………… 20

1.2.9. Asdep Urusan Kemitraan dan Jaringan Usaha ……………………… 20

1.2.10. Asdep Urusan Informasi dan Publikasi Bisnis ……………………… 21

1.3. Potensi dan Permasalahan

1.3.1. Potensi ………………………………………………………………….. 22

1.3.2. Permasalahan dan Tantangan ……………………………………….. 25

II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

2.1. Visi …………………………………………………………………………………… 28

2.2. Misi …………………………………………………………………………………… 28

2.3. Tujuan …………………………………………………………………………………… 30

2.4. Sasaran Strategis ……………………………………………………………………… 31

III. ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA

KELEMBAGAAN

3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional ……………………………………….. 32

3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian KUKM …………………………………. 33

3.3. Arah Kebijakan dan Strategi Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran …………. 34

3.4. Kerangka Regulasi …………………………………………………………………. 35

3.5. Kerangka Kelembagaan ……………………………………………………………… 36

IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1. Target Kinerja …………………………………………………………………. 38

4.2. Kerangka Pendanaan …………………………………………………………………. 45

V. PENUTUP ……………………………………………………………..……………………. 51

Page 3: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

1 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Kondisi Umum

Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan

salah satu upaya pencapaian tujuan negara dan bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu untuk

memajukan kesejahteraan umum. Pelaksanaannya menggunakan landasan azas

kekeluargaan (pasal 33 ayat 1) dan penyelenggaraan perekonomian nasional yang berdasar

atas demokrasi ekonomi (pasal 33 ayat 4). Pembangunan koperasi dan UMKM juga

dilakukan dalam rangka pelaksanaan amanat beberapa Undang Undang (UU) yaitu:

1. Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, yaitu pembangunan

koperasi merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah dan seluruh rakyat

Indonesia yang diarahkan untuk membangun koperasi yang sehat, kuat, tangguh

dan mandiri berdasarkan prinsip koperasi sehingga mampu berperan serta untuk

mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila

dan UUD 1945.

2. Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah yaitu

pembangunan UMKM merupakan bagian yang integral dalam pembangunan

perekonomian nasional yang diselenggarakan secara menyeluruh, optimal,

dan berkesinambungan melalui pengembangan iklim yang kondusif, pemberian

kesempatan berusaha, dukungan, perlindungan, dan pengembangan usaha seluas-

luasnya, sehingga mampu meningkatkan kedudukan, peran, dan potensi UMKM

dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan peningkatan pendapatan

rakyat, penciptaan lapangan kerja, dan pengentasan kemiskinan.

Amanat UUD 1945 dan 2 (dua) Undang-Undang tersebut mengarahkan

pembangunan Koperasi dan UMKM untuk dilaksanakan melalui pendekatan

keberpihakan (affirmative) dan pendekatan pengembangan kemandirian.

Pendekatan keberpihakan diwujudkan dalam bentuk pemberian kesempatan

berusaha, dukungan peningkatan kapasitas usaha dan keterampian, serta

perlindungan usaha terutama bagi koperasi dan UMKM yang berkembang di

antara masyarakat berpendapatan rendah. Pada saat yang sama, pembangunan

koperasi dan UMKM diarahkan untuk membangun kemandirian dan daya saing

melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, penerapan iptek, dan penguatan

skala ekonomi sehingga memiliki posisi tawar yang tinggi dalam menghadapi

kondisi pasar yang dinamis. Pembangunan koperasi dan UMKM juga diarahkan

untuk memperkuat meningkatkan kontribusinya dalam perekonomian, baik dalam

penganggulangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, maupun dalam

Page 4: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

2 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

peningkatan nilai tambah perekonomian yang menyokong pertumbuhan ekonomi yang tinggi

dan pembangunan berkelanjutan.

Dalam lima tahun ke depan yaitu 2015-2019, pembangunan koperasi dan UMKM akan

dilaksanakan melalui berbagai kebijakan untuk meningkatkan daya saing koperasi dan

UMKM. Kebijakan-kebijakan tersebut mencakup upaya-upaya peningkatan kapasitas dan

kinerja usaha koperasi dan UMKM, penguatan dan perluasan peran sistem pendukung

usaha, dan peningkatan dukungan iklim usaha. Hal ini sejalan dengan tiga tataran

pembangunan koperasi dan UMKM dimana pada tataran makro, kebijakan pembangunan

koperasi dan UMKM mencakup perbaikan lingkungan usaha yang diperlukan untuk

mendukung perkembangan koperasi dan UMKM. Beberapa isu lingkungan usaha di

antaranya berkaitan dengan peraturan, persaingan usaha, biaya transaksi, formalisasi

usaha, pengarusutamaan gender serta peran pemerintah, swasta dan masyarakat.

Kebijakan pembangunan koperasi dan UMKM pada tataran meso mencakup

peningkatan sistem pendukung usaha yang mencakup lembaga atau sistem yang

menyediakan dukungan bagi peningkatan akses koperasi dan UMKM ke sumber daya

produktif dalam rangka perluasan usaha dan perbaikan kinerja. Sumber daya

produktif mencakup bahan baku, modal, tenaga kerja terampil, informasi dan

teknologi. Perluasan usaha mencakup peningkatan tata laksana kelembagaan,

peningkatan kapasitas dan perluasan jangkauan pasar. Sementara itu kebijakan

pembangunan koperasi dan UMKM pada tataran mikro mencakup peningkatan

kualitas kelembagaan koperasi dan UMKM serta perbaikan kapasitas dan kualitas

sumber daya manusia (SDM) baik dari aspek kewirausahaan, maupun kemampuan

teknis, manajeman dan pemasaran.

Ketiga tataran kebijakan pembangunan koperasi dan UMKM tersebut telah

menjadi acuan rencana kerja Kementerian Koperasi dan UKM dalam periode 2000-

2004, 2004-2009 dan 2010-2014. Hasilnya menunjukkan masih banyak perbaikan

yang perlu dilakukan untuk mewujudkan koperasi dan UMKM yang memiki usaha

yang berkelanjutan, mandiri dan berdaya saing. Perkembangan koperasi dan

UMKM juga masih membutuhkan dukungan kebijakan yang membantu koperasi

dan UMKM dalam merespon perubahan pasar dan perekonomian yang dinamis.

Koperasi dan UMKM juga perlu diperkuat sehingga mampu berkontribusi pada

perbaikan struktur pelaku usaha nasional menjadi lebih kokoh dan seimbang, baik

dalam skala usaha, strata maupun sektoral

1.2. Pencapaian Pelaksanaan Pembangunan KUMKM dan Target Kinerja di bidang

Produksi dan Pemasaran Tahun 2010 – 2015

Pemberdayaan koperasi dan UKM dapat diartikan segala upaya yang ditujukan untuk

menjadikan koperasi dan UKM lebih berdaya. Koperasi dan UKM yang berdaya adalah

koperasi dan UKM yang dapat menjalankan dan mengembangkan organisasi dan

usahanya, melayani dan memberikan manfaat ekonomi bagi anggotanya. Dengan

pengertian pemberdayaan seperti diatas, maka dalam pemberdayaan koperasi terdapat

upaya pemberdayaan, pelaku pemberdayaan, objek pemberdayaan dan hasil

Page 5: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

3 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

pemberdayaan. Pelaku pemberdayaan adalah pihak yang melakukan pemberdayaan,

dimana menurut ketentuan dan normanya pelaku pemberdayaan adalah anggota dan

pengurus koperasi, pemerintah dan berbagai pihak lain. Objek pemberdayaan koperasi

mencakup masyarakat koperasi pada khususnya, masyarakat pada umumnya maupun

lingkungan koperasi. Sedangkan hasil pemberdayaan koperasi pada dasarnya adalah

tumbuh dan berkembangnya koperasi yang sehat. Koperasi yang sehat adalah koperasi

yang mampu melaksanakan tugas dan perannya diharapkan secara berkelanjutan yaitu

memberikan pelayanan yang bermanfaat bagi anggota, dan mempertanggungjawabkan

kegiatannya dengan membuat neraca dan melaksanakan RAT.

Pemberdayaan dan penilaian hasil pemberdayaan koperasi merupakan suatu siklus

yang berkelanjutan. Pemberdayaan koperasi juga merupakan suatu rangkaian kegiatan

yang berulang, sejak dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dan

selanjutnya kembali mengadakan perencanaan dan pelaksanaan sebagaimana siklus atau

proses manajemen. Monitoring pada dasarnya adalah mengukur hasil pemberdayaan dan

evaluasi adalah menilai hasil pemberdayaan. Hasil pengukuran dan penilaian hasil

pemberdayaan diperlukan untuk menyimpulkan apakah hasil pemberdayaan sesuai dengan

yang diharapkan dan selanjutnya dapat direncanakan kegiatan yang diperlukan untuk

mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

Hasil pemberdayaan koperasi melalui program bantuan sosial dapat didekati dari dua

sudut, yaitu sudut kelembagaan dan sudut kinerja koperasi.

a. Pendekatan dari sudut kelembagaan :

1. Peningkatan anggota perorangan karena sebagai kumpulan orang kekuatan

ekonomi bersumber dari anggota perorangan;

2. Pemupukan modal sendiri karena semakin besar modal dari dalam berarti

kemandirian koperasi tersebut semakin tinggi;

3. Peningkatan volume usaha karena volume usaha berkaitan dengan skala ekonomi,

semakin besar volume usaha suatu koperasi berarti semakin besar potensinya

sebagai perusahaan, sehingga dapat memberikan pelayanan dan jasa yang lebih

baik kepada para anggota. Sejalan dengan identitas koperasi yang menyatakan

bahwa anggota dan pelanggan adalah orang yang sama, maka volume usaha

terutama harus berasal dari jasa anggota. Loyalitas dan partisipasi aktif anggota

sangat menentukan besarnya volume usaha koperasi khususnya yang berasal dari

anggota;

4. Peningkatan pelayanan kepada anggota dan masyarakat, secara kuantitatif

sukar dihitung namun Anggota dapat merasakan efeknya dengan membandingkan

sebelum dan sesudah ada program bantuan.

b. Pendekatan dari sudut kinerja koperasi :

1. Produktivitas artinya koperasi mampu menghasilkan produk dan jasa layanan

secara efisien sehingga mampu memberikan hasil yang nyata bagi koperasi itu

sendiri maupun bagi para anggotanya;

2. Efektivitas dalam arti mampu memenuhi kewajiban-kewajiban terhadap anggota-

anggotanya;

3. Adil dalam melayani anggota-anggota, tanpa melakukan diskriminasi;

4. Mantap dalam arti bahwa koperasi begitu efektif sehingga anggota-anggota tidak

ada alasan untuk meninggalkan koperasi guna mencari alternatif pelayanan di

tempat lain yang dianggap lebih baik.

Ukuran keberhasilan lain yang sering digunakan secara makro adalah penilaian

pemerintah terhadap pencapaian target yang sudah ditetapkan. Adapun target yang

Page 6: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

4 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

ditetapkan pemerintah haruslah berimplikasi terhadap kemajuan koperasi dan UMKM.

Dengan kata lain, ujung dari upaya pemberdayaan koperasi adalah keberhasilan koperasi

dalam mengembangkan usaha-usaha yang mampu memberikan nilai tambah nyata bagi

para anggotanya maupun usaha-usaha para anggotanya.

a. Asisten Deputi Urusan Pertanian dan Tanaman Hortikultura

Program Pemberdayaan Koperasi melalui kegiatan Pengembangan Usaha

Koperasi di bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura telah dilaksanakan

melalui kegiatan: (1) Pengembangan Usaha Koperasi di Bidang Pangan; (2)

Pengembangan Usaha Koperasi di Bidang Hortikultura dan (3) Pengembangan

Sarana Usaha di Bidang Pangan dan Hortikultura. Secara rinci usaha koperasi di

bidang pangan meliputi : (1) Penyaluran dan pengadaan sarana produksi (pupuk,

benih, obat-obatan); (2) Pengembangan usaha Budidaya kedelai dan Pengolahannya .

Usaha Koperasi di bidang Hortikultura, antara lain : (1) sayur-mayur (kentang, jamur,

bawang merah); (2) buah-buahan (melon, nenas, salak); (3) Obat-obatan (jahe).

Sedangkan pengembangan sarana usaha hanya dikhususkan untuk Handtractor,

Penggilingan Padi dan Bank Padi.

Sejak tahun 2010-2015 Kementerian Koperasi dan UKM telah merealisasikan

program pengembangan usaha di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura

kepada 202 koperasi dengan nilai sebesar Rp. 25.479.349.000,- yang tersebar di 24

propinsi (Aceh, Sumut, Babel, Sumsel, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Riau, Jabar, Jateng,

DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalsel, Kalbar, Sulsel, Sultra, Sulbar, Sulteng, Sulut,

Maluku Utara, Gorontalo).

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi terhadap koperasi penerima dan

pengelola program bantuan sosial Tahun 2010-2015 di bidang pertanian tanaman

pangan dan hortikultura sangat dirasakan manfaatnya oleh koperasi maupun

anggotanya, antara lain :

1. ketersediaan sarana produksi secara 6 Tepat (waktu, jumlah, jenis, harga, tempat,

mutu);

2. penyerapan tenaga kerja rata-rata 2-3 orang per koperasi;

3. meningkatnya permodalan;

4. meningkatnya volume usaha;

5. meningkatnya produktivitas.

Selain itu, khusus untuk koperasi-koperasi yang menerima program

pengembangan usaha penyaluran dan pengadaan pupuk bersubsidi dan non subsidi

dan koperasi-koperasi binaan di bidang pangan telah melakukan kemitraan dengan

beberapa BUMN yang tergabung dalam PT. Pupuk Indonesia sebagi holding Company

(seperti PT.Pupuk Kaltim.PT.Petrokimia Gresik PT.Pupuk Pusri PT. Kujang) serta PT.

Sang Hyang Sri (SHS) yang dikenal dengan nama SHS Shop untuk memasarkan

benih dan obat-obatan.

Pada tahun 2013 jumlah pengecer resmi pupuk bersubsidi sekitar 1.455

koperasi dan sekitar 261 koperasi sebagai distributor resmi pupuk bersubsidi (dalam

kenyataannya jumlah ini sulit teridentifikasi). Di tahun 2014 jumlah koperasi pengecer

resmi pupuk bersubsidi tercatat sekitar 1.477 koperasi (naik sebanyak 22 koperasi

dibanding tahun sebelumnya) sebagai pengecer resmi dan 261 koperasi sebagai

distributor resmi pupuk bersubsidi. Pada tahun 2015 tercatat kenaikan yang cukup

signifikan setelah adanya koordinasi yang dilakukan pemerintah pusat dalam hal ini

Page 7: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

5 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

Kementerian Koperasi dan UKM dengan K/L terkait (Kementerian Perdagangan,

Kementerian Pertanian, dan PT. Pupuk Indonesia) dan Pemda setempat. Tercatat

1.977 koperasi (naik sebanyak 500 koperasi dibanding tahun 2014) sebagai pengecer

resmi dan 297 koperasi (naik sebanyak 36 koperasi dibanding tahun 2014) sebagai

distributor resmi pupuk bersubsidi. Untuk koperasi yang diangkat menjadi distributor

baru yang tersebar di 11 Provinsi (Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Banten, Jawa

Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa

Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan).

Capaian Januari-Desember 2015

Dari total usulan 150 Koperasi tahun 2015 yang telah diangkat menjadi distributor

pupuk bersubsidi sebanyak 36 Koperasi atau sekitar 24%.

Sedangkan dari usulan 300 Koperasi 2015 yang ditunjuk sebagai pengecer

pupuk bersubsidi sebanyak 250 Koperasi atau sekitar 83%.

b. Asisten Deputi Urusan Kehutanan dan Perkebunan

Dalam upaya mendorong pengembangan usaha kehutanan dan perkebunan

yang umumnya berada di wilayah pedesaan maka salah satu upaya yang perlu

dilaksanakan adalah mengembangkan lembaga ekonomi yang berada di pedesaan

yaitu koperasi.

Pada tahun 2010-2015, kegiatan pada Asdep Urusan Kehutanan dan

Perkebunan antara lain program bantuan pengembangan usaha koperasi bidang

kehutanan dan perkebunan dan fasilitasi kegiatan pembinaan seperti bimbingan

teknis/temu konsultasi.

Pada tahun 2013-2014 terdapat kegiatan New Inisiatif pengembangan usaha

koperasi di bidang produksi perkebunan dalam rangka mendukung program

Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (P4B). Program Percepatan

Pembangunan di Provinsi Papua dan Papua Barat dimaksudkan untuk memperbaiki

dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua dan Papua Barat, yang secara

definitif merupakan kebijakan dan program pemerintah yang dilaksanakan secara

sistematik, terencana, terukur dan sinergis dengan berbagai upaya yang dilakukan

seluruh komponen masyarakat Indonesia di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Program P4B yang dilaksanakan di 2013-2014 adalah program bantuan

pengembangan usaha koperasi di bidang produksi hasil perkebunan dengan fokus

utama pada teknologi pengolahan kakao dan pala. Program bantuan tersebut bersifat

stimulan dan terbatas, karena itu pengembangan selanjutnya atas bantuan program

dimaksud akan bergantung pada kebijakan pemerintah setempat dalam konteks

pembangunan ekonomi di wilayahnya.

Realisasi kegiatan pada tahun 2010-2015 untuk program bantuan sosial bidang

kehutanan dan perkebunan diberikan kepada 94 koperasi yang tersebar di 22 Provinsi

(Aceh, Sumut, Babel, Sumsel, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Riau, Jabar, Jateng, DIY,

Jatim, Bali, NTT, Kalsel, Kalbar, Sulsel, Sultra, Sulbar, Sulteng, Maluku, Maluku Utara)

dengan jenis kegiatan untuk budidaya karet, budidaya kakao, budidaya jabon,

budidaya kelapa sawit, pengolahan karet, pengolahan kakao, pengolahan kopi,

pengolahan mete, pengolahan sagu, pengolahan umbi porang, pengolahan kelapa,

pengolahan getah pinus, pengolahan serat sabut kelapa berkaret (sebutret),

Page 8: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

6 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

pengolahan minyak atsiri, pengolahan rotan, pengolahan gambir dan pengolahan hasil

hutan/kayu.

Realisasi program P4B dengan kegiatan bantuan pengembangan usaha

koperasi di bidang produksi hasil perkebunan (pengolahan kakao di Provinsi Papua

dan pala di Provinsi Papua Barat) pada tahun 2013 telah disalurkan kepada 5 koperasi

terdiri dari 3 koperasi di Provinsi Papua Barat dan 2 koperasi di Provinsi Papua.

Secara umum, permasalahan yang dihadapi koperasi antara lain keterbatasan

kemampuan SDM pengelola bantuan, keterbatasan akses pasar dan permodalan serta

sumber bahan baku yang dikuasai tengkulak. Langkah-langkah yang telah dilakukan

antara lain melakukan pendampingan dan pembinaan kepada koperasi penerima

program baik dari pusat maupun daerah. Khusus permasalahan yang dihadapi pada

program P4B terjadi di Provinsi Papua antara lain ketidaksiapan kelembagaan dan

usaha koperasi, keterbatasan kemampuan sumber daya manusia pengelola, dan

pemanfaatan dana tidak sesuai dengan rencana awal koperasi dan Keputusan Menteri

Koperasi dan UKM tentang koperasi penerima program bantuan pengembangan

usaha pengolahan kakao dalam rangka mendukung program Percepatan

Pembangunan Papua dan Papua Barat (P4B).

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut

diatas antara lain mendorong Pemerintah Provinsi dan Kabupaten melakukan

pembinaan dan pengawasan serta untuk program P4B di Provinsi Papua adalah

menyiapkan APBD-P untuk melengkapi realisasi pengadaan peralatan pengolahan

kakao dan mendorong pengurus koperasi untuk penyelesaian pengadaan peralatan

tersebut.

Selanjutnya pada tahun 2014, program P4B dengan kegiatan yang sama tidak

dapat direalisasikan dengan berbagai pertimbangan antara lain : pengelolaan

kelembagaan dan usaha koperasi peserta program belum berjalan dengan baik,

keterbatasan kemampuan SDM pengelola koperasi, keterbatasan kegiatan bahan

baku berkualitas, dan khusus untuk Provinsi Papua Barat Pemerintah Kabupaten tidak

mengusulkan koperasi peserta program dengan alasan seperti tersebut diatas dan

tidak tersedianya listrik, sumber air dan bangunan untuk pengolahan.

Penyaluran bantuan sosial kepada koperasi di bidang kehutanan dan

perkebunan telah memberikan dampak yang signifikan bagi pengembangan usaha

koperasi dan masyarakat sekitar pada umumnya,diantaranya terjadi peningkatan

penyerapan tenaga kerja koperasi, sebagai contoh rata-rata penyerapan tenaga kerja

yang terlibat langsung dalam unit usaha pengolahan pengolahan minyak atsiri berkisar

3-4 orang/koperasi, pengolahan kakao berkisar 4-7 orang/koperasi, pengolahan kopi

berkisar 3-5 orang/koperasi, pengolahan karet berkisar 3-6 orang/koperasi,

pengolahan sebutret berkisar 4-5 orang/koperasi, dan pengolahan mete berkisar 10-12

orang/koperasi. Secara tidak langsung, berkembangnya unit usaha pengolahan

koperasi menyebabkan kebutuhan koperasi akan ketersediaan bahan baku produksi

semakin meningkat, hal ini telah berdampak ikut meningkatnya pendapatan petani

anggota selaku pemasok bahan baku produksi yang awalnya dijual ketempat lain

karena tidak mampu ditampung oleh koperasi. Dampak lain dari pemberian bantuan

sosial secara otomatis terjadi peningkatan produktivitas dan volume usaha.

Kemampuan koperasi dalam menghasilkan produk baik setengah jadi maupun produk

jadi dan peningkatan kualitas mutu produk karena diolah dengan teknologi yang lebih

modern sehingga mampu memenuhi permintaan pasar.

Page 9: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

7 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

c. Asisten Deputi Urusan Perikanan dan Peternakan

a. Perikanan

Kementerian Koperasi dan UKM sejak tahun 2010-2014 telah menyalurkan

bantuan pengembangan usaha koperasi untuk bidang perikanan kepada 41

koperasi yang tersebar pada 38 Kab/Kota di 17 Provinsi, diperuntukan untuk

budidaya ikan, budidaya rumput laut dan sarana penangkapan ikan.

Perkembangan bantuan tersebut sampai dengan saat ini berdasarkan hasil laporan

dari daerah yang kami terima dan peninjauan langsung ke lapangan bantuan

tersebut bermanfaat bagi anggota koperasi (petani ikan/nelayan).

Program bantuan pengembangan usaha koperasi dibidang perikanan juga

untuk mendukung program yang ada pada K/L terkait seperti :

a) Pengembangan usaha Rumput Laut di 7 (tujuh) Provinsi sesuai Surat

Keputusan Bersama (SKB) 6 Menteri (Kementerian PDT, Kementerian KP,

Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian KUKM,

BPKPM)

b) Program Minapolitan sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

: PER.12/MEN/2010

c) Program mensejahterakan masyarakat pesisir sesuai Keppres 10 Tahun 2011

tentang Tim Koordinasi Peningkatan dan Perluasan Program Pro Rakyat,

Kementerian Koperasi dan UKM sebagai Pokja program Peningkatan

Kehidupan Nelayan dimana saat ini menjadi Program ” SERIBU KAMPUNG

NELAYAN MANDIRI, TANGGUH, INDAH DAN MAJU (SEKAYA MARITIM)”

b. Peternakan

Sejak tahun 2010-2014 telah tersalurkan bantuan pengembangan usaha

kepada koperasi sebanyak 46 koperasi yang tersebar di 38 Kab/Kota pada 15

Propinsi dan dialokasikan untuk kegiatan usaha sapi perah, pembibitan sapi,

penggemukan sapi dan peternakan kambing Peranakan Etawah. Adapun

perkembangan bantuan yang telah diberikan sampai dengan saat ini berjalan baik

dan dirasakan manfaatnya khususnya oleh para peternak anggota koperasi dan

masyarakat pada umumnya.

Untuk program penggemukan sapi potong sesuai dengan hasil kajian KPK

mengenai tata niaga sapi, Kementerian Koperasi dan UKM mendapatkan tugas : a)

Pembinaan kelompok peternak untuk membentuk koperasi; b)fasilitasi akses

pembiayaan. Saat ini telah terbentuk 20 Koperasi dari 46 kelompok peternak di 10

Provinsi (Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTT, NTB dan Sulsel)

c. Sarana

Kementerian Koperasi dan UKM melalui Deputi Bidang Produksi telah

menyalurkan dana bantuan pengembangan usaha di bidang Sarana Perikanan dan

Peternakan sejak Tahun 2010-2014 kepada 10 Koperasi di 5 Propinsi yaitu Jawa

Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Selatan pada 10 Kab/Kota.

Page 10: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

8 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

Perkembangan bantuan tersebut sampai dengan saat ini secara umum berjalan

dengan baik, dan memberikan dampak yang positif, akan tetapi ada kendala pada

Koperasi penerima bantuan Tahun 2010 di Propinsi Sulawesi Selatan yaitu di

Kab.Wajo (Kop.Tani Tambak&Nelayan Poleminasa) dan Kab.Luwu Timur

(Kop.Meutia Multi Usaha) berupa pengadaan sarana pabrik es, hingga kini masih

beroperasi dengan baik hanya saja dikarenakan kenaikan tarif listrik sehingga

pengoperasian mesin terbatas setiap harinya hanya 8 jam saja.

d. Asisten Deputi Urusan Industri Kerajinan dan Pertambangan

Selama kurun waktu tahun 2010 – 2014, Asisten Deputi Urusan Industri,

Kerajinan dan Pertambangan telah mengalokasikan bantuan dana sosial kepada 78

koperasi di 18 Provinsi senilai Rp.20.804.576.000,- (dua puluh milyar delapan ratus

empat juta lima ratus tujuh puluh enam ribu rupiah) untuk pemberdayaan Koperasi dan

UKM dalam pengembangan kegiatan usaha di bidang

a. Industri seperti: mocaf, kelapa terpadu, resi gudang, gula merah, garam, carbon

aktif, tepung tapioka, paving block, logam, batu bata;

b. Kerajinan seperti: batik, handicraft, tenun, bordir komputer, bambu, furniture,

gerabah, anyaman tikar;

c. Pertambangan seperti: dolomit, grano diorit, marmer, pembakaran batu gamping,

pemecah batu, pengolahan kapur, batu mulia.

Dari hasil monitoring dan evaluasi, ada beberapa hal yang perlu menjadi

perhatian:

1. Koperasi penerima bantuan batuan sosial di bidang industri, kerajinan dan

pertambangan secara umum sebagian besar telah beroperasi namun belum

melaporkan perkembangan pengelolaan kegiatan usaha secara periodik dan

berjenjang sesuai dengan ketentuan yang ada.

2. Perkembangan pengelolaan bantuan dana sosial dalam rangka pemberdayaan

koperasi kurang mendapat perhatian dari SKPD yang membidangi pembinaan

koperasi setempat dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi, sehingga

laporannya tidak dilaksanakan secara tertib sesuai dengan pedoman teknis yang

ada.

e. Asisten Deputi Urusan Ketenagalistrikan dan Aneka Usaha

Sesuai dengan RKP dan Tupoksi Asdep Urusan Ketenagalistrikan dan Aneka

Usaha, maka kegiatan yang dilaksanakan terdiri atas: (a) Pengembangan Ekonomi

Produktif Koperasi berbasis Energi Terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

(PLTMH); (b) Pengembangan Ekonomi Produktif Koperasi berbasis Biogas/Biomass;

(c) Pengembangan Ekonomi Produktif Koperasi Berbasis Pariwisata; (d)

Pengembangan Ekonomi Produktif Koperasi dan UKM Berbasis Perbengkelan dan (e)

Pengembangan Usaha Koperasi di bidang Makanan dan Minuman

a. Pengembangan Ekonomi Produktif Koperasi berbasis Energi Terbarukan

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

Tingkat elektrifikasi Indonesia baru mencapai 67,15 persen pada tahun 2010

dan masih banyak wilayah terpencil (remote area) yang tingkat elektrifikasinya 0

persen padahal sumber daya alam melimpah yang dapat dimanfaatkan sebagai energi

baru terbarukan untuk menggerakkan ekonomi wilayah tersebut. Dalam rangka

Page 11: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

9 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

pengembangan usaha ekonomi produktif dan peningkatan daya saing produk lokal

dengan memanfaatkan energi berbasis energi baru terbarukan Pembangkit Listrik

Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), sejak Tahun 2010-2014 Kementerian Koperasi dan

UKM telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp.36,3 milyar untuk memfasilitasi 27

koperasi sebagai pengelola PLTMH di wilayah terpencil (remote area) yang belum

mendapatkan aliran listrik PLN. Total kapasitas daya yang terbangkit sebesar 1,09

Megawatt dan memberikan pelayanan listrik kepada masyarakat sebanyak 3.854

kepala keluarga. Disamping itu, Kementerian Koperasi dan UKM melakukan

kerjasama dengan GIZ dalam rangka meningkatkan kapasitas pengurus dan

pengelola koperasi dalam mengelola energi PLTMH sekaligus dalam pengembangan

bisnis koperasi maupun anggota koperasi yang memanfaatkan energi PLTMH

tersebut.

Pemanfaatan listrik PLTMH ini sudah lebih diberdayakan dengan adanya

usaha-usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh koperasi itu sendiri maupun oleh

anggota koperasi (UKM). Kegiatan tersebut antara lain: usaha pertukangan, usaha

pengolahan kopi, usaha meubel, usaha penggilingan beras, pengering kakao,

pengolahan madu, pengolahan abon ikan, pengolahan rotan, usaha photo copy,

usaha es manis dan lainnya.

Sinergitas program Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat dalam

memberikan dukungan terhadap program pengembangan usaha ekonomi produktif

melalui PLTMH turut membantu keberlanjutan usaha yang akan dikembangkan oleh

koperasi. Bantuan pemda antara lain berupa sharing pengadaan sarana usaha yang

memanfaatkan arus listrik PLTMH sehingga kegiatan usaha ekonomi pada suatu

daerah di remote area dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Disamping itu

dengan adanya kegiatan usaha dibidang kelistrikan (PLTMH) ini tentunya dapat

menyerap tenaga kerja baik yang langsung maupun tidak langsung. Idealnya satu unit

pengelolaan PLTMH membutuhkan tenaga kerja langsung antara 3 sampai 5 orang

baik sebagai tenaga administrasi ataupun tenaga teknis yang dikhususkan untuk

melakukan pengelolaan, perawatan dan pemeliharaan peralata. Secara keseluruhan

jumlah tenaga kerja yang terserap sebagai tenaga teknis ataupun tenaga admnistrasi

pada unit PLTMH dari tahun 2010 sampai dengan 2014 sekitar 130 orang tenaga

kerja, sedangkan tenaga kerja tidak langsung diserap lahirnya usaha-usaha baru

produktif oleh UKM.

Pengelolaan usaha PLTMH disektor jasa penjualan arus listrik memberikan

penghasilan kepada koperasi rata-rata sebulan mencapai Rp. 3-5 juta, sedangkan

penghasilan usaha produktif bervariasi sesuai jenis usaha yang dilakukan oleh

koperasi ataupun oleh UKM (anggota masyarakat/koperasi).

b. Pengembangan Ekonomi Produktif Koperasi berbasis Biogas/Biomass

Daerah sentra peternakan umumnya menghadapi permasalahan lingkungan

karena kotoran hewan yang mencemari lingkungan. Padahal kotoran hewan tersebut

dapat diolah menjadi energi biogas yang dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan

ekonomi desa sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Dalam rangka membantu

pengembangan usaha koperasi dan UMKM yang bergerak di sektor energi biogas,

Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi pembangunan digester untuk

Page 12: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

10 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

menghasilkan biogas yang dapat dimanfatkan untuk kegiatan usaha kecil baik

koperasi maupun anggotanya. Limbah dari biogas juga dapat diproses menjadi pakan

ikan atau pupuk organik sehingga memberikan pendapatan tambahan bagi oleh

koperasi maupun anggotanya. Pada periode 2010-2014 Kementrian Koperasi dan

UKM menganggarkan Rp 4.599.500.000 untuk memfasilitasi 41 Koperasi sebagai

pengelola sarana biogas dan sudah dimanfaatkan oleh 282 anggota koperasi untuk

kegiatan usaha ekonomi produktif.

Program bantuan sarana usaha energi biogas ini telah berhasil mengembangkan

berbagai usaha bisnis, antara lain: usaha makanan kecil (krupuk), usaha tahu tempe,

usaha pengolahan susu, sabun susu, lotion susu, lulur (kecantikan). Disamping itu,

limbah biogas padat maupun cair dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha

pembuatan pupuk organik padat, pupuk organik cair dan pakan ikan.

Pengembangan usaha koperasi dalam mengelola energi baru terbarukan biogas

telah membuka peluang dan kesempatan kerja bagi anggota masyarakat dipedasaan,

meningkatkan kegiatan ekonomi dipedasaan serta turut menjaga kelestarian

lingkungan.

c. Pengembangan Ekonomi Produktif Koperasi Berbasis Pariwisata

Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu terus

dikembangkan dan dijaga kesinambungannya, karena sektor ini memberikan

kontribusi ekonomi yang cukup nyata. Lembaga Koperasi mempunyai peluang untuk

mengelola pariwisata berbasis masyarakat dengan menggerakkan potensi dan

dinamika masyarakat secara berkelanjutan sekaligus dapat mengimbangi peran

pelaku usaha pariwisata skala besar dan investor asing.

Konsep pengembangan pariwisata oleh koperasi sejak tahun 2012

menggunakan pendekatan pariwisata berkelanjutan atau ecotourism/sustainable

tourism, yaitu memanfaatkan sumber daya lingkungan secara optimal, menghormati

keaslian sosial budaya masyarakat lokal, layak ekonomi dalam perspektif jangka

panjang serta memberikan manfaat sosial ekonomi bagi seluruh pemangku

kepentingan yang didistribusikan secara adil, termasuk peluang mendapatkan

penghasilan dan membantu mengurangi kemiskinan. Untuk itu diperlukan partisipasi

dari semua pihak terkait, serta kepemimpinan politik yang kuat untuk memastikan

partisipasi yang luas dan membangun konsensus.

Dalam konteks tersebut Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2010 - 2014

telah memfasilitasi bantuan program kepada 24 koperasi dengan total bantuan senilai

Rp 6.860.000.000,- Program pengembangan usaha produktif koperasi di bidang

pariwisata tersebut secara langsung dapat menyerap rata-rata 3 orang tenaga kerja

dan meningkatkan volume usaha koperasi.

Dari hasil monev terhadap seluruh fasilitasi Kementerian KUKM di bidang

pariwisata dapat disimpulkan bahwa:

a. Dukungan Pemda dalam mendorong pengembangan wisata di lokasi koperasi

penerima bantuan perlu ditingkatkan agar program berhasil secara optimal

b. Sinergitas kegiatan di bidang pariwisata oleh K/L terkait perlu ditingkatkan

c. SDM koperasi dan masyarakat penerima bantuan perlu dipersiapkan lebih dahulu

oleh instansi yang berwenang sehingga mampu memanfaatkan bantuan untuk

mengembangkan wisata di daerahnya.

Page 13: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

11 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

d. Pengembangan Ekonomi Produktif Koperasi dan UKM Berbasis Perbengkelan

Pemerintah berupaya secara terus menerus mendorong, menggerakkan, membina

dan membimbing serta menumbuhkan iklim kesempatan berusaha bagi Koperasi dan

UKM di berbagai sektor termasuk di bidang jasa umum seperti perbengkelan motor,

mobil, kapal nelayan dan sebagainya dengan memberi bantuan program yang berfungsi

sebagai stimulan.

Jasa usaha perbengkelan menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan mengingat

semakin banyak pengguna kendaraan bermotor, begitu juga bagi masyarakat pesisir

terutama bagi para nelayan guna kelancaran melaut. Pada tahun 2010-2014

Kementerian Koperasi dan UKM memberikan bantuan program bagi 22 koperasi yang

bergerak di bidang usaha perbengkelan dengan jumlah anggaran sebesar Rp.

2.225.000.000,-

Bantuan program tersebut rata-rata mampu secara langsung menyerap 3 orang

tenaga kerja dan koperasi mampu memberikan layanan yang lebih baik kepada anggota

koperasi maupun masyarakat sekitar. Keberadaan perbengkelan kapal nelayan sangat

dirasakan manfaatnya oleh anggota dan masyarakat sekitar karena sebelum mendapat

bantuan, konsumen harus menempuh perjalanan yang agak jauh dan membutuhkan

waktu untuk mengantri jadwal mendapatkan pelayanan reparasi kendaraan maupun

perahu. Dengan adanya bantuan bengkel, anggota koperasi dan masyarakat sekitar

dapat menghemat waktu tunggu dan juga ongkos yang dikeluarkan.

Dari hasil monev terhadap seluruh fasilitasi Kementerian KUKM di bidang jasa umum

perbengkelan dapat disimpulkan bahwa :

a. Diperlukan dukungan Pemda untuk mendorong siswa/siswi SMK melakukan dan

atau memanfaatkan bengkel koperasi sebagai tempat magang dan koperasi dapat

memiliki SDM yang baik

b. SDM koperasi dan masyarakat penerima bantuan perlu mendapatkan peningkatan

keterampilan dan pengetahuan mengenai teknologi terbaru sehingga diperlukan

sinergitas antar instansi, stakeholder dalam melakukan pembinaan atau pelatihan

terhadap keahlian perbengkelan.

Page 14: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

12 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

e. Pengembangan Usaha Koperasi di bidang Makanan dan Minuman

Wilayah Indonesia dengan keberagaman kondisi alamnya memiliki ketersediaan

bahan baku lokal yang dan dapat menghasilkan berbagai jenis olahan pangan yang

spesifik daerah tetapi dengan komposisi rasa dan bentuk yang sesuai dengan selera

konsumen.

Masyarakat pedesaan pada umumnya menjual langsung produk olahannya

dalam bentuk sederhana sehingga nilai tambah yang diterima sangat kecil dan

sistem tata niaganya dikuasai kelompok tertentu (para tengkulak) di luar masyarakat

desa. Untuk itu, diperlukan peran Koperasi untuk melakukan upaya proses

pengolahan sumberdaya lokal menjadi produk olahan dengan menggunakan tingkat

teknologi tepat yang mampu dikuasai masyarakat pedesaan dalam upaya

meningkatkan daya saing produk yang pada gilirannya mampu memberikan nilai

tambah nyata bagi koperasi dan anggotanya.

Bantuan yang diberikan kepada Koperasi berupa dana untuk pengadaan

peralatan sebagai alat produksi pengolahan makanan dan minuman. Peranan Dinas

yang membidangi Koperasi sangat penting di dalam pembinaan dan pengawasan

Koperasi, sehingga diharapkan koperasi dapat mengelola usahanya dengan baik

karena didampingi Dinas dan diharapkan dapat berkembang secara berkelanjutan.

Selama periode 2012-2014, Kementerian Koperasi dan UKM telah memberikan

bantuan sebesar Rp. 2.150.000.000 kepada 14 Koperasi di 14 Kabupaten/Kota pada

10 Provinsi. Koperasi-koperasi penerima bantuan umumnya memanfaatkan potensi

bahan baku lokal antara lain : ikan diolah menjadi kerupuk, salak diolah menjadi

manisan dan dodol salak, apel diolah menjadi sari apel, bunga rosela diolah menjadi

minuman dan sirop, kopi diolah menjadi minuman kopi siap saji dan sayur mayur

lokal diolah menjadi mie sayur. Semua produk koperasi ramah lingkungan, karena

diolah dari bahan baku yang ada disekitar dan tidak menggunakan pengawet atau

bahan tambahan yang dapat mengganggu kesehatan.

Unit pengolahan makanan dan minuman ini sangat dirasakan manfaatnya oleh

anggota koperasi disamping mendapatkan kesempatan untuk berusaha (mendapat

pekerjaan) dengan menghasilkan makanan/minuman olahan bersama koperasi yang

juga mendapatkan peningkatan SHU.

f. Asisten Deputi Urusan Perdagangan Dalam Negeri

a. Penataan Toko Koperasi UKM Mart dan Pengembangan Jaringan Bisnis Ritel

Modern

Pada Tahun 2015, diprogramkan Pengembangan Jaringan Bisnis Ritel dan Modern

Berupa Penataan Toko Koperasi UKM Mart dengan anggaran Bansos sebesar Rp

1,3 Milyar,- dengan masing-masing senilai Rp 65.000.000,- untuk 20 koperasi.

Program pengembangan koperasi distribusi/gudang rabat took koperasi ritel

modern dilakukan dengan membangun Pusat Distribusi Toko Koperasi di 2 Provinsi

dengan anggaran Bansos sebesar Rp 1.3 Milyar dengan nilai Rp 650.000.000

utnuk 2 koperasi.

Page 15: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

13 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

b. Penataan Kawasan Pedagangan Kaki Lima (PKL)

Pada Tahun 2015, diprogramkan Penataan Usaha PKL dengan pendekatan

kawasan sebanyak 1.000 Umi/PKL melalui 20 Koperasi tersebar di 20 Provinsi

dengan total anggaran Rp 10.010.742,- termasuk anggaran bansos sebesar Rp

8.000.000.000,- dengan nilai masing-masing Rp 8.000.000,-.

c. Peningkatan Akses Pasar Produk Usaha Mikro melalui Pasar Rakyat Pasar Rakyat dilaksanakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM untuk

meningkatkan akses pemasaran dan promosi bagi produk usaha mikro sekaligus

memenuhi kebutuhan bahan pokok bagi masyarakat prasejahtera terutama dalam

menyambut hari besar keagamaan dan nasional. pada tahun 2015 telah difasilitasi

penyelenggaraan pasar rakyat dan pasar murah di 48 titik yang tersebar di 18

Propinsi. Pelaksanaan pasar rakyat utamanya adalah pengadaan paket sembako

bersubsidi, di mana dari target 48 titik (50.000 dukungan paket sembako) telah

terealisasi 40 titik atau 51.500 paket yang didistribusikan dalam rangka bulan

Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri 1436 H dan hari-hari besar lainnya termasuk untuk

masyarakat prasejahtera di daerah/pulau terpenci dan lokasi yang terkena

bencana. Pelaksanaannya kegiatan ini dilakukan melalui sinergi dengan

Pemerintah daerah baik tingkat provinsi, kabupaten atau kota serta melibatkan

pabrikan, asosiasi dan distributor

g. Asisten Deputi Urusan Ekspor Impor

1. Pameran Luar Negeri Dalam rangka menghadapi pasar global yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan transportasi, sehingga tidak lagi ada jarak yang membatasi transaksi antara produsen/penjual dengan konsumen. Pelaku usaha suatu negara dbaik secara fisik dan non fisik (penjualan secara on line). KUKM dituntut bersiap untuk untuk menghadapi persaingan yang super ketat, dimana arus barang dari luar negeri akan semakin bebas masuk ke Indonesia. Memperhatikan kondisi persaingan yang semakin ketat, tentunya perlu upaya maksimal agar mampu meraih pasar global. Salah satu strategi meraih pasar internasional, Kementerian Koperasi dan UKM melaksankan kegiatan yang memberikan wawasan dan pengalaman dalam pengembangan/perluasan akses pasar KUKM melalui Pameran Luar Negeri. Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan pameran luar negeri yaitu: a. Promosi produk KUKM; b. Pengembangan jaringan bisnis dengan mitra usaha internasional; c. Sarana pembelajaran melalui identifikasi pangsa pasar dan daya saing

produk KUKM di luar negeri. Pada Tahun 2015, pelaksanaan pameran luar negeri dilaksanakan dengan memfasilitasi KUKM berpartisipasi dalam berbagai event pameran berskala Internasional, baik bersifat Business to Business (B to B) dan Business to Consumer (B to C). Berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan, bahwa pameran yang diikuti sebanyak 195 KUKM dalam 21 event pameran tersebar di di 17 negara (Malaysia, Thailand, Bangkok, Korea Selatan, Hongkong, China,

Page 16: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

14 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

Jepang, Dubai, Qatar, Jeddah, Lasvegas Amerika, Moscow, Inggeris, Italia, Australia dan Swedia).

a) Malaysia International Halal Showcase (MIHAS)

Malaysia International Halal Showcase (Mihas 2015 ke-12 dilaksanakan pada tanggal 1-4 April 2015 di hall 1-6 Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), dan merupakan salah satu pameran terbesar di dunia untuk kategori produk halal (makanan, minuman, kosmetik, jasa keuangan). Keikutsertaan Kementerian Koperasi dan UKM pada event MIHAS 2015 dalam bentuk memberikan fasilitasi kepada 20 KUKM Indonesia dari kategori produk makanan dan kosmetik halal yang berasal dari propinsi Jakarta, Jawa Barat, Jawa TImur, Yogyakarta, dan Jawa Tengah.

b) Vietnam Lifestyle

Pameran Lifestyle Vietnam 2015 merupakan pameran kerajinan terbesar di Vietnam yang diselenggarakan oleh VietCraft. Pada event ini, Kementerian Koperasi dan UKM telah memfasilitasi sebanyak 9 booth bagi 15 peserta UKM yang berasal dari Bali, Banten, Lampung, Jawa Barat, DI. Yogyakarta, dan DKI Jakarta. Melalui program promosi dan perluasan pasar produk UKM dan bisnis matching, para peserta UKM menampilkan produk unggulan antara lain : fesyen berbahan baku kulit, fashion dan aksesoris, herbal kosmetik, dan produk kerajinan lainnya.

c) Hong Kong Gifts & Premium Fair

Pameran 30th Hongkong Gifts and Premium Fair diselenggarakan pada 27 – 30 april 2015 bertempat di Hongkong Convention and Exhibition Center dengan luas lebih dari 74,000 m2 adalah salah satu pameran terbesar di dunia untuk kategori produk gifts yang terdiri dari gifts, accessories, jewellery, packaging, patung dan dekorasi, well-being gifts, toys, jam, dll.Kementerian Koperasi dan UKM menfasilitasi 10 (sepuluh) UKM dengan kategori produk: kerajinan, home décor, fesyen, dan aksesoris.

d) Index Dubai Pameran International Design Exhibition (INDEX) ke-25 di Dubai, Persatuan Emirat Arab adalah pameran dagang (trade) yang menjadi wadah bagi pasar internasional industri furniture dan home décor global serta merupakan event pameran terbesar untuk pasar wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara di kategori industri furniture & home décor. Pameran yang telah berlangsung selama 24 tahun tersebut diselenggarakan pada tanggal 18 – 21 Mei 2015 di Dubai World Trade Center menghadirkan exhibitor dari 50 negara dengan luas area pameran lebih dari 45,000 meter persegi untuk delapan kategori produk: furnishing, kitchen & bathroom, lighting, outdoor living, objects, surfaces & fisnishes, dan tekstil dan lebih dari 23.000 orang pengunjung internasional hadir dari seluruh dunia. Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi 10 (sepuluh) UKM dari seluruh Indonesia dengan tipe produk furniture, home décor, dan kerajinan.

e) ASEAN SME Showcase & Conference Pameran ini dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada tanggal 26 – 28 Mei 2015. Event ini bertemakan One Business, One Community, pameran ini merupakan acara yang belum pernah dilaksanakan sebelumnya yang menggabungkan showcase, conference, business link dan kesempatan jaringan bisnis diASEAN dengan mitra dagang ASEAN. Event ini dibuka oleh Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia, YB Dato’Sri

Page 17: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

15 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

Mustapa Mohamed; Pameran ini diikuti oleh lebih dari 500 exhibitor yang terdiri dari negara-negara ASEAN, USA, Eropa, China, Jepang, India, Korea, Australia dan New Zeland. Kementerian Koperasi dan UKM pada pameran tersebut memfasilitasi 20 (dua puluh) UKM dari propinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali dan Lampung dengan kategori produk handycraft, fashion muslim, kopi luwak, accesories & bag, home decor dan sepatu kulit reptil.

f) Magic Source Las Vegas Pameran Sourcing at Magic Las Vegas dilaksanakan pada 17-19 Agustus 2015 yang bertempat di Las Vegas bersifat B to B dan B to C serta termasuk pameran fesyen dan produk fesyen terbesar untuk benua Amerika dan Amerika Utara, diikuti + 1.700 perusahaan dari 41 negara dengan kategori produk tekstil, kain, garmen, aksesoris, kerajinan dan dekorasi rumah. Pameran ini dikunjungi 60 ribu buyers terdiri dari agen, designer, wholesaler dan retailer. Dalam pameran tersebut juga di sediakan ruang khusus cultural bagi pengrajin dimana para pengrajin dapat memamerkan produk kerajinannya berdasarkan budaya daerahnya. Kementerian Koperasi dan UKM telah memfasilitasi 7 (tujuh) KUKM dengan menampilkan produk fasyen, aksesories dan tas, yang termasuk kategori produk artisan yang dihasilkan secara hand made. Disamping display produk, juga dilakukan demo melukis batik, dimana pengunjung diberi kesempatan mencoba menggambar batik di kain seukuran saputangan, dan hal ini menjadi daya tarik sendiri karena cukup banyak yang mencoba menggambar batik.

g) Formex Swedia Kementerian Koperasi dan UKM berpartisipasi dalam pameran Formex 2015 di Stockholmsmässan, Stockholm, Swedia pada tanggal 19 – 22 Agustus 2015. Pameran Formex adalah pameran internasional terbesar di Swedia bersifat trade/B to B dan sudah berlangsung sejak tahun 1960, pada tahun 2015 diikuti lebih dari 850 exhibitor, dihadiri 24,000 pengunjung dan buyers internasional yang bergerak dibidang suplier, agen dan importir kategori home décor. Pameran ini menjadi ajang bertemunya para buyers internasional diantaranya berasal dari Skandinavia seperti Norwegia, Denmark, Finlandia, dan Swedia selaku tuan rumah. Dalam forum tersebut peserta pameran dan buyers dikondisikan dapat membangun komunikasi dan jaringan kerjasamasecara langsung dengan produsen, desainer, pengrajin. Kementerian Koperasi dan UKM berpartisipasi dengan memfasilitasi 10 (sepuluh) KUKM dari propinsi Jakarta, Yogyakarta, Kalimantan Timur, dan Bali dengan kategori produk home decor, interior, gifts, dan craft.

h) Tokyo International Gifts Show Pameran Tokyo International Gift Show (TIGS) diselenggarakan tanggal 3 – 5 September 2015 di Tokyo, Jepang. Pada tahun 2015, pameran sudah berlangsung sejak tahun 1976 dan bersifat B to B dan B to Cdengan kategori personal gifts, consumer goods dan decorative accessories. Pada tahun 2015, event ini diikuti lebih dari 600 exhibitor dan 70.162 visitor dari Jepang dan mancanegara. Berlokasi di Tokyo International Exhibition Center (Tokyo Big Sight) menempati luas area 82,660 meter persegi. Pada Autumn 2015, TIGS 2015 merupakan penyelenggaraan yang cukup istimewa karena sekaligus perayaan ke-80 event ini berlangsung.

Page 18: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

16 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

Dalam Event ini, Kementerian Koperasi dan UKM mengikuti kegiatan Pameran produk dan business Matching dengan memfasilitasi 12 (dua belas) KUKM, dengan kategori produk UKM adalah Gift, Pearls, Accessories, Bag, Gelass Art, embroidery, fashion dan Home Deco dari propinsi Jakarta, Banten, NTB, Jabar, Jateng, Bali.

i) Autumn Fair Birmingham Pameran Autumn Fair Birmingham diselenggarakan pada tanggal 6-9 September 2015 berlokasi di NEC Birmingham. Event ini diselenggarakan sejak 1990 dan termasuk kategori pameran terbesar di Inggris Raya untuk produk body & bath, gift & home, toys & gadget, fashion jewelry/accessories, tableware dan kitchenware, diikuti lebih dari 1400 exhibitor dari 84 negara dan dikunjungi 30.000 buyer Inggris dan mancanegara. Autumn Fair saat ini telah menjadi salah satu event yang ditunggu oleh berbagai buyer, retailer, dan department store dari seluruh dunia (Selfridges, Amazon, Harvey Nichols, Harrods, Tesco, dll.).Kategori Produk KUKM: Home Deco, Handicraft, Dress Modern, Accessories, Handfand Handicraft, Bags, Batik dengan bahan pewarna alam, Fashion Batik, Hadicraft batik yang berasal dari Jatim, Bali Jabar, Jakarta.Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi 10 (sepuluh) KUKM Indonesia dalam kategori kerajinan, fashion & accessories, serta home décor. Lokasi dari Paviliun Indonesia adalah di depan pintu masuk Hall 4, untuk kategori produk contemporary gift.

j) China – ASEAN Expo Nanning Pameran China – ASEAN Expo (CA Expo) Nanning akan diselenggarakan pada tanggal 18 - 21 September 2015, merupakan pameran perdagangan, investasi dan jasa sebagai wujud kesepakatan KTT China – ASEAN di Bali tahun 2003 dalam kerangka kerjasama perdgangan China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA). CA EXPO sudah berlangsung selama 11 kali (mulai 1974) diselenggarakan Pemerintah Zuang Guangxi RRC. Tahun 2015 akan mengusung tema Maritime Silk Road of the 21st Century. Partisipasi dalam pameran ini sebagai wujud komitmen Indonesia dalam mengimplementasikan kerjasama perdagangan bebas (CAFTA).China pada saat ini sudah menjadi salah satu negara dengan perkembangan ekonomi yang cukup tinggi.Berdasarkan informasi yang ada, masyarakat china mulai berminat dengan produk artisan yang diproses secara hand made. Penyelenggaraan CA Expo merupakan bentuk sinergitas dan kerjasama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kementerian Perdagangan. Paviliun Indonesia berjumlah 100 stand dan kementerian Koperasi dan UKM mengambil bagian 10 stand yang diisi 10 (sepuluh) KUKM Indonesia dengan produk makanan, minuman dan kosmetika.

k) Moscow Gift Expo Pameran Moscow Gift Expo yang diselenggarakan pada tanggal 22 – 25 September 2015 di Gostiny Dvor Exhibition Complex Moscow Rusia, merupakan salah satu pameran bergengsi di Moscow dan bersifat B to B dan B to C yang menampilkan kategori produk gift, fesyen dan homeware, diikuti 537 exhibitor yang menampilkan produk dari Eropa Barat, Tengah dan Timur, Amerika Serikat, Timur Tengah, Asia (Indonesia, India, Taiwan dan Pakistan) dan dikunjungi 25.000 Buyers whole saler, ritel dan user. Kementerian Koperasi dan UKM berpartisipasi memfasilitasi 8 (delapan) KUKM dengan kategori produk Fasyen anak dan dewasa, Aksesories, tas dan sepatu kulit.

Page 19: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

17 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

l) China International Small and Medium Enterprises Fair (CISMEF)

Pameran ini telah diselenggarakan pada tanggal 10-13 Oktober 2015, berlokasi di Poly World Trade Center, Guangzhou, China dengan jumlah 5.000 booth, yang terdiri dari 2.006 booth peserta lokal dan 534 booth peserta internasional. Pada penyelenggaraan tahun ini, Malaysia menjadi co-host country.Pameran bertaraf internasional ini merupakan penyelenggaraan yang ke-12 oleh Pemerintah Provinsi Guangdong, China. Kementerian Koperasi dan UKM telah mengikuti pameran CISMEF sejak tahun 2012 dengan memfasilitasi 14 KUKM, tahun 2013 ada 31 (tiga puluh satu) KUKM, tahun 2014 ada 10 (sepuluh) KUKM, dan tahun 2015 ada 20 (dua puluh) KUKM. Indonesia sendiri pernah menjadi co-host country pada pameran CISMEF ke-10 tahun 2013 di Guangzhou, China.

m) Japan – Indonesia Friendship Festival Kegiatan ini diselenggarakan di Yoyogi Park Tokyo pada tanggal 17-18 Oktober 2015, merupakan wujud implementasi MoU antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan CPI Jepang yang telah ditandatangani pada tanggal 6 September 2014. Japan Indonesia Friendship Festival terdiri dari 35 stand, dan Kementerian Koperasi dan UKM mengikuti 6 stand yang diikuti oleh 9 (sembilan) KUKM dengan kategori produk makanan dan minuman, herbal dan Spa, fesyen batik dan tenun, produk kulit, asesoris dan handicraft. Event ini ramai dikunjungi oleh masyarakat Jepang dari berbagai kalangan dan usia karena lokasi pameran yang strategis dan merupakan pusat keramaian terutama di waktu hari libur. Selain Indonesia, beberapa negara lain seperti Thailand, Vietnam dan Philipina juga secara rutin mengadakan pameran/festival di Yoyogi Park dalam rangka test pasar dan memperkenalkan budaya negaranya kepada masyarakat Jepang.

n) Bangkok International Gift Fair and Bangkok International Houseware Fair (BIG & BIH) 2015 Pameran ini telah dilaksanakan untuk ke-40 kali nya dengan luas ruang pameran seluruhnya 40.000 meter persegi. Pameran ini terdiri 1.353 stand dan diikuti sebanyak 489 perusahaan dari Thailand dan luar negeri. Pameran dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Perdagangan Thailand Mr. Suvit Maesincee dengan dihadiri pula Direktur Jenderal Departemen Promosi Perdagangan Internasional DITP) Ibu Malee Choklumlerd; Presiden Produk Gaya Hidup Thai Federasi (TLPF) Mr. Supat Swiwannavit; Presiden Desain dan Objek Asosiasi M.I. Santisiri Pavinee, serta perwakilan dari peserta pameran. Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi sebanyak 15 (lima belas) KUKM dari Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali, dengan kategori fashion, jewelry, dan bags. Selama pameran berlangsung produk-produk KUKM yang dipromosikan mendapat respon baik dari buyer maupun masyarakat Thailand.

o) Deco Fair Pameran Deco Fair Jeddah yang diselenggarakan pada tanggal 10 – 13 November 2015 bertempat di Jeddah Forum and Bisnis Center. Pameran ini merupakan salah satu pameran bergengsi di Timur tengah dan bersifat B to B dan B to C yang menampilkan kategori produk Furniture, Home decor, Inerior dan homeware, diikuti 127 exhibitor yang menampilkan produk dari Eropa Barat, Tengah dan Timur, Timur Tengah, Afrika, dan Asia (Indonesia, China, Malaysia dan India) dengan menempati luas area 9.800 sqm dan dikunjungi lebih dari 8.500 whole saler, ritel dan user. Kementerian Koperasi

Page 20: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

18 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

dan UKM berpartisipasi memfasilitasi 8 (Delapan) KUKM dari Jawa Tengah, DIY, Bali, Jawa Barat dan Jawa Timur.

p) Indonesia Fair Pameran Indonesia Fair 2015 diselengarakan pada tanggal 13-17 November oleh salah satu event organizing dari Indonesia untuk mempererat jaringan kerjasama budaya dan bisnis antara Indonesia – Australia yang mendapatkan dukungan penuh dari Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia, ITPC, Australia – Indonesia Centre. Delegasi Indonesia yang berpartisipasi dalam event ini yaitu Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian KKP, Pemda Jatim, Pemda Lampung, Bank BNI, PT. Sinar Mas dan Pelindo 2,Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi 10 (sepuluh) KUKM dari Provinsi Jawa Timur, NTB, Bali, Jogja, Jawa Barat, Banten dan Sumatera Utara dengan kategori produk Accessories, Spa/kosmetika, fashion batik dan tenun, handycraft, makanan dan minuman.

q) Café Show Pameran International Café Show 2015 diselenggarakan di Coex Exhibition Centre, Seoul Korea Selatan pada tanggal 12 – 15 November 2015. Pameran ini merupakan pameran Internasional bersifat B to B dan B to C, yang diikuti oleh 3500 pelaku usaha dari 32 negara antara lain : Indonesia, Vietnam, China, India, Jepang, Italia, USA, Polandia, Dominika, Guatemala, Kosta Rika, Etiopia dan Negara-negara Afrika lainnya. Partisipasi Indonesia pada event ini merupakan sinergi program Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perindustrian dan Kedutaan Besar RI di Seoul, dengan menempati area seluas 300 M2, yang diperuntukan bagi 30 UKM dari berbagai daerah di Indonesia. Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi 12 UKM, Kementerian Perindustrian 8 UKM dan Kedutaan Besar RI di Seoul 10 UKM.

r) Jinju Agrex Partisipasi Kementerian Koperasi dan UKM pada pameran dan Business Matching Jinju International Agriculture & Food Expo pada tanggal 22 – 23 November 2015 merupakan yang ke dua kalinya, partisipasi ini merupakan implementasi kerjasama Kementerian Koperasi dan UKM dengan KOTRA (Korea Trade – Investment Promotion Agency). Dalam hal ini KOTRA memfasilitasi stand secara gratis bagi KUKM Indonesia. Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi sebanyak 8 (delapan) KUKM dari berbagai daerah dengan jenis produk Kerajinan Tanduk, Kopi, Cabe kering, Makanan ringan dari ikan, kripik pisang, brownie cake, pertalizer dan pupuk.

s) Heya International Fashion Exhibition Pameran HEYA Arabian Fashion Exhibition 2015 merupakan salah satu pameran khusus fashion muslim terbesar di wilayah Timur Tengah bersifat B to B dan B to C yang berlangsung pada tanggal 12 – 18 November 2015. Pameran ini menempati area seluas 10.000 m2, diisi oleh 273 stand dan diikuti lebih dari 200 designer dunia dari Eropa, Asia Tenggara, Inggris, Amerika, Timur Tengah, India dan Pakistan. Kementerian Koperasi dan UKM bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian dan Majalah Noor, memfasilitasi 6 (enam) designer/KUKM fashion muslim dari Jawa Barat dan DKI Jakarta yaitu Irna Laperle, Lia Soraya, Jasmine, Khanaan, Iva Latifah dan Dian Pelangi(designer Indonesia yang masuk dalam jajaran 500 designer dunia) yang mendapatkan undangan untuk fashion show dari HEYA selaku penyelenggara pameran.

Page 21: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

19 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

t) LÁrtigiano Italia

Pameran L’Artigiano in Fiera diselengarakan pada tanggal 5 – 13 November 2015 untuk yang ke-20, menampilkan 150.000 varian produk dengan kategori craft, home deco, gift, fashion, accesories, spa, kosmetika, makanan dan minuman. Pameran ini termasuk salah satu pameran terbesar di Italia bersifat B to B dan B to C yang diikuti 3.250 exhibitor dari 112 negara di dunia, menempati luas lahan 310.000 M2 (9 Hall dari 14 hal yang tersedia) dan dikunjungi + 24 juta orang. Pameran berlangsung mulai dari pukul 10 pagi s/d 22.30 malam serta diselenggarakan untuk menyambut perayaan hari natal dan tahun baru. Kementerian Koperasi dan UKM berpartisipasi memfasilitasi 10 (sepuluh) KUKM dengan kategri produk tas dan dompet anyaman dan kulit, kerajinan, fashion (batik, tenun Bali dan Garut), accesories dan home deco. Pameran ini cukup strategis untuk diikuti, mengingat Italia merupakan salah satu entry point untuk mengakses pasar Eropa Selatan.

u) World Expo Milano I Mei 2015, World Expo Milano II Agustus 2015, World Expo Milano III Oktober 2015 Expo Milano 2015 menjadi platform pertukaran ide dan solusi bersama dengan tema makanan, merangsang kreativitas antara negara-negara dan mempromosikan inovasi untuk masa depan yang berkelanjutan. Tapi tidak hanya. Expo Milano 2015 akan menawarkan semua orang kesempatan untuk mengenal dan mencicipi hidangan terbaik di dunia dan menemukan keunggulan makanan tradisional dan keahlian memasak dari masing-masing negara. Untuk rangkaian acara terdiri dari artistik dan musik, konferensi, pertunjukan, workshop dan pameran. Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi 3 (tiga) KUKM untuk berdemo, 1) pembuatan batik selaku warisan haritage Indonesia yang terdiri dari seni lukis wayang tradisional kamasan oleh perajin kamasan I Gede Eka Wedasmara, 2) batik tulis tradisional Surabaya yang didemokan oleh Ni Putu Sulistiani, dan 3) batik tradisional Bayat Klaten-Jawa Tengah yang didemokan oleh Dalmini. Performance yang ditampilkan cukup menarik perhatian para pengunjung pavilion Indonesia, dimana pengunjung ditawarkan untuk mencoba melukis di media kain yang disediakan oleh UKM pendemo.

2. Pengembangan Sistem Konsolidasi Kargo bagi UKM Potensial Ekspor Dalam rangka pemberdayaan Koperasi dan UKM di bidang ekspor maka saat ini

Kementerian Koperasi dan UKM sedang menyusun Sistem Informasi

Konsolidasi Kargo bagi UKM baik yang ekspor maupun yang berpotensi ekspor

berbasis teknologi informasi (e-konsolidator) yang mendukung kinerja

pengembangan sistem logistik nasional (SISLOGNAS). Adapun manfaat yang

diperoleh dari adanya sistem e-konsolidator adalah :

a) Terciptanya efisiensi dan efektifitas proses ekspor produk KUKM

b) Terjadinya peningkatan kompetensi KUKM melalui informasi dan alih

teknologi, terkait proses dan administrasi ekspor

c) Sebagai sarana forum komunikasi maupun promosi bagi produk KUKM

Page 22: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

20 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

d) Tercatatnya secara akurat nilai ekspor produk KUKM yang pada akhirnya

terlihat nilai kontribusi ekspor KUKM terhadap ekspor nasional

Ruang lingkup kegiatan yang dilakukan untuk tahun 2015 adalah uji coba

terbatas sistem e-konsolidator di Propinsi Sulawesi Selatan, dan penyusunan

skema tata kelola penerapan sistem e-konsolidator

h. Asisten Deputi Urusan Sarana dan Prasarana Pemasaran

1. Revitalisasi Pasar Tradisional Melalui Koperasi

Tahun 2015, Program Revitalisasi Pasar Tradisional melalui Koperasi mendapat

alokasi anggaran bantuan sosial sebanyak 65 Koperasi dengan jumlah anggaran

Rp 58.500.000.000 (Lima puluh delapan milyar lima ratus juta rupiah) dengan

rincian sebagai berikut :

a. Program Revitalisasi Pasar Tradisional melalui Koperasi di Daerah

Kabupaten/Kota disalurkan kepada 45 Koperasi, masing-masing senilai Rp

900.000.000,- dengan total anggaran sebesar Rp 40.500.000.000,- (Empat

puluh milyar lima ratus juta rupiah).

b. Pengembangan Sarana Pemasaran di daerah tertinggal/perbatasan melalui

koperasi disalurkan kepada 20 koperasi, masing-masing senilai Rp

900.000.000,- dengan total anggaran sebesar Rp 18.000.000.000,- (Delapan

belas milyar rupiah)

c. Berdasarkan Keputusan Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha

koperasi peserta program bantuan sosial Revitalisasi Pasar Tradisional yang

ditetapkan sebanyak 65 koperasi, namun 1 Koperasi yaitu KUD Mojongsongo

Kab. Boyolali mengundurkan diri, sehingga peserta program bantuan sosial

Revitalisasi Pasar Tradisional sampai dengan 28 Desember 2015 sebanyak 64

Koperasi.

2. Program Peningkatan Daya Saing dan Identitas Produk UMKM Bidang

Makanan dan Minuman

Program peningkatan daya saing dan identitas produk UMKM Bidang Makanan dan

Minuman, Kosmetik, dan obat tradisional bekerjasama dengan BPOM. Anggaran

kegiatan ini senilai Rp 1,8 Milyar dan dilaksanakan di 7 Provinsi serta melibatkan

asosiasi makanan dan minuman di daerah masing-masing.

i. Asisten Deputi Urusan Kemitraan dan Jaringan Usaha

1. Fasilitasi KUKM melalui Temu Mitra dengan Pola subkontrak

Pada tahun 2015 kegiatan Pengembangan Kemitraan KUMKM Melalui Pola

Subkontrak yang dilaksanakan di 4 lokasi yaitu : di Kota Surabaya, Jawa Timur;

Kota Bandung, Jawa Barat; Kota Jababeka Cikarang, Kab. Bekasi, Jawa Barat

dan Kab. Purworejo, Jawa Tengah dengan memfasilitasi sebanyak 400 KUMKM

di bidang komponen otomotif, VCO dan gula kelapa.

Page 23: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

21 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

2. Pengembangan Kemitraan Usaha Di Bidang Waralaba

Pengembangan Kemitraan Usaha Di Bidang Waralaba merupakan kegiatan yang

strategis dalam upaya memberikan bimbingan/pemahaman secara utuh

mengenai pentingnya usaha waralaba karena mempunyai jaringan pasar yang

pasti, dengan tingkat resiko yang relative kecil, sehingga memiliki potensi yang

besar dalam mewujudkan struktur perekonomian nasional yang semakin kokoh

dan berkeadilan. Disamping itu juga kegiatan ini memberikan alternatif solusi

pemecahan dalam mewujudkan kemitraan dan jaringan bisnis dengan

menerapkan bisnis usaha waralaba. Pada tahun 2015, telah dilaksanakan

kegiatan Temu Kemitraan KUMKM melalui Kemitraan Waralaba yang

diselenggarakan di 4 (empat) lokasi yaitu Kota Makassar (Sulawesi Selatan),

Kota Semarang (Jawa Tengah), Kota Palembang (Sumatera Selatan) dan DKI

Jakarta dengan mengikutsertakan sebanyak 400 KUMKM sebagai peserta dari

berbagai lapisan yang tergabung dalam beberapa asosiasi bisnis seperti HIPMI,

HIPPI, Komunitas TDA, IWAPI, dan Kadin.

3. Pengembangan Kemitraan Investasi KUMKM

Tahun 2015 Fasilitasi dan Bansos untuk kegiatan Pengembangan Kemitraan

Investasi dengan perincian Fasilitasi sebesar Rp 2.327.1666.000,- Bansos

Pengembangan Sarana Usaha Koperasi dalam Mendukung Kemitraan Investasi

sebesar Rp. 1.600.000.000,- untuk 4 (empat) Koperasi dengan @ Rp.

400.000.000,- yang sudah terlaksana pada tahun 2015 di 4 lokasi yaitu : 1. Liwa

(Lampung) 2. Tegal (Jawa Tengah) 3. Toraja Utara (Sulsel) 4. Kulon Progo (D.I

Yogyakarta).

4. Program Bantuan Sosial Perbaikan Mutu Kemasan Produk KUKM

Dalam rangka meningkatkan daya saing produk KUMKM, pada tahun 2015,

Kementerian Koperasi dan UKM memberi Bantuan sosial Perbaikan Mutu

Kemasan Produk KUKM sebesar Rp 1.000.000.000,- untuk 4 (empat) Koperasi

dengan @ Rp. 250.000.000,- untuk mendukung Branding dan Packaging Produk-

Produk yang memiliki indikasi geografis seperti Kopi Kintamani Bali, Kopi Bajawa

Flores, Rendang Payakumbuh dan Rendang Padang.

j. Asisten Deputi Urusan Informasi dan Publikasi Bisnis

1. Partisipasi dalam Pameran Dalam Negeri

Dalam upaya meningkatkan daya saing dan perluasan pasar domestic bagi produk

KUKM, pada tahun 2015 jumlah KUKM yang telah difasilitasi oleh Kementerian

Koperasi dan UKM adalah 412 KUKM terdiri dari 376 stand pada 44 event baik

pameran di daerah maupun di Pusat, dengan total transaksi Rp. 15.576.264.800,-

terdiri dari transaksi ritel Rp. 4.759.240.800,- dan Transaksi order Rp.

10.820.524.000,-

Page 24: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

22 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

2. SMESCO Festival ke 13 Tahun 2015

Diselenggarakan pada tanggal 1-4 Oktober 2015, bertempat di Hall A dan Hall B

JCC. Pameran diikuti oleh 780 KUMKM yang menempati 499 booth. Selama

Pameran berlangsung, tercatat jumlah pengunjung + 16.000 orang dan perolehan

transaksi langsung sebesar Rp. 10,32 Milyar, dan dalam bentuk kontrak sebesar

Rp. 8,65 Milyar. Selain itu terdapat prospek order yang akan ditindaklanjuti oleh

masing-masing UKM.

3. Promosi KUKM melalui SMESCO Trading Board

Trading Board merupakan salah satu media promosi yang dibangun dan

dikembangkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM, dalam rangka memberikan

edukasi kepada KUMKM tentang alternatif media promosi yang efektif dan efisien.

Media ini bertujuan untuk mempromosikan dan memasarkan produk-produk

unggulan KUMKM dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi

berbasis web yaitu www.indonesian-products.biz. Melalui Trading Board,

diharapkan jangkauan promosi dan akses pasar produk-produk ungulan KUMKM

lebih luas. Selama kurun waktu 2013-2015, jumlah pengunjung trading board

meningkat sebanyak 7.976 pengunjung atau 28,38%. Sedangkan ditahun 2014-

2015 jumlah pengunjung trading board menurun sebanyak 7.851 pengunjung atau

17,87%. Salah satu faktor penyebab penurunan tersebut adalah makin

bermunculannya toko-toko online sejenis dengan tampilan dan fitur yang menarik.

4. SME and Cooperatives Indonesia Catalogue

Dalam upaya promosi dan meningkatkan daya saing produk-produk Koperasi dan

UKM (KUKM) dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN 2015 dan pasar

global, Kementerian Koperasi dan UKM kembali menerbitkan SME and

Cooperative Indonesia Catalogue. Katalog ini memuat data KUKM yang

berpotensi ekspor dalam 4 bahasa (Indonesia, Jepang, Inggris dan Arab), serta

foto-foto eksklusif produk KUKM untuk meningkatkan citra dan image produk-

produk KUKM. Di tahun 2015, katalog tersebut telah diterbitkan untuk ke tujuh

kalinya dengan memuat 200 gambar produk unggulan KUKM yang sudah

diseleksi dari member Trading Board dan UKM – UKM lainnya dari daerah yang

dilengkapi dengan barcode untuk mempermudah mendapatkan informasi produk.

Materi katalog tersebut terus diperbaharui dengan mempertimbangkan trend

produk yang mutakhir, sehingga menjadi informasi bagi buyer yang membutuhkan

produk berkualitas. Katalog tersebut telah didistribusikan sebanyak 50.000

eksemplar di tempat-tempat strategis, diantaranya : Sriwijaya Air dan NAM Air,

Executive Lounge Garuda Indonesia, Kementerian/Lembaga Republik Indonesia,

Kedutaan Besar Negara Sahabat di Jakarta, Kantor Kedutaan Besar Republik

Indonesia di luar Negeri, hotel-hotel bintang 4 dan 5 di kota-kota besar di

Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Makassar, Medan, Bali

dan Palembang.

1.3. Potensi dan Permasalahan

1.3.1 Potensi Koperasi

Page 25: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

23 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

Orientasi dasar penilaian potensi koperasi diletakkan pada identitas koperasi

yang disusun oleh ICA (1995), dengan definisi dan nilai serta 7 prinsipnya. Itu

berarti bahwa potensi rumusan identitas harus jadi referensi dalam

mengembangkan program pembinaan Koperasi dan UMKM. Artinya program

harus bertumpu pada perwujudan dan pemantapan aplikasi nilai-nilai

(menolong diri sendiri, bertanggung jawab sendiri, demokrasi, persamaan,

keadilan dan solidaritas) yang aplikasinya tercatat dalam 7 prinsip

(keanggotaan terbuka; pengelolaan demokratis; partisipasi anggota dalam

bidang ekonomi; kebebasan dan otonomi; pendidikan, pelatihan dan informasi;

kerjasama antar koperasi dan kepedulian masyarakat). Sebagai potensi hal itu

harus terwujud dalam operasionalisasi kegiatan koperasi (tentu sesuai dengan

kualitas dan kekuatan masing-masing koperasinya), sehingga program

pembinaan bagi koperasi diharapkan mampu mendorong aplikasi teknis

operasional nilai-nilai dan prinsip-prinsip tersebut.

Aplikasinya dilakukan dengan menerapkan secara konseptual pada setiap

dinamika dan usaha koperasi, yang mencerminkan adanya sikap dan

operasionalisasi semua hal dalam lingkup kebersamaan serta bertumpu pada

pengendalian biaya secara ekonomis (misalnya melalui pembelian atau

pemasaran produk secara bersama, disamping dalam hal peningkatan kualitas

produk maupun tata kerjanya), demikian pula dalam hal pemanfaatan posisi

tawar (yang dikarenakan dilakukan secara bersama).

OPERASIONALISASI HAL INI diharapkan akan dapat dikembangkan melalui

pengembangan pola/model supply chain management, melalui pemanfaatan

kembali sentra yang bertumpu pada konsep baru, tentang pengembangan

organisasi usahanya, melalui pengembangan serangkaian kegiatan-kegiatan

yang belum ditangani selama ini, di samping mengintensifkan rangkaian kegiatan

yang sudah dilakukan tetapi belum optimal. Sehingga menjadi kesatuan

kegiatan yang terkait satu dan lainnya.

1.3.2. Potensi UMKM

UMKM selama ini kurang memperoleh penanganan secara terfokus dan serius.

Akibatnya kita tidak tahu dari mana harus mulai mengembangkan rangkaian

program pembinaannya. Penanganan melalui pelatihan dan pendidikan saja,

tidak cukup banyak membawa perubahan, mengingat dampak hasil pembinaan

seperti itu membutuhkan cukup waktu dan dukungan kondisi/iklim usaha yang

kondusif, serta sikap para pelaku yang harus berubah mindset-nya, sementara

di sisi lain perubahan pada aspek usaha telah berlangsung semakin cepat dan

komplek saja. Karenanya hampir sulit kita akan mengejar perubahan usaha

dengan teknologi informasi dan sarana digital untuk kemudian mampu

melakukan pembinaan secara tepat dan cepat pula. Karenanya pembinaan bagi

UMKM, akan memerlukan strategi yang berbeda serta harus khusus sifatnya,

disamping memerlukan kerjasama yang intensif dan harus terfokus pada

sasaran pembinaan. Yang telah disepakati bersama dengan berbagai instansi

lain yang terkait.

Page 26: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

24 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

Untuk itu analisis mengenali potensi dan masalah potensialnya perlu dilakukan

dengan mengenali komponen melalui penetapan faktor internal maupun

eksternal dari pihak UMKM. Identitas masalah itu akan menjadi sumber

informasi bagi penetapan langkah dan pe-ngembangan strategi pembinaan,

dengan cara menemukenali lebih dahulu potensi populasi UMKM yang akan

menjadi sasaran pembinaan (diperlukan alasan yang jelas dan terfokus dari

output pembinaan dengan kontribusinya bagi pencapaian sasaran strategisnya).

Kita memang secara kondisional dipaksa untuk memilih dan diharuskan

berfokus manakala melakukan pembinaan UMKM untuk jangka waktu tertentu

dan selanjutnya jangka panjang, karena perlu pula diikuti dengan upaya

memonitor, kemana UMKM prioritas itu bergerak tumbuh. Karenanya memonitor

perubahan menjadi sangat strategis sifatnya dalam proses pembinaan UMKM.

Hal itu jelas berhubungan dengan masalah perubahan dan macam komponen

yang berubah, setelah kemudian dengan melalui rangkaian perubahan secara

pasti akan terjadi dalam diri dan usaha mereka. Nanti sampai pada waktunya

kita baru akan dapat melepaskan mereka sendiri untuk selanjutnya mampu atau

tidak mampu meraih keberhasilannya. Pendekatan strategisnya adalah

mengembangkan program pendampingan bagi UMKM.

Komposisi dari potensi riil dan yang potensial tercantum dalam matrik berikut:

Potensi Internal: (terkait dengan

kekuatan dan kelemahan pada ciri

khas mereka)

Potensi Eksternal: (terkait dengan

berbagai aspek yang dapat

dimanfaatkannya atau berpeluang

memberikan ancaman,

tentu sesuai dengan kompetensi dan

keberuntungannya)

1. Jumlah U Mikro yang besar dan

UK serta UMengah;

2. Fleksibilitas struktur dan

karakteristik organisasi, usaha

maupun pengelolaan, yang

memberi kemudahan melakukan

penyesuaian pada kapasitas

maupun dalam cara menghadapi

perubahan pasar serta kondisi

perekonomian. Tetapi hal ini

sekaligus juga dapat menjadi

ancaman dalam wujud kondisi

ketidakstabilan;

3. Harga jual produk/jasa yang

terjangkau memenuhi kebutuhan

konsumen, sehingga dapat

memberikan kontribusi berupa

penguatan dinamika pada pasar

domestik, khususnya untuk

1. Tersedia UU No.20/2008 tentang

UMKM dan PP No.17/2013 tentang

pelaksanaannya sebagai landasan

hu-kumnya;

2. Kemudahan dalam mendirikan

usaha skala Mikro khususnya,

yang dapat mendukung

perkembangan potensi

kewirausahaan, dan selaras

dengan potensi negara Indonesia,

sebagai negara yang relatif lebih

kondusif untuk memulai usaha,

ditinjau dari sisi (1) tingkat

kreativitas/ inovasi; (2) tingkat

kesulitan memulai usaha; (3) latar

belakang orang yang memulai

usaha; (4) kemudahan dalam

menerapkan dan mengembangkan

ide menjadi bisnis.

Page 27: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

25 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

barang/jasa yang jadi kebutuhan

masayarakat pada umumnya.

4. Umumnya produk UMKM banyak

terkait dengan sum-berdaya

alam dan kebudayaan lokal

(menekan keter-gantungan penuh

pada bahan baku impor atau

dukungan dari luar), disertai

dukungan penguasaan

pengetahuan, keterampilan dan

polakerja warisan leluhur;

5. Ada peluang untuk membangun

kesatuan usaha ber-sama

rantai pasokan produk, yang dapat

mening-katkan efisiensi dan

efektivitas kegiatan produksi dan

pemasaran.

3. Kemudahan itu masih didukung

dengan ketersediaan sumber

daya alam dalam skala besar,

walaupun ada perbedaan antar

wilayah dalam hal kreativitas

meman-faatkan sumberdaya alam

yang tersedia maupun potensi

permintaan dari pasarnya;

4. Ada dukungan kebijakan

pemerintah pusat dan daerah ter

hadap upaya dan usaha UMKM;

5. Akan terjadi dalam waktu relatif

dekat masa proporsi penduduk

usia muda yang besar jumlahnya,

dan dipadu dengan tingkat

pendidikan dan keterampilan yang

tinggi, pada gilirannya akan

menghasilkan tenaga kerja yang

produktif.

Pengembangan UMKM ke masa depan berpotensi cukup besar, selaras

dengan adanya perubahan pada pola yang semula berbasis ekonomi berdasar

resource based economy, sekarang dengan cepat telah bergeser menuju pola

knowledge based economy, Dorongan itu menjadi relevan, mengingat

perkembangan pola pikir saat ini telah bertumpu kuat sekali pada pola ekonomi

kreatif.

1.3.3. Permasalahan dan Tantangan

A. Komposisi masalah dan tantangan bagi KOPERASI tercantum sebagai

berikut:

POKOK MASALAH DALAM PENGEMBANGAN KOPERASI

Organisasi 1. Banyak koperasi belum menerapkan nilai dan prinsip

koperasi

2. Banyak koperasi belum memiliki VISI untuk menjadi

modern (di bidang SDM, Organisasi, Usaha dan Inovasi)

3. Masih belum professional dan akuntabel dalam mengelola

organisasi dan keuangannya

4. Banyak koperasi yang masih berorientasi/bergantung pada

bantuan pemerintah (belum mandiri)

5. Banyak koperasi yang tergolong dalam koperasi tidak aktif

Usaha 1. Kurangnya kesadaran anggota koperasi dalam

berpartisipasi dalam hal meningkatkan modal maupun

memajukan usaha koperasi

Page 28: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

26 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

2. Kurangnya kompetensi koperasi untuk berinovasi dalam

pengembangan produk dan layanan anggota;

3. Kurangnya kemampuan koperasi untuk memenuhi target

produksi (kualitas, kuantitas, dan kontinuitas) sesuai

dengan permintaan pasar

4. Terbatasnya kemampuan koperasi dalam menjangkau

pasar, terutama untuk melakukan promosi, mengak-ses

informasi pasar; dan memanfaatkan saluran pemasaran

yang ada;

5. Terbatasnya jaringan usaha dan pemasaran bersama antar

koperasi maupun antara koperasi dengan usaha besar

SDM 1. Banyak anggota koperasi yang kurang mengerti tentang

materi “koperasi dan perkoperasian”

2. Kurangnya gambaran keteladanan koperasi;

3. Rendahnya tingkat mental dan orientasi bisnis, dari

kebanyakan para pengelola koperasi

4. Rendahnya kapasitas SDM koperasi untuk mengakses

teknologi informasi, jaringan produksi dan pemasar an

5. Kurang efektifnya jangkauan penyuluhan dan muatan diklat

perkoperasian

Sistem

Pendukung

dan Iklim

Usaha

1. Regulasi kebijakan pemerintah pusat dan daerah yang

belum mendukung perkembangan perkoperasian

2. Belum optimalnya infrastruktur koperasi dan pembanguinan

kelembagaan, terutama yang berhubungan dengan aspek

pendidikan, pembiayaan, dan pemasaran;

3. Koordinasi dan keterpaduan antar stakeholder yang masih

kurang

4. Belum tersedia data, yang lengkap dan valid tentang

perkembangan koperasi, yang berakibat berupa sulit nya

dalam mengelola semua usaha

5. Kurangnya kesiapan Pemerintah dan dunia usaha dalam

menyongsong berlangsungnya MEA 2015

Tantangan yang ditemukan itu dapat dibagi menjadi tantangan organisasi

koperasi sebagai wadah usaha bersama, yang memiliki aturan dan

mekanisme khusus dan terkait dengan bagaimana membuatnya menjadi

wadah yang mampu mening-katkan efisiensi usaha dan kualitas

kehidupan para anggota dan masyarakat di sekitar wilayah usahanya;

sehingga pada gilirannya diharapkan mampu meningkatkan sumbangan bagi

perekonomian nasional; di samping juga mampu membangun posisi

tawarnya dalam persaingan. Hal mana sejalan dengan rancangan ICA untuk

menempatkan koperasi menjadi pemimpin pembangunan ekonomi, sekaligus

sebagai model usaha yang paling disukai; maupun mampu menjadi lembaga

usaha yang cepat tumbuh berkembang.

Dua hal itu memerlukan pembenahan dari sistem pembinaan baik yang

dilakukan oleh pemerintah (melalui rumusan kebijakan dan penetapan

Page 29: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

27 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

arah/fokus pembinaan yang efektif, kreatif dan inovatif) maupun yang

harus dikembangkan sendiri oleh Koperasinya, diantaranya berupa

pengembangan kader-kader pengelola koperasi yang mampu berjuang

agar dapat melayani kebutuhan ekonomi sosial anggotanya.

B. Komposisi masalah dan tantangan bagi UMKM tercantum sebagai berikut:

Saat ini masalah UMKM dapat dikelompokkan pada tiga hal, yaitu (i)

kualitas pelaku UMKM yang masih rendah (ditinjau dari tingkat dan

sistem pendidikan yang dimilikinya, termasuk kualitas

kewirausahaanya, serta kurangnya pemahamannya tentang bisnis

dan ba-gaimana harus berbisnis dan mengembangkannyta secara

tepat dan baik); (ii) sistem pendukung yang kurang optimal aplikasinya

(menjadi penyebab dari sulitnya UMKM dalam mengakses

sumberdaya yang diperlukan, teknologi maupun pasar); (iii) kebijakan

dan peraturan yang belum efektif dalam aplikasinya (belum tercipta

kondisi iklim berbisnis yang berpihak, membimbing dan mendampingi

pengembangan usahanya, karena memang tidak tersedia kebijakan

dan strategi yang ada).

Tantangan bagi UMKM yang ditemukan saat ini berupa, bagaimana

membuat UMKM bersangkutan dapat berkembang, dengan melalui

upaya membuat dirinya mampu bersaing di pasarnya, melalui cara

menggunakan berbagai aplikasi dan bimbingan terencana, terprogram

dan kemudian dapat teraplikasi secara teknis operasional, melalui:

Peningkatan formulasi usaha dan tata kelola usaha UMKM terpilih;

Peningkatan produktivitas melalui penerapan teknologi dan

peningkatan kompetensi karyawannya (pelaku UMKM sendiri);

Peningkatan kapasitas dan kompetensi UKM untuk melakukan

kemitraan usaha, atau mampu bergabung dalam jaringan produksi

dan pemasaran global;

Pemanfaatan berbagai peluang yang ada di lingkungan ASEAN

maupun gabungan negara-negara yang berpotensi, sebagai pasar

yang dapat dipasoknya.

Perbaikan kebijakan dan peraturan yang responsif pada proses

perbaikan kinerja maupun daya saing UMKM bersangkutan.

C. Komposisi tantangan dalam Tata Kelola Organisasi UMKM,

Dengan uraian yang tercantum dalam rangkaian berikut: (i) Tantangan

peningkatan kapasitas SDM; (2) Peningkatan tata kelola organisasi,

sarana dan prasarana; (3) Perbaikan prosedur dan tata kelola; (4)

Perbaikan pelaksanaan program dan kegiatan; (5) Penguatan basis data

dan sistem informasi; (6) Peningkatan koordinasi, sinergi dan kerjasama.

Page 30: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

28 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

DEPUTI BIDANG PRODUKSI DAN PEMASARAN

2.1. Visi

Visi dan Misi Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019, sebagaimana

tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-

2019, yaitu:

Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang Sehat, Kuat, Tangguh dan Mandiri

untuk Berkontribusi Dalam Perekonomian Nasional

Untuk lebih menajamkan pemahaman visi Kementerian Koperasi dan UKM tersebut, Deputi

Bidang Produksi dan Pemasaran telah merumuskan visi Tahun 2015-2019, sebagai berikut:

Terwujudnya Produk Barang dan Jasa Koperasi dan UMKM yang Berdaya Saing,

Tangguh dan Mandiri untuk Berkontribusi Dalam Perekonomian Nasional

Visi dimaksud bermakna sebagai berikut:

Berdaya Saing bermakna Produk barang dan jasa KUMKM yang mempunyai nilai

tambah dan memenuhi standarisasi dan sertifikasi produk barang dan jasa

Tangguh bermakna dapat menghasilkan produk barang dan jasa sesuai kualifikasi

dalam perdagangan bebas

Mandiri bermakna dapat memaksimalkan potensi sumber daya lokal dengan

kemampuan sendiri

Berkontribusi dalam perekonomian nasional bermakna pengembangan produk

barang dan jasa dalam kerangka pengentasan kemiskinan, peningkatan pendapatan

serta menggerakkan perekonomian lokal dan nasional

2.2. Misi

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi dalam rangka mewujudkan visinya, maka Deputi

Bidang Produksi dan Pemasaran perlu menjalankan misi yaitu:

1. Mewujudkan pelaku UMKM yang mampu menciptakan lapangan kerja serta

pemerataan pendapatan

2. Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi serta

pengentasan kemiskinan

Upaya pencapaian visi tidak mungkin dilakukan oleh Deputi Bidang Produksi dan

Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM secara individual, tetapi harus dilaksanakan

bersama dengan seluruh Kementerian/Lembaga serta Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota.

Dalam hal ini, maka misi Kementerian Koperasi dan UKM dengan: 1). Mewujudkan pelaku

UMKM yang mampu menghasilkan produk barang dan jasa yang berdaya saing dan 2)

Menujudkan Koperasi dan UMKM yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi

serta pengentasan kemiskinan. Upaya pencapaian misi ini dilakukan melalui berbagai

langkah perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan pembangunan Koperasi dan

UMKM.

Page 31: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

29 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

Nilai Organisasi

Organisasi yang baik memerlukan penerapan nilai-nilai yang baik pula, terutama

agar dapat menjabarkan misinya sehingga tercapai visi yang diharapkan. Nilai-nilai yang

disepakati untuk diterapkan dalam Kementerian koperasi dan UKM antara

lain:

1. Integritas

Integritas berarti mengutamakan perilaku terpuji, disiplin dan penuh pengabdian.

Integritas juga diartikan sebagai mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan

utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan

kejujuran.

2. Kerja Keras

Kerja keras berarti mengerjakan secara sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah

dan tidak akan berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu

mengutamakan atau memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang

telah dilakukan.

3. Profesional

Profesional berarti menyelesaikan tugas dengan baik, tuntas dan mengutamakan

kompetensi (keahlian) dalam bidang pembangunan Koperasi dan UMKM.

4. Akuntabel

Akuntabel adalah dapat mempertanggungjawabkan tugas dengan baik dari segi proses

maupun hasil.

5. Inovatif

Inovatif berarti usaha dengan mendayagunakan pemikiran dan kemampuan dalam

menghasilkan sesuatu kreasi/karya baru yang diharapkan dapat mendorong

percepatan pembangunan Koperasi dan UMKM.

6. Peduli

Peduli berarti memiliki perhatian terhadap kondisi dan permasalahan negara dan bangsa,

terutama dalam hal birokrasi dan aparatur.

7. Pelayanan Prima

Pelayanan prima berarti upaya dan langkah yang dilakukan instansi untuk melayani

masyarakat dan stake holders dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memberikan

kepuasan kepada pelanggan dan memenuhi kebutuhan serta keinginan masyarakat

dan stake holder atas pelayanan kepada publik.

Dalam rangka mencapai visi dan misinya, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran telah

melakukan pemetaan atas potensi/kekuatan maupun kelemahan yang dimiliki dalam rangka

untuk mengptimalkan semua peluang dan kesempatan yang ada termasuk juga adanya

hambatan atau tantangan yang harus dihadapi

Page 32: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

30 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

2.3. Tujuan

Untuk mewujudkan visi dan misi Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran, maka visi

dan misi tersebut harus dirumuskan kedalam bentuk yang lebih terarah dan operasional

berupa rumusan tujuan strategis (strategic goals) organisasi.

Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan

misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5

(lima) tahun. Untuk itu, setiap tujuan strategis yang ditetapkan akan

memiliki indikator kinerja (performance indicator) yang terukur. Rumusan tujuan

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Mewujudkan pelaku UMKM yang mampu menciptakan lapangan kerja serta

pemerataan pendapatan;

2. Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi

serta pengentasan kemiskinan;

3. Terwujudnya Aparatur Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran yang Profesional

dan Berkinerja Tinggi.

Dengan perumusan tujuan tersebut maka Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran

mengetahui secara tepat apa yang harus dilakukan oleh organisasi dalam mencapai visi dan

misi selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan

Tujuan pertama “Mewujudkan pelaku UMKM yang mampu menciptakan lapangan

kerja serta pemerataan pendapatan”, menekankan pada upaya pengembangan sistem

bisnis KUMKM.

Tujuan kedua “dalam rangka mewujudkan Koperasi dan UMKM dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi serta pengentasan kemiskinan’’, menekankan pada upaya yang

mendorong Koperasi dan UMKM sebagai salah satu pilar utama dan kekuatan

penopang ekonomi masyarakat dalam perekonomian dan pengentasan kemiskinan

dengan peningkatan penghidupan berkelanjutan.

Tujuan ketiga “Terwujudnya Aparatur Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran yang

Profesional dan Berkinerja Tinggi’’ memfokuskan pada perbaikan internal kinerja Deputi

Bidang Produksi dan Pemasaran

Ketiga tujuan Deputi Bidang Produksi beserta indikator kinerjanya dapat dilihat pada

Tabel dibawah ini:

Tujuan dan Indikator Kinerja Tujuan

NO TUJUAN INDIKATOR KINERJA TUJUAN

1 Terciptanya Koperasi dan UMKM dalam perluasan kesempatan kerja serta pemerataan pendapatan

Persentase jumlah tenaga kerja UMKM (rata-rata/tahun) target 5,5%

2 Terwujudnya Koperasi dan UMKM dalam mendorong pertumbuhan ekonomi serta pengentasan kemiskinan

Jumlah Usaha Mikro (umi) dalam kawasan yang dikelola koperasi

Persentase pendapatan usaha KUKM di sektor riil

Page 33: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

31 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

Jumlah UMKM dan Koperasi yang menerapkan standardisasi mutu dan sertifikasi produk

Persentase jumlah KUKM Ekpoktir

3 Terwujudnya Aparatur Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran yang Profesional dan Berkinerja Tinggi

Indeks Reformasi Birokrasi Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran “Baik”

Nilai Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran “Baik”

2.4. Sasaran

Sasaran Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran merupakan penjabaran dari tujuan

yang telah ditetapkan secara lebih spesifik dan terukur, yang menggambarkan sesuatu yang

akan dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan dialokasikan dalam 5 (lima) periode

secara tahunan melalui serangkaian program dan kegiatan yang akan dijabarkan lebih lanjut

dalam suatu Rencana Kinerja (Performance plan). Penetapan sasaran yang diperlukan

untuk memberikan fokus pada penyusunan program, kegiatan dan alokasi sumber daya

organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi tiap-tiap tahun dalam kurun waktu 5

(lima) tahun.

Sasaran Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran merupakan bagian integral dalam

proses perencanaan strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran yang menjadi dasar

kuat untuk mengendalikan dan memantau pencapaian kinerja Deputi Bidang Produksi dan

Pemasaran serta lebih menjamin suksesnya pelaksanaan rencana jangka panjang yang

sifatnya menyeluruh, yang berarti menyangkut keseluruhan satuan kerja dilingkungan

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran. Sasaran yang ditetapkan sepenuhnya

mendukung pencapaian tujuan strategis yang terkait. Dengan demikian, apabila

seluruh sasaran yang ditetapkan telah dicapai diharapkan bahwa tujuan strategis terkait

juga dapat dicapai.

Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Sasaran

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA

SASARAN

1 Terciptanya Koperasi dan UMKM dalam perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan

Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang berasal dari pelaku Koperasi dan UMKM

Proporsi jumlah tenaga kerja Koperasi

Meningkatnya pendapatan masyarakat dari pelaku UMKM

Pertambahan jumlah pendapatan pelaku UMKM

2 Terwujudnya Koperasi dan UMKM dalam mendorong pertumbuhan Ekonomi dan pengentasan kemiskinan

Meningkatnya UMKM dalam berkontribusi pada perekonomian Daerah dan Nasional

Pertambahan pelaku UMKM dan Koperasi Ekspor

3 Terwujudnya Aparatur Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran yang Profesional dan Berkinerja Tinggi

Mendukung terwujudnya Kementerian Koperasi dan UKM yang efektif dan efisien

Koordinasi perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan

Monev, data dan pengembangan aparatur

Partisipasi dalam ACEDAC,

ASEM, ASEAN, BIMP EAGA

Page 34: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

32 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI

DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Dalam penjabaran arah kebijakan Nasional, bidang UMKM dan Koperasi pada tahun

2015-2019 diarahkan untuk “meningkatkan daya saing UMKM dan Koperasi sehingga

mampu tumbuh menjadi usaha yang berkelanjutan dengan skala yang lebih besar

(naik kelas) dalam rangka mendukung kemandiriaan perekonomian nasional” dan

tercatat ada 5 (lima) strategi (makro) sebagaimana tercantum dalam matrik berikut:

No STRATEGI NASIONAL LINGKUPNYA

1 Peningkatan Kualitas

SDM

(i) Penguatan kebijakan kewirausahaan: pola

pengembangan, penataan kuruikulum di

pendidikan formal; perluasan dukungan

kewirausahaan berbasis teknologi (techno

preneur)

(ii) Peningkatan akse ke pelatihan dan layanan

pendampingan

2

Peningkatan Akses

pembiayaan dan

perluasan skema

pembiayaan

(i) Pengembaangan lembaga pembiayan/bank

Koperasi dan UMKM dan optimalisasi sumber

pembiayaan non-bank

(ii) Integrasi sistem informasi debitur UMKM dari

lembaga pembiayaan bank dan non bank

(iii) Advokasi pembiayaan bagi Koperasi dan

UMKM

3

Peningkatan nilai

tambah produk dan

jangkauan pemasaran

(i) Perluasan penerapan teknologi tepat guna

(ii) Diversifikasi produk berbasis rantai nilai dan

keuanggulan local

(iii) Peningkatan penerapan standarisasi produk

(SNI dan HaKI)

(iv) Integrasi fasilitasi pemasaran dan sistem

distribusi, baik domestik maupun ekspor;

4 Penguatan kelembagaan

Usaha

(i) Kemitraan investasi berbasis keterkaitan usaha

(backward-forward linkages)

(ii) Peningkatan peran koperasi dalam penguatan

sistem bisnis pertanian dan perikanan dan

sentra industri kecil di kawasan industri

5 Kemudahan, Kepastian

dan perlindungan usaha

(i) Harmonisasi perizinan sectoral dan daerah

(ii) Pengurangan jenis, biaya dan waktu

(iii) Penyusunan rancangan UU tentang

perkoperasian

(iv) Peningkatan efektivitas penegakan regulasi

persaingan usaha yang sehat

(v) Peningkatan sinergi dan kerja sama pemangku

kepentingan (publik, swasta dan masyarakat)

Page 35: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

33 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

Strategi nasional yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi Deputi Bidang

Produksi dan Pemasaran yang dilaksanakan guna mendukung arah dan kebijakan di bidang

KUMKM tahun 2015-2019 yaitu Peningkatan Nilai Tambah Produk dan Jangkauan

Pemasaran.

3.2 Arah Kebijakan dan Startegi Kementerian Koperasi dan UKM

Rumusan arah kebijakan tidak jauh berbeda antar yang makro nasional dan mikro

bagi Kementerian, sementara pembinaan Koperasi di lakukan berbeda dengan pembinaan

yang diperlukan untuk UMKM

No DIMENSI LANGKAH STRATEGISNYA

1 Pembangunan Manusia

(Revolusi Mental)

a. Peningkatan kapasitas SDM Koperasi dan

UMKM daerah dng pelatihan dan

pendampingan melibatkan K/L terkait, PEMDA,

Dunia Usaha, Akademisi, OMS, dan Gerakan

Koperasi

b. Peningkatan peran dan tugas dari PPKL

c. Fasilitasi pembebasan biaya akta notaris bagi

pelaku usaha mikro yang membentuk koperasi.

d. Fasilitasi kemudahan perizinan bagi usaha

mikro dan kecil potensial

e. Penciptaan 20.000 koperasi berkualitas selama

5 tahun

f. Penataan basis data Koperasi dan UMKM

2

Pembangunan Sektor

Unggulan:

Kedaulatan Pangan

a. Fasilitasi penguatan peran KUD sebagai

penyalur pupuk bersubsidi

b. Pola Pembiayaan melalui KUR dan

pengembangan skema pembiayaan Koperasi

dan UMKM melalui pembiayaan untuk petani

dan UMKM

c. Pembiayaan dan permodalan bagi wirausaha

sektor pertanian

d. Pembentukan lembaga pembiayaan untuk

petani dan UMKM

e. Peningkatan kapasitas SDM Koperasi dan

UMKM bagi petani dan masya-rakat perdesaan

f. Revitalisasi pasar rakyat yang dikelola koperasi

g. Pengembangan produk unggulan daerah

melalui pendekatan 1 daerah 1 produk

unggulan

3

Pembangunan Sektor

Unggulan:

Kedaulatan Energi

Pengembangan energi terbarukan berbasis

ramah lingkungan khususnya di perdesaan

4

Pembangunan Sektor

Unggulan:

Kemaritiman dan Kelautan

a. Pengembangan skema pembiayaan Koperasi

dan UMKM: KUR dan pem-biayaan danma

bergulir oleh LPDM-Koperasi dan UMKM

Page 36: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

34 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

b. Pembiayaan dan permodalan bagi wirausaha

nelayan dan masyarakat pesisir

c. Peningkatan kapasitas SDM Koperasi dan

UMKM bagi nelayan dan ma-syarakat pesisir

d. Revitalisasi pasar tradisional

5

Pembangunan Sektor

Unggulan:

Pariwisata dan Industri

a. Pengembangan UKM Kreatif di bidang

pariwisata

b. Pengembangan kewirausahaan melalui upaya

menaik-kelaskan 1 juta unit usaha mikro

c. Fasilitasi penerapan stnadarisasi mutu dan

sertifikasi produk bagi Koperasi dan UMKM

melalui sinergi dengan K/L terkait;

d. Fasilitasi dan dukungan pemasaran bagi

Koperasi dan UMKM, melalui LLP Koperasi dan

UKM sebagai trading house, Pusat Inovasi dan

Gallery Produk UKM

e. Fasilitasi promosi produk Koperasi dan UMKM

melalui pemeran, baik dalam negeri maupun

luar negeri

6

Pemerataan dan

Kewilayahan:

Kawasan Perbatasan dan

Daerah Tertinggal

a. Revitalisasi pasar tradisional di daerah

tertinggal, perbatasan dan pasca bencana;

b. Pengembangan produk unggulan daerah

melalui pendekatan 1 daerah 1 produk

unggulan

3.3 Arah Kebijakan dan Startegi Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran

Mengacu pada arah kebijakan dan strategi nasional dan Kementerian, maka

kebijakan pokok Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015 – 2019 diarahkan untuk

Meningkatnya daya saing KUMKM melalui pengembangan nilai tambah dan

jangkauan pemasaran produk barang dan jasa.

Dalam rangka melaksanakan arah kebijakan pokok tersebut, Deputi Bidang Produksi

melakukan strategi sebagai berikut :

1. Meningkatnya efektifitas pelaksanaan program dan kegiatan

a. Pengembangan forum koordinasi dan kerjasama yang melibatkan pemerintah,

dunia usaha, perguruan tinggi, dan organisasi kemasyarakatan lainnya

b. Pengembangan sistem pemantuan, analisis, evalusi dan pelaporan terpadu

c. Tindak lanjut kerjasama internasional (ASEAN, BIMP-EAGA, ACEDAC, JICA,

Kotra dan ICDF)

2. Meningkatkan produktivitas dan pemasaran produk barang dan jasa koperasi dan

UMKM

a. Penguatan sistem bisnis koperasi / sentra usaha mikro disektor Pertanian,

Perkebunan, Perikanan, Peternakan, Industri dan Jasa

b. Fasilitasi peningkatan standarisasi mutu dan sertifikasi produk dan jasa KUMKM

c. Revitalisasi pasar rakyat yang dikelola koperasi

d. Penataan lokasi dan sarana usaha, serta promosi PKL di perkotaan dan daerah

wisata

Page 37: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

35 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

e. Pengembangan koperasi pemasaran/pusat distribusi

f. Fasilitasi KUMKM untuk promosi di dalam dan luar negeri

g. Fasilitasi KUKM ekspor

h. Pengembangan e-commerce bagi produk KUMKM

i. Pengembangan usaha produktif KUMKM melalui energi baru dan terbarukan.

j. Pengembangan usaha koperasi dalam rangka mendukung eco-tourism

3.4 Kerangka Regulasi

Semua aktivitas tersebut di muka akan didukung dengan kerangka regulasi,

sebagaimana yang dicantumkan dalam uraian berikut ini :

1. Pembahasan dan penetapan tentang RUU tentang Perkoperasian, dalam rangka

mengganti UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, lengkap dengan

aturan pelaksanaannya baik PP, Perpres atau Permen;

2. Penetapan Perpres untuk mengatur koordinasi dan membangun sinergi antar

instansi di tingkat nasional maupun daerah yang diwadahi dalam Program

Nasional Peningkatan Daya Saing Koperasi dan UMKM, yang didukung dengan

sistem pemantauan dan evaluasi serta berbasis data yang terpadu.

3. Evaluasi atas pengaturan UMKM dalam UU No.20 tahun 2008 dan petunjuk

pelaksanaannya Perpres No. 17 tahun 2013 dalam kaitan kebutuhan untuk (i)

mengintegrasikan pendekatan sektor dan wilayah pengembangan UMKM; (ii)

mengembangkan dukungan kebiojakan yang sesuai dengan skala usaha dan

kebutuhan UMKM, sejak mulai didirikan sampai tumbuh dan jadi usaha yang

mapan dalam skala yang lebih besar (naik kelas); (iii) mengembangkan skema

restrukturisasi koperasi dan UMKM untuk meningkatkan keberlanjutan dan daya

saing usaha serta (iv) memenuhi kebutuhan pengaturan atau kebijakan lainnya.

4. Penyusunan Permen Koperasi dan UKM diantaranya tentang:

a. SPM di bidang Koperasi dan UMKM

b. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Anggaran Dekon dan Tugas Pembantuan

c. Sistem Pemantauan dan Evaluasi Terpadu

d. Pengembangan dan Pengelolaan Data Koperasi dan UMKM

e. Keterbukaan Informasi Publik di Bidang Koperasi dan UMKM

f. Penyelenggaraan Perkoperasian

g. Gerakan Pemasyarakatan Koperasi Nasional;

h. Sistem Registrasi On-line

i. Pola dan Kriteria Fasilitasi Penyelenggaraan dan Keikutsertaan dalam

Pameran di Dalam dan Luar Negeri

j. Standar Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Koperasi dan UMKM

k. Gerakan Kewirausahaan Nasional

l. Grand Design Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan UMKM

m. Sinkronisasi Kegiatan dan Sasaran antara Badan Layanan Umum dengan

kedeputian di Kementerian Koperasi dan UMKM

n. Peran serta Dunia Usaha dan Masyarakat dalam Koordinasi Pembangunan

UMKM

Page 38: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

36 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

3.5 Kerangka Kelembagaan

Kerangka kelembagaan yang diperlukan untuk mendukung pencapaian sasaran

strategis meliputi upaya-upaya:

1. Pengembangan sistem pendaftaran usaha UMK yang mendukuing pendataan

UMKM dan pelaksanaan ijin usaha mikro dan kecil yang dilakukan oleh

Pemerintah Kecamatan, keluruhan dan Desa

2. Penguatan kelembagaan pusat DIKLAT Koperasi dan UMKM, ditingkat

Nasional dab penguatan fungsinya sebagai pusat pembinaan penyuluhan

perkoperasian;

3. Peningkatan fungsi LLP – Koperasi dan UMKM sebagai trading house bagi

produk Koperasi dan UMKM dan Pelaksana Penerapan Sistem Konsolidasi

Kargo

4. Penguatan sinergi dan kerjasama antar lembaga /pemangku kepentingan

dst.

Page 39: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

37 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

DEPUTI BIDANG

PRODUKSI DAN PEMASARAN

ASDEP PERTANIAN DAN

PERKEBUNAN

ASDEP PERIKANAN DAN

PETERNAKAN

ASDEP INDUSTRI DAN JASA

ASDEP STANDARDISASI DAN

SERTIFIKASI

ASDEP PEMASARAN

Bidang Standarisasi

Bidang Sertifikasi

Bidang Kemasan dan Merk

Bidang Tanaman Pangan

Bidang Holtikultura

Bidang Perkebunan

Bidang Perikanan

Bidang Peternakan

Bidang Pengolahan Hasil Perikanan dan Peternakan

Bidang Industri Manufacturing

Bidang Industri Kreatif

Bidang Jasa dan Aneka Usaha

Bidang Sarana dan Prasarana Pemasaran

Bidang Penyelenggaraan Pemasaran

Bidang Kerjasama dan Jaringan Usaha

- Sub Bidang Padi-padian

- Sub Bidang Palawija

- Sub Bidang Tanaman

Hias dan Sayur-sayuran

- Sub Bidang Tanaman

Obat dan Buah

- Sub Bidang Tanaman

Keras

- Sub Bidang Tanaman

Semusim

- Sub Bidang Perikanan

Laut - Sub Bidang Perikanan

Darat

- Sub Bidang Ternak Besar

- Sub Bidang Ternak Kecil

- Sub Bidang Pengolahan

Hasil Perikanan

- Sub Bidang Pengolahan

Hasil Peternakan

- Sub Bidang Logam

- Sub Bidang Non Logam

- Sub Bidang Kerajinan

- Sub Bidang Non

Kerajinan

- Sub Bidang Jasa

- Sub Bidang Aneka Usaha

- Sub Bidang Standarisasi

Produk

- Sub Bidang Standarisasi

Manajemen Mutu

- Sub Bidang Sertifikasi

Produk

- Sub Bidang Sertifikasi

Manajemen

- Sub Bidang Kemasan

- Sub Bidang Merk

- Sub Bidang Kerjasama Pemasaran

- Sub Bidang Kerjasama

Jaringan Usaha

- Sub Bidang Penyelenggaraan Pemasaran Dalam Negeri

- Sub Bidang Penyelenggaraan Pemasaran Luar Negeri

- Sub Bidang Sarana

Pemasaran

- Sub Bidang Prasarana

Pemasaran

SEKRETARIAT DEPUTI BIDANG PRODUKSI DAN

PEMASARAN

Bagian Perencanaan

Bagian Umum

- Sub Bagian Rencana dan Program

- Sub Bagian Evaluasi dan

Pelaporan

- Sub Bagian Keuangan

- Sub Bagian Tata Usaha

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Page 40: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

38 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1. Target Kinerja

Sesuai dengan tugas, fungsi dan wewenangnya, maka dari sembilan agenda prioritas Presiden

tersebut di atas, tiga Nawa Cita menjadi prioritas Kementerian Koperasi dan UKM dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya dalam periode 2015-2019, yaitu:

Agenda ke-2: Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan

yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya yang mencakup upaya-upaya yang diarahkan

antara lain untuk:

Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang transparan, meningkatkan pengelolaan dan

pelayanan informasi di lingkungan instansi Pemerintah Pusat, membuat laporan kinerja,

dan membuka akses informasi publik.

Menjalankan agenda reformasi publik dengan restrukturisasi kelembagaan, perbaikan kualitas

pelayanan publik, meningkatkan kompetensi aparatur, memperkuat monitoring dan supervise

atas kinerja pelayanan publik.

Membuka ruang partisipasi publik dalam pengambilan kebijakan publik.

Agenda ke-6: Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama

bangsa-bangsa Asia lainnya yang mencakup upaya-upaya yang diarahkan antara

lain untuk:

Membangun pasar rakyat yang dikelola koperasi sebanyak 1.075 unit pasar rakyat dalam

mendukung pembangunan 5.000 pasar rakyat di seluruh Indonesia dan memodernisasikan

pasar rakyat yang telah ada.

Meningkatkan daya saing dengan memanfaatkan potensi yang belum tergarap dengan

baik tetapi memberi peluang besar untuk meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi

nasional, yakni, industri manufaktur, industri pangan, sektor maritim, dan pariwisata.

Agenda ke-7: Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis

ekonomi domestik yang mencakup upaya-upaya yang diarahkan antara lain untuk:

Mewujudkan kedaulatan pangan melalui pendirian Bank Petani Koperasi dan UMKM

Mengacu pada visi, misi, tujuan, sasaran, arah kebijakan dan strategis yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya maka Kementerian Koperasi dan UKM telah menetapkan 3 (tiga) tujuan yaitu:

1. Terciptanya Koperasi dan UMKM dalam perluasan kesempatan kerja serta pemerataan

pendapatan;

2. Terwujudnya Koperasi dan UMKM dalam mendorong pertumbuhan ekonomi serta pengentasan

kemiskinan.

3. Terwujudnya Kementerian Koperasi dan UKM yang Profesional dan Berkinerja Tinggi

Untuk mendukung penjabaran pencapaian tujuan Kementerian Koperasi dan UKM tersebut, maka

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan Kementerian

Koperasi dan UKM memiliki tujuan :

1. Terciptanya Koperasi dan UMKM dalam perluasan kesempatan kerja serta pemerataan

pendapatan;

Page 41: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

39 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

2. Terwujudnya Koperasi dan UMKM dalam mendorong pertumbuhan ekonomi serta pengentasan

kemiskinan.

3. Terwujudnya Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran yang Profesional dan Berkinerja Tinggi

Ketiga tujuan tersebut terbagi menjadi beberapa sasaran, indikator dan target kinerja sebagai

berikut:

Page 42: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

40 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

Program/Kegiatan Sasaran Program / Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program / Indikator Kinerja Kegiatan

TARGET

Pelaksana Kegiatan

2017 2018 2019 Es II

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Koperasi dan UKM

Efektivitas manajemen Kementerian Koperasi dan UMKM

Penyusunan perencanaan program/kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM

Kualitas rencana program dan kegiatan Kementerian KUKM

Koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan monev urusan Produksi dan Pemasaran

Kualitas, keterpaduan dan kelengkapan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, serta pelaporan pada urusan produksi dan pemasaran

Sesdep Produksi-Pemasaran

Koordinasi perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan

1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan

Monev, data dan pengembangan aparatur

1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan

Partisipasi dalam ASEDAC, ASEAN, ASEM, dan BIMP-EAGA

1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan

Program Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi

Penguatan Koperasi dan UMKM Yang Menghasilkan Produk Ramah Lingkungan

Asdep Industri dan Jasa

KUMKM berbasis pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), eco tourism, dan inovasi ramah lingkungan untuk mendukung kedaulatan energi

Koperasi yang difasilitasi penyusunan FS/DED PLTMH

- - -

Page 43: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

41 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

KUMKM berbasis pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), eco tourism, dan inovasi ramah lingkungan untuk mendukung pemerataan antar kelompok pendapatan

Koperasi yang didampingi pemanfaatan biogas

- - -

Koperasi yang didampingi pengembangan ekonomi berbasis energi baru terbarukan

13 Koperasi 9 Koperasi 9 Koperasi

KUMKM berbasis pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), eco tourism, dan inovasi ramah lingkungan untuk mendukung pariwisata

Koperasi yang didampingi dalam pengembangan eco tourism

9 Koperasi 10 Koperasi 30 Koperasi

KUMKM yang didampingi untuk penerapan inovasi ramah lingkungan

Koperasi dan UMKM yang didampingi dalam pengembangan produk ramah lingkungan

- - -

Perluasan dan Peningkatan Akses Pemasaran

Asdep Pemasaran

Jangkauan pemasaran produk UMKM dan koperasi di pasar dalam negeri untuk mendukung pemerataan antar kelompok pendapatan

Promosi dan pemasaran dalam negeri 400 KUMKM 700 KUMKM 1.000 KUMKM

Jangkauan pemasaran produk UMKM dan koperasi di pasar luar negeri dan dalam negeri untuk mendukung ekspor

Promosi dan pemasaran luar negeri 60 KUKM 30 KUKM 100 KUKM

Jangkauan pemasaran produk UMKM dan koperasi di pasar luar negeri dan dalam negeri untuk mendukung pemerataan antar kelompok pendapatan

Fasilitasi penerapan e-commerce 300 KUMKM 700 KUMKM 500 KUMKM

Jangkauan pemasaran produk UMKM dan koperasi di pasar luar negeri dan dalam negeri

Fasilitasi sistem distribusi bagi koperasi dan UMKM

4 Koperasi 4 Koperasi 18 Koperasi

Peningkatan Standardisasi Mutu dan Sertifikasi Produk

Asdep Standardisasi dan Sertifikasi

Page 44: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

42 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

Penerapan standardisasi mutu dan sertifikasi produk untuk mendukung ekspor

KUKM yang difasilitasi standarisasi dan mutu produk untuk ekspor

- 180 KUMKM 568 KUMKM

KUKM yang difasilitasi sertifikasi untuk ekspor

- 340 KUMKM 918 KUMKM

Penerapan standardisasi mutu dan sertifikasi produk untuk mendukung pemerataan antar kelompok pendapatan

Koperasi dan UMKM yang difasilitasi standardisasi dan mutu produk

125 KUMKM 150 KUMKM 568 KUMKM

Koperasi dan UMKM yang difasilitasi merek dan pengemasan

1.150 KUMKM 1.154 KUMKM 2.368 KUMKM

Koperasi dan UMKM yang difasilitasi sertifikasi (Halal, SNI, HKI, Keamanan Pangan dan Obat, SVLK, ISO, dll)

750 KUMKM 316 KUMKM 1.318 KUMKM

Program Peningkatan Penghidupan Berkelanjutan Berbasis Usaha Mikro

Penguatan Sistem Bisnis Koperasi / Sentra Usaha Mikro di Sektor Pertanian dan Perkebunan

Asdep Pertanian dan Perkebunan

Produktivitas Koperasi / Sentra Usaha Mikro di Sektor Pertanian dan Perkebunan untuk mendukung pemerataan antar kelompok pendapatan

Koperasi / sentra usaha mikro tanaman pangan yang diperkuat sistem bisnis

15 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

11 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

11 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

Koperasi / sentra usaha mikro holtikultura yang diperkuat sistem bisnis

6 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

5 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

30 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

Koperasi / sentra usaha mikro perkebunan yang diperkuat sistem bisnis

9 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

9 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

9 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

Penguatan Sistem Bisnis Koperasi / Sentra Usaha Mikro di Sektor Perikanan dan Peternakan

Asdep Perikanan dan Peternakan

Page 45: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

43 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

Produktivitas Koperasi / Sentra Usaha Mikro di Sektor Perikanan dan Peternakan untuk mendukung pemerataan antar kelompok pendapatan

Koperasi / sentra usaha mikro perikanan yang diperkuat sistem bisnis

9 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

8 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

85 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

Koperasi / sentra usaha mikro peternakan yang diperkuat sistem bisnis

11 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

8 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

50 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

Koperasi / sentra usaha mikro pengolahan hasil perikanan dan peternakan yang diperkuat sistem bisnis

6 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

6 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

6 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

Penguatan Sistem Bisnis Koperasi / Sentra Usaha Mikro di Sektor Industri dan Jasa

Asdep Industri dan Jasa

Produktivitas Koperasi / Sentra Usaha Mikro di Sektor Industri dan Jasa untuk mendukung pemerataan antar kelompok pendapatan

Koperasi / sentra usaha mikro industri manufaktur yang diperkuat sistem bisnis

20 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

16 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

10 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

Produktivitas Koperasi / Sentra Usaha Mikro di Sektor Industri dan Jasa untuk mendukung pemerataan antar kelompok pendapatan

Koperasi / sentra usaha mikro industri kreatif yang diperkuat sistem bisnis

10 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

18 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

Produktivitas Koperasi / Sentra Usaha Mikro di Sektor Industri dan Jasa untuk mendukung pemerataan antar kelompok pendapatan

Koperasi / sentra usaha mikro jasa dan aneka usaha yang diperkuat sistem bisnis

20 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

11 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

19 Koperasi / Sentra Usaha Mikro

Peningkatan Sarana dan Prasarana Pemasaran Bagi Usaha Mikro

Asdep Pemasaran

Akses pemasaran usaha informal dan fungsi pasar rakyat yang direvitalisasi sebagai bagian dari pembangunan 5.000 pasar tradisional untuk mendukung pemerataan antar kelompok pendapatan

Revitalisasi pasar rakyat yang dikelola koperasi

40 unit 26 Unit 26 Unit

Revitalisasi pasar rakyat yang dikelola koperasi di daerah tertinggal, perbatasan dan pasca bencana

11 unit 25 Unit 25 Unit

Page 46: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

44 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

Koperasi pengelola pasar rakyat yang mendapat pendampingan manajemen

30 unit - 51 Unit

Pedagang skala mikro informal / pedagang kaki lima yang difasilitasi penataan lokasi dan promosi

300 PKL 1.000 PKL 1.000 PKL

Page 47: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

45 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

4.2. Kerangka Pendanaan

Kerangka pendanaan yang dibutuhkan untuk melaksanakan kebijakan, program dan

kegiatan peningkatan daya saing koperasi dan UMKM pada tahun 2015-2019 mencakup:

1. Alokasi pendanaan jangka menengah diarahkan untuk membiayai pelaksanaan:

a) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

b) Program Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi; dan

c) Program Peningkatan Penghidupan Berkelanjutan Berbasis Usaha Mikro

2. Sinergi dan kerja sama yang melibatkan Kementerian/Lembaga (K/L) yang memiliki program

dan kegiatan yang terkait dengan pengembangan Koperasi dan UMKM yaitu:

a) Kementerian/Lembaga yang memiliki tugas dan fungsi pembinaan pelaku usaha, antara

lain: Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan

Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian,

Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Ketenagakerjaan,

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dan Badan

Ekonomi Kreatif.

b) Kementerian/Lembaga yang memiliki tugas dan fungsi pengembangan dan penguatan

sistem pendukung bagi KUMKM baik terkait ilmu pengetahuan dan teknologi, jaringan

distribusi, kemitraan, serta penerapan standar kualitas produk, serta kebijakan lain yang

terkait, seperti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian

Komunikasi dan Informasi, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Hukum dan

Hak Azasi Manusia, Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Badan Sertifikasi

Nasional, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Kementerian PPN/Bappenas,

Badan Pusat Statistik, Komisi Pengawasan Persaingan Usaha, dll.

Secara terinci kerangka pendanaan untuk mendukung pelaksanaan kebijakan, program

dan kegiatan di bidang koperasi dan UMKM pada tahun 2017-2019 dapat dilihat pada Tabel berikut.

Page 48: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

46 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

Program/Kegiatan Sasaran Program / Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program / Indikator Kinerja Kegiatan

ALOKASI (Juta Rupiah)

2017 2018 2019

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Koperasi dan UKM

Efektivitas manajemen Kementerian Koperasi dan UMKM

6,139.17

3,500.00

6,200.00

Penyusunan perencanaan program/kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM

Kualitas rencana program dan kegiatan Kementerian KUKM

6,139.17

3,500.00

6,200.00

Koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan monev urusan Produksi dan Pemasaran

Kualitas, keterpaduan dan kelengkapan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, serta pelaporan pada urusan produksi dan pemasaran

6,139.17

3,500.00

6,200.00

Koordinasi perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan

1,036.28 1,069.05 1,400.00

Monev, data dan pengembangan aparatur

4,215.89 2,040.17 2,100.00

Partisipasi dalam ASEDAC, ASEAN, ASEM, dan BIMP-EAGA

886,99 390.79 2,700.00

Program Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi

24,443.18

26,324.90

82,105.82

Penguatan Koperasi dan UMKM Yang Menghasilkan Produk Ramah Lingkungan

2,148.98 1,561.85 3,616.25

KUMKM berbasis pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), eco tourism, dan inovasi ramah lingkungan untuk mendukung kedaulatan energi

Koperasi yang difasilitasi penyusunan FS/DED PLTMH

0.0 0.0 0.0

Page 49: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

47 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

KUMKM berbasis pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), eco tourism, dan inovasi ramah lingkungan untuk mendukung pemerataan antar kelompok pendapatan

Koperasi yang didampingi pemanfaatan biogas

0.0 0.0 0.0

Koperasi yang didampingi pengembangan ekonomi berbasis energi baru terbarukan

1,086.44 616.25 616.25

KUMKM berbasis pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), eco tourism, dan inovasi ramah lingkungan untuk mendukung pariwisata

Koperasi yang didampingi dalam pengembangan eco tourism

1,062.54 945.60 3,000.00

KUMKM yang didampingi untuk penerapan inovasi ramah lingkungan

Koperasi dan UMKM yang didampingi dalam pengembangan produk ramah lingkungan

0.0 0.0 0.0

Perluasan dan Peningkatan Akses Pemasaran

13,553.98 13,785.40 33,678.60

Jangkauan pemasaran produk UMKM dan koperasi di pasar luar negeri dan dalam negeri untuk mendukung pemerataan antar kelompok pendapatan

Promosi dan pemasaran dalam negeri 6,653.74 9,954.00 15,813.00

Jangkauan pemasaran produk UMKM dan koperasi di pasar luar negeri dan dalam negeri untuk mendukung ekspor

Promosi dan pemasaran luar negeri 5,304.25 2,100.00 11,616.00

Jangkauan pemasaran produk UMKM dan koperasi di pasar luar negeri dan dalam negeri untuk mendukung pemerataan antar kelompok pendapatan

Fasilitasi penerapan e-commerce 908.72 1,000.00 1,749.60

Jangkauan pemasaran produk UMKM dan koperasi di pasar luar negeri dan dalam negeri

Fasilitasi sistem distribusi bagi koperasi dan UMKM

687.27 731.40 4,500.00

Peningkatan Standardisasi Mutu dan Sertifikasi Produk

8,740.22 10,977.65 44,810.97

Page 50: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

48 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

Penerapan standardisasi mutu dan sertifikasi produk untuk mendukung ekspor

Koperasi dan UMKM yang difasilitasi standardisasi dan mutu produk

0.0 2,286.50 9,372.00

Koperasi dan UMKM yang difasilitasi merek dan pengemasan

0.0 1,406.25 7,344.00

Penerapan standardisasi mutu dan sertifikasi produk untuk mendukung pemerataan antar kelompok pendapatan

Koperasi dan UMKM yang difasilitasi standardisasi dan mutu produk

1,958.34 2,384.57 9,088.00

Koperasi dan UMKM yang difasilitasi merek dan pengemasan

2,637.64 3,499.06 9,780.97

Koperasi dan UMKM yang difasilitasi sertifikasi (Halal, SNI, HKI, Keamanan Pangan dan Obat, SVLK, ISO, dll)

4,144.24 1,401.27 9,226.00

Program Peningkatan Penghidupan Berkelanjutan Berbasis Usaha Mikro

60,055.5

66,019.50

139,622.08

Penguatan Sistem Bisnis Koperasi / Sentra Usaha Mikro di Sektor Pertanian dan Perkebunan

2,018.83 1.738,69 38,288.67

Produktivitas Koperasi / Sentra Usaha Mikro di Sektor Pertanian dan Perkebunan untuk mendukung pemerataan antar kelompok pendapatan

Koperasi / sentra usaha mikro tanaman pangan yang diperkuat sistem bisnis

850.33 830.94 765,68

Koperasi / sentra usaha mikro holtikultura yang diperkuat sistem bisnis

324.19 85.08 36,750.00

Koperasi / sentra usaha mikro perkebunan yang diperkuat sistem bisnis

844.31 822.66 765.68

Penguatan Sistem Bisnis Koperasi / Sentra Usaha Mikro di Sektor Perikanan dan Peternakan

1,675.85 1,272,42 20,866.28

Page 51: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

49 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

Produktivitas Koperasi / Sentra Usaha Mikro di Sektor Perikanan dan Peternakan untuk mendukung pemerataan antar kelompok pendapatan

Koperasi / sentra usaha mikro perikanan yang diperkuat sistem bisnis

548.578 527.40 9,677.45

Koperasi / sentra usaha mikro peternakan yang diperkuat sistem bisnis

685.83 360.18 9,677.45

Koperasi / sentra usaha mikro pengolahan hasil perikanan dan peternakan yang diperkuat sistem bisnis

441.44 84.84 1,538.37

Penguatan Sistem Bisnis Koperasi / Sentra Usaha Mikro di Sektor Industri dan Jasa

1,620.26 1,208.40 16,447.11

Produktivitas Koperasi / Sentra Usaha Mikro di Sektor Industri dan Jasa untuk mendukung pemerataan antar kelompok pendapatan

Koperasi / sentra usaha mikro industri manufaktur yang diperkuat sistem bisnis

1,075.32 720.26 15,218.72

Koperasi / sentra usaha mikro industri kreatif yang diperkuat sistem bisnis

0.0 231.67 614.20

Koperasi / sentra usaha mikro jasa dan aneka usaha yang diperkuat sistem bisnis

544.94 256.47 614.20

Peningkatan Sarana dan Prasarana Pemasaran Bagi Usaha Mikro

54,840.12 61.800.00 64,000.00

Akses pemasaran usaha informal dan fungsi pasar rakyat yang direvitalisasi sebagai bagian dari pembangunan 5.000 pasar tradisional untuk mendukung pemerataan antar kelompok pendapatan

Revitalisasi pasar rakyat yang dikelola koperasi di daerah tertinggal, perbatasan dan pasca bencana

11,233.27 24,706,50 25,000.00

Page 52: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

50 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

Revitalisasi pasar rakyat yang dikelola koperasi

39,02.49 26,243.50 26,000.00

Koperasi pengelola pasar rakyat yang mendapat pendampingan manajemen

950.33 0.00 2,000.00

Pedagang skala mikro informal / pedagang kaki lima yang difasilitasi penataan lokasi dan promosi

3,354.03 10,850.00 11,000.00

Page 53: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

51 Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019

BAB V

PENUTUP

Rencana Program Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran ini merupakan program

pembangunan Koperasi dan UMKM yang akan dilaksanakan oleh Deputi Bidang Produksi dan

Pemasaran pada periode tahun 2015-2019. Keberhasilan pelaksanaannya sangat ditentukan oleh

kesiapan aparatur, kelembagaan, dan pendanaan, serta komitmen semua pimpinan dan staf Deputi

Bidang Produksi dan Pemasaran. Peran gerakan koperasi juga perlu ditingkatkan untuk melengkapi

peran pemerintah pusat dan daerah, terutama dalam pendampingan bagi koperasi.

Cakupan dari Rencana Strategis ini telah diupayakan memuat seluruh aspek yang diharapkan

dapat memberikan jawaban sekaligus solusi bagi pengembangan dan pembangunan Koperasi dan

UMKM di seluruh Indonesia. Berbagai upaya pembangunan yang dilakukan Pemerintah

diharapkan akan dapat menjadi stimulus bagi percepatan kemajuan dan kemandirian koperasi

dan UMKM. Dukungan Pemerintah juga diharapkan dapat meningkatkan kesiapan koperasi

dan UMKM untuk merespon dinamika perkembangan perekonomian dan pasar baik di dalam

maupun luar negeri. Pada saat yang sama Rencana Strategis yang telah disusun masih memiliki

ruang untuk perbaikan sesuai dengan pencermatan terhadap perkembangan dan kebutuhan

koperasi dan UMKM.

Pelaksanaan Rencana Strategis ini membutuhkan dukungan sistem pemantauan dan

evaluasi (monev) yang kuat dan terintegrasi dengan partisipasi penuh dari unit-unit pelaksana

program dan kegiatan. Sistem monev tersebut diharapkan dapat menjaga keberlangsungan dan

konsistensi pelaksanaan Rencana Strategis ini, serta berkontribusi pada penyempurnaan kebijakan

di masa yang akan datang. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi juga perlu didukung sarana

komunikasi dan basis data yang memadai.

Selanjutnya Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran periode tahun 2015-

2019 menjadi acuan kerjasama dan sinkronisasi program dan kegiatan bagi unit-unit pelaksana di

lingkungan Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

masing-masing. Rencana Strategis ini juga menjadi rujukan bagi Deputi Bidang Produksi dan

Pemasaran dan Gerakan Koperasi untuk saling melengkapi dalam rangka meningkatkan

kemandirian koperasi. Dukungan semua pihak baik dunia usaha maupun masyarakat juga

diperlukan untuk kemajuan koperasi dan UMKM di seluruh Indonesia.

Page 54: KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH … DEP PRODUKSI...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

REPUBLIK INDONESIA

DEPUTI BIDANG PRODUKSI DAN PEMASARAN

Jl. H. R Rasuna Said Kav. 3 – 4, Kuningan, Jakarta Selatan 12940