kementerian kesehatan republik indonesia · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena...

59
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Laporan Tahunan - 2016

Upload: phungnguyet

Post on 28-Feb-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

BALAI LITBANG P2B2 DONGGALABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAJl. Masituju 58 Labuan Panimba, Labuan, Donggala, Sulawesi Tengah

email : [email protected], [email protected] : www.bp4b2donggala.litbang.depkes.go.id

KEMENTERIANKESEHATANREPUBLIKINDONESIA

BALAI LITBANG P2B2 DONGGALABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIALaporan Tahunan - 2016

Page 2: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan
Page 3: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

BAB I ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN

A. Hambatan Tahun 2015

Selama pelaksanaan kegiatan tahun 2016, Balai Litbang P2B2 Donggala

menemui berbagai hambatan, yaitu :

1. Terjadi satu kali revisi DIPA dan tujuh kali revisi POK sehingga

mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan dan penyesuaian

alokasi anggaran yang ditetapkan. Revisi DIPA dilakukan karena adanya

efisiensi penghematan tahap tiga. Efisiensi dilakukan pada belanja

barang berupa belanja bahan, belanja barang untuk persediaan barang

konsumsi, belanja perjalanan dinas. Selain belanja barang, efisiensi juga

dilakukan pada belanja modal yaitu pada pengadaan peralatan mesin

dan sisa kontrak gedung dan bangunan. Sedangkan revisi POK

dilakukan dengan rincian sebagai berikut :

1.1. Tanggal 11 Februari 2016, melakukan revisi POK yang pertama.

Dengan rincian yang direvisi, yaitu :

‐ Output Publikasi Informasi di bidang UKM untuk kegiatan

workshop penulisan.

‐ Output Hasil Litbang di Bidang UKM untuk kegiatan penelitian

Monitoring pengobatan DHP pada penderita malaria

plasmodium falcifarum dan plasmodium vivax di wilayah

Provinsi Gorontalo Tahun 2016.

‐ Output Dukungan Layanan Manajemen.

1.2. Tanggal 23 Maret 2016, melakukan revisi POK ke dua. Adapun

rincian yang direvisi, yaitu :

- Output Penelitian Penguatan Kebijakan Pengendalian Malaria

Melalui Pendekatan Sosial Budaya di Daerah Kepulauan di

Kabupaten Banggai Kepulauan dan Tojo Una-Una.

- Output Dukungan Layanan Manajemen.

1

Page 4: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

1.3. Tanggal 5 April 2016, melakukan revisi POK ke tiga. Revisi

dilakukan pada Output layanan Perkantoran. Yang direvisi yaitu

belanja tunjangan fungsional peneliti dialihkan ke belanja

tunjangan struktural.

1.4. Tanggal 24 Mei 2016, melakukan revisi POK keempat. Perubahan

dilakukan pada :

- Output Hasil Litbang di Bidang UKM yaitu Penelitian

Pengembangan Model Spasial untuk Surveilans Demam

Berdarah Dengue di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah

karena perubahan judul penelitian dari Kualitas Diagnosis

Mikroskopis Schistosomiasis di Kabupaten Poso dan Sigi

Tahun 2016 berubah menjadi Pemetaan habitat hospes

perantara schistosomiasis keong Oncomelania hupensis

lindoensis di daerah intervensi program integrasi lintas sektor

menuju eliminasi.

- Output Layanan Perkantoran.

1.5. Tanggal 1 Juli 2016, melakukan revisi POK ke Lima. Revisi

dilakukan pada output Hasil Litbang di bidang UKM yaitu pada

penelitian “Mengevaluasi Efektivitas Lebih Lanjut DHP pada

penderita malaria plasmodium falcifarum dan plasmodium vivax

tanpa komplikasi di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016.

1.6. Tanggal 22 November 2016, revisi POK ke Enam. Revisi dilakukan

pada output Hasil Litbang di bidang UKM.

1.7. Tanggal 30 Desember 2016, revisi POK ke tujuh. Revisi dilakukan

pada output Dukungan Manajemen

2. Masih adanya pegawai yang rangkap jabatan sehingga terjadi

penumpukan pekerjaan.

2

Page 5: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

B. Kelembagaan

Balai litbang P2B2 Donggala merupakan salah satu unit pelaksana teknis di

lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, yang

mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan

pengendalian penyakit bersumber binatang. Balai Litbang P2B2 Donggala

bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan. Secara administrasi dibina oleh sekretaris Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, dan secara teknis fungsional dibina oleh Pusat

Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat.

Adapun susunan organisasi Balai Litbang P2B2 Donggala berdasarkan

peraturan Menkes RI Nomor 920/MENKES/V/2011 sebagai berikut :

1. Kepala

2. Subbagian Tata Usaha

3. Seksi Program dan Kerjasama

4. Seksi Pelayanan Penelitian

5. Instalasi

6. Kelompok Jabatan Fungsional

3

Page 6: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

Berikut ini struktur organisasi Balai Litbang P2B2 Donggala:

Bagan Struktur Organisasi

Balai Litbang P2B2 Donggala SK MENKES No. 920/MENKES/V/2011

KEPALA SEKSI PROGRAM DAN KERJA SAMA Hayani Anastasia, S.K.M.,M.P.H

KEPALA SEKSI PELAYANAN PENELITIAN Sitti Chadijah, S.K.M.,M.Si

KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA

Rosmini, S.K.M.,M.Sc.

K E P A L A Muh Faozan, S.K.M.,M.P.H

INSTALASI

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Litbang P2B2 Donggala

4

Page 7: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

C. Sumber Daya

Balai Litbang P2B2 memiliki sumber daya manusia, sarana dan prasarana

serta alokasi anggaran sebagaimana diuraikan berikut ini:

a. Sumber Daya Manusia (SDM)

• Berdasarkan jabatan

Tabel 1. Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala Berdasarkan Jabatan Tahun 2016

No Nama Jabatan Jumlah

1 Kepala Balai 1

2 Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1

3 Seksi Program dan Kerjasama 1

4 Seksi Pelayanan Penelitian 1

5 Peneliti Muda 5

6 Peneliti Pertama 15

7 Analis Hasil Penelitian 4

8 Analis Data dan Informasi 1

9 Analis Program dan Anggaran 1

10 Analis Manajemen Kepegawaian 1

11 Analis Hubungan Kelembagaan 1

12 Penata Laporan Keuangan 2

13 Analis Pengelola BMN 1

14 Pranata Kearsipan 1

15 Bendahara 1

16 Pranata Laboratorium Perekayasa 2

17 Pengadministrasi Perpustakaan 1

18 Pengadministrasi Umum 1

19 Pengelola Instalasi Air dan Listrik 1

5

Page 8: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

Jumlah 42

• Berdasarkan Kelompok Umur

Tabel 2. Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2016

No. Kelompok umur Jumlah % 1. < 30 Tahun 6 14 2. > 30 Tahun 20 47 3. > 40 Tahun 16 39

Jumlah 42 100

• Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 3. Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2016

No Jenis Kelamin Jumlah % 1 Laki-laki 20 48 2 Perempuan 22 52

Jumlah 42 100

• Berdasarkan Golongan

Tabel 4. Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala Berdasarkan Golongan Tahun 2016

No Golongan Jumlah % 1 IV 1 2 2 III 36 85 3 II 4 11 4 I 1 2

Jumlah 42 100

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 5. Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2016 No Pendidikan Jumlah % 1 S2 12 29 2 S1 23 54 3 D3 5 11 4 SMA 1 3 5 SMP 1 3

Jumlah 42 100

6

Page 9: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

b. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu sumber daya penunjang

dalam mencapai tujuan dan sasaran Balai Litbang P2B2 Donggala.

Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dan berdaya guna

akan memudahkan SDM dalam melaksanakan setiap kegiatan dan

program yang telah ditetapkan. Inventarisasi sarana dan prasarana di

lingkungan Balai Litbang P2B2 Donggala salah satunya dilakukan melalui

pelaporan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik

Negara (SIMAK-BMN).

Balai Litbang P2B2 Donggala memiliki aset BMN periode per 31

Desember 2016 senilai Rp 14.096.458.336,-. Dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 6. Jumlah Sarana dan Prasarana Kantor Balai Litbang P2B2

Donggala Tahun 2016

Satker

Sarana Prasarana

Tanah (m²)

Peralatan dan Mesin (buah)

Gedung dan

Bangunan (unit)

Irigasi (unit)

Jaringan

(unit)

Aset Tetap

Lainnya (buah)

Aset Tetap yang tidak digunakan

(unit) Balai Litbang P2B2 Donggala

19.965 3.434 20 3 3 530 142

c. Alokasi Anggaran

Pagu anggaran Balai Litbang P2B2 Donggala tahun 2016 adalah Pagu

tetap sebesar Rp. 9,405,655,000. Sumber pembiayaan kegiatan yang

dilaksanakan berasal dari DIPA Balai Litbang P2B2 Donggala dan DIPA

Badan Litbangkes tahun 2016. Rincian anggaran dapat dilihat pada

tabel 7.

7

Page 10: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

Tabel 7. Jumlah Alokasi Anggaran Balai Litbang P2B2 Donggala Tahun 2016

No Sumber Dana Jumlah (Rp) 1

DIPA Balai Litbang P2B2 Donggala 9,405,655,000

2 DIPA Badan Litbangkes Risbinkes (1 Penelitian) 57,280,000Jumlah 9,462,935,000

Berdasarkan laporan keuangan (SAI), total realisasi penyerapan

anggaran Balai Litbang P2B2 Donggala tahun 2016 adalah sebesar

Rp. 6.942.624.701 (73,81). Adapun realisasi berdasarkan jenis dapat

dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Alokasi Anggaran Balai Litbang P2B2 Donggala

Berdasarkan Jenis Belanja tahun 2016

Jenis Belanaja Alokasi Realisasi %

Belanja Pegawai 2,785,455,000 2,491,103,982 89.43

Belanja Barang 4,396,800,000 3,249,446,719

73.90

Belanja Modal 2,223,400,000

1,202,074,000

54.06

8

Page 11: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

BAB II TUJUAN DAN SASARAN KERJA

1. Dasar Hukum

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kelembagaan Balai Litbang P2B2

Donggala didasarkan pada :

• Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 5

• Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang sistem Nasional

Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi

• Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Pasal 42-45

• Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan.

• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 920/Menkes/V/2011 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Litbang P2B2 Donggala.

2. Tujuan, Sasaran dan Indikator

Program yang diselenggarakan oleh Balai Litbang P2B2 Donggala bertujuan

untuk mendukung program Badan Litbangkes diarahkan untuk menghasilkan

IKU berupa jumlah produk / model / prototipe / standar / formulasi hasil

penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan. Uraian tugas dan fungsi

Balai Litbang P2B2 dapat dilihat pada tabel 9.

9

Page 12: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

Tabel 9. Uraian Tugas, Fungsi dan Output Balai Litbang P2B2 DonggalaTahun 2016

No Uraian Tugas dan Fungsi Output (RKAKL)

1 Penyusunan rencana dan evaluasi program penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang

Tersusunnya 5 dokumen perencanaan dan evaluasi yaitu Renja, RKA-KL, LAPTAH, LKj, LAPTRI Balai Litbang P2B2 Donggala

2 Pelaksanaan penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang

Terlaksananya 5 penelitian di bidang Upaya Kesehatan Masyarakat

3 Pelaksanaan administrasi Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang.

Terlaksananya layanan perkantoran selama 12 bulan

Dalam dokumen Rencana Aksi Balai Litbang P2B2 Donggala tahun 2015-

2019, sasaran outcome hasil program dan kegiatan Balai Litbang P2B2

Donggala adalah meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang

teknologi intervensi kesehatan masyarakat.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang telah

ditetapkan oleh Balai Litbang P2B2 Donggala adalah Jumlah produk /

Informasi / Data Litbang kesehatan strategik di bidang Upaya Kesehatan

Masyarakat (Upaya Kesehatan Masyarakat, Upaya Kesehatan Kelompok

Rentan, Sumber daya Manusia dan Fasilitas dan Perbekalan Kesehatan).

IKK tersebut ditetapkan dalam rangka mencapai sasaran outcome

sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana Aksi Kegiatan Balai

Litbang P2B2 Donggala tahun 2015-2019.

10

Page 13: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

Tabel 10. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Balai Litbang P2B2 Donggala Tahun 2016

Sasaran Indikator Target

Meningkatkan Penelitian dan Pengembangan di bidang Upaya Dasar Kesehatan Masyarakat

Jumlah publikasi karya tulis ilmiah dibidang Upaya Kesehatan Masyarakat yang dimuat didalam media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional.

4

Jumlah hasil penelitian dan pengembangan dibidang Upaya Kesehatan Masyarakat

5

11

Page 14: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

BAB III STRATEGI PELAKSANAAN

1. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran Strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam menjalankan tugas dan

fungsinya meliputi :

a. Pengembangan SDM melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan.

b. Peningkatan sarana dan prasarana melalui pengadaan dan pemeliharaan.

c. Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan

dengan mengikuti seminar, pameran, penerbitan jurnal dan kerjasama

dengan instansi lainnya.

d. Menyediakan data dan informasi hasil-hasil penelitian kepada pihak-pihak

yang membutuhkan.

e. Menyusun perencanaan penentuan output bersama-sama dengan

penanggung jawab kegiatan.

f. Membuat komitmen pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan

tugas pokok dan fungsi.

2. Hambatan dalam Pelaksanaan Tujuan Pelaksanaan kegiatan dan program tahun 2016 Balai Litbang P2B2

Donggala mengalami berbagai hambatan dalam mencapai tujuan dan

sasarannya, yaitu : Dalam mencapai output Produk Data Di Bidang Upaya

Kesehatan Masyarakat ditemukan kendala yaitu pelaksanaan kegiatan

penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey

nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan dalam

pencapaian output kinerja.

3. Terobosan yang dilakukan Terobosan yang dilakukan untuk mencapai tujuan selama tahun 2016 yaitu :

a. Terobosan melalui peningkatan mutu Litbangkes, dengan strategi :

1) Pertemuan kajian IPTEK tahunan yang melibatkan lintas sektor.

12

Page 15: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

2) Pembahasan Proposal, protokol dan hasil penelitian di Komite Peneliti

dan Litkayasa.

b. Terobosan diseminasi hasil Litbang, dengan strategi:

1) Pelaksanaan seminar hasil Litbangkes, kerjasama dengan Politeknik

Kesehatan Provinsi Mamuju

2) Ikut serta kegiatan yang dilakukan oleh lintas sektor dalam bentuk

pameran hasil Balai Litbang P2B2 Donggala.

c. Meningkatkan publikasi hasil litbangkes melalui seminar, dan penerbitan

jurnal.

13

Page 16: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

BAB IV HASIL KERJA

A. Pencapaian Tujuan dan Sasaran Kegiatan yang dilaksanakan Balai Litbang P2B2 Donggala untuk mencapai

tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dibagi dalam tiga program pokok,

yaitu:

a. Penelitian dan Pengembangan P2B2

b. Penyelenggaraan Laboratorium

c. Pengembangan SDM, Sarana dan Prasarana

d. Penyebarluasan dan Pemanfaatan Hasil Litbang

Program pokok tersebut dijabarkan pada kegiatan-kegiatan berikut ini :

a. Penelitian dan Pengembangan P2B2 Penelitian di Balai Litbang P2B2 Donggala pada tahun 2016 terdiri dari

enam penelitian dengan pembiayaan berasal dari DIPA Balai Litbang

P2B2 Donggala (5 penelitian) dan DIPA Badan Litbangkes (1 penelitian).

Adapun gambaran penelitian sebagai berikut :

1. Penelitian DIPA Balai Litbang P2B2

a) Pengembangan Model Spesial untuk surveilans Demam

Berdarah Dengue di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Penelitian ini bertujuan : untuk Mendapatkan model penentuan

daerah berisiko DBD di Kota Palu Sulawesi Tengah berdasarkan

karakteristik epidemiologi dan lingkungan menggunakan SIG dan

teknologi penginderaan jauh.

Penelitian ini dilakukan :di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.

Manfaat Penelitian :

14

Page 17: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

- Manfaat bagi program: Menjadi acuan untuk kegiatan

pencegahan dan pengendalian serta kegiatan surveilans

demam berdarah berupa data dan informasi dalam bentuk

peta dan model prediktif.

- Manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan: Sebagai

alternatif pemanfaatan teknologi SIG dan data penginderaan

jauh dalam pengendalian demam berdarah.

- Manfaat untuk masyarakat umum: Hasil penelitian ini

diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan peran

serta dalam pengendalian demam berdarah dengue.

Hasil penelitian : menunjukkan pola spasial kasus DBD Tahun

2011 - Juni 2016 cenderung mengelompok. Untuk

pengelompokan kasus DBD Tahun 2011-2016 secara

spasialtemporal didapatkan dua daerah dengan klaster yang

signifikan. Wilayah klaster tersebut memiliki p-value 0,021 untuk

wilayah pertama. Waktu kejadian kasus DBD yang memiliki nilai

signifikan tersebut antara rentang waktu 1 Maret – 30 November

2011 dengan jumlah 25 kasus. Selanjutnya untuk klaster kedua

didapatkan hasil pvalue 0,037 dengan rentang waktu kasus

1 Mei – 30 Juni 2013 dengan jumlah 17 kasus. Pelaksanaan

pemberantasan sarang nyamuk DBD di masyarakat dapat

dilakukan dengan memprioritaskan daerah dengan klaster yang

signifikan. Surveilans kasus dan vektor penyakit harus

ditingkatkan dan dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi

pemetaan.

b) Mengevaluasi Efektifitas Lebih Lanjut Dihydroartemisin

Piperaquine (DHP) Pada Penderita Malaria Plasmodium

falciparum dan Plasmodium vivaks Tanpa Komplikasi di Provinsi

Gorontalo dan Sulawesi Tengah Tahun 2016.

15

Page 18: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

Penelitian ini bertujuan : untuk Memonitoring efektifitas dari DHP

pada pengobatan malaria yang disebabkan P. falciparum dan

P.vivax tanpa komplikasi di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.

Penelitian ini dilakukan : di wilayah Kab.Tojo Una Una Prov.

Sulawesi Tengah.

Manfaat Penelitan:

‐ Bahan informasi tentang efektivitas DHP pada pengobatan

malaria yang disebabkan P. falciparum dan P.vivax.

‐ Bahan pertimbangan bagi pengelola program malaria dan

kebijakan kesehatan dalam pengendalian malaria.

‐ Memberikan sumbangan perkembangan ilmu pengetahuan

tentang efektivitas DHP

Hasil penelitian : menunjukkan bahwa pemeriksaan dari 256 slide

semua negatif selain itu peneliti juga melakukan cross check

terhadap slide positif malaria hasil kegiatan MBS yang telah

dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dan hasil

cross chek juga semua slide negatif. Berdasarkan hasil MBS

yang tidak menemukan malaria positif di Provinsi Gorontalo maka

peneliti mengajuhkan amandeman untuk pemindahan lokasi

penelitian ke Provinsi Sulawesi Tengah. Peneliti juga melakukan

MBS di Puskesmas Dataran bulan Kec. Ampana Tete. Ada pun

Desa yang pilih untuk pelaksanaan MBS, desa yang endemis

malaria Bulan Jaya, Suka maju dan Girimulyo.

16

Page 19: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

c) PEMETAAN HABITAT HOSPES PERANTARA

SCHISTOSOMIASIS KEONG Oncomelania hupensis lindoensis

DI DAERAH INTERVENSI PROGRAM INTEGRASI LINTAS

SEKTOR MENENUJU ELIMINASI SCHISTOSOMIASIS DI

INDONESIA .

Penelitian ini bertujuan : agar Tersedianya basis data peta

distribusi fokus keong O. hupensis lindoensis dan penutup lahan

di dataran tinggi Napu Kabupaten Poso dan dataran tinggi Lindu

Kabupaten Sigi.

Penelitian ini dilakukan : di Dataran Tinggi Napu Kabupaten Poso

dan Dataran tinggi Lindu Kabupaten Sigi di SulawesiTengah.

Manfaat Penelitian : Memberikan informasi tentang fokus keong

O.h. lindoensis yang positif dan negatif yang ada di desa Sedoa,

Dodolo dan desa Tomado. Hasil penelitian : diperoleh jumlah fokus keong O. hupensis

lindoensis di Desa Sedoa sebanyak 33 fokus 45% positif sercaria,

Desa Watutau 2 fokus 50% positif sercaria, Desa Tomehipi 8

fokus 13% positif sercaria dan Desa Tomado 15 fokus 75% positif

sercaria.

d) Pemberdayaan anak sekolah dan guru dalam pengendalian

schistosomiasis di Dataran Tinggi Bada Kabupaten Poso

Suawesi Tengah.

Penelitian ini bertujuan : untuk Menilai keberhasilan pelatihan

anak sekolah dan guru dalam pengendalian schistosomiasis.

Penelitian ini dilakukan : di Kecamatan Lore Barat, Dataran Tinggi

Bada,Kabupaten Poso mulai bulan Maret sampai Nopember

2016.

Manfaat Penelitian : meningkatkan pengetahuan dan peran

17

Page 20: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

serta dalam pengendalian schistosomiasis.

Hasil penelitian menunjukkan : Kepadatan keong O. hupensis

lindoensis di dataran tinggi Napu Desa Sedoa berkisar 2-514

keong/m2, Desa Watutau sekitar 78-368 keong/m2, di dataran

tinggi Bada Desa Tomehipi berkisar antara 20-1020 keong/m2,

dan kepadatan keong di dataran tinggi Lindu Desa Tomado

berkisar antara 3-333 keong/m2.

e) Pengembangan Model Spasial untuk Surveilans Demam

Berdarah Dengue di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.

Penelitian ini bertujuan : untuk Mendapatkan model penentuan

daerah berisiko DBD di Kota Palu Sulawesi Tengah berdasarkan

karakteristik epidemiologi dan lingkungan menggunakan SIG dan

teknologi penginderaan jauh.

Penelitian ini dilakukan : di wilayah Kota Palu, Provinsi Sulawesi

Tengah.

Manfaat Penelitian :

‐ Manfaat bagi program: Menjadi acuan untuk kegiatan

pencegahan dan pengendalian serta kegiatan surveilans

demam berdarah berupa data dan informasi dalam bentuk

peta dan model prediktif.

‐ Manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan: Sebagai

alternatif pemanfaatan teknologi SIG dan data penginderaan

jauh dalam pengendalian demam berdarah.

‐ Manfaat untuk masyarakat umum: Hasil penelitian ini

diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan peran

serta dalam pengendalian demam berdarah dengue.

18

Page 21: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

Hasil penelitian : Analisis spasial statistik kasus DBD Kota Palu

untuk kurun waktu 2011- 2016 (bulan Juni) digabungkan dengan

data time series dihasilkan pengelompokan kasus yang

berdekatan secara jarak dan waktu kejadian. Hasil penelitian

mendapatkan dua klaster yang secara lokasi di wilayah Palu

Barat dan Palu Selatan.

2. Penelitian Risbinkes DIPA Badan Litbangkes (1 Penelitian)

Judul Penelitian : Distribusi Spasial Keragaman Nyamuk di sekitar

Kandang Ternak di Kecamatan Mantikulore Kota Palu.

Tujuan Penelitian : Memetakan keragaman nyamuk di sekitar

kandang di Kota Palu.

Manfaat Penelitian : Bagi Program :

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh program sebagai

informasi fauna nyamuk yang ada kaitannya dengan berbagai

macam penyakit tular vektor.

Bagi Iptek :

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

perkembangan ilmu pengetahuan dalam hal fauna nyamuk di sekitar

kandang.

Bagi Masyarakat :

Penelitian ini dapat menjadi peringatan bagi masyarakat terhadap

bahaya penyakit tular vektor.

Tempat dan Waktu : Penelitian ini dilakukan di Kecamatan

Mantikulore, Kota Palu, Prov. Sulawesi Tengahselama 8 bulan

(Maret – Oktober 2016).

Hasil Penelitian :

19

Page 22: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

‐ Titik lokasi secara geografis terletak pada lima titik koordinat,

yaitu 0°53'54.26"S/119°53'44.34"BT,0°50'32.98"S/

119°54'52.59"BT,0°52'37.70"S/119°52'31.43"BT, 0°52'30.81"S/

119°55'37.35"BT, dan 0°54'19.74"S&119°55'6.17"BT ‐ Jenis ternak yang dikandangkandi lima lokasi penelitian di

Kecamatan Mantikulore, Kota Palu adalah sapi dan kuda. ‐ Jenis nyamuk yang tertangkap sebanyak 14 spesies, yaitu empat

spesies Aedes (Ae. aegypti, Ae. albopictus, Ae. vexans, dan Ae.

vigilax), enam spesies Anopheles (An. flavirostris, An.

indefinitus, An. ludlowae var. torakala, An. ludlowae, An.

subpictus, dan An. vagus), dan empat spesies Culex (Cx.

gelidus, Cx. quinquefasciatus, Cx. tritaeniorhynchus, dan Cx.

vishnui).

‐ Lingkungan abiotik cukup ideal untuk perkembangan nyamuk,

yaitu suhu udara rata-rata berkisar antara 22,36 – 29,64 °C,

kelembaban relatif rata-rata berkisar antara 66,71 – 84,00%,

kecepatan angin rata-rata berkisar antara 0,13 – 1 m/detik, dan

ketinggian tempat antara 10 – 210 meter di atas rata-rata

permukaan air laut. ‐ Nyamuk yang memilik ikelimpahan nisbi tertinggi adalah Cx.

vishnui dan Cx. quinquefasciatus. ‐ Nyamuk yang paling dominan adalah Cx. vishnui dan Cx.

quinquefasciatus. ‐ Pengamatan umur relatif menunjukan bahwa Ae. vexans memiliki

rentang umur terlama, yaitu 31,48 hari, dan yang tercepat

adalah An. subpictus, yaitu 6,55 hari. ‐ Indeks keragaman (H’) nyamuk di Kelurahan Kawatuna, Talise,

dan Tanamodindi menunjukan tingkat kergaman yang sedang.

Sedangkan di Kelurahan Poboya dan Tondo menunjukan

keragaman yang rendah.

20

Page 23: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

b. Penyelenggaraan Laboratorium 1. Instalasi Biologi Molekuler dan Imunologi

Kegiatan Instalasi Laboratorium Biologi Molekuler dan Imunologi yang

dilaksanakan pada tahun 2016 tidak ada yang menggunakan

anggaran perjalanan, hanya bahan laboratorium.

Kegiatan yang dilaksanakan :

1) Studi molekuler Anopheles (Ekstraksi DNA, Elektroforesis dan

PCR Nyamuk Anopheles) Hasil :

Sampel nyamuk adalah Anopheles spp. berasal dari Kota Palu,

yang diperoleh dari Instalasi Laboratorium Entomologi yang

merupakan sebagian dari hasil penelitian Risbinkes 2016. Semua

tahapan kegiatan sudah dilaksanakan, mulai dari estraksi DNA

nyamuk, penentuan konsentrasi dan kemurnian DNA, amplifikasi

DNA dengan mesin PCR serta tahap elektroforesis. Pada

kegiatan ini dipisahkan bagian – bagian tubuh nyamuk untuk

mengidentifikasi dari bagian mana dapat diperoleh DNA dengan

konsentrasi paling tinggi. Konsentrasi dan kemurnian DNA

nyamuk Anopheles spp. dapat dilihat pada Tabel 2. di bawah ini.

Tabel 2. Hasil Pengukuran Konsentrasi dan Kemurnian DNA nyamuk

Anopheles spp.

Kode sampel konsentrasi kemurnianAn. subpictus ( leg) 5,74 0,685 An. subpictus ( abdomen + wings) 94,8 0,909 An. subpictus ( thorax) 7,4 1,338 An. ludlowae (leg) 92,77 0.92 An. ludlowae (abdomen+wings) 56,03 1,272 An. ludlowae (thorax) 8,85 1,295 An. flavirostris (leg) 1,69 0,342 An. flavirostris (abdomen+wings) 83,47 0,85 An. flavirostris (thorax) 127,86 0,877

21

Page 24: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

An. vagus (leg) 49,5 0.916 An. vagus (thorax) 76,1 0.946 An. vagus (abdomen+wings) 7,4 0,959

Setelah diperoleh DNA nyamuk, tahap selanjutnya adalah amplifikasi

DNA dengan mesin PCR. Hasil PCR kemudian dielektroforesis dan

hasilnya dapat dilihat pada Gambar 1. sebagai berikut.

Gambar 1. Elektrofenogram hasil PCR DNA nyamuk Anopheles spp.

Kendala : Pita DNA target belum terlihat pada saat

dilakukan elektroforesis, hanya pita DNA ladder / marker yang

terlihat dengan jelas (11 marker). Hal ini dapat disebabkan tahap

PCR belum berhasil dengan baik, mungkin suhu annealing

kurang tepat.

RTL : perlu dilakukan optimasi tahap PCR sampai diperoleh

produk PCR yang dimaksud.

2) Identifikasi Leptospirosis pada tikus di Labuan Toposo

Hasil :

22

Page 25: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

Sampel yang terkumpul sebanyak 16 sampel dari Labuan

(bersama dengan Instalasi Parasitologi) ditambah dua sampel

dari Bada (mengikut di kegiatan Penelitian Bu Mini). Ekstraksi

DNA dari organ ginjal tikus sudah dilakukan. Konsentrasi dan

kemurnian DNA yang berhasil diekstraksi dapat dilihat pada tabel

3. berikut.

Tabel 3. Hasil Pengukuran Konsentrasi dan Kemurnian DNA nyamuk

sampel organ ginjal tikus dari Labuan dan Bada.

No Kode Sampel*

Konsentrasi (ug/uL)

kemurnian

1 T001 121 2,382 2 T002 191,05 2,265 3 T003 391,39 2,343 4 T004 657,29 2,246 5 T005 381,77 1,95 6 T006 320,41 2,381 7 T007 336,43 2,38 8 T008 332,5 2,195 9 T009 289,06 1,996

10 T010 376,53 2,359 11 T011 74,52 2,243 12 T012 116,73 2,263 13 T013 365,08 2,254 14 T014 278,04 2,43 15 T015 159,14 1,834 16 T016 127,74 2,363 17 Tb1 158,39 2,474 18 Tb2 162,88 2,344

*Keterangan sampel: T1-T16: sampeltikus dari Labuan; Tb1-Tb2

sampel dari Bada.

Setelah dilakukan ekstraksi DNA, maka dilakukan amplifikasi

DNA dengan PCR. PCR dilakukan dua tahap. Tahap pertama

dengan primer V1 dan V2, tahap kedua dengan primer F1 dan

23

Page 26: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

F2. Untuk menentukan DNA target yaitu bakteri Leptospira spp.,

maka produk PCR dilihat dengan elektroforesis. Hasil

elektroforesis dapat dilihat pada gambar 2 berikut:

Sampel 1-16 M

Gambar 2. Elektrofenogram hasil PCR DNA organ ginjal tikus

Kendala : berdasarkan hasil elektroforesis, terlihat ada pita

DNA pada sampel ginjal tikus (yaitu sampel T3, T4, T5, T6, T7).

Akan tetapi pita masih meragukan, sehingga perlu dilakukan

konfirmasi dengan PCR ulang atau Uji MAT di laboratorium yang

berkompeten.

RTL : akan dilakukan proses PCR ulang untuk pemastian

hasil.

3) Studi molekuler keong O.h.lindoensis(Ekstraksi DNA,

Elektroforesis dan PCR keong O.h.lindoensis)

24

Page 27: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

Hasil : Sampel yang dikerjakan sebanyak 10 sampel dari Bada

(mengikut di kegiatan Penelitian Bu Mini). Ekstraksi DNA keong

O.hupensis lindoensis pada bulan November 2016. Konsentrasi

dan kemurnian DNA yang berhasil diekstraksi dapat dilihat pada

tabel 4. berikut.

Tabel 4. Hasil Pengukuran Konsentrasi dan Kemurnian DNA DNA

keong O.hupensis lindoensis sampel dari Bada.

No Kode Sampel

Konsentrasi (ug/uL)

kemurnian

1 O.h.l.1 9,63 1,55 2 O.h.l.2 80,49 1,32 3 O.h.l.3 6,29 1,40 4 O.h.l.4 10,64 1,51 5 O.h.l.5 7,56 1,57 6 O.h.l.6 5,53 1,84 7 O.h.l.7 5,58 1,74 8 O.h.l.8 10,25 1,42 9 O.h.l.9 4,31 1,38

10 O.h.l.10 4,52 1,43 Setelah dilakukan ekstraksi DNA, maka dilakukan amplifikasi

DNA dengan PCR. Produk PCR dilihat dengan alat elektroforesis.

Hasil elektroforesis dapat dilihat pada gambar 3 berikut:

M

Gambar 3. Elektrofenogram hasil PCR DNA keong O.hupensis lindoensis menunjukkan belum terlihat pita DNA hasil PCR, hanya terlihat pita DNA Marker (M)

25

Page 28: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

Kendala : berdasarkan hasil elektroforesis, hanya terlihat pita

DNA Marker (M). Hal tersebut mengindikasikan bahwa ampifikasi

PCR belum berhasil.

RTL : akan dilakukan proses PCR ulang untuk pemastian

hasil.

4) Studi molekuler cacing Schistosoma japonicum

Sampel cacing S.japonicum berasal dari Bada. Sapel yang

dikerjakan di laboratorium adalah 10 ekor, terdiri atas 5 cacing

jantan dan 5 cacing betina. Semua tahapan kegiatan sudah

dilaksanakan pada bulan November 2016, mulai dari estraksi

DNA cacing, penentuan konsentrasi dan kemurnian DNA,

amplifikasi DNA dengan mesin PCR serta tahap elektroforesis.

Konsentrasi dan kemurnian DNA cacing S.japonicum dapat dilihat

pada Tabel 5. di bawah ini.

Tabel 5. Hasil Pengukuran Konsentrasi dan Kemurnian DNA cacing

S.japonicum

Kode sampel Konsentrasi

(ug/ul) kemurnian SjB1 24,71 1,89 SJB2 29,16 2,696 SjB3 110,92 1,358 SjB4 95,01 1,102 SjB5 12,48 1,515 SjB6 21,43 1,927 SjB7 82,25 1,651 SjB8 63,92 2,321 SjB9 31,58 2,604 SjB10 66,52 0,960

26

Page 29: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

Setelah diperoleh DNA cacing tahap selanjutnya adalah

amplifikasi DNA dengan mesin PCR. Hasil PCR kemudian

dielektroforesis dan hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.

sebagai berikut.

Gambar 4. Elektrofenogram hasil PCR DNA cacing S.japonicum

Kendala : Pita DNA target belum terlihat pada saat

dilakukan elektroforesis, hanya pita DNA ladder / marker yang

terlihat dengan jelas (11 band). Hal ini dapat disebabkan tahap

PCR belum berhasil dengan baik, mungkin suhu annealing

kurang tepat.

RTL : perlu dilakukan optimasi tahap PCR sampai diperoleh

produk PCR yang dimaksud, yaitu pita DNA pada 266 kb.

5) Inisiasi BioBank Lab. Biomolekuler dan Imunologi

Hasil :

kegiatan yang dilaksanakan adalah melakukan entry label

identitas sampel yang dimiliki Inst. Lab. Biomolekuler dan

Imunologi. Sampel DNA yang disimpan sebanyak 200 sampel,

tang terdiri atas sampel nyamuk Anopheles spp., nyamuk Aedes

27

Page 30: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

spp., cacing S.japonicum, keong O.hupensis lindoensis dan

sampel DNA ginjal tikus.

Kendala : belum memiliki contoh langsung untuk

pembuatan aplikasi untuk Biobank.

RTL :

melakukan koordinasi dengan institusi yang sudah memiliki

aplikasi Biobank untuk bisa diadopsi di Inst. Lab Biomolekuler

Balai Litbang P2B2 Donggala.

6) Pengecekan akhir bahan Lab. Biomolekuler dan Imunologi

Hasil :

beberapa bahan sudah expired, sehingga diinsenerasi setelah

dicatat dan didokumentasikan.

Kendala : beberapa bahan habis pakai dari sisa vektora,

masih belum pencatatannya, karena tidak ada BAST hibah dari

SAL Tim Vektora.

RTL :

Akan ditanyakan bagaimana mekanisme penyerahannya,

sehingga dapat digunakan untuk kegiatan instalasi.

7) Insenerasi Limbah Kegiatan Instalasi Laboratorium Biologi

Molekuler dan Imunologi

Hasil :

Jumlah limbah yang diinsenerasi pada bulan Desember adalah

sebanyak 1,5 kg. Total limbah yang diinsenerasi selama tahun

2016 adalah 7 kg dengan menghabiskan 300 kg arang sebagai

bahan bakar insenerator.

Kendala : pembelian arang bahan bakar insenerasi belum

ditanggung oleh kantor karena belum mengetahui mekanisme

pengusulan anggarannya.

28

Page 31: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

RTL :

Akan mengusulkan penganggaran pembelian arang bahan bakar

insenerator untuk tahun 2017

2. Instalasi Laboratorium Parasitologi Unit Helmintologi

Hasil Kegiatan :

1) Koleksi Endoparasit pada Tikus asal Ds. Sisere

• Penangkapan Tikus Penangkapan tikus dilakukan dengan menggunakan

perangkap hidup sebanyak 90 buah, dengan umpan kelapa

bakar 30 perangkap, ubi katu atau singkong 30 perangkap,

dan ikan asin 30 perangkap. Pembagian dari umpan tersebut

yaitu 15 perangkap diletakkan dalam rumah dan 15

perangkap diletakkan di luar rumah. Tikus yang tertangkap

diperiksa dilaboratorium dan dimatikan dengan cara

memasukkan ke dalam toples yang berisi kapas yang

mengandung eter.

Hasil yang diperoleh yaitu : sebanyak 16 ekor tikus

tertangkap, dengan satu ekor umpan singkong dan 15 ekor

umpan kelapa, lokasi tertangkap yaitu 4 ekor (25%)

tertangkap di dalam rumah dengan umpan kelapa bakar dan

12 ekor (75%) tikus tertngkap di luar rumah, satu diantaranya

tertangka dengan umpan singkong.

• Identifikasi Tikus Tikus yang tertangkap terlebih dahulu diidentifikasi

spesiesnya menggunakan buku petunjuk identifikasi tikus di

Indonesia, diukur panjang dari keseluruhan badan, ekor,

29

Page 32: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

telapak kaki, telinga dan diamati warna bulu punggung serta

perut, ukur panjang rambut, dan ditimbang beratnya.

Hasil identifikasi yaitu : 16 ekor tikus dengan spesies Rattus

tanezumi.

• Pembedahan Tikus Tikus yang akan dibedah terlebih dahulu dipingsankan

dengan cara memberikan eter. Pembedahan dilakukan untuk

identifikasi endoparasit yang ada pada tikus, dan dilakukan

pemeriksaan feses untuk melihat telur cacing yang ada di

tikus tersebut.

2) Kegiatan Identifikasi keberadaan Fasciola gigantica dan

Cryptosporidium parvum pada pedet.

• Survei awal

Survei awal dilakukan untuk pengambilan data populasi sapi

yang ada di Desa Marantha Kecamatan Biromaru di Dinas

Peternakan Kabupaten Sigi. Pengantaran surat

pemberitahuan kegiatan ke Dinas Peternakan Kabupaten

Sigi, dan Kantor Desa Maranatha.

Hasil ditemukan data populasi sapi yang ada di Desa

Maranatha ± 213 ekor, yang tersebar di 7 dusun.

• Survei tinja

Survei tinja pada dilakukan sapi yaitu yang berumur 6 bulan –

2 tahun. Cara pengambilan tinja yaitu sampel tinja diambil

dipagi hari sekitar jam 6.00 am untuk mendapatkan tunja

segar dan belum terkontaminasi dengan tanah. Tinja

dikumpulkan dalam wadah kantong plastik sekitar satu

genggam, lalu di bawa ke laboratorium tuk di proses

identifikasi

30

Page 33: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

Hasil survei tinja pedet dari 7 dusun Desa Maranatha yaitu

diperoleh sebanyak 62 sampel tinja.

• Identifikasi

Sebelum identifikasi sampel tinja diproses menggunakan

metode sedimentaasi dengan formlin eter.

Hasil diperoleh yaitu positif telur Fasciola gigantica : 24

sampel Positif Cryptosporodium sp : 9 sampel

3) Penataan spesiemen

Ascaris suum 11 spesies

Fasiola hepatica 1 spesies

Tiara sp 1 spesies

Melaaniodes 1 spesies

Oncomelania Oh 7 spesies

Unit Parasitologi

- Hasil pemeriksaan cross check 4 slide malaria semua negatif

- Hasil pemeriksaan 9 sampel positif criptosporodium

- Semua slide malaria negatif sama dengan hasil RDT

Hambatan

‐ Masih ada masyarakat yang tidak mengizinkan rumahnya

dipasangkan perangkap tikus, dan merasa dalam rumahnya tidak ada

tikus.

‐ Menjalin kerjasama dengan puskesmas.

Pemecahan Masalah ‐ Saat pemasangan perangkap tim didampingi oleh aparat desa

setempat, untuk memberikan pengertian pada masyarakatnya.

‐ Masih ada pedet yang belum diambil sampel tinjanya dikarenakan

sapinya dibawa keluar desa.

‐ Belum menemukan kasus malaria

Rencana tindak lanjut

31

Page 34: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

‐ Kerjasama antar instalasi Parasitologi dan instalasi Biomolekuler

tetap akan dilakukan untuk penguatan hasil penelitian dari

masing-masing instalasi, agar dapat lebih bermanfaat terutama

kepada masyarakat tempat pengambilan sampel.

‐ Pengambilan sampel tinja dititip kepada pemilik sapi.

‐ Menjalin kerjasama dengan puskesmas.

Pemanfaatan Laboratorium Pelatihan tenaga mikroskopis malaria Kab.Poso

3. Instalasi Epidemiologi dan Informatika Kesehatan Kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun 2016 yaitu Review Literatur

Penyakit Bersumber Binatang (PB2). Ruang epidemiologi dan

infrmatika kesehatan dimanfaatkan oleh peneliti sebagai tempat

pengentrian dan analisis data penelitian DBD tahun 2016 .

4. Instalasi Laboratorium Entomologi Kegiatan :

1) Kolonisasi Nyamuk (pengembangbiakan nyamuk)

Kegiatan kolonisasi nyamuk pada triwulan IV, yaitu nyamuk Aedes

aegypti strain susceptible yang telah berkembang menjadi F3, Aedes

albopictus (F1). Adapun jumlah, jentik, pupa, nyamuk dewasa hasil

rearing sampai pada akhir triwulan IV tahun 2016, disajikan pada

tabel 1, 2 dan 3.

Tabel 1. Jumlah jentik hasil kolonisasi (rearing) nyamuk pada Instalasi Laboratorium

Entomologi, Triwulan IV 2016

No Spesies

jentik nyamuk

Stok awal triwulan IV

Hasil rearin

g bulan Triwulan IV

Pengurangan triwulan IV Jumlah jentik akhir

triwulan (c+d)-i

Terjual

Mati

Jadi pupa

Penggunaan intern

Total (e+f+g+

h)

32

Page 35: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

a b c d e f g h i j

1.

Ae. aegypti strain susceptible(F3) 1.987 7.155

1.000 93

5.769 0 6.862 2.280

2. Ae.

albopictus (F3) 544 1715 250 75 1583 0 1908 351

Tabel 2. Jumlah pupa hasil kolonisasi (rearing) nyamuk pada Instalasi

Laboratorium Entomologi, Triwulan IV 2016

No Spesies pupa nyamuk

Stok awal triwulan

Hasil rearin

g bulan Triwulan IV

Pengurangan triwulan IV Jumlah

pupa akhir

triwulan (c+d)-g

Jadi nyamuk dewasa

Mati Total (e +

f)

a b c d e f g h

1. Ae. aegypti strain susceptible (F3)

3.695 5.769 5.419 97 5.516 3.948

2. Ae. albopictus (F3) 1120 1583 1681 91 1772 931

Tabel 3. Jumlah nyamuk dewasa hasil kolonisasi (rearing) pada Instalasi Laboratorium Entomologi, Triwulan IV 2016

No

Spesies nyamuk

Stok awal triwul

an

Hasil rearin

g bulan Triwulan IV

Pengurangan triwulan IV Jumlah akhir

triwulan (c+d)-h

Terjual Mati

Penggunaan

intern

Total (e+f+

g)

a b c d e f g h i

1.

Ae. aegypti strain susceptible (F3) 5.812 5.419 0 125 450 575 10.656

2. Ae. albopictus (F3) 1.766 1681 0 114 0 114 3.333

2) Uji Insektisida terhadap nyamuk Dewasa

33

Page 36: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

Bahan aktif Insektisida : Malathion 0.8 % Tanggal Uji : 13 Desember 2016

ulangan Total nyamuk uji

Juml. Nyamuk yang pingsan/mati selama pengujian 0 jam

Juml. Nyamuk yang pingsan/mati selama pengujian 1 jam

Jumlah nyamuk mati setelah 24 jam

% Kematian

% kematian

(pengujian) (dikoreksKontrol I 25 0 0 17 68% II 25 0 0 8 32%Uji I 25 0 2 23 92% 60,2% II 25 0 3 22 88% 56,2% III 25 0 3 23 92% 60,2% IV 25 0 4 23 92% 60,2% rerata 59,2%

Persen kematian uji dikoreksi menggunakan rumus Abbot’s

sehingga diperoleh rata-rata kematian 59,2%.

Bahan aktif Insektisida : Lambdacyhalothrin 0.03 % Tanggal Uji : 6 Desember 2016

ulangan Total nyamuk uji

Juml. Nyamuk yang pingsan/mati selama pengujian 0 jam

Juml. Nyamuk yang pingsan/mati selama pengujian 1 jam

Jumlah nyamuk mati setelah 24 jam

% Kematian

% kematian

(pengujian) (dikoreksKontrol I 25 0 0 10 40% 0% II 25 0 0 5 20% 0%Uji I 25 0 16 22 88% 68,1%

34

Page 37: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

II 25 0 20 7 28% 8,0% III 25 0 25 10 40% 20,0% IV 25 0 18 12 48% 28,1% rerata 31,1%

Persen kematian uji dikoreksi menggunakan rumus Abbot’s sehingga

diperoleh rata-rata kematian 31,1%.

3) Spot Survei dan Uji index rahang

- Spot survei dilakukan di Kab. Sigi, dari Hasil Spot survei

diperoleh:

No. Spesies UOD UOL KD

TotaJumlah % Jumlah % Jumlah %

1. An. barbirostris 0 0 0 0 1 0,222. An. peditaeniatus 0 0 0 0 3 0,663. An. tesselatus 0 0 0 0 12 2,634. An. vagus 0 0 0 0 75 16,415. An. indefinitus 0 0 0 0 3 0,666. An. limosus 0 0 0 0 10 2,197. Ae. vexans 0 0 3 20 30 6,568. Cx. quinquefasciatus 3 75 1 6,7 9 1,979. Cx. tritaeniorhynchus 0 0 0 0 17 3,7210. Cx. vishnui 1 25 11 73,3 282 61,71 211. Cx. gelidus 0 0 0 0 14 3,0612. Cx. infula 0 0 0 0 1 0,22

Rata-rata 4 100 15 100 457 100 4

- Hasil Uji index rahang

Uji index rahang dilakukan pada spesies nyamuk An. vagus. Dari

hasilnya dimasukkan ke rumus dan diperoleh hasil :

Indeks rahang menggunakan perhitungan dengan rumus yang

dikembangkan oleh J.E. Freund (1953):14

35

Page 38: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

Keterangan:

x = nilai rata-rata indeks rahang pada Anopheles i fi = frekuensi

n = Jumlah seluruh Anopheles uji

k = tingkat golongan

4) Pemeliharaan spesimen basah dan kering

Hasil kegiatan pemeliharaan spesimen basah dan kering pada triwulan

IV tahun 2016, telah dilakukan pemeriksaan dan pemeliharaan terhadap

spesimen kering dan basah, yang terdiri dari:

- Penggantian atau menambah kapur barus ke dalam box serangga,

sebanyak lima box.

- Pemeriksaan cairan pengawet spesimen basah, hasilnya

pemeriksaan semua spesimen basah cairannya masih cukup

sehingga tidak dilakukan penambahan cairan.

- Penataan spesimen nyamuk dengan cara menata ulang spesimen-

spesimen nyamuk yang ada dalam box dan memperbaiki label etiket.

Nyamuk yang kering dan sudah rusak dibuang. Sedangkan nyamuk

yang masih utuh ditata ulang susunannya. Total box yang ditata

sepuluh box.

36

Page 39: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

Kegiatan tambahan : a. Mendukung kegiatan penelitian pemetaan DBD

- Survei jentik

- Wawancara masyarakat

- Pemasaangan ovitrap di rumah warga

- Menghitung jumlah telur yang diperoleh dari ovitrap positif

- Identifikasi spesies jentik nyamuk dalam container positif yang

diambil pada saat survei jentik

b. Pendampingan mahasiswa uji larvasida

- Uji pendahuluan ekstrak daun seledri terhadap larva Aedes

aegypti, diperoleh Lc 50 kematian larva sehingga dapat

dilanjutkan ke uji sesungguhnya.

- Uji pendahuluan ekstrak daun johar terhadap larva Aedes

aegypti, tidak diperoleh kematian nyamuk pada semua

konsentrasi sehingga tidak dapat dilanjutkan ke uji

sesungguhnya.

- Uji pendahuluan ekstrak daun kemangi terhadap Aedes aegypti,

diperoleh nilai rata-rata kematian jentik sehingga dapat

dilanjutkan ke uji sesungguhnya.

- Uji pendahuluan ekstrak daun sukun terhadap Aedes albopictus

diperoleh nilai rata-rata kematian jentik sehingga dapat

dilanjutkan ke uji sesungguhnya.

Pemanfaatan Instalasi Laboratorium Entomologi Pemanfaatan instalasi laboratorium entomologi triwulan IV dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

No Instansi / Instalasi yang memanfaatkan

Jumlah yang digunakan

Jentik Nyamuk Spesies

1. Instalasi entomologi - 300 Ae. aegypti

37

Page 40: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

2. Mahasiswa FKIK Untad 1.000 - Ae. aegypti

3. Mahasiswa FKIK untad 250 - Ae. albopictus

1. Hambatan Kegiatan Tidak ada

2. Pemecahan Masalah Tidak ada

3. Rencana Tindak Lanjut Tidak ada

5. Instalasi Sumber Daya Hayati Kegiatan : 1) Budidaya Tanaman obat/ Peremajaan Tanaman obat

a. Tanaman yang dibudidayakan selama bulan Oktober, November, Desember adalah : • Nilam (Pogostemon cablin Benth)

• Sambiloto (Andrographis paniculata)

• Buah naga (Hylocereus polyrhizus/undatus)

• Sirih merah (Piper ornatum)

• Kaca Piring (Gardenia augusta)

• Kayu Putih (Melaleuca leucadendra)

• Kenanga (Cananga odorata)

• Keji beling (Strobilanthes crispa)

• Kemangi (Ocimum xcitriodorum)

• Serai wangi (Cymbopogon nardus)

2) Kegiatan Pasca panen

Pembuatan Simplisia: • Pembuatan simplisia Kwalot (Brucea javanica), diperoleh 300 g

38

Page 41: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

• Pembuatan simplisia Sambiloto (Andrographis paniculata),

diperoleh 800 g

• Pembuatan simplisia Daun Ungu (Graptophyllum pictum),

diperoleh 100 g

• Pembuatan simplisia Serai wangi (Cymbopogon nardus L),

diperoleh 10 kg

• Pembuatan simplisia Serai (Cymbopogon citratus), diperoleh 10

kg

• Pembuatan simplisia Kayu putih (Graptophyllum pictum),

diperoleh 5 kg

• Pembuatan simplisia Kunyit hitam (Curcuma longa), diperoleh 4,5

kg

• Pembuatan simplisia Serai wangi (Cymbopogon nardus L),

diperoleh 8 kg

3) Uji Khasiat Tanaman Obat Uji repellent minyak atsiri serai wangi (Cymbopogon nardus) dan

Kayu Putih (Melaleuca leucadendra) terhadap nyamuk Aedes

aegypti

Bahan : minyak atsiri kayu putih, minyak atsiri serai wangi,

minyak kelapa (pengikat), minyak cengkih

Ada 3 kelompok perlakuan :

- Minyak kelapa : minyak atsiri kayu putih + minyak atsiri serai

wangi : minyak cengkih = 2,5 : 2,5 : 0,1 ml

- Minyak kelapa : minyak atsiri kayu putih + minyak atsiri serai

wangi : minyak cengkih = 2 : 3 : 0,1 ml

- Minyak kelapa : minyak atsiri kayu putih + minyak atsiri serai

wangi : minyak cengkih = 1 : 4 : 0,1 ml

39

Page 42: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

4) Uji Kualitatif Tanaman Obat

Uji Kualitatif Ekstrak Dandang Gendis ( Clinacanthus nutans Lindau) Bahan : HCl 2M, NaCl serbuk, HCl pekat, Reagen wagner, FeCl3 1%, Ethanol absolut Hasil :

No Senyawa Hasil Keterangan

1 Alkaloid +++ Ada

2 Fenolat - Tidak Ada

3 Saponin ++ Ada

4 Flavonoid ++ Ada

5) Membuat Koleksi Herbarium

• Pembuatan herbarium basah tanaman Mentha

suaveolens

• Membuat herbarium kering Daun mimba (Azadirachta

indica A. Juss)

Rencana Kegiatan Selanjutnya

Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2017 disesuaikan dengan matrik kegiatan tahun 2017.

c. Pengembangan SDM, Sarana dan Prasarana 1. Pengembangan SDM

Peningkatan SDM di Balai Litbang P2B2 Donggala yaitu :

- Diklat prajabatan CPNS 5 orang.

- Kursus bahasa inggris 25 orang.

- Workshop Statistik.

- Pembinaan akreditasi laboratorium.

40

Page 43: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

- Magang teknik pembinaan hewan laboratorium dalam penelitian

1 orang.

- Magang uji berbagai insektisida 1 orang.

- Mengikuti simposium nasional 2 orang.

- Mengikuti seminar proposal 30 orang.

- Melaksnakan pertemuan ilmiah yang diikuti oleh peneliti dan

litkayasa. - Workshop penyusunan artikel ilmiah 3 orang.

2. Pengembangan Sarana dan Prasarana Pengembangan sarana dan prasarana dilakukan melalui pengadaan

dan perawatan/pemeliharaan, maka dilakukan beberapa kegiatan

selama tahun 2016 yaitu :

a. Kegiatan peningkatan Sarana dan Prasarana antara lain :

1) Pengadaan keperluan kantor (Optimalisasi PNBP) :

• Taplak meja makan 20 lembar.

• Bantal 22 pasang.

• Keset 22 lembar.

• Tempat sampah 20 buah.

• Spring bed No. 4 sebanyak 3 buah.

2) Perawatan perlengkapan kantor :

• Komputer : 19 unit.

• Laptop : 12 unit.

• Printer : 10 unit.

• UPS : 10 unit.

• Scaner : 1 unit.

3) Perawatan kendaraan :

• Pemeliharaan kendaraan dinas roda 6 : 1 unit.

• Pemeliharaan kendaraan dinas roda 4 : 1 unit.

41

Page 44: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

• Pemeliharaan kendaraan dinas roda 2 : 2 unit.

4) Pemeliharaan jaringan informasih :

• Instalasi jaringan internet

5) Perawatan gedung kantor

• Pemeliharaan gedung kantor : 2.500 m2

• Pemeliharaan gedung kantor bertingkat : 650 m2

• Pemeliharaan halaman kantor : 15.000 m2.

6) Perawatan sarana gedung

• AC Split : 48 unit.

• Mesin pemotong rumput : 2 unit.

• inventaris kantor : 42 peg.

• Pompa air : 1 unit.

• Genset 100KVA : 1 unit.

b. Kegiatan Perawatan/Pemeliharaan meliputi:

1) Perawatan Gedung Kantor

Perawatan gedung kantor dibagi menjadi 3 yaitu :

Pemeliharaan gedung kantor

Perbaikan gedung kantor yang dilaksanakan meliputi

pembelian alat/bahan kebersihan lantai, pembelian alat-alat

listrik (lampu pijar, kabel, saklar, stop kontak dan lain-lain),

perbaikan plafon dan atap gedung (asrama depan, asrama

belakang, aula, perlengkapan dan lain-lain), perbaikan pintu

keluar di gedung asrama, Laboratorium Parasitologi dan

Laboratorium Biologi Lingkungan, perbaikan papan nama

Instalasi Hewan Coba, perbaikan instalasi listrik di gedung

aula, gedung Laboratorium Biologi Lingkungan, perbaikan

bak air di wc pelatihan dan perbaikan meja laboratorium di

ruang instlasi sumber daya hayati, pengecatan ruang

andrographis dan teras depan gedung kantor, pengisian

42

Page 45: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

tabung alat pemadam api ringan untuk pencegahan

kebakaran gedung di lingkungan kantor, pemasangan

teghel dan pemasangan kloset duduk kamar mandi wanita

di gedung kantor, perbaikan pintu di laboratorium

parasitologi, pemasangan sekat di laboatorium parasitologi

dan lain-lain.

Pemeliharaan Gedung Kantor Bertingkat

Pemeliharan gedung kantor bertingkat yang dilaksanakan

meliputi perbaikan engsel dan kunci pintu kaca di

Laboratorium Biologi Lingkungan dan Laboratorium

Parasitologi, pembelian trafo philip 36 watt, lampu

emergency, stop kontak 3 mata dan lain-lain untuk

perbaikan instalasi listrik di gedung laboratorium Biologi

Lingkungan (Laboratorium Biomolekuler), perbaikan pipa

kloset, perbaikan atap sakura roof, talang air, pipa kloset

dan lain-lain di kamar mandi lantai 2 Laboratorium Biologi

Lingkungan, pembelian kabel 2 x 2,5 eterna, lampu neon,

lampu sorot dan lain-lain untuk perbaikan instalasi listrik di

gedung Laboratorium Biologi Lingkungan, pembelian kabel

intercom, klem kabel, kabel tis dan penahan kabel untuk

perbaikan instalasi Iphone di gedung Laboratorium Biologi

Lingkungan, pembelian pipa wastafel untuk perbaikan

wastafel di gedung Laboratorium Biologi Lingkungan,

pembelian besi 10 mm, semen, seng soka dan lain-lain

untuk perbaikan tempat pencucian tanaman obat di gedung

laboratorium biologi lingkunga dan lain-lain.

Pemeliharaan Halaman Kantor

Pemeliharan halaman kantor yang dilaksanakan meliputi

pembelian basmilang, EM4, pemasangan paving blok di

halaman depan Laboratorium Parasitologi, pembelian

43

Page 46: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

pohon kedondong, pohon sawo, pohon brokoli kuning dan

pohon belimbing untuk pemeliharaan halaman di depan

laboratorium biologi lingkungan, perbaikan saluran air di

depan asrama belakang, perbaikan drainase di halaman

belakang Laboratorium Parasitologi, perbaikan tempat

incenerator dan pemasangan paving blok di halaman

samping laboratorium biologi lingkungan dan lain-lain.

2) Keperluan pokok sehari-hari perkantoran

Pembelian keperluan pokok sehari-hari perkantoran meliputi

pembelian alat tulis kantor, langganan koran, pembelian materai,

pembelian spanduk, biaya fotocopy dan lain-lain.

3) Perawatan Peralatan Kantor

Pemeliharaan peralatan kantor meliputi pemeliharaan :

Komputer : 19 unit.

Laptop : 12 unit.

Printer : 10 unit.

UPS : 10 unit.

Scaner : 1 unit.

4) Perawatan Kendaraan dinas

Pemeliharaan kendaraan dinas roda dua sebanyak 2 unit

kendaraan

Pemeliharaan kendaraan dinas roda empat.

Pemeliharaan kendaraan dinas roda enam.

Perawatan kendaraan dinas Balai Litbang P2B2 Donggala

meliputi semua biaya ganti oli, penggantian spare part dan

pembelian bahan bakar.

5) Perawatan sarana gedung

AC Split : 48 unit.

Mesin pemotong rumput : 2 unit.

inventaris kantor : 42 peg.

44

Page 47: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

Pompa air : 1 unit.

Genset 100KVA : 1 unit.

d. Penyebarluasan dan Pemanfaatan Hasil Litbang Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan yang

telah dilakukan oleh Balai Litbang P2B2 Donggala, antara lain dengan

website dan penerbitan jurnal.

1. Website

Balai Litbang P2B2 Donggala juga memiliki website sebagai sarana

publikasi. Website berisikan berita dan informasi kegiatan baik penelitian

maupun laboratorium dapat diketahui oleh masyarakat melalui media

internet. Alamat situs Balai Litbang P2B2 Donggala

www.bp4b2donggala.litbang.depkes.go.id

2. Jurnal

Jurnal merupakan salah satu media publikasi ilmiah dan juga media

komunikasi. Oleh karena itu, Balai Litbang P2B2 Donggala telah

menerbitkan jurnal pada tahun 2007 dengan nama Jurnal Vektor

Penyakit. Jurnal ini sebagai sarana untuk mempublikasikan hasil-hasil

penelitian yang dilakukan oleh peneliti Balai Litbang P2B2 Donggala dan

peneliti lainnya yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak.

B. Pencapaian Kinerja Secara umum hasil kinerja Balai Litbang P2B2 Donggala tahun 2016, telah

memenuhi sasaran yang ditargetkan. Pengukuran capaian sasaran target,

diukur dengan menggunakan indikator kinerja utama (IKU) yang telah

ditetapkan dalan dokumen Rencana Aksi Balai Litbang P2B2 Donggala

tahun 2015-2019. Pencapaian sasaran strategis dan output kinerja utama

Balai Litbang P2B2 Donggala tahun 2016, dapat dilihat pada Tabel 29.

45

Page 48: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

Tabel 29. Pencapaian Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Balai Litbang P2B2 Donggala, Tahun 2016

Sasaran Indikator Kinerja Target Capaian %

Meningkatnya kualitas penelitian dan pengembangan di bidang Upaya Dasar kesehatan Masyarakat.

Jumlah Publikasi Karya Tulis ilmiah di bidang Upaya Kesehatan Masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik nasional.

4 8

200

Hasil Penelitian dan Pengembangan di Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat

5 5 100

Pada tahun 2016 publikasi ilmiah penelitian Balai Litbang P2B2

Donggala yang diterbitkan melebihi jumlah target yang ditentukan karena

minat, kesadaran, aksesbilitas aktivitas serta kapasitas peneliti dalam

teknik penulisan artikel semakin meningkat. Rincian daftar publikasi

Balai Litbang P2B2 Donggala dapat dilihat pada lampiran 4.

46

Page 49: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

1. Realisasi Anggaran Pagu anggaran Balai Litbang P2B2 Donggala tahun 2016 adalah Pagu

tetap sebesar Rp. 9,405,655,000 yang dibagi menjadi empat output

program kegiatan di dalam Kertas Kerja Satker tahun 2016 . Pembagian

output program kegiatan tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel III.9 .Realisasi Alokasi Anggaran Pasca Efisiensi Balai Litbang P2B2 Donggala Tahun 2016

Kegiatan Output RKAKL Pasca Efisiensi (data terakhir) Realisasi

Target kinerja

Anggaran (Rp) Target kinerja (jika ada revisi)

Anggaran (Rp) Capaian kinerja

Anggaran (Rp)

Meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan di bidang Upaya Dasar kesehatan masyarakat.

Jumlah Publikasi Karya Tulis ilmiah di bidang Upaya Kesehatan Masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik nasional.

4 184.200.000 - 136.055.000 4 135.114.300

Hasil Penelitian dan Pengembangan di Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat

5 1.638.400.000 - 1.145.607.000 5 1.141.900.971

Dukungan Layanan Manajemen

8 3.197.300.000 - 1.793.443.000 8 3.723.078.550

Layanan Perkantoran 12 4.385.755.000 - 4.314.755.000 12 3.942.530.880

9.405.655.000 7.389.860.000 6.942.624.701

47

Page 50: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

Rincian alokasi dan realisasi anggaran berdasarkan jenis belanja

dapat dilihat pada Tabel 30.

Tabel 30. Sandingan Realisasi Anggaran Balai Litbang P2B2 Donggala

berdasarkan Jenis Belanja Tahun 2015 – 2016

Jenis Belanja Tahun 2015 Tahun 2016 Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi %

Pegawai 2.323.433000 2.195.138.916 94,48 2,785,455,000 2,491,103,982 89.43

Barang 2.870.086.000 2.798.138.161 97,494,396,800,000

3,249,446,719

73.90

Modal 6.537.667.000 5.987.900.000 91,592,223,400,000

1,202,074,000

54.06

Jumlah 11.731.186.000 10.981.177.077 93,61 9.405.655.000 6.942.624.701 73,81

2. Upaya untuk Meraih WTP dan Reformasi Birokrasi Upaya yang telah dilakukan oleh Balai Litbang P2B2 Donggala untuk

meraih WTP dan Reformasi Birokrasi yaitu:

a. Penandatanganan dokumen pakta intregitas

b. Pemenuhan kewajiban LHKPN

c. Pemenuhan Akuntabilitas Kinerja

d. Pemenuhan kewajiban laporan keuangan

e. Penerapan kebijakan disiplin pegawai dengan menggunakan absen

digital.

f. Pengendalian gratifikasi dilakukan dengan membentuk tim pemantau

Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi (ZI-WBK). Setiap pegawai

yang mengetahui adanya gratifikasi agar menyampaikan laporan melalui

48

Page 51: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

kotak saran untuk tim pemantau ZI-WBK. Kemudian tim pemantau ZI-

WBK akan mengidentifikasi laporan tersebut untuk ditindaklanjuti.

49

Page 52: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

Laporan Tahunan� 2016

50

BAB V PENUTUP

Laporan Tahunan Satuan Kerja Balai Litbang P2B2 Donggala tahun 2016

merupakan sarana penyampaikan pertanggungjawaban kepada Kepala Badan

Litbang Kesehatan RI dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait

secara langsung maupun tidak langsung dalam kurun waktu tahun 2016.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa Balai Litbang P2B2 Donggala telah

dapat merealisasikan Program dan kegiatan Balai Litbang P2B2 Donggala

tahun 2016 untuk mencapai Indikator Kinerja sebagaimana tercantum dalam

Rencana Aksi Kegiatan Balai Litbang P2B2 Donggala Tahun 2015-2019.

Diharapkan dengan disusunnya Laporan Tahunan Balai Litbang P2B2 Donggala

dapat menjadi sarana pertanggungjawaban kegiatan dan anggaran tahun 2016,

memberikan data dan informasi pelaksanaan kegiatan serta menjadi acuan

evalusi bagi pelaksanaan kegiatan di tahun mendatang.

Page 53: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan
Page 54: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan
Page 55: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan
Page 56: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan
Page 57: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan
Page 58: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan
Page 59: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA · penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan

BALAI LITBANG P2B2 DONGGALABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAJl. Masituju 58 Labuan Panimba, Labuan, Donggala, Sulawesi Tengah

email : [email protected], [email protected] : www.bp4b2donggala.litbang.depkes.go.id

KEMENTERIANKESEHATANREPUBLIKINDONESIA

BALAI LITBANG P2B2 DONGGALABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIALaporan Tahunan - 2016