kemampuan mental dan pengukuran

41
PENDAHULUAN Kemampuan Mental dan Pengukurannya Karakteristik kepribadian dan kemampuan mental orang sangat bervariasi.untuk itu kita akan melihat dan mempelajari perbedaan kemampuan individu serta tes yang dirancang untuk mengukur perbedaan kemampuan individu.ada beberapa point yang akan kita pelajari pada kemampuan mental dan pengukurannya antara lain adalah jenis tes kemampuan,syarat – syarat tes yang baik,tes kemampuan intelektual,kesahihan prediktif tes,sifat dasar intelegensi,pengaruh genetic dan lingkungan terhadap kemampuan dan tes kemampuan dalam perspektif. Penggunaan tes kemampuan (ability test ) untuk menempatkan anak dalam kelas tertentu,untuk menerima siswa diperguruan tinggi dan sekolah kejuruan,untuk memilih individu yang akan ditempatkan pada jabatan tertentu,dan lain – lain.kebanyakan orang masih memandang tes kemampuan sebagai saranayang paling baik untuk menetapkan apa yang dapat dikerjakan seseorang dan untuk menentukan profesi mereka.sebagian menyatakan bahwa tes semacam

Upload: vynola-maretha-roeza

Post on 31-Oct-2015

311 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

kmo

TRANSCRIPT

Page 1: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

PENDAHULUAN

Kemampuan Mental dan Pengukurannya

Karakteristik kepribadian dan kemampuan mental orang sangat bervariasi.untuk itu kita

akan melihat dan mempelajari perbedaan kemampuan individu serta tes yang dirancang untuk

mengukur perbedaan kemampuan individu.ada beberapa point yang akan kita pelajari pada

kemampuan mental dan pengukurannya antara lain adalah jenis tes kemampuan,syarat – syarat

tes yang baik,tes kemampuan intelektual,kesahihan prediktif tes,sifat dasar intelegensi,pengaruh

genetic dan lingkungan terhadap kemampuan dan tes kemampuan dalam perspektif.

Penggunaan tes kemampuan (ability test ) untuk menempatkan anak dalam kelas

tertentu,untuk menerima siswa diperguruan tinggi dan sekolah kejuruan,untuk memilih individu

yang akan ditempatkan pada jabatan tertentu,dan lain – lain.kebanyakan orang masih

memandang tes kemampuan sebagai saranayang paling baik untuk menetapkan apa yang dapat

dikerjakan seseorang dan untuk menentukan profesi mereka.sebagian menyatakan bahwa tes

semacam itu bersifat sempit dan terbatas,tes tersebut tidak mengukur karakteristik yang penting

dalam usaha menetapkan keberhasilan yang akan dicapai,motivasi,keterampilan social,mutu

kepemimpinan.

Page 2: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

JENIS TES KEMAMPUAN

Tes pada dasarnya merupakan sampel perilaku yang diambil pada suatu saat tertentu.

Seringkali dibedakan antara tes prestasi (achievement test- yang dirancang untuk mengukur

keterampilan yang telah dicapai dan menunjukkan apa yang dapat dilakukan seseorang pada saat

ini) dan tes bakat (aptitude test- yang dirancang untuk memprediksi apa yang dapat dilakukan

seseorang bila dilatih). Tetapi perbedaan kedua jenis tes ini tidak terlalu jelas. Kedua jenis tes ini

sering mencakup tipe pertanyaan yang sama dan menunjukkan hasil yang berkorelasi tinggi.

Daripada menganggap tes prestasi dan tes bakat sebagai dua kategori tes yang berbeda, lebih

baik memandangnya sebagai bagian dari suatu kesatuan.

Bakat lawan prestasi

Tes-tes yang berada di ujung rangkaian kesatuan bakat-prestasi berbeda satu sama lain

terutama dari segi tujuan. Sebagai contoh, tes tentang pengetahuan prinsip mekanika bisa

diberikan diakhir kuliah ilmu mekanika untuk mengukur penguasaan materi kuliah- untuk

menetapkan ukuran prestasi. Tes dengan pertanyaan yang sama bisa dimasukkan dalam

rangkaian tes yang disusun untuk menyeleksi para pelamar pelatihan pilot, karena pengetahuan

tentang prinsip mekanika diakui sebagai prediktor keberhasilan penerbangan yang baik. Tes yang

terakhir ini dianggap sebagai ukuran bakat karena hasilnya digunakan untuk memprediksi

penampilan sebagai kader pilot. Jadi, apakah tes ini disebut tes bakat atau tes prestasi lebih

tergantung pada tujuannya dibandingkan pada isinya.

Diantara tes bakat (yang kurang menekankan pengalaman terdahulu yang relevan) dan tes

prestasi (yang mengukur penguasaan bahan pelajaran tertentu) terdapat tes-tes yang mengukur

keduanya, baik bakat maupun prestasi. Salah satu contohnya adalah Scholastic Aptitude Test

(SAT) yang dibutuhkan untuk penerimaan mahasiswa di beberapa perguruan tinggi. SAT terdiri

dari bagian verbal, yang mengukur perbendaharaan kata dan kemampuan untuk memahami apa

yang dibaca, serta bagian matematika, yang menguji kemampuan untuk memecahkan masalah

yang membutuhkan penalaran aritmatika, aljabar, dan geometri

Page 3: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

Keumuman lawan kekhususan

Tes kemampuan juga dapat dibedakan berdasarkan rangkaian kesatuan umum-khusus.

Tes semacam ini berbeda dalam hal keluasan isinya. Musical Aptitude Profile berada pada

rangkaian khusus, seperti tes mengetik, ujian mengemudi, tes kemampuan matematis, atau tes

pemahaman bacaan. Tes-tes tersebut mengukur kemampuan yang cukup spesifik. Pada rangkaian

umum terdapat ujian kecakapan SMA dan tes bakat skolastik (seperti SAT) – yang mencoba

mengukur perkembangan pendidikan di sejumlah bidang- sebagaimana kebanyakan tes yang

disebut “tes intelegensi”. Tes intelegensi adalah tes bakat yang dirancang untuk memprediksi

kemampuan yang dimilki seseorang. Tes semacam ini biasanya tidak terdiri dari soal-soal yang

dapat dijawab dengan ingatan sederhana atau dengan penerapan ketermpilan praktis, tetapi

mengutamakan soal-soal yang membutuhkan gabungan kemampuan menganalisis, memahami

konsep abstrak dan menerapkan pengetahuan sebelumnya untuk memecahkan masalah baru.

umum

Stanford-Binet

Tes IQ

SAT

bakat prestasi

Musical Aptitude

Profile Tes bahasa perancis

Khusus

Dua dimensi yang menggambarkan tes kemampuan.

Page 4: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

SYARAT – SYARAT TES YANG BAIK

Tes memiliki peranan yang begitu penting dalam kehidupan.Tes mengukur apa yang

ingin kita ukur dan skors nya harus mencerminkan pengetahuan dan keterampilan peserta tes

secara cepat. Dilihat dari wujud fisiknya,suatu tes tidak lain dari pada sekumpulan pertanyaan

yang harus dijawab atau tugas yang harus dikerjakan,yang memberikan informasi mengenai

aspek psikologis tertentu berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan - pertanyaan atau cara dan

hasil dalam melakukan tugas – tugas tersebut.Tes merupakan prosedur yang

sistematik,maksudnya aitem – aitem dalam tes disusun menurut cara dan aturan tertentu,

Prosedur pemberian angka (scoring) terhadap hasilnya harus jelas dan dispesifikasikan secara

terperinci.Setiap orang yang melakuka tes harus mendapat aitem – aitem yang sama dalam

kondisi yang sebanding.selain itu tes juga mengukur perilaku,artinya aitem – aitem dalam tes

menghendaki agar subjek menunjukkan apa yang diketahui atau apa yang dipelajari subjek

dengan cara menjawab pertanyaan – pertanyaan atau mengerjakan tugas – tugas yang

dikehendaki oleh tes. Banyak syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh rangkaian pertanyaan

atau tugas – tugas itu agar dapat disebut sebagai suatu tes.Sebuah tes dapat dikatakan bermanfaat

atau baik jika skor nya memilki syarat sebagai berikut :

a. Reliabilitas (Keterandalan)

Relibialitas diterjemahkan dari kata reliability. Reliabilitas memliki makna

keterandalan,keterpercayaan,konsistensi,kestabilan,dan sebagainya.pengukuran yang

memiliki realibitas tinggi maksudnya adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang

reliable.namun ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya.hasil ukur yang dapat dipercaya adalah apabila dalam beberapa

kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif

sama.pengertian relatif menunjukkan bahwa ada toleransi terhadap perbedaan – perbedaan

kecil diantara hasil pengukuran.jika terdapat perbedaan yang cukup besar maka hasil

pengukuran tidak dapat dipercaya atau tidak reliable.skor tes dikatakan reliable jika skor

yang dihasilkan konsisten.Tes bisa dikatakan tidak reliable jika butir soal tes yang

membingungkan atau bermakna ganda bisa menimbulkan arti yang berbeda bagi peserta tes

pada saat yang berbeda.jika sebuah tes memberikan hasil yang berbeda ketika dilaksanakan

pada saat ang berbeda atau dinilai oleh orang yang berbeda,maka tes itu tidak andal atau

Page 5: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

reliable.tinggi rendahnya reabilitas ditujukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien

reliabilitas.semakin tinggi koefisien relasi antara hasil ukur dari dua tes yang sama berarti

konsistensi diantaranya semakin baik dan kedua alat ukur itu disebut alat ukur yang reliable.

Sebaliknya apabila korelasi hasil dari dua alat ukur yang sama ternyata tidak tinggi maka

disimpulkan reabilitasnya rendah.jadi reabilitas menyatakan apakah skor dari suatu tes itu

konsisten.

b. Validitas (kesahihan)

Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti ketepatan dan kecermatan suatu

instrument tes dalam melakukan fungsi ukurnya.suatu tes dikatakan mempunyai validitas

tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang

tepat dan akurat sesuai dengan maksud tes tersebut.suatu tes yang menghasilkan data yang

tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki

validitas yang rendah.yang sangat penting dalam konsep validitas adalah kecermatan

pengukuran.suatu tes yang validitasnya tinggi tidak hanya menjalankan fungsi ukurnya tetapi

dengan kecermatan tinggi yang mampu mendeteksi perbedaan – perbedaan kecil pada yang

diukur.suatu tes hanya menghasilkan ukuran yang valid untuk satu tujuan pengukuran saja

yang spesifik.untuk mengukur kesahihan harus mendapat dua skor yaitu skor tes dan skor

suatu kriteria.korelasi antara skor tes dan skor suatu kriteria disebut koefisien

validitas.semakin tinggi koefisien validitas,semakin baik prediksi yang dapat dibuat dari hasil

tes tersebut.penilaian terhadap kesahihan sebuah tes harus memperhitungkan maksud

penggunaan tes itu dan kesimpulan di buat dari hasil skor yang didapat.

c. Keseragaman Prosedur Tes

Dalam banyak hal,keterandalan dan kesahihan sebuah tergantung pada keseragaman

prosedur yang harus diikuti dalam pelaksanaan dan penyekoran tes itu.Pada pengukuran

kemampuan ,seperti dalam upaya memperoleh ukuran ilmiah,kita berusaha mengontrol

kondisi untuk meminimalkan pengaruh variabel asing.jadi,Tes kemampuan yang dapat

diterima adalah yang berisi instruksi khusus yang jelas,batas waktu dan metode

penyekoran.tidak semua variabel asing dapat diantisipasi atau dikontrol.

Page 6: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

TES KEMAMPUAN INTELEKTUAL

Orang pertama yang mengembangkan tes kemampuan intelektual atau intelegensi adalah

Sir Francis Galton. Galton tertarik pada perbedaan individu yang ia yakini bahwa secara biologis

keluarga tertentu lebih hebat, lebih kuat, lebih cerdas dibandingkan keluarga lainnya. Intelegensi

menurut Galton adalah masalah keterampilan perseptual-motorik yang luar biasa yang

diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Tes pertama yang menyerupai tes intelegensi disusun oleh pakar psikologi Prancis yang

bernama Alfred Binet. Pada tahun 1881 , pemerintah Perancis mensahkan undang-undang yang

mewajibkan semua anak untuk sekolah. Untuk itu pemerintah meminta Binet menyusun suatu tes

yang dapat mendeteksi anak secara intelektual yang terlalu lamban untuk mengikuti kurikulum

sekolah biasa. Binet berasumsi bahwa intelegensi harus diukur melalui tugas-tugas yang

membutuhkan penalaran serta kemampuan memecahkan masalah dan bukan keterampilan

perseptual-motorik. Dalam kerjasamanya dengan ahli psikologi lain Theodore Simon, Binet

menerbitkan suatu skala pada tahun 1905 yang direvisi pada tahun 1908 dan kemudian direvisi

lagi pada tahun 1911.

Metode Binet : Skala usia-mental

Binet menyatakan bahwa anak yang lamban atau bodoh sama seperti anak yang normal

tetapi terbelakang dalam perkembangan mentalnya. Dalam tes anak yang lamban akan mencapai

hasil seperti anak normal yang berusia lebih muda , sedangkan anak yang cerdan akan

menunjukkkan karakteristik anak yang lebih tua. Skor usia mental rata-rata (Mental Age= MA)

sesuai dengan usia kronologis (CA) yang ditentukan dari kelahiran. MA anak yang cerdas berada

di atas CA nya, MA anak yang lamban berada di bawah CA nya.

Pemilihan Butir Soal

Tes intelegensi dirancang untuk lebih mengukur kecerdasan daipada hasi latihan khusus. Ada

dua cara untuk menyeleksi butir soal, yaitu

Page 7: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

1. Memilih butir soal yang baru

Dimana memberikan peluang keberhasilan yang sama bagi anak yang belum diajar dan

anak yang sudah diajar.

Ex :

Anak diminta untuk memilik gambar yang serupa , dengan asumsi bahwa bentuk

itu merupakan bentuk yang tidak lazim bagi semua anak

2. Memilih butir soal yang lazimDengan asumsi bahwa semua objek tes sudah memiliki pengalaman yang berkaitan

dengan butir soal itu.

Ex : Lingkarilah S jika kalimat salah, lingkarilan B jika kalimat itu benar,

B S Nyonya Smith tidak mempunyai anak, dan saya tahu bahwa hal yang

sama dialami oleh ibunya.

Soal ini “wajar’ untuk anak yang mengerti bahasa Indonesia ynag dapat membaca, dan

memahami segala istilah dalam kalimat itu. Keberhasilan untuk mengenali adanya

kesalahan dalam pernyataan tersebut akan menjadikan soal itu sahih untuk mengukur

kemampuan intelektual. Namun harus diingat bahwa tes intelegensi teah dishihkan

apabila sesuai dengan keberhasilannya dalam meprediksi penampilan di sekolah dalam

suatu budaya tertentu.

Tes Binet saat ini

Tes-tes yang awalnya dikembangkan telah mengalami beberapa kai revisi. Revisi yag

paling terkenal dan paling banyak digunakan dilakukan oleh Lewis Terman pada tahun 1916,

lalu direvisi lagi tahun 1937, 1960, dan 1972. Dalam tes Binet soal dikelompokan menutut taraf

usia di mana sebahagian besar anak pada usia itu dapat mengerjakanya dengan baik. Tes ini

sekarang terdiri dari 6 butir soal untuk setiap taraf usia, bila dikerjakan dengan baik, setiap butir

soal memperoleh skor dua bulan usia mental. Butir soal ini merupakan contoh representatif dari

apa yang dikerjakan oeh anak pada usia berbeda. Contoh butir soal sebagai berikut pada tabel.

Page 8: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

Intellegence Quetient

Terman menggunakan indeks intelegensi yang dikemukakan pakar psikologi Jerman,

William Steen, biasanya dikenal IQ, yang menggambarkan intelegensi rasio antara usia menttal

(MA) dan usia cronologis (CA). Jika MA lebih kecil dari CA, maka IQ kurang dari 100, jika MA

lebih besar dari CA maka IQ lebih dari 100.

IQ = MA x 100

Page 9: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

CA

Pada revisi Binet tahun 1960 dan revisi berikutnya, para penyususn menggemukakan

metode perhitungan IQ dari tabel, dimana memungkinkan dilakukannya interpreatsi yang agak

lebih tepat .

Tes yang berskala lebih dari satu

Para ahli yang memahami tentang penggunaan dan penyekoran tes akan mengetahui

lebiih banyak dari sekedar tes IQ. Mereka bisa melihat kelebihan dan kelemahan tertentu,

contohnya seorang anak menunjukkan kemapuan lebih baik pada tes kosa kata dibandingkan

pada tes yang membutuhkan penggambaran bentuk geometris. Pengamatan ini menimbulkan

dugaan bahwa apa yang diukur bukan satu kemampuan sederhana tetapi gabungan kemampuan.

Salah satu cara memperoleh informasi tentang jenis kemapuan tertentu, tidak sekedar

skor usia mental tunggal, adalah dengan memisahkan butir soal menjadi beberapa kelompok

dan menilai butir soal itu secara terpisah. Wechsler Adult Intellegence dan Wechsler Intellegence

Scale for Children melakukan hal tersebut, butir soalnya dibagi atas dua bagian yaitu skala

verbal dan skala performace yang menutuhakan manipulasi atau penyusunan balok, gambar atau

materi lain baik stimulus dan respon bersifat non verbal. Penskalaan butir soal yang terpisah

dalam satu tes memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kelebihan dan kelemahan

intelektual seseorang.

Interpretasi IQ

Tabel ini menyajikan istilah deksriptif yang berkaitan dengan skor IQ pada tes

Stanford-Binet

Page 10: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

Skala Stanfor Binet mempunyai koefesien keterandalan sekitar 0,90 pada pengetesan

ulang, Wais mempunyai keterandalan tes ulang 0,91. Kedua tes tersebut merupakan prediktor

prestasi sekolah yang cukup sahih.

Tes WAIS

Page 11: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

Tes Klasikal

Tes ini dilakukan padas ejumlah orang oleh seorang penguji dan biasanya dalam

bentuk tertulis. Ttes kemampuan klasikal berguna jika sejumlah orang harus dievaluasi.

Misalnya pada dinas ketentaraan yang menggunakan sejumlah tes klasikal yang mengukur

intelektual umum dan keterampilan khusus untuk memilih pria dan wanita yang akan

ditempatkan pada bidang pekerjaan tertentu, termasuuk tekhnisi komputer ,pemrogram

Page 12: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

komputer, dll. Contoh tes klasikan lain adalah SAT dan Proffesional and Administrative Career

Examination (PACE).

KESAHIHAN PREDIKTIF TES

Tes kemampuan umum, seperti Stanford-Binetdan Wechsler intelligence Scales, dapat

memprediksi prestasi di sekolah dan memberikan ukuran yang disebut kecerdasan. Ketika guru

Sekolah dasar diminta untuk menentukan peringkat murid sesuai dengan kecerdasan, korelasi

antara peringkat yang ditentukan oleh guru ini dengan skor dan nilai intelegensi berkisar 0,60

sampai 0,80. Korelasi ini mungkin akan lebih tinggi jika tidak terjadi penyimpangan terhadap

penilaian. Dalam hal ini maka skor tes kemampuan memilki perkiraan kemampuan yang lebih

akurat dibandingkan dengan penilaian guru.

Skor tes dan prestasi akademis

Skor tes intelegensi berkorelasicukup tinggidengan ukuran prestasi akademis (nilai tes

prestasi, kelanjutan sekolah, dll), setidak-tidaknya selama di sekolah dasar dan sekolah lanjutan.

Anak-anak yang mencapai skor tinggi pada tes - tes kemampuan umum mempunyai nilai yang

lebih baik. Tetapi ketika mereka menginjak jejang pendidikan yang lebih tinggi, korelasi antara

skor tes intelegensi dan ukuran prestasi akademis akan menjadi semakin rendah (lihat tabel di

bawah).

TINGKAT PENDIDIKANKORELASI

YANG KHAS

SekolahDasar 0,50-0,70

Sekolahlanjutan 0,50-0,60

PerguruanTinggi 0,40-0,50

PascaSarjana 0,30-0,40

Penurunan nilai koefisien kesahihan yang terjadi ketika jenjang pendidikan semakin

meningkat disebabkanolehbeberapafaktor.Salah satufaktor adalahseleksi.

Page 13: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

Pada tes bakat skolastik, seperti SAT, yang digunakan untuk memprediksi prestasi di PT,

dilakukan sejumlah penelitian untuk menghitung korelasi skor SAT dengan rata-rata nilai yang

dicapai mahasiswa tingkat I. korelasi itu bervariasi dari penelitian satu ke penelitian lain dengan

korelasi median 0,38 untuk verbal dan 0,34 untuk bagian matematika.

Korelasi ini dalam beberapa hal meremehkan tingkat hubungan antara skor tes dan nilai

di PT karena data criteria hanya dikumpulkan dari mereka yang diterima. Jika semua yang

mengikuti SAT diterima di PT dan skor mereka dikorelasikan dengan nilai tingkat I mereka,

korelasi itu akan menjadi lebih tinggi. Karena nilai koefisien korelasi dipengaruhi oleh

variabilitas dalam ukuran yang dikorelasikan, pada umumnya, semakin ketat penyeleksian suatu

kelompok semakin sempit rentang skor yang terjadi dan semakin rendah korelasi yang diperoleh.

Jadi semakin relative atau homogenya suatu kelompok semakin rendah korelasi yang diperoleh.

Perbedaan kelompok pada prestasi tes ( test performance)

Perbedaan prestasi rata-rata pada tes kemampuan sering kali timbul bila sub kelompok

tertentu dari populasi diteliti. Contohnya, anak-anak dari keluarga kelas menengah atau kelas

atas memiliki rata-rata skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang kurang

mampu. Perbedaan mean muncul dalam penampilan pada tes kemampuan umum sebagaimana

pada tes prestasi, tidak peduli apakah kelompok anak-anak itu ditentukan berdasarkan pekerjaan,

pendidikan atau pendapatan orang tua( speath,1976)

Anggota beberapa kelompok minoritas di AS yaitu orang kulit hitam, orang Hispanik,

orang Indian Amerika, cenderung memperoleh skor yang rendah pada tes kemampuan

dibandingkan dengan mayoritas orang kulit putih(Book Moore, 1982)

Pria dan wanita juga memiliki perbedaan skor pada beberapa tes, yang tergantung bagaimana tes

itu dikembangkan. Sebagian besar tes intelegensi disusun dengan meminimalkan perbedaan jenis

kelamin. Salah satu tes kemampuan umum yang dirancang untuk tidak menghapuskan perbedaan

jenis kelamin( differential Aptitude Test) menunjukkan bahwa siswi sekolah lanjutan mencapai

nilai yang lebih baik dibandingkan dengan siswa sekolah lanjutan pada tes – tes ketelitian dan

penggunaan bahasa, sedangkan siswa sekolah lanjutan memperoleh nilai yang leih baik dari

siswi sekolah lanju tanpa dan penalaran mekanis dan hubungan spasial. Pada SAT, pria dan

Page 14: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

wanita memperoleh skor yang hampir sama pada bagian verbal, tetapi pria mencapai skor lebih

tinggi pada bagian matematika.

Ada dua hal yang perlu ditekankan dalam perbedaan penampilan kelompok.Pertama, hanya

terdapat perbedaan rata-rata; perbedaan ukuran antara sub kelompok biasanya relative kecil

dibandingkan variabilitas dalam kelompok. Kedua, perbedaan rata - rata skor tes kelompok tidak

dapat dipandang sebagai bukti adanya perbedaan kemampuan secara bawaan. Perbedaan itu

mungkin mencerminkan sejumlah faktor, yang berkaitan dengan lingkungan rumah dan

kesempatan belajar.

Menggunakan tes untuk memprediksi prestasi

Meskipun tes kemampuan bermanfaat untuk memprediksi prestasi akademis, tes - tes ini

hanya merupakan salah satu ukuran dan harus selalu digunakan dengan kombinasi informasi

lain. Misalnya, nilai SMA yang menunjukkan korelasi dengan nilai rata-rata tingkat I yang

hampir sama dengan korelasi yang ditunjukkan oleh skor SAT. Kenyataan tersebut menimbulkan

pertanyaan tentang kegunaan tes masuk. Namun dapat dinyatakan bahwa nilai masuk PT

merupakan penyesuaian keanekaragaman kualitas pendidikan berbagai SMA.

Tes kemampuan bisa memberikan petunjuk yang cukup baik tentang apakah seseorang bisa

membaca dan memahami materi tertentu atau memecahkan masalah kuantitatif. Tetapi tes ini

tidak dapat mengukur masalah sosial, kemauan kerja atau keterampilan pribadi seseorang.

SIFAT DASAR INTELIGENSI

Binet dan simon mengatakan, di dalam inteligensi terdapat suatu kecakapan dasar. David

Wechsler berpendapat bahwa, “intelligensi merupakan himpunan kapasitas untuk bertindak

secara terarah, berpikir secara rasional, dan berhubungan dengan lingkubgan yang efektif”

“Wechsler,1958).

Page 15: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

Pendekatan Faktorial

Salah satu metode untuk memperoleh informasi yang lebih tepat tentang jenis

kemampuan yang menentukan penampilan pada tes inteligensi adalah analisis faktor. Analisi

faktor merupakan teknik metematis yang digunakan untuk menetapkan jumlah minimum

dimensi, atau faktor, yang menimbulkan hubungan yang tampak di antara respon subjek pada

sejumlah tes yang berbeda. Penemu analisi faktor, Charles Spearman, mengemukakan bahwa

individu memilikifaktor inteligensi umum yang disebut faktor g, dalam jumlah yang berbeda-

beda. Menurut Spearman, faktor g merupakan faktor penentu utama hasil pengerjaan butir soal

soa; tes intteligensi. Di samping itu, faktor khusus, yang masing-masing disebut s, berdifat

spesifik untuk kemampuan atau tes tertentu.

Penelitiam beriikutnya, Louis Thurstone (1938),menolak penekanan Spearman pada

inteligensi umum. Inteligensi dapat dipecah menjadi sejumlah kemampuan primer. Untuk

menentukan kemampuan-kemampuan ini, dia menerapkan analisis faktor terhadap hasil sejumlah

tes yang terdiri dari berbagai macam butir soal. Stelah mengkoreksi semua skor tes, Thurstone

menerapkan analisis faktor untuk mendapatkan beberapa faktor dasar. Butir soal yang paling

dapat menggambarkan faktor yang ditemukan digunakan untuk membentuk tes-tes baru; tes-tes

ini kemudian diberikan pada kelompok subjek yang lain dan korelasinya dianalisi kembali.

Setelah mengadakan sejumlah penelitian semacam ini, Thurstone mengidentifikasikan 7 faktor

sebagai kemampuan primer yang dapat digali memalui tes inteligensi: pemahaman verbal (verbal

comprehension), kefasihan kata ( word fluency), angka (number), ruang (space), ingatan

(memory, kecepatan perceptual ( perceptual speed), dan penalaran (reasoning).

Tabel Kemampuan Mental Primer Thurstone

Kemampuan Uraian

Pemahaman verbal (verbal comprehension) Kemampuan untuk memahami makna kata;

tes kosa kata menggali faktor ini.

Kefasihan kata (word fluency) Kemampuan untuk memikirkan kata secara

cepat, seperti mengerjakan anagram

(penukaran huruf dalam kata, sehingga kata

itu mempunyai pengertian lain ) atau

Page 16: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

memikirkan kata-kata yang bersajak.

Angka (number) Kemampuan untuk bekerja dengan angka

dan melakukan perhitungan

Ruang (Place) Kemampuan untuk memvisualisasi

hubungan bentuk ruang, seperti mengenali

gambar yang sama yang disajikan dengan

sudut pandang berbeda.

Ingatan (memory) Kemampuan untuk menginat stimulus verbal

seperti misalnya pasangan kata atau kalimat.

Kecepatan perceptual (perceptual speed) Kemampuan untuk menangkap rincian visual

secara cepat serta melihat persamaan dan

perbedaan di antara objek yang tergambar.

Penalaran (Reasoning) Kemampuan untuk menemukan aturan

umum berdasarkan contoh yang disajikan,

seperti menentukan bentuk keseluruhan

rangkaian setelah disajikan sebagian dari

rangkaian tersebut.

Pendekatan Komponensial

Pendekatan komponensial digambarkan melalui hasil kerja Sternberg (1981,1982) yang

berasumsi bahwa peserta tes memiliki serangkaian proses psikologis yang disebut komponen,

yang bekerja secara teratur untuk menghasilkan respons yang tampak pada tes inteligensi.

Komponen-komponen Inteligensi

Komponen Proses

Meta Komponen (Metacomponents) Proses kendali yang lebih tinggi tingkatnya

yang digunakan dalam perencanan

pelaksanaan dan pengambilan keputusan

dalam pemecahan masalah.

Komponen Penampilan (performance Proses yang menjalankan rencana dan

Page 17: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

components) melaksanakan keputusan yang dipilih oleh

mata komponen.

Komponen pencapaian (acquisition

components)

Proses yang terlibat dalam usahan

mempelajari informasi baru.

Komponen ingatan (retention components) Proses yang terlibat dalam pengingatan

informasi yang sebelumnya telah disimpan

dalam ingatan.

Komponen alih-terap (transfer somponets) Proses yang terlibat dalam pemindahan

informasi yang diingat dari satu situasi ke

situasi yang lain.

Karakteristik umum inteligensi

Komponen mengenai inteligensi yang diidentifikasi oleh Sternberg:

1. Kemampuan untuk belajar dan mengambil manfaat dari pengalaman

2. Kemampuan berpikir atau menalar secara abstrak

3. Kemampuan beradaptasi terhadap hal-hal yang timbuldari perubahan dan ketidakpastian

lingkungan

4. Kemampuan untuk memotivasi diri guna menyelesaikan secara tepat tugas-tugas yang

perlu diselesaikan.

Inteligensi dan kreativitas

Kemampuan yang digali memalui test inteligensi dan tes kreativitas saling tumpang

tindih. Untuk populasi sebagai suatu keseluruhan, skor pada tes inteligensi cenderung berkorelasi

positif dengan skor pada tes kreativitas; orang yang mempunyai IQ di atsa rata-rata cenderung

mencapai skor di atas rata-rata pada tes krativitas. Tetapi di atas taraf inteligensitertentu (IQ

sekitar 120), korelasi yang rendah antara skor inteligensi dan skor kreativitas. Beberapa indivisu

yang mempunyai IQ sangat tinggi memperoleh skor yang rendah pada tes kreativitas. Jadi,

tampaknya kreativitas tidak tergantung pada inteligensi.

Page 18: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

PENGARUH GENETIK DAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN

Hubungan genetik dan intelegensi

Pada umumnya, semakin dekat hubungan genetik, semakin serupa intelegensi yang di tes.

Korelasi rata-rata antara IQ orang tua dan anak kandungnya adalah 0,50; antara orang tua dan

anak angkatnya adalah sekitar 0,25. Kembar identik, karena mereka berkembang dari satu sel

telur, mempunyai hereditas yang persis sama; korelasi IQ mereka sangat tinggi-lebih kurang

0,90. IQ kembar fraternal (yang berkembang dari sel telur yang berbeda dan secara genetik tidak

lebih mirip dibandingkan saudara biasa) mempunyai koefisien korelasi sekitar 0,55.

HUBUNGAN KORELASI

Kembar satu zigot

Diasuh bersama 0,86

Diasuh terpisah 0,72

Kembar dua zigot

Diasuh bersama 0,60

Saudara Kandung

Diasuh bersama 0,47

Diasuh terpisah 0,24

Orang tua/anak 0,40

Orang tua angkat/anak 0,31

saudara sepupu 0,15

Page 19: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

Tetapi meskipun faktor penentu genetik intelegensi cukup kuat, hasil yang diperlihatkan

dalam Tabel 12-10 menunjukkan bahwa lingkungan juga penting. Perhatikan bahwa bila saudara

kandung diasuh dalam lingkungan rumah yang sama, kesamaan IQ akan meningkat. Penelitian

lain menunjukkan bahwa kemampuan intelektual anak yang diadopsi lebih tinggi dibandingkan

hasil prediksi berdasarkan kemampuan orang tua kandungnya (lihat Scarr dan Weinberg, 1976)

Kita dapat memperkirakan berapa bagian variabilitas skor tes yang disebabkan oleh

lingkungan dan berapa bagian yang disebabkan oleh hereditas dari data yang mirip dengan data

yang disajikan dalam tabel 12-10. Beberapa metoda digunakan untuk membuat perkiraan ini;

yang paling umum adalah membandingkan variabilitas kembar identik dan kembar fraternal pada

suatu trait tertentu. Untuk melakukan hal ini, dua nilai diperkirakan: (1) variabilitas total yang

disebabkan oleh lingkungan maupun hereditas Vt, yang didasarkan pada perbedaan diantara

pasangan kembar fraternal, dan (20 variabilitas lingkungan saja Ve, yang didasarkan pada

perbedaan diantara pasangan kembar identik. Perbedaan antara kedua nilai tersebutbmerupakan

variabilitas yang disebabkan oleh faktor genetik Vg. Rasio heritabilitas, atau disebut saja

heritabilitas H, adalah rasio antara variabilitas genetik dan variabilitas total:

H= Vg /Vt

Dengan kata lain, heritabilitas merupakan proporsi dari berbagai macam trait dalam suatu

populasi tertentu yang dapat dikaitkan dengan perbedaan genetik.

Heritabilitas berkisar antara 0 dan 1. Bila kembar identik mempunyai jauh lebih banyak

kemiripan dibandingkan kembar fraternal pada suatu trait tertentu, H mendekati 1. Bila

kemiripan di antara kembar identik kurang lebih sama dengan kemiripan di antara kembar

fraternal, H mendekati O. Misalnya, tinggi badan mempunyai H= -0,90, yang berarti bahwa 90

persen dari keragaman tinggi badan yang tampak pada suatu populasi disebabkan oleh perbedaan

lingkungan. (ini tidak berarti bahwa orang tingginya 5 kali 10 inci tumbuh menjadi oarng yang

tingginya 63 inci karena faktor genetik dan tumbuh 7 inci lagi karena faktor lingkungan. Dalam

pembahasan inteligensi seseorang yang disebabkan oleh hereditas; penggunaan istilah tersebut

dalam hal ini tidak tepat.

Pengaruh Lingkungan

Apa yang terjadi pada individu selama masa perkembanagan akan menentukan di mana letak IQ

seseorang dalam rentang tersebut. Dengan kata lain, gen tidak menentukan perilaku tatapi

Page 20: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

menetapkan rentang kemungkinan respon terhadap lingkungan. Beberapa penelitian menyatakan

bahwa lingkungan yang merugikan menimbulkan efek yang paling besar pada anak-anak yang

mempunyai kemampuan di atas rata-rata (lihat Weisman, 1966; Scarr-Salapatek, 1971.

Kondisi lingkungan yang menentukan perkembangan potensi intelektual

seseorangmancakup nutrisi, kesehatan, kualitas simulasi, iklim emosional rumah, dan tipe umpan

balik yang diperoleh melalui perilaku. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perbedaan IQ

antara anak yang mempunyai status sosial-ekonomi rendah dan anak yang mempunyai status

sosial ekonomi tinggi menjadi semakin besar pada selang waktu antara saat kelahiran dan saat

masuk sekolah (Bayley, 1970), yang menunjkkan bahwa kondisi lingkungan menonjolkan

perbedaan yang timbul pada saat lahir.

Program Head Start Karena anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu

cenderung tertinggal dalam perkembangan kognitif, bahkan sebelum mereka masuk sekolah,

berbagai upaya telah dilakukan untuk memberikan stimulasi intelektual yang lebih banyak pada

anak-anak selama masa awal kehidupan mereka.

Pada umumnya, hasil program pendidikan awal ini memberikan harapan. Anak-anak

yang ikut serta dalam program semacam itu mencapai scor 10 angka lebih tinggi pada tes

Stanford-Binet atau WISC ketika memasuki sekolah serta cenderung lebih percaya diri dan

cakap secara sosial dibandingkan anak-anak yang tidak memperoleh perhatian khusus. Penelitian

berikutnya menunjukkan bahwa program pendidikan awal tersebut memberikan manfaat sosial

yang berkepanjangan. Misalnya, beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengikuti kemajuan

pendidikan sekolah lanjutan anak-anak yang kurang beruntung (terutama yang berkulit hitam)

yang ikut serta dalam program prasekolah ketika mereka berusia 3 tahun. Menjelang usia 15

tahun, siswa-siswa ini memperlihatkan kemajuan yang lebih besar dibandingkan siswa-siswa

dari kelompok kontrol yang telah lulus lebih dulu tetapi sebelumnya tidak mendapatkan

pengalaman prasekolah.

Program “Head Start” telah menunjukkan bahwa stimulasi intelektual awal dapat

menimbulkan dampak yang signifikan pada prestasi sekolah dikemudian hari. Program yang

secara aktif melibatkan orang tua –membangkitkan minat mereka terhadap perkembangan anak

mereka dan menunjukkan pada mereka cara memelihara lingkungan rumah yang lebih

menggairahkan-cenderung memberikan hasil yang paling baik.

Page 21: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

Efek perubahan lingkungan terhadap prestasi intelektual yang lebih dramatis

dibandingkan program “Head Start” diperlihatkan oleh penelitian pada anak yang tinggal di

daerah pemukiman Israel. Selama beberapa tahun, Israel dihadapkan pada masalah perbedaan

intelegensi dan latar belakang pendidikan diantara orang-orang yahudi dari berbagai asal budaya.

Kemampuan intelektual rata-rata orang Yahudi Eropa pada umumnya lebih tinggi dibandingkan

kemampuan intelektual rata-rata orang Yahudi di negara-negara Arab. Perbedaan IQ rata-rata

antara kedua kelompok itu setidak-tidaknya sama dengan perbedaan rata-rata orang kulit hitam

dan kuli putih di AS.

TES KEMAMPUAN DALAM PERSPEKTIF

Tes kemampuan merupakan salah satu alat psikologi yang paling banyak digunakan dan agar

dapat dimanfaatkan dengan baik harus dipandang secara realistik. Salah satu yang perlu dibahas adalah

penggunaan tes kemampuan untuk penempatan di sekolah. Anak-anak yang mendapatkan skor rendah

bisa ditempatkan di “jalur” yang lebih lamban atau ditempatkan dikelas khusus untuk “siswa yang

lamban”;anak-anak yang memperoleh skor tinggi dapat ditempatkan dalam program kilat atau program

“pengayaan.” Bila sekolah tidak mengadakan penilaian kembali secara periodik dan kelas “siswa yang

lamban” tidak menekankan keterampilan akademis, penempatan pertama seorang anak akan menentukan

masa depan akademis anak tersebut.

Penggunaan tes untuk mengklasifikasikan siswa merupakan masalah sosial yang kontroversial,

karena sebagian anak minoritas yang kurang mampu ditempatkan di kelas khusus untuk siswa yang

lambat berdasarkan skor mereka pada tes intelegensi kelompok dan tes prestasi. Gugatan resmi yang

diajukan oleh beberapa orang tua siswa mendorong sejumlah negara bagian di AS melarang penggunaan

tes intelegensi kelompok untuk klasifikasi.

Tes kemampuan juga dapat digunakan secara diagnostik untuk meningkatkan kesempatan

pendidikan anak-anak minoritas yang kurang mampu. Anak yang mencapai skor rendah pada tes

intelegensi kelompok ( dan tes-tes semacam ini seharusnya hanya digunakan sebagai alat saringan

pertama) harus mendapatkan evaluasi yang lebih intensif. Pengetesan indovidual dapat membantu

mengungkapkan:

1. Apakah skor tes kelompok menunjukan penilaian yang akurat tentang kemampuan anak itu

saat ini

Page 22: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

2. Kelebihan dan kelemahan intelektual tertentu dari anak tersebut,dan

3. Program pengajaran yang paling baik untukmenigkatkan keterampilan.

Perbandingan antara skor tes intelegensi dan skor tes pretasi sering memberikan informasi yang

berharga. Misalnya , anak yang mempunyai skor tes prestasi rendah dalam bidang matematika

atau membaca mungkin mencapai skor yang cukup tinggi pada tes integensi.

Pertanyaan

1. Apa perbedaan antara tes bakat dan tes prestasi?

Jawaban:

Tes tentang pengetahuan prinsip mekanika bisa diberikan diakhir kuliah ilmu mekanika

untuk mengukur penguasaan materi kuliah- untuk menetapkan ukuran prestasi. Tes

dengan pertanyaan yang sama bisa dimasukkan dalam rangkaian tes yang disusun untuk

menyeleksi para pelamar pelatihan pilot, karena pengetahuan tentang prinsip mekanika

diakui sebagai prediktor keberhasilan penerbangan yang baik. Tes yang terakhir ini

dianggap sebagai ukuran bakat karena hasilnya digunakan untuk memprediksi

penampilan sebagai kader pilot.

2. Kapan sebuah tes dapat dikatakan valid dan realibel?

Jawaban

Sebuah tes dapat dikatakan reliable jika hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya.hasil pengukuran yang dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali

pengukuran terhadap kelopmpok subjek yang sama diperoleh hasil yang relative

sama.pengertian relative menunjukkan bahwa ada toleransi terhadap perbedaan –

perbedaan diantara hasil pengukuran,dan jika perbedaan itu terlalu besar dari

waktu ke waktu,maka hasil pengukuran itu tidak dapat dipercaya atau tidak

reliable.

Page 23: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

Sebuah tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabilates terseebut

menjalankan fungsi ukurnya,atau memberikan hasil ukur yang tepat dan

akurat.suatu tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan

diadakannya pengukuran dikatakann sebagai tes yang memiliki validitas

rendah.sisi yang sangat penting dalam konsep validitas adalah kecermatan

pengukuran.

3. sebutkan dan jelaskan subtes yang diukur pada skala verbal pada tes WAIS

Jawaban

a. Information : berisi pertanyaan mengenai informasi umum

(pengetahuan umum)

b. Comprehension : mengukur informasi praktis kemampuan untuk

mengevaluasi pengalaman seseorang

c. Aritmatic : berisi soal verbal yang mengukur penalaran aritmatika

d. Similarities : Menanyakan kesamaan objek atau konsep, mengukur

pemikiran abstrak

e. Digit span : serangkaian angka yang disajikan secara auditoris,

diulang dari depan atau dari belakang, dan mengukur

perhatian ingatan di luar kepala

f. Vocabulary : Mengukur pengetahuan kata.

4. Apakah hal-hal yang penting dalam pembahasan perbedaan penampilan kelompok?

Jawaban:

Pertama adalah hanya terdapat perbedaan rata-rata; ukuran perbedaan antarsubkelompok biasanya relatif kecil dibandingkan variabilitas dalam kelompok.Kedua, perbedaan rata-rata tes kelompok tidak dapat dipandang sebagai bukti adanya kemampuan secara bawaan.

5. .Mengapa tes kemampuan harus dikombinasikan dengan informasi lain untuk memprediksi prestasi akademis?

Page 24: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

Jawaban:

Karena tes kemampuan hanya memberikan petunjuk tentang apakah seseorang dapat

membaca dan memecahkan masalah kuantitatif sehingga diperlukan informasi lain dan

harus dievaluasi secara bersama.

6. berbagai upaya telah di lakukan untuk mengembangkan tes lintas budaya ,tetapi

mengapa hasilnya belum bisa banyak di harapkan ?

jawaban :

karena ,pertama ,tes lintas budaya tidak memprediksi penampilan skolastik

( penampilan kerja dan beberapa hal) sebaik tes kemampuan yang lebih

konvensional,karena apa yang di anggap baik di sekolah ,di teempat kerja atau di

tempat lainnya juga tergantung pada factor budaya.kedua ,seringkali perbedaan

kelompok pada tes lintas budaya tidak kurang besar di bandingkan perbedaan

pada tes yang hendak di gantikannya.

7. . Sebutkan karakteristik umum inteligensi yang diidentifikasi oleh Sternberg!

Jawaban ::

Kemampuan untuk belajar dan mengambil manfaat dari pengalaman, Kemampuan

berpikir atau menalar secara abstrak,Kemampuan beradaptasi terhadap hal-hal yang

timbuldari perubahan dan ketidakpastian lingkungan dan Kemampuan untuk memotivasi

diri guna menyelesaikan secara tepat tugas-tugas yang perlu diselesaikan.

8. Thurstone mengidentifikasikan 7 faktor sebagai kemampuan primer yang dapat

digali memalui tes inteligensi, Jelaskan! pemahaman verbal (verbal

comprehension), kefasihan kata ( word fluency), angka (number), ruang (space),

ingatan (memory, kecepatan perceptual ( perceptual speed), dan penalaran

(reasoning).

Jawaban :

Kemampuan Uraian

Pemahaman verbal (verbal comprehension) Kemampuan untuk memahami makna kata; tes

Page 25: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

kosa kata menggali faktor ini.

Kefasihan kata (word fluency) Kemampuan untuk memikirkan kata secara

cepat, seperti mengerjakan anagram

(penukaran huruf dalam kata, sehingga kata itu

mempunyai pengertian lain ) atau memikirkan

kata-kata yang bersajak.

Angka (number) Kemampuan untuk bekerja dengan angka dan

melakukan perhitungan

Ruang (Place) Kemampuan untuk memvisualisasi hubungan

bentuk ruang, seperti mengenali gambar yang

sama yang disajikan dengan sudut pandang

berbeda.

Ingatan (memory) Kemampuan untuk menginat stimulus verbal

seperti misalnya pasangan kata atau kalimat.

Kecepatan perceptual (perceptual speed) Kemampuan untuk menangkap rincian visual

secara cepat serta melihat persamaan dan

perbedaan di antara objek yang tergambar.

Penalaran (Reasoning) Kemampuan untuk menemukan aturan umum

berdasarkan contoh yang disajikan, seperti

menentukan bentuk keseluruhan rangkaian

setelah disajikan sebagian dari rangkaian

tersebut.

9. Jelaskan hal apasajakah yang mempengaruhi inteligensi seseorang?

Jawaban:

1. Pengaruh Genetik

Karena sebagian besar adanya bukti tentang pewarisan intelegensi yang berasal dari

penelitian yang mengkorelasikan IQ dengan berbagai tingkat hubungan genetik. Yang mana pada

umumnya, semakin dekat hubungan genetik semakin serupa intelegensi yang di tes. Yang

terbukti dengan korelasi rata-rata antara IQ orang tua dan anak kandungnya adalah 0,50; antara

orang tua dan anak angkatnya adalah sekitar 0,25.

Page 26: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

Kembar identik, karena mereka berkembang dari satu sel telur, mempunyai hereditas

yang persis sama; korelasi IQ mereka sangat tinggi-lebih kurang 0,90. IQ kembar fraternal (yang

berkembang dari sel telur yang berbeda dan secara genetik tidak lebih mirip dibandingkan

saudara biasa) mempunyai koefisien korelasi sekitar 0,55.

2. Pengaruh Lingkungan

Meskipun faktor genetik cukup kuat, hasil penelitian juga menunjukan bahwa lingkungan

juga penting. Perhatikan bahwa bila saudara kandung diasuh dalam lingkungan rumah yang

sama, kesamaan IQ akan meningkat. Penelitian lain menunjukkan bahwa kemampuan intelektual

anak yang diadopsi lebih tinggi dibandingkan hasil prediksi berdasarkan kemampuan orang tua

kandungnya (lihat Scarr dan Weinberg, 1976).

Apa yang terjadi pada individu selama masa perkembanagan akan menentukan di mana

letak IQ seseorang dalam rentang tersebut. Dengan kata lain, gen tidak menentukan perilaku

tatapi menetapkan rentang kemungkinan respon terhadap lingkungan. Beberapa penelitian

menyatakan bahwa lingkungan yang merugikan menimbulkan efek yang paling besar pada anak-

anak yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata (lihat Weisman, 1966; Scarr-Salapatek,

1971.

10.Apakah fungsi tes kemampuan dalam penempatan kelas murid di sekolah ?

Jawaban :

1) Membantu guru memecah suatu kelas yang terdiri dari sejumlah siswa yang memiliki berbagai macam kecakapan menjadi kelompok belajar yang homogen .

2) Dapat di gunakan secara diagnostik untuk meningkatkan kesempatan pendidikan anak – anak minoritas yang kurang mampu. Anak yang mencapai skor rendah pada tes intelegensi kelompok harus mendapatkan evaluasi yang lebih intensif.

Page 27: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

KESIMPULAN

Jadi yang dapat disimpulkan dari pembahasan materi di atas adalah sebagai berikut :

Tes kemampuan berkisar dari tes bakat (aptitude test yang dirancang untuk memprediksi apa

yang dapat dilakukan seseorang jika dilatih), dan tes prestasi (achievement test yang mengukur

keterampilan yang telah dicapai dan menunjukkan apa yang dapat dilakukan seseorang pada saat

ini).

Agar bermanfaat, tes harus memenuhi ketentuan atau syarat tertentu.syaratnya adalah reliable dan

memiliki validitas yang tinggi.reliabilitas menyatakan apakah skor suatu tes konsisten.sedangkan

validitas menyatakan sejauh mana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur.keseragaman

prosedur tes diperlukan agar suatu tes sahih dan andal

Tes intelegensi pertama dikembangkan oleh psikolog perancis Alfred binet,yang mengemukakan

konsep usia mental yang menjelaskan bahwa mental anak cerdas berada di atas usia

kronologisnya dan mental anak lamban berada di bawah usia kronologisnya.revisi skala binet

menggunakan IQ sebagai indeks perkembangan mental.IQ menggambarkan intelegensi sebagai

rasio antara usia mental (MA) dengan usia kronologi (CA).

Skor tes kemampuan berkorelasi cukup tinggi dengan dengan kecerdasan dan prestasi akademis.

Tetapi skor itu tidak mengukur motivasi,kepemimpinan,dan karakteristik lain yang penting untuk

mencapai keberhasilan.

Intelegensi merupakan kapasitas umum untuk menalar.thurstone menggunakan analisis faktor

untuk mendapatkan tujuh kemampuan mental primer yang di anggapnya sebagai elemen dasar

intelegensi.

Penelitian yang mengkorelasikan IQ orang dari berbagai tingkat hubungan genetic menunjukkan

bahwa hereditas memainkan peranan dalam intelegensi.namun, perkiraan heritabilitas bisa

berbeda – beda; faktor lingkungan seperti nutrisi,stimulasi intelektual, dan iklim emosional rumah

akan mempengaruhi IQ seseorang dalam rentang reaksi yang ditentukan oleh hereditas.

Meskipun memiliki keterbatasan , tes keemampuan masih merupakan metode yang paling

objektif untuk menilai kemampuan individu, dan skor dari tes harus selalu dipertimbangkan

bersama informasi yang lain.

Page 28: Kemampuan Mental Dan Pengukuran

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Rita L., Atkinson, Richard C. , Hilgard, Ernest R.1987.Pengantar Psikologi Jilid II, Jakarta:

Penerbit Erlangga.

http://sendawakurasapisang.blogspot.com/2012/05/kemampuan-mental-pengukurannya.html

http://psikologi-kencana.blogspot.com/2012/06/sejarah-pengukuran-intelegensi.html